epilepsi.ppt
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. EJenis kelamin : Perempuan Umur : 25 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Alamat : PancoranMasuk RS : 31 Juli 2015
ANAMNESIS
Autoanamnesis Tanggal : 31 Juli 2015 Keluhan Utama : Kejang Keluhan Tambahan : - Riwayat : Tekanan darah
rendah
Riwayat Perjalanan Penyakit :Seorang pasien perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik spesialis saraf RS UKI dengan keluhan kejang. Keluhan ini sudah lama dirasakan. Pasien sering kejang hingga terjatuh dengan mata melotot, lidah pasien sering tergigit dan berdarah setelah kejang. Keluhan ini terutama sering dirasakan jika pasien mandi. 4 hari SMRS pasien sempat ke klinik dokter umum untuk berobat, diberikan obat dilantin oleh dokter tapi tidak ada perubahan.
PEMERIKSAAN FISIK• Kesadaran : CM• GCS : 15 (E4V5M6)• Tekanan darah : 100/70 mmHg• Nadi : 70 x/menit• Suhu : 36,5 °C• Respirasi : 18 x/menit• Umur klinis : 25 tahun • Bentuk badan : Kurus• Gizi : Kurang• Stigmata : Tidak ada • Kulit : Sawo matang • Turgor : Baik• Kel. Getah bening : Tidak teraba membesar• Kuku : Tidak ada ikterik dan sianosis• Pembuluh darah
A. Carotis : Palpasi kanan dan kiri : TerabaAuskultasi : Tidak terdengar bunyi bruit
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS• Rangsang Meningeal
- Kaku kuduk : - - Brudzinski I : -- Brudzinski II : -/-- Kernig : -/-- Lasegue : >70°/>70°
• Pemeriksaan Saraf Otak - N I (Olfaktorius)
Penciuman : Normosmia - N II (Optikus)
Visus kasar : BaikLapang pandang : LuasLihat warna : Baik
- N III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)Sikap bola mata : Simetris Ptosis : -/-Strabismus : -/-Nistagmus : -/-Eksoftalmus : -/-Enoftalmus : -/-Diplopia : -/-Deviasi Konjugee : -/-Pergerakan bola mata : Baik
Pupil Bentuk Ukuran : Bulat Isokor : 3 mm/3 mmRefleks Cahaya Langsung : +/+Refleks Cahaya Tidak Langsung : +/+
- N V (Trigeminus)Motorik Membuka dan menutup mulut : BaikGerakan rahang : Baik Menggigit (palpasi) : Baik Sensorik Rasa Raba : Baik Rasa Nyeri : Baik Rasa Suhu : Baik Refleks Refleks kornea : +/+Refleks masseter : -
- N VII (Fasialis) Sikap wajah : Simetris Mimik : Biasa Angkat alis : Simetris Kerut dahi : Simetris Lagoftalmus : -/-Menyeringai : SimetrisRasa kecap 2/3 depan lidah : Baik
- N VIII (Vestibulokokhlearis) Vestibularis
Nistagmus : -/-Kokhlearis
Suara bisik : +Gesekan jari : +Tes Rinne : +Tes Weber : Tidak ada lateralisasiTes Swabach : Sama dengan pemeriksa
- N IX, X (Glossofaringeus, Vagus)Disfoni : -Disfagi : -Disartri : -Refleks Faring : -Refleks Okulomotorius : normalRefleks Sinus Karotikus : normal
- N XI (Asesorius)Menoleh : BaikAngkat bahu : BaikM. Trapezius : BaikM. Sternokleidomastoideus : Baik
- N XII (Hipoglosus)Sikap lidah dalam mulut : SimetrisJulur lidah : Simetris Atrofi : -Tremor : -Fasikulasi : -Tenaga Otot Lidah : kuat ka=ki
Motorik Gerakan spontan abnormal : -Kejang : -Tremor : -Khorea : -Trofi otot : EutrofiDerajat kekuatan otot 5555 | 5555
5555 | 5555Tonus otot : normotonus
KOORDINASIStatis
- Duduk : Baik- Berdiri : Baik - Berjalan : Baik
Dinamis- Telunjuk telunjuk : - - Telunjuk hidung : -- Disdiadokinesis : -REFLEKSRefleks Fisiologis- Biceps : ++ / ++- Triceps : ++ / ++- KPR : ++ / ++- APR : ++ / ++
Refleks Patologis- Babinski : - / -- Chaddock : - / -- Oppenheim : - / -- Gordon : - / -- Schaeffer : - / -- Rossolimo : - / -- Mendel Bechterew : - / -- Hoffman Trommer : - / - SENSIBILITAS
Eksteroseptif Rasa raba : ka = kiRasa nyeri : ka = kiRasa suhu : Tidak dilakukan
Propioseptif Rasa getar : ka = ki Rasa sikap : Baik
VEGETATIF- Miksi : Baik- Defekasi : Baik- Salivasi : Baik- Keringat : BaikFUNGSI LUHUR - Memori : Baik- Bahasa : Baik- Kognitif : Baik- Afek dan emosi : Baik
RESUME Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik spesialis saraf dengan keluhan kejang. Keluhan sudah lama dirasakan, dan jika kejang pasien bisa sampai terjatuh dengan mata melotot, lidahnya sering berdarah setelah kejang. Keluhan ini sering dirasakan terutama ketika pasien mandi. 4 hari SMRS pasien sudah berobat ke klinik, diberikan dilantin oleh dokter tapi tidak ada perubahan. Pasien memiliki riwayat hipotensi.
Status Generalis
Kesadaran : CM (E4V5M6 = 15)
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 25 x/menit
Suhu : 36 °C
STATUS NEUROLOGIS
Rangsang meningeal : -
Refleks patologis : -
Saraf kranial : Tidak ditemukan defisit neurologis
Motorik : 5555 | 5555
5555 | 5555
DIAGNOSA
Diagnosa Klinis : Kejang Diagnosa Topis : Regio temporalis
cerebri Diagnosa Etiologis : Epilepsi
Diagnosis Banding Sinkop Aritmia jantung Hiperventilasi atau serangan panik
Terapi
Diet lunak Diazepam Valproate Asam folat
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam Ad sanationum : Dubia ad malam Ad fungsionum : Dubia ad bonam
Epilepsi
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi tertua, ditemukan pada semua umur dan dapat menyebabkan hendaya serta mortalitas.
Prevalensi di negara sedang berkembang ditemukan lebih tinggi daripada negara maju. Dilaporkan prevalensi di negara maju berkisar antara 4-7 per 1000 orang dan 5-74 per 1000 orang di negara berkembang
Selama beberapa abad, gejala ini dinamakan penyakit jatuh (morbus caducus, the falling sickness), karena penderitanya mendadak jatuh. Orang Yunani kuno menamakannya epilepsi, yang berarti disurupi, dimasuki, dikuasai.
Huglin Jackson, pada tahun 1870 → konsep epilepsi
Hans Berger, pada tahun 1929 → EEG
Etiologi
Idiopatik Kriptogenik Simptomatik : Cedera kepala, tumor
otak, penyakit cerebrovaskular.
Klasifikasi epilepsi
• Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi :– kejang umum (generalized
seizure) jika aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-sama
– kejang parsial/focal jika dimulai dari daerah tertentu dari otak
Kejang umum terbagi atas:
Tonic-clonic convulsion = grand mal
merupakan bentuk paling banyak
terjadi
pasien tiba-tiba jatuh, kejang,
nafas terengah-engah, keluar air
liur
bisa terjadi sianosis, ngompol,
atau menggigit lidah
terjadi beberapa menit, kemudian
diikuti lemah, kebingungan, sakit
kepala atau tidur
Abscense attacks = petit mal
jenis yang jarang
umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja
penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai
kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
Atonic seizure
jarang terjadi
pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera recovered
Kejang parsial terbagi menjadi : Simple partial seizures
pasien tidak kehilangan kesadaran
terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh
Complex partial seizures pasien melakukan gerakan-
gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran
Fisiologi Normal
PatofisiologiKejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara pengaruh
inhibisi dan eksitatori pada otak
terjadi karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Diagnosis Pasien didiagnosis
epilepsi jika mengalami serangan kejang secara berulang
Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik : EEG CT-scan MRI Lain-lain
Variasi individual -- perlu pemantauan Monitoring kadar obat dalam darah -
penyesuaian dosis Lama pengobatan tergantung jenis
epilepsinya, kondisi pasien dan kepatuhan pasien
Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba (mendadak)
Prinsip pengobatan pada epilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik: agonis reseptor GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg
mengaktifkan kerja reseptor GABA contoh: benzodiazepin, barbiturat
menghambat GABA transaminase konsentrasi GABA meningkat contoh: Vigabatrin
menghambat GABA transporter memperlama aksi GABA contoh: Tiagabin
meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool contoh: Gabapentin