efektivitas pemeriksaan dan penagihan terhadap …

61
iii EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus KPP Pratama Majene) LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Program Studi Perpajakan (D-III) Oleh: BADARIA 105751104616 PROGRAM STUDI PERPAJAKAN D-III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2020

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

iii

EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

(Studi Kasus KPP Pratama Majene)

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Perpajakan (D-III)

Oleh:

BADARIA

105751104616

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN D-III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2020

Page 2: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

iv

Page 3: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

v

Page 4: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

vi

Page 5: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

vii

ABSTRAK

BADARIA, Tahun 2020 Efektivitas Pemeriksaan Dan Penagihan

Terhadap Penerimaan Pajak Di Kpp Pratama Kota Majene, Karya Tulis

Ilmiah (KTI), Program Studi DII Perpajakan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,

Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I

Akhmad dan Pembimbing II Ismail Rasulong Tujuan penelitian ini yakni

untuk mengetahui sejauh mana Efektivitas Pemeriksaan dan Penagihan

Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama kota Majene. Objek

penelitian Tugas Akhir ini adalah “ Pemeriksaan, Penagihan, dan

Penerimaan Pajak di KPP Pratama kota Majene.” Jenis Penelitian yang

dilakukan dengan pendekatan Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara online kepada pihak Fiskus. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa Efektivitas Pemeriksaan, Penagihan, dan

Penerimaan Pajak pada tahun 2018 dan 2019 digolongkan cukup efektif

menurut standarisasi efektivitas dilihat dari penerimaan pajak dan telah

terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Kata Kunci : Efektivitas Pemeriksaan, Penagihan Dan Penerimaan Pajak

Page 6: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

vi

ABSTRACT

BADARIA, In 2020 Effectiveness of Examination and Billing of tax revenue in

Kpp Pratama Kota Majene, Scientific Paper (KTI), Dii Perpajakan Study Program,

Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University Makassar.

Guided by Mentor I Akhmad and Mentor II Ismail Rasulong The purpose of this

research is to find out the extent of the Effectiveness of Examination and Billing

against The Acceptance of tax revenue in KPP Pratama majene city. The object

of this Final Task research is "Examination, Billing, and Acceptance of tax

revenue in KPP Pratama majene city." This type of research is done with a

Descriptive approach. The data collection technique used is an online interview to

Fiskus. The results of this study show that the Effectiveness of Examination,

Billing, and tax revenue Tax in 2018 and 2019 is classified as quite effective

according to the standardization of effectiveness seen from tax receipts and has

been carried out properly as expected.

Keywords : Effectiveness of Examination, Billing And Acceptance of tax revenue

Page 7: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada hanti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala

penulisan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Efektivitas

Pemeriksaan Dan Penagihan Terhadap Penerimaan Pajak”.

Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang penulis buat ini bertujuan

untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Diploma (D3) pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak sudarto dan ibu najamia sultani yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-

saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga

akhir studi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak

akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Terima

kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

Page 8: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

viii

1. Bapak prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., Ak., CA., CPA, selaku Ketua Prodi

Perpajakan.

4. Bapak Dr. Akhmad. M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Karya Tulis Ilmiah (KTI) dapat diselesaikan.

5. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) hingga

seminar hasil.

6. Bapak/ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Perpajakan (D3) angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak

sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

8. Terima kasih kepada pimpinan KPP Pratama Majene, Bapak Matheus

Adhiatera yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

Mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang sederhana ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Page 9: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................. 4

2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 4

2.1.1 Pengertian Efektivitas ......................................................................... 5

2.1.2 Pemeriksaan Pajak ............................................................................... 9

2.1.3 Penagihan Pajak ................................................................................ 11

2.1.4 Pengertian Pajak ................................................................................ 16

2.1.5 pengertian Penerimaan Pajak ............................................................ 20

Page 10: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

x

2.2 Kerangka Konseptual ................................................................................. 24

2.3 Metode Penelitian ....................................................................................... 24

2.3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 24

2.3.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 25

2.3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 25

2.3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 25

2.3.5 Metode Analisis ................................................................................. 25

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 28

3.1 Profil Instansi ............................................................................................ 28

3.1.1 Sejarah Singkat .................................................................................. 28

3.1.2 Visi dan Misi ..................................................................................... 28

3.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 29

3.1.4 Struktur Organisasi dan pembagian tugas ......................................... 30

3.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 39

3.2.1 Data Target Dan Realisasi Pajak Penerimaan pajak ......................... 39

3.2.2 Hasil Wawancara ............................................................................... 42

BAB IV ................................................................................................................. 44

A. kesimpulan .............................................................................................. 44

B. saran ........................................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

Page 11: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Table 1 Target dan Realisasi Pemeriksaan Pajak ...............................................39

Table 2 Target dan Realisasi Penagihan Pajak ..................................................40

Table 3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak ................................................41

Page 12: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.2 Kerangka Konseptual ...................................................................................19

3.1 Struktur Organisasi .......................................................................................24

Page 13: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai upaya agar target pajak dapat tercapai sangat berkaitan

dengan tugas pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak dalam

melakukan pembinaan pada wajib pajak, dengan meningkatkan

pelayanan dan melakukan pengawasan untuk meningkatakan kepatuhan

wajib pajak. Kegiatan pengawasan ini dilaksanakan melalui pengawasan

administratif, penerapan sanksi, penangihan, dan penyidikan pajak.

Bentuk pengawasan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak ini

didasarkan pada Pasal 29 Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang

Perubahan Ketiga Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umun dan Tata Cara Perpajakan (undang-undang KUP) yang

menyatakan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka pengawasan

berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain untuk melaksanakan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sasaran yang

dituju dalam kegiatan pemeriksaan ini merupakan saran pengawasan

terhadap kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya.

