endokrin

9
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti: jantung, tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi (degeneratif) (Depkes RI, 2006). Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat khususnya yang memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Ketidaktahuan akan gambaran penyakit diabetes mellitus (DM) dan kurangnya perhatian masyarakat, serta minimnya informasi akan memengaruhi perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza, 2008).

Upload: affhalechy

Post on 30-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

2011

TRANSCRIPT

Page 1: endokrin

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri

telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta

situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi

dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti: jantung,

tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola

penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu

bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi

(degeneratif) (Depkes RI, 2006).

Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka

kesakitan dan kematian yang tinggi adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit ini

bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang mendapat perhatian di tengah-tengah

masyarakat khususnya yang memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit

tersebut. Ketidaktahuan akan gambaran penyakit diabetes mellitus (DM) dan

kurangnya perhatian masyarakat, serta minimnya informasi akan memengaruhi

perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza, 2008).

Page 2: endokrin

Penyakit diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat menimbulkan

komplikasi seperti: penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf.

Beberapa jenis DM terjadi karena interaksi yang kompleks dari lingkungan, genetik,

dan pola hidup sehari-hari. Diabetes mellitus (DM) dibagikan kepada beberapa kelas

yaitu diabetes mellitus (DM) tipe 1, diabetes mellitus (DM) tipe 2, diabetes mellitus

(DM) tipe lain, dan diabetes mellitus (DM) kehamilan (American Diabetes

Association, 2005).

Data organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) (2009),

Indonesia menempati urutan ke enam di dunia sebagai negara dengan jumlah

penderita diabetes mellitus (DM) terbanyak setelah India, Cina, Unisoviet, Jepang

dan Brasil. Pada tahun 2006 jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia

menjadi 14 juta orang, jika peningkatan penderita diabetes mellitus (DM)

pertahunnya 230.000 orang, maka bisa kita bayangkan berapa banyak jumlah

penderita diabetes mellitus (DM) pada tahun 2009. Menurut estimasi International

Diabetes Federation (IDF) tahun 2007, bahwa jumlah penduduk Indonesia usia 20

tahun keatas menderita diabetes mellitus (DM) sebanyak 5,6 juta orang pada tahun

2001 dan angka tersebut akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020.

Menurut Supari (2007), pada dialog tentang diabetes mellitus (DM)

peringatan Lansia Nasional di Jakarta, menyatakan bahwa banyaknya penderita di

Indonesia karena kurang memperhatikan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi gizi

seimbang dan berolah raga cukup, jika penderita tidak mampu mengontrol kadar gula

Page 3: endokrin

dalam darah, mengakibatkan komplikasi misalnya terkena stroke, gagal ginjal,

jantung, kebutaan dan ganggren. Oleh karena itu Menteri kesehatan berharap,

masyarakat termasuk Yayasan Pelita Usila sebagai Penyelenggara dialog diabetes

mellitus (DM) ikut mensosialisasikan penanggulangan diabetes mellitus (DM) baik

secara medis seperti pemberian obat-obatan maupun non-medis melalui pencegahan

seperti mengurangi konsumsi makan mengandung gula dan berolah raga.

Menurut Soegondo (2006), diabetes mellitus (DM) seperti rayap bekerja

diam-diam merusak organ di dalam tubuh. Diabetes mellitus (DM) sering disebut

“The Silent Killer”. Namun sebenarnya komplikasinya yang mematikan bukan

diabetes mellitus nya. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di daerah perkotaan

di Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di daerah pedesaan

5,5 juta orang. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan disebabkan karena

perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang salah dan kurangnya olah

raga atau aktivitas fisik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan Data Surveilans Terpadu

Penyakit (STP) tahun 2008 terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit

diabetes mellitus (DM) dengan jumlah kasus 1.717 pasien rawat jalan yang dirawat di

rumah sakit dan puskesmas Kabupaten/Kota. Untuk rawat jalan penyakit diabetes

mellitus (DM) ini mencapai 918 pasien yang dirawat di 123 rumah sakit dan 998

pasien yang dirawat di 487 puskesmas yang ada di 28 Kabupaten/Kota seluruh

Sumatera Utara. Sedangkan pada tahun 2009 mencapai 108 pasien yang dirawat di

rumah sakit dan 934 pasien dirawat di puskesmas selama Januari hingga Juni 2009.

Page 4: endokrin

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penderita diabetes mellitus (DM) di

Sumatera Utara masih sangat tinggi (STPTM Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera

Utara, 2008).

Dari data tersebut di atas, dapat dilihat trend penyakit diabetes mellitus

(DM) di Indonesia menunjukkan prevalensi yang meningkat. Prediksi yang diajukan

oleh semua ahli epidemiologi menyebutkan angka prevalensi yang makin meningkat

di masa yang akan datang, sehingga menempatkan diabetes mellitus (DM) sebagai

The Global Epidemy (PERKENI, 2009).

Diabetes mellitus (DM) apabila tidak ditangani dengan baik akan

mengakibatkan timbulnya komplikasi dengan penyakit serius lainnya, diantaranya:

jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf. Jika

positif menderita diabetes mellitus, maka sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter

dan mengikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu cara yang efektif

yang diterapkan pada diabetes mellitus (DM) adalah perencanaan makan (diet),

latihan (olah raga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila diperlukan) dan lain-lain

yang dapat diperoleh di pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, klinik dan

sebagainya) (Soegondo, 2004).

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,

bahwa dari 14 juta orang menderita diabetes mellitus (DM), 50 persen diantaranya

sadar telah mengidapnya (30% diantaranya yang mau berobat teratur dan 70%

lainnya belum mengikuti pengobatan secara teratur), selain itu masih ada 50%

lainnya yang tidak menyadari dirinya menderita diabetes mellitus (DM). Keadaan ini

Page 5: endokrin

mencerminkan bahwa pemahaman masyarakat tentang penyakit diabetes mellitus

(DM) dan upaya pencegahannya masih rendah.

Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan

membuat masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dan

kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini

merupakan dua dari empat grand strategy yang dilakukan Departemen Kesehatan

untuk mewujudkan visinya yaitu “memandirikan masyarakat untuk hidup sehat

”dengan misi “membuat masyarakat sehat” (Depkes RI, 2009).

Selain itu dilihat dari faktor individu, menurut Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia (1998), bahwa kepatuhan penderita diabetes mellitus (DM) terhadap

pengobatan terkait dengan pengetahuan dan manfaat yang diperolehnya dari

pengobatan. Pencegahan sekunder bagi penderita diabetes mellitus (DM) merupakan

salah satu wujud nyata dari perilaku kesehatan. Yosep (2007) mengatakan, adanya

suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seseorang anggota keluarga biasanya

memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada struktur

peran dan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Oleh karena itu keluarga merupakan

sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung setiap keadaan sehat

dan sakit terhadap penderita.

Dukungan keluarga adalah bantuan yang berupa perhatian emosi, bantuan

instrumental, maupun penilaian yang diberikan oleh sekelompok anggota keluarga

yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikisnya serta merupakan salah

satu bentuk dukungan sosial (Indie, 2009). Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman

Page 6: endokrin

(1998) adapun dukungan sosial keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap penderita. Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi

anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan.

Menurut Cohen dan Syme (1985), dukungan keluarga merupakan salah satu unsur

dari dukungan sosial dapat diberikan dalam bentuk, yaitu: 1) dukungan informasi,

2) dukungan penilaian, 3) dukungan instrumental, dan 4) dukungan emosi.

Penyakit diabetes mellitus (DM) di Kabupaten Langkat, tahun 2009

merupakan penyakit dengan penderita terbanyak, yang terus mengalami peningkatan

jumlahnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Tanjung Pura tahun 2009 terlihat jumlah kasus yang terbanyak setelah

hipertensi adalah kasus diabetes mellitus (DM). Tahun 2009 ada 948 jumlah

kunjungan penderita diabetes mellitus (DM) yang berobat ke RSUD Tanjung Pura,

dimana jumlah kunjungan pasien umum yang berobat jalan sebanyak 325 orang,

jumlah kunjungan pasien Askes 276 orang dan jumlah kunjungan pasien Jamkesmas

sebanyak 347 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus

(DM) di Kabupaten Langkat sangat tinggi (Profil RSUD Tanjung Pura, 2009).

