ekonomi fita xi iis 2 new new binngow

Upload: riza-novellin

Post on 10-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Analisis Terhadap Tujuan Pendirian Bumn Persero Dalam Undang-Undang Bumn Dan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)ABSTRACT 08E00837 Pasal 33 Undang Undang 1945 adalah landasan hukum yang memperboleh-kan negara melakukan kegiatan berusaha, dengan membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kedudukan dan peranan BUMN tergantung hukum yang mengaturnya dan bentuknya direfleksikan dalam Inpres Nomor 17 Tahun 1967 dalam bentuk Departement Agency (Perjan), Public Corporation (Perum) dan State Company (Perseroan). Peranan BUMN tidak hanya sebatas pengelolaan sumber daya dan produksi barang yang meliputi hajat hidup orang banyak, tetapi juga berbagai kegiatan produksi dan pelayanan yang merupakan porsi swasta. Berdasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, dibentuknya BUMN Persero adalah untuk mengejar keuntungan. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dibentuk untuk tujuan memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Terdapat ketidaksesuaian kedua undang-undang tersebut dalam tujuan pembentukan-nya, khususnya dalam tujuan persero sebagai asosiasi modal yang merupakan entitas bisnis yang mengejar keuntungan bagi pemegang saham, dengan tujuan UU SJSN yang bersifat nirlaba dan seluruh hasil pengembangannya dikembalikan untuk kepentingan peserta program jaminan sosial tersebut. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yang dilakukan dengan cara terlebih dahulu meneliti bahan-bahan kepustakaan atau menginventarisasi hukum positif yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan atau mengkaji data sekunder. Spesifikasi penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis, dimaksudkan untuk menggambarkan dan sekaligus meng-analisis mengenai fakta-fakta dalam tujuan pembentukan Badan Usaha Milik Negara Persero, khususnya dalam tujuan komersial dan implikasi atau penerapannya dalam pelaksanaan UU SJSN. Terdapat 3 (tiga) alternatif kelembagaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Indonesia, yakni: (a) Langsung berada di bawah koordinasi Presiden, (b) Berada dibawah koordinasi sebuah kementerian, dan (c) Independen dan bertanggung jawab langsung kepada DPR-RI. Sedangkan bentuk badan hukum badan penyelenggara dapat berupa: (a) Dana Amanat (Board of Trustees), (b) Badan Usaha Milik Negara, dan (c) Badan Usaha Milik Swasta (Free Choice)

23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.BUMN Sebagai Perusahaan Perseroan 1.Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perusahaan adalah : Kegiatan (pekerjaan dsb) yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah, atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dsb);

Organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Istilah perusahaan pada awalnya tidak terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Stb.1847 - 23, dan dikenal pada waktu itu adalah istilah pedagang sebagaimana diatur dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 KUHD. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan KUHD pada tahun 1938 dengan Stb. 1938 276 istilah pedagang diganti dengan perusahaan. Namun mengenai pengertian perusahaan ternyata dalam KUHD sendiri tidak memberikan pengertiannya (Gatot Supramono, 2007 : 2). Sehubungan dengan hal itu Purwosutjipto (1978 : 13) mengatakan, bahwa ketiadaan penafsiran secara resmi dalam KUHD memang disengaja oleh pembentuk undang-undang, agar pengertian perusahaan dapat berkembang baik sesuai dengan geerak langkah dalam lalu lintas perusahaan sendiri. Oleh karena tidak ada pengertiannya, maka selanjutnya diserahkan kepada ilmu pengetahuan dan yurisprudensi (Gatot Supramono, 2007 : 2). Rumusan secara normatif tentang Perusahaan dapat ditemukan dalam: 24 Pasal 1 butir b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang menentukan : Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, yang menentukan : Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh oran-perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum/bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di wilayah RI Unsur-unsur dari sebuah perusahaan yang menunjukan bahwa suatu usaha dapat dikatakan sebagai suatu perusahaan, yaitu (Abdulkadir Muhammad, 2006 : 10) : a.Bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha, yang mempunyai bentuk hukum tertentu. b.Kegiatan dalam bidang perekonomian. c.Terus-menerus, yang artinya kegiatan dalam bidang perekonomian tersebut dilakukan secara terus-menerus, artinya tidak insidental atau bukan pekerjaan sambilan. d.Bersifat tetap, artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi untuk jangka waktu yang lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam akta pendirian perusahaan atau surat izin usaha. e.Terang-terangan, artinya ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan dengan pihak lain, serta diakui dan dibenarkan oleh Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-25 undangan. Bentuk terang-terangan dapat diketahui dari ketentuan akta pendirian perusahaan. f.Keuntungan atau laba, yang menunjuk pada nilai lebih (hasil) yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gain).Ini adalah tujuan utama setiap perusahaan.

g.Pembukuan, yang merupakan catatan mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan. Berdasarkan unsur-unsur tersebut, maka dapat dirumuskan definisi perusahaan dari segi hukum (Abdulkadir Muhammad, 2006 : 13) :Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian secara terus-menerus, bersifat tetap, dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan catatan (pembukuan) Rumusan Perseroan berasal dari kata sero, yang berarti saham. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menentukan : Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksananya. Istilah Perseroan menurut undang-undang ini adalah sama dengan istilah Perseroan Terbatas. Dari rumusan ketentuan tersebut, maka dapat diketahui unsur-unsur Perseroan adalah : Badan hukum; Persekutuan modal; Didirikan berdasarkan perjanjian; Melakukan kegiatan usaha; Modal dasar terbagi atas saham.

Istilah Perseroan menunjuk pada cara menentukan modal, yaitu terbagi dalam saham (Abdulkadir Muhammad, 2006 : 104). Unsur penting yang menggambarkan istilah perseroan adalah persekutuan modal yang terbagi atas saham-saham. Menurut ketentuan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang menentukan : Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Perusahaan Perseroan, merupakan BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Hal inilah yang membedakannya dengan bentuk BUMN lainnya, yaitu Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan Umum, merupakan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfataan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan (Pasal 1 angka 4 Undang-Undang BUMN). Berdasarkan kedua ketentuan pasal di atas menunjukan kedudukan pemerintah selaku pemegang saham dan pemilik modal pada kedua bentuk BUMN tersebut. Kedudukan pemerintah selaku pemegang saham merupakan cerminan kepemilikan modal pemerintah pada Perusahaan Perseroan, sedangkan kedudukan pemerintah sebagai pemilik modal merupakan 27 cerminan kepemilikan pemerintah pada Perusahaan Umum. Kedudukan pemerintah sebagai pemegang saham dan atau pemilik modal dalam BUMN sejalan dengan tugas dan kewenangan pemerintah terhadap pembinaan BUMN. 2.Sejarah Perusahaan Perseroan Di Indonesia Sejarah Perusahaan Perseroan di Indonesia dapat ditemukan dalam sejarah pembentukan perusahaan-perusahaan negara oleh pemerintah. Perusahaan negara telah lama dikenal sejak masuknya Belanda di Indonesia, adanya VOC dapat dijadikan bukti keterlibatan negara dalam kegiatan ekonomi ( Ibrahim.R., 1997 : 103). Sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan hingga sekarang, Badan Usaha Negara telah memainkan peranan penting dalam pembangunan dan perekonomian negara. Keberadaan perusahaan-perusahaan negara di Indonesia dapat dilihat dari beberapa periode, yaitu periode pertama periode sebelum kemerdekaan, periode kedua tahun 1945-1960, periode ketiga tahun 1960-1969, periode keempat tahun 1969-2003. Pada periode berikutnya tahun 2003 sampai sekarang. Pada periode pertama, periode sebelum kemerdekaan, perusahaan-perusahaan negara dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda yang melakukan usaha untuk kepentingan pemerintah Belanda. Pada periode ini terdapat dua jenis Badan Usaha Negara yaitu perusahaan yang tunduk pada Indische Bedrijven Wet (IBW) dan perusahaan yang diatur oleh Indische Comptabiliteits Wet (ICW). Perusahaan di bawah IBW berada 28 langsung di bawah pengawasan pemerintah, sedangkan perusahaan yang diatur ICW sebenarnya bukan perusahaan, melainkan merupakan cabang dinas dari pemerintah. Keuntungan yang diperoleh dari kedua jenis perusahaan tersebut menjadi bagian dari penerimaan negara. Periode kedua (1945-1960), perusahaan-perusahaan yang tunduk kepada IBW dan ICW tetap dilanjutkan. Pada periode ini, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda. Perusahaan-perusahaan tersebut beroperasi dalam hampir semua sektor perekonomian negara. Dengan pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut, peran negara sangat dominan terhadap keberadaan perusahaan negara. Di tahun 1959, perusahaan-perusahaan milik Belanda mulai diambil alih oleh pemerintah Indonesia seiring dengan konfrontasi Politik. Keinginan pemerintah agar perusahaan-perusahaan Belanda yang diambil alih tersebut dikelola dan dikembangkan para pengusaha pribumi, namun kenyataannya kemampuan tersebut belum ada. Tawaran dari pengusaha Tionghoa untuk mengelola perusahaan Belanda tersebut ditolak dengan alasan etnis Tionghoa tidak boleh dominan dalam bidang perdagangan, industri dan pertanian. Sehingga diputuskan pemebntukan beberapa perusahaan negara untuk mengelola perusahaan-perusahaan eks Belanda tersebut (Indra Bastian, 2002 : 94). Periode ketiga (1960-1969), pemerintah mengambil kebijakan untuk menyeragamkan berbagai bentuk Badan Usaha Negara, dengan tujuan agar lebih mudah dalam pembinaan dan pengawasannya. Di awal tahun 1960-an, Indonesia belum memiliki sumber daya manusia yang berpotensi untuk 29 menjalankan perusahaan negara yang relative berskala besar secara efisien dan produktif. Pengusaha pribumi sendiri belum berpengalaman memimpin unit usaha yang lebih besar. Untuk mengatasi kendala sumber daya manusia tersebut, dikerahkan SDM militer yang saat itu relatif lebih baik (Indra Bastian, 2002 : 94). Pemerintah mencoba menyeragamkan bentuk Badan Usaha Negara menjadi bentuk Perusahaan Negara dengan landasan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960. Pada periode ini juga, muncul perusahaan Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas dimana sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara. Pada periode ini, sektor public utilitiesyang dicanangkan untuk BUMN mengalami transformasi menuju swastanisasi. Periode keempat (1969-2003), pemerintah telah meletakan dasar-dasar penertiban, pengelolaan, pembinaan, dan pengawasan yang lebih baik bagi Badan Usaha Negara. Pada tahun 1970-an, peranan BUMN ditingkatkan sebagai inti strategi industrialisai ekonomi Indonesia, dengan alasan bahwa BUMN cocok untuk melaksanakan program restrukturisasi ekonomi yang berkembang di tahun 1970-an dan investasi oleh BUMN dapat diarahkan untuk menentukan arah pembangunan ekonomi. BUMN dapat menjadi unsur stimulasi pengembangan sektor swasta di Indonesia (Indra Bastian, 2002 : 95). Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, semua bentuk perusahaan Negara diklasifikasikan menjadi tiga bentuk pokok, yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan 30 Perseroan (Persero). Ketiga bentuk pokok perusahaan tersebut, diatur masing-masing dalam Peraturan Pemerintah. Pada periode ini, perusahaan-perusahaan negara maupun perusahaan-perusahaan swasta dihadapkan dengan era globalisasi dan perdagangan bebas seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di era globalisasi dan perdagangan bebas, peran BUMN mengalami pasang surut, karena ketidaksiapan BUMN. Keterlibatan negara dalam bidang ekonomi yang memerankan BUMN sebagai alat melaksanakan kebijaksanaan ekonomi dan alat pembangunan ekonomi mengalami pergeseran dengan munculnya swastanisasi. Indonesia sampai tahun 1996 belum begitu jelas ke arah mana swastanisasi terhadap BUMN, yang berpengaruh terhadap status hukum BUMN (Ibrahim.R., 1997 : 171). Pada periode ini juga, pemerintah menghadapi berbagai permasalahan ekonomi, dan salah satu permasalahan yang paling menonjol adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997. Krisis ekonomi sangat mempengaruhi keberadaan dan kinerja BUMN di Indonesia, yang berakibat pada kerugianyang dihadapiperusahaan-perusahaan negara. Krisis ekonomi memiliki konsekuensi bagi pemerintah, terutama terkait dengan Anggaran dan Belanja Negara. Beban hutang luar negeri, stabilitas ekonomi yang rapuh, ketidakstabilan politik, menjadikan beban pemerintah semakin bertambah. Keadaan ini menuntut BUMN untuk lebih memberikan kontribusinya melalui deviden, pajak, dan privatisasi untuk membantu kebutuhan anggaran dan belanja negara. Dengan rekomendasi IMF (International Monetery Fund) dan 31 Bank Dunia, Pemerintah lebih serius meningkatkan kinerja BUMN, dengan langkah-langkah perbaikan yang meliputi (Indra Bastian, 2002 : 95) : a.Restrukturisasi b.Penggabungan Usaha (Merger) c.Pelaksanaan Kerja Sama Operasi (Joint Operation) Rencana reformasi BUMN pada tahun 1998 itu kurang berhasil dalam pelaksanaanya, misalnya : langkah pemerintah masih terbatas kepada perubahan status komersil perusahaan BUMN tersebut. Seperti mengubah status beberapa perusahaan jawatan (Perjan) menjadi perusahaan umum (Perum), dan beberapa Perum menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Selain itu, telah dilakukan penggabungan beberapa BUMN sesuai dengan kriteria dan tujuan peningkatan efisiensi perusahaan (Indra Bastian, 2002 : 96). Periode kelima (2003 sampai sekarang), pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada usaha pemberdayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), oleh karena tuntutan perkembangan dunia usaha, era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas. Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dioptimalkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2003, Pemerintah melakukan upaya pemberdayaan BUMN dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Peraturan ini diterbitkan dengan maksud karena peraturan-peraturan yang telah ada sebelumnya kurang memberikan landasan hukum yang kuat dalam upaya untuk pemberdayaan Badan Usaha Milik Negara. Pada periode ini, Badan Usaha Milik Negara dituntut untuk lebih mengoptimalkan kegiatan usahanya agar mampu memberikan sumbangan 32 yang berarti bagi perkembangan ekonomi nasional demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Sejarah dan perkembangan Perusahaan Perseroan di Indonesia tidak luput dari perkembangan dunia usaha dari tahun ke tahun, sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Pemerintah selalu mengupayakan pemberdayaan Perusahaan Perseroan sebagai BUMN melalui langkah-langkah kebijakan pemerintah baik itu kebijakan dalam bidang ekonomi maupun kebijakan dalam bidang hukum. Kebijakan dalam bidang hukum misalnya pembentukan berbagai aturan perundang-undangan yang akan dijadikan landasan hukum bagi Perusahaan Perseroan sebagai BUMN dalam menjalankan kegiatan usahanya. 3.Maksud Dan Tujuan Pendirian Perusahaan Perseroan Maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Perseroan di Indonesia ditentukan dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (Undang-Undang BUMN), yaitu sebagai berikut : 1.Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat; 2.Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. Penjelasan Pasal 12 Undang-Undang BUMN menentukan : Persero sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional dituntut untuk dapat memenuhi permintaan pasar melalui penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat baik dipasar dalam negeri maupun internasional. Dengan demikian dapat meningkatkan keuntungan dan nilai Persero yang bersangkutan sehingga akan memberikan manfaat yang optimal bagi pihak-pihak terkait. 33 Tuntutan untuk dapat menyediakan barang dan/jasa yang bermutu tinggi merupakan bagian dari maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Perseroan, agar Perusahaan Perseroan mampu menghadapi perkembangan dunia bisnis, sedangkan sifat mengejar keuntungan/laba (profit oriented)merupakan konsekuensi langsung dari kedudukan Perusahaan Perseroan sebagai Perseroan Terbatas. Undang-Undang BUMN memberikan penugasan lain kepada Perusahaan Perseroan sebagai BUMN, selain maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Perseroan sebagaimana diatur dalam pasal 12 Undang-Undang BUMN. Penugasan tersebut merupakan penugasan khusus yang diberikan kepada Perusahaan Perseroan sebagai BUMN untuk melaksanakan tugas pelayanan umum. Ketentuan yang dimaksud adalah pasal 66 Undang-Undang BUMN, yang menentukan : (1)Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN. (2)Setiap penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus terlebih dahulumendapatkan persetujuan RUPS/Menteri. Penjelasan Pasal 66 Undang-Undang BUMN menentukan : Ayat (1) Meskipun BUMN didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, tidak tertutup kemungkinan untuk hal-hal yang mendesak, BUMN diberikan penugasan khusus oleh pemerintah. Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel, pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan. Ayat (2) Karena penugasan pada prinsipnya mengubah rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah ada, penugasan tersebut harus diketahui dan disetujuipula oleh RUPS/Menteri.

Badan Usaha Milik DaerahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaArtikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.Daftar isi 1 Ciri-Ciri BUMD 2 Contoh BUMD 3 Tujuan Pendirian BUMD 4 BUMD di Indonesia 5 Lihat pulaCiri-Ciri BUMD Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan Didirikan peraturan daerah (perda). Dipimpin oleh direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah atas pertimbangan DPRD. Masa jabatan direksi selama empat tahun. Bertujuan memupuk pendapatan asli daerah guna membiayai pembangunan daerah.Contoh BUMDContoh BUMD adalah: Bank Pembangunan Daerah (BPD) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota) Perusahaan Daerah Angkutan Antarkota (bus AKDP dan AKAP), digunakan dari bulan Oktober 1991 (UU no. 22 tahun 1991) sampai akhir 1999/awal 2000, dirubah status menjadi PO (Perusahaan otobus) pada awal tahun 2000, sesuai Pasal 5 ayat 3 UU no. 58 tahun 2000. Contoh: Menurut pasal 5 ayat 3 UU no. 58 tahun 2000, Perusahaan Daerah Angkutan Antarkota (PDAAK) Haryanto dirubah statusnya menjadi PO dan diganti nama menjadi Perusahaan Otobus (PO) Haryanto dan Perusahaaan Daerah Angkutan Antarkota (PDAAK) Miniarta dirubah statusnya menjadi PO dan diganti nama menjadi Perusahaan Otobus (PO) Miniarta. Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH)Tujuan Pendirian BUMD Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara Mengejar dan mencari keuntungan Pemenuhan hajat hidup orang banyak Perintis kegiatan-kegiatan usaha Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemahBUMD di IndonesiaBUMD di Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maupun Perusahaan Daerah (PD).[1]

