ekonomi koperasi

50
Ekonomi Koperasi Rully Indrawan UNPAS I

Upload: avent

Post on 09-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

UNPAS. I. Ekonomi Koperasi. Rully Indrawan. Rully Indrawan Bogor, 26 Maret 1961. Guru Besar FKIP UNPAS (IVE) Rektor Ikopin Wk. Ketua Forum PT Bidang Perumahan , Kantor Menpera RI Reviewer DP2M Dikti , Depdiknas RI Komite Perencana Pemerintah Propinsi Jawa Barat - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Koperasi

Ekonomi Koperasi

Rully Indrawan

UNPAS

I

Page 2: Ekonomi Koperasi

• Guru Besar FKIP UNPAS (IVE) • Rektor Ikopin• Wk. Ketua Forum PT Bidang

Perumahan, Kantor Menpera RI

• Reviewer DP2M Dikti, Depdiknas RI

• Komite Perencana Pemerintah Propinsi Jawa Barat

• Staf Khusus Rektor Unpas• dll

Rully IndrawanBogor, 26 Maret 1961

• Sekretaris Lembaga Penelitian Unpas (1992-1997)

• Ketua Lembaga Penelitian Unpas (1997-2004)

• Plh. Pembantu Rektor I UNPAS (2003-2004)• Ketua Tim Penyusun Rencana Induk Penelitian

Jabar (2003)• Pembantu Rektor II UNPAS (2004-2008)• Staf Ahli DPD-RI (2007-2009)• Ketua Umum Korpri Kopertis wilayah IV Jabar

Banten (2006-2010)• dll

Page 3: Ekonomi Koperasi

Istana Kawaluyaan Jl. Kawaluyaan Indah XXI No.10 Bandung

Telp/Fax/Hp(022) 7335371- 08157000999

e-mail:[email protected]

Page 4: Ekonomi Koperasi

Ekonomi Indonesia

Mengapa berkoperasi?

Sistem Koperasi

Partsipasi Anggota

Sistematika

Page 5: Ekonomi Koperasi

Ekonomi Indonesia

Page 6: Ekonomi Koperasi

Pasal 33 UUD 1945 Pasal 1 s.d 5

BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Pasal 33

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang undang.

Page 7: Ekonomi Koperasi

Pasal 33 UUD 1945 (Ayat.1)

Usaha bersama adalah suatu

mutualism dan asas

kekeluargaan (brotherhood)- bukan kinship (kekerabatan)

Karena itu:

Paham filsafat

dasar kita adalah

kolektivisme/komunitarianisme,

bukan Individualisme

Karena itu:

Kepentingan

rakyat ditempatkan

sebagai utama

Kerena itu dalam

penjelasan Pasal 33 UUD

1945:…..Dalam demokrasi ekonomi

kemakmuran masyarakatlah

yang diutamakan

bukan kemakmuran

orang-seorang…..

Page 8: Ekonomi Koperasi

Pasal 33 UUD 1945 (Ayat.2)

Cabang-cabang produksi penting

dikuasai oleh negara.

Maka jika tidak: tampuk produksi jatuh

ke tangan orang-seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak

ditindasnya

Dalam penjelasan: …hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat

hidup orang banyak boleh ada ditangan

orang-seorang….

Page 9: Ekonomi Koperasi

Pasal 33 UUD 1945 (Ayat.3)

Dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat

Menurut Sri-Edi Swasono: itulah

sebabnya pasal 33 UUD 1945 berada di Bab XIV UUD 1945 yang diberi judul KESEJAHTERAAN

SOSIAL

Belakangan berubah menjadi Bab XIV (nama

menjadi) bab Perekonomian dan

Kesejahteraan Sosial (dalam revisi UUD 2002)---

sehingga terkesan kepentingan

perekonomian lebih diutamakan daripada

kepentingan kesejahteraan

Page 10: Ekonomi Koperasi

Sistem Ekonomi (Fundamental)

1. Asas Kekeluargaan

2. Cabang Produksi Penting

3. Menguasai Hajat Hidup Orang Banyak

4. Dikuasai Oleh Negara

5. Bumi dan Air (Kekayaan Yang Terkandung Di Dalamnya)

6. Kemakmuran Rakyat7. Penyelenggaraan berdasarkan demokrasi ekonomi8. Menganut Prinsip Kebersamaan, Efisiensi Berkeadilan, Berkelanjutan,

Berwawasan Lingkungan, Kemandirian, Keseimbangan Kemajuan dan Kesatuan Ekonomi Nasional.

9. Pengaturan Rinci Diatur Dalam Undang-Undang

Page 11: Ekonomi Koperasi

Asas Kekeluargaan

Menempuh Proses

Musyawarah Untuk Mencapai

Mufakat

Mengedepankan Etika

Menjunjung Moral

Berorientasi Pada Kepentingan

Kemakamuran Masyarakat, Bangsa dan

Negara

Page 12: Ekonomi Koperasi

Menguasai Hajat Hidup Orang Banyak

HAJAT HIDUP•Aktualisasi Untuk Berusaha•Aktualisasi Untuk Bekerja•Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat•Kepentingan Negara dan Bangsa•Kemajuan dan Perkembangan

Orang Banyak

•Masyarakat Setempat•Masyarakat Indonesia•Masyarakat Dunia•Masyarakat Yang Terlibat

Page 13: Ekonomi Koperasi

Dikuasai Oleh Negara

Manajemen Pengelolaan

Ekonomi Oleh Negara

Melalui Aktivitas Badan-Badan Usaha Milik

Negara

Melalui Kolaborasi Harmonik, Eksekutif, Legislatif, Yudikatif

dan Lembaga Tinggi Negara Lainnya:

Selanjutnya Didistribusikan Melalui Seluruh Bidang Teknis

Dikuasai Karena Faktor Kepemilikan-Manajemen-Amat Rakyat-Tercapainya

Tujuan Kemakmuran

Rakyat, Bangsa dan Negara

Page 14: Ekonomi Koperasi

Kemakmuran Rakyat

Kemakmuran Rakyat Adalah Tujuan Akhir (Makmur Lahir dan

Batin)

Semua Tujuan Awal Serta Prosesnya Harus

Berorientasi Kepada Tujuan Akhir

Implementasinya Pada: Pengurangan Kemiskinan,

Pengurangan Pengangguran,Perbaikan

Distribusi Pendapatan dan Peningkatan Daya Beli,

Mampu Menopang Seluruh Pembiayaan Aktivitas Negara dan Bangsa

(Kesejahteraan Yang Ingin Diciptakan Melalui

Anggaran Publik),Kecukupan Sumber

Daya Ekonomi, Keterbukaan Masyarakat Untuk

Melakukan Aktivitas Ekonomi

Page 15: Ekonomi Koperasi

1515

Page 16: Ekonomi Koperasi

Sistem Ekonomi Indonesia

Ekonomi Pancasila Pada Dasarnya Adalah Suatu Tawaran Solusi Moral dan Politik Untuk Dekonstruksi Ekonomi Menuju Rekonstruksi Sistem Ekonomi

Nasional Indonesia Sri-edi swasono)

Ekonomi Kerakyatan memiliki konotasi pada sistem ekonomi mengetengahkan pentingnya

penguatan kepentingan rakyat dan hajat hidup orang banyak. Itu bisa terjadi karena adanya pengakuan pada kedaulatan

rakyat

EKONOMI PANCASILA SEBAGAI MORAL DAN POLITIK EKONOMI

EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI TOTALITAS PARTISIPASI RAKYAT DALAM PROSES EKONOMI NAS.

DEMOKRASI EKONOMI

Page 17: Ekonomi Koperasi

Proses ekonomi terinstitusikan tidak boleh berwatak oligarkis. Rakyat dilibatkan dalam partisipas

i akti

f dalam penga

mbilan keputusan

.

Struktur-struktur ekonomi

terinstitusikan tidak memiliki

relasi kuasa

timpang tapi

kesetaraan (bukan

kesamaan) ekonomis.

Demokrasi Ekonomi

Page 18: Ekonomi Koperasi

Ekonomi KerakyatanMubiarto (1998) mendefinisikan ekonomi

kerakyatan sebagai sistem ekonomi (demokrasi) yang dioperasionalkan melalui pemihakan dan

pelindungan penuh pada sector ekonomi rakyat (kecil) dan sebagai system ekonomi yang didasarkan

pada sila ke-4 Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

pemusyawaratan/ perwakilan.

Adi Sasono (1999) menyatakan ekonomi kerakyatan sebagai ekonomi partisipatif yang

memberikan akses yang fair dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat di dalam proses

produksi, distribusi dan konsumsi nasional tanpa harus mengorbankan fungsi SDM dan lingkungan

sebagai pendukung kehidupan masyarakat.

Sri Edi Swasono (1999) ekonomi kerakyatan adalah sektor ekonomi yang berisi kegiatan-kegiatan usaha ekonomi rakyat. Sedangkan perekonomian rakyat adalah sistem

ekonomi dimana rakyat dan usaha-usaha ekonomi rakyat berperan integral dalam perekonomian nasional, dimana

produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat,

berdasarkan pada pakem bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok

kemakmuran rakyat.

Page 19: Ekonomi Koperasi

Sistem Ekonomi Dalam Lingkungan Sistem Kenegaraan

Sistem ekonomi sebagai struktur yang mengandung beberapa intisari fundamental: azas penguasaan, kepentingan, pengelolaan, objek, subjek, proses, prinsip-prinsip dan pengaturan-pengaturan

SUPRA STRUKTUR: Dukungan Politik, Dukungan Hukum, Dukungan Hankam, Dukungan Sosial Budaya, Dukungan Kemasyarakatan, Dukungan Regional dan Dukungan Eksternal

INPRA STRUKTUR:Undang-Undang/PP-dll, Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter, Kebijakan Ekonomi Luar Negeri, Kebijakan Regional (Otda), Kebijakan Mikro Ekonomi Pemerintah, Regulasi Teknis, Good Governance, Iklim Investasi, Iklim Berusaha, Penegakan Hukum, Pemberantasan Korupsi, Kebijakan Perencanaan

SUB STRUKTUR: Kemampuan Merespons (Sensitivitas) dan Beradaptasi Dengan Perubahan Lingkungan Ekonomi Nasional, Regional dan Internasional Yang Cepat Berubah, Dinamis dan Sulit Diprediksi

Page 20: Ekonomi Koperasi

20

Produsen, yaitu badan usaha milik negara (BUMN), usaha swasta, dan koperasi.

Konsumen, menurut preferensi konsumen dan penghasilan.

Pasar,interaksi para pelaku ekonomi , volume produksi barang dan jasa serta harga menurut hukum permintaan dan penawaran.

Pemerintah. Pasar harus menjadi tanggung jawab pemerintah.

Kelembagaan Ekonomi pada Negara Demakratis

Page 21: Ekonomi Koperasi

Penegakan hukum,

Menjaga iklim persaingan yang sehat,

Menjalankan mekanisme redistribusi,

Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Peran Pemerintah dalam Sistem Demokrasi Ekonomi

Page 22: Ekonomi Koperasi

Amartya Sen (2000) melukiskan demokrasi sebagai koridor

utama dalam memahami persoalan kemiskinan

Page 23: Ekonomi Koperasi

Mengapa berkoperasi

Page 24: Ekonomi Koperasi

Berabad-abad yang lalu manusia setiap pagi secara terus menerus melakukan kegiatan seperti ini….

Page 25: Ekonomi Koperasi
Page 26: Ekonomi Koperasi
Page 27: Ekonomi Koperasi
Page 28: Ekonomi Koperasi
Page 29: Ekonomi Koperasi
Page 30: Ekonomi Koperasi
Page 31: Ekonomi Koperasi

Betapa indahnya kerjasama, betapa

menguntungkannya kalau saling membantu. Mengapa

tidak untuk kepentingan ekonomi kita?

Page 32: Ekonomi Koperasi

• Setiap manusia tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan hidupnya oleh sendiri;• Setiap manusia diberi kelebihan

di banding yang lain;• Kerjasama lebih indah dari

saling menjatuhkan;• Maka perlu dicari kesepakatan

dengan manusia lain untuk saling menguntungkan

Page 33: Ekonomi Koperasi

Jadi Koperasi itu ?

Page 34: Ekonomi Koperasi

Sistem Koperasi

Page 35: Ekonomi Koperasi

Koperasi yang kita kenal selama ini berasal dari kata Co-operation yang mengandung makna “kerjasama”.

William King, Robert Owen, Raiffersen, Charles Howart dan lainnya, pelopor koperasi sebagai sebuah organisasi ekonomi Koperasi tradisional lekat dengan kehidupan kelas bawah.

Di Jerman orang mengatakan koperasi adalah “kinder der not” (anak yang lahir dari kesengsaraan).

Koperasi tradisional atau Hanel (1985) menyebutnya dengan “Koperasi Historis”, berkembang di Eropa di akhir abad 18 sampai 19, tumbuh berdasarkan naluri solidaritas kelompok.

Page 36: Ekonomi Koperasi

Aliran Esensialis

Aliran Institusional

Aliran Nominalis

Definisi Koperasi

Page 37: Ekonomi Koperasi

1. EsensialisPrinsip Rochdale:• Keanggotaan terbuka (Open membership);• Satu anggota, satu suara (One member, one vote);• Pembatasan bunga atas modal (Limited return on capital);• Pembagian SHU sebanding dengan transaksi usaha anggota (Alocation of surplus in

proportion to members transactions);• Penjualan tunai (Cash trading);• Menekankan pada pendidikan anggota (Stress on education);• Bersikap netral pada urusan agama dan politik (Relegious and political netrality).

International Cooperative Alliance (ICA):Keluar masuk menjadi anggota bebas, tanpa ada hambatan ras, pandangan politik, dan perbedaan agama; Pengendalian secara demokratis; Pembatasan bunga atas modal anggota; Pembagian keuntungan berdasarkan jasa anggota; Menyelenggarakan pendidikan bagi anggota, karyawan dan masyarakat; Kerjasama koperasi baik secara lokal, nasional maupun internasional.Konsekwensi dari keteguhan memegang prinsip tersebut sebagai wujud koperasi atau mendefinisikan koperasi sebaga

Page 38: Ekonomi Koperasi

2. Institusional

"Semua organisasi disebut koperasi jika secara hukum dinyatakan sebagai koperasi, jika dapat diawasi secara teratur dan jika dapat mengikuti prinsip-prinsip koperasi" (Munkner, 1985,18).

Page 39: Ekonomi Koperasi

3. Nominalis• Individual are united in a group by-at least one common interest or goal

(COOPERATIVE GROUP);• The individual members of the cooperative group intend to pursue through

joint actions and mutual support, among other, the goal of improving their economic and social situation (SELF-HELP OF THE COOPERATIVE GROUP);

• The use as an instrument for that purpose a jointly owned and maintained enterprise (COOPERATIVE ENTERPRISE);

• The cooperative enterprise is charged with the perfomance of the (formal) goal or task to promote the members of the cooperative group through offering them directly such goods and services, which the members need for their individual economics - i.e. their houshold (CHARGE OR PRINCIPLE OF MEMBER PROMOTION).

(Hanel, 1985,29)

Page 40: Ekonomi Koperasi

Apa ciri khusus koperasi?

Page 41: Ekonomi Koperasi

Berkoperasi?

Bila ada Manfaat

Berpartisipasi

Mengapa harus koperasi?

Page 42: Ekonomi Koperasi

Bagaimana Kerja Sistem Koperasi?

KOPERASI

PABRIK

PEMERINTAH

PASAR EKSTERNAL

DIKLATPenjaminan

regulasiSarana

PEMASOKMODAL & KEPUTUSAN

PEMBAGIAN SHUHASIL PRODUKSI

ANGGOTA

USAHA ANGGOTA

HASIL PRODUKSI

ANGGOTA

PELAYANAN

Page 43: Ekonomi Koperasi

MANFAAT BERKOPERASI

Page 44: Ekonomi Koperasi

Tujuan usaha mendukung

usaha anggota

Koperasi adalah organisasi mandiri.

Artinya, koperasi lahir dari adanya

kepentingan ekonomi yang sama

dari para anggotanya. Apa tujuan usaha koperasi?

Page 45: Ekonomi Koperasi

Budaya dan Se-jarah 40%

Kompetensi Pengelola 30%

Lingkungan Stretegis 30%

Chart Title

Apa yang mempengaruhi keberhasilan Koperasi?

Page 46: Ekonomi Koperasi

Organisasi Manajemen Kepemimpinan Entrepreneurship

Faktor apa yang terlibat dalam pengelolaan koperasi?

Page 47: Ekonomi Koperasi

Kesamaan kepentingan ekonomi

anggota .

Pengurus kuat dan amanah.

Manajemen profesional.

Apa yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola Koperasi?

Partisipasi Anggota

Page 48: Ekonomi Koperasi

Partisipasi Anggota

Page 49: Ekonomi Koperasi

PARTISIPASI ANGGOTA

Page 50: Ekonomi Koperasi

TINGGI RENDAH

TINGGI

RENDAH

PROFESIONALISME MANAJEMEN

PARTISIPASI

Bagaimana Partisipasi Angota dan Manajemen Berinteraksi?