etika akuntan profesional
DESCRIPTION
Mengenai etika Akuntan. Dengan studi kasus WorldComTRANSCRIPT
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 1/104
Markus Sotardodo
(1406659594)
Pungkas Hadiwibowo
(1406659695)
Junior Fredrick Agni
(1406659902)
ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL
1
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 2/104
2
Agenda
Kode Etik Profesi Akuntan PublikAkuntan Pemerintah (BPK dan BPKP)
Akuntan Publik (IAPI)
1
IFAC Code Of Ethic Part B
CCAB
Kasus Worldcom3
2
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 3/104
3
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
Dasar Hukum
Tugas Pokok Fungsi
Kode Etik
Contoh Kasus Pelanggaran Kode Etik BPK RI
Latar Belakang :
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 4/104
4
Dasar Hukum:
Undang-Undang Dasar 1945 ( Perubahan Undang-Undang Dasar1945 Bab VIIIA Pasal 23 E, F, G)
Pasal 23E1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.
3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai denganundang-undang.
Pasal 23F
1 Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikanpertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.
2 Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota
Pasal 23G
1. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-undang
Peraturan Turunan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 5/104
5
• BPK?
Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga
negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
BPK merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
BPK mempunyai 9 (sembilan) orang anggota, yang keanggotaannya diresmikandengan Keputusan Presiden.
Susunan BPK terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua
merangkap anggota, dan 7 (tujuh) orang anggota.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 6/104
6
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 7/104
7
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 8/104
8
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 9/104
9
• Tugas
> BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
Pelaksanaan pemeriksaan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
berdasarkan undang-undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.> Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
> Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut
kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut
> Laporan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijadikan dasar penyidikan oleh
pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 10/104
10
a. menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan
laporan pemeriksaan;
b. meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;
c. melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening
koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan negara;
d. menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
e. menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
• Wewenang
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 11/104
11
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara;
g. menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK
h. membina jabatan fungsional Pemeriksa;
i. memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
j. memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah.
• Wewenang
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 12/104
12
Pentingnya Kode Etik di BPK
• Kewenanagan judgemental (“subyektif ”) atas unsur pidana
• Kewenangan menentukan terjadinya kerugian negara atau
”dapat” mengakibatkan kerugian negara.
BPK super body ?
• Tidak ada pengawas atas kinerja BPK
• Tanggung Jawab hanya secara normatif kepada “rakyat”.
Lembaga Tinggi Negara
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 13/104
13
KODE ETIK BPK
Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Majelis Kehormatan Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 14/104
14
Tujuan dan Ruang Lingkup
Kode Etik bertujuan untuk memberikan pedoman yang wajib ditaati oleh
Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya untuk mewujudkanBPK yang berintegritas, independen, dan profesional demi kepentingan
negara.
Kode Etik ini berlaku bagi Anggota BPK, Pemeriksa, dan PelaksanaBPK Lainnya.
Nilai Dasar Kode Etik BPK terdiri dari Integritas, Independensi, dan
Profesionalisme
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 15/104
15
Substansi Pengaturan
a. Nilai Dasar merupakan kristalisasi moral yang Primus Inter Pares dan melekat pada
diri manusia serta menjadi patokan dan ideal (cita-cita) dalam kehidupan sehari-hari.
b. Nilai Dasar Kode Etik BPK terdiri dari Integritas, Independensi, dan Profesionalisme.
c. Kode Etik harus diwujudkan dalam sikap, ucapan, dan perbuatan Anggota BPK,
Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara/Pejabat Negara
dalam melaksanakan pemeriksaan dan dalam kehidupan sehari-hari, baik selaku
Individu dan Anggota Masyarakat, maupun selaku Warga Negara.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 16/104
16
Implementasi
• Bagian Kesatu: Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Individu dan Anggota Masyarakat
Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya wajib:
a. mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia;
b. menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan hidup bermasyarakat;
c. bersikap jujur dan bertingkah laku sopan; dan
d. menjunjung tinggi nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.
Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:
a. menunjukkan keberpihakan dan dukungan kepada kegiatan-kegiatan politik praktis;
b. memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain dan/atau masyarakat;
c. melakukan kegiatan baik secara sendiri-sendiri maupun dengan orang lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara; dan
d. melakukan kegiatan yang dapat menguntungkan kelompoknya dengan memanfaatkan
status dan kedudukannya baik langsung maupun tidak langsung.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 17/104
17
• Bagian Kedua: Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Warga Negara
Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya wajib:
a. mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
c. menjaga nama baik, citra, dan kehormatan bangsa dan negara.
Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:
a. menjadi anggota organisasi yang dinyatakan dilarang secara sah di wilayah Republik
Indonesia dan organisasi lain yang menimbulkankeresahan masyarakat; dan
b. menjadi perantara dalam pengadaan barang dan/atau jasa di lingkungan pemerintah.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 18/104
18
• Bagian Ketiga: Anggota BPK selaku pejabat negara
Anggota BPK selaku Pejabat Negara wajib:
a. melaksanakan sumpah atau janji yang diucapkan ketika mulai memangku
jabatannya;
b. menjaga rahasia negara atau rahasia jabatan;
c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,
dan/atau golongan;
d. menghindari terjadinya benturan kepentingan;e. menunjukkan sikap kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f. bertanggung jawab, konsisten, dan bijak; dan
g. menerapkan secara maksimal prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih
B i K i
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 19/104
19
• Bagian Ketiga: Anggota BPK selaku pejabat negara
Anggota BPK selaku Pejabat Negara dilarang:
a. memanfaatkan status, kedudukan, dan peranannya selaku pejabat negara untuk kepentingan
pribadi, seseorang, dan/atau golongan;
b. memanfaatkan hasil pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;
c. memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;
d. menjalankan pekerjaan dan profesi lain yang dapat mengganggu independensi, integritas, dan
profesionalismenya selaku Anggota BPK;
e. mengungkapkan temuan pemeriksaan yang masih dalam proses penyelesaian kepada pihak laindi luar BPK;
f. mempublikasikan hasil pemeriksaan sebelum diserahkan kepada lembaga perwakilan;
g. memberikan asistensi dan jasa konsultasi terhadap kegiatan entitas yang menjadi obyek
pemeriksaan; dan
h. memerintahkan dan/atau mempengaruhi dan/atau mengubah temuanpemeriksaan, opini,
kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau bukti-bukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, sehingga temuan pemeriksaan, opini, kesimpulan,
dan rekomendasi hasil pemeriksaan menjadi tidak obyektif.
