bab 4 etika profesional

22
PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1 Nama Kelompok 1: Herni Yulia (0814190100) Putri Dwi Jayanti (0814190125) Marety Yanty Sukmadewi (0814190180) Nurbaity (0814190216) Sudomo Silaban (0814190359) M. Taufan Samudera (0714190357)

Upload: holanromansah

Post on 02-Jul-2015

341 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Etika Profesional

PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1

Nama Kelompok 1: Herni Yulia (0814190100) Putri Dwi Jayanti (0814190125) Marety Yanty Sukmadewi

(0814190180) Nurbaity (0814190216) Sudomo Silaban (0814190359) M. Taufan Samudera (0714190357)

Page 2: Bab 4 Etika Profesional

PENDAHULUANSetiap akuntan publik pada umumnya

harus mengenal, mengetahui & memiliki suatu etika dan independensi yang profesional.

Karena kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting, sehingga banyak etika yang umum dimasukkan ke dalam undang-undang dengan tujuan akuntan publik dapat menerapkan etika-etika profesionalnya dalam kemasyarakatan

Etika dan independensi serta persyaratan etis lain untuk akuntan publik disesuaikan dengan Kode Perilaku Profesional dari AICPA/IAI, karena dengan adanya kode perilaku tersebut maka diharapkan seorang akuntan publik dapat memiliki dan menerapkan nilai-nilai etika profesional.

Page 3: Bab 4 Etika Profesional

ETIKA PROFESIONAL

Apakah Etika itu ?

Etika (ethics) → sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral.

Berikut ini adalah enam nilai inti etis mengenai perilaku etis menurut

Josephson Institute :

1. Dapat dipercaya → mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas dan loyalitas

2. Penghargaan → mencakup gagasan seperti kehormatan, kesopansantunn.

3. Pertanggungjawaban → berarti bertanggung jawab atas tindakan seseorang.

4. Kelayakan → mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, stkap tidak memihak.

5. Perhatian → berarti sunguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain.

6. Kewarganegaraan → termasuk kepatuhan terhadap undang-undang.

Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis : Standar etika seseorang berbeda dengan masyarakat umum. Orang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.

Page 4: Bab 4 Etika Profesional

DILEMA ETIKA

Dilema etika → situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat.

Ada cara-cara alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi kita harus hati-hati untuk menghindari metode yang merasionalkan perilaku etis.Berikut ini adalah metode-metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah dapat mengakibatkan tindakan tidak etis:

1. Setiap orang melakukannya 2. Jika sah menurut hukum, hal itu etis 3. Kemungkinan Penemuan dan Konsekuensinya

Berikut pendekatan-pendekatan untuk menyelesaikan suatu dilema etika :

1. Memperoleh fakta yang relefan. 2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut. 3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut

dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi. 4. Mengidentifikasi berbagai alternatif 5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif. 6. Memutuskan tindakan yang tepat

Page 5: Bab 4 Etika Profesional

KEBUTUHAN KHUSUS AKAN PERILAKU ETIS DALAM PROFESI

Seorang profesional diharapkan dapat berprilaku pada tingkat yang lebih tinggi dari yang dilakukan oleh

sebagian besar anggota masyarakat lain.

Arti istilah profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab

diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.

Alasan utama mengharapkan tingkat perilaku yang tinggi oleh setiap profesional yang tinggi oleh setiap

profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa

memandang individu yang menyediakan jasa tersebut.

Kantor Akuntan Publik (KAP) memiliki hubungan khusus dengan para pemakai laporan keuangan yang berbeda

dengan bentuk hubungan antara profesional lain dengan para pemakai jasanya.

Page 6: Bab 4 Etika Profesional

Gambar 4-2. Cara-cara profesi dan masyarakat mendorong akuntan publik berprilaku pada tingkat yang tinggi.

Dua faktor yang paling berpengaruh – ditunjukan pada warna orange.Kode Perilaku Profesional berarti memberikan standar prilaku kepada semua anggota AICPA. PCAOB berwenang untuk menetapkan standar etika dan independensi bagi auditor perusahaan publik, dan SEC juga memainkan peran yang penting dalam menetapkan standar independensi bagi auditor perusahaan publik.

