ekaragaman spesies dan sebaran lalat buaii @iptera...
TRANSCRIPT
- Air. td
hosidltrg S.nb.ta BKS Pf w|dFh Brr.t Bitlrrg tlEu P.rtaDi.DUdyersltrs Srlts! Agen! Tlrtayas. S€r?Dl B$tetr
13 - 16 AFII zlxr!,
PENGGUNAAN ATRAKTAI\I DALAM MONITORINGKEAI\EKARAGAMAN SPESIES DAN SEBARAN LALAT BUAII
@IPTERA:TEPNRITIDAE) PAI}A TANAMAN BUAE DI BERBAGAIKETINGGIAN TEMPAT
Yulia Pujiasafi
Jurusan llana dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas SriwliayaJlnRaya Palembang-Prabumulih Km 32 Inderalaya Ogan llir Sumatera Selatan
ABSTRACT
The objectives of the reseach were 1) to monitor tle *istence offraitflies spr'sies in fruit plarrtationand 2) to know dispersal offruitlies in low and highland in South Sumatera Province. The assasmentwas conduc@d from July to Desember 2008. The acperimmt used was p"rposive sampling method.Fruit crop were used as objea of raeoch i.e. I) belinbing (Averhoa cuottbola L.), 2) belimbingwuluh (Averhoa bilimbi L.), 3) jambu bfri (Psidiun guqiqea L.), 4) Jambu bol (Slzygiun5) Jambu air @ugenia qrca Burm F.),6) nanga (Mangifera indica L.), 7) pepaya (Corica pqayaeL). The result showed 3 species offiitJlies were found attack Irui, in lowlarrd and highland in SouthSumatera, Those species were Boctrocera albistrigan, B. corambolae and B. pryyae. B- camnbolaewas a polyphagous species compme u'ith the others. This specles attacked in almost all oI fruit (7kinds of fuit). Diversity of fruiflies was found in lowland rather than highland. The relatiottshipbetveen airctarrl ad spaies offuitflies capua tetd to be speific-
Key words : fruitflies, atrclatt biodivercity
e-mail:
I'uh Pttii&rrti
Mdlng Sdr|r.ta BKS PT Witrl}ah B.r.t Bldalg ll|ru PcrtsnlanUnlveFitas $rlt|D,rtt ng Tlrtrtnsr S.r.Dg B.nteD
13 - 16 Aprtl zlxt!)
PENI}AIIULUAI\
lalat buah yang paling banyak menyerang buah dan sayuran di Indonesia
diidentifikasi sebagai genus Bactrocera. Lalat buah genus Bactrocera (Diptera: Tepbritidae)
merupakan spesies lalat buah asli dati daetah tropis yang secara ekonomis merupakan lalat
buah penting yang berasosiasi dengan be6agai buah-buah tropis. Berdasarkan kesukaannya,
spesies lalat buab tersebut buah-buah yang berkulit lunak dan tipis. Famili
Tephritidae merupakan ftmili teftesar dari ordo Diptera dan merupakar salatr satu famili
yang penting karena secara ekonomi sangpt merugikan- Di Indonesia Bactlocera W.dit€rnukan di dataran rcndah sampai di dataran tinggi @rew 1989; White & Elson 1994; Kalli
1992). Weems dan Hepper'(2002), melapo*an lebih 150 jenis buah dan sayuran diserang
lalat buah kelompok Bactrocera spp, Keragaman tertinggi dari spesies tersebut dikeahui
berada di kepulauan Indonesia Spesies lalat buah 1lang diketahui sangar berbahaya dan
menyebabkan banyak kerusakan dan kerugian terhadap buah-buahan di Indonesia ialah
Bactrocera carambolae Drew dan Hancock, Bactrocera papayae Drew dan Hancock.
(Anthony et a1.,2005) Keanekaragaman dan sebaran lalat buah secara langsung dipengaruhi
oleh faktor-faktor alam seperti letak geogra.fis, ketinggian tempat diatas permukaan laut, suhu
dan kelembaban. Faktor pencarian inang dapnt menyebabkan lalat buah rna'npu rcrbang jauh
sampai 30 mil untuk menemukan buah sebagi tempat meletakkan telur (Amstrong er a/.
1997;Lianget al. 1991). lalat buah me,nyerang buah-buahan yang nenjelang masak. Gejala
serangan lalat buah ditandai oleh adanya noda-noda kecil bekas tusukan ovipositor imago
betina. Noda-noda kecil ini kemudian berkembang menjadi bercak coklat sebagai akibat
aktivitas larva di dalam buab, pe*embangan lebih lanjut buah akan membusuk dan rontok.
Untuk melakukao monitoring atas populasi dan spesies yang menyenng sekaligus
sebarannya dapat digunakan mt penikat atau atraktan. Jenis zat pemikat (ataktan) yang
sering digunakan dan memiliki pengaruh daya pikat yang kuat ialah: Methyl Eugenol (ME)
dan Cue Lure (Cue). KeduB atlaktan ini meinpunyai daya pikat yang be6eda, ME mempunyai
daya pikat dengan j"ngkalan radius lebih kurang 0,8 kro, sedangkan Cue hanya pada radius
O3 lm (Dr,ew 1978). Pujiasrui et al. Q005) meneliti tentang atraktan yang diperoleh dengan
membuat ekstak dari daun selasih hijau yang mampu memikat lalaf buah yang menyerang
pada buah belimbing, Dari penelitian (Kardinan, 2003) dilaporkan bahwa eksfak selasi hijau
mengandung metil eugetrol sekitar 67 persen. Grainge dan Ahmed (1987) me,nuliskan bahwa
dalam minyak selasih hijau mengandung bahan yang mampu untuk menarik lalat buah jantan.
Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui p€ngaruh atraktan dalam
wlioAdidEi]&i
Pro8ldtlgsemlr.t 81(s PTN Wilay.h B at Bld.nt ltou Prrt d.trUDlvci5lEs su|lr!,Agc||g Thyar. ScrrDg B||rtrn
13 - 16 ADrtl 201X,
keanekaragaman spesies dan sebaran lalat buah (Diptera:Tepbritidae) prada trnaman buah di
beftagai ketinggian ternpat di Suamtera Selaran.
BAHANDAI\METODE
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Desember 2fi)8. Survei dilaksanal<an
di sentra tanaman buah-buahan di Sumatera Selatan. Lokasi srnvei didasarkan pada
keberadaan buah di beberapa Kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Pemeliharaan buah
ten€rang; p€ngarmtan dan identifkasi dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Balai
Karantina Tumbuhan (BKT) Kelas I Boom Baru Palembang dan Laboratorium Entomologi
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universibs Sriwijaya. Penelitian
ini merupakan kegiatan survei lapangan dengan menggunakan metode observasi, dengan cara
menjajaki secara langsung daerah penelitian dan menentukan lokasi penelitian berdasarkan
ketinggian tempat diatas permukaan laut yaitu: l) dataran rendah (0-100 n@l), 2) dataran
sedang (400-600 mdpD, 3) datann tinegi (?5G1300 mdpl). Tempat pengamatan dan
pengambilan sampel adalah pertanaman buah-buahan milik petani. Adapun buah-buahan yang
diamati ialah: l) belimbing (Averhoa corambola L.), 2) belimbing wru/ltth (Averhoa bilimbi
L.), 3) jambu brji (Psidium gaqjava L.), 4) Jambu bl (S),zygt nt 5) Jambu air
(Eugenia aquea Bunn. F.),6) mzngea (Iv{angifera indica L.),7) pqaya (Carica papayae L.).
Penentuan tanaftm contoh dilakukan secara sengaja, dengan memilih buah yang sudah tua
dan menjelang ma6ak yang memperlihatkan gejala bekas tusukan ovipositor lalat buah.
Mengambil buah muda atau hra yang nampak busuk yang masih hada di pohon yang diduga
discraag lalat buah. I-alat buah jantan dikumpulkan menggunakan alat trapping tipe Steiner,
dengan zat penarik (atraktan) Methyl Eugenol (ME) Cue Lure (Cue) dan ekstnk selasih hijau
(S$. Perangkap dipasang di kebun buah-buahan dengan cara digantung di bawah tajuk
tanaman yang tidak terlalu rimbun. Pemasangan perangkap dilakukan pukul 8.00-12.00 dalam
keadaan cuaca c€ratl dan tidak hujan- Perangkap digantung di pohon dengan ketinggian
minimal 0,5 m atau disesuaikan dengan vegetasi inang yang ada. Banyaknya perangkap yang
dipasang minimf dua perangkap untuk masing-masing ahaktan stag fise5neikan dengan luas
kebun. Penganraan dilakukan setiap hari. Imago yang muncul dipindahkan setiap sor€ dan
dipelihara selama tujuh hari, dengan diberi mrknn madu Lalat buah yang
dimasukkan dalam botol vial diberi lab€l data lokasi, jcnis zat pemikat dan deta lain ymg
diperlukan. Inago yang didapat selanjutnya dikoleksi untuk proses identifikasi di
laboratorium ldentifikasi menggunakar beberapa kunci diantaranya ditulis l{ardy (1983),
Yulia Puilastuti
ProddlDf S.Dlr.tr BLS PIl{ Wtryah B.r.t BldrrC lbnE palanl.|rfrl|rlr.lE Srl6D tgcr! nrry|6.sq.ry Bartcn
13 - 16AFll201t9
Drew et al. (1989), Drew dan I{ancock (1994), Rohani dan lbrdhim (1990), White dan Elson
(1994').
EASILDAI{ PEMBAIIASAN
Satu spesies lalat buah dapat ditemukan menyerang pada beberapa jenis tanaman
buah. Artinya satu spesies lalat buah itu memiliki banyak tanaman inang (Tabel l). 8.
carambolae diperoleh dari pemelihanan buah terserang yang diperoleh dari be$agai
ketinggian tempat. Menurut Schoonhovet et al. (1997) serangga yang tergolong polifag dapat
hidup lebih dari satu jenis tanamaa" tlisebabkan oleh kemampuan serangga itu b€radBptasi
dengan inang. Spesies yang hanya meiryerang satu jenis inang atau dari satu jenis famili
diduga ada kaitan dengan sifat mmofag.
Jumlah spesies lalat buah yang ditemukan pada pemeliharaan buah terserang dari
dataran r€ndah tebih banyak dibandingkan dengan buah dari dataran tinggi. Begitu jugs pada
pemeliharaan jenis buah yang 6ama, dit€mukan spesies yaag sama di dataran rendah dan
dataran sedatr& namrm tidak dit€mukan di dataran tinggi. Sebagai contob,8. albistrigata
ditemukan pada jambu biji di dataran r€dah dan sedang namun tidak dit€mukar di dataran
tinggi. Dari hasil pengamatan juga ditemukan spesies yang b€rada dimana saja artinya
dit€rilkan menyeftmg pada tanaman yang sama di beftagai ketinggian t€mpat, sebagai
contoh spesies B. caranbolae yary dit€mukan pada belimbing dan jambu biii pada semua
ketinggian tempat. Hal tasebut menunjukkan trahwa spesies B. carambolae mampu
bradapasi pada semua kondisi iklim nifxo (misal t€me€ratur) dengan spral buah yang
teneraDg ada di semua ketinggian teNnpat. tlal tersebut a&an menentukan status dari speies
lalat buah t€rsebut, apakah bersifat monofag oligofag atau polifag (White dan Ilarris (1994).
Satu spesies tanrmen ineng dapat diserang lebih dari satu spesies lalat buah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalarn satu tanaman dapat diserang oleh l-5 spesies lalat buah
(Tab€l l). Artinya satu jeiris tanarnan inang itu dis€nangi oleh beberapa spesies lalat buah.
Menwut Kalli (1992) penampilan warna kuning pada buah dan aloma eksnaksi ester dan
asam organik mengundang lalat betina untuk meletakkan telur. Dari sudut tqnaman inatrg
yang disenangi oleh banyak spesies lalat buah tersebut belum dapat d{jelaskan dengan pasti.
Diduga hal itu disebabkan oleh sifat imago lalat buah yang tidak memiliki kesensitifan
terhadap jenis tanaman inang tertentu.
vulb f,'iiotfr.rtl
kosidlDg Scntrat Bf,S Ft W||.Fb ErrrtfttengnDr Pert iarUnlverdt s Solt D AgeDt Tl.tay'rra SeraDg BrntGn
13 - l6Aprll2OO9
Tabel l. Spesies lalat buah dan tanaman ineng di bertagai ketinggian tempat di atas
permukaan laut
No. Spesies lalat buah InangKetinggian tempat (m dpl)
0-100 400-600 750-1300
Bactrocera
albistrigata
Bactrocera
carambolae
Bactrocga
papoyae
Eugenia aqueaBwm.F.
(Jambu air)
Psidium guajava L. (Jambu
brjr)
Sltzygium ma I ac cew e (J ambu
bol)*
Averhoa bilimbi L.
@elimbing wuluh)*
Averhoa caranbola L.
(Belimbing)
Carica papaye L, (Pepaya)
Eugenia aquea Bwm. F.
(Jambu air)
Mangifera indica L.
(Mangga)
Psidium guajava L. (Jambu
brji)
Syzygium nmlrccense
(Jambu bol)*
Carica papaye L.(Pepaya)
Eugenia aqueaBrlrm.F.
(Jambu air)
+
+
_l_
+ +
+
Ketemtrgan: + : dit€mukan ; -: tidak dilah*an pengambilan sampel; 0:tidak ditemukan
Dilihat dari cara ditemutannya sp€sies lalat buab, ketiga spesies tersebut ditemukan pada
pemeliharaan koleksi buah )'aog t€rs€mng lalat buah. Sedarykan de,ngan penasangan
perangkap, terjadi kekhususm ahaktan dengan spesies lalat buah yang tertangkap. 8.
albistrigata hanya tertarik d€ngan atraktan Cue hne saja. B. carambolae dan B. papayae
tertarik pada atraktan metil eugenol dan ekstrak selasih hijar.r" namun tidak tertarik pada
atrallan Cne hre. Hal tersebut menunjukken bahwa di alam, kedua s6ies (B.caronbolae
+
0
-r
+
+
++
+_|.
+
Vuno Puliastuti
Prorldhg S?mlrrta B1(l PTI{ WlLy.t Bar.t Bldaog |||mu P.rt nlarUdvcrthr| Solt ! AgcrATtrt !fr.a scraDg B{rtcD
13 - 16 Apdl2(,|to
dan B.ppayae) betina dewasa menghasilken zat yaag mengandung metil eugenol sehingga
bahan t€rsebut digunakan sebagai komunikasi sexual dianara lalat jantan dan betina. Bahan
yang digunakan adalah atraktan komersil yang dijual secara umum dan mengandung hampir
85 persen metil euge,nol. Eksfak selasih hijau mengandung sekitar 67 persen metil eugenol
(Kadinaq 2003) sehinggo mampu menarik lalat buah dan dapat digunakan sebagai
perangkap lalat buah jantan. Dara selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Spesies lalat buah yang ditemukan melalui pengoleksian buah dan pemasangan
Ditemukan melaluiSpesies lalat buah
No. Pemasangan perangkapKoleksi buah
ME
l .n
3.
Bactrocera albis trigata
Bactrocera caronbolae
Bactrocero pqcyae
+
+
+
+
Keterangan: ME : metil eugenol; Cue : Cue Lure; SH: eksfak Selasih Hijau
+ : ditemukan : - : tidak ditemukan
Apabila dilihet dari jenis ahaktan yong digunakan unhrk meinerangkap lalat buah,
terdapat temuan yang menarik yaitu tidak semua atraktan yang sama mamlru memikal spesies
lalat buah yalrg sams. Pada ketinggian t€rnpat yang berbed4 B. caranbolae tidak tertarik
de,ngan metil eugenol, sebaliknya dengan atraktao ekstrak selasih hijau, B. caranrbolae pada
semua ketinggian n mpu tery€rangkap. Penyebab dari fenomena ini belum jelas, namun
didup beberapa fakor yang me,nyebabkan, misalnya deirgan suhu yang tingg di da€rah
dataran rcndah menyebabkan penguapsn yang cepat pada metil eugenol, sehingga efek daya
tarik tertsdap lalat buah menjadi rendah. Data selengkapnya disampaikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Spesies lalat buah terperangkap dari berbagai ketinggian ternpat
Ketinggian t€mpat (mdpl)
No. Spesics lalat buah 400- 750- AtraldanGl00
600 1300
l .
2-
B rc trocera ol bis trigata
Bactrocera
+
+
+
+
f Cue
ME
Yulio Pujldnrni
PrGtdiDS sdnir.tt D|(s PTI{ wlLy.h Barat Bidant lhr Pcrt .tri.DUDlvctrlt$ tulbD Agcng Tirtafraa Scrarg BaDteD
13 - 16 Aprll2009
J.
4-
5.
carmrrbolae
Bactrocela
carambolae
Bactrocera papayae
Bactrocera papsyae
+
+
+
+
SH
ME
SH
KESIMPULAII
Ditemukan 3 spesie,s lalat buah yang menyerang buahan baik di dataran rendah,
sedang maupun dataran tinggi, yaitu Bactrocera albistrigatta, B. caranbolae dan B.
papayae. Spesies 8. carambolae lebih bersifat poligfag karena mempunyai banyak inang.
Keanekaragaman lalat buah lebih banyak dilemukan di daerah dataran rendah bila
dibandingkan di dataian tinggi. Terdapat kekhususan hubungan ketertarikan lalat buah
terhadap atraktan.
DAFTARPUSTAKA
Anthony RC, Ksren FA, Amy E, Carmichael, Jhon AM, Ragbu S, Gmrge KR. Davit K.Yeartes. 2005. lnvasive Phytophagous pest arising through recent topicalevolutionary radiation: T\e Bactrocera dorsalrs Complex of Fruit F[es. AnnualReview of Entomology, 2005; 50:293-319.
Amstrong KF, Cameron CM, Frampton ER. 1997. Fruit Fly (Diptera: Tephritidae) speciesidentification: arapid moleculer diagrostic lgshnigue for quarantine application.Bulletin Entomology Research. 87: I I l-l 18
f,hew RAl, Hooper GHS, Barcman MA. 1978. Economic fruit flies of the south PacificRegion, MCF, Romig Queensland. 137 pp.
Drew RAI. 1989. The Tropical Fruit Flies (Diptera: Tephritidae ) ofthe Australian andOceanian Regions. /z: memoirs of Queensland Museum. Vol.25.A-Queensland Gov.Project.52l pp.
Drew RAI, Hancock DL. 1994.'[\e Bactrocera dorsalis complex of fruit fly @iptera:Tepbritidae: Dacinae) in Asia Bulletin of Entomologist Research. Cab. Intemational.
Grainge,M. and S. Ahmed (1987). Handbook of Plants with Pest-Contol Properties.John Wiley & Sons. New York.
Hardy DE. 1983. The fruit flies oftribe Euphrantini of Indonesia" New Cuinea, and adjacentislands (Tephritidae: Diptera). lnternational Journal of Entomology 25:152-205.
Vulb Pttji6tuti
ProcldltrSSc|lh.trB|(stTI{WlLtlhB.ntEtd glhr PcrbrlallhlvcrslbrSlr.Dlg.ngTtrlry.{S€rrDgB. .m
13 - 16 Aprll 2009
Kalli MB. 1992. Mengatasi buah rontok, busuk dan berulat Penebar Swadaya. Jakarta
Kardinm, A. 2ffi3. Mengeiral lebih dekat selasih I aeman ketramat multi menfaat.Agromedia Pustaka Taagemng
Liang GQ, Yang GH, Liang F, Ian QQ, Xu W. I 99 I . The first report of an analysis ofprotein fiom larvae offour species ot fruit fleis with elechoplioresis. Acta AgriculturalUnivenity Jianxiensis. 13:13zl-'136.
Pujiastuti,Y., T.Adam dan M.tiusmiati. 2007. Bioaktivitas Konrbinasi Minyak selasih hijaudaD Ekstrak Buah Belimbing Sebagai Afiattan Lalat Buah (Bactocera spp) (Diptera :Tephritidae) Pada Tanaman Belimbing (Avurhoa carambola L)
Rohani and Ibrahin AG. 1990. llandbook on identification of&uit flies in the tnopics.Universiti Pertanian Malaysia Serdang.
Schoonhoven LM, Jermy T,and Van Loon JJA. 1997. trsect Plant Biology from Physiologyto evolution. Chapman & Hall. Loudon
Whit€, I.A. and Errol-Hanis M. 199,4. Fruit flies of Economic Significance: Theiridentification and bionomics. ACIAR Austalia.
ftnkhtitu,'ifii