B i K
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 20/104
20
• Bagian Keempat:Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara
Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara wajib:
a. bersikap jujur, tegas, bertanggung jawab, obyektif, dan konsisten dalam mengemukakan
pendapat berdasarkan fakta pemeriksaan;
b. menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tidak berkepentingan;
c. mampu mengendalikan diri dan bertingkah laku sopan, serta saling mempercayai untuk
mewujudkan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas;
d. menunjukkan sikap kemandirian dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, menghindari
terjadinya benturan kepentingan;
e. menyampaikan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur pidana sesuai dengan prosedur
kepada Pimpinan BPK;
f. melaksanakan tugas pemeriksaan secara cermat, teliti, dan akurat sesuai dengan standar dan
pedoman yang telah ditetapkan;
g. memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi temuan dan kesimpulan
pemeriksaan serta mencantumkannya dalam laporan hasil pemeriksaan;
h. meningkatkan pengetahuan dan keahliannya; dan
i. melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar dan pedoman pemeriksaan.
B i K t
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 21/104
21
• Bagian Keempat:Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara
Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara dilarang:
a. meminta dan/atau menerima uang, barang, dan/atau fasilitas lainnya baik langsung maupun
tidak langsung dari pihak yang terkait dengan pemeriksaan;
b. menyalahgunakan dan melampaui wewenangnya baik sengaja atau karena kelalaiannya;
c. menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau
golongan;
d. memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan atau jabatannya untuk
kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;
e. memaksakan kehendak pribadi kepada pihak yang diperiksa;
f. menjadi anggota/pengurus partai politik;
g. menjadi pengurus yayasan, dan/atau badan-badan usaha yang kegiatannya dibiayai anggaran
negara;
h. memberikan asistensi atau jasa konsultasi atau menjadi narasumber dalam bidang pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara;
i. mendiskusikan pekerjaannya dengan pihak yang diperiksa di luar kantor BPK atau di luar kantor
atau area kegiatan obyek yang diperiksa;
j. melaksanakan pemeriksaan terhadap pejabat pengelola keuangan negara yang memiliki
hubungan pertalian darah dan semenda sampai derajat ketiga;
B i K t
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 22/104
22
• Bagian Keempat:Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara
Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara dilarang:
k. melaksanakan pemeriksaan pada obyek dimana Pemeriksa pernah bekerja selama 2 (dua) tahun
terakhir;
l. merubah tujuan dan lingkup pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam program pemeriksaan
tanpa persetujuan Penanggung Jawab Pemeriksaan;
m. mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan atau substansi hasil pemeriksaan kepada media
massa dan/atau pihak lain, tanpa ijin atau perintah dari Anggota BPK;
n. mengubah temuan atau memerintahkan untuk mengubah temuan pemeriksaan, opini,
kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau buktibukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil
pemeriksaan menjadi tidak obyektif; dan
o. mengubah dan/atau menghilangkan bukti hasil pemeriksaan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 23/104
23
• Hukuman Kode Etik bagi Anggota BPK
• a. peringatan tertulis apabila melakukan pelanggaranterhadap kewajiban dan larangan yang berdampak negatifterhadap organisasi BPK; atau
• b. pemberhentian dari keanggotaan BPK tertulis apabilamelakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan laranganyang berdampak negatif terhadap pemerintah dan/ataunegara.
Jenis hukuman bagi Anggota BPK berupa:
• Hukuman tersebut ditetapkan oleh Majelis KehormatanKode Etik yang disahkan melalui Sidang Pleno BPK
Penetapan :
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 24/104
24
• Hukuman Kode Etik bagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya
• a. Teguran tertulis apabila melakukan pelanggaranterhadap kewajiban dan larangan yang berdampak negatifpada unit kerja;
• b. Hukuman sedang apabila melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban dan larangan yang berdampak negatifpada organisasi BPK;atau
• c. Hukuman berat melakukan pelanggaran terhadapkewajiban dan larangan yang berdampak negatif padapemerintah dan/atau negara.
Jenis hukuman bagi Anggota BPK berupa:
• Hukuman tersebut ditetapkan oleh Majelis KehormatanKode Etik yang disahkan melalui Sidang Pleno BPK
Penetapan :
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 25/104
25
• Tingkat dan jenis hukuman bagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya
berupa:
a. hukuman ringan berupa teguran tertulis dan dicatat dalam Daftar Induk Pegawai (DIP);
b. hukuman sedang yang terdiri dari:
1. penangguhan kenaikan peran Pemeriksa dan tidak melaksanakan pemeriksaan paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun;
2. penurunan peran Pemeriksa dan tidak melaksanakan pemeriksaan paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun; atau
3. diberhentikan sementara sebagai peran Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
5 (lima) tahun;
c. hukuman berat yang terdiri dari:
1. diberhentikan sementara sebagai Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun, paling lama 5 (lima)
tahun; atau
2. diberhentikan sebagai Pemeriksa.
d. Hukuman tambahan berupa pengembalian uang dan/atau barang dan fasilitas lainnya yang telah
diperoleh secara tidak sah dan/atau pengurangan penghasilan yang diterima.
e. Data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan jenis hukuman.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 26/104
26
Hukuman atas pelanggaran Kode Etikbagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK
Lainnya tidak membebaskan darituntutan atas pelanggaran disiplinPegawai Negeri Sipil
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 27/104
27
Majelis Kehormatan Kode Etik
Berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2011
1
3
2 Majelis Kehormatan menjalankan tugasnya secara independen
4
Majelis Kehormatan berkedudukan di Kantor Pusat BPK
Majelis Kehormatan beranggotakan 5 (lima) orang yang terdiri dari:
a. 3 (tiga) orang Anggota BPK;
b. 1 (satu) orang dari unsur profesi; dan
c. 1 (satu) orang dari unsur akademisi.
Susunan Majelis Kehormatan terdiri atas seorang Ketua merangkap Anggota
dan 4 (empat) orang Anggota.
Ketua Majelis Kehormatan dipilih dan ditetapkan oleh Sidang BPK.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 28/104
28
Majelis Kehormatan Kode Etik
Anggota Majelis Kehormatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dipilih
dan ditetapkan oleh Sidang BPK5
7
6Masa jabatan Anggota Majelis Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah 1 (satu) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan
Untuk dapat dipilih sebagai Anggota Majelis Kehormatan, calon yang berasal dari
unsur profesi dan akademisi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:a. warga negara Indonesia;
b. tidak menjadi anggota partai politik;
c. memiliki reputasi dan kredibilitas yang diakui oleh masyarakat;
d. memiliki kompetensi di bidang profesi atau akademis;
e. memiliki integritas dan independensi yang diperlukan untuk menegakkan Kode
Etik;
f. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan hukuman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
g. sehat jasmani dan rohani; dan
h. sekurang-kurangnya berusia 50 (lima puluh) tahun
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 29/104
29
Majelis Kehormatan Kode Etik
Dalam rangka pengangkatan Anggota Majelis Kehormatan dari unsur profesi dan
unsur akademisi, BPK dapat meminta pendapat dan informasi kepada asosiasi
profesi atau perguruan tinggi tertentu8
10
9 Anggota Majelis Kehormatan yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik wajib
mengundurkan diri
Sidang BPK menunjuk pengganti Anggota Majelis Kehormatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk melaksanakan tugas sebagai Anggota SementaraMajelis Kehormatan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 30/104
30
• Tugas dan Wewenang Majelis Kehormatan Kode Etik
• a. Ketua BPK;
• b. Wakil Ketua BPK;
• c. Anggota BPK;
• d. Pemeriksa; dan• e. Pelaksana BPK lainnya
Melakukan Pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh:
• Majelis Kehormatan dapat membentuk Tim Kode Etik yang bersifat
ad hoc guna melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaranKode Etik dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak menerimalaporan dari Panitera.
Memutuskan ada atau tidak adanya pelanggaran Kode Etik
Dalam hal dugaan pelanggaran Kode Etik
dilakukan oleh Pemeriksa atau Pelaksana BPK
Lainnya , Anggota Majelis Kehormatan yang
membawahi satuan kerja para pihak tersebut
tidak diikutsertakan dalam pemeriksaan atas
dugaan pelanggaran Kode Etikdimaksud
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 31/104
31
• Tugas dan Wewenang Majelis Kehormatan Kode Etik
> Dalam melaksanakan tugas , Majelis Kehormatan berwenang untuk:
a. memanggil dan meminta keterangan dan/atau data kepada:
1. pelapor;
2. pihak yang dilaporkan; dan/atau
3. para saksi.
b. memberikan rekomendasi kepada Sidang BPK mengenai penjatuhan dan jenis sanksi yang
dapat dikenakan kepada pihak yang terbukti melanggar Kode Etik
> Tim Kode Etik ditunjuk oleh Majelis Kehormatan dan ditetapkan dengan Keputusan KetuaMajelis Kehormatan;
> Tim Kode Etik mempunyai fungsi membantu dan mendukung pelaksanaan tugas Majelis
Kehormatan;
> Dalam melaksanakan fungsinya, Tim Kode Etik mempunyai tugas sebagai berikut:
a. melakukan pemeriksaan atas dugaaan pelanggaran Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (3); danb. melaporkan hasil pemeriksaan atas dugaan pelanggaran Kode Etik kepada Majelis
Kehormatan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 32/104
32
• Tata Cara Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik
> Laporan tentang dugaan pelanggaran Kode Etik dapat diajukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan atau merasa dirugikan, antara lain:
a. pejabat/pegawai dari entitas pemeriksaan BPK.
b. rekan sejawat; atau
c. masyarakat.
> Laporan tersebut menguraikan:
a. identitas pelapor dan pihak yang dilaporkan; dan
b. perbuatan yang dilaporkan.
> Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Panitera untuk diberi nomor
registrasi perkara.
> Anggota BPK atau satuan kerja pelaksana BPK yang menerima laporan tentang dugaan
pelanggaran Kode Etik wajib meneruskan laporan tersebut kepada Panitera.
> Panitera menyampaikan laporan tentang dugaan pelanggaran Kode Etik kepada Ketua Majelis
Kehormatan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak laporan diterima oleh Panitera.
> Majelis Kehormatan atau Tim Kode Etik menetapkan waktu Sidang Majelis Kehormatan atau
Sidang Tim Kode Etik guna melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran Kode Etik.
> Sidang Majelis Kehormatan diselenggarakan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
sejak diterimanya laporan hasil penelitian dari Panitera.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 33/104
33
• Tata Cara Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik
> Pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik dilakukan dalam Sidang Majelis Kehormatan atau
Sidang Tim Kode Etik yang bersifat tertutup;
> Pemeriksaan terhadap pihak pelapor dan pihak yang dilaporkan dilakukan dalam waktu yangberbeda;
> Sidang dilakukan di tempat kedudukan Majelis Kehormatan atau di Kantor Perwakilan BPK;
> Pihak yang dilaporkan wajib hadir dalam Sidang Majelis Kehormatan atau Sidang Tim Kode Etik
dan tidak dapat diwakilkan atau didampingi oleh pihak lain.
> Pihak yang dilaporkan berhak untuk melakukan pembelaan diri, Dalam rangka pembelaan diri,
pihak yang dilaporkan berhak untuk mengajukan saksi dan/atau alat bukti lainnya.
> Majelis Kehormatan mengambil putusan dalam Sidang Majelis Kehormatan berdasarkan hasil
pemeriksaan Majelis Kehormatan atau Tim Kode Etik
> Putusan Majelis Kehormatan dapat berupa:
a. menyatakan bahwa pihak yang dilaporkan terbukti melanggar Kode Etik; atau
b. menyatakan bahwa pihak yang dilaporkan tidak terbukti melanggar Kode Etik.
> Dalam hal Putusan menyatakan bahwa pihak yang dilaporkan terbukti melanggar Kode Etik,
maka BPK mengadakan Sidang BPK untuk memutuskan sanksi yang akan dijatuhkan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 34/104
34
•Ali Masykur didugamelakukan pelanggrankode etik sejak mengikutikonvensi Capres PartaiDemokrat
• Serta hadir memberikandukungan pada pasanganPrabowo-Hatta di RumahPolonia pada 28 juni 2014
dan di KPU pada 1 juni 2014
•Diduga melanggar kode etikatas tindakannya memberikandukungan pemenangpasangan Capres Prabowo-Hatta, menjadi anggota
Dewan Pakar Tim KampanyePrabowo-Hatta
•Anggota BPK Masa Bakti2009-2014) Ali MasykurMusa Dilaporkan ke MKKEBPK
CONTOH KASUS
KODE ETIK BPKRI
PELANGGARAN
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 35/104
35
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 36/104
36
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 37/104
37
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN(BPKP)
Dasar Hukum
Tugas Pokok Fungsi
Kode Etik
Latar Belakang :
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 38/104
38
Dasar Hukum:
Keputusan Presiden Nomor 103 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemensebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan Peraturan Presiden No 64
tahun 2005
Pasal 52
BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 39/104
39
Tugas: menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional
Tugas Pokok Fungsi
Fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum
negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain
berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas
pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh
atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha
dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap
instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat
kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit isvestigatif terhadap
kasuskasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan
kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,dan upaya pencegahan korupsi;
F i
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 40/104
40
Fungsi :
6. pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional bersamasama dengan aparat pengawasan intern
pemerintah lainnya;
7. pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalianintern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya
terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan
perundangundangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan
sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas
penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian,perlengkapan dan rumah tangga.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 41/104
41
KODE ETIK BPKP
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara NomorPER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat PengawasanIntern Pemerintah (APIP).
Maksud ditetapkannya Kode Etik APIP adalah tersedianya pedomanperilaku bagi auditor dalam menjalankan profesinya dan bagiatasan auditor APIP dalam mengevaluasi perilaku auditor APIP
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 42/104
42
Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan Kode Etik adalah:
1. Mendorong sebuah budaya etis dalam profesi APIP;
2. Memastikan bahwa seorang profesional akan bertingkah laku pada
tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan PNS lainnya;
3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-
prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit
sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang
optimal dalam pelaksanaan audit.
Kode Etik APIP ini diberlakukan bagi:
1. Auditor;
2. PNS/petugas yang diberi tugas oleh APIP untuk melaksanakan
pengawasan dan pemantauan tindak lanjutnya;
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 43/104
43
Prinsip-Prinsip Perilaku
Auditor wajib mematuhi prinsip-prinsip perilaku berikut ini:
1. Integritas
Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana,dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar
bagi pengambilan keputusan yang andal.
2. Obyektivitas
Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi. Auditor APIP
membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhioleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.
3. Kerahasiaan
Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan
tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai, kecuali
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.4. Kompetensi
Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas.
il k
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 44/104
44
Aturan Perilaku
Auditor wajib mematuhi aturan perilaku berikut ini:
1. Integritas
a. melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh;
b. menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan
organisasi dalam melaksanakan tugas;
c. mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan
segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan profesi yang
berlaku;
d. menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;
e. tidak menjadi bagian kegiatan ilegal, atau mengikatkan diri pada tindakan-
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;
f. menggalang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor dalam pelaksanaan
audit;g. saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama auditor
A il k
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 45/104
45
Aturan Perilaku
2. Obyektivitas
a. mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya yang apabila tidak
diungkapkan mungkin dapat mengubah pelaporan kegiatan-kegiatan yang diaudit;
b. tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin
mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang
mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan;
c. menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan maupun
pertimbangan profesionalnya.
3. Kerahasiaan
a. secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh dalam
audit;
b. tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi/golongan di luar kepentingan organisasi atau dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
A P il k
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 46/104
46
Aturan Perilaku
4. Kompetensi
a. melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit;
b. terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasilpekerjaan;
c. menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan,
keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.
P l
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 47/104
47
Pelanggaran
> Tindakan yang tidak sesuai dengan Kode Etik tidak dapat diberi toleransi meskipun
dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi, atau
diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
> Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan lain
melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.
> Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran Kode Etik oleh auditor kepada
pimpinan organisasi.
> Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran Kode Etik ditangani oleh Badan
Kehormatan Profesi, yang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlahganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan Profesi
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan APIP.
> Dalam hal-hal tertentu yang menurut pertimbangan profesionalnya, seorang auditor
dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan perilaku tertentu. Permohonan
pengecualian atas penerapan Kode Etik tersebut harus dilakukan secara tertulis
sebelum auditor terlibat dalam kegiatan atau tindakan yang dimaksud.
> Persetujuan untuk tidak menerapkan Kode Etik hanya boleh diberikan oleh pimpinan
APIP
S k i
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 48/104
48
Sanksi
> Auditor APIP yang terbukti melanggar Kode Etik akan dikenakan sanksi oleh pimpinan
APIP atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentuk-bentuk sanksi yang
direkomendasikan oleh Badan Kehormatan Profesi antara lain berupa :
a. teguran tertulis;
b. usulan pemberhentian dari tim audit;
c. tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.
Dalam beberapa hal, pelanggaran terhadap Kode Etik dapat dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 49/104
49
KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK
Latar Belakang
Kode Etik Bagian A
Kode Etik Bagian B
• Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 50/104
50
• Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
• Diatur dalam Pasal 43 UU AP Asosiasi Profesi Akuntan Publik, MenteriKeuangan menetapkan hanya 1 asosiasi yakni IAPI dan mempunyaiwewenang :
• a. menyusun dan menetapkan SPAP;
• b. menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik;
• c. menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan; dan
• d. melakukan reviu mutu bagi anggotanya.
• Diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 Tentang PraktikAkuntan Publik
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 Tentang AkuntanPublik
• Di atur dalam Pasal 24 sd Pasal 31 UU Akuntan Publik
Hak Kewajiban dan Larangan Akuntan Publik
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 51/104
51
Latar Belakang
> Salah satu misi Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”) adalah untuk menyusun
dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang
berkualitas dengan mengacu pada standar internasional.
> Sehubungan dengan hal tersebut, IAPI telah memberikan tanggung jawab kepada
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik IAPI untuk mengembangkan dan
menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas yang
berlaku bagi profesi akuntan publik di Indonesia> Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik“) ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
Bagian A : menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.
Bagian B : dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka
konseptual tersebut pada situasi tertentu.
L t B l k
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 52/104
52
Latar Belakang
> Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus
diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (“KAP“) atau Jaringan
KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota
IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selainassurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk
tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”.
> Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan
jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan
Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan
kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur
dalam Kode Etik ini.
> Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan
etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan
etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisitersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam
perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi
lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 53/104
53
• BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 54/104
54
• BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
(a) Prinsip integritas.
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
(b) Prinsip objektivitas.
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak layak (undueinfluence) dari pihak-pihak lain memengaruhi
pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.(c) Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
Profesional (professional competence and due care). Setiap Praktisi wajib
memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang
dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat
menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode
pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai
dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 55/104
55
• BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
(d) Prinsip kerahasiaan.
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
nformasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi
kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan
ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang
diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakanoleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
(e) Prinsip perilaku profesional.
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Pendekatan Kerangka Konseptual
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 56/104
56
> Ancaman terhadap kepatuhan Praktisi pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi
dalam situasi tertentu ketika Praktisi melaksanakan pekerjaannya. Karena
beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk menjelaskan setiap situasi yang
dapat menimbulkan ancaman tersebut beserta pencegahan yang tepat dalam Kode
Etik ini. Selain itu, karena berbedanya sifat perikatan dan penugasan pekerjaan,pencegahan yang diterapkan untuk menghadapi ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi dapat berbeda untuk situasi yang berbeda. Kerangka
konseptual mengharuskan Praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik, serta tidak hanya mematuhi
seperangkat peraturan khusus yang dapat bersifat subjektif> Kode Etik ini memberikan suatu kerangka untuk membantu Praktisi dalam
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi. Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain
ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan terhadap prinsip
dasar etika profesi tetap terjaga
Pendekatan Kerangka Konseptual
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 57/104
57
> Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika profesi ketika ia mengetahui, atau seharusnya dapat mengetahui,
keadaan atau hubungan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap prinsip
dasar etika profesi.
> Setiap Praktisi harus memperhatikan faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif dalammempertimbangkan signifikansi suatu ancaman. Jika Praktisi tidak dapat
menerapkan pencegahan yang tepat, maka ia harus menolak untuk menerima
perikatan tersebut atau menghentikan jasa profesional yang diberikannya, atau
bahkan mengundurkan diri dari perikatan tersebut
> Praktisi mungkin saja melanggar suatu ketentuan dalam Kode Etik ini secara tidak
sengaja. Tergantung dari sifat dan signifikansinya, pelanggaran tersebut mungkin saja
tidak mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi jika pelanggaran
tersebut dapat dikoreksi sesegera mungkin ketika ditemukan dan pencegahan yang
tepat telah diterapkan
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 58/104
58
• ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.
Ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
(a) Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari
kepentingan keuangan4 maupun kepentingan lainnya dari Praktisi maupun anggota
keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari Praktisi;
(b) Ancaman telaah-pribadi, yaitu ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang
diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh Praktisi yang bertanggung jawabatas pertimbangan tersebut;
(c) Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap atau
pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari
Praktisi tersebut;
(d) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati
terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan hubungannya; dan
(e) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk
bersikap objektif.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 59/104
59
• ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
(a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan; dan
(b) Pencegahan dalam lingkungan kerja.
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang –undangan, atau peraturan mencakup
antara lain:(a) Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi;
(b) Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional berkelanjutan;
(c) Peraturan tata kelola perusahaan;
(d) Standar profesi;
(e) Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator;
(f) Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikankewenangan hukum atas
laporan, komunikasi, atau informasiyang dihasilkan oleh Praktisi.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 60/104
60
• SEKSI 110 PRINSIP INTEGRITAS
110.1 Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
110.2 Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya
yang diyakininya terdapat:
(a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
(b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hatihati;atau
(c) Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi
yang seharusnya diungkapkan.
110.3 Praktisi tidak melanggar paragraf 110.2 dari Kode Etik ini jika ia memberikan
laporan yang dimodifikasi atas hal-hal yang diatur dalam paragraf 110.2 tersebut.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 61/104
61
• SEKSI SEKSI 120 PRINSIP OBJEKTIVITAS
120.1 Prinsip objektivitas mengharuskan Praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas,
benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain
memengaruhi pertimbangan profesional ataupertimbangan bisnisnya
120.2 Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya.
Karena beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap
situasi tersebut. Setiap Praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat
subjektif atau yang dapatmengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap
pertimbangan profesionalnya
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 62/104
62
• SEKSI SEKSI 130 PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN
KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
130.1 Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
mewajibkan setiap Praktisi untuk:
(a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja; dan
(b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
130.2 Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang
cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional. Kompetensi
profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut:
(a) Pencapaian kompetensi profesional; dan
(b) Pemeliharaan kompetensi profesional
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 63/104
63
130.3 Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran dan pemahaman
yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan
bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan
sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agardapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan
profesional.
130.4 Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi
untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu,
sesuai dengan persyaratan penugasan.
130.5 Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat
bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.
130.6 Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional l
ainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat
yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan.
• SEKSI SEKSI 140 PRINSIP KERAHASIAAN
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 64/104
64
140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:
(a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP
tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat
kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau
peraturan lainnya yang berlaku; dan
(b)Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
140.2 Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
lingkungan sosialnya. Setiap Praktisi harus waspadaterhadap kemungkinan
pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan
hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung
atau anggota keluarga dekatnya.
140.3 Setiap Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon
klien atau pemberi kerja
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 65/104
65
140.4 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi
terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.
140.5 Setiap Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk
memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah
wewenangnya, serta pihak lain yang memberikan saran dan bantuan
profesionalnya.
140.6 Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah
berakhirnya hubungan antara Praktisi dengan klien atau pemberi kerja. Ketika
berpindah kerja atau memperoleh klien baru, Praktisi berhak untuk menggunakan
pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Namun demikian, Praktisi tetap tidak
boleh menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi yang bersifat rahasia
yang diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis.