Pemeriksaan pajak merupakan kegiatan menghimpun dan

mengolah data, keterangan, atau bukti yang dilaksanakan secara objektif

dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam

Page 14: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

2

rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan

perpajakan pemeriksa pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur

Jenderal Pajak, yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk

melaksanakan Pemeriksaan. Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak adalah

tanda pengenal yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak yang

merupakan bukti bahwa orang yang namanya tercantum pada kartu tanda

pengenal tersebut sebagai Pemeriksa Pajak. Surat Perintah Pemeriksaan

adalah surat perintah untuk melakukan Pemeriksaan dalam rangka

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan atau untuk tujuan

lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

Pada praktiknya seringkali dijumpai tunggak pajak, hal ini

disebabkan karena wajib pajak belum melakukan pembayaran atau

karena sebab lain seperti merasa enggan untuk membayar pajak atau

kondisi keuangan yang tidak mendukung, kurangnya pemahaman (

Perubahan UU Perpajakan), dan kurangnya kesadaran wajib pajak untuk

membayar pajak. Jadi, untuk mengatasi berbagai kendala perlu

dilaksanakan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan hukum yang

memaksa. Tindakan penagihan merupakan wujud upaya untuk

mencairkan tunggakan pajak. Tindakan tersebut berupa penagihan pasif

melalui himbauan dengan menggunakan surat tagihan atau surat

ketetapan pajak. Peningkatan penerimaan pajak memegang peranan

Page 15: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

3

yang strategis karena dilihat dari sisi ekonomi penerimaan pajak dapat

meningkatkan kemandirian dalam pembangunan suatu daerah dan

tentunya berbagai kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan

penerimaan negara harus terus ditingkatkan. Maka dari itu pemerintah

mulai melakukan sosialisasi pajak demi meningkatkan penerimaan pajak.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan

penerimaan negara di sektor pajak, yakni melalui pemeriksaan pajak yang

diupayakan dapat mengoptimalisasikan penerimaan pajak disuatu daerah.

Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya sesuatu kemampuan

untuk menghasilkan hasil yang spesifik atau mendesakkan pengaruh yang

spesifik yang terukur. Sehubung dengan uraian diatas penulis tertarik

untuk mengangkat kedalam penelitian yang berjudul ‘’Efektivitas

Pemeriksaan Dan Penagihan Terhadap Penerimaan Pajak’’.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dapat di

kemukakan penulisan ini adalah: “ bagaimanakah Efektivitas Pemeriksaan

dan Penagihan Terhadap Penerimaan Pajak ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana

Efektivitas Pemeriksaan dan Penagihan Terhadap Penerimaan Pajak.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Page 16: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

4

Dapat menambah wawasan dalam memahami perpajakan

khususnya penagihan dan pemeriksaan pajak yang dibebankan pada

penghasilan perorangan, perusahan atau badan hukum lainnya disuatu

daerah dan Sebagai salah satu sumber acuan untuk penelitian tentang

penerimaan pajak.

b. Praktis

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

acuan atau masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Majene

guna meningkatkan Penerimaan pajak.

Page 17: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-

tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan

menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga di

artikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan

yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan

pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar

atau efektiv.

2.1.2 Pemeriksaan Pajak

1. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Definisi pemeriksaan pajak menurut Thomas Sumarsan (2017) adalah:

“serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan atau

bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu

standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan”.

Definisi pemeriksaan pajak menurut Soemarso S.R (2011) adalah:

“serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data, dan atau

keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Page 18: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

6

dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksankan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan”.

Definisi pemeriksaan pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2013)

menyatakan bahwa: “pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan

system self assessment adalah dilakukan oleh wajib pajak, harus berpegang teguh

pada undang-undang perpajakan”.

Bedasarkan beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa

pemeriksaan pajak adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Direktorat

Jendral Pajak (DJP) mulai dari mencari, menyimpulkan, sampai mengolah data

atau keterangan lainnya dengan tujuan untuk menguji kepatuhan wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan kete`ntuan perundang-

undangan perpajakan.

2. Tujuan Pemeriksaan Pajak

Tujuan pemeriksaan pajak menurut Thomas Sumartan (2017) adalah

sebagai berikut:

1. Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan:

1) SPT lebih bayar dan atau rugi.

2) SPT tidak atau terlambat disampaikan.

3) SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jendral Pajak (DJP)

untuk diperiksa.

4) Adanya indikasi tidak memenuhi kewajiban kewajiban lainnya.

2. Tujuan lain diantaranya, yaitu:

1) Pemberian NPWP (secara jabatan) atau penghapusan NPWP.

Page 19: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

7

2) Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan

pengukuhan PKP.

3) Wajib pajak mengajukan keberatan atau banding.

4) Pengumpulan bahan untuk penyusunan norma perhitungan penghasilan

neto.

5) Pecocokan data dan atau alat keterangan.

6) Penetuan wajib pajak berlokasi ditempat terpencil.

7) Penetuan satu atau lebih tempat terutang PPN.

8) Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

9) Penetuan saat di mulai berproduksi sehubung dengan pasilitas perpajakan

dan atau

10) Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra perjanjian

penghindaran pajak berganda.

3. Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

Kewajiban pajak apabila dilakukan pemeriksaan menurut Thomas

Sumarsan (2017), yaitu:

a. Memperlihatkan data atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang

menjadi dasarnya dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak

atau objek yang terutang pajak.

b. Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau

ruangan yang dipandang perlu oleh pemeriksa dan memberi bantuan guna

kelancaran pemeriksa.

Page 20: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

8

c. Memberi keterangan yang diperlukan selain buku, catatan dan dokumen

lain. Wajib pajak harus memberi keterangan yang dapat berupa keterangan

tertulis dan atau keterangan lisan.

1. Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

Beberapa hak dari wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan menurut

Thomas Sumrsan (2017) diantaranya:

a. Meminta kepada pemeriksa pajak untuk memperlihatkan tanda pengenal

pemeriksa.

b. Meminta tindasan surat perintah pemeriksa pajak.

c. Menolak untuk diperiksa apabila pemeriksa tidak dapat menunjukkan

tanda pengenal pemeriksa dan surat perintah pemeriksaan.

d. Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan.

e. Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku, catatan-catatan, serta

dokumen-dokumen yang dipinjam oleh pemeriksa pajak.

f. Meminta rincian berkenaan dengan hal-hal yang berbeda antara hasil

pemeriksaan dengan surat pemberitahuan (SPT) mengenai koreksi-koreksi

yang dilakukan pemeriksa pajak terhadap SPT yang telah disampaikan.

g. Menguji pengaduan apabila kerahasian usaha dibocorkan kepada pihak

lain yang tidak berhak.

h. Memperoleh lembar asli berita acara penyegelan apabila pemeriksa pajak

melakukan penyegelan atas tempat atau ruangan tertentu.

5. Dasar Hukum pemeriksaan pajak

Page 21: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

9

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2008 (UndangUndang PPh);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Undang-

Undang PPN);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1994 (UndangUndang PBB);

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (Undang-

Undang Bea Meterai);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak

(Undang-Undang Pengampunan Pajak);

7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2017 tentang

Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan Menjadi

Undang-Undang;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (PP 74);

Page 22: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

10

9. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan UndangUndang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan

Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PP 1);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang

Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha

Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 27 Tahun 2017 (PP 79);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2017 tentang Pengenaan Pajak

Penghasilan Atas Penghasilan Tertentu Berupa Harta Bersih Yang

Diperlakukan Atau Dianggap Sebagai Penghasilan (PP 36);

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara

Pemeriksaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015 (PMK-17);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2014 tentang Tata Cara

Pemeteraian Kemudian (PMK-70);

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan (PMK-

239);

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 tentang Tata Cara

Pemeriksaan dan Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan (PMK-256);

Page 23: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

11

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 tentang

Pelaksanaan UndangUndang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan

Pajak sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 165/PMK.03/2017 (PMK-118);

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2017 tentang Petunjuk

Teknis Mengenai Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan

Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.03/2018 (PMK-70);

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak (PMK-210);

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.03/2018 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pemeriksaan Bersama atas Pelaksanaan Kontrak Kerja Sama

Berbentuk Kontrak Bagi Hasil A Hasil dengan Pengembalian Biaya

Operasi di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (PMK-34);

20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2018 tentang Tata Cara

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (PMK-39); 21.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2013 tentang Standar

Pemeriksaan; dan 22. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-

146/PJ/2018 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal kepada

Para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

2.1.3 Penagihan Pajak

1. Pengertian Penagihan Pajak

Page 24: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

12

Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak

melunasi utang pajak dan biaya pengihan pajak dengan menegur atau

memperingatkan. Yang lengkap dan rinci sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Surat

tagihan pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding, serta Keputusan Peninjauan Kembali, yang

menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan

dasar penagihan pajak.

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan, Serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, menyebabkan

jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo

pelunasan tidak atau kurang bayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar

itu dikenai sanksi administrsi berupa Bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan

untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan

tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya surat tagihan pajak, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

Dalam hal wajib pajak diperbolehkan menunda surat pemberitahuan

tahunan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari

jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas kekurangan pembayaran pajak

tersebut, dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan yang dihitung dari saat

berakhirnya batas waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan sampai

Page 25: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

13

dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari

bulan penuh 1 (satu) bulan.

Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan surat

tagihan pajak, surt ketetapan pajak kurang bayar, serta surat ketetapan pajak

kurang bayar tambahan, dan surat keptusan pembetulan, surat keputusan

keberatan, putusan banding, serta putusan peninjauan kembali yang menyebabkan

jumlah pajak yang masih harus di bayar bertambah, yang tidak dibayar oleh

penanggung pajak sesuai dengan jangka waktu dilaksanakan penagihan pajak

dengan surat paksa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Adapun tahap penagihan pajak yaitu sebagai berikut:

a. Surat teguran dilayangkan oleh wajib pajak sampai tanggal jatuh tempo.

b. Surat teguran tidak perlu diterbitkan bila wajib pajak menyetujui

pembayaran secara angsuran.

c. Penerbitan surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak teidak

memenuhi ketentuan.

d. Pemberitahuan surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan

angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

e. Penagihan seketika dan sekaligus penagihan pajak tanpa menunggu

tanggal jatuh tempo pembayaran terhadap seluruh utang pajak dan semua

jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak.

f. Penyitaan barang milik wajib pajak sesuai dengan peraturan penyitaan

yang di terbitakan oleh pejabat setempat.

Page 26: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

14

g. Penyitaan tambahan barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi

biaya penagihan pajak dan utang pajak.

h. Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi

biaya penagihan pajak dan utang pajak.

Dikecualikan dari penagihan seketika dan sekaligus apabila:

a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

atau berniat untuk itu.

b. Penanggung pajak memindah tangankan barang yang dimiliki atau yang

dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan

perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannnya di Indonesia.

c. Tedapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan membubarkan badan

usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha, atau memindah

tangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya, atau

melakukan perubahan bentuk lainnya.

d. Badan usaha akan di bubarkan oleh Negara. atau

e. Terjadi penyitaan barang atas barang penanggung pajak oleh pihak ketiga

atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

Penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Negara mempunyai hak mendahulu

untuk utang pajak atas barng-barang milik penanggung pajak. Ketentuan tentang

hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga, denda,

kenaikan, dan biaya penagihan pajak.

Page 27: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

15

Hak mendahulu untuk pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya,

kecuali terhadap:

a. Biaya perkara yang hanya di sebabkan oleh suatu penghukuman untuk

melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak.

b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud: dan

atau

c. Biaya perkara, yang hanya di sebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian

suatu warisan.

Dalam hal wajib pajak dinyatakan failed, bubar, atau di likuidasi maka

curator, likuidator, atau orang atau badan yang di tugasi untuk melakukan

pemberesan dilarang membagikan harta wajib pajak dalam failed, pembubaran

atau likuidasi kepada pemegang saham atau kreditor lainnya sebelum

menggunakan harta tersebut untuk membayar utang pajak wajib pajak tersebut.

Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak

tanggal di terbitkan surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, surat

ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat keputusan pembetulan, surat

keputusan keberatan, utusan banding, atau utusan peninjauan kemabali yang

menyebabkan jumlah pajak yang harus di bayar bertambah.

Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut:

a. Dalam hal surat paksa di beritahukan secara resmi maka jangka waktu 5

(lima) tahun di hitung sejak pemberitahuan surat paksa.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

16

b. Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran

pembayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut di hitung sejak

batas akhir penundaan di berikan.

Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan,

dan biaya penagihan pajak daluwarsa setelah melampaui 5 (lima) tahun terhitung

sejak penerbitan surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, serta

surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, dan surat keputusan pembetulan,

surat keputusan keberatan, putusan banding, serta putusan peninjauan kembali.

2. Daluwarsa Penagihan Pajak

Daluwarsa penagihan pajak tertanggung apabila:

a. Di terbitkan surat paksa.

b. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak

langsung.

c. Diterbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar, atau surat ketetapan pajak

kurang bayar tambahan . atau

d. Dilakukan penyelidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

2.1.4 Pengertian Pajak

Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor

privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

memengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (spending

power) dari sektor privat. Agar tidak terjadi gangguan yang serius terhadap

jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola

dengan baik. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting

Page 29: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

17

yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran

rutin maupun pengeluaran pembangunan. Sebaliknya bagi perusahaan, pajak

merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih (Suandy, 2011:1).

Dari berbagai defenisi yang di berikan terhadap pajak baik pengertian

secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat di

paksakan), dapat di tarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada

pengertian pajak antara lain sebagai berikut:

1. Pajak di pungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari

sektor swasta, (wajib pajak membayar pajak) ke sector negara (pemungutan

pajak/administrator pajak), maupun pembangunan.

3. Tidak dapat di tunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh

pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas , penulis menyimpulkan pajak

adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) berdasarkan undang-undang

tanpa mendapatkan imblan secara langsung yang akan digunakan untuk

pembiayaan keperluan umum pemerintah.

3. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk

Page 30: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

18

pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas, menurut Thomas sumarsan

(2017) pajak mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a. fungsi penerimaan (budgetair)

Pajak berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat bagi kas negara,

yang di peruntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan,

negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat di peroleh dari penerimaan pajak.

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur struktur pendapatan di tengah

masyarakat dan struktur kekayaan antara para pelaku ekonomi. Fungsi mengatur

ini sering menjdi tujuan pokok dari system pajak, paling tidak dalam system

perpajakan yang benar tidak terjadi pertentangan dengan kebijakan Negara dalam

bidang ekonomi dan social.

4. Jenis Pajak

Menurut Thomas Sumarsan (2017:12) jenia-jenis pajak dapat di

kelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu:

a. Menurut golongan, Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak

dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi bebang langsung

Wajib Pajak yang bersangkutan.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) Pajak tidak langsung adalah pajak yang

pembebanannya dapat dilimpahkan kepad pihak lain. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

Page 31: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

19

b. Menurut Sifatnya, Pajak subjektif adalah pajak yang berdasarkan pada

subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti

memperhatikan keadaan Wajib Pajak.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) Pajak objektif, adalah pajak yang

berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaaan dari Wajib Pajak.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah (PPnBM).

c. Menurut Pemungutan, Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak atas

Petambahan Barang Mewah (PPnMB), Pajak Bumi Bangunan (PPB) Bea

Materai Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak

Reklame dan Pajak Hiburan.

5. Subjek Pajak

Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh undang-undang

untuk dikenakan pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak yang

berkenan dengan penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam tanhun

pajak, yang menjadi subjek pajak dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009

tentang Pajak Penghasilan adalah:

a. Orang Pribadi, sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di

Indonesia maupun diluar Indonesia.

Page 32: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

20

b. Warisan, yang belum terbagi sebagai satu kesatuan untuk menggantikan yang

berhak, warisan yang belum terbagi di maksud merupakan subjek pajak

pengganti yang menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Masalah

penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti

dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari

warisan tetap dapat dilakukan.

c. Badan, pengertian badan mengacu pada undang-undang KUP, bahwa badan

adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang

melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

perseroan terbatas (PT), perseroan Komanditer (CV), perseroan lainnya,

badan usaha milik negara (BUMN) dengan nama dan dalam bentuk apapun,

Firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi lainnya, lembaga,

dan bentuk badan lainnya termaksud kontrak investasi kolektif bentuk usaha

tetap. Badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah

(BUMD) merupakan subjek pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya

sehingga setiap unit tertentu dari badan pemerintah misalnya lembaga, badan,

dan sebagainya yang di miliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah

yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh

penghasilan merupakan subjek pajak.

d. Badan Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang

pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada

di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan

Page 33: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

21

yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan diindonesia untuk menjalankan

usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

2.1.5 Pengertian penerimaan pajak

Penerimaan berasal dari kata terima yang berarti mendapat (memperoleh

sesuatu), sedangkan penerimaan berarti perbuatan menerima. Maka dapat

disimpulkan bahwa penerimaan pajak merupakan jumlah kontribusi masyarakat

(yang dipungut berdasarkan undang-undang) yang diterima oleh negara dalam

suatu masa yang akan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat

diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai

kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat (Hutagaol,2010:325).

2.2 Kerangka Konseptual

9

Gambar 1

Kerangka Konseptual

Dalam proses pemeriksaan pajak melakukan pemeriksaan terhadap wajib

pajak, pemeriksaan ini menyeluruh tentang masalah-masalah perpajakan dan

kewajiban pajaknya. Setelah ada hasil dari pemeriksaan maka di tetapkan apakah

wajib pajak memiliki selisih lebih bayar atau kurang bayar.

Pemeriksaan

Pajak

Penagihan

Pajak

Penerimaan

pajak

Page 34: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

22

Setelah pemeriksaan pajak maka di terbitkan surat ketetapan pajak (SKP)

oleh pihak penagihan, inilah yang di maksud dalam proses Penagihan PPh Badan.

Apabila wajib pajak sudah menerima surat ketetapan pajak (SKP) maka

wajib pajak harus melunasi dan masuk kedalam kas atau rekening negara, maka

ini di maksud Penerimaan Pajak.

2.3 Metode Penelitian

2.3.1 Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode peneliti deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti,

mengamati peristiwa, dan dapat memberikan penejelasan berupa gambaran,

deskriptif yang sistematis terhadap masalah yang sedang terjadi.

2.3.2. lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini mengambil data penelitian di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Mejene, dengan waktu penelitian mulai dari bulan Agustus sampai bulan

September 2020

2.3.3 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang di lakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengajukan Permohonan Penelitian

2. Pengumpulan Data

3. Analisa Data Peneletian

4. Kesimpulan dan Saran

2.3.4 Metode Pengumpulan Data

Page 35: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

23

Dalam usaha memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan

penelitian ini untuk dijadikan sebagai bahan atau materi pembahasan maka

metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data sekunder dan

studi kepustakaan.

2.3.5 Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif. Dalam analisis data deskriptif., peneliti hanya terbatas pada

perhitungan, dan mengumpulkan, menyusun, mengolah, serta menganalisis data

angka, agar dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan tertentu

sehingga dapat ditarik kesimpulan. Data yang akan diteliti dari efektivitas

pemeriksaan pajak , penagihan pajak dan penerimaan pajak berupa :

a. Efektivitas Pemeriksaan Pajak

SOP Pemeriksaan Kantor KKP Pratama Majene.

Realisasi pemeriksaan (SKP) (Rp)

Efektivitas = x 100 %

Target Pemeriksaan + n

Keterangan :

n = Jumlah tunggakan yang terjadi ditahun sebelumnya jika ada maka

mengukur tingkat efektivitas dari pelaksanaan pemeriksaan rutin

didasarkan pada kriteria (dalam presentase) (1) > 100 sangat efektif . (2)

90-100 efektif, (3) 80-89 cukup efektif, (4) 70-79 kurang efektif, (5) < 69

tidak efektif.

Page 36: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

24

b. Efektifitas Penagihan Pajak

SOP Pemeriksaan Kantor KKP Pratama Majene.

Realisasi penagihan pajak

Efektivitas = x 100 %

Target Penagihan

Keterangan :

n= Jumlah tunggakan yang terjadi ditahun sebelumnya jika ada maka

mengukur tingkat efektivitas dari penagihan pajak rutin didasarkan pada

kriteria (dalam presentase) (1) > 100 sangat efektif . (2) 90-100 efektif, (3)

80-89 cukup efektif, (4) 70-79 kurang efektif, (5) < 69 tidak efektif.

c. Efektivitas Penerimaan Pajak

Dari segi penyelesaian penerimaan pajak dengan efektivitas

Realisasi penerimaan pajak

Efektivitas = x 100 %

Target Penerimaan + n

Keterangan :

n= Jumlah tunggakan yang terjadi ditahun sebelumnya jika ada maka

mengukur tingkat efektivitas dari pelaksanaan penerimaan rutin didasarkan

pada kriteria (dalam presentase) (1) > 100 sangat efektif. (2) 90-100 efektif,

(3) 80-89 cukup efektif, (4) 70-79 kurang efektif, (5) < 69 tidak efektif

(Halim 2011:21)

Page 37: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

25

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil Instansi

3.1.1 Sejarah Ringkas

Sebelum menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene, dulunya kantor ini

disebut kantor IPEDA (Iuran Pembangunan Daerah) pada tahun 1968. Baru pada

tahun 1990 IPEDA berganti nama menjadi Pajak Bumi dan Bangunan Majene

(PBB). Pajak Bumi Bangunan Majene menempati gedung baru pada tahun 2005

yang masih berdiri sampai saat ini. Pada tahun 2008 Kantor Pajak Bumi dan

Bangunan Majene resmi berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Majene. Namun baru tahun 2008 tepatnya bulan Mei berfungsi penuh sebagai

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene memiliki 3 wilayah kinerja yaitu:

Kabupaten Majene, Kabupaten Polewali Mandar, dan Kabupaten Mamasa. Selain

itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene memliki 2 Kantor Pelayanan

penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), yaitu KP2KP Mamasa dan

KP2KP Polewali Mandar.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene memilik jumlah pegawai 49 Orang. 4

Orang Pegawai di KP2KP Polewali dan 4 Orang Pegawai di KP2KP Mamasa.

3.1.2 Visi Dan Misi

Kantor Pelayan Pajak Pratama Majene mempunyai Visi dan Misi sebagai

berikut:

Page 38: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

26

VISI : Menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan pelayanan

terbaik di Indonesia melalui sumber daya manusia yang berkualitas,

profesional, dan service oriented.

MISI : Menghimpun penerimaan pajak dengan memaksimalkan

pelayanan untuk menumbuhkan jiwa dan semangat masyarakat sadar dan

peduli pajak.

3.1.3 Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene

Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri

Keuangan Nomor: 254/KMK.01/2004 disebut KPP Pratama adalah instansi

vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Pajak Pratama

dipimpin langsung oleh Kepala Kantor.

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan

pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas

Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud di atas, KPP Pratama

menyelenggarakan fungsi:

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan

subjek pajak;

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

Page 39: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

27

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

d. Penyuluhan perpajakan;

e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak;

f. Pelaksanaan ekstensifikasi;

g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;

h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak;

j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

k. Pelaksanaan intensifikasi;

l. Pelaksanaan administrasi KPP Pratama.

3.1.4 Struktur organisasi dan pembagian tugas

Pada KPP Pratama yang merupakan penggabungan KPP, KPPBB dan

Karikpa Administrasi pada KPP Pratama yang pada awalnya terpisah

yakni Pajak, PBB dan pemeriksaan/penyidikan. Sistem administrasi tidak

lagi berdasar jenis pajak tapi berdasar fungsi sehingga Struktur

Organisasinya berubah.

Dapat dijelaskan perubahan masing-masing seksi kedalam seksi-seksi yang baru

adalah sebagai berikut:

1. Seksi PDI:

- Merupakan gabungan dari Seksi DAI dan Seksi Penerimaan

Page 40: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

28

- Merupakan peralihan dari Seksi Penkeb pada KPP, sub sie

penerimaannya beralih ke Seksi PDI, sedangkan sub sie keberatannya

ditangani oleh Kanwil Modern.

2. Seksi Pelayanan :

- Merupakan perubahan nama dari seksi TUP pada KPP.

- Merupakan peralihan dari Seksi Penetapan pada KPPBB.

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi :

- Merupakan gabungan dari Seksi PPh OP, PPh Badan, PPh Pot Put, dan

PPN/PTLL.

4. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan :

- Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada KPPBB.

5. Seksi Pemeriksaan :

- Merupakan peralihan dari Tata Usaha/Administrasi Rikpa.

6. Kelompok Jabatan Fungsional :

- Merupakan peralihan dari fungsional pemeriksa di Rikpa.

Page 41: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

29

Atau dapat dilihat pada Bagan berikut ini;

Bagan. I

Penggabungan KPP, Karikpa dan KP PBB

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene didasarkan pada

Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 254/KMK.01/2004 tanggal 24 Mei 2004,

Bentuk organisasi yang berlaku pada KPP Pratama Majene adalah bentuk

Organisasi garis, dimana organisasi tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Kantor

yang memegang kekuasaan dalam mengendalikan operasional kantor terutama

Page 42: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

30

dalam hal pelaksanaan disiplin kerja para stafnya untuk mencapai tujuan yakni

pengawasan kepada wajib pajak bagi negara yang telah direncanakan.

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene:

Bagan. 2

Struktur Organisasi KPP Pratama

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan

pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai,

Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak

Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majene dikepalai oleh seorang Kepala sebagai

pegawai eselon III dan dibantu oleh beberapa Kepala seksi. Masing-masing kepala

seksi tersebut membawahi beberapa Pelaksana, kecuali Seksi Pengawasan dan

Konsultasi membawahi Account Representative (AR) dan Pelaksana.

Page 43: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

31

Dalam melaksanakan tugas KPP Pratama menyelenggarakan fungsi:

a. pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan

subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

d. Penyuluhan perpajakan;

e. Pelayanan perpajakan;

f. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak;

g. Pelaksanaan ekstensifikasi;

h. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;

i. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

j. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

k. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

l. Pembetulan ketetapan pajak;

m. Mengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan

n. Pelaksanaan administrasi kantor.

Page 44: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

32

KPP Pratama terdiri atas:

1. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal;

Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan

urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan pengelolaan

kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern, pemantauan pengelolaan

risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut

hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan

pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan,

urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan

Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT

dan e- Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja

organisasi.

3. Seksi Pelayanan;

Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan

produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas

perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta

penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak.

Page 45: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

33

4. Seksi Penagihan;

Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan

piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif,

usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen

penagihan.

5. Seksi Pemeriksaan;

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana

pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan,

penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan administrasi pemeriksaan

perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksa

pajak yang ditunjuk kepala kantor.

6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan;

Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan

pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,

pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam

menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, serta

penyuluhan perpajakan.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan proses

penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak,

Page 46: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

34

bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak, serta usulan

pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II masing- masing mempunyai tugas

melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak,

penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data

Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada

Wajib Pajak.

9. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional

yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang

keahliannya.

b. Setiap kelompok tersebut pada point (a) dikoordinasikan oleh pejabat

fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan

Kepala KPP yang bersangkutan.

c. Jumlah Jabatan Fungsional tersebut pada point (a) ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Page 47: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

35

Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Kantor Pelayanan, Penyuluhan, Dan Konsultasi Perpajakan

1. Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan yang

selanjutnya dalam Peraturan Menteri Keuangan ini disebut KP2KP adalah

instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Pratama.

2. KP2KP dipimpin oleh seorang Kepala.

KP2KP mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan, penyuluhan, konsultasi

perpajakan kepada masyarakat, pengamatan potensi perpajakan wilayah, dan

pembuatan monografi pajak, serta membantu Kantor Pelayanan Pajak

Pratama dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam melakukan tugas KP2KP menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, sosialisasi, dan konsultasi

perpajakan kepada masyarakat;

b. Pengamatan potensi perpajakan dan pembuatan monografi pajak;

c. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

d. Pelaksanaan dan edukasi Wajib Pajak Orang Pribadi baru;

e. Bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak;

Page 48: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

36

f. Pemberian pelayanan kepada masyarakat di bidang perpajakan

Yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi tersebut

yaitu Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana diatur dalam Keputusan

Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PMK206.2PMK.012014 tanggal 17 Oktober

2014 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal

Pajak.

3.2 Hasil Penelitian

3.2.1 data target dan realisasi pemeriksaan pajak

Tabel 1. Data target dan realisasi perkembangan pemeriksaan pajak kpp

pratama majene

TARGET DAN REALISASI 2018 HINGGA 2019

PEMERIKSAAN PAJAK

Tabel 1

No Tahun Target Realisasi Presentase

Efekvitas

Kriteria

Efektivitas

1 2018 450.000.000 534.998.558 118.88% Sangat

Efektif

2 2019 5.983.921.043 1.573.224.753 26.29% Tidak efektif

Sumber : data hasil olahan 2020

Tabel 1. Diketahui bahwa realisasi pemeriksaan pajak di KKP Pratama

Majene pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp. 534.998.558

melebihi target sebesar Rp. 450.000.000. akan tetapi pada tahun 2019 tidak

mencapai target realisasi yang di tetapkan yaitu Rp. 1.573.224.753, atau

26,29% dari target pemeriksaan pajak sebesar 5.983.921.043. dari hasil

Page 49: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

37

perhitungan perkembangan pemeriksaan pajak dalam 2 tahun pemeriksaan

pajak KPP Pratama kota majene termasuk kriteria cukup efektif.

Dari data target dan realisasi Pemeriksaan pajak diatas selama 2

tahun terakhir menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pendapatan

penerimaan pada tahun 2018 akan tetapi data target dan realisasi pada tahun

2019 belum tercapai.

TARGET DAN REALISASI 2018 HINGGA 2019

PENAGIHAN PAJAK

Tabel 3.4.1

No Tahun Target Realisasi Presentasi

efektivitas

Kriteria

Efektifitas

1 2018 1.700.052.000 1.857.751.864 109.27% Efektif

2 2019 7.581.514.171 1.858.256.566 24.51% Tidak efektif

Pada table 2. Peneliti mengungkapkan kriteria efektivitas penagihan

pajak dari target dan realisasi KPP Pratama kota majene diketahui bahwa

realisasi penagihan pajak tahun 2018 Rp. 1.857.751.864 mencapai target yang

ditetapkan yaitu Rp. 1.700.052.000. pada tahun 2019 realisasi penagihan

pajak Rp. 1.858.256.566 mengalami penurunan dari target yang ditetapkan

yaitu Rp. 7.581.514.171. dari hasil perhitungan perkembangan diatas KPP

Pratama kota majene termasuk kriteria tidak efektif.

Page 50: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

38

TARGET DAN REALISASI 2018 HINGGA 2019

PENERIMAAN PAJAK

Tabel

3

No Tahun Target Realisasi

Presentase

Efektivitas

Kriteria

efektivitas

1 2018 283.749.329.000 227.255.887.546 80,07% Cukup

efektif

2 2019 283.674.637.000 235.108.340.394 82,87% Cukup

efektif

Diketahui bahwa realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama kota

majene pada tahun 2018 tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar

Rp. 227.255.887.546 atau 80,07% dari target penerimaan pajak sebesar Rp.

283.749.329.000. pada tahun 2019 realisasi penerimaan pajak megalami

kenaikan sebesar Rp. 235.108.340.394 tetapi tidak mencapai target yang

ditetapkan sebesar 82,87% dari target penerimaan yakni Rp.

283.674.637.000. dari hasil perhitungan perkembangan 2 tahun pemeriksaan

pajak KPP Pratama kota majene termasuk kriteria tidak efektif

Pembahasan

Table 1 memperlihatkan table hasil olahan peneliti yang mana table 1

tersebut memperlihatkan hasil uji efektivitas pemeriksaan pajak dari target dan

realisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Majene . nilai target

dari pemeriksaan pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Majene diperoleh

dari Direktorat Jendral Pajak (DJP) kemudian di sesuaikan dengan realisasi yang

ada, sedangkan realisasi diperoleh dari total pencairan SKP tahun berjalan dan

Page 51: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

39

pencairan atas SKP tahun sebelumnya di Kantor Pelayanan Pajak Kota Majene.

Table 2 merupakan table hasil olahan dari peneliti yang mana table 2 tersebut

memperlihatkan hasil uji efektivitas penagihan pajak dari target dan realisasi yang

ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Majene. Nilai target diperoleh dari

ketetapan Direktorat Jendral Pajak, kemudian realisasi diperoleh dari akumulasi

Surat Teguran (ST), Surat Paksa (SP), surat perintah melaksanakan penyitaan dan

blokir dari data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Majene.

Table 3 memperlihatkan hasil dari uji efektivitas penerimaan pajak dari

tahun 2018 sampai 2019 dilihat dari target dan realisasi penerimaan pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Majene. Data yang diambil menunjukan

perubahan yang cukup efektif. Nilai target dan realisasi dari penerimaan pajak di

peroleh dari distribusi rencana penerimaan pajak per jenis pajak, perbulan dan

Perkantor Pelayanan Pajak Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat Dan Tenggara.

