majalah sinergis edisi 003

56

Upload: majalah-sinergis

Post on 13-Mar-2016

271 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Rampai Sutra : Selaraskan Informasi Pusat dan Daerah Dewasa ini, arus informasi yang masuk ke ranah publik meningkat pesat dan terus disebarluaskan silih berganti oleh berbagai media informasi. Di Indonesia, undang-undang mengamanatkan informasi yang masuk ke wilayah publik harus mengandung unsur informasi, mendidik dan hiburan. Atas dasar itulah, Sinergis hadir dengan cita-cita membangun masyarakat yang melek informasi, khususnya di Dapil VII Jawa Timur, yang meliputi daerah Magetan, Trenggalek, Ngawi, Pacitan dan Ponorogo. Sinergis mencoba memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di bidang pembangunan dan berupaya mendorong terciptanya keselarasan pembangunan di segala bidang.

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Sinergis Edisi 003
Page 2: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/20112

Page 3: Majalah Sinergis Edisi 003

Susunan Redaksi

Pemimpin UmumEdhie Baskoro Yudhoyono

Pemimpin Redaksi/ PenanggungjawabBonggas Adhi Chandra

Redaktur PelaksanaDavid Christian Bojoh

EditorDavid Christian BojohAbdul Qowi Bastian

Koordinator Liputan DaerahMuhamad Mulia

ReporterAbdul Qowi BastianNurul Titi Marie

FotograferFrend Mashudi

Kontributor DaerahDestyan SujarwokoHernawan AdipriyanaHerry PurnomoSetyo UtomoFahriansyah

Tata Letak dan Desain GrafisFrend Mashudi

Sirkulasi dan DistribusiHerry Purnomo

Wartawan dan tim redaksi Sinergis dileng-kapi dengan ID card atau kartu pers setiap melakukan kegiatan jurnalistiknya. Nama wartawan dan tim redaksi Sinergis tertera dalam kolom Susunan Redaksi di atas.

Dalam melakukan kegiatan jurnalistiknya, wartawan dan tim redaksi Sinergis dilarang memungut/meminta biaya apapun dari/kepada narasumber.

Alamat RedaksiJl. Piere Tendean No. 7Pucang Sewu Pacitan 63513Jawa TimurTelp. 0357 - 881993Fax. 0357 - 881993Email. [email protected]

SinergisMedia Informasi Edhie Baskoro Yudhoyono

Selaraskan Informasi Pusat dan Daerah

Dewasa ini, arus informasi yang masuk ke ranah publik meningkat pesat dan terus disebarluaskan silih berganti

oleh berbagai media informasi. Di Indonesia, undang-undang mengamanatkan informasi yang masuk ke wilayah publik harus mengandung unsur informasi, mendidik dan hiburan.

Atas dasar itulah, Sinergis hadir dengan cita-cita membangun masyarakat yang melek informasi, khususnya di Dapil VII Jawa Timur, yang meliputi daerah Magetan, Trenggalek, Ngawi, Pacitan dan Ponorogo.

Sinergis mencoba memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di bidang pembangunan dan berupaya mendorong terciptanya keselarasan pembangunan di segala bidang. Sinergis akan terus berusaha untuk memberikan informasi dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna sehingga pembaca bisa ikut memberikan masukan dan kontrol terhadap pembangunan yang sedang berjalan.

Harapannya, Sinergis bisa memberikan informasi yang akurat dan faktual yang bisa menstimuli masyarakat dan pembaca untuk bangkit membangun lingkungan di sekitarnya. Masyarakat berhak mengetahui proses pembangunan yang sedang berjalan bahkan ikut berpartisipasi mengawai proses pembangunan itu sendiri. **

Rampai Sutra

Foto SampulEdhie Baskoro Yudhoyono saat diwawancarai Majalah Tempo di ruang kerjanya di Senayan Jakarta. Foto: Dok. Majalah Tempo

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 3

Page 4: Majalah Sinergis Edisi 003

19 46 36

Anggota Komisi I DPR RI asal daerah pemilihan VII Jawa Timur, Edhie Baskoro

Yudhoyono, mengapresiasi kehadiran tokoh nasional pada Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 tentang Pancasila, Rabu (1/6), di Gedung Nusantara IV DPR/MPR, Jakarta. “Saya senang dan puas melihat kehadiran para pemimpin nasional dalam rangka Peringatan Pidato Bung Karno tentang Pancasila”, ujar Ibas, panggilan akrab Edhie Baskoro.

Rampai SutraSelaraskan Informasi Pusat dan Daerah

Daftar Isi

13 Reaksi

Profil EBYBerjuang bersama Rakyat

Wakil RakyatPengaduan Online DPR RI Percepat Penyampaian Aspirasi Masyarakat

ReaksiIbas: Upaya Preventif Perlindungan TKI perlu dimaksimalkan

SorotanPacitan dan Ponorogo Kembali Raih Adipura

Nasional

Rakyat BicaraHargai kinerja pemerintah, jangan menghujat

Pesona Wisata Dapil VII JatimTelaga Sarangan

InspirasiWawancara Bupati Ponorogo: Adipura Hasil Kerja Keras Semua Pihak’

Info DPPMusda DPD Gorontalo

BudayaPagelaran Wayang Banjaran Karno

Siaga BencanaBudayaSorotan

3

6

8

11

19

5

14Presiden SBY Canangkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

34

38

42

46

22

Anggota Komisi I DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, memberi bantuan berupa 28 ribu bibit sayur kepada warga Pacitan yang secara simbolis diterima oleh para Camat dari 12 Kecamatan, Jumat (27/5), di Balai Desa Banjarsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

Edhie Baskoro Yudhoyono Bantu 28 Ribu Bibit Sayur

Sinergis Edisi: 003/Th.I/20114

Page 5: Majalah Sinergis Edisi 003

Saya tidak habis pikir, sekarang ini banyak orang tidak pernah menghargai kinerja pemerintah. Saya pernah mengalami pahit manisnya kehidupan mulai dari pemerintahan Soekarno, Soeharto

hingga SBY saat ini. Banyak perubahan yang mestinya bisa dijadikan cermin keberhasilan upaya kinerja aparat pemerintah terhadap rakyatnya. Dulu kalau kita mau berobat aja, tidak ada namanya Jamkesmas, Askes, atau bentuk keringanan apapun. Jadi biaya berobat bagi si kaya maupun si miskin tetap sama. Saat ini alhamdulillah, rakyat miskin bisa mendapat keringanan. Ada Jamkesmas buat si miskin, ada bantuan-bantuan lain yang intinya juga untuk membantu masyarakat agar lebih berdaya.Wakil-wakil rakyat kita juga begitu, makin peduli pada masyarakat kecil. Dulu boro-boro wakil rakyat mau turun langsung ke daerah kalau memang tidak ada acara resmi dan kampanye. Saya malu sendiri ketika banyak orang lebih suka menghujat ketimbang bersama-sama berupaya membangun bangsa ini.

Mbah Yem: (Pedagang sayur di Pasar Arjowinangun, Pacitan)

Hargai kinerja pemerintah, jangan hanya menghujat..

Rakyat Bicara

“Kulo isin mas, katah tiyang seneng nylatu ketimbang bareng-bareng makaryo

bangun nuso lan bongso”

Saya, mewakili seluruh masyarakat Desa Kwadungan, sangat berterima kasih atas upaya

Bapak Edhie Baskoro Yudhoyono yang telah membantu desa kami mendapatkan program peningkatan infrastruktur pedesaan (PPIP) dari Kementerian Pekerjaan Umum. Dengan kesempatan ini pula, Saya, selaku Kepala Desa Kwadungan, bersama Camat Setyono, akan melaksanakan PPIP di jalan-jalan desa sepanjang 3 km. Saat ini kondisi jalan yang melewati kantor desa dan jalan menuju Puskesmas Kwadungan masih dalam kondisi memprihatinkan dan belum beraspal. Maka dari itu, sekali lagi Saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Edhie Baskoro Yudhoyono karena telah membantu kami. Kami berjanji akan menindaklanjuti pelaksanaannya semaksimal mungkin.

Kepala Desa Kwadungan

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 5

Page 6: Majalah Sinergis Edisi 003

Kini, sosok pemimpin muda telah menghiasi dunia perpolitikan nasional. Peran mereka cukup signifikan di sejumlah organisasi politik sebagai tokoh sentral. Tak dimungkiri lagi, gagasan mereka akan memegang peranan penting sebagai tokoh pemimpin masa depan bangsa.

Sosok Edhie Baskoro Yudhoyono mulai meramaikan pemberitaan media massa nasional saat menoreh prestasi sebagai anggota DPR RI peraih suara terbanyak, yaitu 327.097 suara pada pemilihan anggota legislatif tahun 2009 lalu. Mayoritas masyarakat daerah pemilihan VII Jawa Timur yaitu, Magetan, Trenggalek, Ngawi, Pacitan dan Ponorogo menitipkan aspirasinya kepada Ibas, sapaan akrabnya. Atas kepercayaan masyarakat dan kesuksesannya itu, ia pun mendapatkan anugerah dari Masyarakat Pemantau Pemilu Persatuan Wartawan Indonesia (Mapilu-PWI) sebagai anggota legislatif peraih suara terbanyak. Sebagai anggota legislatif, Ibas ditempatkan di Komisi I DPR RI yang

membidangi hubungan luar negeri, pertahanan, intelijen dan komunikasi informasi.

Terpilihnya Ibas sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat di bawah pimpinan Ketua Umum Anas Urbaningrum, kembali diapresiasi berbagai kalangan dan media massa nasional. Sebagai ketua Steering Committee, ia juga dinilai sukses menggelar acara kongres II Partai Demokrat di Bandung dengan adil dan demokratis. Tak hanya itu, tepatnya 25 November 2010 Ibas ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Bidang Promosi Internasional, Pariwisata, dan Budaya periode 2010-2015.

Meskipun mendapatkan karir yang gemilang, tetap saja sosok yang satu ini terus menjaga kesantunan yang diwarisinya dari keluarga. Tak banyak yang tahu totalitas perhatiannya terhadap masyarakat Dapil VII Jawa Timur. Pada setiap kunjungannya ke wilayah Magetan, Trenggalek, Ngawi, Pacitan dan Ponorogo, Ibas kerap memberikan bantuan langsung

berupa alat pertanian kepada kelompok tani yang berada di lima wilayah tersebut. Menurutnya, sektor pertanian sebagai sektor unggulan masyarakat Dapil VII Jatim harus terus digerakkan untuk meningkatkan ketahanan nasional.

Politisi muda kelahiran Bandung, 24 November 1980 ini menyelesaikan pendidikannya di jurusan Commerce Finance and Electronic Commerce pada tahun 2005 di Curtin University of Technology, Perth, Australia. Kemudian melanjutkan studinya di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura. Ibas meraih gelar masternya pada tahun 2007 dengan spesialisasi Ekonomi Politik Internasional. Ia lulus dengan disertasi berjudul “Revitalization of Indonesia’s Economy: Attempts to Solve the The Twin-Critical-Economic Problems and To Build Foundation for Future Economic Development”.

Harapannya, ilmu yang didapatkan Ibas bisa bermanfaat dan menjadi bekal kepemimpinannya.

Edhie Baskoro Yudhoyono

Berjuang Bersama Rakyat

Profil EBY

Sinergis Edisi: 003/Th.I/20116

Page 7: Majalah Sinergis Edisi 003

Tanggal Lahir : 24 November 1980Agama : IslamAlamat : Wisma Nusantara 1, Lt. 9, Room 930 - Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat 10270

Pendidikan2005 – 2007 Master of Science in International Po-

litical Economy, Nanyang Technological University, Singapore

1999 – 2005 Bachelor of Finance and E-Com merce, Curtin University, Perth, Australia1996 – 1999 SMAN 39 Cijantung, Indonesia

Karir

• Sekretaris Jenderal Partai Demokrat periode 2010-2015

• Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Promosi Internasional, Pariwisata, Seni, dan Budaya

• Anggota Komisi I DPR RI periode 2009-2014• Ketua Departemen Kaderisasi DPP Partai De-

mokrat• Asisten Direksi PT. Gala Pangan• Sekretaris Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam• Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat

dan Olahraga Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri TNI dan Polri (GMFKKPI)

• Kepala Pengembangan Industri Derivatif Perta-nian KADIN Indonesia

EDHIE BASKORO YUDHOYONO Edhie Baskoro Yudhoyono lahir di Bandung, 24 November 1980. Beliau adalah putra bungsu dari Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang

Yudhoyono. Ibas, sapaan akrabnya, meraih gelar Bachelor of Finance and E-Commerce tahun 2005 dari Curtin University, Perth, Australia. Ibas kemudian melanjutkan studinya di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, dimana ia meraih gelar masternya pada tahun 2007 dengan spesialisasi Ekonomi Politik Internasional. Ia lulus dengan disertasi berjudul “Revitalization of Indonesia’s Economy : Attempts to Solve the The Twin-Critical-Economic Problems and To Build Foundation for Future Economic Development”.

Pada tahun 2009, Ibas berkecimpung dalam perpolitikan Indonesia dengan mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Daerah Pemilihan VII Jawa Timur, mewakili 5 daerah; Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan dan Ngawi. Ibas terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan April 2009 dengan perolehan suara tertinggi se-Indonesia; 327.097 suara. Sebagai anggota DPR RI, ia ditunjuk sebagai anggota Badan Anggaran dan Komisi I DPR RI yang membidangi hubungan luar negeri, pertahanan dan informasi dan komunikasi.

Saat ini Ibas aktif sebagai politisi Partai Demokrat, partai yang memenangkan Pemilihan Umum tahun 2009. Karirnya di Partai Demokrat diawali dengan penunjukan sebagai Ketua Departemen Kaderisasi. Setelah Kongres II Partai Demokrat di bulan Mei 2010, ia dipercaya sebagai Sekretaris Jendral untuk mendampingi Ketua Umum Terpilih Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Penunjukan tersebut menjadikannya sebagai Sekretaris Jendral partai politik termuda di Indonesia. Ia juga menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Promosi Internasional, Pariwisata, Seni, dan Budaya periode 2010-2015.

Sekilas Tentang EBY

Profil EBY

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 7

Page 8: Majalah Sinergis Edisi 003

Wakil Rakyat

Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, diharapkan lembaga-lembaga pemerintahan dapat mengadopsi

teknologi terbaru agar tidak ketinggalan zaman. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebagai salah satu lembaga tertinggi negara, pun cepat tanggap dalam merespons permintaan publik.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR, Nining Indra Saleh, mengatakan, tingginya aktivitas kegiatan DPR RI mendorong Sekretariat Jenderal (Setjen) untuk memenuhi tuntutan masyarakat dalam penyerapan aspirasi masyarakat dan pelayanan informasi.

Melalui sistem yang baru ini, menurut Nining, anggota Setjen DPR dapat menindaklanjuti pengaduan dan aspirasi yang disampaikan

masyarakat lewat dunia maya. Selama ini masyarakat mengantar pengaduan melalui pos dan diantar langsung oleh mereka. Cara konvensional ini dinilai terbentur banyak kendala.

”Masyarakat juga sulit mengetahui status dan tindak lanjut pengaduannya ke DPR, apakah sudah ditindaklanjuti atau belum,” kata Nining memaparkan latar belakang pembuatan sistem pengaduan DPR, Senin (23/5). “Dari Januari hingga Mei saja terdapat 539 surat pengaduan masyarakat kepada DPR RI,” lanjut Nining.

Dengan disusunnya sistem informasi aspirasi masyarakat, masyarakat dapat mengirim dan mengetahui status surat pembaca secara online sehingga setjen DPR dapat mengetahui data statistik surat tersebut.

Layanan sistem aspirasi dan pengaduan masyarakat DPR dapat diakses melalui situs http://pengaduan.dpr.go.id. Untuk bisa mengaksesnya, masyarakat terlebih dulu melakukan pendaftaran dengan cara mengisi data diri, bisa secara perorangan ataupun institusi.

Tak hanya bisa diakses lewat internet, aspirasi dan pengaduan masyarakat ke DPR juga dapat disampaikan lewat jalur pesan singkat (SMS center) ke nomor 08119443344. “Ini diharapkan dapat memperbanyak media komunikasi masyarakat dengan DPR, sehingga respons dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujarnya.

Sedangkan layanan informasi publik online DPR dapat diakses lewat situs http://ppid.dpr.go.id. “Masyarakat bisa mengetahui naskah

Pengaduan Online Percepat Penyampaian Aspirasi Masyarakat

DPR RI:

Ketua DPR RI, Marzuki Alie, dan Sekretaris Jenderal DPR RI, Nining Indra Saleh, meresmikan program pengaduan online untuk memudahkan penyampaian aspirasi masyarakatSumber foto: dpr.go.id

Sinergis Edisi: 003/Th.I/20118

Page 9: Majalah Sinergis Edisi 003

awal atau draf akademik RUU, laporan hasil kunjungan kerja alat-alat kelengkapan DPR, serta agenda persidangan,” ujar Nining.

Terkait layanan informasi publik, lanjut Nining, hal tersebut merupakan amanat UU KIP dalam rangka memberikan informasi publik sehingga masyarakat dapat melihat secara online prosesnya, tata cara, status permohonan dan dapat segera direspons oleh pejabat PPID sesuai amanat UU yang berlaku.

Terdapat 83 permintaan informasi diantaranya risalah, pembahasan UU, draft awal RUU, DIPA DPR, laporan pertanggung jawaban studi banding, dan agenda persidangan. Pemohon diantaranya mahasiswa, LSM, media massa dan sebagainya. “Kita senantiasa mengedepankan kecepatan dan kesederhanaan penyampaian informasi untuk masyarakat,” jelasnya.

Diresmikan Ketua DPR RI

Sistem online ini diresmikan langsung oleh Ketua DPR RI, Marzuki Alie. Ia mengatakan, launching website layanan informasi publik, website dan SMS pengaduan merupakan upaya DPR dalam penyempurnaan sistem yang ada.

Marzuki menjelaskan, sebelumnya dirinya sudah meminta Nining, selaku Sekjen DPR, agar segera membuat laporan masyarakat sehingga sesuai dengan semangat slogan ‘Masyarakat Mengadu, DPR Merespons’. “Melalui sistem informasi maka aspirasi dapat disampaikan melalui berbagai pintu, bisa melalui surat, datang langsung, SMS maupun dengan website,” jelasnya.

Langkah selanjutnya bagi DPR adalah mendorong digalakkannya sosialisasi sistem online tersebut. “Kita dorong DPR dengan sistem yang ada, karena DPR merupakan pilar demokrasi. Maka dari itu harus dipastikan tetap berdiri tegak dan terbangunnya sistem check and balances,” katanya.

Di era demokrasi ini, DPR sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari bermacam-macam lapisan masyarakat, termasuk media massa. Oleh karena itu, DPR harus maju mengeluarkan argumentasi yang pintar dan cerdas, meski diperlukan waktu yang tidak sebentar dan komitmen yang kuat.

Marzuki menambahkan, petugas layanan informasi publik harus

Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek. Masyarakat juga bisa mengirimkan aspirasi melalui website dengan mengisi halaman yang tersedia pada menu ‘Kontak EBY’.

Selain Edhie Baskoro Yudhoyono, segenap anggota-anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR RI lainnya seperti Ramadhan Pohan (www.ramadhanpohan.com), Jafar Hafsah (www.jafarhafsah.com), Achsanul Qosasi (www.achsanulqosasi.com) dan Nova Riyanti Yusuf (www.novariyantiyusuf.net) diantaranya juga memiliki website pribadi sebagai jembatan informasi untuk melayani masyarakat.

Seiring perkembangan teknologi informasi yang memajukan interaksi masyarakat, sudah saatnya para anggota parlemen merambah media online agar komunikasi dengan konstituen, secara khusus, dan masyarakat Indonesia umumnya dapat terjalin lebih mudah dan lancar.

Website Ramadhan Pohan, anggota Komisi II DPR RI, bahkan dianugerahi Sertifikat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai “Website Anggota Parlemen Pertama yang Berisi Mengenai Aktivitas Keparlemenan Setiap Hari”, November 2009 lalu.

Berbagai sumber (Abdul Bastian)

paham aturan dan UU sehingga dapat memberikan penjelasan yang tepat kepada peminta informasi seperti LSM. Dia menjelaskan hal tersebut merupakan tekad DPR sebagai bentuk representasi dan mendekatkan diri dengan masyarakat.

“Ini bukti reformasi yang kita lakukan karena kita sadar dimana titik lemah DPR. Dan ini hanya merupakan bagian kecil dari konsep besar dalam melakukan perubahan bagi DPR,” ujarnya.

Website Edhie Baskoro Yudhoyono Jembatani Arus Informasi Pusat dan Daerah

Derasnya arus informasi yang mengalir dewasa ini, turut mendorong Edhie Baskoro Yudhoyono meluncurkan website pribadinya. Website yang beralamat di www.edhiebaskoro.com berperan sebagai penyampai informasi aktual dan terdepan seputar kegiatan Ibas, sapaan akrab Edhie Baskoro, dalam kancah perpolitikan nasional.

Tidak hanya berisi informasi mengenai kegiatan Ibas, website pribadi Edhie Baskoro Yudhoyono juga menampilkan berita-berita aktivitas parlemen, rapat-rapat komisi I DPR RI, Partai Demokrat, dan juga sekilas perkembangan daerah pemilihan VII Jawa Timur yang meliputi Magetan, Ngawi,

Wakil Rakyat

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 9

Page 10: Majalah Sinergis Edisi 003

Wakil Rakyat

Jakarta - DPR RI dan pemerintah sepakat untuk melakukan penyehatan BUMN strategis melalui pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Konversi SLA/RDI dari Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS). Hal tersebut terungkap dalam Rapat Kerja yang dipimpin Ketua Komisi VI Airlangga Hartarto dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri negara BUMN Mustafa Abubakar, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Senin (4/7), di Gedung DPR RI, Jakarta.Empat BUMN strategis yang dimaksud adalah PT. Dirgantara Indonesia, PT. PAL Indonesia, PT. PINDAD, dan PT. Merpati Nusantara Airlines. Rincian PMN tersebut antara lain PT. Dirgantara Indonesia (DI) konversi utang (non cash) 2011 sebesar Rp. 1,45 triliun dengan realisasi penyertaan modal sementara 2011 sebesar Rp. 2,38 triliun. Untuk PT. PINDAD terdiri dari PMN cash pada 2012 sebesar Rp. 696,7 miliar dengan bunga pinjaman RDI sebesar Rp. 35,4 miliar dan utang jangka panjang ke pemerintah sebesar Rp. 241,8 miliar.Sedangkan PT. Pal untuk PMN cash APBN-P2011 sebesar Rp. 648,33 miliar dengan PMN cash sebesar Rp. 1,39 triliun pada 2012, dengan konversi utang subsidiary loan sebesar Rp. 462,9 miliar dan PMN cash utang APBN pada 2012 sebesar Rp. 193,37 miliar. Konversi utang rekening dana investasi sebesar Rp. 56,53 miliar dan konversi utang pokok dan denda sebesar Rp. 101,2 miliar.Komisi VI dan pemerintah juga sepakat untuk memberikan PMN kepada PT. Merpati Nusantara Airlines sebesar Rp. 561 miliar yang dimasukkan dalam APBNP 2011 setelah melalui kajian restrukturisasi oleh PT. Perusahaan Pengelola Aset.Menurut Airlangga kebijakan tersebut dilakukan sehubungan dengan penyelesaian permasalahan yang dihadapi berbagai BUMN eks BUMN Industri Strategis yang mengalami kesulitan keuangan dan permodalan dikarenakan berbagai kebijakan masa lalu yang kurang memihak kepada BUMN, sehingga mengalami kesulitan

dalam mempertahankan operasionalnya sementara dari sisi kepentingan nasional keberadaan BUMN tersebut masih sangat diperlukan.Selanjutnya, Komisi VI meminta kepada pemerintah segera mengevaluasi serta memperkuat jajaran direksi dan komisaris BUMN strategis sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Selain itu pemerintah diminta untuk melanjutkan langkah restrukturisasi dan memastikan berlangsungnya sinergi antar BUMN dengan melakukan pembinaan dan pengawasan secara khusus terhadap penggunaan PMN serta memastikan berjalannya upaya penyehatan lainnya.

Adapun rincian dari pemberian PMN dan konversi serta BPYBDS adalah sebagai berikut :

1. PT. DI -Rp. 1,450 triliun konversi hutang (non cash) tahun 2011-Rp. 2,380 triliun legalisasi penyertaan modal sementara tahun 2011-Rp. 2,060 triliun PMN cash untuk tahun 2012

2. PT. PAL Indonesia -Rp. 648,33 miliar PMN cash APBNP 2011-Rp. 1,397 triliun PMN cash tahun 2012-Rp. 462,9 miliar berupa konversi

hutang SLA-Rp. 193,370 miliar berupa konversi hutang PPA-Rp. 56,530 miliar berupa konversi hutang rekening dana investasi-Rp. 101,200 miliar berupa konversi hutang KITE (pokok dan denda)

3. PT. PINDAD-Rp. 696,7 miliar PMN cash 2012-Rp. 35,4 miliar APBNP 2011 hutang -Rp. 241,8 miliar berupa hutang jangka panjang ke pemerintah (BPYBDS)

4. PT Merpati Airlines sebesar Rp561 miliar restrukturisasi dan revitalissi yang dimasukkan dalam APBNP 2011 dengan catatat telah melalui kajian restrukturiasai oleh PPA.

Berbagai SumberDavid Christian

DPR dan Pemerintah Sepakat Lakukan Penyehatan Empat BUMN Strategis

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201110

Page 11: Majalah Sinergis Edisi 003

Anggota komisi I DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menegaskan perlunya memaksimalkan kinerja lembaga perlindungan TKI sebagai langkah preventif perlindungan TKI yang bekerja di luar

negeri. Hal ini diungkapkan Ibas, sapaan akrabnya, menanggapi eksekusi hukuman pancung yang dialami TKW asal Indonesia, Ruyati binti Sapubi, di Arab Saudi.

Untuk itu, Ibas meminta lembaga terkait untuk mengevaluasi secara keseluruhan penempatan kerja TKI di sejumlah negara. “Kalau ada tenaga kerja yang sudah lama, kita harus supervisi, mengecek keberadaannya selama ini. Bangun komunikasi dengan mereka dan gali se-detail mungkin apa yang selama ini mereka alami,” terang Ibas saat ditemui di sela-sela rapat kerja Komisi I DPR dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Senin (20/6).

Ibas menambahkan, perlindungan terhadap pahlawan devisa juga harus menyeluruh. “Bilamana ada kemungkinan penganiayaan, kita bisa berikan saran-saran, bantuan hukum. Bahkan bisa kita minta pindah lokasi untuk mencegah sebelum terjadinya kekerasan lebih lanjut,” jelasnya.

Politisi Partai Demokrat yang menaruh perhatian besar terhadap masalah TKI ini juga mendorong ketegasan Indonesia sebagai bentuk protes terhadap kasus yang dialami Ruyati. “Kita harus upayakan kerja sama yang mendetail tentang tenaga kerja, kemudian diatur secara jelas. Kalau belum jelas, kita hentikan sementara, sampai pembicaraannya rampung, hingga kita bisa siap mengirimkan tenaga kerja kita,” ujar Ibas.

Pada kesempatan yang sama, politisi muda ini juga menyampaikan turut berbela sungkawa atas kejadian yang menimpa Ruyati. “Ruyati adalah salah satu pahlawan devisa. Sangat sedih sekali dengan apa yang terjadi dari Ruyati,” pungkasnya.

Ibas juga mengajak semua pihak untuk fokus mencari solusi permasalahan TKI agar ke depan tidak terulang kembali. “Saya melihatnya ini kasus yang kompleks. Tidak mudah kita hanya menyalahkan, 1 atau 2 pihak,

Ibas: Upaya Preventif Perlindungan TKI

apakah Kemenlu harus bertanggung jawab? Kedubes bertanggung jawab, Konjen bertanggung jawab, BNP2TKI bertanggung jawab, Kemenakertrans bertanggung jawab dan sebagainya. Saya tidak ingin menuding atau menunjuk hidung lembaga-lembaga tersebut. Saya ingin bicara solusi preventif agar hal ini tidak terulang kembali, kita bicara sistem untuk melindungi,” jelas Ibas.

“Semuanya kita lihat dalam rapat koordinasi, hasilnya apakah Kemenakertrans sendiri sudah memberikan atensi, apakah BNP2TKI sudah memberikan atensi untuk solusi-solusi semacam ini. Apakah Kemenlu juga sudah mendengar atau melihat secara langsung kondisi riil ini terhadap implementasi tersebut,” tutup Ibas.

Berbagai Sumber (David Christian)

Perlu DimaksimalkanReaksi

“Kalau ada tenaga kerja yang sudah lama, kita harus supervisi, mengecek keberadaannya selama ini. Bangun komunikasi dengan mereka dan gali se-detail mungkin apa yang selama ini mereka alami,” terang Ibas saat ditemui di sela-sela rapat kerja Komisi I DPR dengan Kementerian

Luar Negeri

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 11

Page 12: Majalah Sinergis Edisi 003

Reaksi

Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, berharap kepolisian bertindak tegas dalam menangani kasus yang melibatkan kader Partai Demokrat lainnya, Andi Nurpati.

Meski mendapat desakan dari berbagai pihak, Ibas menilai belum saatnya Partai Demokrat mencopot Andi Nurpati dari jabatan Ketua Divisi Komunikasi Publik karena terlibat kasus surat pemalsuan Mahkamah Konstitusi (MK). “Saya melihatnya belum sejauh itu, belum ada suatu tindakan yang perlu kita lakukan terhadap Ibu Andi Nurpati yang selama ini dikaitkan dengan isu atau kasus yang belum jelas,” terang Ibas, sapaan akrab Edhie Baskoro Yudhoyono, Senin (20/6).

Namun, jika Andi Nurpati memang terlibat pemalsuan surat MK, Partai Demokrat akan bersikap tegas. Apabila ada kadernya yang terlibat masalah, akan diserahkan sepenuhnya kepada penegak hukum. “Saya pernah mengatakan di berbagai

Ibas: Partai Demokrat Tindak Tegas Kader yang Terlibat Masalah Hukum

kesempatan sebelumnya, kita menganut azas praduga tak bersalah,” tutur Ibas. “Jadi, sampai kasus itu benar-benar jelas, baru kita ambil langkah. Sebagai kader partai tentunya kita harus dan bisa memberikan bantuan hukum atas kasus-kasus hukum,” sambungnya.

Lebih jauh ia menambahkan, kasus yang terjadi di Mahkamah Konstitusi sudah terlampau lama untuk diusut. “Ini kan kasus yang sudah lama. Menurut saya ini tidak bagus jika kita terus berlarut-larut, apalagi terkesan sangat politis,” lanjut Ibas, yang juga anggota Komisi I DPR RI ini.

“Kalau sudah selesai, ya kita tutup cerita. Jangan sampai ini terus digulirkan, sehingga tidak baik terhadap Partai Demokrat dan kepada individu yang bersangkutan,” pungkas Ibas. Berbagai Sumber (Abdul Bastian)

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201112

Page 13: Majalah Sinergis Edisi 003

ReaksiHari Lahir Pancasila

Ibas Apresiasi Kehadiran Tokoh Nasional

Anggota Komisi I DPR RI asal daerah pemilihan VII Jawa Timur, Edhie Baskoro Yudhoyono, mengapresiasi

kehadiran tokoh nasional pada Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 tentang Pancasila, Rabu (1/6), di Gedung Nusantara IV DPR/MPR, Jakarta.

“Saya senang dan puas melihat kehadiran para pemimpin nasional dalam rangka Peringatan Pidato Bung Karno tentang Pancasila”, ujar Ibas, panggilan akrab Edhie Baskoro.

Ibas menyambut positif acara tersebut, sebab rangkaian pidato kebangsaan oleh tokoh-tokoh nasional dinilainya mampu menyatukan dan mempererat hubungan para pemimpin bangsa. Menurutnya, kehadiran Pancasila harus terus

diterapkan dalam kehidupan berbangsa, apalagi ketika nilai-nilai tersebut mulai terkikis. “Sebagai living ideology, Pancasila sepatutnya tidak tergoyahkan,” tegas Ibas.

“Dewasa ini, maraknya nuansa degradasi tentang pemahaman Pancasila itu harus dijadikan introspeksi bersama. Pemahaman Pancasila sebagai pemersatu bangsa, harus selaras dengan pengamalan butir-butirnya dalam kehidupan bermasyarakat,” tambahnya.

Namun demikian, Ibas menambahkan konsensus bukan saja terlihat dari banyaknya pemimpin dan tokoh yang hadir. Tapi dapat diindikasikan dari hasil survei yang kredibel. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) akhir Mei lalu tentang bagaimana masyarakat Indonesia memandang Pancasila patut dijadikan panutan untuk mempertahankan dan peningkatan edukasi pemahaman ideologi Pancasila.

Sebelumnya BPS menemukan dalam surveinya, publik masih membutuhkan Pancasila. Dari 12.000 responden yang ditanya, 79,26 persen menyatakan Pancasila penting dipertahankan. Sementara 89 persen masyarakat berpendapat permasalahan bangsa disebabkan kurangnya pemahaman nilai-nilai Pancasila.

Lebih lanjut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini menambahkan, baik Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi ataupun orde-orde lainnya di masa depan tidak akan mampu mengganti peran Pancasila sebagai way of life. Pancasila, menurut Ibas, sudah seharusnya menjadi pedoman hidup menuju Indonesia yang lebih bermartabat, berkarakter, dan sejahtera.

Harian Jurnal Nasional, 3 Juni 2011. (Abdul Bastian)

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 13

Page 14: Majalah Sinergis Edisi 003

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Wakil Presiden Boediono, di Jakarta, Jumat (27/5), menghadiri peluncuran Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Masterplan ini mencakup 22

aktivitas ekonomi utama Indonesia dan merupakan adaptasi serta integrasi dari RPJPN 2002-2025.

Setelah peluncuran, akan segera dibentuk tim pelaksana yang langsung diketuai oleh Presiden SBY. Tim ini bernama Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI). Peluncuran MP3EI juga diwarnai dengan dimulainya proyek-proyek groundbreaking yang pencanangannya dilakukan di 6 koridor ekonomi Indonesia yang akan dipusatkan pada 4 lokasi dengan 17 proyek. Yaitu, Kabupaten Sei Mangku (Sumatera Utara), Kabupaten Cilegon (Banten), Kabupaten Lombok Timur (NTB), dan Kabupaten Timika (Papua).

Total dana untuk 17 proyek ini adalah Rp. 190 triliun, bermuara dari berbagai sumber diantaranya APBN, investasi langsung, swasta, dan BUMN.

