eko-kultur kd 4

5
Nama : Rifky Candra Ardhani NIM : I.0212069 1. Apa yang di maksud dengan eko-kultur Arsitektur.? Apa kesamaan dan perbedaannya dengan Arsitektur ekologis.? Jelaskan. Jawab : Eko-kultur arsitektur merupakan sebuah pemahaman mengenai keberadaan, dinamika, dan makna lingkungan hidup/ekosistem sebagai wadah kegiatan manusia dan keberlanjutan hidup manusia, baik lingkungan social maupun lingkungan fisik alam dan buatan yang berkaitan dengan segi arsitektur, kualitas visual, dan estetika serta kebudayaan yang menyertainnya sebagai pertimbangan utama menjadikan karya arsitektur sebagai arsitektur yang membumi (kontekstual) Persamaan Arsitektur ekologis dengan eko-kultur arsitektur adalah sama-sama mementingkan keselarasan hidup antara manusia dan lingkungan. 2. Jelaskan penerapan eko-kultur arsitektur pada bangunan dan kawasan.? Beri contoh secara lengkap (1 saja). Jawab : Penerapan eko-kultur arsitektur pada bangunan maupun kawasan merupakan langkah pencegahan yang dilakukan oleh manusia guna memperkecil kerusakan lingkungan akibat pembangunan manusia dan sedekat mungkin antara manusia, bangunan dan alam dapat berkolaborasi dengan seimbang. Contoh : Biopori Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah Ekologi dan Kultur Arsitektur 1 | Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negri Sebelas Maret Surakarta.

Upload: candra-semakin-sharappz

Post on 07-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ekokultur

TRANSCRIPT

Page 1: eko-kultur kd 4

Nama : Rifky Candra ArdhaniNIM : I.0212069

1. Apa yang di maksud dengan eko-kultur Arsitektur.? Apa kesamaan dan perbedaannya dengan Arsitektur ekologis.? Jelaskan.Jawab :

Eko-kultur arsitektur merupakan sebuah pemahaman mengenai keberadaan, dinamika, dan makna lingkungan hidup/ekosistem sebagai wadah kegiatan manusia dan keberlanjutan hidup manusia, baik lingkungan social maupun lingkungan fisik alam dan buatan yang berkaitan dengan segi arsitektur, kualitas visual, dan estetika serta kebudayaan yang menyertainnya sebagai pertimbangan utama menjadikan karya arsitektur sebagai arsitektur yang membumi (kontekstual)

Persamaan Arsitektur ekologis dengan eko-kultur arsitektur adalah sama-sama mementingkan keselarasan hidup antara manusia dan lingkungan.

2. Jelaskan penerapan eko-kultur arsitektur pada bangunan dan kawasan.? Beri contoh secara lengkap (1 saja).Jawab :

Penerapan eko-kultur arsitektur pada bangunan maupun kawasan merupakan langkah pencegahan yang dilakukan oleh manusia guna memperkecil kerusakan lingkungan akibat pembangunan manusia dan sedekat mungkin antara manusia, bangunan dan alam dapat berkolaborasi dengan seimbang.Contoh : Biopori

Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah lubang resapan atau sumur resapan buatan manusia yang sekarang dikenal dengan lubang biopori. Biopori dapat dibuat di halaman depan, halaman belakang atau taman dari rumah. Lubang biopori sendiri umumnya dibuat dengan lebar kira-kira 30 cm, jarak antar lubang sekitar 50 cm-100 cm.

Keunggulan lubang resapan biopori yaitu dapat membuat sampah organik menjadi kompos. Limbah rumah tangga yang sebagian besar didominasi oleh sampah organik dapat dibuang kedalam lubang biopori. Selanjutnya, sampah-sampah tersebut akan ‘memanggil’ organisme yang berada didalam tanah. Para organisme ini akan melakukan ‘perjalanan’ menuju sampah organik, dengan otomatis akan melubagi tanah-tanah sehingga terciptalah pori-pori yang dapat menampung air resapan kedalam tanah, juga menyimpan cadangan air bila kemarau tiba. Organisme tersebut akan melakukan

Ekologi dan Kultur Arsitektur 1 | Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negri Sebelas Maret Surakarta.

Page 2: eko-kultur kd 4

dekomposisi terhadap sampah organik yang dimasukkan kedalam lubang resapan biopori, aktivitas ini akan menghasilkan kompos.

Pembuatan lubang biopori dapat diimplementasikan didekat pembuangan air seperti selokan atau sungai. Lubang biopori berbentung silinder berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm sampai 1 meter, atau tidak melampaui kedalaman air tanah. Lubang tersebut dapat menampung hingga 8 liter sampah organik (sebanding dengan sampah organik rumah tangga sampai 4 hari/rumah) dalam selang waktu 2 – 3 bulan, sampah tersebut akan berubah menjadi kompos.

Proses dekomposisi tersebut dapat mengurangi terbentuknya gas metan yang dapat menghasilkan efek rumah kaca, air yang diresap dalam kegiatan ini dapat menampung 80 cm2, tergantung besaran diameter dari lubang biopori yang dibuat. Semakin banyaknya lubang biopori dibuat, maka dapat membantu penyerapan air lebih banyak, artinya bencana seperti banjir dan tanah longsor dapat terhindar.

Banyak keuntungan yang dapat diambil dari lubang biopori, selain kegiatan membuang sampah organik, hasil dari proses dekomposisi sampah tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kompos tanaman, membantu tanah kembali menjadi gembur, menyerap air kedalam tanah selakigus meningkatkan cadangan air bersih ketika kemarau tiba, mencegah genangan air dan banjir, mencegah erosi dan longsor, membantu penyuburan tanah, juga membantu menjaga lingkungan karena mengurangi gas metan yang dapat menghasilkan efek rumah kaca.

3.

Jelaskan bagan proses pengolahan grey water tersebut diatas.Jawab :

Air dan limbah domestik atau limbah rumah tangga di alirkan melalui saluran limbah menuju ke bak control lalu menuju Biofilter guna melakukan penyaringan. Proses penyaringan air limbah domestic pada biofilter :

Ekologi dan Kultur Arsitektur 1 | Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negri Sebelas Maret Surakarta.

Page 3: eko-kultur kd 4

Pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspesi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan pasltik tipe rarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.

4. Apakah yang dimaksud konsep ekologis “5 R”.? Jelaskan penerapannya pada bangunan.Jawab :

Konsep ekologis 5R adalah Istilah – istilah yang sering disebutkan dalam upaya melestarikan lingkungan hidup. Istilah tersebut antara lain : Recycle, Reuse, Reduce, Replace, Rethink.Penerapan konsep ekologis 5R pada bangunan :

Recycle : adalah tindakan mendaur-ulang sebagian atau seluruh sampah atau limbah untuk menghasilkan produk/barang lain yang lazimnya berbeda bentuk dan sifatnya dari produk/barang aslinya. Contohnya adalah pendaur-ulangan bamboo bekas pengerjaan proyek bangunan dapat dimanfaatkan menjadi partisis penyekat.

Ekologi dan Kultur Arsitektur 1 | Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negri Sebelas Maret Surakarta.

Page 4: eko-kultur kd 4

Reuse : adalah tindakan memanfaatkan-ulang ’apa adanya’ sebagian atau seluruh sampah atau limbah atau barang-barang bekas lainnya untuk menghasilkan produk/barang lain atau untuk kebutuhan lain yang bermanfaat. Contohnya menggunakan kembali kayu-kayu sisa proyek sebagai daun pintu.

Reduce: adalah tindakan paling pokok dan paling efektif dalam pengelolaan limbah, yakni mengurangi potensi terjadinya limbah atau sampah pada hal ini adalah bangunan. Contohnya adalah penggunaan material lokal atau material yang ada di sekitar proyek pembangunan merupakan cara mengurangi potensi terjadi limbah karena dengan mengimpor material dari sekitar proyek akan mengurangi gas buang yang di timbulkan dari tranportasi pengangkut material tersebut.

Replace : Mengantikan dengan bahan yang dapat dipakai ulang(replace), adalah upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya. Contohnya adalah menganti kuda-kuda kayu menjadi kuda-kuda baja ringan berguna untuk mengurangi potensi penebangan pohon karna pembangunan.

Rethink : adalah mengubah pola pikir dan cara pandang masyarakat terhadap limbah atau sampah, yakni dari ’limbah atau sampah sebagai barang tak berguna dan tak memiliki nilai lingkungan maupun nilai ekonomi’ menjadi ’limbah atau sampah sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan-ulang untuk memperoleh nilai manfaat bagi lingkungan dan nilai ekonomi yang cukup menjanjikan.

Ekologi dan Kultur Arsitektur 1 | Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negri Sebelas Maret Surakarta.