empiema-referat thorvas

Upload: roy-sinaga

Post on 05-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 empiema-referat thorvas

    1/4

    F. Manifestasi klinis

    Tanda-tanda gejala awal terutama pada empyema thoraks adalah tanda dan gejalapneumonia

    bacteria. Penderita yang diobati dengan tidak memadai atau dengan antibiotik yangtidak tepat

    dapat mempunyai interval beberapa hari antara fase pneumonia klinik dan buktiadanya

    empyema.Kebanyakan penderita menderita demam. demamnya remitten. takikardi,

    dyspneu,sianosis, batuk-batuk

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda seperti pleural effusion umumnya.

    Bentuk thoraks asimetrik, bagian yang sakit tampak lebih menonjol, pergerakan nafas pada sisi

    yangsakit tertinggal, perkusi pekak, jantung dan mediastinum terdorong kearah yang sehat,

    bilananahnya cukup banyak sel iga pada sisi yang sakit melebar, bising nafas pada bagian yang

    sakitmelemah sampai hilang. Pemeriksaan darah tepi menunjukkan leukositosis dan pergeseran

    ke kiri seperti pada infeksi akut umumnya.

    G. Diagnosis

    Selain berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik pada pemeriksaan laboratoriumdidapat

    kadar LDH, total protein dan WBC yang meningkat dari normal.

    Biopsy pleura dapat dilakukan bersamaan dengan pungsi. Jaringan yang didapat dikirimkan

    untuk pemeriksaan patologi anatomi dan mikroskopis.

    Pada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan gambaran endapan sentrifugasi padatdengan

    sel-sel radang yang terdiri dari leukosit, PMN dan histiosit, kesan pleuritis supuratif.

    Gambar 2. Patologi anatomi pada empyema

  • 7/31/2019 empiema-referat thorvas

    2/4

    Diperlukan foto rontgen thorax (AP dan lateral) yang dibuat baik dalam posisi tiduranatau

    tegak, yang menunjukkan cairan dalam rongga pleura misalnya perselubungan yang homogeny,

    penebalan pleura, sinus phrenicocostalis menghilang, sela iga melebar.

    gambar 3. poto rontgen pada pasien empyema

    Pungsi pleura juga merupakan diagnostic penting dalam menunjukkan keluarnya pus.Dengan

    cara menusuk dari luar dengan suatu semprit steril 10/20 ml serta menghisap sedikitcairan

    pleura untuk dilihat secara fisik dan pemeriksaan biokimia : tes rivalta. Kolesterol danLDH

    (lactate dehydroginase). Akhir-akhir ini diketahui pemeriksaan kolesterol dan LDH

    cairanpleura akan sangat mempermudah untuk membedakan antara eksudat dan transudat.

    Kolesterol >45 mg/dl dan LDH 200 IU disebut eksudat

    Untuk mengetahui kumam penyebabnya diperlukan pemeriksaan sediaan laangsung daripussecara mikroskospik. Atau dengan pembiakan kuman (secara tak langsung) dan uji resistensi.

    H. Diagnosa banding

    empyema thoraks harus dapat dibedakan dengan :

    1. Pleural effusion

    adalah adanya cairan patalogis dalam rongga pleura. biasanya disebabkan olehmycobacterium tuberculosis. biasanya pasien datang dengan nyeri dada pada sisi yang

  • 7/31/2019 empiema-referat thorvas

    3/4

    sakit, bila sudah berlanjut, karena nyeri ini pasien tak dapat miring lagi ke sisi yang sakit.

    Pada pemeriksaan radiologis tampak suatu kesuraman yang menutupi gambaran paru

    normal yang dimulai dari diaphragma. hasil pemeriksaan pleura akan dapat memberikan

    diagnosis pasti.

    Empiema dapat dianggap sebagai efusi pleura eksudatif rumit oleh infeksi. Oleh karena itu,

    diagnosis diferensial identik dengan pasien menyajikan dengan efusi pleura

    eksudatif. Yang efusi pleura eksudatif paling umum adalah efusi parapneumonik, yaitu

    setiap efusi dikaitkan dengan pneumonia bakteri atau abses paru. 40% yang diperkirakan

    pasien dengan pneumonia bakteri akan memiliki efusi pleura yang menyertai. Jika efusi

    parapneumonik tumbuh bakteri pada budaya, maka mereka mewakili infeksi sebenarnya

    dari ruang pleura dan disebut empyemas.

    Ada banyak tumpang tindih antara efusi pleura parapneumonik dan empyemas, dan sulit

    untuk membahas salah satu tanpa yang lain. Organisme yang menyebabkan pneumonia

    bakteri yang berkaitan dengan efusi parapneumonik yang S.pneumoniae, S. aureus,

    Streptococcus pyogenes, dan anaerob dan gram-negatif sepertiE. spesies coli, P.

    aeruginosa, Klebsiella, danHaemophilus influenzae. Banyak dari efusi parapneumonik

    akan budaya positif dan harus dipertimbangkan empyemas.

    Kebanyakan dokter akan mendiagnosa empiema berdasarkan temuan klinis dan radiografi

    (lihat sinar-X contoh di bawah). Sebagaimana dicatat, diagnosis dipandu oleh

    Thoracentesis, yang dapat menghasilkan bahan purulen tebal (jujur nanah) atau cairan

    serosa tipis.Meskipun cairan pleura menjadi buram dengan jumlah sel darah putih (WBC)

    dari 10.000 / mm3,

    jumlah absolut leukosit dalam cairan pleura diperlukan untukmembedakan efusi pleura eksudatif dan empiema yang diperdebatkan, mulai dari lebih dari

    5000/mm 3 sampai 100.000 / mm 3.

    Pendekatan rasional adalah untuk menunjuk empiema sebagai setiap efusi pleura dengan

    budaya bakteri positif. Namun, ada variasi yang luas, khususnya dalam literatur

    bedah.Leukosit polymorphonuclear adalah bentuk sel mendominasi; cairan memiliki

    kandungan protein yang tinggi (lebih dari 3 g / dl), dan konsentrasi glukosa yang rendah

    (kurang dari 20 mg / dl). Yang noda Gram dapat membantu dalam mengidentifikasi

    organisme.

    Cairan yang diperoleh dari Thoracentesis harus dikirim untuk jumlah sel darah merah,

    WBC menghitung dan diferensial, protein, glukosa, amilase, laktat dehidrogenase, dan

    pH.Penentuan pH sangat penting, karena jika kurang dari 7,0 (atau kurang dari 7,2,

    beberapa penulis mengatakan), thoracostomy tabung prompt dianjurkan untuk mencegah

    loculation dan perkembangan lebih lanjut dari infeksi. Fluida juga dievaluasi untuk bau,

    warna, dan kekeruhan. Gram stain, asam-cepat basil (AFB) noda, sitologi, dan budaya

    aerobik, anaerobik, jamur, dan AFB semua harus diserahkan untuk pengujian. Dahak noda

    dan budaya biasanya samar-samar, tetapi mereka dapat membantu dalam beberapa kasus.

  • 7/31/2019 empiema-referat thorvas

    4/4

    2. schwarte

    adalah gumpalan fibrin yang melekatkan pleura visceralis dan pleura parietalis

    setempat.schwarte ini tentunya akan menurunkan kemampuan nafas penderita karenagangguan retraksi,maka akan timbul deformitas dan kemunduran faal paru akan lebih

    parah lagi.

    I. Komplikasi

    Sebagai komplikasi dapat terjadi perluasan secara per kontinuitatum, pada infeksi

    Stapiloccocus , sering timbul fistula broncopleura dan piopneumothoraks. Komplikasi

    lokallainnya, meliputi perikarditis purulen, abses paru, peritoinitis akibat robekan melalui

    diafragma,dan osteomielitis iga. Komplikasi sepsis seperti meningitis , arthritis, dan

    osteomielitis dapatjuga terjadi secara hematogen. Pada empyema Stapiloccocus, septikimia

    jarang terjadi;komplikasi ini sering ditemukan pada infeksi H. Influenza dan Pneumococus

    J. Pencegahan

    Pengobatan yang tepat dan efektif infeksi paru-paru dapat mencegah beberapa kasus empiema.