iis sri patmawati oligomenorea

25
TUGAS MATERNITAS GANGGUAN MENSTRUASI (OLIGOMENOREA) DISUSUN OLEH : IIS SRI PATMAWATI Kelas IB Program Transfer PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014-2015

Upload: iis-sri-patmawati

Post on 11-Nov-2015

170 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATERNITASGANGGUAN MENSTRUASI (OLIGOMENOREA)

DISUSUN OLEH : IIS SRI PATMAWATIKelas IB Program Transfer

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTATAHUN AKADEMIK 2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Oligomenore. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada Tri Lestari Handayani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku dosen mata kulia Keperawatan Komunitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat bergunadalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Oligomenore. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disususn ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . i DAFTAR ISI ... iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ... 1B. Tujuan .... 1

BAB II TINJAUAN TEORITISA. Definisi ... 3B. Penyebab 3C. Tanda dan Gejala .... 4D. Patofisiologi ... 4E. Prosedur Diagnostik ... 5F. Penatalaksanaan . 5

BAB III TINJAUAN KASUSA. Contoh Kasus . 6B. Asuhan Keperawatan .. 6

BAB IV PEMBAHASANA. Pengkajian .... 11B. Diagnosa Keperawatan ..... 12C. Perencanaan .. 12D. Implementasi 13E. Evaluasi .... 13

BAB V PENUTUPA. Simpulan .. 14B. Saran ..... 14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.Tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Ada beberapa wanita yang mengalami kelainan pada siklus menstruasi salah satunya yaitu oligomenorea.Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.Menurut laporan WHO (2008) prevalensi oligomenore pada wanita sekitar 45%. Penelitian Bieniasz J et al, dalam Sianipar et al (2011) mendapatkan prevalensi gangguan menstruasi di dunia ditaksirkan amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Berdasarkan kasus di atas maka penulis mengambil kasus oligomenoreB. Tujuan 1. Tujuan UmumMenjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan gangguan dalam menstruasi oligomenore

2. Tujuan Khususa. Menjelaskan definisi oligomenoreab. Menjelaskan penyebab oligomenoreac. Menjelaskan patofisiologi dari oligomenoread. Menjelaskan manifestasi klinis oligomenoreae. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari oligomenoref. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan oligomenore

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. DefinisiMenstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (sarwono prawirohardjo, 2000)kamus kedokteran mendefinisikan Oligomenore sebagai haid yang datang tidak teratur atau haid yang sedikit sekali. Oligomenorea merupakan salah satu kelainan siklus menstruasi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari (Sarwono prawirohardjo,2009). olligomenorrhea atau oligomenore yaitu tidak mendapat haid padahal sudah masuk ke periode biasnya. Pada saat itu dia sudah beberapa kali mengalami menstruasi, dan tidak sedang mengalami hamil (Andri Priyatna, 2009).

B. PenyebabBerikut ini beberapa penyebab haid yang tidak teratur (Oligomenore) :1. Adanya kista indung telur, fibfinoid atau masalah Rahim lainyaWanita yang mengalami PCOS (polysyctic ovary syndrome), yaitu dimana indung telur berisi kista, mengakibatkan haid yang tidak teratur berupa oligomenorea, amenore atau bahkan haid yang sangat banyak. Kondisi ini berkaitan dengan kadar hormon androgen yang berlebih didalam tubuh.2. Penyakit hipotiroid/ hipertiroid3. Penyakit Cushing4. StressWanita yang mengalami stres, biasanya juga akan mengalami gangguan hormonal. Hipothalamus saat stres akan mensekresi CRF (corticotropin releasing factor) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adenocorticotrophic hormone). Pelepasan ACTH menyebabkan kelenjar adrenal mensekresi hormon kortisol. Adanya sekresi hormon kortisol menimbulkan respon kewaspadaan yang merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres. Akibatnya produksi seks hormon (estrogen dan progesteron) ditekan sedemikian rupa sehingga tidak berkompetisi mendapatkan energi. Hal ini mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi (oligomenore) (Hager, 2002).5. Disfungsi kelenjar pituitaryKelenjar pituitary berfungsi merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi, sehingga bila kelenjar pituitary mengalami malfungsi maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang berperan dalam reproduksi, sehingga terjadilah oligomenore.6. Stres emosional.pada saat stres, hormone stres yaitu hormon kortisol sebagai produk dari glukokortioid korteks adrenal yang disintesa pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus menstruasi karena mempengaruhi jumlah hormon progesterone dalam tubuh. Jumlah hormon dalam darah yang terlalu banyak inilah yang dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi.7. Sakit kronis.Akibat menderita penyakit kronis, tubuh mengalami kekurangan nutrisi. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi (Iskandar, 2007).8. Adanya ketidakseimbangan hormonOlligominore dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas dan pada saat menjelang menopause.Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.9. Nutrisi, adanya kelainan makan seperti pada penderita anorexia nervosa dan latihan fisik berlebih (atlit)Tubuh yang sangat gemuk atau kurus bisa mempengaruhi siklus haid, karena sistim metabolisme di dalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi sehingga siklus haid pun terganggu (Agus, 2008).10. Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen.11. Penggunaan terlarang obat anabolik steroid untuk mendongkrak kemampuan atletisOligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi

C. Tanda dan Gejala1. Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya terdapat 4 9 periode dalam 1 tahun2. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.3. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil.

D. PatofisiologiOligominorea biasanya terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus hipofisis ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang. Sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3 5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menoupose. Oligomenorea yang terjadi pada masa masa ini merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menoupose, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.

E. Prosedur Diagnostik1. Rontgen : mengetahui adanya penyakit TBC2. Sitologi vagina3. Pemeriksaan metabolism basal atau T3 dan T44. Pemeriksaan kromatin seks5. Pemeriksaan kadar hormon6. Pemeriksaan mata untuk mengetahui tanda tumor hipofisis

F. Penatalaksanaan1. Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan pada pasien denga oligomenore tergantung pada penyebabnya, yaitu:a. Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.b. Pada oligomenore yang disebabkan oleh gangguan nutrisi maka perlu memperbaiki status nutrisinyac. Oligomenore yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon, maka diperlukan hormon untuk menyeimbangkannya, untuk pemberian jenis terapi tergantung dari jenis hormon yang dibutuhkan, misalnya ;1) Pada oligomenore yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin, Progynova, dll.2) Pada oligomenore yang disebabkan progesteron yang terlalu rendah maka terapi yangdapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : postinor3) Pada oligomenore yang disebabkan ketidakseimbangan hormonal yang sama untuk jumlah estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat dilakukakn terapi dengan pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dengan jumlah seimbang seperti : Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30, Mikrodiol, Nordette, dll.d. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindaklanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll2. Penatalaksanaan Keperawatan Mengkaji dan Perbaiki status nutrisi klien Berikan pendidikan kesehatan mengenai masalah masalah gangguan menstruasiBAB IIITINJAUAN KASUS

OLIGOMENORE PADA Ny. D, 52 th, DALAM MASA PREMENOPAUSEDI DESA TEGALLURUNG, BULU, TEMANGGUNG

A.Pengkajian1. BiodataNama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. SUmur : 52 tahun Umur : 63 tahunPendidikan : SD Pendidikan : SDPekerjaan : Pedagang Pekerjaan : PetaniAgama : Islam Agama : IslamSuku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/IndonesiaAlamat : Tegallurung Alamat : Tegallurung

2. Keluhan UtamaIbu merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, ibu tidak pasti mengalami menstruasi tiap bulannya tetapi lamanya menstruasi tetap sama. Ibu juga merasa sering gerah atau panas pada malam hari, mudah capek, dan susah tidur pada malam hari.

3. Riwayat HaidMenarche: 17 tahunSiklus: 28 hariLamanya: 7 hariMulai menstruasi tidak teratur umur : 49 tahunSiklus: 50 60 hariLamanya: 7 hariGanti pembalut:Hari 1-7 : 2x sehari, tidak penuh

4. Riwayat PenyakitIbu menyatakan belum pernah menderita :a. Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)b. Tumorc. Kelainan pada struktur rahim atau serviksd. Depresi

5. Pola Pemenuhan nutrisia. MakanIbu makan sehari 3X , dengan porsi normal. Makanannya lengkap terdapat nasi, sayur, dan lauk setiap harinya. Ibu juga sering mengonsumsi buah-buahan.Ibu ada alergi terhadap telur dan ikan, tetapi ibu mengaku sering mengganti lauk dengan tempe atau tahu, kadang juga sesekali ibu mengonsumsi lauk berupa daging ayam.Ibu tidak pernah melakukan diet ketat. Sehingga berat badan ibu termasuk normal yaitu 50 kg dengan tinggi badan 157 cm.b. MinumIbu minum 5-6 gelas air putih sehari, masih di tambah dengan teh tiap pagi.6. Pola AktivitasAktivitas tidak terlalu berat, setiap hari ibu berdagang dirumah dan tiap pagi berbelanja ke pasar. Istirahat ibu masih bisa terpenuhi dengan baik. Ibu membiasakan tidur siang selama 2 jam dalam sehari, sedangkan tidur malam hari kurang lebih 5-6 jam.7. Konsumsi obat-obatanIbu tidak pernah mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara rutin setiap harinya. Obat yang dikonsumsi hanya pil KB yang masih secara rutin dikonsumsi oleh ibu.8. Koping Pergi dengan penyakitnyake pelayanan kesehatan9. Status emosiMerasa takut dan selalu khawatir tentang penyakitnya, merasa tidak ada kekuatan, merasa tidak berguna.

B. Diagnosa Keperawatan1. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi2. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi

C. Rencana TindakanNoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasional

1Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan klien dapat memahami tentang perubahan yang terjadi pada tubunya (oligominorea) di tandai dengan : Klien dapat menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejala dan penangannya. Klien tampak tidak cemas lagi TTV dalam batas normal Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan, penyebab, gelaja dan penanganannya Jelaskan mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan, penyebab, gelaja dan penanganannya Beri kesempatan klien untuk bertanya Kaji tanda tanda vital

Mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi Dengan meningkatkan pengetahuan klien, klien mampu mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasi Cemas yang berlebihan dapat menggangu TTV

2Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan citra diri klien akan meningkat KH : Klien menerima apa yang sedang terjadi Klien mengatakan tidak malu Bina hubungan saling percaya dengan klien Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya Libatkan klien pada setiap kegiatan kelompok Klien mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya Meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat penyelesaian Meningkatkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat meningkatkan konsep diri klien

D. Implentasi KeperawatanNo. DxTgl/ JamTindakanParaf

1 dan 2

1

1

20 maret 201508.00

09.00

09.15Membina hubungan teurapetik (memperkenalkan nama dan menjelaskan tujuan tindakan)Melakukan pengukuran TTVRh : TD 130/90 mmHg N : 80 x/m, teraba kuat dan teraturRR : 18 x/mS : 36,50 C

Mengkaji pengetahuan klien tentang oligomenoreRh :Klien merasa cemas dan tidak mengetahui apa yang terjadi padanya dan belum pernah mendengar tentang oligomenore

Menjelaskan tentang pengertian oligomenore, penyebab, tanda gejala dan penanganannya dan menganjurkan klien untuk aktif dalam kegiatan masyarakat (pengajian, arisan dll)Rh : Klien aktif dalam bertanya ketika perawat menjelaskan oligomenore dan klien paham mengenai masalahnya.Klien terlihat rileks

E. EvaluasiTgl/ jamNO. DXCatatan PerkembanganParaf

20 maret 2014

1

2

S : Klien dapat menyebutkan pengertian, tanda gejala dan penangan tentang penyakitnyaO : Klien tampak tidak cemas tentang penyakitnya TD : 130/90 N : 80 x/m RR : 18 x/m S : 36,50 A : Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

S : Klien mengatakan merasa rilek dan tidak malu terhadap penyakitnyaO : klien tampak berinteraksi dan berbagi pengalamannya dengan pasien lainA : Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

BAB IVPEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini penulis membahas tentang perbandingan antara teori dan praktek, analisa factor factor pendukung dan penghambat serta alternative pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan dalam setiap tahapan.A. PengkajianPengkajian merupakan langkah awal dari tahap pemberian asuhan keperawatan. Dalam pelaksanaannya data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik dan mempelajari catatan medis serta catatan keperawatan untuk dapat menegakan masalah.1. Biodata Pasien Ny D berumur 52 tahun, berdasarkan pada teori sebagian besar wanita pada tahun ini ibu sudah mengalami menopause. Tapi pada kasus yang terjadi pada Ny. D, beliau masih mengalami menstruasi hanya siklusnya tidak teratur seperti dulu.2. Keluhan UtamaKeluhan Ibu yaitu menstruasinya tidak teratur, sering merasa gerah atau panas pada malam hari, mudah capek dan susah tidur (insomnia). Dari keluhan ibu yang dikaitkan dengan usia, ibu mengalami sindrom premenopause yaitu hot flushes, fatigue, insomnia dan ketidakteraturan siklus haid.3. Riwayat HaidIbu mulai mengalami perpanjangan siklus menstruasi yaitu yang tadinya 28 hari menjadi lebih dari 35 hari (50-60 hari). Ibu mengalaminya mulai umur 49 tahun. Berkaitan dengan hal ini berdasarkan teori di atas ibu sedang mengalami oligomenorea yang merupakan tanda ibu memasuki masa premenopause dan tidak lama lagi akan memasuki masa menopause.4. Riwayat PenyakitBerkaitan dengan riwayat penyakit, ibu belumpernah menderita penyakit seperti Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada struktur rahim atau serviks, dan Depresi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa oligomenorea yang dialami ibu bukan disebabkan oleh penyakit-penyakit yang telah disebutkan tersebut. Karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea juga dapat muncul pada wanita yang menderita penyakit tersebut.5. Pola Pemenuhan NutrisiBerdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, pemenuhan nutrisi ibu termasuk cukup baik. Ibu makan 3X sehari dengan nasi, sayur dan lauk yang mencukupi kebutuhan. Meskipun ibu ada alergi terhadap ikan dan telur, tapi ibu bisa menggantinya dengan protein yang bersumber dari tahu,tempe dan ayam. Selain itu ibu juga sering mengonsumsi buah-buahan dan minum ibu sehari-hari tercukupi dengan baik. Ibu juga tidak sedang melakukan suatu diet ketat. Berat badan ibu juga termasuk normal. Berkaitan dengan pola pemenuhan nutrisi ini, dapat diketahui bahwa ibu tidak mengalami gangguan makan (anorexia nervosa, bulimia), dan ibu juga tidak mengalami penurunan berat badan yang berlebih. Hal ini dikaji karena oligomenorea pada wanita bisa terjadi pada wanita dengan gangguan makan dan gangguan dalam pemenuhan nutrisi. Kemudian oligomenorea juga bisa terjadi pada wanita yang mengalami penurunan berat badan berlebih akibat diet ketat. Sehingga pada kasus ini dapat disimpulkan ibu mengalami oligomenorea bukan disebabkan oleh gangguan makan, gangguan pemenuhan nutrisi dan penurunan berat badan yang berlebih.6. Pola AktivitasAktivitas ibu tidak terlalu berat yaitu hanya berdagang di rumah dan berbelanja ke pasar tiap paginya. Istirahat ibu juga tercukupi dengan baik. Pola aktivitas ini dikaji untuk mengetahui seberapa berat aktivitas yang dilakukan ibu. Hal ini perlu dikaji karena oligomenorea juga dapat terjadi pada wanita dengan aktivitas yang berat, misalnya atlit. Sehingga dari pola aktivitas ini dapat diketahui bahwa ibu mengalami oligomenorea bukan karena aktivitas yang berat.7. Konsumsi obat obatan Ibu tidak sedang rutin mengonsumsi suatu obat-obatan tertentu. Ibu hanya rutin mengonsumsi pil KB setiap harinya. Hal ini dikaji karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Sehingga dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami oligomenorea bukan karena konsumsi obat-obatan tertentu.

B. Diagnosa KeperawatanSetelah dilakukan pengkajian maka tahap selanjutnya adalah perumusan prioritas diagnosa keperawatan yang dibuat berdasarkan pengkajian dan analisa data, pada kasus Ny. D penulis hanya menemukan 2 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan prioritas masalah yang terdapat pada Ny. D yaitu :1. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi2. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi

3. Rencana Tindakan Tahap ini adalah kelanjutan dari tahapan pengkajian yang diakhiri dengan diagnosa keperawatan. Pada tahap perencanaan ini terlebih dahulu di tentukan prioritas masalah keperawatan, tahap perencanaan, tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan kebutuhan dasar manusia. Pada tahap perencanaan ini tidak terdapat perbedaan yang berarti antara perencanaan teori dengan perencanaan yang terdapat pada kasus. Fakto pendukung yang terdapat pada perencaan ini adalah tersedianya literature buku buku keperawatan yang membahas tentang oligomenore.

4. PelaksanaanPada tahap ini dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. D yang berdasarkan dari rencana keperawatan yang telah dibuat. Agar pelaksanaan ini dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya kerjasama antar tim kesehatan lain.5. EvaluasiEvaluasi yang dilakukan adalah bagaimana respon ibu terhadap hal-hal yang telah disampaikan pada saat implementasi. Dari evaluasi didapat bahwa ibu mulai sedikit mengerti tentang apa itu oligomenorea, ibu mengerti tentang sindrom premenopause, terutama sindrom yang sudah beliau alami, dank lien mulai dapat berinteraksi serta berbagi pengalaman penyakitnya dengan klien yang lain.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.Oligomenorea merupakan salah satu tahap yang terjadi pada masa premenopause. Panjangnya siklus bisa melebihi 42 hari. Premenopause terjadi pada usia sekitar 40-an. Siklus menstruasi memanjang, mulai 2 sampai 8 tahun sebelum menopause.Gejala yang menyertai sindrom pre menopause meliputi : Hot flushes, Night sweat, Dryness vaginal, Penurunan daya ingat, Insomnia, Depresi, Fatigue, Penurunan libido, Dyspareunia, Incontinence urinary, Ketidakteraturan siklus haid, dan Gejala kelainan metabolism mineral.Terapi untuk menangani sindrom premenopause terdiri dari : terapi hormone pengganti (terapi sulih hormone), Fitoestrogen, Psikofarmakologi dan Medical herbal.B. SaranPetugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan penyuluhan tentang masa premenopause ini pada wanita usia 45-50 tahun agar ketika wanita memasuki masa premenopause mereka tidak bingung atau khawatir terhadap kondisi mereka. Hal tersebut juga berguna agar wanita yang memasuki masa premenopause yang mengalami sindrom premenopause dapat menangani sindrom itu dengan tepat, karena tanpa penyuluhan wanita-wanita tersebut akan menganggap sindrom itu sebagai penyakit dan tentu saja pengobatannya akan tidak tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Jones.Derek Llewellyn.1995.Dasar-Dasar Obstetri & GinekologiJakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGCManuaba.Ida Bagus Gde.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:ArcanPrawirohardjo.Sarwono,dkk.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoManuaba.Ida Bagus Gde.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana, Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC