epidemiologi klinik

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemiologi Klinik adalah penerapan prinsip – prinsip dan metode – metode epidemiologi ke dalam praktek kedokteran klinik. 1 Epidemiologi klinik merupakan salah satu dari ilmu – ilmu kedokteran dasar yang meliputi metode – metode yang digunakan oleh para klinisi didalam melakukan audit terhadap proses – proses dan hasil – hasil dari pekerjaan mereka. 1 Epidemiologi klinik masih merupakan sebuah istilah yang kondradiktif yaitu bahwa epidemiologi itu berurusan dengan populasi/komunitas, sementara kedokteran klinik itu berurusan dengan individu. Hal – hal yang dipelajari dalam epidemiologi klinik mencakup antara lain : a. Definisi-definisi tentang normalitas dan abnormalitas b. Akurasi uji-uji diagnosis c. Riwayat penyakit dan prognosis penyakit d. Efektifitas pengobatan 1

Upload: samuel-pola-karta-sembiring

Post on 27-Dec-2015

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

epidemiologi

TRANSCRIPT

Page 1: epidemiologi klinik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi Klinik adalah penerapan prinsip – prinsip dan metode – metode

epidemiologi ke dalam praktek kedokteran klinik.1

Epidemiologi klinik merupakan salah satu dari ilmu – ilmu kedokteran dasar yang

meliputi metode – metode yang digunakan oleh para klinisi didalam melakukan audit

terhadap proses – proses dan hasil – hasil dari pekerjaan mereka.1

Epidemiologi klinik masih merupakan sebuah istilah yang kondradiktif yaitu bahwa

epidemiologi itu berurusan dengan populasi/komunitas, sementara kedokteran klinik

itu berurusan dengan individu.

Hal – hal yang dipelajari dalam epidemiologi klinik mencakup antara lain :

a. Definisi-definisi tentang normalitas dan abnormalitas

b. Akurasi uji-uji diagnosis

c. Riwayat penyakit dan prognosis penyakit

d. Efektifitas pengobatan

e. Tindakan pencegahan dalam praktek kedokteran klinis

Keabsahan dari disiplin ilmu kedokteran klinik adalah bahwa Pembuatan keputusan

klinik itu seyogyanya selalu didasarkan pada prinsip – prinsip ilmiah dan memerlukan

penelitian yang relevan dengan menggunakan dasar – dasar epidemiologi yang kuat.2

Dalam makalah ini aspek yang akan dibahas dalam epidemiologi klinik adalah

mengenai aspek prognosis. Prognosis merupakan prediksi tentang kelangsungan

sebuah penyakit yang mencerminkan sebagai probabilitas akan perkembangannya

pada masa/tahap selanjutnya. Prediksi – prediksi itu didasarkan kepada kelompok –

kelompok penderita tertentu dan hasilnya mungkin berbeda untuk penderita –

penderita tersebut secara individual. Pengetahuan tentang kecenderungan prognosis

1

Page 2: epidemiologi klinik

ini sangat membantu untuk menentukan pengobatan yang tepat. Dalam hal ini,

informasi epidemiologis sangat diperlukan untuk melakukan prediksi – prediksi

tentang prognosis dan akibat penyakit. Hal ini disebabkan pengalaman klinis yang

hanya mengandalkan pada sejumlah penderita yang terbatas saja dan follow -up yang

tidak adekuat, tidak cukup memadai untuk melakukan prediksi tentang prognosis

penyakit.2

Prognosis dalam pengertian Mortalitas diukur sebagai tingkat Fatalitas Kasus (Case

Fatality Rate) atau Probabilitas Kelangsungan Hidup. Sedangkan Metode yang

digunakan untuk Mengukur Prognosis adalah Analisis Survival (Survival

Analysis).2

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan

memahami tentang epidemiologi klinis pada studi prognosis serta untuk memenuhi

persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca

khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara umumnya agar

dapat mengetahui dan memahami lebih dalam epidemiologi klinis pada studi

prognosis.

