ekonomi makro

37
EKONOMI MAKRO Pasar Uang Lembaga: Bank Indonesia – Otoritas Tunggal (Pengawas), Bank Pemerintah, Bank Nasional, Bank Asing (Perbankan) Instrumen: Valas, Deposito, Tabungan, Credit Card, Sefe Deposit Box, SBI Indikator: Rupiah/Dollar (Rp 8850,- per April 2006) Pasar Modal Lembaga: Bapepam – Departemen Keuangan (Pengawas), Sekuritas Pemerintah, Broker Asing (Market Player), SRO (BEJ, BES, KSEI, KPEI). Intrumen: saham, obligasi, derivatif, Indikator: IHSG (Index 1450 per April 2006), Jakarta Islamic Index

Upload: haruki

Post on 17-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EKONOMI MAKRO. Pasar Uang Lembaga: Bank Indonesia – Otoritas Tunggal (Pengawas), Bank Pemerintah, Bank Nasional, Bank Asing (Perbankan) Instrumen: Valas, Deposito, Tabungan, Credit Card, Sefe Deposit Box, SBI Indikator: Rupiah/Dollar (Rp 8850,- per April 2006) Pasar Modal - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: EKONOMI MAKRO

EKONOMI MAKRO

• Pasar Uang– Lembaga: Bank Indonesia – Otoritas Tunggal (Pengawas), Bank

Pemerintah, Bank Nasional, Bank Asing (Perbankan)– Instrumen: Valas, Deposito, Tabungan, Credit Card, Sefe

Deposit Box, SBI– Indikator: Rupiah/Dollar (Rp 8850,- per April 2006)

• Pasar Modal– Lembaga: Bapepam – Departemen Keuangan (Pengawas),

Sekuritas Pemerintah, Broker Asing (Market Player), SRO (BEJ, BES, KSEI, KPEI).

– Intrumen: saham, obligasi, derivatif, – Indikator: IHSG (Index 1450 per April 2006), Jakarta Islamic

Index

Page 2: EKONOMI MAKRO

PASAR MODAL SYARIAH(PASAR MODAL DENGAN PRINSIP ISLAM)

– Kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh investor terhadap emite– Untuk memberdayakan eiten dalam melakukan kegiatan usahanya– Investor berharap memperoleh keuntungan

tertentu

Page 3: EKONOMI MAKRO

Pembiayaan Dengan Prinsip Syariah

1. Pembiayaan hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang halal,

2. Pembiayaan dan investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan usaha.

3. Aqad yang terjadi tidak boleh menimbul kondisi keraguan yang dapat menyebabkan kerugian (gharar).

4. Investor dan Pemilik Usaha (Emiten) tidak boleh mengambil resiko yang melebihi kemampuan (maysir)

5. Investor, Emiten maupun Bursa dan Self Regulating Organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar

Page 4: EKONOMI MAKRO

Pilar pasar modal

1. Emiten dan efek yang diterbitkannya memenuhi kaidah keadilan, kehati-hatian dan transparansi;

2. Pelaku pasar (investor) yang telah memiliki pemahaman yang baik Tentang risiko dan manfaat transaksi di pasar modal;

3. Infrastruktur informasi bursa efek yang transparan dan tepat waktu yang merata di publik yang ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar;

4.Pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar modal dapat diselenggarakan secara efisien, efektif dan ekonomis.

Page 5: EKONOMI MAKRO

Prinsip Syariah Pada Pasar Modal:

1. Kehalalan produk/jasa dari kegiatan usaha,

2. Adanya kegiatan usaha yang spesifik dengan manfaat yang jelas,

3. Adanya mekanisme bagi hasil yang adil, dalam untung maupun rugi, menurut penyertaan masing-masing pihak.

4. Penekanan pada mekanisme pasar yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada emiten maupun investor.

Page 6: EKONOMI MAKRO

SAHAM

• Saham dari kata Suhman (bentuk plural) artinya nasib atau bagian.

• Saham dari kata Siham (bentuk jamak) berarti busur panah

• Saham adalah surat berharga kepemilikan perusahaan, yang memberikan hak untuk ikut serta mengatur perusahaan, yang memberikan keuntungan dan kerugian

Page 7: EKONOMI MAKRO

Karakteristik Saham

– Harga saham disamakan sesuai dengan keputusan yang telah ditentukan

– Adanya persamaan hak dalam kepemilikan saham serta pembagian keuntungan atau kerugian.