Page 7: Bab 4 Etika Profesional

KODE PERILAKU PROFESIONAL

kode etik ini terdiri dari empat bagian : 1. Prinsip-prinsip Etis : a. tanggung jawab b. kepentingan publik c. integritas d. objektifitas dan independensi e. keseksamaan f. ruang lingkup dan sifat jasa 2. Peraturan Prilaku mencakup peraturan khusus yang harus dipatuhi oleh setiap akuntan publik dalam praktik akuntansi publik. Perbedaaan antara standar perilaku yang tersusun dalam peraturan perilaku, apabila para praktisi berprilaku pada tingkat minimum maka hal itu tidak menyiratkan perilaku yang tidak memuaskan. Profesi telah menyusun standar yang cukup tinggi agar standar prilaku yang minimum pun dapat memuaskan. 3. Interprestasi Peraturan Prilaku kebutuhan akan interprestasi peraturan perilaku yang dipublikasikan timbul ketika beragam pertanyaan dari para praktisi tentang peraturan yang spesifik.

4. Kaidah Etika kaidah → penjelasan oleh komite eksekutif dari divisi etika profesional tentang situasi faktual khusus. Sejumlah besar kaidah etika dipublikasikan dalam versi yang diperluas dari Kode Perilaku Profesional AICPA.

Page 8: Bab 4 Etika Profesional

INDEPENDENSI Independensi adalah peraturan perilaku yang pertama. Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan adalah hasil dari interprestasi lain atas independensi ini. Bila auditor independen dalam fakta tetapi pemakai yakin bahwa mereka menjadi penasehat untuk klien, sebagian besar nilai dari fungsi audit telah hilang.

1. Jasa Nonaudit Banyak dari jasa ini dilarang menurut aturan independensi SEC. Aturan baru ini menjelaskan banyak larangan yang ada dan memperluas situasi dimana jasa tersebut tidak diperkenankan. Berikut adalah sembilan jasa yang tidak diperkenankan :1. Jasa pembukuan dan akuntansi lain.2. Perancangan dan implementasi sistem informasi keuangan. 3. Jasa penaksiran atau penilaian.4. Jasa aktuarial.5. Outsourcing audit internal.6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia7. Jasa pialang atau dealer atau penasihat investasi atau bankir investasi8. Jasa hukum dan pakar yang tidak berkaitan dengan audit.9. Semua jasa lain yang ditentukan oleh peraturan PCAOB sebagai tidak diperkenankan.

Page 9: Bab 4 Etika Profesional

2. Komite Audit adalah sejumlah angota dewan direksi perusahaan yang tanggung jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari manajemen.

3. Konflik yang timbul dari hubungan personalia Penerimaan karyawan dari mantan anggota tim audit pada sebuah klien meningkatkan masalah independensi. Kantor akuntan publik tidak dapat terus mengaudit klien tersebut jika auditor menerima posisi itu dan telah berpartisipasi dalam setiap kapasitas audit selama satu tahun sebelum dimulainya audit. Kantor akuntan publik bisa terus melaksanakan audit jika mantan auditor menerima posisi seperti asisten kontroler atau akuntan tanpa tanggung jawab utama di bidang akuntansi.

4. Rotasi Patner Seperti yang disaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act, aturan independensi SEC menharuskan pimpinan dan patner audit merotasi penugasan audit sesudah lima tahun (patner yang sama tidak akan terlibat dengan kinerja aktual audit tertentu dan kemudian kembali terlibat dengan review pekerjaan sesudah penyelesaian audit tersebut).

5. Kepentingan Kepemilikan Aturan SEC tentang hubungan keuangan berfokus pada perspektif penugasan dan melarang kepemilikan pada klien audit bagi orang-orang yang dapat mempengaruhi audit. Aturan itu melarang setiap kepemilikan oleh orang-orang yang terlibat dalam audit dan keluarga dekat mereka.

Page 10: Bab 4 Etika Profesional

Independence Standar Board (ISB)

ISB adalah sebuah badan sektor swasta, dibentuk tahun 1997 guna memberikan kerangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan audit perusahaan publik. ISB dibubarkan pada tahun 2001 setelah mengadopsi aturan independensi auditor SEC yang baru atau direvisi, karena telah memenuhi sebagian misinya. Namun pengumuman dan interprestasi ISB yang ada tetap berlaku kecuali bertentangan dengan aturan independensi yang dibuat oleh SEC.

Belanja Prinsip Akuntansi

SAS 50 (AU 625) merencanakan persyaratan yang harus diikuti ketika sebuah kantor akuntan publik diminta untuk memberikan pendapat secara tertulis atau lisan menyangkut penerapan prinsip akuntansi atau jenis pendapat audit yang akan dikeluarkan atas transaksi khusus atau hipotesis dari klien audit kantor akuntan publik lain. Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk meminimalkan kemungkinan manajemen mdngikuti praktik yang umumnya disebut belanja pendapat (opinion shopping) dan ancaman potensial atas independensi, seperti yang telah dijelaskan.

Page 11: Bab 4 Etika Profesional

Peraturan Perilaku dan Interpretasi Independensi

Peraturan 101-IndependensiSemua anggota yang berpraktik untuk perusahaan publik

harus independen dalam pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana disyaratkan oleh standar yang dirumuskan lembaga yang dibentuk oleh dewan.

Interpretasi peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal itu berpontensi merusak independensi audit aktual (independensi dalam fakta), dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai atas independensi auditor

Page 12: Bab 4 Etika Profesional

Peraturan 101 berlaku untuk anggota yang terlibat yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi. Anggota yang tercakup meliputi : Orang-orang pada tim penugasan atestasi

Orang-orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi, seperti orang yang yang mengawasi / mengevaluasi partner penugasan.

Partner / manajer yang memberikan jasa nonatestasi kepada klien

Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang

terlibat tsb diatas.

Walaupun independensi penting sekali bagi kepercayaan publik atas akuntan publik, juga penting bahwa auditor mematuhi peraturan perilaku lainnya

Peraturan 102 – Integritas & ObjektivitasDalam pelaksanaan setiap jasa profesional, seorang anggota harus dapat mempertahankan objektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingan, dan tidak boleh dengan sengaja membuat kesalahan penyajian atas fakta atau menyerahkan penilaiannya kepada orang lain

Page 13: Bab 4 Etika Profesional

Peraturan Perilaku LainnyaKetiga Kode Standar berikutnya berhubungan dengan kepatuhan auditor pada persyaratan standar teknis. Berikut ini adalah persyaratan dari standar teknis :

Peraturan 201-standar umumSeseorang harus mematuhi standar berikut dan interpretasinya

yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh dewan.

A. Kompetensi Profesional. Hanya mengerjakan jasa profesional dimana anggota atau kantor anggota menganggap secara wajar dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional

B. Keseksamaan Profesional (due profesional care). Menggunakan kemahiran profesional dalam pelaksanaan jasa profesional.

C. Perencanaan dan supervisi. Merencanakan dan mengawasi secara mencukupi pelaksanaan jasa profesional.

D. Data relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi sebagai dasar yang layak untuk membuat kesimpulan

Page 14: Bab 4 Etika Profesional

Peraturan 202 – Ketaatan pada standarSeorang anggota yang melaksanakan jasa audit, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh dewan.Peraturan 203 – Prinsip-prinsip akuntansiSeorang anggota tidak boleh

1. Memberikan pendapat / menyatakan secara tegas bahwa laporan keuangan / data keuangan lainnya milik suatu entitas telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau,

2. Menyatakan bahwa ia tidak menyadari adanya modifikasi yang material yang harus dibuat pada laporan/data tsb agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, jika laporan / data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh Dewan untuk menetapkan prinsip semacam itu, yang mempunyai dampak material terhadap laporan / data yang diambil secara keseluruhan. Namun, jika laporan / data tsb mengandung penyimpangan dan anggota dapat memperlihatkan bahwa akibat keadaan yang tidak biasa maka tanpa penyimpangan tsb, laporan keuangan / data itu justru akan menyesatkan, anggota dapat mematuhi peraturan dengan menjelaskan penyimpangannya, dampaknya bila dapat diperkirakan, dan alasan mengapa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut diatas akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