Badan Usaha Milik NegaraDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasArtikel ini mungkin mengandung riset asli atau pernyataan yang belum dipastikan.Anda dapat membantu Wikipedia dengan menambahkan referensi. Untuk detilnya, lihat halaman pembicaraan.

Badan usaha milik negara (disingkat BUMN) atau perusahaan milik negara merujuk kepada perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara

Ciri-ciri BUMN Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh pemerintah. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara. Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.Manfaat BUMN Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa. Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja. Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber devisa,baik migas maupun non migas. Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan perekonomian negara. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.BUMN di IndonesiaLihat pula: Daftar badan usaha milik negara IndonesiaWikisumber memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003

Di Indonesia, definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN.BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum, dan perusahaan jawatan.Perusahaan perseroanPerusahaan perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah (atas nama negara) yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.Ciri-ciri persero adalah sebagai berikut: Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundang-undangan Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang Modalnya berbentuk saham Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan Dipimpin oleh direksi Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan Tidak mendapat fasilitas negara Tujuan utama memperoleh keuntungan Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata Pegawainya berstatus pegawai swastaFungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang ada dalam perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero baik di dalam maupun di luar pengadilan. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan okeh RUPS. Komisaris adalah organ persero yang bertugas dalam pengawasan kinerja persero itu, dan melaporkannya pada RUPS.Pada beberapa persero, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat persero tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi adalah penjualan sebagian atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas. Persero yang diprivatisasi adalah yang unsur usahanya kompetitif dan teknologinya cepat berubah. Persero yang tidak bisa diubah ialah: Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN Persero yang bergerak di bidang hankam negara Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat Persero yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam yang secara tegas dilarang diprivatisasi oleh UUAda dua persero yang berubah menjadi badan layanan umum, yakni Askes dan Jamsostek yang kini berubah menjadi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.Perusahaan umumPerusahaan umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.Ciri-ciri perum: Melayani kepentingan masyarakat umum. Dipimpin oleh seorang direksi/direktur. Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perusahaan umum (PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak. Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara. Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta. Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public Dapat menghimpun dana dari pihakPerusahaan jawatanPerusahaan jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari negara. Saat ini hanya TVRI yang merupakan satu-satunya perjan yang dimiliki oleh BUMN. Besarnya modal perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri perjan antara lain sebagai berikut: Memberikan pelayanan kepada masyarakat Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau direktur jenderal departemen yang bersangkutan Status karyawannya adalan pegawai negeriPada saat ini, tidak ada lagi BUMN yang berstatus perjan karena statusnya telah dialihkan menjadi bentuk-bentuk badan hukum/usaha lainnya. Perjan yang beralih status menjadi persero Perjan Kereta Api Perjan yang beralih status menjadi perum Perjan Pegadaian (sekarang telah beralih status lagi menjadi persero) Perjan yang beralih status menjadi badan layanan umum Perjan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita Perjan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Perjan Rumah Sakit Dr. Kariadi Perjan Rumah Sakit Dr. M. Djamil Perjan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Perjan Rumah Sakit Dr. Sardjito Perjan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Perjan Rumah Sakit Fatmawati Perjan Rumah Sakit Hasan Sadikin Perjan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Perjan Rumah Sakit Kanker Dharmais Perjan Rumah Sakit Persahabatan Perjan Rumah Sakit Sanglah Perjan yang beralih status menjadi lembaga penyiaran publik Perjan Radio Republik Indonesia Perjan Televisi Republik IndonesiaIsu terkait BUMN di IndonesiaSumber referensi dari artikel atau bagian ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar.Tolong diperiksa, dan lakukan modifikasi serta tambahkan sumber yang benar pada bagian yang diperlukan.

