erosi dan upaya konservasi lahan
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Erosi Dan Upaya Konservasi Lahan
1/6
STUDI EROSI DAN UPAYA KONSERVASI LAHAN
SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO
DI KABUPATEN BARITO SELATAN
M. Nurkamali, ST; Fx. John David, ST
E-mail: [email protected]
Abstrak
Kompleksnya permasalahan dan kritisnya kondisi DAS Barito dapat dilihat dari aspek kuantitas dankualitas airnya. Pada musim hujan debit sungai Barito sangat besar dan sangat berbeda jauh dibandingkan
pada saat musim kemarau. Atau dengan kata lain perbedaan debit sungai Barito antara musim hujan danmusim kemarau sangat besar. Secara visual tingkat kekeruhan sungai Barito sangat tinggi. Salah satufaktor yang mempengaruhi kekeruhan air sungai adalah erosi lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya erosi lahan rata rata per hektar per tahun, untukmenentukan tingkat bahaya erosi lahan dan untuk mengetahui upaya konservasi yang digunakan padamasing masing kecamatan. Lokasi studi pada penilitian ini adalah lahan yang berada di Kecamatan
Dusun Hilir, Karau Kuala dan Dusun Selatan. Ketiga kecamatan tersebut secara administratif merupakanwilayah Kabupaten Barito Selatan Jika ditinjau dari DASnya Kecamatan Dusun Hilir terdiri dari SubDAS Mengkatip, Sub DAS Purun, Sub DAS Sakan Raya dan Sub DAS Ahas,Sub DAS Napu, Sub DASRantau Upak, Sub DAS Puning, Sub DAS Batampang dan Sub DAS Karanen. Kecamatan Karau Kualaterdiri dari Sub DAS Telang, Sub DAS Karau. Kecamatan Dusun Selatan terdiri dari Sub DAS Mulia, SubDAS Madara, Sub DAS Papuang, Sub DAS Perigi.Metode yang digunakan untuk menganalisa besarnyaerosi lahan adalah MUSLE. Adapun variabel pada metode ini adalah limpasan permukaan (Rw), indekserodibilitas (K), kemiringan lereng (LS), pengelolaan tanaman ( C ) dan upaya konservasi (P). Datasekunder yang diperlukan pada studi ini adalah data curah hujan, data tanah, data iklim dan data topografi.Berdasarkan hasil analisa diperoleh kesimpulan besarnya erosi lahan di Wilayah Kecamatan Karau Kuala57,0294 ton / ha / tahun, Kecamatan Dusun Selatan 45,35203 ton / ha / tahun dan Kecamatan Dusun Hilir21,6514 ton / ha / tahun. Tingkat bahaya erosi lahan yang ada di Wilayah Kecamatan Dusun Hilir adalah :55,55 % sangat ringan dan 44,45 % ringan . Kecamatan Karau Kuala adalah : 63,64 % ringan; 18,18 %sedang dan 18,18 % berat. Kecamatan Dusun Selatan adalah 42,30 % sangat ringan; 19,23 % ringan;26,93 % sedang dan 11,54 % berat. Sehingga upaya konservasi untuk Kecamatan Karau Kuala,
Kecamatan Dusun Hilir dan Kecamatan Dusun Selatan adalah dengan upaya vegetatif untuk kondisi TBEsangat ringan, ringan dan sedang sedangkan untuk kondisi TBE berat upaya konservasinya adalahkombinasi antara vegetatif dan mekanis.
Kata Kunci: Tingkat Bahaya Erosi, Upaya Konservasi Lahan
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompleksnya permasalahan dan
kritisnya kondisi Sungai Barito dapat
dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas
air. Secara kuantitas debit air sangat
besar, sedangkan pada musim kemarau
debit air sangat sedikit sehingga sangat
sulit untuk dilayari, sedangkan pada
musim hujan permukaan air sungai tinggimengakibatkan kota-kota dan desa-desa
di sepanjang alur Sungai Barito terkena
banjir.
Secara kualitas kondisi air sangat buruk,
hal ini berarti pada daerah pengaliran
Sungai Barito telah terjadi erosi yang
cukup signifikan. Sehingga dalam
pengelolaan DAS Barito masalahnya
adalah erosi dan sedimentasi.
Perkembangan erosi dan sedimentasi
adalah akibat perkembangan penduduk
dan perubahan fungsi lahan. Penggunaan
lahan yang melampaui batas kemampuan
akan memungkinkan bertambahnya
erosi. Pemahaman proses erosi dansedimentasi akan membantu dalam usaha
perbaikan DAS.
1.2 Lokasi Penelitian
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 2, EDISI APRIL 2012 JULI 2012 Page 35
mailto:[email protected]:[email protected] -
7/29/2019 Erosi Dan Upaya Konservasi Lahan
2/6
Lokasi studi pada penilitian ini adalah
lahan yang berada di Kecamatan Dusun
Hilir, Karau Kuala dan Dusun Selatan.
Ketiga kecamatan tersebut secaraadministratif merupakan wilayah
Kabupaten Barito Selatan. Jika ditinjaudari DASnya Kecamatan Dusun Hilir
terdiri dari Sub DAS Mengkatip, Sub
DAS Purun, Sub DAS Sakan Raya, Sub
DAS Ahas, Sub DAS Napu, Sub DAS
Rantau Upak, Sub DAS Puning, Sub
DAS Batampang dan Sub DAS Karanen.Kecamatan Karau Kuala terdiri dari Sub
DAS Telang dan Sub DAS Karau.
Kecamatan Dusun Selatan terdiri dari
Sub DAS Mulia, Sub DAS Madara, Sub
DAS Papuang dan Sub DAS Perigi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Berapakah besarnya erosi lahan rata rata per hektar per tahun yang terjadi
pada masing masing Kecamatan ?2. Bagaimanakah tingkat bahaya erosi lahan
pada masing masing Kecamatan?
3. Upaya konservasi yang bagaimana yang
harus digunakan untuk mengendalikan
bahaya erosi lahan yang terjadi pada
masing masing Kecamatan?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Untuk mengetahui besarnya erosi lahan
rata rata per hektar per tahun yang
terjadi pada masing masing Kecamatan.2. Untuk menentukan tingkat bahaya erosi
lahan pada masing masing Kecamatan.
3. Untuk mengetahui upaya konservasi yang
bagaimana yang harus digunakan untuk
mengendalikan bahaya erosi lahan yangterjadi pada masing masing Kecamatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pendugaan Laju Erosi Dengan Metode
Mulse
Pada kebanyakan daerah aliran yang cukup
luas, selama erosi juga terjadi pengendapan
dalam proses pengangkutan. Hasil endapandipengaruhi oleh limpasan permukaan. Oleh
karena itu Williams (1975) mengadakanmodifikasi PUKT untuk menduga hasil
endapan dari setiap kejadian limpasan
permukaan, mengganti indeks erosivitas (R)
dengan indeks erosivitas limpasan permukaan
(RW). Persamaan menurut Williams (1975)
sebagai berikut :
Rw =56,0
p0 )QV(05,9 (2.7)Dimana :
Rw = limpasan permukaan (Mj. Cm.
ha 1 . Jam 1 .Tahun 1 )
Vo = volume aliran (m)
Qp = debit aliran puncak (m3/detik)
Untuk memperoleh nilai Rw (Andawayanti,
1988 : 47) diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Dihitung Tc (Waktu Konsentrasi Limpasan
Maksimum), dengan menggunakan
persamaan Bransby dan Williams.
