ehrria winastyo

11
Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Konsumsi Sayuran pada Anak Usia Prasekolah di TK Islam Terpadu As Salam Malang Kumboyono, Setyoadi, Ehrria Winastyo ABSTRAK Dalam ranah pemberian makanan pola asuh demokrasi merupakan gaya pengasuhan yang paling seimbang karena orangtua memberikan pilihan menu makanan pada anak. Dengan menggunakan pola asuh yang tepat diharapkan anak usia prasekolah dapat meningkatkan konsumsi sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah di TK Islam Terpadu As-Salam Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan Cross Sectional terhadap 84 orangtua murid di TK Islam Terpadu As Salam Kota Malang. Sampel dipilih menggunakan teknik sampling simple random sampling. Variabel yang diukur adalah pola asuh orangtua dan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah. Uji statistik menggunakan korelasi Koefisien Kontingensi dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah, dengan kekuatan korelasi sedang yaitu 0,526. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan pola asuh orangtua yang tepat maka konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah akan meningkat. Dengan demikian perlunya tindak lanjut dari orangtua khususnya ibu dalam menyediakan menu makanan khususnya sayuran secara variatif dan menarik dirumah agar menstimulasi perilaku anak mengkonsumsi sayuran. Selain itu perlunya pendampingan ibu pada saat anak sedang makan. Kata kunci: pola asuh orangtua, konsumsi sayuran, anak prasekolah ABSTRACT Parenting style is used in a way to try a variety of strategies to encourage their children to reach the desired goal. Where the purpose of knowledge, moral values, and standards of conduct that must be owned by the child when it grows up. By using appropriate parenting preschoolers are expected to increase the consumption of vegetables. This study aimed to analyze the relationships parenting style with vegetable consumption in preschool children in TK Islam Terpadu As-Salam Malang. This research is a descriptive analytic study with cross sectional review of 84 parents of students in TK Islam Terpadu As Salam Malang. The sample was selected using simple random sampling technique. The measured variable is the parenting styles and vegetable consumption in children of preschool age. Statistical tests using correlation coefficient with a contingency level of 95%. Results of the bivariate analysis showed a statistically significant association between parenting style with vegetable consumption in children of preschool age, with moderate correlation strength is 0,526. The conclusion of this study is the use of proper parental upbringing, the consumption of vegetables in preschool-aged children will increase. Thus the need for follow-up of parents especially mothers in providing a menu of food especially vegetables are varied and interesting behavior of children at home in order to stimulate the consumption of vegetables. Mother is important to accompany her children when the child was eating. Keyword: parenting style, vegetable consumption, preschool children

Upload: ehrria-winastyo

Post on 01-Jan-2016

114 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Jurnal hubungan pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Ehrria Winastyo

Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Konsumsi Sayuran pada Anak Usia Prasekolah di TK Islam Terpadu As Salam Malang

Kumboyono, Setyoadi, Ehrria Winastyo

ABSTRAK

Dalam ranah pemberian makanan pola asuh demokrasi merupakan gaya pengasuhan

yang paling seimbang karena orangtua memberikan pilihan menu makanan pada anak. Dengan menggunakan pola asuh yang tepat diharapkan anak usia prasekolah dapat meningkatkan konsumsi sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah di TK Islam Terpadu As-Salam Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan Cross Sectional terhadap 84 orangtua murid di TK Islam Terpadu As Salam Kota Malang. Sampel dipilih menggunakan teknik sampling simple random sampling. Variabel yang diukur adalah pola asuh orangtua dan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah. Uji statistik menggunakan korelasi Koefisien Kontingensi dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah, dengan kekuatan korelasi sedang yaitu 0,526. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan pola asuh orangtua yang tepat maka konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah akan meningkat. Dengan demikian perlunya tindak lanjut dari orangtua khususnya ibu dalam menyediakan menu makanan khususnya sayuran secara variatif dan menarik dirumah agar menstimulasi perilaku anak mengkonsumsi sayuran. Selain itu perlunya pendampingan ibu pada saat anak sedang makan.