– Pemilik saham mempunyai tanggung jawab sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.

– Saham bisa diperdagangkan di Pasar Modal (Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya).

Page 8: EKONOMI MAKRO

Kepemilikan Saham

– Saham Atas Nama (Ismiyah). Saham yang terdaftar dengan atas nama pemiliknya.

– Saham Atas Unjuk (Hamiliyah). Saham yang pemilik sahamnya tidak terdaftar di surat berharga saham, tetapi secara umum orang yang membawa saham itu menjadi pemilik saham tersebut.

– Saham Atas Perintah (Li Amrin). Saham yang tertulis di dalamnya kalimat “atas perintah …”. Jenis saham ini bisa dikategorikan sebagai saham atas nama, karena jelas nama pemiliknya.

Page 9: EKONOMI MAKRO

Harga Saham

– Saham nominal (al-Qimah al-Ismiyah), saham yang harganya tertera dalam surat berharga yang dimiliki oleh pemiliknya.

– Saham awal (Qimatul Isdar), saham yang harganya tertera di awal pendirian perusahaan atau dikala oenambahan modal

– Saham pokok (al-Qimah al-Haqiqiyah), saham yang memperoleh bagian dari hasil keuntungan perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya.

– Saham reguler (al-Qimah al-Syuquqiyah), saham yang mempunyai harga dalam perdagangan di bursa efek dan harga ini berpengaruh sesuai dengan supply dan demand.

Page 10: EKONOMI MAKRO

Pengelolaan Saham

– Saham pendiri (Ra’sul mal), saham yang tetap eksistensinya sampai perusahaan berakhir.

– Saham alternatif (Tamattu’), saham alternatif yang dimiliki oleh para pemilik saham dikala perusahaan mengkomersialkan saham tersebut.

Page 11: EKONOMI MAKRO

Keberadaan Hak Saham

• Saham utama (Adiyah), saham yang para pemiliknya mempunyai hak kepemilikan yang sama.

• Saham preferens (Imtiyaz), saham yang para pemiliknya memperoleh hak prioritas dalam hal pembagian keuntungan dan hak suara

Page 12: EKONOMI MAKRO

Transaksi Yang Diperbolehkan Dalam Perusahaan

• Perusahaan beroperasi dalam hal-hal yang halal dan baik, modalnya bersih dari riba dan penyucian harta kotor,

• Perusahaan tidak beroperasi dalam hal yang diharamkan dan menjijikkan, atau modalnya merupakan harta haram dari manapun asalnya,

• Perusahaan tidak diperbolehkan untuk mengoperasikan percampuran antara yang halal dan yang haram.

Page 13: EKONOMI MAKRO

Kebolehan Berinteraksi Dengan Produk/Jasa/Barang Yang Bercampur Kehalalan dan Keharamannya

• Boleh bertransaksi dalam saham perusahaan jika mayoritas produk/barang/jasanya halal dan aktifitasnya halal.

• Tidak diperbolehkan bagi pengelola dan penanggung jawab perusahaan tersebut sengaja bermuamalah dengan sesuatu yang haram tanpa ada darurat yang hakiki.

• Adapun mereka yang ikut serta pada perusahaan tersebut dalam sahamnya harus dengan tujuan untuk mengubahnya ke arah halal murni dengan keikutsertaannya dalam operasional perusahaan.

• Pemilik saham harus mengeluarkan dari keuntungannya yang diperoleh dari perusahaan tersebut untuk kemaslahatan umum sesuai dengan kadar harta haramnya tidak dengan niat shadaqah.

• Bagi orang Islam tidak boleh ikut serta dalam saham perusahaan yang menetapkan pada peraturan pokoknya bahwa perusahaan memang bermuamalah ribawi, minuman keras, pengelolaan babi dan hal-hal yang diharamkan lainnya.

