evaluasi penanganan ikan cakalang (katsuwonus pelamis) melalui analisis kemunduran mutu fisik dan...
DESCRIPTION
Powerpoint ini merupakan sebagian dari hasil penelitian skripsi yang dipresentasikan di Seminar Nasional 2011, yang diselenggarakan oleh Universitas Trunojoyo Madura.TRANSCRIPT
Andita Sayekti, STPM. Prasetya Kurniawan, STP, M.Sc
Ir. Ag. Suryandono, M.App.Sc
EVALUASI PENANGANAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis)DI TINGKAT PEDAGANG PESISIR PANTAI MELALUI ANALISIS
KEMUNDURAN MUTU FISIK, PEMBIAYAAN,DAN PERBANDINGAN ES PADA KOTAK PENDINGIN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA
2011
LATAR BELAKANG
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak
(highly perishable)Menurut DKP (2007), ikan cakalang merupakan jenis terbesar yang dihasilkan
yaitu 7,12 % dari total produksi tangkap 4,73 juta
tonPerlu penanganan khusus agar kesegaran ikan dapat
bertahan lamaTata cara penanganan ikan di tingkat pedagang pesisir pantai selatan Yogyakarta
kurang baik sehingga tingkat kerugian (losses) tinggi
PERUMUSAN MASALAH
Ikan cakalang merupakan salah satu komoditas perikanan tangkap tertinggi yang dikonsumsi di Yogyakarta
Kesegaran ikan cakalang harus dijaga untuk mempertahankan umur simpan.
Penggunaan jumlah dan jenis es dalam pendinginan belum ada patokannya.
BATASANMASALAH
Objek penelitian adalah ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis).
Pengadaan obyek (ikan cakalang) diperoleh dari
pedagang ikan di wilayah selatan
Yogyakarta.
Tempat pendinginan dan penyimpanan ikan yaitu cool box
styrofoam.Es batu yang digunakan adalah es
halus (slush ice).Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Januari - Februari 2011.
Penelitian terbatas pada sifat fisik (kadar
air, tekstur, dan perubahan berat).
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kemunduran mutu (deterioration) ikan cakalang secara fisik (kadar air, tekstur, dan perubahan berat) yang dipengaruhi perbandingan jumlah es selama penyimpanan dan biaya yang digunakan.
2. Mengetahui penentuan terbaik penyimpanan ikan cakalang dengan perbandingan ikan:es 1:1 dan 1:2.
3. Mengevaluasi tata cara penanganan ikan segar dan resiko kerugian
METODOLOGI PENELITIAN1. Obyek penelitian : ikan cakalang segar (Katsuwonus
pelamis) yang diperoleh dari pedagang ikan di wilayah selatan Yogyakarta
2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2011.
3. Perlakuan penyimpanan ikan:es menggunakan perbandingan 1:1 (B) dan 1:2 (C), serta A sebagai kontrol (tanpa es)
4. Ukuran cool box yang digunakan :
Panjang : 0,365 m
Lebar : 0,28 m
Tinggi : 0,29 m
Tebal : 0,02 m
Skema Alat
CA
B
F
E
D
Keterangan :
Cool Box
Lokasi Termometer
T1
T2
T1 < T2, dengan T1 = suhu cool box (0C)T2 = suhu ikan (0C)
Ikan Cakalang
Metode Pengujian
2. Penentuan tekstur menggunakan uji tusuk “Universal Testing Machine” merk Zwick tipe DO-FB0.5TS
1. Penentuan kadar air dengan termogravimetri
% Kadar Air
%x
BSB
SBSB '
100
% Kadar Air
B = berat botol kosong(B+S) = berat botol timbang + sampel(B+S)’ = berat botol timbang + sampel setelah dikeringkan
3. Penentuan perubahan berat dengan membandingkan berat awal dengan berat akhir
%xawalberat
t awalakhir-beraberat100BeratPerubahan
DIAGRAM ALIRPENELITIAN
Identifikasi Kemunduran Mutu Fisik Ikan Cakalang
Studi Pustaka tentang Karakteristik Ikan Cakalang, Cara Penanganan, dan Pendinginan
Penyimpanan ikan cakalang pada cool box dan es halus
Analisis Perubahan Fisik dan Kemunduran Mutu Ikan Cakalang
Mulai
Kesimpulan
Selesai
Penentuan Perbandingan Ikan dan Es Terbaik
Penyimpanan ikan dengan perbandingan ikan:es 1:1 (Cool Box
B), dengan penggantian es sehari dua kali pukul 08.00 WIB dan 17.00
WIB.
Penyimpanan ikan dengan perbandingan ikan:es 1:2 (Cool Box
C), dengan penggantian es sehari dua kali pukul 08.00 WIB dan 17.00
WIB.
Penyimpanan ikan tanpa es sebagai kontrol (Cool
Box A)
Pengujian kadar air, tekstur, dan perubahan berat
Pengujian kadar air, tekstur, dan perubahan berat
Pengujian kadar air, tekstur, dan perubahan berat
HASIL PENELITIAN
Sifat Fisik Jenis Perlakuan
(Ikan:Es)
Hari ke-
0
Hari ke-
1
Hari ke-
2
Hari ke-
3
Hari ke-
4
Kadar
Air (%)
A (kontrol) 74,56 75,65 - - -
B (1:1) 74,96 75,91 75,95 77,50 77,08
C (1:2) 74,38 75,58 77,19 78,27 79,09
Tekstur (N)
A (kontrol) 5,32 1,87 - - -
B (1:1) 4,88 5,12 -
3,07 4,83
C (1:2) 5,48 4,75 -
5,63 4,51
Perubahan Berat
(%)
A (kontrol) 0,00 9,38 - - -
B (1:1) 0,00 5,58 6,27 10,97 6,59
C (1:2) 0,00 4,23 15,59 8,03 3,04
Perubahan Sifat Fisik Ikan Cakalang
Kadar Air
Kadar air ikan cakalang mengalami kenaikan, hal ini berhubungan dengan tekstur ikan cakalang yang mengalami pelunakan sehingga kandungan partikel cair meningkat.
Pengujian Tekstur
Aktivitas mikroorganisme yang menguraikan struktur protein dan komponen lainnya menyebabkan terbebasnya air terikat. Aktivitas tersebut menjadikan kadar air bertambah sehingga kekenyalan daging berkurang, sehingga tekstur cakalang menjadi lunak.
Perubahan Berat
Salah satu penyebab perubahan berat adalah dehidrasi, yang diakibatkan oleh adanya perbedaan kelembaban relatif (RH) antara produk yang didinginkan dengan lingkungannya. Massa air yang terdapat dalam daging ikan akan tertarik keluar terus menerus dalam bentuk uap air, sehingga menyebabkan susutnya berat ikan.
Biaya Es batu
1. Cool Box B
Harga 1 plastik es batu ukuran 10 kg = Rp 7.500,00
Total berat ikan 2,325 kg.
Total penggunaan es batu = 10,12 kg.
Jumlah rupiah yang dikeluarkan
Jadi, besar rupiah yang dikeluarkan untuk penggunaan es pada 1
kg ikan
7.590,00Rp7.500,00Rpx10
10,12
g3.264,52/kRpkg2,325
7.590,00Rp
2. Cool Box C
Total Berat Ikan 2,565 kg.
Total penggunaan es batu = 21,14 kg.
Jumlah rupiah yang dikeluarkan
Jadi, besar rupiah yang dikeluarkan untuk penggunaan es
pada 1 kg ikan
15.855,00Rp7.500,00Rpx10
21,14
g6.181,29/kRpkg2,565
15.855,00Rp
Biaya per hari
6877,50
4447,50
2962,50
1567,50
3183,75
2152,50
1488,75
765
KESIMPULAN & EVALUASI
1. Kemunduran mutu ikan cakalang secara fisik pada cool box A (kontrol), cool box B (1:1), dan cool box C (1:2) selama penyimpanan 4 hari adalah sebagai berikut :
Kadar Air
Kadar air pada penyimpanan cool box A, cool box B dan cool box C dari hari ke-0 sampai hari ke-4 menunjukkan kenaikan kadar air.
Tekstur
Tekstur pada penyimpanan cool box A, cool box B dan cool box C dari hari ke-0 sampai hari ke-4 fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan tekstur.
Perubahan Berat
Perubahan berat pada penyimpanan cool box A, cool box B dan cool box C dari hari ke-0 sampai hari ke-4 fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan berat.
2. Penyimpanan yang direkomendasikan adalah menggunakan perlakuan cool box B (ikan:es 1:1) karena nilai kadar air dan perubahan beratnya lebih stabil, dan biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan es batu halus lebih rendah yaitu sebesar Rp 7.590,00 selama 4 hari penyimpanan.
3. Hasil ini selanjutnya akan dipergunakan untuk melakukan evaluasi tata cara penanganan ikan segar (GMP dan pengurangan kerugian/loses) dan resiko kerugian yang lebih banyak kepada para pelaku usaha di pesisir pantai selatan D.I.Yogyakarta.
SARAN
1. Pengujian pada ikan cakalang sebaiknya dilanjutkan dengan pengujian warna dan pH untuk mengetahui pengaruh perubahan fisik lainnya selama penyimpanan.
2. Perhitungan biaya masih dilakukan dalam skala laboratorium, sebaiknya diaplikasikan langsung ke pedagang ikan sehingga biayanya menjadi semakin rendah
TERIMAKASIH