Kata kunci: pola asuh orangtua, konsumsi sayuran, anak prasekolah

ABSTRACT

Parenting style is used in a way to try a variety of strategies to encourage their children to reach the desired goal. Where the purpose of knowledge, moral values, and standards of conduct that must be owned by the child when it grows up. By using appropriate parenting preschoolers are expected to increase the consumption of vegetables. This study aimed to analyze the relationships parenting style with vegetable consumption in preschool children in TK Islam Terpadu As-Salam Malang. This research is a descriptive analytic study with cross sectional review of 84 parents of students in TK Islam Terpadu As Salam Malang. The sample was selected using simple random sampling technique. The measured variable is the parenting styles and vegetable consumption in children of preschool age. Statistical tests using correlation coefficient with a contingency level of 95%. Results of the bivariate analysis showed a statistically significant association between parenting style with vegetable consumption in children of preschool age, with moderate correlation strength is 0,526. The conclusion of this study is the use of proper parental upbringing, the consumption of vegetables in preschool-aged children will increase. Thus the need for follow-up of parents especially mothers in providing a menu of food especially vegetables are varied and interesting behavior of children at home in order to stimulate the consumption of vegetables. Mother is important to accompany her children when the child was eating. Keyword: parenting style, vegetable consumption, preschool children

Page 2: Ehrria Winastyo

PENDAHULUAN

Pola asuh orangtua merupakan hal yang

paling fundamental dalam pembentukan

karakter anak-anaknya. Merujuk pada teori Urie

Bronfenbrenner (Papalia&Olds, 2008), bahwa

individu akan berkembang dalam suatu

lapisan-lapisan kondisi sosial kehidupannya

yang ada di sekitarnya. Keluarga, terutama

orangtua, merupakan lingkungan terdekat

pertama yang akan mempengaruhi

pembentukan karakter anak (Siti Nurina, 2012).

Dampak pola asuh pada anak terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu

memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

yang optimal (Siti Aisyah, 2010). Pola asuh

orangtua sangat mempengaruhi pemberian

asupan gizi dan nutrisi yang baik pada anak

(Muthmainnah, 2012).

Dalam hal ini peran aktif orangtua sangat

diperlukan terhadap perkembangan anak-

anak,terutama pada anak dibawah usia 5

tahun. Fenomena kurangnya konsumsi sayuran

pada anak ternyata tidak hanya terjadi di

Indonesia namun hal serupa juga terjadi di

Amerika, Australia, Eropa, Meksiko dan bahkan

seluruh dunia. Hal ini terbukti dalam jurnal

(American Dietetic Association, 2010) oleh

Teresia yang menyatakan bahwa anak-anak di

negara tersebut mengkonsumsi sayuran dan

buah kurang dari yang dianjurkan perhari. Pola

konsumsi sayur dan buah pada penduduk

Indonesia memang masih rendah daripada

jumlah yang dianjurkan. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa sekitar 90% anak

mengkonsumsi sayur dan buah dengan ukuran

<3 porsi/hari (Ratu, 2011). Di Semarang

konsumsi sayuran pada anak masih kurang

dari anjuran yaitu 73,5 gram/hari (Melati, 2010).

Untuk meningkatkan anak mengkonsumsi

sayuran, maka diperlukan penerapan pola asuh

yang tepat. Pemberian sayuran pada anak usia

4-6 tahun secara berulang-ulang oleh orangtua

di rumah akan meningkatkan konsumsi

sayuran. Efektivitas pola asuh orangtua

merupakan langkah penting dalam

mempromosikan asupan sayuran pada anak

usia prasekolah (Cooke, 2003). Karena dalam

fase ini anak membutuhkan sayuran salah satu

nya untuk memperbaiki daya tahan tubuh

(O’Conell, 2012).

Pada anak usia prasekolah, sayuran

membantu pertumbuhan tulang dan membuat

gigi kuat. Membangun kebiasaan makan

sayuran sejak dini merupakan awal yang baik

dalam kehidupan. Sehingga orangtua

sebaiknya membangun kebiasaan makan

sayuran sejak dini karena dapat memberikan

diet yang sehat sepanjang hidup mereka.

Apabila anak sudah dibiasakan makan sayuran

yang merupakan sumber serat bagi tubuh

maka anak akan menyukai sayuran menurut

Cullen dalam (Franchini , 2011).

Banyaknya anak yang mengalami

kelebihan berat badan saat berusia 4-5 tahun

merupakan tanda anak memiliki kebiasaan

konsumsi makanan yang kurang sehat dengan

kandungan kalori tinggi tanpa disertai makan

sayur dan buah yang cukup sebagai sumber

serat (Ratu, 2011). Selain itu sayuran juga

dapat mengurangi resiko terkena penyakit

diabetes, kanker dan penyakit jantung yang

saat ini sering terjadi di Indonesia saat ini

(Hernawati, 2008). Sehingga dalam hal ini

perlunya tenaga kesehatan khususnya perawat

untuk mempromosikan kepada orangtua

mengenai pentingnya sayuran.

Page 3: Ehrria Winastyo

Pola asuh orang tua dapat didefinisikan

sebagai pola yang berarti susunan, model,

bentuk, tata cara, gaya dalam melakukan

sesuatu. Sedangkan mengasuh berarti,

membina interaksi dan komunikasi secara

penuh perhatian sehingga anak tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang dewasa

serta mampu menciptakan suatu kondisi yang

harmonis dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat (Ebin, 2005). Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi pola asuh yaitu tingkat

pendidikan, lingkungan dan budaya (Edward,

2006). Jenis pola asuh orangtua menurut

Baumrind (1974) ada 4 yaitu demokratis,

otoriter, permisif dan pengabaian.

Dalam ranah pemberian makanan pola

asuh demokrasi merupakan gaya pengasuhan

yang paling seimbang karena orangtua

memberikan pilihan menu makanan pada anak.

Namun orangtua tetap mendorong dan

mengarahkan anak untuk memakan makanan

yang bergizi khusus nya sayuran. Menu

ditentukan oleh orangtua akan tetapi orangtua

tetap memberikan kesempatan untuk anak

memilih makanan yang telah ditentukan oleh

orangtua (Bliset, 2011).

Pola asuh orangtua tipe otoriter dalam hal

pemberian makanan pada anak memegang

peranan penting dalam penentuan menu yang

akan disajikan dan waktu makan yang

menentukan yaitu orangtua. Orangtua dengan

pola asuh orangtua tipe otoriter cenderung

memiliki anak sangat baik dalam

mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Sehingga gizi sayuran pada anak usia

prasekolah yang di asuh dengan pola asuh

otoriter akan terpenuhi (Bliset, 2011).

Dalam pemberian makanan pada anak,

pola asuh permisif cenderung banyak

digunakan oleh orangtua saat ini. Karena

makanan yang sehat ataupun tidak dipilih

sesuai dengan keinginan anak, sehingga

kontrol terhadap gizi anak di kendalikan oleh

anak tersebut. Para orangtua dapat memilih

makanan cepat saji karena tuntutan anak

tersebut. Pada akhirnya anak dengan gaya

pengasuhan permisif dua kali lebih beresiko

terkena obesitas (Christin, 2011).

Pola asuh pengabaian memiliki kehangatan

rendah dan kontrol rendah, orangtua

memberikan kebebasan dan individualitas yang

tinggi antara anak dengan orangtua. Orangtua

tidak memperdulikan keadaan anak dan tidak

memberikan tuntutan-tuntutan kepada anak,

selain itu kesejahteraan fisik dan emosi anak

tidak diberikan. Sehingga pola asuh ini

orangtua sama sekali tidak menentukan menu

makanan pada anak dan membiarkan anak

memilih menu makanannya sendiri tanpa ada

batasan. Pada pola asuh ini kontrol orangtua

terhadap anak rendah sekali (Markum, 1996).

Berdasarkan gambaran masalah di atas,

konsumsi sayuran pada anak membutuhkan

penggunaan pola asuh orangtua yang tepat.

Dalam hal ini keluarga terutama orangtua,

merupakan lingkungan terdekat pertama yang

akan mempengaruhi pembentukan karakter

dan kebiasaan anak mengkonsumsi sayuran

sehingga anak terbiasa mengkonsumsi

sayuran sejak dini. Oleh karena itu, penulis

bermaksud untuk meneliti tentang hubungan

pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran

pada anak usia prasekolah di TK Islam

Terpadu As Salam Malang.

Page 4: Ehrria Winastyo

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan rancangan

deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

sectional. Teknik sampling yang digunakan

adalah simple random sampling. Dalam

penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 84

orangtua di TK Islam Terpadu As Salam Malang.

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan

di TK Islam Terpadu As Salam dengan

penandatanganan informed consent, kontrak

waktu dan tempat pada saat responden mengisi

kuesioner. Pengambilan data dilakukan pada

bulan Maret-April 2013.

Variabel pola asuh orangtua diukur dengan

kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti

yaitu sejumlah 16 pertanyaan dengan

memperhatikan aspek kontrol, komunikasi,

hukuman dan disiplin. Variabel konsumsi

sayuran pada anak usia prasekolah diukur

dengan menggunakan kuisioner Food

Frequency Questionairre sejumlah 18

pertanyaan. Kedua kuisioner telah diuji validitas

menggunakan teknik korelasi Pearson Product

Momen dan reliabilitas dengan menggunakan

Alpha Cronbach dengan perhitungan dibantu

dengan program SPSS 16.0 for Windows.

Untuk mengetahui adanya hubungan antara

pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran

pada anak usia prasekolah menggunakan uji

korelasi Coefficient Contingency dibantu

dengan program SPSS 16.0 for Windows,

dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).

Jika hasil uji statistik menunjukkan nilai p value

< alpha 0,05, berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara pola asuh orangtua dengan

konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah.

HASIL PENELITIAN

Berikut akan disajikan hasil penelitian

hubungan pola asuh orangtua dengan konsumsi

sayuran pada anak usia prasekolah di TK Islam

Terpadu As Salam Malang.

a. Karakteristik Pengisi Kuesioner

Gambar 1 Distribusi Karakteristik Pengisi

Kueisoner

Gambar 1 diatas menunjukkan dari 84

responden responden yang diteliti diperoleh

data pengisi kuesioner di TK Islam Terpadu As

Salam 82% Ibu dan 18% Bapak.

b. Karakteristik Usia Responden

Gambar 2 Distribusi Karakteristik Usia

Responden

Gambar 2 di atas menunjukkan dari 84

responden, usia paling muda yaitu 28 tahun,

usia paling tua yaitu 43 tahun dan usia paling

banyak yaitu 35 tahun.

82%

18%

Ibu

Bapak

Page 5: Ehrria Winastyo

c. Karakteristik Tingkat Pendidikan

Responden

Gambar 3 Distribusi Karakteristik Tingkat

Pendidikan Responden

Gambar 3 di atas menunjukkan dari 84

responden, didapatkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pendidikan

perguruan tinggi, yaitu 75%. Sedangkan tingkat

pendidikan responden yang paling kecil yaitu

lulusan SMP yaitu sebanyak 5%.

d. Karakteristik Pekerjaan Responden

Gambar 4 Distribusi Karakteristik Pekerjaan Responden

Gambar 4 diatas menunjukkan dari 84

responden, didapatkan bahwa sebagian besar

responden memiliki pekerjaan sebagai ibu

rumah tangga, yaitu 44%.

e. Karakteristik Jumlah Anak

Gambar 5 Distribusi Karakteristik Jumlah Anak

Gambar 5 diatas menunjukkan bahwa dari

84 responden, didapatkan data sebagian besar

memiliki jumlah anak 2 yaitu 55%.

f. Karakteristik Umur Anak

Gambar 6 Distribusi Karakteristik Umur Anak

Gambar 6 diatas menunjukkan bahwa dari

84 responden, didapatkan data sebagian besar

responden yang diteliti umur anak terbanyak

adalah 6 tahun, yaitu 39%.

g. Jenis Kelamin Anak

Gambar 7 Distribusi Karakteristik Jenis Kelamin Anak

Berdasarkan gambar 7 didapatkan hasil

bahwa sebagian anak berjenis kelamin laki-laki

yaitu 49%.

h. Pola Asuh Orangtua

Gambar 8 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua di

TK Islam Terpadu As Salam Malang

Berdasarkan gambar 8 diatas dari 84

responden yang menggunakan pola asuh

75%

20%

5%Perguruan Tinggi

SMA

SMP

4% 1% 11%

44%

13%

14%13% Dokter

Dosen

Guru

IRT

23%

55%

15%6% 1%

1

2

3

4

5

29%

32%

39%4

5

6

49%51% Laki-Laki

Perempuan

46%

27%

17%10%

Demokratis

Otoriter

Permisif

Pengabaian

n= 84

n= 84

n= 84

n= 84

n= 84

n= 84

Page 6: Ehrria Winastyo

orangtua demokratis 39 responden (46%), pola

asuh orangtua tergolong otoriter 23 responden

(27%), pola asuh permisif 14 responden (17%)

dan pola asuh pengabaian 8 responden (10%).

i. Konsumsi Sayuran Pada Anak Usia

Prasekolah

Gambar 9 Distribusi Frekuensi Konsumsi Sayuran Pada

Anak Usia Prasekolah di TK Islam Terpadu As

Salam Malang

Berdasarkan gambar 9 didapatkan

hasil sebagian besar responden yang

mengkonsumsi sayuran kurang, yaitu 52 anak

(62%), dan yang mengkonsumsi sayuran

cukup, yaitu 32 anak (38%).

ANALISIS DATA

Tabel 5.1 Uji Korelasi Coefficient Contingency antara Pola

Asuh Orangtua dengan Konsumsi Sayuran

Hasil uji korelasi Coefficient Contingency

menunjukkan bahwa besar korelasi (r) adalah

0,526 dan nilai signifikansi (p) 0,000. Hasil p <

0,05 tersebut berarti bahwa terdapat hubungan

signifikan antara pola asuh orangtua dengan

konsumsi sayuran pada anak usia prasekolah

di TK Islam Terpadu As Salam Malang.

62%

38%Kurang

Cukup

Pola_Asuh_Ortu * Konsumsi_Sayuran_Anak

Crosstabulation

Konsumsi_Sayur

an_Anak

Total Kurang Cukup

Pola_Asuh

_Ortu

Demokr

atis

Count 12 27 39

Expected

Count 24.1 14.9 39.0

Otoriter Count 18 5 23

Expected

Count 14.2 8.8 23.0

Permisif Count 14 0 14

Expected

Count 8.7 5.3 14.0

Pengab

aian

Count 8 0 8

Expected

Count 5.0 3.0 8.0

Total Count 52 32 84

Expected

Count 52.0 32.0 84.0

Symmetric Measures

Valu

e Approx. Sig.

Nominal by

Nominal

Contingency

Coefficient .526 .000

N of Valid Cases 84

n= 84

Page 7: Ehrria Winastyo

PEMBAHASAN

Pola Asuh Orangtua dengan Anak Usia

Prasekolah di TK Islam Terpadu As Salam

Malang

Hasil penelitian pola asuh orangtua

dengan anak usia prasekolah di TK Islam

Terpadu As-Salam Malang menunjukkan

bahwa sebagian besar responden

menggunakan pola asuh demokratis (39

responden atau 46%), kemudian 23 responden

atau 27% menggunakan pola asuh otoriter, lalu

pola asuh permisif 14 responden atau 17% dan

orangtua yang menggunakan pola asuh

pengabaian yaitu 8 responden atau 10%.

Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui

bahwa sebagian besar orangtua di TK Islam

Terpadu As-Salam menggunakan pola asuh

demokratis. Orangtua yang menerapkan pola

asuh demokratis memiliki sikap yaitu kontrol

tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan

anak, mendorong anak menyatakan pendapat

dan memberikan penjelasan mengenai dampak

perbuatan yang baik dan buruk. Selain itu pola

asuh ini biasanya orangtua lebih

memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi

juga tidak ragu-ragu untuk mendisiplinkan

anak.

Dalam penelitian ini, didapatkan pula hasil

bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat pendidikan perguruan tinggi (75%).

Hasil yang didapatkan peneliti sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Dian (2004) yang

meneliti tentang hubungan pola asuh orangtua

dengan terjadinya School Phobia pada anak

prasekolah yang mendapatkan hasil sebagian

besar tingkat pendidikan orangtua adalah

sarjana dengan prosentase 63%. Data tersebut

sesuai dengan pendapat Markum (2004),

bahwa tingkat pendidikan tinggi lebih siap

dalam mengasuh anak dan mempunyai

pengetahuan yang luas tentang perkembangan

anak, orangtua dengan pendidikan rendah

memiliki pengetahuan dan pengertian yang

kurang terhadap anak.

Rata-rata usia orangtua pada penelitian

ini yaitu 35 tahun. Sedangkan pada penelitian

Dian (2004) sebagian besar responden

memiliki frekuensi usia terbanyak pada usia 31-

35 tahun. Hal ini didukung pernyataan pada

periode dewasa tengah ini biasanya individu

telah mencapai kematangan dalam berfikir dan

bersikap sehingga dapat mempengaruhi

orangtua dalam mendidik dan mengasuh putra-

putri mereka sehingga jika anak mendapatkan

pola pengasuhan yang benar dari orangtua

maka anak mampu mandiri dalam memenuhi

kebutuhannya sendiri (Supartini, 2004).

Selain faktor tingkat pendidikan dan

usia, faktor jenis kelamin juga mempengaruhi

pola pengasuhan pada anak, data yang

didapatkan sebagian besar orangtua yang

menjadi responden yaitu 69 orang (82%)

berjenis kelamin perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwa ibu cukup berperan dalam

proses pengasuhan anak. Sesuai dengan

pendapat Syafei (2002) bahwa ibu memiliki

peran besar dalam proses pengasuhan,

pendidikan dan pembentukan kepribadian.

Faktor lain yang berperan dalam pengasuhan

adalah pekerjaan orangtua. Data yang

didapatkan menunjukkan bahwa orangtua

siswa di TK Islam Terpadu As-Salam Malang

memiliki pekerjaan yang beragam. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan Supartini (2004),

mengatakan bahwa pekerjaan orangtua

Page 8: Ehrria Winastyo

merupakan sumber penghasilan bagi keluarga

yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan

psikologis. Jika orangtua memiliki pekerjaan

yang mapan maka kesejahteraan keluarga juga

meningkat dan peran pengasuhan pun dapat

terlaksana dengan baik.

Faktor terakhir yang berperan dalam

gaya pengasuhan adalah jumlah anak.

Didapatkan data dari penelitian bahwa 55%

responden memiliki jumlah anak 2 orang. Dari

hasil penelitian Dini (2007) dari 35 orangtua

didapatkan 51% atau 18 orang responden

memiliki jumlah anak 2 orang. Sehingga dari

data penelitian didapatkan bahwa

kecenderungan pola asuh demokratis sebagian

besar diterapkan oleh orangtua yang memiliki

anak 2. Data ini tidak sesuai dengan

pernyataan Watson (1970) dalam petranto

(2006) yang menyatakan bahwa orangtua yang

hanya mempunyai 2-3 anak akan menunjukkan

pola asuh otoriter, dengan digunakannya pola

asuh ini orangtua beranggapan tercipta

ketertiban rumah tangga. Selain itu menurut

Supartini (2004), bahwa orangtua yang telah

mempunyai pengalaman sebelumnya dalam

merawat anak akan lebih siap menjalankan

peran pengasuhan. Selain itu, mereka akan

lebih mampu mengamati tanda-tanda

pertumbuhan dan perkembangan anak dengan

baik.

Sehingga menurut Rachel (2006) cara

orangtua mempraktikkan konsumsi sayuran

dan menyajikan sayuran akan berdampak pada

perilaku makan anak-anak. Secara khusus,

sikap makan dan praktik orangtua

mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi

anak. Penelitian juga menunjukkan bahwa

tingkat kontrol orangtua kepada anak juga

dipengaruhi oleh usia, oleh sebab itu biasanya

orangtua memeriksa dan memastikan makanan

yang mereka konsumsi.

Konsumsi Sayuran pada Anak Usia

Prasekolah di TK Islam Terpadu As Salam

Malang

Hasil penelitian konsumsi sayuran pada

anak usia prasekolah di TK Islam Terpadu As

Salam Malang menunjukkan bahwa sebagian

besar responden masih kurang mengkonsumsi

sayuran yaitu (62% atau 52 anak) dan yang

cukup (38% atau 32 anak). Salah satu sumber

bahan pangan yang baik untuk memperoleh zat

gizi adalah buah dan sayur (Hardinsyah &

Martianto 1988). Piramida kesehatan manusia

menyebutkan perlunya mengonsumsi buah dan

sayur. Menurut Almatsier (2004) porsi buah

yang dianjurkan sehari adalah sebanyak 200-

300 gram atau 2-3 potong sehari sedangkan

porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang

dianjurkan sehari adalah 150-200 gram. Data

terbaru menunjukkan bahwa anak usia

prasekolah hanya mengkonsumsi sayuran 40%

dari yang direkomedasikan dan memiliki

kandungan yang rendah dalam mengkonsumsi

sayuran vitamin A dan C namun anak justru

lebih memilih makanan yang tinggi asupan

lemak serta natrium (IOM, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian diatas,

dapat diketahui bahwa sebagian besar anak di

TK Islam Terpadu As Salam Malang

mengkonsumsi sayuran kurang dari kebutuhan.

Menurut (Jeniffer, 2008) kontrol orangtua yang

berlebihan dan tekanan kepada anak akan

mempengaruhi asupan makanan dan

mengganggu perilaku asupan makanan pada

anak. Dari hasil studi longitudinal didapatkan

hasil bahwa tingkat kontrol dan tekanan yang

Page 9: Ehrria Winastyo

keras dari orangtua kepada anak justru

konsumsi sayurannya akan lebih rendah.

Selain itu, dalam sebuah studi praktik

pemberian makanan pada anak-anak, anak

yang ditekan untuk menghabiskan sayuran

yang telah disajikan di meja makan justru akan

dihabiskan oleh anak tetapi untuk jangka

panjang akan menyebabkan anak tidak

menyukai sayuran tersebut. Pada usia

prasekolah anak cenderung mulai memilih-milih

makanan yang ingin ia makan. Oleh karena itu

dibutuhkan sikap dari orangtua untuk

mengarahkan anak untuk mengkonsumsi

sayuran (Nakita, 2012).

Menurut Judarwanto (2009), karena

besarnya variasi kebutuhan makanan pada

masing-masing anak, maka dalam memberikan

nasehat makanan pada anak tidak boleh terlalu

kaku. Pemberian makanan pada anak tidak

boleh dengan kekerasan tetapi dengan

persuasif dan monitoring terhadap tumbuh

kembang anak. Anak-anak tidak boleh dipaksa

untuk makan. Mereka perlu diberi kebebasan

dan identitas yang berasingan daripada

orangtua mereka. Dengan kata lain, anak-anak

perlu diberi kebebasan untuk memilih tanpa

paksaan orangtua. Tidak ada satu bahan

makanan yang benar-benar esensial dalam

diet.

Hasil penelitian terkait usia pada anak

juga mempengaruhi anak dalam

mengkonsumsi sayuran ini disebabkan karena

anak mulai sering terpapar sayuran dalam

menu makanannya sehari-hari sehingga seiring

betambahnya usia anak, anak sudah mulai

terbiasa mengkonsumsi sayuran (Finkell,

2008). Hasil yang diperoleh peneliti sesuai

dengan penelitian Finkell (2008) yang meneliti

hubungan usia anak dengan konsumsi

sayuran. Pada penelitian ini usia tertinggi dan

terbanyak terdapat 39% atau 33 orang anak.

Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan

Konsumsi Sayuran pada Anak Usia

Prasekolah di TK Islam Terpadu As Salam

Malang

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan korelasi Coefficient Contingency,

diperoleh nilai korelasi antara variabel 1 dan 2

sebesar 0,526 dan nilai signifikansi (p) sebesar

0,000. Dengan demikian, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

pola asuh orangtua dengan konsumsi sayuran

pada anak usia prasekolah di TK Islam

Terpadu As Salam Malang. Hasil penelitian ini

sejalan dengan pernyataan (Theresa, 2009)

yang menjelaskan bahwa konsumi sayuran

sejak dini terbukti dapat menurunkan resiko

terkena penyakit kronis. Pada anak konsumsi

sayuran dipengaruhi oleh ketersediaan, variasi

dan paparan yang sering.

Dalam hal ini faktor lingkungan sangat

mempengaruhi konsumsi sayuran pada anak.

Lingkungan rumah dan pengaruh orangtua

diakui sangat berkontribusi terhadap kebiasaan

makan anak (Edward, 2006). Dengan

perlakuan yang sesuai anak akan merasa

nyaman dan akan dengan senantiasa

menghabiskan makanannya tanpa ada

paksaan. Terbukti lebih memiliki efek positif

untuk jangka panjangnya. Menurut (Sochib,

2000) pola asuh yang demokratis yang di

tandai dengan adanya pendiskusian antara

makanan apa saja yang tidak disukai dan

disukai anak, akan lebih efektif tetapi dalam hal

Page 10: Ehrria Winastyo

ini orangtua harus tetap meperhatikan

kebutuhan keseimbangan gizi pada anak agar

anak dapat medapat pertumbuhan yang ideal.

Oleh karena itu perlakuan yang tepat sangat

dibutuhkan agar anak dapat mengkonsumsi

sayur dengan senang dan tanpa paksaan.

Menurut (Bliset, 2011) pola asuh orangtua

dalam hal pemberian makanan pada anak

memegang peranan penting dalam penentuan

menu yang akan disajikan dan waktu makan

yang menentukan yaitu orangtua.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa pelaksanaan

penelitian ini masih banyak kekurangan, hal ini

disebabkan karena:

1. Pada penelitian ini pengukuran pola asuh

orangtua dengan konsumsi sayuran pada

anak dilakukan satu kali dengan tidak

melakukan validasi hasil meragukan atau

abnormal sehingga langsung disimpulkan

hanya dalam satu kali pengisian kuisioner.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pola asuh orangtua yang paling banyak

digunakan pada anak usia prasekolah di

TK Islam Terpadu As-Salam Malang, pola

asuh demokratis sebanyak 46%.

2. Konsumsi sayuran pada anak usia

prasekolah di TK Islam Terpadu As-

Salam Malang sebagian besar adalah

kurang yakni 62%.

3. Pada selang kepercayaan 95%

didapatkan hasil, ada hubungan

significant dengan (p-value)= 0,000 dan

Contingency Coefficient menunjukkan

nilai korelasi (r) = 0,526 yang berarti arah

korelasi positif dengan kekuatan korelasi

‘sedang’

Saran

Bagi Institusi Terkait

Meningkatkan asuhan keperawatan terkait

pemberian pendidikan kesehatan pada

orangtua dengan anak usia prasekolah di TK

Islam Terpadu As Salam Malang. Pendidikan

kesehatan yang diberikan pada orangtua yaitu

terkait manfaat dan pentingnya konsumsi

sayuran pada anak usia prasekolah.

Bagi Penelitian Selanjutnya

1. Pada penelitian selanjutnya dapat

dilakukan penelitian serupa dengan lokasi

yang berbeda.

2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya

lebih diperhatikan metode pengumpulan

data yaitu dengan menggunakan

instrumen yang dapat mengukur pola

asuh orangtua secara objektif

dikarenakan penelitian ini hanya

mengukur pola asuh dengan satu kali

pengambilan data sehingga hasilnya

diperkirakan berubah apabila dilakukan

pengambilan data secara berulang

dengan responden yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2010 .Kontribusi Pola Asuh

Orangtua Terhadap Tingkat Agresivitas Anak. Jurnal MEDTEK, Vol .2(1)

Ayu, Ratu. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada

Anak 5-15 Tahun di Indonesia, Makara Kesehatan. Vol.5(1):37-43

Blisset, J. 2011. Relationship Between

Parenting Style, Feeding style and Feeding

Page 11: Ehrria Winastyo

Practices and Fruit and Vegetable Consumption in early childhood. (Online) , www.ncbi.nlm.nih.gov diakses 18 September 2012

Christin, L dan Seher. 2011. Parent-Child

Interaction During Feeding. (Online). http://www.todaysdietitian.com/newarchives/040511p32.shtml diakses 10 Oktober 2012

Cooke, L. J. 2003. Demographic, Familial and

Trait Predictors of Fruit and Vegetable Consumption by Pre-school Children. Public Health Nutrition, (Online), http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15003137 diakses 21 April 2013

Ebin, S. 2005. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas I dan II di SMU Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2004/2005, Medan: Skripsi Unimed

Edwards, Drew. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur,

Bandung; PT Mizan Pustaka Franchini, Bela. 2011. Association Between

Parenting Styles and Own Fruit and Vegetable Consumption among Portuguese Mothers of School Children, British Journal of Nutrition

Hernawati. 2008. Tingkat Pengetahuan Anak

SD tentang Manfaat Konsumsi Sayuran. (Online), http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31337/2/Reference.pdf diakses 19 September 2012

Ika, Melati. 2010. Konsumsi Sayur dan Buah

Pada Anak Prasekolah Terkait Dengan Pengetahuan Gizi dan Sikap Ibu. Abstract. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

[IOM] Institute of Medicine. 2005. Dietary

reference intakes for water, potassium, sodium, chloride, and sulfate. http://www.nap.edubooks0309091691html diakses 10 Mei 2013

Markum, A.H. 2004. Ilmu Kesehatan anak Jilid

I. Jakarta: FKUI Muthmainnah. 2012. Kontribusi Pola asuh

Orangtua (Parenting Style) dalam Pendidikan

Karakter.(Online)http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309078/kontribusi%20PolaAsuh.pdf, diakses 28 September 2012

Nurina, Siti. 2012. Peran Orangtua dalam

Membentuk Karakter Anak. www.publikasiilmiah.ums.ac.id, diakses 25 September 2012

O'Connell, Meghan, L., Henderson,

Kathryn,E., Luedicke., Joerg, Schwartz. dkk. .2012. Repeated Exposure in a Natural Setting: A Preschool Intervention to Increase Vegetable Consumption.(online), http://www.yaleruddcenter.org, diakses 27 September 2012

Papalia, Diana., W. Sally., Old, and RD., Ruth

Feldman. 2008. Ninth Edition. Human Development. McGraw Hill Companies.

Telah disetujui oleh,

Pembimbing I

Ns. Kumboyono, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom NIP.19750222 200112 1 005