emergency
DESCRIPTION
medicalTRANSCRIPT
Blok 20: Emergensi
Tugas Keterampilan Medik
”Pemilihan Obat Secara Rasional Kasus Emergency”
OLEH
Ajeng Savitri
H1A009021
Dosen Pembimbing: Ibu Siti Rahmatul Aini, S.F., Apt.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Nusa Tenggara Barat
November 1, 2012 [ ]
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
hidayah-Nya, laporan yang diberikan sebagai tugas ketrampilan medic Pemilihan Obat
Secara Rasional (POSR) pada blok sistem Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini,
yakni Blok Emergensi, dapat terselesaikan dengan baik.
Mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan, baik dalam hal
penulisan maupun materi yang disampaikan. Untuk itu, dimohon kritik serta saran yang
membangun agar dapat diperbaiki pada kesempatan selanjutnya.Semoga laporan ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat positif bagi pembaca.
Mataram, November 2012
Penyusun
| H1A009021 2
November 1, 2012 [ ]
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Tabel Obat 4
Kasus Mata
Kasus 1 17
Kasus 2 23
Kasus 3 29
Kasus 4 32
Kasus 5 32
Daftar Pustaka 46
| H1A009021 3
November 1, 2012 [ ]
TABEL OBAT
Golongan Obat Antibiotik
Nama golongan Efficacy Safety Suitability
Tetrasiklin Bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan menghambat perlekatan aminoasil-tRNA yang bermuatan. Memiliki spektrum yang luas.
ESO: mual, muntah, diare, iritasi esofagus, hepatotoksisitas, pankreatitis, gangguan darah, fotosensitivitas dan reaksi hipersensitivitas (demam). Menimbulkan disgenesis pada gigi susu maupun gigi tetap. Perubahan warna permanen dan kecendrungan terjadi karies. Hingga tidak dianjurkan diberikan pada anak.
I: infeksi bakteri yang umumKI: Tidak boleh diberikan pada anak-anak < 12 tahun
Kloramfenikol Penghambat kuat terhadap sintesis protein mikroba. Bersifat bakteriostatik untuk kebanyakan bakteri, melawan bakteri aerob dan anaerob serta gram positif dan gram negatif.
ESO: mual, muntah, dan diare, depresi sumsung tulang, reaksi neurotoksik seperti sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer dan reaksi hipersensitivitas. Memiliki efek samping hematologik yg berat.
I: infeksi berat (hemophilus influenza, demam tifoid, dan burkholderia cepacea)KI: wanita hamil dan menyusui, porfiria
Co-trimoksazole Berkompetisi dengan PABA dan enzim dihidrofolat sintetase bakteri sehingga membentuk analog asam folat yang tidak berfungsi.Menghambat enzim dihidrofolat reduktase bakteri yang mengubah asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat.
ESO: mual, diare, sakit kepala, hiperkalemia, rash.
Aman pada anak-anak.
I: enteritis infeksiosa, toksoplasmosis, nokardiasisKI: gagal ginjal, gangguan hati yang berat, porfiria
Florokuinolon Merupakan analog dari asam nalidixic yang aktif melawan bakteri gram positif dan gram negatif. Obat ini memblok sintesis DNA dengan cara menghambat enzim topoisomerase II (DNA gyrase) dan topoisomerase IV. Obat ini memiliki aktivitas bakterisidal dan lebih efektif melawan bakteri gram negatif dibandingkan bakteri gram positif.
ESO: mual, muntah, dispepsia, diare, sakit kepala, gangguan tidur, ruam dan pruritus. Selain itu, anoreksia, peningkatan kadar urea dan kreatinin dalam darah, astenia, depresi, bingung, halusinasi, kejang, tremor, paraestesia, hipoastesia, fotosensitivitas, reaksi hipersensitivitas (demam) serta gangguan darah.
I: bakteri gram positif dan gram negatif KI: hati-hati pada pasien dengan riwayat epilepsi atau kejang, defisiensi G6PD, miastenia gravis, gangguan ginjal, wanita hamil dan ibu menyusui, anak-anak dan remaja
Sefalosporin Menghambat sintesis dinding sel mikroba. Dapat ESO: Reaksi alergi, nyeri berat dan Gen I: terutama aktif terhadap kuman gram
| H1A009021 4
November 1, 2012 [ ]
menembus sawar darah uri dan sawar darah otak, dieksresi utuh melalui ginjal. Memiliki spectrum yang luas.
tromboflebitis setelah injeksi intravena, toksisitas pada ginjal.
positifGen II: kurang aktif terhadap bakteri gram positif, tapi lebih aktif terhadap bakteri gram negatifGen III: kurang aktif terhadap kokus gram positif, tapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae
Penisilin Bersifat bakterisida dan bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel. Berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Diekskresi ke urin dalam kadar terapetik.
ESO: reaksi alergi dan reaksi anafilaksis yang dapat menjadi fatal, kejang pada pasien gagal ginjal.
I: infeksi kokus gram positif, infeksi batang gram positif, infeksi bakteri gram negatif KI: alergi penisilin
Makrolide Aktifitas antimikrobialnya kemungkinan inhibitor atau bakterisidal. Aktif pada pH alkalin. Menghambat sintesis protein melalui proses binding pada RNA ribosom dan menghambat reaksi translokasi serta formasi kompleks inisiator.
ESO:Efek GIT: anoreksia, mual, muntah, intoleransi gastrointestinal yang menstimulasi motilitas ususHepatotoksik: hepatitis kolestatis akut (demam, jaundice, gangguan fungsi hepar), reaksi hipersensitivitas (demam, eosinofilia, rash)
I:Infeksi gram positifKI:Gangguan hepar, hipersensitivitas
Klindamisin Berikatan secara reversible pada subunit ribosom dan menghambat sintesis protein, bacteriostatic or bactericidal tergantung pada konsentrasi obat, lokasi infeksi dan orgamisme yang menginfeksi
ESO:Diare, rash, colitis pseudomembran, mual, muntah, hipotensi, urtikaria, SJS, gangguan fungsi hepar, neutropenia, enterocolitis
I:Pengobatan infeksi anaerob, profilaksis endokarditis, pneumoniaKI:Hipersensitivitas
Aminoglikosida Menghambat sintesis protein secara ireversibel, namun mekanisme pasti aktivitas bakterisidalnya belum diketahui. Di dalam sel, aminoglikosida berikatan secara spesifik dengan protein ribosom subunit 30S. Mengganggu pembentukan kompleks peptide, kesalahan pembacaan mRNA dan merusak polisom menjadi monosom yang tidak berfungsi.
ESO:Ototoksik dan nefrotoksikPada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan inhibisi neuromuscular yang berdampak pada paralisis respiratorik
I:Bakteri enteric gram negativeKI:Hipersensitivitas golongan aminoglikosida
| H1A009021 5
November 1, 2012 [ ]
Sulfonamide Sulfonamide merupakan analog PABA yang, PABA sangat penting bagi organism termasuk bakteri untuk sintesis asam folat. Dengan struktur yang mirip, sulfonamide menghambat sintesis dihidropteroat dan produksi folat. Aktivitasnya melawan bakteri gram positif maupun negative, namun buruk melawan bakteri anaerob.
ESO:Alergi (demam, rash kulit, dermatitis, fotosensitif, urtikaria, mual, muntah, diare, gangguan traktus urinarius), SJS, stomatitis, konjunctivitis, arthritis, gangguan hematopoietic, hepatitis, poliarteritis dan psikosis (jarang)
I:Infeksi traktus urinarius, toksoplasmosis, malaria (lini kedua)KI:Hipersensitivitas sulfa
Polipeptida Menghambat sintesis dinding sel bakteri. Aktif terhadap organism yang beragam, sesuai dengan spesialisasi masing-masing obat yang termasuk dalam golongan ini.
ESO:Reaksi alergi (jarang)
I:Infeksi berbagai jenis spesiesKI:-
Golongan Obat Penisilin
Nama Obat Efficacy Safety Suitability
Penisilin G Terlibat dalam sintesis dinding sel bakteri selama pembelahan aktif, menyebabkan kematian dinding sel dan berefek bakterisidal melawan bakteri tertentu.