2

Page 3: epidemiologi klinik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab,

pengendalian, dan faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit,

kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi

pemberian ciri pada distribusi ststus kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan

masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan,

pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang, dan sebagainya.4

Epidemiologi klinik (clinical epidemiology) sudah dikenal 50 tahun

yang lalu ketika John R Paul mendefinisikan epidemiologi klinik “a

marriage between quantitative concepts used by epidemilogists to

study disease in populations and decision making in the individual

case which is the daily fare of clinical medicine” , yang dapat

didefiniskan epidemiologi klinik adalah perkawinan antara konsep

kuantitatif yang digunakan ahli epidemiologi untuk mempelajari penyakit

pada populasi dan pengambilan keputusan pada individu kasus yang

merupakan kegiatan sehari-hari kedokteran klinis. 3

Definisi tersebut mengisyaratkan, epidemiologi klinik merupakan

ilmu yang berasal dari dua disiplin induk, kedokteran klinis (clinical

medicine) dan epidemiologi (epidemiology). Disebut clinical karena

epidemiologi klinik bertujuan membantu klinisi untuk membuat

keputusan klinis dengan lebih baik untuk pelayanan pasien, menyangkut

diagnosis, kausa, prognosis, terapi, maupun pencegahan. Epidemiologi

klinik disebut epidemiology karena semua prinsip, konsep, dan metode

yang digunakan untuk membuat keputusan klinis pasien diadopsi dari

prinsip, konsep dan metode kuantitatif epidemiologi populasi.3

3

Page 4: epidemiologi klinik

Epidemiologi klinik disebut epidemiology karena masalah klinis individu

pasien diamati, dikuantifikasi, dan dianalisis dalam konteks populasi yang melatari

pasien.

Studi prognostik bertujuan menyajikan kemungkinan suatu kejadian dalam

perjalanan klinis seorang pasien dengan profil tertentu; kemungkinan ini diestimasi

dari insidens empiris perjalanan klinis pada sekelompok pasien dengan profil yang

sama. Yang menjadi objek pada studi prognostik adalah insidens suatu

keadaan/kejadian sebagai fungsi dari faktor prognostik.6

Siswanto BB dkk mengumpulkan data klinis dan non klinis yang menjadi

“prediktor prognosis” dihubungkan dengan kejadian “kematian dan perawatan

ulang”. Secara komprehensif, prognostikasi (prognostication) mencakup prediksi

yang didasarkan pada karakteristik pasien dan pada aksi medis.6

2.2. Perbedaan antara Faktor Resiko dan Faktor Prognostik

a. Pasien yang berbeda (Patients are different)

Studi dari faktor resiko biasanya berhubungan dengan orang-orang yang

sehat, sedangkan studi pada faktor prognostik merupakan hasil pada orang yang

sakit.7

b. Hasil yang berbeda (Outcomes are different)

Risiko dan prognosis menggambarkan fenomena yang berbeda. Pada risiko,

kejadian-kejadian yang dapat dihitung pada timbulnya suatu penyakit. Untuk

prognosis, berbagai konsekuensi penyakit yang dihitung, termasuk kematian,

kecacatan, dan juga penderitaan.7

c. Penilaian/Taksiran yang berbeda (Rates are different)

Faktor risiko biasanya untuk kejadian-kejadian yang memiliki probabilitas

yang rendah. Timbulnya berbagai penyakit yang berbeda setiap tahunnya berada pada

urutan 1/1000 sampai 1/100,000 atau kurang dari itu. Hal ini sebagai hasil, hubungan

antara paparan dan penyakit sulit untuk mengkonfirmasi dalam perjalanan kegiatan

sehari-hari. Lain halnya pada prognosis yang menggambarkan kejadian-kejadian yang

4

Page 5: epidemiologi klinik

relatif sering terjadi pada suatu penyakit. Beberapa persen pasien dengan infark

miokard akut meninggal selama periode beberapa hari setelah onset. Seringnya,

dokter dapat membentuk perkiraan yang baik dari prognosis jangka pendek

berdasarkan dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mungkin masih kurang

memilah-milah tanpa bantuan penelitian, berbagai faktor yang berkaitan dengan

prognosis jangka panjang merupakan cara yang rumit untuk mengkaji faktor-faktor

prognostik yang terkait satu dengan yang lainnya.7

2.3. Elemen-elemen pada Studi Prognosis7

a. Sampel pasien

Studi dalam prognosis sebaiknya dilakukan pada populasi sampel dengan

penyakit tertentu pada wilayah geografis tertentu. Dalam hal ini, penting

dilakukan penilaian karakteristik pasien (seperti usia, derajat dari penyakit,

dan komorbiditas).

b. Zero time

Penelitian prognostik dalam kohort harus dimulai dari titik waktu

dimulainya perjalanan suatu penyakit. Dengan kata lain, dapat didefinisikan

seperti pada saat timbulnya gejala, saat diagnosis, atau awal dari suatu

pengobatan.

5

Page 6: epidemiologi klinik

c. Follow-up

Pasien harus diikuti untuk jangka waktu yang cukup lama, panjang jangka

waktu yang diamati tergantung dari penyakit yang dialami.

d. Akibat dari penyakit (Outcome of disease)

Deskripsi prognosis harus mencakup berbagai manifestasi dari penyakit

yang akan dianggap penting untuk suatu pasien. Hal ini bukan hanya

mengenai kematian dan penyakit, tetapi juga rasa sakit, penderitaan, dan

ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri atau beraktivitas sehari-sehari.

2.4. Gambaran Prognosis7

6

Page 7: epidemiologi klinik

2.5. Metode yang Digunakan untuk Mengukur Prognosis7

a. Survival Analysis

Ketika menafsirkan prognosis dari suatu penyakit, lebih baik untuk

mengetahui kemungkinan pasien dengan kondisi terntentu yang akan

mengalami hasil pada setiap titik waktu tertentu. prognosis dinyatakan sebagai

ringkasan yang tidak mengandung informasi. Namun, angka-angka dapat

menunjukkan informasi mengenai rata-rata waktu terjadinya suatu kejadian

untuk setiap titik dalam perjalan suatu penyakit. Dalam pembahasan ini dapat

menggambarkan hasil “hidup” dan juga “mati”, dan untuk setiap suatu

kejadian yang merupakan hasil dari suatu kondisi, seperti kambuhnya kanker,

7

Page 8: epidemiologi klinik

kesembuhan dari infeksi, bebas dari gejala-gejala pada suatu penyakit tertentu,

atau aktifnya kembali arthritis.

b. Survival of a Cohort

Data yang diambil dari poin yang sama dalam perjalanan penyakit suatu

kelompok (seperti timbulnya gejala, diagnosis, atau awal pengobatan) dan

disimpan dan dilakukan pengamatan sampai dapat mengalami suatu kejadian

yang merupakan hasil dari suatu penyakit.

c. Kurva Survival

Untuk membuat penggunaan yang efisien dari semua data yang tersedia

dari setiap pasien dalam suatu kelompok, analisis survival telah

dikembangkan untuk memperkirakan suatu kelangsungan hidup suatu

kelompok dari waktu ke waktu. Metode yang biasa disebut adalah metode

analisis Kaplan-Meir. Analisis survival dapat diterapkan untuk setiap hasil

yang dikotomis dan yang hanya terjadi satu kali selama di follow-up

(misalnya kejadian koroner, atau kambuhnya kanker).

8

Page 9: epidemiologi klinik

9

Page 10: epidemiologi klinik

BAB III

KESIMPULAN

Epidemiologi klinik merupakan ilmu yang berasal dari dua disiplin

induk, kedokteran klinis (clinical medicine) dan epidemiologi

(epidemiology). Disebut clinical karena epidemiologi klinik bertujuan

membantu klinisi untuk membuat keputusan klinis dengan lebih baik

untuk pelayanan pasien, menyangkut diagnosis, kausa, prognosis, terapi,

maupun pencegahan. Epidemiologi klinik disebut epidemiology karena

semua prinsip, konsep, dan metode yang digunakan untuk membuat

keputusan klinis pasien diadopsi dari prinsip, konsep dan metode

kuantitatif epidemiologi populasi.

Studi prognostik bertujuan menyajikan kemungkinan suatu kejadian dalam

perjalanan klinis seorang pasien dengan profil tertentu; kemungkinan ini diestimasi

dari insidens empiris perjalanan klinis pada sekelompok pasien dengan profil yang

sama. Yang menjadi objek pada studi prognostik adalah insidens suatu

keadaan/kejadian sebagai fungsi dari faktor prognostik.

Dalam epidemiologi klinis studi prognosis biasa menggunakan penilitian

dalam bentuk cohort study, dan mempunyai elemen-elemen dasar yang terpenting,

seperti adanya sampel yang akan diteliti, sampel yang diteliti harus dimulai dari titik

awal timbulnya suatu penyakit (Zero time), kemudian sampel tersebut harus di

follow-up sampai tuntas, dan ada hasil yang diperoleh dari suatu kondisi penyakit

yang dialami.

10

Page 11: epidemiologi klinik

DAFTAR PUSTAKA

1. Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah

Mada University Press.

2. Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC.

3. Bhisma Murti (2005). Pengantar Evidence-Based Medicine, Yogyakarta, Gadjah

Mada University Press.

4. Timmreck, Thomas., Suatu Pengantar EPIDEMIOLOGI, Jakarta, EGC

5. Fletcher, Robert, dkk., 2005, CLINICAL EPIDEMIOLOGY The Essential, 4th

edition, London, Lippincott Williams & Wilkins.

11