ekologi pantai berpasir
DESCRIPTION
Perikanan, Pesisir, Pantai, EkologiTRANSCRIPT
Tugas Individu
Mt Kuliah Ekologi Sistem amp Konservasi Sumberdaya Pesisir dan Laut Lanjutan
Program S3
Dosen Dr Ir Yusli Wardiatno MSc
EKOLOGI PANTAI BERPASIR
FAIZAL RUMAGIA
C262140011
MAYOR ILMU PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
1
EKOLOGI PANTAI BERPASIR
1 Pendahuluan
Pantai-pantai berpasir di tepi laut merupakan lingkungan yang dinamis yang
membentuk dua per tiga dari garis pantai dunia Pada wilayah ini terjadi pertemuan antara
laut dan darat serta gelombang pasang surut dan angin yang beradu dan saling
melepaskan energinya untuk mentransportasikan pasir Perubahan pengadukan dan
bagian dari lingkungan pantai menambah daya tarik dari panorama dan keindahan pantai
sedangkan kesederhanaan relatifnya menyediakan lokasi ideal bagi kegiatan penelitian
Kondisi ini seharusnya menarik perhatian mahasiswa dalam bidang ekologi Akan tetapi
penelitian tentang aspek biologi dari pantai berpasir sangat ketinggalan dibandingkan
dengan penelitian pada pantai berbatu dan ekosistem pesisir lainnya (Fairweather 1990)
Pesisir pantai penuh dengan berbagai kehidupan baik mikroskopik dan
makroskopik Spektrum kehidupan di dalam pasir meliputi kerang-kerangan (moluska
dan gastropoda) cacing krustasea kecil (sand hoppers) kepiting kutu air (sea lice) dolar
pasir (sand dollars) dan rumah bagi hewan-hewan kecil juga untuk protozoa tumbuhan
mikroskopik dan bakteri Organisme lainnya juga dijumpai pada daerah intertidal pantai
dimana sejumlah spesies bergerak di permukaan pantai daerah hempasan gelombang pada
wilayah pasang surut dan organisme lainnya akan masuk ke dalam pantai dari gumuk
pasir (dunes) pada saat terjadi surut Seluruh komponen tersebut berinteraksi pada sebuah
jaringan trofik untuk membentuk ekosistem terbuka dari pantai berpasir yang menukar
material antara laut dan darat Secara bertahap kita menyadari bahwa pantai berpasir
bukan merupakan padang pasir di laut tetapi merupakan ekosistem yang menarik dan
terkadang produktif
2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
Pantai berpasir merupakan lingkungan yang dinamis dimana struktur fisik dati
habitat laut ditentukan oleh interaksi antara pasir gelombang dan pasang surut Pantai
berpasir membentuk salah satu tipe garis pantai yang memiliki resiliansi yang tinggi
karena kemampuanya untuk menyerap energi gelombang Energi gelombang akan
meningkatkan pergerakan massa air pada daerah hempasan yang membawa pasir dari
laut pada saat terjadinya badai dan akan kembali ke laut pada musim tenang Karakteristik
pantai dibentuk oleh transport pasir oleh gelombang dan transport oleh angin pada daerah
di belakang pantai dan gumuk pasir Kebanyakan pantai berpasir terbentuk dari gumuk
2
pasir dan interaksinya karena proses sedimentasi akibat suplay atau penerimaan pasir
Transport sedimen tersebut terjadi pada daerah pecah gelombang (surf zone) akibat
aktifitas gelombang dan pada gumuk pasir akibat pengaruh angin Pada kebanyakan
pantai transport sepanjang pantai akan menghasilkan pasir dalam jumlah yang besar
Sehingga pantai berpasir menjadi sebuah lingkungan yang dinamis dimana sering
mengakibatkan terjadinya pergerakan pasir dan gelombang
21 Pasir
211 Karakteristik Pasir
Pasir umumnya berasal dari erosi daratan dan ditransportasikan ke laut melalui
sungai Pantai juga menerima pasir dari sumber biogenik dari laut seperti kerangka
hewan dan dari erosi tebing-tebing di laut Dua bentuk utama dari marial pasir pantai
adalah pasir kuarsa dari daratan dan pasir karbon dari laut Pasir kuarsa memeliki
kepadatan yang lebih rendah (266 gcm-3) dari pasir karbon (272 hingga 295 gcm-3
untuk kalsit dan aragonit) sedangkan partikel kuarsa cenderung lebih bulat Terpisah dari
kepadatannya partikel kalsium karbonat lebih lambat proses tenggelamnya di dalam air
akibat dari bentuknya yang tidak beraturan Material lain yang membentuk pasir pantai
dapat berupa mineral berat batuan basal (batuan vulkanik) dan umumnya material
campuran seperti aluminium silikatpotassium sodium atau kalsium Bagian terpenting
dari partikel pasir adalah ukurannya Ukuran partikel umumnya diklasifikasikan
berdasarkan berdasarkan skala Wentworth dalam satua phi dimana φ = -log2 diameter
(mm) Klasifikasi pasir ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini
Tabel 1 Skala ukuran Wenrworth untuk sedimen
Nama Umum
Range ukuran
skala Wentworth
(ϕ)
Diamener partikel
(mm)
Kerikil (gravel) Boulder (bongkahan) lt -8 gt 256
Cobble (berangkal) -6 ndash -8 64 ndash 256
Pebble (kerakal) -2 ndash -6 4 ndash 64
Granule (butiran) -1 ndash -2 2 ndash 4
Pasir (sand) Very coarse (sangat kasar) 0 ndash -1 10 ndash 20
Coarse (kasar) 1 ndash 0 050 ndash 10
Medium (sedang) 2 ndash 1 025 ndash 050
Fine (halus) 3 ndash 2 0125 ndash 025
Very fine (sangat halus) 4 ndash 3 00625 ndash 0125
Lumpur (mud) Silt (lanau) 8 ndash 4 00039 ndash 00625
Clay (lempung) gt 8 lt 00039 Sumber McLachlan and Brown 2006
3
212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir
Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan
sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah
volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat
dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir
porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari
massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar
porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian
yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata
dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai
20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara
grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting
dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir
Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir
halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan
pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori
yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan
dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara
mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat
lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang
diinginkan
213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir
Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas
tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting
bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali
pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir
memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir
terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga
sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba
akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan
resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi
encer) dan menurunkan resistensi
4
22 Gelombang
Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi
gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal
yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang
permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi
proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh
tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan
tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis
Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan
terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi
akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan
gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang
mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir
Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang
(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)
adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang
dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama
merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan
gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan
waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama
hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya) semakin besar L dan T
Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang
5
Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara
langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang
panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya
laut terjadi ketika angin bertiup kencang
Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan
kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)
terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam
yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi
bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang
gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang
dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan
Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal
221 Tipe Gelombang
Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam
dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh
periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang
menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah
seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian
gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk
dibelakangnya
Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami
proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C
ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
1
EKOLOGI PANTAI BERPASIR
1 Pendahuluan
Pantai-pantai berpasir di tepi laut merupakan lingkungan yang dinamis yang
membentuk dua per tiga dari garis pantai dunia Pada wilayah ini terjadi pertemuan antara
laut dan darat serta gelombang pasang surut dan angin yang beradu dan saling
melepaskan energinya untuk mentransportasikan pasir Perubahan pengadukan dan
bagian dari lingkungan pantai menambah daya tarik dari panorama dan keindahan pantai
sedangkan kesederhanaan relatifnya menyediakan lokasi ideal bagi kegiatan penelitian
Kondisi ini seharusnya menarik perhatian mahasiswa dalam bidang ekologi Akan tetapi
penelitian tentang aspek biologi dari pantai berpasir sangat ketinggalan dibandingkan
dengan penelitian pada pantai berbatu dan ekosistem pesisir lainnya (Fairweather 1990)
Pesisir pantai penuh dengan berbagai kehidupan baik mikroskopik dan
makroskopik Spektrum kehidupan di dalam pasir meliputi kerang-kerangan (moluska
dan gastropoda) cacing krustasea kecil (sand hoppers) kepiting kutu air (sea lice) dolar
pasir (sand dollars) dan rumah bagi hewan-hewan kecil juga untuk protozoa tumbuhan
mikroskopik dan bakteri Organisme lainnya juga dijumpai pada daerah intertidal pantai
dimana sejumlah spesies bergerak di permukaan pantai daerah hempasan gelombang pada
wilayah pasang surut dan organisme lainnya akan masuk ke dalam pantai dari gumuk
pasir (dunes) pada saat terjadi surut Seluruh komponen tersebut berinteraksi pada sebuah
