efikasi estrogen dosis rendah sebagai pertahanan antioksidan dan valiabilitas denyut jantung
DESCRIPTION
Efikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungEfikasi Estrogen Dosis Rendah Sebagai Pertahanan Antioksidan Dan Valiabilitas Denyut JantungTRANSCRIPT
PRESENTASI BESAR
Efficacy of a Low Dose of Estrogen
on Antioxidant Defenses and Heart Rate Variability
Pembimbing:
dr. Rendi Asmara Sp. JP
Disusun oleh:
Handiana Samanta G4A013062
SMF ILMU PENYAKIT DALAMRSUD PROF. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI BESAR
Efficacy of a Low Dose of Estrogen
on Antioxidant Defenses and Heart Rate Variability
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti program profesi dokter di Bagian
Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Disusun Oleh :
Handiana Samanta G4A013062
Pada tanggal, April 2014
Mengetahui
Pembimbing,
dr. Rendi Asmara Sp. JP
Efikasi estrogen dosis rendah sebagai
antioksidan dan valiabilitas denyut jantung
Pendahuluan
Risiko penyakit kardiovaskular meningkat tajam pada wanita posmenopause
dibandingkan wanita premenopause. Estrogen melindungi wanita dari penyakit
kardiovaskular pada usia reproduktif , dan setelah menopause penyakit cardiovaskular
dapat dicegah atau setidaknya diturunkan resikonya dengan terapi estrogen [1-3].
Sudah banyak penelitian yang membuktikan estrogen dapat menurunkan resiko
penyakit kardiovaskular, memperbaiki profil lipid dan metabolisme glukosa [1}.
Meningkatnya resiko penyakit kardiovaskular pada wanita menopause juga
diakibatkan dari stres oksidatif, sebuah kondisi dimana terjadi peningkatan level
Reactive Oxygen Species (ROS) yang akan menyebabkan kerusakan sel[4]. Disisi
lain, sel memiliki mekanisme proteksi dari mekanisme toksik ROS. Glutathione
(GSH) adalah antioxidan non enzimatik mayor dan berperan dalam berbagai reaksi
seluler penyerapan ROS. Dalam reaksi tersebut, GSH dioksidasi untuk membentuk
Glutathione Disulfide (GSSG). Peningkatan rasio redox yang diamati dari rasio
GSH/GSSG adalah indikasi penurunan stres oksidatif [5]. Gangguan keseimbangan
redox berperan penting dalam penurunan bioavaiabilitas nitrit oxide yang akan
mempengaruhi keseimbangan simpatovagal (SVB) [6,7]. Selain itu, beberapa
penelitian telah membuktikan adanya hubungan antara menopause dengan gangguan
keseimbangan simpatovagal.
Analisis power spectral dari variabilitas denyut jantung adalah metode
noninvasif untuk mengkaji keseimbangan simpatovagal. Perubahan pada laju denyut
jantung yang dapat menggambarkan modulasi tonik autonomik, mungkin memiliki
implikasi klinis. Rendahnya variabilitas denyut jantung, sebagaimana yang nampak
pada wanita pos menopause, berhubungan dengan meningkatnya resiko penyakit
kardiovaskular [11]. Sebagai tambahan, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa
wanita menopause mengalami gangguan keseimbangan simpatovagal dan estrogen
meningkatkan keseimbangan sinpatovagal di pusat maupun perifer dengan
menurunkan tonus simpatik dan meningkatkan tonus parasimpatik[12].
Terapi estrogen meningkatkan kualitas hidup wanita [13] dan telah digunakan
secara luas untuk mengontrol gejala tipikal menopause, seperti atropi vagina, hot
flushes, osteoporosis, dan gangguan tidur [14]. Namun, pada dosis standar
farmakologis, beberapa efek samping termasuk peningkatan resiko ca mamae, stroke,
dan tromboemboli vena, menurunkan keuntungan terapi estrogen [15].
Sebagaimana diketahui penyakit kardiovaskular banyak terjadi pada wanita
posmenopause [16] dan estrogen adalah terapi yang paling banyak diberikan untuk
menekan gejala menopausal [13], kebutuhan untuk menentukan dosis yang lebih
aman untuk mengontrol gejala sindroma klimakterium semakin diperlukan. Selain itu,
penelitian yang mengevaluasi terapi estrogen dengan berbagai regimen yang berbeda
juga menunjukkan estrogen dosis rendah berhubungan dengan penurunan densitas
mamografi secara signifikan [17]. Berdasarkan Mercuro et al. [18], estrogen dosis
rendah sama efektifnya seperti dosis konvensional untuk memperbaiki profil lipid dan
fungsi endotelial [19] dan memiliki tolerasi yang lebih baik, sehingga berhubungan
dengan insidensi efek samping yang lebih rendah [20].
Belum pernah ada penelitian yang menjelaskan efek dari estrogen dosis rendah
terhadap stres oksidatif dan hubungannya dengan kontrol autonom jantung pada tikus
yang di ovariectomi. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji terapi dengan 17-b estradiol dosis rendah pada tikus yang di ovariectomi
efektif sebagai dosis farmakologis untuk menurunkan stres oksidatif jantung dan
memperbaiki keseimbangan simpatovagal.
Metode
1. Obat dan reagen
Ketamine hydrochloride didapatkan dari laboratorium Konig S.A, SP, Brazil
dan xylazine didapatkan dari Virbac do Brazil L.P, Sp.P, Brazil. 17-B estradiol dan
semua obat /reagen dibeli dari Sigma Chemical Co. St. Louis
2. Hewan coba dan kelompok
Dengan menggunakan 27 tikus wistar betina (berat badan 200-230g) yang
didapatkan dari Federal University of Rio Grande do Sul, Brazil, dipelihara dalam
suhu 20-22◦C dalam 12/12 siklus gelap terang. Dilakukan ovariektomi bilateral
dibawah bius ketamine hydrochloride (80mg/kg i.p) dan xylazine (16mg/kg i.p).
setelah 1 minggu di ovariektomi, masing-masing hewan coba mendapatkan injeksi
subkutan yang berisi 17-B estradiol yang dilarutkan dengan minyak bunga matahari
pada kelompok perlakuan, atau hanya minyak bunga matahari saja pada kelompok
kontrol ovariektomi (Ovx). Semua tikus sampel dibagi menjadi 3 kelompok, (n=9): 1.
Tikus yang diovariektomi (Ovx) dan hanya mendapatkan minyak bung matahari; 2.
Tikus yang mendapatkan 40% estradiol farmakologik (LE; 0.2mg/pellet selama 21
hari) dan 3. Tikus yang mendapatkan terapi estrogen (He; 0.5mg/pellet selama 21
hari). Semua hewan coba mendapatkan minum dan makanan yang terstandar. Seluruh
prosedur yang dilakukan terhadap hewan coba telah disetujui oleh komite etik dan
telah sesuai dengan petunjuk pengunaan hewan dalam laboratorium (US Departement
of Health and Human Services, NIH publication number 86-23).
3. Pengukuran hemodinamik
Dibawah pengaruh obat anestesi (ketamin 80mg/kg i.p; xylazine 16 mg/kg i.p)
dilakukan pengukuran dengan canul kateter PE50 pada arteri karotis kiri yang
disambungkan dengan stain gauge transduser (Narco Biosystem Pulse Transducer
RP-155, Houston, TX, USA) yang dihubungkan dengan amplifier tekanan (HP
8805C, Hewlett Packard). Bacaan tekanan direkam pada perangkat mikrokomputer
yang ditransformasikan pada sebuah alat yang analog dengan digital conversion board
(WinDaq, 2kHz frekuensi; data Instrument, Inc. Akron, OH). Kateter dipasangkan
pada ventrikel kiri untuk merekam tekanan sistolik ventrikel kiri (LVSP, mmHg),
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (LVEDP, mmHg), +dP/dt (mmHg/s), -dP/dt
(mmHg) dan denyut jantung (HR). Setelah pengukuran hemodinamik, hewan di
terminasi dengan dekapitasi untuk mendapatkan sample jantung dan darah.
4. Evaluasi autonom
Setelah mendeteksi interval denyutan, denyut jantung secara otomatis akan
dikalkulasikan dengan dasar ketukan per ketukan pada interval antara 2 puncak
sistolik konsekutif atau interval denyutan (PI). Semua data di cek secara hati-hati
untuk menghindari kesalahan dan ketukan yang tidak ikut dihitung. rangkaian
denyutan 150-160 kali dipilih secara acak dan jika ada pola yang tidak konsisten,
maka akan dieliminasi dan pemilihan secara acak akan dilakukan kembali. Analisis
domain frekuensi dari HRV dilakukan dengan algoritma autoregresif [22] pada
sekuens interval IP (tachograms) dan pada respective sistolic sequence (cystograms).
Kepadatan spektrum kekuatan dihitung untuk setiap serialnya. Dalam penelitian ini,
komponen spektrum yang digunakan: Frekuensi rendah (LF) dari 0.10 sampai 100 Hz
dan frekuensi tinggi (HF) dari 1.00-5.00 Hz. Komponen spektrum di ekspresikan
sebagai absoluet (abs) dan unit normal (nu). Normalisasi dilakukan dengan membagi
kekuatan komponen spectrum (power) dibagi dengan total power (kekuatan total)
lalu dikalikan dengan 100 [23]. Semua data direkam pada ruang kedap udara. Rasio
LF/HF, sebagai index SVB juga ikut dikalkulasikan.
5. Konsentrasi hormon plasma
Estradiol plasma diukur dengan electrochemiluminescence (Rosche
Diagnostics) di laboratorium analisis klinis Weinmann. Dengan menggunakan prinsip
competitif assay menggunakan antibodi poliklonal lawan dari 17-B estradiol.
6. Konsentrasi Hydrogen perosida,
Pengukuran berdasarkan adanya horseradish peroxide (HRPO) oxidasi phenol
red dimediasi oleh H2O2, diukur pada 610nm. Irisan jantung diinkubasi selama 30
menit pada suhu 37◦ C dalam 10mmol/L buffer pospat yang merupakan campuran
140 mmo/L NaCl dan 5 mmol?L dextrose. Supernatan dimasukkan dalam tabung
dicampur dnegan 0.28 mmol/L phenol red dan 8.5 U/mL HRPO. Setelah inkubasi
selama 5 menit, 1 mol/l NaOH ditambahkan dan dibaca pada 610nm. Hasilnya dibaca
dalam satuan nmolH2O2/g jaringan {24).
Hasil
1. Ovariektomi dan terapi estradiol.
Seperti yang diharapkan, ovariektomi menurunkan konsentrasi estrogen
plasma dan terapi 17-B estradiol meningkatkan konsentrasi estrogen plasma (LE
=587±19 pg/L, HE =1813±37 pg/L versus Ovx= 58±6 pg/L). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Paigel et al. [32] yang mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian ini.
Selain itu, pada hewan dengan ovarium yang intak, Paigel et al.[32] menunjukkan
konsentrasi estrogen serum > 120 pg/L. Terapi 17-B estradiol juga secara signifikan
(p<0.001) menurunkan berat badan dan meningkatkan berat uterus (Tabel 1), yang
menunjukkan efektivitas terapi hormon.
2. Parameter hemodinamik .
LVEDP, yang menggambarkan fungsi diastolik secara signifikan (P<0.05)
menurun pada grup LE (60%) dan HE (35%) dibandingkan dengan kelompok Ovx.
Selain itu, tidak da perubahan pada +dP/dt, indeks kontraktilitas jantung, dan pada –
dP/dt, index relaksasi jantung, LVSP, dan HR pada kedua kelompok (tabel 2).
3. Evaluasi autonimik
Hfabs, yang mennjukkan laju parasimpatik, dan HRV secara signifikan (P<
0.05) lebih tinggi pada kelompok HE dan LE dibandingkan kelompok Ovx. Lfaabs,
Lfnu, Hfnu, dan rasio LF/HF tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan
terapi estrogen (Tabel 3).
4. Konsentrasi ROS (Reative Oxygen Species Concentrations)
Konsentrasi H2O2 jantung (dalam mmol/gram jaringan) secara signifikan
menurun (P,0.05) pada kelompok estrogen dibandingan kelompok Ovx ( LE= 0.43±
0.10; HE= 0.38±0.14 versus Ovx= 0.83±0.32) (Gambar 1a). Selain itu, konsentrasi
anion superoksid jantung (mmol/mg protein) secara signifikan menurun (P<0.05)
pada kelompok dengan perlakuan (LE=6.87±3.13; HE=2.65±1.37) dibandingkan
dengan kelompok Ovx. (Ovx= 12.22±3.90) (Gambar 1b).
5. TRAP, konsentrasi Glutathione, dan rasio redox
Kapasitas antioksidan total secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
dengan terapi estrogen dibandingkan kelompok Ovx. Selain itu, terdapat hubungan
positif kuat antara TRAP dan HRV (r=0.8922; P<0.01). level GSSG menurun pada
kelompok HE dibandingan kelompok Ovx. Rasio redox (GSH/GSSG) yang
merupakan index stres oksidatif dan GSH secara signifikan (P<0.05) lebih tinggi pada
2 kelompok dengan terapi estrogen dibandingkan kelompok Ovx. (tabel 4).
6. Aktivitas enzim antioksidan
Aktivitas SOD dan CAT secara signifikan meningkat pada kelompok yang
mendapatkan terapi estrogen (SOD dalam U/mg protein: LE= 33.65±5.54; HE= 32.10
±6.80; CAT dalam pmol/ mg protein: 12.5±2.0; 12.28±2.9) dibandingkan dengan
kelompok Ovx (SOD: 22.24±3.00; CAT: 8.9±1.4) dan tidak ada perbedaan antara
kelompok LE dan HE. (gambar 2a dan 2b)
Pembahasan
Penelitian ini menunjukkan untuk pertama kali bahwa estrogen dosis rendah
sama efektifnya dengan estrogen dosis tinggi sebagai antioksidan dan menurunkan
stres oksidatif jantung. Hal ini berkaitan dengan LVEDP yang lebih rendah dan HRV
(variabilitas denyut jantung) yang lebih tinggi, yang secara signifikan menurunkan
resiko cardiovaskular.
Dalam penelitian ini, didapatkan penurunan LVEDP secar signifikan pada dua
grup yang mendapatkan terapi estrogen. Penelitian ini sesuai dengan penelitai
Bhuiyan et al. [33] yang meneliti kadar LVEDP di tikus yang di ovariectomi. Selain
itu, penelitian ini tidak mendapatkan perbedaan yang signifikan pada –dp/dt sebuah
index kontraktilitas miocardial, atau –dP/dt sebuah indek relaksasi miokardial baik
pada LVSP dan HR. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Nekooein dan
Pang [34] yang menunjukkan penurunan LVEDP pada tikus yang mendapatkan
estrogen dosis farmakologis. Hasil ini menunjukkan penurunan afterload dengan
memperbaiki fungsi sistolik. Selain itu, dari penelitain lain didapatkan terapi estrogen
menginduksi peningkatan bioavailabilitas nitrit oxide aorta, sehingga meningkatkan
vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah [7]. Estradiol telah banyak dikenal
berperan dalam menurunkan tekanan darah pada hipertensi pada model hewan betina
[7,35,36]. Selain itu, nitrit oxide meningkatkan distensibilitas diastolik [37], terapi
estrogen juga dapat mencegah peningkatan LVEDP dengan meningkatkan aktivitas
sintesis nitrit oxide di jantung sebagaimana dilaporkan pada penelitian terdahulu [38].
Penelitian ini tidak menemukan adanya perubahan Lfa, Lfnu, Hfnu, dan rasio
LF/HF dalam dua kelompok coba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Schuchert
et al. [39] yang menunjukkan tidak danya perubahan pada parameter tersebut setelah
pemberian terapi estrogen. Disisi lain, Hfabs, sebuah index modulasi parasimpatetik
jantung [23], secara signifikan meningkat, setelah pemberian terapi estrogen,yang
menunjukkan terjadinya penurunanan risiko kardiovaskular [40]. HRV juga
meningkat pada kelompok dengan pemberian terapi estrogen. Hasil tersebut sama
dengan penelitian Liu et al.[41] yang menunjukkan terapi esrtrogen dapat
memperbaiki kontrol autonom jantung. Meskipun tidak ada perubahan pada denyut
jantung (HR), penelitian kami menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan
pada variabilitas denyut jantung (HRV) setelah pemberian terapi estrogen. Hasil ini
menunjukkan efektivitas estrogen, meskipun dalam dosis rendah, dapat meningkatkan
variabilitas denyut jantung (HRV) dan secara potensial dapat menurunkan resiko
komplikasi kardiovaskular [42]. Yang lebih penting, dalam penelitian ini, didapatkan
juga adanya hubungan yang positif antara HRV dengan TRAP (r=0.8922; P<0.01),
menunjukkan adanya peningkatan kapasitas antioksidan akan meningkatkan kontrol
autonomik jantung. Hubungan tersebut menunjang hipotesis, penggunaan estrogen
meningkatkan antioksidan non ezimatic, yang akan meningkatkan kontrol autonomik
jantung dan menurunkan stres oksidatif. Berdasarkan Semen et al. [43], menurunnnya
stres oksidatif akan meningkatkan HRV. Dari penelitian sebelumnya, diketahui bahwa
terapi estrogen akan meningkankan kapasitas antioksidan serum total yang akan
meningkatkan status antioksidan pada wanita [44]. Maka, pada kelompok percobaan,
penelitian ini juga menunjukkan peningkatan TRAP yang menggambarkan index
antioksidan non enzimatik, terutama yang larut air. Sebagai penjelasan, antioksidan
nonenzimatik dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. Faktanya, aktivitas
SOD dan CAT secara signifikan meningkat setelah pemberian terapi estrogen. Hasil
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan estradiol memiliki sifat
antioksidan yang akan meningkatakan aktivitas CAT [45], dan SOD dan menurunkan
aktivitas enzim NADPH oksidase, dan produksi superoksid [7, 45-7]. Pada penelitian
ini, didapatkan juga penurunan konsentrasi anion superoxid dan hidrogen peroksida
jantung pada hewan coba yang diberikan terapi estrogen. Hasil ini sama dengan
penelitian Lam et al [48]. Yang menunjukkan adanya penurunan signifikan produksi
anion superoksid di aorta pada tikus yang di ovariektomi yang diberikan terapi
estrogen. Berdasarkan hasil penelitian, estrogen dosis rendah dapat menurunkan
konsentrasi ROS. Selain itu, estrogen menunjukkan efek protektif antioksidan melalui
grup phenolic hydroxil pada 17-B estradiol yang dapat merusak ROS [49]. Penelitian
ini menunjukkan estrogen, meskipun dengan dosis yang rendah dapat memperbaiki
pertahanan terhadap antioksidan dan menurunkan konsentrasi ROS.
Selain itu, rasio GSH/GSSG meningkat secara signifikan dan GSSG menurun
pada kelompok percobaan dalam penelitian ini. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi
penurunan stres oksidatif setelah terapi estrogen. Data yang kami dapatkan sama
seperti yang didapatkan Baeza et al [50], yang menunjukkan estrogen dosis
konvensional menurunkan stres oksidatif di hati, jantung, dan ginjal pada tikus yang
di ovariektomi.
Pada penelitian ini, peningkatan antioksidan dan penurunan konsentrasi ROS
berperan dalam keseimbangan redox.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, berdasarkan hasil penelitian, terapi estrogen, meski pada
dosis yang rendah akan menurunkan konsentrasi ROS jantung dan meningkatkan
antioksidan enzimatik dan non enzimatik pada tikus yang diovariectomi. Hal ini dapat
dilihat dari adanya perbaikan fungsi ventrikel kiri dan kontrol autonomic jantung.
Efek kardioprotektif yang didapatkan dari estrogen dosis rendah maupun dosis tinggi
sama baiknya, sehingga lebih direkomendasikan penggunaan dosis rendah dalam
penggunaan klinis untuk menghindari efek samping yang berhubungan dengan dosis
tinggi estrogen.