pertemuan reguler iii komite pengelola data … kpdp-tct... · komite pengelola data perikanan...
TRANSCRIPT
PERTEMUAN REGULER III KOMITE PENGELOLA DATA PERIKANAN TUNA, CAKALANG DAN TONGKOL (KPDP-TCT)
PROVINSI SULAWESI UTARA 11 Juli 2018
Hari dan tanggal pertemuan
Rabu, 11 Juli 2018
Waktu Pertemuan (mulai dan akhir)
Mulai : 09:10 WITA Selesai : 15.30 WITA Dibuka oleh : Audy Dien, Kepala Pelabuhan Perikanan Tumumpa, provinsi Sulawesi Utara Ditutup oleh : Audy Dien, Kepala Pelabuhan Perikanan Tumumpa, provinsi Sulawesi Utara
Tempat Pertemuan
Ruang Pertemuan di Hotel Whizz Prime Megamas Manado
Judul Pertemuan
Pertemuan Regular III Komite Pengelola Data Perikanan Tuna Cakalang Tongkol (KPDP-TCT) di Wilayah Perairan Provinsi Sulawesi Utara
Peserta (Nama/Institusi)
1. Riana Handayani (PSDI-KKP) 2. Mumpuni C. P (PSDI-KKP) 3. Adi Kuswoyo (Riset Perikanan/WCPFC) 4. Irma Sesi Tidajoh (PSDKP Bitung) 5. Rudi Saranga (Poltek KP Bitung) 6. Lumpat Sormin (PPS Bitung) 7. Jerusalem Melope (UPP Tahuna) 8. Audy Dien (DKPD Prov. Sulawesi Utara) 9. Deyne Rondonuwu (DKPD Prov. Sulawesi Utara) 10. Meity K. (DKPD Prov. Sulawesi Utara) 11. Novi P. (DKPD Prov. Sulawesi Utara) 12. Ketty Wongkar (DKPD Prov. Sulawesi Utara) 13. Watanius Tamaroba (PPP Tumumpa) 14. Jootje Koagow (DKP Bolsel) 15. Dennie Rondo (DKP Mitra) 16. Justi Mogea (PPI Tumumpa) 17. Glondy M. (DKP Kota Bitung) 18. Liestje Macawalang (DKP Kota Bitung) 19. Ernist Unas (DKP Sangihe) 20. Veldy Damasar (DKP Sangihe) 21. Awaludin Lamalani (DKP Bolsel) 22. Febrina Antou (DKP Manado) 23. Idris Adam (DKP Bolsel) 24. Hizky Karwur (DPMPTSP Sulawesi Utara) 25. Adi Saputra (BPPP Bitung) 26. Falleoy (PT. SIG Asia) 27. Godfried S. Badoa (PT. Nutrindo) 28. Agus Adanaja (PT. Sinar Purefoods International) 29. Richardo Supit (PT. BMB)
30. Muchsin (Supplier Tuna Tahuna) 31. Efraim Lumintut (Supplier Tuna Manado) 32. Elyas (Nelayan Manado) 33. Maxi Kuntel (Nelayan PL Bitung) 34. Adrianus Rakinaung (Nelayan Sangihe) 35. Ben Awoah (HNSI Sulawesi Utara) 36. Tommy Nelwan (HNSI Sulawesi Utara) 37. Andika (HNSI Sulawesi Utara) 38. Sang Udayana (USAID OCEAN) 39. Abrizal Ang (AP2HI) 40. Aditya Utama (MDPI) 41. Saut Tampubolon (MDPI) 42. Wildan (MDPI) 43. Stephani Mangunsong (MDPI) 44. A. Riza Baroqi (MDPI) 45. Rui Xavier (MDPI) 46. Maghelhais T. (MDPI) 47. Bambang Ali (MDPI) 48. Hamonangan Simanjuntak (MDPI) 49. Novita (MDPI) 50. Santri (MDPI)
Proses Diskusi *Menyanyikan Lagu Indonesia Raya *Doa bersama sebelum kegiatan dimulai *Pembukaan
1. Audy (Kepala Pelabuhan Perikanan Tumumpa Prov. Sulawesi Utara) Ucapan permintaan maaf atas nama Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Utara yang berhalangan hadir dikarenakan ada agenda ke Jakarta bersama
Gubernur. Ucapan terimakasih diucapkan atas dukungan dari MDPI dalam melaksanakan
kegiatan yang sangat strategis ini sehingga mendukung perkembangan perikanan TCT di
Sulawesi Utara. DKP sangat mengapresiasi atas kerjasama tim dalam melaksanakan
program-program KPDP yang mendukung kesejahteraan nelayan tuna. Terkait data,
diharapkan seluruh anggota KPDP terlibat aktif agar dapat memberikan sumbangsih
dalam pengelolaan perikanan TCT di Sulawesi Utara. Atas nama pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara, Pertemuan Reguler III KPDP TCT resmi dibuka.
