epistemologi teori permintaan

Upload: ono-alexander-mahmudin

Post on 10-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

epistimologi teori permintaan

TRANSCRIPT

EPISTEMOLOGI TEORI PERMINTAANDalam aspek epistemologis ditekankan pada "Bagaimana mendapatkan pengetahu-an yang benar?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka ilmu,teori maupun pengetahuan harus didapatkan melalui metode ilmiah. Peter Senn (1971), Huxley (1964) sebagaimana dikutip oleh Suriasumantri (1999: 119) menyatakan bahwa metode ilmiah merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dan metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerjanya pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji, yang memungkinkan bahwa pengetahuan yang disusun merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam hal inimaka metode ilmiah mencoba menggabungkancara berfikir deduktif dan cara berfikir induktif dalam membangun pengetahuan tersebut.Dalam konteks epistemologi khususnya dalam metode ilmiah perlu dikembangkan konsep positivisme yang berarti ilmu yang valid adalah ilmu yang dibangun dari empirik . Filsafat positivisme berusaha menyusun bangunan ilmu secara nomothetik yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum dari generalisasinya. Kebenaran dicari lewat hubungan kausal linier, tiada akibat tanpa sebab, dan tiada sebab tanpa akibat. Positivisme mempunyai slogan yang tekenal yaitu "savoir pour prevoir, prevoir pour pouvoir" yang artinya dari ilmu muncul prediksi, dan dari prediksi muncul aksi (Triyono; 2003 : 12). Teori kebenaran yang dianut positivisme termasuk teori korespondensi (Muhadjir : 2000 : 13 14). Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan adalah benar jika terdapat fakta-fakta empiris yang mendukung pernyataan tersebut (Susiasumanrtri : 1999:20) Atau dengan kata lain, suatu pernyataan dianggap benar apabila materi yang terkandung dalam pernyataan tersebut bersesuaian (korespodensi)) dengan obyek faktual yang ditunjuk oleh pernyataan tersebut.Jika ditinjau dengan teori permintaan, maka perkembangan teori permintaan sampai saat ini merupakan hasil analisis atau pengkajian metode ilmiah yang telah berkembang dengan berbagai pendekatan-pendekatan, model-model, formulasi-formulasi berdasarkan fakta empirik. Penemuan model baru dalam teori permintaan merupakan hasil empirik yang telah diuji sehingga menjadi suatu teori baru. Hal ini dapat dilihat dari model-model permintaan yang dibangun mulai dari Gossen, Jevon, Walras, kemudian Samuelson hingga kepada teori Marshallian sampai perkembangan terakhir dengan munculnya teori permintaan dinamis yang dikembangkan oleh Nerlove, Houthakker dan ekonom-ekonom lainnya (Johanes dan Handoko : 1980, Koutsoyiannis : 1994 : 56).Dalam pandangan logika positivisme, teori permintaan telah mengembangkan aksioma teori ilmu kedalam logika matematika dan dikembangkan lebih jauh dalam logika induktif yang berkembang dari fakta-fakta fenomenologis ke generalisasi teoritik. Hal ini bisa dilihat dengan pemakaian matematika sebagai alat analisis dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam teori permintaan.Secara epistemologi maka teori permintaan akan diuraikan dalam : a) Pendekatan-pendekatan dalam teori permintaan, b) metode derivasi dan model-model dalam teori permintaan.