evaluasi 2009 dan rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf ·...

12
edisi 10 / Desember 2009 B B ulan Desember selalu strategis. Desember adalah bulan untuk evaluasi perjalanan setahun ke belakang. Desember juga bulan untuk membuat rencana-rencana untuk setahun ke depan. Pada Desember ini pula fakultas kita akan mengadakan evaluasi kegiatan dan program tahun 2009 dan membuat rencana-ren- cana untuk program dan kegiatan tahun 2010. Karena begitu banyaknya, tentu saja tidak semua kegiatan dan program bisa kita sebutkan di sini. Pada awal tahun 2009 ini kita mengintroduksi beberapa program dan kegiatan baru. Ada upaya penguatan departemen. Karenanya, ada pengelolaan kegiatan oleh departemen dalam skema block grant untuk tiap-tiap departemen. Kita semua, teruta- ma di departemen, telah meran- cang dan menjalankan kegiatan yang kita rancang itu. Kapasitas kita ditantang. Pada langkah pertama ini, program dan kegiatan departe- men memang jalan, tetapi tam- paknya tidak lancar.Ada yang bisa kita laksanakan, ada yang terpaksa bisa kita lakukan dengan susah- payah, karena dikejar death line anggaran . Jadinya, banyak yang di- laksanakan menjelang akhir tahun, sehingga kegiatan menum- puk di akhir tahun dan meny- ibukkan proses SPJ keuangannya. Barangkali perlu direvisi, misalnya jumlah kegiatannya dikurangi, su- paya tidak “pusing” dengan biro- krasi pertanggungjawabannya. Dengan peningkatan dan pen- guatan fungsi dan kapasitas de- partemen itu, tampak perlunya peningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan. Belajar dari pengalaman tahun-tahun se- belumnya ini, maka mulai tahun 2010 nanti diupayakan adanya program-program yang strategis dan sistematis untuk mendidik dan meningkatkan skill para tena- ga kependidikan di fakultas kita. Selain itu, ada program me- ningkatkan kualitas penerbitan ilmiah kita. Sudah jalan, dan ny- atanya jurnal Masyarakat Kebu- dayaan dan Politik naik peringkat dari akreditasi C menjadi B. Ny- atanya kita punya jurnal berba- hasa Inggris, Indonesian Journal of Social Sciences (IJSS). Juga ada be- berapa jurnal yang diterbitkan oleh beberapa departemen di fakultas kiya. Ada juga bulanan Jendela ini. Untuk hal-hal ini, yang sudah jalan pada 2009 itu perlu dievaluasi dan atas evaluasi itu kita buat perbaikan-perbaikan untuk tahun 2010 nanti. Ada pula upaya untuk me- ningkatkan kuantitas penelitian dan bahan ajar. Nyatanya, melalui Hibah Soetandyo dan Hibah R Koento kita bisa meningkatkan jumlah penelitian dan bahan ajar kita. Juga untuk dua hal ini, yang sudah berjalan pada tahun 2009 ini perlu dievaluasi dan atas eval- uasi itu kita buat perbaikan-per- baikan untuk tahun 2010 nanti. Juga ada skema pengadaan su- plemen atau insentif untuk staf pengajar yang sekolah S-2 mau pun S-3. Jumlahnya memang masih belum banyak. Tapi yang penting, skemanya ada dulu. Ini pun perlu dievaluasi untuk per- baikan di tahun-tahun berikutnya. Proses pembuatan kurikulum baru, pedoman akademik, pedo- man penulisan skripsi dan tugas akhir, standard operation procedure (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan program-pro- gram baru, terutama S-2, sehingga kita kini punya 15 program studi (2 D-3, 7 S-1, dan 6 S-2). Se- muanya itu perlu kita evaluasi. Evaluasi untuk meneruskan yang baik dan feasible dan atas dasar evaluasi itu kita rancang program dan kegiatan untuk memberbaiki diri agar semua yang kita pro- gram dan laksanakan dapat kita pertanggungjawabkan. (I Basis Susilo) Evaluasi 2009 dan Rencana 2010

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

edisi 10 / Desember 2009

BB ulan Desember selalustrategis. Desemberadalah bulan untuk

evaluasi perjalanan setahun kebelakang. Desember juga bulanuntuk membuat rencana-rencanauntuk setahun ke depan. PadaDesember ini pula fakultas kitaakan mengadakan evaluasikegiatan dan program tahun2009 dan membuat rencana-ren-cana untuk program dan kegiatantahun 2010.

Karena begitu banyaknya,tentu saja tidak semua kegiatandan program bisa kita sebutkandi sini. Pada awal tahun 2009 inikita mengintroduksi beberapaprogram dan kegiatan baru. Adaupaya penguatan departemen.Karenanya, ada pengelolaankegiatan oleh departemen dalamskema block grant untuk tiap-tiapdepartemen. Kita semua, teru ta -ma di departemen, telah meran-cang dan menjalankan kegiatanyang kita rancang itu. Kapasitaskita ditantang.

Pada langkah pertama ini,program dan kegiatan departe-men memang jalan, tetapi tam-paknya tidak lancar. Ada yang bisakita laksanakan, ada yang terpaksabisa kita lakukan dengan susah-payah, karena dikejar death lineanggaran . Jadinya, banyak yang di-laksanakan menjelang akhirtahun, sehingga kegiatan menum -puk di akhir tahun dan meny-ibukkan proses SPJ keuangannya.Barangkali perlu direvisi, misalnyajumlah kegiatannya dikurangi, su-pa ya tidak “pusing” dengan biro -krasi pertanggungjawabannya.

Dengan peningkatan dan pe n-gu atan fungsi dan kapasitas de-partemen itu, tampak perlunyapeningkatkan kualitas dosen dantenaga kependidikan. Belajar daripengalaman tahun-tahun se-belumnya ini, maka mulai tahun2010 nanti diupayakan adanyaprogram-program yang strategisdan sistematis untuk mendidikdan meningkatkan skill para tena -ga kependidikan di fakultas kita.

Selain itu, ada program me -ning katkan kualitas penerbitanilmiah kita. Sudah jalan, dan ny-atanya jurnal Masyarakat Kebu-dayaan dan Politik naik peringkatdari akreditasi C menjadi B. Ny-atanya kita punya jurnal berba-hasa Inggris, Indonesian Journal ofSocial Sciences (IJSS). Juga ada be-berapa jurnal yang diterbitkanoleh beberapa departemen difakultas kiya. Ada juga bulananJendela ini. Untuk hal-hal ini, yangsudah jalan pada 2009 itu perludievaluasi dan atas evaluasi itukita buat perbaikan-perbaikanuntuk tahun 2010 nanti.

Ada pula upaya untuk me -ning katkan kuantitas penelitiandan bahan ajar. Nyatanya, melaluiHibah Soetandyo dan Hibah RKoento kita bisa meningkatkanjumlah penelitian dan bahan ajarkita. Juga untuk dua hal ini, yangsudah berjalan pada tahun 2009ini perlu dievaluasi dan atas eval-uasi itu kita buat perbaikan-per-baikan untuk tahun 2010 nanti.

Juga ada skema pengadaan su-plemen atau insentif untuk stafpengajar yang sekolah S-2 maupun S-3. Jumlahnya memangmasih belum banyak. Tapi yangpenting, skemanya ada dulu. Inipun perlu dievaluasi untuk per-baikan di tahun-tahun berikutnya.

Proses pembuatan kurikulumbaru, pedoman akademik, pedo-man penulisan skripsi dan tugasakhir, standard operation procedure(SOP) di fakultas kita sudah kitalakukan pada tahun 2009 ini. Jugaada pembukaan program-pro-gram baru, terutama S-2, sehinggakita kini punya 15 program studi(2 D-3, 7 S-1, dan 6 S-2). Se-muanya itu perlu kita evaluasi.Evaluasi untuk mene ruskan yangbaik dan feasible dan atas dasarevaluasi itu kita rancang programdan kegiatan untuk memberbaikidiri agar semua yang kita pro-gram dan laksanakan dapat kitapertanggungjawabkan.

(I Basis Susilo)

Evaluasi 2009 dan Rencana 2010

Page 2: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

02 Jendela edisi 10/Desember 2009

editorial

l REKAMAN ACARA FISIP

WAKTU ACARA TEMPAT

30 Oktober Seminar “Klub Poligami: Gaya HidupBaru?”

Ruang AdiSukadana

3 Nov International Seminar on MediaCulture and Society

Aula lantai 3gedung C

6 Nov HI Talents Day Ruang AdiSukadana

6 Nov Seminar “Penerapan Antro pologiBerbasis Biokultural sebagai BentukKontribusi dalam Mewujudkan Pem-bangunan Masyarakat Multikultural diIndonesia”.

Ruang AdiSukadana

7 Nov Uji Kompetensi LP3T Unair

11 Nov Diskusi Ilmiah Reboan “The Imageof Children in Cinema”

Ruang AdiSukadana

11 Nov kuliah umum “Peran Kantor Berita diera Informasi Global”

Aula lantai 3gedung C

17 Nov Bekam dan Ruqyah SKI Fisip Unair Lantai 1 GdngB

18 Nov Kampus France Indonesia Ruang AdiSukadana

21 Nov Rapat bersa ma orang tua/wali maha-siswa baru

Aula lantai 3gedung C

22 Nov Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar “Jurnal-isme Nurani Pena for Dakwah”

R. Parlinah Gd.Perpustakaanlantai 3

25 Nov Daya Saing Pariwisata Indonesia Ruang AdiSukadana

l Bambang Budiono (Antropologi) narasumberLokakarya Daerah dalam Penyusunan Grand StrategiPembangunan Pedesaan, Ditjen PemberdayaanMasyarakat dan Desa (PMD) Depdagri, 2 November diJakarta

l Priyatmoko (Politik) narasumber lokakarya “Etikadan Perilaku Politik dalam Mewujudkan GoodGovernance”, oleh Setda Pemprov Jatim, 4 Novemberdi Hotel Utami Juanda

l Bambang Budiono (Antropologi) narasumberWorkshop “Peran Politik Perempuan” oleh Center forReligious and Community Studies (CRCS), 5November di Hotel Plaza Surabaya

l Bagong Suyanto (Sosiologi) penyaji “Arti PentingnyaIdentitas Sosial Masyarakat” pada Rakor ProgramKependudukan dalam rangka penetapan KTP berbasisNIK oleh Setda Pemprov Jatim, 6-7 Nov di HotelTretes View Pasuruan

l Bambang Budiono (Antropologi), fasilitator TOTpada Problem Solving, and matrix problem in TimorLeste oleh The Asia Foundation, 13 November diJakarta

l Suko Widodo (Komunikasi) sebagai narasumber“Strategi Komunikasi yang Berbasis Sosial Budayauntuk Meningkatkan Kinerja PPNS” pada RakorPenyidik PNS se Jatim oleh Satpol PP Pemprov Jatim,16-17 Nov 2009 di Hotel Utami Juanda

l Suko Widodo (Komunikasi) sebagai narasumberBimtek bagi tenaga penyuluh hukum kabupaten/kotaoleh Biro Hukum Setda Pemprov Jatim, 24-25November, di Hotel Sahid Surabaya

l PENGABDIAN MASYARAKAT

l PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP)l PIMPINAN UMUM: V. Dugis (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru

l JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizky Pramadhani ; Muhammad Zaki Ath.T ; Puspita Adiyani C.l FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra, Prima Kirtti Utomo l LAY-OUT/PRODUKSi: Irfan Wahyudi, S.Sosl Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp. (031) 5034015, 5047754, 5011744, 5017429. Fax. (031) 5012442. l e-mail: [email protected]

l Telah lahir Muhammad Ikhwan Adinata,putra ke-2 dari Ira Yuliana (staf keuangan)pada 12 September 2009

l YANG BERBAHAGIA

Page 3: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

03edisi 10/Desember 2009 Jendela

diskusi & seminar

AApa sebetulnya yang dimaksuddengan film anak-anak? Apakah

film yang didalamnya menampilkananak-anak, film yang diperankan olehanak-anak, film yang boleh ditontonoleh anak-anak, ataukah film yang di-tujukan pada anak-anak? Lantas,bagaimanakah peng gam baran anak-anak dalam film di seluruh du nia, ter-masuk Indonesia? Untuk Indo nesia,apakah ada perbedaan sig nifikanmengenai potret anak-anak pada eradan pasca Orba (Orde Baru)?

Hal inilah yang coba dibidik olehIGAK Satrya Wibawa dalam DiskusiIlmiah Reboan berjudul “The Imageof Children in Cinema”, 11 Novem-ber 2009. Bertempat di Ruang AdiSukadana, diskusi ini membahas pulatentang film-film Indonesia yangmenggambarkan anak-anak di luarkacamata arus utama (mainstream).

Menurut dosen DepartemenKomunikasi FISIP Unair ini, anak-anak pada film di berbagai negaradigambarkan secara bervariasi. DiEropa, anak-anak dalam film digam-barkan sebagai sosok yang irasional.Di Hollywood, anak-anak seringkalidipotret sebagai sosok yang innocent.Di Inggris, sementara itu, penggam-baran yang ada dalam film justru se-baliknya.Anak-anak dipo tret sebagaisosok yang rebel, suka berolok-olok.Sedangkan pada anime Jepang danfilm kartun Amerika Serikat, kitabahkan dapat menyaksikan berbagaibentuk politisasi dan komodifikasianak-anak.

Di Indonesia sendiri, demikiandisampaikan IGAK, ‘film anak-anak’diawali oleh Loetoeng Kasarung padatahun 1926. Ini adalah film untukanak-anak, sekaligus film Indonesiayang pertama. Selanjutnya, TerpaksaMenikah (1932) merupakan film yangboleh ditonton oleh anak-anak.

Namun, film anak-anak Indonesiayang pertama sejatinya adalah Si Pin-tjang (1951), film yang menuturkancerita tentang anak-anak.

Pada era Orba, ‘fungsi’ anak-anakdalam film dimanfaatkan oleh pemer-intah. “Anak-anak menjadi alat untukmenyampaikan ideologi serta pesanpolitik Orba, melalui tokoh Temonpada film Serangan Fajar. Begitu puladengan Si Unyil. Film ini memberikangambaran tentang anak-anak danwarga negara Indonesia yang ideal

menurut versi Orba.” jelas IGAK.Anak Seribu Pulau, meskipun beru -saha menam pilkan tokoh anak-anaksebagai penyampai pesan keaneka -ragaman budaya Indonesia, masihsaja berbau politik. Alih-alih menyaji -kan dokumentari yang sesungguhnya,mengu tip Strassler, film ini sesung-guhnya lebih bersifat palsu.

Runtuhnya rezim Orba mem ba -wa nafas baru dalam perfilman Indo -nesia. Anak-anak tidak lagi digunakansebagai alat untuk merepresen-tasikan identitas nasional Indo nesiamaupun pendikte masyara kat ataswarga sekaligus keluarga Indonesiayang ideal. “Tema film banyak beru -bah, anak-anak tidak hanya ditam -pilkan begini dan begitu, tetapi mulaiada penggambaran mengenai kelu-arga inharmonis dan sebagainya.”terang IGAK.

Anak-anak dan keluarga padafilm pasca Orba digambarkan lebihvariatif, seperti film-film bikinan

Garin Nugroho, misalnya. Pada Suratuntuk Bidadari, anak-anak digambar -kan sebagai sosok pengkritik identi-tas masyarakat yang dikonstruksikannegara. Begitu pula pada film AkuIngin Menciummu Sekali Saja, di manaanak-anak mejadi sosok penyampaikritik atas konsumerisme serta pro -pa ganda yang sangat simbolik. Daundi Atas Bantal yang berkisah tentanganak-anak jalanan, senada dengandua film sebelumnya, ‘memporakpo-randakan’ ideologi pembangunanyang dikerjakan negara saat itu.Gam-baran keluarga ideal bikinan negaramulai dikoyakkan pula oleh kehadi-ran film-film Indonesia kontemporer,seperti Pasir Bebrisik (2000), Ada Apadengan Cinta (2001), Eliana Eliana(2002), Arisan (2003), dan Banyu Biru(2004). Film-film ini memberikancitra-citra alternatif mengenai se-buah keluarga setelah Indonesia ‘di-gempur’ oleh film-film bernuansakankeluarga ‘ideal’ menurut Orba. (put)

Trisca Mahendra, OCP AIESEC

Diskusi Reboan “The Image of Children in Cinema”

Film, Pertarungan Identitas lewat Anak-Anak

JJika ditanya mengenai apa keku-atan atau daya tarik pariwisata In-

donesia, biasanya orang men jawabkeindahan alam. Bagi yang tidakpernah plesir ke negera lain, jawa-ban tadi mung kin masuk akal. Ataukalau bukan keindahan alam, akandijawab kebudayaan. Namun, kebu-dayaan yang mana? Apakah budayayang dimaksud tadi benar-benarunik dibandingkan dengan budayapeninggalan negara lain? Yunani,Roma, atau Mesir, misalnya? Kalauditelisik lebih dalam, pengelolaanbudaya kita masih ketinggalan di -ban dingkan dengan negara, bahkanuntuk lingkup ASEAN sekalipun.

Masalah inilah yang diangkatoleh Novianto Edi Suharno, S.Stpar.,M.Si. dalam Diskusi Reboan padatanggal 25 November. Kali ini men-gangkat topik Daya Saing PariwisataIndonesia. Hal ini perlu dikemu ka -kan agar tidak timbul arogansi yangsempit bahwa Indonesia ada lahsegalanya yang terindah di dunia se-hingga kita terlena.

Menurut Novianto, keindahan

alam ataupun peninggalan budayafisik sejatinya tidak lebih dari seong-gokan gunung, candi, bangunanmegah nan eksotik. Tanpa adanyakomunitas sekitar, objek wisatatersebut tidak lebih dari sekedarbenda mati. Tidak punya roh ke-hidupan, bahkan tidak berarti apa-apa bagi pengunjung. “Oleh sebabitu, perlu disadari bahwa kekuatanpariwisata Indonesia terle tak padamanusianya. Manu-sia yang hangat,ramah, dan murahsenyum akanmembuat wisa-tawan kangenuntuk datang lagi.”jelas Novianto.

Daya saingpariwisata na-sional perlu dit-ingkatkan padatiga aspek, yaitudaya saing negaratermasuk didalamnya organ-isasi pariwisata na-

sional dan kualitas SDM-nya, dayasaing masyarakat termasuk di da -lam nya nilai-nilai yang dimilikimasyarakat dalam menyikapi kepa -riwisataan, dan yang terakhir adalahdaya saing unit bisnis kepariwisa-taan termasuk di dalamnya kean-dalan dalam mengantisipasikeinginan wisatawan yang semakindemanding. (put)

Diskusi Reboan “Daya Saing Pariwisata Indonesia”

Manusia, Kekuatan Pariwisata Indonesia

Page 4: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

04 Jendela edisi 10/Desember 2009

diskusi & seminar

FFilm-film pendek di Surabayamemiliki pola serupa dengan

apa yang terjadi pada umumnyadi Indonesia. Produksi film-filmpendek ini booming pada tahun2000-2005, namun mengalamipenurunan setelahnya. Boomingini dipacu oleh banyaknya gelaranlomba, festival, serta euforia se-mangat independensi. Sayang,para filmmaker seringkaliberhenti pada batas produksi.Akibatnya, terjadi homogenitastema, isu, serta bentuk dan hasilproduksi. Belum tampak sig-nifikansi relasi dengan sistemsosial. Pada sebagian besar pro-duksi, identitas lokal justrumenghilang atau ditampilkandengan tidak utuh.

Demikian disampaikan IGAKSatrya Wibawa dalam Interna-tional Seminar on Media, Culture,and Society dengan tema Localiz-ing the Global: Media, Culture, andIdentities in Indonesia. Seminaryang dihelat pada 3 November2009 ini bertempat di lantai 3Gedung C FISIP Unair, denganpeserta dari berbagai kota daninstitusi di Indonesia. SelainIGAK, hadir pula sebagai pem-bicara Emma Baulch (The Aus-tralian National University), MaxRichter (The Australian NationalUniversity), Barbara Hatley (Uni-versity of Tasmania, Australia),Rachmah Ida (Kepala Departe-men Komunikasi FISIP Unair), M.Sholikin (Independent Filmmakerdari Surabaya), dan WukirSuryadi (Dewan Kesenian JawaTimur).

Menurut IGAK, pada seba-gian besar film pendek, penggu-naan bahasa Indonesia masihberdialek Jakarta. Selain itu,tema-temanya pun sangat khassinetron. “Padahal, beberapa pro-duksi menyimpan potensimenarik karena menyimpanaspek lokal yang sangat kuat,seperti mitos, isu-isu lokal, dansebagainya. Problemnya tinggalbagaimana mengemas lokalitasitu supaya tidak ‘terbatas’.”ungkapnya.

Apabila IGAK menyorotilokalitas film pendek, EmmaBaulch mengupas masalah musikdan kaitannya dengan bagaimanamasyarakat diposisikan padasemacam dikotomi sistem kelas,kampungan-gedongan. MenurutEmma, penggemar musik ter-tentu (yang kesukaan merekapada musik tertentu ini mem-buat mereka ‘dimasukkan’ padakelas kampungan), seringkali ter-pinggirkan dan ‘tenggelam’ dibawah bayang-bayang musikkelompok gedongan. Lebih jauh,Emma memfokuskan perhatian-nya pada majalah musik populerRolling Stone Indonesia, terutamaterkait dengan representasimusik-musik di luar arus musikpopuler di Indonesia.

Max Richter, sementara itu,membahas tentang musik danisu-isu multikulturalisme di In-donesia. Musik-musik yang dia-mati Max antara lain musik punkdan indie di Jakarta, campursaridan musik jalanan di Jogjakarta,festival-festival musik di Salatiga,

nightclub dan international con-ference performances di Banjar-masin, dan keyboard karaoke diMakassar. “Menarik mengamatibagaimana music performancedan praktek-praktek pendidikanmultikultiralisme berperan dalamkelompok-kelompok dimasyarakat. Multikulturalismedapat dilihat sebagai manage-ment keberagaman atau justrupertarungan untuk memperolehkesetaraan.” jelas Max dalam ba-hasa Indonesia yang sarat aksenBarat.

Dalam Konstruksi KomunitasLokal pada Program Acara Tele-visi Lokal, Rachmah Ida men-

ganalisis bagaimana suatu komu-nitas dan identitas lokal dibentukmelalui program acara talkshowCangkrukan di stasiun lokal JTV.Pada seminar ini, diputar filmpendek Surabaya Grammar 3.5karya M. Sholikin yang sangatlokal namun dibungkus dengankemasan global. Selain itu, tampilpula Wukir Suryadi dari DewanKesenian Jawa Timur dengan alatmusiknya yang unik, bambuwukir. Penampilan Wukir yangsangat unik dan atraktif ini prak-tis memukau penonton danberkali-kali mendapatkan tepuktangan meriah dari para penon-ton. (put)

Emma Baulch (The Australian National University)

International Seminar on Media, Culture, and Society

Kupas Media, Budaya,dan Identitas di Indonesia

PPemanasan Global atau yangbiasa disebut dengan global

warming cukup akrab di telinga kitadewasa ini. Pemanasan global yangmemicu perubahan iklim duniatelah memukul lingkungan tempattinggal kita dalam bentuk cuaca ek-strem seperti gelombang panas,bencana kekeringan, banjir, hinggaangin topan yang makin ganas. Lalubagaimana sikap kita sebagaimakhluk berbudaya menyikapi danmengantisipasi perubahan lingkun-gan yang terjadi?

Departemen Antropologi Unairbekerja sama dengan Jaringan Kek-erabatan Antropologi Indonesia

(JKAI) mencoba menjawab per-tanyaan di atas dengan seminar“Penerapan Antro pologi BerbasisBiokultural sebagai Bentuk Kon-tribusi dalam Mewujudkan Pemban-gunan Masyarakat Multikultural diIndonesia”. Seminar yang diadakandi ruang Adisukadana pada tanggal6 November 2009 lalu merupakansalah satu rangkaian Pra-SarasehanNasional JKAI di Unair.

Hadir sebagai pembicara siangitu dua orang dosen AntropologiUnair, diantaranya Prof. Dr. L. DysonP. dan Lucy Dyah Hendrawati S.Sos.M.Kes. Bertindak sebagai modera-tor siang itu Sri Endah Kinasih S.Sos.

Seminar yang diselenggarakan departemen Antropologi

Page 5: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

05edisi 10/Desember 2009 Jendela

diskusi & seminar

SSaat ini, informasi menjadi halyang demikian pentingnya se-

hingga ada yang mengatakanbahwa siapa yang menguasai in-formasi dialah yang menguasaidunia. Kantor berita sebagai lem-baga penyebar informasi, olehsebab itu, memegang perananyang sangat vital dalammasyarakat. Hal ini tidaklahmengherankan, sebab tidak adasatu manusia pun di dunia ini yangdapat hidup tanpa berkomunikasidan bertukar informasi.

Demikian disampaikan Dr.Rajab Sitonga, M.Si (DirekturSDM dan Umum PerusahaanUmum Lembaga Kantor BeritaNasional (LKBN) Antara) padakuliah umum “Peran KantorBerita di era Informasi Global”.

Bekerja sama dengan Departe-men Komunikasi FISIP Unair,acara ini diselenggarakan pada 11November 2009 dalam rangkamemperingati HUT ke-72 PerumLKBN Antara. Selain berbagi in-formasi mengenai pentingnya per-anan kantor berita, acara yangbertempat di lantai 3 Ge dung CFISIP Unair ini juga sekaligus men-jadi ajang peluncuran websitePerum LKBN Antara, .

Komunikasi, sejatinya, meru-pakan inti dari kehidupan manusia.Ilmu komunikasi, apabila di-ibaratkan, seperti oase di padangpasir. Pentingnya komunikasi inimendorong pesatnya laju per-tukaran informasi. Dengandemikian, arus informasi dalammasyarakat menjadi sangat domi- nan. Komputer sebagai me di um

pencipta, penyimpan, dan pem-roses informasi turut mem-perderas arus pertukaraninformasi ini. Akibatnya, konversisemua media ke dalam komputermenjadi tak terelakkan lagi. Ter-lebih ketika seluruh dunia ‘diper-satukan’ oleh media internet.

Berkat benda kotak bernamakomputer plus koneksi internet,masyarakat dan mengakses ataubertukar informasi setiap satatanpa terhalang kendala jarak danwaktu. Terciptalah dunia maya,dunia yang ada hanya di dalamkomputer (virtual world). ‘Wabah’online ini sudah menyerangsedemikian akutnya sehingga padatahun 2003 saja, warung internettelah beroperasi di Mount Ever-est. “Di Indonesia, perkembanganinternet tidak kalah luar biasa.Pada tahun 2005, pengakses hanyaberkisar pada angka 16 juta. Tahunini, angkanya sudah menembus 25juta.” terang Rajab.

Pada kuliah kali ini, Rajab jugamemperkenalkan Perum LKBNAntara kepada peserta kuliah. Di-jelaskan Rajab, Kantor berita An-tara didirikan pertama kali pada13 Desember 1937 oleh AdamMalik, Sipatuhar, Pandu Kartawi-guna, dan Soemanang. Bentuk

lembaganya berganti-ganti. “Padatahun 1953, bentuk kantor beritaAntara adalah yayasan. Selanjut-nya, pada tahun 1962, Antara di-ambil alih oleh pemerintah. Sejakitulah, Antara menjadi LKBN. Barupada tahun 2007, Antara resmimenjadi BUMN dengan status pe-rusahaan umum.” jelas Rajab.

Sebagai lembaga kantor beritanasional, Antara memiliki banyakjaringan, total sebanyak 32 biro diseluruh propinsi dan 285 pelang-gan di seluruh Indonesia. Visi yangdiusung adalah menjadi kantorberita berkelas dunia dalammewujudkan masyarakatberpengetahuan, dengan misimenyebarluaskan informasi ten-tang Indonesia ke dalam dan luarnegeri dengan menyediakan infor-masi secara cepat, akurat, danpenting.Apa yang menjadi tantan-gan Antara dalam mewujudkanvisi dan misi tersebut? “Pertama,munculnya media baru internetserta dominasi kantor berita in-ternasional.” ungkap Rajab.

Setelah kuliah umum ini, An-tara masih membagi-bagikan il-munya kepada peserta melaluiworkshop jurnalistik dan fotografidengan pembicara dari PerumLKBN Antara.

(put)

Dr. Rajab Sitonga, M.Si (Direktur SDM dan Umum Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara)

“Peran Kantor Berita di Era Informasi Global”

Ketika Informasi Jadi Komoditi

M.Si. yang juga dosen pengajar dariDepartemen Antropologi Unair.

“Hubungan antara manusiadengan lingkungan hidup adalahsirkuler. Perubahan pada lingkunganpada akhirnya akan mempengaruhimanusia itu sendiri.” ujar Lucy. Iamenambahakan bahwa interaksimanusia dengan lingkungan adalahkompleks, sebab pada umumnyadalam lingkungan hidup itu terdapatbanyak unsur yang saling mempen-garuhi. Begitu pun manusia denganunsur-unsur lain di lingkunganhidup.

“Global warming yang dirasakini merupakan salah satu bentuktekanan lingkungan. Tekanan terse-but didefinisikan sebagai kekacauandalam fungsi normal organisme.”ungkap dosen yang memangmenekuni bidang Bio-Kulturaldalam Antropologi ini. Ia mene-gaskan bahwa sikap yang etis kitasebagai manusia terhadap lingkun-gannya tidak lain tidak bukan adalahadaptasi.

Adaptasi yang dimaksud di siniadalah adaptasi fungsional terhadapsosial-budaya dan genetik lingkun-gan hidup. Adaptasi tersebut meli-

batkan individu-individu dan popu-lasi dengan lingkungan eksternal daninternalnya menuju keadaan homeo-statis, yaitu kemampuan organismemencapai keadaan stabil.

Seminar yang dimulai pukul09.00 ini merupakan pembuka dariseluruh rangkaian acara Pra-Sarase-han Nasional JKAI yang akan dihelatdari tanggal 6-9 November. Peser-tanya pun berasal dari lebih darisepuluh jurusan Antropologi selu-ruh Universitas Negeri di Indonesia.“Mulai dari Aceh hingga UniversitasCendrawasih di Papua terlibatdalam acara kami”, ujar PrasetyoNugroho, Ketua Panitia Acara Pra-Sarasehan Antropologi ini.

Ia menambahkan bahwakegiatan tersebut akan dilanjutkandengan presentasi makalah tiap-tiapuniversitas pada sore hari dankeesokan paginya (7 November,Red) tentang penerapanAntropologi berbasis Bio-Kulturalpula. Di hari terakhir akan adaMusyawarah Nasional JKAI danpara peserta akan diajak berkelilingmelihat-lihat museum Antro digedung B Fisip.

(zaq)

Adaptasi, Solusi Global Warming

Page 6: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

06 Jendela edisi 10/Desember 2009

diskusi & seminar

PPertengahan bulan Oktoberlalu, masyarakat cukup dike-

jutkan dengan munculnya KlubPoligami yang didirikan olehKhadijah binti Amn di Bandung,Jawa Barat. Keberadaan klub inicukup meresahkan sebagianbesar masyarakat kita yang no-tabene kurang setuju atas adanyapraktek poligami. Sebab, merekakhawatir munculnya klub inimalah akan semakin mendorongkaum pria untuk melakukanpraktek poligami.

Sebagai isu yang kontrover-sial, poligami perlu dilihat secaraproporsional, termasuk dalammelihat fenomena keberadaanKlub Poligami. Karena itu, Jumat(30/10), K.PSW-LPPM Unairmengadakan seminar “KlubPoligami: Gaya Hidup Baru?” diruang Adi Sukadana Gedung AFakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik (FISIP). Seminar ini meng-hadirkan Dr. Emy Susanti, MA(Ketua K.PSW-LPPM Unair) danYayan Sakti Suryandaru (DosenDepartemen Komunikasi FISIP)sebagai pembicara.

Seminar ini dimulai denganpemaparan hasil survei singkatyang dilakukan Emy mengenaipotret poligami pada keluargamahasiswa di Surabaya. Penelit-ian ini, menurut Emy, mengambilmahasiswa dari beberapa univer-sitas besar di Surabaya sebagairesponden. Dari hasil survei

diketahui bahwa ketidaksetujuanrespoden atas praktek poligamiantara lain karena menilai kaumlaki-laki sulit berlaku adil padaistri-istrinya serta merugikankaum perempuan. “Walaupunbegitu, masih ada yang setujudengan adanya praktek poligami.Sebab, menurut mereka, poligamitidak dilarang dalam agama,”ucap Emy.

Mengenai Klub Poligamisendiri, Emy menilai bahwa se-jauh ini, Klub Poligami terkesanhanya menfasilitasi pasangansuami istri yang melakukan prak-tek poligami. “Anak korbanpoligami tidak pernah difasilitasi,”ujar Emy. Padahal, tambah Emy,anak adalah pihak yang palingdirugikan dalam praktekpoligami. K.PSW-LPPM pun lan-tas menghadirkan tiga oranganak, Brian, Faisal, dan Sukma,yang merupakan korban praktekpoligami yang dilakukan olehorang tua mereka. Satu persatumereka mengungkapkanperasaan mereka atas praktekpoligami yang terjadi di keluargamasing-masing.

Merebaknya isu poligamitidak terlepas dari andil mediamassa dalam menonjolkan sertamembingkainya hingga menjadiisu yang dianggap penting olehmasyarakat. Lantas, bagaimanamedia menampilkan isupoligami? Menurut Yayan, media

cenderung menampilkanpoligami sebagai bentukkeperkasaan lak-laki, laki-lakiyang berpoligami ditampilkan se-bagai sosok yang sabar, memilikikeadilan “biologis” maupun emo-sional. “Selain itu, poligami seringdikait-kaitkan dengan simbol-simbol religius. Sering munculangggapan, daripada berzina yahmending poligami saja,” tuturYayan. Hal tersebut terjadidikarenakan minimnya dekon-struksi yang dilakukan media ter-hadap nilai-nilai patriarkhi yanghingga kini masih menghiasi isidari produk-produk media

Posisi media mengenai isupoligami, menurut Yayan, me-

mang terkesan ambigu dan ku-rang proporsional. Sebab, infor-masi yang ditampilkan mediamengenai poligami tidak jelas. Se-lain itu, sebagai penyedia infor-masi yang mengetengahkanfenomena ini kepada masyarakat,media masih kurang mengekspossisi lain dari fenomena poligami.“Sisi yang sering diangkat ke-banyakan soal pelakupoligaminya, tapi korban praktekpoligami, dalam hal ini anak-anak,jarang diekspos media,” ungkapYayan. Alhasil, tanpa disadari,media massa bisa jadi malahberfungsi sebagai sarana kam-paye dari praktek poligami itusendiri.(int)

Klub Poligami: Gaya Hidup Baru?

Ruang Kunto

Studi Ke Luar Negeri, IIngin meneruskan pendidikan ke

Perancis tapi minim informasi?.CampusFrance Indonesia hadiruntuk memberikan solusinya. Rabu(18/11), bertempat di ruang AdiSukadana Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik (FISIP), CampusFranceIndonesia bekerjasama denganCCCL Surabaya (Centre Culturel etde Cooperation Linguistique) men-ga dakan acara “Perancis MasukKampus”, acara presentasi pen-didikan tinggi di Perancis dan kon-sultasi langsung CampusFranceIndonesia.

Pada acara tersebut, Campus-France Indonesia memaparkansegala sesuatu yang berkaitan den-gan pendidikan di Perancis, mulaidari sistem pendidikan, jurusan-ju-rusan yang ditawarkan, persiapansekolah ke Perancis, hingga perlu-ang beasiswa pendidikan di Peran-cis. Hal tersebut sesuai dengan misiCampusFrance Indonesia antaralain melayani serta memberikan in-formasi orientasi studi dan konsul-tasi pendidikan di Perancis,membantu proses pendaftaran,serta mena warkan sebuah bimbin-gan personal bagi siswa yangmemilih Perancis sebagai negara tu-

juan pendidikan. Menurut Emidy selaku perwak-

ilan dari CampusFrance Indonesia,terdapat beberapa alasan Perancislayak dijadikan sebagai salah satunegara tujuan pendi di kan di luarnegeri. Dengan belajar di Perancis,siswa menda patkan sistem pen-didikan yang beraneka ragam danberkualitas. “Selain itu, di Perancisbaik foreign student maupun localstudent mendapatkan perlakuanyang sama, mulai dari proses se-leksi, biaya pendidikan, ijazah, dansebagainya,” ucap Emidy.

Perancis pun menawarkanbiaya hidup dan biaya pendidikanyang relatif tidak mahal. Hal inidikarenakan 20% dari anggaran be-lanja negara dialokasikan untukpendidikan. Belum lagi, para siswaakan memperoleh potongan hargauntuk biaya transportasi, dan, tentusaja, berkesempatan mengenal se-cara langsung budaya masyarakatPerancis.

Bagi para mahasiswa FISIP yangingin melanjutkan studi ke Perancis,lanjut Emidy, tidak perlu merasakhawatir. Sebab, universitas-univer-sitas di Perancis pun memiliki juru-san-jurusan di bidang Social and

Page 7: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

FF ISIP Unair yang terdiri daritujuh departemen dan

dua program studi berupayauntuk terus mempertahankanserta meningkatkan kualitaspendidikan. Pada era otonomiperguruan tinggi seperti saatini, diperlukan adanya usahapenggalian dana pendidikansecara mandiri. Sehubungandengan hal tersebut, IkatanOrang Tua Mahasiswa (Ikoma)FISIP Unair berkewajibanmembantu pihak fakultasdengan menggerakkan partisi-

pasi para orang tua maha-siswa untuk mengatasimasalah pemenuhan dana se-cara gotong royong. Partisi-pasi yang bersifat gotongroyong ini diwujudkan dalambentuk iuran wajib gunamemenuhi kebutuhan-kebu-tuhan para mahasiswa.Melalui dana ini, diharapkanpelaksanaan visi dan misi yangdiemban oleh FISIP Unairdapat berjalan dengan lancar.

Untuk itu, pada tanggal 21November lalu, FISIP Unair

menyelenggarakan rapatbersa ma orang tua/wali ma-hasiswa baru. Bertempat dilantai 3 Gedung C FISIP Unair,agenda utama rapat adalahmembahas mengenai iuranIkoma yang menjadi kewa-jiban mahasiswa pada setiapawal semester. Pada rapattersebut, hadir Wakil Dekan IDr. Mustain, drs., M.Si, WakilDekan III V.M. Arifin Dugis,drs., MA., PhD., KepalaBagian Akademik dan Kema-hasiswaan Karnaji, serta Pres-iden BEM FISIP Unair AswinBahar Muhammad.

Untuk mahasiswa baru,iuran Ikoma tidak mengalamiperubahan. Sama sepertiangkatan sebelumnya, jumlahuntuk iuran Ikoma ditetapkansebesar Rp 250.000,00 perbulan. Jumlah ini akan digu-nakan untuk membiayaikegiatan-kegiatan mahasiswa,antara lain kegiatan Him-punan Mahasiswa Departe-men/Program Studi(Himadep/ Himaprodi)melalui Malam Keakraban(MK), kegiatan Badan Ekseku-tif Mahasiswa (BEM), BadanLegislatif Mahasiswa (BLM),Badan Semi Otonom (BSO),serta kegiatan departemen/program studi.

Selain itu, dana Ikoma di-

manfaatkan pula untukkegiatan pertukaran maha-siswa dalam dan luar negeri,Pekan Ilmiah Mahasiswa Na-sional (Pimnas), kegiatan DiesNatalis Unair, Lustrum Unair,kompetisi penelitian maha-siswa, pengembangan softskillmahasiswa, lomba karya tulismahasiswa, pemi lihan maha-siswa berprestasi, pengabdianmasyara kat sosial, seminarmahasiswa terjadwal, penun-jang kegi atan pengembangankemahasiswaan, pengadaandan pemeliharaan sarana danprasarana kegiatan maha-siswa, dan sebagainya.

Menurut Endang Priyat -moko, Bendahara Ikoma FISIPUnair, dana Ikoma juga dipe-runtukkan bagi kegiatan-kegiatan mahasiswa yangtidak tercantum dalam RKAT,misalnya kegiatan mahasiswayang mendadak namun pent-ing dan membutuhkan kucu-ran dana. “Namun, harussesuai prosedur. Harus adaproposal, baru kita diskusi kanbersama.” jelas Endang. Den-gan pertimbangan-pertimban-gan itulah, Ikomamenganggarkan dana cadan-gan demi mengakomodasi ke-butuhan-kebutuhan ‘darurat’tadi. Jumlahnya sekitar duapuluh juta rupiah. (put)

Ruang Kunto

Rapat Ikoma FISIP UNAIR

Ikoma Dukung Aktivitas Mahasiswa

07edisi 10/Desember 2009 Jendela

mahasiswa

Pilihlah Perancis!Political Sciences. Untuk social sci-ences, jurusan yang ditawarkan mis-alnya Sosiologi, Antropologi, Sejarah,serta Jurnalistik dan Komunikasi.Sedangkan bidang political sciencesmeliputi Ilmu Politik, AdministrasiPublik, dan HI. “Bidang Political Sci-en ces sifatnya interdisipliner. Misal-nya, mahasiswa yang mengambilprogram S2 di bidang ini bisa jadimemiliki background pendidikan S1di luar bidang political sciences,” ujarEmidy.

Begitu banyak kemudahan yangditawarkan Perancis sebagai salahsatu negara tujuan pendidikan diluar negeri. Sebagai negara ketiga didunia dengan jumlah siswa asingterbanyak setelah Amerika Serikatdan Britania Raya, tentu fasilitasyang ditawarkan Perancis tidak akanmengecewakan para siswa yangmemilih menempuh pendidikan dis-ana. “That’s Way, Choose France!(Karena itu, Pilihlah Perancis!-red),”pekik Emidy, riang. (int)

Emidy, perwakilan dari CampusFrance Indonesia

Page 8: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

08 Jendela edisi 10/Desember 2009

kuliah

SS aat musim ujian tiba, sepertiminggu-minggu Ujian Tengah

Semester (UTS) lalu, titik kete-gangan mahasiswa pasti sedangmemuncak. Sibuk memeras otak,untuk me-recall kembali seluruhmateri yang diberikan oleh paradosen. Setelah masa-masa pacek-lik hiburan ini usai, mahasiswaHubungan Internasional (HI)punya cara sendiri untuk mem-buang penat. Ya, mereka menga-dakan acara unjuk bakat yangdikemas apik bertajuk HI TalentsDay.

Unjuk bakat yang diadakantanggal 6 November lalu mengu-sung tema Beauty and the Beast,bahwa di dunia ini selalu ada sisiburuk dan sisi baik. Meski tema-nya terkesan sangat filosofis, nya-tanya acara ini benar-benarmembuat seluruh warga HIenjoy. Apalagi yang diundangbukan hanya mahasiswa aktif HI,namun seluruh civitas akademikHI, alumni, orang tua mahasiswa,hingga perwakilan dubes yang se-ring diajak kerja sama oleh HI

Unair.”Ini memang ajang senang-se-

nang buat semuanya. Selain itu,HI Talents Day ini untuk menya-lurkan bakat mahasiswa HI yangsebenarnya punya bakat lain se-lain bakat akademiknya,” ungkapM. Redo Nomadore. Menurut-nya, ajang seperti ini akan mem-buat warga HI akan semakinkompak karena ada rasa memi-liki bersama terhadap departe-men. Semua warga HI punyarumah yang menyenangkan ber-nama Departemen Hubungan In-ternasional.

Tidak main-main, meskipunmerupakan acara intern, acara inidigarap dengan semangat enter-taiment yang sungguh-sungguh.Panitia mengusung peralatanband, lengkap dengan sound sys-tem-nya. Tak ketinggalan lampusorot yang membuat suasanamakin enjoy. Suguhan hiburannyapun tidak monoton, dari musiktradisional hingga modern, jugabeberapa tari-tarian dari dalamdan luar negeri.

Sebagai pembukaan disu-guhkan Tari Piring yang diberi ap-laus panjang penonton.Selanjutnya ada Solo Gitar nBass, Tari Soranbushi dari Jepangdan Tari Lenggang Suroboyo. Adajuga band performance yangsontak membuat acara makinmeriah. Penampilan akustik jugatidak mengecewakan untukmembuka sesi sarat seni yangdiisi dialog teater, pembacaancerpen, monolog. Terakhir HI Ta-lents Day ini ditutup dengan TariBanjar Kemuning.

Semua penyaji tampak sangatbersemangat, sehingga audienspun sangat merasa terhibur.

”Kami panitia nggak membatasisiapa yang mau tampil. Nggakmengkotakkan pada penampilanangkatan. Nah, hasilnya malahlebih semangat dan kompakkan!,” jelas Redo lagi. Ke depan-nya, HI Talents Day ini akan di-pertahankan sebagai agendarutin Hima.

