ekologi pantai berpasir

57
Tugas Individu Mt. Kuliah : Ekologi Sistem & Konservasi Sumberdaya Pesisir dan Laut Lanjutan Program S3 Dosen : Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc EKOLOGI PANTAI BERPASIR FAIZAL RUMAGIA C262140011 MAYOR ILMU PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

Upload: rumagia

Post on 17-Jul-2016

142 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

Perikanan, Pesisir, Pantai, Ekologi

TRANSCRIPT

Page 1: Ekologi Pantai Berpasir

Tugas Individu

Mt Kuliah Ekologi Sistem amp Konservasi Sumberdaya Pesisir dan Laut Lanjutan

Program S3

Dosen Dr Ir Yusli Wardiatno MSc

EKOLOGI PANTAI BERPASIR

FAIZAL RUMAGIA

C262140011

MAYOR ILMU PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

1

EKOLOGI PANTAI BERPASIR

1 Pendahuluan

Pantai-pantai berpasir di tepi laut merupakan lingkungan yang dinamis yang

membentuk dua per tiga dari garis pantai dunia Pada wilayah ini terjadi pertemuan antara

laut dan darat serta gelombang pasang surut dan angin yang beradu dan saling

melepaskan energinya untuk mentransportasikan pasir Perubahan pengadukan dan

bagian dari lingkungan pantai menambah daya tarik dari panorama dan keindahan pantai

sedangkan kesederhanaan relatifnya menyediakan lokasi ideal bagi kegiatan penelitian

Kondisi ini seharusnya menarik perhatian mahasiswa dalam bidang ekologi Akan tetapi

penelitian tentang aspek biologi dari pantai berpasir sangat ketinggalan dibandingkan

dengan penelitian pada pantai berbatu dan ekosistem pesisir lainnya (Fairweather 1990)

Pesisir pantai penuh dengan berbagai kehidupan baik mikroskopik dan

makroskopik Spektrum kehidupan di dalam pasir meliputi kerang-kerangan (moluska

dan gastropoda) cacing krustasea kecil (sand hoppers) kepiting kutu air (sea lice) dolar

pasir (sand dollars) dan rumah bagi hewan-hewan kecil juga untuk protozoa tumbuhan

mikroskopik dan bakteri Organisme lainnya juga dijumpai pada daerah intertidal pantai

dimana sejumlah spesies bergerak di permukaan pantai daerah hempasan gelombang pada

wilayah pasang surut dan organisme lainnya akan masuk ke dalam pantai dari gumuk

pasir (dunes) pada saat terjadi surut Seluruh komponen tersebut berinteraksi pada sebuah

jaringan trofik untuk membentuk ekosistem terbuka dari pantai berpasir yang menukar

material antara laut dan darat Secara bertahap kita menyadari bahwa pantai berpasir

bukan merupakan padang pasir di laut tetapi merupakan ekosistem yang menarik dan

terkadang produktif

2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir

Pantai berpasir merupakan lingkungan yang dinamis dimana struktur fisik dati

habitat laut ditentukan oleh interaksi antara pasir gelombang dan pasang surut Pantai

berpasir membentuk salah satu tipe garis pantai yang memiliki resiliansi yang tinggi

karena kemampuanya untuk menyerap energi gelombang Energi gelombang akan

meningkatkan pergerakan massa air pada daerah hempasan yang membawa pasir dari

laut pada saat terjadinya badai dan akan kembali ke laut pada musim tenang Karakteristik

pantai dibentuk oleh transport pasir oleh gelombang dan transport oleh angin pada daerah

di belakang pantai dan gumuk pasir Kebanyakan pantai berpasir terbentuk dari gumuk

2

pasir dan interaksinya karena proses sedimentasi akibat suplay atau penerimaan pasir

Transport sedimen tersebut terjadi pada daerah pecah gelombang (surf zone) akibat

aktifitas gelombang dan pada gumuk pasir akibat pengaruh angin Pada kebanyakan

pantai transport sepanjang pantai akan menghasilkan pasir dalam jumlah yang besar

Sehingga pantai berpasir menjadi sebuah lingkungan yang dinamis dimana sering

mengakibatkan terjadinya pergerakan pasir dan gelombang

21 Pasir

211 Karakteristik Pasir

Pasir umumnya berasal dari erosi daratan dan ditransportasikan ke laut melalui

sungai Pantai juga menerima pasir dari sumber biogenik dari laut seperti kerangka

hewan dan dari erosi tebing-tebing di laut Dua bentuk utama dari marial pasir pantai

adalah pasir kuarsa dari daratan dan pasir karbon dari laut Pasir kuarsa memeliki

kepadatan yang lebih rendah (266 gcm-3) dari pasir karbon (272 hingga 295 gcm-3

untuk kalsit dan aragonit) sedangkan partikel kuarsa cenderung lebih bulat Terpisah dari

kepadatannya partikel kalsium karbonat lebih lambat proses tenggelamnya di dalam air

akibat dari bentuknya yang tidak beraturan Material lain yang membentuk pasir pantai

dapat berupa mineral berat batuan basal (batuan vulkanik) dan umumnya material

campuran seperti aluminium silikatpotassium sodium atau kalsium Bagian terpenting

dari partikel pasir adalah ukurannya Ukuran partikel umumnya diklasifikasikan

berdasarkan berdasarkan skala Wentworth dalam satua phi dimana φ = -log2 diameter

(mm) Klasifikasi pasir ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini

Tabel 1 Skala ukuran Wenrworth untuk sedimen

Nama Umum

Range ukuran

skala Wentworth

(ϕ)

Diamener partikel

(mm)

Kerikil (gravel) Boulder (bongkahan) lt -8 gt 256

Cobble (berangkal) -6 ndash -8 64 ndash 256

Pebble (kerakal) -2 ndash -6 4 ndash 64

Granule (butiran) -1 ndash -2 2 ndash 4

Pasir (sand) Very coarse (sangat kasar) 0 ndash -1 10 ndash 20

Coarse (kasar) 1 ndash 0 050 ndash 10

Medium (sedang) 2 ndash 1 025 ndash 050

Fine (halus) 3 ndash 2 0125 ndash 025

Very fine (sangat halus) 4 ndash 3 00625 ndash 0125

Lumpur (mud) Silt (lanau) 8 ndash 4 00039 ndash 00625

Clay (lempung) gt 8 lt 00039 Sumber McLachlan and Brown 2006

3

212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir

Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan

sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah

volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat

dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir

porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari

massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar

porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian

yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata

dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai

20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara

grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting

dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir

Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir

halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan

pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori

yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan

dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara

mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat

lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang

diinginkan

213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir

Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas

tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting

bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali

pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir

memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir

terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga

sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba

akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan

resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi

encer) dan menurunkan resistensi

4

22 Gelombang

Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi

gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal

yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang

permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi

proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh

tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan

tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis

Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan

terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi

akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan

gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang

mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir

Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang

(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)

adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang

dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama

merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan

gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan

waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama

hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal

pembangkitannya) semakin besar L dan T

Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang

5

Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara

langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang

panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya

laut terjadi ketika angin bertiup kencang

Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan

kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)

terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam

yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi

bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang

gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang

dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan

Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal

221 Tipe Gelombang

Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam

dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh

periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang

menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah

seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian

gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk

dibelakangnya

Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami

proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C

ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 2: Ekologi Pantai Berpasir

1

EKOLOGI PANTAI BERPASIR

1 Pendahuluan

Pantai-pantai berpasir di tepi laut merupakan lingkungan yang dinamis yang

membentuk dua per tiga dari garis pantai dunia Pada wilayah ini terjadi pertemuan antara

laut dan darat serta gelombang pasang surut dan angin yang beradu dan saling

melepaskan energinya untuk mentransportasikan pasir Perubahan pengadukan dan

bagian dari lingkungan pantai menambah daya tarik dari panorama dan keindahan pantai

sedangkan kesederhanaan relatifnya menyediakan lokasi ideal bagi kegiatan penelitian

Kondisi ini seharusnya menarik perhatian mahasiswa dalam bidang ekologi Akan tetapi

penelitian tentang aspek biologi dari pantai berpasir sangat ketinggalan dibandingkan

dengan penelitian pada pantai berbatu dan ekosistem pesisir lainnya (Fairweather 1990)

Pesisir pantai penuh dengan berbagai kehidupan baik mikroskopik dan

makroskopik Spektrum kehidupan di dalam pasir meliputi kerang-kerangan (moluska

dan gastropoda) cacing krustasea kecil (sand hoppers) kepiting kutu air (sea lice) dolar

pasir (sand dollars) dan rumah bagi hewan-hewan kecil juga untuk protozoa tumbuhan

mikroskopik dan bakteri Organisme lainnya juga dijumpai pada daerah intertidal pantai

dimana sejumlah spesies bergerak di permukaan pantai daerah hempasan gelombang pada

wilayah pasang surut dan organisme lainnya akan masuk ke dalam pantai dari gumuk

pasir (dunes) pada saat terjadi surut Seluruh komponen tersebut berinteraksi pada sebuah

jaringan trofik untuk membentuk ekosistem terbuka dari pantai berpasir yang menukar

material antara laut dan darat Secara bertahap kita menyadari bahwa pantai berpasir

bukan merupakan padang pasir di laut tetapi merupakan ekosistem yang menarik dan

terkadang produktif

2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir

Pantai berpasir merupakan lingkungan yang dinamis dimana struktur fisik dati

habitat laut ditentukan oleh interaksi antara pasir gelombang dan pasang surut Pantai

berpasir membentuk salah satu tipe garis pantai yang memiliki resiliansi yang tinggi

karena kemampuanya untuk menyerap energi gelombang Energi gelombang akan

meningkatkan pergerakan massa air pada daerah hempasan yang membawa pasir dari

laut pada saat terjadinya badai dan akan kembali ke laut pada musim tenang Karakteristik

pantai dibentuk oleh transport pasir oleh gelombang dan transport oleh angin pada daerah

di belakang pantai dan gumuk pasir Kebanyakan pantai berpasir terbentuk dari gumuk

2

pasir dan interaksinya karena proses sedimentasi akibat suplay atau penerimaan pasir

Transport sedimen tersebut terjadi pada daerah pecah gelombang (surf zone) akibat

aktifitas gelombang dan pada gumuk pasir akibat pengaruh angin Pada kebanyakan

pantai transport sepanjang pantai akan menghasilkan pasir dalam jumlah yang besar

Sehingga pantai berpasir menjadi sebuah lingkungan yang dinamis dimana sering

mengakibatkan terjadinya pergerakan pasir dan gelombang

21 Pasir

211 Karakteristik Pasir

Pasir umumnya berasal dari erosi daratan dan ditransportasikan ke laut melalui

sungai Pantai juga menerima pasir dari sumber biogenik dari laut seperti kerangka

hewan dan dari erosi tebing-tebing di laut Dua bentuk utama dari marial pasir pantai

adalah pasir kuarsa dari daratan dan pasir karbon dari laut Pasir kuarsa memeliki

kepadatan yang lebih rendah (266 gcm-3) dari pasir karbon (272 hingga 295 gcm-3

untuk kalsit dan aragonit) sedangkan partikel kuarsa cenderung lebih bulat Terpisah dari

kepadatannya partikel kalsium karbonat lebih lambat proses tenggelamnya di dalam air

akibat dari bentuknya yang tidak beraturan Material lain yang membentuk pasir pantai

dapat berupa mineral berat batuan basal (batuan vulkanik) dan umumnya material

campuran seperti aluminium silikatpotassium sodium atau kalsium Bagian terpenting

dari partikel pasir adalah ukurannya Ukuran partikel umumnya diklasifikasikan

berdasarkan berdasarkan skala Wentworth dalam satua phi dimana φ = -log2 diameter

(mm) Klasifikasi pasir ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini

Tabel 1 Skala ukuran Wenrworth untuk sedimen

Nama Umum

Range ukuran

skala Wentworth

(ϕ)

Diamener partikel

(mm)

Kerikil (gravel) Boulder (bongkahan) lt -8 gt 256

Cobble (berangkal) -6 ndash -8 64 ndash 256

Pebble (kerakal) -2 ndash -6 4 ndash 64

Granule (butiran) -1 ndash -2 2 ndash 4

Pasir (sand) Very coarse (sangat kasar) 0 ndash -1 10 ndash 20

Coarse (kasar) 1 ndash 0 050 ndash 10

Medium (sedang) 2 ndash 1 025 ndash 050

Fine (halus) 3 ndash 2 0125 ndash 025

Very fine (sangat halus) 4 ndash 3 00625 ndash 0125

Lumpur (mud) Silt (lanau) 8 ndash 4 00039 ndash 00625

Clay (lempung) gt 8 lt 00039 Sumber McLachlan and Brown 2006

3

212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir

Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan

sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah

volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat

dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir

porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari

massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar

porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian

yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata

dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai

20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara

grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting

dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir

Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir

halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan

pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori

yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan

dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara

mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat

lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang

diinginkan

213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir

Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas

tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting

bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali

pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir

memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir

terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga

sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba

akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan

resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi

encer) dan menurunkan resistensi

4

22 Gelombang

Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi

gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal

yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang

permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi

proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh

tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan

tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis

Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan

terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi

akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan

gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang

mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir

Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang

(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)

adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang

dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama

merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan

gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan

waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama

hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal

pembangkitannya) semakin besar L dan T

Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang

5

Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara

langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang

panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya

laut terjadi ketika angin bertiup kencang

Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan

kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)

terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam

yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi

bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang

gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang

dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan

Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal

221 Tipe Gelombang

Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam

dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh

periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang

menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah

seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian

gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk

dibelakangnya

Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami

proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C

ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 3: Ekologi Pantai Berpasir

2

pasir dan interaksinya karena proses sedimentasi akibat suplay atau penerimaan pasir

Transport sedimen tersebut terjadi pada daerah pecah gelombang (surf zone) akibat

aktifitas gelombang dan pada gumuk pasir akibat pengaruh angin Pada kebanyakan

pantai transport sepanjang pantai akan menghasilkan pasir dalam jumlah yang besar

Sehingga pantai berpasir menjadi sebuah lingkungan yang dinamis dimana sering

mengakibatkan terjadinya pergerakan pasir dan gelombang

21 Pasir

211 Karakteristik Pasir

Pasir umumnya berasal dari erosi daratan dan ditransportasikan ke laut melalui

sungai Pantai juga menerima pasir dari sumber biogenik dari laut seperti kerangka

hewan dan dari erosi tebing-tebing di laut Dua bentuk utama dari marial pasir pantai

adalah pasir kuarsa dari daratan dan pasir karbon dari laut Pasir kuarsa memeliki

kepadatan yang lebih rendah (266 gcm-3) dari pasir karbon (272 hingga 295 gcm-3

untuk kalsit dan aragonit) sedangkan partikel kuarsa cenderung lebih bulat Terpisah dari

kepadatannya partikel kalsium karbonat lebih lambat proses tenggelamnya di dalam air

akibat dari bentuknya yang tidak beraturan Material lain yang membentuk pasir pantai

dapat berupa mineral berat batuan basal (batuan vulkanik) dan umumnya material

campuran seperti aluminium silikatpotassium sodium atau kalsium Bagian terpenting

dari partikel pasir adalah ukurannya Ukuran partikel umumnya diklasifikasikan

berdasarkan berdasarkan skala Wentworth dalam satua phi dimana φ = -log2 diameter

(mm) Klasifikasi pasir ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini

Tabel 1 Skala ukuran Wenrworth untuk sedimen

Nama Umum

Range ukuran

skala Wentworth

(ϕ)

Diamener partikel

(mm)

Kerikil (gravel) Boulder (bongkahan) lt -8 gt 256

Cobble (berangkal) -6 ndash -8 64 ndash 256

Pebble (kerakal) -2 ndash -6 4 ndash 64

Granule (butiran) -1 ndash -2 2 ndash 4

Pasir (sand) Very coarse (sangat kasar) 0 ndash -1 10 ndash 20

Coarse (kasar) 1 ndash 0 050 ndash 10

Medium (sedang) 2 ndash 1 025 ndash 050

Fine (halus) 3 ndash 2 0125 ndash 025

Very fine (sangat halus) 4 ndash 3 00625 ndash 0125

Lumpur (mud) Silt (lanau) 8 ndash 4 00039 ndash 00625

Clay (lempung) gt 8 lt 00039 Sumber McLachlan and Brown 2006

3

212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir

Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan

sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah

volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat

dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir

porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari

massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar

porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian

yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata

dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai

20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara

grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting

dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir

Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir

halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan

pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori

yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan

dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara

mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat

lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang

diinginkan

213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir

Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas

tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting

bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali

pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir

memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir

terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga

sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba

akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan

resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi

encer) dan menurunkan resistensi

4

22 Gelombang

Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi

gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal

yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang

permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi

proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh

tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan

tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis

Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan

terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi

akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan

gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang

mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir

Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang

(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)

adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang

dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama

merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan

gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan

waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama

hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal

pembangkitannya) semakin besar L dan T

Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang

5

Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara

langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang

panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya

laut terjadi ketika angin bertiup kencang

Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan

kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)

terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam

yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi

bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang

gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang

dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan

Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal

221 Tipe Gelombang

Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam

dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh

periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang

menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah

seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian

gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk

dibelakangnya

Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami

proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C

ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 4: Ekologi Pantai Berpasir

3

212 Porositas dan Permeabilitas (Kemampuan Menyerap) Pasir

Porositas adalah volume dari ruang kosong dalam pasir umumnya digambarkan

sebagai persentasi dari total volume pasir Sehingga porositas dari sedimen adalah

volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi berat dari pasir kering Satuannya dapat

dinyatakan dalam volume atau berdasarkan massanya Bagi kebanyakan pasir

porositasnya berkisar antara 30 hingga 40 dari volume total atau 20 hingga 25 dari

massa total pasir basah Umumnya semakin halus pasir maka semakin besar

porositasnya walaupun semakin berkurangnya ukurun pori sebuah butiran Penelitian

yang dilakukan oleh Crisp dan Williams (1971) menunjukkan bahwa diameter rata-rata

dari pori-pori pasir adalah 30 sampai 40 dari diameter partikel pasir dan 15 sampai

20 pada pasir yang mengandung kerikil (gravel) Porositas umumnya diukur secara

grafimetri melalui penentuan besarnya massa air yang hilang Porositas sangatlah penting

dalam menentukan kapasitas kelembaban pasir

Permeabilitas adalah tingkat dari aliran atau penyaluran air yang melalui pasir Pasir

halus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menahan air jika dibandingkan dengan

pasir kasar tetapi memilki permeabilitas yang rendah akibar kecilnya ukuran pori-pori

yang dimilikinya Permeabilitas sangatlah penting dalam menentukan jumlah pembilasan

dan besarnya aliran air yang dilami oleh pasir Permeabilitas dapat diukur dengan cara

mengalirkan sejumlah massa air pada pasir dengan kedalaman tertentu kemudian dicatat

lamanya waktu yang diperlukan oleh air tersebut untuk mencapai kedalaman pasir yang

diinginkan

213 Penetrabilitas (Daya Tembus) Pasir

Penetrabilitas (daya tembus) pasir berkaitan dengan ukuran partikel dan porositas

tetapi juga sangat tergantung pada faktor lainnya Penetrabilitas akan menjadi penting

bagi makrofauna pantai berpasir karena semua spesies harus mampu untuk menggali

pada substrat tersebut Proporsi dari pasir lempung dan lanau serta kadar air dalam pasir

memainkan peran penting dalam menentukan penetrabililas serta ketahanan pasir

terhadap erosi Pada pasir yang banyak mengandung air kemudahan penetrabilitas juga

sangat tergantung pada besarnya penetrasi yang terjadi dimana tekanan yang tiba-tiba

akan mengakibatkan pengentalanpemadatan cairan (dilatancy) dan meningkatkan

resistensi sedangkan tekanan yang lemah akan meningkatkan thixotropy (cairan menjadi

encer) dan menurunkan resistensi

4

22 Gelombang

Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi

gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal

yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang

permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi

proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh

tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan

tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis

Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan

terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi

akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan

gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang

mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir

Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang

(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)

adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang

dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama

merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan

gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan

waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama

hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal

pembangkitannya) semakin besar L dan T

Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang

5

Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara

langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang

panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya

laut terjadi ketika angin bertiup kencang

Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan

kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)

terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam

yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi

bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang

gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang

dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan

Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal

221 Tipe Gelombang

Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam

dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh

periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang

menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah

seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian

gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk

dibelakangnya

Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami

proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C

ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 5: Ekologi Pantai Berpasir

4

22 Gelombang

Pembahasan tentang pantai berpasir pada bagian ini lebih terkait pada gravitasi

gelombang permukaan walaupun gelombang internal dan pasang juga merupakan hal

yang penting dan berpengaruh pada kondisi fisik pantai berpasir Gravatis gelombang

permukaan dan arus sekunder yang dihasilkannya merupakan proses yang menginduksi

proses-proses yang terjadi pada perairan pantai yang terbuka Gelombang dihasilkan oleh

tekanan angin pada permukaan air melalui friksi antara udara dan air yang menyebabkan

tarikan pada permukaan air yang membentuk permukaan seperti membran elastis

Distribusi oleh angin tersebut dan restorasi oleh tekanan permukaan mengakibatkan

terbentuknya gelombang Jika angin mejadi lebih kuat dan gelombang terbentuk grafitasi

akan menggantikan tekanan permukaan sebagai bentuk perubahan kekuatan dan

gelombang akan bergerak sebelum pergerakan angin Dengan begitu gelombang

mentransfer energi dari angin di laut ke daerah pesisir

Bentuk dasar dari gelombang ditunjukkan dalam Gambar 21 Panjang gelombang

(L) adalah jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang dan tinggi gelombang (H)

adalah tinggi vertikal gelombang dari dasar hingga puncak gelombang Waktu yang

dibutuhkan bagi rangkaian puncak gelombang untuk melewati satu titik yang sama

merupakan periode gelombang (T) Kecuraman gelombang adalah HL dan kecepatan

gelombang C = LT Tinggi dan periode dari gelombang berkaitan dengan kekuatan

waktu dan fetch dari angin yang dihasilkan Semakin kuat angin semakin lama

hembusannya dan semakin besar fetch (jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal

pembangkitannya) semakin besar L dan T

Gambar 21 Gambaran pergerakan gelombang

5

Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara

langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang

panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya

laut terjadi ketika angin bertiup kencang

Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan

kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)

terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam

yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi

bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang

gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang

dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan

Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal

221 Tipe Gelombang

Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam

dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh

periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang

menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah

seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian

gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk

dibelakangnya

Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami

proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C

ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 6: Ekologi Pantai Berpasir

5

Untuk gelombang dengan fetch pedek tinggi gelombang akan meningkat secara

langsung sebagai fungsi dari kecepatan angin tetapi untuk gelombang dengan fetch yang

panjang tinggi gelombangnya menjadi rendah Kecuraman gelombang dan bergolaknya

laut terjadi ketika angin bertiup kencang

Partikel air dalam gelombang akan bergerak dalam lintasan melingkar dan

kembali keposisinya yang semula setelah satu siklus putaran (panjang gelombang)

terlewati Kecepatan dan radius lingkaran semakin berkurang sejalan dengan kedalam

yang ditempuh (Gambar 22) hingga partikel tidak lagi membentuk sebuah putaran tetapi

bergerak maju-mundur secara horizontal Pada setengah kedalaman dari panjang

gelombang pergerakan melingkar menjadi hilang Sehingga jika kedalaman air kurang

dari L2 gelombang akan menyentuh bagian dasar dan mulai mengalami perubahan

Gambar 22 Pergerakan partikel pada gelombang dalam dan dangkal

221 Tipe Gelombang

Gelombang yang tidak menyentuh dasar perairan disebut gelombang laut dalam

dan kecepatannya adalah sebesar C = 156 Tms-1 Sehingga kecepatannya ditentukan oleh

periode gelombangnya dimana pergerakan periode gelombang yang panjang

menentukan kecepatannya Untuk jenis gelombang tersebut kecepatannya adalah

seperdua dari kecepatan gelombang karena gelombang yang didepan dari rangkaian

gelombang akan berkurang kecepatannya dan gelombang baru akan terbentuk

dibelakangnya

Ketika kedalaman perairan antara 12L dan 120L gelombang akan mengalami

proses transisi dan pengaruh dasar perairan akan semakin signifikan Pada kondisi ini C

ditentukan sebagian oleh T dan sebagian lagi oleh kedalaman perairan Bagi kebanyakan

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 7: Ekologi Pantai Berpasir

6

gelombang yang ditimbulkan oleh angin kondisi ini terjadi pada periode 10 sampai 12

detik dan kedalaman kurang dari 100 m

Ketika kedalaman perairan kurang dari 120L kecepatan gelombang dikontrol oleh

kedalaman dan gelombangnya disebut sebagai gelombang perairan dangkal Disini

gelombang lebih pendek curam dan cepat pecah Pada kondisi tersebut C = radicg∙d

dimana g = grafitasi = 91 ms-1 dan d = kedalaman dalam m Gerakan partikel membentuk

gerakan elips yang lemah mendekati gerakan horizontal Untuk tipe gelombang ini

kecepatan kelompok = C (kecepatan gelombang)

222 Energi Gelombang

Gelombang mengandung dua bentuk energi kinetik (energi dari gerakan partikel)

dan potensial (pemindahan dari permukaan laut yang berkaitan dengan tinggi

gelombang) Seiring dengan tinggi gelombang yang menentukan baik diameter orbital

(energi kinetik) dan amplitodo (energi potensial) energi gelombang sebanding dengan

kwadrat dari tinggi gelombang

223 Refraksi (Perubahan Arah Gelombang)

Gelombang yang mencapai dasar perairan akan mengalami perlambatan Perubahan

kecepatan tersebut pada satu bagian gelombang akan mengakibatkan perubahan arah

gelombang Refraksi (perubahan arah gelombang) ini terjadi ketika gelombang mendekati

pantai cenderung searah dengan kontur garis pantai Perubahan ini juga cenderung

memfokuskan energi gelombang pada daerah semenanjung dan berkurang di daerah teluk

(Gambar 23) Konvergensi (penguncupan) energi gelombang juga terjadi pada daerah

yang terangkat dari dasar perairan seperti pada terumbu atau penghalang Konvergensi

ini sebagian besar terlihat di daerah semenanjung pada saat terjadinya badai

Gambar 23 Pembelokan gelombang yang mendekati garis pantai yang disebabkan oleh

kedalaman perairan disekitar tebing pantai dan perairan dangkal di

semenanjung

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 8: Ekologi Pantai Berpasir

7

224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah

Ketika kedalaman berkurang kecepatan menjadi lambat T (periode gelombang)

menjadi terbatas mengakibatkan L (panjang gelombang) menjadi berkurang dan pendek

Ketika gelombang memasuki perairan dangkal puncak gelombang menjadi lebih

terbentuk Rasio HL meningkat hingga gelombangnya pecah dimana HL = 17 dan

kedalaman perairan = 13 H H merupakan tinggi pemecahan yang umumnya lebih besar

dari tinggi gelombang pada laut dalam Gelombang pecah terjadi dalam dua bentuk utama

(Gambar 24)

Plunging Kecepatan gelombang berkurang ketika memasuki perairan dangkal

sementara kecepatan orbital dari partikel meningkat ketika gelombang curam hingga

pada satu titik dimana kecepatan orbital mencapai maksimal melebihi kecepatan

gelombang Partikel air dibawah puncak gelombang bergerak lebih cepat dari puncak

gelombang itu sendiri Puncak gelombang sendiri akan menggantung pada gelombang

seperti semburan air

Spilling Akselerasi vertikal maksimum dalam pergerakan gelombang akan meningkat

hingga melebihi kecepatan akselerasi grafitasi kedepan Partikel air kemudian

menghambur keluar dari permukaan gelombang membentuk gelombang pecah

spilling

Tipe gelombang pecah ditentukan oleh dua faktor kemiringan gelombang laut

lepas (HL) dan kelandaian pantai Gelombang pecah tipe spilling terjadi ketika

kecuraman gelombang mencapai pantai yang landai sementara tipe plunging akan terjadi

di setiap pantai yang landau dengan kecuraman gelombang yang rendah

Bentuk ketiga dari gelombang pecah adalah gelombang pecah tipe surging (dengan

kecuraman gelombang yang sangat rendah dan pada pantai yang curam) Gelombang ini

tidak pecah tetapi menderu kearah pantai dan sebagian dibalikkan kembali ke laut Fakta

nyata menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan transisi yang nyata dari tipe-tipe

gelombang pecah tersebut pada saat mereka saling mendahului Gelombang dapat saja

pecah ketika kedalaman perairan mencapai 2 H (gelombang spilling) dan 08 H (plungin)

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 9: Ekologi Pantai Berpasir

8

Gambar 24 Dua tipe utama dari gelombang pecah

23 TransportPerpindahan Pasir

Pergerakan massa air menghasilkan gesekan di dasar perairan Hal ini dapat

mengakibat perpindahan pasir dari dasar perairan ke dalam badan air sehingga pasir

tersebut dapat dipindahkan Butiran pasir kasar akan berada pada lokasi hempasan dan

pasir umumnya menjadi lebih halus di kearah pantai tergantung pada kecepatan arusnya

Pasir dapat ditransportasikan dalam dua bentuk sebagai muatan dasar dan sebagai

muatan tersuspensi Muatan tersuspensi merupakan bagian dari transport dalam kolom

air di atas permukaan dasar perairan Aliran osilasi pada riak gelombang mengakibatkan

terbentuknya eddies (pengadukanpusaran) pada bagian yang tenang yang kemudian

pecah ketika aliran tersebut dibalik (dan material dikeluarkan melalui puncak-puncak

riak) Gaya grafitasi menarik partikel-partikel ke bawah sedangkan turbulensi

membawanya ke atas Kesetimbangan tercapai dengan profil kesetimbangan material

yang tersuspensi pada berbagai tingkatan dalam air Sedimen dapat juga tersuspensi oleh

helombang pecah tipe plunging Muatan dasar perairan dinyatakan sebagai bagian dari

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 10: Ekologi Pantai Berpasir

9

volume total material yang bergerak dekat dengan dasar perairan dan tidak melebihi

besarnya riak air Material kuarsa umumnya terbawa sebagai material dasar perairan

Transport ini dapat terjadi sepanjang pantai demikian juga pada daerah lepas

pantai Pada saat terjadi badai gelombang tinggi sejumlah besar sedimen dapat terangkut

ke sepanjang pantai ndash umumnya pada bagian luar dari zona hempasan dimana

turbulensinya tinggi Transport menyusur pantai (longshore) merupakan salah satu proses

penting yang terjadi pada pantai yang terbuka dan menjadi perhatian bagi pengelola

wilayah pesisir Transport pasir menyusur pantai pada pantai yang terbuka capat

mencapai 100000 m3 per tahun dan penghambatannya menggunakan bangunan pantai

dapat berakibat pada deposisi dan erosi dengan jumlah yang besar

24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir

Kelandaian muka pantai tergantung pada interaksi antara proses limpasan (swash)

dan proses baliknya (backswash) Limpasan yang mencapai pantai akan membawa pasir

bersamanya dan cenderung menyebabkan bertambahnya muka pantai dan kelerenganya

Backswash memberikan pengaruh sebaliknya Jika pasir terdiri dari material kasar

seperti kerakal swash cenderung mengering pada muka pantai sehingga menghilangkan

backswash Pasir atau kerakal kemudian terbawa ke atas pantai tetapi tidak kembali lagi

ke laut dan menghasilkan lereng pada muka pantai Disisi lain pantai berpasir halus tetap

menampung air karena permeabilitasnya yang rendah sehingga setiap swash akan diikuti

oleh backswash yang penuh yang mendatarkan pantai melalui pemindahan pasir

tersuspensi oleh limpasan airnya Jadi semakin kasar pasir maka semakin curam muka

pantai yang terbentuk akibat proses gelombang

Jika partikel pasir tetap konstan dan tinggi gelombang terus meningkat maka

pantainya akan menjadi datar Hal ini terjadi karena gelombang yang besar akan

menghasilkan limpasan yang besar yang menyebabkan semakin besarnya masukan air

pada pasir dan erosi yang tinggi pada proses limpasan baliknya (backswash) Oleh

karenya kemiringan pantai tidak selalu merupakan fungsi dari ukuran partikel

Keterkaitan yang penting antara kemiringan pantai ukuran partikel pasir dan pengaruh

geombang diilustrasikan dalam Gambar 25

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 11: Ekologi Pantai Berpasir

10

Gambar 25 Hubungan umum diantara ukuran partikel pasir keterbukaan terhadap

pengaruh gelombang dan kemiringan muka pantai

Pasang surut juga mempengaruhi kemiringan pantai dengan proses yang sama

akibat pengaruh gelombang (misalnya pantai menjadi lebih lebar dan datar ketika jarak

pasut meningkat) Badai umumnya memindahkan pasir dari pantai dan memperbesar

zona pecah gelombang sementara kondisi tenang memberikan pengaruh sebaliknya

25 Indeks Pantai

Berbagai indeks telah digunakan untuk mengkarakteristikan tipe pantai Indeks

yang sering digunakan adalah sebagai berikut

DFV (Ω) = Hb100WT

RTR = tideHb

BI = log10 (sandtideslope)

Slope = 1beach face slope

Dimana DFV adalah dimensi kecepatan jatuh Hb adalah tinggi signifikan pecahan

(m) W adalah kecepatan jatuh pasir (cms-1) T adalah periode gelombang (s) RTR

adalah relative tide range (jarak relatif pasang) tide (pasang) adalah jarak maksimum

pasang semi (m) BI adalah beach index (indeks pantai) slope adalah kemiringan muka

pantai dan sand (pasir) adalah ukuran rata-rata partikel pasir dalam satuan phi + 1

Seluruh indeks bersifat dimensional (terukur) kecuali untuk BI (log phim)

DFV (Ω) didasarkan pada pengukuran potensi transport pasir dan energi

gelombang dan merupakan indeks dari kemampuan gelombang untuk memindahkan

pasir Nilai yang tinggi (gt 5) menunjukkan besarnya erosi dari pantai oleh gelombang dan

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 12: Ekologi Pantai Berpasir

11

karenya pantai menjadi datar (disipasi) Sebaliknya nilai yang rendah (lt 2)

mengindikasikan terbatasnya kemampuan dari gelombang untuk mengerosi pantai

sehingga akeresional (lebih curam)

RTR merupakan pengukuran dari relatifitas penting dari gelombang dan pasang

dalam mempengaruhi morfologi pantai Nilai yang rendah (lt 3) mengindikasikan pantai

yang didominasi oleh gelombang nilai antara 3 hingga 12 mengindikasikan pantai

termodifikasi oleh pasang dan nilai gt 12 menunjukkan pantai yang didominasi oleh

pasang dengan rataan pasir pada bagian depannya

BI menggabungkan nilai slope pasir dan pasang menjadi satu ukuran yang dapat

mengkarakterisasi sebuah pantai dan memudahkan para ekologis untuk membandingkan

pantai dengan jarak pasang yang berbeda Nilai berkisar antara 0 sampai 4 dari pantai

berpasir kasar bergelombang kecil dan pasang yang rendah hingga pantai dengan pasir

halus dengan gelombang yang besar dan pasang yang tinggi

Slope adalah sebuah pengukuran sederhana terhadap integrasi pengaruh yang

dihasilkan oleh pasir pasang dan gelombang dan khusus digunakan ketika

membandingkan subjek pantai dengan jarak pasut yang sama Cara terbaik dalam

menggambarkan slope adalah dengan melihat kebalikan dari slope muka pantai

Umumnya berkisar antara 5 dan 100 untuk pantai-pantai laut

26 Tipe Pantai

261 Pantai Mikrotidal (Pantai didominasi gelombang)

Enam tipe pantai mikrotidal utama (pantai didominasi gelombang) diilustrasikan

dalam Gambar 26 Dua bentuk ekstrim dari sistem pantai ini adalah pantai disipasi

(dissipative beach) dan pantai reflektif Kondisi reflektif terjadi pada saat kondisi tenang

danatau sedimennya kasar Pada kondisi ini seluruh sedimen berada pada bagian

intertidal pantai dan bagian pantai yang tidak terendam kecuali terjadi badai (backshore)

Tidak terdapat zona pecah gelombang dan zona limpasan gelombang yang terbentuk

langsung pada wilayah muka pantai Umumnya jarak pasang juga rendah Muka pantai

ditandai oleh sebuah area yang lebih rendah dari bagian pantai (dimana gelombang yang

datang dan limpasan baliknya terbentuk dan memasukkan sedimen) dan oleh sebuah

tanggul (atau platform) di atas slope intertidal Energi gelombang akan dipantulkan pada

bagian muka pantai

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 13: Ekologi Pantai Berpasir

12

Gambar 26 Tipe pantai mikrotidal mulai dari kondisi reflektif (kanan bawah) hingga

kondisi dissipative (kiri atas) dengan empat bagian transisi yang dicirikan

oleh garis yang bergerak semakin jauh ke arah laut lepas melalui keadaan

dissipatifnya (Short and Wright 1983 dalam McLachlan and Brown 2006)

Pantai disipasi umumnya terjadi ketika gelombang lebih dari 2 m dan pasir sangat

halus dari 200 m sementara pantai reflektif memiliki gelombang yang kurang dari 05

m dengan pasir kasar 400 m Kondisi morfodinamik dari pantai mikrotidal dapat

digambarkan dari nilai DFV Karakteristik umum dari pantai mikrotidal ditampilkan

dalam Tabel 2 Secara umum semakin besar jarak pasang maka semakin datar pantainya

sejalan dengan meningkatnya jarak pasang akan memberikan input air yang lebih besar

ke dalam pasir dan mengakibatkan bagian pantai yang rendah lebih terendam dan

mengalami erosi akibat dari backwash

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 14: Ekologi Pantai Berpasir

13

Tabel 2 Karakteristik umum dari tipe pantai yang berbeda

262 Pengaruh Pasang Surut

Keadaan pantai sangat dipengaruhi oleh kondisi mikrotidal Meningkatnya jarak air

pasang membuat pantai menjadi lebih kompleks (Gambar 27) Ketika RTR (relative tide

range) lt 3 ketiga tipe pantai mikrotidal terbentuk Ke arah darat dari breaker zone pantai

didominasi oleh proses pecah gelombang (surf) dan pengadukan gelombang (swash)

Ketika jarak air pasang meningkat pengaruh proses dari pecah gelombang dan

pengadukan gelombang mulai berkurang sedangkan pendangkalan gelombang (shoaling)

menjadi lebih terbentuk Zona pecah gelombang (surf zone) dibatasi pada batas air pasng

tertinggi dimana zona surf pada awalnya dibedakan dengan zona swash oleh zona

intertidal dan berada pada batas air pasang terendah Dengan meningkatnya dominasi air

pasang gelombang dangkal lebih berperan dibandingkan gelombang pecah dan

mengontrol morfologi wilayah intertidal dan subtidal Kondisi ini memperhalus bentuk

intertidal pantai Jika RTR antara 3 dan 12 ketiga tipe pantai dapat dikenali disebut tipe

refleksi dengan teras pasang rendahreflective type with a low-tide terrace (RLT) low-

tide bar and rip type (LBR) dan ultradissipative (UD) type Ketika RTR mencapai 12

pantai sepenuhnya didominasi air pasang dan mereduksi energi gelombang Secara

keseluruhan pengaruh dari meningkatnya air pasang adalah meningkatkan dominasi dari

gelombang dangkal terutama pada zona pecah gelombang (surf zone) yang besar

sehingga membuat gelombang dangkal semakin dekat pada zona pasang tertinggi

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 15: Ekologi Pantai Berpasir

14

Gambar 27 Model konseptual penutupan pantai dari seluruh jarak air pasang

didasarkan pada dimensionless fall velocity (Ω) dan relative tide range

(RTR)