Page 15: Bab 4 Etika Profesional

Tujuan utama persyaratan dari Peraturan 201 hingga 203 adalah untuk memberikan dukungan kepada ASB, PCAOB, FASB, dan badan penyusun-standar teknis lainnya

Para praktisi dilarang keras mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari setiap jenis penugasan tanpa persetujuan klien. Persyaratan spesifik dari Perturan 301 yang berkaitan dengan informasi rahasia klien (confidential client information) adalah sbb :

Peraturan 301 – Informasi Rahasia Klien

Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia klien tanpa persetujuan klien. Peraturan ini tidak boleh diartikan :

1. Untuk membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya menurut Peraturan 202 & 203,

2. Untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota memenuhi panggilan pengadilan yang dibuat secara sah dan dapat diberlakukan,

3. Untuk menghambat review atak praktik profesional anggota menurut AICPA / perkumpulan akuntan publik negara bagian/otorisasi Dewan Akuntansi, atau

4. Untuk menghalangi seseorang anggota mengajukan keluhan dengan, atau menanggapi suatu penyelidikan yang dilakukan oleh, divisi etika profesional atau dewan pengadilan institut atau badan investigatif atau disipliner dari perkumpulan akuntan publik negara bagian atau Dewan Akuntansi.

Page 16: Bab 4 Etika Profesional

Ada 4 pengecualian atas persyaratan kerahasiaan. Keempat pengecualian itu berkenaan dengan tanggung jawab yang lebih penting ketimbang mempertahankan hubungan rahasia dengan klien . . 1. Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis2. Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan.3. Peer Review4. Respons terhadap divisi etika.

Guna membantu akuntan publik mempertahankan objektivitas dalam melaksanakan audit/jasa atestasi lainnya, dilarang mendasarkan fee pada hasil penugasan. Persyaratan Peraturan 302 yang berhubungan dengan fee kontinjen diperlihatkan berikut ini :

Peraturan 302 – Fee Kontinjen.Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh . .(1). Melaksanakan jasa profesional apapun dengan fee kontinjen, atau

menerima fee semacam itu, dari klien dimana anggota/kantor akuntan anggota melakukan :a. Audit/review atas laporan keuangan, atau b. Kompilasi laporan keuangan ketika anggota menduga, atau secara wajar dapat menduga bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keu. Itu dan lap. kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi ; atauc. Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif.

atau(2) Menyiapkan SPT pajak yang asli atau yang telah diperbaiki/klaim atas

restitusi pajak agar mendapatkan fee kontinjen dari klien

Page 17: Bab 4 Etika Profesional

Karena kebutuhan khusus bagi kantor akuntan untuk berperilaku dengan cara yang profesional, Kode etika mempunyai aturan khusus yang melarang tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesiPeraturan 501 – Tindakan yang Dapat

DidiskreditkanSeorang anggota tidak boleh melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesinya.

Meskipun tindakan yang dapat didiskreditkan belum didefinisikan dengan baik dalam peraturan interpretasi, berikut ini adalah beberapa dari persyaratan tersebut :

1. Penahanan catatan klien

2. Diskriminasi dan gangguan dalam praktik karyawan.

3. Standar tentang audit pemerintah dan persyaratan badan serta agen pemerintah.

4. Kelalaian dalam penyiapan laporan atau catatan keuangan.

5. Kelalaian mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi atau lembaga pengatur lainnya.

6. Permohonan / pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan publik.

7. Kelalaian mengisi SPT pajak atau membayar kewajiban pajak.

Page 18: Bab 4 Etika Profesional

Untuk mendorong akuntan publik berperilaku secara profesional, peraturan ini juga melarang iklan atau permohonan yang palsu, menyesatkan, atau menipu.

Peraturan 502 – Iklan dan Bentuk Permohonan Lainnya.Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan iklan atau bentuk permohonan lainnya dengan cara yang palsu, meyesatkan, atau menipu. Permohonan dengan menggunakan paksaan, melampaui batas, atau mengganggu sangat dilarang.

- KOMISI Adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan / mereferensikan produk atau jasa pihak ketiga kepada klien atau sebaliknya.

Peraturan 503 – Komisi dan Fee ReferalA. Komisi yang dilarang . Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh menerima komisi untuk merekomendasikan / mereferensikan produk / jasa kepada klien, atau yang dipasok oleh klien. atau menerima komisi apabila anggota / kantor anggota tersebut juga melakukan untuk klien tsb. :

Page 19: Bab 4 Etika Profesional

a) Audit/review atas laporan keuangan, ataub) Kompilasi laporan keuangan ketika anggota menduga, atau

secara wajar dapat menduga bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keu. Itu dan lap. kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi ; atau

c) Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif

Larangan ini berlaku selama periode dimana anggota ditugaskan untuk melaksanakan setiap jasa diatas dan periode yang tercakup oleh laporan keuangan historis yang terlibat dalam jasa tersebut diatas.

B. Pengungkapan komisi yang diizinkan. Anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau berharap mendapat komisi, harus mengungkapkan fakta tsb kepada orang/entitas dimana anggota itu merekomendasikan/mereferensikan suatu produk/jasa yang berkaitan dengan komisi ini.

C. Fee Referal. Setiap anggota yang menerima fee referal untuk merekomendasikan jasa akuntan publik kepada orang/entitas atau yang membayar fee referal untuk memperoleh klien harus mengungkapkan penerimaan/pembayaran semacam itu kepada klien.

Page 20: Bab 4 Etika Profesional

Peraturan 505 mengizinkan para praktisi untuk membentuk organisasi sesuai dengan salah satu dari enam bentuk ini, sepanjang hal itu diizinkan oleh hukum negara bagian :1. Perusahaan perorangan, 2. persekutuan umum, 3. Korporasi umum (general corporation), 4. Korporasi profesional, 5. Perusahaan dengan kewajiban terbatas . 6. Pesekutuan dengan kewajiban terbatas

Peraturan 505 – Bentuk dan Nama OrganisasiAnggota dapat berpraktik dalam bidang akuntansi

publik hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum atau peraturan negara bagian yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan.

Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi publik dengan nama kantor yang menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam nama kantor organisasi penerus.

Sebuah kantor akuntan tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai “Anggota dari AICPA” kecuali semua pemilik kantor akuntan publiknya adalah anggota dari institute itu.

Page 21: Bab 4 Etika Profesional

Kepemilikan KAP oleh bukan akuntan publik sekarang diizinkan menurut kondisi berikut :

Akuntan publik harus mempunyai mayoritas kepentingan keuangan dan hak pengambilan suara pada kantor itu.

Seorang akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab akhir atas semua atestasi laporan keuangan, kompilasi, dan jasa lainnya yang diberikan oleh kantor itu

Pemilik harus selalu mempunyai ekuitas dalam hak mereka sendiri.

Peraturan berikut berlaku bagi semua pemilik yang bukan akuntan publik :

1. Mereka secara aktif harus memberikan jasa kepada klien kantor akuntan sbg pekerjaan utamanya.

2. Mereka tidak dapat menyebutkan dirinya sebagai akuntan publik tetapi dapat menggunakan gelar yang diizinkan oleh hukum negara bagian seperti ketua, pemilik, pejabat, anggota, atau pemegang saham.

3. Mereka tidak dapat memikul tanggung jawab akhir atas setiap atestasi laporan keuangan / penugasan kompilasi

4. Mereka tidak memenuhi syarat dalam keanggotaan AICPA tetapi harus memenuhi Kode Perilaku Profesional AICPA.

Page 22: Bab 4 Etika Profesional

KESIMPULAN

Aktivitas profesional akuntan publik diatur oleh Kode Perilaku Profesional AICPA, dan para auditor perusahaan publik juga mendapat pengawasan dari PCAOB sera SEC. Hal terpenting dari semua tanggung jawab etis akuntan publik adalah kebutuhan akan independensi.

Peraturan perilaku dan interpretasinya memberikan pedoman tentang kepentingan keuangan yang diizinkan dan kepentingan lainnya guna membantu akuntan publik mempertahankan independensi

Peraturan perilaku lainnya juga dirancang untuk mempertahankan kepercayaan publik atas profesi akuntan publik. Tanggung jawab etis akuntan publik diberlakukan oleh AICPA untuk para anggotanya dan oleh dewan akuntansi negara bagian bagi akuntan publik yang memiliki lisensi.