jurusan sosial ekonomi pertanian fakultas sains...

119
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MElVlPENGARUHI PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERP ADU PADA PASAR IKAN HIGIENIS, PEJOJVIPONGAN SITI NURLAELA JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOJ'..-OGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAIURTA 2006M/1427 H

Upload: lykhanh

Post on 02-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MElVlPENGARUHI

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERP ADU

PADA PASAR IKAN HIGIENIS, PEJOJVIPONGAN

SITI NURLAELA

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOJ'..-OGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAIURTA

2006M/1427 H

Page 2: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEl\/IPENGARUHI

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERP ADU

PADA PASAR IKAN HIGIENIS PEJOM:PONGAN

Oleh:

SITI NURLAELA

101092123377

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian

Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisnis

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2006 M / 1427 H

Page 3: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

1(upersem6afiJi,g,n /i,g,1ya ini se6agai

6ukji perjuangan untuft ayalianc!a,

i6unc!a, c!an ftali,g,k, tercinta, setefali.

sempat tertunc!a.

Page 4: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

JURUSAN SOSIAL EKONOIVII PERTANIAN I AGRIBISNIS FAKUL TAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SY ARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :

Nania NIM Jurusan Judul Skripsi

Siti Nurlaela 101092123377 Sosial Ekonorni Pertanian I Agribisnis Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Mutu Terpadu pada Pasar Jkan Higienis Pejompongan.

Dapal diteri111a sebagai syarat kelulusan untuk rncrnpcrolch gclar Sarja1rn Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN SyarifHiclayatullah Jakarta.

Dr. Kusharyon SE, MM

dan Teknologi

Jakarta, Maret 2006 Menyetujui,

Dasen Pembirnbing

Mengetahui,

Dasen Pembimbing II,

Ir. Lilis lmamah I. M.Si

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisnis

Ir.r~,MM NIP. 150 317 958

Page 5: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Pengesahan Ujian

Skripsi yang berjudul "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penerapan Manajernen Mutu Terpadu pada Pasar Ikan Higienis Pejompongan".

Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan

Teknologi UTN Syarif Hidayatullah .Jakarta pada Hari Rabu, 01 Maret 2006.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata I (SI) pada Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian I Agribisnis.

Tim Penguj i,

M\l Ir. Nunuk Adiarni MM

//

l'vl engetahu i, Dekan

Jakarta, Maret 2006

Penguji Ill,

C}z,,;;;:;: Ir. Lilis Irnamah I. M.Si

h Java Putra 1\11.Sis

Page 6: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

PERNYATAAN

DENGAN !NI SAY A MENY AT AKAN BAHW A SKRIPSI !NI BENAR-

BENAR HAS IL KARY A SEND I RI YANG BELUfvl PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI AT/\ll 1'1\RY1\ ILl'vll1\ll PJ\DA PERGURUJ\N TINGGI

ATAU LEMBAG/\ MANAl'UN.

Jakarta, Maret 2006

Siti Nurlaela 101092123377

Page 7: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

RINGKASAN

SITI NURLAELA, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada Pasar Ikan Higienis (PIH) Pejompongan (Di bawah birnbingan KUSHARYONO dan LILIS IMAMAH ICHl)A Y ATI).

Laut Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan laut yang cukup besar, baik dari sisi kuantitas maupun diversitasnya. Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun. Sampai dengan tahun 2003, produksi perikanan yang dicapai adalah sebesar 6 juta ton, yang terdiri dari perikanan tangkap di laut 4,4 juta ton, perikanan tangkap di perairan umum 0,4 juta ton, perikanan budidaya di laut 0,5 juta ton, perikanan budidaya di air payau 0,4 juta ton, dan perikanan budidaya di air tawar 0,3 juta ton, dengan demikian secara keseluruhan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan baru mcncapai 9,2%.

Tetapi ironisnya, konsumsi ikan per kapita di Indonesia relatif masih rendah, yaitu 18 kilogram per tahun pada tahun 1999 (sebelum adanya Departemen Kelautan dan Perikanan), dan 23 kilogram per tahun pada tahun 2003. Pad aha! seperti kita ketahui bahwa ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung protein lebih dari 19%, sebanyak 9 dari 14 asam amino esensial terdapat dalam ikan. Selain itu, ikan juga banyak yang mengandung omega-3.

Ikan dapat kita peroleh dengan mudah di pasar tradisional maupun pasar swalayan atau supermarket. Untuk menjual ikan yang berkualitas, PIH Pejompongan diharapkan mampu menerapkan sistem MMT, sehingga dapat menjamin kepuasan konsumen. Penerapan MMT di PIH Pejompongan menarik untuk dikaji karena ingin melihat sejauhmana pihak pengelola memperhatikan keunggulan produk yang dijual.

Tujuan penelilian ini adalah : (I) mengetahui penerapan standardisasi mutu pada PII-1 Pejompongan terhadap ikan segar. (2) mengetahui penerapan MMT yang dijalankan olch PIH P~jompongan. (3) mcnganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan MMT pada PII-1 Pejompongan.

Dari basil wawancara dan pengamatan langsung, diketahui bahwa penerapan standardisasi terhadap ikan segar yang masuk d.apat dikatakan sudah baik. akan tetapi dalam pelaksanaannya terkadang masih jauh dari prosedur. Mcskipun bclum sepenuhnya sempurna, pihak pengelola PIH Pejompongan tetap berusaha agar ikan segar yang dijual memenuhi persyaratan yang berlaku. Sedangkan untuk penerapan MMT, pihak pengelola PIH Pejompongan berusaha untuk konsisten dan mengutamakan mutu di setiap kegia.tan. Jika dilihat dari karakteristik MMT secara keseluruhan sudah tersedia di PIH Pejompongan, namum upaya untuk menerapkan mutu masih kurang maksimal, sebab kurangnya pengetahuan tentang meningkatkan kualitas yang bagus terhadap produk ikan segar yang dijual. Komitmen jangka panjang juga belum dimiliki oleh PIH

Page 8: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Pejompongan, dan dihentikannya kegiatan penyebab penerapan manajcmen mutu Pejompongan secara maksimal.

pendidikan dan terpadu belum

pelatihan menjadi diterapkan PIH

Hasi!'' perhitungan tentang faktor-faktor permasalahan yang berkaitan clengan penerapan MMT berdasarkan metocle Analytic Hierarchie Process (AHP) cliperoleh hasil sebagai berikut: masalah mutu (0,59), biaya (0,29), dan waktu (0, 12). Setiap perusahaan memang diharapkan memperhatikan mutu dari produk yang dijualnya, bahan bairn merupakan prioritas utama dalam sub faktor masalah mutu dengan bobot 0,44, biaya penanganan menempati urutan pertama dalam sub faktor masalah biaya, clengan bobot 0, 14. Seclangkan sub faktor masalah waktu yang merupakan prioritas pertama adalah waktu pengadaan (0,06), faktor masalah dan sub faktor rnasalah di atas dapat terjadi clisebabkan oleh faktor sarana (0,52), sistern (0,28), dan keuangan (0, 19). Pelaku yang rnernpunyai pengaruh penting agar penerapan MMT di PlH Pejornpongan berjalan maksimal adalah pimpinan (0,43), pimpinan diharapkan rnerniliki kernampuan tentr..ng mutu ataupun kualitas agar perusahaan unggul dala1n bersaing.

Page 9: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

KATA PENGANTAR

CBismillaafiitrafimaanitrafiiim

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

dengan rahmat dan taufik-Nya, skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan mcnempuh ujian dalam

rnencapai gelar Sarjana Pertanian pada Jumsan Sosial Ekonomi Pertanian I

Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakmia.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas segala bantuan yang sangat berharga

dari semua pihak. Untuk itu penulis smnpaikan terimakasih yang tulus dari lubuk

hati yang paling dalam kepada:

1. (Alm.) Ayahanda tercinta, H. Royani, S.Ag, yang selalu senantiasa selama

hidupnya memberikan kasih sayang, ilmu pengetahuan, dan dengan penuh

kesabaran mendidik penulis (semoga amal ibadah beliau diterima di sisi­

Nya), ibunda tersayang Hj. Siti Maryanih, yang dengan sabar mendidik

anak-anaknya (semua harta di dunia tidak akan cukup untuk membayar

pengorbananmu).

2. Bapak Dr. H. Kusharyono, SE., MM., selaku pcrnbimbing I dan !bu Ir.

Lilis Jmarnah lch:dayati i M.Si, selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk mernberikan pengara11an dan saran kepada

penulis, terimakasih juga untuk kesabarannya dalam menanggapi

konsultasi pcnulis.

3. Jbu Ir. Nunuk Adiarni, M.Si, selaku penguji, yang telah meluangkan

waktunya untuk menguji skripsi penulis, serta kesabarannya dalam

rnemberikan arahan dan saran bagi penulis.

' 4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, serta Bapak Ir. Mudatsir Najanmddin, MM., selaku Ketua

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribiimis atas arahan dan

masukannya.

Page 10: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

5. Bapak Bambang Hermanto, SE., selaku komisaris pada Pasar Ikan

Higienis (PIH) Pejompongan atas izinnya penulis diterima untuk meneliti

di PIH Pejompongan, !bu Irma, Mas Faisal, Mas Iqbal, dan staf karyawan

PIH Pejompongan.

6. Staf akademik Fakultas Sains dan Teknologi, !bu Ofah, !bu Fitroh, !bu

Nelly, Pak Gun, Niki, makasih bantuan teamnya. lbu Rizki Adi PS atas

bantuannya dalam menyiapkan segala keperluan seminar, Bapak Luthfi

dan staf perpustakaan atas pinjaman buku dan CPU-nya.

7. Teteh-tetehku tercinta (Teh Rina "Lia" yang selalu mensuplai rezekinya

kepada penulis, memberikan do'a, dan mensupport penulis. Teh Sri

"Ya2n" atas pinjaman motornya. Teh Mustika "Ika" alas kesediaannya

mendengarkan curhatan penulis). Serta ponakan-ponakanku (Fazriah

"Ri2", Choiriah "Ria", Rae Fathi "Lu2", M. Saddam, M.Gusti), yang

membuat hidup penulis, lebih I·llDUP! ©

8. Kakak .... Asep Noorman, yang telah mendukung dlan membantu penulis

dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, serta nasehat-nasehat yang

diberikan, membuat hati penulis terasa sejuk, thanks 4 always, being

someone to lean on where things get harder 4 me. (Maaf kasih kadonya

tclat...© ).

9. Kak Natsir Fadly Koto, ST., alas info, pengetahuan, dan print-annya.

10. !bu lyus, !bu Nur, !bu Bibah, Rima, serta santri-santri TPA Az-Zaidan atas

pengcrtian dan do'anya.

11. Sahabat-sahabatku sejak semester I: Ahmad "acoe" Naofal, Rico. "ai1co" S,

Evi "epoy" M, Delvin RS, Her"mova"na (keep in touch).

12. Spu2 Le2 (makasih pinjamannya .... ), Mba Lie, Risna, Oelan, Iseh atas

do'a dan supportnya.

13. Team pe1juangan bimbingan Pak Kusharyono da:n Ibu Lilis' Imamah

(Khairul "Ocid" R, Nasrodin "acan" H, Nur "QQ" aqidah, Agung S. Serta

Team KKN Lampung Barat: Agung, Muthia "ema" · (makasih

masukannya ... ), Nia R, Ade LM, Khotib, Di2n M, Hasan, Aris, Ilham N,

Page 11: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

14. QQ dan keluarga atas tempat berteduhnya, aji atas bantuan dan

kerjasamanya, Kak !mah (atas info dan pengetahuannya), Kak Mila, Kak

Lu2, Rahayu "Eneng", Teh !is, Dwi HS, Sri, Susi, Odink, Kang !pink,

Chandra (atas pinjamannya), Rahmayanti, H. Wildan (makasih .... ), Zenab

+ lsra, Ocid + Cindi, MPG Rental dan Operlep Rental atas diskonnya.

I 5. Bagi pihak yang tidak tertulis namanya, maaf ya ... ?? Namun, tidak

mengurangi rasa terimakasih dari penulis untuk kalian.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Page 12: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

DAFTAR ISi

DAFTAR ISI ........ . DAFT AR T ABEL DAFT AR GAMBAR . DAFT AR LAMP IRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

1.3 Perurnusan Masalah

l .4 Tujuan Penelitian

1.5 Manfaat Penelitian

BAB II TIN.JAlJAN PU STA KA

2.1

2.2

Landasan Teori

2.1. l Deskripsi lkan.

2.1.1.1 l<lasilikasi lkan l<akap .

2.1. l .2 Klasitikasi lkan Bawa!

2. l .1.3 l<lasilikasi lkan Gurarne

2. l .2 Pengertian Standar Mutu

2.1.3 Standar lkan Segar

2. l .4 Manajernen Mutu

2.1.4.1 Konsep Mutu

2.1.4.2 Peran Manajernen Mutu

2.1.5 Manajernen Mutu Tcrpaclu (MMT)

2.1.5.1 Detinisi MMT.

2.1.5.2 Konsep clan Karakteristik iVIMT

Penelitian Terclahulu

Kerangka Pemikiran

IV

v VI

7

7

8

8

10

10

IO

13

15

16

17

21

21

24

24

24

25

27

27

Page 13: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian . . . .. . . . . .. . . .. . . . ... . . . ... ... . . . . . ... . . . . 30

3.2 Definisi Operasional ... . . . ... . . . . . . . . . . . . . . ........ .. .. . . . . .. . . .. . . . . . . 30

3.3

3.4

3.5

Jenis dan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengolaban dan Analisis Data

31

31

32

BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR IKAN HIGIENIS (PIH) PEJOMPONGAN

4.1

4.2

Gambaran Singkat PIH Pejompongan

Organisasi dan Ketenagakerjaan

39

................................. 40

4.3 Kegiatan PIH Pejompongan . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. .. . . .. .. . . . . . . . . . . . . . 44

4.3.1 Pengadaan Baban Baku ................................. 44

4 .3 .2 Produk dan Proses Produksi .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

4.4 Permodalan ...... ...... ...... ......... ................................. 48

4.5 Perbandingan Teknik Penanganan Ikan Segar antara Pasar Ilrnn Higienis (PIH) Pejompongan dengan Pasar Ikan (PI) Muara Angke

·············································································· 49

BAB V BASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) 53 '

5.1.1 Teknik Pengendalian Mutu 53

5.1.1.1 Pengendalian Mutu di Bagian Pengadaan 53

5.1.1.2 Pengendalian Mutu di Bagian Penanganan 54

5.1.1.3 Pengendalian Mutu di Bagian Penjualan 54

5.1.1.4 Pengendalian Mutu di Bagian Keuangan 55

5.2 Manajemen Mutu Terpadu (MMT) ................. ., . . . . .......... 55

5.2.1 Fokus pada Pelanggan.... .. . . . . . . . .. . . . . . . .. .. . . .. . . . . . .. . .. . . . . 5S

5 .2.2 Obsesi terhadap Kualitas

5.2.3 Komitmen Jangka Panjang

5.2.4 Ke1jasama Tim

56

56

56

Page 14: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

5.2.6 Pelatihan

5.2.7 Kesatuan Tujuan

57

58

5.2.8 Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan ............... 58

5.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Permasalahan Manajemcn Mutu Terpadu .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . 58

5.3. l Analisis Permasalahan Faktor Mutu .............. .......... 59

5.3.1.1 Bahan Bairn Awai

5 .3 .1.2 Bahan Baku Akhir

59

60

5.3.2 Analisis Permasalahan Faktor Biaya ......................... 61

5.3.2. l Biaya Pengadaan

5.3.2.2 Biaya Penanganan

5.3.2.3 Biaya Penjualan

61

62

63

5.3.3 Analisis Permasalahan Faktor Waktu........................ 64

5.3.3. l Waktu Pengadaan

5.3.3.2 Waktu Penanganan

5.3.3.3 Waiau Penjualan

5 .4 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Penerapan Manajemen

64

65

66

Mutu Terpadu .. .. . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. ............ .... . .. . .. . .. .. .. .. .. 67

5.4.1 Struktur Hirarki Permasalahan

5.4.2 Prioritas Permasalahan, Penyebab, dan Pelaku

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kcsimpuian

67

70

76

6.2 Saran .. .. .. . . .. .. . .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. 78

DAFT AR PUST AKA

LAMPI RAN

79 '

Page 15: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tab el

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

DAFTAR TABEL

Potensi clan Tingkat Pemanfoatan Surnberdaya Pcri.kanan

Perkiraan Umum Nilai Ekonorni Potensi Sumben.laya Perikanan

Perbandingan f(adar Gizi Daging Ikan

Narna dan Jabatan Responclen

Skala Bandrng secara Berpasangan

Matriks Pendapat lncliviclu (MP!)

Matriks Pendapat Gabungan(MPG)

Tingkat Pendidikan Karyawan PIH Pejornpongan

Perbandingan Penanganan Ilrnn Segar antara PIH Pejornpongan dengan Pasar Ikan (PI) Muara Angke .................... .

Susunan Prioritas Faktor Masalah

Susunan Prioritas Sub Faktor Masai ah

Susunan Prioritas Faktor Penyebab

Susunan Prioritas Sub Faktor Penyebab

Susunan Prioritas Kernarnpuan Penman Pelaku

Hal am an

2

3

4

32

35

36

36

43

49

70

72

73

74

75

Page 16: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Gambar

2

3

4

5

6

7

8

9

IO

11

12

13

Ikan Kakap

lkan Bawa!

Ikan Gurarne

Alur Konsep Mutu

Kerangka Pemikiran

DAFTAR GAMBAR

Model Struktur Hirarki

Struktur Organisasi PIH Pejompongan

Bagan Alur Kegiatan Produksi lkan Segar PIH Pejompongan

Bagan Alur Proses Penyortiran

Bagan Alur Proses Penirnbangan

Bagan Alur Proses l'encucian ..

Bagan Alur Proses Penyimpanan

Hasil Pengolahan Struktur Hirarki Perrnasalahan

Hal am an

10

13

15

23

29

34

41

45

46

47

47

48

69

Page 17: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

DAFT AR LAMPIRAN

Lampiran

Jenis-jenis Ilrnn yang Dijual oleh PIH Pejompongan

Halaman

...... ' 81

2 Kuesioner ......................................................... , . . 84

3 Perolehan Basil AHP 87

4 I-lasil Perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan AI-IP 89

5 Cara Perolehan Nilai VE, VP, VA, VB, A.Max, CI, dan CR . . . 97

Page 18: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut Indonesia memiliki potensi lestari sumberdaya perikanan yang

cukup besar, baik dari sisi kuantitas maupun diversitasnya. Potensi lestari (MSY;

ma-,;imum sustainable yield) sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar

6,4 juta ton per tahun. Dari potensi sumberdaya ikan tersebut, jumlah tangkapan

yang diperbolehkan (JTB atau TAC; total allowable catch) sebesar 5, 12 juta ton

per tahun atau sekitar 80% potensi lestari. Total potensi perairan umum di

Indonesia !alum 1993 adalah sekitar 141.820 ha, dengan potensi produksi sekitar

356.020 juta ton per tahun. Potensi produksi dari kegiatan budidaya laut

diperkirakan sebesar 46,73 juta ton per tahun. Potensi produksi dari

pengembangan budidaya kolam sebesar 805.700 juta ton per tahun. Sementara

potensi produksi minapadi sekitar 233.400 juta ton per tahun. Seclangkan potensi

produksi perikanan budidaya payau (tambak) sebesar 5 juta ton per tahun.