jaringan trofik untuk membentuk ekosistem terbuka dari pantai berpasir yang menukar
material antara laut dan darat Secara bertahap kita menyadari bahwa pantai berpasir
bukan merupakan padang pasir di laut tetapi merupakan ekosistem yang menarik dan
terkadang produktif
2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
Pantai berpasir merupakan lingkungan yang dinamis dimana struktur fisik dati
habitat laut ditentukan oleh interaksi antara pasir gelombang dan pasang surut Pantai
berpasir membentuk salah satu tipe garis pantai yang memiliki resiliansi yang tinggi
karena kemampuanya untuk menyerap energi gelombang Energi gelombang akan
meningkatkan pergerakan massa air pada daerah hempasan yang membawa pasir dari
laut pada saat terjadinya badai dan akan kembali ke laut pada musim tenang Karakteristik
pantai dibentuk oleh transport pasir oleh gelombang dan transport oleh angin pada daerah
di belakang pantai dan gumuk pasir Kebanyakan pantai berpasir terbentuk dari gumuk
2
pasir dan interaksinya karena proses sedimentasi akibat suplay atau penerimaan pasir
Transport sedimen tersebut terjadi pada daerah pecah gelombang (surf zone) akibat
aktifitas gelombang dan pada gumuk pasir akibat pengaruh angin Pada kebanyakan
pantai transport sepanjang pantai akan menghasilkan pasir dalam jumlah yang besar
Sehingga pantai berpasir menjadi sebuah lingkungan yang dinamis dimana sering
mengakibatkan terjadinya pergerakan pasir dan gelombang
21 Pasir
211 Karakteristik Pasir
Pasir umumnya berasal dari erosi daratan dan ditransportasikan ke laut melalui
sungai Pantai juga menerima pasir dari sumber biogenik dari laut seperti kerangka
hewan dan dari erosi tebing-tebing di laut Dua bentuk utama dari marial pasir pantai
adalah pasir kuarsa dari daratan dan pasir karbon dari laut Pasir kuarsa memeliki
kepadatan yang lebih rendah (266 gcm-3) dari pasir karbon (272 hingga 295 gcm-3
untuk kalsit dan aragonit) sedangkan partikel kuarsa cenderung lebih bulat Terpisah dari
kepadatannya partikel kalsium karbonat lebih lambat proses tenggelamnya di dalam air
akibat dari bentuknya yang tidak beraturan Material lain yang membentuk pasir pantai
dapat berupa mineral berat batuan basal (batuan vulkanik) dan umumnya material
campuran seperti aluminium silikatpotassium sodium atau kalsium Bagian terpenting
dari partikel pasir adalah ukurannya Ukuran partikel umumnya diklasifikasikan
berdasarkan berdasarkan skala Wentworth dalam satua phi dimana φ = -log2 diameter
(mm) Klasifikasi pasir ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini
Tabel 1 Skala ukuran Wenrworth untuk sedimen
Nama Umum
Range ukuran
skala Wentworth
(ϕ)
Diamener partikel
(mm)
Kerikil (gravel) Boulder (bongkahan) lt -8 gt 256
Cobble (berangkal) -6 ndash -8 64 ndash 256
Pebble (kerakal) -2 ndash -6 4 ndash 64
Granule (butiran) -1 ndash -2 2 ndash 4
Pasir (sand) Very coarse (sangat kasar) 0 ndash -1 10 ndash 20
Coarse (kasar) 1 ndash 0 050 ndash 10
Medium (sedang) 2 ndash 1 025 ndash 050
Fine (halus) 3 ndash 2 0125 ndash 025
Very fine (sangat halus) 4 ndash 3 00625 ndash 0125
Lumpur (mud) Silt (lanau) 8 ndash 4 00039 ndash 00625
Clay (lempung) gt 8 lt 00039 Sumber McLachlan and Brown 2006
3
212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir
Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan
sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah
volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat
dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir
porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari
massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar
porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian
yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata
dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai
20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara
grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting
dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir
Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir
halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan
pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori
yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan
dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara
mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat
lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang
diinginkan
213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir
Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas
tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting
bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali
pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir
memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir
terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga
sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba
akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan
resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi
encer) dan menurunkan resistensi
4
22 Gelombang
Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi
gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal
yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang
permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi
proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh
tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan
tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis
Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan
terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi
akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan
gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang
mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir
Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang
(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)
adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang
dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama
merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan
gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan
waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama
hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya) semakin besar L dan T
Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang
5
Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara
langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang
panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya
laut terjadi ketika angin bertiup kencang
Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan
kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)
terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam
yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi
bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang
gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang
dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan
Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal
221 Tipe Gelombang
Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam
dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh
periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang
menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah
seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian
gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk
dibelakangnya
Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami
proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C
ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
2
pasir dan interaksinya karena proses sedimentasi akibat suplay atau penerimaan pasir
Transport sedimen tersebut terjadi pada daerah pecah gelombang (surf zone) akibat
aktifitas gelombang dan pada gumuk pasir akibat pengaruh angin Pada kebanyakan
pantai transport sepanjang pantai akan menghasilkan pasir dalam jumlah yang besar
Sehingga pantai berpasir menjadi sebuah lingkungan yang dinamis dimana sering
mengakibatkan terjadinya pergerakan pasir dan gelombang
21 Pasir
211 Karakteristik Pasir
Pasir umumnya berasal dari erosi daratan dan ditransportasikan ke laut melalui
sungai Pantai juga menerima pasir dari sumber biogenik dari laut seperti kerangka
hewan dan dari erosi tebing-tebing di laut Dua bentuk utama dari marial pasir pantai
adalah pasir kuarsa dari daratan dan pasir karbon dari laut Pasir kuarsa memeliki
kepadatan yang lebih rendah (266 gcm-3) dari pasir karbon (272 hingga 295 gcm-3
untuk kalsit dan aragonit) sedangkan partikel kuarsa cenderung lebih bulat Terpisah dari
kepadatannya partikel kalsium karbonat lebih lambat proses tenggelamnya di dalam air
akibat dari bentuknya yang tidak beraturan Material lain yang membentuk pasir pantai
dapat berupa mineral berat batuan basal (batuan vulkanik) dan umumnya material
campuran seperti aluminium silikatpotassium sodium atau kalsium Bagian terpenting
dari partikel pasir adalah ukurannya Ukuran partikel umumnya diklasifikasikan
berdasarkan berdasarkan skala Wentworth dalam satua phi dimana φ = -log2 diameter
(mm) Klasifikasi pasir ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini
Tabel 1 Skala ukuran Wenrworth untuk sedimen
Nama Umum
Range ukuran
skala Wentworth
(ϕ)
Diamener partikel
(mm)
Kerikil (gravel) Boulder (bongkahan) lt -8 gt 256
Cobble (berangkal) -6 ndash -8 64 ndash 256
Pebble (kerakal) -2 ndash -6 4 ndash 64
Granule (butiran) -1 ndash -2 2 ndash 4
Pasir (sand) Very coarse (sangat kasar) 0 ndash -1 10 ndash 20
Coarse (kasar) 1 ndash 0 050 ndash 10
Medium (sedang) 2 ndash 1 025 ndash 050
Fine (halus) 3 ndash 2 0125 ndash 025
Very fine (sangat halus) 4 ndash 3 00625 ndash 0125
Lumpur (mud) Silt (lanau) 8 ndash 4 00039 ndash 00625
Clay (lempung) gt 8 lt 00039 Sumber McLachlan and Brown 2006
3
212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir
Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan
sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah
volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat
dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir
porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari
massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar
porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian
yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata
dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai
20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara
grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting
dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir
Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir
halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan
pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori
yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan
dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara
mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat
lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang
diinginkan
213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir
Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas
tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting
bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali
pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir
memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir
terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga
sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba
akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan
resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi
encer) dan menurunkan resistensi
4
22 Gelombang
Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi
gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal
yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang
permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi
proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh
tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan
tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis
Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan
terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi
akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan
gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang
mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir
Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang
(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)
adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang
dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama
merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan
gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan
waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama
hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya) semakin besar L dan T
Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang
5
Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara
langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang
panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya
laut terjadi ketika angin bertiup kencang
Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan
kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)
terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam
yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi
bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang
gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang
dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan
Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal
221 Tipe Gelombang
Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam
dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh
periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang
menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah
seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian
gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk
dibelakangnya
Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami
proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C
ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
3
212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir
Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan
sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah
volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat
dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir
porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari
massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar
porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian
yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata
dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai
20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara
grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting
dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir
Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir
halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan
pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori
yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan
dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara
mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat
lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang
diinginkan
213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir
Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas
tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting
bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali
pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir
memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir
terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga
sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba
akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan
resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi
encer) dan menurunkan resistensi
4
22 Gelombang
Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi
gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal
yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang
permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi
proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh
tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan
tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis
Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan
terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi
akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan
gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang
mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir
Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang
(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)
adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang
dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama
merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan
gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan
waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama
hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya) semakin besar L dan T
Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang
5
Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara
langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang
panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya
laut terjadi ketika angin bertiup kencang
Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan
kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)
terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam
yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi
bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang
gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang
dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan
Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal
221 Tipe Gelombang
Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam
dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh
periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang
menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah
seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian
gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk
dibelakangnya
Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami
proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C
ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
4
22 Gelombang
Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi
gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal
yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang
permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi
proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh
tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan
tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis
Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan
terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi
akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan
gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang
mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir
Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang
(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)
adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang
dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama
merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan
gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan
waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama
hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya) semakin besar L dan T
Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang
5
Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara
langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang
panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya
laut terjadi ketika angin bertiup kencang
Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan
kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)
terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam
yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi
bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang
gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang
dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan
Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal
221 Tipe Gelombang
Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam
dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh
periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang
menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah
seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian
gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk
dibelakangnya
Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami
proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C
ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
5
Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara
langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang
panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya
laut terjadi ketika angin bertiup kencang
Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan
kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)
terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam
yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi
bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang
gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang
dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan
Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal
221 Tipe Gelombang
Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam
dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh
periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang
menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah
seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian
gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk
dibelakangnya
Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami
proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C
ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
6
gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12
detik dan kedalaman kurang dari 100 m
Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh
kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini
gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d
dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk
gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini
kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)
222 Energi Gelombang
Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)
dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi
gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital
(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan
kwadrat dari tinggi gelombang
223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)
Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan
kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah
gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati
pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung
memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk
(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah
yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi
ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai
Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh
kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di
semenanjung
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
7
224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)
menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek
Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih
terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan
kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar
dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama
(Gambar 24)
Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal
sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga
pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan
gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak
gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang
seperti semburan air
Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat
hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian
menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah
spilling
Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut
lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika
kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi
di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah
Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan
kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini
tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta
nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe
gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja
pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
8
Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah
23 TransportPerpindahan Pasir
Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat
mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir
tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan
pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya
Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai
muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom
air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan
terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian
pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak
riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi
membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material
yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh
helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
9
volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi
besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan
Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas
pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut
ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana
turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses
penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola
wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat
mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai
dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar
24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)
dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir
bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya
Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar
seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan
backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi
ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap
menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti
oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir
tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka
pantai yang terbentuk akibat proses gelombang
Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka
pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan
menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air
pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh
karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel
Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh
geombang diilustrasikan dalam Gambar 25
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
10
Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap
pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai
Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama
akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak
pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar
zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya
25 Indeks Pantai
Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks
yang sering digunakan adalah sebagai berikut
DFV (Ω) = Hb100WT
RTR = tideHb
BI = log10 (sandtideslope)
Slope = 1beach face slope
Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan
(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR
adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum
pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka
pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1
Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)
DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi
gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan
pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
11
karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)
mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai
sehingga akeresional (lebih curam)
RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang
dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai
yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai
termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh
pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya
BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat
mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan
pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai
berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir
halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi
Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang
dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika
membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam
menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai
Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut
26 Tipe Pantai
261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)
Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan
dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi
(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang
danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian
intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)
Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk
langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai
ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang
datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah
tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada
bagian muka pantai
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
12
Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga
kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan
oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan
dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)
Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat
halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05
m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat
digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan
dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya
sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar
ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan
mengalami erosi akibat dari backwash
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
13
Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda
262 Pengaruh Pasang Surut
Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air
pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide
range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai
didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)
Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan
pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)
menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng
tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona
intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air
pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan
mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk
intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe
refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-
tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12
pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara
keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari
gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar
sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
14
Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang
didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range
(RTR)
Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan
microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan
pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah
dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi
gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan
pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang
akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau
morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat
penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh
pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat
RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling
waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
15
Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak
pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)
sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik
(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area
ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan
dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut
rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang
akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai
27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai
dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran
arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari
perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini
adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat
pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan
pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku
sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona
surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan
normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam
Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi
kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
16
ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf
dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus
Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah
yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore
current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang
menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam
bentuk gelombang normal dan gelombang curam
Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona
pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current
akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang
tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan
meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)
28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)
Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf
melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan
terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip
Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas
akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang
tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung
maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional
dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi
gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
17
kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi
sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam
McLachlan and Brown 2006)
Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh
tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai
mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan
pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap
tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan
dengan daerah tanjung
Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk
keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan
topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir
dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh
dari arah tanjung
Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi
gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment
bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah
menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang
panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai
sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km
Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona
surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi
kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3
mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki
pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme
kearah laut
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
18
Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk
mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan
embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai
(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan
and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama
oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan
menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil
29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe
pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan
pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan
disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan
oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai
Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang
pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai
Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi
menjadi waktu upswash dan waktu backswash
Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash
Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan
pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
19
Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi
intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT
MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)
dan rendah (low) EL = effluent line
Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan
jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang
berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada
tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan
dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak
(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai
Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash
akan semakin baik pada tipe pantai disipasi
Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe
pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
20
Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda
Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi
Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)
Periode swash Pendek Intermediate Panjang
Panjang swash Pendek Medium Panjang
Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi
Effluent line Redah Intermediate Tinggi
Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006
Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya
berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga
berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang
surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai
umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100
(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110
umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan
nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut
Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel
pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan
diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai
211 Pengaruh Lintang
Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai
berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang
dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat
perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari
material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah
210 Slope (KelandaianKemiringan)
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
21
teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar
wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan
wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih
banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi
Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
22
3 Lingkungan Interstisial
Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang
kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk
organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial
umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi
dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol
dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat
penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran
penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang
thixotropydilatancy
31 Karakteristik Sistem Interstisial
311 Ukuran Butiran (Grain Size)
Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala
logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam
menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada
sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan
kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)
312 Mineralogi (Mineralogy)
Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen
kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen
kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak
dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa
terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan
membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat
umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian
besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan
dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan
campuran butiran lebih dari satu jenis mineral
313 Penyortiran (Sorting)
Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama
Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
23
butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari
gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil
314 Bentuk Butiran (Grain Shape)
Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi
kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang
berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir
yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang
mengarah ke daratan (landward)
315 Porositas (Porosity)
Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)
disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran
(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan
penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen
Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37
tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa
porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume
menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat
Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar
30 ndash 40
316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)
Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari
rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium
akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m
Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir
yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan
median diameter pori sebesar 220 m
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
24
317 Permeabilitas (Permeability)
Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1
Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang
tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah
Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus
terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong
dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh
suhu
318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)
Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat
berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya
tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga
mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi
(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan
dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat
pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas
Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir
Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang
dapat menangkap dan kehilangan air
Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal
setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak
merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan
tergantikan ketika tejadi pasang
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
25
319 Thixotropy dan Dilatansi
Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir
dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan
berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang
menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan
Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari
pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam
celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting
bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir
32 Proses Masuknya Air
Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan
laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah
pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi
(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat
menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya
atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada
pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan
sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya
321 Pelepasan Air Tanah
Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara
hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem
hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah
pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem
hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas
(konduktifitas hidrolik) tanah
Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk
aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai
Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin
pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air
tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer
disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki
densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
26
(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai
penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air
berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat
erosi pada permukaan pantai
Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas
melalui sistem pantai
322 Pasang Surut
Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir
menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada
frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai
Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka
pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan
sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang
yang terjadi
323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang
Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada
permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang
jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang
dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik
bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan
di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi
hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
27
terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)
menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan
dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)
Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda
panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah
324 Dorongan Gelombang Subtidal
Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan
gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang
dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh
pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal
Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air
yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus
dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi
pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat
osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang
33 PenyaringanFiltrasi Air
Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang
dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya
mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
28
penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang
proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring
331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25
dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga
pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi
adalah 22 jam
Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring
berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam
dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang
dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash
300 m dan jarak pasang maksimum 2 m
Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh
pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut
Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan
relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai
yang berbeda
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
29
Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya
sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal
332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air
pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan
permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang
dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika
pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji
ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi
daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut
pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan
langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui
badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi
dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan
Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi
menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang
surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama
pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami
serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang
dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang
surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
30
Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-
proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310
Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus
pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore
Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut
Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan
menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona
input selama pasang tinggi dan saat surut
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
31
Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur
mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat
selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya
Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah
pantai berpasir intermediate
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
32
333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona
subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama
pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua
komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi
arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi
gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200
ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan
oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi
dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat
menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1
34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam
membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah
potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan
membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi
dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut
Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya
pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan
air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah
waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak
sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan
penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan
mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut
Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap
permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah
akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang
panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon
pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara
efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut
dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
33
Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu
siklus pasang surut
Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada
kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas
permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai
akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut
permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari
alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)
Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada
permukaan pantai pada satu siklus pasang surut
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
34
Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan
kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban
pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas
dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi
kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini
Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir
35 Komposisi Kimiawi Interstisial
Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian
permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke
laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa
sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut
terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan
berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi
tingtat proses kimiawi
Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien
inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam
sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya
level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal
(residence time) yang lama
Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya
distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan
air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan
kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
35
Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved
organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)
Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya
melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses
penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan
sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta
Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir
Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status
redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme
mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin
besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk
menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa
Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan
pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe
dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada
pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe
reflektif
Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air
dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang
tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada
tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
36
dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam
perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan
tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat
mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700
mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan
semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
37
4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan
phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua
komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung
mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang
terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate
keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili
Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan
terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya
kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih
melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi
pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang
terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal
terendah dari pantai berpasir
41 Mikroflora Bentik
Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata
autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal
sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan
bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan
tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian
permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran
partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari
butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan
menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-
pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain
(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam
yang berbeda pada pasir
Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel
pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)
bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya
menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada
butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
38
permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau
migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103
sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate
dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau
centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya
dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer
Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir
intertidal
Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
39
Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari
besarnya butiran
42 Surf-zone Phytoplankton
Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari
pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus
Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti
blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi
tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat
pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi
surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut
umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana
Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi
pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas
distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada
pada surf-zones
Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang
berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak
terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan
terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan
menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar
di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-
saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak
hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
40
dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai
yang memiliki sedikit surf-zone
Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom
Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus
As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya
armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai
Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
41
Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau
akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)
merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu
sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada
sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya
Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)
Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan
meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam
buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi
kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa
pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam
pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari
buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir
sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat
Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik
Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom
Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau
terlapisi dengan mucus
Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan
pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal
harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat
migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang
Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf
zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
42
primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang
tinggi (Gambar 49)
Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan
akumulasi dinamika surf diatom
Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan
klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan
Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan
Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan
jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella
43 Lamun (Seagrasses)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis
Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang
hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient
Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
43
12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan
jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus
Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan
temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar
410)
Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun
Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang
pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi
pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari
pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun
menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi
habitat bagi tumbuhan dan hewan
Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme
epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda
dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos
yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat
menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
44
menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet
(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan
memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea
Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri
dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering
m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi
meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di
perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis
dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat
kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari
10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya
sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi
dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)
dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan
bulu babi (sea urchin)
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
45
5 Invertebrata Pantai Berpasir
Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk
interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus
makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya
merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan
sedikit pada pantai terbuka
51 Kelompok Invertebrata Penting
Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai
berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
Filum Porifera
Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione
dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan
dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia
Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga
moluska menjadi rentan terhadap predasi
Filum Cnidaria
Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan
Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir
Filum Platyhelminthes
Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari
kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda
Filum Nemertea
Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir
tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus
(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi
pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada
daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes
Filum Nematoda
Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai
berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka
umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak
spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
46
umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan
Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus
Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung
moluska dan krustasea
Filum Acanthocephala
Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari
krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang
memakan kepiting
Filum Rotifera
Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka
yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh
makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales
Filum Gastrotricha
Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang
menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir
sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum
dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys
Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella
Filum Kinorhyncha
Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan
gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur
disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang
terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial
Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik
Filum Loricifera
Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada
tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada
berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal
Filum Annelida
Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah
pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum
Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
47
(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan
Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan
Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)
(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem
Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae
(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)
Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides
Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella
dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus
Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides
dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra
Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan
Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora
Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae
(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae
(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola
dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan
Travisia)
(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan
Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)
Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
48
Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya
Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia
Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)
Filum Echiurida
Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai
pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang
Filum Sipunculoidea
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki
bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal
tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi
yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus
Filum Brachiopoda
Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat
dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia
dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di
New Zealand
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
49
Filum Moluska
Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan
terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir
pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai
berpasir
(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili
Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae
(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva
Olivella dan Olivacillaria)
(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus
Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela
(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax
dan Tellina)
(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)
Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)
Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
50
Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang
berkisar antara 1 ndash 5 cm)
Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang
berkisar 1 ndash 7 cm)
Filum Tardigrada
Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan
kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada
pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes
Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
51
Filum Arthropoda
Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir
diantaranya sebagai berikut
(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan
Carcinoscorpius)
(2) Kelas Myriapoda
(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae
(4) Kelas Pycnogonida
(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)
Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis
Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)
(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus
Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)
Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus
Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus
Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius
Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe
Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais
Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus
Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana
Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus
Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa
Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)
Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa
Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)
(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan
Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae
(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili
Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus
Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan
Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
52
Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili
dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di
pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta
pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan
Philonthus
Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)
Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang
surtt (sekitar 1 cm)
Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)
Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
53
Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)
Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm
(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)
Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)
Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse
Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
54
Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)
Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)
Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)
Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)
Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
55
Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)
Filum Ectoprocta
Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn
terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir
yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan
bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi
juga sebagai organ repreduksi
Filum Echinodermata
Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-
pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal
(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis
Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata
yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi
pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung
Filum Hemichordata
Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang
terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-
56
Pustaka
McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373
- Cover
- 1 Pendahuluan
- 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
- 21 Pasir
- 211 Karakteristik Pasir
- 212 Porositas dan Permeabilitas
- 213 Penetrabilitas
- 22 Gelombang
- 221 Tipe Gelombang
- 222 Energi Gelombang
- 223 Refraksi
- 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
- 23 TransportPerpindahan Pasir
- 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
- 25 Indeks Pantai
- 26 Tipe Pantai
- 261 Pantai Mikrotidal
- 262 Pengaruh Pasang Surut
- 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
- 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
- 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
- 210 Slope (KelandaianKemiringan)
- 211 Pengaruh Lintang
- 3 Lingkungan Interstisial
- 31 Karakteristik Sistem Interstisial
- 311 Ukuran Butiran
- 312 Mineralogi
- 313 Penyortiran
- 314 Bentuk Butiran
- 315 Porositas
- 316 Ukuran Pori-pori
- 317 Permeabilitas
- 318 Kandungan Uap Air
- 319 Thixotropy dan Dilatansi
- 32 Proses Masuknya Air
- 321 Pelepasan Air Tanah
- 322 Pasang Surut
- 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
- 324 Dorongan Gelombang Subtidal
- 33 PenyaringanFiltrasi Air
- 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
- 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
- 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
- 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
- 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
- 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
- 41 Mikroflora Bentik
- 42 Surf-zone Phytoplankton
- 43 Lamun (Seagrasses)
- 5 Invertebrata Pantai Berpasir
- 51 Kelompok Invertebrata Penting
- Pustaka
-