lapkas kista ovarium
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di
pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada
bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah
kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan
kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama
siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang
disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus.
Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan
progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita,
bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan
kehamilan.
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita.kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal
yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di ovarium.
Namumn medis belum mampu menjelaskan secara gamblang bagaimana siklus hormonal
perempuan penderita terganggu. Namun dari berbagai penelitian yang terus dilakukan
untuk memecahkan kasus ini agar jumlah penderita kista dapat di tekan. Follikel adalah
semacam kantung – kantung di dalam ovarium yang berisi sel telur. Pada kasus kista,
follikel di dalam ovarium dapat berjumlah sedikit. Sel telur di dalam folikel tidak matang,
sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih – alih akan membentuk kristal di dalam
ovarium. Folikel yang tidak matang dan ketidakmampuan untuk menyalurkan sel telur
(proses ovulasi) sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah hormon FSH.
Perjalanan penyakit yang silent killer atau secara diam – diam menyebabkan
banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan
hanya mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan
mencegzah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian
dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap, sehingga dengan ini
1 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan. Kista ovarium memiliki jenis dan
klasifikasi yang cukup banyak, tergantung dari mana kista itu berasal.
2 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Definisi Kista Ovarium
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan
ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair
yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput
semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista
dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah
dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jumlah diagnosa kista ovarium meningkat seiring dengan pemeriksaan fisik dan
penggunaan ultrasound (USG) secara luas.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi
dan pelepasan sel telur dari ovarium.
II. 2 Epidemiologi
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium)
dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian
terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan
karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila
sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga
penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”
Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua
wanita premenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse.
Kebanyakan dari kista tersebut bersifat jinak. Kista ovarium fungsional terjadi pada semua
umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang setelah
masa menopouse.
3 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Insidensi keganasan ovarium, tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3
per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5
kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.
II. 3 Anatomi Ovarium
Indung telur pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan
terletak di kiri dan di kanan, dilapisi mesovarium dan tergantung dibelakang ligamentum
latum. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan berukuran 2,5-5 cm x1,5-2
cm x 0,6-1 cm. Posisi ovarium ini didukung oleh ligamentum ovarika, ligamentum
infundibulopelvikum dan mesovarium. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah kedua ovarium melalui ligamentum
suspensorium ovarii.
Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Bagian ovarium kecil berada dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Dari sini masuk
pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan
belakang ligamentum latum dan ovarium dinamakanmesovarium
Bagian ovarium yang berada di dalam cavum peritonei dilapisi oleh epitel
kubik-silindrik, disebut epithelium germinativun. Dibawah epitel ini terdapat tunika
albuginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel – folikel primordial.
Pada wanita diperkirakan terdapat banyak polikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang
dua folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian
ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka
ragam, dan pula dalam tingkat – tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi
oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graaf yang matang. Folikel yang matang ini
terisi dengan likuour folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berevolusi.
Fungsi ovarium meliputi :
1. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui
tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki
uterus, jika terjadi proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan melekat
(implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang
4 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi
dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.
2. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini
berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita
dan mengatur siklus menstruasi
Gambar I. Ovarium
II. 4 Etiologi
Samapai sekarang penyebab kista ovarium belum diketahui namun beberapa
sumber mengatakan bahwa Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista
indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista
folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat menopause,
sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi folikel stimulation hormon(FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5
cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi
cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.Kista theka-lutein biasanya bersifat
bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan
tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi hormon.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium :
5 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Riwayat kista ovarium sebelumnya
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
Tingkat kesuburan
Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
Terapi tamosifen pada kanker mamma
II. 5 Klasifikasi Kista Ovarium
Massa di ovarium yang paling umum ditemukan adalah kista ovarium fisiologis.
Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Secara umum
kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobil dan konsistensi
kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik dapat juga terjadi
ketidakteraturan haid. Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi
normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam
kurun 2-3 siklus haid. Jenis – jenis kista ovarium secara umum :
II. 5. 1 Kista Fungsional
Kista Folikuler
Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi
bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh
kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan
mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk
jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak
pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi
sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering
hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
Kista Korpus Luteum
Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain
dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam
folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang
keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus
6 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam
beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan
berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan
nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan
perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
II. 5. 2 Kista Dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan
lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam
kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat
menjadi besar dan menimbulkan nyeri.
Gambar 2. Kista Dermoid
II. 5. 3 Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang
menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi
darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang
menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.
II. 5. 4 Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya
bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut
lainnya dan menimbulkan nyeri.
7 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
II. 5. 5 Polikistik Ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen
yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal
yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah
infertilitas.
II. 6 Patofisiologi Kista Ovarium
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone
hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang
tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah
dan segera menutup kembali.
8 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan
serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan
serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai
diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma)
dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi
yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa
dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah
tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma
berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional;
ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
II.5 Gambaran Klinis Kista Ovarium
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ovarium berlangsung secara
tersembunyi sehingga diagnosis sering ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan
stadium lanjut. Sampai pada waktunya pasien datang dan mengeluh adanya ketidakteraturan
menstruasi, nyeri pada perut bawah, dan timbul benjolan pada perut Tetapi ada
pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian
penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau
kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Pada stadium awal dapat berupa:
Haid tidak teratur karena tidak terjadi ovulasi
Nyeri pada saat mentruasi
9 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Kontipasi dan poliuria jika tumor sudah menekan rektum atau kandung
kemih mungkin terjadi
Nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri pada saat bersenggema karena
peregangan atau penekanan daerah panggu
Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang
bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan dinding
dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak
bayangan opak yang lebih
infertilitas
Pada stadium lanjut dapat berupa gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya
asites (penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut),
dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Gejala ini dapat
berupa:
Perut membuncit karena ada masa dalam abdomen
Kembung,
Mual,
Gangguan nafsu makan,
Sesak napas karena karena penumpukan cairan bisa juga terjadi pada
rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada
II. 6 Diagnosa Kista Ovarium
Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak
menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang menyebabkan
perdarahan intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang hebat di daerah perut
bagian bawah, dan kaku.
Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti:
rasa sakit pada panggul,
sakit pinggang,
sakit saat berhubungan seksual,
pendarahan rahim yang abnormal.
Secara umum Diagnosa kista ovarium ditegakkan dengan:
10 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
A.Anamnesa
Perut terasa penuh, berat, kembung
Konstipasi dan poliuria
Haid tidak teratur
Nyeri pada saat coitus
Mual, muntah, gembung, dan gangguan nafsu makan
B.Pemeriksaan fisik
Inspeksi
o Perut membesar seperti orang hamil
Palpasi abdomen
o Teraba masa di abdomen biasanya sebelah kanan atau sebelah kiri
o Kadang-kadang nyeri pada perabaan
o Masa bias dibedakan dengan uterus
o Konsistensinya kistik
C.Pemeriksaan penunjang
USG
Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat
(kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan dinding dinding
yang tipis/tegas, dan di tepi belakang kista nampak bayangan opak yang
lebih putih dari dinding depannya.
Gambar 3.Gambaran USG dari kista ovarium
11 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk
biopsi.5,9
II. 6 Diagnosa Banding
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit
dengan gejala yang sama pada kista ovarium, yaitu:
1. Inflamasi Pelvic (PID)
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative
pembesaran ovarium kiri (pada pasien dengan keluhan nyeri), pada
laboratorium leukosit meningkat
2. Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus,
lusen yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
3. Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,
dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada
pembuahan intrauterine, pada USG tampak kantong kehamilan dituba.
4. Kanker ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan
ireguler.
II. 7 penatalaksanaan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak
akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis.Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter
melakukan pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple
berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,
pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kists ampai dengan beberapa
12 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat
diabaikan karena akan mengecil sendiri. Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin
hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan,
dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG
ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.
Prinsipnya tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik
tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada
penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor
tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk
menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan
tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung
tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan
ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngektomi). Jika terdapat
keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngektomi bilateral. Akan
tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat
keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko
dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan
gejala-gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:
1. Pil Kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan
ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
2. Pembedahan
Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid,
atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista
dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan
13 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih pada tempatnya.
Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan tindakan histerektomi
untuk pengangkatan ovarium.
Indikasi pembedahan pada kista ovarium
Kista tidak menghilang
Memiliki ukuran besar
Nyeri perut
Nyeri haid atau gangguan siklus dan infertilitas
II. 8 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
1. Perdarahan intra tumor
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma,sehingga
menyebabkan pendarahan. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga
berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan
terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak
2. Perputaran tangkai (torsi)
Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yang penting adalah faktor faktor
dari tumor sendiridan gerakan gerakan peristaltik dari usus.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
14 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam
rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
II. 9 Prognosa
II. 9. 1 Kelangsungan Hidup
Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang untuk
menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”)
penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian
besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut.
Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan
prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat
menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia
sekalipun.
II. 9. 2 Kelangsungan Organ
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak
akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan
penanganan medis.
Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan
USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan
kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu
bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.
15 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
1. A,Price ,Sylvia,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 edisi
6,EGC,2005
2. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung Ginekologi, Elstar offset,Bandung,1981
3. Cotran Kumar,Robins.Dasar Patologi Penyakit Edisi 5,EGC,Jakarta 1999
4. Prawirobihardjo,sarwono,1999,Ilmu Kebidanan, edisi kedua,yayasan bina pustaka,
Jakarta
5. http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/kista-ovarium.html
6. http://fordearest.wetpaint.com/page/Kista+Ovarium
7. http://medlinux.blogspot.com/2007/09/kistoma-ovarii.html
8. http://netsains.com/2009/08/tips-praktis-mengatasi-kista-ovarium/
9. http://ririnmidwife.blogspot.com/2010/05/tumor-kandungan-metaplasi-
perubahan.html
10. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1193121986,2725 ,
11. http://www.syafir.com/2011/01/01/mengnal-penyakit-kista-ovarium-dam-jenis-
jenisnya
12. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10935
16 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA PASIEN
Pasien Suami
Nama : Ny. Gusniar Iswanto
Umur : 36 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Melayu Jawa
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Satpam
Alamat : Asrama Padang Brahrang, kec. Selesai Kab. Langkat
Masuk RS : 13 maret 2011
No. RM : 036182
17 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
ANAMNESA PENYAKIT
KU : Nyeri perut bagian bawah
Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah,perdarahan pervagina tidak ada,hal ini dialami os lebih
kurang 1 bulan ini tapi yang parah lebih kurang 1 mnggu ini. Os juga
mengaku perutnya terasa penuh,nyeri pada saat senggema,susah BAB dan
banyak BAK dan kalau mentruasi sakitnya lebih dari biasa dan tidak
teratur tapi tidak ada riwayat terlambat haid,badan os tidak demam,os
mempunyai anak hidup 2 orang umur yang paling kecil 5 tahun. Empat hari
sebelum ke rumah sakit os sempat USG dipraktek seorang dokter ahli
kebidanan dan hasilnya ada kista dalam ovarium hal ini didukung juga pada
palpasi teraba benjolan dalam abdomen sebesar telur ayam pada abdomen
bagian bawah sebelah kiri.
Riwayat mentruasi sebelumnya:
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 2 kali ganti duk
Lamanya : 7 hari
HPHT :12 April 2011
Riwayat paritas:
Os mempunyai anak 2 orang,yang paling kecil umur 5 tahun.
RPT : (-)
RPO : (-)
18 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1. Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/70mmHg
Respirasi Rate : 20x/menit
Heart Rate : 80x/menit
Suhu : 36,5 0 C
2. Keadaan Penyakit
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Status Lokalisata
1. Kepala
Mata : Reflek pupil (+/+),conjungtiva palpebra superior pucat (-/-)
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Leher : TVJ normal,pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
2. Thorax
Inspeksi : simetris
19 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)
3. Abdomen
Inspeksi : Massa intra abdominal (+), bekas operasi (-)
Palpasi : Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen
(+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltic usus normal
4. Ektremitas
Superior : dbn
Inferior : dbn
Status Obstetri dan Ginekologi
1. Abdomen
Inspeksi : Massa intra abdominal (+), bekas operasi (-),
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+),teraba benjolan kira –kira sebesar
teluar ayam pada perut bagian bawah sebelah kiri
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus normal
2. Genetalia Ekterna
Inspeksi:
Massa (-),udem (-),Radang(-) dan darah (-)
3. Genetalia Interna
Inspeksi:
20 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Perdarahan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan pada tanggal 09 Maret 2011 (os USG empat hari sebelum kerumah
sakit)
Uterus lebih besar dari biasa
Ovarium membesar
Kesan kista ovarium dengan ukuran 13,19 x 8,82 mm
2. Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 11 Maret 2011 pukul 11:00 wib
Darah rutin :
Hb : 11,7 gr/dl
Leukosit : 6000 mm3
Trombosit : 382.000 mm3
Hematokrit :35,7 %
LED :24 mm/jam
Golongan Darah : “B”
21 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
RESUME
ANEMNESA
KU : Nyeri perut bagian bawah
Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah,perdarahan pervagina tidak ada,hal ini dialami os lebih
kurang 1 bulan ini tapi yang parah lebih kurang 1 mnggu ini. Os juga
mengaku perutnya terasa penuh,nyeri pada saat senggema,susah BAB dan
banyak BAK dan kalau mentruasi sakitnya lebih dari biasa dan tidak
teratur tapi tdak ada riwayat terlambat haid, badan os tidak demam,os
mempunyai anak hidup 2 orang umur yang paling kecil 5 tahun. Empat hari
sebelum ke rumah sakit os sempat USG dipraktek seorang dokter ahli
kebidanan dan hasilnya ada kista dalam ovarium hal ini didukung juga pada
palpasi teraba benjolan dalam abdomen sebesar telur ayam pada abdomen
bagian bawah sebelah kiri.
