materi ekonomi koperasi

47
 HKBOBCN KBPH\EWN Oece = Fdhe Emhoj Gaere P OPC = 5<<5775: Khaes = < HE77 IEKXAVEW HKBOBCN XONYH\WNVEW JXOEFE\CE <056

Upload: dheaajeng

Post on 09-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Ekonomi Koperasi

TRANSCRIPT

EKONOMI KOPERASI

Nama : Dhea Ajeng Clara PNPM : 12213317Kelas : 2 EA33

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS GUNADARMA 2014

EKONOMI KOPERASIPage i

Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatnya sehingga saya bisa menyelesaikan materi yang berjudul Ekonomi Koperasi. Materi ini saya buat untuk memenuhi tanggung jawab tugas pada mata kuliah softskill Ekonomi Koperasi. Tak lupa juga saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga saya bisa menyelesaikan materi ini dengan lancar dan tepat waktu. Materi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya harapkan demi kesempurnaan materi ini. Semoga materi ini bermanfaat untuk menambah wawasan informasi mengenai Ekonomi Koperasi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Penulis.

DAFTAR ISIKata PengantariDAFTAR ISIiiBAB I1I.1 Konsep Koperasi1I.2 Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi2I.3 Sejarah Perkembangan Koperasi4BAB II8II.1 Pengertian Koperasi8II.2 Tujuan Koperasi8II.3 Prinsip- prinsip Koperasi9BAB III14III.1 Bentuk Organisasi14III.2 Hierarki Tanggungjawab15BAB IV17IV.1 Pengertian Badan Usaha17IV.2 Koperasi Sebagai Badan Usaha18IV.3 Tujuan dan Nilai Koperasi18IV. 4 Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi19IV.5 Keterbatasan Teori Perusahaan19IV.6 Teori Laba19IV. 7 Fungsi Laba20IV. 8 Kegiatan Usaha Koperasi20BAB V24V.1 Pengertian SHU24V.2 Rumus Pembagian SHU25V.3 Prinsip-prinsip Pembagian SHU26V4.Pembagian SHU per Anggota27BAB VI29VI.1 Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi29VI.2 Rapat Anggota29VI.3 Pengurus29VI.4 Pengawas30VI.5 Manajer30VI.6 Pendekatan pada Sistem Koperasi30BAB VII31VII.1 Jenis Koperasi31VII.2 Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12 / 196731VII.3 Bentuk Koperasi31VIII.1 Arti Modal Koperasi33VIII.2 Sumber Modal33VIII.3 Distribusi Cadangan Koperasi33BAB IX.34IX.1 Efek-efek ekonomis koperasi34IX.2 Efek harga dan efek biaya34IX.3 Analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi34IX.4 Penyajian dan analisis neraca pelayanan34BAB X.36X.1 Efisiensi Perusahaan Koperasi36X.2 Efektivitas Koperasi37X.3 Produktivitas Koperasi37X.4 Analisis Laporan Koperasi38BAB XI.39Peranan Koperasi di berbagai keadaan persaingan :39BAB XII.41Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang41DAFTAR PUSTAKA43

iiiBAB I.

I.1 Konsep Koperasi

Munker dari University of Marburg, Jerman Barat membedakan konsep koperasi menjadi dua : konsep koperasi barat dan kosep koperasi sosialis. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pada dasarnya, perkembangan konsep-konsep yang ada berasal dari negara-negara barat dan negara-negara berpaham sosialis, sedangkan konsep yang berkembang di negara dunia ketiga merupakan perpaduan dari kedua konsep tersebut.

1. Konsep Koperasi BaratMenurut konsep Barat koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan dan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.Persamaan kepentingan tersebut bisa berasal dari perorangan atau kelompok. Kepentingan bersama suatu kelompok keluarga atau kelompok kerabat dapat diarahkan untuk membentuk atau masuk menjadi anggota koperasi.Jika dinyatakan secara negatif maka koperasi dalam pengertian tersebut dapat dikatakan sebagai organisasi bagi egoisme kelompok . Namun demikian, unsur egoistik ini diimbangi dengan unsur positif sebagai berikut :a. keinginan individu dapat dipuaskan dengan carabekerja sama antar sesama anggota, dengan saling membantu dan saling menguntungkanb. setiap individu dengan tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko bersamab. hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode yang telah disepakatic. keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukan sebagai cadangan koperasi Dampak langsung koperasi terhadap anggotanya:a. Promosi kegiatan ekonomi anggotab. Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan SDM, pengembangan keahlian untuk bertidak sebagai wirausahawan dan bekerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal. Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggotanya :a. pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun pelangganb. mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecilc. memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga yang wajar antar produsen dengan pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama kepada koperasi dan perusahaan kecil

2. Konsep Koperasi Sosialis

Konsep koperasi sosialis adalah konsep yang menjelaskan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah serta dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan nasional. Sebagai alat pelaksana dari perencanaan yang ditetapkan secara sentral, maka koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut menentukan kebijakan publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan. Peran penting koperasi lainya adalah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan kolektif sarana produksi dan untuk mencapai tujuan sosial politik.Dan menurut konsep ini koperasi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan subsistem dari sistemsosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistemsosialis-komunis.

3. Konsep Koperasi Negara Berkembang Seperti yang dikatakan sebelumnya, Munker hanya membedakan konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Sementara itu dunia ketika, walaupun masih mengacu pada kedua konsep tersebut, namun koperasinya sudah berkembang. Ciri konsep koperasi negara berkembang yaitu, dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembanganya. Campur tangan ini dimaksudkan untuk membantu pengembangan koperasi masyarakat yang kemampuan sumberdayanya terbatas. Dengan ini, maka pengembangan koperasi dinegara berkembang seperti Indonesia dengan top down approach pada awal penggunaanya dapat diterima, sepanjang polanya selalu disesuaikan dengan perkembangan pembangunan negara tersebut. Dengan kata lain, penerapan pola top down harus diubah secara bertahap menjadi bottom up approach. Hal ini dimaksudkan agar rasa memiliki terhadap koperasi oleh anggota semakin tumbuh sehingga para anggotanya akan secara sukarela berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan, maka koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh, dan berkembang. Adanya campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan koperasi di Indonesia membuatnya mirip dengan konsep sosialis. Perbedaanya adalah, tujuan koperasi dalam konsep sosialis adalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif, sedangkan koperasi di negara berkembang seperti di Indonesia, tujuanya adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya. I.2 Latar Belakang Timbulnya Aliran KoperasiPerbedaan aliran dalam koperasi berkaitan dengan faktor ideologi dan pandangan hidup yang dianut oleh negara dan masyarakat yang bersangkutan. Secara garis besar, ideologi negara-negara di dunia ini dapat dikelompokan menjadi 3 : Liberalisme / Kapitalisme Sosialisme Tidak termasuk liberalisme maupun sosialisme Implementasi dari masing-masing ideologi ini melahirkan sistem perekonomian yang berbeda-beda. Pada giliranya, suatu sistem perekonomian tertentu akan saling menjiwai dengan koperasi sebagai subsistemnya. Aliran koperasi dalam suatu negara tidak dapat dipisahkan dari siste perekonomian yang dianut oleh negara yang bersangkutan.

1. Keterkaitan Ideologi, Sistem Perekonomian, dan Aliran Koperasi

IDEOLOGISISTEMPEREKONOMIANALIRAN KOPERASIPENJELASAN

Liberalisme/KapitalismeSistem Ekonomi Bebas Liberal

Yardstick

Dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut perekonomian Liberal.Koperasi dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan dan mengoreksiPemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuh bangunnya koperasi di tengah-tengah masyarakat. Maju tidaknya koperasi terletak di tangan anggota koperasi sendiriPengaruh aliran ini sangat kuat, terutama dinegara-negara barat dimana industri berkembang dg pesat. Spt di AS, Perancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dll.

Komunisme / Sosialisme

Sistem Ekonomi Sosialis

Sosialis

Koperasi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih mudah melalui organisasi koperasi.Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di negara-negara Eropa Timur dan Rusia

Tidak termasuk Liberalisme dan Sosialisme

Sistem Ekonomi Campuran

Persemakmuran (Commonwealth)Koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan memegang peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakatHubungan Pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat Kemitraan (partnership), dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik.

2. Aliran Koperasi1. Aliran YardstickAliran yardstick biasa kita temukan pada negara negara yang menganut ideologi kapitalisme atau yang menganut sistem perekonomian liberal. di aliran ini koperasi dapat menjadi suatu kekuatan untuk menyeimbangkan, menetralisasikan, menstabilkan dan mengoreksi perekonomin negara tersebut. tapi, pemerintah tidak akan ikut campur tangan terhadap keadaan koperasi tersebut. pemerintah terlihat masa bodoh atas bangun jatuh nya koperasi tersebut. maju tidaknya koperasi tersebut tergantung anggota koperasi itu sendiri.2. Aliran SosialisDisini koperasi dianggap sebagai suatu badan yang mempunyai peranan penting. koperasi dianggap alat yang paling efektif untuk dapat menyejahterkan masyarakat. karna sistem nya yang sangat menguntungkan. tidak hanya itu koperasi juga dianggap sebagai penyatu masyarakat. maksudnya adalah di dalam koperasi tersebut tidak membedakan kalangan atas, menengah, ataupun bawah. koperasi juga merupakan suatu organisasi yg menganut kekeluargaan. koperasi aliran ini biasanya ditemukan di Eropa Timur dan Rusia.3. Aliran Persemakmuran (common wealth)Koperasi dianggap sebagai wadah ekonomi rakyat yang berkedudukan stratgis dan juga koperasi memiliki peranan penting dalam sektor perekonomian masyarakat. koperasi juga sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas hidup anggotanya. di sini pemerintah ikut membantu dalam gerakan koperasi tersebut. tujuannya adalah agar pertumbuhan ekonomi tersebut dapat berjalan baik. maju tidaknya koperasi ini, menjadi tanggug jawab pemerintah.I.3 Sejarah Perkembangan Koperasi

1. Sejarah Lahirnya Koperasi

Koperasi di gagas oleh Robert Owen (1771-1858), ia menerapkannya di usaha pemintalan kapas. kemudian dilanjutkan pada tahun 1844 di rochdale, inggris. di tahun itulah lahirnya koperasi modern yang berkembang dewasa ini. dan pada tahun 1852 pertumbuhan koperasi sudah mulai terlihat banyak, di inggris saja sudah mencapai 100 unit. dan pada tahun 1862 di bentuklah pusat koperasi pembelian the cooperative whole sale society (CWS)Pada tahun 1848 koperasi berkembang di jerman. perkembangan tersebut di pelopori oleh ferdinan lasallen dan fredrich w. raiffesen.. mereka menganjurkan untuk para petani menyatukan diri untuk membentuk organisasi simpan pinjam.Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya mereka dapat mendirikan Koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :1. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar bunga.3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai kerjasama yang erat.4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa mendapatkan upah5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan masyarakatDan pada tahun 1896 di london terbentuk lah ICA (international cooperative alliance) dan pada tahun ini koperasi dianggap sebagai suatu gerakan international.

2. Sejarah Perkembangan Koperasi di IndonesiaKoperasi memang lahir dari penderitaan sebagai mana terjadi di Eropa pertengahan abad ke-18. Di Indonesia pun koperasi ini lahir sebagai usaha memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu.Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia, sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam dua masa , yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Koperasi di Indonesia sebelum merdekaPada zaman penjajahan banyak rakyat Indonesia yang hidup menderita, tertindas, dan terlilit hutang dengan para rentenir. Beberapa tahap penting mengenai perkembangan koperasi di Indonesia : Karena hal tersebut pada tahun 1896, patih purwokerto yang bernama R. Aria Wiriaatmadja mendirikan koperasi kredit untuk membantu para rakyat yang terlilit hutang. Lalu pada tahun 1908, perkumpulan Budi Utomo memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan pendidikan dengan mendirikan koperasi rumah tangga, yang dipelopori oleh Dr.Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo. Setelah Budi Utomo sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) dipimpin oleh H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan cita-cita toko koperasi (sejenis waserda KUD), hal tersebut bertujuan untuk mengimbangi dan menentang politik pemerintah kolonial belanda yang banyak memberikan fasilitas dan menguntungkan para pedagang asing. namun pelaksanaan baik koperasi yang dibentuk oleh Budi Utomo maupun SDI tidak dapat berkembang dan mengalami kegagalan, hal ini karena lemahnya pengetahuan perkoperasian, pengalaman berusaha, kejujuran dan kurangnya penelitian tentang bentuk koperasi yang cocok diterapkan di Indonesia.Upaya pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia ternyata tidak sebatas pada bidang politik saja, tapi kesemua bidang termasuk perkoperasian. Hal ini terbukti dengan adanya undang-undang koperasi pada tahun 1915, yang disebut Verordening op de Cooperative Vereenigingen yakni undang-undang tentang perkumpulan koperasi yang berlaku untuk segala bangsa, jadi bukan khusus untuk Indonesia saja. Undang-undang koperasi tersebut sama dengan undang-undang koperasi di Nederland pada tahun 1876 (kemudian diubah pada tahun 1925), dengan perubahan ini maka peraturan koperasi di indonesia juga diubah menjadi peraturan koperasi tahun 1933 LNno.108. Di samping itu pada tahun 1927 di Indonesia juga mengeluarkan undang-undangno.23tentang peraturan-peraturan koperasi, namun pemerintah belanda tidak mencabut undang-undang tersebut, sehingga terjadi dualisme dalam bidang pembinaan perkoperasian di Indonesia.Meskipun kondisi undang-undang di indonesia demikian, pergerakan dan upaya bangsa indonesia untuk melepaskan diri dari kesulitan ekonomi tidak pernah berhenti, pada tahun 1929, Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di bawah pimpinan Ir.Soekarno mengobarkan semangat berkoperasi kepada kalangan pemuda. Pada periode ini sudah terdaftar 43 koperasi di Indonesia. Pada tahun 1930, dibentuk bagian urusan koperasi pada kementrian Dalam Negeri di mana tokoh yang terkenal masa itu adalah R.M.Margono Djojohadikusumo. Lalu pada tahun 1939, dibentuk Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam negeri oleh pemerintah. Dan pada tahun 1940, di Indonesia sudah ada sekitar 656 koperasi, sebanyak 574 koperasi merupakan koperasi kredit yang bergerak di pedesaan maupun di perkotaan.Setelah itu pada tahun 1942, pada masa kedudukan jepang keadaan perkoperasian di Indonesia mengalami kerugian yang besar bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia, hal ini disebabkan pemerintah jepang mencabut undang-undangno.23dan menggantikannya dengan kumini (koperasi model jepang) yang hanya merupakan alat mereka untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan jepang. Koperasi di Indonesia setelah merdekaKeinginan dan semangat untuk berkoperasi yang hancur akibat politik pada masa kolonial belanda dan dilanjutkan oleh sistem kumini pada zaman penjajahan jepang, lambat laun setelah Indonesia merdeka kembali menghangat. Apalagi dengan adanya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, pada pasal 33 yang menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, maka kedudukan hukum koperasi di Indonesia benar-benar menjadi lebih mantap. Dan sejak saat ituMoh.Hattasebagai wakil presiden Republik Indonesia lebih intensif mempertebal kesadaran untuk berkoperasi bagi bangsa Indonesia, serta memberikan banyak bimbingan dan motivasi kepada gerakan koperasi agar meningkatkan cara usaha dan cara kerja, atas jasa-jasa beliau lah makaMoh.Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Beberapa kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan koperasi di Indonesia :v Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia) dalam Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus ditetapkannya sebagai Hari Koperasi Indonesia.v Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak yang menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3, pendidikan koperasi di Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-sekolah, maupun dengan cara informal melalui siaran media masa,dll yang dapat memberikan informasi serta menumbuhkan semangat berkoperasi bagi rakyat.v Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).v Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah Nasional Koperasi) MUNASKOP II yang mengesahkan Undang-Undang koperasino.14tahun 1965 di Jakarta. Koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarangTampilan orde baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan cakrawala baru bagi pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di Indonesia, dibawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Ketetapan MPRSno.XXIIImembebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah. Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarang :v Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasino.12tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undangno.14tahun 1965.v Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia (GERKOPIN).v Lalu pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).v Dan pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undangno.25tahun 1992 tentang perkope rasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia di masa yang akan datang.v Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia cenderung jalan di tempat.

BAB II.

II.1 Pengertian Koperasi

a. Definisi Koperasi menurut ILO

Dalam definisi ILO terdapat 6 elemen yang dikandung dalam koperasi, yaitu :1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang2. Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai4. Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang

b. Definisi Koperasi menurut ChaniagoDrs. Arifinal Chaniago (1984) dalam bukunya Perkoperasian Indonesia memberikan definisi, Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang - orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.c. Definisi Koperasi menurut DoorenMenurut P.J.V. Dooren tidak ada satu definisi koperasi yang diterima secara umum. Disini Dooren memperluas pengertian koperasi, dimana koperasi tidak hanya kumpulan orang-orang melainkan juga kumpulan badan-badan hukum. d. Definisi Koperasi menurut HattaDefinisi koperasi menurut Bapak Koperasi Indonesia Moh. Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.e. Definisi Koperasi menurut MunkerMunkner mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata - mata bertujuan ekonomi, bukan social seperti yang dikandung gotong-royong. f. Definisi UU No.25 / 1992Koperasi adalaah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.

II.2 Tujuan Koperasi Tujuan utama koperasi adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.Dalam BAB II Pasal 3 Undang undang RI No. 25 Tahun 1992, menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk:Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang undang Dasar 1945.Menurut Bang Hatta, tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.Selanjutnya fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu: Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai gurunya. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

II.3 Prinsip- prinsip KoperasiPrinsip prinsip koperasi adalah garis garis penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai nilai tersebut dalam praktik. Prinsip pertama : keanggotaan Sukarela dan TerbukaKoperasi koperasi adalah perkumpulan perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang mampu menggunakan jasa jasa perkumpulan dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa diskriminasi jender, social, rasial, politik atau agama. Prisip kedua : Pengendalian oleh Anggota Secara demokratisKoperasi koperasi adalah perkumpulan perkumpulan demokratis yang dikendalikan oleh para anggota secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan kebijakan perkumpulan dan mengambil keputusan keputusan. Pria dan wanita mengabdi sebagai wakil wakil yang dipilih, bertanggung jawab kepada para anggota. Dalam koperasi primer anggota anggota mempunyai hak hak suara yang sama ( satu anggota, satu suara ), dan koperasi pada tingkatan tingkatan lain juga di atur secara demokratis. Prinsip ketiga : Partisipasi Ekonomi AnggotaAnggota anggota menyumbang secara adil dan mengendalikan secara demokrasi modal dari koperasi mereka. Sekurang kurangnya sebagian dari modal tersebut biasanya merupakan milik bersama dari koperasi. Anggota anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas, bilamana ada, terhadap modal. Anggota anggota membagi surplus surplus untuk sesuatu atau tujuan tujuan sebagai berikut :* Pengembangan koperasi koperasi mereka* Kemungkinan dengan membentuk cadangan sekurang kurangnya sebagian padanya tidak dapat dibagi bagi* Pemberian manfaat kepada anggota anggota sebanding dengan transaksi transaksi mereka dengan koperasi* Mendukung kegiatan kegiatan yang disetujui oleh anggota Prinsip keempat : Otonomi Dan KebebasanKoperasi koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan perkumpulan yang menolong diri sendiri dan dikendalikan oleh anggota anggotanya. Koperasi koperasi mengadakan kesepakatan kesepakatan dengan perkumpulan perkumpulan lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari sumber sumber luar, dan hal itu dilakukan dengan persyaratan persyaratan yang menjamin adanya pengendalian anggota anggota serta dipertahankannya ekonomi koperasi. Prinsip kelima : Pendidikan, Pelatihan, dan InformasiKoperasi koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer dan karyawan, sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasi koperasi mereka. Mereka memberi informasi kepada masyarakat umum, khususnya orang orang muda pemimpin pemimpin opini masyarakat mengenai sifat dan kemanfaatan kemanfaatan kerjasama. Prinsip keenam : Kerjasama diantara KoperasiKoperasi koperasi akan dapat memberikan pelayanan paling efektif kepada para anggota dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara bekerja sama melalui struktur struktur local, nasional, regional, dan internasional. Prinsip ketujuh : Kepedulian Terhadap KomunitasKoperasi koperasi bekerja bagi pembangunan yang berkesinambungan dari komunikasi komunitas mereka melalui kebijakan kebijakan yang disetujui oleh anggota anggotanya.

Beberapa prinsip prinsip koperasi yang didapatkan dari berbagai sumber, sebagai berikut :

1. Prinsip menurut MunknerHans H. Munkner menyarikan 12 prinsip koperasi yang ditunkan dari 7 variabel gagasan umum sebagai berikut : 7 variabel gagasan umum :1. Menolong diri sendiri berdasarkan kesetiakawanan ( self-help based on solidarity )2. Demokrasi ( democracy )3. kekuatan modal tidak diutamakan ( neutaralited Capital )4. ekonomi ( Economy )5. Kebebasan ( Liberty )6. Keadilan ( Equity )7. Memajukan kehidupan social melalui pendidikan ( Social Advancement Through Education ) 12 Prinsip koperasi :1. Keanggotaan bersifat sukarela (Valuntarily membership )2. Keanggotaan terbuka ( Open membership )3. Pengembangan anggota ( Member Promotion )4. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan ( Identity of co-owners and customers )5. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan secara demokratis (Democratic management and control)6. Koperasi sebagai kumpulan orang orang ( Personal Cooperation)7. Modal yang berkaitan dengan aspek social tidak dibagi (Indivisible social capital)8. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi (Economic efficiency of the cooperative enterprise)9. Perkumpulan dengan sukarela ( Valuntarily association )10. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan (Autonomy in goal setting and the decision making)11. Pendistribusi yang adil dan merata akan hasil hasil ekonomi (Fair and just distribution of economic result)12. Pendidikan anggota ( Member Education )

2. Prinsip menurut Rochdale ( Equitable Pioners Rochdale) Prinsip prinsip koperasi rochdale menurut bentuk dan sifat aslinya :1. Pengawasan secara demokratis ( Democratic Control )2. Keanggotaan yang terbuka ( Open membership )3. Bunga atas modal dibatasi ( a fixed or limited interest on capital )4. Pembagian sisa hasil usaha ( SHU ) kepada anggota sebanding dengan jasa masing masing anggota ( The distribution of surplus in dividend to the members in proportion to their purchases )5. Penjualan sepenuhnya dengan tunai ( Trading strictly on a cash basis )6. Barang barang yang dijual harus asli dan tidak dipalsukan ( Selling only pure and unadulterated goods )7. Netral terhadap politik dan agama ( Political and religious neutrality )

Prinsip prinsip koperasi Rochdale ini selanjutnya merupakan landasan kerja koperasi :1. Pembelian barang secara tunai2. Harga jual sama dengan harga barang pasar setempat3. Mutu barang baik, timbangan dan ukurannya benar4. Pemberian bunga atas modal dibatasi5. Keuntungan dibagi berdasarkan banyaknya pembelian6. Sebagian keuntungan dipergunakan untuk cadangan dana pendidikan, dan dana social7. Keanggotaan terbuka untuk umum, netral terhadap agama dan politik

3. Prinsip menurut RaiffeisenPrinsip Raiffeisen adalah sebagai berikut :1. Swadaya2. Daerah kerja terbatas3. SHU untuk cadangan4. Tanggung jawab anggota tidak terbatas5. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan6. Usaha hanya kepada anggota7. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uangUntuk itu Raiffeisen memupuk modal dari para pemilik modal dengan bunga yang sangat rendah. Landasan dan cara kerja yang ditempuh oleh F.W Raiffeisen adalah :1. Petani dibiasakan untuk menabung2. Adanya pengawasan terhadap pemakaian kredit3. Keanggotaan dibatasi agar antar anggota dapat saling mengenal dan dapat bekerja sama dengan baik4. Pengelolaan oleh anggota dan tidak mendapat upah5. keuntungan bersih menjadi milik bersamaKoperasi ini menjadi kredit union dan Basnk Perkreditan Rakyat yang kemudian dikenal sebagai Bank Raiffeisen.

4. Prinsip menurut SchulzeUntuk membentuk koperasi kredit atau Bank Tabungan Kredit adalah dengan cara :1. Membeli saham untuk menjadi anggota2. Mengumpulkan modal dari penyambung yang mau memberikan uangnya sebagai modal3. Membatasi pinjaman untuk jangka pendek4. Menetapkan wilayah kerja diperkotaan5. Menggaji para pengurus6. Membagi keuntungan kepada para anggotaHerman Schulze yang dikembangkan didaerah pinggiran kota ( urban ). Inti prinsip Herman Schulze adalah sebagai berikut :1. Swadaya2. SHU untuk cadanan dan untuk dibagikan kepada anggotanya3. Tanggung jawab anggota terbatas4. Pengurus bekerja dengan mendapatkan imbalan5. . Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota

5. Prinsip menurut ICA ( International Cooperative Allience ) ICA ( International Cooperative alliance ) yang didirikan pada tahun 1895 merupakan organisasi gerakan koperasi yang tertinggi didunia.Dalam BAB IV Undang undang NO. 12 Tahun 1967 yang membahas asas dan sendi dasar koperasi, dimana dikatakan bahwa asas koperasi adalah kekeluargaan dan kegotong royongan, sednagkan dalam sendi dasar koperasdi di antaranya dimasukan keanggotaan yang sukarela, pembagian sisa hasil usaha diatur menurut masing masing anggota, pembatasan bunga atas modal dan sebagainya, yang semua ini oleh ICA dikelompokkan sebagai Cooperative Principles.Sidang ICA pada tahun 1966 merumuskan prinsip prinsip koperasi, dirinci sebagai berikut:* Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat buat ( Open and voluntarily membership )* Kepimpinan yang demokrasi atas dasar satu orang satu suara (Democratic control one member one vote)* Modal menerima bunag yang terbatas, itupun bila ada ( Limited interest of capital )* SHU dibagi tiga :1) Sebagian untuk cadangan2) Sebagian untuk masyarakat3) Sebagian untuk dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan jasa masing masing* Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus (Promotion of Education)* Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat regional, nasional, maupu internasional (Intercooperative network)

6. Prinsip prinsip koperasi Indonesia * Menurut Undang undang No.12 Yahun 1967Jika dilihat dari sejarah perundang undangan koperasi Indonesia, maka sejak Indonesia merdeka sudah ada empat undang undang menyangkut perkoperasian, yaitu :1) Undang undang No. 79 Tahu 1958 tentang perkumpulan koperasi2) Undang undang No. 14 Tahun 19653) Undang undang No. 12 Tahun 1967 tentang pokok- pokok perkoperasian4) Undang undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasianPrinsip prinsip atau sendi sendi dasar koperasi menurut undang undang No. 12 tahun 1967, adalah sebagai berikut1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga Negara Indonesia2. Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi3. Pembagian SHU diatur menurut jasa masing masing anggota4. Adanya pembatasan bunga atas modal5. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya6. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka7. Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya diri sendiri* Menurut Undang undang No. 25 Tahun 1992Prinsip prinsip menurut undang undang No. 25 tahun 1992 Pasal 5 dan yang berlaku saat ini di Indonesia disebutkan prinsip koperasi adalah sebagai berikut :1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis3) Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU ) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)4) Pemberian balas jasa terhadap modal terbatas5) Kemandirian6) Pendidikan perkoperasian7) Kerjasama antar koperasi

BAB III

III.1 Bentuk Organisasi

a. Menurut Hanel :Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Bentuk organisasi koperasi menurut Hanel :Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum dan dapat didefiniskan dengan pengertian hukum

Sub sistem koperasi :

Individu (pemilik dan konsumen akhir)Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier)Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat

b. Menurut Ropke :

Identifikasi Ciri KhususKumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi)Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok koperasi)Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi)Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan barang dan jasa) Bentuk organisasi koperasi menurut Ropke :Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang para anggotanya adalah juga pelanggar utama dari perusahaan tersebut.Sub sistem :Anggota KoperasiBadan Usaha KoperasiOrganisasi Koperasi

c. Di Indonesia: Bentuk organisasi Koperasi di Indonesia :Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut

Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas

Wadah anggota untuk mengambil keputusan

Pemegang Kekuasaan Tertinggi, dengan tugas :

1. Penetapan Anggaran Dasar2. Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi & usaha koperasi)3. Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus4. Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan serta pengesahan Laporan Keuangan5. Pengesahan pertanggung jawaban6. Pembagian SHU7. Penggabungan, pendirian dan peleburan

III.2 Hierarki Tanggungjawab

Bagan Hierarki Tanggungjawab

Hirarki tanggung jawab dalam koperasi dapat digambarkan sebagai berikut :1. PengurusPengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat dari pemilik koperasi yang mempunyai fungsi dan wewenang sebagai pelaksana keputusan rapat anggota sangat strategis dan menentukan maju mundurnya koperasi, hal ini ditetapkan dalam UU Koperasi No.25 tahun 1992 pasal 29 ayat (2).2. PengelolaPengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan profesional.Kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai yang diberi wewenang oleh pengurus.3. PengawasPengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1), pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan ayat (2) menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

III. 3 Pola ManajemenPola Manajemen

Pola manajemennya terdiri dari :1. Rapat Anggota2. Pengawas3. Pengurus Pengelola Menggunakan gaya manajemen yang partisipatif Terdapat pola jon description pada setiap unsure dalam koperasi Setiap unsure memiliki ruang lingkup keputusan yang berbeda (decision area) Seluruh unsure memiliki ruang lingkup keputusan yang sama (shared decision areas)

BAB IVIV.1 Pengertian Badan UsahaBadan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan. Badan usaha adalahrumah tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba dengan faktor-faktor produksi.Untuk mendirikan badan usaha, perlu memperhatikan hal-hal berikut:1.Barang dan jasa yang akan diperdagangkan2.Pemasaran barang dan jasa yang diperdagangkan3.Penentuan harga pokok dan harga jual barang dan jasa yang diperdagangkan4.Pembelian5.Kebutuhan tenaga kerja6.Organisasai intern7.Pembelanjaan8.Jenis badan usaha yang dipilihPemilihan atas suatu jenis badan usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:1.Tipe usahanya: perkebunan, perdagangan, atau industri2.Luas operasinya atau jangkauan pemasaran yang hendak dicapai3.Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha4.Sistem pengawasan yang dikehendaki5.Tinggi rendahnya resiko yang dihadapi6.Jangka waktu ijin operasional yang diberikan pemerintah7.Keuntungan yang direncanakanDengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan yang jelas antara perusahaan dengan badan usaha, yaitu:1.Perusahaan menghasilkan barang atau jasa, sedangkan Badan Usaha menghasilkan keuntungan atau sebaliknya mendatangkan kerugian2.Perusahaan adalah alat badan usaha yang dapat berupa bengkel, pabrik, kedai, toko, kantor, dan sebagainya, sedangkan Badan Usaha merupakan kesatuan organisasi yang dapat berupa Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT) dan lain-lain.3.Perusahaan merupakan alat badan usaha untuk mencari keuntungan, sedangkan badan usaha itu sebagai kesatuan yuridis dan ekonomi yang bertujuan mencarikeuntungan.IV.2 Koperasi Sebagai Badan UsahaKoperasi adalah badan usaha (UU No.25 tahun 1992). Sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip prinsip ekonomi yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi system yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga bearti merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan non fisik, informasi, dan teknologi.Ciri utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.

Koperasi sebagai badan usaha maka :1.Tunduk pada kaidah & prinsip ekonomi yang berlaku2.Mampu menghasilkan keuntungan & mengembangkan org.&usahanya3.Anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa4.Memerlukan sistem manajemen usaha (keuangan,teknik,organisasi & informasi)

Tujuan perusahaan koperasi :1.Berorientasi pada profit oriented & benefit oriented2.Landasan operasinal didasarkan pada pelayanan (service at a cost)3.Memajukan kesejahteraan anggota adalah prioritas utamaIV.3 Tujuan dan Nilai KoperasiA. Memaksimumkan KeuntunganDalam teori ekonomi, perusahaan akan melakukan kegiatan sampai pada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah maksimum. Keuntungan akan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi biaya produksi, dan keuntungan maksimum akan diperoleh apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.B. Memaksimumkan Nilai PerusahaanNilai perusahaan yang diperoleh pada masa yang akan datang dihitung pada masa sekarang, dan diperhitungkan tingkat resiko dan tingkat bunga yang tepat.C. Meminimumkan BiayaMeminimumkan biaya dapat dilihat dari tujuan perusahaan tersebut dan dapat dilihat dari faktor faktor mana yang diperioritaskan dalam suatu organisasi.

IV. 4 Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, nmanajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at cost). Untuk koperasi diIndonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarka dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan

IV.5 Keterbatasan Teori Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan ternyata mendapat kritik karena dinilai terlalu sempit dan tidak realistis. Beberapa Kritik dari teori tersebut adalah segai berikut :1. Tujuan Perusahaan adalah memaksimumkan penjualan (maximization of sales). Model ini diperkenalkan oleh William banmolb yang mengatakan bahwa manajer perusahaan modern akan memaksimumkan penjualan setelah keuntungan yang diperoleh telah memadai untuk memuaskan para pemegang saham (stock holders).2. Tujuan Perusahaan adalah untuk memaksimumkan penggunaan manajemen (maximization of managemen utility). Dalil ini diperkenalkan oleh oliver Williamson yang mengatakan bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik (separation of management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi seperti gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock option), dan sebagainya, daripada memaksimumkan keuntungan perusahaan.3. Tujuan perusahaan adalah untuk memuaskan sesuatu dengan berusaha keras (satisfying behavior). Postulat ini dikembangkan oelh Herbet Simon. Didalam perusahaan modern yang sangat dan kompleks, dimana tugas manajemen menjadi sangat rumit dan penuh ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer tidak mampu memaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang untuk memuaskan beberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan (sales), pertumbuhan (growth), pangsa pasar(market share),dll.IV.6 Teori LabaDalam perusahaan koperasi, laba disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis setiap industri, baik perusahaan yang bergerak dibidang tekstil, baja, farmasi, komputer, alat perkantoran, dan lain lain. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut : Teori Laba Menanggung Risiko (Risk-Bearing Theory of Profit).Menurut Teori ini, keuntungan ekonomi diatas normall akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata. Teori Laba Friksional (Frictional Theory of Profit).Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long run equilibrium). Teori Laba Monopoli (Monopoli Theory of Profit).Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna. Teori Laba Inovasi (Innovation Theory of Profit).Dalam teori inovasi, laba yang diatas normal dapat timbul sebagai hasil inovasi yang berhasil. Walau demikian, perusahaan yang telah berhasil dalam inovasi tidaklah kebal dari serangan persaingan dari perusahaan-perusahaan imitator. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan inovasi terus-menerus. Teori Laba Efisiensi Manajerial (Manajerial Efficiency Theory of Profit).Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba di atas rata-rata laba normal.

IV. 7 Fungsi LabaLaba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industry/perusahaan. Sebaiknya, laba ynag rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien.Dengan demikian, laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumberdaya yang dimiliki masyarakat sebagai refleksi perubahan selera konsumen dan permintaan sepanjang waktu. Tetapi perlu diketahui bahwa laba tidaklah suatu sistem yang sempurna. Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit-oriented).Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.IV. 8 Kegiatan Usaha KoperasiFaktor kunci sukses kegiatan usaha koperasi yakni : Status dan motif anggota koperasi Bidang usaha bisnis yang dijalani Modal koperasi Manajemen koperasi Organisasi koperasi Sistem Pembagian SHU

Berikut adalah Status dan Motif Anggota : Anggota sebagai pemilik dan pengguna Pemilik : yang menanamkan modal investasi Konsumen : memanfaatkan pelayanan usaha koperasi Kriteria minimal adalah anggota koperasi1. Tidak berada dibawah garis kemiskinan dan memiliki potensi ekonomi.2. Memiliki pendapatan yang pasti.

Kegiatan UsahaKoperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan - dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut: Unit usaha simpan pinjam. Perdagangan umum. Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta aksesorisnya. Kontraktor dan konsultan bangunan. Penerbitan dan percetakan. Agrobisnis dan agroindustri. Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan. Jasa telekomunikasi umum. Jasa teknologi informasi. Biro jasa. Jasa pengiriman barang. Jasa transportasi. Jasa pemasaran umum. Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik. Jasa pengembangan dan konsultan olahraga. Event organizer Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Koperasi (BUK). Klinik kesehatan dan apotek. Desain grafis dan galeri seni.1. Dalam hal terdapat kelebihan kemampuan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka peluang usaha dengan non-anggota.2. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia, pembukaan cabang atau perwakilan harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.3. Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (3), Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan Koperasi dan Badan Usaha lainnya, baik didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia.4. Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan Rencana Kerja Jangka Pendek (tahunan) serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota.

Permodalan Koperasi : UU 25/992 Pasal 41 : Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri : simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, donasi atau dana hibah. Modal Pinjaman : bersumber dari anggota, koperasi atau perusahaan lainya, bank atau lembaga lainnya, pnerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dan sumber lainnya yang sah. Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)SHU Koperasi adalah sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue ) atau biasa dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dengan lambang (TC) dalam satu tahun waktu. Lebih lanjut pembahasan mengenai pengertian koperasi bila ditinjau menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut: SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.

BAB VV.1 Pengertian SHUSHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya-biaya,penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku bersangkutan.Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutanb. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.d. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.e. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.f. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan KOPERASI yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk Pajak dan Zakat yang harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan. Informasi DasarBeberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut : SHU Total Koperasi pada satu tahun buku Bagian (persentase) SHU anggota Total simpanan seluruh anggota Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota Jumlah simpanan per anggota Omzet atau volume usaha per anggota Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggotaIstilah-istilah Informasi Dasar SHU Totaladalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax) Transaksi Anggotaadalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya Partisipasi Modaladalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya Omzet atau Volume Usahaadalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggotaadalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggotaadalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggotaV.2 Rumus Pembagian SHUMenurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 5 ayat (1), mengatakan bahwaPembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan.Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :1. SHU atas jasa modalPembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima oleh koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.2. SHU atas jasa usahaJasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:- Cadangan koperasi- Jasa anggota- Dana Pengurus- Dana karyawan- Dana pendidikan- Dana sosial- Dana untuk pembangunan lingkunganTentunya tidak semua komponen diatas harus diadopsi oleh koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung pada keputusan anggota yang ditetapkan dalam Rapat Anggota.a.SHU per anggotaSHU Koperasi = Y + XDimana:SHU Koperasi : Sisa Hasil Usaha KoperasiY : SHU Koperasi yang dibagi atas Aktivitas EkonomiX : SHU Koperasi yang dibagi atas Modal Usahab.SHU per anggota dengan model matematikaSHU Koperasi = Y + XDengan :SHU Koperasi AE = Ta/Tk (Y)SHU Koperasi MU = Sa/Sk (X)Dimana :SHU Koperasi : Total Sisa Hasil Usaha per AnggotaSHU Koperasi AE : SHU Koperasi Aktivitas EkonomiSHU Koperasi MU : SHU Koperasi Anggota atas Modal UsahaY : Jasa Usaha AnggotaX : Jasa Modal AnggotaTa : Total transaksi AnggotaTk : Total transaksi KoperasiSa : Jumlah Simpanan AnggotaSk : Simpanan anggota total (Modal sendiri total)V.3 Prinsip-prinsip Pembagian SHUPrinsip-prinsip Pembagian SHU Koperasi SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. SHU anggota dibayar secara tunaiV4.Pembagian SHU per AnggotaSHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.Contoh :Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi A Tahun Buku 1998 (Rp000)Penjualan /Penerimaan JasaRp 850.077

Pendapatan lainRp 110.717

Rp 960.794

Harga Pokok PenjualanRp (300.539)

Pendapatan OperasionalRp 659.888

Beban OperasionalRp (310.539)

Beban Administrasi dan UmumRp (35.349)

SHU Sebelum PajakRp 214.00

Pajak Penghasilan (PPH Ps 21)Rp (34.000)

SHU setelah PajakRp 280.000

Sumber SHUSHU Koperasi A setelah pajak Rp 280.000Sumber SHU:- Transaksi Anggota Rp 200.000- Transaksi Non Anggota Rp 80.000Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:a.Cadangan : 40% X 200.000 ; Rp 80.000b.Jasa Anggota : 40 % X 200.000 : Rp 80.000c.Dana Pengurus : 5% X 200.000 : Rp 10.000d.Dana Karyawan : 5 % X 200.000 : Rp 10.000e.Dana Pendidikan : 5 % X 200.000 : Rp 10.000f.Dana Sosaial : 5 % X 200.000 : Rp 10.000Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:Jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000Jumlah anggota,simpanan dan volume usaha koperasi:Jumlah Anggota : 142 orangTotal Simpanan Anggota : Rp 345.420.000Total Transaksi Anggota : Rp 2.340.062.000.Contoh: SHU yang diterima per anggotaSHU Usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58Dengan demikian, jumlah SHU yang diterima Adi adalah:Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200

BAB VIVI.1 Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi

Pengertian ManajemenMenurutG. Terrydefenisi Manajemen adalahManajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan suatu ilmu dan seni yang bersama-sama menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan. Pengertian KoperasiMenurut UU No. 25/1992, Koperasi didefinisikan adalahBadan usaha yang beranggotakan orang seorang, atau Badan Hukum Koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluarga Pengertian Manajemen Koperasi

Definisi manajemen koperasiyang sering dipakai adalah suatu cara mencapai tujuan koperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi, Dengan demikian Manajemen Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.Fungsi-fungsi Manajemen menurut G Terry:a. Planning (Perencanaan)b. Organizing (Pengorganisasian)c. Actuating (Penggerakan untuk bekerja)d. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)

VI.2 Rapat AnggotaRapat Anggota merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai pemilik. Wewenag RA diantaranya adalaha. Menetapkan Anggaran Dasar /ARTb. Kebijakan Umum Organisasi, Manajemen, dan usaha koperasic. Memilih, mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas.d. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pengawas.e. Amalgamasi dan pembubaran koperasiVI.3 Pengurus

Pengurus koperasi merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota untuk mengelola koperasi.Pada prinsipnya RAT diselenggarakan dan dipimpin oleh pengurus tetapi pengurus dapat diserahakan kepada anggota pada saat pertanggungjawaban pengurus.Pengurus berwenang:a. Mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi.b. Melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.c. Memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sesuai ketentuanVI.4 PengawasPada prisipnya tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapiuntuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan RapatAnggota. apabila pengawas menemukan penyimpangan maka itu harus dikonsultasikan kepada pengurus untuk diambil tindakan, selanjunya hasil pengawasan dilaporkan kepada Rapat Anggota.VI.5 ManajerPeranan manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya; mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (to get things done by working with and through people).

VI.6 Pendekatan pada Sistem Koperasi

Menurut Draheim, koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:1. organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat social (pendekatan sosiologi)2. perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik)

Interprestasi dari koperasi sebagai Sistem :a. Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik.b. Cooperative Combine adalah sistem sosio teknis pada substansinya, sistem yang terbuka pada lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada pengguna sumber-sumber.

Contoh : Koperasi penyediaan alat pertanian,serba usaha, kerajinan, dan industri.

BAB VIIVII.1 Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959a) Koperasi Desab) Koperasi Pertanianc) Koperasi Peternakand) Koperasi Perikanane) Koperasi Kerajinan/Industrif) Koperasi Simpan Pinjamg) Koperasi Konsumsi Menurut Teori Klasika) Koperasi pemakaianb) Koperasi penghasil atauc) Koperasi produksid) Koperasi Simpan Pinjam

VII.2 Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12 / 1967a) Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas/kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanyab) Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.

VII.3 Bentuk Koperasi Bentuk Koperasi Sesuai PP No.60 Tahun 1959Terdapat 4 bentuk Koperasi , yaitu:a. Koperasi Primerb. Koperasi Pusatc. Koperasi Gabungand. Koperasi Induk Sesuai Wilayah Administrasi Pemerintah a. Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Des b. Di tiap Daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi c. Di tiap Daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasid. Di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi

Koperasi Primer dan SekunderA. Koperasi Primer : merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang seorang dengan jumlah anggota minimal 20 orang, yang mempunyai kesamaan aktivitas, kepentingan, tujuan dan kebutuhan ekonomi.B. Koperasi Sekunder : merupakan Koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi yang berbadan hukum baik primer mauoun sekunder. Dengan mengambil contoh bentuk koperasi yang dikenal sekarang, berarti pusat koperasi didirikan oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi primer. Koperasi gabungan didirikan sekurang-kurangnya tiga pusat koperasi, dan induk koperasi didirikan oleh sekurang-kurangnya tiga gabungan.

BAB VIII.VIII.1 Arti Modal KoperasiPengertian modal koperasi adalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi. Modal koperasi ini bisa berasal dari modal sendiri maupun pinjaman anggota ataupun lembaga, maupun surat-surat hutang.

VIII.2 Sumber Modal Menurut UU No 12 / 19671. Simpanan Pokok2. Simpanan Wajib3. Simpanan Sukarela4. Modal Sendiri Menurut UU No. 25 / 19921. Modal sendiri (equity capital)2. Modal pinjaman ( debt capital)VIII.3 Distribusi Cadangan KoperasiCadangan Koperasi (UU No.25/1992) adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan SHU yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Besarnya dana ini tergantung dari kebijakan masing-masing koperasi. Manfaat Distribusi Cadangan:Memenuhi kewajiban tertentuMeningkatkan jumlah operating capitalSebagai jaminan untuk kemungkinan rugi di kemudian hariPerluasan Usaha

BAB IX.IX.1 Efek-efek ekonomis koperasiAnggota koperasi merupakan pengguna jasa koperasi sekaligus pemilik koperasi. Sebagai pengguna jasa koperasi, anggota koperasi mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang maupun jasa, menguntungkan atau tidak pelayanan koperasi dibandingkan dengan penjual atau pembeli di luar koperasi. Sebagai pemilik yang memiliki simpanan di dalam koperasi, anggota mempersoalkan masalah simpanan yang sudah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Dalam badan usaha koperasi, profit bukanlah satu-satunya yang dicari, melainkan besar kecilnya partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di dalalm koperasi. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka semakin tinggi pula manfaatnya yang didapatoleh anggota.IX.2 Efek harga dan efek biayaPartisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota dipengaruhi oleh besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian dan normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis disini adalah insentif berupa pelayanan barang dan jasa oleh koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya, atau pengurangan harga menguntungkan serta penerimaan SHU baik berupa uang tunai maupun barang. Dilihat dari peranan anggota yang sangat dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus dibedakan harga untuk anggota dengan non anggota. Perbedaan ini mengharuskan analisa yang tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar persaingan. Adapun dari sisi perusahaan, koperasi akan mencapai keberhasilan apabila terdapat efisien koperasi, efektivitas koperasi, dan produktivitas koperasi.IX.3 Analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasiDalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, melainkan aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan kopersinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tersebut.

IX.4 Penyajian dan analisis neraca pelayananDisebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinyu di sesuaikan. Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya, yaitu:

1. Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama organisasi non koperasi).Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan koperasi2. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan peayanan, koperasi membutuhkan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.

BAB X.X.1 Efisiensi Perusahaan KoperasiKoperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya dihubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau diperolehnya manfaat ekonomiEfisiensi adalah penghematan input yang diukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (la) dengan input realisasi atau seharusnya (ls), jika ls < la disebut efisienDihubungkan dengan waktu terjadinya transaksi atau diperolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat dibagi menjadi dua jenis manfaat yaitu:Manfaat Ekonomi Langsung (MEL), yaitu manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung diperoleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinyaManfaat Ekonomi Tidak Langsun (METL),yaitu manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau pertanggung jawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU (Sisa Hasil Usaha) anggota.> Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:TME = MEL + METLMEN = (MEL +METL) BA> Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:MEL = EfP + EfPK +EvP + EvPUMETL = SHUaEfisiensi Perusahaan atau Badan Usaha Koperasi:a). Tingkat efisiensi biaya pelayanan badan usaha ke anggota(TEBP) =RealisasiBiayaPelayananAnggaran biaya pelayananJika TEBP < 1 berarti efisiensi biaya pelayanan badan usaha ke anggotab). Tingkat efisiensi badan usaha ke bukan anggota(TEBU) =Realisasi BiayaUsahaAnggaran biaya usahaJika TEBU < 1 berarti efisiensi biaya usahaX.2 Efektivitas KoperasiEfektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau seharusnya (Os), jika Os > Oa disebut efektif.Rumus perhitungan efektivitas koperasi (EvK) adalah sebagai berikut:EvkK =Realisasi SHUk+RealisasiMELAnggaran SHUk + Anggaran MELJika EvK > 1, berarti EfektifMEL(Manfaat Ekonomi Langsung) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.

X.3 Produktivitas KoperasiDalam produktivitas ada dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Produktivitas teknis adalah pengefesiensian suatu produksi terutama di dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Dan produktivitas secara finansial adalah perbandingan produktivitas antara output dan input yang telah dikuantifikasi. Koperasi merupakan unit proses yang mengolah sumber daya (input) menjadi output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai lebih jika dibandingkan sebelum proses.Produktivitas Koperasi sebagai efisiensi penggunaan sumber organisasi dan untuk menggunakan sumber daya dan dana untuk memperoleh pendapatan. Produktivitas juga dapat dilihat dari pertumbuhannya dengan adanya peningkatan kuantitas asset usaha, jasa, pertumbuhan absolut, peningkatan aktual total asset, volume transaksi, modal sendiri, sisa hasil usaha (SHU) dan partisipasi anggota.Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I). Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi adalah SHUk (dalam persen) dibagi dengan modal koperasi. Produktivitas perusahaan koperasi dapat dihitung cara laba bersih dari usaha dengan non anggota (dalam persen) dibagi modal koperasi.PPK = SHUk x 100 % (1) Modal Koperasi.PPK = Laba bersih dr usaha dgn non anggota x 100% (2) Modal koperasi.- Setiap Rp.1,00 Modal Koperasi Menghasilkan SHU Sebesar Rp..- Setiap Rp.1,00 modal koperasi menghasilkan laba bersih dari usaha dengan non anggota Sebesar Rp.

X.4 Analisis Laporan KoperasiAnalisis Laporan Koperasi Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi :1.Neraca2.Perhitungan hasil usaha (income statement)3.Laporan arus kas (cash flow)4.Catatan atas laporan keuangan5.Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.a) Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.b) Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.

BAB XI.Peranan Koperasi di berbagai keadaan persaingan :1. Koperasi dalam pasar persaingan sempurnaPersaingan sempurna adalah stuktur pasar yang paling banyak di gunakan oleh para ahli ekonomi sebagai dasar analisis dan perencanaan suatu perekonomian.Ciri-cirinya : Penjual dan pembeli dari suatu produk sangat banyak sehingga masing-masing pihak tidak dapat mempengaruhi harga.-Produk yang di perjual belikan bersifat homogen, yaitu semua produk yang di tawarkan sama dalam segala hal. Masing-masing penjual ataupun pembeli mempunyai kebebasan untuk keluar atau masuk kedalam pasar. Pelaku ekonomi mempunyai pengetahuan dan informasi yang sempurna dari kondisi pasar, struktur harga dan kualitas barang.Dalam jangka panjang dapat diharapkan (dengan asumsi bebas masuk dan keluar dari pasar) keunggulan kompetitif dapat tercipta dengan introduksi inovasi terbaru. Tetapi perusahaan perseorangan dan perusahaan-perusahaan lain yang non koperasi akan melakukan hal yang sama, sehingga koperasi tidak mempunyai keunggulan khusus. Oleh karena itu koperasi harus meningkatkan kemampuan inovatifnya dengan laju yang lebih cepat daripada perusahaan saingannya. Hanya dengan cara seperti itu koperasi dapat mempunyai keunggulan pelayanan kepada anggotanya dibanding pesaingnya baik dalam jangka pendek maupun panjang. Kondisi keunggulan jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah lebih sulit untuk direalisasi oleh koperasi, terutama di negara-negara sedang berkembang. Banyak ahli teori koperasi yang pada akhirnya berkesimpulan bahwa dalam pasar persaingan sempurna koperasi tidak dapat memberikan kelebihan/ keunggulan dibanding dengan Perusahaan Non Koperasi.

2. Di Pasar MonopolistikPasar Monopolistik adalah bentuk dari organisasi pasar, dimana hanya ada satu perusahaan atau penjualan suatu produk di pasar yang bersangkutan.Dari sudut cakupan, monopoli ada yang bersifat lokal, regional, dan nasional. misal yang bersifat lokal : KUD sebagai penyalur tunggal Kredit Usaha Tani (KUT) dan pupuk. yang bersifat regional : dapat di lihat dalam penyediaan air minum bersih di mana di monopoli oleh perusahaan daerah air minum (PDAM). Sedangkan yang bersifat nasional : mopoli di bidang layanan pos, telepon, dan listrik.

3. Di Pasar MonopsoniDalam pasar monopsomi terdapat banyak penjual tetapi hanya ada satu pembeli.Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Salah satu contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI. Apabila seorang pengusaha membeli suatu factor produksi secara bersaing sempurna dengan pengusaha lain,maka ia secara perorangan tidak bisa mempengaruhi harga dari factor produksi itu.

4. Dipasar OligopoliOligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar, baik secara independen maupun secara diam-diam bekerja sama.Banyak koperasi di pasar-pasar lokal yang telah berintegrasi vertikal atau pasar-pasar yang lebih besar dimana perusahaan-perusahaan yang telah mapan masih sangat terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi telah berada di struktur pasar oligopoli yaitu struktur pasar dengan hanya terdapat beberapa penjual yang menyebabkan kegiatan penjual yang satu mempunyai peranan penting bagi penjual yang lain. Integrasi vertikal yang dilaksanankan oleh perusahaan koperasi atau perusahan-perusahaan lainnya di samping sebagai upaya meningkatkan efisiensi perusahaan, juga untuk menghindari persaingan yang ketat antar penjual.

BAB XII.

Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara berkembang adalah sebagai berikut :a) Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan pekerja/buruhb) Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi.c) Kriteria ( tolak ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi.

Konsepsi mengenai sponsor pemerintah dalam perkembangan koperasi yang otonom dalam bentuk model tiga tahap, yaitu :a) Tahap pertama : OffisialisasiMendukung perintisan pembentukan Organisasi Koperasi. Tujuan utama selama tahap ini adalah merintis pembentukan koperasi dari perusahaan koperasi, menurut ukuran, struktur dan kemampuan manajemennya,cukup mampu melayani kepentingan para anggotanya secara efisien dengan menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dengan harapan agar dalam jangka panjang mampu dipenuhi sendiri oleh organisasi koperasi yang otonom.b) Tahap kedua : De OffisialisasiMelepaskan koperasi dari ketergantungannya pada sponsor dan pengawasan teknis, Manajemen dan keuangan secara langsung dari organisasi yand dikendalikan oleh Negara.Tujuan utama dari tahap ini adalah mendukung perkembangan sendiri koperasi ketingkat kemandirian dan otonomi artinya, bantuan, bimbingan dan pengawasan atau pengendalian langsung harus dikurangi.c) Tahap ketiga : OtonomiTahap ini terlaksana apabila peran pemerintah sudah bersifat proporsional. Artinya, koperasi sudah mampu mencapai tahap kedudukan otonomi, berswadaya atau mandiri.

Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan.Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya.Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota.Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional.Dalam melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

1. ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9892/BAB+I.ppt2. http://rahayusimanungkalit.blogspot.com/2011/10/konsep-aliran-dan-sejarah-koperasi.html3. http://azhari3754.blogspot.com/2012/10/sejarah-koperasi.html4. http://wennyekaputri.wordpress.com/2013/10/13/sejarah-perkembangan-koperasi-di-dunia-di-indonesia-2/5. http://pungkiindriyonoblog.wordpress.com/2013/09/30/sejarah-perkembangan-koperasi-di-dunia-dan-di-indonesia/6. http://rahmanelieser.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi.html7. http://taniosutrisno.wordpress.com/2013/10/31/ekonomi-koperasi

38