efektivitas vitamin a dalam pencegahan komplikasi prematuritas(tanpa anal)

14
Efektivitas Vitamin A dalam Pencegahan Komplikasi Prematuritas J. Uberos*, M. Miras-Baldo, A. Jerez-Calero, E. Narbona-Lo´pez Unidad Neonatal, Servicio de Pediatrı´a, Hospital Clı´nico San Cecilio, Avenida del Doctor Oloriz, 16,18012 Granada, Spain Diterima 5 Juli 2013; Diterima setelah revisi dari tanggal 5 November 2013; Disetujui 6 Desember, 2013 Tersedia secara online 25 Februari 2014 Latar Belakang: Untuk menilai efektivitas pemberian suplemen vitamin A pada bayi berat lahir sangat rendah (VLBW) dalam mencegah komplikasi prematuritas. Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif untuk menentukan efektivitas dari vitamin A dalam mencegah komplikasi prematuritas pada bayi VLBW. Vitamin A diberikan secara intramuskular dengan dosis 5000 IU, tiga kali seminggu selama 28 hari pertama kehidupan. Hasil: Dari 187 bayi VLBW yang memenuhi syarat, kami meng- eksklusi dari analisis (karena meninggal atau transfer ke rumah sakit lain), 16 bayi dengan berat <1000 g dan 17 bayi dengan berat 1000-1500 g. Enam puluh bayi VLBW menerima suplemen vitamin. Kami mengamati tidak ada perbedaan antara kelompok dalam durasi terapi oksigen atau risiko displasia bronkopulmonalis. Risiko sepsis meningkat sampai tiga kali lebih tinggi di antara bayi yang diberi vitamin suplemen A. Kesimpulan: Mengingat peningkatan risiko sepsis pada pasien dengan berat> 1000 g, risiko yang terkait dengan berulang suntikan intramuskular vitamin A dan hasil klinis sederhana dijelaskan, kami tidak memperoleh bukti penggunaan universal vitamin A untuk VLBW bayi dibenarkan sebagai profilaksis untuk bronchopulmonary dysplasia.

Upload: meiriyan-susanto

Post on 16-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

prematur

TRANSCRIPT

Efektivitas Vitamin A dalam Pencegahan Komplikasi PrematuritasJ. Uberos*, M. Miras-Baldo, A. Jerez-Calero, E. Narbona-Lopez

Unidad Neonatal, Servicio de Pediatra, Hospital Clnico San Cecilio, Avenida del Doctor Oloriz, 16,18012 Granada, Spain

Diterima 5 Juli 2013; Diterima setelah revisi dari tanggal 5 November 2013; Disetujui 6 Desember, 2013

Tersedia secara online 25 Februari 2014Latar Belakang: Untuk menilai efektivitas pemberian suplemen vitamin A pada bayi berat lahir sangat rendah (VLBW) dalam mencegah komplikasi prematuritas.

Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif untuk menentukan efektivitas dari vitamin A dalam mencegah komplikasi prematuritas pada bayi VLBW. Vitamin A diberikan secara intramuskular dengan dosis 5000 IU, tiga kali seminggu selama 28 hari pertama kehidupan.

Hasil: Dari 187 bayi VLBW yang memenuhi syarat, kami meng-eksklusi dari analisis (karena meninggal atau transfer ke rumah sakit lain), 16 bayi dengan berat 1000 g, risiko yang terkait dengan berulang suntikan intramuskular vitamin A dan hasil klinis sederhana dijelaskan, kami tidak memperoleh bukti penggunaan universal vitamin A untuk VLBW bayi dibenarkan sebagai profilaksis untuk bronchopulmonary dysplasia.1. Pendahuluan

Vitamin A adalah sekelompok senyawa yang larut dalam lemak yang terlibat dalam mengatur pertumbuhan banyak epitel yang diperlukan untuk perkembangan normal dari retina dan paru. Brandt et al, melaporkan bahwa bayi prematur memiliki tingkat vitamin A dalam plasma yang rendah dari pada bayi cukup bulan , dan temuan mereka kemudian dikonfirmasi oleh peneliti lainnya. Dalam model tikus percobaan, vitamin A dalam plasma telah terbukti meningkat pada akhir kehamilan, yang akan menjelaskan rendahnya vitamin A dalam plasma pada bayi prematur dan membenarkan suplementasi vitamin A pada bayi prematur dengan berat lahir rendah ekstrim (ELBW). Namun, berbagai penelitian telah melaporkan bahwa suplementasi profilaksis tersebut dapat memprovokasi komplikasi pada prematuritas, seperti displasia bronkopulmonalis (BPD), perdarahan intraventrikular (IVH) dan retinopati prematuritas (ROP). Untuk mencegah defisiensi vitamin A pada bayi prematur dan menghindari administrasi intramuskular (IM) berulang, beberapa peneliti telah mengusulkan pemberian vitamin A untuk ibu hamil di daerah endemik defisiensi vitamin A.

