elisa zahara jurnal

7
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K- 4 IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUTIARA TIMUR KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Elisa Zahara Mahasiswi Pada STIKes U’Budiyah ABSTRAK Kunjungan kehamilan hingga K-4 akan menurunkan risiko terjadinya anemia (Hb kurang dari 8 gr%), tekanan darah tinggi (Sistole >140 mmHg, Diastole >90 mmHg), oedema yang nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang/ sungsang, infeksi, persalinan prematur, janin yang besar, dan riwayat obstetri yang buruk (Depkes RI, 2005). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie ditinjau dari pengetahuan, pendidikan, jarak fasilitas kesehatan dan dukungan keluarga. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang berada di wilayah kerja Pukesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie pada bulan Juli tahun 2013 yang berjumlah 101 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lebih kurang 50 orang, dengan kriteria bersedia menjadi responden dan ibu hamil trimester III pada tahun 2013. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang, maka akan semakin lengkap pula kunjungan K-4. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin lengkap pula kunjungan K-4. Semakin dekat jarak fasilitas kesehatan maka akan semakin lengkap pula kunjungan K-4. Semakin baik dukungan keluarga, maka akan semakin lengkap pula melakukan kunjungan K-4. Kesimpulan: Dari 50 responden diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan K-4 pada ibu hamil berupa pengetahuan, pendidikan, jarak fasilitas kesehatan dan dukungan keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan terutama faktor-faktor apa saja yang ikut mempengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal dan kunjungan K-4 sehingga dapat dijadikan rujukan dalam meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil. Kata kunci : Pengetahuan, Pendidikan, Jarak Fasilitas Kesehatan Dan Dukungan Keluarga I. Pendahuluan Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI adalah dengan pendekatan pelayanan ibu dan anak ditingkat dasar dan rujukan yang pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “empat pilar safe mother hooddimana pilar kedua adalah asuhan antenatal yang bertujuan untuk memantau perkembangan kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai kehamilan secara dini dan ditangani secara benar. Deteksi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kehamilan secara teratur, untuk menjamin mutu pelayanan antenatal perlu indikator untuk menyatakan kunjungan ibu hamil tersebut dinyatakan memenuhi standar yaitu dengan cakupan K-4. (Shinta, 2008). Pelayanan antenatal dengan cakupan kunjungan K-4 merupakan tahapan yang harus dilakukan oleh seorang ibu hamil selama kehamilannya. Hal ini penting untuk menjamin proses alamiah kehamilan berjalan normal, mencegah timbulnya komplikasi kehamilan dan mengetahui ada tidaknya faktor penyulit pada saat persalinan serta ibu dapat melalui kehamilan dengan sehat dan selamat. Diperkirakan sekitar 1520% dari seluruh ibu hamil akan mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya (Depkes, 2007). Kunjungan kehamilan hingga K-4 akan menurunkan risiko terjadinya anemia (Hb kurang dari 8 gr%), tekanan darah tinggi (Sistole >140 mmHg, Diastole >90 mmHg),

Upload: didik-handoyo

Post on 31-Dec-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Elisa Zahara Jurnal

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K-

4 IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUTIARA TIMUR

KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013

Elisa Zahara

Mahasiswi Pada STIKes U’Budiyah

ABSTRAK

Kunjungan kehamilan hingga K-4 akan menurunkan risiko terjadinya anemia (Hb kurang dari 8 gr%),

tekanan darah tinggi (Sistole >140 mmHg, Diastole >90 mmHg), oedema yang nyata, eklampsia,

perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang/ sungsang, infeksi, persalinan prematur, janin

yang besar, dan riwayat obstetri yang buruk (Depkes RI, 2005). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui

gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Mutiara Timur Kabupaten Pidie ditinjau dari pengetahuan, pendidikan, jarak fasilitas kesehatan dan

dukungan keluarga. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang

berada di wilayah kerja Pukesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie pada bulan Juli tahun 2013 yang

berjumlah 101 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lebih kurang 50

orang, dengan kriteria bersedia menjadi responden dan ibu hamil trimester III pada tahun 2013. Cara

pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan

bahwa semakin baik pengetahuan seseorang, maka akan semakin lengkap pula kunjungan K-4. Semakin

tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin lengkap pula kunjungan K-4. Semakin dekat jarak

fasilitas kesehatan maka akan semakin lengkap pula kunjungan K-4. Semakin baik dukungan keluarga,

maka akan semakin lengkap pula melakukan kunjungan K-4. Kesimpulan: Dari 50 responden diperoleh

hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan K-4 pada ibu hamil berupa pengetahuan,

pendidikan, jarak fasilitas kesehatan dan dukungan keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan masukan terutama faktor-faktor apa saja yang ikut mempengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal dan kunjungan K-4 sehingga dapat dijadikan rujukan dalam

meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil.

Kata kunci : Pengetahuan, Pendidikan, Jarak Fasilitas Kesehatan

Dan Dukungan Keluarga

I. Pendahuluan

Kebijakan Departemen Kesehatan

dalam upaya mempercepat penurunan AKI

adalah dengan pendekatan pelayanan ibu

dan anak ditingkat dasar dan rujukan yang pada dasarnya mengacu kepada intervensi

strategis “empat pilar safe mother hood”

dimana pilar kedua adalah asuhan antenatal

yang bertujuan untuk memantau

perkembangan kehamilan dan mendeteksi

kelainan atau komplikasi yang menyertai

kehamilan secara dini dan ditangani secara

benar. Deteksi dapat dilakukan dengan cara

pemeriksaan kehamilan secara teratur, untuk

menjamin mutu pelayanan antenatal perlu

indikator untuk menyatakan kunjungan ibu

hamil tersebut dinyatakan memenuhi standar yaitu dengan cakupan K-4. (Shinta, 2008).

Pelayanan antenatal dengan cakupan

kunjungan K-4 merupakan tahapan yang

harus dilakukan oleh seorang ibu hamil

selama kehamilannya. Hal ini penting untuk

menjamin proses alamiah kehamilan berjalan normal, mencegah timbulnya

komplikasi kehamilan dan mengetahui ada

tidaknya faktor penyulit pada saat persalinan

serta ibu dapat melalui kehamilan dengan

sehat dan selamat. Diperkirakan sekitar 15–

20% dari seluruh ibu hamil akan mengalami

keadaan resiko tinggi dan komplikasi

obstetric yang dapat membahayakan

kehidupan ibu dan janinnya (Depkes, 2007).

Kunjungan kehamilan hingga K-4 akan

menurunkan risiko terjadinya anemia (Hb

kurang dari 8 gr%), tekanan darah tinggi (Sistole >140 mmHg, Diastole >90 mmHg),

Page 2: Elisa Zahara Jurnal

oedema yang nyata, eklampsia, perdarahan

per vaginam, ketuban pecah dini, letak

lintang/ sungsang, infeksi, persalinan

prematur, janin yang besar, dan riwayat

obstetri yang buruk. Bila faktor risiko

tersebut tidak ditangani maka dapat

menyebabkan kematian, baik pada ibu

maupun pada bayi. Peningkatan kualitas

kesehatan ibu hamil, dapat dilakukan dengan

melakukan perubahan perilaku ibu selama

hamil (Depkes RI, 2005). Tiga faktor yang mempengaruhi orang

atau kelompok dalam melakukan kunjungan

K-4 yaitu: faktor yang mempermudah

(predisposing factor) yang mencakup

pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan unsur

lain yang terdapat dalam diri individu

maupun masyarakat. Faktor pendukung

(enabling factor) yaitu jarak fasilitas

kesehatan, keterpaparan media. Faktor

pendorong (reinforcing factor) yaitu faktor

yang memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan dorongan orang

lain seperti dukungan dari suami/keluarga,

dan petugas kesehatan (Ramadhan, 2013).

Cakupan antenatal Indonesia masih

jauh dari target yang ditetapkan MDGs

yakni K-4 harus 95%. Data Riskesdas

(2010) cakupan untuk K-1 ibu hamil 72,3%

dan K-4 masih sebesar 61,4%, Demikian

juga untuk Provinsi Aceh jumlah kunjungan

K-1 ibu hamil masih 78,4% dan K-4 hanya

sebesar 62,1%. Kabupaten Pidie juga tidak jauh berbeda dalam hal pencapaian cakupan

antenatal ibu hamil. Menurut data Profil

Kesehatan Kabupaten Pidie tahun 2012 dari

jumlah ibu hamil 9.509 orang kunjungan K-

1 tercatat sebanyak 8.640 orang (90,9%) dan

K-4 baru sebanyak 6.778 orang (71,3%)

(Dinkes Pidie, 2012).

Berdasarkan studi awal yang penulis

telusuri dari 26 Puskesmas yang ada di

Kabupaten Pidie, ternyata Puskesmas

Mutiara Timur merupakan Puskesmas yang

paling rendah cakupan kunjungan ibu hamil, dari 334 ibu hamil yang ada hanya 101

orang yang melakukan kunjungan K-4

(30,3%), disini terlihat jelas bahwa K-4

Puskesmas Mutiara Timur masih sangat jauh

dari target cakupan kunjungan K-4 secara

nasional yaitu sebesar 95%. Oleh karenanya

dalam rentang 2 (dua) tahun ini menjelang

2015 Puskesmas Mutiara Timur harus lebih

bekerja ekstra untuk mengejar

ketertinggalan cakupan kunjungan K-4

tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-

faktor yang mempengaruhi kunjungan K-4

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Mutiara Timur Kabupaten Pidie tahun

2013.

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mutiara

Timur Kabupaten Pidie ditinjau dari

pengetahuan.

b. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Mutiara

Timur Kabupaten Pidie ditinjau dari

pendidikan.

c. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie ditinjau dari jarak

fasilitas kesehatan.

d. Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor

yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Mutiara

Timur Kabupaten Pidie ditinjau dari

dukungan keluarga.

II. METODOLOGI

1. Kerangka Konsep

Secara skematis teori yang menyatakan tentang kunjungan K-4

menurut Ramadhan (2013), maka

kerangka konsepnya dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan crosssectional

yaitu cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat yang

bersamaan untuk mengetahui gambaran faktor-

Pengetahuan

Jarak Fasilitas

Kesehatan

Pendidikan

Dukungan

Keluara

Kunjungan K-4

Ibu Hamil

Page 3: Elisa Zahara Jurnal

faktor yang mempengaruhi kunjungan K-4 ibu

hamil di wilayah kerja Pukesmas Mutiara Timur

Kabupaten Pidie.

Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

hamil trimester III yang berada di wilayah kerja

Pukesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie pada

bulan Juli tahun 2013 yang berjumlah 101

orang.

Pengambilan sampel penelitian ini dengan

menggunakan teknik simple random sampling

yaitu pengambilan sampel secara acak

sederhana dimana setiap ibu hamil Trimester III

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mutiara

Timur Kabupaten Pidie mempunyai kesempatan

yang sama untuk diambil sebagai sampel.

Perhitungan besar sampel diperoleh berdasarkan

rumus Slovin (Notoadmodjo, 2007) sebagai

berikut :

ketetapan yang diinginkan (0,1%)

Berdasarkan rumus di atas, maka

jumlah sampel yang akurat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

n = N = 101 = 101=

1 + N (d)2 1 + 101 (0,1)2 2,01

Maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah

lebih kurang 50 orang, dengan kriteria bersedia menjadi responden dan ibu hamil

trimester III pada tahun 2013.

Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie

pada tanggal 20 – 24 Agustus 2013.

Pengumpulan dan Analisa Data

Data Primer.Pengumpulan data dilakukan

dengan cara wawancara kepada responden

meliputi data umum dan data penelitian dengan

menggunakan kuesioner yang berisikan daftar

pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah

disiapkan.

Data sekunder merupakan data pendukung yang

diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Pidie, Puskesmas Mutiara Timur, Profil

Kecamatan Mutiara dan referensi lainnya yang

berkaitan dengan penelitian, meliputi laporan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), data demografi,

data geografis, dan data-data pendukung lainnya.

Pengolahan Data

Menurut (Budiarto (2012)) :data yang telah

didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap

berikut: Editing, Coding, Transfering,

Tabulating,

PEMBAHASAN

Analisa Bivariat

Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Kunjungan K-4 Ibu Hamil

di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Timur

Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Kunjungan K-4 Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Lengkap 36 72.0

2 Tidak Lengkap 14 28.0

50 100Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian diatas

terlihat bahwa mayoritas responden lengkap

melakukan kunjungan antenatal care yaitu

sebanyak 36 responden (72%).

Pengetahuan

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Baik 17 34.0

2 Cukup 25 50.0

3 Rendah 8 16.0

50 100Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup, yaitu sebanyak 25

responden (50%).