Gambar 28 menggambarkan tingkatan lingkungan dari pantai macro- dan

microtidal yang menunjukkan batasan area konvergen dari gelombang pendek dan

pasang rendah Jadi tipe pantai yang didominasi pasang surut dapat terjadi pada wilayah

dengan pasang terendah jika gelombangannya cukup rendah Perubahan kecil pada tinggi

gelombang dan jarak pasut dapat berpengaruh pada morfologi pantai pada lingkungan

pantai yang bergelombang rendah seperti pada daerah estuari Perubahan gelombang

akibat gelombang pecah dapat mengarah pada perubahan spasial pantai danatau

morfologi rataan pasang surut secara terus menerus Jarak pasang surut relatif sangat

penting dalam menentukan tipe pantai Pada saat RTR rendah zona surf (didominasi oleh

pecah gelombang) sebagian besar mengontrol morfologi pantai Akan tetapi pada saat

RTR meningkat maka zona tersebut akan didominasi oleh gelombang panjang (shoaling

waves) yang menentukan morfologi pantai dan daerah intertidal

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 16: Ekologi Pantai Berpasir

15

Gambar 28 Lokasi tipe pantai yang ditunjukkan dalam Gambar 27 berdasarkan jarak

pasang surut dan tinggi pecahan dalam kasus periode gelombang (T)

sebesar 8 detik dan kecepatan pecah gelombang (Ws) sebesar 004 mdetik

(Short 1996 diacu dalam McLachlan and Brown 2006) Batasan area

ditandai dengan garis putus-putus dimana posisinya akan meningkat sejalan

dengan perubahan T dan Ws Pada area dengan gelombang dan pasang surut

rendah perubahan kecil pada jarang pasang surut danatau tinggi gelombang

akan menghasilkan perubahan besar pada tipe pantai

27 Sirkulasi Sel dan Percampuran

Interaksi antara gravitasi permukaan gelombang yang bergerak menuju ke pantai

dengan gelombang tepi yang bergerak sepanjang pantai menghasilkan zona pertukaran

arus dengan gelombang tinggi dan redah yang menentukan posisi dari

perputaranpembelokan arus (rip current) Bentuk klasik yang dihasilkan dari proses ini

adalah pusaran arus (eddy) horizontal yang dikenal dengan istilah sirkulasi sel dekat

pantai (nearshore circulation cell) (Gambar 29) Sistem sirkulasi ini menghasilkan

pergantian yang terus-menerus antara zona surf dan peraran lepas pantai dan berlaku

sebagai mekanisme dispersi Batas terluar dari sel berkisar dua kali dari lebar pada zona

surf Sel-sel tersebut akan simetris ketika gelombang mendekati pantai dalam keadaan

normal dan tidak simetris ketika gelombang yang mendekat menjadi lebih curam

Kebanyakan air yang dibawa ke arah lepas pantai oleh perputaran arus akan tersirkulasi

kembali dengan pecahan gelombang sehingga percampuran (mixing) antara sel-sel yang

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 17: Ekologi Pantai Berpasir

16

ditambahkan akan lebih besar dari pada percampuran atau pertukaran antara zona surf

dan perairan lepas pantai pada batas terluar dari bagian depan perputaran arus

Gambar 29 Sirkulasi dekat pantai dengan transportasi massa oleh gelombang pecah

yang mengakibatkan terbentuknya arus menyusur pantai (longshore

current) hingga rip current Pelepasan arus di luar zona pecah gelombang

menghasilkan sirkulasi sel pada pecah gelombang yang dibedakan dalam

bentuk gelombang normal dan gelombang curam

Jika terjadi variasi sepanjang pantai pada tinggi gelombang perairan di dalam zona

pecah gelombang cenderung mengalir ke arah perairan yang lebih rendah Rip current

akan terbentuk ketika tinggi gelombang yang rendah terbentuk dan gelombang yang

tinggi mulai mengalir kedalamnya Ketika gelombang mendekati curam rip current akan

meningkat pada sistem arus menyusur pantai (longshore current system)

28 Pembentukan oleh Teluk (Embayment) dan Tanjung (Headlands)

Tanjung bebatuan dan struktur lainnya mempengaruhi pantai dan zona surf

melalui pengaruhnya terhadap refraksi dan atenuasi gelombang dan melalui pembatasan

terbentuknya arus menyusur pantai (longshore current) rip dan arus pembentuk rip

Pada saat tinggi gelombang meningkat dan garis pantai menjadi berkurang ambang batas

akan tercapai dimana model pantai akan termodifikasi secara cepat Pada pantai yang

tidak bertanjung sirkulasi normal pada zona surf akan berlaku Ketika terdapat tanjung

maka pantai akan menerima gelombang yang sedikit dan pantainya menjadi transisional

dimana tanjung akan mempengaruhi sirkulasi zona surf secara lokal Pada saat tinggi

gelombang meningkat danatau dekat dengan daerah tanjung seluruh sirkulasi pantai

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 18: Ekologi Pantai Berpasir

17

kemungkinan akan terpengaruh Pada tahapan ini kondisi topografi akan mempengaruhi

sirkulasi termasuk megarip pada saat kondisi gelombang besar (Short 1996 diacu dalam

McLachlan and Brown 2006)

Sirkulasi normal terjadi ketika pantai cukup panjang dan tidak terpengaruh oleh

tanjung Sirkulasi transisional terjadi ketika ukuran dan bentuk embayment mulai

mengalami peningkatan dan mempengaruhi sirkulasi pada zona surf dimulai dengan

pembelokan arus menyusur pantai dan mengalir ke laut berlawanan arah dengan setiap

tanjung tetapi tetap mempertahankan beberapa proses sirkulasi pantai yang berjauhan

dengan daerah tanjung

Sirkulasi selular terjadi ketika daerah tanjung mengontrol proses sirkulasi termasuk

keseluruhan embayment Aliran menyusur pantai mendominasi embayment dengan

topografi aliran arus kuat yang mengarah ke laut pada salah satu atau kedua bagian akhir

dari embayment Pada proses embayment yang lama megarip juga dapat terbentuk jauh

dari arah tanjung

Gambar 210 mengilistrasikan kombinasi antara dimensi embayment dan tinggi

gelombang pecah yang menghasilkan sirkulasi transisional dan sirkulasi embayment

bersama dengan perkiraan jarak megarips Embayment yang kecil (lt 2 km) dapat berubah

menjadi sirkulasi embayment ketika gelombang melebihi 3 m tetapi embayment yang

panjang (gt 5 km) membutuhkan gelombang mencapai lebih dari 6 m untuk mencapai

sirkulasi embayment dengan jarak rip sebesar 2 km

Embayment dan megarip juga berpengaruh terhadap erosi pantai dan sirkulasi zona

surf yang mengarah ke laut Sedangkan rip pantai normal umumnya mulai terdisipasi

kearah laut pada zona pecahan megarip dapat mengalir dengan kecepatan tinggi ( 2 ndash 3

mdet) hingga 1 km kearah laut dari zona pecah gelombang Kondisi ini memiliki

pengaruh yang penting bagi erosi pantai dam transport sedimen nutrient dan organisme

kearah laut

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 19: Ekologi Pantai Berpasir

18

Gambar 210 Tinggi gelombang pecah diplotkan terhadap panjang garis pantai untuk

mengindikasikan jarak dari model pantai normal transisional dan

embayment (garis putus-putus) dan prediksi jarak megarip garis pantai

(garis lurus dengan jarak dalam m) (Short 1996 diacu dalam McLachlan

and Brown 2006) Megarip terbesar dihasilkan pada embayment yang lama

oleh gelombang yang tinggi sedangkan embayment yang kecil akan

menjadi sirkulasi embayment pada gelombang yang relatif kecil

29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)

Kondisi pengadukan gelombang (swash climate) sangat berkaitan erat dengan tipe

pantai dan dapat diprediksi berdasarkan kelandaian muka pantai Jejak pergerakan

pengadukan selama lebih dari 15 menit pada tipe pantai refleksi intermediate dan

disipasi ditunjukkan dalam Gambar 211 Berikut adalah beberapa istilah yang diberikan

oleh para ilmuan ekologi tentang pengadukan gelombang yang terjadi pada muka pantai

Panjang swash (swash length) merupakan jarak dari titik pecahnya gelombang

pasang ke batas tertinggi dari zona swash pada muka pantai

Periode swash (swash period) waktu rata-rata antara swash yang dapat dibagi

menjadi waktu upswash dan waktu backswash

Kecepatan swash (swash speed) panjang swash dibagi dengan waktu upswash

Effluent line crossing (perpotongan dengan aliran air tawar) berkaitan dengan

pergerakan swash di atas muka air tanah yang muncul di tepi pantai

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 20: Ekologi Pantai Berpasir

19

Gambar 211 Profil swash selama lebih dari 8 menit pada tipe pantai refleksi

intermediate dan disipasi Jarak relatif terhadap batas air terendah HT

MT dan LT secara berurut merupakan pasang tinggi (high) sedang (mid)

dan rendah (low) EL = effluent line

Pantai tipe refleksi yang curam memiliki swash yang singkat (periode pendek dan

jarak yang pendek) sementara pada pantai tipe disipasi memiliki kondisi yang

berlawanan (swash yang panjang pada periode yang lama) Perubahan kondisi swash pada

tipe pantai disipasi membutuhkan periode yang lebih lama dengan sedikit perpotongan

dengan air tawar sedikit turbulensi dan variabel kecepatan swash yang lebih banyak

(Gambar 212) Kondisi swash sangat berkaitan erat dengan kelandaian muka pantai

Secara keseluruhan Gambar 212 dan Tabel 3 mengindikasikan bahwa kondisi swash

akan semakin baik pada tipe pantai disipasi

Gambar 212 Kondisi umum dari hubungan antara beberapa kondisi swash dan tipe

pantai yang diindikasikan oleh kelandaian muka pantai

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 21: Ekologi Pantai Berpasir

20

Tabel 3 Karakteristik swash dari tipe pantai yang berbeda

Tipe Pantai Refleksi Intermediate Disipasi

Kelandaian pantai Curam (steep) Moderat (moderate) Datar (flat)

Periode swash Pendek Intermediate Panjang

Panjang swash Pendek Medium Panjang

Kecepatan swash Cepat Cepat Bervariasi

Effluent line Redah Intermediate Tinggi

Turbulensi Tinggi Intermediate Rendah Sumber McLachlan and Brown 2006

Kelandaiankemiringan muka pantai sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek

morfodinamik dari pantai berpasir Kelandaiankemiringan tersebut tidak hanya

berpengaruh pada pembentukan tipe pantai dari refleksi hingga disipasi tetapi juga

berpengaruh pada tingkat kehalusan pasir besarnya gelombang dan besarnya pasang

surut (Gambar 213) dan juga mengindikasikan kondisi swash Kelandaian muka pantai

umumnya berkisar dari 110 (57 derajat) untuk sistem refleksi yang landai hingga 1100

(06 derajat) untuk pantai yang sangat disipasi Nilai kelandaian yang lebih dari 110

umumnya ditandai dengan pasir sangat kasar (very coarse sand) atau kerikil (gravel) dan

nilai yang lebih dari 1100 mengindikasikan wilayah transisi dari rataan pasang surut

Gambar 213 Pengaruh kelandaian muka pantai terhadap perubahan ukuran partikel

pasir tinggi pecahan gelombang dan jarak pasang surut Kemiringan

diplot sebagai bagian dari kemiringan muka pantai

211 Pengaruh Lintang

Perubahan lintang dalam iklim mengakibatkan perubahan faktor fisik dari pantai

berpasir Perubahan yang paling signifikan adalah peningkatan pada energi gelombang

dari daerah tropis ke area temperate yang dingin (Gambar 214) yang mengakibat

perubahan pada tipe pantai Wilayah tropis cenderung lebih memiliki pasir kalsium dari

material bigenik laut yang umumnya kasar dibandingkan pasir halus pada daerah

210 Slope (KelandaianKemiringan)

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 22: Ekologi Pantai Berpasir

21

teresterial di pantai temperate Akibat dari gelombang yang rendah dan pasir yang kasar

wilayah tropis cenderung memiliki banyak pantai yang bersifat refleksi sedangkan

wilayah temperate dengan gelombang yang besar dan pasir yang halus memilki lebih

banyak pantai bertipe intermediate hingga disipasi

Gambar 214 Distribusi global dari energi gelombang disepanjang garis pantai dunia

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 23: Ekologi Pantai Berpasir

22

3 Lingkungan Interstisial

Pasir pantai terdiri atas butiran sedimen dan jarak pori-pori diantara mereka yang

kemudian membentuk sistem interstisial Sistem ini sangat penting bagi habitat untuk

organisme dan penyaringan air laut Partikel sedimen yang membentuk sistem interstisial

umumnya terbentuk dari beberapa sumber sering kali disebabkan oleh proses geologi

dari waktu ke waktu pada beberapa lingkungan pesisir Berbagai faktor mengontrol

dimensi wilayah interstisial Bagian-bagian dari sedimen dan pasir yang dihasilkan sangat

penting untuk mendefenisikan lingkungan interstisial termasuk ukuran butiran

penyortiran ukuran bentuk porositas ukuran pori permeabilitas dan peluang

thixotropydilatancy

31 Karakteristik Sistem Interstisial

311 Ukuran Butiran (Grain Size)

Ukuran butiran pasir umumnya digambarkan berdasarkan skala Wentworth Skala

logaritma phi dipilih oleh ahli sediment dan geologi karena kemudahannya dalam

menghitung ukuran sedimen yang yang umumnya berukuran kurang dari 1 mm pada

sebagian besar pantai mayoritas ukuran partikelnya berkisar antara 01 ndash 10 mm (dengan

kata lain dari ukuran pasir halus hingga pasir kasarkuarsa)

