erina - rp2u.unsyiah.ac.id
TRANSCRIPT
KajianBiomedik................... ...t)Henny Erina Saurmauli Ompustrnggtt:.Jtotita, t,Raniart Silaban
Kajian Biomedik EnzimAmilase dan pemanfaatannr.a Dalam Industri
1)Henny Erina Saurmauli Ompusunggu; 2Uuwita; 3)Ramlan Silaban
')Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran universitas HKBp Nommensen, Medan2)Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, BandaAceh
I d'n 2)Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Biomedlk FK USUr)Bagian Biokimia Jurusan Kimia, FMIpA Universitas Negeri Medan
Abstract
This study aimed to describe the characteristics ofbiomedical enzymes amylase and its utilization inthe industry. To achieve the research objectives has conduct the observations and interviews to the public.The sttldypopulation was all overthecityofMedan in the categoryofthe sample. Samples ofthis study isthe distribution ofthe age of 14 years and above, at least complete primary school education Ievel. Theresearch instruments were questionnaries and talk list. Data were analyzed by descriptively. The resultsshou'ed that the public was aware ofenzynes in general, but knou4edge about the specific enzlrne activityand inadequate reaction as well as the role of enzyrnes in the manufacture of food products. Similarly, therole ofthe enzlmte amylase in bread making, generally public knowleclge are also not adequate, althoughbread is a food product rvhich in most cases have often consumed.
Kata kunci :persepsi masyarakat, enzinl, amilase, roti
Pendahuluan
Masyarakat Indonesia sudah sejak lamamemanfatkan mikroorganisme unfu k menghasilkanbarang bemilai ekonomi, misalnya fennentasi tenrpe,tape, dan ragi untuk minuman beralkohol.Mikroorganisme merupakan sumber enzinr yangpaling banyak digunakan dibandingkan dengantanaman dan hewan (Sarah dkk, 2009).
Enzim merupakan bagian dari protein, yangn-rengkatalisir reaksi-reaksi kimia. Enzim juga dapatdiarlikan sebagai protein katalisator yang memilikispesifisitas terhadap reaksi yang dikatalisis danmolekul yang menjadi substratnya. Aktivitas enzin-rdipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasisubstrat, suhu, dan pH (Okoko utd Ogbono, 20 I 0;Richal,2012).
Secarapraktis, cnzill iranyak digunakan diberbagai bidang kegiatan dan menempati posrsipenting dalam bidang industri. Aplikasi prosesenzirnatik pada industri pertama kali ntulaiberkembang sejak tahun 1960. EnziLl n-ienjadiprimadona industri saat ini dan di masa yang akan
datang karena melalui penggunaannya, energi dapatdihemat dan ramah lingkungan (Sarah dkk, 2009;Richal, 2012). Saat ini penggunaan enztmdalantindustn makanan, minuman, industri tekstil, industrikulit dan kertas di Indonesia semakin meningkat(Sarah dkk, 2009). Penggunaan enzim dalam indmhipangan memberi banyak keuntungan sebagai bahantambahan yang alami (Penstone, 1996 in Nadeen-ret a\,2009). Sebelum dikenalnya teknologi modem,penggunaan enzim dalam proses pengolahan panganberarval dari ketidaksengajaan karena enzim sudahada secara endogenus dalan"r bahan darVatau karenaketerlibatan mikroorgar-ri sme selama tairapan proses.Misalnya, pada proses pengolahan minumanberalkohol dan keju. Dengan kemajuan teknologi.peran enzint dalam produksi pangan sudah diiakukanoptimasi terhadap kondisi proses sehingga aktivitasenzir.r.r dapat berjalan seperti yang diharapkan(Prayirrro tl kk, 20lt I 1.
Pada beberapa produk, peranan enzimendogenus tidak n-rentadai, sehingga n-runcul ide untukmenan-ibahkan enzint dari luar (eksogenus) untuk
182
ir
n
memperoleh hasil yang diharapkan dengan waktu
yang lebih cepat. Bahkan, untuk hrjuan tertentu dan
untuk memperoleh citarasa yang baru , enzirn dapat
ditambahkan ke dalam bahan. Ketika enzim
dipertimbangkan unttk digunakan dalam pengolahan
pangan, maka sangat penting rnenjamin bahwa
proses tersebut memberikan keuntungan terhadap
perbaikan mutu maupun keuntungan komersial.
Keuntungan komersial penggunaan enzim dapat
ditinjau dari beberapa aspek seperti, konversi bahan
baku menjadi produk jadi yang lebih baik,keuntLmgan terhadap lingkungarl penghematan biaya
pada bahan baku, atau standarisasi dari proses
(Nyoman SA. 2013).
Aplikasi enzim di industri terhitung sekitar
lebih dari 80% dari pemasaran enzim global.
Sedikitnya 50oh dan enzim yang beredar saat ini,
diperoleh dari organisme yang dimodihkasi secara
genetik. Enzim pada makanan, merupakan aplikasi
enzim yang sangat banyak digunakan dan masih
menunjukkan dominasi pada pemasaran enzinr
(Mi guel et. al, 20 1 3 ). Pada induslri pangan, beberap a
produk yang melibatkan enzim selama tahapan
pengolahan adalah produk susu (keju, yo,eurt dan
susu fetmentasi lainnya), bir, roti, dan banyak lagi
laimya (Nyoman SA, 201 3; Mislua amd Dadhich,
201 0).
Enzint merupakan komposisi penting pada
sebagian besar produk roti. Banyak enzim yang
akhir-akhir ini ditemukan memberikan manfaat yang
sangat besar pada pembuatan roti karena mulai
dibatasinya penggunaan bairan tambahan kimia,
khususnya pada pembuatan roti dan produkfeimentasi lairmya (Mi guel et. al., 20 1 3 ). Penambahan
enzimpadatepung dan adonan merupakan langkah
yang biasa digunakan untuk standarisasi tepung dan
juga membantu mempercepat proses pematangan.
Enzim biasanya ditambahkan untuk modifikasidough rheology,retensi udara dan melembutkan
remahan pada produksi pembuatan roti, r.tntuk
modiflkasi d ou gh r h e o l o gl, p astry dan bi skui t, unluk
mengubah kadar kelerubutan produk pada
pembuatan kue dan mengurallgi pembentukan
akrilamid.
Meluasnya aplikasi enzim di berbagai
industri temyata tidak diserlai dengatl pengetahuan
r-nasyarakal aw am meugenai peran an p enting enzinl
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami
ingin mengetahui persepsi masyarakat tentang
peranan enzim khususnya dalam pen-rbuatan roti.
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian desknpn iyaitu mendeskripsikan pengetahuan suatu kelon-rpok
mengenai suatu produk, dan juga peneiitian
ob servasi onal yaitu pengamatan dari responden.
mengumpulkan data dari jawaban responden, sena
menafsirkan data primer dari perolehan data.
Populasi penelitian adalah masyarakat kota
Medan. Sampel penelitian ditentukan secara randonl
(acak, dengan asumsi sampel dapat mewakili selttruh
populasi), tanpa membedakan usia, j enis kelarnin-
jenjang pendidikan dan jenjang pekerjaan, Sampe 1
penelitian sebanyak 144 orangterdiri dari 42 laki-
laki, 102 wanita. Penelitian ini dilakukan daribulan
Maret-Juni 2013.
Pengumpulan data pada penelitian ir,:
dilakukan dengan menggunakan kuesioner' Dat:primer yaitu kuesioner didesai n dalam fon-trat r ail
-:
cuk-up menarik, dengan pertanyiuln yang singkat .1:,:
jelas. Sementara data sekunder didapatkril c.:lshrdi iiteratur. Analisa data dari responderr diiakuk',.
secara deskriptif.
Proses penelitian yang dilakukan lari--pengumpulan data lapangan, pengolahan dai:-
analisis dan implementasi data, dan pelaporan hasr -
penelitian. Data yang diperoleh dianalisis Se c3f ;deskripti f, dengan menghitung persentase j au'ah -: : .
responden berdasarkan soal pertanyaan 1'an:diajukan.
Hasil dan Pembahasan
1. Kaiianbiomedikenzimamilase
Enzim adalah protein yang berfungsi sebaga;
katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalar-rt sistctlt
biologi (Arunsasi et o1,2070;Nyoman SA,201l t
S atu j eni s enzim mengkatalisis salu j enis sub slrat r11 r.
jadi enzim adalah katalisator yang reaksi-spesiii.
Enzir-n bekerla dengan lnengurangi energi aktir asr
dari substrat teilentu. Mekanisme keria enzim i m:..
dengan terikat sementata ke substrat utlttLk
:
- .1 83
-
d
- : .I .::*-< ,<ebuah kompleks enzim_substrat yang. ,. :.;;k stabil dibanding substrat jika berdiri
i:r,Jtn. lni menyebabkan substrat mudah bereaksi.ll,:ngan demikian substrat tereksitasi ke tingkat:rergi lebih rendah dengan membentuk produkreaksi yang baru. Selama berlangsungnya reaksi,enzim dilepaskan daiam keadaan tidak berubah.Pelepasan enzinr tetap utuh sehingga bisa terusbereaksi diur menyebabkan enzim tetap efektifmeskidalam jumlah yang sangat kecil. Kegiatan enzimdapat berlangsung dengan baik jika kondisi1 in gkrin gannya n.rendukung Qriyoman SA, 20 1 3 ).
Kecepatan reaksi enzim dipengaruhi oleh::'-.erapa faktor, terutama perubahan suhu dan pH'. ;r9 Dempunyai pengaruh besar terhadap kery'a: zim. Kecepatan reaksi enzim j uga dipengaruhi ol ehkonsentrasi enztmrlan konsentrasi substrat. pengaruhaklivator, inhibitor, koenzim dan konsenfasi elektrolitdalam beberapa keadaan juga merupakan faktor_faktor yang penting. Hasil reaksi erzim juga dapatmenghambat kecepatan reaksi.
Enzim, saat ini merupakan unsur pentingyang digunakan dalarl indusrri tekstil, industri kuiitkertas dan sebagian besar produk makanan danminuman. Penggunaan enzim pada produk pangandapat membatasi penggLlnaan bahan aditif kimi a,terutama dalarn pembuatan roti dan produklermentasi lainnya. Beberapa keuntunganpenggunaan enzim clalam pengolahan pangan adalahaman terhadap kesehatan karena bahan alami,mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efeksamping, aktifpada konsentrasi yang ren<iah, dapatdirnaklivasi, dan dapat digunakan sebagai indikatorkesesuaian proses pengolahan (prayi tno clkk,Z0ll).
Ada dua skenario ntengenai penggunaanenzinq baik enzim yangdigmakan untukmengubahbahan menlah mcnjadi produk Lltama, atau enzimyang digunakar.r sebagai aditifturtuk mengubah sr-ratukarakteristik fungsional produk. Dalan-r kasuspeflama, proses enzin"ratik dilakr"rkan dalant kondisidioptin-ralkan dan dikendalikan untuk meningkatkanpotensi katalitik dari enzint, sedangkan pada srturasikedua lebih sLilit untuk ntenjar-rin kondisi optimal dankonh-ol reaksi enzimatik. Sebuah contoh dari kasuspefianta adalahpenggunaan glukosa isomerase uittukproduksi ligh-fitrctose $)ntps (HFS), clan contoh
kedua adalah penggunaan protease jamur dalammembuat adonan roti (Miguel A et at,2013).Beberapa enzim yang digunakan dalam industripengolahan pangan seperti diastase atauamilase,AMP deaminase, bromelain, katalase,selulase, kimosin, dekstranase, galaktosidase,glukanase, glukoamilase, protease, invertase,maltase, z),/rnase, pektinase dan laktase (Thomas &Kenealy, 1986 P aiza & Johnson, 2001 ;prayitnodkk,20tt).
Ada dua cara penggunaan enzim dalarnpengolahanpangan, yaitu memanfaatkan erzim yangalami ada dalam produk pangan (erzim endogenus)dan menambahkan enzimdari luar ke dalam bahanpangan yang diolah (enzim eksogenus). Enzin.tendogenus dapat berasal dari bahan baku pangan(tanamarl hewan, maupun mikroorganisme) mauputdari mikroorganisme yang digunakan dalam prosesfemrentasi produk pangan. Enzim eksogenus sudahbanyak diproduksi secara komersial untuk dapatdimanfaatkan dalam proses pengolahan pangan(Prayitno dkk, 2011 ). Tepung terigu mengandun-eA-amilase yang memadai tetapi kekurangan 6_amilase untuk mendapatkan kualitas roti yangoptimai. suplementasi roti dengan 6-an-rilasenrengintensifkan amilolisis, yang akan menjaminknalitas roti (Kruger, l997).Roti yang dibuat denganpenarnbahan 6-amilase tetap segar untuk kurur-rrvaktu yang lebih lama, fakta karena dekstrinterakumulasi dalam inti dan gelatinisation yang lebihbaik dari pati yang tidak terhidrolisis. Roti yan-udipero leh j uga, rnemiliki volume yang lebih besar.meningkatkan porositas inti dan elastisitas, wamakerak lebih intens, rasa lebih jelas dan kesegaranlebilr lama (Bordei, 2004).
Amilase adalah enzimhidrol ase glikosidayang mengkatalisi s pemecahan pati menj adi gul a.Amilase merupakan salah satu enzin yang palingpenting dalam bioteknologi saat jni (Souza et ct l.201 0; Elhadi et al,2OIl ). Amilase merupakan enzinryang memecah pati yang diproduksi oleh berbagaijenis nrahluk hidup seperli dari bakteri, janrur.tumbuhan, manusia (Pandey et al,2000liz Arunsasiet al2010). Sebagai diastase, amilase adalah enzintpeftaina yang ditemukan dan diisolasi olehAnselnrePayen pada tahun i 833. Menarilarya, enzim perlama
l
ta
p
kn.
(r
di
n8
lt_
AT
irt
. 184.
yang diproduksr Lndustri adalah an-rilase dari sun-rber
jamurpada tahun 1 894, yang digunakan sebagai alat
bantu farmasi untnk pengobatan gangguanpencernaan (Sllpra et al,2011). Amilase mewakilisekitar 30oh danproduksi enzim industri di seluruh
dunia (Van Der N4aarel et al., 2002in Stefan, 2009).
Amilasejuga dapat memiiiki efek samping yang tidak
diinginkan dalam adonan, mengurangi konsistensi
dan memodifikasi properti reologinya dengan
meningkatkan ekstensibilitas dan mengurangiresistensi bila enzim tambahannya berlebihan. Enzim
dengan dosis besar menyebabkan penurunan
elastisitas dan meningkatkan kekakuan karena
peningkatan konten dekstrin. Untuk dosis 20 unitSKB 5-amilase dari berbagai sumber, isi inti dekstrin
naik 1,25 kali untuk 6- amilasejamur, 1,5 kali untuk
6-amilase malt dan 7 kali untuk 6- amilase bakteri.
Amilase telah diturunkan dari beberapajamur, ragi, bakteri dan actinomycetes. Akan tetapi.
enzim dari j amur dan bakteri merupakan sumber yang
dominan pada sektor industri. Sumber janrur
terbatas pada isolat terrestrial, terutama spcsies
Aspergillus dan hanya satu spesies Penicillium, P.
brtmneum. S- amilase bakteri berasal dari spesics
Bacillus. Strain bakteri seperti Bacilltrs,Psettclomonas (aerobik) dan Clostridittnt(anaerobik) sp. Strain actinontycetes seperti
Sl replo ntlt c es sp. dan strain j amur sepeft i Rl t iz optt s
sp telalr dilaporkan mensintesis A amilas e (Sov-a tuul
Magalhaes,2010 Shipra et a|2011). JamLrr dan
bakteri banyak digunakan untuk memproduksi 6-
amilase tetapi bakteri lebih disukai karena
menawarkan beberapa keuntungan (Pandey et al.,
2000). Alasannya adalah (i) B acillw sp. adalah slrai n
bakteri paling banyak digunakan untuk produksi 5-
anriiase (rl) Bacillus sp. adalah yang paling cocokpada SSF karena kelangsungan hidupnya pada
kondisi dengan kadar air yang rendah (iii) lebiltmudah mengisolasi milcoorgarisme yang tennostabil
(Shipra et al20ll). Amilase jamur cukup labil,dihancurkan dengan cepat pada suhu di atas 60"C,
sedangkan amilase bakteri yang paling stabil dan
n-renuqukkan sedikit inaktivasi pada sr-rhu santpai
85'C. Komposisi dan konsentrasi media sangat
mempengalrhi pertumbuhan bakteri dan produksi
amilase ekstraseluler (Srivastav a uulBaruah. 1986
zn Elhadi et al,2011).
Jenis-jenis enzim amilase: (Shipra et al20tt)
a. a-amilase (EC 3.2.1.1)
6'-amilase adalah kalsium metalloenzymes,
benar-benar tidak dapat berfungsi dengan tidakadanya kalsium. 6-amilase memotong karbohidrat
rantai panjang pada lokasi acak di sepanjang rantai
pati, yang pada akhimya menghasilkan maltotriosa
dan maltosa dari amilosa. atau maltosa, glukosa dan
" lintit-dextrin " dari amilopektin. 6-amilasecenderung lebih cepat kerj anya dib anding i-ami I ase
karena dapat bekerja di mana saja pada substrat.
Secara fisiologis pada manusia, baik amilase ludah
dan pankreas adalah 5-amilase. Juga ditemukanpada tumbuhan, jamur (ascomycetes danbasidiomycetes) dan baktei (B acillus).
b. a-antiluse (F.C 3.2.1.2)
zi-amilase adalah bentuk lain dari amilase
disintesis olehbakteri, jamur, dair tanaman. i-amilase
mengkatalisis hidrolisis ikatan gl ikosidik kedua 6-
(1,4), bekerja membentuk ujung non-reducing.
memecah maltosa menjadi dua unit giukosa pada
suatu ll,aktu. Selama pematangan buah, A-amilase
memecah pati menjadi maltosa, sehiuggamenghasilkan rasa manis pada buah yang matang.
6'-amilase dan a-an-rilase dijumpai dalam bUi, a-
amilase muncul dalambentuk tidak aktif sebelum
perkecambahan, sedangkan 6-amilase dan protease
muncul setelah perkecambahan dimu lai. Jaringan
hewan tidak mengandung A-amil ase.
c. d-Anilose / glukoamiiase (EC 3.2.1.3)
5-amilase/ glukoamilase memecah ikatanglikosidik 6-(1,6), selain memecah ikatan glikosidik
6(1,4) tcrakhir pada ujung non-reducing dan
ami losa d an aniilopektin, sehingga m en ghasi ikan
glukosa. Tidak seperli bentuk lain dari amilase. 6-
amilase yang paling efisien dalam lingkungan asam
dan meniliki pH optimum 3.
185 .
J)L
: ,1:t
',:ll
:.-n::.Ir-lil
tci
.L -.,- :-'-.,
Gambar 1. Struktur tiga dimcnsi amilase. (A) GH13 6-amilase d,ari Aspergillus oryzae (kode PDB:2TAA, Matsuura et al, 1984),. (B) GHl4 A-ar.r.rilase darikedelai (1BYA,. Mikami et al, 1993) dan(c) GH 15 glukoamilase dari Aspergilltts av,amori (IAGM; Aieshin et at, I 992.). (in Stelan et al, 2009).
Tabel 1 . Beberapa Karakteristik Enzim aniilolitik pada pembuatan roti
Alfa Amilase/ 6-amilase (6- 1,4-glukan-4-glukanohidrolase ) merupakan fami li endo- anril as e
)/ang secara acak mengkatalisis hidrolisis arval ikatangl iko sidik 6 - (1,4) dalan-r pati nrenj adi o li go s akari dalebih pendek dengan berat rnolekul yang rendah,scperti glukosa, maltosa, dan unit mallotriosa.Pandey et a|,2001 irzArunsasi et at, 2010;Souza. I \{agalhaes, 20 1 0; Mishra antl Dadhich, 20 1 0).: - - :.rk akhir reaksi 6-amiiase adalah oligosakarida- -.' -.,:t berbagai panjang dengan konfigurasi-6., 6-
--:kstdn, yang merupakan car-npuran maltosa,: . sa- dan oligosakaridabercabang Szang terdiri: .:tit glukosa yang mengaridung ikatan 6-
. .tr (Souza und Magalhaes, 20 1 0).
6-amilase secara rutin ditambahkan keadonan roti dalam rangka untuk menambahjumlahdekstrin dengan derajat polimerisasi 3-9 yangnrempakan produk antara dari konversi pati menjadimaltosa. Berat molekul yang rendah dari dekstrinsangat efektif dalam menurunkan kekerasan roti,sehingga menghasilkan pertaikan dalam volunte danteks{ur produk (Borvles, 1 996; Defl oor and Delcour,1999; Kulp and Ponte, 1981 ; Leon et ctl, 1981;Marlin u td Hosoney. I 99 1 ; Min et al, 1998;Ziobroel. a l, 1 998 in Hopek et al, 2006). Secara kon-rersial
enzim 6-amilase dihisilkan baik oleh bakteri seperlidari ger-rus Bacillus, maupun kapang dan genusAspergillus dan Rlizopzs (Setiasih S dkk,2006).
F*+wSubetrateLink*geBr*k*r
Pro&rrtsqF*hq3u[E
ff::ryetratrr'r
{'f}
I*murstimTr*T eran$e
Rrtio of fiemis*fe
Oligmacrhmiden*grxerng
fi3EndfCi
r-Axyl**r:- ['*lts]- fr*gal^&ac:t*tiaJ
Starckc 1.,4Qb#a*rcc:brdrr"
d{xe"i&t
6{165i5
6511T,*
$tt-**8*
l:r'lg
t,:1]14
P-i'q'la*{t,areal}
Starr* a 1.4l'lalt*rrdrxtr-iru 55 td 'i4;
G&senq;,i*t*5tarrh s 1.4Stcreb s t.6 *llrcss* 91$* €3 BS
(Dabi1a et a|,2007)
too
!,*i!* i;.\. *;rl !*.,i'
Saat ini, amilase maltogenik yang termostabil dari
Bacillus stearothennophilus menjadi primadona
digunakan secara komemial pada industri roti (Souza
and Magalhaes, 20 1 0).
6-Amilase memiliki struktur tiga dimensi yang
mampu n-rengikat substrat, oleh aksi yang sangat
spesifik kelompok katalitik, menyebabkankerusakan ikatan glikosidik. 6-An-rilase manusia
merupakan enzim klasik yang mengandung kalsium
yang terdiri dari 5I 2 asam amino dalam satu rantai
oligosakarida dengan berat molekul 57,6 kDa .
Protein ini mengandung 3 domain:A, B, dan C
(Gambar.3). Domain A adalah yang terbesaq
menyajikanbarel khas berbentuk super struktur ($/
6). Domain B disisipkan antara domain A dan C
dan melekat ke domain A dengan obligasi disulfi da.
Domain C men-Liliki Stmktur terkait dengan domain
A dengan rantai polipeptida sederhana dan
tampaknya rnenjadi domain independen dengan
fungsi yang tidak diketahui. Situs aktif (tempat
rlengikat substrat) dari 6 -amilase terletak di celah
antara ujung kartoksil dari domainAdan B. Kalsium(Ca") Terletak di antara domainA dan B dan dapat
bertindak dalan"r stabilisasi skuklur tiga dimensinoal
dan sebagai aktivator alosterik. Pengikatan analog
substrat menunjukkan bahwa Asp206, Glu230 dan
Asy:297 be4rarlisipasi dalam katalisis. Situs ikatan
subslrat terdiri dari 5 subsites dengan situs katalitikdiposisikan dr subsite 3. Substrat dapat mengikatresidu glukosa perlamapadasu bsite 1 atat2,yangmemrurgkhkan terj adinya pemotongan antara residu
glukosa pertama dengan kedua atau residu glukosa
ked ua dengan ketiga (S ouza ancl Magalhaes, 20 1 0).
Ganrbar 2. Stmktur 6-amilase. DornainA ditampilkan dalan-r
rvanra merair, domain B u,ama kuning dar-r domain C rvanta
ungu. Dalampusat katalitik. ior.r kalsiun.r diturlukkan dalan-r
bentr-rk bulatan biru dan ion klorida dalam bentuk bulatartkulrir.rg. Struktur hijau terikat ke situs aktif dan kepemrukaan tcn'rpat berikatan (Souza arrrl Magalhaes, 2010).
Pati merupakan sumber energi yang penting untuk
manusia, hewan , tanaman dan mikroorganisme. Pati
merupakan polimer glukosa yang dihubungkan satu
sama lain melalui rkatan glikosidik. Duajenis polimer
glukosa hadir dalam pati yaitu amilosa dan
amilopektin (Gambar. 3 ). An-rilosa dan amilopektin
memiliki struktur yang berbeda. Amilosa (15-25%
dari pati) merupakan polimer linear yang terdiri dari
6000 unit glukosa dengan ikatan glikosidik 6-(1,4),
sedangkan amilopektin (75-85% dari pati) terdiri
dai 6-(1,4) pendek yang terikat dengan rantai lin-
ear 10-60 unit glukosa dan 6-( 1,6) terikat dengan
rantai samping yang terdiri dari 15-45 unitglukosa(LeVeque et al., 2000b, Bertoldo dan
Antranikian ,2002). Granul terikat pati sintase dapat
memanj angkan maltooligosakarida membentuk
amilosa dan dianggap bertanggung jar,r,ab untuk
sintesis polimer ini. Pati sintase yang dapat 1arut
dianggap berlanggungjawab untuk sintesis unit rantai
amilopektin. 5-Amilase mampu memotong ikatan
glikosidik 6-(1,4) yang ada di bagian dalam dari
amilosa atau rantai amiiopektin (Souza nrrrl
Magalhaes, 2010).
i: l:( l\.1/^i^-i ,, --- l
ill:lr\.---'' li"^\|r:.*i --,aa,a'
i!i
,L'^l;^'); '-''r"t,.i\.--1-;
l;tl .'--t:
:1i. :iiilit:it$ r;d 3n{iiiaFtiits
.rla:-':'i. *.- r,),
,,tlirir')+.---i zi-*-irtil+ \.-- --
Gambar 3. Dua jenis poln.ner glukosa yang ada dalaur pati(A) amrlosa (B) anrilopektin (Souza arrrlNtlagalhaes. 201 0)
*'1 87 -
1. Peran enzim amilase pada pembuatan roti
Tahapan proses pembuatan roti dan
formulasinya sangat bervariasi dari satu pabrik dengan
pabrik roti yang lain. Namun demikiarl secara umuntahapan proses terdiri dari: (Illyoman SA, 2013)
1. Pencampuran adonan
Granula pati yang terkandung di dalarn tepung
gandum dapat dirusak oleh A-amilasemenghasilkan amilosa yang terlarut yang
merupakan substrat enzim untuk proses
degradasi anrilosa selanjufirya. Hidrolisis pati ini
sangat penting perannya terhadap karakteristik
reologi adonan karena sejumlah air akan diikatoleh pati yang terhidrolisis (amilosa terlarut). Pada
proses pencampuran adonan terjadi transfermassa yang lebih intensif. Kontak enzim dengan
subskat (amilosa terlarut) dapat berjalan dengan
lebih baik sehingga akan dihasilkan gula-gula
sederhana seperli glukosa dan maltosa. Selama
proses inijuga dihasilkan dextrin. Gula-gulasederhana yang tertentuk sangat dibutuhkanpada saat fenlentasi adonan. Amilolisis yang
terbatas dapat berpengaruh positif terhadap
adonarl yaitLr diperoleh adonan yang tidak keras
(lembut). Proses amilolisis yang terlalu intensif
akan menyebabkan adonan kehilangan air dan
dextrin terbentuk terlalu banyak yangmenyebabkan adonan menj adi lengket. Untukitu optimasi penarnbahan 6-amilase dan suhu serla
larna pencanrpuran adonan perlu dilalorkan untuk
menentukan karalderi stik adonan yarg tetbentuk.