BUMN utama berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi sumber korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau partai.Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan mengakhiri berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain berhasil memperkokoh posisi bisnisnya.Dengan mengelola berbagai produksi BUMN, pemerintah mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat. Karena, apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak, maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.Pengertian, Fungsi, dan Bentuk-Bentuk BUMN|BUMN atau Badan Usaha Milik Negara merupakan badan yang dimiliki oleh negara. Pengertian Badan Usaha Milik Negara Secara umum (BUMN) adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta (BUMS) dan koperasi. BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang berperan menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. BUMN terdapat dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, keuangan, manufaktur, transportasi, pertambangan, listrik, telekomunikasi dan perdagangan serta kontruksi.

Fungsi Badan Usaha Milik Negara -Badan usaha milik negara memiliki berbagai fungsi dan peranan dalam . Fungsi dan Peranan BUMN adalah sebagai berikut....

Fungsi Badan Usaha Milik Negara Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat banyak Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta, Pembuka lapangan kerja Penghasil devisa negara Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi, Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan usaha.Bentuk-Bentuk BUMN - BUMN memiliki berbagai macam atau jenis bentuk-bentuk yang berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Badan Usaha Milik Negara terdiri dari dua bentuk, yaitu badan usaha perseroan (persero) dan badan usaha umum (perum). Penjelasan kedua bentuk BUMN adalah sebagai berikut..

a. Badan Usaha Perseroan (Persero)Badan usaha perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.Maksud dan Tujuan Badan Usaha Perseroan (Persero) Menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya sang kuat Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai badan usaha.

Contoh - Contoh Badan Usaha Perseroan (Persero) PT Pertamina, PT Kimia Farma Tbk PT Kereta Api Indonesia PT Bank BNI Tbk PT Jamsostek PT Garuda Indonesia PT Perubahan Pembangunan PT Telekomunikasi Indonesia PT Tambang TimahCiri-Ciri Badan Usaha Perseroan (Persero) Dalam pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden Pelaksanaan pendirian yang dilakukan oleh menteri berdasarkan Perundang - undangan Modal berbentuk saham Status perseroan terbatas diatur berdasarkan perundang-undangan Sebagian atau keseluruhan modal merupakan milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan Tidak mendapatkan fasilitas dari negara Pegawai persero berstatus pegawai negeri Pemimpin berupa direksi Organ persero yaitu RUPS, direksi dan komisaris Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata Tujuan utamanya adalah mendapatkan keuntunganb. Badan Usaha Umum (Perum)Badan usaha umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham. Badan usaha umum memiliki maksud dan tujuan yang didukung menurut persetujuan menteri adalah melakukan penyertaan modal dalam usaha yang lain.Maksud dan Tujuan Badan Usaha Umum (Perum)Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan jasa berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat menurut prinsip pengelolaan badan usaha yang sehat.

Contoh-Contoh Badan Usaha Umum (Perum) Perum Damri Perum Bulog Perum Pegadaian Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Perum Balai Pustaka Perum Jasatirta Perum Antara Perum Peruri Perum Perumnas

Ciri-Ciri Badan Usaha Umum (Perum) Melayani kepentingan masyarakat yang umum Pemimpin berupa direksi atau direktur Pekerja merupakan pegawai perusahaan dari pihak swasta Dapat menghimpun dana dari pihak Pengelolaan dari modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara Menambah keuntungan kas negara Modal berupa saham atau obligasi bagi perusahaan go publicManfaat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) - BUMN dalam fungsi dan peranannya memiliki berbagai macam manfaat-manfaat yang diberikan kepada negara dan rakyat indonesia. Manfaat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah sebagai berikut... Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan hidup berupa barang dan jasa Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk angkatan kerja Mencegah monopoli pihak swasta dipasar dalam pemenuhan barang dan jasa Meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam komiditi ekspor berupa penambah devisa baik migas maupun non migas. Mengisi kas negara yang bertujuan memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.