312 Mineralogi (Mineralogy)

Sebagian besar butiran pasir pantai tebagi dalam dua kategori mineral fragmen

kuarsa (bersama dengan partikel lain yang berasal dari pelapukan batuan) dan fragmen

kalsium karbonat yang berasal dari proses biogenik (proporsi fragmen kedua lebih banyak

dijumpai pada wilayah tropis dan daerah lintang beriklim kering) Fragmen kuarsa

terdapat pada batuan granit dan batuan beku lainnya dan setelah terjadi pelapukan akan

membentuk butiran yang umumnya berdiameter lt 1 mm Butiran kalsium karbonat

umumnya lebih besar dan berbentuk dari partikel kuarsa Seperti halnya kuarsa sebagian

besar partikel sedimen lainnya berasal dari silica tetrahedron dengan berbagai tambahan

dan modifikasi (misalnya feldspars dan tanah liat) Pasir pantai biasanya merupakan

campuran butiran lebih dari satu jenis mineral

313 Penyortiran (Sorting)

Pasir pantai tidak terdiri dari sedimen yang seragam pada ukuran yang sama

Sehingga pengukuran kemampuan penyaringan dapat menunjukkan distribusi ukuran

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 24: Ekologi Pantai Berpasir

23

butiran dari sebuah sampel Pasir pantai akibat adanya pensortiran yang kuat dari

gelombang cenderung tersortir dengan baik dengan skewness atau kurtosis yang kecil

314 Bentuk Butiran (Grain Shape)

Berkaitan dengan asalnya sebagai fragmen dari kristal yang berubah menjadi

kepingan material geologi atau yang berasal dari proses biogenik butiran pasir jarang

berbentuk bulat Secara umum pasir kuarsa lebih cenderung berbentuk bulat dari pasir

yang berasal dari kalsium karbonat serta cenderung berada pada bagian pantai yang

mengarah ke daratan (landward)

315 Porositas (Porosity)

Rasio dari total volume kosong terhadap total volume sedimen (sistem interstisial)

disebut sebagai porositas sedimen Porositas sedimen tergantung pada tata letak butiran

(pengepakan sedimensediment packing) Pengepakan dari sedimen berkaitan dengan

penyortiran dan bentuk dari butiran pasir dan kealamiahan dari pengendapan sedimen

Bagi pasir alami volume porositas dapat berkisar 20 ndash 50 dengan rata-rata 37

tersortasi baik untuk pasir pantai Ketika mengukur porositas berdasarkan massa

porositas umumnya berada pada kisaran 15 ndash 25 dan harus dikonversi ke dalam volume

menggunakan densitas air dan pasir (misalnya kuarsa = 265) pada suhu yang tepat

Untuk pasir yang tergradasi porositas massanya berkisar 16 ndash 25 dan volume berkisar

30 ndash 40

316 Ukuran Pori-pori (Pore Size)

Untuk pasir pantai alami rata-rata ukuran pori-porinya berkisar antara 02 ndash 04 dari

rata-rata ukuran partikelnya sehingga untuk pasir pantai dengan kategori fine dan medium

akan berada pada kisaran 10 ndash 200 m

Gambar 31 Kurva kumulatif dari kekosonganpori-pori dan dimensi partikel pada pasir

yang hampir seragam dengan median diameter partikel sebesar 630 m dan

median diameter pori sebesar 220 m

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 25: Ekologi Pantai Berpasir

24

317 Permeabilitas (Permeability)

Konduktivitas hidrolik dari pasir pantai umumnya berkisar antara 10-2 ndash 10-6 ms-1

Pasir kuarsa dengan kondisi well-sorted (tersortir baik) memilki permeabilitas yang

tinggi dan pasir dengan kondiri tersortir kurang baik memiliki permeabilitas yang rendah

Permeabilitas berkurang secara dramatis sejalan dengan bertambahnya pasir sangat halus

terutama pasir liat karena kemampuannya untuk mengisi dan menghalangi ruang kosong

dalam pasir Permeabilitas juga tergantung pada kepadatan cairan yang dipengaruhi oleh

suhu

318 Kandungan Uap Air (Moisture Content)

Jarak pori pada pantai berpasir secara keseluruhan dapat terisi oleh air dan dapat

berupa kombinasi antara udara dan air atau tanpa adanya uap air Kekuatan kapilar (daya

tatik antar molekul air dan molekul air pada butiran pasir) dapat menarik air hingga

mencapai kedalaman 4 ndash 50 cm dalam pasir tergantung pada ukuran partikel dan sortasi

(nilai untuk pantai berpasir berkisar 20 ndash 30 cm) Kapilaritas akan meningkat sejalan

dengan berkurangnya ukuran butiran (Gambar 32) Kekuatan kapilaritas dapat membuat

pasir menjadi jenuh sehingga akan memisahkan butiran dan meningkatkan porositas

Gambar 32 Porositas dan kapilaritas sebagai fungsi dari ukuran butiran pasir

Peningkatan porositas (terarsir) adalah proporsi dari total porositas yang

dapat menangkap dan kehilangan air

Ketika air terlepas dari pasir maka akan digantikan oleh udara yang akan tertinggal

setelah pasir kembali tergenang sehingga mengurangi permeabilitas walaupun tidak

merubah daya kapilaritas Sekitas 85 dari udara dalam badan pasir intertidal pantai akan

tergantikan ketika tejadi pasang

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 26: Ekologi Pantai Berpasir

25

319 Thixotropy dan Dilatansi

Thixotropy adalah pengetian yang diberikan pada berkurangnya resistensi dari pasir

dengan meningkatnya rasio tekanan sebagai lawan dari dilatansi (meningkatnya tekanan

berakibat pada berkurangnya resistansi) Kondisi ini berkaitan dengan hewan-hewan yang

menggali ke dalam pasir sehingga dilatansi membuat proses penggalian dapat dilakukan

Thixotropy umumnya tergantung pada kandungan air dari pasir walaupun fluiditas dari

pasir juga merupakan fungsi dari viskositas dan densitas dari masuknya cairan ke dalam

celah pasir Pasir halus jenuh memiliki thixotropy maksimum Kondisi ini sangat penting

bagi makrofauna yang membenamkan diri ke dalam pasir

32 Proses Masuknya Air

Masuknya air kedalam sistem adalah melalui kombinasi dari proses-proses daratan

laut atmosfir dan biologi Proses tersebut dapat berupa presipitasi pelepasan air tanah

pasang surut naiknya gelombang dorongan gelombang subtidal dan bioturbasi

(bioturbation) Aktifitas hewan seperti menggali dapat mengairi sedimen Hal ini dapat

menjadi penting pada sedimen halus dimana tidak terdapat mekanisme masukan lainnya

atau pada populasi udang thalassinidae pada rataan pasir tetapi relatif tidak penting pada

pantai laut Hujan juga mewakili masuknya air tawar dalam jumlah yang sedikit dan

sporadis tetapi lebih terbatas jika dibandingkan dengan input lainnya

321 Pelepasan Air Tanah

Pantai berpasir umumnya bertindak sebagai aqifer terbatas yang tehubung secara

hidrolik dengan laut melalui pori-pori sedimen pantai Bagian depan dari sistem

hidroliknya mengarah ke laut dan akibatnya mereka ditandai oleh pelepasan air tanah

pada berrbagai wilayahnya Rasio pelepasan air tanah tergantng pada bagian depan sistem

hidrolik (tinggi muka air tanah berada di atas permukaan laut) dan permeabilitas

(konduktifitas hidrolik) tanah

Air tanah dapat dilepaskan di pantai atau dalam zona subtidal sehingga membentuk

aliran pada permukaan air tawarair laut dan permukaan air tanah akan muncul di pantai

Air tawar yang dilepaskan ke laut akan menjadi payau karena tercampur dengan air asin

pada zona difusi Tipisnya zona pelepasan menjadi proporsional bagi volume aliran air

tawar Desakan dari intrusi air laut umumnya berada pada bagian bawah aquifer

disepanjang pantai merintangi percampuran kebawah dari air tawar yang memiliki

densitas rendah dan mendorong aquifer untuk melepaskan air tanah dekat dengan daratan

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 27: Ekologi Pantai Berpasir

26

(Gambar 33) dalam skala global pelepasan air tanah ke laut tidak terlalu penting jika

dibandingkan dengan pelepasan oleh sungai tetapi prosesnya cukup signifikan sebagai

penyuplai nutrient ke perairan pesisir sedangkan untuk peran dalam penyaringan air

berpengaruh pada masuknya salinitas interstisial dan juga berperan dalam meningkatkat

erosi pada permukaan pantai

Gambar 33 Diagram yang menggambarkan pelepasan air oleh sebuah aquifer terbatas

melalui sistem pantai

322 Pasang Surut

Naik turunnya pasang surut sepanjang wilayah intertidal pada pantai berpasir

menghasilkan perubahan sistem hidrolik ke arah daratan dibandingkan ke arah laut pada

frekuensi pasang surut lokal Hal ini mengakibatkan air dapat mengalir ke dan dari pantai

Masukan air oleh pasang surut dapat terjadi jika tinggi pasang lebih besar dari tinggi muka

pantai dan dapat membenamkan seluruh muka pantai Tingkatan dari proses ini akan

sangat tergantung pada kemiringan permukaan pantai permeabilitas dan jarak air pasang

yang terjadi

323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai

Selain pasang tepian pantai juga menjadi subjek bagi pengaruh gelombang

Masukan air ke intertidal terjadi ketika terjadi peningkatan pengadukan (swash) pada

permukaan pantai melalui permukaan air dan memasukkan air kelapisan pasir yang

jenuh Peningkatan gelombang pada muka laut akan menaikkan level air lokal yang

dengan sendirinya mengalir kedalam pantai dan terkadang berupa arus bawah (arus balik

bawah) pada zona pecah gelombang Karena frekuensi dari gelombang dan pengadukan

di tepi pantai hampir 103 kali dari pasang mereka mewakili sejumlah besar energi

hidrodinamik dan biasanya lebih penting daripada pasang sebagai mekanisme masukan

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 28: Ekologi Pantai Berpasir

27

terutama di pantai berpasir kasarkuarsa yang cepat mengalami pengeringan Riedl (1971)

menggambarkan mekanisme input air laut ke permukaan pantai oleh pengaruh deburan

dalam hal pengisian baji (wedges) (Gambar 34)

Gambar 34 Representasi dari pengisian baji (wedge) pada permukaan pantai Tanda

panah menunjukkan arah pergerakan permukaan air di bawah tanah

324 Dorongan Gelombang Subtidal

Masukan air melalui dasar dalam zona subtidal terjadi akibat dari pemompaan

gelombang (dorongan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara puncak gelombang

dan lembah gelombang di depannya) Aliran masuk dan keluar ini dapat terjadi diseluruh

pantai pada saat terjadi pasang tinggi dan pada setiap bagian pasang pada zona subtidal

Pada zona intertidal dorongan gelombang akan berkerja secara berlawanan dengan air

yang mengering di pasir terkait dengan arah permukaan air Akan tetapi dorongan arus

dapat dua kali amplitudo dari arus akibat grafitasi Berbeda dengan proses filtrasi

pengadukan pada zona intertidal dorongan subtidal ini merupakan aliran yang bersifat

osilasi dengan input dan output yang kurang lebih seimbang

33 PenyaringanFiltrasi Air

Penyebab penyaringanfiltrasi air pada pasir pantai adalah perubahan hidrolik yang

dihasilkan dari pasang surut gelombang dan pengisian aquifer Dengan diketahuinya

mekanisme yang berperan dalam input air ke sistem interstisial pada pantai berpasir dan

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 29: Ekologi Pantai Berpasir

28

penyebarannya pada berbagai bentuk pasir pantai maka berikutnya akan dibaha tentang

proses penyaringan dan kuantitas dari air yang tersaring

331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang

Diperkirakan bahwa pasang dapat memberikan volume penyaringan sebesar 25

dan rata-rata panjang jalur perkolasi (jarak filtrasi melalui pasir dari input hingga

pelepasan) adalah 24 m (atau 35 dari jarak intertidal) dan waktu rata-rata perkolasi

adalah 22 jam

Pada pantai terbuka sedang hingga pantai dissipasi Afrika Selatan volume tersaring

berkisar dari 1 ndash 12 m3m-1d-1 menjadi lebih besar jika pantai memiliki slope yang curam

dan rendah pada pasang sedang Bentuk ini akan terlihat jelas pada saat terjadi pasang

dengan input yang besar pada akhir pasang (Gambar 35) bagi pantai dengan pasir 200 ndash

300 m dan jarak pasang maksimum 2 m

Gambar 35 Perubahan dalam input air pada pantai reflektif sedang dan dissipasi oleh

pengadukan dan pasang surut dalam siklus pasang surut

Sebuah plot tentang input atau volume tersaring waktu tinggal dan kepentingan

relatif dari gelombang terhadap pasang ditunjukkan dalam Gambar 36 untuk tipe pantai

yang berbeda

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 30: Ekologi Pantai Berpasir

29

Gambar 36 Model grafik dari volume air tersaring dan rata-rata waktu tinggalnya

sebagai fungsi dari bentuk pantai untuk pantai mikrotidal

332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial

Infiltrasi air laut kedalam dan melaui pasir pantai sangat besar terjadi pada saat air

pasang terakhir ketika zona pengadukan berada tidak beraturan diatas pantai dan

permukaan air tanah terus meningkat Ini merupakan proses yang kompleks yang

dihasilkan sebagai dampak dari pasng surut dan pengadukan gelombang Jika

pemompaan gelombang dibawah zona pengadukan diabaikan input melalui masukan baji

ini akan terdiri dari dua tipe aliran (1) aliran lemah akibat gravitasi dapat membasahi

daratan pada dan di atas zona input pada pasang yang datang dan menuju ke arah laut

pada saat terjadinya surut dan (2) dorongan arus yang lebih kompleks dihasilkan

langsung dari input pengadukan Pasang surut menghasilkan aliran gravitasi melalui

badan pasir sedangkan pengadukan air menghasilkan aliran dorongan yang hanya terjadi

dekat zona pecah gelombang dan zona pengadukan

Pada saat tidak ada gelombang hanya terdapat aliran gravitasi Aliran gravitasi

menuju ke laut mendominasi setiap saat terkecuali pada pertengahan dan akhir pasang

surut ketika masukan air menjadi tinggi dan aliran ke darat menjadi penting (terutama

pada dan diatas zona input) Salah satu bagian dari tengah pantai akan mengalami

serangkaian arus gravitasi pada satu siklus pasang sebagaimana diilustrasikan dalam

Gambar 37 Pergerakan dari kecepatan dasar perairan bagi arus interstisian yang

dihasilkan oleh pengadukan dan dorongan pecahan gelombang dalam satu siklus pasang

surut ditampilkan dalam Gambar 38 dan untuk aliran grafitasi ditunjukkan dalam

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 31: Ekologi Pantai Berpasir

30

Gambar 39 Parameter kondisi interstisial dihasilkan dari sebuah sintesis dari proses-

proses yang disampaikan sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 310

Gambar 37 Rangkaian pasang surut yang menghasilkan aliran gravitasi pada satu siklus

pasang pada bagian tepat dibawah permukaan pasir di bagian midshore

Gambar 38 Kecepatan dasar dari aliran dorongan (swash) pada satu siklus pasang surut

Kontur (isotach) mewakili aliran sebesar 10 ndash 1000 ms-1 dan

menunjukkan besarnya pergerakan air interstisial pada dan di bawah zona

input selama pasang tinggi dan saat surut

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 32: Ekologi Pantai Berpasir

31

Gambar 39 Kecepatan dasar dari aliran gravitasi pada satu siklus pasang surut Kontur

mewakili aliran sebesar 10 ndash 500 ms-1 dan menunjukkan aliran terkuat

selama waktu pasang tertinggi dan setelahnya

Gambar 310 Digram yang menunjukkan parameter keadaan interstisial pada sebuah

pantai berpasir intermediate

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 33: Ekologi Pantai Berpasir

32

333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran

Walaupun pendorongan gelombang sebagian besar merupakan bagian dari zona

subtidal kondisi ini juga dapat terjadi pada zona intertidal selama pasang tinggi terutama

pada pantai dissipasi Arus-arus pada sistem interstisial dalam kondisi ini memiliki dua

komponen arus gravitasi yang menggenang ke arah laut dari zona intertidal dan variasi

arus reguler pada frekuensi dan amplitudo gelombang tergantung pada besarnya energi

gelombang Kecepatan aliran melalui zona interstisial dapat berada pada kisaran 0 ndash 200

ms`-1 Semakin efisiennya proses pendorongan maka semakin besar perendaman dan

oksigenasi dari bagian pasir yang terbenam dan semakin dalam lapisan tereduksi

dihasilkan Pada zona subtidal dangkal dari pantai yang terekspos proses ini dapat

menyaring volume sebesar 001 ndash 10 m3m-2d-1

34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah

Dinamika permukaan air tanah dengan pantai berpasir sangatlah penting dalam

membedakan zona-zona berdasarkan kandungan air pada zona interstisial daerah

potensial dari aliran air keluar dan aliran air masuk ke dalam lingkungan interstisial dan

membentuk pola aliran air yang melalui pantai Permukaan air tanah di pantai menjadi

dinamis dan berkaitan dengan perubahan aksi gelombang dan pasang surut

Permukaan air tanah pada perairan pantai berpasir berfluktuasi akibat adanya

pasang surut Permukaan air tanah dalam pertengahan pantai akibat adanya pergerakan

air pasang yang mengarah ke daratan yang tergerus kembali ke arah pantai dengan jedah

waktu 1 ndash 3 jam pada jarak 10 ndash 15 m dari batas air (Gambar 311) Pantai akan bertindak

sebagai penyaring air pasang dengan fluktuasi permukaan air tanah baik dalam tahapan

penghilangan dan perubahan arah menuju daratan Kemiringan permukaan air tanah akan

mengarah ke daratan pada saat air pasang dan akan mengarah ke laut pada saat air surut

Pelepasan air tanah melalui pantai berpasir akan berpengaruh dignifikan terhadap

permukaan air tanah Air pasang menginduksi fluktuasi pada lapisan permukaan air tanah

akibat pengaruh morfologi pantai dan pengisian kembali air tanah dari daerah di belakang

panati Permukaan air tanah yang berada dekat dengan zona pengadukan akan merespon

pada gelombang tunggal tetapi bentuk permukaan pantai dan susunan sedimen secara

efektif berfungsi sebagai penyaring terhadap frekuensi fluktuasi yang tinggi tersebut

dimana akan menjadi rendah di atas zona pengadukan

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 34: Ekologi Pantai Berpasir

33

Gamnar 311 Fluktuasi dari permukaan air tanah dalam pantai berpasir selama satu

siklus pasang surut

Kemiringan permukaan air tanah di pantai mempengaruhi pergekan pasir pada

kedari pantai permukaan pantai Pada saat terjadi pasang terjadi run-up di atas

permukaan air tanah dan mengakibatkan terjadinya transport sedimen ke arah pantai

akibat berkurangnya limpasan air dari darat Secara konstan selama terjadi surut

permukaan air tanah akan tertinggal dan mengakibatkan terjadinya pembilasan balik dari

alirannya dan mengakibatkan terjadinya erosi (Gambar 312)

Gambar 312 Distribusi sedimen dan pengaruh swash-backswash serta erosi pada

permukaan pantai pada satu siklus pasang surut

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 35: Ekologi Pantai Berpasir

34

Webb (1991) menggambarkan zona kelembaban dalam pasir pantai dari permukaan

kearah bawah mulai dari pasir kering pasir lembab yang mengandung kelambaban

pendular pasir dekat permukaan air tanah yang basah karena meningkatnya kapilaritas

dan pasir jenuh yang terdapat padadan dibawah permukaan air tanah Startifikasi

kandungan air digambarkan dalam Gambar 313 di bawah ini

Gambar 313 Tingkatan kelembaban interstisial pada pantai berpasir

35 Komposisi Kimiawi Interstisial

Variasi suhu maksimum pada intertidal pantai berpasir berada pada bagian

permukaan dari level teratas pasang dan temperaturnya akan semakin stabil mengarah ke

laut dan turun kedalam sedimen Suhu ekstrim umumnya hanya berada beberapa

sentimeter di atas bagian tengah hingga tertinggi level pasang pada saat periode surut

terendah Perubahan temperatur akan mempengaruhi viskositas dari butiran air dan akan

berpengaruh pada tingkat aliran dan daya kapilaritasnya Temperatur juga mempengaruhi

tingtat proses kimiawi

Pelepasan air tawar dari air tanah mengakibatkan meningkatnya tingkat nutrien

inorganik yang menghasilkan masukan organik ke laut dan peningkatan nutrien dalam

sistem interstisial Pelepasan air tanah juga berpengaruh pada level oksigen Tingginya

level nutrien terjadi bersamaan dengan tingginya masukan organik dan waktu tinggal

(residence time) yang lama

Salinitas dari perairan interstisial ditentukan oleh salinitas air laut dan besarnya

distribusi dari rembesan air tawar Karena sebagian besar mengalami beberapa rembesan

air tawar salinitas akan menurun dari nilai air laut pada zona input ke arah daratan dan

kemungkinan semakin kedalam pada lapisan sedimen

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 36: Ekologi Pantai Berpasir

35

Input bahan organik ke pantai terjadi sebagai material organik terlarut (dissolved

organic matterDOM) atau material partikel organik (particulate organic matterPOM)

Input DOM tergantung pada tingkat produktivitas primer pada perairan dan umumnya

melebihi input POM DOM dibawa kedalam sistem interstesial melalui proses

penyaringan air dan mampu mendukung beragam fauna interstesial Input POM akan

sangat penting bagi beberapa organisme interstisial seperti lamun dan makrophyta

Keberadaan oksigen akan semakin berkurang ketika memasuki lapisan pasir

Keberadaan oksigen dalam sistem interstisial sangat penting dalam menentukan status

redoks dari nutrien distribusi vertikal dari kondisi redoks dan tingkat aktifitas organisme

mikrobiologi Semakin halus pasir maka semakin besar area permukaan dam semakin

besar pula populasi organisme mikrobiologi Jadi pasir halus cenderung untuk

menyediakan kebutuhan oksigen mikrobial dibandingkan dengan pasir kasarkuarsa

Gambar 314 Gradien kimiawi pada tipe pantai yang berbeda (a) berkurangnya lapisan

pada pantai berpasir halus dengan energi gelombang yang rendah (tipe

dissipasi-rendah energi rendah oksigen) dan (b) teroksigen penuh pada

pantai yang tergenang penuh dengan energi intermediate tinggi atau tipe

reflektif

Kebanyakan pelepasan nutrien terjadi secara reguler dan diatur oleh keluarnya air

dan difusi tetapi badai pada sedimen juga menjaddi sumber perlepasan nutrien yang

tersimpan di dalam sedimen Kebanyakan mineralisasi dari material organik terjadi pada

tahapan pertama proses penyaringan sehingga aktivitas mikrobiologi terkonsentrasi

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 37: Ekologi Pantai Berpasir

36

dekat dengan zona input dimana perkolasi interstisial dimulai Konsentrasi nutrien dalam

perairan interstisial umumnya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan pada perairan

tercampur dan dapat sangat tinggi pada kasus-kasus tertentu level NO3-N dapat

mencapai 5 mgl-1 diarea dimana air tanah dikeluarkan dan level H2S dapat mencapai 700

mgl-1 dapat terjadi pada zona reduksi Semakin besar sirkulasi air interstisial dan

semakin sering tingkat pembilasan maka konsentarsi nutrien akan semakin rendah

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 38: Ekologi Pantai Berpasir

37

4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone

Tumbuhan pantai berpasir secara khas terdiri dari mikroalga bentik dan

phytoplankton zona pecah gelombang (surf-zone phytoplankton) dimana kedua

komponen tersebut didominasi oleh diatom Pada pantai-pantai yang terlindung

mikroalga bentik biasanya relatif melimpah sementara pada pantai dissipatif yang

terbuka diatom surf-zone mungkin menjadi lebih penting Pada kondisi intermediate

keduanya akan berada dalam jumlah yang sama atau tidak ada kelompok yang terwakili

Aktifitas gelombang dan pengadukan secara vertikal (vertical mixing) mengakibatkan

terbatasnya perkembangan diatom yang menempel pada butiran pasir Akibatnya

kehadirannya cenderung berkurang pada pantai-pantai yang bergelombang tetapi lebih

melimpah di wilayah offshore pada perairan yang tenang dimana mereka terkonsentrasi

pada permukaan pasir Lamun (seagrass) berkembang di zona subtidal pada pantai yang

terlindung dan mungkin pada beberapa kasus akan tumbuh pada wilayah intertidal

terendah dari pantai berpasir

41 Mikroflora Bentik

Mikroflora bentik dari pasir laut termasuk bakteri cyanobacteria flagellata

autotrophic dan diatom Mereka menempel di butiran pasir dan umumnya dikenal

sebagai epipsammon (Gambar 41) Ketika terjadi gelombang yang besar diatom akan

bercampur dengan sedimen pada kedalaman tertentu sementara pada kondisi perairan

tenang atau pada zona sublitoral mereka cenderung terkonsentrasi pada bagian

permukaan Zona fotik pasir akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran

partikal tetapi umumnya tidak melewati 5 mm (Gambar 42) Total area permukaan dari

butiran pasir akan meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel (Gambar 43) akan

menyediakan area yang besar bagi penempelan mikroflora tetapi akan mengurangi pori-

pori-pori pasir Pada sedimen yang tidak teroksidasi dengan baik komponen lain

(misalnya alga bakteri photosintetis flagellate) akan membentuk lapisan pada kedalam

yang berbeda pada pasir

Beberapa kelompok mikroalga bergerak melalui pasir sedangkan yang menempel

pada butiran pasir relatif tidak bergerak Diatom Pennate (bentuk batang memanjang)

bergerak sangat lambat dari butiran ke butiran sementara yang berbentuk bulat umumnya

menempel secara permanen Spesies-spesies epipsammic umumnya menempel pada

butiran menggunakan bagian tengah mucus Hanya bentuk-bentuk yang berada dekat

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 39: Ekologi Pantai Berpasir

38

permukaan substrat yang bergerak cukup cepat untuk menunjukkan migrasi diurnal atau

migrasi karena pasang surut Kepadatan mikrofauna bentik pada pasir laut mencapai 103

sellcm-3 pada kondisi optimal Diatom bentik kebanyakan merupakan jenis pennate

dimana spesies pada zona pecah gelombang (surf-zone) dapat berupa jenis pennate atau

centric Kebanyakan diataom akan berada pada zona subtidal dimana kelimpahannya

dapat menjadi sumber yang signifikan dari produktifitas primer

Gambar 41 Distribusi miroorganisme termasuk diatom pada sebuah butiran pasir

intertidal

Gambar 42 Penetrasi dari cahaya biri ke dalam pasir pada ukuran butiran yang berbeda

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 40: Ekologi Pantai Berpasir

39

Gambar 43 Total area permukaan dari butiran pasir yang merupakan fungsi dari

besarnya butiran

42 Surf-zone Phytoplankton

Akumulasi pengayaan dari diatom merupakan bentuk tipikal dari surf-zone dari

pantai terbuka Akumulasi tersebut terbentuk dari spesies tunggal seperti Aulacodiscus

Attheya Asterionellopsis atau Anaulus (Gambar 44) Mereka akan tampak seperti

blooming dan menyerupai lapisan minyak pada permukaan gelombang Pada kondisi

tertentu dominasinya akan berubah sesuai musim yang ada Keberadaannya telah tercatat

pada sebagian benua (Gambar 45) dan pada pantai yang memiliki karakteristik dissipasi

surf-zone terbuka hingga pantai yang memiliki gelombang besar Akumulasi tersebut

umumnya lebih terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Southern Hemisphere) dimana

Anaulus australis merupakan jenis endemik Kebanyakan spesies lainnya terdisitribusi

pada kedua belahan bumi dan sebagian diataranya tersebar diseluruh dunia Batas

distribusinya berkisar antara 46deg LU dan LS dan sebagian besar spesies hanya berada

pada surf-zones

Akumulasi diatom terjadi pada permukaan perairan pada siang hari terkadang

berasosiasi dengan gelembung air atau bahkan membentuk sebuah bentuk yang tidak

terlalu stabil Karena terkonsentasri di permukaan air mereka ditransportasikan dan

terkonsentasi oleh gelombang dan arus Akibat adveksi permukaan mereka digerakkan

menuju ke pantai terkonsentrasi pada bagian dalam surf zone dan terkadang terdampar

di pantai sebagai deposit dari biuh Konsentrasi di sepanjang pantai juga terjadi pada saat-

saat tertentu umumnya disebabkan oleh pergerakan arus (Gambar 46) Diatom tidak

hanya terdapat pada buih tetapi juga menyebar pada kolom perairan dan dalam sedimen

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 41: Ekologi Pantai Berpasir

40

dan bererak bersamanya Mereka tidak ditemukan pada pantai reflektif atau pada pantai

yang memiliki sedikit surf-zone

Gambar 44 Genus umum dari surf-zone diatom

Gambar 45 Lokasi dari sering ditemukannnya surf diatom Ab = Analus birostratus

As = Asterionella socialis Ag = Asterionella glacialis Ca = Attheya

armatum dan Ak = Aulacodiscus kittoni Lokasi terisolasi ditandai sebagai

Gambar 46 Bentuk akumulasi diatom pada pantai dengan pergerakan arus yang baik

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 42: Ekologi Pantai Berpasir

41

Sangatlah penting untuk membedakaan antara sebagian kecil diatom atau

akumulasinya dengan blooming diatom yang sebenarnya Blooming (pengayaan)

merupakan fenomena musiman yang berkaitan dengan sifat kimiawi air dan suhu

sehingga bagian diatom yang dibahas dalam tulisan ini merupakn diatom yang berada

sepanjang tahun dan secara fisik mengontrol proses akumulasinya

Kelompok surf diatom menunjukkan periode diurnal yang berbeda (Gambar 47)

Pola untuk jenis Anaulus adalah sebagai berikut Selama awal pagi hari diatom akan

meninggalkan pasir dan masuk ke dalam kolom air dimana mereka akan masuk ke dalam

buih dengan menempel pada gelembung yang terbentuk Pada pertengahan pagi

kebanyakan diatom berada dalam buih atau kolom air dan beberapa yang tersisa berapa

pada permukaan pasir walaupun bagian yang signifikan terbenam lebih jauh ke dalam

pasir Pada sore hari diatom mulai menghilangkan keseimbanyannya dan mulai jatuh dari

buih dan masuk ke dalam kolom air Dari sini secara perlahan mereka memasuki pasir

sehingga pada malam hari sebagian besar sel tersebut telah berada pada lapisan substrat

Migrasi vertikal ini mengingatkan kita pada migrasi vertikal pendek dari diatom bentik

Gambar 47 Perubahan siklus pola makan dalam persentasi dari sel-sel surf-diatom

Anaulus (a) di pasir kolom air atau permukaan buih dan (b) terbagi atau

terlapisi dengan mucus

Terdapat tiga siklus yang menjelaskan tentang dinamika pembentukan dan

pengurangan diatom surf-zone (Gambar 48) Pertama terdapat pergerakan vertikal

harian antar buih selama siang hari dan sedimentasi pada malam hari Kedua terdapat

migrasi kedari pantai Ketiga terdapat siklus akibat adanya masa badai atau masa tenang

Akibat dari akumulasi dinamis pada populasi diatom dan bentuk sirkulasi pada surf

zone kemungkinan terjadi perubahan yang besar pada klorofil-a dan profil produktifitas

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 43: Ekologi Pantai Berpasir

42

primer yang kedari pantai pada perairan di surf zone yang berakibat pada dissipasi yang

tinggi (Gambar 49)

Gambar 48 Diagram yang menggambarkan tiga siklus migrasi yang menjelaskan

akumulasi dinamika surf diatom

Gambar 49 Gambaran umum dari kinsentrasi surf diatom (Anaulus) detritus dan

klorofil sepanjang surf zona pada pantai di Afrika Selatan

Diatom tidak hanya berbentuk phytoplakntonik yang dapat ditemuka di perairan

Flagellata autotrofik dan cyanobacteria juga dapat berada pada waktu yang sama dengan

jumlah yang signifikan Produsen primer lainnya dari surf-zone adalah alga Pilayella

43 Lamun (Seagrasses)

Lamun merupakan tumbuhan berbunga sejati yang mampu beradaptasi terhadap

kondisi lautan dan merupakan tumbuhan yang menyebar melalui benih Hanya jenis

Thalassia yang menghasilkan bunga Tumbuhan ini terdiri dari daun rhizome atau batang

hotisontal dan akar Rhizoma dan akar berfungsi untuk menahan dan menyerap nutrient

Sebagian besar genus memiliki daun berbentuk pipih dengan area yang besar Terdapat

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 44: Ekologi Pantai Berpasir

43

12 genus dengan sekitar 50 spesies yang telah teridentifikasi Tujuh genus merupakan

jenis lamun perairan tropis dan sub-tropis Halodule Cymodocea Syringodinus

Thalassodendron Enhalus Thalassia dan Halophila Lima genus terdapat di perairan

temperate Zostera Phyllospadix Heterozoster Posidonia dan Amphibolis (Gambar

410)

Gambar 410 Contoh gambar jenis-jenis lamun

Lamun tumbuh di perairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 m terkadang

pada wilayah terbenam yang ditunjukkan zona kedalamannya Dalam beberapa situasi

pada kondisi terlindung distribusinya akan sampai pada bagian terendah intertidal dari

pantai berpasir Pertumbuhan lamun menghasilkan habitat yang unik Lamun

menstabilisasi dasar perairan dan menahan sedimen menjernihkan air dan menjadi

habitat bagi tumbuhan dan hewan

Sub-habitat pada daun yang dibentuk oleh lamun menjadi habitat bagi organisme

epifit rhizoma menjadi tempat kolonisasi makrobenthos seperti polychaeta amphipoda

dan bivalvia ikan udang dan cephalopoda hidup diantara daunnya dan terakhir benthos

yang hidup di dalam sedimen diantara tumbuhan lamun Habitat-habitat tersebut dapat

menjadi sangat penting bagi ikan dan udang terutama jenis-jenis komersial penting yang

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 45: Ekologi Pantai Berpasir

44

menggunakannya sebagai daerah pembesaran Kuda laut (seahorses) ikan terompet

(pipefishes) dan ikan gobi marupakan habitat tipikal pada lamun Kebanyakan ikan

memakan invertebrata di lamun terutama jenis krustasea

Padang lamun dapat menjadi sangat produktif Dalam benamannya dapat terdiri

dari gt 20000 batang per meter per segi dan biomassanya mencapai 10 kg massa kering

m-2 Rhizosoma menghasilkan 60 hingga 80 biomassa Produktifitas primer menjadi

meningkat dengan kehadiran epifit pada daun dan dapat mencapai 1 kg Cm-2y-1 di

perairan tropis dan seperdua nilai tersebut dihasilkan di wilayah temperate Laguna tropis

dan sub-tropis merupakan daerah yang produktif untuk lamun Lamun dapat secara cepat

kehilangan materi organik terlarut tetapi proses dekomposisnya agak lambat Kurang dari

10 biomassa di grazing secara langsung 5 dikeluarkan sebagai DOM dan sisanya

sebagai detritusa dalam rantai makanan dekomposer Spesies-spesies yang beradaptasi

dan mencari makan secara langsung pada lamun adalah penyu hijau (Chelonia mydas)

dugong (Dugong) tiga spesies manatees (Ticherus) dan beberapa ikan krustasea dan

bulu babi (sea urchin)

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 46: Ekologi Pantai Berpasir

45

5 Invertebrata Pantai Berpasir

Sebagian filum invertebrata terdapat pada pantai berpasir baik sebagai bentuk

interstisial atau sebagai anggota dari makrofauna atau keduanya Beberapa genus

makrofauna merupakan tipe pasir intertidal dan dan surf zone-nya sehingga jenis lainnya

merupakan tipe untuk gosong pasir yang terlindung pasir berlumpur atau estuaria dan

sedikit pada pantai terbuka

51 Kelompok Invertebrata Penting

Terdapat beberapa filum dari invertebra yang berasosiasi dengan ekosistem pantai

berpasir Filum-filum tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

Filum Porifera

Sponge tidak terdapat pada atau di dalam pantai berpasir tetapi karena kehadiran Clione

dan kemungkinan keeratan genus dari sponge yang membor ke dalam lapisan permukaan

dari kerang dari beberapa moluska pantai berpasir termasuk gastropoda Bullia

Tingginya gannguan yang terjadi mengakibatkan cangkang menjadi lemah sehingga

moluska menjadi rentan terhadap predasi

Filum Cnidaria

Beberapa genus interstisial dari Hydrozoa (seperti Psammohydra Halammohydra dan

Otohydra) dijumpai dalam pantai berpasir

Filum Platyhelminthes

Jenis-jenis invertebrata penting pada pantai berpasir dari filum ini diantaranya adalah dari

kelas Turbellaria (cacing pipih) Trematoda dan Cestoda

Filum Nemertea

Filum jenis ini bukan merupakan jenis yang hewan dominan pada ekosistem berpasir

tetapi kehadirannya selalu ada pada kebanyakan tepi pantai berpasir Genus Cerebratulus

(Ordo Heteronemertini) merupakan genus yang dominan dan umumnya berada pada tepi

pantai yang terbuka Genus lainnya yang dijumpai di pantai berpasir yang terlindung pada

daerah tropis dan sub-topis adalah genus Baseodiscus dan Zygonemertes

Filum Nematoda

Cacing laut dari nematode merupakan cacing yang paling banyak dijumpai pada pantai

berpasir dengan sejumlah genus yang hanya dapat dibedakan oleh ahlinya Mereka

umumnya dijumpai pada pantai berpasir halus dan pada seluruh zona pantai dan banyak

spesiesnya tidak dibatasi dengan keberadaan oksigen Famili Leptosomatida yang

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 47: Ekologi Pantai Berpasir

46

umumnya dijumpai terdiri dari beberapa genus seperti Epacanthion Mesacanthion dan

Platycoma Genus lain yang juga sering dijumpai adalah Bathlaimus Metoncholaimus

Nannolaimus dan Trileptium Nematode juga terdapat sebagai parasite pada lambung

moluska dan krustasea

Filum Acanthocephala

Cacing berkepala-duri ini merupakan parasit dalam rongga tubuh dan jaringan otot dari

krustasea decapoda Siklus hidupnya berada dalam ikan hiu ikan sebelah dan pari yang

memakan kepiting

Filum Rotifera

Rotifera Seisonoid ditemukan pada pantai yang terlindung dan beberapa pantai terbuka

yang menempel pada butiran pasir dan terkadang pada bagian keras dari tubuh

makrofauna Genus yang sering dijumpai adalah Encentrum dan Proales

Filum Gastrotricha

Filum ini merupakan anggota dari meiofauna pantai berpasir dengan tubuh kecil yang

menyerupai cacing membuat mereka cocok untuk lingkungan interstisial Hampir

sebagian besar pantai berpasi ditempati oleh ordo Macrodasyoidea Genus yang umum

dijumpai adalah Turbanella dan Xenotrichula Genus lainnya adalah Urodasys

Diplodasys Thanumastoderma dan Pseudostomella

Filum Kinorhyncha

Konorhyncha adalah hewan berbentuk silinder yang berhubungan dengaan rotifera dan

gastrotrich dan merupakan jenis hewan pada pantai berlumpur dan pasir berlumpur

disbanding pantai berpasir Terkadang mereka dijumpai pada sejumlah pasir yang

terlindung dan berkurang pada saat terjadi gelombang atau meningkatnya area intertisial

Kehadirannya tidak dijumpai pada pantai oseanik

Filum Loricifera

Filum ini merupakan kelompok lain dari hewan pseudocoelomate yang ditemukan pada

tahun 1986 Anggota filum ini dijumpai pada daerah intertisial dan ditemukan pada

berbagai sedimen mulai dari pasir intertidal hingga lingkungan abisal

Filum Annelida

Jenis dari filum ini juga merupakan jenis invertebrata terbesar yang mendominasi wilayah

pesisir dan paling banyak dijumpai pada wilayah pantai Beberapa kelas dari filum

Annelida yang dijumpai pada wilayah pantai berpasir adalah

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 48: Ekologi Pantai Berpasir

47

(1) Kelas Archiannelida Famili Nerillidae (genus Nerilla Nerillidium dan

Troglochaetus) Polygordiidae (genus Polygodius Poeotodrilus Protonnelis dan

Saccocirrus) Dinophilidae (genus Diurodrilus dan Trilobodrilus)

(2) Kelas Polychaeta Famili Aphroditidae (genus Antinoe Sthenelais Harmothoem

Malmgrenia Pholoe Lepidasthenia Sigalion dan Thalenessa) Phyllodocidae

(genus Phyllodocea Norophyllum dan Eteone) Glyceridae (genus Glycera)

Nephtyidae (genus Nephtys) Syllidae (genus Exogene Syllis Eurysyllis Syllides

Sphaerosyllis Streptosyllis dan Brania) Hesionidae (genus Hesione Hesionella

dan Hesionides) Pisionidae (genus Pisione dan Pisionidens) Nereidae (genus

Nereis Perinereis dan Ceratonereis) Paraonidae (genus Paranonis Paraonides

dan Paradoneis) Eunicidae (genus Eunice Marphysa Ophryotrocha Diopatra

Onuphis Ninoe Lumbriconereis dan Lumbrinereis) Orbiniidae (genus Orbinia dan

Scoloplos) Psammodrilidae (genus Psammodrilus) Spionidae (genus Polydora

Pseudopolydora Spio Dispio Prionospio Nerine dan Scolelepis) Chaetopteridae

(genus Chaetopterus Phyllochaetopterus dan Mesoschaetopterus) Capitellidae

(genus Capitella dan Dasybranchus) Arenicolidae (genus Arenicola Abarenicola

dan Arenicolides) Opheliidae (genus Ophelia Thoracophelia Armandia dan

Travisia)

(3) Kelas Oligochaeta Famili Enchytraeidea (genus Enchytraeus Lunbricillus dan

Morionina) Tubificidae (genus Tubifex Tubificoides dan Clitellio)

Gambar 51 Bebera cacing polychaeta (panjang sekitar 5 ndash 15 cm) pada pantai berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 49: Ekologi Pantai Berpasir

48

Gambar 52 Bagian anterior dari Nereis yang menunjukan ciri utamanya

Gambar 53 Bagian anterior belakang dari anggota genus Orbinia

Gambar 54 Polychaeta jenis Arenicola dan Abarenicola (panjang sekitar 10 ndash 20 cm)

Filum Echiurida

Filum ini tidak dijumpai pada bantai laut terbuka tetapi secara individual dapat dijumpai

pada pasir terlindung dekat dengan batas air pada batas air pasang

Filum Sipunculoidea

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Echiurida dimana mereka memiliki

bentuk ukuran dan habitat yang sama Mereka juga sangat terbatas pada daerah intertidal

tetapi cukup banyak pada beberapa wilayah pantai Mereka jarang terlihat pada kondisi

yang terbuka Genus yang umum dari filum ini adalah Sipunculus

Filum Brachiopoda

Brachiopoda tidak terdapat pada pantai berpasir oseanik teapi jenis Lingula dapat

dijumpai pada batas garis air pada gundukan pasir yang terlindung Jenis Glottidia

dilaporkan dijumpai di pantai Panama dan brachipoda dijumpai pada pantai berbatu di

New Zealand

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 50: Ekologi Pantai Berpasir

49

Filum Moluska

Filum ini merupakan jenis invertebrata yang mendominasi wilayah pantai berpasir dan

terdiri dari beberapa kelas yang umumnya mudah untuk dijumpai di wilayah pesisir

pantai Berikut adalah beberapa kelas moluska yang dijumpai pada wilayah pantai

berpasir

(1) Kelas Gastropoda Sub-kelas Prosobranchia Ordo Neogastropoda Famili

Nassariidae (genus Bullia Dordanum Buccinanops dan Nassarius) Naticidae

(genus Natica dan Polinices) Terebridae (genus Terebra) Olivacea (genus Oliva

Olivella dan Olivacillaria)

(2) Kelas Gastropoda Sub-kelas Opisthobranchia Ordo Acochlidiacea (genus

Hedylopsis Microhedyle dan Parahedyle) Ordo Acoela

(3) Kelas Bivalvia Ordo Eulamellibranchia Super-Famili Tillinacea (genus Donax

dan Tellina)

(4) Kelas Scaphopoda (genus Dentalium)

Gambar 55 Bullia digitalis (Dillwyn)

Gambar 56 Peta sebaran genus Bullia

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 51: Ekologi Pantai Berpasir

50

Gambar 57 Beberapa moluska jenis gastropoda pada tipe pantai berpasir (panjang

berkisar antara 1 ndash 5 cm)

Gambar 58 Beberapa bivalvia yang umum dijumpai pada pantai berpasir (panjang

berkisar 1 ndash 7 cm)

Filum Tardigrada

Filum ini memiliki kekerabatan yang dekat dengan Arthopoda dan sesuai dengan

kehidupan intertisial Jenis ini bergerak secara perlahan dari butiran ke butiran lain pada

pasir Tipe genus intetisial adalah Batillipes

Gambar 59 Tipe tardigrade intertisial

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 52: Ekologi Pantai Berpasir

51

Filum Arthropoda

Filum ini terdiri dari beberapa kelas yang umumnya dijumpai di pantai berpasir

diantaranya sebagai berikut

(1) Kelas Merostomata Sub-kelas Xiphosura (genus Limulus Tachypleus dan

Carcinoscorpius)

(2) Kelas Myriapoda

(3) Kelas Arachnida Ordo Acarina Famili Halacaridae

(4) Kelas Pycnogonida

(5) Kelas Crustacea Sub-kelas Ostracoda Mystacocarida (genus Derocheilocaris)

Copepoda (genus Arenosetella Hastigerella Leptastacus Cylindropsyllis

Arenopontia Psammastacus dan Asellopsis)

(6) Kelas Crustacea Sub-kelas Malacostraca Ordo Mysidacea (genus

Gastrosaccus Mysidopsis Metamysidopsis Mesopodopsis dan Bowmaniella)

Cumacea (genus CyclaspisLeptocuma dan Pseudocuma) Amphipoda (genus

Talitrus Orchestia Orchestoidea Talorchestia Talorchestes Synchelidium Atylus

Paraphoxus Haustorius Acanthohaustorius Eohaustorius Neohaustorius

Parahaustorius Protohaustorius Amphiporeia Bathyporeia Urothoe

Marinogammarus Psammonyx dan Pontharpinia) Tanaidacea (genus Tanais

Apseudes Apseudomorpha dan Leptochelia) Isopoda ndash Famili Oniscidae (genus

Tylos) Cirolanidae (genus Eurydice Cirolana Neocirolana Excirolana

Pseudolana Eurylana dan Pontogeloides) Decapoda ndash Sub-ordo Macrura (genus

Macropetasma Crangon) Decapoda ndash Sub-ordo Anomura (genus Callianassa

Lepidopa Blepharipoda Hippa Emerita Diogenes Clibanarius dan Ceanobita)

Decapoda ndash Sub-ordo Brachyura (genus Ocypode Dotilla Uca Ovalipes Lupa

Thalamita Macrophthalmus Matuta Arenaeus Callinectes dan Carcinus)

(7) Kelas Insecta Ordo Collembola (genus Anurida Onychiurus Hypogastrura dan

Xenylla) Orthoptera (genus Tridactylus Gryllotalpa) Diptera ndash Famili Coelopidae

(genus Coelopa Orygma Malacomyia dan Oedoparea) Coleoptera ndash Famili

Anthicidae Melyridae Lathridiidae Oedemeridae Ptiliidae Carabidae (genus

Cillanus Dyschirius dan Halocomyza) Tenebrionidae (genus Phaleria dan

Epiantius) Hydrophilidae (genus Cercyon)

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 53: Ekologi Pantai Berpasir

52

Jenis insekta banyak dijumpai pada pantai berpasir dengan lebih dari 30 sub-famili

dimana Sembilan diantaranya merupakan permanent inhabitants (penghuni tetap) di

pesisir pantai Diantara 60 genus genus yang paling sering diwakili oleh jenis insekta

pantai berpasir adalah Bledius Psammathobledius Cafius Omalium dan

Philonthus

Gambar 510 Bentholpanktonik Gastrosaccus pada surf-zone (sekitar 1 cm)

Gambar 511 Amphipoda oedicerotid Synchelidum yang bermigrasi melalui pasang

surtt (sekitar 1 cm)

Gambar 512 Amphipoda phoxiceohalid Paraphoxus (sekitar 1 cm)

Gambar 513 Tiga Amphipoda haustoriid pantai berpasir (sekitar 1 cm)

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 54: Ekologi Pantai Berpasir

53

Gambar 514 Amphipoda talitid semiteresterial Talitrus (sekitar 1 cm)

Gambar 515 Isopoda yang umum di pantai berpasir umumnya berukuran 5 mm

(Eurydice) hingga 2 cm (Tylos)

Gambar 516 Crangon tipikal udang perenang di surf-zone (sekitar 5 cm)

Gambar 517 Dua jenis Anomura pada pantai terbuka mole crab Emerita dan sea louse

Hippa (berukuran 2 ndash 4 cm)

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 55: Ekologi Pantai Berpasir

54

Gambar 518 Kepiting semiteresterial Ocypode (5 cm) dan Dotilla (1 cm)

Gambar 519 Kepiting akiatik pantai berpasir Ocalipes dan Matuta (sekitar 5 ndash 10 cm)

Gambar 520 Bentuk tipikal dari collembolan (sekitar 1 mm)

Gambar 521 Mole cricket Gryllotalpa (sekitar 1 ndash 2 cm)

Gambar 522 Seaweed fly Coelopa (sekitar 3 mm)

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 56: Ekologi Pantai Berpasir

55

Gambar 523 Bledius kumbang pada pantai berpasir (sekitar 1 cm)

Filum Ectoprocta

Filum ini merupakan jenis yang paling sedikit dijumpai pada pantai berpasir Walaupn

terbatas tetapi keberadaanya sangat penting dalam menjaga wilayah intertisial pada pasir

yang terlindung Genus yang paling dikenal adalah Monobryozoon Hidupnya soliter dan

bergerak bebas bagian bawah tumuhnya tidak hanya berfungsi sebagai penempel tetapi

juga sebagai organ repreduksi

Filum Echinodermata

Echinodermata buka merupakan tipe organisme pantai berpasir walaupun pada pantai-

pantai yang terlindung mereka akan bergerak dari pantai menuju slope intertidal

(misalnya jenis Echinodiscus dan Dendraster) Terkecuali dolar pasir (sand dollars) jenis

Encope dan Mellita yang terdapat pada daerah intertidal dan sub-tidal Echinodermata

yang berasosiasi dengan pantai berpasir adalah jenis Echinocardium yang bersembunyi

pada pasir-pasir di intertidal dan perairan dangkal yang telindung

Filum Hemichordata

Cacing jenis Balanoglossus kemungkinan dijumpai berada pada dataran pasir yang

terlindung di wilayah tropis dan belum tercatat pada pantai-pantai yang tergenang

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka
Page 57: Ekologi Pantai Berpasir

56

Pustaka

McLachlan A Brown AC 2006 The Ecology of Sandy Shores Elsevier Inc pp 373

  • Cover
  • 1 Pendahuluan
  • 2 Karakteristik Fisik Lingkungan Pantai Berpasir
  • 21 Pasir
  • 211 Karakteristik Pasir
  • 212 Porositas dan Permeabilitas
  • 213 Penetrabilitas
  • 22 Gelombang
  • 221 Tipe Gelombang
  • 222 Energi Gelombang
  • 223 Refraksi
  • 224 Gelombang Dangkal dan Gelombang Pecah
  • 23 TransportPerpindahan Pasir
  • 24 Interaksi Diantara Kelandaian Pantai Gelombang Pasang Surut dan Pasir
  • 25 Indeks Pantai
  • 26 Tipe Pantai
  • 261 Pantai Mikrotidal
  • 262 Pengaruh Pasang Surut
  • 27 Sirkulasi Sel dan Percampuran
  • 28 Pembentukan oleh Teluk dan Tanjung
  • 29 Kondisi Pengadukan Gelombang (Swash Climate)
  • 210 Slope (KelandaianKemiringan)
  • 211 Pengaruh Lintang
  • 3 Lingkungan Interstisial
  • 31 Karakteristik Sistem Interstisial
  • 311 Ukuran Butiran
  • 312 Mineralogi
  • 313 Penyortiran
  • 314 Bentuk Butiran
  • 315 Porositas
  • 316 Ukuran Pori-pori
  • 317 Permeabilitas
  • 318 Kandungan Uap Air
  • 319 Thixotropy dan Dilatansi
  • 32 Proses Masuknya Air
  • 321 Pelepasan Air Tanah
  • 322 Pasang Surut
  • 323 Peningkatan Gelombang Muka Pantai
  • 324 Dorongan Gelombang Subtidal
  • 33 PenyaringanFiltrasi Air
  • 331 Volume dan Waktu Tinggal dari Pasang dan Input oleh Gelombang
  • 332 Pola Aliran dan Kondisi Interstisial
  • 333 Dorongan Gelombang Subtidal Volume Input dan Pola Aliran
  • 34 Fluktuasi Permukaan Air Tanah
  • 35 Komposisi Kimiawi Interstisial
  • 4 Tumbuhan Pantai dan Surf-Zone
  • 41 Mikroflora Bentik
  • 42 Surf-zone Phytoplankton
  • 43 Lamun (Seagrasses)
  • 5 Invertebrata Pantai Berpasir
  • 51 Kelompok Invertebrata Penting
  • Pustaka