2. Fermentasi adonan
Proses fermentasi didefinisikan sebagai proses
penguraian asam amino secara anaerobik yaitu
tanpa memerlukan oksigen. Senyarva yang
dapat diuraikan dalam fermentasi utamanyaadalah karbohidrat yang telah terlebih dahulu
dipecah menjadi gula sederhana, misalnyairidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa. Bahan
dasar pen-rbuat tepung bila dicampur bersanta,
maka pati dan protein dari tepung akanmenyerap airmembenluk adonan dan ragi mulai
memfemrentasi gula yang ada dan n-ienghasi lkan
karbon dioksida (CO2). Peragian adonan
ditunjukkan dengan adonan mulai mcmuaikarena pembentukan karbondioksida yar-rg
ditahan dalam adonan.
Maltosa dan glukosa sangat penting sebagai
substrat bagiyeast selama fermentasi adonan.
Penambahan glukoamilase dapat meningkatkan
terbentuknya glukosa yang lebih cepat dapat
dimanfaatkan oleh y east,sehingga penambahan
glukoamilase dapat lebih mengaktifkan yeas tdan mempercepat proses fermentasi atau
pengembangan adonan (dou gh leat ening).
3. Pemanggangan di dalam oven
Padapemanggangan dalam oven, sebagian air
hilang, ragi mulai terbunuh, pati bergalatmasi dan
protein morggrmpal sehingga menrberikan benluk
yang stabil pada roti. Pada saat awal proses
pemanggangan terjadi penurunan viskositas
adonan dan terjadi peningkatan aktivitas enzim.
Ketika suhu mencapai 56"C makamulai terjadi
gelatinisasi pati dan memudahkan terjadinya
amiloiisis. Suhu optimal aktivitas enzim dan
kerusakan akibat panas sangat bervariasi(Tabel.6). Hidrolisis pati yang tergelatinisasi akan
membentuk dex'trin dan gula sederhan4 danpada
saat yang bersamaan te{adi pelepasan air. Hal iniberkontribusi terhadap kelengketan remah roti(cruntb stickiness) dan meningkatkan ir-rtensilas
wama kulit roti (cnLst color). Wama kulit rotinrerupaka.r hasil dari reaksi Maillard, oleh karena
itu peningkatan konsent"si oligosakarida dan gula-
gula sederhana yang dihasilkan dari aktivitas
gl ukoami lase mengakibatkan pa-ringkatan reaksi
pencoklatan. Perbaikan pada proses femrentasijuga menghasilkan volume roti yang lebih besar
dengzur tekstur yang I ernbul
Tabel 2. Karaktenstik enzim pemecah pati.
il.'1r.€i'll
*,*ll-:,ii,it.*
5i - €,*
41,.43
't{,llr-x,'t,, lt$i
.T .. -s,./'11t {t-a::*.\"igi,lj(t,r!a ,i,ii$ Ii = 8: !i*',i*i.!;i,'4 .,1ry.
'Jo * trr+ f'!i* irt*t .:;c13i atriii:I: t:'3gti *i*:1
:(
188
$t - i.3
1. Survey persepsi masyarakat atas peran
enzim amilase pada pembuatan rotiSetelah dilakukan penelitian untuk
mengetahui pemahaman masyarakat mmgenai peran
L I'ct:sr.nri Umunt'ilEttl:itte lirrr,inr 1
enzim dalam pembuatan roti, didapatkan data
sebagaimana terlihatpadatabel di bawah ini
Pclscrrtiis';
*--J*-*"*'i^-*--".x ---"'-"j**
i.(l:ltl,i, ?S.{}l% 25,t3'llr -t{}.$?'l+ 3-0,9'li;
Tabei 3. Profil persepsi n-rasyarakat terhadap peran enzimdalam pembuatan roti
-a
a
tlHtlt{rttritkiltt enriin
__::--likii$fiil1i:F;] r" - -i
i"lr.n 'lffil!":?ji$Ji,-:ij;i
d al ,15ii.' a ,\ lli! /'
Rflla*ra,tir
II, Prnttfuhuan l'*nt&n{XIflnllrstEnzinr;trrak*h iri:,i.Lr ritl::rtgttiiltiii irtrutfiiir{ trrziltt lritil;t tilhtrlt r'1{!.l
t,'.'D 16.6?'+ ls.iir% .{ I.3I}0,; i.}Stii
AJuknir anciti nwtgtrah.rii murtJ?utl enzinr pitda indtrstri 1 \Jrili, ,15.X1':l'', t?.1,!'..1, li).lli'1,t, [.t'1 t)
llilt.l gttrl
{, Ap*knh and* r*.rnge,t;rlt*i rulah r*rrr jr:nis trudttt Yluru.
rli giiru:.Lriri r:r;iilrr iil iliis trl n iu luilil
4.litr% iq tl1ii." l?.lfilli, 1S.?5\ {}tti,
;rnlrfi[-;;*r,.r,r;ilili;i1'rrru;i.*'uiiri riornise ].{ifi1- i:9.5tiii 3?.{18}i, ?9"}itilrii x'i1}'lii
Renksi F,ne,ii::
; ',r',.r,
;ffi;;"**ffiili ilii# il*iri t;igr:xr*lDeaxiirul-,i kir iu inri:r',"*lii '"' ;ii;i"airi'i.jii',r,uttrzhn r*a sujatiangia-vp'c'irrii;itirir ?,?1r* ?5 rli 1:t 'l'H lc I':''mtthuatan reid
pu:rhuillatr rulti
frxts-nrf{ 3.73 iir 53"7s.,/{' 2{r'8!r, 14.I,:',, J.Jf i,
lV" Ptnqrluhuun ttiltunl' rrnnluk (It*liltfl Alskeh a*dr tt**n*ruLlttq kat:iittltitrn dlrt-i r+ti tl-? '|, :l.j'iu I9.,! f.r, 4i.l 'l;, I '1,,,
ll {x!*.1-+gilalry.irg* rh}r-q,,q-a"m} tr'+i-u:riti i U 'l'i, -1X-1'li, 32.{r ':'o 15 l'i' i- } !i'{i -i',; i l-S % 4f i ak 'i9,5'}i: 'X'S }i'l'r
J,i Apakuh an ds uetr grralt u i h ahtn.l:ah:rll tlnuik perttrhrtat*n
nltiI-i Apaklr andt i*i'iu artarry';r trlelfrllfill '.:tleittr rlalat:r 1,4 1.t, il.h'l?, 35 tir r:.1.l..i, {i.? }i,
6{,d} 1{ lj,t1 -i.'o },3 }rt' il llii
$flrb'ualill rctilaJ,J Anaknh a* dl ulinurtah u i rru;: Jaat ne xlkixsu n$ i rtll i
r n n.Lrl .'{ '1" I l!i) .){, i r (1
( r a ii..: i 3 il'4+,1 (l
lx Apiikth axdii rrrrigrtahui iiitB *p,t xliiu'atig riitprt
rirr:n:i'rl ilarttlri krn iit.r s si ;ti r tn t t*r klrtii ltttt tlalrnr rtlri
il,: ?'* 1{r.$ ld 19.[ to'43 i +.'jli.I .':t
l(na, tl 1
19 ;\paklih ;tniL1 ti'r::ttgutttlt.rli birtas k(,itt'traltati
..-.."...,- """f.8-1,*,kf]lil$-r{r l*,1, .-. ....
1 ? t',.' 16.4lii J l. / .n lt.$ -.",, 9.1 .r
?0,\paki:rh iillilil II!r--l gutiiltrli dlirripirtr: ii'l* rtgl;i-rilsu iiui rr tl i il o'i li"6 llii 25,i t":', 4;.1 t-i lil''l 'ln
r,ilrg suilatr It*k:''lati ha1rs k*amitltilll
Rttt.ratr;
189 .
I.ifi).1ir 1il.9::% J0.ll o.'; J3.S4o,i, -i.tq.)i,
t .{ 'i1.{.5
'it "19,l.; 31',.6 i"5 i,.
I
Dari data pada tabel, terlihat bahwa 40,97
'Z responden memiliki persepsi yang baik mengenai
enzim secara umum. Pada indikator pengetahuan
tentang manfaat enzim, ternyata sebanyak 37,7 8o
responden tidak mengetahui manfaat enzim. Pada
indikator pengetahuan tentang aktivitas atau reaksi
enzin,sebanyak 53,7 oZ responden tidak memahand
bagaimana aktivitas atau reaksi enzim. Dan pada
indikator pengetahuan tentang produk (roti)sebanyak 33,84 o% responden cukup mengetahuimengenai produk (roti). Deskripsi berdasarkan
indicator dapat dipaparkan di bawah ini.
3. I .Perscpsi tentang cnzim secara unrunl
b.
BerdasarkanUsiaResponden yang berusia 10-20 tahunmemiliki Persepsi Umum yang lebih baikTentang Enzim, dibanding kelompok usia
lainnya.
B erdasarkan Jenj ang Pendidikan
Responden dengan tingkat pendidikanSLTA sudah nrenriliki persepsi umunt yang
baik tentang enzim dibanding kelompokdengan tingkat pendidikan lainnya, kecuali
nrengenai Sumber F.nztm. Mungkindisebabkan tidak adanya penjelasan yang
iebilr lengkap mengenai asal usul enzim dan
organisnre apa saja yang nrampumemproduksi enzim.
Berdasarkan .Ienj ang P ekerj aan
Responden dengan j enj ang pekerj aan TidakBekerja ternyata yang paling baikpersepsinya tentang enzim secara umum.Kemungkinan karena di kelompok ini,banyak terdapat responden dengan tingkatpendidikan SLTA, yang memiliki persepsi
yang baik rnengenai enzinr secara Lrmum.
I .l.Gambaran pengetahuan masyarakat tentangmanlaatcnzim
3. BerdasarkanUsiaL,lmumnya responden yang berusia 10-20tahun sudah memiliki Pengetahuan yangC'ukup Memadai Tentang Manlaat Enzim.)...rn-run secara keseluruhan, kemungkinan-''rl irtlorrnasi ntengcrtai ozirtt 1,turg selirrg
, - .-rakan dalam produksi pangan belum
cukup mamadai, sehingga masyarakat (yang
diu,akili oleh reqponden), belum mengetahuijenis enzim pada produksi pangan.
b. Berdasarkan.Ienjang Pendidikan
Sebagian besar responden dengan tingkatpendidikan SLTA sudah memilikiPargetahuan yang Cukup Memadai Tentang
Manfaat Enzim, kecuali mengenai manfaat
enzimdan jenis enzim yang terlibat dalam
produksi pangan. Sedangkan responden
lainnya selain dari tingkat SLTA, temyata
belum mendapat pengetahuan yang cukup
mengenai manfaat enzim.
c. Berdasarkan Jenjang Pekerjaan
Sebagian besar responden sudair memahami
manfaat enzim pada tubuh, fungsi enzin-t
amilase dan protease. Tetapi, pararesponden belum memahami manfaat enzrn-r
danjenis enzim yang digurakan pada industri
pangan. Hal ini menunjukkan Pengetahuan
tentang Manlaat Enzim belum memadai.
3.3.Gambaran pengetahuan masyarakat tentang
aktivitasenzim
a. BerdasarkanUsia
Umumnya para responden sudahmengetahui faktor apa saj a yangmempengaruhi kerj a enzirn, kernungkinan
karena para responden sudah mendapat
ilmu menganai enzinr secara garis besar saat
sedang menj alani pendidikan.
Tetapi, para resporiden tidak atau belummengetahui enzim apa saja yang berperan
dan reaksi apa saja yang terjadi pada
pembuatan roti. Hal ini disebabkankurangnya informasi mengenai peranan
enzim dalam pangan dau reaksi -reaksiyan-eterjadi saat produk pangan diproses.
b. Berdasarkan.Ienjang Per-rdidikan
lJmumnya para responden belun-r
mengetahui hai-hai yang berkaitan dengan
aktivitas atau reaksi enzim. Sementara,
kliusus mengenai laktor apa saja yang
mempengandri keq' a enzint, para reqronden
a.
190
dengan tingkat pendidikan SLTA sudahmemiliki pemahaman yang lebih baikdibanding responden lainnya.
c. Berdasarkan Jenjang PekerjaanPara responden belun memiiiki pengetahua:r
yang cukup mengenai Aktivitas atau Reaksi
Erutm.
1.3.Gambaran pemahaman masyarakat tentangproduk makanan yang diolah enzin-i
a. Berdasarkan UsiaPara responden (terutama berusia 10-20tahun) sudah memiliki Pengetahuan yangbaik tentang produk (Roti). Kecualimengenai cara pembuatan roti, peran danmanfaat enzim dalam pernbuatan roti,dimana ketiga hal ini belum banyak diketahuioleh para responden.
b. Berdasarkan Jenjang Pendidikan danJenjang Pekery'aan
Umumnya para responden belummengetahui carapembuatan roti, peran dan
manfaat enzim dalam pembuatan roti, serla
hal apa saja yang dapat mempengaruhiknalitas gSzi y ang terkandun g dalam roti.
Hal ini menunjukkan para responden belummemiliki Pengetahuan yang baik tentangproduk (Roti).
Kesimpulan
Enzim merupakan bagian dari protein, yangn-rengkatalisir reaksi-reaksi kimia dan nremilikispesifisitas terhadap reaksi yang dikatalisis danmolekul yang menjadi substratnya. Pada beberapaproduk, peranan enzimendogenus tidak memadai,sehing-9arnuncul ide untuk n-renan-rbahkan enzim dariIuar (eksogenus) untuk mentperoleh hasil yangdiharapkan dengan waktu yang lebih cepat. Daribefu agai sumber anrilase eksogenus, amilase bakeriyang menjadi primadona pada industri pangantemtama dalam pembuatan roti, dikarenakan sifatnl,ayang temrostabil.
Dari hasii penelitian yang diperoleh dapatcli simpu lkan bahwa m asyarakat sudah mengetah ui
enzim secara umum, namun pengetahuan mengenaienzim secara spesifik belum memadai sepertiaktivitas dan reaksinya serta peran enzim dalampembuatan produk pangan. Demikian halnyamengenai pemn enzim anilase dalam pernbuatan roti,umumnya pengetahuan masyarakat juga belummemadai, walaupun roti n-rerupakan produk panganyang pada umurlnya sudah sering dikonsumsi.
Daftar Pustaka
Arunsasi, ManthiriKani S, Jegadeesh G andRavikumar M. Submerged Fermentation OfAntltl6lss gnzyme Byaspergillus Flavus UsingCocos Nucifera Meal. Kathmandu UniversityJournal Of Science, Engineering AndTecirnology. Department of plant biology andplant biotechnologyGorA. Arls College for men's,Nandanam, Chennai. 2010. 6(2). I 5 -87 .
DabijaA, DeliaAM. Bulancea and MironA. StudiesRegat ding Anrylolytic Ertzymes InJluences OnMilling And Baker)t Protlucts: FoodTechnology and Processing. Journal ofAgroal in-rentary Processes and Techlologies.2007.13 (1). t9-24.
Diacorrescu D. Ef.fects of Some Bi-en4ty511i1.Mixtures in B reutlmaking Biotechnologl,.Revierv. REV. CHIM. (Bucharest) Faculty ofFood Engineering, Tourism and EnvironnentalProtection. Arad University, Arad, Romania.2011. 62.7
Elhadi AI, Elkhalil and Fatim aYC. BiocltenticalClturacIerization Of Therntophilic Am1tlaseEnzymg Isolated From Bctcilltts StrainsInternational .Joumal of.Sience.and Nature.Deparlment of Botany & Agric. Biotechnology,Facuity ofAgriculture, University of Khartoum,Shambat, SUDAN. 2011. 2(3). 616 - 620
Hopek M, Ziobro R, Boh and Achremorvicz.Oontpurison o.f the Effect Microbial a-Amy-lase and Sculcled Flottr on Breutl Quctlitl,.Joumal of Acta Sci. Pol., Technol. Alintent.AgricLrltural Universrty ofCracorv. 2006. 5 (1.).
97 -t06
191
__-----4