diskusi rencana penelitian mahasiswa · pdf filefakultas pertanian universitas muhammadiyah...
TRANSCRIPT
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 1
DISKUSI RENCANA PENELITIAN MAHASISWA JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Judul :Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Berbagai Galur terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L) pada Lahan Kering masam
Pemakalah : Suterisno NIM : 422006001 Pembimbing : 1. Ir. Yopie Moelyahadi, MSi 2. Ir. Neni Marlina, MSi Pembahas : : Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Agustus 2010 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Ruang Seminar Fakultas Pertanian UMP
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L) merupakan komoditi agribisnis yang dewasa ini menjadi
primadona. Dalam perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar kedua
setelah padi dalam subsector tanaman pangan. Sumbangan jagung terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) terus meningkat setiap tahun, sekalipun pada saat krisis
ekonomi (Zubachtirodin et al., 2008). Meskipun pemanfaatannya sebagai sumber
makanan pokok menurun, tetapi dalam perkembangan ekonomi nasional, permintaan
jagung khususnya untuk industri pakan ternak terus meningkat dengan pesat.
Konsumsi pakan nasional tahun 2008 mencapai 8,13 juta/tahun, dan hampir 60%
bahan baku pakan unggas adalah jagung. Kebutuhan jagung untuk pakan mencapai
3,48 juta ton/tahun, meningkat menjadi 4,07 juta ton/tahun pada tahun 2008
(Gabungan Pengusaha Pengusaha Ternak, GMPT, 2009). Jagung juga bahan baku
etanol, sumber energi alternative pengganti bahan bakar minyak, dengan demikian
jagung di pasar dunia juga lebih diminati.
Peluang peningkatan produksi jagung dalam negeri masih sangat terbuka baik
melalui peningkatan produktivitas yang sekarang masih rendah (3,43 t/ha) maupun
melalui pemanfaatan potensi lahan yang masih luas terutama di luar Jawa
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2
(Zubachtirodin et al., 2008). Lahan yang berpotensi sebagai lahan untuk produksi
jagung diantaranya adalah Sumatera Selatan yang memiliki banyak lahan marginal.
Menurut Puspowardoyo (2003) luas lahan marginal (lahan kering) di Indonesia
mencapai 25,308 juta ha atau sekitar 13,18% dari luas lahan di Indonesia (191,962
juta ha).
Lahan marginal memberikan stres defisiensi yang komplek terhadap tanaman
(Granados et al., 1993). Kondisi lahan ini dicirikan oleh bahan penyusun tanah yang
dominan (>80%) terdiri dari pasir sehingga ketersediaan air dan unsure hara tanaman
sangat rendah (Siradz dan Kabirun, 2007). Lahan kering umumnya miskin unsure
hara esensial seperti N, P, K, Ca dan nilai tukar kation (KTK) rendah sehingga unsure
hara mudah lepas dan tercuci bersamaan dengan itu terjadi peningkatan hara yang
toksik seperti Al, Fe dan Mn (Granados et al., 1993; Arianti et al., 2005).
Menurut Hafsah (2003), peningkatan produksi jagung dapat terjadi melalui
kombinasi penerapan teknologi khususnya penggunaan bibit unggul/hibrida dan
praktek pemupukan yang berimbang (baik pupuk organik maupun anorganik). Salah
satu cara peningkatan produksi jagung nasional adalah penggunaan varietas unggul,
yang memiliki sifat berdaya hasil tinggi, tahan hama penyakit utama dan stabil
diberbagai lingkungan. Varietas unggul seperti varietas hibrida sering menunjukkan
penampilan hasil yang lebih rendah dibanding varietas local jika ditanam pada
kondisi lingkungan yang tidak optimum (Krishnamoorthy, Ch. 1983). Pemilihan jenis
varietas yang spesifik sesuai untuk lingkungan tertentu merupakan langkah pertama
yang penting dilakukan untuk menjamin produksi yang tinggi pada lahan pertanian
yang marginal.
Penggunaan pupuk organik selain akan mengurangi biaya produksi pertanian,
juga secara positif memperbaiki fisik, kimia dan biologi tanah (Widjayanti, 2001).
Menurut hasil penelitian Zubachtirodin dan Subandi (2008), efisiensi pemupukan
dapat dicapai dengan produktivitas sebesar 6,10 ton/ha hasil biji pada kombinasi
pemupukan 250 kg Urea + 150 kg SP36 + 100kg KCl per ha disertai dengan kotoran
ayam 5 ton/ha.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 3
Komposisi kimia dari beberapa macam pupuk kandang.
Sumber: Hakim N., G.B, Hong, M.Y. Nyakpa., A.M.Lubis., S.G. Nugroho., M.R
Saul, M. A.. Diha dan H. H. bailey. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung. Lampung.
Berbagai hasil kajian penggunaan pupuk organic secara positif mempengaruhi
hasil tanaman. Pupuk organic merupakan sumber hara sangat penting bagi tanaman
jika pada tanaman tersebut hanya sedikit atau tidak diberi pupuk kimia. Jika hara
tersedia cukup dari pupuk kimia, maka pemberian pupuk organic hanya berpengaruh
sedikit terhadap hasil tetapi pemberian pupuk kimia terus menerus akan berdampak
negative menyebabkan penurunan bahan organic, tanah dengan BO rendah kurang
dari 3% tidak efisiensi dalam penggunaan pupuk kimia (Venkataraman. 1984).
Untuk iu maka diupayakan peningkatan kualitas dan kuantitas bahan organic
didalam tanah (Setyorini et al., 2004). Upaya tersebut dapat dilakukan melalui
pengelolaan hara terpadu (integrated plant nutrient management) yang ramah
lingkungan, dimana selain penggunaan pupuk anorganik maka secara simultan
dioptimalkan juga penggunaan pupuk organic (Adimihardja dan Adningsih, 2000).
Berdasarkanuraian diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk
memperoleh galur-galur jagung yang efisiensi unsure hara dan produksi tinggi pada
lahan marginal.
Jumlah (%) Jenis Hewan
H N PO KO
Kuda 75 0,55 0,30 0,40
Sapi 85 0,40 1,20 0,10
Domba 60 0,75 0,50 0,45
Babi 80 0,55 0,50 0,40
Ayam 55 1,00 0,80 0,40
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 4
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengurangan pupuk kimia
dengan menggantinya dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi
pada berbagai jenis galur jagung (Zea mays L) pada lahan marginal.
C. Hipotesis
1. Diduga pemberian pupuk kandang kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman jagung.
2. Diduga dari 10 galur seleksi efisien unsur hara yang diuji terdapat beberapa galur
seleksi yang efisien hara dan resfonsif, maupun efisien unsur hara dan non
responsif yang berproduksi tinggi.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 5
II. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan Argo Techno Park (ATP) desa Bakung,
kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, dengan ketingggian tempat berkisar
antara 3 – 22 m di atas permukaan laut. Penelitian akan berlangsung dari bulan
september sampai desember 2010.
B. Bahan dan Alat
• Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. 10 jenis galur jagung
2. Pupuk kandang (sapi, itik, kambing, ayam)
3. Kompos daun akasia, dan kompos jerami jagung
4. Urea
5. TSP
6. KCl
7. EM
8. Kapur
9. Fungisida
10. Pestisida
11. Bahan kimia untuk analisis tanah
• Alat yang digunakan anatara lain :
1. Alat pengelolaan tanah
2. Penanaman
3. Pemeliharaan tanaman jagung di lapngan
4. Pompa air
5. Klorofilmeter SPAD 502
6. Pengering
7. Alat timbang Meteran
8. Alat tulis
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 6
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split–Plot) dengan 3
ulangan. Sebagai perlakuan petak utama adalah organik dan perlakuan anak petak
adalah 10 galur jagung seleksi, dengan rincian sebagai berikut :
• Petak Utama : Jenis pupuk Organik 5 ton/ha
P0 : kontrol
P1 : pupuk kotoran sapi
P2 : pupuk kotoran itik
P3 : pupuk kotoran ayam
P4 : pupuk kompos jerami jagung
P5 : pupuk kompos akasia
P6 : pupuk kotoran kambing
• Anak Petak AP
10 galur jagung efisien hara
Tabel 1. Galur – galur jagung yang digunakan
NO Galur
1 B94
2 S194
3 L164
4 B61
5 S1
6 K43
7 S201
8 K20
9 L197
10 B33
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 7
D. Analisis Statistik
Data semua parameter yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik
ragam menurut Gomez dan Gomez (1984) pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Daftar sidik ragam dengan menggunakan metode rancangan PetakTerbagi
(RPT)
Pengujian analisis keragaman diketahui dengan membandingkan F hitung dengan
F table pada taraf 0,05 berarti pengaruh perlakuan tidak nyata (tn). Apabila dari hasil
analisis keragaman didapatkan F hitung lebih besar dari F table pada taraf 0,05 berarti
perlakuan berpengaruh nyata (*) dan lebih besar dari F table pada taraf 0.01 berarti
perlakuan berpengaruh sangat nyata (**).
Sumber
Keragaman
(SK)
Derajat
Bebas
(DB)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
F
Hitung F Tabel
Ulangan r-1 JKr JKr/(r-1)
Perlakuan
P P-1 JKP JKP/(P-1)
Galat (a) (r-1)(A-
1) JKa JKa/(r-1)(A-1)
Perlakuan
B B-1 JKB JKB/ B-1
A x B (A-1)(B-
1) JKAB
JKAB/(A-1)(B-
1)
Galat (b) A(r-
1)(B-1) JKb JKb/ A(r-1)(B-1)
Umum RAB-1 Jku
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 8
E. Cara Kerja
1. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari vegetasi yang ada, kemudian dibajak dua kali dengan
kedalaman antara 15 sampai 20 cm dan digaru sampai tanah menjadi gembur.
Kemudian dibuat petakan dengan ukuran 14 m x 14 m sebanyak 24 petakan, luas
lahan 1.607 m². jarak antar petakan dibuat 60 cm dan jarak antar ulangan 2 m.
Persiapan lahan ini dilakukan seminggu sebelum dilakukan penanaman.
2. Pengambilan Sampel Tanah
Tanah yang telah diolah diambil sampelnya secara komposit dari 5 titik
pengamatan sebanyak 1 kg per sample dan dianalisis di Laboratorium Jurusan Tanah
untuk diketahui kandungan hara di lahan.
3. Penanaman
Benih ditanam dengan cara ditugal sebanyak dua benih per lubang dengan
menggunakan jarak tanam 65 cm x 20 cm. Setiap galur akan ditanam dalam satu baris
tanaman yang panjangnya 4 m. Tanaman yang tumbuh dijarangkan menjadi satu
tanaman per lubang sehingga dalam satu baris perlakuan galur akan terdapat 20
tanaman.
4. Pemupukan
Pemberian pupuk organic dilakukan satu minggu sebelum tanam dengan
dosis 5 ton per ha atau 26 kg per petak. Pemberian pupuk kandang ini dilakukan
dengan cara disebar sedangkan pada pupuk hijau diberikan dengan cara disebar per
baris lalu ditutup dengan tanah agar pupuk hijau tersebut tidak berserakan ditiup
angin. Pemberian pupuk SP-36 sebanyak 36 kg per ha (30% dari standar 129 kg per
hektar). KCL 30 kg per ha (30% dari standar 100 kg per ha), masing-masing
diberikan seluruhnya pada saat tanam. Pupuk Urea 120 kg per ha (30% standar 400
kg per ha) diberikan dua kali, yaitu 1/3 dosis pada saat tanam dan 2/3 dosis pada saat
tanaman berumur empat MST. Pemupukan pupuk kimia ini dilakukan dengan cara
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 9
membuat lubang dengan tugal disamping kanan tanaman dengan jarak 5 cm
kedalaman 7 cm.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiraman dan penyiangan gulma.
Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam. Dua minggu setelah penanaman
dilakukan penjarangan sehingga setiap lubang tanam dipelihara satu tanaman yang
mempunyai pertumbuhan yang baik. Penyiraman dilakukan setiap hari khususnya
selama pertumbuhan vegetatif atau pada saat tanaman berumur satu sampai delapan
minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma. Penyiangan
gulma dilakukan sebanyak dua kali, pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian
pupuk urea atau pada saat tanaman berumur empat MST dan penyiangan kedua
dilakukan pada saat tanaman berumur enam MST. Perlindungan tanaman terhadap
hama dan penyakit dilakukan jika di lapangan terdapat hama dan penyakit.
6. Panen
Panen dilakukan dengan criteria biji jagung sudah keras dan bila ditekan dengan
ibu jari tidak meninggalkan bekas, selain itu telah terbentuk lapisan hitam (black
layer) pada pangkal biji, serta klobot telah berwarna kuning dan bila dikupas biji
mengkilat atau pada saat tanaman telah berumur 90 hari setelah tanam (HST).
F. Peubah yang Diamati
1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada akhir penelitian. Pengukuran
dilakukan dengan cara mengukur tanaman dari pangkal batang sampai helai daun
tertinggi.
2. Klorofil daun
Kandungan klorofil daun diukur dengan menggunakan klorofil meter SPAD 502.
Pengukuran dilakukan pada saat vegetatif maksimum (minggu ketujuh).
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 10
3. Panjang tongkol (cm)
Pengukuran panjang tongkol dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal
sampai tongkol yang berbiji.
4. Jumlah daun (helai)
Pengamatan dilakukan saat tanaman berumur 10 MST. Daun yang dihitung
adalah daun yang sudah membuka sempurna diatas tongkol dan total jumlah daun per
tanaman diambil dari tiga tanaman sample per galur.
5. Luas daun (cm²)
Luas daun yang mengapit tongkol diukur dengan menggunakan analisis regresi
linear berdasarkan Ismail (2001) yaitu :
LD = 0,5875 (p x l) + 86,284
Ket : LD = Luas Daun
p = Panjang daun
l = Lebar daun
Pengamatan atau pengukuran dilakukan pada saat 10 MST diambil dari tiga tanaman
sample per galur.
6. Rata-rata laju pertumbuhan daun
Rata-rata laju pertumbuhan daun dapat dihitung dengan rumus (Cross, 1991) yaitu
Rata-rata laju pertumbuhan daun = ( Σ daun total x p x l) x 0,75
Waktu keluar rambut tongkol
Panjang dan lebar daun diukur pada saat daun tongkol 10 MST. Waktu keluar bunga
betina yaitu pada saat 50% tanaman pada setiap galur seleksi mengeluarkan rambut
tongkol
7. Diameter Tongkol (cm)
Pengukuran diameter tongkol dilakukan dengan cara mengukur diameter tongkol
yang terbesar dengan menggunakan jangka sorong.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 11
8. Berat kering tongkol/tanaman (g)
Berat kering tongkol per tanaman dihitung setelah tongkol kering atau
dikeringkan oleh angin selama tiga hari
9. Jumlah biji/tongkol
Menghitung jumlah biji yang terbentuk pada saat tongkol dengan rumus:
Jumlah biji per tongkol = Σ baris per tongkol x Σ biji per baris
10. Berat 100 biji (g)
Berat 100 bijin diperoleh dengan cara mengambil 100 biji secara acak dari pipilan
kering setiap petak, kemudian ditimbang.
11. Hasil pipilan/petak (kg)
Hasil pipilan per petak diperoleh setelah menghitung hasil seluruh tanaman
masing-masing petak tanaman.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 12
Data penunjang
Data penunjang meliputi deskripsi tanaman jagung 10 galur dan analisa tanah yang
mencakup kandungan N, P, K dan kandungan bahan organik yang lain.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 13
DENAH PENELITIAN Tabel lampiran denah penelitian
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
60 cm
60 cm
60 cm
60 cm
4 m
4 m
4 m
4 m
36,2 m
1,2 m 1,2 m
P0 P1 P3
P2
P1
P3
P5
P4
P6
P3 P1
P2 P0
P0 P2
P4 P6
P6 P5
P5 P4
14 m 14 m 14 m
44,4 m
60 cm
60 cm
4 m
4 m
4 m
B
U
T
S
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 14
Keterangan:
P0 = Kontrol P1 = Pupuk kotoran sapi P2 = Pupuk kotoran itik P3 = Pupuk kotoran ayam P4 = Pupuk kotoran kambing P5 = Pupuk kompos akasia P6 = Pupuk kompos jerami jagung Lampiran Denah 2. Contoh Petak Perlakuan
Keterangan : Tiap petak perlakuan jenis galur diacak dan jarak tanam 65 cm x 20 cm
10 Jenis Galur
A J C H E F G D I B xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
20 Baris
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 15
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, F. D., H. Supadmo dan A. Surahman. 2005. Inovasi Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi pada Tanaman Jagung di Lahan Marginal, (Online). (ntb.litbang.deptan.go.id/2006/TPH/inovasiteknologi.doc, diakses 15 Februari 2010).
Bakrie, A. H. 2008. Respons tanaman jagung manis (Zea mays var sachrata) varietas
Super Sweet terhadap penggunaan mulsa dan pemberian kalium. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. Lampung. 17 – 18 November 2008.
Basuki, W. W. 1990. Pengaruh Waktu Pemupukan dan Tekstur Tanah terhadap
Produktivitas Rumput Setria splendia Stapf., (Online).(http;//ejournal.unud.ac.id/abstrak/wahjoe%20b.%20090202006.pdf, diakses 15 Februari 2010).
Buckman, H.O dan N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Soegiman.
Bhratara Karya Aksara. Cross, H. Z. 1991. Leaf expansion rate effects on yield dan yield components in rarly-
maturing maize. Crop Sci. 31:579-583. Direktorat Jendral Peternakan. 2009. Deptan Ingin Kurangi Ketregantungan I, por
Bahan Baku Pakan., (Online). (http://ditjentan.deptan.go.id/index.php?id=58, diakses 30 Mei 2010).
Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2009. Rakor Penyusunan ASEM 2008 dan
ARAM I 2009., (Online). (http://ditjentan.deptan.go.id/index.php?option=com content & task=view7id=63&Itemod=103, diakses 30 Mei 2010).
Ermanita, Y. Bey dan Firdaus L. N. 2004. Pertumbuhan vegetatif dua varietas jagung
pada tanah gambut yang diberi limbah pulp dan paper. J. Biogenesis Bol. 1:1–8 Hanafiah, K. A.1991. Rancangan Percobaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hanafiah, K. A.2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta. Ismail, A. Z. 2001. Studi Hasil Tanaman Tebaran Radiasi Surya dan Karakteristik
Gulma pada Tumpang Sari Tanaman Jagung Varietas Hibrida C-7 dan Cabai Varietas Cemeti-1 pada Beberapa Kerapatan Populasi. TESIS. Program Magister Ilmu Tanaman Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah, Palembang (tidak dipublikasikan).
Kuruseng, H. dan M. A. Kuruseng. 2008. Pertumbuhan dan produksi berbagai
varietas tanaman jagung pada dua dosis pupuk urea. J. Agrisitem. 4 : 1-11.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 16
Kustyaningsih, W. 1995. Pengaruh Takaran dan Pemberian Pupuk K terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays var Sacchata Sturt). Skripsi. Universitas Muhammdiyah (tidak dipublikasikan).