essai rini xii_ipa5_23

5
BAHASA INDONESIA ESSAI RINI MADHAWATI XII IPA 5 / 23 2011 BATALYON DBIL 2/11/2011

Upload: rini-madhawati-kartodimedjo

Post on 12-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAHASA INDONESIA ESSAI

RINI MADHAWATI XII IPA 5 / 23

2011

BATALYON DBIL

2/11/2011

Rini Madhawati

XII IPA 5 / 23

Ketika mengalami kegagalan, musibah, dan sebagainya, biasanya kita lebih

sering menyalahkan orang lain atau keadaan. Padahal, semuanya berawal dari dalam

pikiran kita sendiri. Jika pikiran kita positif, kita akan menggerakan seluruh perbuatan

kita kepada hal-hal yang positif. Tetapi sebaliknya, jika kita berpikir negatif, sudah pasti

pikiran kita akan menggerakan seluruh perbuatan kita kepada hal-hal yang negatif.

Contoh paling gampang misalnya saat kita sedang memiliki tanggung jawab

mengerjakan tugas, disamping itu kita juga harus belajar untuk ulangan pada esok hari.

Pada saat yang bersamaan, ternyata organisasi sekolah yang kita ikuti akan mengadakan

sebuah kegiatan. Kebanyakan dari kita, pasti akan menganggap pusing masalah

tersebut. Konsentrasi kita menjadi terpecah, apakah akan mengerjakan tugas dahulu,

atau belajar dahulu, atau ikut mengurus kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi

yang kita ikuti. Karena tidak fokus, kita memilih untuk mengerjakan semua secara asal-

asal-an dan tidak sungguh-sungguh. Akibatnya, tugas kita tidak terselesaikan secara

sempurna. Yang ada kita malah mengeluh dan menyalahkan guru karena memberikan

tugas dan ulangan dalam waktu yang kurang tepat.

Contoh lain mengenai pola pikir negatif yang berkembang di dunia masyarakat

adalah keyakinan bahwa hidup itu penuh penderitaan. Orang yang memiliki pola pikir

negatif akan mengeluh dan mengutarakan bahwa hidup mereka susah dan berat. Pola

pikir seperti ini jelas salah dan tidak dibenarkan. Hidup itu merupakan karunia yang

agung dari Tuhan YME. Oleh karena itu, kita selayaknya mensyukuri dan mengisinya

dengan hal-hal yang bermanfaat, bukan malah meratapinya. Sebaliknya, orang yang

memiliki pola pikir positif akan memandang segala masalah dan kesulitan yang datang

sebagai proses penempaan diri. Masalah dan kesulitan yang kita hadapi sebenarnya

merupakan proses penempaan diri agar kita menjadi semakin berkualitas. Bukankah

dengan semakin berhasil menyelesaikan masalah dan kesulitan, kita akan semakin

berkualitas? Dengan berpikir positif seperti ini, kita dapat menikmati setiap peristiwa

dalam kehidupan sebagai rangkaian kehidupan yang harus dijalani. Dengan begitu,

setiap masalah dan kesulitan akan dihadapi dengan sikap terbaik sebab kita tahu di balik

masalah dan kesulitan tersebut terkandung hikmah yang dapat kita petik.

Pikiran dapat diibaratkan sebuah kebun. Sedangkan kita adalah tukang

kebunnya. Kebun tersebut jika ditanami dengan tanaman yang baik, dibersihkan rumput

liarnya, disiram dan dirawat secara benar, pasti akan mendatangkan hasil panen yang

baik pula. Demikian juga dengan pikiran kita. Jika kita merawatnya dengan baik,

membersihkannya dari pikiran-pikiran yang tidak baik, kita pasti akan memeperoleh

Rini Madhawati

XII IPA 5 / 23

manfaat yang besar. Namun, jika kita tidak merawat pikiran kita, dan membiarkan

pikiran-pikiran negatif masuk ke dalam pikiran kita, sudah tentu kita akan akan

mendapatkan manfaat dari pikiran kita.

Sebenarnya, berpikir negatif itu apa? Pernahkan Anda berjalan di lorong gua

yang gelap gulita? Coba bayangkan dengan jelas, kita berjalan di dalam gua yang gelap

tanpa ada penerang sedikitpun. Pasti langkah kita akan dipengaruhi keraguan dan

kecemasan. Mungkin kita akan terpeleset atau kepala kita terbentur. Kita akan berputar

mencari-cari jalan keluar yang tak kunjung terlihat hingga akhirnya tenaga kita habis

dan kita pun terkapar di lorong gua.

Gambaran di atas merupakan analogi dari berpikir negatif. Kita tidak dapat

melihat dengan jernih karena kita memakai kaca mata (pola pikir) yang gelap (negatif).

