essay mekbat

Upload: desty-anggraeni

Post on 29-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penangulangan longsor batuan dengan metode drainase

TRANSCRIPT

TUGAS MEKANIKA BATUAN

Penanggulangan Longsoran Batuan dengan Saluran Drainase

Disusun oleh:

Desti Anggraeni09/285008/TK/35597

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2013Penanggulangan Longsoran Batuan

Longsor adalah suatu peristiwa pergerakan tanah maupun batuan. Sedangkan longsoran batuan merupakan pergerakan massa batuan yang disebabkan oleh lereng yang terlalu curam, gempa bumi yang mempengaruhi lereng yang tidak stabil dan juga akibat aktivitas manusia seperti getaran mesin dan lalulintas. Ada beberapa bentuk dari longsoran batuan tersebut diantaranya adalah melendut, bergeser, maupun runtuh.

Gambar 1 Contoh dari longsoran batuan. (a) Melendut. (b) Geser. (c) Retak akibat gaya tarik dan geser. (d dan e) RuntuhDalam penanggulangan longsoran batuan dapat dilakukan tiga hal yaitu memberi penahan untuk mencegah batuan tersebut runtuh, melakukan tindakan untuk memproteksi daerah di sekitar lereng batuan, dan juga melakukan perkuatan agar lereng batuan lebih stabil. Salah satu upaya dalam memperkuat lereng batuan adalah dengan membuat sistem drainase agar lereng batuan tersebut lebih stabil.Seperti yang kita ketahui air memiliki pengaruh yang cukup besar pada stabilitas lereng batuan. Hal ini dapat dilihat dari kejadian longsor lereng batuan akibat hujan yang sangat deras ataupun akibat salju yang mencair. Oleh karena itu agar lereng batuan lebih stabil maka tekanan air perlu dikurangi dengan cara membangun saluran drainase. Dalam pembangunan saluran drainase harus dipastikan bahwa tekanan air merupakan penyebab utama lereng batuan tersebut tidak stabil. Oleh karena itu penyelidikan lokasi sangat diperlukan sebelum melakukan pembangunan saluran drainase. Apabila dalam penyelidikan tersebut didapatkan hasil bahwa pembangunan saluran drainase merupakan cara yang paling tepat dalam menstabilkan lereng batuan maka pekerjaan tersebut dapat dimulai.

Gambar 2 Lereng dengan saluran drainase

Ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk mengurangi tekanan air yaitu sebagai berikut.1. Surface drainsApabila air mengalir dan mengisi patahan maka dapat dibuat parit diatas lereng agar tidak terjadi genangan dan air teralihkan dan mengalir ke parit tersebut. Pada retakan dapat diisi dengan tanah lempung, sementara pada parit dapat diperkuat dengan karung yang berisi pasir atau campuran semen. Apabila terjadi kebocoran dapat digunakan shotcrete atau aspal.2. Horizontal drainsApabila tidak ada air dipermukaan yang dapat dihilangkan maka dapat digali lubang untuk mengeringkan air di bawah permukaan. Metode yang paling sederhana adalah dengan menggali searah horisontal dari belakang hingga depan lereng untuk mengalirkan air dari daerah yang memiliki potensi mengalami kegagalan dengan kedalaman minimum 1/3 tinggi lereng. Sementara jarak antar lubang tergantung dari permeabilitas batuan, biasanya 6 30 m (20 -100 ft.)3. Pumped wellsSumur bor merupakan lubang yang dibor dengan arah vertikal yang memiliki diameter sekitar 6 inci dengan pompa listrik di bagian bawah lubang. Sumur pompa bukan merupakan cara permanen untuk menstabilkan lereng batuan. Biasanya cara ini digunakan pada saat suatu konstruksi dilakukan, pembuatan horizontal drains, maupun pemasangan angkur untuk menstabilkan lereng batuan. 4. Drainage galleriesDrainage galleries merupakan cara yang paling efektif namun mahal dalam mengeringkan air pada lereng batuan. Diameter efektifnya dapat diperbesar dengan membuat lubang disekitar saluran pengumpul ini. Cara ini hanya diperlukan apabila tekanan air yang dapat menyebabkan keruntuhan lereng cukup besar karena memerlukan penggalian batuan. Pada saat proses penggalian tidak mengganggu arus lalu lintas disekitar lokasi pekerjaan. Kecuali batuan tersebut sangat lunak maka dibutuhkan alat pendukung yang lebih besar.

Gambar 3 Lokasi optimum saluran drainase pengumpul pada lereng batuan

Biasanya pada lereng yang telah dibuat saluran drainase juga dipasang piezometer untuk memantau tekanan air dan mengetahui apakah saluran drainase tersebut efektif atau memerlukan tambahan saluran drainase.

Gambar 4 PiezometerStandpipe piezometer yang memiliki lubang-lubang pada ujungnya dimasukkan melalui lubang bor ke dalam tanah. Lalu di sekeliling lubang bor di atas standpipe piezometer di grouting dengan bentonite hingga permukaan tanah. Bentonite sendiri merupakan bahan alami berupa tanah liat yang bersifat tidak menyerap air. Grouting dilakukan untuk menjaga agar air bawah tanah hanya dapat masuk melalui lubang-lubang pada ujung tabung standpipe piezometer. Kedalaman air dapat diukur dengan memasukkan water level meter. Tekanan air pori tanah berhubungan dengan ketinggian permukaan air di dalam standpipe.

Contoh hitunganDiketahui data sebagai berikut. = 30 = 35 = 45tanah = 24 kN/m2c = 80 kN/m2h = 40 m; z = 15 mTentukan SF sebelum dan setelah diberi saluran drainase.

Gambar 5 Gaya-gaya yang bekerja

PenyelesaianSebelum diberi saluran drainase

Gambar 6 Menghitung besar W

Setelah diberi saluran drainase

Dari contoh hitungan diatas dapat dilihat bahwa saluran drainase sangat berpengaruh terhadap angka aman (SF) sehingga metode ini sangat direkomendasikan untuk menambah stabilitas lereng.

Daftar Pustaka

Research, Development, and Technology Turner-Fairbank Highway Research Center. 1989. ROCK SLOPES: Design, Excavation, Stabilization. United States. Goodman, R.E. 1989. Introduction to Rock Mechanics. University of California at Berkeley. Nugraha, Adriatmoko Ade. 2010. Penangan Longsoran Batuan. Dari http://adriatmoko.wordpress.com/2010/02/14/penanganan-longsoran-batuan/ Hoek, Evert. 1966. Rock Mechanics - an Introduction for the Practical Engineer. London. Pariseau, William G. 2006. Design Analysis in Rock Mechanics. Taylor and Francis. London.