endokrin
DESCRIPTION
ENDOKRINTRANSCRIPT
KELENJAR TIMUS
A. Anatomi
Gambar 1. www.google.com
Timus adalah kelenjar kecil yang terletak di dada bagian atas di bawah tulang dada,
merupakan bagian dari sistem limfatik. Fungsinya membuat sel-sel darah putih, disebut
limfosit T, yang melindungi tubuh terhadap infeksi.
Kelenjar ini aktif pada anak, namun kurang begitu aktif pada orang dewasa.
B. Fisiologi
Satu lagi sumber sistem sel yang revolusioner berasal dari kelenjar timus. Kelenjar timus
adalah organ imunitas yang sentral. Timus dikenal sebagai the best approach dalam
penyembuhan berbagai penyakit berbasis terapi sel. Di antaranya penyakit imun, kanker,
Chronic Fatigue Syndrome (CFS) dan infeksi virus.
Timus adalah sarang yang berlokasi di mediastinum bagian atas. Timus berkembang sampai
masa pubertas, dan setelah itu ia akan menyusut atau digantikan oleh jaringan lemak.
Kelenjar timus normalnya berfungsi secara efektif sepanjang umur manusia, namun
fungsinya menurun seiring usia. Akibatnya, insiden penyakit autoimun dan pertumbuhan sel-
sel ganas meningkat. Tetapi sejumlah nukleoprotein (asam timonukleat) mengambil alih
beberapa fungsi timus. Selain itu kelenjar timus berinteraksi dengan gonad dalam
mempengaruhi pertumbuhan tubuh.
Perkembangan seluruh sistem limfatik diputuskan dan diatur oleh timus. Timus (bersama-
sama dengan sumsum tulang) adalah organ imunitas yang utama. Tahun 1961, Miller dkk
menemukan manfaat utama dari kelenjar timus dalam pematangan imunologi. Mereka
membuktikan bahwa tikus yang baru lahir tidak mengalami perkembangan imunitas setelah
kelenjar timus mereka dieksisi. Ini artinya faktor selular dan hormonal timus menjadi
perantara bagi pematangan sistem imunologi sehingga sel-sel imun menjadi sel yang siap
berperang.
Perkembangan limfosit T dari sel induk yang ada di sumsum tulang belakang juga melalui
kelenjar timus. Sekitar 3% "pre-thymus lymphocytes" akan bermigrasi ke timus sebelum
melanjutkan perjalanan ke sirkulasi darah. Sisanya yang ada di kelenjar timus adalah yang
terbaik untuk ditatar agar mengenali sel-sel yang ada di tubuh.
Setelah proses pematangan selesai, sel-sel imun ditempatkan di sistem limfatik (kelenjar
getah bening, dinding usus, limpa dan sumsum tulang). Limfosit dilepaskan ke sirkulasi
darah dan akan mengenali permukaan sel-sel seseorang sebagai milik mereka. Faktor-faktor
HLA (human lymphocyte antigen markers) berintegrasi di permukaan sel di tubuh manusia
dan masing-masing orang memiliki karakter berbeda (identitas HLA). Limfosit-limfosit timus
(limfosit T) mengenali sel-sel tubuh mereka karena informasi yang ditempelkan pada mereka
selama perjalanan mereka singgah di timus. Subkelompok dari limfosit T akan terus menerus
terbentuk melalui kontak dengan timosit (hormon timus), misalnya sel-sel T-helper. Jika
perlu (aksi defensif) produk ini akan memproduksi imunoglobin yang spesifik melawan agen-
agen asing.
Limfosit sel B tidak akan sanggup mengubah diri mereka menjadi immunoglobulin yang
memproduksi sel-sel plasma jika tidak ada sel-sel T-helper atau faktor timus. Sel-sel T-
supresor memiliki efek penghambat pada limfosit-limfosit sehingga tidak telalu banyak
antibodi yang terbentuk. Penyakit autoimun, atau penyakit imun yang kompleks akan sulit
sekali dijelaskan tanpa adanya sel-sel supresor ini.
Kelenjar timus dengan hormon-hormonnya yang spesifik, ibarat pusat pengaturan reaksi
pertahanan tubuh. Tanpa timus (misalnya yang dibuang atau rusak karena radiasi), limfosit T
tidak bisa bekerja. Kerja timus menurun setelah masa pubertas berakhir. Setelah 5 dekade,
artinya saat manusia memasuki usia 50, timus menyusut menjadi residu yang amat kecil.
Penurunan aktivitas timus menjadi salah satu latar belakang berkembanganya penyakit-
penyakit degeneratif, penyakit ganas, dan penyakit autoimun.
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia.
Kelenjar timus bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan. Bila kekurangan
kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan menimbulkan
gigantisme (raksasa).
C. Fungsi kelenjar timus
1. Kelenjar timus dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh terutama pada masa kanak-
kanak.2. Kelenjar timus menghasilkan limfosit atau dikenal sebagai sel T (timus),
limfosid pada dasarnya adalah sel darahputih.3.Kelenjar timus berfungsiuntuk
mengendalikan pertumbuhan abnormal sel
2. Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit. Mengurangi
aktivitas kelenjar kelamin Mengaktifkan pertumbuhan badan.
D. Karakteristik kelenjar timus
kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Timus membesar sewaktu pubertas
dan mengecil setelah dewasa. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada
bagian
E. Mekanisme Kerja Kelenjar Timus
Satu kegiatan timus yang diketahui adalah limfopoiesis (pertumbuhandan pematangan
limfosit) yang terutama terjadi selama masa fetaldan awalmasa pasca lahir, sel-sel plasma
dan mielosit juga dibentuk dalam jumlah keciL.
F. Perkembangan
Perkembangan timus yang maksimal dicapai kira kira padasaat pubertas, dan timus
kemudian mengalamisuatu proses involusi pelahan digantikannya parenkimoleh jaringan
lemak dan fibrosayang lambat laun akan menurun fungsiimun pada masa dewasa (W.A
Newman, 2010).
BAB I
A. Latar Belakang
Timus (bahasa Inggris: thymus, bahasa Yunani: tumos - hati, jiwa, keinginan, kehidupan)
adalah sebuah kelenjar yang terletak di depan dada, yang mencapai berat maksimalnya
saat manusia memasuki masa pubertas. Hingga saat ini, fungsi kelenjar diketahui hanya
sebagai tempat produksi sel T yang dibutuhkan di dalam sistem kekebalan tiruan. Sejak
diketemukan oleh Galenus pada sekitar tahun 130-200, belum banyak yang dapat diteliti dari
kelenjar ini, setelah hampir 2000 tahun perjalanan sejarah kedokteran. Diperkirakan timus
merupakan proyeksi interaksi antara hormon, neuropeptida dan sistem kekebalan, yang
dipelajari pada studi neuroimunoendokrinologi, yang memengaruhi aktivitas organ limfoid
dan sel sepanjang lintasan endokrin, autokrin dan parakrin.
B. Rumusan masalah
1. Anatomi
2. Fisiologi
3. Fungsi kelenjar timus
4. Karakteristik kelenjar timus
5. Mekanisme kerja kelenjar timus
6. Perkembangan
A. Kesimpulan
Kelenjar timus dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh terutama pada masa kanak-
kanak. Kelenjar timus menghasilkan limfosit atau dikenal sebagai sel T (timus),
limfosid pada dasarnya adalah sel darahputih..Kelenjar timus berfungsiuntuk
mengendalikan pertumbuhan abnormal sel.
B. Saran
Agar seluruh perawat memahami apa itu kelenjar timus, fungsinya.