evaluasi pengelolaan dana qardhul hasan pada …

109
EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA SEJUMLAH BMT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : AHMAD FAUZI NIM: 109046100010 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA

SEJUMLAH BMT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

AHMAD FAUZI

NIM: 109046100010

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014M

Page 2: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 3: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EVALUASI PENGEL0LAAN DANA eARDHUL HASAN PADASEJUMLAH BMT telah diujikan dalam Sidang N{unaqasyah Fakultas Syariah danHukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16Januari 2AA. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjariaEkonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, I 6 Januari 2014

ahui,Itas S dan Hukum

,oz--,

in Suma550505 198203 1 012

PANITIA

Ketua

UJIAN

: Dr. Euis Amalia. M.AgNIP. r9710701 199803 2002

: Mu'min Rouf. MANIP. 19700416 199703 1 004

: Asep Saepudin.Iahar. MA. Ph.DNIP. 19691216 199603 I 00t

: Dr. H. Sumuran Harahap. M.Ag.NrP. 19530320 197903 I 002

: Afwan Faizin. MANrP. 19721026 2003t21 001

Sekretaris

Pembimbing

Penguji I

Penguji II

,... . . ...)t -*t7.

e/t/'

ill

Page 4: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

LEMBAR PER}IYATAAI\

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajikan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memfer,lleh gelar strata 1 di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gUnakan dalam penulisan ini telah saya canfumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta" Januari 2014

1.

aJ.

Page 5: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

i

ABSTRAK

Nama : Ahmad Fauzi

NIM : 109046100010

Program Studi : Muamalat

Judul : Evaluasi Pengelolaan Dana Qardhul Hasan pada Sejumlah BMT

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) pada dasarnya mempunyai 2 fungsi yaitu

baitul maal dan baitul tamwil. Akan tetapi BMT lebih tertarik menyalurkan

pembiayaan yang sifatnya komersil atau pembiayaan tamwil. Karena pembiayaan

baitul maal atau qardhul hasan dianggap sebagai produk yang sulit mendapatkan

keuntungan yang sifatnya tolong menolong. Pengelolaan dana maal disetiap BMT

berbeda-beda, khususnya pembagian dana qardhul hasan. Karena disetiap BMT

mempunyai pemasukan dan pengeluaran yang berbeda. Tugas BMT adalah

mengelolanya dan menyalurkannya agar tepat sasaran. Maka dari itu perlu adanya

kebijakan untuk membagi berapa persentase dana yang dialokasikan untuk

pembiayaan qardhul hasan pertahunnya. Permohonan kembali pembiayaan qardhul

hasan juga perlu di cermati jika mitra sudah berkembang usahanya dan bisa mandiri.

Maka dari itu perlu adanya kebijakan dari BMT untuk memberikan kembali

pembiayaan dana qardhul hasan atau merubahnya ke pembiayaan tamwil yang

sifatnya komersil.

Metodologi penelitian yang dipakai menggunakan metode kualitatif

deskripstif. Yaitu dengan melakukan penelitian kepustakaan yaitu teknik

pengumpulan data melalui sumber tertulis. Penelitian lapangan dengan melakukan

observasi dan wawancara dengan pimpinan atau staf yang bertanggung jawab atas

program pembiayaan qardhul hasan sehingga mendapat data-data yang akurat yang

dibutuhkan dalam proses penelitian.

Kata kunci: Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Pembiayaan dan Qardhul Hasan

Dosen Pembimbing: Asep Saepudin Jahar, M.A, Ph.D

Page 6: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

ii

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حيم

Alhamdulillahi rabbil al-‘alamin, segala puji dan syukur tak hentinya penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

yang telah melimpahkan segala nikmat dan anugerah, sehingga skripsi yang berjudul:

“Evaluasi Pengelolaan Dana Qardhul Hasan Pada Sejumlah BMT” dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri

tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai

akhir zaman.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidaklah

terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang sebesaar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu’min Rauf, MA, selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat Perbankan Syariah yang telah membantu

penulis secara tidak langsung dalam menyikapi skripsi ini.

Page 7: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

iii

3. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

nasihat dan saran serta kritikan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi pustaka.

5. Kedua orang tuaku Ayahanda Naswan Hamzah dan Ibunda Atikah yang telah

memberikan segalanya dan do’a restunya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kakak-kakak ku yang kusayangi Nurlailah SE, Eri Cahyo Widodo SE,

Nasrulloh SE,Sy, Nurazizah S.Pdi, Syafrizal yang banyak memberi masukan

kepada penulis dan keponakanku Jeehan Kirana Suci dan Naura Syifa

Maulida.

7. Para pimpinan dan staff BMT Ta’awun, BMT Al Azhar dan BMT Al Kariim

yang telah bersedia menjadi objek penelitian dan meluangkan waktunya untuk

pengambilan data dan wawancara.

8. Teman-teman PSA’2009 yang banyak membantu memberikan masukan, saran

dan kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

9. Teman-teman Daarul Muta’allimin Group dan Keluarga besar BEKSI

Tradisional H. Hasbulloh khususnya guru besar Bapak Sabenuh Masir yang

telah memberikan pengertian, semangat dan do’a kepada penulis agar cepat

menyelesaikan studi dan skripsi ini.

Page 8: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

iv

10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini baik dukungan

moril, materil dan doanya yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu

namun tidak mengurangi rasa hormat.

Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan para pihak kepada penulis

diterima oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang berlipat ganda. Dengan segala

kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, besar harapan

penulis semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya

bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi setiap langkah kita. Amin.

Jakarta, Januari 2014

Ahmad Fauzi

Page 9: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 8

C. Rumusan Masalah ………………………………………… 8

D. Tujuan dan Manfaat ………………………………………… 9

E. Review Studi Terdahulu ………………………………… 10

F. Kerangka Teori dan Konseptual ………………………… 16

G. Metode Penelitian ………………………………………… 20

Page 10: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

vi

H. Sistematika Penelitian ………………………………………… 21

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembiayaan ………………………………………… 23

1. Pengertian Pembiayaan ………………………………… 23

2. Prinsip-Prinsip Pembiayaan ………………………… 24

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ………………………… 25

B. Konsep Qardhul Hasan ………………………................ 27

1. Pengertian Qardhul Hasan ………………………………… 27

2. Landasan Syariah ………………………………………… 29

3. Rukun dan Syarat ………………………………………… 32

4. Sumber Dana ………………………………………… 33

5. Aplikasi dalam Lembaga Keuangan ………………… 34

6. Manfaat Qard ………………………………………… 34

7. Ketentuan Qard ………………………………………… 35

C. Konsep Manajemen/Pengelolaan ………………………… 36

1. Pengertian Manajemen ………………………………… 36

2. Sarana Manajemen ………………………………………… 36

3. Fungsi Manajemen ………………………………………… 37

BAB III : Gambaran Umum Tentang BMT

A. Pengertian Baitul Maal wa Tamwil (BMT) ………………… 40

Page 11: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

vii

B. Prinsip BMT ………………………………………………… 41

C. Fungsi BMT ………………………………………………… 42

D. Pendirian dan Permodalan BMT ………………………… 43

E. Struktur Organisasi ………………………………………… 45

F. Status BMT ………………………………………………… 46

G. Produk-Produk BMT ………………………………………… 47

H. Kesehatan BMT ………………………………………………… 52

BAB IV : Pengelolaan Qardhul Hasan di BMT

A. BMT Ta’awun ………………………………………………… 54

B. BMT Al Azhar ………………………………………………… 60

C. BMT Al Kariim ………………………………………………… 66

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan …………………………………………............ 71

B. Saran ………………………………………………………… 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1.1

Kerangka Berpikir ………………………………………………………. 19

Gambar 3.1

Struktur Organisasi BMT(Sederhana) ………………………………. 45

Gambar 3.2

Cara Kerja Perputaran Dana BMT ………………………………. 49

Tabel 4.1

Data Tahunan Qardhul Hasan Ta’awun ………………………………. 57

Page 13: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

1

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Keadaan ekonomi pada zaman sekarang ini sangatlah kompetitif. Manusia

bekerja mencari nafkah sehari-hari untuk menghidupi kebutuhan hidup di dunia. Dan

manusia juga harus mempersiapkan bekal hidupnya di kemudian hari nanti. Segala

resiko yang akan terjadi nantinya tidak bisa di hindari namun bisa di minimalisir.

Semua orang sadar akan kebutuhannya nanti di kemudian hari yang sangat penting,

dengan demikian orang akan berlomba-lomba untuk menabung dan berinvestasi.

Untuk bisa menabung dan berinvestasi, seseorang harus berusaha kerja keras dengan

berusaha menjadi karyawan atau menjadi wirausaha. Untuk memulai suatu usaha

pastinya memerlukan modal yang cukup. Dan untuk mendapatkan modal bisa melalui

pinjaman orang pribadi atau dengan meminjam ke lembaga formal atau lembaga non

formal. Dengan cara ini lah seseorang akan mendapatkan penghasilan untuk

mengumpulkan bekal di kemudian hari. Dukungan regulasi dan fasilitas pemerintah

sangat diperlukan bagi tumbuh kembangnya usaha rakyat berbasis syariah, ini

sehingga ketimpangan pendapatan dapat segera diatasi dalam tempo yang tidak

terlalu lama.1

Banyak bank-bank yang tersebar di seluruh Indonesia, namun pada

kenyataannya belum mampu menyentuh masyarakat kalangan menengah ke bawah.

1 Euis Amalia, “Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam”, Jurnal Iqtishad, vol. 1, no. 1 (Februari

2009), h.106.

Page 14: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

2

Masyarakat lapisan bawah pada umumnya nyaris tidak tersentuh oleh (undeserved)

dan tidak dianggap memiliki potensi dana oleh lembaga keuangan formal, sehingga

menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhambat pada tingkat subsistensi saja.2

Faktanya, mayoritas UKM dan masyarakat terjebak pada money lender (rentenir)3

karena mungkin saja dana yang di butuhkan tidak terlalu banyak.

Perbankan syariah di Indonesia keberhasilannya tidak bisa lepas dengan

adanya Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Penyaluran dana untuk

pembiayaan mikro di salurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS),

diantaranya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS) dan Koperasi. Saat ini LKS banyak dilirik sebagai jawaban atas masalah

kemiskinan dan pengangguran sebab seperti telah terbukti dibeberapa negara islam

misalnya Banglades dengan Grameen Banknya yang terkenal.4

BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al maal

al tamwil. Baitul maal dan baitul tamwil menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

BMT sebagai pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan

syariah.5 BMT didirikan dalam bentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau

Koperasi. Hingga akhir 2012 ini, sudah ada 3.900 BMT. Sebanyak 206 di antaranya

2 Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2005), h.125. 3 Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hal.68

4 Djawahir Hejazziey, “Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM)

Melalui Lembaga Keuangan Syariah(LKS) Untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran”, Jurnal Iqtishad, vol. 1, no. 1 (Februari 2009), h.121.

5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:

Ekonisia, 2007), h.96.

Page 15: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

3

bergabung dalam asosiasi BMT seluruh Indonesia.6 Pada 2005 seluruh aset 96 BMT

yang menjadi anggota asosiasi mencapai Rp 364 miliar. Pada 2006, aset tumbuh

menjadi Rp 458 miliar, dan hingga akhir 2011 jumlah aset mencapai Rp 3,6 triliun

dari 206 BMT yang bergabung di asosiasi.7 Beberapa BMT memiliki kantor

pelayanan lebih dari satu. Jika di tambah faktor mobilitas yang tinggi dari para

pengelola BMT untuk “jemput bola”, maka sosialisasi keberadaan BMT tealah

masif.8 Wilayah operasionalnyaa pun sudah mencakup daerah perdesaan dan

perkotaan, di pulau jawa dan luar jawa.

Secara kelembagaan BMT di dukung oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil

(PINBUK). Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya

BMT menetaskan usaha kecil.9 UU yang terkait dengan keberadaan BMT

dianataranya adalah UU no. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, UU no. 17

tahun 2012 tentang Perkoperasian dan UU no. 1 tahun 2013 tentang Lembaga

Keuangan Mikro (LKM). Selain itu berhubungan dengan semua UU tersebut, maka

UU no. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga perlu diperhatikan

oleh BMT, mengingat dalam UU LKM mengaitkan LKM termasuk BMT dengan

OJK. Selama ini BMT harus juga dijalankan berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KepMen) no. 91 tahun 2004 tentang

6 “Aset BMT Tumbuh Signifikan”, Artikel di akses pada 30 April 2013 dari

http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268 7 Ibid

8 “Islamic Mikrofinance di Indonesia”, Sharing edisi 47 (November 2010), h.24.

9 M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1999), hal.431.

Page 16: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

4

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).10

Penggunaan dana hukum kelompok swadaya masyarakat dan koperasi untuk BMT ini

di sebabkan karena BMT tidak termasuk kepada lembaga keuangan formal yang di

jelaskan UU. No. & tahun 1992 dan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan.

Kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 yang memberikan

landasan operasi yang lebih jelas bagi perbankan syariah sehingga telah memiliki

landasan yuridis dan legitimasi yang kuat. Meskipun dalam undang-undang tersebut

tidak disebutkan sebagai suatu jenis bank tersendiri disamping bank umum dan BPR,

tetapi suatu bank umum atau BPR boleh melakukan usahanya tidak berdasarkan atas

bunga tetapi berdasarkan prinsip syari’ah.11

BMT sangatlah berbeda dengan BPRS

karena legalitas BMT ada di bawah tanggung jawab Departemen Koperasi dengan

asas kekeluargaan dikelola secara bersama, sedangkan BPRS di bawah tanggung

jawab PT yang diakui atau direkomendasikan BI. BMT tidak diaudit oleh BI,

sedangkan BPRS diaudit oleh BI dan Menkeu.12

Salah satu pengertian BMT adalah Baitul al-mal. Baitul mal adalah bagian

dari kegiatan BMT yang di jalankan tanpa mencari keuntungan yang sifatnya sosial.

13 BMT berfungsi sebagai pengemban amanah, serupa dengan amil zakat,

10

“BMT Dikepung Oleh Undang-Undang”, Artikel di akses pada 1 Mei 2013 dari

http://abiaqsa.blogspot.com/2013/03/bmt-dikepung-oleh-undang-undang.html 11

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, (Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1999), h.121. 12

Subandikot. “Kenapa BMT Belum Mau Jadi Bank Syariah”, Artikel di akses pada 1 Mei 2013

dari http://ib.eramuslim.com/2010/01/22/kenapa-bmt-belum-mau-jadi-bank-syariah/ 13

Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.85.

Page 17: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

5

menyalurkan dana langsung kepada pihak yang berhak dan membutuhkan. Sumber

dananya berasal dari zakat, infak dan sedekah, serta dari bagian laba BMT yang

disisihkan untuk tujuan dari baitul mal. Imam Al-Ghazali dalam al-Mustasyfa

mengemukakan bahwa tujuan utama syariah adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia yang terletak pada pemeliharaan iman, hidup, akal, keturunan

dan harta.14

Hal ini sesuai dengan fungsi BMT yaitu memberdayakan masyarakat.

Tugas BMT di atas sudah jelas untuk membantu mengelola dana zakat, infaq

dan sedekah. Tetapi terkadang dana zakat yang di kumpulkan di kampung-kampung

tidak di kelola dan di salurkan dengan baik. Misalnya ada penumpukan dana di Amil

atau Mustahik mendapat bagian sangat berlebih karena tidak di kelola dengan baik

dan penyalurannya tidak merata. Penyaluran zakat yang dilaksanakan masyarakat

hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan sesaat (konsumtif).

Alokasi penggunaan dana zakat yang diterima oleh Mustahik tidak dipergunakan

sebagaimana mestinya. Sebagai salah satu contoh ada satu kasus disalah satu

Lembaga Amil Zakat, dimana Mustahik menerima bagian zakat fitrahnya berupa

beras, ternyata dijual kembali dan dibelikan minuman keras.15

Pengelolaannya ini

tidak di sertai target adanya kemandirian sosial maupun kemandirian ekonomi

misalnya zakat di salurkan dengan begitu saja sehingga Mustahik menjadi konsumtif

bahkan ada yang ke arah konsumsi negatif.

14

Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h.11.

15 M. Nur Rianto Al Arif, Jurnal Iqtishad Vol. 3 No. 1(Februari 2009), h.143

Page 18: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

6

Sifat zakat ada 2 yaitu bersifat konsumtif dan bersifat produktif. Zakat yang

bersifat konsumtif adalah zakat yang di berikan hanya 1 kali. Sesuai dengan

penjelasan UU No. 38 tahun 1999 pasal 28. Mustahik delapan asnaf ialah fakir,

miskin, mualaf, riqob, garimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan zakat yang

bersifat produktif dapat diberikan apabila kebutuhan mustahik yang delapan sudah

terpenuhi dan terdapat kelebihan. Adapun pendayagunaan dana zakat, infak, sedekah,

hibah, wasiat, waris, dan kafarat di utamakan untuk usaha yang produktif agar

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.16

Dana zakat yang bersifat produktif seperti yang telah di jelaskan di atas biasa

disebut dana qardul hasan atau pinjaman lunak yang di berikan kepada mustahik.

Salah satu ciri istimewa di lembaga keuangan syariah adalah tersedianya fasilitas

kredit kebaikan (Al-Qardh Al-Hasan) yang diberikan secara cuma-cuma.17

Pengertian

qardul hasan sendiri yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat di tagih atau

di minta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.18

Dalam ilmu ekonomi, qardhul hasan bisa disebut juga dengan pinjaman lunak.

Karena sesuai dengan konsep pemberdayaan maka aktivitas sosial (non profit

oriented) seperti pengorganisasian dan penguatan kelompok di tingkat komunitas

16

Didin Hafiduddin, Problematika Kontemporer Arkulasi Proses Politik Bangsa. (Jakarta: Forum Zakat, 2003), hal. 95.

17 Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h.128. 18

Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani, 2001), hal. 131.

Page 19: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

7

(jamaah) menjadi langkah awal sebelum masuk pada aktivitas yang mendatangkan

profit (seperti pinjaman/pembiayaan).19

Setiap tahunnya BMT mendapatkan dana zakat, infaq dan sedekah. Tugas

BMT adalah mengelolanya dan menyalurkannya agar tepat sasaran. Di setiap BMT

mempunyai pemasukan dan pengeluaran yang berbeda-beda. Maka dari itu perlu

adanya kebijakan untuk membagi berapa persentase dana yang di alokasikan untuk

pembiyaaan qardhul hasan tersebut. Misalnya saja pada Bank Syariah Mandiri, sejak

tahun 2000 pembiayaan UKM selalu berada diatas kisaran 50% dari total pembiayaan

dan terus meningkat disetiap tahunnya.20

Dengan memberikan pembiayaan ini,

pergulatan usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan usaha terutama

yang kesulitan mendapatkan modal kerja akan teratasi.21

Jadi mitra dan BMT sama-

sama berkembang.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk membahas lebih

rinci, sejauh mana kinerja BMT dalam menganggarkan dana qardhul hasan dari

keseluruhan dana maal. Hal tersebut yang akan dituangkan dalam sebuah karya

19 Baihaqi Abdul Majid, “Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Di Pedesaan Melalui BMT Dan

Koperasi”, Artikel di akses tanggal 30 April 2013

http://darussalambengkulu.wordpress.com/2012/06/17/pemberdayaan-ekonomi-rakyat-di-pedesaan-

melalui-bmt-dan-koperasi-syariah/

20 Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h.131. 21

Djawahir Hejazziey, “Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) melalui Lembaga Keuangan Syariah (LKS) untuk mengentaskan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran”. Jurnal Iqtishad, vol. 1, no. (1 Februari 2009), h.125.

Page 20: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

8

ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul: “Evaluasi Pengelolaan Dana Qardhul

Hasan pada Sejumlah BMT”.

B. Identifikasi Masalah

1. Berapa persentase pembagian untuk pembiayaan qardhul hasan dari keseluruhan

dana ZIS?

2. Berapa lama jangka waktu mitra untuk menggunakan pembiayaan qardhul

hasan?

3. Bagaimana kebijakan BMT jika mitra terlambat mengembalikan dana qardhul

hasan?

4. Bagaimana kebijakan BMT jika mitra tidak bisa mengembalikan dana qardhul

hasan?

5. Bagaimana jika mitra ingin meminjam kembali dengan dana yang besar untuk

pengembangan usahanya?

6. Apakah bisa terjadi perubahan akad jika mitra ingin meminjam kembali dengan

dana yang besar?

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebijakan BMT Ta’awun, BMT Al Kariim dan BMT Al Azhar

menganggarkan berapa besar persentase untuk pembiayaan qardhul hasan dari

keseluruhan dana maal nya?

Page 21: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

9

2. Bagaimana kebijakan BMT Ta’awun, BMT Al Kariim dan BMT Al Azhar

melayani mitra pengguna dana qardhul hasan yang ingin meminjam modal

kembali untuk pengembangan usahanya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan

1. Mengetahui pengelolaan dana qardhul hasan di BMT.

2. Mengetahui kebijakan yang di lakukan BMT untuk penganggaran dana

qardhul hasan.

3. Mengetahui kebijakan BMT jika mitra ingin meminjam modal lagi untuk

pengembangan usahanya yang dahulu menggunakan dana qardhul hasan.

Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk:

1. Manfaat Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu bagi civitas

akademik pendidikan khususnya dalam hal pengelolaan dana qardhul

hasan di BMT terhadap usaha masyarakat pada BMT tersebut. Dan juga

sebagai masukan serta referensi bagi pihak-pihak yang melakukan

penelitian serupa. Selain itu, menjadi bahan kajian atau pemikiran bagi

lembaga keuangan non bank khususnya pada pengembangan pembiayaan

Qardhul Hasan di setiap BMT.

Page 22: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

10

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah Ilmu tentang pengelolaan dana qardhul hasan di

setiap BMT, dan untuk memperluas pengetahuan di dunia kerja

khususnya dilembaga keuangan yang berbasis syariah, sehingga

kedepan mampu memberikan kontribusi pada dunia keuangan syariah.

b. Bagi BMT

Dapat dijadikan pertimbangan BMT dalam mengambil

keputusan untuk pemberian pembiayaan, khususnya dalam pemberian

pembiayaan Qardhul Hasan sehingga kedepan dapat lebih

berkembang

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi yang

lengkap mengenai BMT kepada masyarakat, khususnya pengusaha

kecil dalam mengambil keputusan untuk memperoleh modal. Sehingga

dikemudian hari masyarakat tergerak untuk menggunakan pembiayaan

dana Qardhul Hasan, serta meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan BMT di tanah air.

E. Review Studi Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang berkaitan

dengan penelitian yang kita jalankan sekalipun arah tujuan yang di teliti berbeda.

Page 23: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

11

Dari penelitian ini penulis menemukan beberapasumber kajian lain yang telah lebuh

dahulu membahas terkait dengan Qardhul Hasan, diantaranya adalah:

No Nama Penulis/

Judul skripsi,

jurnal/ Tahun

Substansi Perbedaan dengan

penulis

1 M. Syahrul Munir

/ Efektivitas

Pemberdayaan

Masyarakat

Melalui Dana

Qardhul Hasan di

BMT El-Syifa

Ciganjur /

Fakultas Syariah

dan Hukum-

Muamalat UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta 2011.

Skripsi ini menjelaskan

tentang pola

pemberdayaan

masyarakat, prospek

pembiayaan qardhul

hasan dan tingkat

efektifitas.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif

deskritif dengan

analisis SWOT.

Hasil penelitian adalah

bermanfaat bagi

masyarakat, dalam

Penulis meneliti tentang

pembagian persentase

untuk pembiayaan

qardhul hasan dan

kebijakan BMT jika ada

mitra yang ingin

meminjam modal

kembali untuk

memperbesar usahanya.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif deskritif

Page 24: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

12

analisis SWOT berada

pada posisi kuadran I,

yaitu menandakan

organisasi kuat dan

memiliki peluang,

tingkat efektivitasnya

sebesar 86%, dan jika

disesuaikan dengan

criteria tingkat

efektifitas, maka

berada pada kuadran I

yaitu berjalan sangat

efektif

No. Nama Penulis/

Judul skripsi,

jurnal/ Tahun

Substansi Perbedaan dengan

penulis

2 Arif Apriansyah /

Studi Analisis

Terhadap Kinerja

Badan Amil

Jurnal ini menjelaskan

tentang usaha dan

penghimpunan dana

zakat dan

Penulis meneliti tentang

pembagian persentase

untuk pembiayaan

qardhul hasan dan

Page 25: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

13

Zakat(BAZ) Kota

Bogor dalam

meningkatkan

Jumlah Usaha

Produktif Para

Mustahiq.

Al-Infaq Jurnal

Ekonomi Islam,

Prodi Ekonomi

Islam, Fakultas

Agama Islam,

Universitas Ibn

Khaldun Bogor.

meningkatkan jumlah

usaha produktif

mustahiq.

Metodologi penelitian

adalah kualitatid

deskritif.

Yang kesimpulan

akhirnya adalah kinerja

cukup baik dalam

kegiatan fundraising

dan ZIS, kinerja

pendistribusian dan

ZIS melalui program

TAREKAT sangat

rendah

kebijakan BMT jika ada

mitra yang ingin

meminjam modal

kembali untuk

memperbesar usahanya.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif deskritif

No. Nama Penulis/

Judul skripsi,

jurnal/ Tahun

Substansi Perbedaan dengan

penulis

Page 26: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

14

3 Maria Ulfa /

Efektifitas

Pembiayaan

Dana Qardhul

Hasan Pada BMT

Bina Ummat

Sejahtera Periode

2006-2010 /

Fakultas Syariah

dan Hukum-

Muamalat UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta 2012

Skripsi menjekaskan

tentang konsep

pembiayaan qardhul

hasan, jumlah dana

yang terkumpul pada

periode 2006-2010 dan

tingkat efektifitas dana

qardhul hasan.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif

deskriptif

Hasil penelitiannya

adalah pembiayaan

qardhul hasan bersifat

nirlaba. Dana yang

terkumpul setiap

tahunnya selalu

meningkat. Tingkat ke

efektifannya tergolong

efektif dengan

menyalurkan ke 8

Penulis meneliti tentang

pembagian persentase

untuk pembiayaan

qardhul hasan dan

kebijakan BMT jika ada

mitra yang ingin

meminjam modal kembali

untuk memperbesar

usahanya.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif deskritif

Page 27: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

15

asnaf.

No. Nama Penulis/

Judul skripsi,

jurnal/ Tahun

Substansi Perbedaan dengan

penulis

4 Ade Agung

Dwiputra / Peran

Dana Qard Al-

Hasan Dalam

Memberdayakan

Usaha Kecil (Pada

BMT Husnayain

di Pasar Rebo dan

BMT Al-Azhar di

Pasar Minggu) /

Fakultas Syariah

dan Hukum-

Muamalat Uin

Syarif

Hidayatullah

Jakarta 2012

Skirpsi ini

menjelaskan tentang

pemberdayaan pada

usaha kecil, cara BMT

meningkatkan

penggunaan dana

qardhul hasan, kendala

dan rintangan dalam

pelaksanaan

pembiayaan.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif

deskriptif.

Hasil penelitiannya

adalahperan dana

qardhul hasan di ke 2

Penulis meneliti tentang

pembagian persentase

untuk pembiayaan

qardhul hasan dan

kebijakan BMT jika ada

mitra yang ingin

meminjam modal

kembali untuk

memperbesar usahanya.

Metodelogi penelitian

adalah kualitatif deskritif

Page 28: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

16

BMT masih kecil.

Cara meningkatkan

dana qardhul hasan

melalui infaq dari para

anggota dan

masyarakat. Kelebihan

BMT Al Azhar adalah

mendapat dana dari

masjid dan penunjukan

dari LAZIS. Kendala

di BMT Husnayain

adalah nasabah sulit

dalam pengembalian,

tetapi di BMT Al-

Azhar sulit untuk

menyalurkan dana.

Page 29: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

17

F. Kerangka Teori dan Konseptual

(Pembiayaan)

Menurut sifat dan penggunaanya, pembiayaan dapat di bagi menjadi dua hal

sebagai berikut:22

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang di tujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang di gunakan untuk

memenuhi konsumsi, yang akan habis di gunakan untuk memenuhi

kebutuhan.

Secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat

kategori yang di bedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,yaitu:23

1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli

2. Pembiayaan dengan prinsip sewa

3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

4. Pembiayaan dengan akad pelengkap

22

Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani, 2001), hal.160. 23

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2010), hal.97.

Page 30: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

18

Namun dalam hal pembiayaan bank harus mempersiapkan strategi

penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan

kebijakan yang telah di gariskan. Alokasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah

2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

liquiditas tetap aman.

(Qardhul Hasan)

Qard adalah bagian dari akad tabarru’, yaitu segala macam perjanjian yang

menyangkut not-for profit transaction (transaksi nirlaba). Yang bertujuan untuk

tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan, dan tidak berhak mensyaratkan

imbalan apapun kepada pihak lainnya.24

Menurut Syafi’i Antonio, al qardh adalah pemberian harta kepada orang lain

yang dapat di tagih atau di minta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

mengharapkan imbalan.25

Qardh merupakan pinjaman kebajikan/lunak tanpa imbalan, biasanya untuk

pembelian barang-barang fungible (yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti

sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya).26

Karena bunga di larang dalam islam maka

pinjaman qardhul hasan merupakan pinjaman tanpa bunga. Lebih khusus lagi,

24

Ah. Azharudin Lathif, Fiqih Muamalah, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2005), h.149. 25

Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 131. 26

Ascaraya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.46.

Page 31: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

19

pinjaman qardhul hasan merupakan pinjaman kebajikan yang tidak bersifat

komersial, tetapi bersifat sosial.27

Evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan

informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilai dengan

membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya di pergunakan untuk

mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.28

Kerangka Konseptual

Gambar 1.1

Kerangka Berpikir

27

Ibid 28

Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta: Rjawali Pers, 2011), h.7.

BMT

Persentasi Pembagian

Dana Qardhul Hasan

Evaluasi Pembiayaan

Qardhul Hasan

Kebijakan Adanya

Perubahan Akad atau

Tidak

Page 32: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

20

G. Metode Penelitian

1. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang akan di pakai adalah kualitatif deskritif. Yaitu metode penelitian

yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang dialami.29

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu seistem pemikiran,

ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.30

2. Jenis Data

Jenis data yang di kumpulkan berupa data kualitatif terdiri dari data primer dan

data sekunder.

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang

bersangkutan,serta dokumentasi/arsip perusahaan.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan

materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber, jurnal, surat

kabar atau sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok masalah yang

diangkat penulis pada skripsi ini.

29

Made Wirartha, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006)h.134 30

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003)h.54

Page 33: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

21

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

BMT yang akan di teliti.

b. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pengelola

BMT untuk mendapatkan informasi.

c. Teknik kepustakaan, yaitu dengan mencari data pada laporan keuangan yang

ada di BMT.

H. Sistematika Penulisan

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka

teori dan konseptual, metode penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II . LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori dari pembiayaan, pengertian

qardhul hasan, dasar hukum qardhul hasan, dan pengelolaan.

BAB III. GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum BMT.

BAB 1V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pembagian persentase dana untuk

qardhul hasan dari keseluruhan dana ZIS dan membahas tentang kebijakan

Page 34: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

22

BMT bagi nasabah yang ingin meminjam modal untuk pengembangan

usahanya setelah meminjam dana qardhul hasan

Bab V . PENUTUP

Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, serta saran saran yang sekiranya dapat dijadikan suatu bahan

pertimbangan dan kontribusi pemikiran.

Page 35: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembiayaan

1. Pengertian pembiayaan

Menurut sifat penggunanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal

berikut:1

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal

berikut.2

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

peningkatan produksi, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dan

untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

barang.

b. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

1 M. Syafi’I Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160.

2 Ibid. h.160.

Page 36: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

24

2. Prinsip-prinsip Pembiayaan

Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan

permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah. Prinsip pembiayaan ini

bisa disebut dengan 5C, pada dasarnya konsep 5C ini memberikan informasi

mengenai itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi pinjaman.

Prinsip 5C tersebut adalah sebagai berikut:

a. Character

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima

pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa

penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

b. Capacity

Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan

untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi

penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di

lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta

metode kegiatan.

c. Capital

Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon

penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara

keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada

komposisi modalnya.

Page 37: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

25

d. Collateral

Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini

bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan

pembayaran tercapai terjadi maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti

dari kewajiban.

e. Condition

Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara

spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh

calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan

besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro.3

Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk:

a. Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara

ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat mengaksesnya. Dengan

demikian diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan ekonominya.

b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk pengembangan usaha

membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui

3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta: Unit Percetakan

Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,2005), h. 16.

Page 38: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

26

aktifitas pembiayaan. Pihak yang surplus dan menyalurkan kepada pihak yang

minus dana, sehingga dapat tergulirkan.

c. Meningkatkan produktifitas, artinya adanya pembiayaan memberikan peluang

bagi masyarakat agar mampu meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya

meningkatkan produksi tidaka akan dapat terlaksanakan tanpa adanya dana.

d. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor

tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah dan membuka

lapangan kerja baru.

e. Terjadi distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu

melakukan aktifitas-aktifitas kerja, berarti mereka akan memperoleh

pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan dari pendapatan

masyarakat. Jika ini berhasil maka akan terjadi distribusi pendapatan.

Adapun sektor mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:

a. Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki

tujuan yang tinggi, yaitu memaksimalkan laba usaha untuk menghasilkan laba

maksimal, maka perlu pendukung dana yang cukup.

b. Upaya memaksimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan agar mampu

menghasilkan laba maksimal, maka para pengusaha harus mampu

meminimalkan resiko. Resiko kekurangan modal dapat diatasi dengan

pembiayaan.

Page 39: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

27

c. Pendayagunaan ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat

dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam

dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal(pembiayaan).

B. Konsep Qardhul Hasan

1. Pengertian Qard

Secara etimologi, qardh berarti qath‟i(memotong). Harta yang dibayar kepada

muqtarid(yang diajak akad qardh) dinamakan qarad, sebab merupakan dari harta

muqrid(pemilik barang).4 Pengertian secara terminologi, antara lain dikemukakan

oleh ulama hanafiyah. Menurut nya qardh adalah sesuatu yang diberikan seseorang

dari harta mitsil (yang memiliki perumpamaan) untuk memenuhi kebutuhannya.

Sedangkan menurut ulama Malikiyah adalah suatu penyerahan harta kepada orang

lain yang tidak disertai iwadh(imbalan) atau tambahan dalam pengembaliannya.5 Bila

pinjaman di berikan tanpa mensyaratkan apapun, selain mengembalikan pinjaman

tersebut setelah jangka waktu tertentu maka bentuk meminjamkan uang seperti ini

disebut dengan qard.6

4 Ah. Azharudin Lathif, Fiqih Muamalah, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2005), h. 150.

5 Ibid. h. 150.

6 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2010), h.68.

Page 40: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

28

Menurut Fatwa DSN MUI Nomer: 19/DSN-MUI/IV/2001 Al-Qardh adalah

pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan. Nasabah al-

Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah

disepakati bersama.

Pada hakikatnya, akad tabarru‟ adalah akad melakukan kebaikan yang

mengharapkan balasan dari Allah semata. Itu sebabnya akad ini tidak bertujuan untuk

mencari keuntungan komersil. Konsekuensi logisnya, bila akad tabarru‟ dilakukan

dengan mengambil keuntungan komersil, maka ia bukan lagi akad tabarru‟. Ia akan

menjadi akad tijarah.7

Secara umum, Qardhul Hasan diartikan sebagai infak di jalan Allah, di dalam

jihad dan peperangan demi menegakkan kebenaran dan bersedekah kepada para fakir

miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Ada juga yang mengatakan: Qardh

Hasan itu adalah amal shaleh muthlaqon yang mana dia adalah bentuk transaksi

pinjaman yang benar-benar bersih dari tambahan/bunga.

2. Landasan Syariah

Transaksi qardh hukumnya termasuk Jaiz (diperbolehkan). Oleh para ulama

berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majjah dan Ijma’ ulama. Qardh bersifat mandub

(dianjurkan) bagi muqridh (orang yang mengutangi) dan mubah bagi muqtaridh

(orang yang berutang).

7 Ibid. h.66

Page 41: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

29

- Al-Qur’an

ن ذا الذى يقرض الل قرضا حسنا فيضعفه, له, وله, أجركريم م

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka

Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya`, dan dia akan

memperoleh pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 11)

- Al-Hadits

بي صلى الله عليه وسلم قال مامن مسلم يقرض مسلما عن ابن مسعود أن الن

ة. تين إل كان كصدقتها مر قرضا مر

Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi Saw. Berkata : “Bukan seorang

muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang

satunya adalah (senilai) sedekah”. (HR. Ibnu Majah no. 2421, kitab Al-

Ahkam; Ibnu Hibban dan Baihaqi)8

بننن مالنن قننال قننل رسننول الله صننلى الله عليننه وسننلم رأينن ليلنن عننن أننن

ننندق بعلنننر أم الهنننا والقنننرض نننن مكتوبنننا الص أسنننرب بننني علنننى بنننا ال

بريننل مابننال القننرض نند قنن قننال ب مننا نينن علننر تقلنن يننا أتضننل مننن الص

نننننن . من ا ل يسننننننل وعننننننندض والمسننننننتقرض ل يسننننننتقرض إل ننننننا لأن الس

8 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sahih At-Targhib Wat Tarhib Al-Juzul Awwal, (Riyadh:

Maktabah Al-Ma’arif Lin Nasyri Wat Tauzi’, 2000), hal. 538.

Page 42: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

30

Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Aku melihat pada waktu

malam di-isra‟-kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali

lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, „wahai jibril, mengapa

qardh lebih utama dari sedekah?‟ Ia menjawab, „karena peminta-minta

sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan minjam kecuali

karena keperluan‟.” (HR Ibnu Majah no. 2422, kitab al-Ahkam, dan

Baihaqi)9

Setelah kita memberikan pinjaman kepada seseorang (saudaranya), hendaklah

pinjaman tersebut mengandung unsur kebaikan, begitu juga apabila pinjaman tersebut

telah jatuh tempo. Ber-ihsan dalam menagih hutang (Qardh), adakalanya dilakukan

dengan menganggapnya lunas, semua maupun sebagiannya, atau dengan

mengundurkan waktu pembayaran tersebut yang telah jatuh tempo, ataupun dengan

mengurangi berbagai persyaratan pembayaran yang telah memberatkan.

-Ijma’

Dalil ijma‟ adalah bahwa semua kaum muslimin telah sepakat dibolehkannya

utang piutang.10

Para ulama telah menyepakati bahwa al-qardh boleh dilakukan.

Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa

pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala

barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu

bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan

segenap kebutuhan umatnya.

9 Ibid

10 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalat. (Jakarta: Kencana, 2012), h.335.

Page 43: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

31

Hak kepemilikan dalam Qardh menurut Abu Hanifah dan Muhammad –

berlaku melalui Qabdh (penyerahan).Jika seseorang berhutang satu mud gandum dan

sudah terjadi qabdh, maka ia berhak menggunakan dan mengembalikan dengan

semisalnya meskipun muqridh meminta pengembalian gandum itu sendiri, karena

gandum itu bukan lagi miliki muqridh. Yang menjadi tanggung jawab muqtaridh

adalah gandum yang semisalnya dan bukan gandum yang telah diutangnya, meskipun

Qardh itu berlangsung.

Abu yusuf berkata : muqtaridh tidak memiliki harta yang menjadi objek

Qardh selama Qardh itu berlangsung.

Mazhab hanafi berpendapat, Qardh dibenarkan pada harta yang memiliki

kesepadanan, yaitu harta yang perbedaan nilainya tidak menyolok, seperti barang-

barang yang ditakar, ditimbang, biji-bijian yang memiliki ukuran serupa seperti

kelapa dan telur, dan yang diukur, seperti kain bahan. Di perbolehkan juga meng-

qardh roti, baik dengan timbangan atau biji.

Mazhab Maliki, Syafi’I, dan Hambali berpendapat, diperbolehkan melakukan

qardh atas semua harta yang bias dijualbelikan obyek salam, baik itu ditakar,

ditimbang, seperti emas, perak dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti

barang-barang dagangan, binatang dan sebagainya, seperti harta-harta biji-bijian,

karena pada riwayat Abu Rafi’ disebutkan bahwa Rasulullah SAW berutang unta

berusia masih muda, padahal untuk bukanlah harta yang ditakar atau ditimbang, dan

karena yang menjadi obyek salam dapat di hakmiliki dengan jual beli dan ditentukan

Page 44: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

32

dengan pensifatan. Maka bisa menjadi obyek qardh. Sebagaimana harta yang ditakar

dan ditimbang.

Dari sini, menurut jumhur ahli fiqih, diperbolehkan melakukan qardh atas

semua benda yang boleh diperjualbelikan kecuali manusia, dan tidak dibenarkan

melakukan qardh atas manfaat/jasa, berbeda dengan pendapat Ibnu Taimiyah, seperti

membantu memanen sehari dengan imbalan ia akan dibantu memenen sehari, atau

menempati rumah orang lain dengan imbalan orang tersebut menempati rumahnya.

3. Rukun dan Syarat

Rukun:

1) Muqridh (pemilik barang)

2) Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam)

3) Ijab qobul

4) Qardh (barang yang dipinjamkan)

Syarat sah qardh :

1) Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat,

tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan karena qardh adalah akad

terhadap harta.

2) Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti

halnya dalam jual beli.

Akad

1) Penggunaan dana-dana qardh oleh muqtaridh harus jelas diketahui dan

pemberiannya sesuai dengan kondisi rill bukan di buat-buat.

Page 45: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

33

2) Masa pembiayaan dan system pengembaliannya harus dicantumkan dalam

akad.

4. Sumber Dana

Sifat qardh tidak memberikan keuntungan finansial. Karena itu, pendanaan

qardh dapat diambil menurut kategori berikut:

1) Al-qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan

social, dapat bersumber dari dana zakat, infaq, dan sedekah.

2) Al-qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat

dan berjangka pendek. Talangan dana di atas dapat diambilkan dari modal

bank.

5. Aplikasi dalam Lembaga Keuangan

Akad qard biasanya diterapkan sebagai berikut:11

1) Sebagai produk perlengkapan kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas

dan bonafiditasnya,yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang

rlatif pendek.Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah

uang yang dipinjamnya itu.

2) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat,sedangkan ia tidak

bisa menarik dananya karena,misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.

11

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalat, h. 336.

Page 46: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

34

3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau memebayar

sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk

khusus yaitu al-qardh al-hasan.

6. Manfaat Qard

Manfaat qardh dalam praktiknya perbankan syariah banyak sekali diantaranya

sebagai berikut:12

1) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk

mendapat talangan jangka pendek.

2) Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri syariah dan bank

konvensional yang didalamnya terkandung pembeda antara bank misi sosial,

disamping misi komersial.

3) Adanya misi kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan

meningkatkan loyalitas masyarakat kepada bank syariah.

4) Risiko al-qardh terhitung tinggi karena ia di anggap pembiayaan yang tidak

ditutup dengan jaminan.

7. Ketentuan Qardh13

1) Al qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang memerlukan

2) Nasabah al qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada

waktu yang telah disepakati

12

Ibid, h. 337

13 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam. (Jakarta: Kencana, 2010),

h.61.

Page 47: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

35

3) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah

4) LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu

5) Nasabah al qardh dapat memberikan tambahan dengan sukarela kepada LKS

selama tidak diperjanjikan dalam akad

6) Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya

pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuan,

LKS dapat:

-memperpanjang jangka waktu pengembalian

-menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

C. Konsep Manajemen/Pengelolaan

1. Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen menurut Haiman adalah fungsi untuk mencapai

sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk

mencapai tujuan bersama. Sedangkan George R. Terry mengatakan bahwa

manajemen adalah pencapaian tujuan yang di tetapkan terlebih dahulu dengan

mempergunakan kegiatan orang lain.14

Kesimpulan dari pengertian tersebut yaitu

pertama, adanya tujuan yang ingin di capai, kedua, tujuanyang di capai dengan

mempergunakan kegiatan orang-orang lain dan ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain

itu harus di bimbing dan di awasi.

14

M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2005), h. 3.

Page 48: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

36

Menurut pendapat Henry Fayol, Alfin Brown, Harold Koontz, Cyril O’Donnel

dan George R. Terry beranggapan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni.

Pernyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka definisi

manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah di

tetapkan.15

2. Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan para manajer menggunakan “Enam M”. Dengan kata

lain, sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah men, money,

materials, machines, methods dan market.16

Kesemuanya itu di sebut sumber daya

yang di butuhkan untuk mencapai tujuan dari manajemen. Berbagai macam aktivitas

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitas itu dapat kita tinjau dari

sudut proses seperti, planning, organizing, staffing, directing, dan controlling, dapat

pula kita tinjau dari sudut bidang seperti penjualan, produksi, keuangan, personalia

dan sebagainya.

3. Fungsi Manajeman

Untuk mencapai tujuan, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan

berbagai fungsi yang di sesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing.

15

Ibid, h.5.

16 Ibid, h.5.

Page 49: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

37

Beberapa fungsi manajemen sebagaimana diterangkan oleh Nickles, McHugh and

McHugh, terdiri dari empat fungsi:17

a. Perencanaan (Planning)

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi

kecenderungan di masa yang akan datang dan penentu strategi dan taktik yang

tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Diantara

kecenderungan bisnis sekarang, misalnya bagaimana merencakan bisnis yang

ramah lingkungan, bagaimana merencang organisasi bisnis yang mampu

bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya. Suatu perencanaan

yang baik dilakukan melalui berbagai proses kegiatan yang meliputi

forecasting, objective, policies, programs, procedures, dan badget.18

b. Pengorganisasian (Organizing)

Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah

dirumuskan dalam perencanaan di desain dalam sebuah struktur organisasi

yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan

bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara

efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian dan

pengembangan organisasi adalah meliputi pembagian kerja yang logis,

17

Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta:Kencana,

2005), h.8.

18 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.

97.

Page 50: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

38

penetapan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas, pengukuran

pelaksanaan dan prestasi yang dicapai.19

c. Pengimplementasian (Directing)

Proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak

dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat

menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas

yang tinggi

d. Pengawasan (Controlling)

Proses yang dilakukan untuk memastikan sebuah rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi

dalam lingkungan dunia bisnis yang di hadapi. Suatu organisasi dapat

dikatakan memiliki sistem pengendalian manajemen baik apabila sistem

tersebut mampu meminimalkan terjadinya deviasi dari kondisi nyata terhadap

dari setiap rencana yang telah digariskan secara dini serta penyusunan

langkah-langkah penanggulangan atas setiap deviasi yang terjadi.20

Proses pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:21

a) Menentukan standar sebagai ukuran pengawasan

19

Ibid, h.104.

20 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi

(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.509.

21 Ibid h. 116

Page 51: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

39

b) Pengukuran dan pengamatan terhadap jalannya operasi berdasarkan

rencana yang telah ditetapkan.

c) Penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang

diminta.

d) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.

e) Perbandingan hasil akhir (output) dengan masukan (input) yang

digunakan

Page 52: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

40

BAB III

Gambaran Umum Tentang BMT

A. Pengertian Baitul Maal Watamwil (BMT)

Baitul maal watamwil (BMT) adalah penggabungan dari baitul maal dan

baitul tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola

dana yang bersifat nirlaba(social) dan berorientasi social keagamaan yang kegiatan

umatnya menampung harta masyarakat dari berbagai sumber termasuk zakat, infaq

dan shadaqah dan menyalurkannya untuk tujuan memajukan kemaslahatan umat dan

bangsa dalam arti seluas-luasnya.1 Adapun yang dimaksud dengan baitul tamwil

adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan

dana masyarakat yang bersifat profit motive, kegiatannya utamanya adalah

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas

ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung

dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.2

Selain berfungsi sebagai lembaga keuangan BMT juga bisa berfungsi sebagai

lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari

masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkan dana kepada kepada masyarakat

1 Makhlakul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Mikro Keuangan Syariah.

(Yogyakarta: UII Pres,2002), h.66-67. 2 Muhammad Amin Aziz, Buku Saku Tata Cara Pendirian BMT. (Jakarta:PKES,2000), h.1.

Page 53: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

41

(anggota BMT). Sebagai lembaga ekonomi BMT juga berhak melakukan kegiatan

ekonomi, seperti berdagang industri dan pertanian.3

B. Prinsip BMT

BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang salam, yaitu penuh

keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan.

Prinsip dasar BMT, adalah:4

1. Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu ‘amala

(memuaskan semua pihak), dan sesuai dengan nilai salam: keselamatan,

kedamaian, dan kesejahteraan.

2. Barokah, artinya berdayaguna, berhasilguna, adanya penguatan jaringan,

transparan (keterbukaan), dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada

masyarakat.

3. Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah)

4. Demokratis, partisipatif, dan inklusif

5. Keadilan sosial dan kesetaraan jender, non-diskriminatif

6. Ramah lingkungan

3 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat. (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2002) 4 Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah (Jakarta: PKES, 2006), h.24.

Page 54: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

42

7. Peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya lokal, serta keanekaragaman

budaya.

8. Keberlanjutan, memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan

kemampuan diri dan lembaga masyarakat local.

C. Fungsi BMT

Bmt bersifat terbuka, independen, tidak partisan, berorientasi pada

pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi yang

produktif bagi anggota dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar, terutama usaha

mikro dan fakir miskin.

Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:5

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih

profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga

semakin utuh dan tangguh dan berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi

tangtangan global.

2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh

masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar

organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

5 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis.

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 364.

Page 55: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

43

3. Mengembangkan kesempatan kerja

4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk

anggota.

5. Memperkuat dan meningktakan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial

masyarakat banyak.

Setiap visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT

menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota, sehingga

mampu berperan sebagai wakil pengabdi Allah SWT, memakmurkan hidup anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.6 Misi BMT adalah membangun dan

mengembangkan tatanan perekonomian dan berstruktur masyarakat madani yang adil

berkemakmuran-berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan syariah

dan ridha Allah SWT.7

D. Pendirian dan Permodalan BMT

Baitul Mal wat Tamwil merupakan lembaga ekonomi atau lembaga keuangan

syariah nonperbankan yang sifatnya informal. Karena BMT didirikan oleh kelompok

swadaya msayarakat yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankandan lembaga

keuangan formal lainnya. BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan proses

legalitas hukum yang bertahap. Awalnya dapat dimulai sebagai kelompok swadaya

masyarakat dengan mendapatkan sertifikat operasi/kemitraan dari PINBUK. Jika

6 M. Nurianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah (suatu kajian teoritis praktis). (Bandung:

Pustaka Setia, 2012), h.320. 7 Ibid

Page 56: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

44

telah mencapai nilai asset tertentu, lembaga keuangan segera menyiapkan diri ke

dalam badan hukum.

BMT dapat didirikan oleh:8

1. Sekurang-kurangnya 20 orang

2. Antara satu pendiri dan lainnya tidak memiliki hubungan keluarga vertical

dan horizontal satu kali

3. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah

kerja BMT

4. Pendiri dapat bertambah dalam tahun-tahun kenudian jika oleh rapat para

pendiri.

Modal BMT terdiri dari:

1. Simpanan pokok (SP) yang ditentukan besarnya sama besar untuk semua

anggota

2. Simpanan Pokok Khusus (SPK), yaitu simpanan pokok yang khusus

diperuntukan mendapatkan sejumlah modal awal sehingga memungkinkan

BMT melakukan persiapan-persiapan pendirian dan memulai operasinya.

Jumlahnya dapat berbeda antar anggota pendiri.

Pada pendirian BMT, para pendiri dapat bersepakat agar dalam waktu empat

bulan sejak disepakati dapat terkumpul uang sejumlah:

8 Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah (Jakarta: PKES, 2006), h.25.

Page 57: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

45

1. Minimal Rp. 75juta untuk wilayah JABOTABEK

2. Minimal Rp. 50juta untuk wilayah ibukota provinsi

3. Minimal Rp. 30juta untuk wilayah ibukota kabupaten/kota

4. Minimal Rp. 20juta untuk wilayah kecamatan

5. Minimal Rp. 15juta untuk daerah pesantren

E. Struktur Organisasi

Setelah BMT berdiri, perlu diperhatikan bahwa struktur organisasi BMT yang

paling sederhana harus terdiri atas badan pendiri, badan pengawas, badan pengelola

dan anggota BMT. Struktur organisasi BMT akan terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1

Sturktur Organisasi BMT (sederhana)

Badan Pendiri Anggota BMT

Badan Pengelola

Badan Pengawas

Page 58: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

46

1. Badan pendiri, yaitu orang-orang yang mendirikan BMT dan mempunyai hak

prerogative yang seluas-luasnya dalam menentukan arah dan kebijakan BMT.

Badan pendiri berhak mengubah anggaran dasar dan bahkan sampai

membubarkan BMT.

2. Badan pengawas, yaitu badan yang berwenang dalam menetapkan kebijakan

operasional BMT yang bertugas menetapkan kebijakan operasional, antara

lain memilih badan pengelola, menelaah dan memeriksa pembukuan BMT

dan memberikan saran kepada badan pengelola berkenaan dengan operasional

BMT.

3. Badan pengelola, yaitu badan yang mengelola BMT yang dipilih dari dan oleh

anggota pengawas. Sebagai pengelola BMT, badan pengelola ini biasanya

memiliki struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi pengelola BMT

secara umum dapat disusun, baik secara sederhana maupun secara lengkap.

4. Anggota BMT, yaitu orang –orang yang secara resmi mendaftarkan diri

sebagai anggota BMT dan dinyatakan diterima oleh badan pengelola.

F. Status BMT

Status BMT ditentukan oleh jumlah asset yang dimiliki sebagai berikut:9

1. Pada awal pendiriannya hingga mencapai asset lebih kecil dari Rp. 100juta,

BMT adalah Kelompok Swadaya Masyarakat yang berhak

meminta/mendapatkan Sertifikat Kemitraan dari PINBUK

9 Ibid h.26

Page 59: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

47

2. Jika memiliki asset Rp. 100juta atau lebih, BMT diharuskan melakukan

proses pengajuan Badan Hukum kepada notaries setempat, antara lain dapat

berbentuk:

a. Koperasi Syariah (KOPSYAH)

b. Unit Usaha Otonom Pinjam Syariah dari KSP (Koperasi Simpan Pinjam),

KSU (Koperasi Serba Usaha), KUD (Koperasi Unit Desa), Kopontren

(Koperasi Pondok Pesantren) atau koperasi lainnya yang beroperasi

otonom termasuk pelaporan dan pertanggungjawabannya.

G. Produk-produk BMT

BMT dapat diartikan juga dengan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah

menghimpun dan menyalurkan dana pada masyarakat yang bersifat profit motive.

Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan dari pihak ketiga dan penyalurannya

dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan

prinsip syariah. Secara umum produk BMT dalam rangka melaksanakan fungsinya

tersebut dapat di kelompokkan menjadi empat, yakni:

1. Produk penghimpunan dana (funding),

2. Produk penyaluran dana (lending)

3. Produk jasa

4. Produk tabarru

Page 60: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

48

Baitul Mal wa Tamwil merupakan lembaga keuangan mikro syariah. Sebagai

lembaga keuangan, BMT menjalankan fungsi menghimpun dana dan

menyalurkannya. Cara kerja dan perputaran dana BMT secara sederhana dapat di

gambarkan pada gambar 3.2. Berdasarkan bagan 3.2, dapat dilihat perguliran dana

BMT.

Page 61: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

49

Gambar 3.2

Cara Kerja Perputaran Dana BMT

Modal Dasar:

-Simp.pokok khusus

-Simp.pokok

-simp.wajib

SHU

dibagikan

SHU

Penggalangan

Dana(funding)

Penyaluran Dana

(Financing)

Operasional BMT

Musyarokah

(pembiayaan

bersama bagi

hasil)

Murabahah

(kepemilikan

barang jatuh

tempo)

Mudharabah

(pembiayaan total

bagi hasil)

BBA (kepemilikan

barang angsuran)

Infaq

Pool pendapatan

Bagi

Hasil

Qard al-Hasan

(pinjaman

kebajikan)

Simp.sukarela bagi hasil

-Simp.Mudharabah

-Simp.Pendidikan

-Simp.Haji

-Simp.Umrah

-Simp.Qurban,dll

-Simp.Berjangka (1,3,6,12bln)

Biaya operasional

Margin

Simp.Sukarela Titipan:

-Simp.Wadi’ah Amanah/ZIS

-Simp.Wadi’ah Damanah

Bonus

Bagi Hasil

Page 62: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

50

Jenis-jenis usaha BMT yang berhubungan dengan keuangan dapat berupa

sebagai berikut:10

1. Setelah mendapatkan modal awal berupa simpanan pokok khusus, simpanan

pokok, dan simpanan wajib sebagai modal dasar BMT, selanjutnya BMT

memobilisasi dana dengan mengembangkannya dalam aneka simpanan

sukarela(semacam tabungan umum) dengan berasaskan akad mudharabah

dari anggota berbentuk:

a. Simpanan biasa,

b. Simpanan pendidikan,

c. Simpanan haji,

d. Simpanan umrah,

e. Simpanan qurban,

f. Simpanan idul fitri,

g. Simpanan walimah,

h. Simpanan aqikah,

i. Simpanan perumahan,

j. Simpanan kunjungan wisata,

k. Simpanan mudharabah berjangka (semacam deposito 1, 3, 6, 12 bulan)

dengan akad wadiah

10

Ibid, h.31.

Page 63: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

51

2. Kegiatan pembiayaan/kredit usaha kecil bawah (mikro) dan kecil antara lain

dapat berbentuk:

a. Pembiayaan mudharabah, yaitu pembiayaan modal dengan menggunakan

mekanisme bagi hasil

b. Pembiayaan musyarokah, yaitu pembiayaan bersama dengan

menggunakan mekanisme bagi hasil

c. Pembiayaan murabahab, yaitu pemilikan barang tertentu yang dibayar

pada saat jatuh tempo

d. Pembiayaan bay bi sanam ajil, yaitu pemilikan barang tertentu dengan

mekanisme pembayaran cicilan

e. Pembiayaan qardhul hasan, yaitu pinjaman tanpa adanya tambahan

pengembalian, kecuali sebatas biaya administrasi.

Usaha-usaha diatas merupakan kegiatan-kegiatan BMT yang berkaitan

langsung dengan masalah keuangan. Selain kegiatan-kegiatan keuangan tersebut,

BMT juga bisa mengembangkan usaha di bidang sektor ril, seperti kios telepon, kios

benda pos, memperkenalkan teknologi maju untuk peningkatan produktivitas hasil

para nasabah, mendorong tumbuhnya industri rumah tangga atau pengolahan hasil,

mempersiapkan jaringan perdagangan atau pemasaran masukan dan hasil produksi,

serta usaha lainnya yang layak, menguntungkan dalam jangka panjang dan tidak

menggangu program jangka pendek. BMT juga mempunyai usaha dalam bidang jasa

Page 64: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

52

seperti pembayaran telfon, pembayaran listrik, pembayaran tv kabel, pembayaran

kuliah dan pembayaran lainnya yang bisa dikerjasamakan dengan BMT.

H. Kesehatan BMT

Tingkat kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT dilihat dari

faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran, keberhasilan dan keberlangsungan

usaha BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Aspek kesehatan BMT dapat dilihat dari:11

1. Aspek Jasadiyah, yang meliputi:

a. Kinerja keuangan

BMT mampu melakukan penggalangan, pengaturan, penyaluran dan

penempatan dana dengan baik, teliti, hati-hati, cerdik dan benar, sehingga

berlangsung kelancaran arus pendanaan dalam pengelolaan kegiatan usaha

BMT dan akan meningkatkan keuntungan secara berkelanjutan.

b. Kelembagaan dan manajemen

BMT memiliki kesiapan untuk melakukan operasinya dilihat dari sisi

kelengkapan legalitas, aturan-aturan, dan mekanisme organisasi dalam

perencanaan, pelaksanaan, pendampingan dan pengawasan, SDM,

permodalan, sarana dan prasarana kerja.

2. Aspek ruhiyah, yang meliputi:

11

Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah (Jakarta: PKES, 2006) h.29

Page 65: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

53

a. Visi dan misi BMT

Pengelola, pengurus, dan pengawas syariah dan seluruh anggotanya

memiliki kemampuan dan mengaplikasikan visi dan misi BMT.

b. Kepekaan sosial

Pengelola, pengurus, dan pengawas syariah dan seluruh anggotanya

memiliki kepekaan yang tajam dan dalam, responsive, proaktif, terhadap

nasib para anggota dan nasib (kualitas hidup) warga masyarakat di BMT

tersebut.

c. Rasa memiliki yang kuat

Pengelola, pengurus, dan pengawas syariah dan seluruh anggota serta

masyarakat sekitar memiliki kepedulian untuk memelihara

keberlangsungan hidup BMT sebagai sarana ibadah.

d. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah

Pengelola, pengurus, dan pengawas syariah dan seluruh anggota

memberlakukan aturan dan implementasi operasional BMT sesuai dengan

syariah.

Page 66: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

54

BAB IV

Pengelolaan Qardhul Hasan di BMT

Pada bab ini akan menjelaskan BMT yang mengelola dana baitul maal

khususnya dana untuk pembiayaan qardhul hasan. Yaitu BMT Ta’awun Cipulir,

BMT Al Kariim dan BMT Al Azhar Pasar Minggu. Beberapa data yang disampaikan

dalam hal ini lebih kualitatif karena beberapa data kuantitatif tidak di berikan oleh

pihak BMT.

A. BMT Ta’awun

BMT ini beroperasi pada bulan Mei 2004 yang dimotori oleh AMK (Anak

Muda Kreatif) Cipulir. Kantor pusat BMT Ta’awun bealamat di Jl. H. Amsar

Rt.014/05 No.4 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat ini BMT Ta’awun

mempunyai 2 kantor cabang di Jl. Lapangan tenis Rt 002/05 Srengseng, Jakarta Barat

dan di Jl. Pondok Aren Raya komplek pertokoan arinda blok B2, Tangerang Selatan.

Perjalanan BMT Ta’awun baru diresmikan pada tanggal 21 Juli 2005 dengan legal

SIUP No.01696/1.824.51, SK MENKOP dan UKM No. 0254/BH/-1.82/VII/2005,

AKTA NOTARIS ARNASYAA PATTINAMA SH No.6 di Jakarta.1

Produk yang di miliki BMT Ta’awun ada 2 jenis, produk maal dan produk

tamwil:2

1. Produk Maal

1 Profil BMT Ta’awun, seperti yang ditunjukan pada data pelengkap dalam lampiran

2 Ibid

Page 67: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

55

a. Santunan

b. Beasiswa Pendidikan

c. Qordhul Hasan

d. Amilin

e. Muqoyyadah

f. Pemberdayaan Infaq

g. Kesehatan

h. Kemanusiaan

i. Muqoyyadah

2. Produk Tamwil

a. Produk Simpanan

1) Simpanan Ta’awul

2) Simpanan Pendidikan

3) Simpanan IdulFitri

4) Simpanan Qurban

5) Deposito

b. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Mudharabah (bagi hasil)

2) Pembiayaan Murabahah (jual beli)

3) Pembiayaan Musyarokah

Page 68: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

56

Pembiayaan qardhul hasan pada awalnya terlatar belakangi dengan niat

menghapuskan rentenir serta mempberdayakan masyarakat di sekitar lingkungan

BMT yang kurang mampu agar bisa lebih produktif dan kreatif.3 Tanggung jawab

sosial yang di emban BMT Ta’awun menjadi suatu keharusan untuk memberdayakan

masyarakat di sekitar wilayah BMT Ta’awun dan sekitarnya. Di kalangan dhuafa

masih banyak yang membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. BMT

tidak hanya memberikan dana qardhul hasan secara cuma-cuma tetapi juga

membinanya sampai ia mandiri untuk melakukan kegiatan usahanya.

Mitra yang mengajukan pembiayaan qardhul hasan biasanya tidak jauh dari

area BMT. Areanya di kantor pusat dan di dua kantor cabang. Area kantor pusat di

sekitar wilayah Cipulir Jakarta Selatan, area kantor cabang Serengseng Jakarta Barat

dan area kantor cabang Pondok Aren Tangerang Selatan. Penyaluran terpusat dan

paling besar berada di kantor pusat. Tetapi bisa juga yang menggunakan dana qardhul

hasan adalah mitra dari pembiayaan tamwil. Misalnya mitra di pembiayaan tamwil

sedang mengalami penurunan usaha sehingga akan mengakibatkan kebangkrutan.

Untuk menutupi kerugian dan agar usahanya bisa tetap berjalan maka akan ditalangi

atau dibantu dengan dana qardhul hasan. Setelah usahanya pulih dan di nilai sudah

bisa bangkit kembali, maka akan di kembalikan ke pembiayaan tamwil.

3 Jawaban dari pertanyaan tertulis BMT Ta’awun

Page 69: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

57

Tabel 4.1

Data Tahunan Qardhul Hasan Ta’awun

Tahun Pusat Cabang

2011 Rp. 4.255.000 Rp. 9.279.000

2012 Rp. 3.055.000 Rp. 3.762.000

Sumber: Laporan Qard Ta’awun

Pembiayaan qardhul hasan di BMT Ta’awun sudah menjadi kegiatan rutin

setiap tahunnya. Kebijakan BMT Ta’awun untuk pembiayaan qardhul hasan di

anggarkan setiap tahunnya sebesar 20% - 25% dari total dana baitul maal.4 Pada data

tahun 2012, dana qardhul hasan yang dikeluarkan di kantor pusat cipulir sebesar Rp.

3.055.000. Sedangkan dikantor cabang pos pengumben sebesar Rp 3.762.000.5

Penyaluran yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2011, di kantor pusat sebesar

Rp 4.255.000, sedangkan di kantor cabang pos pengumben sebesar Rp. 9.279.000.6

Kebijakan persentase untuk qardhul hasan juga melihat banyaknya program sosial

BMT Ta’awun yg membutuhkan dana maal.

Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mitra yang meminjam pembiayaan

qardhul hasan sekitar Rp 500.000 – Rp 2.000.000, tergantung kebutuhan mitra dan

hasil survei yang dilakukan oleh pihak BMT agar lebih tepat dan mitra tidak hidup

4 Ibid

5 Data keuangan qardhul hasan BMT Ta’awun seperti yang terdapat pada lampiran

6 Ibid

Page 70: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

58

konsumtif.7 Setelah pengajuan pembiayaan disetujui, kemudian mitra dikenakan

biaya materai sebesar Rp. 6.000. Tidak ada jaminan barang berharga atau apapun

pada pembiayaan qardhul hasan ini.

Jangka waktu pengembalian yang di berikan BMT ke mitra adalah 1 tahun.

Mitra membayar cicilan pembiayaan setiap bulannya dengan cara menyetor langsung

ke BMT.8 Pembayaran untuk setiap bulannya berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp

100.000, tergantung kemampuan mitra dan kebijakan BMT. Misalnya mitra diberikan

pinjaman dana qardhul hasan sebesar Rp. 1.000.000, maka pembayaran perbulannya

sekitar Rp. 83.000 sampai Rp.100.000. Terkadang mitra ada yang menunggak

pembayaran dan ada pula yang melunasinya sebelum jatuh tempo satu tahun. Jika

dalam waktu satu tahun mitra tidak bisa melunasi sisa pembiayaan maka BMT akan

melakukan analisis usahanya, mencari tahu sebab-sebab kenapa mitra tidak bisa

membayar sisa pinjamannya. Jika sudah di analisis oleh pihak BMT maka kebijakan

BMT selanjutnya adalah memperpanjang waktu peminjaman menjadi maksimal satu

tahun lagi untuk melunasi sisa pembayaran.9 Dan kebijakan BMT yang paling akhir

setelah di beri waktu satu tahun lagi mitra tidak bisa juga mengembalikan dananya,

maka BMT akan melakukan pemutihan dianggap hibah atau sedekah.

Yang menjadi mitra di BMT Ta’awun dianjurkan untuk menabung. Gunanya

untuk, jika suatu saat ada keperluan mendadak atau tidak bisa membayar cicilan

pembayaran maka bisa di ambil dari tabungan. Tabungan juga berfungsi untuk

7 Jawaban dari pertanyaan tertulis BMT Ta’awun

8 Ibid

9 Ibid

Page 71: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

59

mengkontrol perkembangan keuangan pribadi mitra yang menggunakan dana qardhul

hasan. Jadi BMT bisa menilai dari tabungan mitra seberapa besar keberhasilan mitra

dalam menjalankan usahanya. Setiap mitra juga diberi pembinaan atau pengarahan

tentang pentingnya berzakat dari hasil usahanya agar usaha yang sedang dijalaninya

menjadi lebih berkah dan uang zakatnya juga bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.

Jadi, selain melakukan pembinaan dalam pengembangan usahanya, BMT juga

bertugas melakukan pembinaan rohani para mitra BMT.

Dalam setiap kegiatan BMT misalnya untuk pengajian bulanan atau acara-

acara lain, BMT tidak perlu jauh-jauh untuk memesan makanan atau kue-kue untuk

sajian karena makanan dan kue-kue berasal dari produk yang dijual oleh mitra. BMT

membeli dari mitra dan mitra juga mendapat keuntungan. Saling menguntungkan

dalam kegiatan ini antara BMT dan mitra.

Untuk nasabah yang telah berhasil menjalankan usahanya dari pembiayaan

qardhul hasan dan ingin meminjam kembali dengan tetap menggunakan dana qardhul

hasan, BMT memberikannya dua sampai tiga tahun lagi sampai mitra benar-benar

bisa mandiri menjalankan usahanya.10

Penilaiannya bisa di lihat dari hasil survei

langsung atau dengan melihat tabungan mitra yang di tabung di BMT. Gunanya

tabungan disini sangat berfungsi untuk penilaian perkembangan mitra. Setelah 2 atau

3 tahun dinilai perkembangannya bagus dan sudah bisa mandiri, maka BMT akan

menawarkan pembiayaan tamwil, misalnya dengan akad murabahah,mudharabah

atau musyarokah. Selain pembiayaan tamwil bisa menguntungkan BMT, pembiayaan

10

Ibid

Page 72: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

60

ini juga bisa menjadi bukti keseriusan mitra untuk lebih giat mengembangkan

usahanya. Dan juga dana qardhul hasan yang sebelumnya di pakai oleh mitra bisa di

gunakan untuk keperluan orang lain yang ingin memakai dana tersebut. Akan tetapi,

jika dalam kurun waktu 1 tahun mitra yang menggunakan dana qardul hasan ini

sudah berhasil dalam usahanya, maka BMT terlebih dahulu menawarkan mau ke

tamwil atau masih mau menggunakan dana qardhul hasan.

B. BMT Al-Azhar Pasar Minggu

BMT Masjid Al-Azhar berdiri pada tanggal 26 Agustus 1995, adapun para

pendiri dan penggagas berdirinya BMT Al-Azhar adalah dari pengurus dan pembina

Masjid Al-Azhar Pasar Minggu yaitu Bp. H. Moh. Ali Moe'is, Bp. DR. KH. Mas'ud

Saiful Alam dan Bp. Arifin. Dukungan juga datang dari seluruh jama'ah pengajian

Majelis Ta'lim Al-Azhar Pasar Minggu. BMT Al-Azhar bealamat di Komp. Masjid

Al-Azhar Jl. Mujair I No.24A Rt.03/09 Pasar Minggu Jakarta Selatan. Dan

mempunyai kantor cabang di Komp. Ruko Tirtayasa Permai Jl. Sultan Ageng

Tirtaysa No. 51E Rt.02/03 Sudimara Pinang Tanggerang. Pada awal operasinya

(September 1995) BMT Al-Azhar hanya memiliki Asset sebesar Rp.34.284.950

dengan modal dasar pendirian sebesar Rp.19.965.000.11

Pada tahun ke-4 beroperasi, tepatnya bulan September 1999 BMT Al-Azhar

menjadi ber-Badan Hukum Koperasi Syari'ah dengan Nomor :

357/BH/KDK.9.4/IX/1999 tertanggal 14 September 1999, dengan sedikit perubahan

11

Profil BMT Al-Azhar, seperti yang ditunjukan pada data pelengkap dalam lampiran.

Page 73: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

61

nama yang terdaftar dalam Lembaran Negara Republik Indonesia melalui Depkop

dan PKM menjadi " BMT MASJID AL-AZHAR ". Hal tersebut sudah mendapat

persetujuan dari Musyawarah Anggota Tahunan (Pemegang Saham) KS-BMT Masjid

Al-Azhar pada tanggal 18 Juli 1999 yang tertuang dalam Notulen Rapat Nomor :

03/NR-RTAT/VII/99 tertanggal 20 Juli 1999.12

Produk-produk yang dimiliki BMT Al-Azhar adalah:13

1. Produk Baitul Tamwil

a. Produk Jasa Simpanan Anggota:

1) Simpanan Amanah

2) Simpanan Pendidikan

3) Simpanan Hari Raya

4) Simpanan Walimah

5) Simpanan Haji

6) Simpanan Wadiah

7) Simpanan Berjangka

b. Produk Jasa Pembiayaan

1) Pembiayaan Murabahah

2) Pembiayaan Mudharabah

12

Ibid 13

Ibid

Page 74: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

62

3) Pembiayaan Ijarah Multi Jasa

4) Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah

5) Pembiayaan lain yang sesuai dengan sistem syariah

2. Baitul Maal

a. Penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah

b. Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam program :

1) Bantuan modal kerja lewat dana Qhardul Hasan

2) Pemberian beasiswa dan santunan terhadap anak yatim piatu dan anak

keluarga miskin

c. Melakukan pembinaan dan pengajian.

d. Dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

Latar belakang adanya produk maal khususnya produk bantuan kerja lewat

dana qardhul hasan pada prinsipnya untuk membantu masyarakat disekitar

lingkungan BMT Al-Azhar.14

Berawal dari kas masjid yang dananya digulirkan untuk

membantu masyarakat. Sejalan dengan perkembangannya, masyarakat tidak

semestinya selalu dhuafa dengan selalu diberikan dana yang pada akhirnya menjadi

hidup konsumtif. Maka BMT membuat produk yang bisa memberdayakan

masyarakat agar lebih produktif dan mandiri yaitu dengan produk dana qardhul

14

Jawaban pertanyaan tertulis BMT Al-Azhar.

Page 75: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

63

hasan. Produk ini sudah menjadi produk rutin yang di anggarkan BMT setiap

tahunnya.

Para mitra yang mengajukan pembiayaan qardhul hasan mayoritas berasal

dari wilayah sekitar BMT, baik kantor pusat ataupun kantor cabang. Biasanya mitra

menggunakan pembiayaan ini adalah untuk usaha kecil-kecilan seperti jualan nasi

uduk, jualan minuman es, dan lain-lain.

Pembiayaan qardhul hasan di BMT Al-Azhar sudah menjadi produk rutin

setiap tahunnya. Menurut data terakhir pendapatan baitul maal sebesar Rp.

30.000.000 dan untuk pembiayaan qardhul hasan sebesar Rp 4.000.000 dari total

pendapatan baitul maal.15

Kebijakan pembagian dana qardhul hasan rata-rata setiap

tahunnya sebesar 13% dari total pendapatan dana baitul maal. Sisanya untuk dana

bantuan cuma-cuma seperti untuk pemberian beasiswa dan santunan terhadap anak

yatim piatu dan anak keluarga miskin, melakukan pembinaan dan pengajian, kegiatan

sosial keagamaan lainnya.

Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mitra yang meminjam pembiayaan

qardhul hasan paling kecil Rp 1.000.000 dan paling besar Rp 6.000.000.16

Permintaan pembiayaan yang jumlahnya di atas Rp 3.000.000, maka BMT

menetapkan adanya jaminan sebagai bentuk keseriusan. Biasanya bentuk jaminannya

15

Data berupa laporan keuangan tidak diberikan pihak BMT, hanya menyajikan data dari hasil wawancara.

16 Jawaban pertanyaan tertulis BMT Al-Azhar.

Page 76: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

64

berupa BPKB motor atau barang berharga lainnya. Jika pembiayaan disetujui maka

mitra di kenakan biaya administrasi dan materai sebesar Rp 18.000.17

Jangka waktu pengembalian yang di berikan BMT ke mitra adalah 1 tahun.18

Biasanya dari mitra pun tidak mau lama jangka waktunya. Cicilan perbulannya

tergantung kesepakatan antara BMT dan kemampuan mitra untuk membayar cicilan.

Kelonggaran ini diberikan karena pembiayaan ini sifatnya tidak memaksa dan ketat,

berbeda dengan pembiayaan lain yang sudah ada ketentuannya karena sifatnya

komersil. Jika dalam waktu satu tahun mitra tidak bisa melunasi sisa pembiayaan atau

pembiayaan macet maka BMT akan melakukan kroscek terlebih dahulu keadaan

usahanya, keadaan keuangan keluarganya. Misalnya ada pembiayaan macet, mitra

sudah tidak bisa mengembalikan dananya. Tetapi setelah di kroscek perkembangan

usahanya dengan cara pendekatan persuasif, ternyata suaminya masih punya

penghasilan dari pekerjaannya di luar. Maka BMT menawarkan kembali ke mitra

apakah mau di angsur sesuai kesepakatan di awal, atau di potong cicialnnya perbulan

atau perminggu tetapi sampai selesai. Misalnya kesepakatan di awal cicilan

perbulannya adalah Rp 100.000 lalu di ubah menjadi Rp 50.000 tetapi

pembayarannya sampai selesai. Jadi BMT memberikan keringan kembali untuk mitra

agar bertanggung jawab atas pinjamannya.

Jika sudah benar-benar total tidak bisa melunasi pembayaran cicilan,

usahanya sudah tidak berjalan, anggota keluarga yang lain kerja serabutan dengan

17

Ibid 18

Ibid

Page 77: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

65

pendapatan yang minim dan tidak menentu, maka BMT akan menutupnya dengan

dana talangan, dianggap lunas. Akan tetapi, suatu kasus terjadi pada mitra yang

meminjam dana qardhul hasan. Dia seorang mantan pegawai BMT Al-Azhar.

Meminjam dana sebesar Rp 6.000.000 untuk usaha istrinya membuat usaha. Lama

kelamaan usahanya pun gulung tikar dan tidak bisa lagi membayar cicilan perbulan.

Si mantan pegawai BMT pun bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak tentu.

Maka untuk sementara pembiayaannya di tutup dan di talangi dengan dana cadangan.

Suatu saat si mantan pegawai sudah mendapat pekerjaan yang tetap. Maka BMT

membicarakan kembali sisa cicilan yang belum di bayar, ini di karenakan mitra

meminjam dananya terlalu besar. Pada prinsipnya dana ini adalah uang dari hasil

pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah yang merupakan uang amanah.

Jika mitra yang sudah berhasil mengembangkan usahanya dan ingin

meminjam kembali untuk menambah modal dalam mengembangkan usahanya. Maka

pihak BMT melihat terlebih dahulu kondisi kelayakan keuangannya. Jika sudah

lancar dan bisa mandiri, maka BMT akan memberikan pembiayaan yang ada bagi

hasilnya yaitu ke produk-produk pembiayaan tamwil yg sifatnya komersil.19

Seandainya mitra kondisi keuangannya masih di bawah terus, maka BMT tetap

memberikan pembiayaan qardhul hasan kembali. Jadi BMT mengikuti terlebih

dahulu dan mengkontrolnya sampai mitra bisa di katakana sudah bisa mandiri.

19

Ibid

Page 78: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

66

C. BMT Al Kariim

BMT Al Kariim tercetus bermula dari diklat ZIS dan ekonomi syariah yang

diadakan Domper Dhuafa Republika pada Januari 1995 di Yogyakarta. Diantara

peserta dari Jakarta tercatat nama Deni Nuryadin S.E, M. Ikhwan dan Sulaeman

Hayyun yang bertekad membuat BMT. Hal ini disambut dan didukung oleh remaja

masjid Pondok Indah. Dan terbentuklah BMT yang Al Kariim yang berdiri tanggal 15

Juli 1995 di Masjid Raya Pondok Indah. Tahun 1995 menempati gedung di Pasar

Jaya Pondok Indah. Kemudian tahun 2006 pindah ke kantor yang beralamat di

Komplek Ruko Cipulir Center Blok B-8 Jl. Ciledug raya Cipulir Kebayoran Lama

yang sekarang menjadi kantor tetap. BMT Al Kariim juga mempunyai 2 kantor

cabang yaitu di Jl. Raya Bekasi Timur KM 17 Jatinegara Pulo Gadung Jakarta Timur

dan di Jl. Karya Utama No. 88A Srengseng Jakarta Barat. BMT Al Kariim

mempunyai legalitas berupa Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah RI: No. 77/BH/KDK. 94/X.200020

Produk-produk yang dimiliki BMT Al Kariim:21

1. Layanan Simpanan

a. Simpanan Mudharabah

b. Simpanan Pendidikan

c. Simpanan Qurban

d. Simpanan Idul Fitri

20

Profil BMT Al-Kariim, seperti yang ditujukan pada data pelengkap dalam lampiran. 21

Ibid

Page 79: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

67

e. Simpanan Berjangka

2. Layanan Pembiayaan

a. Pembiayaan Murabahah

b. Pembiayaan Musyarokah

c. Pembiayaan Mudharabah

d. Pembiayaan Ijaroh

e. Pembiayaan Rahn

f. Pembiayaan Qardhul Hasan

g. Pembiayaan dengan akad lainnya sesuai kebutuhan dengan syariat Islam

Latar belakang adanya produk pembiayaan qardhul hasan awalnya untuk

pemberdayaan dari dhuafa bisa menjadi meningkat taraf hidupnya.22

Dengan adanya

produk ini masyarakat bisa menjadi hidup mandiri dan produktif karena BMT

mendampingi dan membina agar usahanya bisa berkembang. Selain pembinaan yang

dilakukan untuk kebutuhan usahanya, BMT Al Kariim juga melakukan pembinaan

dari sisi kerohaniannya. Pembinaan kerohanian dilakukan bisa dilakukan seminggu

sekali atau sebulan sekali melalui pengajian.

Para mitra yang mengajukan pembiayaan qardhul hasan bearasal dari wilayah

kebayoran lama, cipulir dan sekitarnya. Sebelum tahun 2007 pembinaan terhadap

pembiayaan qardhul hasan terbilang lebih efektif karena ada divisi tersendiri untuk

mengelola dana baitul maal. Akan tetapi semenjak tahun 2007 baitul maal agak

vakum dan produk qardhul hasan kurang efektif. Dikarenakan SDM di bagian baitul

22

Jawaban dari pertanyaan tertulis BMT Al-Kariim.

Page 80: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

68

maal yang kurang mamadai. Tetapi sampai sekarang pembiayaan qardhul hasan

masih ada dan tetap berjalan walaupun kurang efektif. Vakum disini bukan berarti

tidak ada kegiatan pembiayaan qardhul hasan. Tetapi bedanya waktu masih ada divisi

khusus yang menangani dana maal, BMT mencari masyarakat yang benar-benar bisa

diberdayakan dengan dana qardhul hasan. Sekarang karena SDM nya tidak ada, BMT

hanya menunggu calon mitra yang datang ke BMT dan ingin mengajukan

pembiayaan qardhul hasan.

Pembiayaan qardhul hasan di BMT Al Kariim sudah menjadi produk rutin

setiap tahunnya. Penerimaan untuk dana maal pertahunnya sebesar Rp 15.000.000 -

Rp 20.000.000.23

Dana untuk qardhul hasan sebesar 50% dan sisanya untuk bantuan

dana sosial, keagamaan dan bantuan dana untuk disalurkan ke cabang. Dana yang

dialokasikan untuk qardhul hasan tidak sepenuhnya untuk calon mitra yang baru

memulai usaha, tetapi juga mitra BMT yang perlu bantuan dana untuk memulihkan

usahanya yang sedang menurun atau hampir bangkrut.

Jangka waktu yang diberikan BMT untuk pengembalian dana selama 4-6

bulan.24

Untuk sistem cicilan pembayaran, BMT menggunakan penagihan dengan

sistem mingguan atau harian. Karena dengan sistem mingguan ataupun harian ini

dianggap lebih efektif dalam pengembalian dan lebih mudah mengkontrol terhadap

usaha mitra.

23

Data berupa laporan keuangan tidak diberikan pihak BMT, hanya menyajikan data dari hasil wawancara.

24 Jawaban dari pertanyaan tertulis BMT Al-Kariim.

Page 81: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

69

Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mitra yang meminjam pembiayaan

qardhul hasan paling kecil Rp 300.000 dan paling besar Rp 2.000.000.25

Untuk

jaminan biasanya dilihat dari hasil survei tim BMT. Jika diperlukan, maka BMT akan

meminta jaminan. Biasanya bentuk jaminannya berupa BPKB motor atau barang

berharga lainnya. Jika pembiayaan disetujui maka mitra di kenakan biaya materai dan

infaq seikhlasnya.

Jika sudah pada waktu yang telah ditentukan mitra belum melunasi sisa

pembayaran. Maka pihak BMT melakukan pendekatan kepada mitra terlebih dahulu

untuk mengetahui masalah apa saja yang menyebabkan mitra tidak bisa atau

terlambat membayar cicilan pembayaran. Setelah itu BMT memberikan kelonggaran

kepada mitra dengan menambah waktunya menjadi maksimal 6 bulan lagi.26

Ini

karena pembiayaan qardhul hasan tidak ketat dari pada pembiayaan lainnya yang

sifatnya komersil.

Setelah di beri tenggang waktu pengembalian mitra belum juga bisa melunasi

sisa pembayaran, maka perjanjian atau masalah ini akan di tutup atau di anggap

lunas. Dilunasinya dengan cara ditalangi dari dana cadangan khusus untuk kredit

macet. Atau bisa juga dengan persetujuan ulang atau akad ulang. Misalnya dengan

merubah perjanjian atau akad ulang yang awalnya iuran perhari Rp 10.000 menjadi

perhari Rp 5.000. Kedua kebijakan tersebut tergantung hasil survei yang dilakukan

oleh pihak BMT. Kalau sudah benar-benar tidak mampu untuk membayar cicilan

25

Ibid 26

Ibid

Page 82: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

70

maka kebijakan yang di ambil adalah dengan cara menalangi dari dana talangan dan

menganggapnya lunas (write off). Dan jika masih ada harapan untuk membayar,

maka kebijakan yang di ambil adalah akad ulang.

Mitra yang sudah berhasil dengan pinjaman dana qardhul hasan bisa

meminjam kembali dana qardhul hasan atau di tawarkan ke pembiayaan tamwil.27

Terlebih dahulu melihat perkembangan usaha mitra, jika mitra sudah dianggap layak

maka akan dialihkan ke pembiayaan tamwil. Alasan dialihkannya pengajuan

pembiayaan qardhul hasan ke pembiayaan yang sifatnya komersil atau pembiayaan

tamwil adalah untuk mensuport mitra. Bahwasannya disamping pinjamannya bisa

lebih besar juga ada rasa tanggung jawab yang di emban mitra. Jika terus menerus

selalu diberikan pembiayaan qardhul hasan terkadang mitra tidak ada keseriusan

untuk mengembangkan usahanya. Tetapi jika sudah berkembang dan diberikan

pembiayaan tamwil mitra menjadi lebih serius mengembangkan usahanya karena ada

rasa tanggung jawab untuk mengembalikan pembiayaan.

27

Ibid

Page 83: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan penulis sebelumnya dari ketiga

BMT, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Setiap BMT mempunyai kebijakan tersendiri untuk pembagian dana maal-nya.

Kebijakan BMT Ta’awun dalam pembagian persentase untuk dana qardhul hasan

pertahunnya sebesar 20% - 25% dari keseluruhan dana baitul maal. Kebijakan

BMT Al-Azhar sebesar 12% pertahunnya. Dan kebijakan BMT Al Kariim sebesar

50% pertahunnya. Kebijakan disetiap BMT berbeda karena masing-masing BMT

mempunyai perbedaan program sosial yang juga membutuhkan dana dari dana

maal.

2. Kebijakan di setiap BMT sedikit berbeda untuk mitra yang ingin mengajukan

pinjaman kembali dana qardhul hasan:

Kebijakan BMT Ta’awun memberikan prosedur pembiayaan sekaligus

pembinaan 2 sampai 3 tahun. Gunanya supaya mitra dapat benar-benar

bisa mandiri dan terkontrol oleh BMT Ta’awun. BMT Ta’awun

menganjurkan mitranya untuk menabung. Karena tabungan akan menjadi

salah satu gambaran perkembangan usaha. Jika dianggap sudah mandiri

maka BMT menawarkan pembiayaan tamwil atau merubah akad.

Page 84: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

72

Kebijakan BMT Al Azhar dengan melakukan survei terlebih dahulu. Jika

sudah mandiri, BMT menawarkan pembiayaan tamwil atau masih mau

memakai dana qardhul hasan. Jika belum, BMT akan tetap memberikan

pembiayaan qardhul hasan.

Kebijakan BMT Al Kariim dengan melakukan survei terlebih dahulu. Jika

sudah layak langsung dialihkan ke pembiayaan tamwil. Alasan langsung

dialihkan agar mitra lebih bertanggung jawab atas dana pinjamannya.

B. Saran

Adapun saran penulis berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Tetap menjaga nilai syariah, terus menambah anggaran untuk pembiayaan

qardhul hasan disetiap tahunnya, mempercepat proses pencairan dana,

melakukan pembinaan kepada mitra, dan menambah SDM khusus untuk

produk qardhul hasan, menghimbau masyarakat untuk berzakat, infaq dan

sedekah di BMT, melakukan kerja sama dengan lembaga lain. Kesemua ini

saling berkaitan untuk berlangsungnya kegiatan pembiayaan qardhul hasan.

Karena salah satu tugas BMT adalah memberdayakan masyarakat khususnya

masyarakat dilingkungan sekitar BMT.

2. Memberikan kebijakan yang saling menguntungkan antara BMT dan mitra.

BMT memberikan dana, pembinaan dan tenggang waktu. Mitra menggunakan

dana dan mengikuti pembinaan yang dilakukan BMT agar bisa lebih efektif.

Page 85: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

73

3. Bertukar pengalaman tentang pengelolaan dana maal khususnya dana qardhul

hasan dengan BMT lain. Agar BMT lain tidak hanya mengelola baitul

tamwilnya saja, tetapi juga mengelola baitul maalnya. Dan bagi BMT yang

sudah mempunyai pembiayaan qardhul hasan sebaiknya lebih transparan

dalam hal laporan keuangan agar bisa menjaga kepercayaan masyarakat dan

juga bisa menjadi pemasukan bagi BMT jika masyarakat membayar zakat,

infak dan sedekahnya ke BMT.

Page 86: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Sahih At-Targhib Wat Tarhib Al-Juzul Awwal,

(Riyadh: Maktabah Al-Ma’arif Lin Nasyri Wat Tauzi’, 2000).

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,

2009.

__________. Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam. Jurnal Iqtishad, vol. 1, no. 1,

Februari 2009.

Anhardi, Herman. “Analisis Strategi Promosi Kartu Kredit Bank Rakyat Indonesia”.

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2007.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press,

2001.

Apriansyah, Arif. “Studi Analisis terhadap Kinerja Badan Amil Zakat(BAZ) Kota

Bogor dalam Meningkatkan Jumlah Usaha Mustahiq”. Jurnal Al-Infaq. 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,

Rineka Cipta, 1993.

Arif, M. Nurianto Al. Lembaga Keuangan Syariah(suatu kajian teoritis praktis.

Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Page 87: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet,

2006.

Ascaraya. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2008.

Aziz Muhammad Amin, Buku Saku Tata Cara Pendirian BMT. Jakarta: PKES,2000.

Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah. Jakarta: PKES, 2006.

Djazuli, H. A. dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2002.

Dwiputra, Ade Agung. “Peran Dana Qard Al-Hasan Dalam Memberdayakan Usaha

Kecil (Pada BMT Husnayain di Pasar Rebo dan BMT Al-Azhar di Pasar Minggu)”.

Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Hafiduddin, Didin. Problematika Kontemporer Arkulasi Proses Politik Bangsa.

Jakarta: Forum Zakat, 2003.

Hejazziey, Djawahir. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah(UMKM) melalui Lembaga Keuangan Syariah(LKS) untuk mengentaskan

Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran. Jurnal Iqtishad, vol. 1, no. 1 Februari

2009.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis

dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2010.

Page 88: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Ilmi, Makhlakul, Teori dan Praktek Lembaga Keuangan Mikro Keuangan Syariah.

Yogyakarta: UII Pres,2002.

Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank

Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003).

“Islamic Mikrofinance di Indonesia”. Sharing edisi 47 (November 2010).

Karim, Adiwarman A. Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, cet.VII. Jakarta:

PT.Raja Grafindo persada , 2010.

Lathif, Ah. Azharudin. Fiqih Muamalah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Manullang. M. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2005.

Mardani. Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalat. Jakarta: Kencana, 2012.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Percetakan

Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,2005.

Muhammad. Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005).

Munir, Muhammad Syahrul. “Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Melalui Dana

Qardhul Hasan di BMT El-Syifa Ciganjur”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Page 89: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Rahardjo, M. Dawam. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1999.

Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan

Aplikasi . Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia. Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1999.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi.

Yogyakarta: Ekonisia, 2007.

Sule, Erni Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen. Jakarta:

Kencana, 2005.

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Pusat Peningkatan dan

Jaminan Mutu (PPJM) FSH UIN Jakarta, 2012.

Ulfa, Maria. “Efektifitas Pembiayaan Dana Qardhul Hasan Pada BMT Bina Ummat

Sejahtera Periode 2006-2010”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012.

Wirartha, Made Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offset, 2006.

Page 90: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Wirawan. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Rjawali

Pers, 2011.

http://darussalambengkulu.wordpress.com/2012/06/17/pemberdayaan-ekonomi-

rakyat-di-pedesaan-melalui-bmt-dan-koperasi-syariah/ Artikel di akses tanggal 30

April 2013.

http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268 Artikel di akses pada 30

April 2013.

http://ib.eramuslim.com/2010/01/22/kenapa-bmt-belum-mau-jadi-bank-syariah/

Artikel di akses tanggal 1 mei 2013.

http://abiaqsa.blogspot.com/2013/03/bmt-dikepung-oleh-undang-undang.html Artikel

di akses pada 1 Mei 2013.

Wawancara di BMT Ta’awun oleh Bapak Abdul Kodir sebagai Kepala Bagian Baitul

Maal.

Wawancara di BMT Al Azhar oleh Bapak Dwi Cahyo sebagai Supervisor

Pembiayaan.

Wawancara di BMT Al Kariim oleh Bapak Andre sebagai Divisi Suport BMT.

Page 91: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 92: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 93: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 94: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 95: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 96: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 97: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 98: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 99: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 100: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 101: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 102: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …
Page 103: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Hasil Wawancara dengan BMT Al Azhar

Tanggal : 26 September 2013

Narasumber : Dwi Cahyono

Jabatan : Supervisor Pembiayaan

1. Apakah produk qardhul hasan ini sudah menjadi produk rutin di setiap tahunnya?

- Qardhul hasan sudah menjadi produk rutin disetiap tahunnya

2. Apa latar belakang BMT ini mempunyai produk qardhul hasan?

- Latar belakangnya, awal dana maal pada prinsipnya untuk membantu masyarakat

yang kurang mampu. Berawal dari masjid yang kasnya digulirkan ke masyarakat.

Akan tetapi para pengurus masjid berpikiran jangan selalu menjadikan masyarakat

menjadi dhuafa dengan memberikan dana cuma-cuma, tetapi harus memberdayakan

masyarakat dengan dana qard yang akan menjadi produktif bukan konsumtif.

3. Berapa persentase untuk pembiayaan qardhul hasan dari keseluruhan pendapatan

dana maal?

- Dana maal yang diterima setiap tahunnya rata-rata 30 juta. Alokasi untuk dana

qardhul hasan biasanya 13%. Sisanya untuk dana bantuan cuma-cuma atau program

sosial rutin.

4. Berapa lama jangka waktu mitra untuk menggunakan pembiayaan qardhul hasan?

- Jangka waktu yang diberikan 1 tahun (12 bulan). Biasanya dari pihak mitra tidak mau

lama untuk meminjamnya.

5. Bagaimana kebijakan BMT jika mitra terlambat mengembalikan dana qardhul

hasan?

Page 104: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

- Jika terlambat, maka akan didatangi terlebih dahulu dengan pendekatan persuasif.

Karena qardhul hasan jangan disamakan dengan pembiayaan lain. misalnya jika

usahanya sudah tidak berjalan tetapi suaminya kerja, dibicarakan kembali dengan

mitra apakah mau diangsur sesuai kesepakatan diawal atau dipotong cicilannya tetapi

sampai selesai. Misalnya kesepakatan diawal perbulannya 100 ribu menjadi 50 ribu.

6. Bagaimana jika tidak bisa mengembalikan?

- Jika sudah tidak bisa mengembalikan, kalau seandainya sudah sangat terpaksa,

usahanya sudah tidak berjalan, suaminya kerja serabutan, maka BMT akan

menutupnya. Tetapi jika suatu saat nasabah sudah mempunyai penghasilan lagi,

minimal punya penghasilan tetap, maka BMT akan membicarakannya kembali karena

pada prinsipnya ini adalah uang zakat, infaq dan shodaqah yang merupakan amanah.

7. Berapa pembiayaan paling kecil dan berapa yang paling besar yang pernah

diberikan?

- Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mitra yang meminjam pembiayaan qardhul

hasan paling kecil 1 juta dan paling besar 6 juta.

8. Jika pinjaman besar, apakah ada jaminan?

- Ada jaminan peminjaman diatas 3 juta, minimal BPKB motor.

9. Apakah bisa terjadi perubahan akad jika mitra ingin meminjam kembali untuk

pengembangan usahanya? (dari pinjaman maal ke pinjaman tamwil)

- Kita lihat dahulu, kalau memang usahanya sudah lancar, BMT akan berikan

pembiayaan misalnya murabahah yang ada bagi hasilnya. Seandainya dia masih

dibawah terus ya BMT berikan qardhul hasan lagi. Jadi diikuti dulu sudah layak atau

belum.

Page 105: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

10. Darimana saja mitra yang ingin meminjam dana qardhul hasan? Apakah hanya

sekitar BMT atau dari daerah lain?

- Mitra yang meminjam hanya sekitar daerah BMT

Page 106: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Hasil Wawancara dengan BMT Al Kariim

Tanggal : 26 September 2013

Narasumber :Bapak Andrie

Jabatan : Department Support

1. Apakah produk qardhul hasan ini sudah menjadi produk rutin di setiap tahunnya?

- Untuk sekarang produk qardhul hasan kurang efektif, semenjak 2007. Sebelum 2007

pembinaan dan pemberdayaan terhadap nasabah qardhul hasan lebih efektif. Sekarang

karena kurang SDM. Tetapi pembiayaan qardhul hasan masih ada dan tetap berjalan.

2. Apa latar belakang BMT ini mempunyai produk qardhul hasan?

- Awalnya untuk perberdayaan dari dhuafa bisa menjadi meningkat taraf hidupnya.

Pembinaan bukan hanya bisnisnya tetapi juga rahaninya dengan diadakannya

pengajian.

3. Berapa persentase untuk pembiayaan qardhul hasan dari keseluruhan pendapatan

dana maal?

- Pendapatan maal rata-rata pertahunnya 15 sampai 20 juta. Mulai 2007 baitul maal

agak vakum. Dana untuk qardhul hasan sebesar 50% dan sisanya untuk bantuan dana

sosial, keagamaan dan bantuan dana untuk disalurkan ke cabang. 50% itu sudah

termasuk untuk bantuan dana bagi nasabah yang usahanya sedang menurun atau

hampir bangkrut.

4. Berapa lama jangka waktu mitra untuk menggunakan pembiayaan qardhul hasan?

- 4 – 6 bulan, bayarnya harian atau mingguan lebih efektif.

Page 107: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

5. Bagaimana kebijakan BMT jika mitra terlambat mengembalikan dana qardhul

hasan?

- Melalui pendekatan persuasif, dilihat dulu masalahnya. Ada kelonggaran, kalau qard

tidak ketat dari pembiayaan lain. diberi kelonggaran 6 bulan.

6. Bagaimana jika tidak bisa mengembalikan?

- Ditutup atau dilunasi (write off). Ditalangi dari dana cadangan untuk kredit macet.

Atau dengan persetujuan ulang. Misalnya perhari iuran 10 ribu menjadi 5 ribu

7. Berapa pembiayaan paling kecil dan berapa yang palig besar yang pernah

diberikan?

- Paling kecil Rp 300.000 dan paling besar Rp 2.000.000

8. Jika pinjaman besar, apakah ada jaminan?

- Jaminan dilihat dari hasil survei

9. Apakah bisa terjadi perubahan akad jika mitra ingin meminjam kembali untuk

pengembangan usahanya? (dari pinjaman maal ke pinjaman tamwil)

- Mitra yang sudah berhasil dengan pinjaman dana qardhul hasan bisa meminjam

kembali dana qardhul hasan atau di tawarkan ke pembiayaan tamwil. Alasan

dialihkannya pengajuan pembiayaan qardhul hasan ke pembiayaan yang sifatnya

komersil atau pembiayaan tamwil adalah untuk mensuport mitra.

10. Darimana saja mitra yang ingin meminjam dana qardhul hasan? Apakah hanya

sekitar BMT atau dari daerah lain?

- Dari sekitar lingkungan BMT. Cipulir dan kebayoran.

Page 108: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

Hasil Wawancara dengan BMT Ta’awun

Tanggal : Oktober 2013

Narasumber : Bapak Abdul Kodir, S.HI

Jabatan : Kepala Bagian Baitul Maal

1. Apakah produk qardhul hasan ini sudah menjadi produk rutin di setiap tahunnya?

- Ya, Qardhul hasan sudah menjadi produk rutin disetiap tahunnya

2. Apa latar belakang BMT ini mempunyai produk qardhul hasan?

- Menghapus rentenir dan memberdayakan masyarakat di sekitar lingkungan BMT

yang kurang mampu agar bisa lebih produktif dan kreatif

3. Berapa persentase untuk pembiayaan qardhul hasan dari keseluruhan pendapatan

dana maal?

- Kebijakan BMT Ta’awun untuk pembiayaan qardhul hasan di anggarkan setiap

tahunnya sebesar 20% - 25% dari total dana baitul maal.

4. Berapa lama jangka waktu mitra untuk menggunakan pembiayaan qardhul hasan?

- 1 tahun. Mitra membayar cicilan pembiayaan setiap bulannya dengan cara menyetor

langsung ke BMT

5. Bagaimana kebijakan BMT jika mitra terlambat mengembalikan dana qardhul

hasan?

- Jika sudah di analisis oleh pihak BMT maka kebijakan BMT selanjutnya adalah

memperpanjang waktu peminjaman menjadi maksimal 1 tahun lagi untuk melunasi

sisa pembayaran.

Page 109: EVALUASI PENGELOLAAN DANA QARDHUL HASAN PADA …

6. Bagaimana jika tidak bisa mengembalikan?

- Sebagian tidak bisa mengembalikan tetapi tetap dianalisis sebab-sebab tidak bisa

mengembalikan. Perpanjang maksimal 1 tahun lagi, kalau 1 tahun tidak bisa

mengembalikan juga, maka diputihkan dianggap hibah atau sedekah.

7. Berapa pembiayaan paling kecil dan berapa yang palig besar yang pernah

diberikan?

- Paling kecil Rp 500.000 dan paling besar Rp. 2.000.000, tergantung kebutuhan mitra

dan hasil survei yang dilakukan oleh pihak BMT agar lebih tepat dan mitra tidak

hidup konsumtif.

8. Jika pinjaman besar, apakah ada jaminan?

- Tidak ada jaminan untuk pembiayaan qardhul hasan

9. Apakah bisa terjadi perubahan akad jika mitra ingin meminjam kembali untuk

pengembangan usahanya? (dari pinjaman maal ke pinjaman tamwil)

- Peminjaman kembali dana qardhul hasan bisa 2 – 3 tahun lagi baru bisa di rubah ke

tamwil. Karena usaha yang baru 1 tahun biasanya belum bisa mandiri. BMT Ta’awun

mewajibkan mitranya untuk menabung. Nah, gunanya menabung juga bisa

menggambarkan perkembangan usahanya. Jika 1 tahun sudah mampu berhasil, kita

tawarkan dahulu mau ke tamwil atau masih mau menggunakan qardhul hasan.

10. Darimana saja mitra yang ingin meminjam dana qardhul hasan? Apakah hanya

sekitar BMT atau dari daerah lain?

- Dari area kantor pusat cipulir dan 2 kantor cabang (di serengseng dan Pondok aren).

Bisa juga dari nasabah tamwil. Misalnya nasabah bangkrut lalu dibantu dengan dana

qard, setelah usahanya pulih dikembalikan lagi ke pembiayaan tamwil.