lapkas kista ovarium

38
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita.kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di ovarium. Namumn medis belum mampu menjelaskan secara gamblang bagaimana siklus hormonal perempuan penderita terganggu. Namun dari berbagai penelitian yang terus 1 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Upload: vino-g-albert

Post on 13-Aug-2015

85 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: lapkas kista ovarium

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di

pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada

bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah

kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan

kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama

siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang

disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus.

Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan

progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita,

bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan

kehamilan.

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak

menyerang wanita.kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal

yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di ovarium.

Namumn medis belum mampu menjelaskan secara gamblang bagaimana siklus hormonal

perempuan penderita terganggu. Namun dari berbagai penelitian yang terus dilakukan

untuk memecahkan kasus ini agar jumlah penderita kista dapat di tekan. Follikel adalah

semacam kantung – kantung di dalam ovarium yang berisi sel telur. Pada kasus kista,

follikel di dalam ovarium dapat berjumlah sedikit. Sel telur di dalam folikel tidak matang,

sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih – alih akan membentuk kristal di dalam

ovarium. Folikel yang tidak matang dan ketidakmampuan untuk menyalurkan sel telur

(proses ovulasi) sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah hormon FSH.

Perjalanan penyakit yang silent killer atau secara diam – diam menyebabkan

banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan

hanya mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan

mencegzah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian

dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap, sehingga dengan ini

1 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 2: lapkas kista ovarium

pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan. Kista ovarium memiliki jenis dan

klasifikasi yang cukup banyak, tergantung dari mana kista itu berasal.

2 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 3: lapkas kista ovarium

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Definisi Kista Ovarium

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di

mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan

ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.

Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair

yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput

semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista

dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah

dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Jumlah diagnosa kista ovarium meningkat seiring dengan pemeriksaan fisik dan

penggunaan ultrasound (USG) secara luas.

Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar

kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi

dan pelepasan sel telur dari ovarium.

II. 2 Epidemiologi

Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium)

dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian

terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan

karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila

sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga

penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”

Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua

wanita premenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse.

Kebanyakan dari kista tersebut bersifat jinak. Kista ovarium fungsional terjadi pada semua

umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang setelah

masa menopouse.

3 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 4: lapkas kista ovarium

Insidensi keganasan ovarium, tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3

per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5

kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.

II. 3 Anatomi Ovarium

Indung telur pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan

terletak di kiri dan di kanan, dilapisi mesovarium dan tergantung dibelakang ligamentum

latum. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan berukuran 2,5-5 cm x1,5-2

cm x 0,6-1 cm. Posisi ovarium ini didukung oleh ligamentum ovarika, ligamentum

infundibulopelvikum dan mesovarium. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan

ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah kedua ovarium melalui ligamentum

suspensorium ovarii.

Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.

Bagian ovarium kecil berada dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Dari sini masuk

pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan

belakang ligamentum latum dan ovarium dinamakanmesovarium

Bagian ovarium yang berada di dalam cavum peritonei dilapisi oleh epitel

kubik-silindrik, disebut epithelium germinativun. Dibawah epitel ini terdapat tunika

albuginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel – folikel primordial.

Pada wanita diperkirakan terdapat banyak polikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang

dua folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian

ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka

ragam, dan pula dalam tingkat – tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi

oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graaf yang matang. Folikel yang matang ini

terisi dengan likuour folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berevolusi.

Fungsi ovarium meliputi :

1. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui

tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki

uterus, jika terjadi proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan melekat

(implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang

4 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 5: lapkas kista ovarium

tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi

dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.

2. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini

berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita

dan mengatur siklus menstruasi

Gambar I. Ovarium

II. 4 Etiologi

Samapai sekarang penyebab kista ovarium belum diketahui namun beberapa

sumber mengatakan bahwa Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan

pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista

indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista

folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat menopause,

sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap

hipersekresi folikel stimulation hormon(FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya

ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5

cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi

cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang

fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang

berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.Kista theka-lutein biasanya bersifat

bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan

tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi hormon.

Faktor resiko terjadinya kista ovarium :

5 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 6: lapkas kista ovarium

Riwayat kista ovarium sebelumnya

Siklus menstruasi yang tidak teratur

Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)

Tingkat kesuburan

Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang

Terapi tamosifen pada kanker mamma

II. 5 Klasifikasi Kista Ovarium

Massa di ovarium yang paling umum ditemukan adalah kista ovarium fisiologis.

Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Secara umum

kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobil dan konsistensi

kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik dapat juga terjadi

ketidakteraturan haid. Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi

normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam

kurun 2-3 siklus haid. Jenis – jenis kista ovarium secara umum :

II. 5. 1 Kista Fungsional

Kista Folikuler

Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi

bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh

kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan

mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk

jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak

pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi

sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering

hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.

Kista Korpus Luteum

Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain

dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan

progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam

folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang

keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus

6 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 7: lapkas kista ovarium

luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam

beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan

berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan

nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan

perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.

II. 5. 2 Kista Dermoid

Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan

lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam

kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat

menjadi besar dan menimbulkan nyeri.

Gambar 2. Kista Dermoid

II. 5. 3 Kista Endometriosis

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput

dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang

menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi

darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang

menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.

II. 5. 4 Kistadenoma

Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya

bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut

lainnya dan menimbulkan nyeri.

7 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 8: lapkas kista ovarium

II. 5. 5 Polikistik Ovarium

Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang

menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom

polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen

yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal

yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah

infertilitas.

II. 6 Patofisiologi Kista Ovarium

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan

pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium

tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone

hipofisa dalam jumlah yang tepat.

Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang

terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami

pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam

ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang

disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih

dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus

luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah.

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan

pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan

membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan

selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista

theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau

sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang

tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah

dan segera menutup kembali.

8 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 9: lapkas kista ovarium

Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan

serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan

serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai

diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.

Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma)

dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi

yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan

menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat

menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol

dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari

semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel

permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa

dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.

Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah

tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma

berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional;

ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

II.5 Gambaran Klinis Kista Ovarium

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri

yang tidak berbahaya. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ovarium berlangsung secara

tersembunyi sehingga diagnosis sering ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan

stadium lanjut. Sampai pada waktunya pasien datang dan mengeluh adanya ketidakteraturan

menstruasi, nyeri pada perut bawah, dan timbul benjolan pada perut Tetapi ada

pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian

penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan

keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau

kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan

ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Pada stadium awal dapat berupa:

Haid tidak teratur karena tidak terjadi ovulasi

Nyeri pada saat mentruasi

9 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 10: lapkas kista ovarium

Kontipasi dan poliuria jika tumor sudah menekan rektum atau kandung

kemih mungkin terjadi

Nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri pada saat bersenggema karena

peregangan atau penekanan daerah panggu

Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang

bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan dinding

dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak

bayangan opak yang lebih

infertilitas

Pada stadium lanjut dapat berupa gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya

asites (penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut),

dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Gejala ini dapat

berupa:

Perut membuncit karena ada masa dalam abdomen

Kembung,

Mual,

Gangguan nafsu makan,

Sesak napas karena karena penumpukan cairan bisa juga terjadi pada

rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada

II. 6 Diagnosa Kista Ovarium

Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak

menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang menyebabkan

perdarahan intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang hebat di daerah perut

bagian bawah, dan kaku.

Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti:

rasa sakit pada panggul,

sakit pinggang,

sakit saat berhubungan seksual,

pendarahan rahim yang abnormal.

Secara umum Diagnosa kista ovarium ditegakkan dengan:

10 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 11: lapkas kista ovarium

A.Anamnesa

Perut terasa penuh, berat, kembung

Konstipasi dan poliuria

Haid tidak teratur

Nyeri pada saat coitus

Mual, muntah, gembung, dan gangguan nafsu makan

B.Pemeriksaan fisik

Inspeksi

o Perut membesar seperti orang hamil

Palpasi abdomen

o Teraba masa di abdomen biasanya sebelah kanan atau sebelah kiri

o Kadang-kadang nyeri pada perabaan

o Masa bias dibedakan dengan uterus

o Konsistensinya kistik

C.Pemeriksaan penunjang

USG

Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat

(kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan dinding dinding

yang tipis/tegas, dan di tepi belakang kista nampak bayangan opak yang

lebih putih dari dinding depannya.

Gambar 3.Gambaran USG dari kista ovarium

11 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 12: lapkas kista ovarium

Laparoskopi

Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui

pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,

menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk

biopsi.5,9

II. 6 Diagnosa Banding

Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit

dengan gejala yang sama pada kista ovarium, yaitu:

1. Inflamasi Pelvic (PID)

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative

pembesaran ovarium kiri (pada pasien dengan keluhan nyeri), pada

laboratorium leukosit meningkat

2. Endometriosis

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus,

lusen yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.

3. Kehamilan Ektopik

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,

dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada

pembuahan intrauterine, pada USG tampak kantong kehamilan dituba.

4. Kanker ovarium

Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan

ireguler.

II. 7 penatalaksanaan

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak

akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak

memerlukan penanganan medis.Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter

melakukan pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple

berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,

pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kists ampai dengan beberapa

12 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 13: lapkas kista ovarium

siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat

diabaikan karena akan mengecil sendiri. Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin

hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan,

dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG

ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.

Prinsipnya tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik

tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada

penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor

tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut

mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk

menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam

pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan

tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung

tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan

ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngektomi). Jika terdapat

keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngektomi bilateral. Akan

tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat

keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko

dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan

gejala-gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:

1. Pil Kontrasepsi

Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan

ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.

2. Pembedahan

Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid,

atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista

dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan

13 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 14: lapkas kista ovarium

tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih pada tempatnya.

Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan tindakan histerektomi

untuk pengangkatan ovarium.

Indikasi pembedahan pada kista ovarium

Kista tidak menghilang

Memiliki ukuran besar

Nyeri perut

Nyeri haid atau gangguan siklus dan infertilitas

II. 8 Komplikasi

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker

ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas

namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining

atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

1. Perdarahan intra tumor

Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma,sehingga

menyebabkan pendarahan. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga

berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala

klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan

terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak

2. Perputaran tangkai (torsi)

Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran

tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.

Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yang penting adalah faktor faktor

dari tumor sendiridan gerakan gerakan peristaltik dari usus.

3. Infeksi pada tumor

Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.

14 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 15: lapkas kista ovarium

4. Robekan dinding kista

Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam

rungan abdomen.

5. Keganasan kista ovarium

Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

II. 9 Prognosa

II. 9. 1 Kelangsungan Hidup

Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang untuk

menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”)

penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian

besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut.

Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan

prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat

menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia

sekalipun.

II. 9. 2 Kelangsungan Organ

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak

akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan

penanganan medis.

Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan

USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan

kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu

bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.

15 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 16: lapkas kista ovarium

DAFTAR PUSTAKA

1. A,Price ,Sylvia,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 edisi

6,EGC,2005

2. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran

Bandung Ginekologi, Elstar offset,Bandung,1981

3. Cotran Kumar,Robins.Dasar Patologi Penyakit Edisi 5,EGC,Jakarta 1999

4. Prawirobihardjo,sarwono,1999,Ilmu Kebidanan, edisi kedua,yayasan bina pustaka,

Jakarta

5. http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/kista-ovarium.html

6. http://fordearest.wetpaint.com/page/Kista+Ovarium

7. http://medlinux.blogspot.com/2007/09/kistoma-ovarii.html

8. http://netsains.com/2009/08/tips-praktis-mengatasi-kista-ovarium/

9. http://ririnmidwife.blogspot.com/2010/05/tumor-kandungan-metaplasi-

perubahan.html

10. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1193121986,2725 ,

11. http://www.syafir.com/2011/01/01/mengnal-penyakit-kista-ovarium-dam-jenis-

jenisnya

12. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10935

16 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 17: lapkas kista ovarium

LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN

I. ANAMNESA PASIEN

Pasien Suami

Nama : Ny. Gusniar Iswanto

Umur : 36 tahun 40 tahun

Agama : Islam Islam

Suku : Melayu Jawa

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT Satpam

Alamat : Asrama Padang Brahrang, kec. Selesai Kab. Langkat

Masuk RS : 13 maret 2011

No. RM : 036182

17 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 18: lapkas kista ovarium

ANAMNESA PENYAKIT

KU : Nyeri perut bagian bawah

Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan nyeri

perut bagian bawah,perdarahan pervagina tidak ada,hal ini dialami os lebih

kurang 1 bulan ini tapi yang parah lebih kurang 1 mnggu ini. Os juga

mengaku perutnya terasa penuh,nyeri pada saat senggema,susah BAB dan

banyak BAK dan kalau mentruasi sakitnya lebih dari biasa dan tidak

teratur tapi tidak ada riwayat terlambat haid,badan os tidak demam,os

mempunyai anak hidup 2 orang umur yang paling kecil 5 tahun. Empat hari

sebelum ke rumah sakit os sempat USG dipraktek seorang dokter ahli

kebidanan dan hasilnya ada kista dalam ovarium hal ini didukung juga pada

palpasi teraba benjolan dalam abdomen sebesar telur ayam pada abdomen

bagian bawah sebelah kiri.

Riwayat mentruasi sebelumnya:

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Banyak : 2 kali ganti duk

Lamanya : 7 hari

HPHT :12 April 2011

Riwayat paritas:

Os mempunyai anak 2 orang,yang paling kecil umur 5 tahun.

RPT : (-)

RPO : (-)

18 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 19: lapkas kista ovarium

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

1. Keadaan Umum

Sensorium : Compos Mentis

Tekanan darah : 110/70mmHg

Respirasi Rate : 20x/menit

Heart Rate : 80x/menit

Suhu : 36,5 0 C

2. Keadaan Penyakit

Anemia : (-)

Sianosis : (-)

Dyspnoe : (-)

Ikterus : (-)

Edema : (-)

Status Lokalisata

1. Kepala

Mata : Reflek pupil (+/+),conjungtiva palpebra superior pucat (-/-)

Telinga : dbn

Hidung : dbn

Leher : TVJ normal,pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

2. Thorax

Inspeksi : simetris

19 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 20: lapkas kista ovarium

Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)

3. Abdomen

Inspeksi : Massa intra abdominal (+), bekas operasi (-)

Palpasi : Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen

(+)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltic usus normal

4. Ektremitas

Superior : dbn

Inferior : dbn

Status Obstetri dan Ginekologi

1. Abdomen

Inspeksi : Massa intra abdominal (+), bekas operasi (-),

Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+),teraba benjolan kira –kira sebesar

teluar ayam pada perut bagian bawah sebelah kiri

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik usus normal

2. Genetalia Ekterna

Inspeksi:

Massa (-),udem (-),Radang(-) dan darah (-)

3. Genetalia Interna

Inspeksi:

20 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 21: lapkas kista ovarium

Perdarahan (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG

Dilakukan pada tanggal 09 Maret 2011 (os USG empat hari sebelum kerumah

sakit)

Uterus lebih besar dari biasa

Ovarium membesar

Kesan kista ovarium dengan ukuran 13,19 x 8,82 mm

2. Laboratorium

Dilakukan pada tanggal 11 Maret 2011 pukul 11:00 wib

Darah rutin :

Hb : 11,7 gr/dl

Leukosit : 6000 mm3

Trombosit : 382.000 mm3

Hematokrit :35,7 %

LED :24 mm/jam

Golongan Darah : “B”

21 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 22: lapkas kista ovarium

RESUME

ANEMNESA

KU : Nyeri perut bagian bawah

Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan nyeri

perut bagian bawah,perdarahan pervagina tidak ada,hal ini dialami os lebih

kurang 1 bulan ini tapi yang parah lebih kurang 1 mnggu ini. Os juga

mengaku perutnya terasa penuh,nyeri pada saat senggema,susah BAB dan

banyak BAK dan kalau mentruasi sakitnya lebih dari biasa dan tidak

teratur tapi tdak ada riwayat terlambat haid, badan os tidak demam,os

mempunyai anak hidup 2 orang umur yang paling kecil 5 tahun. Empat hari

sebelum ke rumah sakit os sempat USG dipraktek seorang dokter ahli

kebidanan dan hasilnya ada kista dalam ovarium hal ini didukung juga pada

palpasi teraba benjolan dalam abdomen sebesar telur ayam pada abdomen

bagian bawah sebelah kiri.

PEMERIKSAAN FISKIK

Status lokalisata

1. Abdomen

Inspeksi : Massa intra abdominal (+)

Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+)

Status Obstetri dan Ginekologi

1. Abdomen

Inspeksi : Massa intra abdominal (+)

Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+),teraba benjolan kira –kira sebesar

teluar ayam pada perut bagian bawah sebelah kiri

22 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 23: lapkas kista ovarium

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.USG

Dilakukan pada tanggal 09 Maret 2011 (os USG empat hari sebelum kerumah

sakit)

o Uterus lebih besar dari biasa

o Ovarium membesar

Kesan kista ovarium dengan ukuran 13,19 x 8,82 mm

2.Laboratorium

Dilakukan pada tanggal 11 Maret 2011 pukul 11:00 wib

Darah rutin : LED : 24 mm/jam

Golongan Darah : “B”

DIAGNOSA BANDING

Inflamasi Pelvic (PID)

Kehamilan ektopik

Endometriosis

DIAGNOSA KERJA

Kista Ovarium 13,19 x 8,82 mm

RENCANA TINDAKAN

- Laparatomi

Persiapan :

Infuse terpaang dengan baik

Kateter terpasang dengan baik

Cukur pubes

Sio (surat izin operasi)

- Cek ulang darah rutin setelah laparotomi

23 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 24: lapkas kista ovarium

LAPORAN LAPARATOMI

Dilakukan pada tanggal 14 Maret 2011 pukul 10:00 wib

Operator : Dr. Sugianto Sp.OG

Penata anestesi: Paisal

Asisten :Amri S.Ked

- Os dibaringkan di meja operasi

- Dilakukan anestesi spinal

- Daerah yang mau dioperasi dikasih anti septic

- Oerator melakukan teknik sterilisai

- Dilakukan insisi pada abdomen bagian bawah

- Otot di insisi lapis demi lapis sampai dijumpai lokasi kista

- Kalau sudah dijumpai maka kista dipisahkan dari tempat perlekatanya

- Setelah kista berhasil diangkat semuanya maka otot dijahit lapis demi apis lagi

sampai otot paling luar

Kesan: Ovarium bersih dari kista

LAPORAN CEK ULANG DARAH RUTIN

Dilakukan pada tanggal 14 Maret 2011 pukul 19:00 wib

Darah rutin :

Hb : 10,7 gr/dl

Leukosit : 13000 mm3

Trombosit : 412.000 mm3

Hematokrit :33,2 %

TERAPI POST LAPARATOMI

- IVFD RL + 1 amp Tramadol 20 gtt/menit

- Inj.Sefotaksim 1gr/12 ja

- Inj.Gentamisin 80 mg/8 jam

24 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 25: lapkas kista ovarium

- Inj.Tramadol 1 amp /8 jam

- Diet MB

FOLLOW UP

FOLLOW UP Tgl 15 Maret 2011

pukul 06:00 Wib

Tgl 16 Maret 2011

pukul 06:00 Wib

Tgl 17 Maret 2011

pukul 06:30 wib

KU -Baik

-Kontraksi uterus

baik

-Baik

-Kontraksi uterus

baik

-Baik

-Kontraksi uterus

baik

Kesadaran CM CM CM

Keluhan -Perdarahan

pervagina (+)15 cc

-daerah operasi

mulai terasa sakit

pasien disuruh

mika dan miki

-Flatus (-)

-Perdarahan

pervagina (+)5 cc

-daerah operasi

mulai terasa sakit

pasien disuruh

belajar duduk

-flatus(-)

Perdarahan

pervagina (+)5 cc

-daerah operasi

mulai terasa sakit

pasien disuruh

belajar berjalan

-flatus (-)

Vital Sign TD :120/70 mmhg

RR :24x/i

HR :80x/i

T :37,5 0 C

TD :110/70 mmHg

RR :24x/i

HR :80x/i

T : 36,9 0 C

TD :110/80 mmHg

RR :24x/i

HR :76x/i

T : 37,5 0 C

Terapi -IVFD RL + 1

amp Tramadol 20

gtt/menit

-Inj.Sefotaksim

1gr/12 ja

-Inj.Gentamisin 80

mg/8 jam

-IVFD RL + 1 amp

Tramadol 20

gtt/menit

-Inj.Sefotaksim

1gr/12 ja

-Inj.Gentamisin 80

mg/8 jam

-infus dan kateter di

aff

-Ciprofloksasin 500

mg 3x1

-Asam mefenamat

500 mg 3 x1

-Metronidazol 500

25 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 26: lapkas kista ovarium

-Inj.Tramadol 1

amp /8 jam

-Diet MB

-Inj.Tramadol 1

amp /8 jam

-Diet MB

mg 3x1

-Viferron 1x1

KESIMPULAN

26 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Page 27: lapkas kista ovarium

Pada tanggal 17 maret 2011 pasien PBJ dalam keadaan sehat

Terapi PBJ adalah

Ciprofloksasin 500 mg 3x1

Asam mefenamat 500 mg 3 x1

Metronidazol 500 mg 3x1

-Viferron 1x1

27 KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA