ekonomi pertanian 2012

Download Ekonomi pertanian 2012

If you can't read please download the document

Upload: andrew-gates

Post on 12-Jun-2015

505 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

  • 1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri EKONOMI PERTANIAN

2. Tugas MK: Ekonomi Nasional & Dunia Produksi: perkembangan skala usaha, lahan, irigasi (kalau ada), luas tanam/panen, produktifitas, produksi per propinsi (5 th terakhir) Perkembangan harga lokal/nasional/internasional, 5 th terakhir Perkembangan konsumsi, 5 th terakhir Pemasaran Perkembangan ekspor/impor, 5 th terakhir Kebijakan pemerintah Pembahasan kesimpulan 3. Komoditas Tan pangan perkebunan Sayuran dan buah 1. padi: 8.Tebu/gula: 18. bunga: 2. Jagung 9. tembakau: >19. Sayur :? 3. kedelai: 10. Kelapa sawit Durian: 4. Kacang 11. Kelapa Apel 5. Ubi kayu 12. Karet Cabe 6. Ubi jalar 13. coklat Bwang merah 7. Sagu 14. Kopi jeruk 15. the: manggis 16. Lada mangga 17. Cengkeh 4. I. PENDAHULUAN Menurut Hadisapoetro (1975), pertanian diartikan sebagai setiap campur tangan tenaga manusia dalam perkembangan tanam-tanaman maupun hewan agar diperoleh manfaat yang lebih baik daripada tanpa campur tangan tenaga manusia. Secara alami, tanaman dan hewan telah berkembang biak dengan sendirinya di hutan. Manusia tinggal mengambil sesuatu yang dihasilkan tanaman, misalnya buah-buahan, daun-daunan (sayuran), batang, dan umbi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai bahan makan utama (primer). Demikian juga perkembangan hewan di hutan, manusia tinggal mengambilnya dengan cara berburu untuk dimanfaatkan sebagai bahan makan sekundair. Dalam tahap ini belum dikenal pertanian. 1.1. PENGERTIAN 5. Kemudian manusia mulai mencoba menanam tanaman dan menangkap hewan untuk dipelihara di rumahnya. Adanya campur tangan manusia ini akan meningkatkan manfaat kepada manusia. Perkembangan inilah yang kemudian disebut dengan pertanian. Mosher (1966) memberi definisi pertanian sebagai sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan proses pertumbuhan tanaman dan hewan yang dilakukan oleh petani dalam suatu usahatani sebagai suatu perusahaan. Dengan demikian unsur pertanian terdiri dari proses produksi, petani, usahatani, dan usahatani sebagai perusahaan. Proses Produksi : tumbuhan mengambil zat hara yang ada di dalam tanah melalui akar-akarnya. Zat ini dibawa ke daun dan dengan bantuan sinar matahari, zat tersebut diubah menjadi buah-buahan, biji-bijia dan hasil lain dalam proses yang disebut photosinthesa. Hasil tumbuhan ini kemudian dimakan oleh hewan dan manusia. 6. Bahan makan dari tanaman ini disebut bahan makan primer, karena itu tanaman juga disebut pabrik makanan primer. Hewan dan ternak dengan makan tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan daging, telor, susu dan hasil ternak lain yang dikonsumsi oleh manusia. Karena itu hewan disebut bahan makan sekunder. Petani: Proses produksi tersebut bisa berlangsung tanpa campur tangan manusia seperti dapat kita lihat pada tumbuhan liar yang dengan demikian belum disebut pertanian. Dengan turut campur tangannya manusia dalam perkembangan tumbuhan dan hewan, maka pertumbuhan tersebut menjadi lebih sesuai dengan kemauan dan kebutuhan manusia, dan dengan demikian disebut pertanian. Manusia yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan tersebut disebut petani. Usahatani: Proses produksi tanaman dan hewan yang dikelola oleh petani tersebut dapat berlangsung apabila terdapat lahan yang luas. Lahan tersebut dinamakan usahatani. 