Pemberian vitamin A diberikan selama minggu-minggu pertama kehidupan pada bayi ELBW telah dilaporkan menghasilkan perbaikan moderat pada pernapasan. Tyson et al, mempelajari serangkaian 800 bayi berat lahir sangat rendah (VLBW) dan mengamati penurunan yang signifikan dalam kebutuhan oksigen dan BPD prematuritas setelah pemberian IM vitamin A pada minggu-minggu pertama kehidupan. Bahkan dengan tingkat vitamin A dalam plasma >30g /dL dan serum retinol >20g /dL, anak-anak dengan BPD mungkin memiliki kekurangan vitamin A fungsional, sebagai akibat dari vitamin A yang berlebihan mengikat protein plasma. Selanjutnya, pada bayi dengan protein plasma rendah, efek toksik mungkin terjadi sebagai akibat dari administrasi vitamin A 80g /dL pada serum yang mana dianggap normal pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, nilai-nilai di atas yang mana tanda toksisitas mungkin muncul pada bayi VLBW belum diperlihatkan secara pasti. Beberapa peneliti telah melaporkan peningkatan kadar vitamin A dalam plasma dengan penggunaan steroid postnatal, yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan efek toksik pada bayi prematur yang diterapi vitamin A. Beberapa manifestasi toksik dari vitamin A adalah muntah, toleransi rendah, dan kejang, meskipun manifestasi tersebut jarang menurut studi yang dipublikasikan.

Vitamin A juga merupakan faktor penting bagi perkembangan retina dan mungkin memiliki peran pelindung terhadap kejadian ROP. Namun, dampak terbesar dari vitamin A dalam pencegahan ROP menyangkut kemungkinan bahwa ini dapat mengurangi ketergantungan oksigen pada bayi preterm.

Beberapa peneliti, dalam model uji klinis dan metaanalisis, telah menunjukkan efek vitamin A dalam pencegahan komplikasi prematuritas, khususnya ROP dan BPD. Dalam penelitian ini kami mengevaluasi efektivitas suplementasi vitamin A pada VLBW dalam pencegahan komplikasi prematuritas.

2. Bahan dan Metode

Sebuah studi kohort retrospektif dirancang dan diimplementasikan dalam neonatal intensive care unit (NICU) di San Cecilio University Hospital (Granada, Spanyol) untuk menentukan efektivitas dari vitamin A dalam mencegah komplikasi prematuritas pada bayi VLBW, selama periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2012.Selama periode ini, NICU merawat 187 bayi VLBW, di antaranya 33 bayi tidak dapat dianalisis karena kematian atau transfer ke pusat lain untuk operasi. Dari mereka dianalisis, 60 bayi diberi suplemen vitamin A.

Studi ini disetujui oleh Komite Etika Rumah Sakit dan informed consent diperoleh dari orang tua atau wali dari pasien untuk penggunaan data mereka. Penggunaan vitamin A telah disetujui oleh Komite Farmasi Rumah Sakit sebagai penggunaan obat yang welas asih.

Kami memasukkan dalam penelitian ini semua bayi dengan berat 21% pada jalan napas pada 36 minggu usia kehamilan dikoreksi.

Dalam diagnosis sepsis, dianggap apabila didapatkan lebih dari satu kriteria klinis dan analitis dari berikut ini : (1) kriteria klinis demam atau hipotermia, takikardi atau bradikardi, takipnea atau apnea, dua pengukuran pada interval 30 menit dengan tekanan darah rata-rata kurang dari persentil 10 pada usia kehamilan, distensi abdomen, muntah, pengisian kapiler buruk, atau pucat; (2) kriteria analitis-reaktif protein dan procalcitonin diatas tentang dalam referensi pada usia kehamilan, hiperglikemia, leukositosis, leukopenia, trombositopenia, trombositosis, dan kultur darah positif.

Sehubungan dengan protokol pemeriksaan retinopati untuk bayi prematur, kondisi inklusi yang diterapkan: berat lahir bayi prematur 1000 g. Seperti terlihat pada Tabel 2, tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dalam prevalensi BPD antara bayi yang diberi vitamin A dan mereka yang tidak [odds ratio (OR): Interval 2,2, 95% confidence (CI): 0.97e5. 27]. Tingkat serum vitamin A adalah 0.33 g / mL [standar deviasi (SD): 0.26] pada pasien dengan BPD dan 0,25 g / dL (SD: 0.14) pada mereka yang tidak BPD, dan tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antar kelompok . Kami mengamati tidak ada manifestasi klinis yang timbul dari toksisitas vitamin A dalam pasien kami.

3.4. ROP dan vitamin A

Insiden ROP ringan, sedang, dan berat di rumah sakit kami adalah 1.5, 0.3, dan 1.4 per 1.000 kelahiran hidup, masing-masing. Di antara mereka dengan berat 1000 g, kasus ROP ringan lebih sedikit antara mereka yang diberikan vitamin A (OR: 0,68, 95% CI : 0.24e1.9; Tabel 2). 3.5. IVH

Tingkat kejadian IVH, Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan kelas IV di rumah sakit kami adalah 0,6, 0,7, 0,6 dan 0,2 per 1000 kelahiran hidup, masing-masing. Kami mengamati tidak ada perbedaan dalam prevalensi IVH antara bayi yang diberi vitamin A dan mereka yang tidak. OR untuk IVH pada bayi dengan berat 1000 g adalah 0.79 (95% CI: 0.25e2.5).

3.6. Sepsis dan vitamin A

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat kematian antara kelompok. Namun, terlepas dari berat badan lahir, risiko sepsis meningkat sampai tiga kali lebih tinggi di antara bayi yang diberi suplementasi vitamin A dibandingkan mereka yang tidak (OR: 3.8, 95% CI: 1.6e8.7). Stratifikasi berdasarkan berat lahir, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prevalensi infeksi pada bayi ELBW (OR: 2,9, 95% CI: 0.54e16.3). Pada mereka dengan berat lahir> 1000 g prevalensi sepsis lebih tinggi secara signifikan sepsis dalam kelompok yang menerima suplemen vitamin A (OR: 3,8, 95% CI: 1.7e8.7). Mikroorganisme dalam sampel kami yang terkait dengan kejadian dari sepsis pada neonatus adalah Staphylococcus aureus (5,9%), Klebsiella pneumoniae (35,3%), Enterobacter cloacae (5,9%), koagulase-negatif Staphylococcus (23,5%), Enterococcus faecalis (11,8%) , Enterococcus faecium (5,9%) dan Enterobacter (11,8%).

Statistik power post hoc untuk endpoint dikotomis dan dua sampel independen adalah 83%.4. Diskusi

Penelitian ini meninjau hasil penelitian pendahuluan hasil, pada bulan April 2010,suplemen vitamin A pada bayi VLBW sebagai profilaksis untuk BPD. Meskipun khasiat vitamin A dalam pencegahan BPD telah dibuktikan oleh beberapa peneliti dalam model eksperimental, penelitian kami memperoleh hasil yang tidak lebih baik untuk BPD antara yang disuplemen vitamin-A dibandingkan antara pasien yang tidak diobati.

Beberapa tinjauan sistematis telah melaporkan bahwa suplementasi vitamin A secara IM pada bayi VLBW dikaitkan dengan kecenderungan mengurangi tingkat kematian atau ketergantungan oksigen pada usia 1 bulan, dengan batas signifikansi statistik (RR: 0.93, 95% CI: 0.86e1. 0). Kami mengamati tidak ada perbedaan dalam faktor risiko perinatal secara sederhana terkait dengan BPD antara bayi yang menerima vitamin A dan mereka yang tidak. Beberapa peneliti telah melaporkan penurunan prevalensi BPD dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini bertepatan dengan peningkatan teknik ventilasi dengan pemanfaatan volume terjamin dan penggunaan terapi oksigen yang lebih rasional, tetapi juga dengan peningkatan input gizi protein dan energi, seperti yang direkomendasikan oleh ESPGHAN. Dalam sampel kami, tidak ada perbedaan yang diamati antara kelompok terkait durasi makan parenteral atau lama hari kehidupan berlalu untuk mencapai nutrisi enteral penuh. Hari penggunaan terapi oksigen, CPAP dan ventilasi noninvasif tidak berbeda secara signifikan antara kelompok.

Meskipun beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa Apgar skor dalam 5 menit 1000 g yang diberi vitamin A memiliki Apgar skor dalam 5 menit > 7. Meskipun ada perbedaan statistik antara pasien dan kelompok yang tidak diberi vitamin A, kami percaya bahwa temuan ini adalah signifikansi sedikit dari klinis, karena tak satu pun dari kedua kelompok memiliki Apgar skor 5 menit rendah ( 1000 g dan potensi risiko yang terlibat dalam administrasi berulang vitamin A secara IM, serta hasil klinis sederhana dilaporkan, kami percaya bahwa tidak ada ketetapan untuk administrasi secara umum vitamin A untuk bayi baru lahir dengan berat