esai techno f

4
Nama : Nur ‘Azizul Umam NIM : F34120112 AK/Marga : 19 / Museum Perjuangan Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Kegiatan dalam usaha produksi pertanian, misalnya tanaman pangan, dibedakan dalam dua tahap yaitu tahap budidaya dan tahap pascapanen. Batas kedua tahap ditandai dengan kegiatan panen atau pemungutan hasil. Oleh karena waktu kegiatan yang langsung antara panen dan pascapanen, seringkali kegiatan panen dimasukkan ke dalam kelompok pascapanen. Penanganan pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak produk dipanen sampai siap dikonsumsi (untuk produk segar) atau sampai siap diolah (sebagai bahan produk olahan).

Upload: arastafarian

Post on 24-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Gambaran Indonesia

TRANSCRIPT

Nama: Nur Azizul UmamNIM: F34120112AK/Marga: 19 / Museum Perjuangan

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Kegiatan dalam usaha produksi pertanian, misalnya tanaman pangan, dibedakandalam dua tahap yaitu tahap budidaya dan tahap pascapanen. Batas kedua tahap ditandai dengan kegiatan panen atau pemungutan hasil. Oleh karena waktu kegiatan yang langsung antara panen dan pascapanen, seringkali kegiatan panen dimasukkan ke dalam kelompok pascapanen. Penanganan pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak produk dipanen sampai siap dikonsumsi (untuk produk segar) atau sampai siap diolah (sebagai bahan produk olahan). Di Indonesia, teknologi pascapanen dalam penanganan produk hortikultura belum diterapkan dengan baik, meskipun secara teknis teknologi tersebut mudah untuk diterapkan oleh para pelaku agribisnis hortikultura. Teknologi pascapanen masih diterapkan secara parsial, yaitu dipilih hanya yang biaya investasinya kecil atau hampir tidak ada, atau bila secara ekonomis menguntungkan. Hal ini didasari kenyataan bahwa konsumen produk hortikultura secara umum belum bersedia membayar untuk produk hortikultura yang ditangani menggunakan teknologi yang seharusnya. Artinya, konsumen hortikultura belum bersedia membayar lebih untuk produk hortikultura yang lebih baik penanganannya. Jadi, bagi konsumen hortikultura, lebih baik mendapatkan produk dengan kualitas biasa dengan harga murah, daripada membayar lebih untuk produk berkualitas prima. Beberapa masalah lain yang erat kaitannya dengan teknologi pascapanen antara lain: (i) kesenjangan dan keterbelakangan dalam memproduksi bibit/benih unggul di dalam negeri, (ii) kesenjangan dalam inovasi teknologi, baik dalam teknologi pengembangan peralatan pascapanen maupun informasi teknologi penanganan pascapanen itu sendiri, (iii) rendahnya pengertian masyarakat umum dalam hal-hal yang berkaitan dengan penanganan pascapanen, misalnya tentang susut pascapanen sehingga berakibat kurangnya perhatian terhadap masalah mutu, (iv) belum sempurnanya infrastruktur yang menunjang sistem distribusi dan transportasi hasil perkebunan rakyat, (v) masih kecilnya margin yang diperoleh untuk menutupi biaya operasi penanganan pascapanen, dan (vi) keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan petani dan petugas penyuluh lapang akan teknologi pascapanen.Diperlukan suatu pendekatan kerjasama multidisiplin untuk meningkatkan penanganan pascapanen bagi produk pertanian secara umum agar dapat menghasilkan produk dengan mutu yang lebih baik. Pengetahuan tentang teknologi produksi buah misalnya, diperlukan dari para ahli hortikultura, agronomi, ilmu tanah, dan ahli lainnya. Demikian juga halnya dengan pengetahuan mengenai perlindungan produk diperlukan dari para ahli patologi, entomologi, mikrobiologi, dan ahli lainnya. Keahlian lain yang mungkin diperlukan adalah fisiologi, biokimia, fisika, teknik, ilmu pangan, dan kesehatan.Untuk keperluan pemasaran diperlukan ahli ekonomi, ilmu-ilmu sosial, dan tataniaga. Kesemua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk menunjang keahlian keahlian utama yaitu keahlian dalam teknologi pascapanen dan keahlian fisiologi pascapanen. Kemampuan dari tim akan lebih baik lagi bila anggotanya bukan hanya beralsal dari kalangan akademisi, tapi juga dari kalangan praktisi atau pelaku bisnis, konsumen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap kegiatan produksi dan pemasaran produk hortikultura.

Daftar PustakaSuharsono.2002.Teknologi Pasca Panen.terhubung berkala:http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca%20Panen/tep440_files/Pendahuluan.htm(1 Agustus 2013)Anonim.2009. Kondisi Pertanian Indonesia saat ini Berdasarkan Pandangan Mahasiswa Pertanian Indonesia.Terhubung berkala:http://www.mb.ipb.ac.id/uploads/File/Artikel/2013/mei/Kondisi%20Pertanian%20Indonesia%20saat%20ini%20%E2%80%9CBerdasarkan%20Pandangan%20Mahasiswa%20Pertanian%20Indonesia%E2%80%9D.pdf(27 Juli 2013)