Page 4: Elisa Zahara Jurnal

Pendidikan

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Timur

Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Tinggi 9 18.0

2 Menengah 31 62.0

3 Dasar 10 20.0

50 100Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian di atas

terlihat bahwa mayoritas responden

berpendidikan menengah, yaitu sebanyak 31

responden (62,0%).

Jarak Fasilitas Kesehatan

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jarak Fasilitas Kesehatan

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie Tahun 2013

NoJarak Fasilitas

KesehatanFrekuensi (F) Persentase (%)

1 Jauh 10 20.0

2 Dekat 40 80.0

50.0 100Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian di atas

terlihat bahwa mayoritas responden mempunyai

jarak fasilitas kesehatan yang dekat, yaitu

sebanyak 40 responden (80%).

Dukungan Keluarga

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara

Timur Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Dukungan Keluarga Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Baik 26 52.0

2 Cukup 17 34.0

3 Kurang 7 14.0

50 100Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat

bahwa mayoritas responden mendapatkan

dukungan keluarga yang baik, yaitu sebanyak

26 responden (52%).

Analisa Bivariat

Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 5.6

Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten

Pidie Tahun 2013

Lengkap %Tidak

Lengkap%

1 Baik 13 76.5 4 23.5 17 100

2 Cukup 22 88.0 3 12.0 25 100

3 Rendah 1 12.5 7 87.5 8 100

36 14 50Jumlah

F %

Kunjungan K-4

Pengetahuan No

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 17 responden yang berpengetahuan

baik, mayoritas lengkap melakukan kunjungan K-4, yaitu sebanyak 13 responden (76,5%), dari

25 responden yang berpengetahuan cukup,

mayoritas lengkap melakukan kunjungan

K-4, yaitu sebanyak 22 responden (88,0%), dari

8 responden yang berpengetahuan rendah,

mayoritas tidak lengkap melakukan kunjungan

K-4, yaitu sebanyak 7 responden (87,5%).

Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.7

Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten

Pidie Tahun 2013

Lengkap %Tidak

Lengkap%

1 Tinggi 9 100 0 0.0 9 100

2 Menengah 27 87.1 4 12.9 31 100

3 Dasar 0 0.0 10 100 10 100

36 14 50Jumlah

F %

Kunjungan K-4

Pendidikan No

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 9 responden yang berpendidikan

tinggi, semuanya lengkap melakukan kunjungan

K-4, yaitu sebanyak 9 responden (100%), dari

Page 5: Elisa Zahara Jurnal

31 orang yang berpendidikan menengah

sebanyak 27 responden (87,1%) lengkap

melakukan kunjungan K-4, dari 10 responden

yang berpendidikan dasar, sebanyak 10

responden (100,0%) yang tidak lengkap

melakukan kunjungan K-4.

Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Jarak Fasilitas Kesehatan

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Jarak Fasilitas Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Timur

Kabupaten Pidie Tahun 2013

Lengkap %Tidak

Lengkap%

1 Dekat 36 100 0 0.0 36 100

2 Jauh 0 0.0 14 100 14 100

36 14 50Jumlah

F %

Kunjungan K-4Jarah Fasilitas

Kesehatan No

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari 36 orang yang berjarak fasilitas

kesehatan yang dekat sebanyak 36 responden

(100%) yang lengkap melakukan kunjungan K-

4, dari 10 responden yang berjarak fasilitas

kesehatan jauh semua responden tidak lengkap

melakukan kunjungan K-4 yaitu sebanyak 14

responden (100%).

Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Dukungan Keluarga

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Kunjungan K-4 Ibu Hamil

Berdasarkan Dukungan Keluarga di Wilayah

Kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten

Pidie Tahun 2013

Lengkap %Tidak

Lengkap%

1 Baik 20 76.9 6 23.1 26 100

2 Cukup 16 94.1 1 5.9 17 100

3 Kurang 0 0.0 7 100 7 100

36 14 50Jumlah

F %

Kunjungan K-4Dukungan

Keluarga No

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 26 responden yang mendapatkan

dukungan keluarga baik, sebanyak 20 responden

(79,9) yang lengkap melakukan kunjungan K-4,

dari 17 responden yang memperoleh dukungan

keluarga cukup, sebanyak 16 responden

(94,1%) yang melakukan kunjungan K-4 secara

lengkap, dari 7 responden yang memperoleh

dukungan keluarga kurang, semua responden

(100%) tidak lengkap melakukan kunjungan K-

4.