PEMERIKSAAN FISKIK
Status lokalisata
1. Abdomen
Inspeksi : Massa intra abdominal (+)
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+)
Status Obstetri dan Ginekologi
1. Abdomen
Inspeksi : Massa intra abdominal (+)
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+),teraba benjolan kira –kira sebesar
teluar ayam pada perut bagian bawah sebelah kiri
22 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.USG
Dilakukan pada tanggal 09 Maret 2011 (os USG empat hari sebelum kerumah
sakit)
o Uterus lebih besar dari biasa
o Ovarium membesar
Kesan kista ovarium dengan ukuran 13,19 x 8,82 mm
2.Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 11 Maret 2011 pukul 11:00 wib
Darah rutin : LED : 24 mm/jam
Golongan Darah : “B”
DIAGNOSA BANDING
Inflamasi Pelvic (PID)
Kehamilan ektopik
Endometriosis
DIAGNOSA KERJA
Kista Ovarium 13,19 x 8,82 mm
RENCANA TINDAKAN
- Laparatomi
Persiapan :
Infuse terpaang dengan baik
Kateter terpasang dengan baik
Cukur pubes
Sio (surat izin operasi)
- Cek ulang darah rutin setelah laparotomi
23 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
LAPORAN LAPARATOMI
Dilakukan pada tanggal 14 Maret 2011 pukul 10:00 wib
Operator : Dr. Sugianto Sp.OG
Penata anestesi: Paisal
Asisten :Amri S.Ked
- Os dibaringkan di meja operasi
- Dilakukan anestesi spinal
- Daerah yang mau dioperasi dikasih anti septic
- Oerator melakukan teknik sterilisai
- Dilakukan insisi pada abdomen bagian bawah
- Otot di insisi lapis demi lapis sampai dijumpai lokasi kista
- Kalau sudah dijumpai maka kista dipisahkan dari tempat perlekatanya
- Setelah kista berhasil diangkat semuanya maka otot dijahit lapis demi apis lagi
sampai otot paling luar
Kesan: Ovarium bersih dari kista
LAPORAN CEK ULANG DARAH RUTIN
Dilakukan pada tanggal 14 Maret 2011 pukul 19:00 wib
Darah rutin :
Hb : 10,7 gr/dl
Leukosit : 13000 mm3
Trombosit : 412.000 mm3
Hematokrit :33,2 %
TERAPI POST LAPARATOMI
- IVFD RL + 1 amp Tramadol 20 gtt/menit
- Inj.Sefotaksim 1gr/12 ja
- Inj.Gentamisin 80 mg/8 jam
24 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
- Inj.Tramadol 1 amp /8 jam
- Diet MB
FOLLOW UP
FOLLOW UP Tgl 15 Maret 2011
pukul 06:00 Wib
Tgl 16 Maret 2011
pukul 06:00 Wib
Tgl 17 Maret 2011
pukul 06:30 wib
KU -Baik
-Kontraksi uterus
baik
-Baik
-Kontraksi uterus
baik
-Baik
-Kontraksi uterus
baik
Kesadaran CM CM CM
Keluhan -Perdarahan
pervagina (+)15 cc
-daerah operasi
mulai terasa sakit
pasien disuruh
mika dan miki
-Flatus (-)
-Perdarahan
pervagina (+)5 cc
-daerah operasi
mulai terasa sakit
pasien disuruh
belajar duduk
-flatus(-)
Perdarahan
pervagina (+)5 cc
-daerah operasi
mulai terasa sakit
pasien disuruh
belajar berjalan
-flatus (-)
Vital Sign TD :120/70 mmhg
RR :24x/i
HR :80x/i
T :37,5 0 C
TD :110/70 mmHg
RR :24x/i
HR :80x/i
T : 36,9 0 C
TD :110/80 mmHg
RR :24x/i
HR :76x/i
T : 37,5 0 C
Terapi -IVFD RL + 1
amp Tramadol 20
gtt/menit
-Inj.Sefotaksim
1gr/12 ja
-Inj.Gentamisin 80
mg/8 jam
-IVFD RL + 1 amp
Tramadol 20
gtt/menit
-Inj.Sefotaksim
1gr/12 ja
-Inj.Gentamisin 80
mg/8 jam
-infus dan kateter di
aff
-Ciprofloksasin 500
mg 3x1
-Asam mefenamat
500 mg 3 x1
-Metronidazol 500
25 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
-Inj.Tramadol 1
amp /8 jam
-Diet MB
-Inj.Tramadol 1
amp /8 jam
-Diet MB
mg 3x1
-Viferron 1x1
KESIMPULAN
26 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Pada tanggal 17 maret 2011 pasien PBJ dalam keadaan sehat
Terapi PBJ adalah
Ciprofloksasin 500 mg 3x1
Asam mefenamat 500 mg 3 x1
Metronidazol 500 mg 3x1
-Viferron 1x1
27 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA