erbasisefeksinergismekayusecangterhadappaladanjahe

8

Click here to load reader

Upload: zecky-vikri

Post on 14-Aug-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

1

FORMULASI MINUMAN INSTAN FUNGSIONAL ANTIOKSIDAN BERBASIS EFEK SINERGISME KAYU SECANG TERHADAP PALA DAN JAHE

Yulistian Firmansyah dan Dede R. Adawiyah. 2003.

A B S T R A K

Timbulnya penyakit-penyakit degeneratif yang disebabkan oleh reaksi oksidasi di dalam tubuh diperlukan pencegahan sejak dini dengan melakukan kegiatan olahraga teratur, makan makanan bergizi seimbang dan mengkonsumsi zat antioksidan yang dapat diperoleh dari food supplement maupun pangan fungsional dalam bentuk makanan maupun minuman. Minuman fungsional dapat berasal dari rempah-rempah, karena dipercaya berkhasiat terhadap kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi serta menguji sinergisme aktifitas antioksidan produk minuman fungsional tradisional (kayu secang, pala, dan jahe), sehingga dapat dihasilkan minuman yang disukai oleh masyarakat.

Penelitian ini dibagi dalam empat tahap, yang diawali dengan pembuatan formulasi minuman, pengujian aktifitas antioksidan dengan metode ransimat, pengujian organoleptik, uji total fenol, uji intensitas warna menggunakan spektrofotometer, dan uji warna menggunakan alat Minolta Chromameter CR-310.

Pembuatan formulasi minuman instan dilakukan dengan menggunakan metode kokristalisasi secara terpisah, selanjutnya dicampur dengan perbandingan tertentu antara secang, pala, dan jahe sehingga diperoleh 19 formulasi minuman instan.

Pada pengujian aktifitas antioksidan dapat diketahui bahwa periode induksi minyak yang ditambahkan minuman lebih tinggi dibandingkan dengan periode induksi kontrol (minyak tanpa penambahan apapun dan minyak dengan penambahan BHT 200 ppm). Bila dilihat dari aktifitas antioksidan, sampel dengan formulasi 0.3% secang : 0.4% jahe : 0.3% pala memiliki aktifitas antioksidan paling besar (3.49), dengan aktifitas antioksidan BHT 200 ppm sebesar 0.24.

Pada pengujian organoleptik dipilih lima formulasi dari segi rasa, aroma, dan warna terbaik menggunakan panel diskusi. Berdasarkan uji hedonik dari lima sampel yang diujikan (80% secang : 20% jahe, 75% secang : 25% jahe, 50% secang : 25% jahe : 25% pala, 40% secang : 30% jahe : 30% pala, dan 25% secang : 25% jahe : 50% pala) variasi konsentrasi tidak berpengaruh nyata terhadap rasa dan aroma, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap warna. Dari komentar yang diberikan, 34% panelis lebih menyukai minuman formulasi 80% secang : 20% jahe dari segi warna, rasa, dan aroma.

Pada pengujian total fenol, 19 minuman formulasi tersebut memiliki total fenol antara 5.371 – 26.789 ppm. Pengujian intensitas warna menggunakan spektrofotometri yang diukur pada panjang gelombang 556 nm menunjukkan intensitas warna antara 0.003 – 0.071. Sedangkan pengujian menggunakan alat Minolta Chromameter CR-310 terdapat keidentikan dengan pengujian secara subyektif dan variasi sampel berpengaruh nyata terhadap nilai +a, +b, C, dan L.

I. PENDAHULUAN

Latarbelakang Kesadaran masyarakat akan kesehatan, dewasa ini semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya pengetahuan terhadap berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh pola-pola hidup yang tidak seimbang, baik berupa mengkonsumsi pangan tercemar, polusi udara, asap rokok, maupun pangan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya bagi tubuh yang dapat menyebabkan reaksi oksidasi di dalam tubuh. Jenis penyakit tersebut yaitu berupa penyakit degeneratif seperti kanker, jantung koroner, kardiovaskular, maupun tumor ganas. Penyakit

Page 2: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

2

tersebut tidak berdampak langsung pada tubuh, namun melalui proses yang amat panjang dan dalam jangka waktu yang lama.

Oleh karena itu diperlukan tindakan pencegahan agar dapat sehat bugar sepanjang hidup. Tindakan pencegahan yang dilakukan yaitu dengan berolah raga, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan mengkonsumsi zat antioksidan yang dapat menangkal reaksi oksidasi di dalam tubuh. Zat antioksidan dapat berupa vitamin E dan C maupun senyawa lainnya, seperti fenol. Senyawa fenol salah satunya dapat ditemukan pada rempah-rempah.

Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah-rempah dan sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai ramuan tradisional yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Ramuan tradisional tersebut biasanya berbentuk minuman, dikenal sebagai jamu yang merupakan racikan berbagai jenis rempah. Tidak semua orang menyukai jamu karena rasanya yang pahit, oleh karena itu diperlukan terobosan baru dalam penyajiannya agar dapat disukai banyak orang.

Kayu secang merupakan salah satu rempah-rempah yang mempunyai banyak khasiat diantaranya untuk menyembuhkan batuk darah, disentri, haid tidak teratur, sakit perut, tonik maupun sebagai obat luar untuk mengobati luka. Bagian tanaman yang digunakan yaitu kayunya. Kayu secang, dewasa ini sudah dikembangkan sebagai minuman kesehatan, namun belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu kayu secang mengandung senyawa antioksidan yang diharapkan dapat mencegah oksidasi didalam tubuh. Menurut Dae-Kwan-Lim, et. al, (1996) ektrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) mempunyai aktifitas antioksidan melebihi senyawa antioksidan komersial yang diuji menggunakan metode ransimat. Ekstrak etanolik yang dipecah menjadi fraksi etil asetat oleh pelarutnya menunjukkan aktifitas antioksidan yang lebih besar dari ekstrak kasarnya. Stabilitas oksidasi pada minyak kelapa sawit dan lemak hewan terjadi pada konsentrasi 200 ppm. Fraksi etil asetat memiliki aktifitas antioksidan yang sama dengan 200 ppm BHT namun lebih baik dibandingkan BHA atau delta-tocoferol.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam hal citarasa dan kesinergisan senyawa antioksidan diperlukan penambahan rempah-rempah lain yaitu pala dan jahe, sehingga dapat dikenal dan disukai oleh masyarakat serta berkhasiat lebih baik. Tujuan dan Sasaran

Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi serta menguji sinergisme aktifitas antioksidan produk minuman fungsional tradisional (kayu secang, pala, dan jahe).

Sasaran yang dituju pada penelitian ini yaitu menghasilkan minuman kesehatan tradisional berkhasiat antioksidan yang disukai oleh masyarakat luas. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang menginginkan menggunakan ramuan tradisional alami dalam memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh dalam bentuk minuman yang memiliki citarasa yang disukai masyarakat luas.

II. BAHAN DAN METODOLOGI

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tiga macam rempah-rempah

yang meliputi kayu secang, jahe, dan daging buah pala, air, gula, CaCO3, gelatin, minyak

Page 3: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

3

kedelai murni, tween 80, BHT, etanol 95%, air deionisasi, reagen folin-ciocalteu 50%, Na2CO3 5%, dan asam tanat.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan percobaan laboratorium. Penelitian ini dibagi dalam empat tahap, yang diawali dengan pembuatan formulasi minuman instan menggunakan metode kokristalisasi terpisah yang selanjutnya dicampur sehingga menghasilkan 19 formulasi minuman (tabel 1), pengujian aktifitas antioksidan dengan metode ransimat (metode Hadorn dan Zurcher, 1974), pengujian organoleptik (metode skala hedonik), uji total fenol (metode Chandler dan Dodds yang dimodifikasi) (Shetty et al.,1995), uji intensitas warna menggunakan spektrofotometer, dan uji warna menggunakan alat Minolta Chromameter CR-310 (metode Hunter).

Tabel 1. Komposisi formula campuran minuman kayu secang, pala, dan jahe.

Jenis Rempah Jumlah (%)

Kayu Secang Jahe Pala

Formula 1A 0 100 0

Formula 1B 80 20 0 Formula 1C 75 25 0 Formula 1D 50 50 0 Formula 1E 25 75 0 Formula 1F 20 80 0 Formula 1G 100 0 0

Formula 2A 0 0 100

Formula 2B 80 0 20

Formula 2C 75 0 25

Formula 2D 50 0 50

Formula 2E 25 0 75

Formula 2F 20 0 80

Formula 3A 40 30 30

Formula 3B 30 40 30

Formula 3C 30 30 40

Formula 3D 25 25 50

Formula 3E 50 25 25

Formula 3F 25 50 25

Page 4: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aktifitas Antioksidan dan Total Fenol Minuman Instan Antioksidan adalah suatu senyawa yang meskipun terdapat dalam konsentrasi kecil bila

dibandingkan bahan-bahan yang teroksidasi, dapat menghambat atau mencegah proses oksidasi dari bahan tersebut secara signifikan (Halliwell, 1990).

Prinsip pengujian menggunakan metode ransimat yaitu minyak dioksidasi menggunakan panas dengan suhu 100 0C sehingga terbentuk produk–produk samping berupa oksidan-oksidan yang menjadi volatil dan ion-ion. Ion-ion tersebut umumnya hidroperoksida yang kemudian terdekomposisi menjadi asam format yang akan terdeteksi oleh konduktor. Oksidan dan ion tersebut agar terdeteksi oleh konduktor dialirkan terlebih dahulu kedalam air bebas ion (Lolinger, 1983). Data yang diperoleh berupa periode induksi. Perhitungan aktifitas sampel dan BHT dapat diperoleh menggunakan rumus berikut ini :

Aktifitas antioksidan sampel = minyak induksi periodeBHT induksi periodeminyak induksi periodesampel induksi Periode

−−

Aktifitas antioksidan BHT = BHT induksi periode

minyak induksi periodeBHT induksi Periode −

Minyak yang digunakan yaitu minyak kedelai murni karena banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga dapat mudah dioksidasi. Antioksidan kontrol yang digunakan yaitu BHT, karena BHT merupakan antioksidan sintetik yang mengandung monohidrik fenolik dan mudah larut dalam minyak (Shahidi and Marian, 1995).

Dari penelitian terhadap aktifitas antioksidan 19 formulasi menggunakan metode ransimat diperoleh hasil (gambar 1) bahwa minuman dengan formulasi 30% secang : 40% jahe : 30% pala memiliki aktifitas antioksidan terbesar dan terjadi kesinergisan antioksidan, sedangkan minuman dengan formulasi 50% secang : 50% pala memiliki aktifitas antioksidan terkecil. Periode induksi BHT sebesar 4.44 dan periode induksi minyak sebesar 3.35 dengan aktifitas antioksidan BHT sebesar 0.24.

Sampel yang memiliki kesinergisan hanya sampel 3B sedangkan pada sampel lainnya tidak terjadi. Hal itu disebabkan karena senyawa antioksidan yang terdapat pada sampel memiliki mekanisme antioksidan yang sama, sehingga kurang berpengaruh dalam mencegah/menghambat oksidasi. Selain itu menurut Shahidi (1995), senyawa fenolik kurang

Gambar 1. Aktifitas antioksidan 19 formulasi minuman

3,49 3,393,14 3,12 3,07 3,02 2,98 2,94 2,84

2,72 2,632,38

2,25 2,22 2,12 2,11 2,111,89

1,63

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

3B 1A 1D 1G 3C 3A 1F 3F 3E 3D 1E 1B 2B 1C 2E 2C 2F 2D 2A

Formulasi minuman

Akt

ifita

s an

tioks

idan

Page 5: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

5

berperan dalam mencegah proses oksidasi pada minyak yang sudah mengalami kerusakan, ia hanya berfungsi optimum pada minyak yang belum mengalami oksidasi.

Pada pengujian total fenol digunakan uji spektrofotometri menggunakan reagen Folin-Ciocalteu. Dari pengujian total fenol diketahui bahwa minuman dengan formulasi 50% secang : 25% jahe : 25% pala memiliki total fenol yang paling tinggi yaitu sebesar 26.789 ppm dengan persamaan yang diperoleh dari standar asam tanat 5 – 50 ppm yaitu y = 0.0097x - 0.0146, dan R2 = 0.9935 (gambar 2).

Dari gambar 1 dan 2 dapat diketahui bahwa tidak ada korelasi positif antara tingginya aktifitas antioksidan dengan total fenol. Minuman yang memiliki aktifitas antioksidan paling besar ternyata memiliki total fenol yang paling rendah. Menurut Shahidi dan Marian (1995) pada metode ini reagen Folin Ciocalteu bersifat tidak spesifik dan akan mendeteksi seluruh grup fenol.

Menurut Gordon (1990) Fenol sebenarnya inaktif sebagai antioksidan, namun bila terdapat atom-atom hidrogen yang tersubtitusi pada grup alkilnya (posisi orto dan para) maka dapat aktif sebagai antioksidan. Substitusi grup etil atau n-butil pada posisi para lebih meningkatkan aktifitas antioksidannya dibandingkan dengan substitusi grup metil, namun substitusi grup alkil pada posisi ini berfungsi sebaliknya. Seringkali fenolik antioksidan kehilangan aktifitasnya pada konsentrasi tinggi bahkan dapat berubah menjadi prooksidan pada tahap inisiasi.

B. Pengujian Warna

Pengujian ini berprinsip mendapatkan warna berdasarkan daya pantul dari sampel terhadap cahaya yang diberikan oleh kromameter. Notasi L menyatakan parameter kecerahan (light) yang mempunyai nilai nol (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a (positif) dari nol sampai 100 untuk warna merah dan nilai –a (negatif) dari nol sampai –80 untuk warna hijau. Notasi b menyatakan warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b (positif) dari nol sampai 70 untuk warna biru dan nilai –b (negatif) dari nol sampai –70 untuk warna kuning, sedangkan notasi C menunjukkan kejernihan warna sampel. Hue (arc tan (b/a)) menunjukkan warna dari sampel, dimana Red Purple jika 0Hue = 3420 - 180, Red jika 0Hue = 180 – 540, Yellow Red jika 0Hue = 540 – 900, Yellow jika 0Hue = 900 – 1260, Yellow Greenjika 0Hue = 1260 – 1620, Green jika 0Hue = 1620 – 1980, Blue Green jika 0Hue = 1980 – 2340, Blue jika 0Hue = 2340 – 2700, Blue Purple jika 0Hue = 2700 – 3060, dan Purple jika 0Hue

Gambar 2. Total fenol 19 formulasi minuman

26.14424.881

20.526

14.985

11.247

7.7426.273 5.371

17.84519.572

8.026 7.974

11.06711.32514.082

15.44815.861

15.964

26.789

0.000

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

3E 1E 1B 2C 3A 1F 3C 1A 1C 1G 2B 2D 2E 2F 1D 3D 2A 3F 3B

Formulasi minuman

Tota

l fen

ol (p

pm)

Page 6: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

6

= 3060 – 3420. Dari pengujian menggunakan analisi kovarian diketahui bahwa variasi sampel berpengaruh nyata terhadap nilai +a, +b, C, dan L.

Tabel 2. Warna 19 formulasi minuman menggunakan metode kromameter

Rata-Rata Sampel Formulasi

a b C L hue

Secang : Jahe : Pala 0.3 : 0.4 : 0.3 13.02 12.72 18.20 45.55 44.30

Jahe 1 5.43 15.19 16.17 43.69 70.45

Secang : Jahe 0.5 : 0.5 13.12 12.13 17.87 41.53 42.70

Secang 1 29.25 8.82 30.55 40.35 16.70

Secang : Jahe : Pala 0.3 : 0.3 : 0.4 16.11 10.68 19.33 44.48 33.50

Secang : Jahe : Pala 0.4 : 0.3 : 0.3 14.36 11.20 18.21 43.16 37.90

Secang : Jahe 0.2 : 0.8 8.49 16.65 19.18 45.84 63.05

Secang : Jahe : Pala 0.25 : 0.5 : 0.25 14.15 14.35 20.15 45.89 45.50

Secang : Jahe : Pala 0.5 : 0.25 : 0.25 18.40 10.76 21.31 43.29 30.25

Secang : Jahe : Pala 0.25 : 0.25 : 0.5 10.08 9.62 13.97 45.59 43.75

Secang : Jahe 0.25 : 0.75 9.94 18.25 20.78 47.93 61.45

Secang : Jahe 0.8 : 0.2 18.35 10.93 21.35 44.16 30.75

Secang : Pala 0.8 : 0.2 23.33 6.63 24.25 44.90 15.75

Secang : Jahe 0.75 : 0.25 18.14 11.76 21.62 44.39 32.90

Secang : Pala 0.25 : 0.75 17.57 3.20 17.86 45.56 10.25

Secang : Pala 0.75 : 0.25 24.10 6.16 24.87 43.01 14.25

Secang : Pala 0.2 : 0.8 18.14 4.72 18.74 45.24 14.50

Secang : Pala 0.5 : 0.5 12.68 2.96 13.01 48.17 13.05

Pala 1 3.05 2.03 3.66 53.21 33.55

Gambar 3. Uji warna spektrofotometer

0,041

0,060

0,022

0,071

0,059

0,0210,017

0,0320,040

0,064

0,0180,014

0,032

0,003

0,048

0,019

0,0340,026

0,044

0,000

0,010

0,020

0,030

0,040

0,050

0,060

0,070

0,080

1D 1A 1G 3B 3C 1B 1C 3A 3E 3F 3D 1F 2C 1E 2E 2F 2D 2A 2B

Formulasi minuman

Abs

orba

nsi

Page 7: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

7

Prinsip pengujian ini yaitu akan diperoleh nilai absorbansi sampel, sebagai akibat dari penyerapan warna oleh spektrofotometer. Besarnya nilai absorbansi berdasarkan besarnya intensitas warna sampel yang diserap, bukan saja warna merah yang akan dianalisis, tapi warna keseluruhan sampel. Dari gambar 3 dapat diketahui bahwa sampel dengan formulasi 80% secang : 20% pala memiliki absorbansi yang paling tinggi.

C. Pengujian Organoleptik

Setelah diketahui besarnya aktifitas antioksidan, maka dipilih sembilan formulasi dari 19 formulasi minuman yang memiliki aktifitas antioksidan terbesar untuk dilakukan pengujian organoleptik menggunakan panel diskusi. Dari sembilan formulasi tersebut dipilih lima formulasi untuk dilakukan pengujian organoleptik menggunakan metode hedonik. Keempat formulasi lainnya tidak disukai konsumen karena memiliki rasa yang terlalu panas, menggigit dan after taste yang pahit, serta warna yang kurang menarik.

Lima formulasi minuman yang diuji menggunakan metode hedonik diantaranya : 865 = 80% secang : 20% jahe, 186 = 75% secang : 25% jahe, 616 = 50% secang : 25% jahe : 25% pala, 812 = 40% secang : 30% jahe : 30% pala, 382 = 25% secang : 25% jahe : 50% pala.

Setelah dilakukan pengujian dapat diketahui bahwa variasi sampel/perbedaan formulasi berpengaruh nyata terhadap warna sampel. Hal itu dapat dibuktikan dengan uji lanjut (uji Duncan), sampel secang : jahe dengan formulasi 0.8:0.2 dan 0.75:0.25 berbeda nyata dengan ketiga sampel lainnya. Perbedaan formulasi tidak berpengaruh nyata terhadap rasa dan aroma. Namun dari komentar yang diberikan, 34% panelis lebih menyukai minuman formulasi 80% secang : 20% jahe dari segi warna, rasa, dan aroma.

Bila dibandingkan antara pengujian warna secara objektif dan subjektif diperoleh hasil yang sama, dimana kelima sampel memiliki nilai hue yang menunjukkan warna merah dengan nilai a, b, dan c yang besar sehingga memiliki warna merah yang cerah, dengan perbedaan yang kecil. Saat diuji statistik pada selang kepercayaan 95% (hasil pengujian organoleptik) disimpulkan bahwa warna berpengaruh nyata terhadap variasi sampel.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dibagi dalam empat tahap, yang diawali dengan pembuatan formulasi minuman, pengujian aktifitas antioksidan dengan metode ransimat, pengujian organoleptik, dan pengujian kimia yang meliputi uji total fenol, uji intensitas warna menggunakan spektrofotometer, dan uji warna menggunakan alat Minolta Chromameter CR-310.

34%

25%9%

13%

19% 865

382

616

186

812

Gambar 4. Persentase kesukaan panelis terhadap lima formulasi sampel

Page 8: erbasisEfekSinergismeKayuSecangTerhadapPaladanJahe

Seminar Nasional dan PertemuanTahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) GM-16 Peranan Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia - Yogyakarta, 22-23 Juli 2003___________________

8

Pembuatan formulasi minuman instan dilakukan dengan menggunakan metode kokristalisasi secara terpisah, selanjutnya dicampur dengan perbandingan tertentu antara secang, pala, dan jahe sehingga diperoleh 19 formulasi minuman instan.

Pada pengujian aktifitas antikosidan dapat diketahui bahwa periode induksi minyak yang ditambahkan minuman lebih tinggi dibandingkan dengan periode induksi kontrol (minyak tanpa penambahan apapun dan minyak dengan penambahan BHT 200 ppm). Bila dilihat dari aktifitas antioksidan, sampel dengan formulasi 0.3% secang : 0.4% jahe : 0.3% pala memiliki aktifitas antioksidan paling besar (3.49), dengan aktifitas antionsidan BHT 200 ppm sebesar 0.24.

Pada pengujian organoleptik dipilih lima formulasi dari segi rasa, aroma, dan warna terbaik menggunakan panel diskusi. Berdasarkan uji hedonik dari lima sampel yang diujikan (80% secang : 20% jahe, 75% secang : 25% jahe, 50% secang : 25% jahe : 25% pala, 40% secang : 30% jahe : 30% pala, dan 25% secang : 25% jahe : 50% pala) variasi konsentrasi tidak berpengaruh nyata terhadap rasa dan aroma, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap warna. Dari komentar yang diberikan, 34% panelis lebih menyukai minuman formulasi 80% secang : 20% jahe dari segi warna, rasa, dan aroma.

Pada pengujian total fenol, 19 minuman formulasi tersebut memiliki total fenol antara 5.371–26.789 ppm. Pengujian intensitas warna menggunakan spektrofotometri yang diukur pada panjang gelombang 556 nm menunjukkan intensitas warna antara 0.003–0.071. Sedangkan pada pengujian menggunakan alat Minolta Chromameter CR-310 terdapat keidentikan dengan pengujian secara subyektif dan variasi sampel berpengaruh nyata terhadap nilai +a, +b, C, dan L.

B. Saran

Diperlukan penambahan bahan lain contohnya susu, dimana akan diperoleh warna yang lebih menarik dengan rasa yang lebih gurih. Selain itu diperlukan penambahan senyawa antioksidan yang memiliki mekanisme berbeda dengan fenol sehingga diperoleh efek sinergis.

DAFTAR PUSTAKA

Dae-Kwan-Lim, Ung-Choi, Dong-Hwa-Shin, 1996. Antioxidative activity of some solvent extract from Caesalpinia sappan L. Korean-Journal-of-Food-Science-and-Technology; 28 (1) 77-82, 24 ref.

Halliwel, B. 1990. How to Characterize Agroforestry Biological Antioxidant. Free Rad. Res Commun. Vol 9:1-32.

Lolinger, J, 1989. Natural antioxidant. Di dalam J. C. Allen dan R. J. Hamilton (eds.). Rancidity in Foods. Elsevier Applied Science, London.

Shahidi, F, Ph. D. and Marian N, Ph. D., 1995. Food Phenolics, Sources Chemistry Effects applications. Technomic Publ. Lancaster-Basel.

Gordon, M. H. 1990. The mechanism of antioxidant action in vitro. Di dalam Hudson, B. J. F. . (ed). 1990. Food antioxidants. Di dalam Shahidi, F, Ph. D. and Marian N, Ph. D., 1995. Food Phenolics, Sources Chemistry Effects applications. Technomic Publ. Lancaster-Basel.