elisa kista ovarium

68
BAB I PENDAHULUAN Wanita normalnya memiliki 2 ovarium yang menyimpan dan mengeluarkan telur. Kista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di semua umur terutama pada masa reproduksi. Kista ovarium adalah suatu kantong yang berisi cairan atau materi semilikuid yang terdapat dalam ovarium. Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang jinak (80-85%). Tumor ovarium dapat merupakan komplikasi serius kehamilan, mengalami torsio atau terpuntir dan dapat menimbulkan rintangan yang tidak dapat teratasi bagi persalinan pervaginam. Lebih lanjut, meskipun sesudah persalinan spontan, tumor tersebut bisa mengakibatkan gangguan dalam masa nifas. (1) Meskipun seluruh jenis tumor ovarium dapat mempersulit kehamilan dan persalinan, jenis yang paling sering adalah jenis kistik. Beischer dkk (1971) menemukan bahwa diantara 164 kasus tumor ovarium yang didiagnosis selama kehamilan, seperempatnya berupa teratoma kistik dan seperempatnya lagi kistadenoma 1

Upload: yutrisa-sasti-anindyarani

Post on 24-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kista ovarium

TRANSCRIPT

Page 1: Elisa Kista Ovarium

BAB I

PENDAHULUAN

Wanita normalnya memiliki 2 ovarium yang menyimpan dan

mengeluarkan telur. Kista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di

semua umur terutama pada masa reproduksi.

Kista ovarium adalah suatu kantong yang berisi cairan atau materi

semilikuid yang terdapat dalam ovarium. Penemuan kista ovarium pada

seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena adanya kecenderungan

menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang jinak

(80-85%).

Tumor ovarium dapat merupakan komplikasi serius kehamilan,

mengalami torsio atau terpuntir dan dapat menimbulkan rintangan yang

tidak dapat teratasi bagi persalinan pervaginam. Lebih lanjut, meskipun

sesudah persalinan spontan, tumor tersebut bisa mengakibatkan

gangguan dalam masa nifas. (1)

Meskipun seluruh jenis tumor ovarium dapat mempersulit

kehamilan dan persalinan, jenis yang paling sering adalah jenis kistik.

Beischer dkk (1971) menemukan bahwa diantara 164 kasus tumor

ovarium yang didiagnosis selama kehamilan, seperempatnya berupa

teratoma kistik dan seperempatnya lagi kistadenoma musinosa. Empat

dari 164 kasus tersebut (2,4 %) menderita jenis tumor yang maligna.

Hopkins dan Duchon (1986) melaporkan insiden massa adneksa pada

satu dalam 556 kehamilan. Teratoma kistik yang benigna dan kista korpus

luteum masing-masing menempati sekitar sepertiga dari jumlah ini.

Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang

terjadi dalam kehamilan adalah peristiwa torsio atau terpuntir. Insiden

peristiwa ini adalah 12 % dalam serangkaian penelitian yang dilakukan

oleh Booth. (1)

1

Page 2: Elisa Kista Ovarium

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI

Kista ovarium adalah cairan yang mengisi kantung ovarium.

ETIOLOGI

1. teori ovulasi , setelah ovulasi terjadi invaginasi dari dinding epitel ke

stroma ovarium. Dengan adanya rangsangan hormon pada stroma

inilah yang menimbulkan tumor epitel pada ovaium.

2. teori endokrin, dinding epitel ovarium terdiri dari sel mulleri,jaringan

ini sama dengan jaringan yang ada di endometrium dan tuba

falopii. Dengan adanya ketidakseimbangan hormonal

menyebabkan tumbuhnya tumor

3. teori oksigen, dengan adanya iritasi/peradangan merupakan faktor

pencetus terjadinya tumor jinak dan ganas pada ovaium

4. teori transformasi, yang paling banyak terjadi, umumnya kanker

ovarium bukan berasal pada proses transformasi sel, meskipun ada

juga degenerasi keganasan pada tumor jinak

KLASIFIKASI

Di antara tumor-tumor ovarium, ada yang bersifat neoplastik dan

ada yang bersifat nonneoplastik. Bagi tumor-tumor neoplastik, belum ada

klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak olek karena klasifikasi

berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat diterima secara

tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan mengenai asal-usul

beberapa. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi

atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi

dalam tumor kistik dan tumor solid. (2,3)

2

Page 3: Elisa Kista Ovarium

A. Tumor Non Neoplastik

1. Tumor akibat Radang :

1.1 Abses Ovarii

1.2 Abses tubo – ovarial

1.3 Kista tubo-ovarial

2. Tumor Lain :

2.1 Kista folikel

2.2 Kista korpus luteum

2.3 Kista lutein

2.4 Kista inklusi germinal

2.5 Kista endometrium

2.6 Kista Steven – Leventhal

B. Tumor Neoplastik Jinak

1. Kistik

1.1 Kistoma ovarii simpleks

1.2 Kistadenoma ovarii serosum

1.3 Kistadenoma ovarii musinosum

1.4 Kista endometrioid

1.5 Kista dermoid

2. Solid

2.1 Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,

limfangioma

2.2 Tumor Brenner

2.3 Tumor sisa adrenal ( maskulinovo – blastoma)

C. Tumor Neoplastik Ganas

1. Golongan tumor-tumor epitelial

1.1 Tumor serosa

3

Page 4: Elisa Kista Ovarium

1.2 Tumor musinosa

1.3 Tumor endometrioid

1.4 Tumor clear cell ( mesonefroid )

1.5 Tumor Brenner

1.6 Tumor epitelial campuran

1.7 Tumor tidak berdifferensiasi

1.8 Tumor tidak terklasifikasi

2. Golongan Sex-Cord Stromal tumors

2.1 Tumor granulosa – theca cell

2.2 Androblastoma

2.3 Gynandroblastoma

2.4 Tidak terklasifikasi

3. Golongan tumor sel lipoid

4. Golongan tumor sel germinal

4.1 Disgerminoma

4.2 Tumor sel endodermal

4.3 Karsinoma embrional

4.4 Poli – embrioma

4.5 Khoriokarsinoma

4.6 Teratoma

5. Golongan gonadoblastoma

5.1 Murni

5.2 Tercampur dengan sel germinal

6. Golongan tumor jaringan lunak tidak spesifik untuk ovarium

7. Golongan tumor-tumor yang tidak digolongkan dengan yang di atas

8. Golongan metastatik

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai beberapa

tumor yang termasuk dalam klasifikasi di atas.

4

Page 5: Elisa Kista Ovarium

TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK

I. Tumor akibat radang (2)

A. Abses ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan

primer pada penderita yang telah menjalani histerektomi, dan sering

terjadi setelah histerektomi pervaginal.

Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari suhu badan yang

meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri pelvis yang tidak

spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina.

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium,

benda asing, dan komplikasi intestinal.

Pada penatalaksanaan yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat

oleh karena tidak dapat diobati dengan antiobiotik yang memerlukan

konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi.

II. Tumor lain

A. Kista Folikel

Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler.

Kista ini sering diketemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis,

walaupun bisa pecah dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda

peritonitis.(1) Kista ini berasal dari folikel de Graff yang tidak sampai

berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa

folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak

mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi kista. Bisa

didapati satu kista atau beberapa, dan biasanya bilateral serta timbul di

permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Besarnya sekitar

diameter 1 – 11/2 cm. Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk

nipis. Folikel diisi dengan cairan yang jernih dan sering kali mengandung

estrogen. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga

5

Page 6: Elisa Kista Ovarium

kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Kista folikel lambat laun

mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista

menghilang. Umumnya, jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat

ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri. (2,3)

B. Kista Korpus Luteum (2,3)

Dalam keadaan normal, korpus luteum ( granulosa lutein ) lambat

laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus

luteum mempertahankan diri ( korpus luteum persistens ) ; perdarahan

yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan

yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekwensi kista kopus

luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bisa menjadi

lebih besar daripada yang kedua.

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa

amenorhea diikuti oleh perdarahan tak teratur. Adanya kista dapat

menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang

berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum

dapat mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang

hebat. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya

amenorhea sering menimbulkan kesulitan dalam differential diagnosis

dengan kehamilan ektopik yang terganggu.

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista

hilang sendiri. Jika tidak ada komplikasi akut, cukup diberikan terapi

simptomatik. Kista akan hilang dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak

hamil dan mengecil perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita

hamil.

C. Kista Teka Lutein

Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya, kista ini terjadi

bilateral, dan berisi cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola

hidatidosa, koriokarsinoma. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat

luteinisasi, akan tetapi seingkali sel-sel mnghilang karena

atresia.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon HCG yang

6

Page 7: Elisa Kista Ovarium

berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, kista

ovarium mengecil dengan spontan. (2) Tetapi apabila kista ini besar sekali,

sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi. (3)

D. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil

dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak

terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi

diameter 1 cm. Kista ini secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan

histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah

permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serus. Kista ini tidak

pernah memberikan gejal-gejala yang bearti. (2,3,4)

E. Kista Endometriosis

Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium

yang disebut sebagai kista endomtrial atau kista coklat. Dalam ovarium

bisa berukuran kecil sampai sebesar tinju yaang berisi darah sammpai

coklat. Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada

dinding kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan

ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang

banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.

(2,3,4,8)

F. Kista Stein Leventhal

Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,

amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan

mengalami hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada

wanita antara usia 15 – 30 tahun. (4) Ovarium yang membesar ini

mempunyai permukaan rata tanpa adanya indentasi, berwarna keabu-

abuan dan berdinding tebal, maka disebut “ oyster ovaries”.

Apabila seorang wanita dewasa dengan riwayat menstruasi yang

teratur , kemudian mengalami suatu episode amenorea yang lama, Stein

7

Page 8: Elisa Kista Ovarium

Lventhal Syndrome yaitu hirsutism, sterilitas, obesitas, dan oligomenorea,

kadang-kadang diselingi oleh menorrghagi dan klitoris membesar.

Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hiperplasia dari tunika

interna yang menghasilkan zat androgeenik. Kelainan ini merupakan

penyakit herediter yang autosomal dominant.

Pada pemeriksaan pelvis, setengah dari penderita ini ditemukan

pembesaran ovarium. Luteinizing hormon dalam urin meningkat,

manakala ekskresi estrogen dan folikel stimulating hormon adalah normal.

Pemeriksaan USG dan lapaskopi dapat menunjang diagnosis.

Terapi . Hidrokortison 50 mg per oral 2 x /hari selama 2-3 bulan

dapat menginduksi ovulasi. Clomophene citrate 50-100mg / hari selama 5-

7 hari juga dapat menginduksi ovulasi. Wedge resection ( dimana 1/3 –2/3

jaringan oavarium dibuang) jarang dilakukan. Walau bagaimanapun, hasil

dari operasi tersebut dapat mengembalikan ovulasi dan fertilitas seperti

semula. (3,4)

TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK

I. Kistik

A. Kistik Ovarii Simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya

bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista

tipis dan cairan dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning.

Berhubung dengan adanya tangkai, maka dapat terjadi torsi (putaran

tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.

Terapi : Terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium,

akan tetapi jaringan yang dikelurkan harus diperiksa segera secara

histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan. (2)

B. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Tumor ini mungkin muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma

beningna atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor

8

Page 9: Elisa Kista Ovarium

mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderita yang

muda. (4) Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan

jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak

ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua

tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang

kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok

neoplasma ovarium. (2)

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan

berbagala (lobulated) dan umumnya multilokular dan odematosa; lokular

yang mengandungi mukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.

Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini

tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya

unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral ( 8-10 %).(2,3,4,5)

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama

apabila terjadi perdarahan atau perubahan degenatif di dalam kista. Pada

pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin,

melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantun dari

percampurannya dengan darah.

Pemeriksaan mikroskopik: tampak dinding kista dilapisi oleh epitel

torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang

terdapat dalam satu lapisan bersifat odematus dan mempunyai potensi

untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-

kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi

suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi) ,

maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga

perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat

pseudomiksoma peritonei, timbul penyakit menahun dengan musin terus

bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita

meninggal karena ileus dan / atau inanisi. Pada kista kadang-kadang

ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat

9

Page 10: Elisa Kista Ovarium

tersebut harus diteliti karena kemungkinan adanya tanda-tanda ganas

(kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinoum). (2,3,4)

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang

dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini

dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif,

yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dan dengan omentum,

usus-usus dan peritonem parietale.(2)

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Treatment of choice

adalah histerektomi total dengan salpingo-oophorektomi bilateral serta

dengan hati-hati memeriksa omentum, hemidiafragma kanan, usus lateral,

pelvis dan nodus periaortik untuk kemungkinan keganasan. Pada waktu

mengangkat kista, diusahakan in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu

untuk mencegah pseudomiksoma peritonei. Jika kista sangat besar,

dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor dan lubang pungsi ditutup

dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Apabila

tumor telah meluas jauh dari pelvis, maka disarankan untuk kemoterapi.

C. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan

kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama.

Kista ini lebih sering ditemukan bilateral.(2)

Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang

abdomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma

10

Page 11: Elisa Kista Ovarium

musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated

karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun

lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuaan. Ciri khas dari kista

ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar

50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning,

dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang,

kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan

papiler (solid papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit untuk membedakan

gambaran makroskopis kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari

yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopis pun tidak selalu memberikan

kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang

dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil

dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari

epitel permukaan ovarium (germinal epithelium), maka bentuk epitel pada

papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu

getar seperti epitel tuba (2). Pada jaringan papiler dapat ditemukan

pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. (5).Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii

serossum papiliferum, tetapi bukan ganas. (2,4)

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif.

Kebanyakkan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-

kadang pasien mengeluh rasa ketidak nyamanan daerah pelvis dan pada

pemeriksaan ditemukan massa abdomen ataupun ascites. Kelainan ekstra

abdomen jarang ditemukan pada “ keganasaan ovarium” kecuali pada

stadium terminal.

Diagnosis banding terdiri dari Dilatasi ureter karena batu trakrus

urinarius, divertikel vesika urinaria, prolaps neplasma intestinal, dan

infeksi intestinal seperti Crohn’s disease.

Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliferasi dan stratifikasi

epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum

11

Page 12: Elisa Kista Ovarium

secara mikroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35%

dari kistadenoma serrosum mengalami perubahan keganasan. Bila

terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis

penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis

pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak (histopathologically benign),

tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas

(clinically malignant). (2)

Terapi. Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi

oleh karena berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan, perlu

dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.

Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen

section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada

waktu operasi.

D. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding

dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel

endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson pada tahun 1969,

tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii (2).

Gejala-gejala endometriosis pada riwayat menstruasi berhubungan

dengan aktivitas endometrium ektopik pada ovarium dan struktur

sekitarnya. Nyeri adalah gejala yang paling sering. Gejala lain termasuk

infertilitas dan dispareunia. Perdarahan dalam rongga peritoneum dan

jaringan sekitar menyebabkan fibrosis serta jaringan parut yang

mengakibatkan perangsangan saraf. (4)

Terapi : Konservatif dan operasi. (4)

E. Kista Dermoid

Kista ini merupakan teratoma kistik yang jinak di mana struktur-

struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,

rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna kuning menyerupai

lemak , tampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan

mesoderm. Mengenai terjadinya kista ini ada 2 teori : (3)

12

Page 13: Elisa Kista Ovarium

a. Perkembangan tidak sempurna pada akhir stadium blastomer, dan

b. Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi

dalam ovarium. (teori ini lebih pupuler).

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang

kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yaang masih muda. 25%

dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa

reproduksi walaupun dapaat ditemukan paada anak kecil. Tumor ini dapat

mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa

kilogram.

Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan

putih keabuan, dan agak tipis. Konsitensi tumor sebagian kistik kenyal, di

bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi

(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan

mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran nafas, dan jaringan tiroid

(entodermal). Di dalam rongga kista terdapat produk kelenjar sebasea

berupa massa lembek seperti lemk, bercampur dengan rambut.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri

mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan

dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga

peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5%

dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause.

Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari elemen

ektodermal. Ada kemungkinan salah satu elemen tumbuh lebih cepat dan

menjadi tumor yang khas. Termasuk disini, struma ovarium, kistadenoma

ovarii musinosum, kistadenoma serosum dan koriokarsinoma (jarang).

Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya

teratoma solid ialah suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat

ditemukan teratoma solidum yang jinak.

Terapi: Terdiri dari pengangkatan (9), biasanya dengan seluruh

ovarium.

13

Page 14: Elisa Kista Ovarium

II. Solid

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak

berarti bahwa semuanya neoplasma ganas, meskipun semunya

mempunyai potensi maligna.

A. Fibroma (2)

Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium,

kurang dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma

ovarium atau sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5%

dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada

penderita menapause.

Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya 20kg,

dengan 90% unilateral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras,

warnanya merah jambu keabuan. Apabila konsitensi sangat padat disebut

fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini

terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila

terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofibroma ovarii.

Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi

torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii,

ascites, hidrotoraks).

Operasi yaitu ooforektomi. Sesudah operasi, ascites dan

hidrotoraks menghilang secara spontan.

14

Page 15: Elisa Kista Ovarium

B. Tumor Brenner (2)

Merupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang

ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menapause.

Frekwensinya 0,5% dari semua tumor ovarium.

Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya

beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan

berwarna kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-

kadang pada tumor ini ditemukan sindroma Meigs. Gambaran mikroskopis

tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang

terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas,

dan jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam

beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan

klinisnya.

Terapi terdiri dari pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda

keganasan, dikerjakan salpingo-ooforektomia bilateralis dan histerektomi

totalis.

C. Maskulinovoblastoma ( adrenal cell rest tumor ) (2)

Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya

bervariasi antara 0,5-16 cm diameter.

15

Page 16: Elisa Kista Ovarium

Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi, terdiri

atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mammae, dan perubahan

suara.

Terapi. Terdiri atas oengangkatan tumor bersama ovarium.

Dari semua tumor-tumor yang dibahas di atas, maka dapat diambil

kesimpulan manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding,

penatalaksanaan serta komplikasinya adalah seperti berikut: (2,3)

MANIFESTASI KLINIS TUMOR OVARIUM (2,3,8)

Kebanyakan dari tumor ovarium tidak mempunyai sifat atau gejala

yang khas. Sebagian besar dari tumor ovarium mengakibatkan gangguan

pada aktivitas hormonal, pertumbuhan serta menimbulkan komplikasi.

(A). Anamnesa

1. Nyeri abdomen dapat timbul mendadak ataupun berkembang

perlahan-lahan, tergantung pada jenis kelainan, perdarahan

bertahap atau torsi intermiten, perdarahan akut, ruptur meendadak

ataupun torsi. Nyeri dapat terlokalisir pada salah satu kuadran atau

menyeluruh pada abdomen bagian bawah. Rasa iritasi peritoneum

dengan cairan atau darah, rasa nyeri cenderung konstan dan

diperhebat oleh pergerakkan. Pada torsi kista ovarium torsi

mungkin ringan dan intermiten bila torsinya tidak lengkap,atau berat

dan konstan bila terjadi infak. Nyeri yang berkaitan dengan

rupturnya kista folikel biasanya membaik dalam beberapa jam.

2. Mual dan muntah dapat terjadi segera atau beberapa jam setelah

timbulnya nyeri mendadak.

3. Riwayat menstruasi. Pada umumnya tumor ovarium tidak

mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan

hormon. Kelainan dapat terjadi pada wanita hamil maupun tidak

hamil. Perdarahan dari korpus luteum yang ruptur terjadi kapan

saja setelah ovulasi, termasuk pada awal kehamilan. Kemungkinan

ruptur endometrioma harus dipertimbangkan bila pasien

16

Page 17: Elisa Kista Ovarium

mempunyai riwayat dismenorhea sekunder yang terjadi selama

siklus menstruai sebelumnya.

4. Gejala akibat pertumbuhan tumor. Dapat terjadi gangguan miksi

pada tumor yang tidak seberapa besar tetapi yang terletak didepan

uterus dan menekan kandung kencing. Selain gangguan miksi,

tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi dan edema pada

tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan,

rasa sesak dan lain-lain.

5. Gejala lainya berupa sinkope atau syok atau kedua-duanya yang

memberi kesan perdarahan intraperitoneum yang hebat ataupun

suatu torsi akut. Sering miksi dan defekasi menunjukkan iritasi

peritoneum. Nyeri pundak memberi kesan iritasi diafragma dari

perdarahan yaang hebat atau isi kista yang ruptur.

(B). Pemeriksaan Fisik

1. Tanda Vital

Suhu biasanya normal atau sedikit meningkat, denyut nadi

biasanya cepat, tekanan darah dan pernafasan dalam batas

normal, kecuali apabila terdapat perdarahan intraperitoneum yang

hebat sehingga menyebabkan gejala-gejala syok hipovolemik.

2. Pemeriksaan abdomen

Nyeri tekan unilateral pada kuadran bagian bawah dengan atau

tanpa nyeri lepas, rigiditas dan pergeseran memberi kesan adanya

proses terlokalisasi. Bising usus biasanya normal. Perdarahan yang

lebih ekstensif atau rupturnya isi kista menyebabkan peritonitis

abdominalis bagian bawah yang biasanya diserta oleh rigiditas,

nyeri lepas, bising usus menurun atau negatif, dan distensi

abdomen. Jarang teraba massa lunak pada palpasi abdomen.

3. Pemeriksaan pelvis

Ukuran uterus biasanya normal kecuali bila pasien hamil. Apabila

serviks digerakkan terdapat rasa nyeri. Daerah adneksa yang

terkena cenderung menjadi sangat lunak, dan pada perdarahan

intraperitoneum suatu massa diskret tidak dapat diidentifikasi.

17

Page 18: Elisa Kista Ovarium

Apabila ditemukan suatu massa atau tumor, diteliti sifat-

sifatnya( besarnya, lokalisasi, permukaaan, konsistensi, dan

apakah dapat digerakkan atau tidak). Sering pasien mengalami

nyeri tekan yang sangat hebat sehingga pemeriksaan bimanual

yang adekuat tidak mungkin dilakukan kecuali pasien sudah

diberikan analgesia sistemik atau bahkan anestesia. Penonjolan

dalam kavum Douglasi memberi kesan perdarahan intraperitoneum

yang ekstensif.

(C). Pemeriksaan Penunjang (2,6)

1. Pemeriksaan laboratorium hitung darah lengkap

Kadar hemoglobin dan hematokrit mencerminkan hilangnya darah.

Hitung leukosit berkisar antara 5.000 – 20.000/uL. Penurunan

hematokrit pada serangkaian pemeriksaan menunjukkan adanya

perdarahan yang persisten

2. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk megetahui apakah sebuah

tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-

sifat tumor itu.

3. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,

apakah tumor berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing,

apakah tumor solid atau kistik, dapat dibedakan pula antara cairan

dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

4. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.

Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat

adanya gigi dalam tumor. Foto abdomen tegak, terlentang, atau

dekubitus lateral dapat menunjukkan adanya cairan bebas

intraperitoneum.

5. Parasintesis

Telah disebut bahwa pungsi pada ascites berguna untuk

menentukan sebab ascites. Perlu diingat bahwa tindakan tersebut

18

Page 19: Elisa Kista Ovarium

mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista

tertusuk.

6. Tes kehamilan

Dari HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

DIAGNOSIS TUMOR OVARIUM (6)

Diagnosis ditegakkan atas dasar :

1. Anamnesis

Timbul benjolan di perut dalam waktu relatif lama

Keluhan rasa berat dalam perut

Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada

tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain

Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu

mengeluarkan hormon

Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah

2. Pemeriksaan fisik

Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan

ukuran >5cm

Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri

atau kanan, atau mengisi kavum Douglasi

Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

3. Pemeriksaan penunjang

Seperti yang sudah dibahas pada bagian pemeriksaan penunjang.

Diagnosis tumor ovarium dalam kehamilan: (1)

Pada kehamilan muda, diagnosis adalah lebih mudah apabila

pembesaran kista teraba terpisah dari uterus. Apabila suatu tumor ovari

tidak memenuhi ruang panggul, maka diagnosis dengan pemeriksaan fisis

sulit ditegakkan karena pembesaran abdomen terutama karena kehamilan

lanjut. Pada trimester kedua, kista yang besar menyulitkan pemeriksaan,

sehingga pasien diperiksa dalam posisi Tredelenburg yaitu posisi kepala

19

Page 20: Elisa Kista Ovarium

rendah daripada kaki, yang akan memisahkan kedua massa tersebut

(Hingorani’s sign). Pemeriksaan penunjang seperti USG dapat membantu

membedakan secara akurat antara pembesaran uterus dan massa kistik

ekstrauterin.

DIAGNOSIS BANDING TUMOR OVARIUM(2,6)

1. Kehamilan

2. Mioma uteri

3. Ginjal ektopik

4. Limpa bertangkai

5. Tumor kolon sigmoid

6. Ascites e.c. penyakit lain

7. Tuberculosis peritonei

8. Infeksi pelvis

9. Apendisitis akut

10.Divertikulitis

11.Perforasi usus

PENATALAKSANAAN TUMOR OVARIUM(2)

Prinsip : tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor

nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak bergejala

dan ukurannya , < 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah folikel

atau kista korpus luteum, jadi tumor nonneoplastik. Oleh karena tumor-

tumor ini sering regresi spontan dan menghilang, hendaknya diambil sikap

menunggu selama 2 sampai 3 bulan. Jika setelah itu dilihat peningkatan

dalam pertumbuhan tumor tersebut, dapat diambil kesimpulan suatu tumor

neoplastik dan dipertimbangkan tindakan operatif.

Pada tumor ovarium neoplastik jinak dilakukan pengangkatan

tumor (kistektomi), dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium

yang mengandung tumor. Jika tumor besar atau ada komplikasi, perlu

diangkat ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-

ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk

20

Page 21: Elisa Kista Ovarium

mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau dua ovarium. Pada

operasi tumor ovarium yang diangkat, harus segera dibuka untuk

mengetahui ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan

dilakukan frozen section untuk pemeriksaan patologi anatomi pada saat

operasi.

Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan

salpingo-ooforektomi bilateral. Tetapi, pada wanita muda yang masih

menginginkan keturunan dan tingkat keganasan tumor yang rendah

(misalnya tumor sel granulosa), dapat dipertanggungjawabkan untuk

mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Penatalaksanaan tumor ovarium pada kehamilan.

Tumor ovarium dalaam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa

harus dikeluarkan.

Oleh karena ada kemungkinan korpus luteam graviditatis yang

menghasilkan progesteron ikut terangkat, hingga terjadi abortus,

maka sebaiknya operasi ditunda sampai bulan ke 4. waktu operasi

yang paling baik adalah antara kehamilan 16 – 20 minggu, karena

pada saat itu, fungsi korpus luteum telah diambil alih oleh plasenta

yang sudah terbentuk lengkap dan produksi progesteron

berlangsung terus walaupun korpus luteum ikut terangkat. Sebelum

dan sesudah operasi ibu diberikan progesteron (25 mg i.m/hari)

untuk memperkecil kemungkinan abortus.

Apabila tumor baru diketahui dalam kehamilan tua dan tidak

menyebabkan penyulit obstetrik atau gejala-gejala akut, atau tidak

mencurigakan akan mengganas, maka kehamilan dapat dibiarkan

sampai berlangsung partus spontan, dan operasi dilakukan pada

masa nifas.

21

Page 22: Elisa Kista Ovarium

Apabila tumor terkurung dalam rongga panggul, SC merupakan

tindakan pengakhiran kehamilan atau persalinan yang paling

aaman; sekaligus tumor diangkat.

Dalam persalinan dapat dicoba secara hati-hati reposisi tumor yang

menghalangi turunnya kepala, asal disadari bahwa tumor kistik

dapat pecah. Apabila reposisi sudah berhasil, anak dibiarkan lahir

spontan dan tumor diangkat dalam masa nifas.

Operasi darurat dilakukan pada tumor yang dianggap ganas, terjadi

torsio atau terdapat gejala-gejala akut abdomen tanpa

menghiraukan umur kehamilan.

KOMPLIKASI TUMOR OVARIUM (2,6)

(A) Akibat penyakit

1. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur

menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala

klinis yang minimal. Jika perdarahannya banyak, akan terjadi

distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

2. Torsio (putaran tangkai)

Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter > 5cm tetapi

belum amat besar sehingga terbatas gerakkannya. Kondisi yang

mempermudah terjadi torsio adalah kehamilan karena uterus yang

membesar mengubah letak tumor. Torsio menyebabkan gangguan

sirkulasi dan nyeri karena tarikan melalui ligamentum

infandibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Jika torsio

berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemorhagik dalam tumor, dan

jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista

dengan perdarahan intraabdominal, atau peradangan sekunder.

3. Infeksi pada tumor

22

Page 23: Elisa Kista Ovarium

Terjadi apabila terdapat sumber kuman patogen dekat tumor

seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Kista

dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan

pernanahan.

4. Robekan dinding kista

Terjadi pada torsio tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi

akibat trauma seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih

sering pada persetubuhan. Jika kista mengandung cairan serus,

rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum segera mengurang.

Tetapi apabila disertai oleh perdarahan hemorhagi yang timbul

akut, maka perdarahan dalam rongga peritoneum menimbulkan

rasa nyeri terus-menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Robekan kistadenoma musinosum perlengketan dalam rongga

perut.

5. Perubahan keganasan

Terjadi pada beberapa kista jinak seperti kistadenoma ovarii

serosum, kistadenoma ovari musinosum, dan kista dermoid.

Adanya ascites dalam hal ini mencurigakan, adanya anak sebar

(metastasis) memperkuat diagnosis.

(B) Akibat tindakan selama / setelah pembedahaan

1. Perdarahan

2. Cedera pada usus, vesika

3. Komplikasi cedera ureter bila tumor intraligamentar atau dengan

perlengketan.

TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK GANAS

Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat

reproduksi wanita.(2) Penyebaran tumor ganas ovarium umumnya cepat

karena ovarium tidak ditutupi oleh peritoneum. Cara penyebaran adalah

perkontinuitatum dengan implantasi ke peritoneum dan secara limfogen

23

Page 24: Elisa Kista Ovarium

melalui kelenjar limfe. Klasifikasi tingkat keganasan adalah seperti berikut: (6)

STADIUM BATASAN

I : Tumor terbatas pada ovarium

Ia : Tumor terbatas pada satu ovarium, tak ada tumor di

permukaan luar, kapsul utuh.

Ib : Tumor terdapat pada dua ovarium, permukaan licin,

kapsul utuh.

Ic : Tumor pada satu atau dua ovarium dengan tumor di

permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul ruptur,

atau didapatkan sel ganas pada ascites, atau sitologi

bilasan peritoneum positif.

IIa : Tumor tumbuh pada satu atau dua ovarium dengan

perluasan ke organ pelvis lain.

IIb : Penyebaran ke jarinmgan pelvis lain, termasuk ke

peritoneum.

IIc : Sesuai dengan IIa dan Iib, dengan ascites atau sitolog

peritoneal positif.

III : Tumor pada satu atau dua ovarium dengan implantasi

anak sebar di luar pelvis dan atau KGB

retroperitoneal

atau inguinal positif. Adanya metastasis hati

superfisial dinilai dengan stadium III.

IIIa : Tumor terbatas pada pelvis minor. KGB negatif tetapi

dengan penyebaran mikros pasa permukaan

peritoneal abdmen.

IIIb : Terdapat implantasi tumor di abdomen, diameter tidak

lebih dari 2 cm, KGB negatif.

IIIc : Terdapat implantasi tumor di abdomen dengan

diameter lebih dari 2 cm, dan atau KGB

retroperitoneal atau

24

Page 25: Elisa Kista Ovarium

inguinal positif.

IV : Pertumbuhan meliputi satu atau dua ovarium dengan

metastasis jauh, bila ada pleural efusion, sitologi

harus positif, metastasis pada perenkim hepar.

( Stadium kanker ovarium menurut FIGO 1985)

A. Tumor-tumor Epitelial

1. Kistadenokarsinoma Serosum

Merupakan jenis yang ganas dari kistadenoma serosum.

Pada tumor tampak pertumbuhan papiler di permukaan atau di

dalam dinding kista. Bagian dari tumor yang mencurigakan adanya

keganasan adalah tempat yang pertumbuhan papilernya padat.

Terapi : Histerektomi total, salpingooforektomi bilateral,

omektomi .

2. Kistadenokarsinoma Musinosum

Merupakan jenis yang ganas dari kistadenoma musinosum.

Pada pemeriksaan mikroskopis tampak gambaran seperti

adenokarsinoma traktus digestivus dengan sel-sel epitel dalam

berbagai tingkat diferensiasi. Pembentukan kista-kista kecil dan

pengeluaran musin berjalan terus.

Terapi: Histerektomi total, salpingooforektomi bilateral,

omektomi .

3. Karsinoma Endometrioid

Tumbuh dari sarang endometriosis atau langsung dari epitel

germinativum.

Terapi : Pengangkataan genitalia interna dan tumor di luar

alat-alat tersebut, ditambah dengan radiasi dan kemoterapi.

4. Karsinoma Mesonephroid

Berasal dari mesotelium ovarium, bentuknya solid atau

kistik. Warna sawo matang atau keabu-abuan dengan diameter 10-

25

Page 26: Elisa Kista Ovarium

20cm. Disebut juga clear cell carsinoma karena mengandung sel-

sel pucat di tengah stroma.

Terapi : Pengangkatan uterus dan adneksa serta

pengobatan tambahan dengan radiasi atau kemoterapi.

B. Tumor Stroma Sex-Cord

Berasal dari sel-sel mesenkim dari gonad embrional. Tumor-tumor

ini berpotensi menjadi ganas, mempunyai fungsi endokrin dan dapat

menyebabkan feminisasi (tumor sel granulosa dan sel teka) atau virilisasi

(tumor adrenal, arenoblastoma, atau sel hilus).

Terapi : Pembedahan pada wanita muda dan umumnya pada satu

ovarium, dilakukan salpingooforektomi unilateral. Sedangkan pada wanita

dengan anak cukup atau bila proses tidak terbatas pada satu ovarium,

dilakukan histerektomi dan salpingooferektomi bilateral.

26

Page 27: Elisa Kista Ovarium

BAB III

IKHTISAR KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. Alimah (Ny. A)

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 71 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Suku/bangsa : Betawi/indonesia

Alamat : Jl. Madrasah Al husnah No.40 Rt 02 RW 04

Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan

Tgl. Masuk RSF : 27 September 2005

No. RM : 473342

IDENTITAS SUAMI

Nama : Bpk. Sutisna (almarhum)

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Suku/bangsa : Betawi/Indonesia

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Timbul benjolan di perut kiri bawah sejak 4 bulan sebelum masuk

rumah sakit

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan timbul benjolan di perut kiri bawah

sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit yang semakin lama

27

Page 28: Elisa Kista Ovarium

semakin membesar. Pasien merasakan perutnya juga semakin

berat.. Pada tanggal 17 agustus 2005, pasien mengalami

perdarahan seperti saat haid selama 4 hari, dimana selama 2 hari

perdarahannya banyak dan 2 hari kemudian perdarahan biasa.

Pada saat itu, pasien langsung berobat ke puskesmas. Pasien

disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Pasien

berobat ke Rumah sakit Pasar Jum’at, dan dilakukan USG. Saat

itu diketahui terdapat benjolan pada rahim dan disarankan untuk

dilakukan operasi. Pasien mengaku berat badannya turun, dimana

berat badan sebelum sakit 57 kg, sedangkan setelah sakit menjadi

53 kg. nafsu makan menurun.mual-, muntah-. Sesak nafas -.

Pasien mengaku selama sakit 4 bulan yang lalu, pasien diurut

oleh dukun 2 kali (bulan Agustus dan September). Pasien berobat

ke Rumah sakit PeriKasih (3/9/05) karena keluhan nyeri pada

perut kiri bawahnya, dilakukan USG, kemudian pasien dirujuk ke

Rumah Sakit Fatmawati. Timbul flek di celananya (27/9/05).

Menurut pasien jumlah darah yang keluar tidak banyak, berwarna

merah kecoklatan

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal menderita darah tinggi, jantung dan kencing

manis.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Keponakan pasien menderita benjolan pada rahim dan sudah

dioperasi

E. Riwayat Menstruasi

Menarche : usia 16 tahun

Siklus : teratur, 28 hari

Lamanya : 5 hari

28

Page 29: Elisa Kista Ovarium

Banyaknya : 2 pembalut per hari

Dismenore : Tidak ada

Menopause : 1975

F. Pernikahan

Status pernikahan : menikah

Usia menikah : 16 tahun

G.Riwayat kehamilan

1. Perempuan, 54 tahun, spontan, dukun, sehat

2. Laki-laki, 50 tahun, spontan, dukun, sehat

3. Perempuan, 45 tahun, spontan, dukun, sehat

4. Perempuan, 40 tahun, spontan, dukun, sehat

5. Perempuan, 35 tahun, spontan, dukun, sehat

6. Laki-laki, 33 tahun, spontan, dukun, sehat

7. Perempuan, 32 tahun, spontan, dukun, sehat

H. Riwayat Keluarga Berencana

Pasien tidak pernah menggunakan KB

I. Riwayat Operasi

Pasien tidak tidak pernah dioperasi sebelumnya

J. Riwayat Kebiasaan Psikoseksual

Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg

29

Page 30: Elisa Kista Ovarium

N : 80 x/menit

RR : 20 x/m

S : 36,50C

Kepala : normocephali, rambut beruban, tidak

mudah dicabut.

Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik.

THT : Dalam batas normal

Leher : kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Kelenjar getah bening tidak teraba

membesar

Thoraks :

Cor : S1-S2 normal reguler, murmur (-), gallop

(-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi -/-,

wheezing -/-.

Mamae : Simetris, besar normal, retraksi putting

(-), areola mamae tidak

hiperpigmentasi.

Abdomen : lihat status Ginekologikus

Anogenital : lihat status Ginekologikus

Ekstremitas : Akral hangat, oedema tungkai -/-, reflex

fisiologis +/+, deformitas (-)

B. Status Ginekologikus

Abdomen

Inspeksi : Simetris, agak membuncit

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), teraba massa

dengan ukuran 20x18x2cm,konsistensi

keras, permukaan tidak rata.

Perkusi : Nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

30

Page 31: Elisa Kista Ovarium

Anogenital

Inspeksi : vulva uretra tampak tenang, tidak tampak

perdarahan pervaginam

Inspekulo : tidak dilakukan

VT : tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 12 September 2005

Hb : 13,5 gr/dl

Ht : 36%

Leukosit : 9400

Trombosit : 367000

Ureum : 20 mg/dl

Kreatinin : 0,7 mg/dl

Asam urat : 7,1 mg/dl

Protein total : 7,0 gr/dl

Albumin : 4,1 gr/dl

Globulin : 2,9 gr/dl

Cholesterol : 228 mg/dl

HDL : 45 mg/dl

LDL : 160 mg/dl

Trigliserid : 115 mg/dl

Bilirubin total : 0,7 mg/dl

Direk : 0,2 mg/dl

Indirek : 0,5 mg/dl

Gula darah nuchter : 95 mg/dl

Gula darah PP : 103 mg/dl

Na : 143 meq/l

K : 3,4 meq/l

Cl : 109 meq/l

BT : 1’30”

31

Page 32: Elisa Kista Ovarium

CT : 5”

Tanggal 15 September 2005

SGOT : 12 u/l

SGPT : 9 u/l

Tanggal 21 September 2005

Ca 125 : 79,3 H u/ml

Tanggal 28 September 2005

Hb : 12,3 gr/dl

Ht : 36%

Leukosit : 8900

Trombosit : 287000

Tanggal 3 September 2005 (RS Perikasih)

USG Abdomen

- tampak massa kistik besar, bersepta-septa, ukuran kira-kira

23x7,8x14,2 cm di rongga abdomen terutama kiri yang tampaknya

berasal dari pelvis kiri meluas ke abdomen kiri tengah atas

- hepar : ukuran lobus kanan, kiri normal, permukaan rata sudut

lobus kanan,kiri tajam. Struktur echo parenkim homogen, tidak

tampak SOL, Vv hepatica/porta normal.

- Tidak tampak ascites maupun efusi pleura

- kandung empedu: bentuk dan ukuran normal, dinding tidak

menebal, tidak tampak batu, sludge maupun massa, tidak tampak

pelebaran uktus biliaris intra/ekstrahepatal.

- pankreas : bentuk dan ukuran normal, struktur echo homogen, tidak

tampak lesi patologis/kalsifikasi maupun mssa, tidak tampak

pelebaran duktus pankreatikus

32

Page 33: Elisa Kista Ovarium

- lien : bentuk dan ukuran normal, struktur echo parenkim homogen,

tidak tampak SOL, vena lienalis tidak melebar

- ginjal bilateral : bentuk dan ukuran normal, sistem pelviokalises dan

parenkim baik,tidak tampak batu/massa/bendungan

- buli-buli : tidak tampak kelainan, tidak tampak batu/massa

- uterus : tidak tampak kelainan

- aorta tidak melebar, normal kalibernya, tidak tampak pembesaran

KGB paraaorta

Kesan :

- massa kistik besar dalam rongga abdomen terutama kiri tengah

atas yang tampaknya berasal dari rongga pelvis terutma kiri, sangat

mungkin kista ovarium kiri

- USG organ intra abdomen atas dan bawah yang lain tidak tampak

kelainan

Tanggal 8 September 2005

CT Scan kepala potongan axial interval 10 menit, pre dan post

kontras iv dan pemberian kontras oral

Liver : ukuran normal, permukaan reguler, densitas

homogen, tidak tampak pelebaran aorta bilier

intrahepatal, SOL -. Yang pada pemberian kontras

iv tidak tampak penyangatan patologis

Gall blader : ukuran normal, tidak tampak batu opak

Pancreas : ukuran dan densitas normal, SOL-

Lien : ukuran normal, densitas homogen, SOL-

Ren kanan,kiri : ukuran normal, fungsi sekresi dan ekskresi kedua

ren baik, tidak tampak batu maupun caliectasis di

kedua ren

Vesica urinaria : bentuk normal, batu opak –

Uterus : besar dalam batas normal, tampak kalsifikasi,

bulat, batas tegas di dalam uterus tampak massa

kistik bersepta-septa dari cavum pelvis ke cranial

33

Page 34: Elisa Kista Ovarium

sampai setinggi batas inferior ren yang pada

pemberian kontras tampak penyangatan

inhomogen

Aorta : kaliber normal, tidak tampak pembesaran KGB

paraaorta

Usus : kaliber normal, merata

Kesan : kistoma ovarium

Tanggal 12 September 2005

Rontgen thorak :

Aspirasi kurang dalam

Cor :Aorta, sinus, diafragma baik

CTR < 50%, elongasi aorta –

Pulmo :corakan bronkovaskuler tidak meningkat

Tidak tampak coin lesion

Kedua hilus tidak prominent

Kesan : cor dan pulmo dalam batas normal

Elongasi aorta –

Tanggal 19 September 2005 ( RS Fatmawati)

- uterus sukar diidentifikasi

- abdomen : adneksa : massa kistik bersepta, berpapil dengan

bagian-bagian padat sebesar kehamilan 32 minggu

Penilaian : neoplasma ovarium kistik suspek malignancy

VI. RESUME

Pasien seorang wanita, umur 71 tahun,datang dengan keluhan timbul

benjolan di perut kiri bawah sejak 4 bulan sebelum masuk rumah

sakit yang semakin lama semakin membesar. Pasien merasakan

perutnya juga semakin berat.. Pada tanggal 17 agustus 2005, pasien

juga mengalami perdarahan. Pasien berobat ke puskesmas

34

Page 35: Elisa Kista Ovarium

kemudian ke Rumah sakit Pasar Jum’at, dan dilakukan USG. Saat itu

diketahui terdapat benjolan pada rahim dan disarankan untuk

dilakukan operasi. Pasien mengaku berat badannya turun. nafsu

makan menurun. Pasien diurut oleh dukun 2 kali (bulan Agustus).

Pasien berobat ke Rumah sakit PeriKasih (3/9/05) karena keluhan

nyeri pada perut kiri bawahnya, kemudian pasien dirujuk ke Rumah

Sakit Fatmawati. Timbul flek di celananya (27/9/05).

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

Status Generalis

TD : 130/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50c

RR : 20 x/menit

TB : 160 cm

BB : 52 kg

Lainnya dalam batas normal

Status ginekologikus

1. Abdomen

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), teraba massa dengan

ukuran 20x18x2cm, konsistensi keras,

permukaan tidak rata

2. Anogenital

VT : tidak dilakukan

Pemeriksaan laboratorium

Ca 125 : 79,3 H u/ml

Hasil USG

Kesan massa kistik besar dalam rongga abdomen

terutama kiri tengah atas yang tampaknya berasal dari

35

Page 36: Elisa Kista Ovarium

rongga pelvis terutama kiri, sangat mungkin kista ovarium

kiri (RS Perikasih)

Neoplasma ovarium kistik suspek malignancy (RS

Fatmawati)

Hasil CT Scan :

Kesan kista ovarium

Hasil Rontgen thorak :

Kesan cor dan pulmo dalam batas normal

VII. DIAGNOSIS

Kistadenoma ovarium sinistra padat suspek keganasan

VIII. DIAGNOSIS BANDING

-

IX. SIKAP

Perencanaan Laparatomi tanggal 29 September 2005

X. PROGNOSIS

Ad Vitam : Dubia

Ad Fungsionam : Dubia

Ad Sanationam : Dubia

XI. PENATALAKSANAAN

Tanggal 29 September 2005

S : flek di celana +, puasa sejak jam 00.00

O : Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 150/100 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

36

Page 37: Elisa Kista Ovarium

RR : 22 x/menit

Status generalis : dalam batas normal

Status ginekologikus :

1. Abdomen

Inspeksi : simetris, agak membuncit, teraba

massa dengan ukuran 5x4x2cm ,

konsistensi keras, permukaan tidak

rata

Palpasi : supel, nyeri tekan (-),

Perkusi : nyeri ketok tidak ada

Auskultasi : bising usus normal

2. Anogenital

Inspeksi : V/U tenang

Inspekulo : tidak dilakukan

VT : tidak dilakukan

A : Kista ovarii padat dengan suspek keganasan

P : - Pelaksanaan laparatomi oleh dr.Chamim, Sp.OG

LAPORAN OPERASI

Operator/Asisten : dr. Chamim, Sp.OG, K Onk/dr. Santy

Diagnosa pre op : kista ovarium padat suspek ganas

Diagnosa post op : kista ovarium musinosum

Macam operasi : histerektomi, SOB, apendiktomi,

omentektomi

1. Pasien telentang diatas meja operasi dalam anestesi umum.

2. Dilakukan a dan antisepsis di daerah operasi dan sekitarnya

3. Dilakukan insisi mediana dari pusat simfisis

4. Setelah peritoneum dibuka tampak kista diameter 20 cm, telah

pecah keluar cairan musin yang mengisi rongga abdomen

37

Page 38: Elisa Kista Ovarium

5. Dilakukan SOS, vries coupe (kista ovarii musinosum tanpa tanda

ganas)

6. Pada eksplorasi dinding depan dan belakang uterus tampak masa

musin, dilakukan histerektomi + SOB, kemudian dilanjutkan

apendiktomi

7. Pada eksplorasi didapatkan fokus-fokus masa musin pada

seluruh omentum, dilakukan omentektomi (PA)

8. Rongga abomen dicuci dengan Dx 10% 4000cc

9. Pasang drain

10.Diyakini tidak ada perdarahan dinding Abdomen dijahit lapis demi

lapis dengan vicryl no. 1, kulit dijahit subkutikuler dengan vicryl

no. 3.0

11.Perdarahan selama operasi 500 cc

12.Urine 400 cc jernih

Instruksi pasca op

rawat high care

observasi TNP tiap 15 menit dalam 24 jampertama

observasi tanda akut dan produksi drain/15 menit dalam 2

pertama dan tiap jam dalam 24 jam pertama

Cek DPL post op, bila Hb< 7 gr/dl transfusi

Puasa, realimentasi bertahap setelah BU +

Mobilisasi dini

Pertahankan NGT produksi < 500 cc, produksi drain < 100 cc

cairan 2500 cc/24 jam terdiri dari :

a.1 Dx 10 %

b.2 RL

c. Kaen Mg

d.Trofen

Kedacilin 3 x 1 gr i.v

Tramal drip 3x 1 ampul dalam RL 500 cc/8 jam

38

Page 39: Elisa Kista Ovarium

balans cairan/6 jam seimbang

Alinamin F 3x 1 amp

Vit C 2x400mg

Follow up post operasi

Tanggal 30 September 2005

S : Nyeri daerah operasi, flatus -

O : Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 130/80 mmHg

N : 68 x/menit

S : 36,50C

RR : 20 x/menit

Status generalis

Abdomen : luka tertutup perban, bising usus (+

menurun)

Status Ginekologikus

Abdomen : luka tertutup perban

Anogenital : V/U tenang tak tampak perdarahan

pervaginam.

Urine : 1000 cc/18 jam

A : post laparatomi hari I

ec kista ovarii musinosum

P : - Kedacilin 3 x 1 gr iv

- Tramal drip 3x1 amp dalam 500 cc/8 jam

- RL : kaeMg : Dx10% : trofen = 2:1:1:1

- Alinamin 3x1 amp

- Vit C 2x400 mg

- Puasa sampai flatus +

Pemeriksaan laboratorium post transfusi :

Hb : 12,2 gr/dl

Ht : 36 %

39

Page 40: Elisa Kista Ovarium

Lekosit : 11.100 u/L

Trombosit : 278.000 u/L

Tanggal 1 Oktober 2005

S : Nyeri bekas operasi, flatus -

O : Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 130/90 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

RR : 20 x/menit

Status generalis

Abdomen : luka tertutup perban, bising usus (+

menurun)

Status Ginekologikus

Abdomen : supel, luka tertutup perban, nyeri

tekan +

Anogenital : V/U tenang tak tampak perdarahan

pervaginam.

Urine : 300 cc/6jam

Drain : + (minimal)

NGT : hijau 100 cc

A : post laparatomi hari II

ec kistamusinosum ovarii

P : - Kedacilin 3 x 1 gr iv

- Tramal drip 3x1 amp dalam 500 cc/8 jam

- RL : kaeMg : Dx10% : trofen = 2:1:1:1

- Alinamin 3x1 amp

- Vit C 2x400 mg

Tanggal 3 Oktober 2005

S : Nyeri daerah operasi

O : Keadaan umum : sakit sedang

40

Page 41: Elisa Kista Ovarium

Kesadaran : compos mentis

TD : 130/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

RR : 24 x/menit

Status generalis

Abdomen : luka tertutup perban, bising usus (+

menurun)

Status Ginekologikus

Abdomen : supel, luka tertutup perban, nyeri

tekan +

Anogenital : V/U tenang tak tampak perdarahan

pervaginam.

Urine : 200 cc/ 6jam

A : post laparatomi hari IV

ec kistamusinosum ovarii

P : - Kedacilin 3 x 1 gr iv

- Tramal drip 3x1 amp dalam 500 cc/8 jam

- RL : kaeMg : Dx10% : trofen = 2:1:1:1

- Alinamin 3x1 amp

- Vit C 2x400 mg

- Mobilisasi dini, realimentasi bertahap

- DC bladder training 2 hari, drain aff

Tanggal 4 Oktober 2005

S : Nyeri daerah operasi

O : Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 110/80 mmHg

N : 84 x/menit

S : 36,50C

RR : 22 x/menit

41

Page 42: Elisa Kista Ovarium

Status generalis

Abdomen : luka tertutup perban, bising usus

(+)

Status Ginekologikus

Abdomen : luka tertutup perban, rembesan

darah -, nyeri +

Anogenital : V/U tenang tak tampak perdarahan

pervaginam.

A : post laparatomi hari V

ec kistamusinosum ovarii

P : - Klindamicin 3x300 mg

- As mefenamat 3x500 mg

- Sangobion 1x1

- Mobilisasi dini, realimentasi bertahap

Hasil PA :

Makroskopis

I. kemungkinan appendiks ukuran 2xdiameter 2 cm, putih, kenyal,

sebagian cetak 2 kup & blok

II. uterus ukuran 7x8x3 cm,putih,kenyal, sebagian cetak

a. servik 1 kup

b.endometrium 1 kup

c.ovarium + tuba 1 kup

III. jaringan tidak teratur 300 cc,kuning, lunak, sebagian cetak 2 kup,

1 blok

Mikroskopis

I. sediaan appendiks menunjukkan lumen berdilatasi, dindingnya

agak fibrosis, bersebukan ringan sel radang menahun limfosit.

II. sediaan serviks dilapisi epitel skuamosa, endometrium

menunjukkan kelainan bentuk tubuler agak hiperplastis. Miometrium

dan serosa tanpa kelainan

42

Page 43: Elisa Kista Ovarium

III. sediaan menunjukkan kista yang dibatasi epitel kubis. Subepitel

stroma bersebukan satu-satu sel radang menahun

Kesimpulan :

I. appendisitis kronis

II. uterus tanpa kelainan nyata

III. kistadenoma ovarii musinosum

Penjelasan : tidak tampak tanda ganas

Tanggal 5 Oktober 2005

S : Nyeri daerah operasi, kaki kesemutan, nafsu makan

menurun

O : Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 140/80 mmHg

N : 84 x/menit

S : 36,50C

RR : 22 x/menit

Status generalis

Abdomen : luka tertutup perban, bising usus

(+)

Status Ginekologikus

Abdomen : luka tertutup perban, kering,

rembesan darah -, nyeri +

Anogenital : V/U tenang tak tampak perdarahan

pervaginam.

A : post laparatomi hari VI

ec kistamusinosum ovarii

P : - Klindamicin 3x300 mg

- As mefenamat 3x500 mg

- Sangobion 1x1

- DC aff, ganti kasa, besok pulang, kontrol 12 Oktober

2005

43

Page 44: Elisa Kista Ovarium

Tanggal 6 Oktober 2005

S : Nyeri daerah operasi -, nafsu makan +

O : Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

TD : 145/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

RR : 18 x/menit

Status generalis

Abdomen : luka tertutup perban, bising usus

(+)

Status Ginekologikus

Abdomen : luka tertutup perban, rembesan

darah -, nyeri -

Anogenital : V/U tenang tak tampak perdarahan

pervaginam.

A : post laparatomi hari VII

ec kistamusinosum ovarii

P : - Klindamicin 3x300 mg

- As mefenamat 3x500 mg

- Sangobion 1x1

- Ganti kasa, pulang

BAB IV

ANALISA KASUS

44

Page 45: Elisa Kista Ovarium

Pada kasus ini Ny A, 71 tahun, dengan diagnosis Kista Ovarium

padat suspek keganasan yang merupakan diagnosis pre-operatif

ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan

penunjang (USG&CT Scan).

Seperti yang disebutkan dalam buku Prof. Sarwono, tumor kistik ini

sering terjadi pada wanita reproduktif antara usia 20-50 tahun Pada

pasien ini, terjadi pada umur 71 tahun, dan terjadi setelah pasien

menopause (6), dapat dipikirkan adanya suatu proses keganasan.

Dari anamnesis ditemukan kelainan yang mengarah pada suatu

keadaan tumor kistik yaitu pasien mengeluh sakit perut bagian bawah.

Pasien merasa timbul benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang

lalu yang timbul akibat pertumbuhan tumor ovarium. Tetapi pasien tidak

ada keluhan ataupun gangguan buang air besar atau buang air kecil

seperti yang tersebut di pustaka Prof Hanifa. Hal ini menandakan bahwa

tumor tersebut tidak menekan kandung kemih. Nafsu makan yang

menurun dapat diakibatkan oleh ukuran tumor yang besar, selain itu dapat

juga dipikirkan ke arah keganasan karena adanya nafsu makan yang

menurun dan penurunan berat badan pada pasien.

Dari pemeriksaan fisik hanya didapatkan massa dengan ukuran

20x18x2 cm di bagian perut bawah bagian kiri, konsistensi keras dan

permukaan tidak rata. Konsistensi tumor yang padat tersebut mengarah

pada keganasan.

Dari pemeriksaan penunjang yaitu USG ditemukan kesan kista

ovarium. Pada pemeriksaan dengan CT Scan juga menunjukkan kesan

kistoma ovarii.

Pada operasi ditemukan massa kistik dengan diameter 20 cm yang

telah pecah keluar massa musin yang mengisi rongga abdomen, tanpa

tanda ganas. Pada eksplorasi didapatkan fokus massa musin pada

seluruh omentum. Hal ini mengarah pada diagnosis kista ovarium

musinosum. Dilakukan histerektomi total dengan salpingo-oophorektomi

bilateral, dimana hal tersebut sesuai dengan terapi pada kistadenoma

45

Page 46: Elisa Kista Ovarium

ovarii musinosum. Omentektomi dilakukan karena terdapatnya fokus

musin pada seluruh omentum. Pecah/rupturnya kista dapat terjadi secara

spontan atau oleh karena trauma. Pada pasien ini rupturnya kista dapat

disebabkan karena riwayat pasien yang diurut oleh dukun.Pada kasus ini

dilakukan VC (vries coupe) untuk menyingkirkan keganasan.

BAB V

46

Page 47: Elisa Kista Ovarium

KESIMPULAN DAN SARAN

Diagnosis kista ovarium padat suspek keganasan didapatkan

berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Tetapi setelah operasi dilakukan, dengan VC dan hasil PA

menunjukkan bahwa diagnosa pada pasien ini adalah kistadenoma

ovarii musinosum, tanpa tanda kegansan

Terapi yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat, yaitu dilakukan

histerektomi dan salfingooforektomi bilateral, omentektomi dan

apendiktomi. Hal tersebut sesuai dengan terapi kistadenoma

musinosum dan mengingat pasien sudah berusia 71 tahun (tidak

reproduktif lagi)

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa kista telah pecah dan

masuk ke rongga abdomen, sehingga ada kemungkinan timbul

psudomyxoma peritonei

47

Page 48: Elisa Kista Ovarium

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, F G; Paul C M; Norman F G. Williams Obstetrics. Edisi

18. EGC. 1995. hal 452-453

2. Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1999. hal 346-366;400-408

3. Sastrawinata, S. Ginekologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1981. hal 176-213

4. Novak, E R; Woodruff, J D. Novak’s Gynecologic and Obstetric

Pathology With Clinical and Endocrine Relation. Seventh edition. W B

Saunders. 1974. page 348-485

5. Moore, J G. Essential Of Obstetrics And Gynecology. Penerbit

Hipokrates. Jakarta. 2001

6. SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP fatmawati ; Standard

Operating Procedure kebidanan dan penyakit kandungan di RSUP

fatmawati ; Jakarta ; Februari 2000 , hal 60 – 63.

7. Http:\\www.Ovarian Cysts 6.htm

8. Http:\\www.Ovarian Cysts.htm

9. Http:\\www.FAQ-Ovary and adnexal masses and cysts.htm

10. http\\www.phome.cfl.rr.com/ dahmd/images/dermoid.jpg

11. Http:\\www.Fibroma-Thecoma of the Ovary2.htm

12. Http:\\www.Cystadenoma, Mucinous of the Ovary.htm

48

Page 49: Elisa Kista Ovarium

PRESENTASI KASUS

PEMBIMBING :

dr.Chamim, Sp.OG, K.Onk

Presentan :

Elisa Leonita Sutanto030.99.079

Oponen :Glent Michael N

Nur IndahAngela Liliana M

49

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGANRUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

PERIODE 19 September 2005 – 27 November 2005FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

Page 50: Elisa Kista Ovarium

50