Panitia percaya, setelah penatdibuang, pikiran akan jadi fresh,dan siap menghadapi perkuliahanlagi dan berperang di UAS. ”Ma-kanya, kami set waktunya di hariterakhir UAS. Isi amunisi isti-lahnya,” pungkasnya.

(puz)

Salah catu cara menyalurkan bakat mahasiswa HI

HI Talents Day

Membuang Penat Selepas UTS

DDalam rangka menunjangdan menggali potensi para

staf Tenaga Kependidikan, Fakul-tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP) bekerjasama denganLP3T (Lembaga Pengkajian danPengembangan Psikologi Tera-pan) Unair mengadakan uji kom-petensi, Sabtu (7/11). Bertempat

di LP3T Unair Jalan Airlangga No.1 Surabaya, sebanyak lima puluhtujuh orang staf mengikuti ujikompetensi tersebut dari pukul07.45-15.00 WIB.

Para staf yang mengikuti ujikompetensi tersebut merupakankaryawan dengan status dari go-longan III hingga golongan I. “Uji

kompetensi ini digunakan untukpemetaan agar apa yang dilaku-kan para karyawan sesuai dengankompetensi, kemampuan, minat,dan bakat yang dimiliki,” ucapDrs. Djoko Adi Prasetyo, MSi se-laku Wakil Dekan II FISIP. Selainuntuk memetakan potensi karya-wan, uji kompetensi ini juga bisadigunakan sebagai dasar kenaikanjabatan karyawan.

Uji kompetensi ini terdiriatas dua sesi, yaitu ujian tulis dansesi interview. Hasil uji kompe-tensi ini dijamin kerahasiannyadan akan langsung diserahkanoleh pihak LP3T kepada pihakFISIP seminggu setelah uji kom-petensi dilaksanakan. Melalui uji

kompetensi ini, diharapkan ka-ryawan dapat menciptakan ki-nerja yang sesuai dengan harapanFISIP Unair.

Menurut Djoko, FISIP barupertama kali ini mengadakan ujikompetensi bagi karyawannya.“Kegiatan ini inisiatif dari FISIPdan didanai sendiri oleh FISIPsendiri,” tambah Djoko. Djokoberharap kegiatan ini nantinyadapat dilaksanakan secara rutin.Sehingga, para karyawan dapatsemakin termotivasi untuk me-ningkatkan kompetensi yang di-miliki serta mampu memberikankontribusi yang maksimal bagiFISIP.

(int)

Gali Potensi Lewat Uji Kompetensi

Suasana uji kompetensi di gedung LP3T

Page 9: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

09edisi 10/Desember 2009 Jendela

kuliah

II nvisi Basket Fisip (IBAFI)kembali diselenggarakan, se-telah satu tahun sempat

vakum. Tahun 2009 ini yang men-jadi tuan rumah kompetisi basketFISIP se-Indonesia ini adalahFISIP Universitas Airlangga. Selainsukses menjadi tuan rumah, FISIPUnair kembali menyabet gelarmembanggakan. Meski tidak ber-hasil mengawinkan gelar juara,tim basket FISIP Unair sudahmempersembahkan Juara IIuntuk tim basket cowok dan

Juara I untuk tim basket putri.(Juara-juara selengkapnya baca digrafis)

Bukan hal yang mengejutkansebenarnya prestasi ini dicapaiFISIP Unair. Di kompetisi yang di-selenggarakan tanggal 20-25 No-vember lalu, FISIP Unairmelenggang mulus meraih keme-nangan di tiap game. Skor-skortipis jarang terjadi. Di tahun-tahun sebelumnya, FISIP Unairjuga sering memenangkan kom-petisi ini, sehingga sudah disegani.

Namun, meskipun IBAFI ada-lah kompetisi, sebenarnya haki-kat dari IBAFI bukanlahpencapaian gelar juara tersebut.”Sebenarnya gelar-gelar itu ada-lah hasil sampingan yang ingin di-wujudkan IBAFI. Meskipun kitaberkompetisi, tujuan utamaIBAFI ini adalah untuk mengga-lang solidaritas anak-anak FISIPse-Indonesia,” ungkap RahardianHappy, mahasiswa sosiologi 2007yang menjadi ketua IBAFI 2009ini.

IBAFI merupakan forum sila-turahmi mahasiswa FISIP se-In-donesia yang tidak bersikapakademik. IBAFI ingin mengang-kat derajat FISIP yang seringkalidipandang sebelah mata. Danesensi permainan basketnya sen-diri, lanjut Rahardian, bukan se-kedar untuk kebugarannmahasiswa, namun ada maknatersirat, mahasiswa butuh kerjasama, toleransi dan sportivitas

dalam hidup bermasyarakat.”Karena itu tema kita kali ini

Together for United Nation. Bas-ket kan mainnya tim, kudu kerja-sama, nah disitulah kita belajaruntuk menghadapi kondisibangsa yang carut marut. Kerjasama ini juga harus penuh tole-ransi, karena Indonesia itu dariSabang sampai Merauke yangpunya kultur beda,” jelasnya.

Puncak acara yang merupa-kan euforia persaudaraan maha-siswa FISIP se-Indonesia adalagGrand Final yang diadakan diGOR Kampus C Unair. Pertan-dingan final, diselingi dengan hi-buran breakdance performance.Tiga belas fakultas yang mendaf-tar dari seluruh Indonesia, tump-lek blek didalamnya. Sayang, adasedikit kericuhan yang terjadi,mengurangi semangat solidaritasyang bisa dibangun.

(puz)

Basket Cewek FISIP kembali Juarai IBAFI

Gitadi Tegas, Ketua Koperasi FISIP

KK abar gembira datang daritim futsal dan tim voli Fisip

Unair yang kedua-duanya meraihjuara II dalam ajang kejuaraanvoli dan futsal Peringatan Lus-trum XI atau Dies Natalis ke-55Universitas Airlangga (Unair). Ke-juaraan tahunan sepekan terse-but diadakan dari tanggal 9hingga 12 November 2009.

Tim Futsal Fisip tidak hanyamerebut juara II namun jugajuara III dalam kompetisi yang dihelat di Auditorium kampus CUnair ini. Fisip yang kala itu kalahtelak 0-5 dari Tim FakultasEkonomi (FE) di laga final dirasaRhesi Kharisma, Manajer TimFutsal Fisip Unair kurang berun-tung. Pasalnya dua dari tiga timfutsal yang dikirimkan Fisip loloshingga ke semifinal. Namun dewifortuna tidak berpihak pada Fisip,karena kedua tim tersebut

bertemu dan mengharuskansalah satu tim Fisip saja yangmaju ke final.

“Bersukur banget walaupunhanya mengajukan tiga timnamun dapat optimal hinggaakhir.” ujar mahasiswi Ilmu Ko-munikasi semester 5 ini. Iamenambahkan bahwa menyabetjuara II dan III dari total tigapuluh dua peserta merupakankebanggan tersendiri. “Padahalpersiapan untuk event ini hanyadua minggu, dengan frekuensidua hari sekali latihan rutin.” ujarRhesi yang berparas tomboi ini.

Untuk ke depannya Rhesimengaku sedang gencar mencarikompetisi-kompetisi di luarlingkup kampus Unair. Sehingganama tim kesebelasan Fisip Unairdapat di kenal di kampus lain dantidak hanya berkutat di Unairsaja.

Hal senada juga dirasakantim Voli Fisip Unair yang menya-bet juara II dalam kompetisi Lus-trum XI ini. “Kami meraih juaraII dua tahun berturut-turut.Mungkin belum rejeki dapatjuara I.” ujar Agung Wahyudi, Ko-ordinator Tim Voli Fisip Unair.Tim yang berisi dosen, karyawan,beserta beberapa orang maha-siswa tersebut dikalahkan pulaoleh tim voli Fakultas Ekonomi

(FE) di laga final.“Menarikn dalam lustrum

tahun ini, tim voli Fisip bermaindalam laga pembuka sekaliguslaga penutup.” ungkap Agung. Iamenambahkan, “Harapannya se-moga dengan adanya prestasi-prestasi ini kami sesama anggotatim voli semakin guyub danakrab, tidak hanya di dalam la-pangan tetapi juga di luar lapan-gan.” (zaq)

Tim futsal Fisip

Juara II Futsal dan VoliLustrum XI Unair

Page 10: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

10 Jendela edisi 10/Desember 2009

seputar fisip

“PROFESI wartawan itu profesiyang sangat berpengaruh. Kalau di-analogikan, satu kaki wartawan itu dipintu surga, satunya di pintu neraka.Tinggal Anda mau milih yang mana,mempengaruhi ke arah kebaikanatau menyesatkan publik,” ujar SirikitSyah, Dosen STIKOSA-AWSSurabaya, salah satu pembicara dalamDiklat Jurnalistik Tingkat Dasar “Jur-nalisme Nurani Pena for Dakwah”yang diadakan Sie Kerohanian Islam(SKI) Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik (FISIP), Minggu (22/11).

Selain Sirikit Syah, diklat yang di-se lenggarakan di ruang Parlinah Per-pustakaan Unair Lantai 3 ini jugamenghadirkan Kris R. Mada(Wartawan Kompas) dan Wirawan(fotografer Majalah AlFalah) sebagaipemateri. Diklat dibuka dengan pem-berian materi tentang news valuesdan penulisan berita oleh Sirikit. Me-nurut Sirikit, tidak semua informasiadalah news. Sebab, hanya informasiyang mengandung news values (nilaiberita-red) saja yang termasuk kate-gori news. News values, tambah Sirikit,meliputi baru, penting, menarik,tokoh, berdampak bagi masyarakat,berskala besar, kedekatan, tragedi,

kontroversi, human interest, dan seksatau kejahatan.

Tidak hanya memaparkan masa-lah teknis penulisan berita, Sirikit jugaberbagi pengalaman kepada para pe-serta diklat tentang suka duka ber-profesi sebagai wartawan. Bekerjadibawah tekanan deadline, selalu siapbertugas selama 24 jam tiap hari, dandianggap sebagai pekerjaan kelasbawah adalah beberapa tantanganyang dihadapi oleh seorang warta-wan. “Walaupun begitu, kerja sebagaiwartawan juga ada enaknya lho. Jamkerjanya fleksibel, punya banyakteman, dan sering pergi ke luar kota,bahkan ke luar negeri,” tutur Sirikit.

Diklat kemudian dilanjutkandengan sesi kedua mengenai ragamjurnalistik oleh Kris R. Mada. Padasesi tersebut, Kris memaparkan tigajenis karya jurnalistik, hard news, fea-ture, dan artikel. Menurut Kris, ke-kuatan hard news terletak pada unsur5W+1H dengan menitikberatkanpada kecepatan dalam menampilkansuatu berita. “Berbeda dengan fea-ture dan artikel. Feature lebih mene-kankan pada kedalaman informasimelalui gaya berceritanya. Sedangkanartikel mengutamakan pengungkapan

fakta atau data relevan,” terang Kris.Kris pun mengungkapkan bah wa

bisnis media saat ini bukan bisnismenjual berita atau informasi, mela-inkan menjual pengaruh. Semakin se-ring mengkonsumsi isi media,semakin mudah pula khalayak ter-pengaruh oleh media. “Sebagai seo-rang wartawan perlu menanamkannilai jurnalisme nurani, yaitu jurnal-isme yang berdasarkan hati nurani,kejujuran serta kemanusiaan dalammengangkat suatu peristiwa kepadapara pembaca,” jelas Kris.

Memasuki sesi ketiga, para pe-

serta diajak untuk belajar mengenaidasar-dasar fotografi jurnalistik. Padasesi ini, Wirawan memaparkanpengetahuan dasar tentang fotografidan bagaimana teknik memotretfoto jurnalistik. “Kadang faktor ke-beruntungan juga berperan untukmendapatkan angle foto yang bagus.Karena itu, fotografer jurnalistikharus cepat tanggap terhadap situasiyang terjadi di sekitarnya,” ucapWirawan sekaligus mengakhiri sesiketiga diklat jurnalistik sore itu.

(int)

Jurnalisme Nurani, Jurnalisme Damai

Suasana Diklat Jurnalisme Nurani for Dakwah

“ISLAM itu bukan cuma ngajidoang”, tutur Dio Eka Prayitno,Ketua Panitia Bekam dan Ruqyah SKIFisip Unair saat ditemui tim Jendeladalam acara Bekam dan Ruqyah yangdiadakan oleh SKI Fisip Unair Selasa17 November lalu. Bertempat di lan-tai 1 gedung B Fisip Unair, acaratersebut bekerjasama dengan lem-baga kesehatan “Klinik Ruqyah” yangberlokasi di jalan Bendul Merisi

Surabaya.Bekam sendiri merupakan cara

pengobatan alternatif yang biasa di-lakukan oleh Rasulullah SAW.Mekanismenya, bekam mengambildarah kotor yang berada pada tubuhmanusia. Setelah itu ia bekerja men-stimulasi sistem kekebalan tubuhmanusia dengan dihasilkannya hor-mon interleukin.”Bekam ini terbuktimampu menyembuhkan segala jenis

penyakit.” ujar Dio yang merupakanmahasiswa Program Studi TeknisiPerpustaaan (PSTP) 2008 Fisip Unair.

“Jika bekam lebih pada pengob-atan fisik, Ruqyah fokus pada pengo-batan rohani manusia.” tambahnya.Ruqyah adalah sebuah terapi denganmembacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan doa-doa pada si pasien.Ruqyah ini merupakan bentuk per-lindungan umat muslim dari hawa-hawa negatif dan juga bersumberdari sunnah Rasul.

Dihadiri oleh sekitar dua puluhorang pasien, acara ini tidak dike-nakan biaya sama sekali. “Dalam se-tiap acaranya, SKI Fisip tidak pernahmenarik sepeserpun biaya kepadapeserta acara kami. Kami sadar betulbahwa setiap acara yang kami helatadalah demi syiar agama Islam danjuga pelayanan umat muslim di seki-tar wilayah kampus.” ungkap Dio.

Pasien yang mengikuti Bekam

dan Ruqyah ini pun tidak sebatas civ-itas academica Fisip saja. Melainkanada yang dari Fakultas Ekonomi danFakultas Ilmu Budaya. Jumlah duapuluh orang pasien tersebut terusbertambah kala acara menginjak sesiRuqyah. “Pasien yang membludakadalah dari akhwat (perempuan, red),sehingga terpaksa pada sesi Ruqyahdi siang hari hijab anatara laki-lakidan perempuan kami majukan.” jelasmahasiswa bertubuh kurus ini.

Untuk kegiatan-kegiatan selan-jutnya SKI Fisip akan mengadakanRIHLAH pada awal Januari setelahpelaksanaan Ujian Akhir Semester(UAS). RIHLAH merupakan kegiatandakwah serta pelatihan dengan kon-sep outbound di alam. “Tahun lalukami mengadakannya di Kebon RayaPurwodadi, namun untuk tahun inikami belum tahu akan mengadakandi mana.” ujar Dio menutup pem-bicaraan. (zaq)

Acara Bekam dan Ruqyah di Gedung B Li. 1

Muslim Tak Hanya Sebatas Ngaji

Page 11: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

11edisi 10/Desember 2009 Jendela

seputar fisip

Bersekolah sambil bekerja pernahdilaluinya di awal pengabdiannya dikampus oranye ini. Mulai dari persona-lia, tata usaha, akademik, hingga dibagian keuangan menjadi torehan karirseorang Soemini selama dua puluh de-lapan tahun mengabdi. Hingga padaakhirnya berbuah manis menjadi seo-rang pegawai teladan.

Tak terpikir sama sekali dalambenak Soemini dapat menjadi salahsatu dari tiga pegawai teladan tingkatUniversitas dalam Dies Natalis ke-55Unair. Staff bagian keuangan FisipUnair ini mengaku tidak mengiradirinya akan ditunjuk sebagai pe-gawai teladan hingga pada 6 Novem-ber 2009 lalu ia menerima SuratKeputusan (SK) Rektor.

“Tadinya saya hanya sekedartau saja kalau ada rapat pegawaiteladan tingkat fakultas dari kon-sumsi yang ada di ruangan. Tidakterbesit sama sekali di benak sayabahwa malah saya yang akan ditun-juk. Tau-tau 21 Oktober 2009 lalusaya diutus bapak Dekan mewakiliFisip untuk mengikuti tes pegawaiteladan di kantor pusat.” ceritaSoemini.

Menurut rekan-rekan seruan-gannya, Soemini memang pantasmendapatkan penghargaan tersebut.“Beliau ini orangnya teliti, disiplin,dan yang paling penting adalah beliauseorang pribadi yang rajin.” ujar be-berapa rekan satu ruangan Soemini.Tak pelak jika wanita asli Surabaya inimemang seorang yang rajin. Pasalnya,Soemini termasuk yang sering pu-lang paling akhir daripada teman-teman lainnya. “Pokoknya diatas jam5 sore, Bu Soemini ini kadang masihada di meja kerjanya. Padahal keuan-gan ini sendiri bagian yang paling be-lakangan kalau pulang.” tambah salahsatu rekan kerjanya lagi.

Awal karir Soemini dimulaipada tahun 1981 sebagai staff bagian

personalia FIS Unair, sekedar infor-masi ketika itu Fisip masih bernamaFakultas Ilmu Sosial (FIS). Tahun per-tama bekerja di FIS adalah masa yangcukup berat baginya. Ia harus bekerjasambil melanjutkan sekolahnya. Kalaitu juga dengan upah hanya Rp12.500/bulan ia sudah dapat membi-ayai sekolah dan transportnyasendiri. “Ketika itu saya bekerja sam-bil bersekolah, mas. Lulus daribangku SMP saya langsung melamardi FIS sambil melanjutkan sekolah.Jadi pagi bekerja, sorenya saya seko-lah di SMEA.” kenang ibu dari tigaorang anak ini.

Satu tahun di bagian personalia,Alumnus SMEA Taruna Pancasila

Surabaya ini akhirnya dipindah kebagian tata usaha pada erakepemimpinan Dekan Sutandyo.Dua tahun menjalani sebagai stafftata usaha, pada tahun 1985 Soeminidipindah lagi ke bagian akademikhingga tahun 2004. Baru di tahun2004 ia menjadi staff bagian keuan-gan Fisip hingga kini membawanyasebagai salah satu pegawai teladanUnair dalam Dies Natalis ke-55 ini.

Ditanya suka-duka selamamenjadi staff keuangan, Soeminihanya tersenyum geli. ”Beruntungsaya ditempatkan di lingkungan yangseimbang. Walaupun pekerjaannyacukup berat namun rekan-rekan diruangan ini sering menyelingi peker-

jaan dengan guyonan juga. Jadinyatidak stress mas” ujar wanita kelahi-ran 1962 ini.

Menurutnya, mungkin salahsatu duka di bagian keuangan iniadalah ketika kami dikira memper-sulit birokrasi dalam setiap laporankeuangan yang diterima. “TerkaitSurat Pertanggung Jawaban (SPJ)yang sering dikembalikan untuk dire-visi ulang, bukan karena kami inginmembuat mbulet birokrasi. Tapi me-mang yang namanya suatu laporankeuangan harus benar-benar detail,dan sesuai dengan kenyataanya di la-pangan.” ujar Soemini yang juga diiyakan oleh beberapa rekan kerjanyadi bagian keuangan. (zaq)

Suasana Table Manner di Hotel Novotel

Soemini, Staf Keuangan Fisip Unair Peraih Pegawai Teladan Unair

Buah Pengabdian Dua Puluh Delapan Tahun

Raih Juara I Lomba Blog Unair

Blog Jadi Sarana Transfer KeilmuanTidak salah memang, Myrtati

Dyah Artaria dianugerahi sebagaidosen berprestasi tingkat FISIPtahun ini. Daftar prestasinya ber-tambah panjang setelah meme-nangkan Lomba Blog pengajarse-Universitas Airlangga dalamLustrum ke XI. Kiprah menulisnyatak hanya dicurahkan jurnal ilmiahterakreditasi Anthropology yang iakelola, namun juga lewat ruang tulistanpa batas di dunia maya, blog.

Dosen yang akrab di panggil BuMyrta oleh mahasiswanya ini mulairajin menulis di blog sejak DSI (Di-rektorat Sistem Informasi) Univer-sitas Airlangga memberikan bloguntuk para pengajar. ”Mereka su -dah memberi sejak tahun lalu. Danitu saya manfaatkan, meskipun wak -tu itu tidak ada pemberitahuan ada-nya lomba blog,” ungkapnya.

Myrtati mengakui sangat ber-syu kur diberi ruang di websiteUnair berupa blog tersebut. Selainmengembangkan diri agar tidakgaptek, Myrtati juga bisa menjadi-kan blognya sebagi sarana transferkeilmuan. Di blog tersebut, Myrtatimeng-upload berbagai tulisannyamengenai Anthroplogy. Semua yangberhubungan dengan manusia, den-gan kajian ilmiah, dituangkan di

dalam blog.Begitu juga dengan hasil-hasil

penelitian dan jurnal-jurnal yang iakelola, diramu menjadi salah satumenu dalam blognya tersebut.”Kalau ada artikel menarik di managitu, saya juga suka menulis ulang-nya, kemudian saya cantumkansumber-sumbernya di naskah itu,”imbuh dosen Anthropology Ragawiini. Meskipun tidak bilingual, tulisanyang ada di blog Myrtati ada yangberbahasa Indonesia, ada yang ber-bahasa Inggris.

Karena kelengkapan, sering diupdate dan menggunakan bahasayang digunakan beragam inilah, ke-mudian banyak orang yang men-gakses blog milik Myrtati. ”Kan bisadilihat statistiknya, dan saya senangya ketika ada yang memberi komenmasukan, apalagi dari mancanegara.Kan artinya blog saya dibaca banyakorang,” ujarnya. Sekalian saja, ka-rena blog ini sudah banyak diaksesorang, Myrtati juga menggunakan-nya sebagai sarana publikasi buku-jurnal Anthro dan buku ciptaannya.

”Jadi asyik sekali ya, punya blogitu sebenarnya. Bisa digunakanuntuk berbagai kepentingan. Seka-rang saya sedang mengembangkankomunikasi dengan mahasiswa le -

wat blog. Bahan tugas misalnya, sayasuruh ambil di blog, kan jadimudah,” jelasnya. Mahasiswa punjuga terbantu adanya blog ini.

Ketika diumumkan akan adalomba blog, sebenarnya Myrtatisendiri minder untuk mendaftarkanblognya. Namun, ternyata siapa sajayang blognya aktif terdaftar secaraotomatis untuk lomba ini. ”Dansaya tidak menyangka bisa menda-pat juara 1. Mungkin didasarkan isidan seberapa banyak orang yangmengakses,” ungkapnya.

Ke depan, blognya akan dikem-bangkan lebih serius lagi, supayalebih bermanfaat untuk transfer ke-ilmuan pada mahasiswa khususnya,atau sesama peminat anthropologypada umumnya. ”Nanti kisi-kisiuntuk mahasiswa, saya muat di blog.Pokoknya blog itu diisi rutin saja,pasti banyak yang datang menen-gok kembali,” pungkasnya. (puz)

Page 12: Evaluasi 2009 dan Rencana 2010fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_10_desember_2009.pdf · (SOP) di fakultas kita sudah kita lakukan pada tahun 2009 ini. Juga ada pembukaan

12 Jendela edisi 10/Desember 2009

profil

SSetiap kali nama koperasi disebutyang terlintas dibenak orang yangmendengarnya, koperasi adalah

badan usaha yang konservatif, kuno dan tidakbisa berkembang pesat seperti badan usahalainnya. Padahal koperasi adalah soko guruperekonomian di Indonesia. Mengapa malahdi pandang sebelah mata?

Keresahan inilah yang ingin dijawab FitriaAyu Devita, mahasiswa DIII Pariwisata-Per-hotelan. Mahasiswa angkatan 2008 ini men-gungkapkan gagasannya untuk merubahimage koperasi yang konservatif menjadi ino-vatif dan kratif. Jalannya dengan menggerak-kan kaum muda untuk melek terhadapwirausaha berbasis koperasi. Bussines palnFitria sendiri merancang usaha koperasi ka-tering mahasiswa.

Gagasan-gagasan cemerlang inilah yangmengantarkan Fitria Ayu menjadi juara per-tama dalam kompetisi Pemuda PenggerakKoperasi Jawa Timur 2009. Kompetisi yangdiselenggarakan oleh Dinas Koperasi Jatimini berlangsung November lalu. Pemilihan pe-muda penggerak koperasi ini melalui seleksiyang ketat dengan proses karantina juga dihotel The Sunm Sidoarjo dari tanggal 20-24November.

”Dari karantina ini aku belajar banyaktentang koperasi. Dan prihatin banget den-gan kopma Unair yang tidak terdengar. Pada-hal teman-teman universitas lain, berceritagamblang soal kinerja koperasi di kampusnyamasing-masing,” ungkap Fitria. Karena itu, ke-

sempatan loloshingga 10 besartidak di sia-siakan,Fitria makin man-tap dengan moti-vasimenggerakkan ko-perasi di Unair.

Sewaktu ka-rantina, Fitria aktifdi setiap sesi ma-teri yang diberi-kan. ”Aku maubelajar banyak,biar motivasiawalku terwujud,”imbuhnya. Efek

sampingnya, Fitriamakin dikenal oleh

pemateri dan panelis yang menjadi juri.Bahkan saat grand final di 25 November lalu,saat sesi tanya jawab, ketua Dinas KoperasiJawa Timur langsung menunjuk Firia untukmenjawab pertanyaannya.

”Kaget banget waktu itu. Mana pertanya-annya susah pula. Alhamudullilah bisa jawab,meski nggak sempurna,” kenangnya. Saat itubeliau menanyakan pendapat Fitria soal per-nyataan koperasi melalui entinitas bisnis den-gan memperluas jaringan atau kemitraan bisamenghambat jati diri koperasi.

Jawaban Fitria saat itu, tidak. Koperasiboleh melakukan itu semua, tapi tidak bolehmelupakan bahwa ia adalah badan usaha yangmenolong dirinya sendiri. ”Nah, ngelanturnya,aku sambungin juga ke koperasi wanita,hehe,” ujarnya. Meski sedikit salah, perfor-mance Firia yang percaya diri dapat meyakin-kan panelis.

Setelah dinobatkan sebagai pemudapenggerak koperasi, Fitria akan segera mem-bentuk program kerja bersama finalis lainnya.Di FISIP, Fitria tidak sendirian, usaha untukmewujudkan koperasi FISIP yang inovatif di-bantu oleh Deny Wahyu Apriadi, pemenangjuara harapan II dari Anthropology.

”Pertama, kopmanya harus hidup dulu.Fotokopi kita masih ikut di FIB, mau ngeprintmasih harus ke perpustakaan. Jadi kopmayang harus hidup dulu adalah Kopma AlatTulis kebutuhan mahasiswa,” ujar Fitria. Iaberharap seluruh warga FISIP ikut antusiasmewujudkan koperasi ini. (puz)

Fitria Ayu Devita (Mahasiswa D-III Pariwisata)

Juara I Pemuda Penggerak Koperasi Jawa Timur

Fitria (ke dua dari kiri) bersama finalis yang lain