Dari seluruh potensi produksi masing-masing jenis kegiatan tersebut di

atas, maka secara keseluruhan potensi produksi perikanan di Indonesia mencapai

65 juta ton per tahun. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.

Page 19: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tabel I. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

I. Perikanan Ta11g~:lll .. .. . ... --Laut - Perairan Umum

2. Pcrikanan Budidaya - rl,aut . . .

57,7 ...... ···•·······.

47,0 - Tambak (Payau) 5,0

··•····•············

-Air Tawar 5,7 Total 65,0

Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004

1,2 0,5

.0.4 0,3 6,0

2,08 1,06

.. 8,00 5,26 9,23

Dari Tabel I di atas, dapat dijelask.an bahwa sampai tahun 2003, procluksi

pcrikanan yang dicapai adalah sebesar 6 juta ton, terdiri clari perikanan tangkap di

laut 4,4 juta ton, pe1ikanan tangkap di perairan umum 0,4 juta ton, perikanan

budidaya di laut 0,5 juta ton, perikanan bucliclaya air payau 0,4 juta ton, clan

perikanan budidaya di air tawar 0,3 juta ton. Dengan demikian, secarea

keseluruhan tingkat pemanfaatan sumberclaya perikanan baru rnencapai 9,23%,

sehingga masih sangat terbuka peluang pengembangannya.

Potensi lestari buclidaya laut dengan volume 46, 7 juta ton per tahun,

sampai saat ini barn dirnanfaatkan sekitar 0, 7 juta ton per tahun. Potensi perikanan

clarat lainnya yang masih besar aclalah bucliclaya tarnbak, jika potensi ini digarap

secara optimal clengan target procluksi konservatif setiap tahunnya seticlaknya bisa

dihasilkan I juta ton. Jika harga per kilogram US$ 10, maka nilai yang diperoleh

mencapai US$ I 0 miliar. Secara keseluruhan nilai ekonomi potensi perikanan laut

clan darat termasuk bucliclaya diperkirakan rnencapai sekitar US$ 78.1 rniliar.

Page 20: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tabel 2. Perkiraan Urnum Nilai Ekonomi Potensi Sumberdaya Perikanan

1. Perikanan Tangkap Laut . 2. Tan&Icapdi~erairan Urnum

3. B\J<.liday~Lilllt ..... . ............ . 4. Perikanan Budidaya Tambak 5. Pcrikanan Budidaya Air Tawar 6. Kelautan

Total

5.006 356

46.700 1.000 l.039

Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004

15. l 0 l 1.068

46.700 10.000 5.195 4.000 82.064

Dari Tabel 2 di atas, terlihat bahwa disamping potensi lestari budidaya laut

ternyata potensi bioteknologi kelautan juga masih sangat besar. Nilai ekonorni

dari potensi bioteknologi kelautan tersebut diperkirakan mencapai US$ 4 rniliar.

I Dengan demikian total ekonorni potensi perikanan dan mdustri bioteknologi

kelautan diperkirakan sebesar US$ 82. l miliar.

Rokhmin dalarn Djumena mengemukakan bahwa konsumsi ikan per kapita

di Indonesia relatif masih rendah, yaitu 18 kg/tahun pada tahun 1999 (sebelum

qdanya Departemen Kelautan dan Perikanan) dan 23 kg/tahun pada tahun 2003.

Sementara itu, negara lain seperti Jepang, sudah mencapai 100 kg, Korea Selatan

80 kg, Malaysia 40 kg, dan Thailand 35 kg per !capita per tahun. Beliau juga

mengemukakan, bahwa ikan rata-rata mengandung protein lebih dari 19%.

Sebanyak 9 dari 1'4 asam amino esensial terdapat dalam ikan dan juga banyak

yang mengandung omega-3. Asam lernak dalam ikan merupakan asam lemak tak

jenuh, sehingga dapat mencegah segenap penyakit yang berhubungan dengan

kolesterol. Ilcan serta produk seafood juga mengandung yodium dan scjumlah

Page 21: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Kebutuhan g!ZI manusrn seperti karbohiclrat clapat clipcnuhi apabila

mengkonsumsi nasi. Selain itu, ticlak cukup dengan beras saja sebagai pemenuhan

gizi manusia, manusia juga harus melengkapi dengan asupan gizi yang lain,

seperti lernak, vitamin, clan mineral yang clapat kita temukan pacla claging, ikan,

tahu, tempe, sayur-sayuran, se1ia buah-buahan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, cliperlukan biaya yang relatif tidak

seclikit, sedangkan sebagian besar penclucluk Indonesia bergolongan ekonomi

menengah kc bawah, clan masih sangat sulit untuk memenuhi gizi pelengkap

tersebut.

Mcnurut Suprapti (2003:30), ikan juga rncrupakan bahan pangan sumbcr

protein hewani, sama dengan daging. Adapun perbandingan kanclungan unsur gizi

antara daging dan ikan, dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Kadar Gizi Daging dan Ikan

Kadar Unsur Gizi/l 00 gr Bahan No. Unsur Gizi

Dag. Sapi Lele Bancleng Ikan Laut

I. Protein (gr) 17,5 - 19,6 18,2 20 12 - 25,2 2. Lemak (gr) 10 - 22 2,2 4,8 0,2 - 4 3. , Karbohidrat (gr) - - - -4. ' Mineral (gr) 0,5 - 1,4 1,5 1,2 1,3 - 8,9 5. Kalsium (mg) IO - 11 34 20 15 - 71 6.

' Fosfor (mg) 150 - 201 116 150 !00 - 214

7. Zat Besi (mg) 2,2 - 2,9 0,2 2 l - 2 8. Vitamin A (mg) 6 - 12 85 45 30 - 45 9. Vitamin B (mg) 0,008 - 0,14 0,1 0,05 0,05 - 1,7 10. Vitamin C (mg) - - - -l l. Air (gr) 60 - 69 78,1 72 59 - 78

I

Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, Fak. Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1992.

Page 22: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Berdasarkan Tabel 3 di atas, kebutuhan akan protein dapat dipenuhi

apabila mengkonsumsi ikan, karena kandungan gizi pada ikan tidak jauh berbeda

dengpn daging, dan berdasarkan pantauan pasar, harga ikan umumnya lebih

murah dibandingkan dengan daging, yaitu ± 3 : 5. selain itiu, mudah diperoleh

karena ilcan banyak sekali tersedia baik di pasar tradisional maupun pasar

swalayan.

Pasar tradisional umumnya tidak terlalu memperhatikan mutu ikan yang

' dijual dibanding dengan pasar swalayan, yang pasti akan memiliki faktor-faktor

standar pcngendalian mutu ikan. Kondisi pasar yang diinginkan konsumcn adalah

dapat rnenjarnin kenyamanan, kebersihan, dan keamanan, serta muclah clijangkau. I

Sehingga konsumen dapat membeli ikan clengan kualitas dan harga yang sesuai

secara mudah.

Persaingan pasar yang semakin kornpleks, menyebabkan setiap perusahaan

harus selalu meningkatkan kualitas produk ataupun jasa yang clihasilkan. Untuk

rnenghasilkan produk atau jasa yang berkualitas, pihak pernsahaan ticlak dapat

hanya mengandalkan pacla satu bagian saja, tetapi melibatkan seluruh pihak

didnlnm perusahunn guna rnenjmnin peningkutnn kuulitus produk ntnu jnsn.

Persoalan kualitas, produktivitas, inovasi, dan kernampuan belajar akan

menjadi tumpuan claya saing (competitive edge) perusahaan. Hanya perusahaan

yang benar-benar berkualitas aclaptif dan rnerniliki keunggulan yang clapat

bersaing clan menang di pasar persaingan (Feigenbaum 1992:6).

Kualitas yang ingin dipenuhi oleh perusahaan dapat dilihat clari suclut

Page 23: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

dati suatu produk untuk bisa memberikan kepuasan pada kualitas produk yang

diperolehnya.

Untuk menjamin kepuasan konsumen, perusahaan juga perlu menerapkan

sistem Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Sistem manajemen mutu terpadu

memberikan arahan dan panduan bagi pelaksanaan kegiatan peningkatan dan

pengendalian mutu. Sistem pengendalian mutu ini diha.rapkan akan dapat

membetikan landasan motivasi mutu positif yang mendasar bagi seluruh tingkatan

manajemen. Kendali mutu merupakan salah satu kekuatan yang utama untuk

mcncapai pcningkatan produktivitas total sccarn tcpat.

Tingkat kelemahan yang dimiliki banyak perusahaan agribisnis dalam

penerapan MMT menyebabkan pihak pcrusahaan kurang tanggap dalam

mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan clengan manajmnen mutu sehingga

tinclakan yang diambil seringkali tidak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi

dan l?m1ya mengandalkan kegiatan rutin-rutin saja. Untuk itu perlu dikaji faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan MMT pada perusahaan yang

bersangkutan.

Salah satu perusahaun yang akan clianalisis oleh pe1mlis tentang penerapan

manajemen mutu terpadu tersebut aclalah perusahaan agribisnis yang bergerak

clalain biclang penjualan produk perikanan, yaitu Pasar Ikan Higienis (PIH)

Pejompongan, yang khusus menjual produk pedkanan (baik ikan laut maupun

ikan tawar). Faktor standardisasi mutu terhadap ikan dapat dilihat baik warna,

I tekstur, ukuran, bentuk, dan bau. Apabila pasar swalayan atau supennarket sudah

Page 24: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

mcncrapkan manajemen mutu terpadu terhadap produk yang akan dijual, maka

akan berdampak pada keuntungan baik matelial maupun non-material.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada produk ikan segar saJa

sebagai objek penelitian, baik ikan mr laut maupun ikan air tawar, dengan

komoditas seperti ikan kakap (Lutjanus sanguineus, Lates calcalifer), ikan bawal

(Stromatus niger, Pampus argentum), clan ikan gurame (Osphronemus gouramy).

1.3 Pcrumusan Masalah

Persaingan pasar yang kompleks, menuntut setiap perusahaan untuk

mencapai tujuannya dengan cara yang lebih unggul dari perusahaan lain. Salah

satu caranya adalah, dengan menerapkan sisteni Manajemen Mutu Terpadu

(MMT). Dengan menerapkan MMT ini, diharapkan perusahaan dapat mencapai

tujuannya dengan strategi-strategi bisnis yang tepat. Hal ini juga dilakukan oleh

PIH Pejompongan.

Penerapan sistem MMT pada PIH Pejompongan yang tergolong pasar ikan

baru, masih menghadapi permasalahan, yakni ikan segar belum sesuai clengan

stanclar yang berlaku, clan masalah biaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu

sebagai berikut:

I) Bagaimana penerapan standardisasi mutu di PIH Pejompongan

terhadap ikan segar?

)) R.:iu:::iin1nn:::i nPnP:rflnnn m::in~liPtnPn n,11t11 tP.rr'\!1rl11 rli PII-J Pr-,ir.n1nr.nn~1n')

Page 25: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

3) Faktor-faktor apa saJa yang mempengaruhi penerapan Manajcmcn

Mutu Terpadu pada PIH Pejompongan?

l.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian 1111 dengan melihat

permasalahan di alas adalah:

I) Mengetahui penerapan standardisasi mutu pada PIH Pcjompongan

terhadap ikan segar.

2) Mengetahui penerapan manajemen mutu tcrpaclu yang dijalankan olch

PIH Pejompongan.

3) Menganalisis masalah yang dihadapi berupa faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan MMT pada PIH Pejompongan.

l.5 ; Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang sudah dijabarkan,

maka manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Secara Akademis, penulisan skripsi ini dilakukan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I

Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi. Hasil penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi penulis sebagai media latih penerapan

ilmu yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan, dan untuk

dapat mengembangkan manajemen produksi, khususnya dalam bidang

agribisnis.

Page 26: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

2) Sccara Praktis, basil penelitian ini cliharapkan bcrmanfaat clan menjacli

bahan masukan bagi pengelola PIH Pejompongan agar dapat

mengembangkan manajemen agribisnis, serta cliharapkan

menghasilkan saran-saran perbaikan sistcm MMT. Sclain itu, clapal

dijaclikan informasi bagi masyarakat akan keberaclaan PIH

Pejompongan, dan sebagai referensi bagi peneliti sdanjutnya.

Page 27: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

2.1 Landasan Teori

BAB II

TINJAUAN PUST AKA

Landasan teori yang digunakan adalah teori yang relevan untuk

menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi

jawaban sementara terhadap rumusan rnasalah, se1ia adanya dukungan dari hasil­

hasil penelitian yang telah ada sebelurnnya.

2.1.1 Dcskripsi Ikan

lkan adalah binatang air dan biota perairan lainnya yang berasal dari

kegiatan penangkapan di laut maupun perairan umum (waduk, sungai, dan rawa)

dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba, dan sawah) yang dapat

<liolah menjadi bahan makanan yang lazim atau umum dikonsumsi masyarakat.

BPS (1993) dalam Indryasari 1999.

2.1.1.1 Klasifikasi Ikan Kakap (Lutjanus sanguineus, Lates calcalifer)

Gambar I. Ikan Kakap

Adapun ciri-ciri umum ikan kakap adalah sebagai berikut: bentuk badan

memanjang, gepeng, dan batang si1ip ekomya rnelebar. Matanya berwama merah

Page 28: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

penutup msangnya berduri-duri kuat. Bagian atas penutup insangnya terdapat

cuping bergerigi. Sisik pada garis rusuk be1jumlah 52-61. Sisik transversal di atas I

garis.rusuk 6 dan dibawahnya 6-13. Sirip punggungnya berjari-jari keras sebanyak

7-9 dan jari-jari lemah 10-11. Sirip dubumya terdiri dari 3 jari-jari keras dan 7-8

jmi-jari lemah. Bentuk si1ip ekor bulat. Kakap tergolong ilcan buas dan cepat

sekali pertumbuhannya.

Ikan kakap atau yang biasa disebut sumasi jumlalmya cukup banyak.

Penggemar ikan laut umumnya hanya mengenal bahwa ikan kakap ada dua

golongan, yaitu kakap rnerah (red snapper, Luljanus sanguincus) clan kakap putih

I (Lates calcalifer).

Klasifikasi Kakap Merah/Bambangan (Luljanus sanguineus) menurut

Di1jen Prasarana Perikanan Tangkap, Ditjen Perikanan Tangkap, Depmiemen

Kelautan clan Perikanan, 200 I: I, adalah sebagai berikut:

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidea

Divisi : Perciformes

Famili : Luljanidae

Genus : Luljanus

Spesies : Luljanus sanguineus

Kakap Merah memiliki badan memanjang, melebar, dan gepeng. Profil

kepala lurus atau sedikit cekung. Bagian belakang clan bawah pra-penutup insang

bergerigi. Jari-jari keras sirip punggung be1jumlah 11, danjari-jari lernah 14. Sirip

dubur berjari-jari keras 3, clan 8-9 jmi-jari lemah. Sisik-sisik pada kepala mulai di

belakang rnata. Deretan sisik di alas gurat sisi serong ke atas. Kakap Merah

Page 29: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

perairan pantai sampai kedalaman I 00 m, dan hidup menyendiri. Dapat mencapai

panjang 90 cm, umumnya 35-50 cm. Warna bagian atas untuk jcnis ikan dewasa

benar-benar merah (merah darah), putih kemerahan pada bagian bawah. Suatu

totol hitam terdapat di bagian atas batang sirip ekor.

Klasifikasi Kakap Putih/Baramundi (Lates calcal!f'er) rnenurut Di1jen

Prasarana Perikanan Tangkap, Ditjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan

clan Perikanan, 200 I: I, adalah sebagai berikut:

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidea

Farnili : Centropomidae

Genus : Lates

Spesies : Lates calcal!fer

Kakap Putih (Lates calcalifer) memiliki badan rnernanjang gepeng,

batarig sirip ekor melebar. Mulut gepeng, lebar, sedikit serong, dan gigi-gigi

halus. Bagian bawah pra-penutup insang berduri-dmi kuat. Bagian atas pra-

penutup insang terdapat cuping bergerigi. Sisile transversal di atas garis rusuk 6,

clan 6" 13 clibawahnya. Sirip punggimg be1jal'i·jad kerns 7·9, clan I 0· 11 merupakan

jari-jari lernah. Sirip dubur be1jal'i-jari keras 3 dan 7-8 lemah. Sirip ekor bulat.

Tennasuk ilcan buas, makanannya ikan-ikan kecil, crustacea. Hiclup di perairan

pantai, rnuara-muara sungai, teluk-teluk, air payau. Dapat mencapai panjang 200

cp1, urnumnya 25-100 cm. Warna bagian punggung zaitun gelap mendekati

keabuan, putih perak bagian bawah. Sidp-siripnya abu-abu gelap.

Page 30: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

2.1.1.2 ,Klasifikasi Ikan Bawa! (Stromatus niger, Pampus lll'.rJentum)

Gambar 2. Ilcan Bawa! Putih

Ada 2 jenis ikan bawal air laut yang umum diketahui, yaitu bawal hitam

(Stromatus niger) dan bawal putih (Pampus argentum).

Klasifikasi Bawal Hitam (Stromatus niger) menurut Di1jen Prasarana

Perikanan Tangkap, Ditjen Pe1ikanan Tangkap, Depaiiemen Kelautan dan

I Perikanan, 200 I: I, adalah sebagai berikut:

Ordo : Percomorphi

Famili : Formionidae

Genus : Fonlio

Spesies : Stromatus niger

Bentuk tubuh Bawa! Hitam (Stromatus niger) lebar dan gepeng. Bentuk

sisik sikloid, sisik gqris rusuk ± 100. Si rip pPnggung bctjari-jari kuat, 2 sirip yang

terpisah, yang di muka berjari-jari keras dan yang di belakang be1jari-jari lemah,

kadang dengan satu jari-jari keras di muka. Sirip du bur be1jari-jari keras l dan 35-

40 betjari-jari lemah. Sirip ekor bercagak lrnat, terdapat sisik duri pada bagian

batang ekor. Sirip pernt kecil, dan tidak terdapat pada ilcan dewasa. Ilcan Bawa!

Hitam (Stromatus niger) tennasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil clan

crustacea. Hiclup di perairan agak jauh clari pantai sampai kedalaman 100 m.

Page 31: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

tubuh bagian alas abu-abu sawo rnatang, sedikit kcputihan pada bagian bawahnya.

Ukuran ikan Bawa] Hitam (Stromatus niger) panjangnya bisa mencapai 30 cm dan

umurnnya tertangkap pada ukuran 20 cm. Daerah sebar ikan ini terdapat di seluruh

perairan Indonesia, terutama Laut Jawa, selat Malaka, sepanjang perairan

Kalirnantan, Sulawesi Selatan, Laut Arafuru, ke utara sampai Teluk Bengal, Teluk

Siam, sepanjang Laut Cina Selatan dan Filipina.