Tc =0,10,2
sASL0,222 (2.8)
Dimana :Tc = waktu konsentrasi limpasan
maksimum (jam)
L = panjang sungai (m)
S = kemiringan sungai
As = luas daerah pengaliran (km2)
2. Mencari Nilai Rerata Total Curah Hujan
Maksimum Bulanan (mm).3.Menghitung Intensitas Curah Hujan (I)
dengan menggunakan persamaan :
I =
c
Maks
T
CH
Dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam)
CHMaks = curah hujan harian maksimum
(mm/jam)
Tc = waktu konsentrasi limpasan
maksimum (jam)
4. Menghitung Debit Aliran Puncak dengan
menggunakan persamaan :
Qp = AsIC0,278 (2.10)Dimana :
Qp = debit aliran puncak (m3/detik)
C = koefisien pengaliranI = intensitas hujan (mm/jam)
As = luas daerah pengaliran (km2)
5. Menentukan Nilai MS, BD,RD dan0E
Et
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 2, EDISI APRIL 2012 JULI 2012 Page 36
-
7/29/2019 Erosi Dan Upaya Konservasi Lahan
3/6
6. Menentukan Nilai Rc, dengan menggunakan
persamaan :
Rc = 1000 x MS x BD x RD x
5,0
0E
Et
Dimana :
Rc = Kapasitas penyimpangan
lengas tanahMS = Kandungan lengas tanah pada
kapasitas lapang
BD = Berat jenis volume lapisan
tanah atas
RD = Kedalaman perakaran efektif
Untuk tanaman keras = 0,10
Untuk padi padian dan rumput= 0,05
Et/Eo = Perbandingan antara evaporasi
aktual (Et) dan evaporasi
potensial (Eo)
7. Mencari Nilai Rerata Jumlah Hari Hujan
(Rn) dan Rerata Total Curah Hujan Bulanan
(R)
8. Mencari Nilai R0 dengan persamaan :
R0 =nR
R
Dimana :Ro = jumlah hujan perhari
R = rerata total curah hujan
bulanan (mm)
Rn = rerata jumlah hari hujan (hari)
9. Menghitung V0 dengan persamaan :
V0 =
0c
RR
expR
(2.13)
Dimana :
Rc = erositas rencana
R = jumlah hujan tahunan (mm)
Ro = jumlah hujan perhari (mm/hari)Vo = volume aliran (m
3)
2.2Tingkat Bahaya Erosi
Tingkat Bahaya Erosi (TBE) diperoleh dengancara membandingkan tingkat erosi pada suatu
unit lahan dengan kedalaman efektif.
Klasifikasi tingkat bahaya erosi dapat dilihat
pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi
2.3 Upaya Konservasi
Erosi terjadi karena adanya penghancuranmassa tanah oleh pukulan air hujan dan
limpasan permukaan. Pukulan air hujan dan
limpasan permukaan tersebut membawa
energi yang dapat menghancurkan agregat
tanah. Dengan demikian upaya konservasi
harus dilakukan dengan :
1. Mengurangi besar energi puncak (air hujan
atau limpasan permukaan).
2. Meningkatkan ketahanan agregat tanah.
3. Memperbaiki pelindung tanah .
Untuk mengurangi besar energi perusak dapat
dilakukan dengan :
1. Menutup atau melindungi massa tanah dari
pukulan langsung air hujan atau kikisan
limpasan permukaan .
2. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
3. Meningkatkan kekerasan dalam permukaan
tanah, untuk mengurangi kecepatan dan
volume air hujan serta limpasan permukaan
sehingga tidak lagi mampu mengikis tanah.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Studi
Secara umum penelitian dilakukan dalam 3
(tiga) tahap, yaitu : pengumpulan data,
analisis data dan perumusan upaya konservasi
(lihat gambar 3.1). Jenis data yang
dikumpulkan sebagai bahan analisis adalah
data sekunder. Data sekunder berupa hasilstudi terdahulu yang terdiri dari peta dan data
curah hujan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data untuk penelitian ini diperoleh dari
Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Sub DinasPengairan Provinsi Kalimantan Tengah yang
mewakili sungai Barito, disamping itu untuk
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 2, EDISI APRIL 2012 JULI 2012 Page 37
-
7/29/2019 Erosi Dan Upaya Konservasi Lahan
4/6
perlengkapan studi juga disertai data kondisi
geografi, topografi, klimatologi, tata guna
lahan dan data kependudukan yang diambil
dari Kantor Biro Pusat Statistik KotaPalangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
serta beberapa instansi terkait yangmendukung penelitian ini.
3.3 Teknik Analisa Data
Perhitungan Laju Erosi (A) dengan
menggunakan Metode MUSLE.
Perhitungan nilai limpasan permukaan (Rw)
1). Menghitung Waktu Konsentrasi
Limpasan Maksimum (Nilai Tc)
2). Mencari Nilai Rerata Total Curah Hujan
Maksimum Bulanan (mm).3). Menghitung Intensitas Curah Hujan (I)
4). Menghitung Debit Aliran Puncak
5). Menentukan Nilai MS, BD, RD dan
0E
Et.
6). Menentukan Nilai Rc
7). Mencari Nilai Rerata Jumlah Hari
Hujan (Rn) dan Rerata Total Curah
Hujan Bulanan (R).8). Mencari Nilai R0
9). Menghitung V0
10). Menghitung Nilai Rw11). Menentukan Nilai (K)
12). Menghitung Faktor Panjang dan
Kemiringan Lereng (LS)
13). Menghitung Faktor Panjang dan
Kemiringan Lereng (LS)
14). Menentukan Nilai ( C ) dan (P)
15). Menghitung banyaknya tanah yang
tererosi per satuan waktu (A) dengan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Perhitungan
Limpasan Permukaan (RW)
Sebagai contoh diambil data curah hujanStasiun Buntok pada bulan Januari di Desa
Salat Baru Kecamatan Karau Kuala. Adapun
langkah perhitungan limpasan permukaan
(Rw) adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan Nilai Tc (Waktu
Konsentrasi Limpasan Maksimum)
Menghitung Nilai Tc dengan persamaan
Bransby dan Williams. Dari hasilpengumpulan data sekunder diperoleh :
Panjang Sungai Terpanjang (L)= 203,75 Km
Luas Daerah Pengaliran (As)
= 63 Km (Lam. 66 )
Kemiringan Rata rata Daerah Pengaliran
Sungai (S) = 0,060
Sehingga :
Tc = 0,022 . L . S 2,0 . A s1,0
= 0,022 . 203,75 . 0,060 2,0 . 631,0
= 5,19943 jam
2. Rerata Total Curah Hujan Maksimum
BulananRerata total curah hujan maksimum bulanan
pada bulan Januari 75,45 mm.
3. Menghitung Intensitas Curah Hujan
I = CH maks / Tc
= 75,45 / 5,19943
= 14,5112 mm / jam
4. Menghitung Debit Aliran PuncakKoefisien pengaliran (C) pada DAS Barito
Sehingga :
Qp = 0,278 . C . I . As
= 0,278 . 0,30 . 14,5112 . 63= 76,2447 m 3 / detik
5. Menentukan Nilail MS, BD, RD dan Et/Eo
Nilai koefisien MS, BD, RD dan Et/Eo
diperoleh berdasarkan jenis tanah, kedalamanperakaran, berat jenis volume lapisan tanah
dan perbandingan antara evaporasi aktual dan
evaporasi potensial.
Sehingga :
MS = 0,321
BD = 1,234
RD = 0,100
Et/Eo = 0,929
6. Menentukan Nilai RcRc = 1000 . MS . BD . RD . (Et/Eo)
5,0
= 1000 . 0,321 . 1,234 . 0,100 .
(0,929) 5,0
= 38,1793
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 2, EDISI APRIL 2012 JULI 2012 Page 38
-
7/29/2019 Erosi Dan Upaya Konservasi Lahan
5/6
7. Rerata Jumlah Hari Hujan (Rn) dan Rerata
Total Curah Hujan Bulanan (R)
Rerata jumlah hari hujan (Rn) pada bulan
Januari 10,5 hari dan rerata total curah hujanbulanan (R) bulan Januari 365,24 mm. Nilai
(Rn) dan (R).
R0 =nR
R
Ro =5,10
24,365
Ro = 34,785
9. Menghitung Nilai Vo
Vo = R . exp. ( -Rc / Ro)
= 365,24 . exp. (-38,1793 /
34,7847 )
= 121,8713 m 3
10. Menghitung Rw
Rw = 9,05 . ( Vo . Qp) 56,0
= 9,05 . ( 121,8713 . 76,2447) 56,0
= 1509,36 Mj . mm. ha 1 . jam 1
.tahun 1
= 150,936 Mj . cm. ha 1 . jam 1
.tahun 1
4.2 Perhitungan
Indeks Erodibilitas (K)
Nilai erodibilitas tanah menggambarkankepekaan jenis tanah terhadap erosi. Nilai (K)
dalam studi ini menggunakan pendekatan
beberapa hasil Sreening Study Brantas
Watershed dan beberapa hasil penelitian
Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor dan
PSLH Unibraw serta grafik nomogram.
Contoh perhitungan untuk mendapatkan
indeks erodibilitas adalah sebagai berikut :No. Unit Lahan = 01
Desa = Salat
Baru
Kecamatan =
Karau KualaJenis Tanah = Alluvial
Kandungan Organik = 1,710 %
Kandungan Pasir Halus + Debu = 41,9 %Kandungan Pasir Kasar = 10 %
Kelas Struktur = 3
Kelas Permeabilitas = 4
Nilai (K) = 0,230
4.3 Perhitungan
Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)
Panjang kemiringan lereng ditentukan dari
hasil pengukuran pada peta lokasi penelitian.Contoh perhitungan dalam menentukan Nilai
(LS) adalah sebagai berikut :
No. unit Lahan = 01
Desa = Salat baru
Kecamatan = Karau KualaPanjang lereng = 625 m
Kemiringan lereng= 2 %
Nilai (LS) = 0,967
4.4 Perhitungan
Nilai (C) dan (P)
Besarnya Nilai (C) dan Nilai (P) ditentukan
berdasarkan keanekaragaman bentuk tatagunalahan di lapangan. Contoh perhitungan dalam
menetukan Nilai (C) dan (P) adalah sebagaiberikut :
No. Unit lahan = 01
Desa = Salat Baru
Kecamatan = Karau Kuala
Jenis Tanaman = Kebun
Campuran
Nilai (C) = 0,341
Jenis Konservasi Tanah = Perkebunan
Kerapatan
Sedang
Nilai (P) = 0,500
4.5 Perhitungan
Laju Erosi Menggunakan Metode Mulse
Untuk menghitung besarnya laju erosi
menggunakan persamaan 2.4 maka besarnya
erosi yang terjadi pada Desa Salat Baru :
A = Rw x K x LS x C x PA = 1537,630 x 0,230 x 0,967 x
0,341 x 0,500A = 58,3083 Ton / Ha / thn.
4.6 Perhitungan
Tingkat Bahaya Erosi dan Penentuan
Upaya Konservasi
Perhitungan Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
diperoleh dengan cara membandingkan
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 2, EDISI APRIL 2012 JULI 2012 Page 39
-
7/29/2019 Erosi Dan Upaya Konservasi Lahan
6/6
tingkat erosi pada suatu unit lahan dengan
kedalaman efektif (Solum).
5. PENUTUP
5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil perhitungan dan
pembahasan maka dapat disimpulkan:
1. Besarnya erosi lahan rata rata di
Wilayah Kecamatan Karau Kuala
57,0294ton / ha / tahun, Kecamatan
Dusun Selatan 45,35203 ton / ha / tahundan Kecamatan Dusun Hilir 21,6514
ton / ha / tahun.
2. Tingkat bahaya erosi lahan yang ada di
Wilayah Kecamatan Dusun Hilir
adalah : 44,45 % sangat ringan dan
55,55 % ringan . Kecamatan Karau
Kuala adalah : 63,64 % ringan; 18,18 %
sedang dan 18,18 % berat. KecamatanDusun Selatan adalah 42,30 % sangat
ringan; 19,23 % ringan; 26,93 % sedangdan 11,54 % berat.
3. Upaya konservasi yang dapat dilakukan
pada Kecamatan Dusun Hilir, adalah
dengan upaya konservasi vegetatif
sedangkan Kecamatan Karau Kuala dan
Kecamatan Dusun Selatan adalah dengan
upaya konservasi kombinasi vegetatif
dan mekanis.
5.2 Saran
Dalam pelaksanan upaya konservasi padaKecamatan Karau Kuala, Kecamatan Dusun
Hilir dan Kecamatan Dusun Selatan
sebaiknya dilakukan secara bersamaan antara
upaya konservasi vegetatif dan mekanis.
DAFTAR PUSTAKA
Helmuth Tanggara, (2005), Tesis Studi Erosidan Konservasi DAS Katingan Hulu,
Program Pasca Sarjana Universitas BrawijayaPPSUB PPSUP, Palangka Raya.
Kartasapoetra, (1985), Teknologi Konservasi
Tanah dan Air, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.
Kodoatie, Robert J., dkk (2001), Pengelolaan
Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah,
Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Rismunandar, (1993), Tanah dan SelukBeluknya Bagi Pertanian, Penerbit Sinar Baru
Algensindo, Bandung.
Sarwono Hardjowigeno, (1993), KlasifikasiTanah dan Pedogenesis, Penerbit Akademika
Pressindo, Jakarta
Suripin, (2001),Pelestarian Sumber Daya Tanah
dan Air , Penerbit Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.
Wani Hadi Utomo, (1994), Erosi dan Konservasi
Tanah, Penerbit IKIP Malang, Malang.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 2, EDISI APRIL 2012 JULI 2012 Page 40