re-desain kurikulum sinergis antar...

12
edisi 06 / Agustus 2009 I I barat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran yang disediakan untuk dipilih oleh setiap mahasiswa pada setiap program studi. Maha- siswa akan memilih mata kulih apa tergantung mereka mau bisa apa dan mau jadi apa. Itulah daf- tar mata kuliah yang selalu disaji- kan oleh setiap program studi untuk mencapai kompetensi lulu- sannya FISIP mempunyai menu kurikulum sejumlah program studinya, yakni 16 program studi: 7 program studi strata 1 (Sosiologi, Politik, AN, HI, Komunikasi, IIP dan Antropologi Sosial), 2 program studi diploma (Pariwisata dan Teknisi Perpustakaan) dan 7 program studi magister (IIS, PSDM, Kebijakan Publik, Sosiologi, Politik, Media dan Komunikasi, dan HI). Dengan semangat pem- belajaran berparadigma kons- truktivistik, struktur kurikulum semua program studi yang dikembangkan di FISIP meliputi kurikulum wajib universitas (MKWU), kurikulum wajib fakultas (MKWF) dan kurikulum wajib program studi (MKWPS). Kurikulum universitas dimak- sudkan untuk membangun jati diri universitas, kurikulum fakultas untuk kekhasan fakultas dan kurikulum program studi untuk kompetensi lulusan. Kualifikasi kompetensi lu- lusan difasilitasi dengan setidaknya 3 pilar kompetensi: kompetensi utama (40 - 80%), kompetensi khusus (5 - 30%) dan kompetensi pendukung (20 - 40%). Itulah sebabnya men- gapa sistem pembelajaran di fakultas ini selain menyediakan menu kurikulum wajib di atas, juga menyajikan menu mata kuliah pilihan baik yang disediakan di dalam program studi mau- pun oleh program studi lain, termasuk oleh program studi lain di fakultas lain. Kebutuhah dan selera masyarakat me- mang terus berkembang dan kemudian beru- bah, maka menu kurikulum pun juga turut berkembang dan berubah. Oleh karena itu, menu kurikulum pun tidak lagi hanya hardskills, melainkan juga softskill; sistem penilaiannya pun tidak lagi hanya Sistem Kredit Semester (SKS), tetapi juga Sistem Kredit Prestasi (SKP). Untuk itu, kurikulum di 16 program studi fa- kultas ini terus disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan pemangku kepentingan. Semua kurikulum di 16 program studi di fa- kultas ini sejak setahun terakhir ini terus di- diskusikan untuk pencapaian kompetensi tertentu pada lulusannya. Capaian lulusan yang acap disebut kompetensi itu menjadi penting bukan hanya untuk membantu menyiapkan lu- lusan siap masuk ke dunia kerja (link and match), melainkan lebih dari itu, yakni agar lu- lusan fakultas ini mampu menjadi manusia yang mandiri, kritis, demokratis dan siap men- gembangkan dirinya di masyarakat. Melalui perjalanan berliku dan mele- lahkan yang disertai perdebatan panjang, maka jadilah kurikulum yang di-’baru’-kan pada se- luruh program studi di fakultas ini. Reformu- lasi kurikulum dilaku- kan bukan saja pada content keilmuannya, melainkan juga pada ta- taran yang lain, seperti sistem pembelajaran, pengorganisasian dan peng-kode- annya. Hal yang terakhir ini jadi penting dan urgent bukan saja untuk kepentingan teknis administratif, me- lainkan lebih bernilai stra- tegis dalam kerangka untuk mengembalikan struktur keilmuan ke da- lam struktur kurikulum di program studi-program studi. Dengan demikian, kurikulum program studi tidak lagi bak kerajaan-ke- rajaan kecil di fakultas yang eksklusif, isolatif dan bahkan menjadi enclave; me- lainkan menjadi bagian dari sistemik keilmuan yang sa- ling menyapa dan berkem- bang bersama menuju kesempurnaan kelimuan secara scientific methode dan kompetensi mata ku- liah yang ada di kurikulum di program studinya. Mulai semester gasal 2009/2010 menda- tang, fakultas ini akan semakin diramaikan oleh 5 program magister baru, yakni program magister Sosiologi, Media dan Komunikasi, Po- litik dan Hubungan Internasional. Kecuali pro- gram Magister Hubungan Internasional yang memang baru, ketiga program magister lain- nya lebih sebagai peningkatan status dari pe- minatan di bawah program magister Ilmu-Ilmu Sosial menjadi program magister. Keempat program magister tersebut di- maksudkan selain untuk memberikan kesem- patan kepada apara alumni meningkatkan kualifikasi keilmuan dan dan kompetensinya, juga terbuka bagi lulusan perguruan tinggi lain baik dari Indonesia maupun dari luar negeri, khususnya dari negara-negara Asia yang me- mang sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu. (Prof. Dr. Musta’in, Drs. M.Si., Wadek I) Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodi

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

edisi 06 / Agustus 2009

IIbarat menu makanan,kurikulum adalahmenu pembelajaran

yang disediakan untuk dipiliholeh setiap mahasiswa padasetiap program studi. Maha-siswa akan memilih mata kulihapa tergantung mereka mau bisaapa dan mau jadi apa. Itulah daf-tar mata kuliah yang selalu disaji-kan oleh setiap program studiuntuk mencapai kompetensi lulu-sannya

FISIP mempunyai menukurikulum sejumlah programstudinya, yakni 16 program studi:7 program studi strata 1(Sosiologi, Politik, AN, HI,Komunikasi, IIP danAntropologi Sosial), 2 programstudi diploma (Pari wi sata danTeknisi Perpustakaan) dan 7program studi magister (IIS,PSDM, Kebijakan Publik,Sosiologi, Politik, Media danKomunikasi, dan HI).

Dengan semangat pem -be lajaran berparadigma kons -truk tivistik, struktur kuri kulumsemua program studi yangdikembangkan di FISIP meliputikurikulum wajib universitas(MKWU), kurikulum wajibfakultas (MKWF) dankurikulum wajib program studi(MKWPS). Kurikulum universitas dimak -sudkan untuk membangun jati diri universitas,kurikulum fakultas untuk kekhasan fakultasdan kuri ku lum program studi untukkompetensi lulusan. Kualifikasi kompetensi lu-lusan difasilitasi dengan setidaknya 3 pilarkompetensi: kompetensi utama (40 - 80%),kom petensi khusus (5 - 30%) dan kompetensipendukung (20 - 40%). Itulah sebabnya men-gapa sistem pembelajaran di fakultas ini selainmenyediakan menu kurikulum wajib di atas,juga menyajikan menu mata kuliah pilihan baikyang disediakan di dalam program studi mau-pun oleh program studi lain, termasuk olehprogram studi lain di fakultas lain.

Kebutuhah dan selera masyarakat me-mang terus berkembang dan kemudian beru-bah, maka menu kurikulum pun juga turutberkembang dan berubah. Oleh karena itu,menu kurikulum pun tidak lagi hanya hardskills,

melainkan juga softskill; sistem penilaiannyapun tidak lagi hanya Sistem Kredit Semester(SKS), tetapi juga Sistem Kredit Prestasi (SKP).Untuk itu, kurikulum di 16 program studi fa-kultas ini terus disesuaikan dengan kebutuhandan kepentingan pemangku kepentingan.Semua kurikulum di 16 program studi di fa-kultas ini sejak setahun terakhir ini terus di-diskusikan untuk pencapaian kompetensitertentu pada lulusannya. Capaian lulusan yangacap disebut kompetensi itu menjadi pentingbukan hanya untuk membantu menyiapkan lu-lusan siap masuk ke dunia kerja (link andmatch), melainkan lebih dari itu, yakni agar lu-lusan fakultas ini mampu menjadi manusiayang mandiri, kritis, demokratis dan siap men-gembangkan dirinya di masyarakat.

Melalui perjalanan berliku dan mele-lahkan yang disertai perdebatan panjang, makajadilah kurikulum yang di-’baru’-kan pada se-

luruh program studi difakultas ini. Reformu-lasi kurikulum dilaku-kan bukan saja padacontent keilmuannya,melainkan juga pada ta-taran yang lain, sepertisistem pembelajaran,pengorganisasian danpeng-kode- an nya. Halyang terakhir ini jadipenting dan urgent bukansaja untuk kepen tinganteknis admi nistratif, me-lainkan lebih bernilai stra-tegis dalam kerangkauntuk mengembalikanstruk tur keilmuan ke da -lam struktur kurikulum diprogram studi-programstudi.

Dengan demikian,kurikulum program studitidak lagi bak kerajaan-ke-rajaan kecil di fakultas

yang eksklusif, isolatif danbahkan menjadi enclave; me-lainkan menjadi bagian darisistemik keilmuan yang sa-ling menya pa dan berkem-bang bersa ma menujuke sem purna an kelimuansecara scientific methodedan kom petensi mata ku-liah yang ada di kurikulum

di program studinya. Mulai semester gasal 2009/2010 menda-

tang, fakultas ini akan semakin diramaikanoleh 5 program magister baru, yakni programmagister Sosiologi, Media dan Komunikasi, Po-litik dan Hubungan Internasional. Kecuali pro-gram Magister Hubungan Internasional yangmemang baru, ketiga program magister lain-nya lebih sebagai peningkatan status dari pe-minatan di bawah program magister Ilmu-IlmuSosial menjadi program magister.

Keempat program magister tersebut di-maksudkan selain untuk memberikan kesem-patan kepada apara alumni meningkatkankualifikasi keilmuan dan dan kompetensinya,juga terbuka bagi lulusan perguruan tinggi lainbaik dari Indonesia maupun dari luar negeri,khususnya dari negara-negara Asia yang me-mang sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu.

(Prof. Dr. Musta’in, Drs. M.Si., Wadek I)

Re-Desain KurikulumSinergis Antar Prodi

Page 2: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

02 Jendela edisi 06/Agustus 2009

editorial

l “Kalau bisa, JENDELA juga lebih sering menam-pilkan kegiatan karyawan FISIP.”

Saiful (Staf Perlengkapan)

l “Untuk kolom ARTIKEL bagi Dosen atau Maha-siswa kalau bisa setiap edisi rutin dimunculkan.Terutama mengomentari kejadian yang tengahhangat dibicarakan di masyarakat.”

NN (Mahasiswa Komunikasi)

l “Isi JENDELA rasanya kurang mengigit. Kok gakada kritik yang isinya mengarah ke FISIP? Katanya,kampus ini demokratis. Seharusnya mau mene-rima kritik dari manapun. Sekalipun kritikan ituPEDAS......!”

NN (Dosen FISIP)

l SURAT PEMBACAl REKAMAN ACARA FISIP

WAKTU ACARA TEMPAT

27 Juni Kuliah Tjokroaminoto untukKebangsaan dan Demokrasi

Rektorat ITS

6 Juli Seminar Meningkatkan PartisipasiPemilih Pemula dalam Pemilu Presiden2009

Aula GedungC lt.3 FISIP

10 Juli Sosialisasi Program PHK-I kepadamahasiswa

GedungRektoratKampus C

13 Juli Sosialisasi Program PHK-I kepadaseluruh Dosen dan Karyawan FISIP

R AdiSukadana

14 Juli Sosialisasi Program PHK-I bagi Dosen5 Program Studi

GedungRektoratKampus C

17 Juli Simulasi PHKI09.00 - 11.00 wib: Bagi Dosen 5 Prodi13.00 - 15.00 wib: Bagi Mahasiswa

GedungRektoratKampus C

20-23 Juli Pertemuan Sela Nasional MahasiswaHI se-Indonesia

Asrana HajiSukolilo

22 Juli Lomba Poster Iklan LayananMasyarakat dalam rangka Pekan IlmiahMahasiswa Nasional ke-XXII

UnibrawMalang

22 Juli Pelathan Dakwah Fardhiyah untukseluruh anggota SKI FISIP, FIB, dan FKHUnair

Ruang AdiSukadana

23 Juli Lomba Pidato Revitalisasi Pancasilauntuk Mewujudkan Jatidiri BangsaIndonesia di Kalangan Anak Muda

Gedung C lt.3FISIP

24-25 Juli Rapat Kerja membahas Perubahankode-kode mata kuliahdi FISIP

Hotel BisantaBidakara

27 Juli Visitasi DIKTI dalam rangkamenindaklanjuti Proposal PHK-I

GedungRektorat

28 Juli Kunjungan tim Reviewer PHK-I keFISIP Unair

FISIP

29 Juli Wrap-up tim Reviewer PHK-I GedungRektorat

l Sri Endah Kinasih (Antropologi)Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan oleh DIKTIdi Hotel Garden Palace, 27 - 31 Juli 2009

l Fitri Mutia, Nove Eka Variant Anna (IIP), Novi Susan (Sosiologi)Mengikuti Teleconference Program INHERENT DIKTIdi Ruang Sidang Manajemen Unair, 29 - 31 Juli 2009

l Listianingsih Dwi D. (Komunikasi)Narasumber “Isu-Isu Terkini tentang Permasalahan Perempuandan Anak” oleh Setda Pemprov Jatimdi Hotel Utami Sidoarjo, 29 Juli 2009

l PENGABDIAN MASYARAKAT

l Telah lahir: Puteri ke-2, Laily Fardilah (Staf Kependidikan) Yang diberi nama, Nayra Adelia Izahra (6 Juli 2009)di RS DKT Gubeng Surabaya.

l BINGKAI MEMORI

l PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP)l PIMPINAN UMUM: V. Dugis (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru

l JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizky Pramadhani ; Muhammad Zaki Ath.T ; Arfa Darojatil FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra l LAY-OUT/PRODUKSi: Irfan Wahyudi, S.Sos

l Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp. (031) 5034015, 5047754, 5011744, 5017429. Fax. (031) 5012442. l e-mail: [email protected]

Page 3: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

03edisi 06/Agustus 2009 Jendela

PHK-I

JJumat (10/7), bertempat di GedungRektorat kampus C Universitas Airlangga(Unair), pihak universitas menga dakan

sosialisasi Program Hibah Kom pe tisi Institusi(PHK-I) kepada para mahasiswa Unair.Mahasiswa yang hadir pada sosialisasi ini berasaldari Jurusan Biologi, Fakul tas KesehatanMasyarakat (FKM), Antropologi, Sosiologi, dan

Komunikasi. Tujuan sosialisasi adalahmemberikan pengarahan kepada para maha -siswa mengenai program PHKI yang nantinyajuga berdampak pada peningkatan mutumahasiswa.

Menurut dr. Atik Choirul Hidajah, M.Kesselaku sekretaris program, PHK-I memilikiempat tema yaitu tema A,B,C, dan D. Unairsendiri mengambil tema B yaitu hibahpeningkatan mutu, relevansi, dan akses dan temaC yaitu pengembangan unggulan PerguruanTinggi untuk pening ka tan daya saing daerah danpengem bangan nasional.

“Tema B ini diperuntukkan bagi jurusan-jurusan Ilmu Sosial, Antropologi, Sosiologi, danKomu nikasi. Sedangkan, tema C diperun tukkanbagi jurusan-jurusan ilmu alam, seperti FKM danjurusan Biologi,” ujar Atik. Unair sendirimengajukan tema tro pi cal disease ber ba sisbioeko so sio kultural. Proposal-proposal yangdiajukan, Atik menam bahkan, harus dise suaikandengan tema tersebut.

PHKI dari DIKTI (Direktorat JenderalPendidikan Tinggi) ini sangat bermanfaat bagi

pening katan kualitas Unair termasuk mutu paralulusan. Melalui pro gram ini, Unair dapatmeningkat kan kualitas baik sistem belajarmenga jar maupun sarana prasa rana. “Adanyaprogram ini, Unair dapat semakin mening kat kanjejaring dengan dunia usaha dan industri (DUDI).Hal ini tentu saja berguna bila mahasis wa inginmagang atau mencari pekerjaan setelah lulus,”ucap Atik.

Mahasiswa yang hadir pada sosialisasi inimemberikan tangga pan yang cukup positifdengan adanya PHK-I. “Aku sih berharap, denganadanya PHK-I ini, jurusan ku bisa lebih baikkualitasnya, terutama soal sarana prasarana,”ungkap Tresye Justin Sumenge, mahasiswiSosiologi angkatan 2007. Selain itu, adanyaprogram ini diharapkan mampu mening katkankualitas Unair sebagai univer sitas BHMN (BadanHukum Milik Negara). “Semoga adanya programPHK-I ini bisa membuat Unair semakin dikenalmasyarakat. Nggak cuma di wila yah Jawa Timuraja,” kata Fitri Irma, mahasiswi Komunikasiangkatan 2007.

(int)

Tingkatkan Mutu UnairLewat PHK-I

BBersiap diri memasuki fase visitasi, ketigaProgram Studi (Prodi) di Fisip Unairmelakukan sosialisasi terhadap seluruh

dosen dan karyawan fakultas terkait ProgramHibah Kompetisi berbasis Institusi (PHK-I) padaSenin, 13 Juli lalu. Ketiga Prodi di Fisip tersebutantara lain adalah Antropologi, Sosiologi, dan IlmuKomunikasi.

Sosialisasi yang dilakukan di Ruang AdiSukadana tersebut dimaksudkan untuk pember-ian informasi serta penyamaan persepsi seluruhdosen beserta karyawan Fisip tentang PHK-I. Halini terkait visitasi dari tim Reviewer DIKTI yangakan meninjau langsung Fakultas pada 27-28 Juli.

Hadir sebagai pembicara utama Dekan FisipUnair, I Basis Susilo dan juga perwakilan dosendari tiap-tiap Prodi penerima PHK-I. DiantaranyaTutik Kusbariati, dari Antropologi, Herwanto dariSosiologi, serta Yayan Sakti dari Ilmu Komunikasi.

“Kita mengakui di Fisip ada beberapa hal yangperlu ditingkatkan terkait ketiga prodi yang di-tunjuk. Seperti Sosiologi dan Antropologi misal-nya, masih memiliki tingkat keketatan yang amatrendah. Lalu masih adanya masa tunggu untukmendapatkan kerja yang relatif lama pada ketiga

prodi, adalah contoh-contoh masalah yang akancoba diatasi oleh PHK-I ini.” ujar Yayan Sakti.

Selain itu diharapkan dengan adanya PHK-Itidak hanya membantu prodi yang bersangkutan,tetapi juga Fakultas. Diantaranya dapat berfungsisebagai jendela untuk memasukkan anggaran.Dan tentunya dengan terpilihnya Fisip dalamPHK-I tahun ini merupakan nilai lebih tersendiribagi Fisip dibandingkan Fakultas lain yang tidakmenerima PHK-I.

Menurut I Basis Susilo, dengan PHK-I initentu saja akan banyak menguntungkan Fakultas,terutama dalam hal pengadaan sarana danprasarana. Seperti diketahui sebelumnya prodiHubungan Internasional (HI) juga telahmengembangkan diri lewat program hibah dariDIKTI berupa program PHKA3 dan suksesmenghasilkan ruang Cakra. Ruang Cakra sendirimerupakan suatu sarana dan prasarana bagi ma-hasiswa yang terdiri atas lab bahasa Inggris, per-pustakaan-mini yang dilengkapi mesin fotokopidan scanner, ruang diskusi, serta beberapa unitkomputer yang tersambung oleh jaringan inter-net.

“PHK-I sendiri memang sebenarnya tidak

berbasis antar Prodi saja. Tetapi lebih ke arah satuInstitusi, yaitu Unair sebagai sebuah Institusi Pen-didikan Tinggi. Sehingga dengan hal itu dapatmeningkatkan relevansi masing-masing Prodidalam Unair.” ujar Tutik Kusbandriati menam-bahkan tujuan PHK-I dalam sosialisasi tersebut.

(zaq)

Perlunya sosialisasi untuk menyamaan persepsi tentang PHK-I

SosialisasiSamakan Persepsi antar Prodi

Page 4: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

04 Jendela edisi 06/Agustus 2009

PHK-I

SSetelah mempersiapkan di -ri dengan berbagai sosiali -sasi akhirnya tiba hari

visitasi tim reviewer dari DIKTIpada tanggal 28 Juli lalu di FISIPUnair. Sosialisasi tersebut meru-pakan tindak lanjut dari vi-si tasisehari sebelumnya di gedung Rek-torat.

Pada hari itu tim reviewerberkeliling kampus FISIP untukme ninjau dan memverifikasi kea -daan serta kelayakan fasilitasketiga Prodi FISIP (Sosiologi,Antropologi, dan Komunikasi, red)apakah sesuai dengan proposalyang diajukan.

“Tugas kami hanya verifikasihal-hal yang ada di proposal.apakah sudah sesuai apa belum.”ujar Abdul Waris, salah satu tim re-

viewer yang hadir saat itu. Iamenambahkan, “Menilai danmenentukan bukanlah hak kami,kami hanya melakukan elaborasiterhadap proposal yang ada. Tetapikeputusan tetap di tangan DirjenDIKTI Pusat.”

“Hasil peninjauan menunjuk -kan hasil positif. Banyak hal yangmemang perlu dibenahi darisarana dan prasarana di Fisip ini”ujar Waris, yang juga merupakandosen Fisika ITB. Kebersihankampus termasuk didalamnyaruang kelas dan ruang dosen,ruang kelas yang sudah dilengkapiaudio system dan AC, pengadaanLaborato rium Audio-Visual, men-jadi beberapa hal yang dinilai posi-tif oleh tim reviewer.

Di Indonesia sendiri total ter-

dapat 94 Perguruan Tinggi (PT),baik Negeri maupun Swasta yangproposalnya lolos tahap visitasi.Dari 94 PT tersebut tidak diten-tukan berapa kapasitas yang akanterseleksi. “Jika seluruhnya me-mang bagus dan terdapat kesesua-

ian antara proposal dan laporantim reviewer, maka seluruhnyabisa saja dapat menerima danahibah PHK-I tersebut.” ujar Waris.Hasil keputusan DIKTI sendiriakan keluar seminggu setelahmasa visitasi tim Reviewer. (zaq)

Visitasi untuk Verifikasi

Dekan I. Basis Susilo bersama Reviewer PHK-I, Abdul Waris ketika berkunjung keFISIP

SSenin (27/7), bertempat diRuang Garuda Mukti Ged-ung Rektorat Kampus C

Unair, Dewan Pendidikan TinggiDIKTI (Direktorat Jenderal Pendi-dikan Tinggi) mengadakan visitasidalam rangka menindaklanjuti pro-posal Program Hibah Kompetisiberbasis Institusi (PHK-I) yangtelah diajukan oleh lima Prodi dariUnair. Kelima Prodi tersebut meli-puti Kesehatan Masyarakat,Biologi, Antropologi, Sosiologi, danKomunikasi.

Pada visitasi kali ini, Dewan Pen-didikan Tinggi yang terdiri dari Ru-jito Bagus, Rini Budiwati, dan AbdulWaris, mengajukan beberapa pert-anyaan kepada para mahasiswayang hadir terkait dengan penga-

juan proposal PHK-I dari masing-masing jurusan. Para mahasiswatersebut merupakan perwakilanmahasiswa per angkatan yangmasih aktif dari tiap jurusan.

Ketiga anggota Dewan Pendidi-kan Tinggi DIKTI secara bergantianmengajukan pertanyaan kepadapara mahasiswa dari tiap jurusan.Perta- nya an pertama yang diaju-kan oleh Rujito Bagus terkaitdengan kontribusi mahasiswa ke-pada pihak jurusan dalam prosespenyusunan proposal PHK-I. Satuper satu mahasiswa dari tiap juru-san mengutarakan pendapat me-reka mengenai kekurangan yangada pada jurusan.

Salah satunya adalah NadyaNovialtsani, mahasiswi Komunikasi

angkatan 2006. Menurut Nadya,hingga kini, jurusan Komunikasimasih memiliki keterbatasan dalamjumlah pustaka dan masih minim-nya jumlah serta kualitas alat-alatdi laboratorium audio visual. ”Pada-hal bila kita ingin mensosialisasikanhal-hal berkaitan dengan penyakittropis kepada masyarakat, kitabutuh pustaka sekaligus perangkataudio visual yang dapat menunjangkegiatan sosialisasi tersebut,” ucapNadya.

Selain itu, Rini Budiwati punmem pertanyakan lamanya masakelu lusan dari beberapa jurusan.Mengenai hal itu, Ana Fitria, maha-siswi Biologi angkatan 2006 meng-ungkapkan pendapatnya. MenurutAna, lama nya masa kelulusan bi-asanya terjadi pada masa penyele-saian tugas akhir atau skripsi. ”Dijurusan Biologi, misalnya, maha-siswa lama lulus karena fasilitas be-rupa alat-alat laboratorium yangkurang menunjang penyelesaiantugas akhir. Jadi, kadang maha siswaharus berusaha sendiri untuk men-dapat alat-alat sebagai penunjangdalam penelitian,” ungkap Ana.

Menanggapi pertanyaan sebe-lum nya, Abdul Waris lantas mem-pertanyakan lamanya masa tunggu

dari beberapa jurusan yang mele-bihi ma sa enam bulan. MenurutOsmond Hardi Mulya, mahasiswaSosiologi angkatan 2006, hal itubisa saja dise babkan materi kuliahyang cende rung bersifat teoritis.”Mahasiswa kurang mendapatpembelajaran yang sifatnya praktis.Sedangkan, kata para alumni, didunia kerja, teori-teori jarang di-pake.Tentu saja, kurangnya pembe-lajaran yang praktis ini terkaitdengan dana untuk pengadaan fa-silitas yang masih terbatas,” jelasKetua HIMA Sosiologi ini.

Setelah hampir satu jam mela-kukan tanya jawab, para visitormenya -ta kan puas atas apresiasimaha siswa mengenai keterlibatanjurusan mereka dalam PHK-I. Inti-nya, menurut Rujito, keseimbangansoftskill dan hardskill memang diper-lukan dalam menghasilkan lulusanyang berkualitas. ”Hardskill, tentusaja, tiap jurusan pasti berbeda. Se-dangkan softskill, tiap jurusan dapatsaling berhubungan untuk menga-dakan pertukaran softskill agar ke-mampuan mahasiswa dapatmerata,” tambah Rujito sekaligusmenutup visitasi siang itu.

(int)

Terkait PHKI, DIKTI Visitasi ke Unair

Maha siswa turut mengapresiasi keterlibatan Prodi mereka dalam PHK-I tahun ini

Page 5: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

05edisi 06/Agustus 2009 Jendela

diskusi & seminar

RRevitalisasi Pancasila terusdiupayakan oleh LembagaPembudayaan Pancasila

dan Pembangunan Jawa Timur (LP3Jatim). Jati diri bangsa yang kianterlupakan tidak bisa dibiarkan be-gitu saja, butuh penyega ran dengansejumlah kegiatan penyokong nya.Salah satunya, diwujudkan denganlomba pidato.

Kali ini sasarannya adalah kaummuda. Lomba bertajuk LombaPidato Revitali sa si Pancasila untukMewujudkan Jati Diri Bangsa In-donesia di Kalangan Anak Muda.Lomba diadakan Kamis, 23 Juli laludi gedung C lantai 3, FISIP Unair,acara ini diselengga rakan denganmenggandeng HIMA Ilmu PolitikUnair.

Persiapan lomba ini sudahdilakukan sejak awal Juli lalu.Karena berskala nasional, panitiasudah mengirimkan undangan keberbagai universitas di Indonesia.”Kami sebar undangan ke Unibraw,

Solo, dan masih banyak lagi. Sebe -narnya ini juga untuk anak SMA,tapi berhubung bentrok denganlibur sekolah, kami putus kan untukmahasiswa saja” jelas MohammadAdib, MA selaku tim dewan juri.

Dari beberapa universitas yangmendaftar dengan menyerahkanmakalah pidato sesui kriteria yangdiminta panitia, akhirnya ha nya adatujuh orang yang berhasil meleng -gang ke final, 23 Juli lalu. ”Selek si -nya cukup ketat. Isi makalah inidisaring dewan juri yang berkom-peten di bidangnya,” jelas Adib. Se-lain Adib, masih ada Prof. Dr.Warsono, MSi; Drs. I NyomanNaya Sujana, MA dan Listiyono,M.Hum, SS yang ikut menilai seba-gai juri.

Isi makalah yang dianggapberkualitas inilah yang penulisnyadipanggil untuk memberikanpidato. Hasilnya? Tidak mengece -wa kan. Ketujuh finalis membuatdewan juri dan pihak LP3 Jatim

percaya bahwa masih ada anakmuda yang tidak lengah akanPancasila.

”Yang beredar adalah bahwamereka (anak muda. Red) sudahlupa akan pancasila, menyebutkansilanya saja tidak bisa. Tapi ternyata,inilah buktinya kalau mereka belumlengah,” jelas Adib. Buktinya adapada isi pidato yang bisa mengapli-kasikan Pancasila ke situasi saat ini.

Rata-rata para finalis jugaekspresif menuangkan pikirannyadalam bentuk orasi pidato ini. Baikakurasi dan intonasi, mereka per-ha tikan supaya menggugah audi-ence. Mereka yang paling menon joldan menyabet gelar juara adalah

Muhammad Yusuf Pambudi, FISIPUnair untuk juara pertama. Juara 2disabet Agni Istighfar, FakultasHukum Unibraw, sedang Sinang Pi-nastika, FISIP Unair, berada di uru-tan 3.

Penyadaran kembali akan jatidiri bangsa Indonesia ini juga men-jadi salah satu usaha agar estafetjati diri itu jangan sampai putus.Dari generasi ke generasi, diharap-kan Pancasila bukan sekedar wari-san nenek moyang, namuntang gung jawab kepada anak cucu.”Karena itu, rencanaya LP3 Jatimakan membuat ini (lomba pidato)menjadi kegiatan rutin,” pungkas-nya. (puz)

Bukti masih adanya anak muda yang tidak lengah dengan Pancasila

MMewujudkan demokrasi yangsehat dan efektif merupakantanggung jawab seluruh

bangsa Indonesia. Kondisi ini diciri -kan oleh kehidupan sosial ke-masyarakatan yang menjunjung tinggisupremasi hukum, namun dengantetap konsisten mengedepan kanpersatuan dan kesatuan bangsa dari-pada kepen tingan pribadi, kelompok,atau golongan. Pemilu dalam sistempolitik yang demokratis dapatberkembang secara sehat, tentunyaapabila didukung sepenuhnya olehmasyarakat.

Demikian disampaikan oleh Di-rektur Jende ral Kesatuan Bangsa dan

Politik yang diwakili oleh Drs. H.Muhammad Zuhri, MM. dari BadanKesatuan Bangsa dalam seminarMeningkatkan Partisipasi PemilihPemula dalam Pemilu Presiden 2009.Seminar yang bertujuan untukmenyambut pesta demokrasi In-donesia ini digelar pada 6 Juli 2009dan ber tem pat di Aula Gedung CKampus B FISIP Unair. Seminar kerjasama Hima Politik FISIP Unair den-gan Badan Kesatuan Bangsa dan Poli-tik Depdagri dan LembagaPembudayaan Pancasila dan Pemban-gunan Jawa Timur (LP3 Jatim) inimenghadirkan Prof. Dr. Warsono(LP3 Jatim), Drs. H. MuhammadZuhri, MM. (Bakesbang), Anggara(Kahima Politik FISIP Unair), sertaDrs. H. Mohammad Adib, MA. seba-gai moderator dan dibuka olehDekan FISIP Unair, I Basis Susilo.

Sebagai suatu bangsa yangmerdeka dan berdaulat, bangsa In-donesia memerlukan wawasan ke-bangsaan sebagai way of life gunamempertahankan eksistensi di ten-

gah kehidupan bangsa-bangsa lain didunia. Persatuan dan kesatuan na-sional bangsa, sementara itu, senan-tiasa berada dalam posisi yangdinamis, dipengaruhi oleh faktor-fak-tor yang bersifat integratif maupundisintegratif. “Tanggung jawab kitalahuntuk memak simalkan peranan fak-tor-faktor integratif tersebut sertameminimalisir adanya faktor-faktordisintegratif.” ujar M. Zuhri.

Demokrasi merupakan jalanbersama yang telah dipilih olehbangsa Indonesia. Demokrasi memu-ngkinkan terjadinya konsensus dalammenentukan pilihan bersama. Den-gan demi ki an, konsensus demokrasimenjadi strategis karena ia meru-pakan sarana untuk menciptakanperangkat-perangkat institusionalyang mapan dan dapat mengelolaperbedaan pendapat secara damaitanpa menimbulkan konflik fisik.Oleh sebab itu, kemajuan demo krasidi Indonesia bukanlah sekedar di-maknai sebagai keberhasilan melak-sanakan kekuatan politik maupun

pemberian keleluasaan berde mons -trasi, namun juga proses di manakeinginan dan aspirasi warga negarayang dijiwai oleh semangat kebersa -maan, penghorma tan terhadapHAM, dan kesetaraan gender dapatditerje mah kan ke dalam kebijakanpublik dan hukum nasional yang di-patuhi oleh seluruh masyarakatbangsa Indonesia.

Pemilihan presiden dan wakilpresiden secara langsung merupakanwujud dari keinginan rakyat karenasemangat demokrasi one person onevote bermakna bahwa suara mayori-tas rakyat pemilihlah yang mene-tukan siapa yang menjadi presidendan wakil presiden. “Berkait denganhal tersebut, marilah kita tingkatkankerja sama dan sukseskan Pilpres2009. Sebab, permasalahan bangsayang begitu kompleks tidak mungkindapat diselesaikan secara parsial, ter-masuk oleh pemerintah sendiri.” kataM. Zuhri.

(put)

Estafet Jati Diri BangsaLewat Lomba Pidato

Pilpres 2009 Bentuk Realisasi Demokrasi

Page 6: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

06 Jendela edisi 06/Agustus 2009

seputar fisip

MMbbencapai standar lulusanberkompetensi dan ber -mutu tinggi, tentunya

harus diimbangi dengan pembena-han aspek-aspek yang memben-tuk lulusan itu sendiri. Perluevaluasi untuk mengetahui bagianmana yang perlu dibenahi, kemu-dian menindaklanjuti hal tersebutsecara aplikatif. FISIP Unair tentusaja menyadari akan hal itu.

Oleh karena itu, pada tanggal24-25 Juli 2009 lalu, bertempat diHotel Bisanta Bidakara, para ketuadepartemen, perwakilan dosentiap departemen dan jajaran pet-inggi dekanat mengadakan rapatkerja (raker) guna membahas pe-rubahan kode-kode mata kuliah diFISIP yang telah mencapai tahapakhir. Kode mata kuliah ini diubahuntuk menyesuaikan denganadanya KRS (Kartu RencanaStudi) online yang sebentar lagiakan diberlakukan. “Kode ini dir-ombak sesuai standard universitas

untuk keperluan mobile mahasis -wa,” ujar Prof. Dr. Musta’in, Drs.,M.Si selaku Wakil Dekan I FISIP.

Di tingkat universitas, semuafakultas memang diharapkan me-nyesuaikan kode mata kuliah. Halini, menurut Musta’in, dilakukanuntuk menghindari kesamaankode mata kuliah antar fakultas.”Misalnya, mata kuliah SistemHukum Indonesia (SHI). Itu kankompetensi yang dimiliki FakultasHukum. Dengan adanya revisi ini,mahasiswa dapat langsung mengi-kuti perkuliahan SHI di FakultasHukum tanpa mengubah statussebagai mahasiswa FISIP, ” terangMusta’in.

Hal tersebut juga berlaku bagimahasiswa luar FISIP yang inginmengambil mata kuliah yang dis-ediakan oleh departemen-depar-temen di FISIP. ”Dengan demikian,standart kompetensi lulusan men-jadi lebih baik karena diajar olehdosen-dosen yang memang ahli di

bidangnya,” tambah Musta’in.

Penyederhanaan Mata KuliahGanda untuk Strata Satu

Selain menghindari kesamaankode mata kuliah antar fakultas,perubahan kode juga dapatberdampak pada penyederha naanmata kuliah. Sebab, selama ini,secara tidak sengaja, banyak matakuliah yang berbeda nama matakuliah, namun inti isi kajiannyasama. ”Misalnya saja tentanggender. Ada komunikasi dan gen-der, ada sosiologi gender, dan be-berapa mata kuliah lain darimasing-masing prodi. Ini kannggak baik, harusnya sama,” ung-kap Musta’in.

Untuk itulah diupayakan su-paya mata kuliah dengan kodeyang baru ini bisa seefisen mung-kin aplikasinya dalam pembelaja-ran. Dengan penyerderhanaan ini,apa artinya akan banyak kelasbesar? ”Kelas besar tidak menjadisolusi utama, mungkin kita bisabentuk kelas pararel dengan timteaching,” jawab Musta’in. Tidakmudah untuk membenahi sistemyang mendasar ini, karenanya,

Garis-Garis Besar Pokok Perku-liahan (GBPP) harus dijadikan pe-doman.

Penambahan Program StudiBaru untuk Strata Dua

Semakin meningkatnya jumlahpeminat program magister (S2),pihak fakultas lantas berinisiatifmembuka program magister baru,meliputi Sosiologi, Politik, Mediadan Komunikasi, serta HubunganInterna sional. ”Sebelumnya, FISIPsudah punya program magisterKebijakan Publik dan PSDM.

Adanya program magister barutersebut diharapkan dapat mem-fasilitasi masyarakat yang inginmenimba ilmu tentang ilmu sosialdi tingkat S2,” kata Musta’in. Kedepannya, FISIP juga berencanamengadakan program Strata Tiga(S3) untuk Antropologi dan Sosio-logi. Ba nyak-nya guru besar yangdimiliki kedua departemen terse-but menjadi salah satu pertim-bangan diadakannya program S3bagi kedua departemen tersebut.

(puz/int)

Suasana Raker Kurikulum di Hotel Bisanta Bidakara

Peningkatan Mutu Kompetensi LulusanLewat Pembenahan Kurikulum

No. Nama JenjangPendidikan

Tempat

1. Dra. Sartika Soesilowati, MA. (HI) S3 / LN Australia2. Dra. Windyastuti Budi H., M.Si. (Politik) S3 / DN UGM

3. Titik Puji Rahayu, S.Sos.(Komunikasi) S2 / LN Australia4. Dra. Rahma Sugiharti (IIP) S2 / DN UNAIR5. Novri Susan, S.Sos. (Sosiologi) S2 / LN Philipina &

Costa Rica6. Dessy Harisanty, S.Sos.(IIP) S2 / DN UGM

Da�ar Dosenyang telah Menyelesaikan Studi Lanjut

1. Nurul Hudah Staf Kepegawaian

2. Churil Amelia Staf Kepegawaian

3. Rokib Yamani Staf Akademik4. Eko Kuswanto Staf Akademik5. Fitri Nurhayati Staf Akademik

Karyawan FISIP Unair yang telah Menempuh PrajabatanGolongan 2 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

(LPMP) Surabaya 9 – 27 Juli 2009

No. Nama JenjangPendidikan

Tempat

1. Suko Widodo (Komunikasi) S3 / DN UNAIR

2. Bintoro Wardianto (AN) S3 / DN UNAIR

3. Wahyuni Triana (AN) S3 / LN UNAIR

4. Erna Setyaningrum (AN) S3 / DN UNAIR5. Bagong Suyanto (Sosiologi) S3 / DN UNAIR

6. Sutinah (Sosiologi) S3 / DN UNAIR7. Santi Isnaini (Komunikasi) S3 / DN UI8. Gitadi Tegas (AN) S3 / DN Unibraw

9. Irfan Wahyudi (Komunikasi) S2 / LN Australia

10. Nurul Ratna Sari (Komunikasi) S2 / LN Australia 11. Diah Puspitasari (IIP) S2 / DN UI

Da�ar Dosenyang Akan Menempuh Studi Lanjut

Page 7: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

MMenindaklanjuti hasil evaluasi KRS (KartuRencana Semester) Online yang telahdilaksa nakan awal semester genap

tahun ajaran 2008-2009, pada tanggal 1 Juli2009, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP) mengadakan sosialisasi mengenai ren-cana pene ra pan Sistem Layanan Informasi Aka-demik (SiLIA). Sosialisasi yang bertempat diruang Adi Sukadana ini dihadiri oleh paradosen perwakilan tiap departemen di FISIP

serta Tim Sistem Informasi (SI)selaku pembicara.

Sejauh ini, KRS Online barudiuji coba di Departemen Infor-masi dan Ilmu Perpustakaan(IIP). Menurut Imam Yuadi,salah satu anggota Tim Sis temInformasi, penerapan KRS On-line ternyata masih menemuibebe rapa kendala. ”Misalnya,masalah admin yang ha rus ber-koordinasi dengan rektoratatau masalah database. Aki-batnya, kita tidak bi sa menda-pat data yang lengkap,” ujarImam.

Seiring perubahan mana je -men pada fakultas dan univer-sitas, pihak fakultasberke sem patan memiliki peng-elolaan sistem informasi yang

lebih berdaya guna. Untuk itu, tim SI mengu-sulkan penerapan SiLIA di FISIP yang rencan-anya akan diuji coba pada masa daftar ulangsemester gasal tahun ajaran 2009-2010 ini.

SiLIA, menurut Yunus selaku anggota Tim SI,merupakan suatu sistem yang berbasis web(online) sekaligus desktop (offline). Untuk SiLIAberbasis web, ada empat layanan yang diberi-kan, yaitu layanan info akademik, layanan KRS,perwalian online, serta sistem informasi ekse-

kutif. ”Dengan adanya sistem ini, jika maha-siswa daftar ulang untuk mata kuliah tertentutapi kapasitas kelas sudah penuh, maka mun-cul warning dari server dan mahasiswa akan di-tem patkan di kelas sementara,” terang Yunus.

Sedangkan layanan yang ditampilkan mela-lui sistem berbasis desktop (offline), Yunus me-nam bahkan, adalah sistem manajemenaka demik yang terdiri dari menu jadwal, printabsensi, print KRS, print KHS (Kartu Hasil Se-mester), dan sebagainya.

Menanggapi sosialisasi ini, kebanyakan paradosen yang hadir tidak merasa keberatan bilaSiLIA diterapkan di FISIP. Namun, penerapan si-stem ini memang memerlukan persiapan yangbenar-benar matang. Sebab, sistem ini akanberimplikasi pada sarana prasarana serta pe-ningkatan kemampuan sumber daya manusiayang ada di FISIP. ”Misalnya, kalau sistem inijadi diterapkan berarti perlu ada komputer ditiap departemen. Selain itu, dosen juga perludiikutkan pelatihan supaya siap dan mampumengoperasikan komputer,” ujar Prof. Dr. Mus-ta’in, Drs., M.Si selaku Wakil Dekan I FISIP.

Oleh karena itu, SiLIA belum bisa diterapkansepenuhnya di FISIP. Sementara, SiLIA akan di-barengi dengan sistem manual yang selama inisudah berjalan. Penerapan SiLIA nantinya tetapmelalui tahap evaluasi supaya tujuan sistem iniuntuk mempermudah proses administarasi diFISIP dapat tercapai. (int)

07edisi 06/Agustus 2009 Jendela

seputar fisip

FISIP BerencanaTerapkan SiLIA

AAdanya desas-desus ten tangpelarangan MK (Malam Kea kra ban)mem buat sebagian maha siswa FISIP

bingung. Terutama mereka yang menjadipanitia MK berharap MK tetap diadakan.Lantas apakah benar MK dilarang oleh pihakDekanat? Untuk menjawab pertanyaantersebut, JENDELA mewawan carai Prof. Dr.Musta’in, Drs. M.Si untuk mendapatkankonfirmasi dari pihak Fakultas.

Menurut Musta’in, pihak Fakultas sangatsenang dan menyetujui diadakannya MK.Hanya saja MK seharusnya dilakukan secaraterprogram dan terlembaga. ”Persoalannyaitu adalah tanggung jawab, signi fikansi, dantujuan,” ujar Musta’in. Sehingga karena kegi -atan tersebut tidak terlembaga, Mustainmengatakan bahwa dirinya tidak berhakuntuk menandatangani dan menye tu jui

proposal kegiatan tersebut. Sebagai solusi dari perma salahan

ini, Musta’in berharap adanya rembukpendapat dengan HIMA dari tiapDepartemen dan BEM. Untukmerumuskan model MK yangmelembaga. Nantinya hasil keputusantersebut juga akan didiskusikandengan para Ketua Departemen.

”Sudah ada (rancangan kegi atan,red) yang diajukan, tapi masih pola lama,”kata Wakil Dekan I ini. Tujuan reformulasiMK ini agar kegiatan tersebut dapat menjadiprogram rutin Fakultas. Sehingga dana dapatditanggung IKOMA dan tidak ada lagipenarikan dana wajib kepada peserta.”Mahasiswa juga ada SK, bisa dapat sertifikat,dan satuan kredit prestasi.” ungkapnya.

MK diharapkan dapat mem be ri softskill

bagi panitia dan peserta. MK jugamerupakan media kegiatan bersama antaramahasiswa, HIMA, dan prodi. Oleh karenaitu, dirinya berharap agar HIMA yang akanmenye rahkan rencana kegiatan tersebutdapat mencantumkan tujuan yang jelas,indikator, ide sektor, dan hasil yangdiharapkan.

(deb)

Benarkah MK Dilarang?

Pelayanan KRS yang masih manual

HIMA-BEM-Dekanat perlu rumuskan model MK yang terlembaga

Page 8: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

08 Jendela edisi 06/Agustus 2009

dosen & mahasiswa

SSebuah sepeda motor ter-parkir di pinggir jalan. Se-orang laki-laki dan perem-

puan duduk berdua di atasnya, ke-lihatan asyik berceng krama. Seki-las tidak ada yang aneh dari polahkeduanya. Pemandangan itu jamakdijumpai di mana-mana. Yangmenggelitik adalah pelat nomorsepeda motor tersebut,berwarna merah dengan nomorpolisi P 12184 DI (baca: Pribadi,Red.).

Itulah iklan poster karya ma-hasiswa Komunikasi yang berhasilmenyabet juara 2 dalam LombaPoster Iklan Layanan Masyarakatpada Pekan Ilmiah Mahasiswa Na-sional (Pimnas) XXII 2009 Uni-versitas Brawijaya Malang (22/7).Dengan nuansa hitam-putih,poster tersebut membuat matasiapapun yang melihatnya lang-sung mengarah pada pelat nomor

berwarna merah mencolok darisepeda motor yang diduduki. Pe-sannya bijaksana; Gunakan Seper-lunya Fasilitas Negara SebagaiWujud Budaya Anti-Korupsi.

Siapakah kreator iklan postertersebut? Mereka adalah PanduW, Angga Mahendra, M. SunnyAkbar, Rizal, Redi Prima, dan Hu-sein Nouval. Semuanya maha-siswa Komunikasi FISIP Unairangkatan 2005. Awalnya, postertersebut dibuat sebagai tugasakhir mata kuliah Kreatif Iklanyang mereka ikuti. Siapa sangka,saat diikutkan lomba, postermereka berhasil masuk sepuluhbesar hingga akhirnya meraihjuara 2, mengalahkan 97 tim laindari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.

Pekan Ilmiah Mahasiswa Na-sional (Pimnas) XXII yang tahunini digelar di Universitas Brawi-

jaya Malang memang menyeleng-gara kan banyak kompetisi, salahsatu nya adalah lomba poster iklanla yanan masyarakat. Tema yang di -ta warkan pun macam-macam,yaitu Generasi Muda PengabdiMa sya rakat, Mari BerantasNarkoba, Ciptakan Ling ku nganAman dan Bersih, PeliharalahHutan Kita, dan Bersama Mela -wan Korupsi. Mere ka memilihtema terakhir. Idenya berangkatdari pengalaman pribadi.

“Kami sering menjumpaiteman-teman yang orang tuanyapegawai negeri memanfaatkankendaraan dinas untuk kepentin-gan pribadi. Padahal, itu kan per-buatan yang tidak terpuji. Bolehdibilang korupsi.” ujar Pandu,salah satu kreator poster. Menu-rut Pandu, kendaraan dinas yangbiasa ‘dikorupsi’ sebetulnya bukanhanya sepeda motor, mobil juga.

“Namun, kalau menggunakanmobil sebagai objek, tindakan ko-rupsinya sulit divisualisasikan. Jadi,kami memilih sepeda motor yangdipakai untuk kepentingan prib-adi, yaitu pacaran.” jelas Pandu.

Sebelumnya, poster Pandu dkktersebut juga berhasil menyabetjuara pertama dalam Communica-tion Expo, ajang penghargaan bagimahasiswa Komunikasi pesertamata kuliah praktek. Namun, saattahu berhasil meraih juara 2dalam Lomba Poster IklanLayanan Masya rakat Pimnas XXII2009, kelompok mereka men-gaku terkejut. “Tim lain banyakyang bagus-bagus (posternya,Red.). Kami nggak nyangka bisadapet juara 2.” kata Pandu. Atasprestasi tersebut, Pandu dkkberhak mengantongi uang tunaisebesar 1,5 juta rupiah plus trofidan sertifikat. (put)

Dari Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXII 2009 Universitas Brawijaya Malang

Mahasiswa Komunikasi FISIP Unair Sabet Juara 2 Lomba Poster ILM

SSebuah pepatah mengatakantuntutlah ilmu sampai kenegeri China. Pepatah ter se -

but tidak berlaku bagi Dra. SartikaSoesilowati, MA., baginya menuntutilmu sampai ke negeri Australia.FISIP boleh berbangga hati karenasalah satu tenaga pengajarnyamengejar gelar PhD (philosophiædoctor) ke Australia.

Tahun 1987 Sartika, mahasiswiHI (Hubungan Internasional) Uni-versitas Gajah Mada, ini mem-beranikan diri mengikutipertuka ran pelajar ke Australia. Ke-beranian Sartika membawanya keANU (The Australian National Univer-sity). Perja lanan 4000 Km dari Perthmenuju Canberra ia tempuh den-gan bus. Sesampai di ANU Sartikayang kala itu masih bergelar stratasatu berangan-angan untuk dapatmelanjutkan kuliah di universitastersebut. “Ya Tuhan semoga nanti

saya kuliah di universitas ini”, ucapSartika dalam hati sambil melihatplang bertulis ANU.

Angan-angan perempuan ber na -ma lengkap Sartika Soesilowatiterkabulkan. Pada tahun 2000 iamendapat beasiswa dari pemerin-tah Australia untuk me raih gelarmaster HI. Hari-hari ia lalui dengankerja keras upaya untuk menyele-saikan gelar master. Usia tidakmenghalanginya untuk ber angan-angan lagi untuk mengejar gelarPhD di universitas yang sama.

Dewi fortuna memihak padaalumnus ANU ini, angan-angan kinimenjadi kenya taan. Sartika menda-pat beasiswanya yang kedua daripeme-rin tah Australia untukmengejar gelar PhD di universitasyang sama.Menurut dosen HI Unairini, ANU dipilih karena secaraakademik lebih maju, memilikidosen berpengalaman, referensi ju-

rnal yang lengkap. Untuk mengan-tongi gelar PhD Sartika harusmenyu sun disertasi mengenaimasalah hubungan internasional.

Empat tahun tiga bulan tepatnyaia jalani dalam menyusun disertasi.“Asian Security Community” adalahjudul yang diusung dalampenyusunan disertasi Sartika. Bukanhal yang mudah untuk menyusunsebuah disertasi. Dosen HI inibahkan mengadakan penelitian ter-hadap kerjasama pengamanan SelatMalaka di empat negara (Indonesia,Malay sia, Si nga pura & Thailand).

“Saya mewawancarai kepala kea-manan, polisi, decision ma ker,” jawabkandidat peraih PhD ini ketika di-tanya tentang apa saja yang ialakukan di empat negara tersebut.“Di Indonesia saya me wa wancaraiDensus 88 (Deta semen Khusus 88),Pangarmabar (Pangli ma KomandoArmada RI Kawa san Barat),” cetusSartika. Data-data yangdikumpulkan telah dirang kumnyadalam sebuah disertasi yang hinggaberita ini diturunkan sedangdiperiksa oleh para dosen ANU.(prima)

Dra. Sartika Soesilwati, MA,

Mengejar PhDke Negeri Kangguru

Page 9: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

09edisi 06/Agustus 2009 Jendela

diskusi & seminar

UUntuk pertama kalinya, Ku-liah Tjokroaminoto untukKebangsaan dan Demo -

krasi digelar di luar kampus FISIPUnair. Sabtu, 27 Juni lalu, kuliahtersebut digelar di gedung RektoratInstitut Teknologi Sepuluh Nopem-ber (ITS) dengan agenda “Mem-bangun Kebangsaan dan De mo krasidi Negara Kepulauan”.

Hadir sebagai pembicara, Prof.Dr. Hasjim Djalal, MA, PenasehatAhli Menteri Kelautan danPerikanan, beserta Prof. Daniel M.Rosyid PhD, pakar kelautan Na-sional asal ITS. Dalam kuliahnyaHasjim menjelaskan, bahwa dalamNegara Kepulauan seperti Indo -ne sia, salah satu tantangan Ke-bangsaan dan DemokrasiIndo ne sia kini adalah bagaimanamengembalikan semangat kelau-tan. Karena semangat dan pen-guasaan kelautan itulah yang akandapat mengembalikan kebesarandan kejayaan Indonesia, terutamadi laut.

“Dari sejarahnya saja nenek

moyang bangsa kita adalah pelaut.Namun kini semangat kelautantersebut berkurang. Hal tersebutdisadari akibat penjajahan olehkolonial yang terlalu lama, danmenyebabkan semangat kelautanberubah menjadi semangat keda -ratan.” ungkap Hasjim, yang jugamerupakan Guru Besar bi dangKelautan Universitas Padjajaran(Unpad) Bandung.

Menurutnya, kini Indonesiamemasuki masa lima puluh tahunke tiga dalam Kebangkitan Nasio -nal sejak tahun 1908, seti daknyaharus sepadan dengan Cina,Korea Selatan, dan India yang ha -rus berperan penting di SamuderaLuas, khususnya Samudera Hindiadan Samudera Pasifik. Namunkondisi tersebut belum samasekali tertanam dalam jiwapemimpin-pemimpin bangsa kini.Mereka hanya merencanakan planuntuk lima tahun masa peme -rintahan mereka saja, namun tidakuntuk jangka panjang.

Berbeda dengan Hasjim,

Daniel M. Rosid lebih menyorotmasalah pembangunan demokrasidi negara kepulauan seperti Indo -nesia. Menurutnya paradigmapulau besar merupakan ancamanpembangunan kebangsaan dandemokrasi di Indonesia sebagainegara kepulauan. Sehinggapotensi kemajemukan bang sa iniakan bermasalah jika masya -rakatnya tidak ada toleransi.

Kuliah yang berlangsung sela -ma kurang lebih empat jam terse -but dihadiri oleh para peserta

yang berasal dari MahasiswaUnair, Mahasiswa ITS, DinasKelautan dan juga Pelajar SMANegeri 4, Surabaya. “Adalah pen -ting menanamkan jiwa ke bang -saan dan demokrasi kelautan yangjarang terjamah oleh parapemuda kini, sehingga dalamkuliah ini kami juga mengundangteman-teman dari SMAN 4Surabaya.” ujar Djoko Susanto,Ketua Dewan Pemangku KuliahTjokroaminoto dalam sambu -tannya membuka kuliah. (zaq)

Kuliah Tjokro yang dihelat di Rektorat ITS

Kuliah Tjokro Kunjungi ITS

BBekerjasama dengan SieKerohanian Islam (SKI)Fakultas Ilmu Budaya (FIB),

Fakultas Kedokteran Hewan (FKH),dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kero-hanian Islam (UKMKI) Unair, SKIFISIP pada Rabu, 22 Juli lalu menga -dakan Pelatihan Dakwah Fardhiyah(PDF). Pelatihan yang dihelat diruang Adi Sukadana tersebut ditu-jukan untuk seluruh anggota SKI

FISIP, FIB, dan FKH dengan tujuanpemantapan kaderisasi anggota-anggotanya.

Hadir sekitar 60 orang peserta,Pelatihan ini menghadirkan UstadDarwis, Penulis sekaligus pengasuhCafé Curhat, serta Arif Syauqur-rohman dari UKMKI Unair. Dak-wah Fardhiyah sendiri berbedadengan dakwah-dakwah biasanya.Umumnya kita mengetahui dakwah

dilakukan dengan jumlah massayang banyak dan dilakukan di tem-pat-tempat tertentu seperti dimasjid. Namun tidak dengan dak-wah Fardhiyah, dakwah ini bisa di-lakukan secara personal dimanapun dan kapanpun.

“Dengan adanya pelatihan dak-wah ini diharapkan para peserta,yang merupakan para anggota SKI,semakin mampu berdakwah tidakhanya di depan umum, tetapi jugakepada sesama kawannya,” ujarRizki Hasan, Ketua Panitia PDF. “Se-lain tujuan pragmatis untuk peng -kaderan anggota, dengan ikutbergabung dalam pelatihan ini palingtidak mereka dapat berbuat baik,menebar kebaikan ke seluruh umatmelalui pendekatan personal,” tam-bah Rizki yang juga merupakan ma-hasiswa Ilmu Informasi danPerpustakaan (IIP) FISIP angkatan2007.

Dibagi atas tiga sesi, PDF dimulaidengan sesi Urgency Dakwah Tar-

biyah yang berisi penanaman materimotivasi oleh Ustad Darwis akanpentingnya dakwah Tarbiyah. Dilan-jutkan dengan pembekalan materistrategi dakwah oleh kedua pem-bicara dan diakhiri dengan simulasidakwah bagi para peserta.

Sesi simulasi ini ditujukan agarpeserta berani bicara dengan kon-disi yang sebenarnya. Dimana parapeserta terjun langsung ke lingku-ngan sekitar kampus dan memper-suasi masyarakat untuk mengikutikegiatan bedah film Ketika CintaBertasbih (KCB) yang diseleng-garakan UKMKI dalam waktu dekatini.

Untuk agenda selanjutnya SKIFISIP akan mengadakan KegiatanBuka Puasa Bersama dan Zakatkerjasama dengan PKPU Surabayapada bulan Ramadhan. Setelah itudilanjutkan dengan kegiatan DASI(tenDA informaSI) untuk menyam-but Mahasiswa Baru pada awal se-mester ini. (zaq)

SKI FISIP Budayakan Dakwah Personal

Suasana Pelatihan Dakwah Fardhiyah di Ruang Adi Sukadana

Page 10: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

10 Jendela edisi 06/Agustus 2009

mahasiswa

PPertemuan Sela NasionalMahasiswa (PSNM) HI se-Indonesia digelar di Sura-

baya. Departemen HI UNAIRmendapat kehormatan untuk men-jadi tuan rumah. Acara ini diseleng-garakan 20-23 Juli 2009. Kuranglebih ada 22 wakil Universitas dariseluruh Indonesia yang hadir dalamacara ini. Walaupun kebanyakan be-rasal dari Jawa ada pula yang datangdari Padang, Sumatera. Rangkaiankegiatan ini merupakan agendarutin dari Forum Komunikasi Maha-siswa (FKM) HI Indonesia. ”Tiaptahun diadakan 2 kali pertemuanrutin FKM HI, ini pertemuan selasebelum pertemuan nasional,” ujarAswin Wiyatmoko ketua panitia

PSNM. Selama 4 hari tersebut tidak

semua kegiatan diadakan di kampusFISIP. Pada 20-21 Juli acara diadakandi asrama haji. Sidang forum terse-but membahas mengenai masalahinternal komunikasi HI. Kemudianpada hari ketiga, seluruh pesertamelakukan kunjungan ke lokasilumpur lapindo. Bah kan merekajuga mem berikan sum ba ngankepada para korban lewat BupatiSidoarjo. Siangnya, peserta menujujembatan Sura madu. Kesempa tanini diguna kan oleh sebagian besarpeserta untuk berfoto bersama.Pada hari terakhir agenda PSNMyaitu mengadakan seminar di kam-pus C UNAIR.

Seminar yang berlangsung se-lama 3 jam ini bertajuk Dicing withGlobalization toward Education. Pem-bicara yang diundang pun tidakmain-main, yaitu Anwar Al Said,head of education program specialistfor educational planning and manage-ment dari UNESCO, serta Joko Su-santo, Dosen HI UNAIR. Seminarini membahas tentang keterkaitanantara dunia pendidi kan dan glo-bali sasi. “Karena mahasiswa kanidentik dengan edukasi, dan proble -matika seputar globalisasi masihmarak hingga saat ini, “ kata Aswin,

Joko lebih menyoroti mengenaiperubahan fungsi pendidikan seba-gai infrastruktur reproduksi socialmenjadi industri jasa karena adanyaglobalisasi. Salah satu bentuk nyata-nya yaitu dengan berdirinya sekolahdan universitas berstandar interna-sional. Instansi pendidikan ini yangmengacu pada kurikulum luar ne-geri ternyata juga memiliki kelema-han. ”Sekolah internasionalseharusnya memiliki high level edu-cation, tapi malah hanya belajar eng-lish conversation.”jelas Joko. Iamenambahkan bahwa pendidikan di

Indonesia dewasa ini hanya mem-produksi tenaga kerja bukan good ci-tizenship.

Sedangkan Anwar Al Said me-nyoroti dari sisi yang berbeda. Iamemperhatikan sisi komersialisasidalam dunia pendidikan. ”Pendidi-kan merupakan milik publik dantidak seharusnya dikomersilkan,”ujar wakil UNESCO ini. Hampir se-nada dengan yang diungkapkan olehJoko, Anwar mencontohkan me-nge nai universitas berstandar inter-nasional. Ia menyatakan keheranan-nya tentang keberadaan universitasyang memiliki kurikulum luar negeri.Karena menurutnya kurikulum yangdicontek begitu saja kurang tepatjika langsung diterapkan di Indone-sia. Instansi sema cam itu hanya me-mentingkan komersil daripadapendidikan yang diberikan.

”Solusinya adalah mengganti danmengubah secara fundamentalbukan secara parsial. Dan dibu-tuhkan karpet kebijakan pendidikanyang baru.” ujar Joko. Berdasar pe-mikirannya, penggantian kurikulumsaja tidak cukup, harus mengubahsecara keseluruhan. (deb)

Sekolah Internasional seharusnya memiliki ‘high level education ‘

Pendidikandalam Kacamata Globalisasi

BBanyak orang berkatabahwa kreativitas harustahu batas. Ada ‘aturan-

aturan’ yang wajib ditaati supayatidak keba blasan. Pada ujian akhirsemester mata kuliah Kreatif IklanMahasiswa Komunikasi FISIP Unair(9/6), dogma tersebut dipatahkan.Semua boleh berkreasi sebebas-bebasnya. Bahkan, ide-ide yangcukup mbeling dihargai sangattinggi, asalkan sesuai dengan syaratyang telah ditentukan, yaitumembuat iklan layanan masyarakatdengan klien Komisi Pemberan -tasan Korupsi (KPK).

Salah satu karya mahasiswayang cukup menggelitik adalahiklan antikorupsi bikinan ke -lompok ACG (Anti Corrup tion

Genera tion). Iklan berformatambient media tersebut ber gam -bar wajah dengan mulut mengangalebar tertempel di mulut jamban.Boleh jadi menji jik kan, namunpesan yang disampai kan cukupme nge na; memakan uang hasilkorupsi sama dengan memakankotoran.

Selain bebas mengeksplorasiide, mahasiswa pun bolehmengguna kan format iklan apasaja, bisa iklan dengan formatmedia cetak, televisi, radio, onlinemedia, ambient media, bahkandalam bentuk Ring Back Tone(RBT). Iklan anti korupsi dengantema jamban tadi adalah salah satubentuk iklan berformat ambientmedia, yaitu beriklan menggunakan

format-format media yang tidaklazim.

Menariknya, semua iklan hasilkarya maha siswa tersebut harusdipresentasikan di hadapanpraktisi yang berasal dari agensiiklan dan anggota KPK. Seorangpraktisi dari Suara Surabaya Media,dua orang praktisi iklan dari biroiklan Energy Adver ti sing, dan duaorang anggota KPK hadir sebagaijuri dan ber peran membe rikannilai kepada para mahasiswa.Mahasiswa pun mendapatkanpengalaman baru karena me re kadikondisikan seo lah-olah melaku -kan pre sen tasi di hadapan klienyang sesungguhnya.

Saat ditanya mengenai konsepujian semacam ini, Nadee, salah

satu mahasiswa Komunikasi ang -ka tan 2006 peserta mata kuliahkreatif iklan, mengatakan bahwadirinya cukup deg-degan. “Meski -pun iklan ini sudah dikonsep cukuplama, tapi takut juga kalau adapertanyaan macam-macam daripraktisi,” ungkap salah satu ang go -ta kelom pok ACG yang membuatposter iklan bertema jamban tadi.

Dosen Penanggung Jawab MataKuliah (PJMK) Kreatif PeriklananIGAK Satrya Wibawa, S.Sos., M.A.,mengatakan, dirinya sengaja men-set ting ujian dengan format sema -cam ini agar mahasiswa mendapatpengalaman baru dan bisa berkacadari kritik dan saran yangdisampaikan oleh praktisi. “Sebab,pandangan dosen bisa jadi berbedadengan pandangan prak tisi, jadimahasiswa bisa memperoleh carapandang baru,” jelas Igak, sapaanIGAK Satrya Wibawa.

(put)

UAS Mata Kuliah Kreatif Iklan Mahasiswa Komunikasi FISIP Unair

Iklan Bagus Boleh ‘Nakal’

Page 11: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

11edisi 06/Agustus 2009 Jendela

dosen

BBagi yang jeli mengamati,selalu ada sesuatu yangberbeda setiap Jumat pagi.

Lapangan parkir FISIP Unair yangbiasanya dipenuhi sepeda motor,jadi lebih hidup dengan pekik tawadan suara pantulan bola. Sebuah netterpasang rapi di tengah-tengah. Ya,itu adalah saat latihan olahraga bolavoli bagi dosen dan karyawan FISIPUnair. Sejak pukul tujuh pagi, be-lasan orang, terdiri atas dosen,karyawan, dan beberapa mahasiswa,berkumpul di lapangan untuk me -lak sanakan latihan rutin olahragabola voli.

Saat ditanya sejak kapan latihanrutin tersebut diadakan, AgungWahyudi, pelaksana Bagian Saranadan Prasarana FISIP Unair, mengakutidak tahu pasti. “Sejak saya bekerjadi sini sudah ada (latihan volibersama, Red.). Mungkin sekitar

lima belas atau dua puluh tahunyang lalu. Awalnya yang diwajibkanadalah senam bersama setiap Jumatpagi. Baru setelah itu menyusul voli.Tapi tidak wajib,” jelas Agung, salahsatu karyawan yang rutin mengikutilatihan voli bersama.

Selain Agung, masih ada sekitarlima belas karyawan dan dosenyang rajin berlatih. Ketika digelarlomba bola voli untuk dosen dankaryawan, ‘tim’ inilah yang majumewakili FISIP Unair. Siapa sangka,meskipun berlatih secara mandiritanpa bimbingan pelatih, beberapaprestasi berhasil diraih. Di antara -nya adalah menyabet juara 2 bertu-rut-turut pada lomba olah raga bolavoli dosen dan karyawan dalamDies Natalis Unair ke-53 dan ke-54.

Selain untuk mengolah kebu -garan tubuh, latihan rutin tersebutjuga ditujukan untuk membina ke-

bersamaan antara dosen dankaryawan, juga mahasiswa. “Kalauuntuk mendapat juara sih enggak,yang penting buat kebersamaan kitasemua. Lagipula, kapan lagi bisaolahraga? Ya cuma sekali semingguini,” kata Agung.

Setelah latihan, Agung dkk bia -sanya bersama-sama menikmatikue-kue yang disediakan oleh pihakfakultas. Kecuali setiap akhir bulan,ada sarapan bersama. “Kalau ada

yang kebetulan ulang tahun ataunaik pangkat, bisa tumpengan juga.Semuanya dinikmati bersama,” jelasAgung lagi.

Menariknya, saat latihan rutinbersama, batas antara dosen,karyawan, dan mahasiswa lenyapdalam sekejap. Semuanya membaurjadi satu. “Kita semua bermain, gu -yo nan, pokoknya senang-senangbersama.”ungkapnya.

(put)

JJuli 2009 ini adalah masa terakhir pengab-dian Makno di Kampus Oranye sebagaistaf Kemahasiswaan Fisip Unair. Ia harus

purna tugas setelah selama kurang lebih tigapuluh tiga tahun tahun bekerja di Unair. Lahirdi Pacitan pada 1953, Makno mengawalipengabdiannya di Unair pada tahun 1976 se-bagai Polisi Kampus (POLKAM), yang manaPolkam merupakan cikal-bakal Satpam padawaktu itu.

Berbekal ijazah SMP, Pria yang memiliki se-

orang anak yang juga berkuliah di Ilmu Infor-masi dan Perpustakaan (IIP) Fisip ini mencobamelamar kerja di Fakultas Ilmu Sosial (FIS)pada masa kepemimpinan dekan Prof. Su-tandyo, tepatnya pada tahun 1979. Denganupah hanya Rp 5.000,-/bulan, Makno menjalanidua tahun pertamanya di FIS sebagai petugaskebersihan. “Jaman segitu dapat uang lima ribusaya sudah sangat bersyukur. Yang pentingcukup untuk makan sehari-hari saja itu sudahcukup bagi saya,” ujar Makno sambil bergurau.

Dua tahun berselang, Makno akhirnya di-angkat sebagai staf bagian Perlengkapan hinggaakhirnya pada tahun 1989 ia dipindahtugaskanke bagian Kemahasiswaan, tepatnya ketika ja-batan Dekan dijabat oleh Prof. Adi Sukadana.Di bagian Kemahasiswaan Pria berkacamataini mengurusi segala hal tentang kegiatan dankeperluan administrasi kemahasiswaan. Mulaidari beasiswa, kegiatan-kegiatan Mahasiswayang bersifat ekstra kurikuler, pembinaanmawa pres, dan urusan kemahasiswaan lainnya.

“Saya senang bekerja di Kemahasiswaan,benar-benar lingkungan kerja yang guyub. Disini semua sama. Tidak ada yang namanyapembagian kerja berdasarkan pangkat atau se-nioritas. Waktunya bekerja ya kerjakan sesuaiperintah,” cerita pria yang masa kecilnya ser-

ing ngarit untuk makan hewan ternak di de-sanya.

Setelah pensiun Makno ingin membukausaha kembali bersama sang istri. Karena seki -tar tahun 80-an dulu ia beserta istri pernahberjualan nasi bungkus di gedung tempatsekarang Fakultas Psikologi berada. Dulunyagedung tersebut merupakan bagian dari kam-pus FISIP, yang merupakan tempat jurusanPsikologi yang ketika itu masih bergabung de-ngan FISIP pula. “Dulu berjualan nasi bungkussudah sangat untung karena memang masihsedikit orang yang berjualan makanan bagi ma-hasiswa di kampus ketika itu. Namun sekarangkantin-kantin sudah ramai. Setiap Fakultaspasti ada kantinnya,” kenang Makno, yanghingga kini belum tahu akan usaha apa nantisetelah purna tugas.

Hingga kini Makno masih dapat kita temuidi meja kerjanya di ruang Kemahasiswaan. Haltersebut dikarenakan masa purna tugasnya di-tunda hingga enam bulan ke depan. “Saya dapatkabar dari pimpinan (dekanat. Red) bahwabelum ada yang akan menggantikan posisi sayasebagai salah satu staf kemahasiswaan. Makadari itu masa kerja saya masih diperpanjanghingga enam bulan ke depan.” ujat Makno.

(zaq)

Voli Askring, membina kebersamaan Dosen dan Karyawan

Makno (Staf Kemahasiswaan FISIP Unair)

Ingin Buka Usaha Pasca Purna Tugas

Bola Voli Askring (Asal Kringatan) Dosen dan Karyawan FISIP

Pentingkan Kebersamaan

Page 12: Re-Desain Kurikulum Sinergis Antar Prodifisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_6_agustus_2009.pdf · edisi 06 / Agustus 2009 Ibarat menu makanan, kurikulum adalah menu pembelajaran

12 Jendela edisi 06/Agustus 2009

profil

FFISIP UNAIR menambah staf pengajarperempuan bergelar Doktor. Promo-vendus Dra. Dwi Windyastuti Budi

Hendrarti., MA yang akrab dipanggil ’Heni’adalah staf pengajar Departemen Ilmu Politik.Ia telah menyelesaikan ujian terbukanya tang-gal 11 Juli 2009 di Pascasarjana FISIPOLUGM. Secara aklamasi dewan penguji yangterdiri dari Prof. Dr. Mohammad MohtarMas’oed; Dr. Purwo Santoso., MA; Dr. Partini,SU; Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc; Prof. Dr.Irwan Abdullah; Prof. Dr. Kacung Marijan.,MA; Prof. Dr. Muhadjir Darwin ., MPA; Prof.Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra., MA, M.Phildan Prof. Dr. Tajuddin Noor ., MA telah me-nyatakan promovendus lulus dengan predikatCumlaude.

Dalam disertasi “Politik Representasi Pe-rempuan: Advokasi Kebijakan PerlindunganPerempuan”, Windyastuti berusahamengeksplorasi politik representasiperempuan substantif melalui prosesperumusan kebijakan. Dalam disertasinya,Heni berusaha mengamati, menjelaskan danmerekonstruksi berbagai dinamika interaksiantar-aktor dalam proses kebijakan,

termasuk konflik, negosiasi dan konsensus. Studi yang dilakukan berusaha

mengedepankan advokasi ide dankepentingan perlindungan perempuan dalamkasus perumusan Perda No.9 Tahun 2005tentang Penyelenggaraan PerlindunganPerempuan dan Anak Korban Kekerasan diJawa Timur untuk mengungkap sejauh manarepresentasi perempuan yang substantiftercermin dalam proses kebijakan. Untukmenelaah hal tersebut, digunakan alat bantukerangka advokasi koalisi (Advocacy-CoalitionFramework) sebagai entry point meneropongproblema mendasar perempuan yang lebihluas, yakni persoalan ketimpangan genderpada kasus kekerasan.

Lebih lanjut dikatakannya, telah banyakcara yang ditempuh untuk mempromo si kaninklusi perempuan dalam institusi politik.Namun, perjuangan untuk memperkuatrepresentasi perempua,n kebanyakan hanyaberujung pada upaya yang berorientasi padakehadiran fisik daripada yang bersifatsubstantif. “Padahal politik presence ataukehadiran tidak selalu menjaminterepresentasikannya kepentingan

perempuan. Wakil perempuan tidak selalumelihat dirinya sebagai “acting for”perempuan. Sehingga representasi olehperempuan tidak selalu memiliki relasi yangbisa diprediksi, mendukung kepentingansubstantif perempuan,“ ujar promovendusyang dikenal sebagai aktivis politikperempuan ini.

Oleh sebab itu, perjuangan untuk mela -wannya adalah dengan cara meninggalkangerakan yang bersifat adversial dan semakinmengedepankan strategi perjuangan berbasiskemitraan, menghindarkan dikotomi laki-lakiversus perempuan, dan justru memerankanlaki-laki sebagai aktivis gerakan perempuan.Realitas kebijakan yang konfliktual -yangditandai oleh keharusan untuk beraliansi danberkoalisi dalam rangka memenangkanpertarungan- justru menghasilkan kesadaranakan pentingnya peran mediator atau broker,serta pencurahan kreativitas. Isu gendertelah diterima sebagai khilafiah baru yangmenuntut kearifan dalam penanganannyasekaligus menuntut pemaknaan baru.” Ujarpromovendus yang kesehariannya mengajarmata kuliah ‘Kajian Gender dan Politik’ dan‘Pemikiran Politik Barat’.

Namun demikian, tidak berubahnya deepcore belief pada wakil-wakil rakyat di DPRDyang memiliki otoritas merepresentasikankepentingan perempuan di arena kebijakan,menunjukkan bahwa usaha advokasi yangdijalankan tidak menyentuh pada upayauntuk merekonstruksi pemahaman gender dilegislatif. Dituturkan ibu tiga putra ini, “Tidakadanya perubahan ini mengindikasikan,institusi politik sebagai bagian yang ikutmengabadikan ideologi gender dan politikyang patriarkis dan maskulinis”.

(Bintoro & YSS)

Dr. Dra. Dwi Windyastuti Budi Hendrarti., MA

‘Doktor Ilmu Politik Perempuan’Pertama di Unair

Prof..Dr.Pratikno M.Soc.Sc selaku Ketua Sidang Dewan Penguji memberi ucapan selamat atas prestasi yang diraihDra.Dwi Windyastuti BH, MA Lulus dengan predikat Cumlaude