Klasifikasi Bawa! Putih (Pampus argentum) menurut Dirjen Prasarana

Perikanan Tangkap, Ditjen Perikanan Tangkap, Depmternen Kelautan dan

Perikanan, 200 I: I, adalah sebagai berikut:

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Stromatoidea

Famili : Stromateidae

Genus : Pampus

Spesies : Pampus argentum

Bentuk tub uh ikan Bawa] Putih (Pampus argentum) sangat lebar seperti

ketupat gepeng. Bentuk sisik sikloid, sangat kecil, gampang dikelupas dan sisik-

sisik ini meluas sampai dasar semua sirip. Sirip punggung tidak sama panjang,

asalnya di depan pertengahan badan, tetapi menjadi sirip pektoral, didahului oleh

5-10 duri pendek yang menyerupai pisau. Berjari-jari lemah 30 sampai 43. Sirip

' dubur tidak sama panjang, berjari-jari lemah 38-43. Sirip ekor bercagak kuat

dengan lembaran bawah lebih panjang. Termasuk pemakan plankton, makanannya

plankton kasar (invertebrata). Hidup di perairan yang dasamya lumpur sampai I

kedalaman I 00 m, sering masuk air payau dan membentuk gerombolan besar.

Warna tubuhnya abu keunguan di bagian atas, dan putih perak di bagian bawah.

Page 32: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

argent71m) yang tertangkap adalah 15-20 cm dan panjangnya bisa mencapai 29

cm. Daerah sebar ikan ini adalah pada perairan pantai, payau, bahkan dapat hidup

di pcrairan tawar. Jenis ikan ini hidup di dasar perairan yang keadaan dasarnya

ber!t.impur, sampai kedalaman 100 m, dan cenderung berada pada kedalaman 15-

25111.

2.1.1.3 Klasifikasi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

Gambar 3. Ilrnn Gurame

Klasifikasi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) menurut Di1jen

Prasarana Perikanan Tangkap, Ditjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan

clan Perikanan, 2001: 1, adalah sebagai berikut:

Class : Pisces

Sub Class

Ordo

: Teleostei

: Labyrinthici

Sub Ordo : Arabantoidae

Family: Anabantidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Osphronemus gouramy

Susanto (1992:49-50), menjelaskan klasifikasi Gurame (Osphronemus

gouramy) yang berfamili Anabantidae, mempunyai bentuk badan yang pipih dan·

Page 33: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

dua kali panjang kepala atau l4 kali panJang tubuhnya. Sewaktu masih muda,

kepB.lanya lancip ke depan clan setelah tua menjadi dempa.k. Warna tubulmya

terutama di bagian punggung berwarna kemerahsawoan, sedangkan pada bagian

perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Gurame (Osphronemus

gouramy) memiliki sepasang si1ip perut yang mengalami perubahan menjacli

sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras

menempel pada punggungnya, sedangkan letak garis rusuknya menyilang di

bagian bawah sitip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm. !lean gurame

dapat hidup di sungai, rawa, telaga, atau kolam berair tawar. Ikan gurame dapat

dijumpai di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Filipina atau di

Kepulauan Sychillin dan Australia.

Di Indonesia, baik dalam pemeliharaan maupun perdagangan ikan gurame

dikenal' dua golongan yang ditinjau berdasarkan bentuknya:

Gurame angsa (soang), berbadan relatif panjang, bersisik lebar dengan ukuran I

qerat maksimum 8 kg clan panjang badan maksimum 65 cm. Berwarna putih

abu-abu.

Gunune jepun (Jepang), bcrb11d1111 lebih pendek dengan bentuk sisik lebih

kecil. Panjang maksimum 45 cm, dengan berat ± 3,5 kg. Berwarna putih abu-

abu dan kemerah-merahan.

2.1.2 Pcngertian Standar Mutu

Menurut Handoko (2000:47) kata 'standar' yang berarti bahwa hanya

ukuran-ukuran spesifik tertentu yang dibuat dan dijual. Standardisasi aclalah

Page 34: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

karakteristik-karakteristik lain pada produk-produk yang clibuat clan clijual. Dua

konsep tersebut berhubungan sangat erat, sehingga kita akan menggunakannya

dalam 11al ini sebagai istilah yang hampir sama. I

Standar Mutu adalah persyaratan produk yang memenuhi kesatuan

spesifikasi teknis, meliputi identitas, higienis, kimiawi, keseragaman mengenai

ukuran, berat, atau isi, rupa, label, dan sebagainya yang dibakukan dan disusun

berdasarkan konsensus semua pihak. (Departemen Kelautan clan Peiikanan:2003).

Sunarya (1994) clalam Indryasari (1999: 13), menyatakan bahwa clalam

pcrdagangan dikcnal 3 standar mutu, yaitu standar mutu yang bcrkailan dcngan

label, kesegaran, dan kesehatan. Standar mutu yang berkaitan dengan label

d\maksudkan agar proclusen clapat menyajikan procluknya yang clikemas sesuai

label, schingga konsumen ticlak clirugikan secara material. Stanclar mutu kescgaran

aclalah suatu stanclar yang mengatur clerajat kesegaran suatu procluk yang layak

untuk clikonsumsi manusia. Stanclar mutu kesehatan memberikan batasan aclanya

kontaminasi bahan berbahaya atau kontaminasi bahan yang mungkin membawa

bahan bcrbahaya. Kontmninasi tersebut clapat bcrupa bahan kimia, fisika, atau

mikrobiologi.

2.1.3 Standar Ikan Segar (SNI 01-2729-1992)

SN! 01-2729-1992 menyatakan tentang perihal stanclar ikan segar. Stanclar

ikan segar disusun mengingat bahwa produk ini banyak cliprocluksi clan digcmari

oleh masyarakat Indonesia serta di ekspor.

Page 35: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Didalam penanganan ikan segar masih banyak mcmpergunakan cara dan

peralatan yang sederhana dan tidak selalu memenuhi persyaratan teknis, sanitasi,

dan higienis.

Ruang lingkup standar ikan segar meliputi pcrsyaratan bahan yang

mencakup: bahan baku, bahan pembantu dan bahan tambahan, persyaratan teknis,

sanitasi dan higienis yang mencakup: cara penanganan, cam pengemasan, earn

pernberian label, dan rnerk serta earn penyimpanan, persyarntan mutu dan analisis

yang mencakup: mutu produk akhir, earn pengambilan contoh dan analisis.

Deskripsi ikan segar adalah ikan {pisces) yang telah mengalarni perlakuan

pencucian, penyiangan atau tanpa penyiangan, pendinginan, dan pengemasan.

Klasifikasi rnutu ikan segar digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan rnutu

clengan persyaratan sebagai berikut:

• Ikan segar harus rnemenuhi persyaratan kesegaran, kebersihan, clan

kesehatan sesuai dengan SPI-KAN-01-1982.

1 • Bahan pembantu clan bahan tarnbahan yang dipakai harus tidak

merusak atau merubah komposisi dan sifat khas dari ikan segar. Jenis

dan dosis harus sesuai dengan persyarntan yang berlaku clari

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

• Teknik, sanitasi, clan higienis.

Prociuk ikan segar harus clitangani, clikernas, diclistribusikan, clan

clipasarkan pacla ternpat-tempat, cara, clan alat-alat yang higienis clan

saniter, sesuai clengan SPI-KAN-1981.

• Mutu ikan segar clitetapkan sebagai berikut:

Page 36: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Karakte1istik

a. Organoleptik, min

b. Mikrobiologi:

- TPC, per gram, maks *)

- E Coli MPN per gram, maks *)

- Vibiio cholerae *)

*) apabila diperlukan

• Pengemasan

Persyaratan Mutu

7

5 K ) 05

0

ne:gatif

a. Bahan pengemas yang dipakai harus memiliki sifat-sifat tidak

mencemaii isi, melindungi produk dan kontaminasi dari luar,

sesuai dengan SPI-KAN-SPP-1981.

b. Pemberian label harus sesuai dengan SPI-KAN-1981.

Untuk mengukur tingkat standar mutu dari jenis-jenis ikan yang akan

diekspor perlu dilakukan pengambilan contoh dan a.nalisis (sampling).

Pengambilan contoh sesuai dengan petunjuk yang telah clitetapkan dalam SPT­

KAN-PPC-1976, selanjutnya dianalisis sesuai dengan ketetapan sebagai berikut:

Karakteristik

a. Organoleptik

b. Mikrobiologi:

-TPC

- M Coli

- Vib1io cholerae

Ko de

SPI-KAN-PP0-1978

SPI-KAN-PPM-1978

SPl-KAN-1978

SPI-KAN-PPM-1978

Secara fisik, penampakan ikan segar dan mutunya seyogyanya ticlak

berubah dan mempunyai nilai jual yang wajar.

Menurut Wibowo (1998) dalam Mantau, dkk (1999:6) mengemukakan

bahwa ciri-ciii ikan segar sebagai berikut:

Page 37: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

a. Rupa dan warna ikan secant keseluruhan masih cerah, badan

mengkilap dan jemih, kulit ikan kuat dan tidak mudah sobek, badan

ikan utuh dan tidak patah.

b. Lendir tipis, kuning dan encer menyelubungi tubuh ikan, bau normal

(tidak menyengat/busuk).

c. Sisik melekat kuat, mengkilat dengan wama atau tanda khusus sesuai

jenis ikan.

cl. Mata ccmerlang/bening, cembung/mcnonjol, pupil rnata/bola rnala

hitarn dan tidak berclarah.

e. Daging kenyal, bila ditekan tidak membekas/cepat kembali normal.

f. Insang berwarna merah segar atau sedikit kecoklatan, tertutup lendir

tipis dan berbau segar.

g. Dinding perut !mat dan kenyal/tidak pecah, lubang clubur tertutup.

h. Bila akan diletakkan dalam air tawar rnaka keseluruhan tubuh akan

tenggelam.

Adapun earn untuk menentukan segar atau tidaknya ikan adalah dengan

rnenggunakan rnetode 4m yaitu, melihat, meraba, menekan, dan menciurn.

I . Melihat, dalam ha! mengarnati penampilan ikan terutama fisik, mata

insang serta adanya lendir.

2. Meraba ikan, untuk mengamati kondisi ikan terutama adanya lendir,

kelenturan.

3. Menekan daging ikan, untuk melihat tekstur daging, apakah rnasih kenyal

Page 38: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

4. Mcncium bau ikan, apakah masih berbau anyir segar atau suclah berbau

busuk.

Kesemuanya itu haruslah mengacu pacla ciri-ciri ikan segar seperti yang

tel ah. cliuraikan sebelumnya.

2.1.4 Manajemcn Mutu

2.1.4.1 Konscp Mutu

Mutu aclalah sencli penting yang menentukan keberhasilan atau kcgagalan

bisnis clalam pasar masa kini yang beoricntasi pacla mulu. Kuncinya adalah

kenclali mutu hams clisusun secara eksplisit clan muclah cliukur, sehingga clapat

I menclukung profitabilitas bisnis clan ams leas positif.

Dari beberapa penclapat para pakar clan praktisi, sulit dipernleh komensm

untuk membuat suatu clefinisi mutu. Setiap orang merniliki clefinisi mutu yang

berlainan, tergantung pacla konteksnya. Konsep mutu sendiri memiliki banyak

kriteria yang berubah secara terns menerus.

Barra (1989:1), mengemukakan bahwa istilah mutu cligunakan untuk

111u11ggn111bnrknn ke111ewnhi111 ritrrn sifnt tnmhtlht111 ynng momerluknn binya yang

lebih tinggi. Yang climaksucl clengan mutu aclalah memberikan kepacla pelanggan

- atau orang berikutnya dalam proses - procluk atau jasa yang sesuai untuk

digunakan. Semua ini dike1jakan seclemikian rupa sehingga setiap tugas hanya

pcrlu dikcrjakan satu kali saja tanpa pcrbaikan bcrulang-ulang.

Page 39: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Juran (1995:1) juga berpendapat, bahwa keistimewaan produk dan angka

kegagalan banyak ditentukan oleh perencanaan mutu, sehingga mutu merupakan

kunci keberhasilan suatu bisnis. Tanpa mutu yang baik, kesinambungan pelayanan

akan terganggu. Kegagalan ini dalam skala kecil akan menyebabkan pemborosan

kecil, sedangkan dalam skala besar kegagalan ini akan berakibat fatal, seperti

kehilangan pasar.

Menurut Feigenbaum (1992: I 0), mutu adalah gabungan karakteristik

produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan yang

membuat produk dan jasa yang digunakan mernenuhi harapan konsumen.

Prawirosentono (2002:4), mengemukakan bahwa mutu produk bukan suatu yang

serba kebetulan (occur by accident). Untuk mencapai mutu suatu procluk,

peru13ahann harus membuat perencanaan, 1nelaksanakan~ dnn 111enga\.v;.\sn1ya

secara 'total. Mutu suatu procluk aclalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu

produk, bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutulrnn konsumen I

dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah clikeluarkan.

Departemen Perclagangan Republik Indonesia (J 992) dalarn Renggani

(2002: l J ), juga mendefinisikan mutu suatu produk sebagai gabungan sifat-sifat

yang khas yang dapat membeclakan masing-masing satuan dari suatu produk dan

memberikan pengaruh yang nyata dalam menentukan tingkat pene1imaan

konsumen atau pembeli terhaclap kebutuhan tersebut. Sedangkan menurut Assauri

( J 980:22 l ), mengartikan mutu sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu

bhrang atau jasa yang menyebabkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan

tuiuan untuk ana barang atau iasa dimaksudkan atau dibutuhkan. Mutu dicirikan

Page 40: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

oleh tingkatan dimana produk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. Karena mutu merupakan gabungan sifat-sifat atau karakteristik dari

suatu produk, maka mutu dapat dijadikan strategi perusahaan untuk mencapai

keunggulan di pasar. Produk bermutu tinggi akan memiliki keunggulan di pasar

dan pangsa pasar (market share) dapat meningkat atau hilang karena masalah

mu tu. Buffa dan Sarin ( 1996) dalam Renggani (2002: 12).

· Dari definisi-definisi tentang mutu di atas, maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah mutu merupakan gabungan sifat-sifat khas dari suatu produka atau

yang biasa discbut karakteristik yang dapat membedakan produk yang satu

dengan yang lain, yang bisa dijadikan strategi bagi perusahaan untuk memiliki

kFtmggulan di pasar dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan

kcpuasan konsumen, scrta memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi

perusahaan. Lebih jelasnya Gambar 4 akan memperlihatkan alur clari konsep

mutu.

+ iabunga1;i sifht- Memenuhi iit/karakteristik ~ - MUTU . kebutuhan/kepuasan sual u produk konsu1ncn

'

" Strategi perusahaan untuk . memperoleh keunggulan

di pasar

Gambar 4. Alur Konsep Mutu

Page 41: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

2.1.4.2 Pcran Manajcmcn Mutu

Renggani (2002:8), setiap perusahaan dituntut mempunyai keunggulan

clibanding perusahaan lain untuk dapat bertahan di pasar persaingan yang semakin

lama semakin komp!eks. Keunggulan bersaing aclalah tentang bagaimana sebuah

perusahaan benar-benar menerapkan strategik generik Ice dalam praktek. Setiap

perusahaan mempunyai strategi masing-masing untuk mencapai keunggulan

tersebut. Salah satu strategi untuk memperoleh keunggulan adalah clengan

menerapkan strategi manajemen mutu.

Pcncrapan strategi suatu pcrusahaan dapat dilihat dari tiga scgi, yaitu scgi

mutu, biaya, dan waktu. Segi mutu, climtikan sebagai upaya perusahaan untuk

mclakukan difercnsiasi produk, sehingga produk mcmiliki keunggulan

kompatibilitas clibandingkan dengan produk yang dihasilkan pesaing. Segi biaya

cliartikan sebagai kemampuan perusahaan memperoleh biaya minimum yang

dikelµarkan tanpa mengurangi mutu (Low Cost). Seclangkan segi waktu adalah

kemampuan perusahaan memasarkan produk clengan cepat clan mencapai

konsumen dalam waktu yang relatif singkat.

2.1.5 , Manajemen Mutu Terpadu

2.1.S.1 Definisi Manajcmen Mutu Tcrpadu

Total Quality Management (TQM) da!am bahasa (istilah) Indonesia

disebut Total Manajemen Mutu atau Manajemen Mutu Terpadu (integrated I

quality control) pada hampir lima dekade yang lalu telah tumbuh clan berkembang

Page 42: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Ibrahim (2000) dalam Renggani (2002:13), mendefinisikan bahwa MMT

merupa)can suatu sistem manajemen untuk selalu meningkatkan kualitas dalam

proses-kerja dan hasil-akhirnya guna memenuhi kepuasan konsumen secara terus-

1

menerus. Sedangkan menurut Heizer dan Hender dalam Renggani (2002:13),

definisi MMT adalah suatu konsep yang menekankan pada perbaikan produk

secara terus menerns, berkesinambungan, dengan melibatkan seluruh tingkat

manaj.emen dalam perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing clengan

produk lain di pasaran. Kesimpulannya adalah bahwa MMT adalah sistem yang '

perlu diterapkan dalam suatu perusahaan untuk menghasilkan procluk yang

berkualitas dengan mengikutse1iakan seluruh bagian dalam perusahaan secara

berkesinambungan dan terns menerus.

2.1.5.2 Konsep dan Karakteristik Manajemen Mutu Terpadu

Menanamkan budaya MMT pada suatu perusahaan memang tidaklah

mudah, dikarenakan latar belakang anggota perusahaan yang heterogenitas, baik

clari segi pendidikan, pengalaman, budaya, serta traclisi nilai yang dibawa. Oleh

karena itu, penanaman budaya MMT memerlukan kesabaran dan keuletan, karena

membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Tujuan dari MMT ini adalah memberikan produk atau jasa berkualitas

yang memcnuhi kebutuhan se1ia kepuasan pasar konsumen berkelanjutan

(sustainable satisfaction) yang pada gilirannya akan mcnimbulkan pcmbelian

secara berkesinambungan. Keadaan ini dapat meningkatkan produktivitas

proclusen untuk mencapai skala ekonomis dengan akibat penunman biaya

Page 43: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Mcnurut Tjiptono dan Diana (2001) dalam Fatimah (2004:22), pcndckatan

mutu hanya akan dapat dicapai dengan mempcrhatikan karakteristik MMT,

sebagai berikut:

• Fokus pada pclanggan. Perbaikan yang dilakukan terus mcncrus diharapkan

akan dapat menghasilkan produk sesuai dengan harapan konsumen.

• Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas. Dengan kualitas yang sesuai

harapan, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang

ditentukan tersebut.

• Memiliki komitmen jangka panjang. Dalam MMT cliperlukan komitmen

jangka panjang guna mengadakan perubahan budaya perusahaan agar dapat

berjalan dengan sukses.

Membutuhkan kerjasama tim. Perlunya kerjasama tim antar departemen

perusahaan dalam penerapan MMT karena merupakan tanggung jawab scmua

dal<)m menghasilkan produk berkualitas.

• 1"1emperbaiki proses secara berkesinambungan. Perbaikan proses secara

terus menerus untuk dapat menghasilkan kualitas yang lebih baik.

Menyelenggarakan pelatihan. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk

terus belajar sehingga perlunya pelatihan bagi karyawan perusahaan untuk

menjadi tenaga terampil siap-pakai.

Memiliki kesatuan tujuan. Supaya MMT dapat diterapkan dcngan baik,

maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap

usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama.

Page 44: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

• Adanya kctcrlibatan clan pcmhcrdayaan karyawan. Kctcrlibatan karyawan

perusahaan dalam pengambilan keputusan akan menanam rasa loyalitas

karyawan terhadap perusahaan dan timbul rasa memiliki dmi karyawan

t1rsebut terhadap pernsahaan.

2.2 Penclitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Fatimah (2004) yang be1judul "Faktor Penentu

Keberhasilan Manajemen Mutu Terpadu Ekspor Ikan Tuna Loin Beku" dengan

menggunakan metode AHP, diperlukan teknik pengenclalian mutu yang mencakup '

seluruh alur kegiatan proses. PT. T1idaya Eramina Bahari melakukan teknik

pengendalian mutu secara kontinu dan terpadu dengan tujuan mendapatkan basil

produksi yang berkualitas baik sesuai standar mutu perusahaan sehingga dapat

memenuhi kepuasan para pembeli.

Penerapan teknik pengendalian mutu PT. Tridaya Eramina Bahari terfokus

pada pengadaan, produksi, penyimpanan, clan pengemasan.

2,.3 Kcrangka Pcmikiran

Dasar kerangka penelitian ini adalah persaingan pasar. Keadaan yang

demikian menuntut perusahaan harus mempunyai keunggulan dibanding

pernsahaan lain didalam menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan adanya

persaingan pasar tersebut, maka PIH Pejompongan hams dapat bersaing di

pasaran. Semakin ketatnya tingkat persaingan clan adanya pergeseran pola

pem1intaan konsumen terhadap mutu yang lebih baik memaksa para produsen

Page 45: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Mutu produk perusahaan merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan daya saing, sehingga perbaikan mutu diharapkan dapat

meningkatkan daya saing secara efektif, mengingat hasil perikanan mempunyai

sifat cepat rusak (perishable), maka langkah penerapan rnanajernen mutu produk

perikanan yang akan dijual menjadi penting. Penerapan MMT 1111

mengikutsertakan seluruh karyawan pada setiap bagian proses perusahaan,

diharapkan dilaksanakan secara berkesinarnbungan.

Masalah yang terjadi dalam kaitan penerapan Manajemen Mutu Terpaclu

pada PlH Pejompongan perlu dianalisis. Apabila PIH l'ejompongan clapat

menerapkan MMT terhadap produk perikanan yang dijual kepada konsurnen,

maka pengelola PIH Pejompongan bertanggungjawab tcrhadap konsumen.

Analisis tersebut aclalah sebagai be1ikut:

I) Pencrapan MMT, yaitu penclckatan yang digunakan olch pcrusahaan­

perusahaan kelas dunia untuk mampu bertahan dan berkembang, clapat

dilihat clari teknik pengenclalian mutu serta karakteristik MMT.

2) Mengiclentifikasi permasalahan faktor-faktor yang mempengaruhi

pcnerapan MMT pada PIH Pejompongan, clengan metocle Analytic

1-l ierarchie Process (AHP).

3) Mengevaluasi permasalahan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

MMT pada PIH Pejompongan.

Page 46: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Persaingan Pasar

' + Keunggulan

t I I I

I Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

Teknik Pengendalian Mutu Karakteristik MMT • Pengendalian mutu di bagian • Fokus pada pelanggan

pengadaan • Obsesi terhadap kualitas • Pengendalian mutu di bagian • Komitmen jangka

penanganan panjang • Pengf"ndalian mutu di bagian • Kerjasama tim

penjualan • Perbaikan proses secara • Pengendalian mutu di bagian berkesinambungan

keuangan • Pelatihan • Kesatuan tujuan • Keterlibatan clan

I

+ Identifikasi permasalahan faktor-faktor yang rnernpengaruhi

Penerapan MMT pacla PIH Pejompongan

AHP ...............

•• ·-

I Evaluasi Faktor-faktor yang mempengaruhi pcncrapan MMT pacla PIH PeJompongan

Gambar 5. Kerangka Pemikiran

Page 47: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

BAB Ill

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Ikan 1-ligienis, Pejompongan, Jakarta

Pusat. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan bahwa pasar ini merupakan salah satu pasar yang

menerapkan persyaratan terhadap produk yang akan dijual, dalam ha! ini produk

perikanan berupa ikan segar. Penelitian ini mulai dilaksanakan pacla bulan

Agustus - November 2005.

3.2 Definisi Operasional

Hal-ha] dalam clefinisi operasional akan dijelaskan >ecarn spesi fik pacla

penclitian ini aclalah sebagai berikut:

) ) Pasar adalah tempat be1iemunya transaksi antara permintaan clan

penawaran.

1 2) Prociuk ikan segar aclalah ikan air Jaut clan ikan air tawar yang baru

ditangkap yang belum mengalami perubahan apapun clan juga ikan

yang sudah mengalami proses pengawetan dengan pernbekuan atau

pendinginan, tetapi masih mempunyai sifat yang serupa dengan ikan

asli.

Page 48: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

3) Higienis yaitu kondisi yang berkenaan dengan atau sesuai clengan ilmu

kesehatan, bersih, bebas penyakit.

4) Standar mutu procluk adalah sualu persyaratan yang clitetapkan pada

suatu lembaga mengenai keamanan jenis produk untuk bisa disalurkan

kepada masyarakat.

5) Pcngcndalian rnutu adalah kcgiatan tcrpadu rnulai dari pcngcndalian

standar mutu bahan, standar prosses produksi, barang setengah jadi,

barang jadi, sampai standar pengi1iman produk akhir ke konsumen,

agar barang (jasa) yang dihasilkan sesuai clcngan spesifikasi mutu yang

direncanakan.

3.3 Jcnis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung, hasil

kucsioncr, scrta pengamatan langsung. Sedangkan, data sekunder clipcroleh

melalui studi kepustakaan, clokumen perusahaan clan beberapa instansi pemerintah

clan swasta, data mengenai konsep clan teknik penerapan mutu, serta pengenclalian

mutu baik dari buku maupun situs-situs internet.

3.4 Mctodc Pengumpulan Data

Identifikasi penerapan MMT yang sudah be1jalan diperoleh melalui

wawancara dengan pihak perusahaan, yaitu staf atau pihak yang berkaitan dengan

fokus permasalahan sebagai responden. Wawancara juga clilakukan dengan •

Page 49: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

MMT yang akan diajukan dalam bentuk kuesioner. Pemilihan responden

berdasarkan pad a pengetahuan ten tang MMT dan pengalaman bekerj a pada

pcrusahaan tcrscbut. Responden yang memcnuhi persyaratan tcrscbut diantaranya

adalah:

Tabel 4. Nama dan Jabatan Rcspondcn

NO. NAMA JABATAN I. Irma Hennana Manajer Keuangan 2. Faisal Manajer Pemasaran 3. M. Solikhin Operasional Fish Market 4. M. Ma'mun Arifin Operasional Fish Market 5. Erni S. Cashier

Su1nber: Data Pruner "Pasar Ikan llJg1en1s, Pe101npongan" 2005

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data clan infonnasi yang cliperoleh kemuclian cliolah clan clis<\jikan clalam

bentuk tulisan, tabulasi data, serta gambar yang sesuai dengan kontcks

pennasalahan yang dibahas. Analisis permasalahan mutu yang cligunakan clalam

penelitian ini aclalah metode AHP (Analytic Hierarchie Process) .

.Pada dasarnya metode AHP ini memecah-mecah suatu situasi atau

masalah yang kompleks, tak terstruktur, ke clalam bagian-bagian kornponennya,

menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai

numerik pada pe1iimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel,

dan n1ensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang

memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengarnhi basil pacla

situasi tersebut.

AHP cligunakan untuk menganalisis kenclala yang dihaclapi pernsahaan

Page 50: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

data clan infonnasi yang cligunakan untuk menyusun struktur hirarki yang sesuai

clengan permasalahan yang clihaclapi oleh PIH Pejompongan. Hasil perolehan data

cliproses clan clianalisis serta clisajikan clalam bentuk uraian clan label.

Metocle pemecahan masalah clalam penelitian clengan model AI-IP clapat

clijelaskim pacla langkah-langkah berikut ini: I

Tahap I : Mendefinisikan masalah clan mencntukan sccarn spcsifik solusi

yang cliinginkan. Fokus pem1asalahan dalam analisis ini adalah

iclentifikasi pennasalahan mutu PIH Peyompongan. Untuk

mengetahuinya clilakukan wawancara clengan responclen. Setelah

fokus analisis clitentukan, kemuclian menentukan komponen-

komponen penclukungnya.

Tahap 2: Membuat struktur hirarki clari suclut panclang n1anajemen sec.am

menycluruh. Setelah komponen clari fokus analisis clikctahui,

kemuclian clilakukan pembuatan struktur hirarki. Pembuatan hirarki

bertujuan untuk mengetahui tingkatan-tingkatan analisis. Pada

fokus iclentifikasi pennasalahan tersusun beberapa tingkatan,

seperti tingkat 2 adalah faktor masalah, tingkat 3 sub faktor

masalah, tingkat 4 faktor penyebab, tingkat 5 sub faktor penyehab,

clan tingkat 6 pelaku. Ticlak 1cla aturan khusus dalam menyusun

struktur hirarki suatu sistem, jumlah tingkatan struktur keputusan

yang terstratifikasi, clan variabel pada setiap tingkat keputusan.

Tingkatan hirarki clapat clilihat pada gambar bcrikut:

Page 51: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tahap 3:

Tapap 4:

SCI

G Tingkal I: Fokus

~] Tingkat 2: Faktor Masalah

SFn ] Tingkat 3: Sub Faktor Masalah

Cn ] Tingkat 4: Faktor Penyebab

sen] Tingkat 5: Sub Faktor Penyebab

Al A2 A3 An_] Tingkat 6: Pelaku

Gambar 6. Model Struktur Hirarki, (Saaty, 1993)

Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks banding

berpasangan adalah matriks yang memperband.ingkan bobot unsur

dalam suatu hirarki dengan unsur-unsur dalam hirarki di atasnya.

Matriks ini disusun sesuai dengan ttijuan penelitian dan struktur

hirarki analisis. Matriks ini dimulai dari puncak hirarki untuk fokus

identifikasi permasalahan sebagai clasar untuk melakukan

perbandingan berpasangan antar variabel yang terkait yang ada

dibawahnya.

Melakukan perbandingan berpasangan antara s•otiap variabel pada

kolom ke-j dengan setiap variabel pada baris ke-i yang

berhubungan dengan fokus G atau identifikasi masalah. Pengisian

nilai-nilai dalam matriks banding berpasangan tersebut digunakan

angka-angka tertentu, seperti pada Tabel 5.

Page 52: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tabel 5. Skala Banding secara Berpasangan

Intensitas Definisi Penjelasan Kepentingan

l Pentingnya sama Dua elem en mempunyai kontribusi yang sama besar pada sifat itu

2 ' Lem ah 1 Pentingnya moderat Pengalaman dan penilaian sedikit J

(sedang) lebih rnemihak pad a satu elem en . dibandingkan dengan oasangannya

4 Moderat plus 5 Pentingnya !mat Pengalaman clan penilaian dengan kuat

memihak pada satu elemen dibanclingkan pasangannya

6 Kuat olus 7 Pentingnya sangat kuat Sa tu elem en Jcbih disukai dcngan

sangat kuat clibandingkan pasangannya; dominasinya terlihat dalam praktek

8 Sangat, sangat kuat Kebalikan dari Jika untuk aktivitas I Asumsi yang beralasan nilai-nilai di mendapat suatu nilai di I alas alas dibandingkan clengan

aktivitas J, maka J I mempunyai nilai kebalikan

dibandingkan i Rasional Rasio a tau perbandingan, Jika konsistensi cliupayakan clengan

timbul dali skala cara mendapatlrnn n nilai numerik untuk menjangkau seluruh matriks

Sumber: Saaty ( 1993)

Tahap 5 : Memasukkan bilungan satu (1) sepunjung diagonal i.Jtama dalmn

matriks banding berpasangan d ari kiri atas ke kanan bawah. Bagi an

di bawah diagonal tersebut diisi dengan nilai--nilai kebalikan dari

nilai-nilai di atas diagonal.

Tahap 6: Melakukan langkah 3, 4, dan 5 kembali untuk semua tingkat clan

gugusan dalam hirarki tersebut. Perbandingan clilakukan untuk

semua variabel pada tiap tingkat keputusan yang acla clalam hirarki.

Page 53: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Ada dua macam matriks pembanding yang digunakan dalam AHP,

yaitu:

a) Matriks Pendapat lndividu (MP!). Variabelnya disimbolkan

dengan Aij, artinya variabel mat1iks baris ke-i dan kolom ke-j

(Tabel 6).

Tabel 6. Matriks Pendapat [ndividu (MPl)

G A1 A2 A3 .... A,, -

A1 A11 A12 A13 .... A1n

A1 A21 A12 A2i .... A2n

A3 Ai1 A32 A33 .... AJn ;---

.... .... . ... .... .... . ...

An A,,1 An2 A,,3 .... Ann

Sumber: Saaty (1993)

b) Matriks Pendapat Gabungan (MPG), merupakan matriks yang

variabelnya berasal dari rata-rata geometr·ik pendapat individu

yang rasio konsistensinya lebih kecil atau sama dengan I 0%.

Variabel pada matriks ini disimbolkan sebagai Gij (Tabel 7).

Tttbel 7. Matriks Pendap11t Gabungan (MPG)

G G1 G1 G3 .... Gn

G1 G11 G12 G13 .... Gin

G1 G11 G12 G23 .... G2n

G3 G31 G12 Gi3 .... G3n

.... .... .... . ... .... . ...

G,, G,,1 Gn2 G,,3 .... G11n

Sumber: Saaty (1993)

Page 54: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tahap 7:

Rumus matematika untuk rata-rata gcomctrik uclalah:

m

Gij = IT a(ijJk

k •I

Keterangan :

G(ij) = Variabel MPG baris ke-i kolom ke-j

a(ij) = Variabel baris ke-i kolom ke-j clari MP! ke-i

k = Indeks MP! dari individu ke-k yang memenuhi syarat

m = Jumlah MP! yang memenuhi syarat

Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor

prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobot

vektor-vektor prioritas clengan bobot krileria-kriteria dan

menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan

clengan nilai prioritas dari tingkat bawah bcrikutnya, demikian

seterusnya. Ada dua tahap yang harus dilakukan dalam mengelola

MP! dan MPG tersebut, yaitu:

a) Pengolahan horizontal, meliputi penentmm vektor prioritas

(vektor eigen), u.11 konsistensi clan rcv1s1 pendapat bila

dibtiluhkan.

b) Pengolahan vertikal, meliputi penyusunan prioritas pengaruh

setiap variabel pada tingkat hirarki kcputusan tcrtcntu tcrhadap

sasaran utama/fokus.

Page 55: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tahap 8: Mengevaluasi inkonsistensi untuk selu.ruh hirarki dengan

mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas utama

kriteria yang bersangkutan, dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil

ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks

inkonsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing

matriks. Dengan cara yang sama pada setiap indcks inkonsistensi

acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan,

dan hasilnya dijumlahkan. Untuk rnemperoleh hasil yang baik,

rasio inkonsistcnsi hirarki harus bcrnilai kurang dari alau sama

dengan 10%.

Page 56: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

BABIV

GAMBARAN UMUM PASAR IKAN HIGIENIS, PEJOMPONGAN

4.1 · Gambaran Singkat Pasar Ikan Higienis Pejompongan

Pasar lkan Higienis (PIH) Pejompongan mernpakan salah satu pasar yang

bcrgerak dalam bidang penjualan produk perikanan, baik ikan segar hasil

tangkapan di laut, hasil budidaya air tawar, ataupun ikan hidup.

PIH Pejompongan mernpakan basil kerjasama antara Departemen

Kelautan dan Perikanan (Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

dan Pemasaran) dengan Pemerintah Provinsi DK! Jakarta. Pasar ini terletak di

tengah-tengah kota Jakarta yang muclah cliakses, yaitu berlokasi di Jalan

Penjernihan I No. 8, Kelurahan Benclungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang,

Jakarta Pusat. PIH Pejompongan menempati lahan seluas 2.750 m2, dengan luas

bangunan 244 m2, yang tercliri clari 3 lantai. Lantai satu untuk pemasaran ikan

hidup, segar dau beku, scrta procluk olahan. Lantai clua scbagai restoran seafood,

scdangkan lantai tiga clirencanakan untuk restoran yang eksklusif.

Pada tanggal 4 April 2004, PIH Pejompongan cliresmikan oleh Presiden

Mcgawati Soekamo Putri. Pacla pcresmian tersebut, Presiclen sekaligus

mencanangkan Gerakan Memasyarakatkan Makan lkan (Gemar Ikan). PIH

Pejompongan sempat tidak beroperasi karena beberapa alasan, kemudian pacla

awal Mei 2005 beroperasi kembali setelah clilakukan perombakan clan renovasi

gedung.

Page 57: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Manfaat dan tujuan PIH didirikan adalah sebagai berikut:

I. Menycdiakan tempat belanja ikan yang nyaman dan higienis, yang bermutu

tinggi dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

2. Mensosialisasikan kampanye 'Gerakan Memasyarakatkan Makan lkan

(Gemar limn)'.

3. Meningkatkan pemasaran nelayan pembudidayaan ikan dan pedagang ilcan.

4. Menciptakan lapangan ke1ja baru.

5. Mcngembangkan pusat infonnasi dan promosi keragaan potensi perikanan

nasional.

4.2 ' Organisasi clan Kctenagakerjaan

PIH Pejompongan dipimpin oleh seorang komisaris. Komisaris ini

me'rupakan pimpinan tunggal yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan serta

menjadi pusat pengambilan keputusan. Komisaris membawahi manajer dari 3

bagian, yaitu bagian keuangan, bagian operasional, dan bagian pemasaran.

Masing-rnasing dari manajer tersebut membawahi karyawan. Bagan struktur

organisasi PIH Pejompongan dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Gambar 7).

I) Komisaris berada pada tingkat pertama. Kornisaris ini rnempunyai

tanggungjawab mengambil keputusan pada pelaksanaan di PIH

Pejompongan.

Page 58: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

2) Dalam mengambil keputusan, komisaris melakukan koordinasi dengan

Manajer Umum. Manajer Umum memiliki seorang sekretaris, yang

mencatat kegiatan Manajer Umum.

3). Komisaris membawahi beberapa manajer. Dapat clilihat pada tingkat

kedua, yaitu manajer keuangan, manajer pemasaran, dan manajer

operasional.

4) Ketiga manajer tersebut membawahi asistcn manajcr. Dan asisten manajer

tersebut membawahi beberapa staff atau karyawan yang bergerak di

bidang ofm (operasional fish market).

KOMJSARIS

Manajer Umum

Sekretaris

Manajer Keuangan Manajer Operasional Manajer Pemasaran

Ass. Manajer Ass. Man[\jer ~ Man[\jer

Staf Staf Staf

Gambar 7. Struktur Organisasi PIH Pejompongan

Bagian keuangan merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang

bcrtanggungjawab terhadap segala urusan yang bcrhubungan Jcngan kcuangan,

hnik nn1s lens 111ns11k ntrn1n11n nn1s kns kP.!11nr f\nrrinn ini 1'f~rrliri rlnri kni;;:ir v:1nu

Page 59: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

hanya bertugas mengumpulkan uang yang masuk dan menghitungnya, kemudian

melaporkan hal tersebut kepada atasannya (manajer keuangan). Manajer keuangan

bertugas mengurusi keluar masuknya uang yang berhubungan dengan pembelian

dan penjualan, urusan keuangan intern perusahaan seperti membuat laporan

pertanggungjawaban keuangan, laporan pembukuan perusahaan, sampai pada

pembayaran gaji karyawan.

Bagian operasional adalah bagian dari perusahaan yang bertanggungjawab

mengatur pengadaan bahan baku, penerimaan, serta penanganan bahan baku.

Bagian ini terdiri dari manajer operasional yang mengawasi penerimaan serla

penanganan bahan baku, serta beberapa karyawan yang 1m~mang sudah diberi

tugas uhtuk menerima dan memeriksa bahan baku yang masuk.

·Bagi an pemasaran adalah bagian perusahaan yang hertanggungjawab I

terhadap penjualan ikan. Bagian ini terdiii dari beberapa karyawan yang bertugas

melayani pembeli, sekaligus mengantarkan barang atau pesanan kepada pembeli,

manajer pemasaran bertugas mengontrol pelayanan yang dilakukan oleh

karyawan.

Pada suut ini, PIH Pejompongun me111peke1jakan 17 orang karyawan.

Karyawan tersebut terdiri dari I orang manajer keuangan, l orang manajer

operasional, I orang manajer pemasaran, 2 orang kasir, :t 2 orang di bagian

operasional fish market ( ofm).

Di bagian operasional fish market, terdapat pembagian tugas yang terfokus

untuk setiap karyawan, tetapi setiap karyawan boleh membantu karyawan yang

Page 60: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

lain, seperti kegiatan penanganan. Khusus bagian kasir, mereKa bertanggungjawab

sepelmhnya terhadap pelaksanaan transaksi pembayaran.

Tingkat pendidikan karyawan ditentukan oleh jabatan yang dibutuhkan.

Pada umumnya tingkat pendidikan untuk karyawan operasional fish market

minimal SMU (Sekolah menengah Umum). Tingkat pendiclikan karyawan pada

PIH Pejompongan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Karyawan PIH Pejompongan

Tingkat Pendidikan Jumlah SI (Strata I) 5

SMU atau sederajat 12 Jumlah 17

Sumber: Data Pnmer "Pasar Ikan H1g1erns, PeJompongan" 2005

Jumlah hari ke1ja di PIH Pejompongan adalah 7 hari, yaitu hari Senin -

Minggu, setiap karyawan diberi kesempata!1 l hari untuk libur (off), dan pemilihan

harinya dibebaskan. Terdapat 2 shift dalam I hari kerja, shifi pertama dimulai dari

jam 07.00 sampai 15.00 WIB, sedangkan shift kedua dari jam 14.00 sampai 22.00

WIB. Hari dan jam kerja tersebut berlaku untuk semua karyawan.

Gaji karyawan ditentukan berdasarkan jabatan, lama bckci:ja, dan jenis

pekerjaan. Ketentuan penggajian di PIH Pejompongan clitetapkan melalui

koordinasi antara komisaiis clengan manajer keuangan. Semua karyawan

diberikan gaji secara bulanan.

Pcrtama kali bcropcrasi pihak pcngclola PIH Pcjompongan bcrusaha lclap

mcmperhatikan kesejahtcraan para karyawannya, clcngan mcmbcrikan bcbcrapa

fasilitas. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain bcrupa kcndaraan bcnnotor dan

Page 61: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

uang makan. Tetapi, setelah pengoperasian yang kedua, hanya terdapat fasilitas

kendaraan bermotor saja.

4.3 Kegiatan Pasar Ikan Higienis Pejompongan

4.3.1 Pengadaan Bahan Balm

Bahan baku utama dalam kegiatan penjualan pada PIH Pejompongan

adalah ikan segar yang mempunyai standar atau kualitas yang diinginkan oleh

pihak pengelola PIH Pejompongan. Bahan baku tersebut diperoleh melalui

supplier. Beberapa jenis ikan yang dijual pada PIH Pejompongan dapat dilihat

pada Lampiran 2.

Persyaratan paling utama yang diterapkan okh pengelola PIH

Pejompongan terhadap ikan segar adalah yang tidak memiliki kerusakan secara

fisik saina sekali. Harga yang diberikan untuk pembelian bahan baklu ditentukan I

oleh mekanisme pasar.

Pembelian dari supplier PIH Pejompongan hanya mendapatkan ilcan segar

dengan kualitas kelas dua (grade B), karena ikan yang cliperoleh PIH

Pejompongan bukan langsung berasal dari nelayan muara angke. Meskipun

dem,ikian, mutu clan kualitas bahan balm masih lebih baik jika dibandingkan

dengan ikan segar yang dijual di pasar-pasar tradisional.

4.3.2 Produk dan Proses Produksi I

PIH Pejompongan sekarang ini memiliki kegiatan mcnjual produk

perikanan baik segar, beku, hidup, maupun olahan. Sebelum kegiatan penjualan

Page 62: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

penyortiran bahan baku, penimbangan, pencucian, penyimpanan dan atau

penjualan. Bagan alur kegiatan proiduksi ikan segar secara lengkap dapat dilihat

I pada Gambar 8.

Input bahan baku ikan segar Sortasi

Penyin1panan

Penim- Pencu-bangan --l cian

Penjualan

Gambar 8. Kegiatan Produksi Ikan Segar PIH Pejompongan

Uraian penjelasan dari Gambar 8 di atas sebagai berikut:

1) Sortasi

Sortasi merupakan proses penyeleksian lkan yang dilakukan oleh PIH

Prejompongan terhadap ikan segar yang masuk. Untuk ikans egar, penyortiran

didasarkan pada mutu dan jenis. Penyortiran berdasarkan mutu, karyawan hanya

menerapkan 3M yaitu melihat, meraba, dan mencium. Mencium merupakan

tindakan terakhir yang dilakukan apabila karyawan selaku pemeriksa betul-betul

tidak mengetahui akan kesegaran ikan yang masuk. Biasanya dengan melihat dan

meraba, pemeriksa sudah dapat mengetahui bahwa ikan tersebut memang masih

segar.

Penyortiran ikan segar dilakukan pada sebuah meja sortir yang terbuat dari

bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan aman. Penyortiran di meja sortir

dilakukan apabila ikan segar yang masuk dalam jumlah yang banyak, karena

diperlukan ketelitian. Sedangkan ikan segar yang masuk dalarn jumlah sedikit,

biasanya perneriksa hanya melihat langsung ikan tersebut, tanpa harus diatur di

rneia sortir. Bagan alur proses oenvortiran daoat dilihat oada Garnbar 9.

Page 63: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Input bahan baku ikan scgar Sortasi

lkan segar k alitas jelek

lkan scgar kualitas bagus

Gambar 9. Bagan Alur Proses Penyortiran

2) Proses Penimbangan

PIH Pejompongan dalam menerima ikan (segar maupun hidup) memiliki

patokan yang khusus. Untuk ikan segar, minimal 5 kg/jenis/hari, sedangkan untuk

ikan hiclup minimal 20 kg/jenis/hari.

Penimbangan untuk ikan segar dilakukan tanpa memberikan air. Ikan

segar terlebih dahulu clitempatkan pada keranjang, dimana keranjang tersebut

suclah dihitung beratnya. Sedangkan untuk ikan hidup, terlebih dahulu disiapkan

air dalam bak penampungan ikan, dimana bak penampungan yang berisi air

tersebut juga clilakukan penimbangan terlebih dahulu. Air yang cligunakan untuk I

menanpung ikan hid up adalah air yang memenuhi syarat kualitas air minum.

Khusus untuk ikan hidup, setelah proses penimbangan langsung

dimasuklrnn ke dalam aquarium, yang langsung bisa dibeli oleh konsumen,

Aquarium yang dimiliki oleh PIH memiliki kelebihan, yaitu mengandung lapisan

ozotl dan ultraviolet yang dapat membunuh bakteri dan menghilangkan bau tanah

yang melekat pada baclan ikan. Bagan alur proses penimbangan clapat dilihat pacla

Garn bar 10.

Page 64: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Input bahan baku ikan segar

..__ .Bahan baku baik ~ Peni111bangan

ikan segar n1enggunakan

tin1bangan kasar

Gambar 10. Bagan Alur Proses Penimbangan

3) Proses pencucian (perendaman)

Ikan segar yang sudah ditimbang, dicuci dengan air bersih. Teknik

pencucian untuk ikan segar adalah dengan proses perendaman atau pencelupan,

pen~elupan ikan segar tidak dilakukan secara bersamaan, tetapi satu persatu. Hal

tcrscbut dilakukan untuk mcnccgah kcrusakan lisik, schingg:1 ikan tidak hnncur.

Bagan alur proses pencucian dapat dilihat pada Gan1bar 11. I

lnpul bahan baku ikan segar

v _ jr>enin1- Pencu-

Sortasi Bahan baku baik I bangan I-~ cian ~·

Menggunakan air bersihl yang sesuai dengan kualitas air minu1n

Gambar I I. Bagan J\lur Proses l'cncucian

' 4) Proses penyimpanan

Penyimpanan dimaksudkan untuk menjaga kescgaran procluk selama

bdum te1:jual. Ikan segar yang suclah dieuci, diletakkan di keranjang bolong

clengan dilapisi es curai terlebih dahulu, setelah itu ikan ditaruh dan kemudian

dilapisi kembali oleh es curai. Posisi ikan segar juga harus diperhatikan. Ikan

segar harus diletakkan dengan punggung berada di bawah, clan bagian perut

menghaclap ke atas, hal ini harus cliperhatikan karena umumnya bagian pcrut lebih

rcntan daripacla bagian punggung. Untuk udang atau curni-cumi, posisi

penempatannya tidak terlalu sulit.

Page 65: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

lkan scgar yang sudah dikcmas dalam kcranjang bolong, kcmudian

disimpan pada chiller dengan suhu rata-rata 0-2° C. Chiller memiliki kemarnpuan

daya simpan selama 2 minggu, lebih dari itu maka ikan akan mcngalami

kerusakan. Bagan alur proses penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 12.

Input bahan baku ikan segar dan ikan segar yang belu1n habis terjual

Penyimpanan dalam chiller room dalam suhu 0-2° C

Lama penyi1npanan 2 n1inggu

Garnbar 12. Bagan Alur Proses Penyinmpanan

4.4 Pcrmodalan

Produk siap jual

Modal awal PIH Pejornpongan untuk pernbelian ikan ini berasal dari

komisaris (sebagai pensuplai dana pertama), yaitu Bapak Bambang Hermanto.

Alokasi dana tersebut meliputi kcgiatan pengadaan bahan baku, kegiatan

pemasaran, kesejahteraan karyawan, dan keperluan produksi yang lain. Modal !

yang telah digunakan clalam kegiatan ini terhitung sebagai biaya dalam proses

produksi Pasar Ikan Higienis Pejompongan, dan pemakaian biaya ini dicatat dan

dilaporkan menurut kegiatan PIH Pejompongan.

Kesulitan yang dihadapi PIH Pejompongan clalam masalah permoclalan

adalah terbatasnya modal yang dimiliki perusahaan, karena hanya mengandalkan

modal yang berasal dari komisaris. PIH Pejornpongan tidak menggunakan jasa

bank untuk meminjam modal, karena proseclur yang harus dilalui terlalu rumit.

1-la1 ini menyebabkan diperlukannya waktu yang cukup lama untuk melakukan

perluasan usaha.

Page 66: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

No. I.

f 2.

I

3.

4.

5.

6.

4.5 Perbandingan Teknik Pcnanganan Ikan Segar antara PIH Pejompongan dengan Pasar Ikan Muara Angke '

Teknik penanganan dan pengendalian mutu terhadap ikan segar antara PIH I

Pejompongan dengan PI Muara Angke memiliki hampir banyak persamaan.

Perbandingan penanganan ikan segar antara PIH Pejompongan clengan PI Muara

Angke, dapat clilihat pacla Tabel 9, yaitu sebagai beiikut:

Tabel 9. Perbanclingan Penanganan Ikan Segar antara PIH Pejornpongan clengan PI Muara Angke

Ko moon en PIH Peiomnomrnn PI Muara Angke Penerimaan Higienis, karena harus Terkesan kurang higienis,

melewati pin tu receiving karcna bcrada pad a areal (harus dalam keadaan terbuka, tidak terhindar teitutup apabila ticlak cla1i polusi uclara.

I men en ma ikan ataupun es curai)

, Peny01tiran Menggunakan metode 3M Relatif sama dengan PIH , (melihat, meraba, dan Pejompongan rnencium)

Penimbangan Menggunakan timbangan Menggunakan timbangan kasar dan timbangan digital kasar

Pencucian Menggunakan air bersih Relatif sama sesuai clengan persyaratan kualitas air rninum ---

Penyimpanan

• Pengemasan Memasukkan ikan segar Memasukkan ikan segar pada keranjang bolong pad a plastik bening dan dengan dilapisi es cura1, menaruhnya pacla bak baik pada bawah perrnukaan penampungan ikan maupun alas permukaan

• Peralatan [ ikan. Ikan disirnpan paclaji-eezer Penclingin Ikan disimpan pacla chiller

Penjualan Ditata di meja display Ditempatkan pad a kotak dengan dilapisi es curm styrofoam a tau bak pad a bawah perrnukaan penampungan ikan dengan ilcan. mernberikan es curai dan

air bersi.h.

Page 67: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Uraian penjelasan dari Tabel 9 di atas adalah sebagai berikut:

• Pada PIH Pejompongan, mulai dari penerimaan sudah cliterapkan aturan,

climana ikan segar yang masuk ke PIH Pejompongan harus melalui pintu

receiving, yang harus dalam keaclaan te1iutup apabila ticlak menerima ikan

atau es curai, seclangkan pacla Pl Muara Angke, ikan segar yang masuk kepacla

pengecer dibeli melalui tempat pelelangan ikan, dan seringkali melalui tempat

terhuka.

• Sortasi ikan segar pada PIH Pcjompongan dilakukan dcngan manual yaitu

menerapkan 3111 (melihat, meraba, mencium), penyortiran dilakukan pada

mcja s01iiran yang terbuat dari bahan stainless, sedangkan pada PI Muara

Angke penyortiran ikan segar tidak terlalu diperhatikan, karena umumnya ikan

segar yang diterima oleh Pl Muara Angke langsung dari nelayan. dan masih

memiliki mutu yang bagus, daripada ikan yang diterima oleh PIH

Pejompongan.

• Penimbangan antara PIH Pejompongan dengan PI Muara Angke tidak jauh

berbecla. lkan segar yang masuk pada PIH Pejompongan maupun PI Muara

Angke menggunakan timbangan kasar. Tetapi pada PIH Pejompongan untuk

cum1-cmm dan udang dalam penimbangannya menggunakan timbangan

digjtal.

• Pencucian ikan segar pada PIH Pejompongan menggunakan air bersih yang

sesuai dengan kualitas air minum, alat bantu dalam proses mencuci atau

merendam ikan PIH Pejompongan menggunakan selang. Pada PI Muara

Page 68: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

nnnum, tetapi pcrolehan air bersih tersebut masih kurang efisien, karena

pedagang pengecer ikan pada PI Muara Angke harus membeli terlebih dahulu

pada pedagang air bersih. Air bersih yang dijual tersebut ditempatkan pada

drum-drum berukuran kecil. Untuk es curai, PIH Pejompongan memakai es

curai yang berasal dari supplier es. Es curai tersebut dibungkus dengan

menggunakan karung dengan kondisi yang bersih. Es c:urai yang diperoleh

pada pedagang pengecer di PI Muara Angke berasal dari pedagang es balok.

Es balok tersebut dijual per meter. Pedagang es balok di PI Muara Angke

mcmbcrikan fasilitas kepada pcmbclinya, yaitu mcrcka bolch mcminla cs

balok tersebut dengan menjadikannya es curai tanpa dikenakan biaya.

• Penyimpanan ikan segar yang masuk atau ikan yang belum laku teijual di PIH

Pcjompongan akan ditempatkan pada mesin pendingin (chiller). Antara ikan

segar air laut dengan ikan segar air tawar dipisahkan. !lean segar yang

disimpan pada chiller harus mcngikuti aturan dalarn perlakuan clan

penyusunannya. Ikan segar harus cliberi perlakuan seperti, pembeiian es curai

terlebih clahulu sebagai alas, kemuclian ikan clitempatkan clengan posisi yang

tidak mcrusak fisik dari ikan tesebut nantinya, setelah itu clilapisi kembali

clengan es curai sampai benar-benar menutupi hampir sebagian tubuh ikan,

khususnya pacla bagian mata, karena angin clali mesin chiller akan rnernbuat

mata ikan merah. Pacla PI Muara Angke, ikan segar yang belum habis terjual

akan clisimpan pacla freezer. Dalam proses penyimpanannya, pedagang

pengecer memberikan perlakuan seperti, membungkus. ikan satu persatu

k0.rlnlnn1 k::intnnP nlR<:tlk hP.nlno hP.n1k11rRn 1 ') x 10 r.t11 1:::.111 n1P.11nn1hnvn nniln

Page 69: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

bak penampungan ikan, yang berbentuk oval dan terbuat clari bahan fiber,

setelah itu dimasukkan ke ji-eezer.

• Penjualan ikan segar pacla PIH Pejompongan dilakukan secara langsung. Ikan

yang akan clijual clitempatkan pacla meja display, clan disusun rapih agar

konsurncn lcrtarik untuk mcmbclinya, scrla dibcrikan pcrlakuan sepcrli,

memberikan es curai sebagai alas, kemudian menata i.kan segar dan lalu

menutupnya kembali clengan es curai. Seclangkan pacla PI Muara Angke

pedagang pengecer menempatkan ikan segamya pacla bak penampungan ikan

clcngan memberikan es curai clan air bersih, ada juga yang menempatkannya

pad a kotak styrofoam dengan memberikan es curai clan juga air bersih.

Page 70: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

BABY

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

5.1.1 Teknik Pengendalian Mutu

'Pengendalian mutu merupakan teknik-teknik dan kegiatan operasional

yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu. Pengenclalian mutu meliputi I

monitoring suatu proses, melakukan tindakan korelasi bila clan ketidaksesuaian

dan menghilangkan penyebab timbulnya hasil yang kurang baik pada tahapan

rangkaian mutu yang relevan untuk mencapai efektivitas yang ekonomis. ISO

9000 dalam Kadarisman (1994).

Proses untuk mendapatkan ikan segar yang bemmtu tinggi dipengaruhi

oleh seluruh proses penanganan. Oleh karena itu diperlukan teknik pengenclalian

mutu yang mencakup seluruh alur kegiatan.

Penerapan teknik pengendalian mutu pada PIH Pejompongan terbagi

mcnjadi 4 (cmpat) hagian, yaitu: pcngadaan, pcnanganan. pcnjualan, dan

keuangan. Masing-masing bagian tersebut dikontrol oleh manajer.

5.1.1.1 Pcngcndalian Mutu di Bagian Pcngadaaan

Pengendalian yang dimulai dari pemilihan supplier. Supplier yang dipilih

adalah yang mampu mensuplai ikan, khususnya ikan scgar dcngan kualitas yang

mernenuhi persyaratan PIH Pejompongan. Scdangkan untuk ikan hidup tidak ada

persyaratan kualitas, hanya dilihat dari hidup atau tidaknya ikan tersebut.

Page 71: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Pengendalian kualitas ilcan segar diawali pada saat pene1irnaan bahan baku, untuk

perneriksaan kesegaran ikan yang dilakukan secara manual.

Selain pernilihan supplier, bagian pengadaan juga harus rnernperhitungkan

waktu pembelian ikan segar, karena akan berdarnpak pada biaya yang akan

dikeluarkan.

5.1.1.2 Pengendalian Mutu di Bagian Penanganan

Pengendalian rnutu pada bagian ini rnerupakan inti dari pernbentukan mutu

produk. Oleh karena itu, teknik pengcndalian mutu di bagian ini sangat penting.

Pengendalian mutu dilakukan pada setiap tahapan penanganan. Teknik

pengendalian lebih ditekankan pada penyimpanan ikan segar, agar kernunduran

mutu ikan dapat dicegah dengan mengatur poenernpatan procluk clan pengawasan

temperatur suhu ruang.

'Untuk menghemat tempat penyimpanan, perlu penyusunan posisi

penempatan procluk yang telah dicuci sehingga lebih banyak produk yang bisa

I

tertampung. Pengawasan temperatur suhu ruang chiller harus dilakukan secarn

insentif. Perbaikan dapat dilakukan tanpa menunggu kerusakan yang terjadi pada

mesin chiller, malca perlu teknisi dalam pengoperasian mesin tei'sebut.

5.1.1.3 Pengendalian Mutu di Bagian Penjualan

Pengendalian mutu pada bagian penjualan lebih difokuskan pada

pelayanan, antara lain dengan membantu memilih ikan yang segar, memberikan

fasilitas pengiriman ikan sampai ke tempat. Bagian penjualan juga harus I

"' '.

Page 72: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

pernbeli juga hams dalarn keadaan baik. Sarana transportasi JUga mempakan

bagian dari pengawasan mutu di bagian penjualan, karena apabila sarana

transportasi sampai msak maka akan rnenambah biaya dan rnenghambat

pengiriman. Untuk itu pemeriksaan mtin hams dilakukan untuk mengurangi biaya

yang dikeluarkan.

5.1. l.4 Pcngcndalian Mutu di Bagian Kcuangan

Pengendalian mutu pada bagian ini dilakukan melalui peme1iksaan mtin

laporan keuangan setiap akhir pekan, terdiri dmi pengecekan oleh kasir, dan

kemudian dicek ulang oleh manajer keuangan mencakup keluar masuk uang yang

berhubungan dengan pembelian clan penjualan, clan pcngccekan kesesuaian

keuangan intern pemsahaan.

5.2 Manajcmcn Mutu Terpadu

5.2.1 Fokus pada Pelanggan

Dalam menjual procluk, pihak pengelola PIH Pejompongan selalu bemsaha

untuk memenuhi pennintaan para pembeli dengan harapan memberikan kepuasan

secara maksimal. Tetapi, pihak PIH mengalami kesulitan untuk memenuhi

permintaan tersebut, karena tidak setiap hari ikan (baik segar maupun hid up) yang

berasal clari supplier clatang, selain itu juga minat konsumen terhaclap ikan relatif

sama. Untuk itu, PIH Pejompongan memberikan pelayanan bempa saran atau

menampung keluhan clmi pihak pembeli tentang ketersecliaan ikan yang clijual

oleh PIH perolehan informasi, clan bcrclasarkan infonnasi terscbut PIH bcrupaya

Page 73: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

5.2.2 Obsesi terhadap Kualitas

Organisasi yang baik akan membuat semua karyawan berusaha

semaksimal mungkin untuk dapat melaksanakan pekerjaannya clengan lebih baik.

I Obsesi tcrhadap kualitas procluk pacla PIH Pejompongan rnasih clilakukan oleh

karyawan-karyawan tertentu yang relatif sudah lama bekerja pada PIH

Pejompongan, dimulai dari pengoperasian pertama kali. Karyawan-kmyawan

yang baru beberapa bulan bekerja belum mengerti arti mutu ikan segar, dan

11,1ereka hanya menyelesaikan peke1jaan tanpa harus rnemahami arti mutu,

sehingga obsesi terhaclap kualitas ikan segar masih kurang clan pcrlu ditingkatkan.

5.2.3 Komitmcn Jangka Panjang

Pada PIH Pejompongan tidak ada program dan komitmen jangka panjang,

program yang dilakukan masih dalam jangka pendek. Namun demikian pihak

pengelola terus mengusahakan agar program tersebut berorientasi jangka panjang

dan dapat melakuka:n perbaikan mutu dan pemasaran secara terns menerus dan

berkesinarnbungan.

5.2.4 Kcrjusnnm Tim

Kerjasama tim dalam PIH Pejompongan clapat clikatakan sudah terlaksana,

namun masih perlu ditingkatkan lagi, khususnya dalam ha! kedisiplinan. Para

karyawan masih banyak yang tidak tepat waktu dalam kewajibannya. Terkadang

pada kondisi tertentu dimana bahan baku ilcan (segar maupun hidup) masuk ke

PIH Pejompongan, dan di saat itu pula pembeli berdatangan secara bersamaan,

maka akan meniadi beban ba!.!i karvawan di ba!.!ian neniualan. karena banvaknva

Page 74: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

pembeli yang menginginkan pelayanan ekstra, sehingga sering manajer pemasaran

dan manajer operasional ikut turun tangan. Begitu juga dengan pemeriksa ikan,

mereka juga harus ekstra cepat dalam pekerjaannya, agar clapat membantu

karyawan yang melayani pembeli.

5.2.5 , Pcrbaikan Proses secara Berkesinambungan

.PIH Pejompongan melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah clilakukan,

dianlaranya evaluasi tcrhadap bagian pcngadaan, apakah supplier sudah

mensuplai ikan yang sesuai persyaratan PIH, apakah acla kendala dalam proses

penanganannya. Pada bagian keuangan mengevaluasi penggunaan clana

perusahaan, apakah terclapat penyelewengan clana yang ticlak sesuai dengan

laporan. Hasil evaluasi tersebut kemuclian dibahas pada pertemuan rutin untuk

seluruh karyawan. Biasanya evaluasi diadakan seminggu sekali. Berdasarkan

cvaluasi tersebut, PIH Pejompongan menyusun langkah-langkah perbaikan untuk

nringgu berikutnya.

Walaupun evaluasi belum berjalan optimal, karena kurangnya koorclinasi

antara pihak-pihak di setiap bagian, narnun kegiatan ini sedikit banyak telah

mcmbantu pihak pengelola PIH Pejompongan untuk mengantisipasi kesalahan

yang munglcin te1jadi selanjutnya.

5.2.6 Pelatihan

Kegiatan pelatihan bagi karyawan PIH Pejompongan sudah diterapkan

pada pengoperasian yang pertama. Pelatihan clilakukan selama 2 minggu sebelum

PIH Pejompongan beroperasi. PIH Pejompongan hanya melakukan sistem

Page 75: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

training khusus pada standar mutu dan tata cara penanganan dalam pengendalian

mutu untuk mencegah kemunduran mutu ikan. Setelah pengoperasian kedua,

p¢latihan sudah tidak diterapkan kembali.

5.2.7 Kcsatuan Tujuan

Kesatuan tujuan yang mgm dicapai oleh PIH Pejompongan adalah

memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen ckngan menyediakan

bcrbagai jenis ikan yang diinginkan oleh konsumen, serta ingin memperluas

pangsa pasar. Kesatuan tujuan dirnaksud belum tarnpak pacla PIH Pejornpongan.

5.2.8 Kcterlibatan clan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan clan pernberdayaan karyawan di PIH Pcjompongan dapat

dikatakan masih kurang. Berhentinya pernberian pendicltkan clan pelatihan

karyawan barn menjadi ha! yang penting bagi pengelola PIH Pejornpongan,

rnengingat kebutuhan karyawan yang rnemiliki keterampilan khusus clengan

pengendalian rnutu ikan. Dernikian halnya dengan sistem pengambilan keputusan

yang masih tcrpusat menycbabkan kctcrlibalan karyawan dalam proses

pengarnbilan keputusan rnasih kurang.

5.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh clan Pcrmasalahan Manajcmen Mutu Tcrpadu

Pada saat ini penerapan MMT di PIH Pejompongan sudah diterapkan,

tetapi hanya terbatas pada penerapan untuk memperoleh kualitas produk,

rneskipun clernikian pengelola PIH Pejompongan selalu berusaha untuk clapat

Page 76: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

menerapkan MMT dengan sempurna. Untuk memperoleh kual itas procluk terclapat

masalah yang dihaclapi oleh PIH Pejompongan meliputi mutu, biaya, dan waktu.

5.3.1 Analisis Permasalahan Faktor M utu

,Untuk mendapatkan kepuasan konsumen, setiap pasar pasti akan berusaha

menjual. procluk yang bermutu. Permasalahan mutu yang clihadapi oleh PIH

Pejmhpongan aclalah masalah mutu bahan baku awal clan bahan baku akhir ikan

setelah menclapatkan penanganan. Mutu bahan baku yang akan dijual akan sangal

mempengaruhi bahan baku akhir ikan pasca penanganan.

5.3.1.I Bahan Bairn Awai

Mutu bahan baku ikan segar sangat clipengaruhi oleh sifat fisik clan sifat

kimia. Dalam menjual ikan segar yang berkualitas, clibutuhkan bahan baku yang

benar-benar memenuhi syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain berupa rupa,

Jama, bau clan kesegaran. Untuk hal-hal yang bersifat fisik, pemeriksa terkaclang

sulit mcnangani pcngawasan mutu bahan baku, karena masih dilakukan sccara

manual. Sedangkan hal-hal yang bersifat kimia, pihak pengelola ticlak clapat

mcncrnpkun pcmcriksuan duri bahun kimia yang nrnngkin terlrnndung puda ikun

scgar yang masuk, dikarenakan belum adanya laboratoriurn pcngambilan contoh

clan analisis pacla ilcan.

Selama ini ikan segar yang cliperoleh masih belum scpenuhnya memenuhi

stanclar ikan segar, sehingga pihak pengclola pasar harus bcnar-benar selektif

clalam memilih bahan baku clan harus cennat dalam mclihat mutu bahan balm.

Page 77: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan pe1masalahan di atas antara lain:

I) Sarana

Belum adanya alat yang dapat mengukur kesegaran ikan, ketersediaan

peralatan yang tergolong masih seclerhana clan scbagian bcsar rnasih clilakukan

secara manual oleh tenaga kerja manusia.

2) Sistem

Belum aclanya peraturan pada PIH Pejompongan tentang kritria-kriteria

b'ahan baku ikan segar yang memenuhi stanclar. Sehingga kecermatan karyawan

clalam pengecekan bahan balm terkadang kurang.

3) Keuangan

Bahan baku berupa ikan segar berkualitas yang sesuai dengan standar,

menambah harga jual Jebih tinggi. Untuk menrlapatkan harg:n j1rnl lebih tingg:i

pengelola PIH Pejompongan harus menyediakan clana yang cukup besar. Karena

keterbatasan clana yang dimiliki, pengelola hanya bisa membeli bahan balm clalam

j um I ah yang terbatas pula.

5.3.l.2 Bahan Baku Akhir

Ikan segar yang tidak habis te1jual pacla meja display clibongkar pada

malam hari menjelang tutup kantor, dan disimpan pada chiller guna menghambat

kemunduran mutu ikan segar.

Mutu yang clidapat apabila menyimpan ikan segar yang tidak habis te1jual

Jnga clipengaruhi oleh kondisi akhir bahan baku ikan segar yang tidak habis

terjual. Selain itu, penanganan yang benar akan membuat mutu ikan segar tersebut

Page 78: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

tetap terjaga. Jika penanganan yang dilakukan kurang diperhatikan, maka mutu

ikan segar juga akan berkurang.

Pennasalahan mutu bahan baku ikan segar yang tidak habis terjual,

clisebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

l) Sarana

Pcralatan penunjang yang kurang tennanfaatkan sccara bcnar pada

peralatan pendingin, merupakan salah satu penyebab mutu ikan segar yang ticlak

te1jual menurun.

2) Sistem

Peraturan tata cara penyimpanan ikan segar yang ticlak habis teijual belum

dilaksanakan secara optimal. Kurangnya kecennatan, ketelitian, clan pengawasan

cliclalam penyusunan posisi ikan segar juga mempengarnhi mutn ik~n segar nkhir.

3) Kcuangan

Sumber dana yang minim menjadikan PIH Pejompongan hanya mampu

mengerjakan pekerjaan yang rutin.

5.3.2 Analisis Permasalahan Faktor Biaya

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, PIH Pejompongan menghadapi

masalah mengenai biaya. Pennasalahan biaya yang clihaclapi antara lain aclalah

biaya pengadaan, biaya penanganan, clan biaya penjualan.

5.3.2.1 Biaya Pengadaan

Permasalahan biaya pengaclaan yang clihaclapi oleh PIH Pejompongan

adalah biaya pembelian bahan baku. Supplier yang menjacli langganan PIH

Page 79: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Pejompongan dalam memasok kebutuhan bahan baku berupa ikan segar adalah

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke. Supplier mengirimkan langsung

I ikan segar tersebut kepada PIH Pejompongan. Tetapi kegiatan pengiriman

tersebut tidak selalu pasti, sehingga pengelola PIH Pejompongan

mengantisipasinya dengan membeli langsung ikan segar di Muara Angke atau

pasar-pasar ikan lainnya.

Selama ini sarana pengangkutan yang dimiliki oleh PIH Pejompongan

masih banyak digunakan untuk mengambil ikan hidup, yang dapat menimbulkan

beberapa permasalahan ketersediaan bahan b:tku.

Faktor penyebab masalah di atas antara lain:

I) Sarana

Sarana pengangkutan belurn dimanfaatkan s<Ccara efektif dan efisien.

Selama ini sarana pengangkutan yang dimiliki lebih dominan untuk mengambil

ikan hidup di daerah Cianjur.

2) Sistem

Sistern pemesanan pada PIH Pejompongan belum optimal, sehingga biaya

pengadaan rnenjadi tinggi.

3) Keuangan

S umber dana yang terbatas, menjadikan PIH Pejompongan hanya mampu

rnembeli ikan dalam jumlah yang terbatas.

5.3.2.2 Biaya Penanganan

Permasalahan biaya penanganan adalah besarnya biaya pada semua

Page 80: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

perendaman, dan proses penyimpanan. Alat timbang masih memerlukan banyak

bantuan tenaga manusia dalam penghitungannya, karena rnasih manual dan belum

otomatis, begitu juga dengan mesin pendingin.

Faktor yang menyebabkan antara lain:

I) Sarana

Peralatan penanganan yang dimiliki masih sangat sederhana dan

mem1butuhkan bantuan karyawan dalam pengoperasiannya. Selain itu cam

karyawan menggunakan peralatan juga mempunyai pengaruh besar terhadap biaya

penanganan. Kerusakan pada sarana yang terjacli karena penggunaan alat-alat olch

karyawan yang ticlak sesuai dengan proseclur akan menyebabkan terjaclinya

kerusakan alat, sehingga cliperlukan perbaikan sarana tersebut.

2) Sistem

Kurangnya sistem pengawasan menyebabkan kurangnya kecermatan para

karyawan clalam melaksanakan proseclur pelaksanaan ke1ja, sehingga hasil yang

I cliperoleh kurang memuaskan.

3) Keuangan

Alokusi clan clistribusi clana yang kurang tepat enyebabkun clana menjacli

kurang efisien.

5.3.2.3 Biaya Penjualan

Dalam menjual procluk ikan segar, pihak pengclola menyiapkan meja

display untuk memajang ikan segar tersebut, agar menarik minat pembeli. Tidak

mcnentunya jumlah ikan segar yang masuk setiap harinya akan berclampak pacla

Page 81: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

efisiensi penggunaan meja display. Ketidakpastian jumlah ikan segar yang dijual

oleh PIH Pejompongan tersebutjuga akan berpengaruh terhadap biaya penjualan.

Faktor penyebab masalah ini antara lain:

1) Sarana

Peralatan berupa meja display yang digunakan sebagai tempet menaruh

ikan belum dimanfaatkan secara baik

2) Sistem

Kurangnya kebijakan pihak pengelola, khususnya kebijakan terhadap

harga jual.

3) Keuangan

Minimnya dana yang masuk yang berasal dari penjualan ikan segar

menyebabkan berkurangnya pemasukan dana ke perusahaan.

5.3.3 Analisis Permasalahan Faktor Waktu

Dalam pelaksanaan kegiatan, PIH Pejompongan mengalami permasalahan

mengenai waktu. Permasalahan waktu yang dihadapi PIH Pejompongan antara

lain masalah waktu pengadaan bahan bairn, masalah waktu penanganan, dan

masalah waktu penjualan.

5.3.3.1 Waktu Pengadaan

Waktu pengadaan bahan baku adalah waktu yang dibutuhkan seperti

mencari supplier yang mampu memasok ikan segar dengan kualitas yang sesuai.

Yang menjadi masalah adalah tidak menentunya pengiriman ikan segar dari

Page 82: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

supplier menyebabkan pihak pengelola harus cem1at dalam menjaga kontinuitas

pengadaan bahan baku.

Pennasalahan di alas dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain:

I) Sarana

Kurang termanfaatkannya sarana komunikasi yang dimiliki oleh PIH

Pejompongan secara penuh untuk meneari supplier clan melakukan pemesanan.

1 2) Sistem

Pihak manajemen kurang mempunyai kebijakan dan prosedur waktu

pcngadaan bahan baku dan pengawasan pcrsccliaan bahan baku yang tctap.

Pengadaan bahan baku juga masih dilakukan secara accidental, yaitu pihak

pcngclola mcmbcli scndiri bahan baku apabila hahan baku ikan scgar ada yang

habis. Ini menyebabkan inefisiensi waktu pengadaan.

3) Keuangan

Keuangan PIH Pejompongan kurang memaclai, sehingga untuk membeli

langsung bahan baku kaclangkala harus dituncla, meskipun pacla meja display

jumlah ikan segar yang clijual seclikit.

5.3.3.2 Waktu Penanganan

Permasalahan waktu penanganan yang clihaclapi oleh PIH Pejompongan

aclalah lamanya waktu penimbangan. Ikan segar yang masuk harus dilakukan

pcnimbangan, climana pemeriksa melakukan penghitungan terlebih dahulu pada

keranjang yang akan digunakan untuk menaruh ikan segar apabila hendak

clitimbang. Kcgiatan ini dilakukan olch tenaga manusia yang mengakibatkan

Page 83: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Faktor penyebab dari masalah ini antara lain:

1) Sarana

Keterbatasan alat timbang yang masih sederhana dan memerlukan bantuan

tcnaga kcrja manusia mcnyebabkan lamanya waktu pcnimbangan.

2) Sistem

Walaupun prosedur dan petunjuk pekerjaan sudah jelas, namun dalam

pdaksanaannya masih kurang sempurna. Tingkat kesalahan dalam mclaksanakan

proseclur dan petunjuk pekerjaan masih ada, clan ha! ini menyebabkan waktu yang

clibutuhkan cukup panjang untuk menirnbang ikan segar yang masuk.

3) Keuangan

Sumber dana yang rnuurn mernbuat PIH Pejornpongan belum mampn

menambahkan peralatan dan alat bantu.

5.3.3.3 Waktu Penjualan

Permasalahan waktu penjualan aclalah waktu yang clibutuhkan mulai dari

mcnunggu pembeli, clan menunggu pilihan pembeli. Permasalahan yang clihaclapi

oleh PIH Pcjompongan dalarn menjual ikan segar aclalah pihak pcmasaran masih

kesulitan untuk rnenclapatkan pangsa pasar yang luas, dan lmnanya waktu untuk

menjual ikan segar hingga cepat habis.

Faktor-faktor yang menyebabkan rnasalah di alas antara lain:

1) Sarana

Bel um dirnanfaatkannya secara efektif sarana promos:: yang acla pacla PIH

Pejompongan.

Page 84: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

2) Sistem

Pihak pengelola belum memiliki manaJemen yang terkoordinasi untuk

mempromosikan produk yang dijualnya.

3) Keuangan

Distribusi dan alokasi dana yang kurang memadai membuat bagian 1111

kurang mencukupi dananya. I

5.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

5.4.1 , Struktur Hirarki Permasalahan

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan

manaJemen mutu terpadu, permasalahan utama yang dihadapi oleh PIH

Pejompongan adalah masalah mutu, biaya, dan waktu. Analisis perrnasalahan

dpakukan dengan menyusun sebuah model struktur hirarki. Model struktur hirarki

dalam pcnelitian ini tersusun dalam 6 tingkatan.

Tingkat Pertama, mcrupakan fokus pennasalahan.

Tingkat Keclua, merupakan faktor masalah yang terdiri dari masalah mutu,

masalah biaya, dan masalah waktu.

Tingkat Ketiga, merupakan sub dari faktor masalah, yang merupakan penjabaran

dari tingkat 2. Tcrdiri dari mutu bahan baku awal, mutu balun bairn akhir, biaya

pengadaan, biaya penanganan, biaya penjualan, waktu pengadaan, waktu

penanganan, dan waktu penjualan.

Tingkat Keempat, merupakan faktor penyebab yang dapat menimbulkan masalah

Page 85: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tingkat Ke/ima, merupakan sub faktor penyebab, yaitu penjabaran dari penyebab

tingkat 4. Terdiri dari sarana transportasi, sarana mesin dan alat, dan sarana

I komunikasi, peraturan, penlaksanaan, pengawasan, alokasi dana, sumber dana,

dan distribusi dana.

Tingkat Keenam, adalah faktor pelaku, yaitu melihat kompetensi dan peranan

pelaku-pelaku manajemen mutu terpadu dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi pada tingkat 5. Terdiri dari p1mpinan, pihak manajcmen, dan pihak

operasional. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2. Struktur hirarki

secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 13, perolehan hasil Analytic Hierarchi

Process (AHP) dapat dilihat pada Lampiran 3, dan hasil pengolahan data

kucsioncr bcrdasarkan AHP dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 86: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Rasio l(onsistensi = 0,10

ldentifikasi Pennasalahan yang Berkaitan dengan Faktor-faktor Penerapan MMT

, I ·1 MUTU BIAVA c/AKTU

0,59 0,29 0,12

I

I I I . Ballan Baku Awai Pcngadaan - Badaan --

0.44 0,08 06

--- Bahan Baku Akhlr

Penanganan - Penanganan -0,14 0,03

0, 15

Penjua!an Bual an 0,07 -

03 -'

I I I

SARAN A SI STEM c::JANGAN

I 0 "? 0,28 0 19 I,)_ ·, I I

- Transportasi Peraturan-pcraturan - B;iDana f--0,22 0,08 ,06

- Mesin ... ~ Alat Pclaksanaan - B:rDana f--0, 13 0, 12 08

~-i Ko1nunikasi Pcngu\vasan r- i_:ribusi Dana ~-0,17 0,08 o.o:;

I ·1 Pirnpinan Pihak Manajemcn I E Opcrasional

0.43 0,40 I 0,15

Gambar 13. Basil Pengolahan Struktur Hirarki Pcrrnasalahan

Tingkat I FOKUS

Tingkat 2 FAKTOR MASALAB

Tingkat 3 SUBFAKTOR MASALAB

Tinglrnt 4 FAKTOR PENYEBAB

Tingkat 5 SUB FAKTOR PENYEBAB

Tir1gkat 6 FAKTOR PELA KU

Page 87: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

5.4.2 Prioritas Permasalahan, Pcnycbab dan Pelaku

Dari Gambar 13, dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut: Hasil

pengolahan pada tingkat 2 menunjukkan bahwa rnasalah yang dihadapi PIH

Pejompongan berturut-turut adalah masalah mutu (0,59), masalah biaya (0,29),

clan masalah waktu (0,12). Jadi, masalah utama yang clihadapi PIH Pejompongan

adalah masalah mutu. PIH Pejompongan menganggap masalah mutu adalah

masalah penting dalam penerapan MMT. PIH Pejompongan dituntut untuk selalu

memperhatikan mutu, dalam usaha untuk memuaskan konsumen clan unggul

dalarn pasar pcrsaingan. Biaya dan waktu juga mcnjadi masalah yang harus

diperhatikan dalam menerapkan sistem MMT. Hasil pengolahan faktor masalah

dapat dilihat pada Tabel I 0.

Tabel 10. Susunan Prioritas Faktor Masai ah

Tingkat 2 BobotAHP Prioritas Faktor Masalah

Mutu 0,59 l Bia ya 0,29 2 Waktu 0,12 3 ----

Hasil pengolahan data pada tingkat 3 memmjukkan bahwa urntan sub

faktor rnasalah berdasarkan faktor masalah mutu pada tingkat 2 adalah mutu

bahan bairn awal (0,44). PIH Pejompongan masih sering mcndapat keluhan dari

para konsumen tentang kuantitas dari bahan bairn ikan segar tersebut. Karena

keterbatasan dana, PIH Pejompongan hanya mampu membeli dalam jumlah

sedikit. Hal ini tentu akan mengurangi kepercayaan konsumen atas mutu bahan

baku yang dijual pada PIH Pejompongan. Sub faktor masalah mutu bahan bairn

Page 88: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

akhir (0, 15) menempati prioritas kedua untuk masalah mutu, dikarcnakan PIH

Pejompongan masih sering melakukan kesalahan clalam penanganan ikan segar.

Karena kurangnya pengetahuan yang mendalam tentang teknik penanganan ikan

segar y~ng benar, maka kesalahan bisa saja terjacli. PIH Pejompongan juga sering

menclapat keluhan clati para konsumen tentang kesegaran ikan yang clisimpan

tcrlehih clahulu sebclum clijual. Keluhan tcrsebut scpcrti masih ada ikan scgar

yang memiliki mata merah, clan konsumen beranggapan bahwa ikan segar yang

memiliki mata merah (atau tidak bening) suclah tidak segar lagi. Pacla sub faktor

masal<th biaya, biaya penanganan (0, 14) menempati urutan pertama. PIH

Pcjompongan harus mengeluarkan biaya yang bcsar, karcna karyawan yang

beke1ja pada bagian opcrasional masih bclum memiliki pcngctahuan yang

mendalam tentang mutu produk clan keterampilan yang memadai tentang teknik

penanganan. Disamping itu juga peralatan clan mcsin yang dimiliki masih sangat I

sederhana clan banyak menganclalkan tenaga manusia. Biaya pengaclaan (0,08)

menjadi prioritas keclua, PIH Pejompongan belum sepenuhnya memenuhi

kuantitas ikan segar yang diinginkan oleh konsumen, karena keterbatasan clana

sertn faktor luar seperti faktor musiman, membuat PIH Pejompongan kcsulitan

untuk menjaga kuantitas ikan segar. Prio1itas terakhir aclalah biaya penjualan, PIH

Pejornpongan kurang melakukan taktik clan strategi penjualan untuk menambah

omzet penjualannya. Susunan prioritas sub foktor masalah clapat dilihat pacla

Tabet 11.

Page 89: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tabel 11. Susunan Prioritas Sub Faktor Masalah

Tingkat 2 Tingkat 3 BobotAHP Prioritas Faktor Sub Faktor Masalah

Masalah Mutu Bahan Baku 0,44 I

Bahan Balm Akhir 0,15 2 Bia ya Penanganan 0,14 I

Pengadaan 0,08 2 Peniualan 0,07 0

)

Waktu Pengadaan 0,06 I Penanganan dan 0,03 2

~. Penjualan

Pcnycbab tirnbulnya rnasalah clan sub faktor rnasalah pada tingkat 2 dan

tingkat 3 dijelaskan oleh faktor penyebab rnasalah pada tingkat 4 clan sub faktor

penyebab masalah pacla tingkat 5. Dari hasil pengolahan data pacla tingkat 4

rnenunjukkan bahwa secara berurutan rnasalah pacla tingkat sebelumnya

clisebabkan oleh faktor sarana (0,52), sistem (0,28), clan keuangan (0, 19), clapat

dilihat pacla Tabel 12.

Sarana yang dimiliki oleh PIH Pejompongan belurn sepenuhnya

dirnanfaatkan secara efektif clan efisien, sehingga terkesan te1jacli pemborosan.

Sistem yang dimiliki PIH Pejompongan, baik proseclur, pelaksanaan, clan

pengawasannya rnasih belum sempurna. Hal ini akan rnenghambat kelancaran

penanganan clan penjualan. Demikian juga clengan keuangan yang sampai saat ini

masih terbatas.

Page 90: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Tabcl 12. Susunan Prioritas Faktor Pcnychah

Tingkat 4 BobotAHP Prioritas Faktor Penyebab

Sarana 0,52 I Sistem 0,28 2

Keuangan 0,19 3

Sub faktor penyebab dari masalah yang ada pacla tingkat 5 mcrupakan

penjabaran faktor penyebab pada tingkat 4. Hasil pengolahan data pacla tingkat 5

menunjukkan bahwa pacla faktor penyebab sarana, prioritas pertama aclalah

transportasi (0,22), pihak pengelola masih belum memanfaatkan clengan baik akan

kegunaan sarana transportasi yang climiliki. Komunikasi (0, 17) menempati urutan

kcdua, masih kurang terrnanfaatkannya sarana komunikasi seperti pesawat

telepon, buku claftar infonnasi pemasok, clan lain-lain. Seclangkan mesin clan alat

(0, 13) mcncmpati urutan kctiga, scbagian bcsar sarana dan pcralatan yang

cligunakan masih menganclalkan bantuan clan tenaga manusia.

Pada faktor pcnycbab sistem, prioritas pertama adalah pclaksanaan (0,12),

para karyawan klmsusnya di bagian operasional fish market ( ofm) masih kurang

memahami proseclur clan petunjuk yang berlaku, sehingga pel.aksanaannya masih

belum sempurna. Peraturan dan pengawasan (0,08) sama-sama menempati urutan

kedua, pihak pengelola PIH Pejompongan belum mempunyai proseclur pengaclaan

bahan baku yang tepat untuk menjaga kontinuitas ikan segar berbagai jenis, selain

itu keterbatasan manajer dalam melakukan pengawasan menyebabkan kecermatan

pckcrja dalam melakukan pekerjaan kurang.

Faktor penyebab keuangan yang merupakan p1ioritas pertama adalah

Page 91: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Pejompongan merupakan salah satu penghambat dalam pembelian. Alokasi clana

(0,06), clan distribusi dana (0,05) juga turut menjadi faktor penyebab

permasalahan, karena sulitnya alokasi dan clis!Jibusi clana yang efisien. Susunan

prioritas sub faktor penyebab dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Susunan Prio1itas Sub Faktor Penyebab

Tingkat 4 Tingkat 5 BobotAHP Prioritas Faktor Sub Faktor Penyebab

Penyebab Sarana Transpo1tasi 0,22 1

Komunikasi 0,17 2 Mcsin dan Alat 0,13 3

Sistem Pelaksanaan 0,12 1 Peraturan dan 0,08 2 Pengawasan

Keuangan SumberDana 0,08 1 Alokasi Dana 0,06 2

Distribusi Dana ' 0.05 3 ~ ~

Dari basil pengolahan data pada tingkat 6 menunjukkan bahwa sccara

berurutan kompetensi atau kemampuan peranan pelaku-pelaku pihak pengelola

PIH Pejompongan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan

penerapan MMT adalah pimpinan (0,43), pihak manajemen (0,40), dan terakhir

adalah pihak operasional (0, 15).

Pimpinan selaku komisaris harus mempunyai tanggung jawab membantu

menyelesaikan pennasalahan yang dihaclapi oleh PIH Pejompongan serta I

memberikan keputusan. Meskipun sebagai pensuplai dana pertama, tapi komisaris

juga cliharapkan turut anclil cliclalam menyelesaikan masalah. Pihak manajemen

sebagai kepala pab1ik juga harus menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

Page 92: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

operasional dalam ha! ini adalah karyawan atau pekerja pacla masing-masing

bagian hanya sebagai pelaksana, kernarnpuan menyelesaikan masalah terbatas

I pacla masalah-masalah rutin. Susunan prioritas pelaku dapat dilihat pacla Tabcl 14.

Tabel 14. Susunan Prioritas Kernampuan Peranan Pel.aku MMT

Tingkat 6 BobotAHP Prioritas Pelaku

·- -----Pimpinan 0,43 I

Pihak Manajemen 0,40 2 Pihak Operasional 0,15 3

Page 93: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

6.1 Kesimpulan

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan oleh penulis, dapat

disirnpulkan bahwa:

I) Pihak pengelola PIH Pejornpongan didalarn rnenetapkan persyaratan

kualitas ikan segar yang rnasuk dapat dikatakan suclah baik, akan

tetapi clalam pelaksanaannya terkaclang belurn rnernenuhi stanclar

proses operasi. Meskipun belurn sepenuhnya sempurna, narnun pihak

pengelola PIH Pejornpongan tetap berusaha agar ikan segar yang

dijual mernenuhi persyaratan yang berlaku. Seclangkan pengenclalian

mutu yang dilakukan oleh PIH Pejompongan rncrupakan suatu

rangkaian kegiatan yang saling terkait dan terpadu, clan bertujuan

untuk menclapatkan produk akhir yang baik.

2) Penerapan MMT pada PIH Pejompongan merupakan pengembangan

claii kegiatan pengendalian mutu. Walaupun masih tergolong barn

sebagai salah satu pasar ikan yang higienis, serta belum rnerniliki

pangsa pasar luas,namun PIH Pejompongan tetap berusaha untuk

konsisten dan mengutamakan nrntu di setiap kegiatan penjualan.

3) Faktor masalah yang clihaclapi oleh PIH Pejompongan clalam

menerapkan MMT guna menghasilkan procluk berkualitas aclalah

masalah mutu (0,59), masalah biaya (0,29), clan masalah waktu

Page 94: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Setiap perusahaan memang diharapkan memperhatilcan mutu dari

produk yang dijualnya. Untuk menghasilkan suatu produk yang

berlcualitas, maka diperlukan bahan baku yang berkualitas, sehingga

bahan balm merupakan sub falctor masalah yang utama (0,44). Faktor

masalah biaya yang akan dipergunakan untulc rnenghasillcan procluk

berlcualitas aclalah biaya penanganan (0,14). Mutu bahan baku yang

baik disertai clengan penanganan yang baik, alcan menghasilkan

produk akhir yang baik. Falctor masalah waktu, yang memberikan

pcngaruh tcrbcsar agar pcncrapan MMT bcrjalan dcngan scmpurna

adalah waktu pengadaan (0,06). Untuk memperoleh bahan bairn

yang betul-betul berkualitas dipengaruhi oleh waktu pengadaan

bahan balm itu sendi1i. Masalah-masalah yang clihadapi oleh PIH

Pejompongan di dalam menerapkan MMT aclalah faktor sarana,

sistem, dan keuangan. Penyebab yang paling utama adalah faktor

sarana (0,52). Terbatasnya se1ia belum adanya sarana-sarana yang

menunjang di dalam menerapkan MMT membuat pengelola PIH

Pejompongan hanya mengandalkan dan mcngoptimalkan sarana­

sarana yang ada. Untuk sistem, kurangnya kebijakan atau tanggung

jawab membuat pelaksanaan penerapan Mc\1T masih belum

sempurna. Sumber dan alokasi dana memegang peranan penting agar

pcnernpan MMT clapat berjalan. Kompetensi atau penman pelaku

perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan

Page 95: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

penerapan MMT adalah pirnpinan (0,43), pihak manajemen (0,40),

dan yang terakhir pihak operasional (0, 15).

6.2 Saran

Agar penerapan MMT pada PIH Pejompongan clapat be1jalan secara

optimal, cliperlukan langkah-langkah perbaikan yang harus clilakukan oleh pihak

pengelola ataupun komisaris PIH Pejompongan. Beberapa ha! yang mungkin

clapat clipertimbangkan dalam meningkatkan mutu adalah sebagai berikut:

I) Membuat komitmen jangka panjang, agar tujuan perusahaan clapat

tercapai.

2) Lebih memperhatikan dalam menjalin ke1jasama dengan supplier agar

mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan standar mutu ..

3) Meningkatkan sarana utama dalam upaya menghambat kemunduran mutu

ikan segar.

4) Melakukan kegiatan promosi agar lebih berkembang lagi, ticlak hanya

melalui media internet clan radio saja, tetapi juga media elektronik lainnya

seperti televisi, se1ta penyebaran brosur-brosur.

5) Mcnjalin kerjasama clengan pihak perbankan untuk rncningkatkan modal,

dengan mengajukan pinjaman berjangka.

6) Mengaclakan pelatihan bagi karyawan yang berpotensi di seluruh bagian,

karena hal ini clapat meningkatkan kualitas SDM.

Page 96: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

DAFTAR PUSTAKA

I Assauri, S. Manajemen Produksi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 1980.

Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia, Standar Ikan Segar, (SN! 01-2729-1992), BSN Jakarta, 1992.

Barra, R. Menerapkan Gugus Mutu da/am Strategi Praktis untuk 1Vleningkatkan Produktivitas dan Keuntungan, (Jakarta: Erlangga, 1992).

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001. Ikan Bawa/. him. www.oelabuhanperikanan.or.id, 25 Oktober 2005, pk. 12.30 WIB.

Departemen Kelautan dan Perikanan, 200 I. limn Kakap. him. W\\f~~pelabuhanperikanan.or.id, 25 Oktober 2005, pk. 12.30 WTB.

Departemen Kelautan dan Perikanan, Perkiraan Nilai Ekonomi Potensi Sumberdaya Perikanan, Jakarta: 2004.

Djumena, E. 4 Mei, 2004. Presiden Resmikan Pasar Ikan fligienis Pejompongan. 1 him. http://www.kompas.com, 9 Mei 2005, pk. 12.30 WIB.

Fatimah, S. Faktor Penentu Keberhasilan Manajemen Mutu Terpaclu Ekspor Ikan Tuna Loin Beku [Sk1ipsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hiclayatullah, Fakultas Sains clan Teknologi; 2004.

Feigenbaum, A.V. Kendali Mutu Terpadu, (Jakarta: Pustaka Binaman Pressinclo, 1992).

1-Iancloko, T.H. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Yogyakarta: BPFE, 2000).

lbu-ibu Periskatani (Persatuan Isteri Karyawan Departemen Pe1ianian). Mina Rasa dalam Kumpulan Masakan dari Sabang sampai Merauke, (Jakarta: Yasaguna, 1979).

lnclryasari, R. Proses Serrifikasi Mutu Fillet Jkan Kakap Beku di Laboratorium Pengi1fian Mwu Hasil Perikanan (LPMHP) DK! Jakarta [Skripsi]. Bogor: lnstitut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan llrnu Kelautan; 1999.

Juran, J.M. Merancang Mutu 1, (Jakarta; Pustaka Binaman Pressinclo, 1995).

Page 97: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Kadarisman. ISO (9000 dan 14000). Sertifikasi. Pelatihan Pengendalian Mutu dan Keamanan bagi Staf Pengajar. Kerjasama Pusat Studi Pangan dan Gizi !PB dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departcmen Pendidikan dan Kebudayaan, Bogor

Mantau, Z. dkk. Upaya Mempertahankan Kesegaran lkan dengan lvfenggunakan Peli Berinsulasi, Badan Penelitian clan Pengernbangan Pertanian, Departernen Pertanian, 1999.

Prawiroscntono, S. Filoso.fi Baru tentang Manajemen Mutu Te1pad11 (TQM) Abad 21 dalam Kial Membangun Bisnis Kompetitif Bernuansa "Market Leader'', (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002).

Rq,'lllasi lnstruksi Presiden. Pedoman Penyederhanaan Tata Cara Pengujian iV!utu lkan Segar dan Jkan Beku. 11 Maret, 2002: 4 hlm. www.dkp.go.id, 18 Mei 2005, pk. 11.00 WIB.

Renggani, A.G. Kajian Penerapan Manajernen Mutu Terpadu di PT. Karya Pangan Gemilang [Skripsi]. Bogor: lnstitut Pcrtanian Bogor, Fakultas Pe1tanian; 2002.

Saaty, T. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin, (J akaita: Pustaka Rinaman Pressindo, 1993).

Sabri, H.S. Mal Ilwn, Upaya Mendongkrak Potensi Perikanan clan Pariwisata. 8 April, 2004: 4 hlm. www.vahoo.com, 18 Mei 2005, pk. 11.00 WIB.

Sediaoetama, A.Dj. !!mu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Dian Rakyat, 1989).

Sunariah. Presiden Canangkan Gemar lkan, 4 April, 2004: 2 him. www.tempo.co.id, 9 Mei 2005, pk. 12.30 WIB.

Suprapti, M. Membuat Bakso Daging dan Bakso Ikan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003).

I

Susanto, H. Budidaya Ilcan di Pekarangan, Jakarta:Penebar Swadaya, 1992).

Universitas Islam Nege1i Syarif Hidayatullah. Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: UIN Press Jakarta, 2004).

Wibowo, S. Penanganan Jkan Segar, Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi, Jakarta: 1998.

Page 98: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,
Page 99: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Lampiran I. Jenis-jenis Jkan yang dijual di PIH Pejompongan

A. Ikan Segar (Air Laut clan Air Tawar)

No. Nama Ikan Se!!ar No. Nama Ikan Segar I. Ayam-ayam 31. Kakap Sawo

2. Baby Tuna 32. Kaka1:1 Tanda 3. Banden!! Super 33. Kakatua 4. Bandeng Sedang 34. Kembu~ Banjar 5. Baronang Toto! 35. Kembung Como 6. Baronang Tulis 36. Kembunf\ Gepeng 7. Bawa! Hitam 37. Kue Lilin 8. Bawa! Putih 38. Kue Gepeng 9. Bawa! India 39. Kue Kaea I 0. Bawa! Merah 40. La yang I I. Belanak 41. Layur 12. Belut Potong 42. Mujaer -13. Bentrong 43. Nila Merah Segar 14. Cakalang 44. Pari 15. Cumi Besar 45. Patin 16. Cumi Cendol 46. Petek Segar 17. Cumi Kecil 47. ])isang-pisang 18. Cumi Super 48. Salem 19. Ekor Kuning 49. Selar --20. Gurame Segar so. Sotong Kccil 21. Lele Segar s I. Tenggiri 22. Mas Segar 52. Tongkol 23. Mata Sebelah 53. Udang Kupas Besar 24. Kakap Jenaha 54. Udang Kupas Kecil

25. Kakap Kaci 55. Hiu Segar 26. Kakap Kuro 56. 27. Kaka1:1 Lencam 57. 28. Kakap Merah Besar 58. 29. Kakap Merah Kecil 59. 30. Kakap Putih 60

Page 100: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

B. Ikan Hid up (Air Laut dan Air Tawar)

No. Nama Ikan Hidup I. Baby Shark 2. Gurame 3. Lele 4. Malas 5. Mas 6. Mata Sebelah 7. Gurita Kecil -8. Hiu Black Tip 9. KerangMadu I 0. Kerang Mata 7 11. Kerapu Besar 12. Kerapu Kecil 13. Kaerapu Lodi 14. Moa Hidup 15. Mujaer 16. Nila Merah 17. Pari 18. Patin 19. Rajungan 20. Udang Pancet AK 20 21. Udang Pancet Besar 22. Udang Pancet Headless 23. Udang Pancet Kecil 24. Udang Peci I 00 25. Udang Peci Besar 26. Udang Peci Kecil 27. Udang Headless 28. Udang Ronggeng 29. 30.

Page 101: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

C. PRODUK OLAHAN

No. Nama Ikan Segar No. Nama Ikan Segar I. Bakso Seafood 31. Samge 2. Bakso Udang 32. Se oat 3. Bandeng Isi Otak 33. Steak Tenggiri 4. Bandeng Presto 34. Steak Tuna 5. Cumi Asin 35. Temba_t:J£ Asin 6. Daging Jambal 36. Tawes 7. Daging Tenggiri Asin 37. Tengkek 8. Dendeng Tembang 38. Tepung Calamary 9. Ebi 39. Tepung Marinasi 10. Gabus Asap 40. Teri Jengki Belah --11. Gabus Asin 41. Teri tawar 12. Jambal Roti Utuh Besar 42. Teri Jengki Bulat 13. Jambal Roti Utuh Kecil 43. Teri Medan 14. Kaid Naga lkan 44. Terisi 15. Kaki Naga Udang 45. Tongkol Asap 16. Kapasan 46. Bosco Keong Mas l 7. Kerupuk Ikan Tenggiri 47. Bosco Udang Gulung 18. Kerupuk Udang Curah 48. Teri Seulawang 19. Kerupuk Ikan Kakap 49. Mina Baso 20

·-20. Terasi Jemool 50. Mina Fish Nugget 21. Terasi B9 51. Bosco Steak Tuna 22. Terasi Kepala Udang 52. Bosco Steak Blok Akai 23. MinaBakso 53. Manisan Rum put Laut 24. MinaLumria 54. 25. Mina Otak-otak 55. 26. Mina Siomay 56. 27. Peda Layang 57. 28. Peda Merah 58. 29. Rebon 59. 30. Rejung Asin 60

Page 102: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Lampiran 2. KUESIONER

Nama Responden No. Kucsioncr :

Jabatan/Profesi

Tujuan

Mendapatkan informasi mengenai masalah penerapan manajemen mutu terpadu untuk mengurutkan prioritas faktor-faktor masalah yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu.

Pctunjuk Umum

• Pengisian dilakukan secara tertulis oleh responden • Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden • Konsistensi merupakan faktor yang sangal dituntut dalam pengisian kuesioner

terlampir

Pctunjuk Khusus

• Penilaian adalah membandingkan tentang kepentingan relatif 2 (dua) elemen pada tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diantaranya.

• Alternatifpemberian nilai untuk perbandingan tingkat kepentingan adalah: I = sama pentingnya 3 = moderat pentingnya dibanding yang lain 5 =!mat pentingnya dibanding yang Jain 7 = sangat kuat pentingnya di banding dengan yang lain 9. = ekstrim pentingnya dibanding dengan yang Jain 2; 4, 6, 8 = nilai di antara 2 (dua) penilaian yang berdckatan, schingga di.perlukan kompromi

Page 103: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

FAKTOR MASALAH

Faktor Mutu Biava Waktu Mu tu Biaya Waktu

~

SUB FAKTOR MASALAH

Mu tu Bahan Balm Awai Ballan Balm Akhir Bahan Bairn A wal Bahan Baku Akhir --

Bia ya Pen!!adaan Penan!!anan Penjnalan Pengadaan -Penanganan Penjualan

~-

IPcn!!adaan Waktn Penan!!anan Pen iualan -Pengadaan

----------Penanganan Penjualan --

FAKTOR PENYEBAB

Mu tu Sarana Sistem Sarana Si stem Keuangan

t Keuangan

1------1 Bia ya Saran a Sistem Kenan!!an

Saran a Si stem Keuangan

Waktu Saran a Sistern Keuangan Saran a Si stem Keuangan

Page 104: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

SUB FAKTOR PENYEBAB

Sarana Transnortasi Mesin & Alat Korn unikasi Transportasi Mesin & Alat Komunikasi

Sis tern Pera tu ran Pelaksanaan Pen!!awasan Peraturan Pelaksanaan -Penga\vasan

Keuangan Alokasi Dana SumberDana T Distribusi Dana Alokasi Dana Sumber Dana Distribusi Dana =±--

PELAKU

Sarana Pimpinan Pihak Pihak Manaiemen Onerasional

Pimpinan Pihak Manajemen Pihak Operasional

Sis tern Pimpinan Pihak Pihak Manaiemen Onerasional

Pimp'inan Pihak Manajemen Pihak Operasional

~' Keuangan Pimpinan Pihak Pihak Mnnnicmcn - Opcrnslonnl

Pimpinan Pihak Manajemen Pihak Operasional

Page 105: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Lampi ran 3. PERO LEHAN BASIL ANALISIS HIRARIG PROSES (AHP)

FAKTOR MASALAH Mu tu 0,59

Biaya 0,29

Waktu 0,12

SUB FAKTOR Mu tu 0,59 I Bahan Bairn /\ wal 0,44 MASALAH

Bahan Bairn Akhir 0,15

Biaya 0,29 Penanganan 0, 14

Pengadaan 0,08

Penjualan 0,07

Waktu 0,12 Pengadaan 0,06

Penanganan & 0,03 Penjualan

FAKTOR Saran a 0,50 0,57 0,50 0,52* PENYEBAB

Sistem 0,32 0,24 0,29 0,28*

Keuangan 0, I 7 0,19 0,21 0, 19*

* 0,52 didapat dari -3 - ~ 0,50 x 0,57 x 0,50 = 0,52

* 0,28 didapat dari =3~ 0,32 x 0,24 x 0,29 = 0,28

* 0, 19 didapat dari =3~ 0,17 x 0,19 x 0,21 = 0,19

Page 106: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

SUB Saran a 0,52 Transportasi 0,22 FAKTOR PENYEBAB Komunikasi 0,17

Mesin& AJ, 'll 0, 13

Sistem 0,28 Pelaksanaan 0, 12

Peraturan & 0,08 Pengawasan

Keuangan 0,19 Sumber Dan a 0,08

Alokasi Dan a 0,06

Distribusi 0,05 Dana

FAKTOR Pimpinan 0,36 0,49 0,46 0,43* PELAKU

Pihak Manajemen 0,54 0,31 0,37 0,40*

Pihak Operasional 0,09 0,20 0, 17 0,15*

3 ~------* 0,43 didapat dari = ~ 0,36 x 0,49 x 0,46 = 0,43

* 0,40 didapat dari = 3~ 0,54 x 0,31 x 0,37 = 0,40

3 ~------*d,15didapatdari = ~ 0,09x0,20x0,17 =0,15

Page 107: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

unpiran 4. HASIL PERHITUNGAN DATA KUESIONER BERDASARKAN AHP

MATRIKS GABUNGAN FAKTOR MASALAH

Mu tu Biaya Waktu VE VP VA VB A.Max CI CR

:utu 1 2,03 4,83 2,14 0,59 1,77 3 3,003 0,0015 0,003

iaya 0,49 1 2,22 1,03 0,29 0,85 2,93

'aktu 0,20 0,43 1 0,44 0,12 0,37 3,08

3,61 I

9,01

89

Page 108: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

MA.T~IKS GABUNGAN SUB FAKTOR MASALAH

lutu

BB Awai BBAkhir VE VP VA VB /,Max CI CR

BAwal 1 2,94 1, 71 0,75 1,49 2,01 2,005 0,005 0,009

BAkhir 0,33 1 0,57 0,25 0,5 2

2,28 4,01

iaya

P'ada. P'endl. P'jual. VE VP VA VB lMax CI CR

engadaan 1 0,50 1,24 0,85 0,27 0,81 0 3,02 0,01 0,02 ~

-··--~ I-------"--- - -

engendalian 1,97 I 1 2,09 1,60 0,50 1,51 3,02

enjualan 0,80 0,48 1 0,73 0,23 0,7 3,04

3,18 9,06 i ------------

90

Page 109: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

laktu

P'ada. P'endl. P'jual. VE VP I VA VB ).Max I CI CR

engadaan I 2,24 1,28 1,42 0,46 1,39 3,02 3,03 0,0015 0,003

engendalian 0,42 1 I, 15 0,78 0,25 0,77 3,08 I enjua!an 0,78 0,87 1 0,88 0,29 0.87 3

3,08 9,1

91

Page 110: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

MATl~IKS GABUNGAN PENYEBAB

iutu

Saran a Sis tern Keuangan VE VP VA VB /,Max CI CR

arana 1 1,72 2,63 11,65 0,50 1,5 3 3,02 0,01 0,02

is tern 0,57 1 2,04 1,05 0,32 0,96 3

:euangan 0,38 0,49 1 0,57 0,17 0,52 3,06

3,27 9,06

:iaya

Sarana Sis tern Keuangan VE VP VA VB I.Max CI CR

arana 1 2,18 3, 16 1,90 0,57 1,69 2,96 3,01 0,005 0,009

is tern 0,46 1 1,16 0,81 0,24 0,74 3,08 I ~euangan 0,31 0,84 1 0,64 0,29 0,57 3

3,35 9,04 I

\laktu

Saran a Sis tern Keuangan VE VP VA VB I.Max CI CR

arana 1 1,35 2,91 1,58 0,50 1,5 3 3,02 0,01 0.02

is tern 0,71 1 1,14 0,93 0,29 0,89 3,07

~euangan 0,33 0,87 1 0,66 0,21 0,63 0 .)

3,17 9,07

92

Page 111: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

MATRIKS GABUNGAN SUB PENYEBAB

arana

Trans. Msn&Alt Komnk. VE VP VA VB l..Max CI CR

ransportasi 1 1,23 1,84 1,31 0,43 1,34 3,12 3,10 0,05 0,09

[esin & Alat 0,81 l 0,53 0,75 0,25 0,77 3,08

:omnnikasi 0,52 1,80 l 0,98 0,32 I o,99 3,09

3,04 9,29

is tern

+iatur. I P'lksn. P'awsn. VE VP VA VB I I.Max CI CR I era tu ran 0,66 0.84 0,28 I o,87 3,11 13,09 0,045 0,08 I 0.90 ' ' I ' elaksanaan 1,08 11 1,97 1.29 0,43 1,32 3,07 I ·· -- l-------i-----~ I I o.90 I o.30 I o.93 3.1 I 1,45 I 0,50 I i i i i i i i I

I I I

I- ,-- I I 3'03 I I I 9·28 I I - !

93

Page 112: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

~uangan

Alk.D. Sbr.D. Distr.D VE · - VP VA VB /~Max CI CR

okasi Dana 1 I o,53 1,80 0,95 0,32 0,99 3,09 3,04 0,02 0,03

1mber Dana 1,80 l 1,37 1,35 0,45 1,36 3,02

stribusi Dana 0,52 0,68 1 0,71 0,24 0,72 3

3,01 9,11

94

Page 113: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

MA TRIKS GABUNGAN PELAKU

Sarana

Pimp. P.Mjmn. P.Oprsn. VE VP VA VB ),Max CI CR

Pimpinan I 0,49 4,99 1,35 I o,36 1,07 2,97 3,02 I O,Ol 0,02

Phk.Manajemen 1,93 I 4,21 2,01 0,54 1,61 2,98

Phk.Operasional 0,19 0,23 1 0,35 0,09 0,28 3, 11

3,71 9,06

~istem

I Pimp. P.Mjmn. P.Oprsn. VE VP VA VB /.Max CI I CR I ' Pimpinan I I 1,08 3,50 1,56 0,49 1,52 3,l 0 3,09 0,045 0,08

Phk.Manajemen 0,88 1 I 1,03 0,97 0,31 0,95 3,06

I Phk.Operasional 0,28 0,91 1 0,63 0,20 0,62 13,l I I I I I 3.16

.... ·1---~ 9,26 I I I

i i -··--L I I I

95

Page 114: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Pimp. P.Mjmn. P.Oprsn. VE VP I VA VB I.Max CI CR

impinan I 1,60 1,97 1,47 0,46 i 1,38 3 3,06 0,03 0,05 -

hk.Manajemen 0,60 I ~ 2,95 1,21 0,37 11, 15 3,11

hk.Operasional 0,50 0,33 1 0,55 0;17 I o.52 3,06

I 3,23 I 9,17

96

Page 115: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Lampi ran 5 Cara Perolehan Nilai VE, VP, VA, VB, ), Max, CL clan CR pada Matriks Gabungan Faktor Masalah.

I. Cara Memperoleh Nilai VE (Vektor Eigen)

E~a(ij)k

MUTU

BIAVA

WAKTU

3 ~~l-x~2~,0~3~x~4,~8~3 -

~------= \J 0,49 x 1 x 2,22

= ~0,20 X 0,43 X I

= 2,14

= 1,03

=0,44

2. Cara Mempcrolch Nilai VP (Vektor Prioritas)

VP = VE I

'--~~~~I_V_E~~~· MUTU = 2,J 4 = 0,59

3,61

BIAVA = 1,03 = 0,29 3,61

W AKTU = 0,44 = 0,12 3,61

3. Cara Mcmperoleh Nilai VA (Vektor Antara)

MUTU = (1x0,59) + (2,03 x 0,29) + (4,83 x 0,12) = 0,59 + 0,60 + 0,58 = 1,77

BIAVA = (G,49 x 0,59) + (I x 0,29) + (2,22 x 0, 12) = 0,29 + 0,29 + 0,27 = 0,85

W AKTU = (0,20 x 0,59) + (0,43 x 0,29) +(I x 0, 12) = 0,12 + 0,13 + 0,12 = 0,37

'

Page 116: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

4. Cara Mernperoleh Nilai V13 (Vektor 13cigen)

VB = VA VB

MUTU = L77 =3

BIAVA

WAKTU

0,59

= 0.85 = 2,93 0,29

= 0.37 = 3,08 0,12

5. Cara Memperoleh Nilai A Max

I~ Max= n I VB

k=l 9,01 3 3,003

6. Cara Memperoleh Nilai CI (Consistency lndeks)

Cl =A.Max-n n - 1

= 3 003 - 3 3 - 1

= 0.003 2

= 0,0015

7. Cara Memperoleh Nilai CR (Consistency of Ratio)

CR =_Q_ RI

= 0.00! 5 0,5

= 0,003

* Untuk VE, VP, VA, VB, A Max, CI, dan CR pada setiap rna1:riks gabungan yang lain, perolehan nilainya menggunakan rumus yang sama seperti di atas.

Page 117: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

SURAT KETERANGAN

No. 1426/PIH/Xl/2005

Yang bertanda ttmgan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nanrn : Siti Nudacla

NIM : 101092123377

Fakul!as Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif 1-lidayatullafi'l

Jakarta, \elah melaksanakan risct pada periode Agustus sampai November 2005

dengan judul "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen

!V!utu Terpadu pada Pasar Ikan Higienis. Pejompongan" dengan hasil yang baik.

Dcmikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan dengan

semcstinya.

'

Jakarta, 4 Februari 2006

Hom1at Kami,

Page 118: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

DOKUMENTASI

PH Pejompongan tampak dalam

CHILLING ROOM tampak dalam

Page 119: JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10883/1/SITI... · Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agr.ibisnis,

Alat Timbangan

I ,, '

CHILLER tampak dari luar