Sehingga timbul emosi negatif seperti kesal, marah, benci dan kecewa. Hal ini tentu

tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, justru kita akan terbelenggu dalam

masalah tersebut. Orang yang berpikir negatif akan memfokuskan pikiran pada masalah.

Dia akan bertanya-tanya: ‘Mengapa hal ini terjadi? Mengapa harus menimpa saya?’ Ia

juga akan mencari kambing hitam dan tidak mencari jalan keluar untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Akhirnya, ia pun terperangkap dalam masalah itu. Dengan melihat

kasus ini, jelas kita dapat menyimpulkan bahwa pikiran negatif pasti merugikan.

Berpikir negatif juga dapat merugikan kesehatan. Salah satunya adalah

melemahkan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dapat juga

menyebabkan seseorang tertekan dan kehilangan banyak energi. Bahkan, menyebabkan

jantung berdetak cepat, peredaran darah tidak stabil, dan ketidakseimbangan lainnya

dalam tubuh. Pada akhirnya, dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan berbagai

penyakit fisik.

Ketidakharmonisan juga dapat terjadi karena pikiran yang negatif. Ketika kita

berpikir negatif, otak akan terangsang untuk fokus pada hal-hal yang negatif. Lalu

membuka arsip memori untuk mencari pembenaran atas pikiran negatif tersebut. Hal ini

akan menimbulkan pemikiran negatif seperti kesal, kecewa, marah, dan benci.

Berpikir negatif akan melemahkan semangat dan menimbulkan rasa tidak

percaya diri. Orang yang yang berpikir negatif terhadap dirinya, misalnya, merasa tidak

mampu, akan menjadi manusia yang lemah semangat, bahkan dapat kehilangan

motivasi. Ia akan menjadi manusia yang tidak bergairah untuk menciptakan suatu

prestasi dan kebahagiaan. Ia merasa tidak mampu dan tidak pantas untuk memperoleh

hal tersebut.

Mengapa berpikir negatif dapat terjadi? Apakah faktor-faktor penyebab berpikir

negatif? Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya pikiran negati adalah lalai

mengingat Allah. Seseorang berpikir negatif karena pikirannya gelap dan tidak diterangi

cahaya oleh Allah. Akibatnya, ia tidak mampu memandang dan menyikapisesuatu

dengan pikiran jernih (positif).

Pengalaman negatif masa lalu yang tidak dikelola dengan baik juga dapat

membelengu pikiran seseorang dan mengakibatkan timbulnya pikiran negatif. Coba saja

Anda ingat kembali pengalaman pahit yang pernah Anda alami di masa lalu. Apa yang

Rini Madhawati

XII IPA 5 / 23

Anda rasakan? Emosinya ikut terbawa, bukan? Pengalaman negatif masa lalu dapat

menyebabkan seseorang berpikir negatif dan menimbulkan masalah lain yang lebih

sulit.

Faktor lain yang menyebabkan seseorang berpikir negatif adalah pengaruh

negatif dari orang lain. Kita tidak hidup sendiri, melainkan bergaul dengan orang lain.

Dalam bergaul, diri dan pikiran kita sangat mungkin terpengaruh oleh orang lain. Jika

pengaruh tersebut sesuatu yang positif maka akan memberikan dampak positif bagi diri

kita. Akan tetapi, jika pengaruh tersebut negatif, kita akan menanggung dampak

negatifnya pula. Oleh karena itu, ada baiknya kita berusaha bergaul hanya dengan

orang-orang yang secara pasti memberikan masukan positif terhadap cara berpikir kita.

Bacaan negatif juga sangat mempengaruhi pola pikir seseorang, baik bacaan

dalam media cetak maupun elektronik. Setiap hari kita menyaksikan berbagai berita dan

informasi serta tontonan yang sangat beragam. Berita, informasi, dan tontonan ini

seringkali mengekspos berita kriminal dan kekerasan, berbagai konflik rumah tangga,

tawuran antar mahasiswa, dan lain-lain. Hal ini akan berakibat pikiran negatif akan

tertanam di dalam benak penonton seperti perasaan was-was, curiga, buruk sangka, dan

pikiran negatif lainnya yang membuat diri penonton menjadi tidak nyaman. Oleh karena

itu, kita harus pandai-pandai memilih dan menyaring informasi agar kita tidak memiliki

pikiran yang negatif.

Orang yang berpikiran negatif cenderung memikirkan kemungkinan terburuk

tentang sesuatu yang belum terjadi. Selain itu, ia cenderung memilih lari dari masalah

ketika menghadapi suatu permasalahan daripada berusaha menyelesaikan masalah

tersebut. Padahal lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan, hanya

membuat pelakunya semakin terperangkap dalam masalah tersebut. Mengapa ia lebih

memilih untuk lari dari masalah? Karena ia tidak percaya dengan kemampuannya

sendiri. Ia berpikir negatif terhadap dirinya. Ia merasa tidak akan mempu menyelesaikan

masalah yang dihadapinya sehingga lebih memilih untuk menghindarinya.

Dalam ilmu psikologi, terdapat istilah fight (lawan) dan flight (lari). Nah, dua

opsi itulah yang ditawarkan kepada seseorang ketika ia dihadapkan pada masalah.

Orang yang memiliki kepribadian negatif akan memilih opsi flight (lari). Ia akan lari

meninggalkan masalah tersebut dan berharap dapat selesai dengan sendirinya. Sikap

seperti ini, jelas hanya merugikan diri sendiri. Masalah tidak akan selesai jika dihindari.

Masalah tadi harus dihadapi dengan sikap terbaik.

Selanjutnya, orang yang berkepribadian negatif akan sering mengeluh dan

menyalahkan orang lain. Pada dasarnya setiap peristiwa bersifat netral. Ia menjadi

negatif atau positif tergantung pada siapa yang memaknainya. Lebih tepatnya lagi

tergantung dari sudut padang mana kita melihat. Suatu peristiwa akan memberikan

makna positif jika kita melihatnya dari sudut pandang yang positif. Orang yang

berpandangan negatif akan melihat sesuatu dari sudut pandang negatif sehingga

menghasilkan sesuatu yang negatif pula. Ia seperti orang yang memakai kaca mata

hitam. Segala sesuatu yang dipandangnya akan terlihat gelap. Padahal sebenarnya bukan

objeknya yang gelap, tetapi kacamatalah yang berawarna gelap.

Rini Madhawati

XII IPA 5 / 23

Bagaimana dengan berpikir positif.? Sekali lagi, kunci hidup tenang dan sukses

ada di dalalm pikiran kita. Peristiwa dan masalah apapun yang kita alami dalam

kehidupan, tidak akan membuat gusar dan cemas jika disikapi dengan sikap dan pikiran

positif. Ketidakmampuan kita dalam mengendalikan pikiranlah yang menimbulkan

respon yang tidak tepat dalam menghadapi dan menyikapi suatu hal. Akibatnya, kita

tidak merasakan ketenangan dalam hidup ini. Jadi, kuncinya ada pada bagian

pengendalian pikiran kita. Ketika kita merespon setiap peristiwa atau masalah yang

muncul dalam kehidupan kita dengan pikiran positif, secara otomatis akan timbul emosi

jiwa yang positif. Efek selanjutnya kita akan merasakan ketenangan jiwa.

Jika api direspon dengan api, maka akan semakin berkobar. Akan tetapi, jika api

tersebut direspon dengan air, maka akan padam. Demikian juga dengan masalah yang

kita hadapi. Jika masalah tersebut direspon dengan pikiran negatif, masalah tersebut

tidak akan terselesaikan, justru semakin besar dan rumit. Akan tetapi, ketika kita

memiliki masalah kemudian direspon dengan pikiran positif, masalah tersebut akan

terselesaikan dengan baik. Tidak ada pihak yang tersakiti atau dirugikan. Efek

selanjutnya, kita pun dapat merasakan ketenangan jiwa.

Jika kita mampu mengelola pikiran dengan baik, kita akan merasa bahagia kapan

pun, di mana pun, dan bagaimanapun kondisi yang kita alami. Berpikir positif akan

membuat kita mampu melihat situasi dengan lebih jelas. Semakin positif cara berpikir

kita dalam menyikapi suatu peristiwa atau masalah dalam kehidupan, semakin besar

pula ketenangan yang dirasakan, sehingga kita akan mampu melihat akar

permasalahannya serta menyelesaikannya dengan cara yang baik. Ketika kita berpikir

positif, jiwa kita akan menjadi lebih optimis, imajinasi kita menjadi lebih kreatif, dan

semangat kita menjadi semakin kuat. Hal ini akan membuat kita memiliki kepercayaan

diri yang tinggi. Kita tidak merasa minder untuk bergaul dan berinteraksi dengan

siapapun. Kita pun merasa mampu untuk meraih apa yang kita cita-citakan.

Dengan berpikir positif, kita mampu membangun motivasi dan harapan. Berpikir

positif juga membuat kita mampu mengatasi keputusasaan. Dengan membiasakan

berpikir positif, kita akan mampu menghargai diri sendiri, merasa diri berharga, dan

sudah tentu merasa bahagia dengan segala hal yang kita miliki.

Jadi, bagaimana? Berpikir negatif atau positif? Tentukan pilihanmu sekarang! :D