Seperti diketahui, 6 koridor ekonomi tersebut antara lain adalah koridor Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-NTT dan Papua-Maluku. Koridor pertama yakni Sumatera, akan dijadikan pusat produksi serta pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. Fokus industrinya terkait dengan minyak kelapa sawit (crude palm oil), karet, dan batu bara.

Kedua, koridor Jawa akan dijadikan pendorong industri dan jasa nasional. Fokus sektornya adalah produk makanan, tekstil, dan industri alat angkut. Ketiga, koridor Kalimantan, akan menjadi pusat produksi serta pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional. Fokus sektornya adalah migas, minyak kelapa sawit, dan batu bara.

Keempat, koridor Sulawesi, diimpikan menjadi pusat produksi serta pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional. Fokus sektornya adalah tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan pertambangan nikel. Kelima, koridor Bali-NTT, yang diharapkan menjadi pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Fokus sektornya adalah pariwisata, pertanian, dan peternakan. Keenam, koridor Papua-Maluku, akan dijadikan pusat pengolahan sumber daya alam yang melimpah. Fokus

Nasional

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Presiden SBY Canangkan

sektornya adalah pertambangan, terutama emas, pertanian, dan perkebunan.

Dalam laporannya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, peluncuran MP3EI didasarkan pada arahan Presiden SBY yang menginginkan dan menekankan pentingnya percepatan dan perluasan ekonomi di tanah air. Arahan-arahan tersebut disampaikan SBY pada berbagai retreat yang telah dilaksanakan di waktu lalu.

“Presiden menekankan dua hal, yaitu pentingnya mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi di tanah air secara berkesinambungan, dan perlunya menghilangkan hambatan pembangunan (de-bottlenecking) yang dapat mengganggu kepastian berusaha,” Hatta menjelaskan.

Sementara itu, dalam laporannya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, mengatakan, peluncuran MP3EI tidak dimaksudkan untuk mengganti rencana pembangunan yang telah ada, melainkan akan berintegrasi dengan dokumen yang ada. Penyusunan MP3EI juga dilakukan dengan pendekatan not business as usual. “Pembangunan ekonomi tidak hanya tergantung pada pemerintah tapi juga sektor usaha, swasta, dan masyarakat,” kata Armida.

Dalam sambutannya, Presiden SBY menyatakan, akan dimulainya pelaksanaan pembangunan 17 proyek tertentu di 6 koridor merupakan bukti bahwa MP3EI “adalah bukti dan implementasi percepatan dan perluasan pembangunan yang tentu saja akan mencapai tujuan dan sasaran pembangunan,” ujar SBY.

Kepala Negara juga menjelaskan, master plan (rencana induk) diperlukan agar arah, kebijakan, dan strategi jelas adanya. “Ingat, yang kita bangun adalah berjangka panjang mencakup ekonomi yang besar, mustahil tanpa master plan,” kata Presiden.

Selain itu, percepatan dan perluasan ekonomi nasional perlu dilakukan agar ekonomi nasional tumbuh kuat di seluruh tanah air. Menurut Presiden, percepatan dan perluasan pembangunan bukan tujuan akhir. Itu merupakan means and ways, tujuan akhir adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berbagai sumber (Abdul Bastian)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan dalam peluncuran MP3EI.Sumber foto: presidenri.go.id

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201114

Page 15: Majalah Sinergis Edisi 003

Wakil Presiden RI Boediono menegaskan pentingnya penyediaan pangan yang cukup bagi rakyat guna menjaga stabilitas negara, serta sebagai upaya peningkatan kesejahteraan petani maupun nelayan. Hal

itu disampaikan Wapres Boediono saat membuka Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XIII di Stadion Madya Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sabtu (18/6).

Menurut Boediono, berbagai infrastruktur pertanian, terutama untuk pertanian pangan, harus dipercepat pembangunannya. Jaringan irigrasi, jalan-jalan produksi harus dipercepat pembangunannya. “Pembangunan infrastruktur utama adalah tugas Pemerintah Pusat dan Daerah. Tetapi pada tingkat operasional mikro, ini juga menjadi tugas masyarakat, desa, kelompok tani dan bahkan masing-masing petani,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga terus membuka kesempatan kepada pihak swasta untuk turut menyediakan infrastruktur pertanian, karena dana pemerintah tidak mencukupi. Keikutsertaan swasta dalam membangun infrastruktur pertanian akan diikuti dengan kemudahan-kemudahan sebagai langkah percepatan pembangunan untuk petani dan nelayan.

Terkait keamanan pangan, Boediono menjelaskan peningkatan produksi juga harus menyatu dengan sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Program-program peningkatan pangan menurutnya tidak bisa lepas dari upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan nelayan, termasuk upaya pemenuhan berbagai kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya.

Boediono berharap agar lewat Penas KTNA XIII yang merupakan ajang pertemuan petani/nelayan se-Indonesia bisa melahirkan solusi dan

Nasional

Pemerintah Terus Dorong Peningkatan

Produksi Pangan

teknologi untuk menghadapi tantangan global. “Tantangan tersebut yaitu bagaimana kita dapat menyediakan pangan yang cukup bagi rakyat,” ujarnya.

Menurut Wapres, kekurangan bahan pangan akan berakibat kurang baik bagi suatu negara, di antaranya yaitu harga tak stabil yang dapat menyulitkan produsen dan pemerintah. Bahkan kekurangan pangan bisa mengganggu kestabilan politik dan kemanan. “Maka ketersediaan pangan harus aman. Ketahanan pangan ini tak bisa dianggap main-main,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Boediono, sudah menjadi tugas pemerintah pusat maupun daerah agar meningkatkan ketahanan pangan dengan menggenjot produktivitas usaha pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Acara pembukaan Penas KTNA XIII tersebut dihadiri Menteri Pertanian RI Suswono, Menteri kehutanan Zulkifli Hasan, Ketua KTNA Nasional Winarno Tohir, Gubernur Kaltim H Awang faroek Ishak, Bupati Kukar Rita Widyasari, Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tan Aspan, serta para undangan lainnya.

Pembukaan Penas KTNA XIII yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Wapres Boediono ini dimeriahkan pula dengan tari massal bertajuk “Alam Bertuah di Benua Etam”. Tarian yang melibatkan 500 penari ini menggambarkan kekayaan alam dan budaya Kutai. wapresri.go.id (David Christian)

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 15

Page 16: Majalah Sinergis Edisi 003

Keseriusan pemerintah m e n g a l o k a s i k a n anggaran secara efisien membuahkan hasil. Menteri Keuangan

Agus Martowardojo mengatakan penghematan anggaran dari Kementerian dan Lembaga (K/L) pada 2011 mencapai Rp. 17 triliun dari target sebesar Rp. 20 triliun. “Rencana penghematan pelaksanaannya di K/L bisa lebih cepat dilaksanakan dan jumlahnya telah meningkat jadi Rp. 17 triliun,” ujarnya di Jakarta, Jumat (10/6).

Menkeu menjelaskan anggaran yang berhasil dihemat itu diharapkan dapat digunakan untuk percepatan berbagai program prioritas, seperti menjaga ketahanan pangan dan subsidi energi. “Secara umum mengenai pergerakan penghematan cukup baik tinggal meyakinkan K/L untuk sanggup menjalankan program prioritas dengan menggunakan dana

Penghematan Anggaran Kementerian dan Lembaga

Capai Rp. 17 Triliunhasil penghematan itu. Kita tetap memperhatikan BBM bersubsidi dan juga risiko fiskal dari subsidi listrik,” ujarnya.

Dirjen Anggaran Herry Purnomo menambahkan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) 7/2011, K/L diharuskan melakukan upaya penghematan untuk percepatan target rencana kerja pemerintah, peningkatan sarana infrastruktur, dan pelaksanaan program kluster IV. Namun, ada beberapa anggaran yang tidak boleh dipotong untuk dihemat, seperti anggaran pendidikan, anggaran pemenuhan proyek multi years, serta anggaran belanja operasional termasuk pinjaman luar negeri.

“Yang dipotong adalah anggaran yang tidak menganggu kinerja, seperti biaya perjalanan, seminar serta biaya segala macam yang sifatnya tidak mendukung pencapaian target secara optimal,”

ujar Herry.Sebagai informasi, Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Inpres dan Peraturan Presiden yang mengatur penghematan anggaran negara di seluruh pemerintahan mulai 2011. Presiden juga mengatakan telah membentuk tim evaluasi untuk meneliti seluruh pos anggaran yang bisa dihemat pemerintah pusat dan daerah.

Penghematan anggaran bagi seluruh Kementerian/Lembaga ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi efisiensi penggunaan anggaran negara sehingga penghematan tersebut dapat dialokasikan untuk percepatan rencana kerja pemerintah.

Antara

Nasional

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201116

Page 17: Majalah Sinergis Edisi 003

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyiapkan surat kepada Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud. Surat tersebut berisi protes keras atas eksekusi hukuman mati terhadap Ruyati binti Satubi (54), tenaga kerja Indonesia

(TKI) asal Bekasi, Jawa Barat, tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia terlebih dahulu.

“Saya menyatakan protes keras kepada pemerintah Arab Saudi atas eksekusi yang dilakukan kepada saudari Ruyati yang melanggar kelaziman tata karma internasional, tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia,” Presiden SBY menegaskan hal ini dalam bagian lain keterangan persnya di kantor Presiden, Kamis (23/6).

Pada kesempatan ini, Presiden juga menginstruksikan upaya membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menangani kasus TKI dan melakukan pembelaan kepada mereka yang terancam hukuman mati. “Saya pandang perlu untuk dibentuk satuan tugas khusus supaya lebih fokus menangani masalah itu,” kata SBY.

Kepada semua warga negara Indonesia (WNI) atau TKI yang ada di luar negeri, Presiden meminta mereka memahami sistem dan pranata hukum, termasuk adat istiadat serta budaya yang berlaku di negara tersebut. “Sebagaimana saya minta warga negara lain di Indonesia

untuk wajib pula memahami dan mematuhi tata praktik sistem hukum di negara kita,” tambah SBY.

SBY juga menegaskan bahwa selaku Presiden, ia sering menerima permohonan langsung atau tidak langsung, tertulis atau tidak tertulis, pengampunan terhadap warga negara lain yang tersangkut kasus hukum di Indonesia. Presiden dengan tegas menolaknya.

“Jawaban saya, supremasi hukum di atas segalanya. Hampir semua permintaan pengampunan hukuman mati itu saya tolak,” tegas Presiden. “Ini demi keadilan. Kalau ada kejahatan sangat berat saudara kita diberi hukuman mati, mengapa warga negara lain lantas diberikan pengampunan? Ini berlaku di semua negara,” jelasnya.

Menteri Luar Negeri Jelaskan Kronologi Kasus RuyatiSementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu), Marty

Natalegawa, menjelaskan kronologi kasus Ruyati dan proses hukumnya serta upaya pemerintah Indonesia. “Sejak diterimanya laporan terkait Ruyati pada Februari 2010, pemerintah juga telah berupaya meminta pengampunan dari pihak keluarga korban, namun tidak diberikan. Ketika proses permintaan pengampunan masih berlangsung, pemerintah Arab Saudi tanpa pemberitahuan sebelumnya

Presiden SBY Layangkan Surat Protes Keras

NasionalEksekusi Mati TKI di Arab Saudi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beserta Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, memberikan keterangan pers terkait Ruyati dan moratorium TKI di kantor Presiden, Kamis (23/6). (presidenri.go.id)

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 17

Page 18: Majalah Sinergis Edisi 003

ke pemerintah Indonesia langsung menghukum mati Ruyati,” tegas Marty dalam keterangan pers setelah Presiden SBY di kantor Presiden, Jakarta.

Seperti diketahui, pada Januari 2010, Ruyati dituduh membunuh ibu majikannya bernama Khairiya Hamid Mujallid dengan alat pemotong daging. Pada Mei 2010, Ruyati diadili pertama kali dan diancam hukuman qishas, yakni hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, misalnya hukuman bagi pembunuh adalah hukuman mati jika tidak ada pengampunan dari keluarga korban. Setahun kemudian, majelis hakim di Mekkah memvonis hukuman pancung, yang eksekusinya dijalankan pada 18 Juni 2011 lalu.

Menurut Marty, di dalam persidangan, Ruyati secara gamblang mengakui perbuatannya membunuh ibu majikannya. Sesuai dengan hukum syariah Islam yang diterapkan Arab Saudi, maka Ruyati dinyatakan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) khusus, yaitu menghilangkan nyawa orang lain dengan ancaman terberat hukuman mati. “Kecuali jika mendapatkan ampunan dari pihak keluarga atau ahli waris. Bahkan Raja tidak memiliki wewenang untuk memberikan maaf karena maaf hanya bisa diberikan oleh keluarga korban,” tambah Marty.

Moratorium Pengiriman TKI ke Arab Saudi

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi yang berlaku efektif mulai 1 Agustus 2011 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Moratorium akan dihentikan jika sudah ada kesepakatan dalam bentuk pranata perjanjian kerjasama antara Indonesia dan Arab Saudi yang menjamin perlindungan, pemberian hak-hak, dan sebagainya yang diperlukan oleh para TKI.

Berdasarkan pengalaman penanggulangan TKI di Malaysia dan Yordania, Indonesia sesungguhnya telah memberlakukan soft moratorium sejak awal Januari 2011 di Arab Saudi. Soft moratorium ini meliputi regulasi dan sosialisasi pengendalian pekerjaan atau job order secara ekstra ketat.

“Regulasi job order dalam rangka izin tenaga kerja untuk menyertakan Surat Keterangan Berkelakukan Baik (SKKB) dari kepolisian, serta gaji minimum 11 ribu Saudi Riyal,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar, dalam keterangan persnya setelah Menlu Marty Natalegawa di kantor Presiden, Jakarta.

Pemerintah juga akan melakukan pengawasan rekrutmen calon TKI di dalam negeri, mulai dari basis perekrutan hingga ke titik keberangkatan. “Sosialisasi soft moratorium ini akan terus-menerus dilakukan agar tenaga kerja tersebut benar-benar menyiapkan diri. Langkah soft moratorium ini telah memperlihatkan dampak positif dengan menurunnya jumlah permintaan dari 1000 permintaan menjadi 5 permintaan sejak Januari hingga Juni 2011,” jelas Muhaimin.

Selain pengetatan job order, pemerintah juga melakukan pembinaan kepada lembaga-lembaga pengiriman TKI. Mereka wajib memberikan pelatihan minimum 200 jam kepada calon TKI sebagai upaya untuk penyempurnaan kualitas latihan. Selain itu, juga dilakukan penyempurnaan

sistem secara online, reformasi asuransi, kartu tanda kerja di luar negeri, dan call center gratis selama 24 jam untuk pengaduan.

Upaya pembentukan tim terpadu oleh Presiden SBY, menurut Muhaimin, merupakan langkah konkret dari pemerintah sebagai upaya perlindungan TKI dan WNI di luar negeri. Tim terpadu yang diketuai Menakertrans ini memiliki misi khusus menghentikan pekerja sektor domestik dan menggantinya dengan sektor formal melalui pelatihan dan penciptaan lapangan kerja dan transmigrasi. Dengan pemerintah Arab Saudi, lanjut Muhaimin, pemerintah juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) jaminan sosial asuransi TKI melalui Joint Working Group.

”Sementara itu, terhadap TKI ilegal, pemerintah telah memulangkan 7 ribu lebih TKI disamping pemulangan rutin yang dilakukan. Periode kali ini adalah periode lintas sektoral yang terbaik. Kita telah menyelesaikan dan berupaya mendorong agar para TKI diberi hak-hak kepada keluarga, asuransi, dan gaji yang tak dibayar, dan berbagai kewajiban lain telah diberikan kepada keluarganya,”ujar Muhaimin.

Membuka Lapangan Ker ja Domest ik

Dengan diputuskannya kebijakan moratorium pengiriman (TKI) ke Arab Saudi, maka pemerintah mempunyai tugas baru untuk semakin memperluas lapangan pekerjaan di tanah air. Presiden SBY menekankan hal ini ketika membuka sidang kabinet paripurna di kantor Presiden, keesokan harinya, Jumat (24/6). “Dampak dari kebijakan moratorium adalah kita harus menciptakan lapangan kerja yang lebih luas,” tegas SBY.

Ke depannya, Presiden berharap jumlah TKI di luar negeri yang bekerja di sektor domestik akan berkurang seiring dengan diperluasnya peluang dan lapangan kerja di tanah air. “Kita ingin ke depan para domestic workers dapat susut jumlahnya. Boleh bekerja di luar negeri tapi jangan di sektor domestik,” SBY menegaskan. “Menuju ke sana, mari kita berikan peluang untuk bekerja di dalam negeri,” tambahnya.

Oleh karena itu, pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang semua upaya untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas harus kita lakukan. Sesuai kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), diharapkan gelombang pertama program MP3EI sudah bisa dilakukan. “Saya ingin dari master plan kita bisa lakukan gelombang pertama, yaitu pembangunan infrastruktur yang berkorelasi dengan tenaga kerja,” kata SBY.

Selain itu, Kepala Negara juga meminta agar sektor lain, seperti manufaktur, perkebunan, dan usaha kecil dan menengah (UKM) juga harus diutamakan guna memperluas lapangan kerja. “Jangan biarkan ada hambatan. Dengan demikian kebijakan kita dalam menetapkan moratorium ada solusinya,” seru SBY.

Berbagai sumber (Abdul Bastian)

Nasional

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201118

Page 19: Majalah Sinergis Edisi 003

Kabupaten Pacitan dan

Ponorogo Kembali Raih Penghargaan

Adipura

Sorotan

Masyarakat antusias menyaksikan Piala Adipura diarak menyusuri jalan-jalan protokol di Kabupaten Pacitan dan mendapat sambutan meriah dari seluruh lapisan masyarakat (sumber foto: EBY Team)

Pasukan Kuning, tulang punggung Pemkab Ponorogo, sebelum

pemberangkatan kirab Piala Adipura tahun 2011

(sumber foto: Muh. Nurcholis)Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 19

Page 20: Majalah Sinergis Edisi 003

Kabupaten Pacitan dan Ponorogo kembali meraih penghargaan Adipura untuk keempat kalinya. Supremasi

tertinggi bidang kebersihan tersebut diberikan pemerintah pusat atas upaya kedua kabupaten menciptakan kawasan bersih dengan pengelolaan sampah yang baik. Seperti penilaian tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Pemerintah Kabupaten Pacitan dan Ponorogo memperoleh penghargaan dengan klasifikasi kota kecil.

Penghargaan Adipura diberikan kepada para Bupati atau Walikota yang telah berhasil mengantar kotanya menjadi bersih dan teduh (clean and green city) dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pada tahun ini, 63 kabupaten dan kota berhasil menyandang Anugerah Adipura. Pada tahun lalu peraih Anugerah Adipura adalah 140 kabupaten dan kota. Penurunan jumlah peraih, bukan dikarenakan kebersihan kabupaten/kota menurun, namun karena Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) meningkatkan kriteria dan mekanisme evaluasinya.

Penghargaan bergengsi tersebut telah diserahkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Pacitan, Indartato, dan Bupati Ponorogo, H. Amin SH, bersama daerah-daerah lain dalam peringatan Hari Lingkungan Sedunia, di Jakarta (7/6).

Dengan diraihnya Adipura untuk keempat kalinya, Kabupaten Pacitan tinggal menyisakan satu langkah lagi menuju kompetisi yang lebih tinggi, yakni Adipura Kencana. “Kita berharap peran aktif semua pihak untuk menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing agar supremasi Adipura Kencana bisa kita raih,” Kata Bupati Pacitan, Indartato.

Keberhasilan Pacitan memboyong Anugerah Adipura untuk kali keempat disambut suka cita masyarakat. Penghargaan tertinggi bidang kebersihan itu langsung diarak menyusuri Kota Pacitan. Menurut Sekretaris Daerah Pemkab Pacitan, Mulyono, prosesi arak-arakan kali ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika selama ini bupati yang membawa sendiri piala mulai dari perbatasan barat hingga ke pendopo, kali ini Adipura akan dibawa secara estafet oleh camat dan kepala desa yang dilewati. Setibanya di alun-alun Piala Adipura lalu dibawa pasukan kuning, sebutan bagi penjaga kebersihan, untuk selanjutnya diserahkan kepada Bupati.

Piala Adipura ini diarak mulai dari perbatasan Kabupaten Pacitan dengan Jawa Tengah, tepatnya di

Pacitan Targetkan Adipura Kencana 2012

Sorotan

Kecamatan Donorojo. Bupati Indartato yang membawa Piala Adipura langsung memberikan kepada Camat Donorojo, dan akan bergulir di tiap kecamatan yang dilalui kirab hingga tiba di pendopo kabupaten. Saat berada di Kota Pacitan, secara khusus Piala Adipura diarak keliling melalui desa-desa dan mendapat sambutan meriah dari masyarakat yang melihat langsung di pinggir jalan.

Bupati Pacitan Indartato menerima penghargaan Adipura dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Dok. Pemkab Pacitan

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201120

Page 21: Majalah Sinergis Edisi 003

Sementara itu di Ponorogo, Bupati Amin, yang belum genap setahun menjabat sebagai Bupati bersama Wakil Bupati Hj. Yuni Widyaningsih, berhasil mempersembahkan kado indah bagi warga Ponorogo. Piala Adipura pun bisa kembali hadir di Bumi Reog selama empat kali berturut-turut.

”Penghargaan yang saya dapatkan hari ini, bukan untuk diri pribadi. Semuanya didapatkan karena peran serta seluruh masyarakat Ponorogo. Penghargaan ini untuk rakyat Ponorogo,” seru Bupati Amin.

Seperti diketahui, Anugerah Adipura yang berhasil dicapai Kabupaten Ponorogo merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah pusat kepada kota atas

Bupati Amin Persembahkan Adipura untuk Masyarakat Ponorogo

kinerja melestarikan lingkungan dan menjaga kebersihan. Ada beberapa indikator yang menjadi bahan penilaian dewan juri. Kabupaten Ponorogo sukses meraih nilai cukup tinggi dalam kebersihan taman kota dan fasilitas umum lain seperti pasar, terminal dan alun-alun.

Meski berhasil menjadi juara dan menyisihkan puluhan kabupaten lain di Jawa Timur, Bupati Amin menegaskan, bahwa Anugerah Adipura kali ini bukan akhir dari segalanya. Kesuksesan kali ini akan terus menjadi tantangan Pemkab Ponorogo dan seluruh warga untuk tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Selain itu, penghargaan Adipura harus memiliki dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan hidup masyarakat.

Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga, instansi-instansi terkait, dan jajaran Pemkab setelah bahu membahu membuat gerakan bersih sungai, saluran pembuangan air dan taman kota, sehingga sukses menggapai Adipura yang keempat. “Mudah-mudahan di tahun 2012, Ponorogo bisa mendapat Adipura Kencana,” harapnya.

(Hernawan Priyana, Muh. Nurcholis, Abdul Bastian)

Sorotan“Saya mewakili pemerintah daerah

menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Pacitan, terlebih kepada jajaran pasukan kuning atau petugas kebersihan. Prestasi ini merupakan buah kerja keras seluruh komponen masyarakat,” kata Indartato dalam ucapan terima kasihnya.

Bupati berharap penghargaan Adipura ini mampu meningkatkan motivasi agar dapat mencapai tujuan yang lebih baik. “Mempertahankan itu lebih sulit. Semoga prestasi ini dapat berlanjut di tahun mendatang,” jelas Indartato.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan, Joni Maryono, menyatakan, pencapaian ini merupakan dorongan semangat untuk meningkatkan kebersihan di Pacitan. Intinya, kata Joni, peran serta masyarakat dapat terus ditingkatkan dalam menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah agar tidak menumpuk di pembuangan.

Hal itu pula yang menjadi poin penting penilaian Adipura, yakni memperkecil penggunaan sampah, terutama limbah rumah tangga yang tidak bisa didaur ulang. Untuk mendapat anugerah tertinggi bidang kebersihan tahun ini, lanjut Joni, lebih berat dibanding tahun sebelumnya mengingat peningkatan kriteria evaluasi dari KLH.

“Tujuan peningkatan kriteria dan mekanisme evaluasi Adipura adalah untuk mengurangi disparitas antara hasil evaluasi KLH dengan persepsi masyarakat serta lebih mendekatkan pada kondisi ideal kota yang bersih dan teduh,” terang Joni.

Piala Adipura diarak menyusuri Jalan-jalan protokol di Kabupaten Ponorogo dengan kendaraan hias. Foto: Nurcholis

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 21

Page 22: Majalah Sinergis Edisi 003

Anggota Komisi I DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, memberi bantuan berupa 28 ribu bibit sayur kepada

warga Pacitan yang secara simbolis diterima oleh para Camat dari 12 Kecamatan, Jumat (27/5), di Balai Desa Banjarsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

Dalam pemberian bibit sayuran, Edhie Baskoro berhalangan hadir dan diwakili oleh staff ahli sekaligus Ketua Tim EBY, Bonggas Adhi Chandra. “Kalau semua masyarakat menanam sendiri kebutuhannya seperti sayur mayur, hal itu dapat mengurangi pengeluaran sehari-hari. Selain itu, juga untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian,» tutur Bonggas saat penyerahan bantuan.

Dalam kesempatan yang

Ketua Tim EBY memberi bantuan kepada warga Pacitan di Balai Desa Banjarsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Sumber foto: EBY Team

Edhie Baskoro Yudhoyono Bantu 28 Ribu Bibit Sayur

sama juga diresmikan program rumah pangan lestari. Wakil Bupati Pacitan, Prayitno, mengatakan tujuan dari pengembangan rumah pangan adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengembangkan ekonomi produktif, dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat.

“Rumah pangan merupakan salah satu konsep pemanfaatan lahan pekarangan baik di pedesaan maupun perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan dengan memberdayakan potensi pangan lokal,” kata Wabup Prayitno. Dalam rumah pangan, pekarangan dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya tanaman pangan, buah dan sayuran.

Hal senada juga diungkapkan

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pacitan, Pamuji. Menurutnya, program rumah pangan lestari merupakan sebuah terobosan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri baik secara energi maupun gizi.

Muara dari program rumah pangan tertuju pada pertumbuhan penduduk yang sehat. Selain itu, para petani juga bisa mendapatkan pengetahuan lebih lanjut menyangkut pentingnya kemandirian pangan rumah tangga berbasis pekarangan.

(Hernawan Priyana)

Kilas Dapil VII Pacitan

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201122

Page 23: Majalah Sinergis Edisi 003

Ketua Tim EBY memberi bantuan kepada warga Pacitan di Balai Desa Banjarsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Sumber foto: EBY Team

Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan mengapresiasi respons masyarakat Desa Belah, Kecamatan

Donorojo, Kabupaten Pacitan, dalam mengembangkan hutan rakyat. Dalam kunjungan kerja ke kabupaten yang 70 persen merupakan hutan rakyat (10/6), Menhut pun langsung mengabulkan permohonan bantuan ternak sapi dan kambing bagi petani hutan.

Lahan Donorojo yang sebagian berkontur batu cadas membuat tanaman tidak mudah tumbuh. Masyarakat memiliki budaya

menanam pohon yang tinggi sehingga sumber air terjaga dan cukup untuk mengairi persawahan yang tidak terlalu luas.

Menhut yang didampingi Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan, Harry Santoso, dan Bupati Pacitan, Indartato, sempat berkeliling perkampungan warga menyaksikan pepohonan tumbuh subur di hutan rakyat. Seusai menikmati makanan ringan berbahan baku singkong dan jagung, Menhut spontan masuk ke kawasan hutan rakyat untuk melihat tanaman masyarakat.

Siap Kembangkan Bibit dan Tanggulangi Kerusakan

Menteri Kehutanan Apresiasi Hutan Rakyat

Kilas Dapil VII Pacitan

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengajak masyarakat memupuk budaya menanam pohon. Sumber foto: EBY Team

Masyarakat Donorojo menanam pohon mahoni, bambu, dan jati. Ketiga jenis tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan saat para petani membutuhkan biaya; misalnya, menyekolahkan anak, hajatan, atau menunaikan ibadah haji.

Hutan rakyat Desa Belah mencapai luas 350 hektar yang dikelola oleh 10 kelompok petani hutan. Sebagian besar tanaman sudah berusia di atas 5 tahun. “Kalau sudah menanam pohon swadaya begini, kami (pemerintah, -red) harus membantu perawatannya. Kami akan bantu Rp. 5 juta per hektar supaya

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 23

Page 24: Majalah Sinergis Edisi 003

masyarakat di sini lebih bersemangat menanam pohon,” ujar Zulklifli.

Bupati Indartato menjelaskan, Kabupaten Pacitan, seluas 1.389 kilometer persegi, memiliki kontur 85 persen pegunungan dan perbukitan. Dari luas tersebut, 58 persen hutan dengan 97 persen berstatus hutan rakyat. “Masyarakat tidak perlu disuruh menanam lagi karena sudah paham nilai ekonominya,” ujar Indartato.

Pada saat yang bersamaan pula diserahkan ribuan bibit tanaman keras berbagai jenis serta bantuan kebun bibit rakyat (KBR) kepada kelompok tani setempat dengan total nilai Rp. 2,5 milyar.

Rencana Pemerintah Tanggulangi Kerusakan Hutan

Dalam kesempatan yang sama, Menhut juga menjelaskan upaya pemerintah mencegah kerusakan

dari total lahan. Hal itu disebabkan adanya konversi wilayah, perluasan pemukiman maupun pertumbuhan penduduk. Sedangkan penanaman hutan, mencapai 1 juta hektar per tahun.

Untuk ke depannya, sambung Menhut, program penghijauan akan difokuskan pada pengadaan bibit. Tahun ini, pemerintah akan membangun 10 ribu KBR. Jumlah itu akan ditingkatkan lagi menjadi 15 ribu KBR tahun berikutnya.

Terkait ancaman kebakaran hutan menjelang musim kemarau mendatang, ujar Menhut, pihaknya mewaspadai beberapa titik rawan kebakaran; seperti Riau, Jambi, serta beberapa daerah di Kalimantan Tengah dan Selatan. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan warga membersihkan lahan pertanian dengan membakarnya.

(Hernawan Priyana)

Pemerintah Indonesia memberikan bantuan berupa materi dan bibit tanaman kepada Kabupaten Pacitan. Sumber foto: EBY Team

hutan. Selain melalui gerakan penghijauan di dalam negeri, Pemerintah Indonesia juga berupaya menghambat pengiriman kayu secara serampangan ke luar negeri. Hal ini dilakukan dengan menggandeng sejumlah negara pengimpor kayu tropis, agar hanya menerima kayu dengan dokumen lengkap.

Seperti dikatakan Zulkifli, pihak Kementerian Kehutanan telah bekerjasama dengan beberapa negara di Eropa dan Amerika. Meski begitu, lanjut Menhut tanpa menyebut dengan rinci, masih ada 3 hingga 4 negara lain yang hingga saat ini belum menandatangani kesepakatan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Zulkifli, kasus deforestasi di Indonesia menunjukkan penurunan signifikan. Data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, penebangan hutan per tahunnya hanya sekitar 700 ribu hektar atau 0,7 persen

Kilas Dapil VII Pacitan

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201124

Page 25: Majalah Sinergis Edisi 003

Gencarnya pemberitaan tentang keberadaan Kampung Idiot di Bumi Reyog Ponorogo mengundang keprihatinan

Pemerintah Indonesia.Terbukti, Menteri Sosial (Mensos)

Salim Segaf Al-Jufri didampingi Bupati Ponorogo, H. Amin SH. melakukan tilik desa ke Kampung Idiot, Desa Krebet, Kecamatan Jambon (29/5). “Setelah melihat kondisi kampung ini, kami sangat prihatin. Karena faktor usia dan mental, mereka yang menderita penyakit ini tidak bisa diberdayakan. Maka perlu disediakan warung umum bagi para penderita secara gratis,” ujar Salim.

Timbulnya keinginan Mensos membangun warung umum bagi warga Desa Krebet, setelah Mensos melihat langsung makanan sehari-

hari yang dikonsumsi warga setempat berupa aking dan gaplek. Sementara itu, Bupati Amin mengakui, kasus yang ada di Ponorogo ini tidak bisa ditangani Pemkab Ponorogo sendiri. Maka dari itu bantuan pemerintah pusat sangat dibutuhkan.

Pada kesempatan tersebut, Mensos juga berkenan menyerahkan bantuan sembako secara simbolis kepada Kepala Desa Krebet, Jemiran, disaksikan warga serta Bupati Amin. Jemiran mengaku bersyukur atas kedatangan Mensos yang menawarkan pembangunan dapur gizi untuk warga Kampung Idiot yang mengidap penyakit tersebut.

“Kita juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah membantu warga kami serta akan didirikannya warung umum penuh gizi bagi warga idiot,” terang Jemiran.

Mensos Kunjungi Kampung Idiot Ponorogo

Pemerintah Segera Dirikan Warung Umum

Mensos Salim Segaf Al-Jufri menyerahkan bantuan sembako kepada Kepala Desa Krebet, Jemiran.Sumber foto: Muh. Nurcholis

Senada dengan Jemiran, Miratun, salah satu warga yang menderita penyakit idiot, juga mengaku berterima kasih karena pemerintah peduli terhadap nasib anggota keluarganya.

“Mugi-mugi Gusti Alloh nyukani piwales dumatheng pemerintah ingkang peduli datheng keluargo kulo (Semoga Allah SWT memberi balasan kepada pemerintah yang telah peduli terhadap keluarga kami),” ujar Miratun lirih dengan logat Jawa yang kental.

(Muh. Nurcholis)

Kilas Dapil VII Pacitan

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 25

Page 26: Majalah Sinergis Edisi 003

Kilas Dapil VII Ponorogo

Menteri Sosial (Mensos) DR. H. Salim Segaf Al Jufri, MA memberikan bantuan bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebesar Rp. 520.000.000 untuk 26 KUBE di Ponorogo serta sembako senilai Rp. 50.000.000 untuk

masyarakat Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.”Pemerintah Kabupaten Ponorogo bisa melakukan

langkah strategis dengan mengembangkan sumber daya alam yang ada sehingga apa yang tidak bisa dilakukan pusat, bisa dikerjakan oleh daerah. Melalui peningkatan ekonomi masyarakat, baik melalui usaha pertanian, peternakan maupun sektor yang lain, nantinya diharapkan akan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Mensos saat memberi bantuan kepada perwakilan masyarakat Ponorogo di Pondok Modern Wali Songo, Desa Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo (29/5).

Mensos menyebutkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009, kesejahteraan sosial diprioritaskan bagi masyarakat yang menempati rumah tidak layak, terpencil dan terlantar. Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masih ada 32,5 juta penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin.

”Untuk yang dikategorikan terpencil dan rumah tidak layak huni mencapai 2,3 juta jiwa. Bahkan di Sulawesi

Tengah ditemukan ada warga yang tinggalnya di atas pohon, sehingga hal ini memang memerlukan perhatian,” tandasnya.

Mensos juga berharap bantuan KUBE tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Tolong amanah ini dikelola dengan jujur dan akuntabel,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Ponorogo H. Amin, SH mengucapkan terima kasih atas kunjungan Mensos ke Ponorogo. Bupati Amin juga berharap masyarakat bisa bersinergis dengan Pemkab, Pemprov dan pemerintah pusat dalam menangani masalah sosial, termasuk bencana alam.

Mensos Ajak Santri Pesantren Tebar Kedamaian

Dalam kunjungan ke Pondok Modern Wali Songo, Mensos didampingi Bupati Ponorogo H. Amin, SH serta Plt Sekdakab Ponorogo H. Yusuf Pribadi serta diterima Tri Tunggal Pimpinan Pondok Wali Songo Ngabar yaitu Heru Saiful Anwar, Moh. Ihsan serta Tolhah.

Dia menegaskan, posisi pondok pesantren dewasa ini menempati garda terdepan menghadapi radikalisme, terorisme dan aksi kekerasan lainnya yang belakangan menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

”Sepanjang sejarah, di pondok pesantren mengajarkan kedamaian,” imbuhnya. Dia mengatakan, pondok pesantren melalui aksi sosial nyata selain memajukan umat untuk keselamatan dan kesejahteraan juga menebarkan kedamaian melalui keteladanan yang diajarkan melalui para habib, kyai, ustad/zah dan ulama di tengah masyarkat.

Mensos meminta para santri meneladani pendiri pondok pesantren itu, dan melanjutkan perjuangan karena di masa depan negeri ini membutuhkan para pemimpin yang dapat memberikan keteladanaan yang baik.

Para santri diminta tidak menatap ke belakang, melihat perjalanan bangsa yang buruk. Menoleh ke belakang dianjurkan, tapi untuk dijadikan bahan perbaikan.

(Muh. Nurcholis)

Mensos Serahkan Bantuan Bagi Masyarakat Ponorogo

Mensos saat menyerahkan bantuan KUBE dan sembako kepada masyarakat Ponorogo di Pondok Modern Wali Songo. Sumber foto: Muh. Nurcholis

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201126

Page 27: Majalah Sinergis Edisi 003

Kilas Dapil VII Trenggalek

Setelah sempat terkatung-katung beberapa lama, renovasi Masjid Agung Baiturrahman dilanjutkan kembali. Pemda Trenggalek

akhirnya menyetujui pengucuran anggaran bantuan renovasi rumah ibadah umat Islam tersebut sebesar Rp. 2 miliar.

Pengucuran dana hibah atau bantuan pemerintah yang bersumber dari APBD ini merupakan yang ketiga

sejak proyek pembangunan masjid kebanggaan masyarakat Trenggalek dimulai pada tahun 2004. Konon, bantuan pertama dikucurkan pada tahun 2004 yang ditujukan untuk penyediaan lahan bangunan yang berukuran setengah hektar.Realisasi proyek pembangunan masjid yang semula diperkirakan menelan biaya sebesar Rp. 17 miliar lebih itu kemudian baru dimulai tiga tahun kemudian.

Membangun Rumah Ibadah, Membangun Surga

Pemkab Trenggalek Kucurkan Bantuan Pembangunan Masjid Agung Rp. 2 Miliar

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 27

Page 28: Majalah Sinergis Edisi 003

Saat itu, mantan Bupati Soeharto atas persetujuan DPRD menyepakati pengucuran anggaran sebesar Rp. 3,5 miliar untuk pembangunan masjid agung tahap pertama di belakang masjid lama. Hasilnya cukup memuaskan; dukungan tak hanya muncul dalam bentuk komentar secara mulut-ke-mulut atau opini yang berkembang di media massa tetapi juga mengalir dalam bentuk finansial dan material barang.

Keberhasilan pada kwartal pertama pembangunan rumah ibadah terbesar di Kota Keripik Tempe ini mendapat apresiasi pemerintah daerah setempat sehingga mengucurlah dana hibah/bantuan tahap kedua sebesar Rp. 3,5 miliar pada tahun 2008. Sejak tahun inilah polemik mulai muncul.

Sejumlah kontroversi berlatarbelakang tarik-menarik kepentingan politik maupun ekonomi-bisnis menyebabkan proyek multi years yang direncanakan kelar pada tahun 2009 ini akhirnya terbengkalai. Tidak ada

lagi dana bantuan APBD dan hibah yang diberikan pemerintah pada dua tahun terakhir pemerintahan Bupati Soeharto.

Perbedaan kepanitiaan pengguna anggaran ini pada kelanjutannya sempat mengganggu jalannya proyek rumah ibadah tersebut. Apalagi dalam perkembangannya dibumbui berbagai masalah politik yang kemudian bergeser ke ranah hukum. Akibatnya, proyek pembangunan yang telah mencapai tahap pengerjaan hingga 75 persen itu terpaksa dihentikan.

Sejak pengucuran dana hibah ketiga pada tahun 2008, Pemkab maupun DPRD Trenggalek terkesan ragu untuk mengucurkan dana hibah lanjutan dalam proyek tersebut. Baru setelah tampuk pimpinan berpindah ke Bupati Mulyadi, proyek pembangunan dan renovasi Masjid Agung Baiturrahman dilanjutkan kembali.

Munculnya dugaan ketidakberesan dalam hal pertanggungjawaban anggaran dan ketiadaan dasar kebijakan

pemberian hibah/bantuan membuat DPRD yang semula menyetujui proyek miliaran rupiah ini berbalik menentang. Bantuan keuangan dihentikan, panitia pelaksana renovasi Masjid Baiturrahman juga dievaluasi. Akibatnya, proyek1senilai belasan miliar itu akhirnya dihentikan sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penghentian itu terus berlanjut hingga tahun 2010 dan menjadi salah satu isu strategis saat pemilihan kepala daerah (pilkada) lalu.

“Pembangunannya memang sempat mandek beberapa lama dan sekarang Pak Bupati berinisiatif melanjutkan proyek ini dengan mengucurkan dana hibah senilai Rp. 2 miliar untuk penyelesaian tahap akhir,” terang Kabag Humas Trenggalek, Yoso Mihardi, Rabu (8/6).

Kucuran dana hibah kedua dan ketiga merupakan anggaran untuk proyek pembangunan serta renovasi fisik. Bedanya, bila dana hibah pertama diterima langsung oleh panitia pembangunan masjid yang ditunjuk takmir setempat, maka dana hibah kedua dan ketiga dikelola oleh panitia pembangunan hasil penunjukkan pemkab saat itu.

“Kami hanya menerima dana hibah untuk pembangunan masjid dari pemda senilai Rp. 3,7 miliar, pada tahun 2004. Selanjutnya kami tidak tahu-menahu, kepanitiaannya sudah berbeda,” kata salah seorang sesepuh takmir Masjid Agung Baiturrahman yang tak mau disebut namanya saat dikonfirmasi Sinergis.

Sebagaimana laporan yang disampaikan ketua panitia

Pemerintah Daerah Trenggalek memberikan anggaran bantuan/dana hibah renovasi masjid sebesar Rp. 2 miliar.Sumber foto: EBY Team

Kilas Dapil VII Trenggalek

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201128

Page 29: Majalah Sinergis Edisi 003

pembangunan dan renovasi masjid agung tahap III, Mohammad Dasi, dengan dana Rp. 2 miliar itu sebenarnya proyek pembangunan Masjid Agung Baiturrahman belum akan tuntas 100 persen, namun baru mencapai 75 persen. Oleh karena itu, panitia atas nama takmir masjid agung masih tetap mengharapkan adanya bantuan dari masyarakat maupun Korpri Kabupaten Trenggalek.

“Rencana kami bangunan lama yang masih berdiri akan dibongkar, tetapi khusus untuk bangunan serambi tetap akan kami dipertahankan agar bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan yang ada,” jelas Moh. Dasi.

Bupati Trenggalek, Mulyadi

WR, dalam kesempatan berbeda, menyatakan optimismenya bahwa pembangunan Masjid Agung Baiturrahman bakal tuntas 100 persen. Keyakinannya itu tak lepas dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat Trenggalek, terutama dari keluarga Korpri.

“Kepada seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga kami harapkan untuk menggerakkan stafnya dalam menghimpun dana infaq pembangunan masjid agung ini dengan terlebih dahulu memberi contoh,” imbau Bupati Mulyadi.

Lebih lanjut ia berharap, proyek pembangunan dan renovasi Masjid Agung Baiturrahman tahap III tersebut bisa tuntas sebelum

akhir tahun anggaran 2011 ini. Ia juga meminta kepada panitia pembangunan masjid agar memberi laporan pertanggungjawaban secara rutin, misalnya per minggu, untuk menyerahkan surat pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan dana hibah kepada Pemkab Trenggalek. “Karena dana hibah ini berasal dari APBD, Pemkab tentunya juga ikut bertanggungjawab atas pemanfaatan dana tersebut,” pungkasnya.

(Destyan Sudjarwoko)

Pembangunan dan renovasi Masjid Agung Baiturrahman tahap III dilanjutkan. Sumber foto: EBY Team

Kilas Dapil VII Trenggalek

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 29

Page 30: Majalah Sinergis Edisi 003

Sebesar 40 persen wilayah Kabupaten Ngawi adalah wilayah hutan. Dari 217 desa di Kabupaten Ngawi, 95 desanya terdiri dari desa hutan (desa di sekitar wilayah hutan). Hal ini menggambarkan bahwa banyak

warga Ngawi yang menggantungkan hidupnya pada sektor ekonomi di pinggiran hutan, sehingga perlu dirumuskan kebijakan efektif yang dapat meningkatkan potensi dan sumber daya ekonomi di wilayah sekitar hutan.

Salah satu rencana yang dicanangkan oleh Pemkab Ngawi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar hutan dengan menggalakkan budidaya tanaman kedelai. Hal ini dijelaskan Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemkab Ngawi, Soeharto, bahwa pada tahun 2011 ini Pemkab Ngawi akan melaksanakan program budidaya kedelai bagi masyarakat dan petani di sekitar hutan.

“Kita telah melakukan penelitian dengan menanam 2 hektar kedelai di wilayah Kecamatan Kedunggalar. Untuk selanjutnya kita kembangkan di seluruh desa hutan yang ada di Ngawi,” kata Soeharto. Namun

Ngawi Upayakan Peningkatan Budidaya Kedelai

Bagi Petani di Wilayah Sekitar Hutantidak dapat dipungkiri kendala yang dialami untuk penanaman saat ini adalah faktor cuaca yang tidak menentu, terutama menjelang musim kemarau. Sehingga pelaksanaannya akan menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang tepat.

Lebih jauh Soeharto menjelaskan bahwa pada tahun 2011 Kabupaten Ngawi mendapat bantuan bibit kedelai dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian RI sebanyak 80 ton untuk penanaman di lahan seluas 2000 Ha. Bantuan bibit kedelai dari pemerintah pusat ini memang sangat tepat untuk masyarakat petani di Ngawi, terutama bagi petani di wilayah desa hutan.

Hal ini seperti yang dituturkan Soejarwo, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kecamatan Karanganyar, bahwa masyarakat yang tergabung dalam kelompok LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) sangat mengharapkan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong sektor pertanian di wilayah sekitar hutan. Soejarwo menambahkan saat ini masyarakat di sekitar hutan di Ngawi sangat membutuhkan bantuan bibit seperti palawija, tanaman empon-empon serta bibit kakau, cengkeh dan kopi untuk jenis tanaman

Kilas Dapil VII Ngawi

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201130

Page 31: Majalah Sinergis Edisi 003

perkebunan. Menurut Soeharto, untuk tanaman perkebunan

seperti kakau dan cengkeh lebih cocok di wilayah Ngawi bagian barat, seperti Kecamatan Sine, Ngrambe, Kendal dan Jogorogo. Apabila sektor di pinggiran wilayah hutan ini dapat digarap dengan maksimal bukan tidak mungkin hal ini akan mendorong peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Ngawi.

Untuk terobosan peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan ektensifikasi tanpa membuka lahan baru. Seperti di Ngawi dapat menggunakan lahan Perhutani di sela tanaman jati yang berumur 2-3 tahun di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Unit II Kabupaten Ngawi. Untuk volume produksi mampu menghasilkan 2,0 - 2,3 ton kedelai per hektar.

Dengan rencana penanaman kedelai seluas 2.000 hektar diharapkan potensi penambahan produksi kedelai dari hutan jati di wilayah KPH Ngawi mencapai 4.600 ton kedelai.

Sinergi tingkatkan produksi kedelai

Untuk memaksimalkan program budidaya kedelai ini, sinergi antar satuan kerja (satker) Pemkab Ngawi sangat diharapkan, demi peningkatan kesejahteraan warga Ngawi. Usai panen kedelai bersama Kepala

Balitkabi, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian Prov Jatim, Wakil Kepala Perhutani Unit II Ngawi, Dinas Ketahanan Pangan, dan petani anggota LMDH, Wakil Bupati Ngawi, Onny Anwar Harsono, berharap ke depannya dalam satu hektar mampu mencapai dua ton kedelai.

“Tentu hal ini berprospek cerah bagi peningkatan sektor pertanian di Ngawi. Keberhasilan itu dapat dicapai berkat inovasi budidaya kedelai yang diperkenalkan oleh Balitkabi dan dipraktikkan petani LMDH,” jelas Wabup Ngawi. Oleh karena itu, Wabup meminta sinergi antar satuan kerja (satker) untuk lebih ditingkatkan agar memberi masa depan yang lebih baik kepada petani di sekitar hutan, dan diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan untuk masyarakat di desa sekitar hutan.

Penananaman palawija termasuk kedelai di bawah tegakan hutan jati merupakan salah satu cara efektif untuk peningkatan produksi kedelai. Masyarakat sebenarnya tidak asing dengan bertani, namun untuk benar-benar maksimal tentu memerlukan penangan serius dari pemerintah dengan kebijakan yang terfokus dan efektif.

(Setyo Utomo)

Kilas Dapil VII Ngawi

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 31

Page 32: Majalah Sinergis Edisi 003

Dua kabupaten yang berbatasan, Magetan dan Karanganyar, siap bekerjasama soal pengembangan pariwisata. Bahkan, bila ini terwujud, akan menjadi kekuatan tersendiri yang bisa dijual kepada wisatawan.

Komitmen ini terjadi ketika Bupati Magetan, Sumantri, dan Bupati Karanganyar, Rina Iriani, berdialog di Telaga Sarangan. Dialog digelar oleh RRI Madiun yang dimoderatori Parni Hadi dari LPP Nusantara.

‘’Ada banyak yang bisa dikerjasamakan antara Magetan dan Karanganyar di bidang pariwisata karena potensinya sama-sama besar, dan bertetangga. Apalagi, setelah pembukaan jalan tembus Sarangan-Tawangmangu,’’ kata Sumantri, Selasa (7/6).

Salah satu ide yang muncul, misalnya, Festival Lawu yang menampilkan potensi masing-masing kabupaten. Sehingga, dengan festival ini, wisatawan akan berbondong-bondong ke Sarangan maupun Tawangmangu.

‘’Magetan dan Karanganyar berada di satu wadah. Yakni, Forum Karismapawirogo; suatu forum yang anggotanya kabupaten-kabupaten yang berlokasi di sekitar lereng Gunung Lawu,’’ jelas Sumantri.

Soal pengembangan pariwisata saat ini, lanjut Sumantri, memang butuh perhatian khusus. Sebab, kenyataannya mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. ‘’Terutama menjaga alamnya. Sehingga tetap asri dan nyaman.’’

Sementara, Bupati Karanganyar, Rina Iriani mengatakan, pihaknya menomorsatukan pariwisata, sebab Karanganyar memiliki potensi yang besar di bidang ini. ‘’Pariwisata berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat kami,’’ ujar Rina.

Salah satu upaya menomorsatukan pariwisata di kabupaten-kabupaten tersebut adalah dengan membangun infrastruktur dan manajemen pengelolaan kawasan wisata di Tawangmangu dan sekitarnya. ‘’Soal pariwisata, kita harus teliti hingga hal-hal yang paling kecil sekalipun. Lalu, bagaimana Pemkab menata pedagang. Agar wisatawan merasa dimanjakan matanya, pikirannya menjadi segar,’’ ungkap Rina. (Fahriansyah)

Dialog antara Bupati Magetan Sumantri dan Bupati Karanganyar Rina Indriani mengenai Pengembangan Pariwisata Gunung Lawu.Sumber foto: EBY Team

Pengembangan Pariwisata Gunung Lawu

Kilas Dapil VII Magetan

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201132

Page 33: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 33

Kilas Dapil VII Magetan

Bupati Magetan Dianugerahi Gelar Kebangsawanan

Seorang anak petani asal desa Kedung Guwo, Sukomoro, dianugerahi gelar kebangsawanan dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Drs. H. Sumantri, MM, yang juga berperan sebagai Bupati Magetan, dianugerahi gelar tersebut melalui GPH Puger (Pengageng Sasono Kusumo

Wandono), Minggu (26/6). Gelar yang disematkan padanya, membuat tambahan pada namanya yang kini menjadi Kanjeng Raden Ario Sumantri Noto Adinagoro.

“Saya tidak pernah bermimpi, tidak menyangka sama sekali. Saya sangat terharu. Sesungguhnya, bukan ini tujuan saya melestarikan budaya Jawa. Bukan gelar kebangsawanan yang saya cari dalam mengembangkan seni dan budaya khususnya Jawa,” tutur Sumantri terharu.

Sumantri tak berubah. Ia tetap bersahaja dan sederhana meski telah menjadi kerabat keraton. “Baru sedikit yang saya lakukan. Saya masih akan mengembangkan dan melestarikan budaya Jawa,” ucapnya. Sumantri yang telah mengkoordinir karawitan, akan meluaskannya hingga

kecamatan. Kesenian wayang kulit dan ketoprak akan ia kembangkan agar tak tergerus jaman.

Kepedulian Sumantri terhadap seni dan budaya membuat orang-orang terdekatnya merasa bahwa ia memang patut mendapatkan anugerah dari keraton. “Saya bangga, beliau sangat pantas dianugerahi gelar tersebut. Beliau seorang seniman sejati,” kata Kabag Humas dan Protokol, Saif Muchlissun.

Beberapa rekan kerja, seperti Ketua DPRD Joko Suyono, Sekda Abdul Azis, hingga sekretaris pribadinya pun mengakui hal yang sama. Selebihnya, anugerah itu membuat seluruh warga Magetan bangga. “Semua bangga. Bahkan, para anggota satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sampai menanyakan kepada saya bagaimana cara mereka mengapresiasi beliau sebagai wujud mangayubagyo atas anugerah tersebut,” kata Sekda Abdul Azis. Fariansyah

Page 34: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201134

Belum resmi rasanya bila bertandang ke Magetan tapi melewatkan kunjungan ke Telaga Sarangan. Telaga dengan luas sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter itu merupakan ikon wisata di Kabupaten Magetan. Begitu indahnya

Telaga Sarangan mendorong Kabupaten Magetan untuk menyatakan diri sebagai kota wisata.

Telaga Sarangan yang menjadi obyek wisata andalan Magetan ini berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat kota. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata.

Dengan suhu udara antara 18 hingga 25 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya. Ada banyak pilihan untuk menjelajahi telaga; dengan berkuda mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat. Ada 51 perahu motor dan 13 becak air yang dapat digunakan untuk menjajaki telaga.

Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia; seperti rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.

Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Hidangan khas yang dijajakan dan diminati pengunjung di sekitar telaga adalah sate kelinci.

Demikian pula keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai souvenir yang memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk memperoleh cinderamata.

Telaga Sarangan memiliki beberapa kalendar event penting tahunan; yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.

Pemkab Magetan tengah membuat proyek jalan tembus yang menghubungkan Telaga Sarangan dengan obyek wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Proyek pelebaran dan pelandaian jalan curam yang menghubungkan dua daerah tersebut kini sudah selesai, namun belum beroperasi secara penuh.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) MeningkatDari tahun ke tahun, target retribusi masuk kawasan

wisata Telaga Sarangan terus naik. Tahun 2011, pendapatan asli daerah (PAD) dari ikon wisata Magetan itu ditargetkan sebesar Rp. 2,5 miliar. Sebelumnya, PAD dari retribusi masuk Telaga Sarangan pada APBD 2010 ditargetkan Rp. 1,9 miliar. Kemudian, setelah melalui perubahan, APBD naik menjadi Rp. 2,1 miliar.

Tarif retribusi untuk masuk kawasan Telaga Sarangan tetap sebesar Rp. 4.000 untuk dewasa, Rp. 3.000 untuk anak-anak, Rp. 3.000 untuk parkir kendaraan roda empat dan Rp. 1.000 untuk parkir kendaraan roda dua.

“Melihat trennya, kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun memang naik. Kami optimis mampu mencapai target,” jelas Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Siran.

Optimisme Disparbupora ini cukup beralasan. Sebab, infrastruktur pendukung, yakni jalan tembus Sarangan-Tawangmangu, khususnya di wilayah Jawa Timur, sudah mulai dioperasikan. Sedangkan jalan tembus di Provinsi Jawa Tengah, masih menunggu rampungnya pembangunan jembatan di Karanganyar.

“Kalau pembangunan jembatan di Karanganyar tersebut selesai tahun ini, kami semakin optimis mampu mencapai target PAD, karena armada bus dari arah Jogja dan Jawa Tengah akan semakin lancar,” ungkap mantan pejabat di Dinas Pendidikan tersebut.

Siran mengakui, tingkat kunjungan wisatawan dari Jogjakarta dan Jawa Tengah ke Telaga Sarangan cukup tinggi. Apalagi, setelah peristiwa meletusnya Gunung Merapi, banyak obyek wisata di provinsi tetangga yang sedang dibenahi. Hal ini tentu saja menguntungkan obyek pariwisata Telaga Sarangan sebab banyak wisatawan lokal yang mencari alternatif tempat wisata.

Selain rampungnya jalur Sarangan-Tawangmangu, Disparbudpora akan lebih sering memanfaatkan momen untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan. Diantaranya adalah liburan sekolah, lebaran, bersih desa dan tahun baru. Sementara itu, untuk perayaan pergantian tahun ini, di Sarangan akan digelar pesta

Telaga SaranganIkon Wisata di Perbatasan

pesona

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201134

Page 35: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 35

kembang api dan pentas musik dangdut. “Kami akan berusaha maksimal mempromosikan pariwisata Telaga Sarangan,” tegas Siran.

Gebrakan untuk mempromosikan kawasan wisata juga dilakukan dengan menggandeng daerah tetangga, yakni Kabupaten Karanganyar. Magetan dan Karanganyar akan merancang Festival Lawu yang tak hanya mempromosikan wisata, tapi juga seni dan budaya dua daerah bertetangga itu. “Karanganyar dikunjungi hampir 5 juta wisatawan per tahunnya, kalau kita bisa mendatangkan separuh yang berkunjung ke Karanganyar itu, maka pendapatan Magetan akan jauh meningkat,” kata Bupati Magetan, Sumantri.

Magetan kini juga bekerja keras untuk menghijaukan lereng Gunung Lawu agar Sarangan kian sejuk. “Saya akui dengan penebangan hutan, kunjungan yang banyak, dan polusi, Sarangan tidak sesejuk dulu, kami akan bekerja keras untuk mengembalikan kesejukan Sarangan,” lanjut Sumantri.

(Fahriansyah)

pesona

Di sela-sela kesibukannya saat mengunjungi Magetan, Edhie Baskoro Yudhoyono meluangkan waktu untuk singgah menikmati keasrian alam dan sejuknya udara di Telaga SaranganSumber foto: EBY Team

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 35

Page 36: Majalah Sinergis Edisi 003

Bupati Trenggalek, Mulyadi WR, Wakil Bupati Trenggalek, Kholiq, Ketua DPRD, Saniman Akbar Abas, dan sejumlah SKPD terkait mengadakan kunjungan ke lokasi bencana untuk mengetahui kerusakan infrastruktur

akibat banjir bandang yang terjadi pada Jumat (20/5) lalu.

Beberapa lokasi yang dikunjungi yaitu Desa Nglebo dan Desa Suruh di Kecamatan Suruh, Desa Jati di Kecamatan Karangan, dan Desa Bendoagung di Kecamatan Kampak.

Di Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Bupati meninjau kondisi jembatan yang putus dan hanyut karena derasnya aliran sungai pada saat banjir melanda. Akibat putusnya jembatan sepanjang 25 meter tersebut, mobilitas 600 kepala keluarga di Dusun Salam dan Dusun Maja, Desa Nglebo, sempat terputus total. Selain itu, akses dari dusun tersebut menuju Kecamatan Pule juga terhambat, karena satu-satunya jalan yang ada tertimbun tanah longsor.

Menyikapi kondisi itu, Bupati berjanji akan berupaya semaksimal mungkin untuk membangun kembali jembatan yang ada. Namun Bupati mengharapkan pengertian masyarakat bahwa pembangunan tersebut perlu proses dan waktu yang tidak sebentar.

Sembari menunggu terwujudnya jembatan permanen, maka Bupati memerintahkan Camat Suruh dan Kades Nglebo untuk gotong royong membangun jembatan darurat yang bisa dilalui kendaraan roda dua

Banjir BandangBupati Kunjungi Lokasi Bencana dan

Menyerahkan Bantuan

Seorang ibu rumah tangga di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, berusaha mengungsi. Banjir kiriman yang melanda pemukimannya menyebabkan warga panik dan berusaha menyelamatkan barang-barang/harta benda miliknya masing-masing.Sumber foto: EBY Team

Siaga Bencana

agar kedua dusun tersebut tidak terisolasi. Begitu juga untuk mengatasi longsoran tanah yang memutus akses jalan menuju Kecamatan Pule.

Beranjak dari Desa Nglebo, Bupati dan rombongan meninjau Dam Suruh yang roboh diterjang banjir. Dari tempat tersebut dapat diketahui bahwa kedalaman Sungai Suruh sangat dangkal dan alur sungai sudah jauh bergeser dari yang semula. Sehingga ketika dilewati air bah, sungai tersebut tidak mampu menampung debit air, akibatnya air melimpah ke pekarangan dan rumah warga sekitar.

“Sepertinya normalisasi sungai harus segera dilakukan dengan perencanaan yang matang,” ujar Bupati usai melihat kondisi Dam Suruh. Dalam kesempatan tersebut, Bupati secara simbolis juga menyerahkan bantuan sembako sebanyak 250 paket kepada masyarakat Suruh.

Sebelum melanjutkan ke Kecamatan Kampak, Bupati meninjau kondisi Desa Jati, Kecamatan Karangan. Akibat banjir, kondisi Desa Jati cukup parah dan banyak rumah yang terendam air dengan ketinggian 0,5 – 1,5 meter. Di tempat ini, Bupati juga menyerahkan bantuan sembako secara simbolis sejumlah 250 paket.

Di Kecamatan Kampak, Bupati meninjau kondisi SMPN I Kampak. Saat banjir kemarin, air menggenang sekitar 1 meter, sehingga banyak buku yang terendam. Selain itu pagar tembok di belakang sekolah sepanjang kurang lebih 100 meter roboh. Ketika Bupati datang ke lokasi, para guru sedang kerja bakti membersihkan endapan lumpur di ruang kelas dan halaman. Di tempat

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201136

Page 37: Majalah Sinergis Edisi 003

Siaga Bencana

ini pula, Bupati secara simbolis menyerahkan bantuan kepada warga Desa Ngadimulyo yang rumahnya rusak terkena tanah longsor.

“Kerugian akibat bencana banjir ini, berdasarkan perhitungan sementara kami, ditaksir mencapai kisaran Rp. 15 miliar. Padahal dana cadangan kami yang tersedia di APBD sampai saat ini hanya sebesar Rp. 1,2 miliar. Jelas ini sangat terbatas,” terang Bupati Mulyadi.

Meskipun begitu, Bupati berjanji untuk terus mengupayakan bantuan dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jatim. “Oleh karena itu kami akan mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi Jawa Timur, mumpung saat ini Pemprov Jatim belum melakukan pembahasan perubahan APBD, khususnya untuk infrastruktur yang memerlukan dana besar,” ujarnya.

Sedangkan langkah tanggap darurat yang telah dilaksanakan pada banjir bandang kali ini adalah menyelamatkan warga terlebih dahulu, yaitu dengan penyediaan nasi bungkus maupun sembako. Pengiriman air bersih dari PDAM ke sejumlah desa yang membutuhkan karena sumurnya masih tercemar, pembagian kaporit untuk penjernihan sumur warga, dan penyediaan sarana kesehatan di sembilan puskesmas merupakan langkah-langkah sigap yang dilakukan atas dasar keselamatan warga.

Agar bencana serupa tidak terjadi secara terus-menerus, menurut Bupati ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Kegiatan reboisasi, terutama di wilayah pegunungan perlu ditingkatkan dengan melibatkan masyarakat. Berikutnya adalah pembangunan waduk kecil di sejumlah tempat, sehingga bisa menampung air hujan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan Bendungan Tugu. Jika Bendungan Tugu bisa terwujud, maka banyak manfaat yang bisa dihasilkan, salah satunya adalah pengendalian banjir.

Bupati Trenggalek, Mulyadi W.R., secara simbolis menyerahkan bantuan uang untuk rehabilitasi bangunan rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di halaman SMPN 1 Kampak, Kecamatan Kampak, Sabtu (21/5). Sumber foto: EBY Team

Oleh karena itu Bupati meminta dukungan semua pihak agar bendungan tersebut bisa terwujud. “Belum lama ini kami berserta Pimpinan DPRD Kabupaten Trenggalek sudah menghadap Menteri PU terkait Bendungan

Tugu. Pada prinsipnya Menteri PU menyambut positif rencana tersebut, namun tentunya diperlukan proses” tegas Bupati.

Selanjutnya, Bupati menjelaskan bahwa dalam peninjauan ke lokasi bencana ini Ketua DPRD memang diminta ikut serta, dengan harapan agar mengetahui secara langsung kerusakan infrastruktur yang terjadi, dan tentunya untuk menyerap aspirasi masyarakat. Sehingga ketika eksekutif

mengajukan anggaran terkait penanganan bencana ini, diharapkan legislatif sudah langsung tanggap, karena sudah mengetahui secara langsung.

Pada kesempatan lainnya, Anggota DPR RI asal dapil VII Jawa Timur, Edhie Baskoro Yudhoyono ikut tergerak untuk memberikan bantuan berupa paket sembako kepada korban banjir di Trenggalek.

Pemberian bantuan melalui koordinator wilayah Trenggalek, Destyan Sujarwoko, dilaksanakan di Desa Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek.

Menurut Ibas, sapaan Edhie Baskoro, pemberian ala kadarnya tersebut sekedar untuk meringankan beban penderitaan warga korban banjir.

Ia juga mengapresiasi tindakan yang dilakukan pemkab Trenggalek yang merespons langsung kebutuhan warga korban yang mengalami kesusahan. "Harapannya, pejabat di daerah bisa selalu peka terhadap permasalahan yang dialami masyarakat sehingga dapat mengurangi penderitaan mereka," ujar Ibas saat ditemui di ruang kerjanya di Senayan, Jakarta.

(Destyan Sudjarwoko)

"Harapannya, pejabat di daerah bisa selalu peka terhadap permasalahan yang dialami masyarakat sehingga dapat mengurangi penderitaan mereka," ujar Ibas saat ditemui di ruang kerjanya di Senayan, Jakarta.

Siaga Bencana

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 37

Page 38: Majalah Sinergis Edisi 003

Kabupaten Ponorogo berhasil meraih Piala Adipura untuk keempat kalinya. Hal ini tidak terlepas dari peranan semua elemen yang bahu-membahu dalam melakukan penataan lingkungan.

Seperti apa pengelolaan lingkungan dan bagaimana apresiasi Pemkab Ponorogo? Berikut hasil petikan wawancara dengan Bupati Ponorogo H. Amin, SH dengan Koordinator Daerah Ponorogo, Muh. Nurcholis, ditemui usai Kirab Piala Adipura di Ponorogo, Jumat (10/6) lalu.

Sinergis: Bapak Bupati Amin, selamat atas kesuksesan Ponorogo dalam meraih Piala Adipura.

Amin: Terima kasih. Saya pikir ini memang suatu kebanggaan bagi kita semua, khususnya untuk masyarakat Kabupaten Ponorogo sehingga keberhasilan ini bisa kita capai. S: Bisa digambarkan, bagaimana konsep pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Pemkab Ponorogo sehingga bisa meraih Piala Adipura untuk keempat kalinya?

A: Seperti diketahui, sebelumnya Ponorogo telah meraih Adipura tiga kali berturut-turut. Hal ini merupakan mekanisme melalui proses yang sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kita hanya butuh menjaganya.

Adipura Hasil Kerja Keras Semua Pihak

Bupati Ponorogo H. Amin SH. bersama Wakil Bupati Yuni Widyaningsih bangga dengan Piala Adipura 2011 yang diraih Kabupaten Po-norogo keempat kalinya secara berturut-turut.Sumber foto: Muh. Nurcholis

Inspirasi

Bupati Ponorogo, H. Amin, SH:

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201138

Page 39: Majalah Sinergis Edisi 003

“Insya Allah, saya kira kita akan tetap berupaya untuk mempertahankannya, karena

penghargaan ini adalah spirit yang memberi motivasi untuk berbuat bagi lingkungan. Dan kita akan berupaya untuk lebih baik lagi ke depannya. Ini merupakan tekad bersama.“

Keberhasilan yang kita raih ini tidak terlepas dari kekompakan seluruh elemen. Semua itu telah diperlihatkan oleh semua dinas atau instansi yang ada. Walaupun Kantor Lingkungan Hidup Pemkab Ponorogo bertindak sebagai leading sector, namun itu tidak akan terwujud jika tidak mendapatkan dukungan dari semua instansi yang juga tak kalah antusiasnya dalam menata dan melestarikan lingkungan. S: Benar. Kadang mempertahankan lebih sulit daripada menggapai puncak. Apa kiat yang akan dilakukan pihak pemerintah daerah selanjutnya? A: Insya Allah, saya kira kita akan tetap berupaya untuk

mempertahankannya, karena penghargaan ini adalah spirit yang memberi motivasi untuk berbuat bagi lingkungan. Dan kita akan berupaya untuk lebih baik lagi ke depannya. Ini merupakan tekad bersama. S: Keberhasilan ini tak terlepas dari peranan Pasukan Kuning (petugas kebersihan). Mereka berkontribusi besar terhadap sukses yang diraih ini. Seperti apa bentuk apresiasi Pemkab terhadap mereka? A: Tentunya mereka tak lepas dari perhatian kami. Dinas Pekerjaan Umum, melalui Pasukan Kuning, merupakan salah satu bagian dari instansi yang mampu bekerja dan menjaga kebersihan wilayah. Kendati mereka bukan satu-satunya indikator atas keberhasilan ini karena banyak instansi lainnya juga ikut berperan, namun kita tetap akan memberikan apresiasi terhadap mereka. S: Beberapa instansi dianggap masih kurang berperan aktif terhadap isu pembenahan dan pelestarian lingkungan. Ada pertimbangan untuk melakukan evaluasi atau pembinaan terkait hal itu? A: Semua instansi akan kita libatkan dalam hal ini. Dan Kantor Lingkungan Hidup akan berperan sebagai koordinator. Pasca selesainya penerimaan Piala Adipura, kita akan kembali membicarakan persoalan pembenahan lingkungan secara bersama-sama. Tujuannya tentu saja untuk tetap mempertahankan prestasi ini karena merupakan tangung jawab kolektif. Mempertahankan Piala Adipura bukan hanya tugas pasukan kuning semata, namun juga Kantor Lingkungan Hidup bersama masyarakat akan terus melakukannya. Ini tugas bersama. Kita berharap semuanya dapat terlibat untuk mempertahankan apa yang sudah diraih dan terus meningkatkan prestasi. S: Lalu seperti apa rencana pengelolaan lingkungan untuk ke depannya pasca diraihnya Piala Adipura? A: Piala Adipura, bukan hanya menyangkut persoalan kebersihan, namun juga menyangkut lingkungan yang teduh. Sesuai perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia meminta kita semua, khususnya Gubernur

dan Bupati supaya penghijauan lebih ditingkatkan. Terutama penanaman pohon lindung seperti Trembesi.

S: Apa harapan anda? A: Sebagai Bupati Ponorogo, saya sangat mengharapkan agar ke depannya masyarakat ikut berpartisipasi lebih aktif lagi untuk bersama-sama menjaga

lingkungan. Mari kita jadikan daerah kita lebih bersih dan teduh. Selain itu saya juga berharap pada tahun 2012 mendatang, Piala Adipura Kencana dan Piala Adiwiyata bisa diraih masyarakat Kabupaten Ponorogo.

(Muh. Nurcholis)

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 39

Page 40: Majalah Sinergis Edisi 003

Pro RakyatPemerintah Selalu Pro Rakyat

Salah satu Program Pro Rakyat yang saat ini dijalankan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah Program Keluarga

Harapan (PKH) yang telah berjalan sejak 2007. Program serupa, yang dikenal dengan Conditional

Cash Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat, telah dilaksanakan di beberapa negara dan cukup berhasil. Meski kerap disamakan, PKH bukan berupa kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. Namun, PKH lebih dimaksudkan sebagai upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.

Menurut Heru Purwanto selaku Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM yang telah ditetapkan sebagai peserta PKH.

“Agar memperoleh bantuan, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan dan komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan dan kesehatan,” ujar Heru saat mendampingi Bupati Ponorogo, H. Amin SH pada penyerahan bantuan dana PKH Tahap I Tahun 2011 di Balai Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo beberapa waktu lalu.

Peserta PKH adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memenuhi satu atau beberapa kriteria berikut; memiliki ibu hamil/nifas, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, anak usia SD dan SLTP, dan anak 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Sasaran RTSM untuk seluruh Kabupaten Ponorogo sebanyak 7.216 RTSM yang tersebar di 11 Kecamatan dengan nominal dana sebesar Rp. 2.052.750.000. Sementara untuk Kecamatan Badegan yang secara simbolis diserahkan Bupati Amin adalah sebanyak 862 RTSM dengan nominal dana sebesar Rp. 257.700.000.

Program ini diharapkan berkesinambungan

Bupati Ponorogo Secara Simbolis Serahkan PKHsetidaknya sampai tahun 2015 dan mampu berkontribusi untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau MDGs).

Setidaknya ada 5 komponen MDGs yang didukung melalui PKH; yaitu pengurangan penduduk miskin ekstrim dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan pengurangan kematian ibu melahirkan.

Dengan PKH, diharapkan RTSM penerima bantuan memiliki akses yang lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi termasuk menghilangkan kesenjangan sosial, ketidakberdayaan dan keterasingan sosial yang selama ini melekat pada diri warga miskin.

Sebagai program dana tunai bersyarat, PKH memiliki tujuan akhir yang mulia, yaitu memberikan insentif bagi generasi penerus agar kelak mampu membawa keluarganya keluar dari garis kemiskinan. Melalui program ini diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan, meningkatkan SDM serta merubah perilaku RTSM yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan.

Heru Purwanto menambahkan penyelenggaraan PKH bersifat multi sektor baik di pusat maupun di daerah yang melibatkan instansi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa serta masyarakat. “Pemerintah juga menugaskan pekerja sosial untuk melaksanakan tugas pendampingan RTSM penerima program dan membantu kelancaran pelaksanaan PKH yang biasa disebut tenaga pendamping,” terangnya.

Heru kemudian menjelaskan, “Bila salah satu ketentuan dilanggar oleh RTSM yang menerima PKH maka dana bantuan dapat dihentikan”. Membawa anak usia 0-6 tahun secara rutin ke fasilitas kesehatan merupakan salah satu aturan yang wajib ditaati. Serta menyekolahkan anak usia 7-15 tahun, dan anak usia 16-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar dengan pemenuhan absensi sekurang-kurangnya 85 persen.

Sedangkan Bupati Amin menyampaikan beberapa pesan penting kepada para penerima dana PKH agar menggunakan dana tersebut sesuai dengan peruntukannya. “Dana yang diterima harus digunakan sesuai dengan PKH tersebut, dan bagi yang tidak sesuai penggunaannya bisa disampaikan kepada Kepala Desa setempat,” terang Amin.

Meski telah memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat, Bupati Amin mengimbau agar masyarakat tidak terlena dengan bantuan yang diberikan ini. Menurutnya, bantuan bersyarat yang diberikan untuk mengurangi beban masyarakat. Bantuan yang diberikan katanya, hendaknya dijadikan motivasi bagi masyarakat Ponorogo untuk lebih giat lagi bekerja.

(Muh. Nurcholis)

Bupati Amin menyerahkan secara simbolis bantuan untuk masyarakat. Foto. Muh. Nurcholis

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201140

Page 41: Majalah Sinergis Edisi 003

Bertempat di kantor DPP Partai Demokrat di Graha Kramat, Jakarta, Minggu (5/6), segenap jajaran pengurus DPP Partai Demokrat bertemu delegasi Partai Komunis China. Pertemuan antara dua partai penguasa di negara masing-masing

disinyalir membahas peluang peningkatan kerja sama kedua pihak di masa mendatang.

Bersama sejumlah petinggi DPP Partai Demokrat lainnya, Ketua Umum Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, menyambut kunjungan Partai Komunis China yang dipimpin langsung oleh Ketua Biro Politik Li Yuanchao.

Li Yuanchao menyambut baik pernyataan Anas Urbaningrum mengenai tawaran kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua pihak. Li bahkan menawarkan undangan kunjungan pimpinan tingkat tinggi Partai Demokrat ke China dan kerja sama bagi peningkatan kader di bidang penguatan kelembagaan partai.

Kerja sama ini dilakukan bagi peningkatan kapasitas kader kedua partai melalui pelatihan dan juga membahas perhatian serius terhadap isu-isu strategis kawasan

di tingkat regional maupun internasional di bidang perdagangan, ekonomi, energi, ilmu pengetahuan, sosial dan politik.

Pertemuan tersebut juga berisi penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Partai Demokrat, yang diwakili Ketua DPP Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf, dan Yang Yanyi, Ketua International Relation Department Partai Komunis China.

Memorandum of Understanding (MoU) tersebut, jelas Nurhayati, berisi keinginan untuk saling kunjung-mengunjungi antar petinggi partai, pelatihan kader muda kedua partai, dan membuka hubungan kerjasama untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Misalnya kedua partai sepakat menjalin kerjasama ekonomi, perdagangan investasi, memfasilitasi dan memperlancar hubungan hubungan kedua negara melalui partai,” lanjut Nurhayati.

Berbagai sumber(Abdul Bastian)

Partai Demokrat Jalin Kerjasama dengan Partai Komunis China

Keterangan foto: Sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat menjalin kerjasama dengan Partai Komunis China di kantor DPP Partai Demokrat di Jakarta (5/6). Sumber foto: EBY Team

Info DPP

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 41

Page 42: Majalah Sinergis Edisi 003

Gorontalo - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, bersama Sekretaris Jendral, Edhie Baskoro Yudhoyono, disambut dengan dikili (atau zikir dalam bahasa Gorontalo), yang biasa dilantunkan pada saat merayakan Maulid Nabi, saat pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) II Partai Demokrat di Gorontalo (27/5).

Desa wisata religi yang terletak di Desa Bobohu Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, yang lokasinya berada di perbukitan, dipilih sebagai tempat untuk Musda ke-II Partai Demokrat kali ini.

Saat memasuki tempat acara musyawarah, Anas dan Ibas, sapaan akrab Edhie Baskoro Yudhoyono, bersama rombongan

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, berhenti sejenak mendengarkan zikir yang dilantunkan oleh salah seorang pemuka adat setempat. Setelah itu, keduanya ikut menyaksikan pemandangan desa wisata religi.

Dalam sambutannya, Anas menjelaskan bahwa spirit desa wisata religi harus dijadikan ruh dalam melaksanakan musyawarah daerah Partai Demokrat Gorontalo. "Spirit dari desa ini harus memberikan nyawa bagi pelaksanaan musyawarah sehingga menghasilkan pemimpin bersih, cerdas, dan santun," Ungkap Anas.

Anas menjelaskan kepada kadernya agar tidak menjadikan Partai Demokrat sebagai partai yang

Musda DPD PD Gorontalo

Spirit Desa Religi Jadi Ruh Musyawarah Daerah

mengasingkan diri dan ekslusivitas di hadapan masyarakat. "Tapi kita harus berbaur bersama masyarakat demi memajukan Provinsi Gorontalo," kata Anas.

Dengan berakhirnya Musda II Partai Demokrat, Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, terpilih menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Gorontalo. Enam ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat se-Gorontalo sepakat memilih Gusnar Ismail memimpin DPD Partai Demokrat menggantikan ketua sebelumnya, Iwan Bokings.

Berbagai Sumber (Abdul Bastian)

Info DPP

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201142

Page 43: Majalah Sinergis Edisi 003

Surabaya - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menghadiri Musyawarah Daerah II Jawa Timur di Empire Palace, Surabaya (10/6). Setibanya di lokasi acara, Anas dan Ibas disambut oleh rangkaian bunga melati dan tarian Reog Ponorogo.

Fandi Utomo, Ketua Panitia Musda Jatim, menuturkan Musda kali ini diikuti sekitar 40 peserta atau pemilik suara yang terdiri dari 38 ketua DPC Demokrat se-Jawa Timur, ditambah satu Ketua DPD dan satu perwakilan DPP.

Ketua DPD Demokrat Jawa Timur, Ibnu Hadjar, mengatakan agenda Musda kali ini membahas tiga hal; yaitu penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus lama, penyusunan dan penetapan agenda kerja DPD, serta pemilihan

Ketua DPD Demokrat Jawa Timur yang baru. Soekarwo, yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, berhasil memimpin Partai Demokrat Jawa Timur setelah terpilih secara aklamasi dalam Musda II ini.

Sebelumnya, Soekarwo mengatakan dirinya telah mendapat restu dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk maju sebagai kandidat ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur dalam Musda II ini.

Soekarwo juga mengaku akan merangkul seluruh partai sehingga menciptakan budaya berpolitik kebersamaan yang santun dan tidak saling menjatuhkan. Untuk langkah ini, dirinya berjanji akan segera menemui seluruh ketua partai politik yang ada di Jawa Timur.

Musda DPD PD Jawa TimurCiptakan Budaya Politik

Kebersamaan yang Santun

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, didampingi Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono, membuka Musyawarah Daerah II Jawa Timur (10/6).Sumber foto: EBY Team

Info DPP

Selain Soekarwo, ada tiga kandidat lain yang maju sebagai calon ketua Partai Demokrat Jatim. Mereka adalah Mantan Ketua DPD Demokrat Bagus Haryosuseno, Ketua DPRD Jatim Imam Sunardhi, serta Sekretaris DPD Demokrat Jawa Timur Fandi Utomo.

Musda II Jawa Timur pun akhirnya ditutup dengan pemberian santuan kepada ratusan anak yatim di Surabaya, keesokan harinya, Sabtu (11/6). Sebanyak 200 anak yatim dari lima lembaga panti asuhan di Surabaya mendapatkan santunan berupa uang tunai dan bingkisan dari panitia musda dan Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim.

Berbagai Sumber (Abdul Bastian)

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 43

Page 44: Majalah Sinergis Edisi 003

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono kembali menyambangi remaja di

Malang dalam rangkaian seleksi Tunas Garuda. Pemilihan remaja berumur 14-16 tahun resmi dibuka oleh Anas di stadion Gajayana, Malang, Jumat (24/6).

Sebagai bagian dari program Demokrat Bakti Negeri, Anas dalam pidatonya berharap, Tunas Garuda dapat memberikan kontribusi besar bagi sepak bola Tanah Air. “Sepakbola bukan hanya olahraga populer, tapi juga sebagai jembatan membangun nasionalisme. Ada sesuatu yang kosong dalam persepakbolaan Indonesia, yakni proses pembibitan dan pembinaan usia dini,” kata Anas dalam sambutan pembukaannya.

Para peserta yang lolos seleksi akan diikutsertakan dalam sebuah coaching clinic dari pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl. “Alfred akan membagi pengalamannya sebelum pemenang seleksi berangkat ke London,” jelas Anas. Keterlibatan Alfred Riedl tersebut untuk memberikan pengetahuan dan teknik sepak bola kepada para finalis seleksi Tunas Garuda sebelum

Finalis Tunas GarudaDilatih Alfred Riedl

diberangkatkan berguru ke Arsenal, September mendatang.

“Kita tahu Riedl mempunyai kemampuan melatih yang tidak diragukan lagi. Terbukti dia mampu membawa timnas Indonesia tampil gemilang di Piala AFF kemarin. Ini kesempatan emas, bahwa ia mau memberikan kemampuan sepak bola kepada para finalis hasil seleksi Tunas Garuda,” lanjut Anas.

“Selama di Arsenal nanti, para bintang Tunas Garuda ini akan mendapatkan pelatihan dari klub yang berjuluk ‘Meriam London’ tersebut, mulai dari pengembangan kemampuan teknik dasar sepak bola hingga pada materi pembentukan mental pemain dunia. Selain itu, tentu mereka juga berkesempatan berlatih tanding dengan Arsenal junior selama di sana,” ujar Anas lagi.

Ia juga mengatakan, para pemain berbakat ini diharapkan mampu memberikan sumbangsihnya kepada kemajuan persepakbolaan nasional, bahkan kebesaran timnas Indonesia di dunia internasional. “Tunas Garuda merupakan kepedulian kita untuk membangkitkan kembali persepakbolaan nasional di era 1960-an. Harapan itu ada karena kita bersama menyaksikan betapa

luar biasanya timnas kita saat tampil di Piala AFF beberapa waktu lalu. Meski kita tidak juara, tapi semangat sepak bola nasional begitu besar, tapi manajemennya tidak bagus,” paparnya.

Program Tunas Garuda rencananya akan digelar di sembilan kota dan sejauh ini sudah menyambangi lima kota antara lain Bandung, Palembang, Makassar, dan Jayapura. Dari setiap kota akan diseleksi empat terbaik yang akan mengikuti seleksi final di Jakarta, 18 September hingga 1 Oktober 2011.

Dari total 36 peserta akan diciutkan kembali menjadi 18 peserta yang berkesempatan menimba pengalaman di London. “Setelah kembali dari London mereka akan mendapat pendidikan formal di sekolah sepakbola Arsenal Indonesia. Sejauh ini baru sekolah sepakbola Arsenal yang siap menjalin kerja sama dengan kami,” pungkas Anas. (Abdul Bastian)

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono memaparkan tujuan program Tunas Garuda

Info DPP

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201144

Page 45: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 45

Page 46: Majalah Sinergis Edisi 003

Dewi Kunti, putri Prabu Kuntiboja, sedang bersantai di taman bersama para emban kinasih membaca mantra

anugerah dari Resi Druwoso. Mendadak datanglah Batara Surya, dewa penguasa matahari. Keduanya terpaut kasmaran memadu kasih. Dewi Kunti hamil, namun Prabu Kuntiboja dan Permaisuri terkejut dan marah. Bersyukur, Resi Druwoso menolong dan memohon kepada Sang Pencipta. Permohonannya terkabulkan dan bayi tersebut lahir lewat telinga dan diberi nama Karno alias Karna (artinya telinga).

Untuk menutupi rasa malu dan menjaga nama baik, keluarga Sang Raja melarung (membuang ke sungai) bayi tersebut ke sungai Aswanadi. Sebelum dibuang, Dewi

Kunti menyematkan kalung separuh dan yang separuh lagi disimpannya. Lalu, Adiroto dan istrinya melihat gendogo (kotak) di sungai dan membawanya pulang. Ketika dibuka, ternyata didalamnya ada seorang bayi dan dengan gembira, Adiroto bersama istri merawat dan membesarkan bayi tersebut yang diberi nama Suryo Putro (anak Batara Surya).

Resi Durno sedang menggelar pendadaran (latihan perang, adu kesaktian) yang diikuti muridnya Kurawa dan Pandawa. Ikut melihat pula Destrarata, Dewi Gendari dan Dewi Kunti. Saat Arjuna (Permadi) melepaskan anak panah tepat kena sasaran, Resi Durno melihat dan mengambil anak panah. Ternyata ada dua anak panah, satu milik Arjuna dan satu lagi milik Karno, alias

Suryo Putro, yang mendadak muncul ikut melepas anak panah bersamaan dengan anak panah Arjuna.

Karno menantang Arjuna tapi dicegah oleh Brotoseno dan Kurupati memutuskan mengangkat Karno menjadi Adipati Awangga. Selanjutnya, Karno berjanji akan membela Kurawa. Adegan goro-goro bersama punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong muncul. Waktu itu, Arjuna sedang bertapa dikawal punakawan. Ia digoda oleh para raksasa dan terjadilah perang. Raksasa mati di tangan Arjuna, dan datanglah Batara Narada yang mengatakan bahwa dalam perang Bharatayudha, Pandawa akan memperoleh kemenangan dan Semar diminta untuk menjadi pengayom bersama Prabu Batara Kresna.

Pagelaran wayang kulit Banjaran Karno dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Sumber foto: EBY Team

Pagelaran Wayang Kulit Banjaran KarnoKesetiaan Seorang Pahlawan

Membela Kebenaran

Budaya

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201146

Page 47: Majalah Sinergis Edisi 003

Terjadilah perang Bharatayudha, perang saudara dari keluarga Bharata. Gatot Kaca, anak Werkudoro (Bima) yang diandalkan sebagai senapati Astina tewas di tangan Karno. Namun, ribuan prajurit Kurawa gugur. Adegan berikut, Dewi Kunti kedatangan putranya, Karno. Karno berkata, musuhnya adalah Arjuna dan dia harus membela Kurawa yang telah memberikan fasilitas kerajaan buat dirinya.

Kunti kaget dan membujuk Karno agar membela saudaranya, Pandawa. Tapi Karno tak bisa memenuhi permintaan ibunya, dan kemudian pamit ke medan laga. Berturut-turut tokoh-tokoh tua di pihak Kurawa gugur, seperti Resi Bhisma di tangan Srikandi dan Durna. Terjadilah adu tanding dua satria bersaudara, Arjuna dengan kusir Prabu Kresna melawan Karno yang dikusiri Prabu Salya. Sesuai takdir para Dewa, Karno gugur di tangan Arjuna. Dewi Kunti di kemah Pandawa diam-diam menangis.

Kunjungan Tim Edhie Baskoro Yudhoyono Apresiasi Pagelaran Wayang Kulit

Itulah sekelumit cerita Banjaran Karno yang dilakonkan oleh Ki Dalang Purbo Asmoro dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Sejak Jumat sore (27/5), para penggemar wayang kulit sudah memadati alun-alun Pacitan. Selain memiliki cerita yang menarik, masyarakat juga sangat mengagumi kemampuan Ki Purbo Asmoro, dalang kondang asli Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, dalam memainkan wayang. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk itu dihadiri oleh Wakil Bupati Pacitan Prayitno, anggota Muspida Pacitan, anggota DPRD Jawa Timur Giri Sancoko, dan Ketua Tim Edhie Baskoro Yudhoyono, Bonggas Adhi Chandra.

Wabup Prayitno, dalam sambutannya, mengatakan wayang kulit merupakan peninggalan

adiluhung bangsa yang harus terus dilestarikan. Masyarakat Pacitan pun sangat menyukai kesenian tradisional asli Indonesia itu. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang menonton. “Kesenian wayang tak hanya ada di kalangan masyarakat umum, tapi juga digemari oleh semua kalangan, termasuk para pejabat” ujar Wabup Prayitno.

Sementara itu, Bonggas mengatakan dalam cerita wayang banyak pelajaran yang bisa dipetik, seperti lakon Banjaran Karno. Karno, menurut Bonggas, memberi panutan bahwa kepentingan negara lebih penting daripada kepentingan pribadi atau keluarga.

“Banjaran Karno adalah sebuah kisah seorang pahlawan yang rela berkorban dan mati dengan pendirian yang teguh untuk membela kebenaran,” kata Bonggas, mewakili Edhie Baskoro Yudhoyono, saat memberikan sambutan. (Hernawan Priyana)

Budaya

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 47

Page 48: Majalah Sinergis Edisi 003

disaksikan siapapun.Iri Singo Barong makin menjadi

saat tahu saingannya berhasil mendapatkan seratus empatpuluh empat ekor kuda yang tidak cuma kembar namun juga memiliki surai dan ekor berwarna emas. Dengan licik, ia memerintahkan orang kepercayaannya untuk merebut persyaratan pertama yang telah sukses dipenuhi Kelana Suwandana tersebut.

Akibatnya terjadi pertempuran sengit yang memakan banyak korban dari kedua belah pihak, bahkan akhirnya Singo Barong dan Kelana Suwandana harus berhadapan dan bertarung. Singo Barong nyaris saja menang, sayang matahari terbit yang menjadi pantangannya keburu muncul.

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Kelana Suwandana,

yang berhasil m e n g u b a h sosok Singa B a r o n g m e n j a d i m a h l u k b e r k e p a l a dua di akhir per tarungan m e r e k a . Kepala yang p e r t a m a adalah singa,

sementara yang kedua berwujud merak, mahluk peliharaan Singa Barong yang selama ini bertengger dikepalanya untuk membersihkan kutu di kepala pria itu.

Siapa sangka, Singo Barong yang telah berubah wujud singa-merak membuat Kelana Suwandana sukses memenuhi syarat kedua. Untuk syarat ketiga, Kelana mengarak Singo Barong yang telah berubah wujud menjadi singa sambil diiringi gamelan unik yang terbuat dari bambu dan kayu.

Pada akhirnya, Kelana Suwandana tampil sebagai pemenang. Tidak cuma menikahi si Dewi Sanggalangit dan menjadi penguasa Kediri, ia juga mewariskan kesenian arak-arakan singa dan gamelan yang kini dikenal dengan nama Reog Ponorogo.

Nama Singo Barong kemudian diubah menjadi Reyog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya

Budaya

pertunjukan. Bahkan menurut kebanyakan

cerita masyarakat awam Ponorogo, pembarong biasanya juga melengkapi badannya dengan kekuatan supranatural. Tetapi hal tersebut bias terbantahkan ketika anak muda yang masih duduk di bangku SMA bias memainkan Reog dengan sempurna. “Dalam memainkan kesenian Reog tidak harus menggunkan kekutan supranatural belaka. Yang paling penting keindahan dalam memainkan dadak merak,” tambahnya.

Asal-Usul Reog Ponorogo Pada jaman dulu kesenian Reog

digunakan untuk mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif. Menurut legenda yang ada, saat itu Ki Ageng Mirah membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantarangin

yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah.

Sementara itu Adipati Bathorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam.

Singo Barong dan Kelana Suwandana adalah dua orang saudara seperguruan yang telah lama menjadi musuh bebuyutan. Permusuhan keduanya makin meruncing saat mereka secara bersamaan mengikuti sebuah sayembara dengan tiga persyaratan yang sangat mustahil untuk dipenuhi.

Pada sayembara dimana pemenangnya bisa menikahi putri cantik bernama Dewi Sanggalangit yang juga anak penguasa terkemuka di Kediri, peserta diharuskan mempersembahkan tiga syarat yaitu seratus empatpuluh empat ekor kuda kembar lengkap dengan penunggangnya yang tampan, mahluk berkepala dua, dan tontonan menarik yang belum pernah

Ponorogo - Kesenian Reog Ponorogo adalah kesenian asli dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Bahkan dalam seni Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Dalam seni Reog juga dipertontonkan kekuatan seorang pria perkasa yang mampu membarong (memainkan dan mengangkat dadak merak seberat sekitar 75 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung).

“Bahkan tak jarang di atas dadak merah masih ditumpangi orang, biasa terjadi saat menyambut tamu khusus seperti pejabat atau tamu mancanegara,” ujar H. Luhur Karsanto, Ketua Yayasan Reog Ponorogo, yang juga mantan Sekadakab Ponorogo yang baru dua bulan pension. Dia juga m e n j e l a s k a n berbagai jenis alat pendukung seni Reyog P o n o r o g o . “ D i a n t a r a n y a kempul, ketuk, k e n o n g , g e n g g a m , k e t i p u n g , a n g k l u n g dan terutama s a l o m p r e t , menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat,” tambahnya.

Menurutnya, dalam satu group Reog biasanya terdiri dari seorang warok tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. “Jadi secara total jumlah pemain Reog berkisar antara 25 hingga 40-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya,” terangnya.

Secara gamblang dia menerangkan bahwa seorang pembarong, harus memiliki kekuatan ekstra. “Pembarong harus mempunyai kekuatan gigi rahang yang baik, untuk menahan dengan gigitannya beban Dadak Merak,” jlenterhnya. Dadak Merak adalah serupa dengan kepala harimau dihiasi ratusan helai bulu-bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 75-an kilogram selama masa

Reog, Seni Budaya Asli Ponorogo, Pemersatu Bangsa

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201148

Page 49: Majalah Sinergis Edisi 003

bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya.

Sekilas WarokCerita tentang kehebatan warok-

warok Ponorogo sebagai benteng penjaga kebenaran begitu melekat di hati Masyarakat Ponorogo. Hal ini begitu dikenal bukan hanya di Ponorogo sendiri tapi sampai ke seluruh tanah Jawa, Sumatra bahkan ke Semenanjung Malaysia. Ini semua menjadi gambaran, betapapun Ponorogo hanyalah sebuah kabupaten kecil, tapi mempunyai sumbangsih yang tidak kecil terhadap masyarakat luas. Di Malaysia misalnya sampai dengan tahun 60 -an juga ada seorang asli Ponorogo sebut saja warok Ponorogo yang karena ketokohannya dalam membela kebenaran, oleh masyarakat setempat diangkat menjadi Penghulu atau setingkat Lurah, namanya Warok

Paiman. Penghulu Paiman ini sangat

disegani sebagai seorang yang pemberani menaklukkan para begal dan perampok di salah satu tempat di Malaysia sehingga Masyarakat sekitar mengangkat sebagai Penghulu. Penghulu Paiman tepatnya berasal dari pinggiran Dam Sungkur, Desa Blembem, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Saat ini kabarnya anak cucu Penghulu Paiman sukup sukses sebagai pedagang atau pebisnis dan banyak yang menduduki birokrasi di Malaysia.

Sampai dengan tahun 80-an di Ponorogo juga tumbuh subur organisasi beladiri seperti, Batara Perkasa, Tapak Suci, SH Teratai, SH Muda, Gasma Gus Ma'sum dan

tentu masih banyak lagi yang tak disebutkan disini.

Beberaha hal yang diuraikan di atas adalah menjadi mozaik dan kebanggaan masyarakat Ponorogo. Bahwa di Ponorogo ini juga banyak sekali terdapat nilai nilai atau kearifan lokal yang apabila kita gali bisa diaktualisasikan untuk kehidupan modern sekarang ini.

Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian Reyog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok.

Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, H. ahmad Tobroni Turedjo yang juga mantan Anggota DPRD Kabupaten dan mantan Lurah Cokromenggalan, Ponorogo, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya. “Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih,” ujar H. Ahmad Tobroni Turedjo.

Menurutnya Warok itu berasal dari kata wewarah. “Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik. Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin),” terangnya.

Syarat menjadi WarokWarok harus menjalankan laku.

“Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi," bebernya. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama.

Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi

seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok. Warok sejati pada masa sekarang hanya menjadi legenda yang tersisa.

Beberapa kelompok warok di daerah-daerah tertentu masih ada yang memegang teguh budaya mereka dan masih dipandang sebagai seseorang yang dituakan dan disegani, bahkan kadang para pejabat pemerintah selalu meminta restunya.

Reog Di Masa SekarangSeniman Reog Ponorogo

lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari Reyog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dengan format festival seperti sekarang.

Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup Reyog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional (FRN).

Reog Ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya. Selain itu Pemkab Ponorogo bekerjasama dengan Yayasan Reog Ponorogo saat ini juga menggelar acara rutin berupa Festival Reyog Nasional (FRN) yang digelar bersamaan dengan Grebeg Syuro. “Bahkan kita juga menggelar Festival Reog Mini serta pentas Reyog malam bulan purnama setiap bulan di panggung utama Aloon-Aloon Ponorogo,” ujar Bupati Ponorogo H. Amin, SH yang diamini Sekretaris Yayasan Reog Ponorogo, Budi Satrijo dalam sebuah kesempatan.

(Muh. Nurcholis)

Budaya

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 49

Page 50: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201150

Page 51: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 51

Page 52: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201152

Page 53: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 53

Page 54: Majalah Sinergis Edisi 003

Dewasa ini, arus informasi yang masuk ke ranah publik meningkat pesat dan terus disebarluaskan silih berganti oleh berbagai media informasi. Di Indonesia, undang-undang mengamanatkan informasi yang masuk ke wilayah publik harus mengandung unsur informasi, mendidik dan hiburan.

Atas dasar itulah, Sinergis hadir dengan cita-cita membangun masyarakat yang melek informasi, khususnya di Dapil VII Jawa Timur, yang meliputi daerah Magetan, Trenggalek, Ngawi, Pacitan dan Ponorogo.

Sinergis mencoba memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di bidang pembangunan dan berupaya mendorong terciptanya keselarasan pembangunan di segala bidang. Sinergis akan terus berusaha untuk memberikan informasi dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna sehingga pembaca bisa ikut memberikan masukan dan control terhadap pembangunan yang sedang berjalan.

Harapannya, Sinergis bisa memberikan informasi yang akurat dan faktual yang bisa menstimuli masyarakat dan pembaca untuk bangkit membangun lingkungan di sekitarnya. Masyarakat berhak mengetahui proses pembangunan yang sedang berjalan bahkan ikut berpartisipasi mengawal proses pembangunan itu sendiri.

Page 55: Majalah Sinergis Edisi 003

agenda EBYJuni 2011

12

34

56

78

910

11

1213

1415

1617

18

1920

2122

23

2930

2425

2627

28 NO

TES

Juni

201

1M

ingg

uSe

nin

Sela

saRa

buKa

mis

Jum

atSa

btu

ww

w.e

dhie

bas

koro

.com

© E

BY S

TAFF

Pena

ndat

anga

nan

Mem

oran

dum

of

Und

erst

andi

ng (M

oU) P

arta

i D

emok

rat d

an P

arta

i Ko

mun

is T

iong

kok

Mus

da II

DPD

Par

tai

Dem

okra

t Pro

vins

i Jaw

a Ti

mur

Pida

to P

erin

gata

n H

ari L

ahir

Pa

ncas

ila 1

Juni

,

1. R

apat

Inte

rn K

omis

i I

2. R

apat

Ker

ja K

omis

i I d

enga

n pe

mer

inta

h

3. P

elan

tikan

Pen

guru

s Ka

din

Indo

nesi

a Ko

mite

Tio

ngko

k

1. R

apat

Ker

ja d

enga

nM

enha

n da

n Pa

nglim

a TN

I

2. R

apat

Ruti

n Ka

din

Bida

ngPr

omos

i Int

erna

sion

al,

Pariw

isat

a, K

ebud

ayaa

n da

nO

lahr

aga

1. R

aker

Kom

isi I

- M

enlu

3. R

apat

Pim

pina

n F-

PD

4. R

DP

Kom

isi I

den

gan

Lem

sane

g

2. R

DP

deng

an K

epal

a BI

NM

usda

II D

PD P

arta

i D

emok

rat P

rovi

nsi J

awa

Tim

ur

Mus

da II

DPD

Par

tai

Dem

okra

t Pro

vins

i Jaw

a Ti

mur

1. P

ublic

Lec

ture

“ H

arne

ssin

gG

loba

lizati

on”

oleh

Dirj

en

WTO

2. R

egio

nal R

evie

w o

n A

idfo

r Tra

de u

ntuk

Wila

yah

Asi

a Pa

sifik

RDPU

Kom

isi I

DPR

den

gan

Paka

r Bi

dang

Pen

yiar

an

Kunj

unga

n Si

latu

rahm

i Ke

Ketu

a M

PR R

I

2. R

apat

Kom

isi I

DPR

RI d

enga

n M

ente

ri L

uar

Neg

eri

1. R

apat

Pan

ja B

adan

Ang

gara

n D

PR R

I den

gan

Pem

erin

tah

1. R

aker

den

gan

Men

han

RI d

an

Pang

lima

TNI

2. R

apat

den

gan

Dir

ektu

r U

tam

a BU

MN

-BU

MN

IS

1. R

DP

deng

an P

T. T

elko

m

2. R

apat

Bad

an A

ngga

ran

DPR

3. R

apat

Ker

ja d

enga

n Pe

mer

inta

h da

n G

uber

nur

BI

Rapa

t Pan

ja K

omis

i I D

PRRD

PU d

enga

n Ke

tua

Dew

anPe

rs, K

etua

LES

PERS

SI d

anKe

tua

IDSP

S

1. R

DPU

Kom

isi I

de

ngan

Lem

baga

Ilm

u

Peng

etah

uan

Indo

nesi

a (L

IPI)

2. R

apat

Inte

rn K

omis

i I

1. R

apat

Par

ipur

na D

PR R

I

2. R

apat

Ruti

n Ka

din

Bida

ng

Prom

osi I

nter

nasi

onal

, Pa

riw

isat

a, K

ebud

ayaa

n da

n O

lahr

aga

Sinergis Edisi: 003/Th.I/2011 55

Page 56: Majalah Sinergis Edisi 003

Sinergis Edisi: 003/Th.I/201156