Menurut Seogondo (2004), penyakit diabetes mellitus (DM) dapat dicegah

bahkan dapat disembuhkan jika mereka mengatur pola makannya dan secara rutin

melakukan pengobatan, berolah raga dan melakukan aktivitas gerak lainnya serta

melakukan pemeriksaan glukosa darah dan terapi secara rutin, serta perlu adanya

terapi psikologi melalu kepedulian keluarga, lingkungan sosial serta peran aktif

Page 7: endokrin

petugas kesehatan untuk memberikan dorongan untuk disiplin melakukan program

diet. Menurut Waspadji (2007), daibetes mellitus (DM) merupakan penyakit

metabolisme kronik, maka penting dilakukan pengaturan atau perencanaan pola

makan, dan dalam kepatuhan dalam pelayanan kesehatan cenderung sulit untuk

diprediksikan, tergantung pengawasan dari petugas kesehatan atau keluarga.

Berdasarkan penelitian Hendro (2010), mengatakan bahwa dukungan keluarga

memengaruhi pola makan penderita diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum

Kabupaten Deli Serdang.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura merupakan salah satu

tempat pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan pada penderita

diabetes mellitus. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura yang

merupakan rumah sakit yang memiliki poli internis yang melayani semua penderita

diabetes mellitus (DM) di Kabupaten Langkat mencatat bahwa penderita diabetes

mellitus (DM) yang melakukan kunjungan untuk memperoleh pengobatan di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura sekitar 948 orang, akan tetapi yang mau

datang berobat dan mengikuti program-program yang ada di poli internis rumah sakit

hanya 23% tiap minggunya. Rata-rata kunjungan perhari penderita diabetes mellitus

(DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura sebanyak 10-15 orang.

Berdasarkan riset kualitatif yang dilakukan peneliti pada beberapa penderita

diabetes mellitus (DM) yang datang melakukan pemeriksaan di Poli Internis Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura, mengatakan tidak melakukan

pemeriksaan rutin ke rumah sakit dengan alasan adalah karena pada pemeriksaan

Page 8: endokrin

terakhir mereka memiliki kadar glukosa darah mendekati nilai normal dan akan

kembali datang lagi berobat apabila merasa kadar glukosa darahnya sudah tidak

normal lagi. Ada juga yang lupa minum obat karena cara minum obat diabetes harus

sesuai dengan anjuran dokter, sehingga masih banyak obat yang tersisa dan mereka

menunggu sampai obat tersebut habis. Selain itu ada juga penderita diabetes mellitus

(DM) mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pengaturan pola makan (diet)

sesuai diet yang dianjurkan dan tidak pernah latihan (olah raga) secara teratur.

Kepatuhan penderita diabetes mellitus (DM) terhadap pengobatan selain

dipengaruhi dari faktor individu, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga.

Berdasarkan hasil riset kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa penderita diabetes

mellitus (DM) yang melakukan pengobatan di Poli Internis RSUD Tanjung Pura

mengatakan bahwa keluarga tidak sepenuhnya memberikan perawatan dan perhatian

yang khusus terhadap keadaan sehat dan sakit penderita.

Berdasarkan fenomena di atas terlihat bahwa ada masalah yang memengaruhi

penderita diabetes mellitus (DM) tidak melakukan pengobatan, sehingga perlu

dilakukan penelitian tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan

sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan

Page 9: endokrin

sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan

sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan

penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional) terhadap pencegahan

sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan, pemerintah

tentang permasalahan terkait sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk

meningkatkan upaya pencegahan terhadap penyakit dibetes melitus (DM).

2. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura

dalam upaya peningkatan pencegahan sekunder pada pasien diabetes mellitus.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap pencegahan sekunder pada pasien

diabetes mellitus (DM) melalui promosi kesehatan.