elitisme

3
c. Elitisme Elitisme adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah menguntungkan kelompok masyarakat yang kecil atau yang justru mampu ditinjau dari segi ekonomi. Namun pada kenyataannya di Indonesia bahkan banyak Negara-negara Asia misalnya, China, Thailand, dan Malaysia, banyak terjadi kepincangan dalam pemberian subsidi pada siswa sekolah dasar dan pendidikan tinggi. Tetapi untuk Negara maju seperti Korea Selatan berbanding terbalik, Negara ini telah menganut pola keadilan yang merata yaitu memberikan subsidi bantuan kepada mahasiswa lebih rendah atau semakin menurun (mengecil). Akan tetapi secara kumulatif subsidi yang diberikan pemrintah di Negara-negara Asia pada umumnya memberikan proporsi yang lebih tinggi pada lembaga pendidikan tinggi. d. Managemen Pendidikan Dalam kajian ekonomi, pendidikan dapat dipandang sebagai suatu industry, sebagai suatu industry pengembangan sumber daya manusia pendidikan harus dikelola secara professional dan menuntut kerja keras dari berbagai pihak untuk berbagai bidang atau jenjang pendidikan. Karena untuk tampil unggul dalam

Upload: handayanipratama

Post on 27-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

what

TRANSCRIPT

Page 1: Elitisme

c. Elitisme

Elitisme adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh

pemerintah menguntungkan kelompok masyarakat yang kecil atau yang justru

mampu ditinjau dari segi ekonomi.

Namun pada kenyataannya di Indonesia bahkan banyak Negara-negara

Asia misalnya, China, Thailand, dan Malaysia, banyak terjadi kepincangan

dalam pemberian subsidi pada siswa sekolah dasar dan pendidikan tinggi.

Tetapi untuk Negara maju seperti Korea Selatan berbanding terbalik, Negara

ini telah menganut pola keadilan yang merata yaitu memberikan subsidi

bantuan kepada mahasiswa lebih rendah atau semakin menurun (mengecil).

Akan tetapi secara kumulatif subsidi yang diberikan pemrintah di Negara-

negara Asia pada umumnya memberikan proporsi yang lebih tinggi pada

lembaga pendidikan tinggi.

d. Managemen Pendidikan

Dalam kajian ekonomi, pendidikan dapat dipandang sebagai suatu

industry, sebagai suatu industry pengembangan sumber daya manusia

pendidikan harus dikelola secara professional dan menuntut kerja keras dari

berbagai pihak untuk berbagai bidang atau jenjang pendidikan. Karena untuk

tampil unggul dalam dunia globalisasi, pendidikan bukan merupakan factor

yang paling menentukan sehingga harus diperhitungkan dan ditingkatkan

kekuatan factor-faktor lain disamping pengelolaan sumber daya manusia dan

alam, dana dan sumber-sumber lain yang terbatas perlu dialokasikan secara

tepat.

Di Indonesia masalah pengelolaan Sekolah Dasar (SD), merupakan

contoh kesemrawutan management pendidikan di Negara Indonesia. Hal ini

memberikan efek pada setiap usaha meningkatkan mutu keluaran system

pendidikan. Undang-Undang Tahun 1989 mengenai sisitem pendidikan

nasional beserta beberapa peraturan dan pelaksanaanya, belum mampu

menolong dalam membenahi management pendidikan sekolah, begitu pula

otonomi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di Tingkat Sekolah

Page 2: Elitisme

Menengah dan Pendidikan Tinggi, khususnya yang menyangkut masalah-

masalah akademik dan financial masih perlu penyesuaian dengan

kelembagaan-kelembagaan yang ada pada system pendidikan nasional.

Lembaga pendidika di Indonesia dibentuk berdasarkan fungsi dan

peranannya yang sudah ketinggalan jaman. Lembaga-lembaga social, uang,

dan lainnya tidak dapat mengikuti cepatnya laju pembangunan. Tilaar (1994)

mengatakan bahwa pengelolaan pendidikan di Indonesia, termasuk lemabaga

dalam system Pendidikan Nasional (Sisdiknas) perlu penataan ulang bahkan

direstrukturisasi.

e. Pemerataan Pendidikan

Pada tahun-tahun awal repelita I, Indonesia mampu memenuhi sebagian

besar desakan aspirasi pendidikan. Melalui Inpres, pemerintah telah

meningkatkan mutu bangsa yaitu ditandai dengan tingkat partisipasi

pendidikan dasar, sekarang di Indonesia angka partisipasi untuk Sekolah Dasar

sudah hamper mencapai 100% (Santosa S Hamijoyo: 1991 :11).

Pada pertengahan Repelita I dan dilanjutkan pada Repelita-Repelita

selanjutnya, telah mengangkat tingkat pembangunan manusia Indonesia pada

angka 84 atau dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan dalam pemerataan

kesempatan belajar terutama di tingkat pendidikan dasar. Namun dalam

globalisasi para ahli ekonomi mengemukakan, Durkhurst (1971), Devision dan

Fabriancant (1959) menyimpulkan bahwa mutu tenaga kerja mempunyai peran

besar terhadap pertumbuhan ekonomi. (NOeng Muhadjir, 1986 :3). Namun

perencanaan pendidikan di Indonesia belum mengarah kepada kebutuhan

lapangan kerja, apalagi mengantisipasi pemenuhan tenaga kerja yang

dibutuhkan dalam dunia industry di masa mendatang.