7. Usahatani sebagai perusahaan : Petani dalam mengelola atau mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan tersebut menggunakan prinsip perusahaan. Artinya dia mempertimbangkan berbagai kombinasi input yang diberikan agar bisa menghasilkan output sesuai dengan tujuan secara efisien dan efektif. Dengan demikian Mosher memberi definisi pertanian sebagai sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan proses pertumbuhan tanaman dan hewan yang dilakukan oleh petani dalam suatu usahatani sebagai suatu perusahaan. Inilah pengertian umum dan modern dari pertanian. Pengertian pertanian yang lebih modern lagi adalah agribisnis. Struktur pertanian, berdasarkan ruang lingkupnya dapat dibedakan menjadi : pertanian dalam arti luas dan dalam arti sempit. Berdasarkan cara pengusahaannya dapat dibedakan menjadi : pertanian rakyat dan pertanian perusahaan besar. Berdasarkan lokasi dapat dibedakan menjadi : pertanian Jawa dan luar Jawa. 8. Pertanian dalam arti sempit meliputi tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan. Sedang pertanian dalam arti luas meliputi selain pertanian dalam arti sempit juga termasuk perikanan, peternakan, dan kehutanan. Pertanian rakyat adalah usaha pertanian yang dilakukan oleh keluarga petani. Ciri pertanian rakyat adalah 1) tidak jelas pemisahan kegiatan keluarga dengan kegiatan perusahaan 2) tenaga keluarga tidak diperhitungkan sebagai biaya 3) skala usaha relatif kecil. Pertanian perusahaan besar biasanya dilakukan pengelolaaan secara lebih profesional, jelas struktur organisasinya,bentuk badan usahanya formal misalnya PT, CV, Firma, UD, dan Koperasi. Pertanian di Jawa bisanya lahannya subur, lebih intensif, skalanya lebih kecil, lebih dominan tanaman pangan dan tanaman semusim. Sedangkan pertanian di luar Jawa biasanya kurang subur, kurang intensif, skalanya lebih besar, lebih dominan tanaman perkebunan dan tanaman keras. 9. Agribisnis adalah bisnis (usaha komersial) di bidang pertanian dalam arti luas dan bidang yang berhubungan langsung. (mulai dari pengadaan dan distribusi sarana produksi pertanian dan alat- alat serta mesin pertanian, usaha tani, pengolahan hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi maupun barang jadi, pemasaran hasil- hasil pertanian dan olahannya, serta kegiatan penunjang seperti perkreditan, asuransi, dan konsultansi) Bidang Agribisnis membentuk suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem. Agribisnis bisa terdiri dari : 2 subsistem : on-farm (usahatani) dan off-farm (luar usahatani), atau 3 subsistem : input, usahatani, dan output, atau 4 subsistem : input, usahatani, pengolahan hasil pertanian, dan pemasaran, atau 5 subsistem : input pertanian, usahatani, pengolahan hasil pertanian, pemasaran input, hasil pertanian atau hasil olahannya, serta subsistem penunjang 10. Jadi perbedaan antara agribisnis dan pertanian setidaknya ada dua, yaitu ditinjau dari segi wawasan usaha dan dari bidang yang tercakup : Jika agribisnis wawasan usahanya adalah komersial, maka pertanian wawasannya ada yang subsisten, hobi, di samping ada yang komersial, serta campuran antara dua wawasan tersebut dari segi bidang, agribisnis lebih luas daripada pertanian, karena mencakup subsistem pertanian di samping subsistem yang lain. 11. Gambar: Bagian-bagian Agribisnis 12. Input Pertanian: alat&mesin, sarana produksi, bibit, pakan P E M A S A R A n Pertanian arti luas: Tanaman pangan & horti kultura, Perkebunan, perikanan, Peternakan, kehutanan Pengolahan manufacturing P E N U N J A N g Ped.pengu mpul, ped.besar, pengecer, supermark et,agen, distributor, komisioner , dll Bank, asuransi, penelitian ,pendidik an & penyuluh an, konsultan ,transport asi, gudang 13. 1. Input pertanian: a. alsintan/alat mesin pertanian (traktor, sprayer, bajak, garu, cangkul, sabit, dll), b. Saprotan/sarana produksi pertanian: bibit, pupuk (organik dan anorganik), pestisida(insectisida,pestisida, mitisida, herbisida), zat pengatur tumbuh, dll. 2. usaha pertanian: a. tanaman pangan (padi, palawija), hortikultura (sayur dan buah), bunga, b. Perkebunan (tebu, kelapa sawit, karet, kopi, coklat, teh, dll); c. peternakan (sapi, kerbau, kambing, unggas, dll.) d.kehutanan (jati, meranti, pinus, sengon, dll), e. perikanan (ikan tawar, ikan laut, dll.) 3. pengolahan (pabrik tepung, pabrik krept/karet, dll.) dan manufacturing pertanian (pabrik ban, tekstil, roti, catering, dll.) 4. pemasaran (pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer, broker, dll.) 5. penunjang (lembaga keuangan, asuransi, konsultasi, pelatihan, transportasi, dll.) 14. Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari alokasi sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi keinginan manusia yang tak terbatas dengan cara yang seefisien mungkin. Ilmu ekonomi pertanian dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu pertanian yang mempelajari masalah-masalah ekonomi dalam pertanian (Kaslan Tohir, tanpa tahun), atau bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomina dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro (Mubyarto, 1977). Pembagian Ilmu Ekonomi : ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro Ekonomi mikro memperhatikan perilaku unit pengambil keputusan individual Ekonomi makro memperhatikan perilaku ekonomi secara agregate (keseluruhan) Ek.Mikro dibagi menjadi : ekonomi konsumsi, produksi, ekonomi sumberdaya manusia, ekonomi sumberdaya alam Ek.Makro mempelajari fiskal, moneter, employment, pertumbuhan ekonomi, perdagangan internasional, kesejahteraan dll. Secara lebih rinci, ekonomi pertanian mempelajari masalah ekonomi mikro dan makro dalam pertanian: mslh ek. produksi pertanian, masalahan ekonomi konsumsi dan pemasaran hasil pertanian, manajemen usahatani dan agribisnis, masalah kebijakan pertanian, masalah pembangunan pertanian, 15. 1.2 Ciri-ciri pertanian Indonesia 1. Pertanian tropika Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti merupakan daerah tropika. Dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita yaitu bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung. Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain. 2. Pertanian dataran tinggi dan rendah Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami tanaman beriklim subtropis. 16. 3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia timur). Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi) mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering. 4. Adanya hutan tropika dan padang rumput. Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput. 5. Perikanan darat dan laut. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut. 6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa. Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas. 17. 7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah Daratan Indonesia terbagi menjadi : tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa, lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi. 8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang surut Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll. Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana. Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi sumber airnya berasal dari air hujan. Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa. Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi. 18. II. PERANAN PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA 2.1 Luas lahan pertanian Sebagian besar lahan di Indonesia digunakan untuk pertanian baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara agraris. 2.2 Jumlah penduduk di sektor pertanian Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian : 45 % (1996), menurun menjadi 42% (2009) Saat krisis (1999) meningkat menjadi 50 %. Tahun 2002 turun kembali menjadi 47%. Serapan tenaga kerja pertanian : 34 juta (1985) , 42 juta (1992), turun menjadi 40 juta (1993), dan turun lagi menjadi 37,5 juta (1994). Namun masa krisis tahun 1998 naik lagi menjadi 64,4 juta orang. 2.3. Pendapatan nasional Sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan nasional sekitar 16,9% tahun 1998 (sekitar Rp 167 trilyun). Secara absolut peranan tersebut mengalami kenaikan tetapi secara relatif mengalami penurunan. Pada awal Pelita I PDB dari sektor pertanian Rp 24,9 trilyun (37,9 %). Pada tahun 2009, pertanian memberikan 14% pendapatan nasional. 19. 2.4 Produksi pangan domestik Pertanian menghasilkan bahan kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan). Sebagai penghasil pangan, pertanian belum ada yang menggantikan sehingga dalam keadaan darurat atau perang, peranan pertanian sangat strategis. 2.5 Penghasil devisa Komoditi-komoditi perkebunan, kehutanan, perikanan dan sebagian tanaman pangan dan peternakan merupakan komoditas ekspor penghasil devisa. Nilai ekspor pertanian tahun 1984 sebesar US$ 2,5 miliar meningkat menjadi US$ 7,1 miliar. 2.6 Mempunyai efek multiplier yang besar 2.7 memberi pasokan kepada industri pertanian 2.8 sebagai pasar industri 20. III. KARAKTERISTIK USAHA DI BIDANG PERTANIAN 3.1. Adanya jarak waktu antara mulai investasi dengan penerimaan hasil yang lama, karena proses produksi pertanian memerlukan waktu lama Pada tanaman padi misalnya perlu waktu 3-4 bulan baru bisa menghasilkan. Pada tanaman perkebunan dan buah-buahan perlu waktu 4-8 tahun. Keadaan ini akan mempengaruhi tingkat resiko usaha, tingkat pengembalian modal. Resiko usaha bisa berupa resiko fisik dan pasar. Resiko fisik berarti kemungkinan kegagalan panen atau pengurangan panen yang disebabkan bermacam-macam faktor seperti banjir, kekeringan, hama dan penyakit, dan bencana lainnya. Resiko pasar bisa berupa terjual produknya dengan harga murah atau tidak ada pembeli.. Kalau hasilnya lama baru diperoleh akan menurunkan nilai kini hasil tersebut. Karena waktu mempunyai nilai, semakin lama nilainya makin kecil. Faktor penyetaraan nilai tahun tertentu dengan nilai kini disebut faktor diskonto. 21. 3.2. Merupakan pertanian rakyat Sebagian besar pertanian Indonesia merupakan pertanian rakyat. Ciri-ciri pertanian rakyat : 1] skala usaha kecil, rata-rata penguasaan lahan pertanian hanya sekitar 0,5 hektar, 2] tidak ada pembedaan antara usaha dan rumahtangga, misalnya rumah yang sekaligus merupan gudang, kandang ternak, keuangan usaha dan rumah tangga tercampur, 3] manajemennya tidak profesional. 3.3. Bersifat ekstensif Pertanian membutuhkan lahan yang luas. Keadaan ini berimplikasi bahwa lahan di kota pasti kalah bersaing dengan kegunaan usaha lain. 3.4. Hasil pertanian sukar dikuasai Proses produksi pertanian banyak ditentukan oleh alam, sehingga jumlah dan kualitas hasilnya sering tidak bisa dikuasai. Keadaan ini mengakibatkan perlunya proses sortasi dalam penanganan pascapanen. 3.5. Spesialisasi dalam pertanian sukar diterima Spesialisasi dapat dibedakan menjadi spesialisasi produksi dan tenaga kerja. 22. Spesialisasi produksi berarti menghasilkan satu macam produk, karena pertanian beresiko tinggi maka tidak banyak petani yang melakukannya. Spesialisasi tenaga kerja banyak dilakukan di pabrik atau industri, tetapi tidak berlaku di pertanian. Umumnya tenaga kerja dapat bekerja pada beberapa pekerjaan. Tetapi ada kebiasaan di masyarakat tertentu yang pekerjaannya berdasarkan jenis kelamin, misalnya wanita bekerja di penyiangan, panen, sedang laki-laki bekerja mencangkul, sopir traktor dan pekerjaan yang relatif berat. 3.6. Harga hasil pertanian selalu berfluktuasi fluktuasi jangka panjang= trend fluktuasi siklus: siklus ekonomi dan produksi siklus stabil, konvergen dan divergen fluktuasi musiman fluktuasi jangka sangat pendek 23. IV. PRINSIP EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN 4.1 Usahatani Usahatani adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi tempat pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu sebagai seorang pemilik / penyakap ataupun manager yang digaji. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak (Mosher 1966) Untuk menghitung perolehan usahatani digunakan konsep keuntungan dan pendapatan petani. Laba = penerimaan semua biaya yang diperhitungkan (termasuk tenaga kerja keluarga, penyusutan, dll.) Pendapatan petani = penerimaan biaya kas yang dikeluarkan (tidak termasuk nilai biaya keluarga, penyusutan, dll.) 4.2. Fungsi produksi pertanian Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menghubungkan antara produksi yang dihasilkan dengan faktor produksi. Y = f(X1, X2,...Xn). Bila faktor produksinya satu Y=f(X) bisa digambarkan dalam grafik sbb.: 24. Biaya dan pendapatan UP No keterangan Rp 1 Modal investasi A 2 Penerimaan: penjualan+konsumsi B 3. Biaya luar/yg dibayar C 4 Bunga kredit luar D =r x C 5 Biaya menghasilkan E=C+D 6 Pendapatan petani F=B-E=B-C-D 7 Bunga modal sendiri G=r x A 8 Pendapatan tenaga kerja kel Pdptn tkk per hko H=F-G H/hko 9 Tng kerja kel I 10 keuntungan J=H-I=F-G-I 25. Contoh perhitungan pendapatan petani dan keuntungan, Rp/ha Usahatani kel perusahaan Nilai prod 50 ku 6.250.000,- 6.250.000,- Biaya saprodi 500.000,- 500.000,- sewa tanah sendiri - 1.000.000,- pbb/pajak 150.000,- 150.000,- tng kerja kel - 750.000,- lain2 100.000,- 100.000,- tng kerja luar 1.500.000,- 1.500.000,- bunga sendiri 225.000,- bunga luar 160.000,- 160.000,- jumlah biaya 2.410.000,-* 4.385.000,- Pendapatan ptn 3.840.000,- keuntungan 1.875.000,- 26. MP=marginal product= produksi marjinal dY/dX=Y/X= (Y2-Y1)/(X2-X1) Secara grafis MP=slope garis singgung fungsi produksi AP=average product+=produksi rata-rata=Y/X = (Y2+Y1)/(X2+X1) Secara grafis,AP adalah slope garis dari O (titik awal) ke titik pada fungsi produksi 27. titik Gambar 1/atas Gambar2/bawah A Titik belok MP max B Slope grs O ke f.prod max AP max,AP=MP C Prod max MP=0 28. Fungsi Produksi Neoklasik Suatu fungsi produksi yg menggambarkan hubungan antara input dan output, mulai dari tanpa input lalu ditambah sampai jumlahnya banyak, outputnya akan naik dg tingkat kenaikan yg semakin meningkat, sampai titik tertentu (ttk belok), kemudian naik dg tingkat kenaikan yg semakin berkurang, produksi mencapai maksimum dan lalu turun. Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang Produksi marginal, produksi rata-rata. Elastisitas produksi=%Y/%X=(Y/Y)(X/X)=(Y/X)/(Y/X) =MP/AP Membagi fungsi produksi menjadi 3 tahap: 1. tahap 1, Ep>1, tahap irrasional 2. tahap 2, 1>Ep>0, atau 0 1 berarti elastis E = 1 elastisitas satu (unitary elasticity) E < 1 inelastis 49. 6.2. Penawaran hasil pertanian Penawaran adalah suatu hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang. Penawaran ini dapat digambarkan dalam grafik, persamaan dan tabel. Fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan (Qs) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran barang adalah harga (P), harga input (Pi), teknologi (T), musim (S) dll. Persamaan fungsi penawaran adalah : Qs = f(P,Pi,T,S) 50. Harga barang. Kenaikan harga barang akan meningkatkan penawaran barang dan sebaliknya bila harga turun akan menurunkan jumlah penawaran. Pengaruh ini bisa dinyatakan dengan elastisitas penawaran terhadap harga: Esp = (Qs/Qs)/(P/P) Harga input. Bila harga input naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan turun dan sebaliknya bila harga input turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik. Pengaruh ini bisa dinyatakan dalam elastisitas penawaran terhadap harga input: Espi = (Qs/Qs)/(Pi/Pi) Teknologi Bila tersedia teknologi yang semakin maju, akan meningkatkan jumlah penawaran. Didalam pertanian teknologi bisa berupa teknologi fisik/mekanis, kimia, biologi, dll. Musim Pengaruh musim terhadap penawaran sudah jelas, bila sedang musim maka akan tersedia banyak barang yang ditawarkan. 51. 6.3. Keseimbangan pasar dan perubahan harga Keseimbangan pasar terjadi bila jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran. Dalam keseimbangan terdapat harga dan jumlah barang keseimbangan. Keseimbangan harga dan jumlah barang akan berubah bila kurva penawaran dan permintaan berubah. 6.4. Margin pemasaran, permintaan turunan dan penawaran turunan Margin pemasaran adalah perbedaan antara harga eceran dengan harga di tingkat petani. namun demikian margin pemasaran dapat diukur pada masing-masing tingkat pada saluran pemasaran. harga di tingkat eceran merupakan pertemuan antara penawaran turunan dengan permintaan primer. Permintaan primer adalah permintaan yang dilakukan oleh konsumen akhir, sedangkan penawaran turunan adalah penawaran yang dilakukan oleh pedagang eceran yang merupakan wakil produsen untuk berhadapan dengan konsumen akhir. Harga produsen merupakan pertemuan antara permintaan turunan dengan penawaran primer. Permintaan turunan adalah permintaan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul sebagai wakil dari konsumen akhir. Sedangkan penawaran primer adalah penawaran yang dilakukan oleh produsen langsung. 52. Yesika dkk coklat Monica i Jeruk Reza fikri Klp sawit patrisia Cengkeh larasati Cabai oktana Pala venita Kedelai utin teh radhika Tebu novi kentang Raras p Tembakau vicky sagu Ipah m Kopi deny jagung chardya Padi Cut anisa karet