penanganan lahan pantai berpasir dengan tanaman tanggul … · tanggul angin. penanaman tanaman...

23
PENANGANAN LAHAN PANTAI BERPASIR DENGAN TANAMAN TANGGUL ANGIN CEMARA LAUT Oleh : Beny Harjadi Peneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh Pada Balai penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaaan Daerah Aliran Sungai BPTKPDAS, d/a Jl.Ahmad Yani Pabelan, Po.Box.295, Surakarta. Jawa Tengah, 57102. Telp/Fax : 0271–716709, 715969. Email:[email protected]

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENANGANAN LAHAN PANTAI BERPASIR DENGAN TANAMAN TANGGUL ANGIN

CEMARA LAUTOleh :

Beny HarjadiPeneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh

Pada Balai penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaaan Daerah Aliran SungaiBPTKPDAS, d/a Jl.Ahmad Yani Pabelan, Po.Box.295, Surakarta. Jawa Tengah, 57102.

Telp/Fax : 0271–716709, 715969. Email:[email protected]

Lahan pantai berpasir termasuk lahan marjinal yang bersifat dinamis dan jika tidak segera dikelola akan mengalami kerusakan permanen.

Kondisi lahan yang marjinal tersebut disebabkan tidak hanya oleh faktor biofisik semata yang secara alami kurang mendukung untuk budidaya, tetapi juga upaya penanganan yang ada masih belum optimal, bila tidak segera ditangani, dampak negatif yang terjadi semakin luas

Dalam rangka pengelolaan dan rehabilitasi lahan di pantai berpasir dilakukan penanaman tanaman tanggul angin. Penanaman tanaman tangul angin atau penahan angin dengan cemara laut (Casuarina equisetifolia L.)

Maksud penelitian untuk penanganan masalah pantai dengan mengatasi masalah lahan kurang subur, ketersedian air rendah dan suhu udara yang ekstrim

Tujuan penelitian ini adalah upaya penanganan masalah lahan pantai tersebut diatas dengan tanaman tanggul angin cemara laut.

A. Lokasi PenelitianDesa Karanggadung, Kec. Petanahan, Kab.Kebumen, Propinsi Jawa Tengah. Secara geografi pada 109o 35’ 01,9” BT , 07o 46’ 31,3” LS sd 109o 35’ 34,9” BT , 07o 46’ 39,1” LS

B. Bahan :a. Cemara laut (Casuarina equisetifolia)d. Pupuk kandang, kompos, dan komposit NPKe. Perawatan HPT : Insektisida, Fungisida, dllf. Blanko kuisioner sosek.g. Peta lokasi penelitian dan Peta administrasi

Peralatan :a. Pengamatan arah dan kecepatan angin (Anemometer)b. Pengamatan hujan (Ombrometer)c. Pengamatan suhu dan kelembaban (Thermohydrograf)d. Pengamtan suhu tanah, udara &ruangan (Termometer)f. Peralatan survai : kompas, GPS, Abney Level, Haga, dll

A. Kesuburan Lahan RendahA.1. Pupuk KandangA.2. Mikoriza

B. Ketersediaan Air RendahB.1. Sumur Renteng/PralonB.2. Pemberian mulsa

C. Kondisi Iklim EkstrimC.1. Penghijauan Cemara C.2. Iklim Mikro

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang Mati

D.1. Kurang partisipasinya masyarakat setempatD.2. Kurangnya perawatan cemara lautD.3. Kondisi iklim yang ekstrim di pantaiD.4. Tidak memperhatikan bulan penanamanD.5. Bibit cemara laut yang belum sesuai standardD.6. Cara penanaman yang tidak tepat

A. Kesuburan Lahan RendahA.1. Pupuk Kandang

A. Kesuburan Lahan RendahB. A.2. Mikoriza

Pemberian mikoriza pada tanaman cemara laut dengan cara mengambil tanah sekitar perakaran tanaman yang sudah ada di pantai, misalnya pada tanaman pandan berduri atau pada tanah sekitar tanaman gamal

Kendala utama yang dihadapi dalam kegiatan rehabilitasi lahan adalah rendahnya unsur hara, toksisitas aluminium, fiksasi P tinggi, pH sangat asam, rendahnya bahan organik.

B. Ketersediaan Air RendahB.1. Sumur Renteng/Pralon

B. Ketersediaan Air RendahB.2. Pemberian mulsa

C. Kondisi Iklim EkstrimC.1. Penghijauan Cemara

C. Kondisi Iklim EkstrimC.2. Iklim Mikro

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang MatiD.1. Kurang partisipasinya masyarakat setempat

a. Kurangnya partisipasi masyarakat setempatdari semua elemen baik petani maupun bukanpetani dari anak-anak sampai dewasa

b. Partisipasi masyarakat yang rendah dari Kelompok Tani atau Kelompok Pecinta lingkungan

c. Pandangan atau persepsi masyarakat bahwa pasir yang merupakan tanah marjinal dan rendah produktivitas lahannya

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang MatiD.2. Kurangnya perawatan cemara laut

a. Kurangnya perawatan tanaman karena penanaman dilakukan secara borongan oleh pihak ketiga atau CV

b. Kurang atau tidak ada pemberian ameliorat atau tanah mineral dari tempat lain untuk mengikat unsur hara, dan penambahan pupuk kandang yang belum matang

c. Kurang atau tidak adanya pemberian humus dari daun tanaman yang ada disekitar lokasi untuk mempertahankan kelembaban tanah

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang MatiD.3. Kondisi iklim yang ekstrim di pantai

a. Kondisi pantai yang sangat ekstrim yang ditandai oleh adanya uap garam-garaman dari laut, angin kencang (evaporasi tinggi), serta mudahnya tanaman cemara rebah, suhu udara yang ekstrim panas 38 oC dan unsur hara yang rendah

b. Semua permasalahan pantai harus segera diatasi dengan baik, jika tidak maka peluang untuk hidup sangat kecil sekali dimulai daun & batang yang mengering lalu mati permanen pada kadar air kondisi titik layu permanen

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang MatiD.4. Tidak memperhatikan bulan penanaman

a. Paling tepat untuk menanam cemara di pantaiyaitu pada bulan September dan bulan Januari,sebab pada saat itu kelembaban udara palingtinggi (lembab), suhu udara rendah 24 oC

b. Bulan September dan Januari curah hujanrendah, hal tersebut dilakukan agar pada saatawal penanaman bibit mengalami stress agarmudah beradaptasi dengan lingkungan pantaiyang ekstrim, tetapi setelah itu akan diguyurhujan selama lebih dari 3 bulan

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang MatiD.5. Bibit cemara laut yang belum sesuai standard

a. Bibit cemara yang tidak sesuai standardb. Cara membawa bibit yang tidak hati-hati akan

menyebabkan putusnya akarc. saat penanaman bibit cemara laut polybag

sering dibuka semuanya, sebaiknya polybag dibuka bawahnya saja

d. Lubang tanam langsung dimasukkan bibit cemara tanpa diberi mikoriza

D. Kasus Permasalahan Cemara Laut yang MatiD.6. Cara penanaman yang tidak tepat

a. Lubang tanaman kurang luas, menggunakan ajir agar tanaman muda tidak mudah patah akibat terpaan angin laut

b. Penggunaan pupuk kandang yang kurang matangjika pupuk kandangnya belum matang akan menjadi sumber penyakit atau jamur.

c. Sanitasi tanah kurang bersih, harusnya dijaga agar jangan sampai tanah terkandung penyakit dan jamur yang menyebabkan busuk akar

KONDISI TANDUS PANTAI BERPASIR :

a. Kondisi gersang dan panas di daerah pantai berpasir akibat iklim mikro yang ekstrim.

b. Uap garam-garaman dari laut tinggi c. Angin kencang dari laut menyebabkan

evaporasi tinggi dan tanaman banyak roboh. d. ketersediaan air yang sedikit dan panas, serta

unsur hara yang rendah.

LAHAN BERPASIR YANG TELAH DIKELOLA :a. Kesuburan tanah meningkat dengan hasil produksi

pertanian yang lebih baik dari tanah mineral biasaserta pertumbuhan cemara laut yang sudah tumbuhlebih dari 9 m.

b. Kondisi iklim membaik dari suhu tertinggi 36 oCmenjadi 33 oC dan kelembaban meningkat dari 60% menjadi 80%.

c. Curah hujan meningkat dari 2246 mm/tahun (2006) menjadi 5738 mm/tahun (2010).

d. Kondisi iklim mikro yang nyaman menjadikanjumlah pengunjung meningkat dan berdampak padapendapatan wisata naik 82% (Rp.114.000,- di 2006 jadi Rp.255.000.000,- di 2011).