140.7 Di bawah ini merupakan situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi untuk
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 66/104
66
p y g g g
mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia atau ketika pengungkapan
tersebut dianggap tepat:
(a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau
pemberi kerja;
(b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh:
(i) Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau
(ii) Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran
hukum; dan
(c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan,
selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:
(i) Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi
profesi atau regulator;
(ii) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi
profesi atau regulator;
(iii) Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan; atau
(iv) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
140.8 Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 67/104
67
g g p y g p
Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
(a) Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien
atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi oleh Praktisi;
(b) Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan. Ketika
fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak lengkap,
pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis
pengungkapan yang harus dilakukan; dan
(c) Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap Praktisi harus
memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
• SEKSI SEKSI 150 PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 68/104
68
150.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi setiap
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan
yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapatmengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang
rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang
dapat menurunkan reputasi profesi.
150.2 Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap Praktisi
tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus bersikap jujur
dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan sebagai berikut:
(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat
diberikan, kualifikasi yang dimiliki,atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
(b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang
tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 69/104
69
• BAGIAN B ATURAN ETIKA PROFESI
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 70/104
70
• SEKSI 200 ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
200.1 Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual yang
tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi. Contoh-contoh yang diberikan
dalam Seksi ini bukan merupakan daftar lengkap mengenai setiap situasi yang dihadapi
oleh Praktisi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhannya pada prinsip
dasar etika profesi. Oleh karena itu, tidak cukup bagi Praktisi untuk hanya mematuhi
contoh-contoh yang diberikan, melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual
tersebut dalam setiap situasi yang dihadapinya.
200.2 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitas
yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi profesinya, yang dapat
mengakibatkan pertentangan dengan jasa profesional yang diberikannya
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 71/104
71
• SEKSI 210 PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP
210.1 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus mempertimbangkan
potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang
diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas atau
perilaku profesional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang dapat dipertanyakan yang
terkait dengan klien (pemilik, manajemen, atau aktivitasnya).
210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat mengancam kepatuhanpada prinsip dasar etika profesi mencakup antara lain keterlibatan klien dalam aktivitas
ilegal (seperti pencucian uang), kecurangan, atau pelaporan keuangan yang tidak lazim.
210.3 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika ancaman yang terjadi
tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 72/104
72
• SEKSI 220 BENTURAN KEPENTINGAN
220.1 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karenasituasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika profesi. Sebagai contoh, ancaman terhadap objektivitas dapat terjadi ketika Praktisi
bersaing secara langsung dengan klien atau memiliki kerjasama usaha atau kerjasama
sejenis lainnya dengan pesaing utama klien. Ancaman terhadap objektivitas atau
kerahasiaan dapat terjadi ketika Praktisi memberikan jasa profesional untuk klien-klien
yang kepentingannya saling berbenturan atau kepada klien-klien yang sedang saling
berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.
220.2 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman. Pengevaluasian
tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien
atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis
atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. Jikaancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 73/104
73
• SEKSI 230 PENDAPAT KEDUA
230.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika Praktisi
diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai penerapanakuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi
tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. Sebagai contoh,
ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
dapat terjadi ketika pendapat kedua tidak didasarkan pada fakta yang sama seperti fakta
yang disajikan kepada Praktisi yang memberikan pendapat pertama, atau didasarkan
pada bukti yang tidak memadai. Signifikansi ancaman akan tergantung dari kondisi yang
melingkupi permintaan pendapat kedua, serta seluruh fakta dan asumsi lain yang
tersedia yang terkait dengan pendapat profesional yang diberikan.
230.2 Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak memberikan
persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua untuk melakukan
komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka Praktisi yangdiminta untuk memberikan pendapat kedua tersebut harus mempertimbangkan seluruh
fakta dan kondisi untuk menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan
SEKSI 240 IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 74/104
74
• SEKSI 240 IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASILAINNYA
240.1 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan, Praktisi
dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Faktaterjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih
rendah dari Praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi.
Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat
saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan. Sebagai contoh,
ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan
sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya
perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku.
S KSI 2 0 ASA AN JASA O SIONAL
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 75/104
75
• SEKSI 250 PEMASARAN JASA PROFESIONAL
250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesidapat terjadi ketika
Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan11 atau bentuk pemasaran lainnya.Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada perilaku
profesional dapat terjadi ketika jasa profesional, hasil pekerjaan, atau produk yang
ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip perilaku profesional.
250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa
profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:
(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat
diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
(b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain. Jika Praktisi memiliki keraguan atas
tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran lainnya, maka Praktisi harusmelakukan konsultasi dengan organisasi profesi.
• SEKSI 260 PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH TAMAHAN
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 76/104
76
• SEKSI 260 PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHANLAINNYA
260.1 Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahtamahan lainnya (hospitality)oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman kepentingan
pribadi terhadap objektivitas dapat terjadi ketika hadiah dari klien diterima, atau
ancaman intimidasi terhadap objektivitas dapat terjadi sehubungan dengan
kemungkinan dipublikasikannya penerimaan hadiah tersebut.
260.2 Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman selain ancaman yang secara
jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat
yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima pemberian
tersebut
SEKSI 270 PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 77/104
77
• SEKSI 270 PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN
270.1 Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau
aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlakudan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
270.2 Selain itu, setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan keterkaitan
Praktisi dengan aset tersebut, sebagai contoh, keterkaitan Praktisi dengan aset yang
berhubungan dengan kegiatan ilegal, seperti pencucian uang. Sebagai bagian dari
prosedur penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara
yang memadaimengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan kewajiban yang
timbul berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam kondisi
demikian, Praktisi dapatmempertimbangkan untuk meminta nasihat hukum.
• SEKSI 280 OBJEKTIVITAS – SEMUA JASA PROFESIONAL
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 78/104
78
280.1 Dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap Praktisi harus mempertimbangkan
ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat
terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur,
pejabat, atau karyawannya. Sebagai contoh, ancaman kedekatan terhadap kepatuhanpada prinsip dasar objektivitas dapat terjadi dari hubungan keluarga, hubungan
kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.
280.4 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang diidentifikasi
dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
(a) Mengundurkan diri dari tim perikatan.
(b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
(c) Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang dapat menimbulkan
ancaman.
(d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP atau Jaringan KAP.
(e) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yangbertanggung jawab atas
tata kelola perusahaan.
• SEKSI 290 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 79/104
79
290.1 Dalam melaksanakan perikatan assurance, Kode Etik ini mewajibkan anggota tim
assurance, KAP, dan jika relevan, Jaringan KAP, untuk bersikap independen terhadap
klien assurance sehubungan dengan kapasitas mereka untuk melindungi kepentingan
publik.290.2 Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna
hasil pekerjaan perikatan assurance atas hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran
yang dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu kriteria tertentu.
290.3 Dalam perikatan assurance, Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan untuk
meningkatkan tingkat keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yangdituju, selain pihak yang bertanggung jawab12 atas hal pokok, mengenai hasil
pengevaluasian atau hasil pengukuran yang dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
• SEKSI 290 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 80/104
80
290.8 Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap Praktisi untuk
bersikap sebagai berikut:
(a) Independensi dalam pemikiran.
Independensi dalam pemikiran merupakan sikap mental yang memungkinkan
pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu
pertimbangan profesional, yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki
integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.
(b) Independensi dalam penampilan.
Independensi dalam penampilan merupakan sikap yang menghindari tindakan atausituasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga (pihak yang rasional dan memiliki
pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang
diterapkan) meragukan integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari anggota
timassurance, KAP, atau Jaringan KAP
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 81/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. Section 200 Pendahuluan
Section 210 Perikatan Profesional
Section 220 Masalah Kepentingan
Section 230 Pendapat kedua Section 240 Imbalan dan Tipe Lain Pembayaran
Section 250 Jasa Pemasaran Profesional
Section 260 Gifts and Hospitality
Section 270 Custody of Client Assets Section 280 Objectivity – All Services
Section 290 Independence – Audit and Review Engagements
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 82/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 200 – Pendahuluan.
Isi Kerangka Konseptual seperti pada bagian A yang diaplikasikan
pada situasi nyata akuntan public. Berisi mengenai ancaman yangdihadapi akuntan public yang dapat tercipta akibat prinsip dasar
akuntan publik, yaitu: Independensi, integritas, objektivitas,
kompetensi profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku
profesional, dan standar teknis.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 83/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 210 – Perikatan Profesional.
Sebelum membuat perikatan professional akuntan public harus
memperhatikan hal-hal berikut. Penerimaan klien, semua hal yangterkait dengan klien harus diketahui terlebih dahulu oleh auditor.
Penerimaan perikatan, akuntan public harus memperhatikan
mengenai isi semua perikatan yang ada, agar tidak menimbulkan
ancaman ketika melakukan audit atau dimasa yang akan datang.
Perubahan pada perjanjian kerja juga harus diperhatikan olehakuntan public jika saja si klien melakukan wanprestasi terhadap
perikatan yang ada.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 84/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 220 – Konflik Kepentingan.
Untuk menghindari masalah kepentingan ini yang harus diperhatikan
sebelum menerima perikatan adalah akuntan public sudah dengan jelas untuk membuat perikatan yang bebas dari hubungan istimewa
agar dapat berkerja dengan independen. Karena sebagai auditor
sikap independen adalah yang utama dalam memberikan pendapata
pada laporan keuangan.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 85/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 230 – Pendapat Kedua.
Auditor harus dapat membuat opini kedua terkait laporan keuangan
yang diperiksa. Karena dalam beberapa kasus ada saja yang temuanmaterial ditemukan setelah selesai audit lapangan, oleh sebab itu
auditor harus sudah menyiapkan opini cadangan terkait temuan
yang ada.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 86/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 240 – Bayaran dan Jenis Imbalan Lainnya.
Bayaran dan Jenis Imbalan Lainnya juga menjadi bagian penting bagi
akuntan public. Dalam melakukan perikatan, jangan KAP menerimafee terlalu kecil yang dapat menyebabkan pemeriksaan kurang
optimal atau pun bayaran yang terlalu besar karena dapat membuat
independensi dalam memerikan opini menjadi tidak objektif.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 87/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 250 – Jasa Pemasaran Profesional.
KAP tidak dianjurkan menggunakan jasa pemasaran, karena bisa saja
yang memberikan klien mempunyai kepentingan tersendirididalamnya sehingga akan mengganggu independensi dari KAP
tersebut.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 88/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 260 – Hadiah dan Keramahtamahan.
Untuk tetap menjaga independensi KAP, setiap anggota tim audit
dan keluarga dari auditor tidak boleh menerima natura dari klienyang sedang di audit. Karena dapat mengganggu independensi dari
auditor yang melakukan audit lapangan.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 89/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 270 – Penyimpanan Aset Klien.
KAP harus memastikan pemisahan asset klien dengan pemilik atau
pun entitas lain.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 90/104
IFAC
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 280 – Objektivitas Semua Jasa.
Terkait jasa audit yang diberikan KAP harus memberikan tim yang
benar-benar terbebas dari kepentingan yang ada terhadap si klien.Tidak ada hubungan keluarga ataupun perikatan pekerjaan selain
dari perikatan audit.
IFAC
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 91/104
(International Federation of Accountants)
Part B – Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d)
Section 290 – Independensi perikatan.
Mengenai proposal perikatan seperti yang sudah pernah kita bikin
pada mata kuliah AUDIT dan ATESTASI. Hanya saja denganpenambahan mengnai independensi tim terkait.
Consultative Committee of Accountancy Bodies
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 92/104
y
(CCAB)
ICAEW: Institute of Chartered Accountants in England and WalesACCA: Association of Chartered Certified Accountants
CIPFA: Chartered Institute of Public Finance and Accountancy
ICAS: Institute of Chartered Accountants of Scotland
CA – Ireland: Chartered Accountants Ireland
CCAB
ICAEW CIPFAACCA ICAS CA - Ireland
Consultative Committee of Accountancy Bodies
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 93/104
y
(CCAB)
Tujuan: mempromosikan pertumbuhan jangka panjang perekonomian Britania
melalui profesi akuntansi.
Misi: Untuk menyatukan suara dari seluruh profesi di Britania.
Pesan etika oleh CCAB: Integritas
Etika positif
Mendukung etika yang berbudaya sesuai dengan prilakuk organisasi
Mendukung Pendakatan secara prinsipal bukan peraturan.
Code etik harus harus secara proporsi.
Mendukung kode etik yang meng-global.
Mengutamakan kepentingan publik.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 94/104
SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS).
Pada awalnya berdiri di Hattiesburg, Mississippi pada 1983.
Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih
menjadi CEO- nya. Perusahaan go public pada tahun 1989melalui merger dengan Advantage Companies Inc. Sejak saat itu
nama perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom pada tahun
1995, dan kemudian diganti hanya WorldCom pada tahun 2003.
Pertumbuhan perusahaan WorldCom terutama didorong oleh
akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnyaselama tahun 1990-an dan mencapai puncaknya dengan akuisisi
MCI pada tahun 1998.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 95/104
SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)
Diantara perusahaan yang dibeli atau bergabung dengan
WorldCom adalah Advanced Communications Corp. (1992),
Metromedia Communication Corp. (1993), ResurgensCommunications Group(1993), IDB Communications Group, Inc
(1994), Williams Technology Group, Inc. (1995), and MFS
Communications Company (1996. Akuisisi MFS termasuk
UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS lama
sebelum merger dengan WorldCom.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 96/104
SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)
Pada Februari 1998, WorldCom melakukan pembelian online
CompuServe yang merupakan pelopor dari perusahaan induk
Blok H & R nya. WorldCom kemudian mempertahankanCompuserve Divisi Layanan Jaringan, menjual layanan online
untuk America Online, dan menerima pembagian jaringan AOL,
ANS. Akuisisi Digex (DIGX) pada bulan Juni 2001 juga kompleks;
Worldcom mengakuisisi perusahaan induk Digex itu, Intermedia
Komunikasi, dan kemudian menjual semua non-Digex Intermediaaset untuk Allegiance Telecom.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 97/104
SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)
Pada tanggal 10 November 1997, WorldCom dan MCI
Communications mengumumkan merger senilai US $ 37 milyar
untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini merupakanmerger terbesar dalam sejarah AS. Pada tanggal 15 September
1998, perusahaan baru, MCI WorldCom, mulai dibuka untuk
bisnis.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 98/104
SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)
Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCommengumumkan perjanjian merger antara dua perusahaansebesar$ 129 Milayar.Namun pada tanggal 13 Juli 2000, dewan direksi
dari kedua pihakperusahaan bertindak untuk mengakhiri merger.Hal ini karena mendapat larangan dari pemerintahan AS, karenaperjanjian kerjasama dua perusahaan telekomunikasi besartersebut dianggap merupakan bagian praktik monopoli. Kini MCIWorldCom menamai dirinya dengan"WorldCom" tanpa Sprint
menjadi bagian dari perusahaan. Perusahaan dengan kode sahamWcom di bursa Nasdaq ini telah memiliki 73.000 pegawai yangtersebar di seluruh dunia. Sebanyak 8.300 di antaranya adalahpegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 99/104
Latar belakang.
WorldCom, Inc., adalah perusahan telekomunikasi terbesar
kedua di Amerika Serikat. Hampir 70% asetnya lebih besar dari
Enron pada 25 Juni 2002, yang mengembungkan arus kas sebesar
$3,8 Milyar.Hal ini sangat mengejutkan pasar saham Amerika saat itu, ketika:
Kebangkrutan Enron pada 2 Desember 2001.
Depresi dari pasar saham.
Permohonan para pemimpin perusahaan dan presiden Bushuntuk merestorasi terkait peraturan korporasi, pelaporan,
dan pasar keuangan.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 100/104
Latar belakang. (Lanjutan)
Pengenalan atas tata cara peraturan oleh Komisi bursa efek.
Perdebatan antara Senat dan Kongres untuk memisahkan
obligasi untuk memperbaiki peraturan dan akuntabilitas.
Keyakinan pada Arthur Anderson selaku auditor Enron danWorldCom mengenai gangguan hokum pada 15 Juni 2002.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 101/104
Kecurangan.
Manipulasi yang dilakukan WorldCom termasuk yang sangat dasar, yaitusemua biaya yang harus dibayar kepada pihak ketiga ditempatkan padaakun yang tidak sesuai. Beban yang seharusnya berada pada laporanlaba/rugi oleh WorldCom dimasukan pada neraca, sehingga beban padalaba/rugi terlihat lebih kecil dan hanya mempengaruhi sebelah asset.
Dan juga provisi untuk biaya dimasa depan mereka buat besar, sehinggaWorldCom dapat memainkan pendapatan dengan meng-adjust provisipada laba/rugi.
Selisih peningkatan pendapatan sangat cepat meningkat hingga lebih $9Miliar pada 19 September 2002. Dengan alasan berikut:
1. $3,85 Miliar beban yang dikapitalisir pada 25 Juni 2002.
2. $3,83 Miliar beban yang dikapitalisir dengan tidak sesuai pada1999, 2000, 2001 dan kuartal pertama 2002, pada 8 Agustus 2002.
3. $2 Miliar dari manipulasi pendapatan dari provisi beban yangdimulai sejak 1999.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 102/104
Kecurangan. (Lanjutan)
Menempatkan Ebbers yang bukan seorang akuntan menjadiCEO.
Yang memulai karir sebagai tukang susu dan tukang pukul, dan
kemudian menjadi pelatih basket yang kemudian menjadi pemilikhotel Western Hotel sebelum masuk ke WorldCom. Ebbers punmendapat julukan “Telcom Cowboy ”. Ia melakukan manipulasipembukuan dibantu oleh Scott Sullivan – CFO.
Fakta lain terungkap adalah pinjaman sebesar $408 juta yangseharusnya digunakan untuk margin call, malah digunakan untukmembeli peternakan sapi di Kanada.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 103/104
Kecurangan. (Lanjutan)
Pada tanggal 13 Juli 2005 akhirnya Ebbers dihukum 25 tahun
penjara federal. Sedangkan Sullivan mendapat keringanan
hukuman 5 tahun.
Dengan demikian investor kehilangan lebih dari $180 juta dalam
keruntuhan WorldCom.
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional
http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 104/104
TERIMA KASIH