Page 14: EKONOMI MAKRO

Trading on margin (al-Bai’ bi al-Hamisy), Short sale (al-Bai’ ala al-Maksud)

• Tidak boleh membeli saham dengan pinjaman ribawi yang diajukan oleh pialang atau lainnya kepada pembeli dengan menjadikan saham sebagai jaminan, karena dalam trnasaksi tersebut terdapat riba yang dikuatkan oleh jaminan.

• Tidak boleh menjual saham yang tidak dimiliki oleh penjual pada waktu akad, namun penjual saham hanya menerima janji dari pialang dengan menghutangkan saham pada waktu jatuh tempo penyerahan, karena hal itu merupakan salah satu bentuk jual beli sesuatu yang tidak dimiliki oleh penjual saham.

Page 15: EKONOMI MAKRO

OBLIGASI

• Fatwa DSN No. 32/DSN-MUI/XI/2002: Obligasi Syariah adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah dengan bagi hasil / margin fee

• Obligasi Syariah I tahun 2002, Obligasi Syariah Korporasi PT. Indosat, Tbk.

• Dasar pemikiran– Mudharib:

• Mazhab Syafii, tidak ada nafkah• Jumhur ulama, diberikan nafkah• Ulama Hambali, kesepakatan dua belah pihak

Page 16: EKONOMI MAKRO

Obligasi Dan Riba

– Larangan Riba:

• QS. An Nisaa’ [4]: 161 َع�ْن�ُه� وا ُن�ُه� ْد� َو�َق� َب�ا الِّر� ِذ�ِه�ُم� ْخ�َأ� َو�

• QS. Al Baqarah [2]: 275

• Hadis: Jauhilah tujuh perkara yaitu memakan harta riba• Hadis: Melepaskan sebagian dari utang atau bersikap lemah

lembut• Dua macam riba:

– Nasiah, pembayaran lebih– Fadhl, pertukaran lebih

• Sifat dalam riba:– Eksploitas pihak lain tanpa usaha– Tidak berkaidah al gharam bil ghanam

Page 17: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah

• Akad Obligasi Syariah– Mudharabah, perjanjian kerjasama usaha– Musyarakah, di dalam perusahaan gabungan– Murabahah, jual beli barang– Salam, in-front payment sale– Istisna, purchase by order– Ijarah, operational lease

• Instrument Keuangan Obligasi Syariah– Utang piutang

• Pemberi utang bukanlah pemodal• Pemberi utang tidak punya resiko• Pemberi utang tidak dapat disebut investor

Page 18: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah

– Obligasi Syariah• Surat Berharga• Keikutsertaan investasi• Ada underlying assets• Kupon menjadi bagi hasil• Segmentasi syariah dan non syariah• Emiten kriteria JII• Dicatat investment account

– Obligasi Syariah Negara• Intrumen ini belum dimiliki Indonesia• Obligasi yang dominan dalam market share• Benchmark bagi instrument keuangan syariah

Page 19: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah Malaysia

– Obligasi Syariah Di Malaysia

• Sumber dana alternatif

• Pertumbuhan dari Islamic Private Debt Securities

• BNM dan organisasi:

– National Shariah Advisory Council

– International Islamic Financial Market

– Labuan Offshore Financial Services Authority

– Islamic Financial Service Board

• Dukungan pemerintah terhadap sukuk:

– Fleksibilitas pembayaran pajak

– Pengurangan pajak

– Review kewajiban bank Islam

Page 20: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah NegaraTabel Obligasi Syariah Negara Di Malaysia

NoObligasi Syariah

NegaraTujuan

1 Government Investement Issues (GIIs), Malaysia

Qadrul Hasan untuk pembiayaan program pemerintah

2 The Malaysia Global Sukuk 2002

Untuk pembiayaan sarana dan prasarana pemerintah

3 Hasanah Bonds, Malaysia

Zero Coupon Bonds, pembiayaan operasional pemerintahan

Page 21: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah Indonesia

• Obligasi Syariah Di Indonesia– Tahun 2003, Tahun Obligasi Untuk Indonesia– Desember 2003, obligasi korporasi:

• 182 emisi• 45,390 T• Enam obligasi syariah, 740 M, market share 1,63%Tabel Obligasi Indonesia