ESO: nyeri local, konvulsi, bingung, mengantuk, demam, kemerahan, ketidakseimbangan elektrolit, anemia hemolitik, tromboflebitis, mioklonus, reaksi hipersensitivitas, anafilaktik
I: bakteri gram positif, beberapa gram negative, anaerob dan spiroset, infeksi ringan hingga sedang-beratKI: hipersensitivitas penisilin
Penisilin VK Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan pada penicillin-binding protein yang berperan dalam tahapan transpeptidation dari peptidoglikan dinding sel. Bakteri mengalami lisis akibat aktivitas enzim auto-litik dinding sel.
ESO: diare ringan, mual, muntah, candidiasis oral, demam, anemia hemolitik, reaksi hipersensitivitas dan anafilaktik
I: kokus gram positif aerob, anaerobKI: hipersensitivitas penisilin
Cloxacillin Idem ESO: mual, diare, nyeri abdomen, demam, kemerahan, infeksi, hipersensitiv, anafilaktik
I: stafilokoki produksi penisilinaseKI: hipersensitivitas penisilin
Nafcillin Terlibat dalam sintesis dinding sel bakteri selama pembelahan aktif, menyebabkan kematian dinding sel dan berefek bakterisidal melawan bakteri tertentu.
ESO: demam, nyeri, kemerahan, mual, diare, neutropenia, tromboflebitis, reaksi hipersensitivitas
I: stafilokoki KI: hipersensitivitas penisilin
Oxacillin Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan ESO: mual, diare, demam, kemerahan, muntah, I: stafilokoki
| H1A009021 6
November 1, 2012 [ ]
pada penicillin-binding protein yang berperan dalam tahapan transpeptidation dari peptidoglikan dinding sel. Bakteri mengalami lisis akibat aktivitas enzim auto-litik dinding sel.
gangguan hematologi
KI: hipersensitivitas penisilin
Amoxicillin Idem ESO: demam, urtikaria, kemerahan, reaksi alergi, kejang, cemas, bingung, halusinasi, depresi, mual, muntah, gangguan hematologi
I: infeksi secara umum KI: hipersensitivitas penisilin
Amox/ potassium clavulanat
Clavulanat menghambat betalaktamase yang menginaktivasi amoxicillin, sehingga amoxicillin mendapatkan spectrum yang luas. Amoxicillin bekerja sesuai dengan mekanisme kerjanya.
ESO: kemerahan, urtikaria, mual, muntah, diare, vaginitis, nyeri kepala, abdominal discomfort, flatulensi
I: B. catarrhalis, H. influenza, N. gonorrheae, S. aureusKI: hipersensitivitas penisilin
Piperacillin Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan pada penicillin-binding protein yang berperan dalam tahapan transpeptidation dari peptidoglikan dinding sel. Bakteri mengalami lisis akibat aktivitas enzim auto-litik dinding sel.
ESO: konvulsi, bingung, mengantuk, demam, kemerahan, gangguan hematologic, reaksi hipersensitivitas dan anafilaktik
I: Pseudomonas, Proteus, E. coli, Enterobacter, beberapa streptokoki dan bakteri anaerobKI: hipersensitivitas penisilin
Ticarcillin Idem ESO: Idem
I: Pseudomonas dan bakteri gram negative lainKI: hipersensitivitas penisilin
Golongan Obat Anti-inflamasi
Nama golongan Efficacy Safety Suitability
Corticosteroid Berinteraksi dengan protein reseptor yang spesifik di organ target, untuk mengatur suatu ekspresi genetic yang selanjutnya akan menghasilkan perubahan dalam sintesis protein lain. Protein yang terakhir inilah yang akan mengubah fungsi seluler organ target sehingga diperoleh, misalnya, efek glukoneogenesis, meningkatnya asam lemak,
ESO: Insomnia, hipomania dan ulkus peptic akut
Jangka panjang:Diabetes dan osteoporosis, penggunaan dosis tinggi menyebabkan nekrosis avaskular dan sindrom cushing.
I: menekan radang pada demam rematik, arthritis, bursitis, tenosinovitis, reaksi alergi, dermatitis, ARDS
KI: ulkus peptic, penyakit jantung, infeksi sistemik
| H1A009021 7
November 1, 2012 [ ]
meningkatnya reabsorpsi Na, meningkatnya reaktivitas pembuluh terhadap zat vasoaktif dan efek anti-inflamasi.
Hati-hati ketergantungan steroid
NSAID Non-selektif
Aktifitas anti-inflamasi melalui inhibisi sintesis prostaglandin. Jalur lain kemungkinan melalui penghambatan kemotaksis, menurunkan regulasi produksi IL-1, menurunkan produksi radikal bebas dan mengganggu proses kalsium intraseluler. Selain itu juga menurunkan sensitivitas pembuluh darah terhadap bradikinin dan histamine, mengganggu produksi limfokin dari limfosit T dan mengembalikan vasodilatasi sebagai akibat dari inflamasi.
ESO: Pada saluran cerna menyebabkan perdarahan, ulserasi, perforasi lambung atau usus.Hepatotoksik dan nefrotoksik.Reaksi alergi pada kulit
I: rheumatoid arthritis, nyeri jantung, nyeri ringan sampai sedang
KI: tidak diberikan pada orang dengan tukak lambung yang aktif
NSAID Selektif (Coxib)
Menghambat sintesis prostaglandin oleh COX-2 pada lokasi inflamasi tanpa mempengaruhi COX-1, sehingga efek samping GIT minimal. Coxib secara selektif berikatan dengan sisi aktif enzim COX-2 dengan efek analgesic, antipiretik dan anti-inflamasi.
ESO:Edema, hipertensi, thrombosis kardiovaskuler, SJS, rash(efek kardiovaskuler yang berbahaya, sehingga sempat ditarik dari pasar)
I: arthritis rematoid, osteoarthritis, arthritis gout akut, nyeri musculoskeletal akut
KI: gangguan ginjal
Parasetamol Digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang tanpa efek antiinflamasi yang kuat. Penghambat lemah COX-1 dan 2 di jaringan perifer serta COX-3 di system saraf pusat. Mencapai kadar puncak dalam 30-60 menit.
ESO: Jaundice, anemia hemolitik dan methemoglobinemia (jarang)
Dosis berlebihan: pusing, disorientasi, kerusakan hepar (nekrosis), kematian
I: nyeri kepala, myalgia, nyeri postpartum, gout, infeksi virus
KI: kerusakan hepar
Golongan Obat NSAID Non-Selektif
Nama Obat Efficacy Safety Suitability Cost
Aspirin Analgesik: +Anti-inflamasi: ++
ESO: Intoleransi gastric, ulkus gastric dan duodenum, hepatotoksisitas, asma,
I: nyeri sedang, demam rematik, arthritis rematoid, radang sendi lain
Dosis: 2,4-3,6g/hari (2 kali sehari)
| H1A009021 8
November 1, 2012 [ ]
Antipiretik: ++Antiplatelet: +++
kemerahan, nefrotoksikDosis tinggi: Salisilisme, hiperpnea, alkalosis respiratorik, asidosis metabolic, depresi pernapasan, kardiotoksik dan intoleransi glukosa
KI: hipersensitivitas NSAID, asma, rhinitis, polip hidung, kehamilan (T3), infeksi virus pada anak < 16 tahun
Harga:Rp 2.002,-/strip 10 tablet 0,5gRp 1.201,2/hari
Diclofenac Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO: Distress gastrointestinal, perdarahan gastro, ulkus lambung, keram abdomen, heartburn, mual, angina pectoris, aritmia, dizziness, cemas, gatal, kemerahan, tinnitus, perdarahan vagina
I: inflamasi ophthalmic sebelum operasi, keratosis, mual postoperasiKI: porfiria, hipersensitivitas NSAID
Dosis: 50-75mg (4 kali sehari)
Harga:Rp 34.705,-/strip 10 tablet 50mgRp 13.882,-/hari
Diflunisal Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO: Nyeri kepala, retensi cairan, angina pectoris, aritmia, dizziness, kemerahan kulit, ulkus gastrointestinal, perdarahan vagina, tinnitus
I: nyeri postoperasi gigi, penyakit inflamasiKI: hipersensitivitas NSAID, perdarahan GI yang aktif
Dosis: 500mg (2 kali sehari)
Harga: -
Etodolac Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO: Idem
I: osteoartritis, nyeriKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 200-300mg (4 kali sehari)
Harga: -
Fenoprofen Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO: Idem
I: osteoartritis, artritis rematoid, nyeri ringan hingga sedangKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 600mg (4 kali sehari)Harga: -
Flurbiprofen Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO: Idem Penyembuhan kornea lambat, mata gatal, geli dan rasa terbakar, iritasi mata, mata merah,
I: idem, nyeri, inflamasi dan edema macular sistoid postoperasi, menghambat miosis intraoperasiKI: alergi penisilin
Dosis: 500mg (2 kali sehari)
Harga: -
Ibuprofen Analgesik: ++Anti-inflamasi: ++Antipiretik: ++
ESO:IdemUrtikaria, nyeri abdomen, perforasi GI
I: nyeri dan bengkak, penyakit inflamasi, rematoid, nyeri ringan hingga sedang, demam, dismenore, gout, ankilosing spondilitis, migraine akutKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 400-800mg (3-4 kali sehari)
Harga:
| H1A009021 9
November 1, 2012 [ ]
Rp 2.520,-/strip 10 tablet 400mgRp 756,-/hari
Indomethacin Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:IdemAnoreksia, nyeri epigastrik
I: penyakit inflamasi dan rematoid, nyeri sedang, gout akut, alternative operasi penutupan duktus arteriosus pada neonatusKI: hipersensitivitas NSAID, perdarahan GI aktif, penyakit ulkus, neonates premature dengan necrotizing enterocolitis, gangguan fungsi ginjal, perdarahan aktif, trombositopenia
Dosis: 25-50mg (2-3 kali sehari)
Harga:Rp 554,5,-/strip 10 tablet 25mgRp 166,35/hari
Ketoprofen Analgesik: ++Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:Idem
I: nyeri dan bengkak, rematoid arthritis, osteorartritis, disminore primer, nyeri ringan hingga sedangKI:Hipersensitivitas golongan aminoglikosida
Dosis: 100mg (2 kali sehari)
Harga:Rp 18.900,-/strip 10 tablet 100mgRp 3.780,-/hari
Ketolorac Analgesik: +++Anti-inflamasi: +Antipiretik: +
ESO:Gangguan ginjal, luka perdarahan, hematom postoperasi, edema, mengantuk, dizziness, nyeri kepala, nyeri, mual, dyspepsia, diare, ulkus gastric, nyeri lokasi injeksi, diaforesis
I: nyeri jangka pendekKI: polip nasal, angioedema, reaksi bronkospasm pada NSAID, ulkus peptic aktif, perdarahan/perforasi GI, gagal ginjal, perdarahan serebrovaskular
Dosis: 10mg (4 kali sehari)
Harga:Rp 26.250,-/ampul 30mg/mlRp 35.000,-/hari
Meclofenamate dan Asam Mefenamat
Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:Idem
I: penyakit inflamasiKI: perdarahan GI aktif, penyakit ulkus, hipersensitivitas NSAID
Dosis: 500mg (3 kali sehari)Harga:Rp 2.170,-/strip 10 kaplet 500mgRp 651,-/hari
Nabumetone Analgesik: +Anti-inflamasi: ++
ESO:Idem
I: osteoarthritis, rematoid artritisKI: ulkus peptic aktif, hipersensitivitas
Dosis: 1-2g (1 kali sehari)
| H1A009021 10
November 1, 2012 [ ]
Antipiretik: + NSAID, gangguan hepar berat, asma, urtikariaHarga:Rp 5.400,-/tablet 0,5gRp 10.800,-/hari
Naproxen Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:IdemKonstipasi, ulkus GI
I: idemKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 375mg (2 kali sehari)
Harga:Rp 13.750,-/strip 10 kaplet 0,5gRp 1.375,-/hari
Oxaprozin Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:Inhibisi system saraf pusat, gangguan tidur, kemerahan pada kulit, mual, dyspepsia, nyeri abdomen, anoreksia, flatulence, mundah, disuria atau peningkatan frekuensi berkemih
I: idemKI: kehamilan T3, riwayat penyakit GI, disfungsi hepar atau ginjal, penyakit perdarahan, gagal jantung, manula, hipersensitivitas NSAID
Dosis: 1200-1800mg (1 kali sehari)
Harga: -
Piroxicam Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:Idem
I: idem, sunburnKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 10-20mg (1 kali sehari)Harga:Rp 1.050,-/strip 10 tablet 10gRp 105,-/hari
Sulindac Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:IdemKonstipasi, ulkus GI
I: idemKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 200mg (2 kali sehari)Harga: -
Tolmetin Analgesik: +Anti-inflamasi: ++Antipiretik: +
ESO:IdemKonstipasi, ulkus GI
I: idem, juvenileKI: hipersensitivitas NSAID
Dosis: 400mg (4 kali sehari)Harga: -
Golongan Obat Antikonvulsan
Obat Efikasi Safety Suitability Cost
| H1A009021 11
November 1, 2012 [ ]
Karbamazepin Inaktivasi kanal Na à menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
ES : mual, bingung, mengantuk, pandangan kabur, ataksia ES jarang : agranulositosis
Indikasi: Efektif untuk epilepsi parsial terutama epilepsi kompleks, epilepsi umum tonik-klonik, maupun kombinasi kedua jenis epilepsi ini.Kontraindikasi: gangguan konduksi AV, riwayat depresi sumsum tulang, porfiria..
Karbamazepin 200 mgBamgetolà10x10 kaplet salut selaputàRp. 160.000Karbamazepin tablet 200 mg 10x10à Rp. 34.503
Fenobarbital Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABAA, rekaman intrasel neuron korteks atau spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan respons terhadap GABA yang diberikan secara iontoforeti
ES : simptom serebral (sedasi, ataksia, nistagmus), mengantuk (pada dewasa), dan hiperkinesia pd anak2Toleransi tjd pd pemakaian jangka panjang dan withdrawl scr tiba2 yg dpt memicu status epileptikus
Indikasi: Fenobarbital dapat diberikan pada epilepsi umum, tetapi bukan merupakan obat pilihan utama sebab efek sampingnya berupa penurunan fungsi kognitifKontraindikasi: depresi pernafasan berat, porfiria
Fenobarbital tablet 30 mgà100 tablet/ btlàRp. 6.510Fenobarbital tablet 30 mgà250 tablet/ btlàRp. 16.275
Gabapentin Digunakan sbg : “ add-on” drugs pd penderita epilepsi yg tdk mencapai efek baik dg obat antiepilepsi lainGabapentin & karbamazepin juga digunakan utk mengobati nyeri neuropatik (shooting & stabbing) yg krg berespon thdp analgesik konvensional. Gabapentin meningkatkan kerja GABA dengan mekanisme yang belum diketahui
Vigabatrin sedikit / jarang digunakan krn dpt mengurangi daerah pandang (visual fields) sampai 1/3 penderita
Indikasi: Efektif untuk epilepsi parsial dan epilepsi umum sekunder.Kontraindikasi: Pasien yang hipersensitif terhadap gabapentin, pankreatitis akut, tidak efektif pada seizure generalisasi primer.
AlpentinàGabapentin 300 mgàDos 5x20; 3x10àRp. 330.000
Valproat Inaktivasi kanal Na à menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
Kadang-kadang respon idiosinkratik menyebabkan toksisitas hepatik parah / fatalBisa juga menyebabkan mual, peningkatan BB, perdarahan & rambut rontok relatif kecil
Indikasi: Dikenal sebagai OAE spektrum luas, efektif untuk epilepsi tipe lena, epilepsi mioklonik, epilepsi umum tonik maupun tonik-klonik Sebagai terapi tunggal atau terapi tambahan pada pengobatan partial seizure (elementary dan kompleks) dan absence seizure (petit mal)Kontraindikasi: Hipersensitivitas, penderita
Valproat tablet 150 mgà50 tablet/btolàRp. 16.512Valproat tablet 250 mgà50 tablet/btol àRp. 24.336
| H1A009021 12
November 1, 2012 [ ]
penyakit hati atau disfungsi hati yang nyata
Fenitoin Inaktivasi kanal Na à menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
ES: Gangguan saluran cerna, pusing, nyeri kepala, tremor, insomnia, neuropati perifer, hipertrofi gingiva, ataksia, bicara tidak jelas, nistagmus, penglihatan kabur, ruam, akne, hirsutisme, demam, hepatitis, lupus eritematosus
Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal; status epileptikus.Peringatan: gangguan hati, hamil, menyusui, penghentian obat mendadak, hindari para porfiria
Fenitoinàkapsul 100 mgà250 kapsul/btlàRp. 27.838
Benzodiazepin-Diazepam
Obat-obat basa lemah dan diabsorpsi sangat efektif pada pH tinggi yang ditemukan di dalam duodenum.Efektif pada saat serangan akut.
Mengantuk, kelemahan otot, depresi pernapasan, konfusi, konstipasi, depresi, diplopia, disatria, nyeri kepala, hipotensi, mual, inkontinensia, vertigo, dan pandanga kabur.
Indikasi: Jarang digunakan per oral, tetapi sering digunakan secara intravena atau per rektal untuk pengobatan status epileptikus. Apabila diberikan secara intravena, onset kerjanya sekitar 1-2 menit, tetapi masa kerjanya hanya 15-20 menit.Kontraindikasi: depresi pernafasan, insufisiensi pulmoner akut, status fobi/obsesi, psikosis kronik, porforia.
Inj.diazepam Rp 872,57Oral Rp 28,50
Topiramat Dapat diberikan tunggal atau sebagai terapi tambahan untuk kejang tonik-klonik umum atau kejang fokal dengan atau tanpa generalisasi skunder.
ES: Mual, bingung, mengantuk, pandangan kabur, ataksia, penurunan berat badan, insomnia, depresi, gugup, suasana hati tidak stabil.
Indikasi: Sebagai monoterapi pada pasien yang baru didiagnosa epilepsi atau untuk konversi menjadi monoterapi pada pasien epilepsi. Sebagai terapi tambahan untuk anak (>2 tahun) dan dewasa dengan kejang partial.Kontraindikasi: Menyusui
TopamaxàTopiramat 50x60àRp. 385.143
Golongan Obat Antihipertensi
Golongan Obat Efficacy Safety Suitability
Diuretik
a. Thiazid Diuretik lemah. Bekerja di tubulus distal dengan cara menghambat reabsorbsi NaCl.
Menyebabkan hipokalemia, hiperurisemia, mengganggu toleransi glukosa, meningkatkan kadar
Kontraindikasi Penderita DM tipe II., hiperkalsemia, hiponatremia, gangguan hati
| H1A009021 13
November 1, 2012 [ ]
kolesterol, hipotensi, penurunan libido. dan ginjal yang beratKurang dianjurkan untuk Ibu Hamil.
b. Loop diuretic Diuretic kuat. Menghambat reabsorbsi NaCl di ansa henle asendens segmen tebal.
Menyebabkan hiponatremia, hipovolemia, hipokalemia, ggn pendengaran.
Hati-hati pemberian pada pasien dg aritmia, kehamilan dan lansia.
c. Diuretik hemat kalium
Diuretic lemah jika digunakan tunggal. Menurunkan reabsorbsi natrium dengan cara memblok kanal Na atau mengantagonis aldosteron.Antagonis aldosteron memiliki onset aksi yang lama (6 minggu)
Hiperkalemia Pasien dengan penyakit ginjal, hiperkalemia, ibu hamil
d. Inhibitor karbonik anhidrase
Diuretic lemah, jarang digunakan efek diuretiknya.
Menyebabkan parestesia, hipokalemia, kurang nafsu makan, mengantuk.
Kontraindikasi pada pasien dengan kerusakan ginjal berat, kehamilan, tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang.
Angoitensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
Mencegah perubahan angiotensin I menjadi II. Mencegah degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator.
Menyebabkan neutropenia, agranulositosis, proteinuria, glomerulonefritis, gagal ginjal akut. ACEI menyebabkan batuk.
Kurang dianjurkan untuk penderita gagal ginjal kronik dan diabetes mellitus. Kontraindikasi absolute untuk ibu hamil dan PPOK atau Asma.
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Menahan langsusng reseptor angiotensin tipe 1, reseptor yang memperantarai efek angiotensin II (vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, dll). Tidak memecah bradikinin.
Tidak menyebabkan batuk. Mencegah nefropati pada pasien DM. dapat menyebabkan hiperkalemia, hipotensi ortostatik.
Kontraindikasi pada Ibu hamil. Kurang dianjurkan untuk pasien dengan kerusakan ginjal yang berat.
β –Blocker Menurunkan CO melalui kronotropik negative dan efek inotropik jantung, serta inhibisi pelepasan rennin dari ginjal. β –Blocker, terdiri atas 2 macam : β–Blocker kardioselektif (selektif β1)
à kurang merangsang bronkospasme dan vasokonstriksi serta lebih aman
β–Blocker Nonselektif
Efek samping pada miokardium adalah bradikardi kelainan kondukdi AV, gagal jantung akut. Penghambat β2 dapat merangsang bronkospasme pada pasien asma atau PPOK. Pengehentian tiba – tiba dapat menyebabkan angina tidak stabil. Menyebabkan retardasi pada janin.
hati hati pemberian β blocker non selektif pada penderita asma, PPOK.
Hati-hati pada kehamilan, dapat menyebabkan IUGR.
Ca Channel Blocker (CCB)
Menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan menghambat kanal Ca yang
Non-Dihidropiridin:Memiliki efek tinggi pada konduksi jantung à
Digunakan dengan peringatan pada pasien dengan pra konduksi abnormal atau pasien
| H1A009021 14
November 1, 2012 [ ]
sensitive terhadap tegangan à mengurangi masuknya Ca kedalam sel. Selain itu CCB memiliki potensi memperbaiki aliran darah.Terbagi dalam dua golongan yaitu dihidropiridini dan non dihidropiridin.
bradikardi blok AV, gagal jantung dsb.Dihidropiridin :Menybabkan sakit kepala, pusing, gingival hyperplasia, keluhan GI.
yang mengonsumsi obat dengan efek inotropik (-)
α1 Reseptor Blocker Menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer à vasodilatasi. Tidak mempengaruhi reseptor α2 shg tidak menyebabkan takikardi.
Menyebabkan hipotensi ortostatik. Lebih aman jika dikombinasi dengan diuretic. Memiliki efek pada SSP.
Sediaan terbatas. Tidak ada ditemukan data generic.
Obat ARB
Nama obat Efficacy Safety Suitability Cost
Losartan Bekerja dengan cara memblok vasokonstriktor, Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung.
ES: biasanya ringan, pusing, gangguan pengecap, hiperkalemia, angioedema
Indikasi: hipertensi, nefropati diabetic pada pasien DM tipe 2
KI: menyusui
Tablet 50 mg 3x10 : 126.000,-
Valsartan Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung.
ES: kelelahan, sakit kepala, mimisan, trombositopeni, nyeri sendi, nyeri otot, neutropeni
Indikasi: hipertensi, gagal jantung pada pasien yang intoleransi ACEI
KI: gangguan fungsi hati berat, sirosis, obstruksi empedu, menyusuui, hipersensitif terhadp komponen obat
Tablet 8 gram 2x14 92.400,-
Kandesartan Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 à mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya à tidak terjadi vasokonstriksi
ES: vertigo, sakit kepala, hepatitis akut, hiponatremia, sakit sendi, nyeri otot, ruam, urtikaria
Indikasi: hipertensi; kombinasi dengan HCT
KI: menyusui, kolestasis.
Tablet 8 mg x 14 144.55o,-
Olmesartan Bekerja pada reseptor AT1 pada otot ES: nyeri abdomen, diare, dyspepsia, Indikasi: hipertensi Tablet 20 mg x 30:
| H1A009021 15
November 1, 2012 [ ]
polos pembuluh darah dan di otot jantung. mual, gejala influenza, rhinitis, hematuria, ISK, nyeri otot, ruam KI: kelainan fungsi hati, ginjal sedang
sampai berat, menyusui.
310.150,-
Telmisartan Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 à mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya à tidak terjadi vasokonstriksi
ES: gangguan saluran cerna, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri punggung, kram kaki, ansietas, vertigo, takikardi, insomnia, dyspneu, depresi, ruam dan gatal
Indikasi: hipertensi essensial
KI: hipersensitif, koleastasis dan gangguan karena obstruksi empedu, kahamilan trimester 2 dan 3, menyusui.
Tablet 40 mg x 2x10: 242.00,-
Irbesartan Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 à mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya à tidak terjadi vasokonstriksi
ES: mual, muntah, lelah, nyeri pada otot, dyspepsia, takikardi, batuk, arthalgia
Indikasi: hipertensi, untuk menurunkan albuminurea mikro dan makro pada pasien hipertensi dengan DM tipe 2 yang mengalami netropati
KI: hamil dan menyusui.
Tablet 150 mg x 2x10: 138.000,-
Obat CCB
Keterangan Suitability Efficacy Safety
Amlodipin I: diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, dapat digunakan sebagai agen tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita hipertensi. Juga diindikasikan untuk pengobatan iskemia myokardial, dapat digunankan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obat-KI: hipersensifitas terhadap dyhidropiridine, gangguan fungsi ginjal dan hati, kehamilan, menyusui, anak-anak
Sekelompok obat yang bekerja dengan menghambat masuknya ion chanel Ca+ melewati slow chanel yang terdapat pada membran sel (sarkolema).Menghambat arus masuk ion kalsium melalui saluran lambat membran sel aktif, mempengaruhi sel miokard jantung dan sel otot polos pembuluh darah, sehingga mengurangi kemampuan kontraksi miokard, pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung, tonus vaskuler sistemik atau koroner.
ESO : sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual, nyeri perut, kulit memerah, palpitasi, pening.
Nifedipin I : terapi dan propilaksi gangguan koroner, ESO : ringan dan hanya sementara, rasa
| H1A009021 16
November 1, 2012 [ ]
terutama angina pectoris, hipertensi, insufisiensi koroner kronikKI: wanita hamil dan menyusui, syok kardiogenik, hipersensifitas.
panas, rasa berat kepala, mual dan pusing, udem subcutan, hipotensi dan palpitasi.
Verapamil I : angina pectorisKI: hipotensi atau syokkardiogenik, gangguan konduksi (AV blok tingkat 2 dan 3, SA blok), sick sinus syndrome, penderita dengan antiflutter, dll.
ESO: hipotensi ortostatik, maul, konstipasi, sakit kepala dan gelisah
| H1A009021 17
November 1, 2012 [ ]
| H1A009021 18
November 1, 2012 [ ]
Golongan Obat Penurun Kadar Kolesterol Total
Golongan Obat Efficacy Suitability Safety
Bile acid sequestrants
Kerja utama adalah mengikat dalam lumen saluran cerna, dengan mengganggu stimulasi terhadap sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang menurunkan penyimpanan asam empedu dan merangsang hepatik sintesis asam empedu dari kolesterol. Dengan demikian asam empedu yang kembali ke hati akan menurun , hal ini akan memacu hati memecah kolesterol lebih banyak untuk menghasilkan asam empedu yg dkeluarkan melalui tinja.
Indikasi : pada pasien hiperkolesterolemia primer (hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia, hiperlipoproteinemia tipe IIa) kemudian pada pasien hipertrigliseridemia kombinasi hiperlipidemia).Kontraindikasi : penyumbatan saluran empedu.
ESO : konstipasi, mulas, mual, dan kembung paling sering dilaporkan. Yang mungkin timbul : kenaikan konsentrasi AP (alkalifosfatase), gangguan vitamin larut lemak (A,D,E,K), hipernatremia, hiperkloremia, dll
HMG-CoA Reductase inhibitor
Obat yang paling efektif dan aman. Obat ini efektif menurunkan kolesterol dan pada dosis tinggi juga menurunkan trigliserida yang disebabkan oleh peninggian VLDL. Obat ini bekerja dengan menghambat secara kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG CoA) reduktase, yakni enzim yg bperan dalam sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Dengan menurunnya sintesis kolesterol di hati akan menurunkan sintesis APO B100, disamping itu meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati. Dengan demikian kadar kolesterol LDL darah akan ditarik ke hati, dimana akan menurnkan kdar LDL, dan VLDL.
Indikasi :HDL rendah atau TGS tinggi. Juga sebagai terapi tambhan pda diet untuk mengurangi peningkatan kolesterol total, c-LDL, apolipoprotein B, dan trigliserida, pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer, kombinasi hiperlipidemia, hiperkolesterolemia baik homozigot/heterozigot. Sebagai diet tambahan untuk menurunkan kec progresifitas aterosklerosis pada hiperkolesterolemia dan penyakit jantung coroner.Kontraindikasi : pasien dengan penyakit hati yg aktif pada kehamilan (karena itu diperlukan kontrasepsi selama pengobatan dan 1 bulan stelahx) dan menyusui.
ESO yg sering terjadi : adanya myositis yg dtandai dgn nyeri otot dan meningkatnya kadar keratin fosfokinase. Sakit kepala, perubahan fungsi ginjal, efek saluran cerna (nyeri lambung, mual dan muntah), sakit kepala, perubahan uji fungsi hati, parestesia, flatulens, konstipasi, diare, dan ruam kulit.Yang paling ditakutkan : rabdomilisis yang dapat mematikan.
Derivat asam fibrat
Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserid, sehingga menurunkan TG plasma dan di hati. Selain menurunkan kdar TG, meningkatkan kadar kolesterol HDL yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-I, dan A-II.
Indikasi :dapat dipertimbangkan sebagai lini pertama pada pasien dmna kdar TG serum > 10 mmol/L. Hiperlipidemia tipe IIa, IIb, III, IV dan V pada pasien yg tidak respon terhadap diet dan tindakan lain yg sesuai.Kontraindikasi :kehamilan dan menyusui,
Gangguan saluran cerna (3-5%), lemah, vertigo, eksim (2%), trombositopeni, anemia, dermatitis, pruritus, sakit kepala, pusing (2,4 %), pandangan kabur, angiodema, miastenia, myalgia, dapat menyebabkan sindrom seperti myositis (terutma jika fungsi ginjal terganggu).
| H1A009021 19
November 1, 2012 [ ]
penyakit hati, insufisiensi ginjal. Interaksi : penguat efek kumarin, menurunkan efek OHO dan statin.
Asam nikotinik Golongan ini diduga bkerja menghambat enzim hormone sensitive lipase di jaringan adipose, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas ada dlm darah sebagian besar ditangkap oleh hati dan akan ditangkap sbg sumber sintesis VLD. Dengan menurunnya sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar TG dan juga kolesterol di plasma. Pemberian asam nikotinik ternyata juga meningkatkan kadar HDL bahkan merupakan obat terbaik untuk meningkatkan HDL.
Indikasi : untuk hyperlipidemia campuran atau agen sekunder dalam terapi kombinasi untuk hiperkolesterolemia. Obat ini merupakan agen primer atau alternative untuk hipertrigliseridemia dan dyslipidemia. Asam nikotinat disarankan digunakan bersama dengan statin apabila statin tunggal tidak cukup untuk mengendalikan dyslipidemia pasien. Kontraindikasi :perdarahan arteri, ulkus peptikum aktif, kehamilan dan menyusui. Peringatan :DM, penyakit hati, otot skelet, unstable angina, infark miokard akut, jaundis.
ESO paling sering :flushing yakni perasaan panas pada muka bahkan dibadan. ESO yg lain :intoleransi glukosa, kemerahan pada kulit, dan gatal karena mediasi prostaglandin. Gangguan GI juga masalah yg biasa. Abnormalitas laboratorium : peningkatan uji fungsi hati, hiperurikemia, dan hiperglisemia.
Ezetimbe Merupakan obat hipolipid terbaru, bekerja sebagai penghambat selektif penyerapan kolesterol dari membrane fili saluran cerna baik yg berasal dari makanan maupun dari asam empedu.
Indikasi : hiperkolesterolemia primer, karena mekanismex yg unik baik untuk terapi tambahan yakni kombinasi dgn statin, hiperkolesterolemia familial homozigot. Kontraindikasi :tidak dianjurkan pada pasien dengan penurunan fungsi hati sedang-berat. Hati-hati pada kehamilan dan menyusui.
ESO sering : gguan saluran pencernaan, sakit kepala, lemas, myalgia. ESO jarang : ruam dan angioudemESO sgt jarang : pankreatitis, kolelitiasis, trombositopeni, peningkatan kreatinin kinase, miopati dan rabdomiolisis. ESO kombinasi statin : skit kepala, lemas, konstipasi, diare, kembung, mual, dll.Interaksi : antacid, kolestiramin, siklosporin, fibrat.
Asam lemak omega 3
Atau yg dikenal jg dengan minyak ikan yang kaya akan asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL. Dengan demikian dapat juga menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar HDL.
Indikasi : gangguan sekunder, gejala penyakit jantung aterosklerosis. Hiperkolesterolemia.Kontraindikasi : -
ESO : mual
| H1A009021 20
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejang-kejang yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari yang lalau dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya memang akan kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi anaknya tetap kejang. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.
November 1, 2012 [ ]
KASUS 1
A. DAFTAR MASALAH
Anak laki - laki, 3 tahun
Kejang – kejang sejak beberapa menit yang lalu
Demam sejak 2 hari yang lalu, demam tinggi sejak tadi malam
Sudah diberikan penurun panas, tetapi tetap kejang
Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak
menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak
kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.
B. DIAGNOSIS
Tetanus
C. TUJUAN TERAPI
a. Mengeradikasi bakteri penyebab
b. Pengendalian rigiditas dan spasme otot
c. Mengatasi keadaan sianosis, pengendalian respirasi
D. Golongan Obat rasional
1. Untuk mengeradikasi bakteri penyebab
| H1A009021 21
November 1, 2012 [ ]
- penisilin
- Sefalosporin
- Aminoglikosida
- Tetrasiklin
- Makrolida
- Kloramfenikol
- Vankomisin
- Metronidazole
- Kuinolon
- Sulfonamid dan timetropim (Kotrimoksazol)
| H1A009021 22
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Golongan obat yang dipilih untuk mengeradikasi bakteri clostridium tetani
adalah metronidazole. Metronidazole dipilih karena aktivitas mikroba
metronidazole bagus untuk bakteri anaerob. Clostridium tetani sendiri
merupakan bakteri anaerob. (IPD FKUI).
2. Pengendalian rigiditas dan spasme otot
- Golongan GABAnergik
- Golongan Opioid
- Golongan pemblokade neuromuscular (aminostroid)
Golongan obat yang dipilih adalah golongan GABAnergik. Hal ini
dikarenakan sesuai dengan patofisiologi tetanus, toksin dari bakteri
clostridium tetani menyebabkan penghambatan pelepasan neurotransmitter
presinaptik terutama dominan neurotransmitter inhibisi seperti GABA.
E. Obat yang dipilih
1. Metronidazole
Metronidazole merupakan obat pilihan dari golongan anti-parasit yang
memiliki aktifitas mikroba untuk bakteri anaerob. Obat ini menjadi
rekomendasi pertama untuk mengeradikasi bakteri penyebab tetanus selain
penisilin.
2. Golongan GABAnergik
- Diazepam
- Karbamazepin
- Klorpromazin
- Barbiturat
- Fenobarbital
- Midazolam
- Fenothiazin
Obat yang dipilih adalah diazepam. Diazepam memiliki jalur rute pemberian
yang bervariasi, termasuk jalur rektal. Hal ini menjadi nilai lebih karena akan
mempermudah pemberian obat pada pasien yang mengalami kejang atau
spasme otot. Diazepam juga digunakan sebagai obat lini pertama untuk
mengatasi kejang dan spasme otot.
Ajeng Savitri | H1A009021 23
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
F. BSO dan Dosis
1. Metronidazole
Metronidazole diberikan melalui intravena dengan dosis pediatric
10-15mg/kgBB/hari dengan dosis terbagi setiap 8 jam. Dapat juga diberikan
setiap 12 jam. Dosis maksimal sehari adalah 2 gr/hari. Lama pemberian yaitu
14 hari dengan observasi keadaan klinis pasien. Karena Berat badan anak tidak
diketahui, maka perlu dihitung dosis anak dengan rumus Young. Dosis
maksimal dewasa 4 gr/ hari dengan dosis terbagi setiap 12 jam. Dengan dosis
dewasa ini dapat dihitung dosis anak, sebagai berikut. (IPD FKUI)
Dosis anak = ( usia (th)/usia (th) + 12 ) x dosis maksimal dewasa
= ( 3 / 3 + 12 ) x 4 gr
Dosis anak = 0,8 gr atau 800 mg -> dosis maksimal sehari
= 800 / 2 -> krn dosis terbagi sehari tiap 12 jam (2 kali
pemberian)
= 400 mg -> dosis sekali pemberian
2. Diazepam
Sediaan yang digunakan adalah injeksi intravena, karena sediaan ini cocok dan
mudah diberikan pada pasien yang mengalami kejang atau spasme otot dengan
keadaan tidak sadar. Dosis pemberian diazepam intravena pada dewasa adalah
0,5 mg / kg BB / hari. Dengan berat badan normal orang dewasa 60 kg,
didapatkan dosis satu hari pada orang dewasa adalah 30 mg. Karena Berat
badan anak tidak diketahui, maka perlu dihitung dosis anak dengan rumus.
Jadi dosis anak dapat dihitung sebagai berikut.
Dosis anak = ( usia (th)/usia (th) + 12 ) x dosis maksimal dewasa
= ( 3 / 3 + 12 ) x 30 mg
= 6 gr / 60 kg
= 0,1 mg/kgBB/hari -> dosis anak
Berat badan anak usia 3 tahun sekitar 12 kg. Maka dosis satu kali pemberian
pada kasus ini adalah 0,1 x 12 = 1,2 mg injeksi intravena.
Ajeng Savitri | H1A009021 24
Pro: An. RizaUmur: 3 tahunAlamat: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
dr. Ajeng SavitriSIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/Syr. Claritin ml 30Lag. IS.pr.n.u.d.d Cth. I a.c
R/Gtt.nasal. Otrivin Children 0,05% ml 10fl.IS.p.r.n.u.d.d.m Gtt.nasal I ND.NS
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
G. RESEP
H. E DUKASI
Obat tetes hidung hanya boleh digunakan selama 3 hari, tidak boleh lebih
Hindari pencetus, gunakan masker jika bepergian, jaket atau beri minuman hangat
agar tetap hangat
Olahraga pagi agar badan menjadi hangat
1.
Ajeng Savitri | H1A009021 25
As
As
Seorang pasien perempuan, berusia 55 tahun dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah tiba-tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu. Pasien mempunyai riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 200/110 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris, pemeriksaan ekstremitas inferior terdapat lateralisasi ke kiri. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl.
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 2
A. DAFTAR MASALAH
Perempuanm 55 tahun
Tidak sadarkan diri setelah tiba – tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu
Mempunyai riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun
yang lalu
Hasil pemeriksaan tanda vital: TD 200/100 mmHg, Nadi 80x/ menit, RR 22x/
menit, suhu afebris
Pemeriksaan ekstremitas inferior terdapat lateralisasi ke kiri
Hasil pemeriksaan penunjang cito GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl
DIAGNOSISà Suspect stroke hemorrhage et causa hipertensi emergensi dengan
Dislipidemia + Hiperglikemik
B. TUJUAN TERAPI
Menurunkan kadar gula darah
Menurunkan tekanan darah
Menurunkan keadaan hiperkolesterolemia (setelah pasien stabil)
Mengontrol gula darah (setelah pasien stabil)
C. GOLONGAN OBAT SESUAI TUJUAN TERAPI
Menurunkan kadar gula darah
Insulin short acting
Ajeng Savitri | H1A009021 26
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Menurunkan tekanan darah
Obat Anti-HTBB CCB ACEI ARB Vasodilator Diuretik Simpatolitik
SentralAcebutolol Amlodipin Benazepril Kandesartan
DiazoxideAsetazolamid
Klonidin Atenolol Diltiazem Kaptopril Eprosartan TriklortiazidBetaxolol Felodipin Enalapril Irbesartan MetiklotiazidBisoprolol Isradipin Fosinopril
Losartan FenoldopamBrinzolamid
GuanabenzCarteolol
NikardipinLisinopril Bumetadin
Carvedilol Moeksipril KlorotiazidEsmolol Perindopril
Olmesartan HidralazinKlortalidon
Labetolol Nisoldipin Quinapril
MetazolamidMetoprolol Furosemid
GuanfacineNadolol
Telmisartan Minoksidil
Hidroklorotiazid
Penbutolol Nifedipin Ramipril
Hidroflumetiazid
Pindolol Indapamid
MetildopaPropanolol
Valsartan Nitroprusid ManitolTimolol Verapamil
Trandolapril
Menurunkan keadaan hiperkolesterolemia (setelah pasien stabil)
i. Bile acid sequestrants
ii. HMG-CoA Reductase inhibitor
iii. Derivat asam fibrat
iv. Asam nikotinik
v. Ezetimbe
vi. Asam lemak omega 3
Mengontrol gula darah (setelah pasien stabil)
Sekretagogus
- Sulfonilurea
- Meglitinides
- Derivat D-Phenylalanine
Biguanides
Thiazolidinediones
α-glucosidase inhibitor
D. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
Menurunkan kadar gula darah
Ajeng Savitri | H1A009021 27
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Insulin short acting
Golongan insulin yang dipilih sebagai lini pertama untuk segera menurunkan kadar
gula darah adalah golongan insulin short acting. Hal ini dikarenakan golongan ini
memiliki onset of action cepat dalam waktu 5-30 menit.
Menurunkan tekanan darah
Kombinasi CCB
Golongan obat yang dipilih adalah kombinasi CCB. CCB digunakan sebagai
alternative pengobatan hipertensi pada diabetes selain ACEI dikarenakan ACEI dapat
meningkatkan efek hipoglikemik insulin.
Menurunkan keadaan hiperkolesterolemia (setelah pasien stabil)
HMG CoA Reduktase Inhibitor
Golongan obat yang dipilih adalah HMG CoA Reductase inhibitor. Golongan ini
memiliki mekanisme kerja dengan menghambat secara kompetitif koenzim 3-
hidroksi-3-metilglutaril (HMG CoA) reduktase, yakni enzim yg berperan dalam
sintesis kolesterol, sehingga dapat menurunkan keadaan kolesterolemia.
Mengontrol gula darah (setelah pasien stabil)
Biguanid
Golongan yang dipilih adalah biguanid. Golongan ini dapat mendukung efek
penggunaan insulin dikarenakan mekanisme kerjanya yang dapat meningkatkan
resistensi insulin.
E. PEMILIHAN OBAT
Insulin Campuran
Insulin short acting memiliki satu jenis sediaan yaitu regular. Dapat dipilih insulin
humulin karena memiliki kemiripan dengan insulin manusia.
Kombinasi CCB
Nicardipin
Obat yang dipilih adalah nicardipin. Obat ini memiliki sedian injeksi intravena
sehingga jalur parenteral ini memungkinkan onset of action yang lebih cepat
dibandingkan dengan obat oral.
HMG CoA Reduktase Inhibitor
Simvastatin
Ajeng Savitri | H1A009021 28
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Obat yang dipilih adalah simvastatin. Obat ini tergolong murah dibandingkan dengan
atorvastatin dan pravastatin yang lebih mahal.
Biguanid
Metformin
Obat yang digunakan adalah metformin. Obat ini dapat digunakan dengan kombinasi
insulin basal. Obat ini memiliki efek farmakologi dapat menurunkan BB 1-2kg (tidak
signifikan), namun tidak menyebabkan hipoglikemia, Menurunkan glukoneogenesis
hepar, Meningkatkan uptake glukosa oleh otot, Meningkatkan sensitivitas insulin, dan
Menurunkan HbA1c 0,8-2%.
F. BSO dan DOSIS
Insulin Reguler (Humulin)
Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi intravena. Satu vial berisi 10 iu. Dosis
pemberian insulin regular adalah 0,15 iu/kgBB bolus intravena.
Nicardipin
Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi intravena. Dosis pemberian 5-15 mg/jam.
Simvastatin
Bentuk sediaan obat ini adalah tablet oral. Dosis simvastatin adalah 20-80 mg/hari.
Inisial dosis obat ini adalah 20 mg. Diberikan sediaan tablet 20 mg, dan diminum satu
kali sehari. Lama pemberian satu minggu dengan observasi kadar kolesterol untuk
menentukan peningkatan dosis atau tidak.
Metformin
Bentuk sediaan obat ini adalah tablet oral 500 mg. Obat ini diberikan setelah pasien
stabil dan dapat mengkonsumsi obat oral. Dosis pemberian yaitu 500 mg diminum
dua kali sehari. Obat ini diminum bersamaan dengan makan. Lama pemberian selama
1 minggu, dengan observasi kadar gula darah. Jika diperlukan dosis dapat
ditingkatkan menjadi 3 kali sehari.
Ajeng Savitri | H1A009021 29
Pro: Ny. SyahranieUmur: 55 tahunAlamat: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
dr. Ajeng SavitriSIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/Tab. Amoxicillin mg 500No. XXI S. t.d.d. tab. I a.c
R/Tab. Ibuprofen mg 400No. XV S. p.r.n.t.d.d. tab I p.c
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
G. RESEP
H. EDUKASI
1. Istirahat yang cukup
2. Menghindari makanan yang dapat mengiritasi tonsil seperti yang pedas, dingin, dan
berminyak
3. Menghabiskan antibiotik yang diberikan
4. Jaga kebersihan mulut
5. Jika perlu gunakan obat antiseptic mulut
Ajeng Savitri | H1A009021 30
As
As
Seorang pasien perempuan, berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena tiba-tiba pingsan di tengah pesta 15 menit yang lalu. Menurut keluarga yang mengantar pasien mengalami keracunan makanan. Pasien tidak mengalami mual dan muntah. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 35,5 C.
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 3
A. DAFTAR MASALAH
Perempuan, 35 tahun
Tiba – tiba pingsan di tengah pesta 15 menit yang lalu
Mengalami keracunan makanan
Tidak mengalami mual dan muntah
Hasil pemeriksaan tanda vital: TD 70 mmHg/ palpasi, nadi 120x/ menit, sangat
lemah, regular, RR 30x/ meni, suhu 35,oC
B. DIAGNOSIS àSyok Anafilaktik
C. TUJUAN TERAPI
Mengatasi keadaan akut syok anafilaktik
- Golongan vasopressor
- Golongan antihistamin
- Golongan beta 2 agonis
- Golongan metil xantin
- Golongan kortikosteroid
Mencegah reaksi anafilaktik berat dan berlangsung lama
- Golongan vasopressor
- Golongan antihistamin
- Golongan beta 2 agonis
- Golongan metil xantin
- Golongan kortikosteroid
Ajeng Savitri | H1A009021 31
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Rehidrasi cairan
- Hipotonik
- Isotonik
- Hipertonik
D. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
Mengatasi keadaan akut syok anafilaktik
Vasopressor
Golongan obat yang digunakan adalah golongan vasopressor. Golongan ini memiliki
efek farmakologi membuat pembuluh darah berkonstriksi karena pada syok
anafilaktik, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga terjadi penurunan tekanan
darah secara drastis.
Golongan obat yang dipilih sebagai bronkodilator adalah golongan metil
xantin yang memiliki mekanisme kerja menghambat enzim fosfodiesterase dan
menyebabkan dilatasi bronkus.
Golongan antihistamin dapat digunakan untuk meminimalisir efek dari
sitokin hasil reaksi hipersensitivitas yaitu histamin.
Mencegah reaksi anafilaktik berat dan berlangsung lama
Kortikosteroid
Golongan yang dipilih adalah kortikosteroid.
Rehidrasi cairan
Cairan hipertonik
Cairan yang dipakai adalah cairan hipertonik. Cairan ini osmolaritasnya lebih tinggi
dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke
dalam pembuluh darah.
E. PEMILIHAN OBAT
Vasopresor
Epinefrin
1. Efinefrin
2. Norefeniferin
Ajeng Savitri | H1A009021 32
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
3. Dopamin
4. Felinefrin
Obat yang dipilih dari golongan vasopressor adalah efinefrin. Berdasarkan
penatalaksanaan syok anafilaktik, apabila diagnosis telah ditegakkan, pemberian
efinefrin sebagai lini pertama tidak boleh ditunda.
Obat dari golongan metil-xantin yang digunakan adalah aminofilin. Obat ini
biasa digunakan pada status asmaticus pada pasien asma. Obat ini cocok digunakan
pada reaksi anafilaktik yang menyebabkan obstruksi saluran nafas.
Obat yang dipilih dari golongan anti histamin adalah ranitidin. Obat ini
merupakan anti histamin 2 yang biasa digunakan pada syok anafilaktik. Obat ini
mudah didapatkan dan tersedia dalam bentuk injeksi. Obat ini juga tidak memiliki
efek samping terhadap jantung dan saluran nafas.
Kortikosteroid
Metil-prednisolon
1. Hidrokortison
2. Prednison
3. Prednisolon
4. Dexametason
5. Betamethason
6. Metil-prednisolon
Obat yang dipilih adalah metilprednisolon, karena memiliki efek antiinflamasi yang
poten, digunakan pada penatalaksanaan syok anafilaktik.
Cairan hipertonik
Dextrose 5 %
1. Dextrose 5%
2. Produk darah (darah)
3. Albumin.
Cairan yang dipilih adalah dextrose 5%. Cairan ini bersifat hipertonik yang dapat
mempertahankan cairan intravaskular dan menarik cairan ekstravaskular ke dalam
intravaskular.
Ajeng Savitri | H1A009021 33
Pro: Ny. SyahranieUmur: 35 tahunAlamat: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
dr. Ajeng SavitriSIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/Tab. Amoxicillin mg 500No. XXIS.t.d.d Tab. I p.c
R/Tab. Paracetamol mg 500No. XS.p.r.n.q.d.d Tab. I p.c
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
F. BSO dan DOSIS
Epinefrin
Efinefrin 1 : 1000 diberikan 0,01 ml/kgBB maksimal 0,3 ml subkutan dan dapat
diulang setiap 15-20 menit sampai 3-4 kali. Dosis ini diberikan pada kondisi akut
syok anafilaktik. Jika kondisi memburuk dapat diberikan 0,5 ml/kgBB injeksi
intramuskular (IPD FKUI). Wanita usia 35 tahun memiliki berat badan sekitar 50 kg,
sehingga dosis efinefrin pada pasien ini yaitu 0,5 ml injeksi subkutan.
Aminofilin
Dosis aminofilin 5-6 mg/kgBB yang diencerkan dalam 20cc dextrose dan diberikan
secara perlahan melalui injeksi intravena sekitar 15 menit (IPD FKUI).
Metil - prednisolon
Metil-prednisolon diberikan melalui injeksi intravena dengan dosis 5 mg/kgBB.
Diberikan setiap 6 jam (IPD FKUI).
Ranitidine
Bentuk sediaan yang digunakan adalah injeksi intravena. Dosis pemberian 50 mg IV
dapat diberikan bersama dengan steroid.
Cairan dextrose 5%
G. RESEP
Ajeng Savitri | H1A009021 34
As
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
H. EDUKASI
Pasien disarankan untuk kembali ke puskesmas setelah 2 – 3 hari pengobatan
untuk dilakukan tindakan cuci telinga dengan menggunakan H2O2 3%
Parasetamol diminum hanya jika terdapat gejala nyeri dan demam
Ajeng Savitri | H1A009021 35
Seorang laki-laki, usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 60 menit yang lalu. Saat dibawa ke UGD, pasien dalam keadaan kesadaran menurun, pasien masih dapat membuka mata dan menggerakkan tanganya jika dirangsang dengan nyeri. Menurut yang membawa ke UGD, pasien sempat muntah dalam perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik : luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari telinga kanan. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris.
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 4
A. DAFTAR MASALAH
Laki – laki, 30 tahun
Kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu
Kesadaran menurun, masih dapat membuka mata dan menggerakkan tengannya jika
dirangsang dengan nyeri
Sempat muntah dalam perjalanan ke rumah sakit
Hasil pemeriksaan fisik: luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari telinga
kanan
Tanda vital: TD 100/70 mmHg, nadi 100x/ menit, RR 22x/ menit, suhu afebris
B. DIAGNOSIS à Trauma kepala
C. TUJUAN TERAPI
Mencegah eksaserbasi
D. GOLONGAN OBAT
Mencegah eksaserbasi à Obat Controller
E. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
F. PEMILIHAN OBAT
Golongan Kortikosteroid
Ajeng Savitri | H1A009021 36
Pro: Tn. RizaUmur: 30 tahunAlamat: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
dr. Ajeng SavitriSIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/Symbicort Turbohaler mcg 80/4,5fl Is.u.d.d inh.I
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
G. BSO dan DOSIS
Budesonid + Formoterol fumarat
H. RESEP
I. EDUKASI PASIE N
- Hindari factor pencetus (debu)
- Gunakan obat kontroler secara rutin setiap malam
- Menjaga higienitas agar tidak mudah terjangkit infeksi yang dapat mencetuskan
serangan asma
Ajeng Savitri | H1A009021 37
As
Seorang pasien perempuan, berusia 25 tahun dibawa ke UGD Puskesmas setelah mengalami perdarahan pervaginam setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik : pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian yang dikenakan. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 80/60 mmHg, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 36,5 C. Hasil pemeriksaan inspekulo tampak ruptur perineum derajat 2. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya Hb 8 mg/dl.
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 5
J. DAFTAR MASALAH
Perempuan, 25 tahun
Perdarahan pervaginam setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu
Hasil pemeriksaan fisik: pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes
dari pakaian yang dikenakan
Hasil pemeriksaan tanda vital: TD 80/60 mmHg, nadi 120x/ menit, sangat lemah,
regular, RR 30x/ menit, suhu 36,5oC
Hasil pemeriksaan inspekulo tampak rupture perineum derajat 2
Hasil pemeriksaan penunjang cito Hb 8 mg/dL
K. DIAGNOSIS à Syok et causa Laserasi perineum derajat 2
L. TUJUAN TERAPI
Mencegah eksaserbasi
M. GOLONGAN OBAT
Mencegah eksaserbasi à Obat Controller
N. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
O. PEMILIHAN OBAT
Golongan Kortikosteroid
Ajeng Savitri | H1A009021 38
Pro: Ny. SyahranieUmur: 25 tahunAlamat: Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
dr. Ajeng SavitriSIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 21 Oktober 2012
R/Symbicort Turbohaler mcg 80/4,5fl Is.u.d.d inh.I
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
P. BSO dan DOSIS
Budesonid + Formoterol fumarat
Q. RESEP
R. EDUKASI PASIE N
- Hindari factor pencetus (debu)
- Gunakan obat kontroler secara rutin setiap malam
Menjaga higienitas agar tidak mudah terjangkit infeksi yang dapat mencetuskan serangan
asma
Ajeng Savitri | H1A009021 39
As
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
DAFTAR PUSTAKA
Bennett P. N & Brown M. J. 2003. Clinical Pharmacology 9 th edition. Churchill Livingstone :
New York
Boxtel, C.J., et al. 2001. Drug benefits and Risk. Willey: New York
Brunton, et al, 2006.Goodman&Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 11th
edition, Mc-Graw Hill: New York
Depkes RI, 2011. Daftar Harga Obat Generik. Jakarta: Depkes RI.
DiPiro, Joseph T., 2005. Pharmacoterapy: A Pathophyiologic Approach, 8th edition. USA:
McGraw-Hill Companies.
FKUI. 2008. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Rang, H.P., et al.2003. Pharmacology fifth Ed. Churchill Livingstone
Sukandar, Elin Dkk, 2009, ISO Farmakoterapi. ISFI Penerbitan:Jakarta
MIMS Indonesia, 2008.MIMS Petunjuk Konsultasi Ed.7. Infomaster:Jakarta
Ajeng Savitri | H1A009021 40