Pembahasan

Kunjungan K-4 Ibu Hamil berdasarkan

Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 17 responden yang berpengetahuan

baik, mayoritas lengkap melakukan kunjungan

K-4, yaitu sebanyak 13 responden (76,5%), dari

25 responden yang berpengetahuan cukup,

mayoritas lengkap melakukan kunjungan K-4,

yaitu sebanyak 22 responden (88,0%), dari 8

responden yang berpengetahuan rendah,

mayoritas tidak lengkap melakukan kunjungan

K-4, yaitu sebanyak 7 responden (87,5%). Menurut teori Notoatmadjo,(2007),

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhaap suatu objek tertentu, penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang

Menurut pendapat yang dikemukakan

oleh Istiarti (2000) yang menyatakan bahwa jika

pengetahuan ibu sudah baik maka akan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.

Akan tetapi seseorang yang mempunyai latar

belakang pengetahuan yang baik dan bertempat

tinggal dekat dengan sarana kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti

berasumsi bahwa pengetahuan yang diperoleh

oleh responden berhubungan dengan kesadaran

untuk melakukan kunjungan K-4, responden

yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang

manfaat melakukan kunjungan K-4 tentunya

akan mempunyai kesadaran yang tinggi tentang

pentingnya melakukan kunjungan K-4.

Kunjungan K-4 Ibu Hamil berdasarkan

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 9 responden yang berpendidikan

tinggi, semuanya lengkap melakukan kunjungan

K-4, yaitu sebanyak 9 responden (100%), dari

31 orang yang berpendidikan menengah

sebanyak 27 responden (87,1%) lengkap

melakukan kunjungan K-4, dari 10 responden yang berpendidikan dasar, sebanyak 10

Page 6: Elisa Zahara Jurnal

responden (100,0%) yang tidak lengkap

melakukan kunjungan K-4.

Menerut teori Notoatmodjo (2009).P

endidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat Berdasarkan hasil penelitian, peneliti

bersumsi bahwa pendidikan mempengaruhi

kunjungan K-4 ibu hamil, karena semakin tinggi

pendidikan yang ditempuh, maka akan semakin

timbul kesadaran yang tinggi untuk melakukan

kunjungan K-4, begitu juga sebaliknya semakin

rendah pendidikan, maka akan rendah

kesadarannya untuk melakukan kunjungan K-

4.yang menyatakan bahwa pendidikan

seseorang mempengaruhi kunjungan K-4

seseorang, bagi orang yang berpendidikan tinggi, tentunya mempunyai kesadaran yang

tinggi pula untuk melakukan kunjungan K-4.

Kunjungan K-4 Ibu Hamil berdasarkan

Jarak Fasilitas Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 36 orang yang berjarak fasilitas

kesehatan yang dekat sebanyak 36 responden

(100%) yang lengkap melakukan kunjungan K-

4, dari 10 responden yang berjarak fasilitas

kesehatan jauh semua responden tidak lengkap melakukan kunjungan K-4 yaitu sebanyak 14

responden (100%).

Menurut teori Notoadmodjo (2003),

Faktor yang mendukung dalam kunjungan K-4

adalah jarak fasilitas kesehatan yang meliputi 1)

sarana dan prasarana kesehatan dan 2)

Kemudahan dalam mencapai sarana kesehatan

tersebut. Sarana dan prasarana kesehatan

meliputi seberapa banyak fasilitas-fasilitas

kesehatan, konseling maupun pusat-pusat

informasi bagi individu/masyarakat.

Kemudahan bagaimana kemudahan untuk mencapai sarana kesehatan tersebut termasuk

biaya, jarak, waktu/ lama pengobatan, dan juga

hambatan budaya seperti malu mengalami

penyakit tertentu jika diketahui masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

diperoleh, peneliti berasumsi bahwa jarak

fasilitas kesehatan dengan tempat tinggal

responden turut memberikan konstribusi

terhadap lengkap atau tidaknya untuk

melakukan kunjungan K-4. Biasanya, ibu yang

tempat tinggalnya jauh dari fasilitas kesehatan akan merasakan malas untuk melakukan

kunjungan.

Kunjungan K-4 Ibu Hamil berdasarkan

Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian terlihat

bahwa dari 26 responden yang mendapatkan

dukungan keluarga baik, sebanyak 20 responden

(79,9) yang lengkap melakukan kunjungan K-4,

dari 17 responden yang memperoleh dukungan

keluarga cukup, sebanyak 16 responden

(94,1%) yang melakukan kunjungan K-4 secara

lengkap, dari 7 responden yang memperoleh dukungan keluarga kurang, semua responden

(100%) tidak lengkap melakukan kunjungan K-

4.

Menurut Effendi, (2008).Keluarga

adalah dua atau lebih dari individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan

perkawinan atau penangkatan dan mereka hidup

dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi

satu sama lain dan didalam perannya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan Menurut pendapat yang dikemukakan

oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan

bahwa faktor pendorong dalam kunjungan K-4

selain dari petugas puskesmas adalah dukungan

suami dan keluarga. Dukungan suami dan

keluarga merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan dalam perubahan perilaku ibu hamil.

Contohnya suami/ keluarga perlu memberikan

penjelasan dan mengajarkan pada ibu untuk

memeriksa kehamilan minimal 4 kali selama

kehamilan. Dukungan seperti itu memberi kontribusi yang besar dalam tercapainya

kunjungan K-4 dan meminimalkan risiko yang

terjadi selama kehamilan dan persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

diperoleh, peneliti berasumsi Dukungan suami

dan keluarga merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan dalam perubahan perilaku ibu hamil.

Contohnya suami/ keluarga perlu memberikan

penjelasan dan mengajarkan pada ibu untuk

memeriksa kehamilan minimal 4 kali selama

kehamilan, dan dukungan keluarga dari

keluarga supaya ibu hamil merasa senang, dan semangat untuk memeriksa kehamilan dan

dukungan Dukungan tersebut salah satunya

dapat di wujudkan dengan adanya perhatian

anggota keluarga yang terdiri atas suami, ibu

kandung dan ibu mertua. Wujud perhatian yang

paling sederhana misalnya dengan memberikan

informasi tentang pentingnya menjaga dan

memeriksa kesehatan kehamilan. Informasi

tersebut di harapkan dapat memotivasi ibu

hamil untuk lebih sering mengunjungi antenatal

care.

Page 7: Elisa Zahara Jurnal

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Puskesmas Mutiara Timur , dengan

jumlah 50 responden dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Semakin baik pengetahuan seseorang, maka

akan semakin lengkap pula kunjungan K-4.

2. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

akan semakin lengkap pula kunjungan K-4 3. Semakin dekat jarak fasilitas kesehatan

maka akan semakin lengkap pula kunjungan

K-4.

4. Semakin baik dukungan keluarga, maka

akan semakin lengkap pula melakukan

kunjungan K-4.

Saran-saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan untuk bahan masukan bagi

peneliti untuk lebih mengetahui bagaimana peran petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan antenatal

kunjungan ibu hamil K-4.

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat menjadi bahan

masukan terutama faktor-faktor apa saja

yang ikut mempengaruhi ibu hamil dalam

pemanfaatan pelayanan antenatal dan

kunjungan K-4 sehingga dapat dijadikan

rujukan dalam meningkatkan pelayanan

kepada ibu hamil. 3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi masukan

untuk memperluas wawasan mahasiswa

jurusan kebidanan.

REFERENSI

Budianto, Eko, 2002, Biostatistik Untuk

Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat, Bumi Angkasa, Jakarta.

Depkes RI, 2005, Pedoman Pemantauan

Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS-KIA), Direktorat Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat,

Direktorat Kesehatan Keluarga,

Jakarta.

________, 2007, Pedoman Neonatal Care,

Depkes RI, Jakarta.

Dinkes Pidie, (2012), Laporan Cakupan

Kunjungan Ibu Hamil, Tabel 28, Bidang PPK, Dinkes Pidie.

Effendy, 2008, Dasar-dasar Keperawatan

Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2002, Metodologi Penelitian

Kesehatan, Cetakan II, Edisi Revisi,

Rineka Cipta, Jakarta.

Shinta, 2008, Karya Tulis Ilmiah Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Tanda-tanda Bahaya

Kehamilan Dengan Kepatuhan Melakukan ANC Di Pojong Ii Gunung

Kidul Tahun 2008. http://repository,

usu.ac.id/bitststrem/123456789/6784/1/

09E00138,pdf diakses tanggal 12

Januari 2013.