Vol.Perdagangan2001 2002 2003

Korporasi 1,115 T 6,092 T 13,511 T

Pemerintah 66,222 T 130,787 T 337,644 T

Total 67,337 T 136,879 T 351,155 T

Page 22: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah Korporasi

• Obligasi Syariah Korporasi Indonesia– Dasar hukum:

• Pendapat para ulama• Fatwa DSN No.40 (pasar modal), No.20 (reksadana

syariah), No.32 (obligasi syariah), No.33 (obligasi syariah mudharabah)

– Obligasi Syariah Mudharabah Indosat 2002– Obligasi Syariah Ijarah Matahari Prima 2002– Obligasi Syariah Ijarah Sona Topas Tourism Industry 2003– Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker 2003– Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin 2003– Obligasi Syariah Mudharabah Bank Muamalat 2003

Page 23: EKONOMI MAKRO

Obligasi Syariah

– Bukan utang tetapi penyertaan dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.

– Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan

– Perusahaan penerbit atau emiten disebut mudharib– Investor disebut shahibul maal– Return berupa bagi hasil/margin didapat dari akad:

murabahah, salam, istishna– Return berupa bagi hasil/fee didapat dari akad ijarah.

Page 24: EKONOMI MAKRO

Sumber Hukum Obligasi Syariah– Firman Allah Swt., dalam QS al-Maidah [5]: 1– �ُع�ُق�وِد� �اْل ِب ْو�ُف�وا

� َأ �وا َء�اَم�ُن �ِذ�يَن� اْل �َه�ا ي� �اَأ ي

• Artinya:• Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu (QS al-Maidah [5]: 1)• QS al-Israa [17]: 34

• � ُؤ�ْوًال َم�ْس� �اَن� َك �ُع�َه�َد� اْل �َن� ِإ �ُع�َه�َد� �اْل ِب ْو�ُف�وا� ْو�َأ

• … dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]: 34).

• QS al-Baqarah [2]: 275• �َك� { َذ�ْل �َم�ِّس# اْل َم�َن� �َط�اَن� ْي اْلَّش� �َط�ُه� َّب �َخ� �َت ي �ِذ�ي اْل �ُق�وُم� ي �َم�ا َك � �ًال ِإ �ُق�وَم�وَن� ي � ًال �ا ِب اْلِّر# �لو�َن� �َك �ْأ ي �ِذ�يَن� اْل#ُه� ِب َّر� َم#َن َم�و�ِع�َظ�ُُة�� آَء�ُه� َج� ُف�َم�َن �ا ِب اْلِّر# ُم� ْو�َح�ِّر� �َع� �ْي �َّب اْل اْللُه� �َح�َّل� ْو�َأ �ا ِب اْلِّر# �َّل� َم�ْث �َع� �ْي �َّب اْل �َم�ا �َّن ِإ �وا َق�اْل �َه�ْم� َّن

� �ْأ ِب�َد�ْوَن� اْل َخ� ُف�ْيَه�ا ُه�ْم� �اَّر� اْلُن ْص�َح�اُب�

� َأ �َك� �ِئ ْو�ْل� ُف�ْأ ِع�اِد� ْو�َم�َن� اْللُه� �ْل�ى ِإ ُه� َم�ِّر�

� ْو�َأ ل�َف� َس� َم�ا �ُه� ُف�ل �َه�ى ُف�اَّنَت• Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orangyang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah [2]: 275)

Page 25: EKONOMI MAKRO

Sumber Hukum Obligasi Syariah

• Hadist Nabi, Riwayat Imam al-Tirmidzi dari Amr bin Auf al-Muzani, Nabi Muhammad Saw., bersabda, yang artinya:– Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslim kecuali perjanjian

yang mengharamkan yang halal atau yang menghalalkan yang haram dan kaum muslim terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang ahram. (HR. at-Tirmidzi).

• Hadist Nabi, riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruqthni, dan yang lain, dari Abu Said al-Khudri, nabi Muhammad Saw., bersabda, yang artinya:– Tidak membolehkan membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun

orang lain (HR. Ibn Majah).• Kaidah-Kaidah Fiqih

– Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

– Kesulitan dapat menarik kemudahan

Page 26: EKONOMI MAKRO

Syarat Penerbitan Obligasi Syariah

– Aktivitas utama yang halal– Memiliki peringkat investasi grade– Keuntungan tambahan jika termasuk dalam

komponen Jakarta Islamic Index (JII)

Page 27: EKONOMI MAKRO

Mekanisme Penerbitan Obligasi Syariah

– Kontrak atau akad dituangkan dalam perjanjian perwaliamanatan

– Rasio atau persentase bagi hasil obligasi syariah yang menggunakan akag mudharabah dapat ditetapkan berdasarkan komponen pendapatan atau keuntungan.

– Nisbah harus ditentukan sesuai kesepakatan sebelum penerbitan olbigasi tersebut

– Pembagian hasil pendapatan ini atau keuntungan dapat dilakukan secara periodik (tahunan, semestaran, kuartalan, bulanan).

– Karena besarnya pendapatan bagi hasil adakan ditentukan oleh kinerja acktual emiten, maka obligasi syariah memberikan indicative return tertentu.

– Sistem pengawasan aspek syariah dilakukan oleh wali amanat dan Tim Ahli syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional

Page 28: EKONOMI MAKRO

Perbedaan Obligasi Syariah dengan Obligasi Konvensional

– Obligasi Syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar kepada tingkat bunga (kupon) yang telah ditentukan sebelumnya.

– Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasar kepada rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor.

– Sedangkan dalam obligasi konvensional return yang didapatkan oleh investor berupa tingkat suku bunga (kupon).

Page 29: EKONOMI MAKRO

Perbedaan Obligasi syariah dengan Obligasi Konvensional

– Obligasi Syariah diawasi oleh Wali Amanat dan Dewan Syariah Nasional, sedangkan obligasi konvensional hanya diawasi oleh Wali Amanat saja.

– Obligasi Syariah akadnya harus sesuai syariah, yaitu memiliki underlying assets seperti akad Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, salam, Istishna, dan Ijarah.

– Jenis usaha yang dikelola emiten serta hasil pendapatan penerbit obligasi syariah harus terhindar dari unsur non halal.

Page 30: EKONOMI MAKRO

REKSA DANA

• Disamping investasi secara mandiri dalam bentuk saham atau obligasi

• atau secara langsung, Investor juga dapat meminta pihak lain yang dipercaya dan

• dipandang lebih memiliki kemampuan untuk mengelola investasi.

• Sehingga timbul kebutuhan akan Manajer Investasi yang memahami investasi secara syariah dan kebutuhan akan Reksa Dana Syariah.

Page 31: EKONOMI MAKRO

Reksa Dana

• Manajer Investasi, dengan aqad Wakala, akan menjadi wakil dari Investor untuk kepentingan dan atas nama Investor.

• Sedangkan Reksa Dana Syariah akan bertindak dalam aqad Mudharaba sebagai Mudharib yang mengelola dana/harta milik bersama dari para Pemilik Harta.

• Sebagai bukti penyertaan Pemilik Dana akan mendapat Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.

Page 32: EKONOMI MAKRO

Reksa Dana

• Tetapi Reksa Dana Syariah sebenarnya tidak bertindak sebagai Mudharib murni karena Reksa Dana Syariah akan menempatkan kembali dana ke dalam kegiatan Emiten melalui pembelian Efek Syariah.

• Dalam hal ini Reksa Dana Syariah berperan sebagai Shahibul Mal dan Emiten berperan sebagai Mudharib. Oleh karena itu hubungan ini disebut sebagai ikatan Mudharaba Bertingkat.

Page 33: EKONOMI MAKRO

Reksa Dana

• Dalam kedua situasi tersebut Manajer Investasi akan memberikan jasa secara langsung atau tidak langsung kepada Investor yang ingin melakukan investasi mengikuti prinsip Syariah.

• Manajer Investasi juga harus mampu melakukan kegiatan pengelolan yang sesuai dengan Syariah.

• Sehingga diperlukan adanya panduan mengenai norma-norma yang harus dipenuhi oleh Manajer Investasi agar investasi dan hasilnya tidak melanggar ketentuan Syariah, termasuk ketentuan yang berkaitan dengan gharar dan maysir.

Page 34: EKONOMI MAKRO

BEBERAPA ISTILAH PENTING PASAR MODAL • Efek

Adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derifatif dari Efek.

Penawaran Umum Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Minimum ditawarkan kepada lebih dari seratus pihak atau dijual kepada lima puluh pihak.

Perusahaan Publik Adalah perseroan yang sahamnya dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan Peraturan Pemerintah.

Penanggung Adalah pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan/atau bunga obligasi, atau sekuritas kredit dalam hal Emiten cidera janji.

Wali Amanat Adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang. PenilaiAdalah Pihak yang menerbitkan dan menandatangani Laporan Penilai.

Penjamin Emisi Efek Adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

SahamBukti kepemilikan seseorang atau badan pada suatu Perseroan Terbatas. Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia adalah saham atas nama artinya nama pemilik saham akan tercantum dalam daftar pemegang saham perseroan bersangkutan.

Penggolongan Saham

Saham Preference Saham yang memberikan hak lebih di atas saham biasa, seperti hak prioritas atas pengembalian modal jika perusahaan dilikwidasi, hak prioritas atas pembagian deviden, serta hak prioritas untuk mengajukan usul dalam rapat umum pemegang saham untuk pencalonan direksi dan komisaris.

Saham Biasa Yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dibandingkan dengan saham preferen. Demikian juga terhadap hak atas harta kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi.

Nilai Nominal (Nilai Pari)Yaitu nilai asli suatu surat berharga sebagaimana yang tertulis dalam lembaran surat saham, yang besarnya telah ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan bersangkutan; umumnya nilai nominal saham di Bursa Efek Jakarta adalah Rp. 1.000,- namun saat ini perusahaan cenderung menerapkan nilai nominal sebesar Rp. 500,- / saham.

Page 35: EKONOMI MAKRO

BEBERAPA ISTILAH PENTING PASAR MODAL

• Kapitalisasi (Capitalisation)Nilai dari pada suatu perusahaan, dari hasil kali harga saham dengan jumlah saham yang beredar.

Laba Per Saham biasa disebut EPS (Earning Per Share)Merupakan hasil pembagian antara Laba Bersih Setelah Pajak (net Income After Tax) dengan jumlah lembar saham/Modal Disetor (paid Up Capital).

DividenKeuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Dividen Pay Out Ratio (Dividend POR)Proporsi/ratio dari keuntungan yang dibagikan sebagai devidend.

Price Earning Ratio (PER) Ratio antara harga pasar saham dengan laba per saham, yang mengandung arti berapa kali/berapa tahun laba perusahaan dapat mengembalikan investasi yang kita keluarkan.

Pasar Perdana Adalah pasar bagi efek-efek yang untuk pertama kalinya dijual kepada masyarakat.

Pasar Sekunder Adalah pasar bagi efek-efek yang telah tercatat di bursa.

Pasar RegulerAdalah mekanisme jual beli efek di pasar sekunder yang menggunakan sistem tawar-menawar.

Block SaleAdalah mekanisme jual beli efek di pasar sekunder untuk transaksi dalam jumlah besar (400 lot ke atas).

Cross TradingYaitu jual beli saham melalui satu broker, artinya nasabah jual dan nasabah beli menyampaikan pesanan pada broker yang sama.

Pasar Odd LotYaitu fasilitas transaksi yang disediakan Bursa Efek untuk jumlah lembar saham yang kurang dari 1 lot (kurang dari 500 lembar).

Pasar TunaiAdalah jual beli saham secara tunai (cash and carry) antara anggota bursa yang hanya diperkenankan dalam hal suatu anggota bursa tidak siap menyerahkan saham yang dijual melaluinya karena sahamnya masih dalam proses di Biro Administrasi Efek; Sehingga pembelian saham di pasar tunai ini hanya untuk mengganti surat saham yang masih dalam proses tersebut.

Page 36: EKONOMI MAKRO

BEBERAPA ISTILAH PENTING PASAR MODAL

• Saham Bonus Adalah saham baru yang dikeluarkan sebagai bonus (diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham) dalam rangka mengkapitalisasi agio saham dan/atau laba ditahan; Pembagian saham bonus akan menambah jumlah saham yang beredar tetapi tidak menambah jumlah equity perusahaan.

Dividend SahamAdalah deviden yang diberikan dalam bentuk saham baru perusahaan; biasanya merupakan kapitalisasi dari Laba ditahan.

Stock Split Adalah pemecahan nilai nominal saham; Hal ini dilakukan emiten untuk meningkatkan likwidaitas dengan bertambahnya jumlah saham serta menurunkan harga saham sehingga lebih marketable. Stock Split tidak akan merubah struktur keuangan perusahaan ataupun harga saham.

ObligasiAdalah surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sejak tanggal Emisi.

Nilai PariNilai nominal obligasi yang merupakan besarnya pinjaman pemegang obligasi yang harus dilunasi pada saat jatuh tempo.

Nilai PremiumSelisih positif antara harga obligasi dengan nilai parinya.

Nilai DiskonSelisih negatif antara harga obligasi dengan nilai parinya.

BungaTingkat bunga (pengembalian) yang dijanjikan untuk dibayarkan kepada pemegang obligasi secara periodic, biasanya dinyatakan dalam satuan tahunan

KuponTanda bukti untuk menagih bunga yang biasanya dilampirkan dalam obligasi, dalam kumpulan kupon yang disebut Talon.

Jatuh Tempo/MaturityAdalah saat dimana jumlah pokok pinjaman sudah jatuh tempo pelunasannya.

RedemptionAdalah pelunasan obligasi oleh Emiten sebelum jatuh tempo. Hal ini dilakukan untuk mengatasi tingginya biaya modal akibat penurunan suku bunga umum yang berlaku. Sehingga dalam redemption ini disertai dengan penerbitan obligasi baru dengan tingkat bunga yang rendah.

Page 37: EKONOMI MAKRO

BEBERAPA ISTILAH PENTING PASAR MODAL

• Sinking FundPerusahaan penerbitan membeli kembali secara periodik (mencicil) obligasi yang dikeluarkannya, sehingga jumlah pinjamannya berkurang sedikit demi sedikit.

Yield Obligasi dibedakan antara:

a. Current Yield Rasio pembayaran bunga tahunan terhadap harga pasar obligasi.

b. Yield to Maturity Hasil akhir keseluruhan yang dibuahkan obligasi kepada para pemiliknya, yakni gabungan antara pembayaran bunga tahunan dan capital gains. Secara matematis, yield to maturity adalah nilai sekarang obligasi plus dikonto atas seluruh bunga dan pembayaran pokoknya (saat jatuh tempo).

Struktur permodalan perusahaan

Modal Dasar (Authorized Capital)Merupakan jumlah maximum saham yang dapat diterbitkan oleh emiten sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Untuk merubah modal dasar, maka emiten harus merubah anggaran dasar melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan disahkan oleh Menteri Kehakiman.

Modal Ditempatkan (Subscribe Capital)Merupakan sebahagian dari Modal Dasar yang telah ditentukan kepemilikannya, namun tidak menjamin bahwa pemiliknya telah menyetor seluruh kewajibannya.

Modal Disetor (paid Up Capital)Modal ditempatkan yang telah disetorkan oleh para pemegang saham. Bilamana seluruh Modal ditempatkan telah disetor seluruhnya oleh para pemegang sahamnya, maka biasanya dinyatakan sebagai Modal ditempatkan dan disetor penuh (subcribed and paid in capital).Untuk perusahaan yang akan Go-Public (menawarkan sahamnya di Bursa) Modal ditempatkan wajib untuk disetor seluruhnya.

Modal Dalam PortepelBiasanya tidak tercantum dalam neraca, adalah merupakan selisih antara Modal Dasar dengan Modal Ditempatkan.

Agio SahamSelisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominalnya. Contoh : PT. Bank Negara Indonesia menawarkan kepada masyarakat untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal RP. 500,- per saham dengan harga penawaran Rp. 850,- per saham. Hal ini berarti setelah penawaran umum PT. BNI '46 akan memiliki Agio Saham sebesar Rp. 350,- per lembar saham. Dan jika saham baru yang dikeluarkan adalah 200 juta lembar, maka Agio sahamnya akan menjadi Rp. 70 miliar.

Laba Ditahan (Retained Earnings)Merupakan penjumlahan laba yang tidak dibagikan sebagai deviden dari tahun-tahun sebelumnya sampai sekarang. Saldo Laba tidak dibagi sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang sahamnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham