ekowisata di pusat pendidikan konservasi alam bodogol

6
EKOWISATA ALA PPKA BODOGOL “TIDAK MENGAMBIL APAPUN SELAIN FOTO, TIDAK MENINGGALKAN APAPUN SELAIN JEJAK KAKI” ARTIKEL ASPEK PEMANFAATAN diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Usaha Obyek Daya Tarik Wisata Alam disusun oleh: Melia Wanda Puspita NIM 1103192 PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Upload: melia-wanda-puspita

Post on 21-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekowisata ala PPKAB,"Tidak Mengambil Apapun Selain Foto, Tidak Meninggalkan Apapun Selain Jejak Kaki"

TRANSCRIPT

Page 1: Ekowisata di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

EKOWISATA ALA PPKA BODOGOL“TIDAK MENGAMBIL APAPUN SELAIN FOTO, TIDAK

MENINGGALKAN APAPUN SELAIN JEJAK KAKI”

ARTIKEL ASPEK PEMANFAATAN

diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliahManajemen Usaha Obyek Daya Tarik Wisata Alam

disusun oleh:

Melia Wanda Puspita

NIM 1103192

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

Page 2: Ekowisata di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Ekowisata ala PPKA Bodogol

Tidak Mengambil Apapun Selain Foto, Tidak Meninggalkan Apapun Selain Jejak Kaki

Oleh: Melia Wanda Puspita

Beberapa tahun ini, trend pariwisata mass tourism perlahan-lahan mulai tergantikan dengan trend pariwisata ecoturism atau yang biasa kita sebut dengan ekowisata. Pengertian ekowisata menurut The Ecotourism Society adalah bentuk perjalanan wisata ke areal alami yang dilakukan untuk konservasi lingkungan, melestarikan, dan mensejahterakan penduduk setempat. Perubahan ini dianggap merupakan langkah yang baik karena jika kita melihat kondisi lingkungan saat ini, baik lingkungan alam maupun sosial, seiring berjalannya waktu, kondisinya tidak semakin membaik. Ditambah lagi dengan dampak mass tourism yang dapat dikatakan tidak berpihak pada lingkungan, melainkan lebih pada money oriented.

PPKA (Pusat Pendidikan dan Konservasi Alam) Bodogol merupakan salah satu lokasi yang dapat dijadikan obyek ekowisata karena merupakan zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Adapula pengertian Taman Nasional menurut UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yaitu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan rekreasi. Sedangkan menyangkut PPKA Bodogol sebagai zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional, yang terbagi menjadi zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, dan zona lain yang terdiri dari zona tradisional, zona rehabilitasi, zona religi, budaya, dan sejarah, serta zona khusus.

Dari sumber yang sama, dikatakan bahwa zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi, dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi jasa/lingkungan lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa pada zona pemanfaatan dimungkinkan untuk pengembangan kepariwisataan alam bagi pengunjung dengan membangun fasilitas wisata alam.

Setelah mengidentifikasi potensi-potensi yang terdapat di PPKA Bodogol, nyatanya cukup banyak bentuk pemanfaatan yang terdapat di kawasan tersebut, diantaranya dari aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadaran mengenai konservasi alam, pemanfaatan sumberdaya alam, pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya, dan pemanfaatan untuk kegiatan wisata alam. Jika dianalisis, maka bentuk-bentuk pemanfaatan tersebut bermuara pada satu poin, yaitu pemanfaatan kegiatan wisata alam yang menunjang terjadinya kegiatan ekowisata di kawasan ini, baik dilihat dari potensi sumberdaya alamnya maupun dari cara pengelolaan wisatanya yang berbasis pada lingkungan.

Berdasarkan pernyataan di atas, jika kita merunut satu per satu bentuk pemanfaatan yang terdapat di PPKA Bodogol maka dapat terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu penelitian, pendidikan, dan ekowisata. Secara real dapat dicontohkan bahwa PPKA Bodogol dapat digunakan sebagai tempat penelitian dengan didirikannya Stasiun Penelitian Bodogol; pengamatan fenomena alam

Page 3: Ekowisata di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

terutama mengenai flora dan fauna yang terdapat disana; pendidikan mengenai konservasi alam yang diberikan pada berbagai pihak seperti pelajar, mahasiswa, tenaga pengajar, masyarakat setempat, dan aparat pemerintahan; bumi perkemahan; outbond; penangkaran flora dan fauna; budidaya tumbuhan obat dan anggrek; dan sebagainya dapat dikemas menjadi satu lingkaran besar ekowisata yang menarik. Sesuai dengan tema besar kawasan ini yaitu “Menyingkap Rahasia Hutan Hujan Tropis” yang mengajak pengunjung untuk mengetahui lebih dalam mengenai seluk beluk jenis hutan yang menjadi potensi besar bangsa ini melalui kegiatan ekowisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Lalu pertanyaan berikutnya, bagaimana bentuk nyata kegiatan ekowisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di PPKA Bodogol? Hal yang menarik, mungkin kita dapat melihatnya dari jargon yang diusung oleh kawasan ini yaitu “Tidak Mengambil Apapun Selain Foto, Tidak Meninggalkan Apapun Selain Jejak Kaki”. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, jargon ini nyatanya mudah diterima dan dimengerti oleh segala jenis kalangan pengunjung yang datang ke kawasan ini. Namun kata-kata tersebut bukan hanya sebuah jargon, setelah dilakukan observasi lapangan dan diskusi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelola PPKA Bodogol yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Conservation International Indonesia, dan Yayasan Owa Jawa berusaha sebaik mungkin memakai sistem pengelolaan ekowisata sesungguhnya yang senantiasa mempertimbangkan aspek-aspek dalam ekowisata.

Sesi Diskusi antara Mahasiswa dan Dosen Program Studi Manajemen Resort dan Leisure dengan Pihak Pengelola PPKA Bodogol

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pertama yaitu aspek pendidikan, PPKA Bodogol membuat program bertemakan aspek pendidikan yang bernama visit to school dan school visit. Visit to school adalah program dimana pengelola PPKA Bodogol mendatangi sekolah-sekolah di sekitar kawasan untuk memberikan edukasi mengenai konservasi alam dengan cara-cara yang menarik seperti memberikan gambaran mengenai hutan, games edukasi, dan lain sebagainya. Sedangkan school visit merupakan tahap selanjutnya dari program visit to school, dimana para pelajar dan tenaga pengajar diajak untuk mengetahui kawasan hutan secara langsung setelah sebelumnya diberikan gambaran mengenai hutan secara verbal dan visual.

Page 4: Ekowisata di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Kedua yaitu aspek konservasi, salah satu langkah tepat yang ditempuh oleh pengelola PPKA Bodogol adalah membatasi jumlah rombongan yang datang ke kawasan ini dalam satu waktu. Contohnya, jika terdapat rombongan dengan jumlah dalam skala sedang (20 orang ke atas) maka pengelola akan menutup sistem booking hingga rombongan tersebut check out dan akhirnya bisa dikunjungi kembali oleh rombongan lainnya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan manajemen pengunjung (visitor management) dan daya dukung (carrying capacity) yang dalam satu sisi bertujuan untuk tetap melindungi lingkungan dari dampak negatif kegiatan wisata, namun di sisi lain tetap harus menjaga kepuasan wisatawan.

Ketiga yaitu aspek sosial dan budaya, meskipun di PPKA Bodogol pada khususnya atau Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tidak terdapat zona tradisional seperti Kasepuhan Cipta Gelar di Taman Nasional Gunung Halimun. Namun penulis berpendapat bahwa pengelola PPKA Bodogol tetap menerapkan aspek ini dengan cukup baik, dapat dilihat dari pemberdayaan masyarakat setempat yang diangkat menjadi pengelola dan guide atau yang biasa disebut dengan interpreteur di kawasan ini, dengan sebelumnya diberikan pelatihan terlebih dulu.

Keempat yaitu aspek ekonomi di PPKA Bodogol menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Karena dalam sesi diskusi, pihak pengelola mengakui bahwa kawasan ini tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan pada aspek ekonomi terutama bagi masyarakat setempat. Namun, nyatanya PPKA Bodogol memberikan dampak yang jauh lebih besar dari itu, dengan masih sangat banyak flora dan fauna yang terdapat di kawasan ini membuat kualitas lingkungan dan ekosistem di lokasi ini dan sekitarnya berada dalam kondisi yang masih sangat baik. Dengan banyaknya pepohonan membuat udara masih sejuk dan kualitas air yang baik, ditambah lagi dengan masih terdapatnya spesies kunci atau spesies pengendali di kawasan ini seperti macan tutul, owa jawa, dan elang jawa. Spesies kunci merupakan spesies yang tidak lagi memiliki pemangsa, atau biasa disebut dengan istilah top predator atau mega herbivora, yang dengan keberadaannya dapat menjaga keseimbangan ekosistem.

Aspek terakhir yang tidak kalah penting dalam ekowisata yaitu aspek wisata atau pemanfaatan waktu luangnya itu sendiri. Bagaimana keempat aspek sebelumnya dapat dikemas sedemikian rupa menjadi kegiatan ekowisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat walau tidak selalu dipandang dari segi materialnya saja.

Akhir kata, dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk pemanfaatan di PPKA Bodogol yaitu kegiatan ekowisata dapat mengemas seluruh potensi sumberdaya alam yang terdapat di kawasan tersebut menjadi salah satu kegiatan wisata yang menarik. Selain dapat memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai hutan hujan tropis, juga dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagaimana rasanya kembali ke alam dan menyatu dengan alam yang selama ini menjadi “rumah” yang terlupakan oleh banyak orang. Alam, atau dalam hal ini khususnya adalah hutan, yang seringkali letaknya jauh dari tempat tinggal kita, baik dilupakan atau tidak, hutan tetap menjadi tumpuan kehidupan yang mendasar bagi seluruh manusia di dunia karena dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Kita harus mensyukuri dengan adanya kegiatan ekowisata yang dapat mengenalkan kita pada lingkungan alam dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga kesadaran kita mengenai lingkungan dapat meningkat.

Page 5: Ekowisata di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Daftar Pustaka:

UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Peraturan Menteri Kehutanan No. 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional

Modul Kuliah Manajemen Usaha ODTW Alam Program Studi Manajemen Resort dan Leisure (2013)