etrika, moral, disiplin, hukum (1)

26
OLEH: DR. ROSTIKA FLORA, S.KEP.M.KES.AIF PENERAPAN ETIKA, MORAL DAN DISIPLIN HUKUM

Upload: yopa

Post on 19-Feb-2016

80 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

etika

TRANSCRIPT

Page 1: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

OLEH: DR. ROSTIKA FLORA, S.KEP.M.KES.AIF

PENERAPAN ETIKA, MORAL DAN DISIPLIN HUKUM

Page 2: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

22

Manusia ingin selalu hidup berkelompok dengan sesamanya atau hidup bermasyarakat, karena didorong oleh beberapa hal yakni (teori Maslow):

– Hasrat untuk memenuhi makan dan minum atau untuk memenuhi kebutuhan ekonomis.

– Hasrat untuk membela diri. – Hasrat untuk mengadakan keturunan.

Page 3: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

3

Manusia hidup bermasyarakat mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Tujuan manusia tersebut menunjukkan bahwa di antara sesama anggota masyarakat terjadi hubungan atau kontak dalam rangka mencapai dan melindungi kepentingannya. Manusia sebagai pribadi pada dasar nya dapat berbuat menurut kehendaknya atau bebas. Tetapi manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di masyarakat tidak dapat berbuat bebas menurut Kehendaknya.

Jika keadaan seperti itu tidak diatur atau tidak dibatasi oleh ketentuan-ketentuan maka manusia yang lemah akan tertindas. Ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia atau yang menjadi pedoman manusia untuk berperilaku guna menjaga keseimbangan kepentingan mereka dalam masyarakat itu dinamakan kaidah sosial.

3

Page 4: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

4

Kaedah sosial yang menjadi pedoman manusia berperilaku dalam masyarakat ada bermacam-macam, yaitu : 1. Kaedah agama atau kaedah kepercayaan yaitu kaedah

sosial yang asalnya dari Tuhan dan berisikan larangan-larangan, perintah-perintah dan anjuran-anjuran. Kaedah ini merupakan tuntunan hidup manusia untuk menuju ke arah yang baik dan benar.

Pelanggaran terhadap kaedah agama ada sanksinya, namun sanksi itu akan datang dari Tuhan. Contoh:

– Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada Ku saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.

– Hormatilah oramng tua– Jangan membunuh. – Jangan mencuri. – Jangan berbuat cabul.

4

Page 5: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

5

2. Kaedah kesusilaan, adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Suara hati manusia menentukan perbuatan mana yang baik dan perbuatan mana yang buruk, oleh karenanya kaedah kesusilaan bergantung pada setiap pribadi manusia. Manusia itu berbuat baik atau berbuat buruk karena bisikan suara hatinya. Kaedah kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan akhlak pribadinya guna penyempurnaan manusia.

Kaedah kesusilaan ditujukan kepada sikap batin manusia, asalnya dari manusia sendiri maka yang mengancam setiap pelanggaran kaedah kesusilaan adalah batin manusia itu sendiri. Dengan kata lain sanksi untuk mereka yang melanggar kaedah kesusilaan bukanlah paksaan dari luar dirinya melainkan dari batinnya sendiri, oleh karena itu kaedah kesusilaan bersifat otonom.

.

5

Page 6: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

6

3. Kaedah kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan dalam masyarakat tertentu. Kaedah kesopanan, dasarnya adalah kepantasan, kebiasaan atau kepatutan yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu kaedah kesopanan dinamakan pula kaedah sopan santun, tata krama atau adat. Sanksi terhadap setiap pelanggar kaedah kesopanan adalah mendapat celaan dari masyarakat dimana ia berada. Dengan demikian maka sanksi itu dipaksakan oleh kekuasaan dari luar yaitu masyarakat.

Contoh: – Orang muda wajib menghormati orang yang lebih tua.– Jika seseorang akan memasuki rumah orang lain harus minta

izin lebih dahulu.– Mempersilakan duduk seorang wanita hamil yang berada

dalam kendaraan umum yang sarat penumpang.

6

Page 7: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

7

4. Kaedah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat negara, sehingga berlakunya kaedah hukum dapat dipertahankan.

Kaedah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan konkrit yang dilakukan oleh manusia. Kaedah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikannya adalah bagaimana perbuatan lahiriah orang itu. Kaedah hukum tidak akan memberi sanksi kepada seseorang) yang mempunyai sikap batin yang buruk, tetapi yang akan diberi sanksi oleh kaedah hukum adalah perwujudan sikap batin yang buruk itu menjadi perbuatan nyata atau perbuatan konkrit.

7

Page 8: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

8

Contoh-contoh kaedah hukum misalnya :

– Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum

masing-masing agamanya dan kepercayaannya (Pasal 2 ayat 1 UU No.1/1974).

– Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain tanpa hak, diancam karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun (Pasal 338 KUHP).

– Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah (Pasal 362 KUHP) .

8

Page 9: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

9

Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. dan Prof. Purnadi Purbacaraka menggolongkan ke empat macam kaedah sosial di atas menjadi dua golongan yaitu :

Kaedah Agama / Kepercayaan ASPEK PRIBADIKaedah Kesusilaan

Kaedah Kesopanan ASPEK ANTARKaedah Hukum PRIBADI

9

Page 10: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

10

HUBUNGAN HUKUM, NORMA, MORAL, ETIKA, SIKAP DAN TINGKAH LAKU

HUKUM NORMA MORAL ETIKA

SIKAP DAN PERILAKU MANUSIA

LAMIJAN

Page 11: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

11

ETIKA DAN ADAT KEBIASAAN• ETIKA BERASAL DARI KATA ETHOS• ETHOS : - TEMPAT TINGGAL BIASA - PADANG RUMPUT

- KANDANG - KEBIASAAN - AKHLAK , WATAK - PERASAAN, SIKAP - CARA BERFIKIR

• BENTUK JAMAK ETHA - ADAT KEBIASAAN

Page 12: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

12

ETIKA • ILMU TENTANG APA YANG BIASA DILAKUKAN ATAU ILMU TENTANG ADAT KEBIASAAN• ILMU TENTANG APA YANG BAIK DAN APA YANG BURUK, DAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN MORAL• KUMPULAN ASAS ATAU NILAI YANG BERKENAAN DENGAN AKHLAK• NILAI MENGENAI BENAR DAN SALAH YANG DIANUT OLEH GOLONGAN ATAU MASYARAKAT

Page 13: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

13

ETIKA DAN ETIKET ETIKA BERKAITAN ERAT DENGAN MORAL ETIKET BERKAITAN DENGAN MASALAH SOPAN SANTUN ETIKA DARI ETHICS ETIKET DARI ETIQUETTE

PERSAMAAN :• ETIKA DAN ETIKET MENYANGKUT PERILAKU MANUSIA• ETIKA DAN ETIKET MENGATUR PERILAKU MANUSIA SECARA NORMATIF

Page 14: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

14

PERBEDAAN :• ETIKET MENYANGKUT CARA SUATU PERBUATAN HARUS DILAKUKAN , ETIKA MEMBERI NORMA TENTANG PERBUATAN ITU SENDIRI• ETIKET HANYA BERLAKU DALAM PERGAULAN, ETIKA BERLAKU MESKIPUN TIDAK ADA SAKSI MATA• ETIKET BERSIFAT RELATIF, SEDANGKAN ETIKA LEBIH MUTLAK• ETIKET TERFOKUS PADA BENTUK LAHIRIAH, SEDANGKAN ETIKA MENYANGKUT SESUATU SEGI MANUSIA DARI DALAM (BATIN)

Page 15: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

15

ETIKA

Berfungsi sebagai SARANA ORIENTASI (Peninjauan) untuk menentukan sikap, arah yang tepat dan benar bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental :

Bagaimana saya hidup dan bertindak?

Page 16: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

16

DIWUJUDKAN DALAM KODE ETIK

Page 17: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

17

AJARAN MORAL Suatu patokan yang dapat berbentuk lisan atau tulisan Bertujuan agar manusia hidup dan bertindak yang baik Bersumber langsung pada tradisi; adat istiadat, ajaran agama atau ideologi

Page 18: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

18

MORALITAS………..memberi kita satu kemungkinan untuk menyelesaikan konflik, yakni jalan untuk membatasi konflik yang memungkinkan tetap berlangsungnya hubungan-hubungan personal melawan fakta keras dan jelas tak terhindarkan dalam bentuk kesalahpahaman, harapan yang tidak sesuai secara timbal balik, komitmen, loyalitas, minat dan kebutuhan……...

Stanley Cavell- Etika- Moralitas- Manusia- Lingkungan- Konflik- Kebenaran

Page 19: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

19

OTONOMI MORALOtonomi = mengatur diri sendiri atau independenOtonomi moral : kemampuan untuk berpikir secara rasional tentang isu moral atas landasan kepedulian moral

Berakar dari pelatihan yang didapat selama usia anak-anak dalam kepekaan terhadap hak dan kebutuhan orang lain

Page 20: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

20

Etika dan Moral mempunyai pengertian yang hampir bersamaan/berkaitan, karena keduanya mengandung nilai dan norma untuk mengatur tingkah laku manusia, yang mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat

APA?

LAMIJAN

Page 21: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

21

MORAL DLM BERBAGAI BAHASA• Bhs Yunani: Moral disebut Ethos, Ethikos (adat istiadat, kebiasaan, tingkah-laku, tabiat, watak)

• Bhs Latin: Moral disebut Mos, Mores, Moris (adat istiadat, kebiasaan, tingkah-laku, tabiat, watak)

• Bhs Arab: Moral disebut Akhlaq (perilaku yang baik, adab yang sopan)

• Bhs Indonesia: Moral/moralitas disebut juga Kesusilaan (budi pekerti dan perilaku yang mulia)

Page 22: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

22

1. Moral adalah hal-hal yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau keharusan

2. Moral adalah sarana untuk mengukur benar atau tidaknya sikap dan tindakan manusia

3. Moral adalah kepekaan dalam pikiran, perasaan dan tindakan terhadap prinsip-prinsip dan aturan-aturan (Helden,1997 & Richard, 1971)

PENGERTIAN MORAL

Page 23: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

23

Lanjutan 4. Moral adalah pandangan tentang baik

dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manusia (Atkinson, 1969)

5. MORAL adalah ajaran yang berisi nilai dan norma untuk mengatur sikap dan tingkah laku manusia agar dapat melaksanakan perbuatan baik (Lamijan, 1995)

Page 24: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

24

PEMBAGIAN MORAL: 1. MORAL UMUM 2. MORAL KHUSUS

MORAL KHUSUS = ETIKA PROFESI Contoh: ETIKA PROFESI PERAWAT ETIKA PROFESI DOKTER ETIKA PROFESI BIDAN ETIKA PROFESI ADVOKAT ETIKA PROFESI GURU/DOSEN

Page 25: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)

CONTOH : PRILAKU YANG BERTENTANGAN DENGAN ETIKA, MORAL, AGAMA DAN HUKUM:

ABORSI

Page 26: Etrika, Moral, Disiplin, Hukum (1)