2. Laporan singkat kegiatan capaian program KPDP TCT dari Bu Deine, mewakili
Sekretaris KPDP TCT Provinsi Sulawesi utara
A. Penyusunan Pergub tentang sistem bagi hasil antara pemilik kapal dan ABK Masih dalam proses penyusunan draft dan akan didiskusikan bersama pada sesi
khususpada pertemuan kali ini.
B. Pasokan nelayan tradisional untuk memenuhi kebutuhan UPI Salah satu usaha agar bahan baku ikan dapat memenuhi kebutuhan UPI, yaitu
meningkatkan pengetahuan nelayan dalam mempertahankan kualitas ikan diatas
kapal. Hal ini sudah dilakukan oleh tim KPDP TCT dengan melaksanakan training
penanganan ikan yang baik diatas kapal pada tanggal 20 April 2018 yang lalu.
Training dihadiri oleh tim dari Bali Seafood International, DKP Prov. Sulut, OCEANS,
dan MDPI yang dilaksanakan di pulau Nain. Kegiatan ini dihadiri oleh 33 orang (9
orang wanita). C. Pendaftaran Kapal Skala Kecil Sebelum dilakukan pengukuran oleh KSOP Manado, tim KPDP mengumpulkan
dokumen persyaratan berupa ; - Surat Permohonan pendaftaran
- Surat keterangan Tukang
- Surat Keterangan Kepemilikan Kapal dari Lurah/Camat
- Foto kapal
- FC KTP
- Tersedia alat keselamatan (life Jacket)
- Pendaftaran nama kapal online
Setelah berkas masuk di KSOP/UPP, tim Ahli Ukur akan turun ke lapangan untuk melakukan pengukuran kapal.
Adapun Kapal-kapal yang telah dilakukan pengukuran sebagai berikut ; *Pulau Nain : 12 Kapal sudah diukur pada tanggal 21 Maret 2018 (Pas kecil masih
proses)
*Sangihe : 36 Kapal sudah diukur dan sudah terbit Pas Kecil
- Mahumu (3 April 2018)
- Bahoi, Kelurahan Santiago (Malebur), Kelurahan Pananekeng dan Kelurahan
Kolongan Mitung (4 April 2018)
*Talawaan Bajo : 18 kapal Sudah diukur (Pas kecil masih proses) (29 Juni 2018)
PT. Nutrindo Freshfood International Memberikan kontribusi 25 life jacket sebagai
syarat terbitnya pas kecil untuk nelayan kecil (armada semut) di Manado.
