erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. ·...

18

Upload: others

Post on 21-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders
Page 2: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders
Page 3: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders
Page 4: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

157BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN GOOD CORPORATEGOVERNANCE TERHADAP

MANAJEMEN LABA

I Gusti Ayu Made Asri Dwija PutriFakultas Ekonomi UdayanaEmail : [email protected]

Abtract : Effect of Dividend Policy and Good Corporate Governance to EarningsManagement. The purpose of this study was to obtain empirical evidence that thedividend policy and corporate governance (GCG) effect on earnings management.Dividend pay out ratio (DPR) as the proxy for dividend policy, institutional ownershipinstitutional ownership as the proxy for GCG, and dicreationary acrualls as the proxyfor earnings management. This study used secondary data sources. The studypopulation ware companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). Sampleselection method purposive sampling. Data were analyzed using regression analysis.The result showed that dividend policy affects earnings management, institutionalownership has no effect on earnings management, and the commissioners ofindependent effect on earnings management.

Abstrak : Pengaruh Kebijakan Dividen dan Good Corporate Governanceterhadap Manajemen Laba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan buktiempiris bahwa kebijakan dividen dan good corporate governance (GCG) yangdiproksi dengan kepemilikan institusi dan dewan komisaris, berpengaruh terhadapmanajemen laba. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Populasipenelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI). Metode pemilihan sampel penelitian adalah dengan purposive sampling. Datadianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwakebijakan dividen berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusi tidakberpengaruh terhadap manajemen laba dan dewan komisaris independen berpengaruhterhadap manajemen laba.

Kata kunci: kebijakan dividen, good corporate governance, dan manajemen laba

PENDAHULUANPerilaku oportunis manajer dalam

bentuk tindakan manajemen laba ini dapatdijelaskan dengan teori keagenan (Jensendan Mecling, 1976). Hubungan keagenanmenimbulkan conflict of interest antaramanajer dan pemegang saham. Agen yangberusaha mengutamakan kepentinganpribadinya terlebih dahulu merupakancerminan perilaku oportunis manajer.Masalah konflik keagenan ini timbulkarena adanya kecenderungan darimanajemen untuk melakukan moralhazard dalam memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan mengorbankankepentingan pihak prinsipal.

Kasus manajemen laba diIndonesia yang terjadi pada tahun 2002

adalah kasus perusahaan Kimia Farmayang diduga melakukan mark up laporankeuangan dengan menggelembungkanlaba sebesar Rp32,688 miliar (Kompas, 5November 2002). Kasus Lippo Bankdengan cara menerbitkan 3 (tiga) versilaporan keuangan sekaligus dan salingberbeda antara satu dan lainnya, yaitulaporan keuangan yang dipublikasi dalammedia massa, kepada Bapepam, dankepada manajer perusahaan (Bapepam,2003).

Motivasi-motivasi yang dapatmemicu manajer melakukan manajemenlaba seperti yang dihipotesiskan oleh Wattdan Zimmerman (1986: 257--262) dalampositive accounting theory, yaitu thebonus plan hypothesis, debt covenanthypothesis, dan the political cost

Page 5: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

158BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

hypothesis (size hypothesis). Hasilpenelitin Achmad (2007) menemukanbahwa perusahaan-perusahaan yang ada diIndonesia terdeteksi melakukanmanajemen laba dengan motivasi : (1)kompensasi manajemen, (2) pembayarandividen, (3) perjanjian utang (debtcovenant), (4) restrukturisasi utang, (5)pembayaran pajak (biaya politik), (6)penggeseran kinerja, dan (7) kendalakesinambungan usaha.

Hasil penelitian Achmad (2007)menemukan bahwa kebijakan dividensebagai salah satu motivasi manajermelakukan manajemen laba dengan polamenurunkan laba. Kebijakan dividen logisdikatakan sebagai motivasi manajermelakukan manajemen laba, karenakebijakan dividen ditentukan oleh rapatumum pemegang saham (RUPS) danbukan merupakan keputusan darimanajeman. Dengan demikian, kebijakandividen menjadi sumber konflik antaramanajemen dan pemegang saham.

Penerapan Good CorporateGovernance (GCG) masih perludiintensifkan karena kasus-kasus yangmerugikan stakeholders masih tetapmuncul walaupun wacana GCG telah lahirsejak dibentuknya Komite Nasionaltentang Kebijakan Corporate Governance(KNKCG) melalui surat keputusanMenteri Koordinator Bidang EKUIN NO:KEP-10/M.EKUIN/1999 tanggal 19Agustus 1999, yang telah menerbitkanCode of Good Corporate Governance. IsuGCG di Indonesia mulai menjadi suatukajian yang penting setelah perekonomianIndonesia dilanda krisis pada tahun1997—1998. Hasil dari beberapapenelitian menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengalami dampakkrisis tersebut sebagai akibat dari adanyatata kelola perusahaan (corporategovernance) yang tidak bagus. Dengandemikian, penerapan GCG menjadi suatukeharusan bagi setiap perusahaan untukmencapai kinerja/nilai perusahaan yangbaik.

Penelitian yang melihat bagaimanapengaruh mekanisme GCG terhadap

perilaku manajemen laba telah banyakdilakukan, seperti yang dilakukan olehMidiastuty dan Machfoedz (2003), Xie atal. (2003), Nasution dan Dody (2007),Chotourou (2001), Klein (2002), He atal.(2007), Herawati (2007), Darmawati(2003), Siregar dan Bachtiar (2004),Siregar dan Utama (2006), Sanjaya(2008), Ujiyantho dan Pramuka (2007),dan Andreas (2007). Namun, penelitianini juga akan menguji pengaruh kebijakandividen sebagai event yang memotivasimanajer melakukan manajemen laba yangbersifat oportunis.

KAJIAN PUSTAKATeori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976)menyatakan bahwa teori keagenanmendeskripsikan pemegang sahamsebagai prinsipal dan manajemen sebagaiagen. Manajemen merupakan pihak yangdikontrak oleh pemegang saham untukbekerja demi kepentingan pemegangsaham. Untuk itu, manajemen diberikansebagian kekuasaan untuk membuatkeputusan demi kepentingan pemegangsaham. Teori keagenan menganggapperusahaan sebagai nexus of contract ataupusat kontrak antara agen (agent) danprinsipal (principal) yang disebabkan olehadanya pemisahan kepemilikan dankendali. Hal ini dapat mendorong manajermelakukan moral hazard. Menurut Jensendan Meckling (1976), ada tiga macambiaya keagenan (agency cost), yaitumonitoring oleh principal, biaya bondingoleh agen dan residual loss. Penelitian inimerujuk pada teori keagenan sebagaiacuan untuk menjelaskan konflik yangterjadi antara manajemen dan pemegangsaham berkaitan dengan kebijakandividen. Penelitian ini melihat bahwakebijakan dividen sebagai sumber konflikantara manajemen dan pemegang saham.

Teori Kebijakan DividenAda tiga argumentasi mengenai

kebijakan dividen yang berkaitan dengannilai perusahaan yang sampai sekarangmasih diperdebatkan. Hal itu terjadikarena dividen masih merupakan hal yang

Page 6: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

159BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

membingungkan (dividend puzzle).Argumentasi tersebut dikemukakan olehMiller dan Modigliani, Lintner danGordon, serta Litzenberger danRamaswamy (Hartono, 2000) dan dapatdijelaskan dengan, (1) Dividen tidakrelevan, teori Modigliani dan Miller inimenyatakan bahwa pembayaran dividentidak berpengaruh terhadap kemakmuranpemegang saham, (2) Dividen dapatmeningkatkan kesejahtera an pemegangsaham. Gordon dan Lintnermengemukakan argumentasi nya bahwasemakin tinggi dividend pay out ratio,maka semakin tinggi nilai perusahaan.Investor lebih senang menerimapembayaran dividen pada masa sekarangdibandingkan menunggu capital againdari laba ditahan. Pandangan Gorden-Lintner ini oleh Modigliani-Miller diberinama the bird in the hand fallacy, yangdikenal dengan bird in the hand theory,dan (3) Dividen menurunkan tingkatkesejahtera an pemegang saham.Pandangan Litzenberger dan Ramaswamyini dikenal dengan tax different theory,yang mengemukakan bahwa semakintinggi dividend pay out ratio suatuperusahaan maka nilai perusahaansemakin rendah. Hal ini didasari padapemikiran bahwa pajak yang dikenakanterhadap capital gain lebih rendahdaripada pajak dividen.

Ketiga pandangan dalam teorikebijakan dividen tersebut ternyata salingbertentangan atau terjadi kontroversial.Pandangan Modigliani-Miller menyatakanbahwa tidak ada kebijakan dividen yangoptimal karena kebijakan apa pun yangdiambil tidak akan mempengaruhi nilaiperusahaan. Gordon dan Lintnermenyarankan agar perusahaan membagidividen yang tinggi, pendapat yang ketigamenyarankan perusahaan untuk membagikan dividen yang rendah atau tidakmembagikan dengan tujuan mengurangibiaya modal dan menaikkan nilaiperusahaan.

Konsep Good Corporate Governace(GCG)

Tujuan GCG adalah untukmemaksimalkan nilai perusahaan danpemegang saham dengan mengembangkan

transparansi, kepercayaan danpertanggungjawaban, serta menetapkansistem pengelolaan yang mendorong danmempromosikan kreativitas dan kewirausahaan yang progresif. Pedoman GCGyang disusun oleh Komite NasionalKebijakan Corporate Governance menjadiacuan dalam penerapan GCG di Indonesiayang memuat prinsip dan aturan: (1) hakpemegang saham dan prosedur RUPS, (2)tanggung jawab dan komposisi dewankomisaris, (3) tugas dan komposisidireksi, (4) pengaturan sistem audit, baikeksternal maupun komite audit, (5) fungsisekretaris perusahaan sebagai mediatordengan investor, (6) pengaturan pihak-pihak yang berkepentingan, (7) adanyaketerbukaan, (8) kewajiban menjagakerahasiaan informasi oleh komisaris dandireksi, (9) pengaturan tentang informasidari orang dalam, (10) prinsip mengaturetika berusaha dan antikorupsi, (11)prinsip mengatur donasi, (12) prinsip yangmengatur tentang kepatuhan padaperaturan perundang-undangan tentangproteksi kesehatan, keselamatan kerja danpelestarian lingkungan, dan (13) prinsippengaturan kesempatan kerja yang samamengenai hubungan kerja antaraperusahaan dan karyawan, bukan berdasarkan faktor lainnya.

Corporate governance merupakankonsep yang didasarkan pada teorikeagenan diharapkan bisa berfungsisebagai alat untuk memberikan keyakinankepada para investor bahwa mereka akanmenerima return atas dana yang telahdiinvestasikan. Corporate governanceberkaitan dengan bagaimana para investoryakin bahwa manajer akan memberikankeuntungan bagi mereka, manajer tidakakan mencuri/menggelapkan ataumenginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkanberkaitan dengan dana/kapital yang telahditanamkan oleh investor, dan berkaitandengan bagaimana para investormengontrol para manajer (Shleifer danVishny, 1997). Dengan kata laincorporate governance diharapkan dapatberfungsi untuk menekan atau menurunkan konflik keagenan.

Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa non-executive director

Page 7: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

160BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

(komisaris independen) dapat bertindaksebagai penengah dalam perselisihan yangterjadi di antara para manajer internal danmengawasi kebijakan manajemen sertamemberikan nasihat kepada manajemen.Komisaris independen merupakan posisiterbaik untuk melaksanakan fungsimonitoring agar tercipta perusahaan yanggood corporate governance. Mekanismecorporate governance diukur darikomposisi Dewan Komisaris Independen.Komisaris independen adalah anggotadewan komisaris yang tidak terafiliasidengan manajemen, anggota dewankomisaris lainnya, dan pemegang sahampengendali serta bebas dari hubunganbisnis atau hubungan lainnya yang dapatmempengaruhi kemampuannya untukbertindak independen atau bertindaksemata-mata demi kepentingan perusahaan(Komite Nasional Kebijakan Governance,2004). Proporsi dewan komisarisindependen dapat diukur denganmenggunakan indikator persentaseanggota dewan komisaris yang berasaldari luar perusahaan dari seluruh ukurananggota dewan komisaris perusahaan(Ujiyanto dan Pramuka, 2007).

Manajemen LabaAdanya praktik manajemen laba

dalam pengelolaan perusahaan olehmanajer dapat dijelaskan berdasarkanagency theory. Pihak-pihak yang terlibatdalam perusahaan (manajer, pemilik,kreditor, karyawan) akan berperilakuoportunis karena pada dasarnyamempunyai kepentingan yang berbeda.Scott (2003:368) mendefinisikanmanajemen laba adalah “Given thatmanagers can choose accounting policiesfrom a set (for example,GAAP), it isnatural to expect that they will choosepolicies so as to maximize their own utilityand/or the market value of the firm”, yangmengandung arti bahwa manajemen labamerupakan pemilihan kebijakan akuntansioleh manajer dari standar akuntansi yangada dan secara alamiah dapatmemaksimumkan utilitas mereka dan ataunilai pasar perusahaan. Scott (2003:283)

membagi cara pemahaman atas manajemenlaba menjadi dua, yaitu (1) perspektifperilaku oportunis manajer karenamanajer selalu berusaha memaksimumkanutilitasnya dalam menghadapi kontrakkompensasi, kontrak utang, dan politicalcosts (opportunistic earningsmanagement) dan (2) perspektif efficientcontracting (efficient earningsmanagement) karena manajemen labamemberikan manajer suatu fleksibilitasuntuk melindungi diri mereka danperusahaan dalam mengantisipasikejadian-kejadian yang tak terduga untukkeuntungan pihak-pihak yang terlibatdalam kontrak. Dengan demikian, manajerdapat mempengaruhi nilai pasar sahamperusahaannya melalui manajemen laba.

Scott (2003:383--384) menjelaskanbeberapa pola manajemen laba, yangdapat dilakukan oleh manajemen, yaitu:(1) “Taking a bath.” Cara ini dilakukandalam periode di mana terjadiorganizational stress atau reorganisasi,termasuk pengangkatan CEO baru. Jikaperusahaan harus melaporkan rugi makamanajer terdorong untuk melaporkan rugiyang sekalian besar dengan caramelakukan penghapusan aktiva ataupembuatan cadangan untuk biaya masamendatang. Cara ini meningkatkankemungkinan melaporkan laba yang lebihtinggi, dan memperoleh bonus, di masamendatang, (2) Minimalisasi laba. Caraini serupa namun tidak seekstrem taking abath. Biasanya dilakukan dalam kondisilaba tinggi oleh perusahaan yang memilikivisibilitas politis yang tinggi (3)Maksimalisasi laba. Manajer melakukanhal ini dengan tujuan mengejar bonus, danakan dilakukan sepanjang tidakmenyebabkan laba laporan lebih tinggidaripada batas atas skema bonus.Perusahaan yang mendekati bataspelanggaran debt covenant juga cenderungmemaksimalkan laba (4) Perataan laba.Pola ini mungkin merupakan polamanajemen laba yang paling menarik.Dari penelitian Healy (1985) terlihatbahwa manajer memiliki insentif untukmeratakan laba agar tetap berada di antara

Page 8: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

161BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

batas bawah (bogey) dan batas atas (cap)skema bonus. Di samping itu, manajeryang risk-averse lebih menyukai labayang tidak terlalu berfluktuasi sehinggajuga cenderung melakukan perataan laba.Motivasi lain yang dapat menyebabkanmanajer melakukan perataan laba adalahkeinginan untuk meratakan rasio-rasiodebt covenant, mengurangi kemungkinandipecat, dan mengkomunikasikan informasimengenai prospek perusahaan kepadainvestor.

Pengembangan HipotesisStudi Mengenai Kebijakan Dividen danManajemen Laba

Dewenter et al. (2000) mengujiperbedaan konflik antara manajemen danpemegang saham atas kebijakan dividendi Jepang dan Amerika Serikat.Permasalahan yang diteliti adalah tingkatasimetri informasi mengenai kandunganinformasi pengumuman dividen dankonflik keagenan. Temuan penelitian iniadalah konflik keagenan di Jepang lebihrendah dibandingkan dengan di AmerikaSerikat. Hasil penelitian inimenyimpulkan bahwa masalah keagenanberpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Achmad (2007) mencoba kembalimembuktikan kebenaran motivasimanajemen melakukan tindakanmanajemen laba yang dituangkan dalam 3(tiga) hipotesis dari positive accountingtheory, yaitu the bonus plan hypothesis,debt covenant hypothesis, dan the politicalcost hypothesis (size hypothesis). Watt danZimmerman (1986: 257--262) denganseting perusahaan yang ada di Indonesia.Data yang dianalisis adalah laporankeuangan periode 2003--2005 denganordinary least square regression analysis.Setelah dianalisis secara statistikpenelitian dilanjutkan dengan melakukaninvestigasi langsung ke perusahaan yangdiscretionary accrualls-nya ekstrim.Hasil temuan memberikan dukungan padahipotesis utang dan politikal proses.Rencana bonus tidak berpengaruh padamanajemen laba. Achmad (2007)menyatakan bahwa motivasi rencana

bonus, perjanjian utang, dan biaya politikmerupakan motivasi manajemen laba yangberlaku umum (bernilai global) dalampraktik-praktik bisnis pengelolaanperusahaan. Hasil investigasi terhadapperusahaan yang dijadikan sampel dalaminvestigasi menemukan beberapa alasanmanajer melakukan tindakan manajemenlaba antara lain. (1) pembayaran pajak, (2)penggeseran kinerja (sebagai akibat biayapolitik), (3) laba dari restrukturisasi utang,(4) kesinambungan usaha, (5) motivasirencana bonus, (6) pembayaran dividen,dan (7) debt covenant.

Hasil temuan Achmad (2007)masih memiliki kelemahan. Pertama,sampel perusahaan tidak dikontrol antaraperusahaan yang terindikasi melakukanmanajemen laba secara ekstrem denganperusahaan yang tidak mengelola laba.Kedua, penelitian menggunakan sampelhanya 83 perusahaan sehingga modelprediksi discretonary accruals yangdihasilkan relatif masih lemah. Ketiga,investigasi praktik manajemen labamenghasilkan motivasi dan strategi yangbersifat indikasi dan bukan pembuktianyang dapat dijadikan dasar dalampenilaian kewajaran suatu transaksi secaraekonomi dan hukum.

Penelitian yang menganalisishubungan kebijakan dividen denganmanajemen laba seperti yang dilakukanoleh Savov (2006). Tujuan penelitiannyaadalah mengembangkan analisis padamanajemen laba untuk menguji hubunganinteraksi antara perilaku pelaporanperusahaan, kebijakan dividen daninvestasi, dan kesalahan penentuan hargasaham (stock market mispricing) dan duavaribel tambahan, yaitu nilai pasar(market to book ratio) dan utang (debt).Penelitian dilakukan di perusahaan-perusahaan Jerman dengan menggunakandata laporan keuangan periode 1982--2003 dan menggunakan analisis regresi.Manajemen laba diproksi menggunakandicretionary accrual dengan metodepengukuran yang diadopsi dari modelmodifikasian Jones (1991). Kebijakandividen diukur dengan perubahan dividen

Page 9: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

162BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

yang berdasarkan Litner (1956) model.Hasil penelitian menemukan bahwainvestasi berhubungan positif denganmanajemen laba dan kebijakan dividenberhubungan secara negatif terhadapmanajemen laba. Hasil temuan Savov(2006) menunjukkan bahwa kebijakandividen berhubungan negatif terhadapmanajemen laba. Artinya semakin tinggidividen yang dibayarkan maka manajemensemakin menurunkan laba dengan caramelakukan manajemen laba dengan polaincome decreasing.

Berdasarkan beberapa uraianpenelitian sebelumnya maka dapatdiajukan hipotesis H1: Kebijakan dividenberpengaruh terhadap manajemen laba

Studi Mengenai Good CorporateGovernance (GCG) dan ManajemenLaba

Kajian mengenai corporategovernance menjadi semakin menarikperhatian para peneliti pascakrisis monetertahun 1997 dan kasus keuangan sepertikasus Enron, Worldcom, Xerox, KimiaFarma, Bank Lippo muncul. Fenomena inimenggambarkan adanya tata kelolaperusahaan yang lemah (weak corporategovernance). Para regulator berupayamengatasi permasalahan yang sedangdihadapi dalam dunia bisnis, yaitu denganmewajibkan perusahaan untukmenerapkan tata kelola perusahaan yangbaik (good corporate governance) denganmengeluarkan Code of Good CorporateGovernance. Penelitian-penelitian yangberkaitan dengan isu GCG yang ditinjaudari kepemilikan institusional dan dewankomisaris adalah sebagai berikut.

Siregar dan Utama (2006) menelitipengaruh kepemilikan (diukur dengankepemilikan institusional dan keluarga),ukuran perusahaan (diukur dengankapitalisasi pasar), dan praktek GCG(diukur dengan kualitas audit, proporsidewan komisaris independen, dankeberadaan komite audit) terhadapmanajemen laba (sebagai variabelindependen). Metode analisis yangdigunakan adalah regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwamanajemen laba kepemilikan keluargalebih besar daripada kepemilikanistitusional. Ukuran perusahaan mempunyaipengaruh negatif terhadap manajemenlaba dan signifikan. Kepemilikaninstitusional berpengaruh secara positifterhadap manajemen laba, tetapi tidaksignifikan. Kualitas audit dan audit komitemempunyai pengaruh negatif terhadapmanajemen laba, tetapi tidak signifikan.Dewan komisaris independen (sebagaivariabel kontrol) mempunyai pengaruhpositif, tetapi tidak signifikan.

Andreas (2007) meneliti pengaruhtata kelola korporasi, pengungkapan, danrisiko keuangan terhadap manajemen labadan kinerja korporasi. Sampel yangdigunakan sebanyak 150 perusahaanmanufaktur yang listed di BEI. Variabelendogennya ada dua, yaitu, pertama,manajemen laba yang diukur denganmodel pengukuran Dechow (1995) danKasznik (1999) ; kedua, kinerja korporasiyang diukur dengan ROE (Klapper danLove, 2002) dan Tobin’s Q (Darmawatidkk, 2005). Varíabel eksogen ada tiga,yaitu sebagai berikut. Pertama, tata kelolakorporasi dengan variabel-variabel indikatoryang pembentuknya meliputi: (1)kepemilikan institusional (Bushee, 1998;Gideon, 2005; Veronika dan Utama2005), (2) kepemilikan manajerial(Shieifer dan Visnny, 1988; Hapsoro,2006), dan (3) komisaris independen ( Xieat al, 2002; Chtourou at al., 2001;Verónica dan Utama, 2005), dan (4)komite audit (Chtourou at al., 2001;Verónica dan Utama, 2005). Kedua,pengungkapan korporasi yang diukurdengan pengungkapan wajib dan sukarela.Ketiga, risiko keuangan. Data penelitianini dianalisis dengan SEM. Temuanpenelitian ini, yaitu tidak ada pengaruhyang signifikan antara tata kelolakorporasi terhadap manajemen laba dankinerja korporasi. Temuan lainnya, adapengaruh antara manajemen laba dankinerja korporasi.

Xie at al,(2002) meneliti pengaruhdewan komisaris, komite audit, dan

Page 10: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

163BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

komite eksekutif pada manajemen laba.Manajemen laba diproksi dengan currentaccruals diukur dengan model Jones.Hasil penelitian memberikan bukti bahwaaktivitas dewan komisaris dan komiteaudit dengan keahlian dibidang keuanganyang dimiliki oleh para anggota dewankomite audit dapat mengurangi perilakumanajemen laba dari manajer.

Untuk mengukur mekanisme goodcorporate governance (GCG) dalampenelitian digunakan proksi dewankomisaris dan kepemilikan institusional.Adanya dewan komisaris independen akanmembantu pengawasan terhadap dewandireksi menjadi lebih baik. Keberadaankepemilikan institusional dalam suatuperusahaan akan memberikan pengawasanyang lebih intensif terhadap operasionalperusahaan dibandingkan dengankepemilikan individual. Berdasarkanuraian diatas maka dapat diajukanhipotesis berikut.

H2: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemenlaba

H3: Dewan komisaris independenberpengaruh terhadap manajemenlaba

Tujuan PenelitianSecara umum tujuan penelitian

adalah memberikan bukti empiris mengenaiisu konflik keagenan yang dimotivasi olehkebijakan dividen dan GCG berpengaruhpada tindakan manajemen laba.

METODE PENELITIANPenelitian dilakukan dengan

mengambil data keuangan yang dipublikasikan di pasar modal Indonesia diJakarta atau dari pusat referensi BursaEfek Indonesia (BEI) di Jakarta.

Adapun variabel dalam penelitianini dapat diidentifikasi sebagai berikut.1) Variabel independen adalah kebijakan

dividen, kepemilikan institusional, dankomisaris independen.a. Dividend payout ratio (DPR)

adalah rasio yang digunakan untukmengukur besarnya pembayarandividen dari laba per lembar sahamdan mengukur besarnya laba yangditahan untuk menambah besarnyamodal sendiri.

Dividend payout ratiodiukur dengan formulasi berikut.

..........(1)

b. GCG diproksi dengan hal-hal dibawah ini.

1. Persentase kepemilikaninstitusional (KI), yaitupersentase jumlah saham yangdimiliki oleh institusi dibagitotal saham yang beredar.

2. Persentase dewan komisarisindependen (DK), yaitujumlah dewan komisarisindependen dibagi seluruhjumlah dewan komisaris.

2) Variabel dependen adalah manajemenlaba.Pengukuran Manajemen Laba

Perilaku manajamen laba paraeksekutif perusahaan dapat dideteksidengan berbagai metode. Salah satudi

antaranya adalah dengan melihatbesarnya akrual diskresioner. Padapenelitian ini akrual diskresioner(AD) merupakan proksi darimanajemen laba.

Penelitian ini bertujuan untukmenghitung akrual diskresionermenggunakan model Jonesmodifikasian (Dechow et al.,1995).Modifikasi ditujukan untukmenghilangkan kesalahan pengukuranakrual diskresioner pada pendapatan(revenue). Penyesuaian dilakukanpada perubahan pendapatan melaluiperubahan piutang dalam periodeperistiwa. Dechow (1995) mengujiberbagai alternatif model akrual danmenunjukkan bahwa model Jones

Dividend payout ratio =Dividen per lembar saham

Laba per lembar saham

Page 11: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

164BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

modifikasian merupakan model yangterbaik.

Jenis data yang digunakandalam penelitian ini adalah datakuantitatif berupa laporan keuanganyang terdiri atas neraca dan laporanlaba rugi. Sumber data yangdigunakan adalah data sekunderberupa laporan keuangan dari tahun2005--2009 yang diperoleh dari pusatreferensi pasar modal Indonesia,Indonesian Capital Marker Directory(ICMD), dan didownload dariinternet.

Populasi penelitian ini adalahperusahaan yang terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI). Untukmemperoleh data yang representatif,sampel yang digunakan dalampenelitian diseleksi menggunakanmetode purposive sampling dengankriteria, (a) terdaftar di BEI sejaktahun 2005—2009, (b) Perusahaandalam keadaan laba, (c) Membagidividen berturut-turut minimal selamaperiode pengamatan dan (d)perusahaan memiliki kepemilikaninstitusional

Hipotesis diuji denganmenggunakan multiple regresion analisysdengan formula seperti di bawah ini.

ML = a + β1DPR + β2KI + β2DK + e.... (2)

Keterangan :ML= Manajemen Labaa = Konstantaβ = Koefisien RegresiDPR= Dividend pay out ratioKI= Kepemilikan InstitusiDK=Dewan Komisaris Independene = errorSebelum dilakukan analisis data

dilakukan pengujian asumsi klasik. Dalamstudi ini digunakan model regresi linierberganda. Pengujian asumsi klasikmeliputi uji multikolinieritas, ujiautokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.Hal ini bertujuan agar model regresimemenuhi syarat BLUE (Best LinearUnbiased Estimator).

HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik Populasi

Hasil seleksi sampel denganmenggunakan purposive sampling sesuaidengan kriteria yang telah dijelaskan diatas jumlah observasi adalah 150.Perusahaan yang terpilih menjadi sampel,yaitu tahun 2005 adalah 29 perusahaan;tahun 2006 berjumlah 31 perusahaan,tahun 2007 berjumlah 33 perusahaan;tahun 2008 berjumlah 36 perusahaan, dantahun 2009 berjumlah 21 perusahaan.Tabel 1 merupakan hasil analisis statistikdeskriptif.

Keterangan:DA (ML) = Discretionary Accrual/Manajemen LabaDPR = Devidend Payout OutKI = Kepemilikan InstitusionalDK = Dewan Komisaris Independen

Manajemen laba dalam penelitian inidiproksikan dengan nilai discretionary

accrual yang diukur dengan model Jonesyang dimodifikasi (Dechow et al., 1995).Tahapan dalam perhitungan nilaidiscretionary accrual sebagai berikut.

Tabel 1. Statistik Deskriptif

150 -.3076 .6885 -.019542 .127259150 11.76 97.41 35.0083 18.9934150 21.27 98.00 69.2179 17.5464150 .20 .80 .3688 .1094150

DA/MLDPRkep_ins (KI)dewan_kom (DK)Valid N (listwise)

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

Page 12: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

165BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

Langkah pertama adalah melakukanperhitungan terhadap total accrual (TA).Nilai total accrual, terdiri atas dua bagianyaitu, non-discretionary accrual dandiscretionary accrual. Untuk memperolehnilai discretionary accrual maka harusdilakukan pemisahan antara non-discretionary accrual dan discretionaryaccrual. Sebelum dilakukan perhitunganterhadap nilai non-discretionary accrual,dilakukan perhitungan terhadap nilai totalaccrual. Selanjutnya dilakukanperhitungan terhadap nilai non-discretionary accrual. Nilai non-discretionary accrual diperoleh setelahdilakukan regresi untuk estimasi koefisienβ1, β2, dan β3. Discretionary accrual(manajemen laba) diperoleh dari totalaccrual dikurangi non-discretionaryaccrual.

Hasil uji asumsi klasik menunjukkan tidak ada multikolinieritas, tidak ada

autokorelasi, dan tidak terjadiheteroskedastisitas. Dengan demikian,model regresi linier berganda memenuhistandar BLUE (Best Linear UnbiasedEstimator).

Hasil Pengujian HipotesisAnalisis ini diolah dengan program

komputer Statistikal Package for SocialSciences (SPSS) for windows. Teknikanalisis ini digunakan untuk mengetahuiarah dan besarnya pengaruh dari variabelbebas yang diteliti yaitu DPR (proksikebijakan dividen), KI (kepemilikaninstitusional), dan dewan komisarisindependen (DK). Variabel terikat, yaitumanajemen laba (ML) secara parsialpada perusahaan yang listing di BursaEfek Indonesia. Adapun rangkumanhasil pengolahan data dapat dilihat padaTabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Regresi

Nama Variabel KoefisienRegresi

Uji Parsialt-test Probabilitas

DPR -0,001060 -1,982 0,049

KI 0,000302 0,523 0,602

DK0,312 3,401 0,001

Konstanta -0,118Standar Error Estimasi 0,122036Adjusted R square 0,080F 5,342Probabilitas 0,002R Square 0,099

Pada Tabel 2 ditunjukkan nilai Adjusted Rsquare penelitian ini yang menjelaskanvariasi variabel terikat (dependen) yangdijelaskan melalui variasi variabel bebas(independen). Pada penelitian ini nilaiAdjusted R square adalah sebesar 0,080.Artinya 8 persen variasi manajemen labadipengaruhi oleh variasi kebijakan dividen(DPR), kepemilikan institusional (KI), dandewan komisaris independen (DKI).Tidak ada kesepakatan umum di antara

pakar ekonometri tentang mana yang lebihpenting antara R square tinggi ataustandar error yang kecil. Bila suatu modeldigunakan sebagai peramalan, maka nilaiperamalan R square merupakan kriteriayang lebih penting, tetap kalau tujuannyauntuk menguji hipotesis nol berdasarantaksiran parameter, maka taksianparameter yang tidak bias menjadi halyang lebih penting (Simodininggrat,2001).

Page 13: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

166BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

Nilai F-test digunakan untuk melihathubungan antara variabel bebas danterikat. Pada penelitian ini besarnya nilaiF-test adalah 5,342 dengan tingkatsignifikansi 0,002 (angka ini lebih kecildari tigkat penyimpangan harapan sebesar0.05). Berarti, hasil analisis data untukpenelitian ini menunjukan model yangdigunakan dalam penelitian ini adalahlayak.

Hasil persamaan model regresilinear berganda tersebut menunjukkanarah dan besarnya pengaruh dari tiap-tiapvariabel bebas terhadap variabel terikatyang ditunjukkan oleh koefisien regresitiap-tiap variabel bebasnya. Koefisienregresi variabel bebas yang bertandapositif berarti mempunyai pengaruh yangsearah pada manajemen laba, sedangkankoefisien regresi variabel bebas yangbertanda negatif berarti mempunyai

pengaruh yang berlawanan terhadapmanajemen laba. Untuk mengetahuiapakah variabel bebas tersebut berpengaruhterhadap variabel terikat, maka dilakukanuji hipotesis secara parsial (individual)untuk setiap hipotesis yang diajukanmenggunakan uji t.

Uji t Test (Uji Regresi secara Parsial)Untuk menguji tiap-tiap variabel

secara parsial atau ketiga hipotesis yangdiajukan dapat diketahui melalui uji t.Apabila t hitung lebih besar daripada ttabel atau Pvalue < 0,05, maka hubunganantara variabel independen dan dependenadalah signifikan. Pvalue yang palingrendah menunjukkan variabel yang palingdominan mempengaruhi manajemen laba.Ringkasan hasil uji t untuk setiap variabelbebas terhadap variabel terikat dapatditunjukkan pada Tabel 3.

Dari Tabel 3 terlihat bahwa nilaiprobabilitas signifikansi DPR di bawah0,05 yaitu 0,49, kepemilikan institusional(KI) di atas 0,05 yaitu 0,602, dan dewankomisaris independen (DK) di bawah0,05, yaitu 0,001. Selanjutnya, akandijelaskan hasil pengujian tiap-tiaphipotesis yang diajukan pada penelitian iniberdasarkan uji t yang ditunjukkansebagai berikut:

Pengaruh kebijakan dividen(DPR) terhadap manajemen laba(ML)Hasil pengujian hipotesis 1menunjukkan secara statistis signifikanbahwa kebijakan kebijakan dividen

(DPR) ber pengaruh terhadapmanajemen laba pada tingkatkepercayaan 95% atau Pvalue < 0,05.Hal itu, berarti bahwa hipotesis 1didukung. Hasil ini konsistendengan penelitian sebelumnya(Achmad, 2007), (Kato at al., 2007),dan (Savov, 2006) yangmenunjukkan bahwa kebijakandividen (yang diproksi dengan DPR)berhubungan dengan manajemenlaba dengan koefisien yang bertandanegatif. Hasil penelitian inimemberikan bukti bahwa kebijakandividen sebagai sumber konflikantara manajemen dan pemegang

Tabel 3. Uji t Test

-.118 .056 -2.110 .037-.001 .001 -.158 -1.982 .049

3.020E-04 .001 .042 .523 .602.312 .092 .268 3.401 .001

(Constant)DPRkep_insdewan_kom

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: DAa.

Page 14: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

167BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

saham dapat mempengaruhi/memotivasi manajemen melakukantindakan manajemen laba. Semakintinggi DPR berarti bahwamanajemen semakin menurunkanlaba dengan melakukan tindakanmanajemen laba dengan caradecreasing income.

Hasil penelitian inimendukung teori keagenan sebagaiteori utama yang mendasaripenelitian ini. Teori keagenan(Jensen dan Mckling, 1976)menjelaskan bahwa antara manajemendan pemegang saham terbuktimenimbulkan konflik karena keduabelak pihak, baik agen (manajemen)maupun prinsipal (pemegangsaham) menginginkan mendapatkankeuntungan yang maksimal darihubungan kontraktual ini. Padapenelitian ini kebijakan dividenmerupakan sumber konflik. Di satusisi pemegang saham menginginkandividen dibagi dalam jumlah besar(sesuai dengan bird in the handtheory), sedangkan manajemenmenginginkan dividen dibagi dalamjumlah yang kecil (sesuai denganteori dividen kas residual). Teorikas residual menjelaskan bahwamanajemen akan selalu berusahaagar dana yang dimiliki olehperusahaan sedapat mungkinmemberikan manfaat pada perusahaan(bukan kepada pemegang saham)sehingga alternatif pembagian dividenmerupakan alternatif terakhir (Kaen,2003). Manajemen mau membayardividen jika tidak ada kesempatanberinvestasi yang menghasilkan netpresent value (NPV) yang positifpada masa yang akan datang.Berdasarkan teori dan hasilpengujian statistis terbukti bahwaadanya upaya manajemen menurunkan laba dengan cara melakukanmanajemen laba dengan caramelakukan decreashing income.

Pengaruh kepemilikan institusional(KI) terhadap manajemen laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2, yaitu KIberpengaruh terhadap manajemenlaba tidak dapat diterima padatingkat kepercayaan 95% atauPvalue > 0,05. Hasil penelitian inimenemukan bahwa kepemilikaninstitusional tidak berpengaruhterhadap manajemen laba sehinggahipotesis 2 ditolak. Konsep yangdiajukan mengenai mekanismeGCG jika dipandang darikepemilikan institusional. Maksudnya dengan adanya kepemilikaninstitusi diharapkan akan membantudewan komisaris dalam mengawasioperasional dari manajemensehingga mekanisme ini akanmampu mengurangi perilakumanajemen laba yang bersifatoportunis, ternyata dalam penelitianini tidak dapat dibuktikan.Penelitian ini bertentangan denganpenelitian Bushee (1998), Mediastydan Mahfoedz (2003), Boediono(2005), dan Tarjo (2007) yangmenemukan bahwa kepemilikaninstitusional mampu mengurangiperilaku manajer untuk mementingkan diri sendiri melalui tingkatpengawasan yang intens.

Hasil penelitian ini konsistendengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Veronica & Utama(2005), Darmawati (2003), Demsetzand Lehn (1985), Ujiyantho danPramuka (2007), dan Andreas(2007) yang juga tidak menemukanbukti adanya hubungan yangsignifikan antara konsentrasikepemilikan institusional danmanajemen laba. Hal itu berartibahwa adanya kepemilikaninstitusional sebagai pemegangsaham tidak dapat diharapkansebagai pihak internal yang dapatberperanan untuk memonitormanajemen. Jadi, keberadaankepemilikan institusional tidak

Page 15: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

168BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

dapat mempengaruhi ataumengurangi manajemen melakukanmanajemen laba ataupun tidak.

Pengaruh dewan komisarisIndependen terhadap manajemenlaba

Hasil pengujian menunjukkan hipotesis H3 diterima padatingkat kepercayaan 95% atauPvalue < 0,05. Ini berarti dugaanpeneliti pada hipotesis 3 bahwadewan komisaris independenberpengaruh pada manajemen labadapat diterima/didukung secarastatistik dan signifikan. Hal inimenunjukkan bahwa secara parsialdewan komisaris independenberpengaruh pada manajemenlaba. Arah temuan penelitian initidak konsisten dengan konsepyang menyatakan bahwa adanyadewan komisaris independendiharapkan akan ada yangmengawasi manajer dalammengelola perusahaan berarti akanmengurangi tindakan manajemenlaba yang berfisat oportunis.Namun, temuan penelitian inimenyatakan semakin tinggi dewankomisaris independen, semakinterjadi manajemen laba.

Temuan ini konsistendengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Boediono (2005),yang juga menemukan buktiadanya hubungan positif antaramanajemen laba dan dewankomisaris independen. Artinya,semakin besar keanggotaan dewankomisaris independen akansemakin meningkatkan tindakanmanajemen laba. Kondisi ini jugaditegaskan dari hasil survai AsianDevelopment Bank bahwa kuatnyakendali pendiri perusahaan dankepemilikan saham mayoritasmenjadikan dewan komisaris tidakindependen dan fungsipengawasan yang seharusnyamenjadi tanggung jawabnya

menjadi tidak efektif (dalamBoediono, 2005). Adakemungkinan penempatan ataupenambahan anggota dewankomisaris dari luar perusahaan(independen) hanya sekedarmemenuhi ketentuan formal,sementara pemegang sahammayoritas (pengendali/ founders)masih memegang peranan pentingsehingga kinerja dewan komisaristidak meningkat, bahkan bisamenurun. Kemungkinan jugabesarnya jumlah dewan komisarisyang independen justru sebaliknya,yaitu menyebabkan terjadikoordinasi yang tidak efektif diantara dewan komisaris independendan kurangnya frekuensi rapatdalam rangka pengawasan terhadapmanajer. Pembentukan dewankomisaris hanya sekadar untukmemenuhi regulasi yang dikeluarkan oleh badan pengatur pasarmodal yang mewajibkan perusahaanminimal mempunyai 30% dewankomisaris yang independen.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis danpembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Pertama, hasil pengujianmemberikan bukti bahwa kebijakan dividenber pengaruh secara statistis signifikanterhadap manajemen laba. Hasil penelitianini mendukung konsep yang menyatakanbahwa konflik yang terjadi antaramanajemen dan pemegang saham yangdisebabkan oleh kebijakan dividen inidapat mempengaruhi manajemenmelakukan manajemen laba yang semakinmenurunkan laba. Temuan penelitian inimendukung hipotesis 1 dari keagenanyang mendasari penyusunan hipotesispenelitian, Kedua, kepemilikaninstitusional tidak berpengaruh terhadapmanajemen laba. Berarti adanyakepemilikan institusional sebagai

Page 16: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

169BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

pemegang saham tidak akanmempengaruhi manajemen melakukanmanajemen laba ataupun tidak. Hal ituterjadi karena dengan adanya kepemilikaninstitusi dalam perusahaan tidak begituberfungsi dalam melakukan pengawasanterhadap perilaku manajer. Kepemilikaninstitusional sebagai proksi mekanismeGCG tidak berpengaruh terhadapmanajemen laba, Ketiga, variabel dewankomisaris independen sebagai proksi GCGberpengaruh positif signifikan padamanajemen laba yang terjadi diperusahaan yang listing di Bursa EfekIndonesia. Keanggotaan dewan komisarisyang terdiri atas komisaris independenperusahaan ternyata tidak mampumengurangi/ menekan terjadinyamanajemen laba, justru memicumanajemen laba. Hal tersebut disebabkanoleh banyaknya jumlah dewan komisarisindependen ternyata menjadi tidak efektifdalam melakukan pengawasan terhadapmanajemen karena koordinasi menjadilambat dan kurangnya frekuensi rapat.

Saran

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian, simpulan dan keterbatasanpenelitian, dapat disampaikan saran-saranyaitu, Pertama, bagi perusahaan,sebaiknya mekanisme yang optimal sesuaidengan pengelolaan perusahaan selaluditerapkan. Hal itu penting karena akanmenciptakan suatu kondisi perusahaanyang baik atau good corporategovernance. Pada akhirnya akan tercapaipeningkatan kinerja perusahaan danadanya keuntungan untuk seluruhstakeholders dan Kedua, bagi parainvestor, disarankan berhati-hati dalampengambilan keputusan bisnis, tidakhanya terfokus pada informasi laba, tetapijuga mempertimbangkan informasinonkeuangan, seperti keberadaanmekanisme internal perusahaan. Hal ituperlu karena informasi laba yang disajikanoleh manajemen ada kemungkinandimodifikasi hanya demi kepentinganmanajemen.

Keterbatasan PenelitianPenelitian ini mengukur GCG

hanya menggunakan proporsi kepemilikaninstitusional dan dewan komisarisindependen. Namun, tidak memperhatikanperilaku atau aktivitasnya dalampenerapan tata kelola perusahaan.Pemilihan pengukuran ini kemungkinanmemiliki tingkat akurasi yang rendahuntuk memprediksi mekanisme GCGterhadap manajemen laba. Keterbatasanpengukuran pada penelitian ini,disebabkan oleh data yang digunakandalam penelitian adalah data sekunder.Hal itu menjadi kelemahan pengukuranpenelitian ini. Penelitian selanjutnyasebaiknya menggunakan indeks GCGdalam memprediksi manajemen labakorporasi. Hal itu penting karena indeksakan memberikan penilaian penerapanGCG yang lebih baik dibandingkandengan mekanisme GCG yang ditunjukkan dengan suatu data sekunder tanpainvestigasi lebih lanjut.

REFERENSI

Achmad, K, Subekti I, dan Sari A. 2007.Investigasi Motivasi StrategiManajemen Laba pada PerusahaanPublik di Indonesia. ProsidingSimposium Nasional Akuntansi 10.Makassar.

Andreas. 2007. Pengaruh Tata KelolaKorporasi, Pengungkapan Korporasi,dan Risiko Keuangan terhadapManajemen Laba dan KinerjaKorporasi. Disertasi. UniversitasBrawijaya.

Arifin, Zainal. 2005. Teori Keuangan danPasar Modal. Penerbit: Ekonisia.Yogyakarta.

Bapepam. 2003. Siaran Pers HasilPemeriksaan Kasus LaporanKeuangan dan Perdagangan Sahamdi PT. Bank Lippo Tbk. 17 Maret2003. http//:www.google.com.Diakses 12 Januari 2009.

Boediono, Gideon S.B. 2005. KualitasLaba: Studi Pengaruh Mekanisme

Page 17: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

170BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

Corporate Governance dan DampakManajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. ProsidingSimposium Nasional Akuntansi 8Solo.

Bushee, Brian J., 1998a. Institutional Investor,Long-Term Investment, and EarningsManagement”. Working Paper,January, http://papers.ssrn.com/sol3/papers. cfm?Abstract_id=52686,January, pp 1--42.

Chotourou, Sonda Marrakchi, JeanBedard, dan Lucie Cour Teau. 2001.Corporate Governance andEarnings Management. SocialScience Research Network.Http//:ssrn.com. diakses 10 Agustus2008.

Darmawati, Deni, Khomsiyah dan RikaGelar Rahayu. 2004. HubunganCorporate Governance dan KinerjaPerusahaan. Prosiding SimposiumNasional Akuntansi 7. Denpasar.

Dechow, P. M., R. D., Sloan,, dan A. P.,Sweeney. 1995. Detecting EarningsManagement. The AccountingReview 70, 193--225.

Fama. E.F. dan M.C. Jensen. 1983. Separationof Ownership and Control. Journal OfLaw and Economics. 26: p. 301--325.

Hartono, M. J. 1997. The Agency-CostExplanations for DividendPayments: Empirical Evidence.Working Papers. Universitas GadjahMada.

He, Liyu, Sue Wright, Elaine Vans, SueCrowe. 2007. Earnings Managementin Australia Under New ASXCorporate Governance Guideline.Working Paper Department ofAccounting and Finance atMacquarie University.

Healy, P.M. 1985. The Effect of BonusScheme on Accounting Decisions.Journal of Accounting andEconomics. 7: 85--107.

Herawati, Erna, 2007. Pengaruh Elemen-elemen Mekanisme Good CorporateGovernance terhadap EarningManagement dan KinerjaPerusahaan. Disertasi. UniversitasAirlangga.

Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976.Theory of The Firm: ManagerialBehavior, Agency Cost andOwnership Structure.Journal ofFinancial Economics 3(4):305--360.

Jones, J. J. (1991). Earning ManagementDuring Import Relief Investigation.Journal of Accounting Research 25pg. 85-125.

Klein, April. 2002. Audit Committe,Board of Director Caracteristics andEarnings Management. Journal ofAccounting and Economic 33: 375--400.

Klapper, Leora F dan I love. 2002.Corporate Governance, InvestorProtection, and Performance inEmerging Market. Working Papershttp://ssrn.com. Diakses 29 Maret2007.

Kaen, Fread R. 2003. A Blue Print ForCorporate Governance: Strategy,Accountability, and Preservationof Shareholders Value. AmacomNew York.

Kato, Kazo Kucimura, Michio, dan Y.Yoshia 2003. Dividend BehaviorPure Accrual Managemant ofJapanese Banks, Faculty ofInformation Managemant OsakaUniversity of Economics. WorkingPapers, http//:google.com. Diakses12 Januari 2003.

Midiastuty, P.P. dan M. Machfoedz, 2003.Analisis Hubungan MekanismeCorporate Governance danIndikasi Manajemen Laba.Prosiding Simposium NasionalAkuntansi 6. Surabaya.

Nasution, M. dan Dody Setiawan. 2007.Pengaruh Good CorporateGovernance Terhadap ManajemanLaba di Industri Perbankan.Prosiding Simposium NasionalAkuntansi 10. Makassar.

Sanjaya. 2008. Auditor Eksternal, KomiteAudit, dan Manajemen Laba.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,11(1): 97--116.

Siregar, Sylvia Veronica N.P danSiddharta Utama. 2005. Pengaruh

Page 18: erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/15049/1/1c0f681cb130e39c13b... · 2020. 7. 21. · Governance (GCG) masih perlu diintensifkan karena kasus-kasus yang merugikan stakeholders

ISSN 1410-4628

171BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 17, No. 2, Agustus 2012

Struktur Kepemilikan, UkuranPerusahaan, dan PraktekCorporate Governance terhadapPengelolaan Laba (EarningsManagement). Prosiding SimposiumNasional Akuntansi 8 Solo.

Siregar, Sylvia Veronica N.P danBachtiar, Yanivi S. 2004. GoodCorporate Governance, InformationAsymmetry, and EarningsManagement. Prosiding SimposiumNasional Akuntansi 7 Denpasar:hal 57--69.

Savov, Sava. 2006. “Earnings Managemant,Invesment, and Dividend Payments”.Working Papers. Univesity ofMannhein.http//:www.google.com. diakses22 Desember 2008

Scott, W.R. 2006. Financial AccountingTheory, Prentice-Hall. Inc

Shleifer, A. dan R.W. Vishny. 1997. ASurvey of Corporate Governance.Journal of Finance, Vol.52. No.2.Juni, hal.737--783.

Tarjo. 2008. Pengaruh KonsentrasiKepemilikan Institusional danLeverage terhadap ManajemenLaba, Nilai Pemegang Sahamserta Cost of Equity Capital.Prosiding Simposium NasionalAkuntansi 11. Pontianak.

Ujiyantho, Muh. Arif dan Pramuka, B. A.2007. Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba,dan Kinerja Keuangan. ProsidingSimposium Nasional Akuntansi10. Makassar.

Watt, Ross L. Dan Jerold L. Zimmerman.1986. Positive Accounting Theory,Prentice-Hall International Editions.

Xie, B, Davidson, WN. Dadalt, P.J. 2003.Earning Management and CorporateGovernance : the Role of the Boardand the Audit Committee. Journal ofCorporate Finance 9 (3): 295--316.

Yu, Fank. 2006. Corporate Governanceand Earning Management. WorkingPaper. http//:www.google. DiaksesAgustus 2008.