ensefalitis

7
ENSEFALITIS A. Pengertian Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme (Hassan, 1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis. Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovarius, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan pascavaksinasi pertusis. Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis suparatif akut dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, Streptococus, E.Colli, Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis), virusmorbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella. B. Etiologi Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis: 1. bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab Ensefalitis adalah Staphylococcus aureus,

Upload: yogi-sanjaya

Post on 26-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ENSEFALITIS

ENSEFALITIS

A.    Pengertian

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme (Hassan,

1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput

pembungkus otak dan medula spinalis.

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh

virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus

kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovarius, mumps, dan

adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan

pascavaksinasi pertusis.

Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis suparatif akut

dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus

aureus, Streptococus, E.Colli, Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus

penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis), virusmorbili, virus rabies, virus Rubela, virus

dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella.

B.     Etiologi

Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis:

1.       bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab Ensefalitis adalah

Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis

bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut (Mansjoer, 2000).

2.      Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan

chicken pox/cacar air.

3.      Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena

virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi

terdahulu.Klasifikasi encephalitis berdasar jenis virus serta epidemiologinya ialah:

            Infeksi virus yang bersifat endemic

a.       Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.

Page 2: ENSEFALITIS

b.      Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis, Eastern equine

encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer encephalitis, Murray valley

encephalitis.

Infeksi virus yang bersiat sporadik : rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster, Limfogranuloma,

Mumps, Lymphocytic choriomeningitis, dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus

tetapi belum jelas.

Encephalitis pasca-infeksi : pasca-morbili, pasca-varisela, pasca-rubela, pasca-vaksinia, pasca-

mononukleosis infeksius, dan jenis-jenis lain yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang

tidak spesifik. (Robin cit. Hassan, 1997)

C.    Tanda dan Gejala

1.      Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia

2.      Kesadaran dengan cepat menurun

3.      Muntah

4.      Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja (kejang-kejang di muka)

5.      Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misal

paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997)

6.      Perubahan perilaku

7.      Gelisah

Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi tanda dan gejala :

kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia, hemiparesis dengan asimetri refleks

tendon dan tanda Babinski, gerakan involunter, ataxia, nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.

D.    Patofisiologi

Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran cerna. Setelah masuk

ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara :

1.       Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ tertentu.

2.      Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar ke organ dan

berkembang biak di organ tersebut.

Page 3: ENSEFALITIS

3.       Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di perukaan selaput lendir dan

menyebar melalui system persarafan.

Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis. Masa prodromal

berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah nyeri tenggorokan,

malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah-

muntah, kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. Pada anak, tampak

gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan,

pendengaran, bicara, serta kejang. Gejala lain berupa gelisah, rewel, perubahan perilaku,

gangguan kesaadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afassia,

hemiparesis, hemiplagia, ataksia, dan paralisis saraf otak.

E.      Komplikasi

Komplikasi pada ensefalitis berupa :

1.      Retardasi mental

2.      Iritabel

3.      Gangguan motorik

4.      Epilepsi

5.      Emosi tidak stabil

6.      Sulit tidur

7.      Halusinasi

8.      Enuresis

G.    Pemeriksaan Penunjang

1.      Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)

a.       Cairan warna jernih

b.      Glukosa normal

c.       Leukosit meningkat

d.      Tekanan Intra Kranial meningkat

2.      Protein agak meningkat

3.       Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urin

a.       Sukar oleh karena uremia berlangsung singkat

b.      Dapat membantu mengidentifikasikan daerah pusat infeksi dan penyebab infeksi

Page 4: ENSEFALITIS

4.      CT Scan/ MRI

Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah cerebral,

hemoragic, atau tumor.

H.    Penatalaksanaan

1.      Isolasi bertujuan mengurangi stimulus/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.

2.      Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur  Obat yang mungkin dianjurkan oleh dokter :

a.        Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis

b.       Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis

c.        Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral acyclovir secara signifikan dapat

menurunkan mortalitas dan morbiditas HSV encephalitis. Acyclovir diberikan secara intravena

dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah

kekambuhan (Victor, 2001).

d.       Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara polifragmasi.

3.      Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak

a.       Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan; jenis dan jumlah cairan yang diberikan

tergantung keadaan anak.

b.      Glukosa 20%, 10 ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan dalam pipa giving set untuk

menghilangkan edema otak.

c.       Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkan edema

otak.

4.      Mengontrol kejang  Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang

diberikan ialah valium dan atau luminal.

a.       Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali.

b.      Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama.

c.       Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan valium drip dengan dosis 5

mg/kgBB/24 jam.

5.      Mempertahankan ventilasi  Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3l/menit).

6.      Penatalaksanaan shock septik 

7.      Mengontrol perubahan suhu lingkungan

Page 5: ENSEFALITIS

8.      Untuk mengatasi hiperpireksia, diberikan kompres pada permukaan tubuh yang mempunyai

pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak, selangkangan, daerah proksimal

betis dan di atas kepala.  Sebagai hibernasi dapat diberikan largaktil 2 mg/kgBB/hari dan

phenergan 4 mg/kgBB/hari secara intravena atau intramuscular dibagi dalam 3 kali pemberian.

Dapat juga diberikan antipiretikum seperti asetosal atau parasetamol bila keadaan telah

memungkinkan pemberian obat per oral. (Hassan, 1997)