3. Perkenalan peserta
4. Foto bersama
5. Coffe Break
6. Presentasi hasil pendataan 6 bulan terakhir (Riza)
Pada kesempatan ini, Riza berbagi hasil dari pengumpulan data perikanan TCT di
Manado, Sangihe, dan Bitung dari bulan Januari – Juni 2018. Program ini merupakan
program dukungan dari USAID OCEAN yang berpusat di WPP 716. Ada beberapa
informasi data yang disampaikan terkait masing-masing dari alat tangkap HL (Sangihe,
Manado) dan PL (Bitung). Data-data tersebut yaitu komposisi hasil tangkapan tuna,
Frekuensi panjang YFT, Rata-rata Tangkapan/bulan, Penggunaan umpan, tangkapan
sampingan dominasi, lokasi penangkapan, dan perkembangan teknologi dalam
pencatatan hasil tangkapan ikan. Berikut merupakan hasil dari pengumpulan data
tersebut ;
Hand Line (HL) Manado &
Sangihe
Pole and Line (PL) Bitung
Komposisi Tangkapan Tuna 2% BET, 3% SKJ, 95% YFT 1.3% BET, 80% SKJ, 18,7%
YFT
Frekuensi Panjang YFT 79% Juvenil 100% Juvenil
Rata-rata tangkapan/bulan Puncak Januari, Rendah
Mei
Puncak Juni, rendah Mei
Rata-rata penggunaan
umpan/bulan
Layang dan Baby Tuna Teri mendominasi tiap
bulannya
Tangkapan sampingan
Dominan
Lemadang, setuhuk biru
dan Loreng
Salam, Lemadang, Tongkol
Daerah Penangkapan
Saat ini, MDPI senang mengembangkan sistem teknologi pencatatan hasil
pendaratan ikan di Sangihe dan Manado. Sistem tersebut bernama IFISH Apps.
Diharapkan, kedepannya pencatatan dilakukan dengan system teknologi yang tidak lagi
menggunakan kertas, sehingga dapat mengefisienkan waktu dan juga dapat lebih simple
dalam melakukan pendataan.
7. Stephani (MDPI) Progress Update eCDTs USAID OCEAN Pada Nelayan Kecil di
Sulawesi Utara
Pada kesempatan ini, Stephani berbagi informasi terkait progres dari program
yang di support oleh USAID OCEAN, yang memiliki rencana aksi di WPP 716 untuk
nelayan tuna skala kecil. Program USAID OCEAN terfokus pada dokumentasi
penangkapan dan ketertelusuran. Ada 6 rencana aksinya yaitu ;
a) Mengembangkan rencana aksi rantai pasokan, dengan aktivitas dan jadwal yang diidentifikasi per node: fisher; Pemasok; Prosesor
b) Menentukan 2 lokasi pengumpulan data I-Fish, dan melakukan pengumpulan data ikan
dengan staff terlatih
c) Membantu pendaftaran 100 Kapal nelayan kecil (Lisensi/dokumen ijin)
Informasi terbaru, dikepulauan sangihe sudah terbit 4 BPKP dan 32 sisanya
diambil pada tanggal 19 Juli 2018 oleh perwakilan nelayan, supplier, dan MDPI di DKP
Kab. Kep. Sangihe
d) Menyebarkan 6 perangkat pelacak kapal, Pelagic Data System(PDS)
e) Menyebarkan 2 aplikasi Supplier (1 Manado, 1 Sangihe) menggunakan android
bernama aplikasi Trafiz. Aplikasi ini Merupakan aplikasi pencatatan ikan untuk supplier.
Baik pencatatan pendapatan, pembelanjaan/pengeluaran. Sehingga memudahkan
supplier dalam pencatatan ikannya (lebih simple dari menggunakan kertas.
Penggunaan Trafizz di lokasi kerja supplier partner
f) Menyebarkan 1 software internal traceability di UPI, TraceTales.
TraceTales merupakan teknologi pencatatan ketertelusuran dengan sistem barcode.
Sistem ini memudahkan pengguna dalam menelusuri produk perikanan mereka mulai
dari dimana ikan itu berasal, sampai terjual (dikirim/ekspor). Keuntungan dari teknologi
ini yaitu ;
- Mengurangi data eror
- Mengurangi penggunaan kertas
- Meningkatkan system ketertelusuran
- Mendapatkan data real time
- Lebih mudah berbagi data
- Mudah diubah sesuai kebutuhan
- Murah, tidak murahan
Selain beberapa rencana aksi diatas, ada beberapa program lainnya yang sudah
dilaksanakan, yaitu pemasangan kamera monitoring di kapal untuk melihat aktifitas
nelayan, Pelatihan penanganan ikan diatas kapal di Pulau Nain, dan kunjungan kerja DKP
Provinsi Sulawesi Utara beserta tim USAID OCEAN ke lokasi program dilaksanakan
(Bitung, Manado, Sangihe)
*Sesi Diskusi
a. Ibu Liestje Macawalang (DKP Kota Bitung)
- Mengapa hanya di Manado dan Sangihe dilakukan pendataan, tidak di kota Bitung?
- Nelayan kecil itu berapa GT ? 5, 7 atau 10 GT kebawah? Ada nelayan kecil untuk
membuat BPKP < 5 GT. Karena masih terjadi kesimpangsiuran, hal ini berkaitan
tentang pengurusan pendaftaran kapal. Terkait data tadi juga, apakah bisa diakses
oleh kami ? karena kami sangat membutuhkan data-data tersebut untuk perencanaan
kegiatan.
b. Oce (Kabid Perikanan Tangkap DKP Bolsel)
Mengapa hanya di Manado dan Sangihe dilakukan pendataan nelayan skala kecil ?
Padahal di Bolsel ada banyak sekali kapal-kapal tuna skala kecil disana.
c. Veldy (DKP Kab. Kep. Sangihe)
Ucapan terimakasih disampaikan kepada teman-teman MDPI dalam mendukung
program pendampingan nelayan dan pendataan ikan tuna di Sangihe, juga pendaftaran
kapal perikanan. Terkait pendaftaran kapal, memang gratis, tapi tidak mudah. Karena
harus memanggil ahli ukur dan itu membutuhkan biaya, ditambah lagi wilayah kepulauan
sangihe yang sulit dijangkau. Hal ini merupakan salah satu kendala yang membuat
nelayan malas mendaftarkan kapalnya. Oleh karena itu, langkah apa sekiranya yang akan
kita lakukan untuk mempermudah proses tersebut ?
*Tanggapan (jawaban sesuai point alphabet)
a. Di Bitung juga dilakukan pendataan, namun untuk kapal PL dan bukan kapal skala kecil
seperti Manado dan Sangihe. Terkait akses data, dapat diakses melalui IFISH database
yang dapat diperoleh akunnya. Jika dibutuhkan juga data spesifik bisa melalui
persetujuan dari Komite (Riza).
b. Di Bolang Mongondow Selatan belum dilakukan pendataan, dikarenakan memang saat
ini donor, dalam hal ini USAID OCEAN bekerjasama dengan beberapa UPI di Bitung.
Sehingga kegiatan dilaksanakan berdasarkan rantai pasoknya. Harapannya kedepan, jika
ada peluang semoga bisa mendata disana juga (Riza). Tambahan dari Wildan, data yang
dikumpulkan ini tidak mewakili data Sulawesi Utara, karena data ini cakupannya sangat
kecil sekali. Ini merupakan data riset untuk mengetahui kondisi perikanan tuna skala
kecil, bukan produksi.
a. Terkait ukuran kapal, pas kecil (<7 GT) gratis. Walaupun BPKP dibawah 10 GT (ini juga
gratis). Namun untuk kapal diatas 7 GT, membayar pas besar dan jika dibawah 10 GT
BPKP tetap gratis. Dari MDPI sendiri, kita memastikan kapal di Sulawesi Utara khususnya
(dibawah 5 GT yang diurus DKP Kab./Kota) terdata/legal dengan aturan daerah masing-
masing. Tiap daerah memiliki aturan masing-masing, jadi kita menyesuaikan dengan
aturan daerah yang ada.
b. Terkait lokasi pendataan, atas dukungan USAID OCEAN, focus di wpp 716, donor
menentukan UPI partner, dan kami mendata di rantai pasoknya, dan itulah sebabnya
kegiatan dilakukan di daerah Manado dan Sangihe (Stephani)
c. Apresiasi disampaikan kepada UPP dan DKP Sangihe terkait pendaftaran kapal.
Disituasi dengan lokasi area yang cukup sulit dijangkau, Pas kecil lebih cepat terbit
dibandingkan di Manado (Stephani). Jerusalem Melope (UPP Sangihe) menyangkut
dokumen kapal, dulu di talaud kapal yang baru dibuat, langsung diukur untuk didaftar.
Setelah regulasi pemerintah muncul di daerah, membuat kisruh. Untuk UPP Tahuna akan
tetap siap melayani pengukuran kapal, yang jelas telah memenuhi persyaratan. Dari DKP
juga perlu ada upaya penjemputan bola dalam rangka pendaftaran kapal, tidak hanya
menunggu.
8. Harvest Strategy (HS) dan Rencana Aksi (Riana, PSDI-KKP)
Dasar hukum HS yaitu tuna dan sejenisnya wajib mengikuti aturan internasional.
Indonesia merupakan anggota RFMO yaitu WCPFC dan IOTC
a. WCPFC
Konvensi WCPFC merupakan langkah untuk menjalankan HS. Ada 6 elemen HS ;
- Pengelolaan yang objektif
- Titik Acuan dari data WCPFC untuk status stok ikan
- Resiko yang dapat diterima
- Strategi Monitoring
- Pengaturan pemanenan
- Evaluasi manajemen strategi
b. IOTC Agreement
Diatur oleh HS yang utama yaitu Aaas dasar bukti ilmiah sangat diperlukan, tindakan
pengelolaan, dan keberlangsungan stok dari ikan tuna. Intinya yaitu setiap RFMO
menyampaikan hal yang sama
*Kerangka Kerja Strategi Pemanenan
*Rencana Aksi dalam HS (di lampiran)
9. Adi Kuswoyo, Karakteristik Biologi Ikan jenis Tuna HL, PL, PS dan Long Line (LL) yang
Berbasis di Bitung Tahun 2017 (tingkat dewasa YFT >100 cm, SKJ >41cm)
Pada kesempatan ini Adi menyampaikan hasil pendataan di bitung terkait karakteristik
biologi dari hasil tangkapan beberapa jenis alat tangkap. Ada beberapa gambaran umum
dari presentasi yang disampaikan ;
1. PPS Bitung dan Perikani (HL) : jika dilihat dari data ikan yang mendarat, terlihat banyak
yang tertangkap diatas ukuran ikan dewasa (100 cm) dengan komposisi tangkapan YFT
95%.
2. PT. BMB (PS dan PL) : Memiliki sebaran panjang didominasi oleh ikan Cakalang dan
Tuna sirip kuning yang belum dewasa. Komposisi tangkapan PS : 81% SKJ, 1% BLT, 18%
YFT. PL : SKJ 87 % dan YFT 13 %.
3. PT. BMU (LL) : Sebaran ikan Tuna mata besar dan sirip kuning yang tertangkap banyak
yang dewasa. Komposisi tangkapan jenis tuna 70 % YFT, 30 % Big eye.
4. PT. Mentari (PL) : Sebaran ikan cakalang dan tuna sirip kuning yang tertangkap
dominan yang belum dewasa. Komposisi tangkapan PL :89 % SKJ, 11 % YFT.
5. PT. Budi Sentosa (PS) : Sebaran ikan cakalang dan tuna sirip kuning yang tertangkap
yaitu untuk cakalang dominan dewasa, sedangkan tuna sirip kuning dominan yang
belum dewasa. Komposisi tangkapannya didominasi oleh SKJ 61%, YFT 35%, BET 1%
dan BLT 3 %.
6. PT. Carvina (PS) : Sebaran ikan cakalang dan tuna sirip kuning yang tertangkap yaitu
Pengumpulan Data Perikanan
Analisis
(e.g. index,
simple model)
Decision
Rule/HCR
Tindakan
Pengelolaan Pelaksanaan
untuk cakalang dominan dewasa, sedangkan tuna sirip kuning dominan yang belum
dewasa. Komposisi tangkapannya didominasi oleh 73 % SKJ, 26 % SKJ, 1 % BLT.
7. Dermaga PPS Bitung (PL) : Sebaran ikan cakalang dan tuna sirip kuning yang
tertangkap yaitu untuk cakalang dominan dewasa, sedangkan tuna sirip kuning
dominan yang belum dewasa. Komposisi tangkapannya didominasi oleh SKJ 86 %, YFT
13%, dan BET 1%
8. PT Sinar Purefood Int (PS) : Sebaran ikan cakalang dan tuna sirip kuning yang
tertangkap yaitu untuk cakalang dominan dewasa, sedangkan tuna sirip kuning
dominan yang belum dewasa. Komposisi tangkapannya didominasi oleh SKJ 88% dan
YFT 12 %.
9. PT. Nutrindo Freshfood Int. (HL) : Memiliki sebaran panjang rata-rata 125 cm untuk
YFT, dan 128 cm untuk BET.
Pak Adi Kuswoyo berpesan bahwa data yang dipresentasikan belum bisa dijadikan
konsumsi publik, karena perlu diverifikasi kembali oleh tim ahli. Pak Saut menambahkan
Tingkat kedewasaan ikan yang tertangkap dengan masing-masing alat tangkap tersebut
dapat memberikan gambaran kedepannya harus bagaimana langkah atau kebijakan yang
harus ditentukan jika banyak yang tertangkap ikan yang belum dewasa.
*istirahat, shalat dan makan siang
10. Diskusi Draft PERGUB (Diskusi Terbuka)
Untuk melanjutkan rencana kerja sevelumnya yang belum tercapai yang merupakan
saran dari kepala DKPD Prov. Sulawesi Utara, pada sesi tersendiri nantinya dilakukan
diskusi terkait rencana pembuatan draft pergub dan melihat apakah perlu atau tidak
untuk dibuatkan. Adapun masukan dari peserta yaitu ;
- Sormin (PPS Bitung) : Draft perlu dilanjutkan, dengan alasan kedepannya akan
diterapkan sistem bagi hasil PKL (Perjanjian Kerja Laut) (UU tentang perlindungan
nelayan)
- Ben awoah (HNSI Prov. Sulawesi Utara) : perlu dilanjutkan. Karena berdasarkan
pengalaman di Maluku, juga di Sulawesi Utara masih ada ketidakadilan dalam
pembagian hasil antara pemilik kapal dan ABK.
- PPP Tumumpa (Watanius) : Perlu dilanjutkan untuk menjamin kesejahteraan dan
keadilan bagi ABK. Aturan mentri tahun 2016 harus memiliki buku pelaut. Untuk
mendapatkan buku pelaut, syaratnya harus mengikuti BST. Syarat BST harus memiliki
syarat harus berpendidikan, sedangkan nelayan kita banyak yang hanya setingkat
sekolah dasar.
- PT. Nutrindo freshfood International (Godfried) : Pembagian hasil bukan didasarkan
ukuran kapal. Untuk kapal tuna, pembagian hasil itu berbeda. Tergantung
kesepakatan pemilik kapal dan ABK.
- Kadis Liestje Macawalang (DKP Kota Bitung) : Setuju, namun lihat substansinya, jika lebih banyak postifnya, kenapa tidak. Untuk kota bitung, sudah ada kesepakatan yang baik antara pemilik kapal dan ABK
- Ben Awoah (HNSI) : Perlu dilanjutkan. Karena perlu ada kesepakatan bersama.
Misalkan jika terjadi kecelakaan dilaut, siapa yang menanggung, apakah nelayan atau
pemilik kapal. Sehingga jelas.
- Jerusalem Melope (UPP Tahuna) : Perlu dilanjutkan. Karena nelayan kita banyak yang
bependidikan rendah, sehingga perlu dilindungi dengan payung hukum dan asuransi.
- Audy dien (DKP Prov. Sulawesi Utara) : Dengan adanya regulasi ini, kita sdah
menjalankan UU Perlindungan nelayan. Jadi perlu dilanjutkan. Nelayan kita banyak yg
berpendidikan rendah, oleh karena itu perlu perlindungan hukum
- Saut (MDPI) : Draft awalnya akan disusun oleh rekan dari universitas, namun belum
ada sampai saat ini. perlu didiskusikan bersama dengan pengusaha dan nelayan
khusus membahas hal ini, karena PKL ini bukan hanya untuk melindungi nelayan saja,
melainkan pemilik kapal juga.
11. Abrizal (AP2HI) Marine Stewardship Council (MSC) Update
Pada kesempatan ini, Abrizal menyampaikan terkait update FIP menuju MSC. Hampir
seluruh peserta belum pernah mendengar terkait sertifikasi ini (tidak termasuk MDPI).
MSC Merupakan ecolabel comprehensive sertifikat untuk masuk ke pasaran luar
negeri (Eropa). Bukan maslah mau menjalani atau tidak, tapi harus. Jika tidak dijalankan
kita akan tenggelam dalam pasar. Data merupakan hal utama untuk memutuskan
kebijakan untuk proses menuju perikanan berkelanjutan yang merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi persyaratan MSC. Berbicara tentang MSC tidak dapat dilakukan
1-2 tahun, melainkan bertahun-tahun. Untuk masuk kedalam program MSC, biaya paling
sedikit yang dikeluarkan adalah 2 Miliar. Dana ini digunakan untuk melakukan assement
dan ditambah lagi ada biaya tahunan lainnya. Sertifikasi ini lumayan mahal, namun ini
demi keberlanjutan perikanan tuna di dunia, terlebih sebagai syarat untuk memasuki
pasar-pasar internasional.
Ada 3 prinsip MSC ;
- Stok. Untuk menjamin keberlanjutan, perlu dilakukan pendataan untuk mengetahui
pendugaan stok perikanan.
- Dampak terhadap ekosistem (dari alat tangkap). Misalnya penggunaan 1 kg umpan bisa
mendapat berapa kg cakalang. Jika penggunaan umpan lebih banyak dari hasil yang
didapatkan, perlu dilakukan pengelolaan yang baik (khusus PL). bisa juga impact alat
tangkap terhadap hewan ETP.
- Manajemen Kolaboratif. PR yang belum diselesaikan adalah HCR untuk memenuhi
prinsip ketiga. Yaitu bagaimana mengeluarkan aturan, menjaga, mengawasi,
memelihara SD ikan tuna yang ada. Harapannya pemerintah akan bisa segera
membuatkan regulasi terkait HCR karena telah ada MoU antara AP2HI dengan Djpt-KKP
terkait dukungan untuk memperoleh MSC. Dengan adanya sertifikasi MSC, nantinya
seluruh ikan bisa di telusuri dari mana asalnya, dan ini yang diinginkan oleh pasar
internasional.
Sebagai Penutup, Abrizal menyampaikan bahwa kita bisa mengkalim laut kita
sehat dan berkelanjutan. Namun, bagaimana cara kita membuktikan. Yaitu dengan
sertifikasi MSC (ada auditor) ini yang sedang kita upayakan.
*Sesi Diskusi
- Lumpat Sormin (PPS Bitung) ; Ucapan terimakasih disampaikan atas upaya yang
telah dilaksanakan yang merupakan salah satu usaha untuk mengibarkan pasar
perikanan Indonesia
- Jerusalem Melope (UPP Tahuna) : Perlu ada dukungan kementrian lingkungan hidup,
khususnya lingkungan maritime. diharapkan ada regulasi khusus utk kebersihan
maritime. Hal ini juga untuk mendukung proses sertifikasi MSC.
- Veldy (DKP Sangihe) : Kami sangat mendukung terkait proses sertifikasi ini. Jika ada
yang diperlukan dari sangihe untuk mendukung upaya ini, kami sangat siap untuk
mendukung semampu DKP bisa membantu.
- Pak Abrizal : Terimakasih apresiasinya. Kita bekerja bersama. Untuk diketahui, ikan
cakalang dan tuna bukan hanya milik Indonesia, melainkan seluruh dunia karena
beruaya. Oleh karena itu, dengan cara MSC bisa dibuktikan dengan cara ilmiah.
10. Penyusunan Rencana Aksi (*Terlampir)
11. Serah Terima secara simbolis Pas Kecil dan BPKP oleh nelayan, Supplier, UPP
Tahuna dan DKP Kab. Sangihe.
12. Penutup
Pak Audy : Atas nama pemprov. Sulut ucapan terimakasih kami sampaikan atas
peran aktif. Semoga kegiatan ini membawa kesejahteraan bagi nelayan di Provinsi
Sulawesi Utara.
Prepared by : A. Riza Baroqi Co. Management Officer, MDPI.
*Dokumentasi
Foto peserta dengan latar belakang dokumentasi hasil rencana kerja
sebelumnya
Foto bersama seluruh peserta
Serah terima pas kecil dan
BPKP
Pemaparan sertifikasi MSC oleh
Abrizal Ang (AP2HI/PT.BMB)
*Lampiran (Rencana Aksi)
SMART
SPECIFIC, MEASURABLE, AGREED, REALISTIC, TIME-FRAME
RENCANA KERJA KPDP JULI-DESEMBER 2018
No Kegiatan Indikator keberhasilan
PIC Dana Waktu
1 Pengumpulan data hasil tangkapan di lokasi terpilih, untuk kepentingan IFish dan Harvest Strategy dalam mendukung perolehan sertifikasi MSC.
Laporan analisa hasil pengumpulan data.
MDPI, AP2HI, WCPFC, Supplier,
BMB, Nutrindo,
Bogi, DKP,
MDPI (USAID OCEAN),
AP2HI
Jul-Dec 2018
2 Penyelesaian PKS pendaftaran kapal berukuran paling besar GT 10 antara KSOP Manado dan DKP Provinsi Sulawesi Utara.
PKS yang ditandatangani KSOP dan DKP Provinsi Sulut
DKP Provinsi dan Kab/Kota, HNSI, MDPI, KSOP
DKP Provinsi, MDPI,
Oktober 2018
3 Penyusunan dokumen Draft Peraturan Gubernur tentang bagi hasil dalam perikanan tangkap.
Tersedianya Draft Peraturan Gubernur tentang bagi hasil dalam perikanan tangkap, guna disampaikan kepada Pemda Sulut untuk proses pembahasan lebih lanjut.
Unsrat, MDPI, HNSI, DKP Provinsi, AP2HI, PPS Bitung,
DKP Provinsi, AP2HI, MDPI,
Draft awal September 2018.
4 Penyelesaian proses penerbitan pas kecil dan BPKP untuk kapal yang telah diukur sebanyak 30 unit (Pulau Nain : 12 dan Talawaan Bajo : 18)
Terbitnya Pas Kecil dan BPKP untuk 30 kapal
MDPI, KSOP Manado, DKP Kab Minut, DKP Provinsi,
MDPI, DKP Provinsi, Supplier, UPI,
September 2018