3.2.2 hasil wawancara

1. Apa yang menjadi kendala dalam hal pencapaian target realisasi

penerimaan pajak ?

Jawaban: karena kesadaran wajib pajak untuk lapor SPT masih kurang

dan bayar pajak masih rendah

2. Adakah sistem atau prosedur baru yang dilakukan dalam

meningkatkan penerimaan pajak ?

Jawaban: sistem yang dilakukan DJP dibidang:

*pelayanan dan penyuluhan: pelayanan prima kepada WP, peningkatan

efektivitas penyuluhan dan kehumasan.

*ekstensifikasi: peningkatan ekstensifikasi perpajakan

*pengawasan: peningkatan pengawasan wajib pajak, peningkatan

efektivitas pemeriksaan

*penegakan hukum: peningkatan efektivitas penegakan hukum

Page 52: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

40

3. Apakah pemeriksaan dan penagihan saat ini sudah efektif dalam

merealisasikan target penerimaan pajak ?

Jawaban: tahun 2018 pemeriksaan penagihann sdh efektif dalam

melakukan terlihat dari jumlah realisasi yg melebihi target

tahun 2019

-terjadi peningkatan target penerimaan yg sangat signifikan meskipun

dalam realisasi sbnrnya bertumbuh dr 2018 ke 2019

-peningkatan target penwrimaan jg diikuti dgn peningkatan produk hukum

yg harus dikeluarkan seperti surat teguran, surat paksa, surat perintah

melakukan penyitaan, namun tdk terlalu signifikan dalam peningkatan

penerimaan

-hal ini menunjukkan kekuatan membayar wajib pajak wilayah kerja

majene hanya berada di range 1.5-1.9 M

Page 53: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

41

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep efektivitas yang dikaitkan dengan pemeriksaan pajak, penagihan

pajak, dan penerimaan pajak adalah seberapa besar realisasi yang dapat dicapai

atas target yang telah ditetapkan KPP di setiap tahunnya untuk memenuhi tujuan

yang telah ditetapkan. dilihat dari segi penyelesaian berdasarkan SKP

,penyelesaian penagihan pajak melalui surat paksa dan surat teguran serta dari

segi penerimaan pajak dari wajib pajak yang didasarkan pada jumlah target dan

realisasi ketetapan pemeriksaan pajak, penagihan pajak, dan penerimaan pajak.

Objek penelitian adalah KPP Pratama Kota Majene. Metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif yang berfokus pada efektivitas. Hasil

perhitungan efektivitas dari data yang didapat mulai dari efektivitas pemeriksaan,

penagihan dan penerimaan pajak pada tahun 2018 dan 2019: Efektivitas

Pemeriksaan, Penagihan, Dan Penerimaan Pajak Pada Tahun 2018 Yaitu

118.88%, 109.27%, 80.07% Dan Digolongkan Cukup Efektif Berdasarkan

Standarisasi Efektivitas. Sedangkan Pada Tahun 2019 Pemeriksaan 26.29%,

Penagihan 24.51%, Dan Penerimaan Pph Badan 82.87% Digolongkan Kurang

Efektif, Tidak Efektif Dan Cukup Efektif. Jadi Efektivitas Pemeriksaan Dan

Penagihan Terhadap Penerimaan Pajak Di Golongkan Cukup Efektif Di Lihat

Dari Penerimaan Pajak Yaitu 80.07% Di 2018 Dan 82,87% Pada Tahun 2019

Pimpinan KPP Pratama Kota Majene sebaiknya meningkatkan kinerja serta

menginformasikan manfaat pajak pada seluruh kalangan masyarakat yang ada di

Kota Majene.

Page 54: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

42

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari penelitian, maka ada

beberapa saran yang penulis sampaikan untuk mempertahankan ataupun

meningkatkan penerimaan pajak di Kpp Pratama Majene:

1. Meningkatkan penagihan pajak dengan mendatangi setiap wajib pajak

secara menyeluru.

2. Dalam penentuan target hendaknya lebih akurat dan kompetitif

disesuaikan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya.

3. Meningkatkan kinerja dari setiap proses pemeriksaan maupun penagihan.

Page 55: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Arifanda. 2012. “Analisis Hasil Pemeriksaan Pajak Tahun 2008-2011

Untuk Menentukan Pola Profil Wajib Pajak Badan Yang Potensial di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Palmerah”. Tesis tidak

diterbitkan. Fakultas ekonomi universitas Indonesia.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Sosial.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Halim, Abdul. 2011. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat, Jakarta.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Salip dan Tendy Wato. 2006. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan

Pajak (Studi Kasus Di KPP Jakarta Kebon Jeruk)”. Jurnal Keuangan

Publik. Vol 4 No 2.

Sari, Maria M. Ratna dan Ni Nyoman Afriyanti. 2012. “Pengaruh Kepatuhan

Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak PPh Pasal 25/29

Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Denpasar Timur”. Jurnal Ilmiah

Akuntansi dan Bisnis. Vol 7 No 1.

Suandy, Erly. 2008. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sukirman. 2011. Pengaruh Manajemen Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan

Pajak. Analisis Manajemen. Vol 5 No 1.

Sulistyawati, Ardiani Ia, Dian Indriana Tri Lestari dan Novi Widi Tiandari. 2012.

“Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Perpajakan Dan Kepatuhan

Wajib Pajak Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada KPP

Pratama Semarang Candisari)”. Jurnal Infestasi. Vol 8 No 1. Hal. 81-96.

Sumarsan, Thomas. 2017. Perpajakan Indonesia (Pedoman Perpajakan Yang

Lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru). Jakarta: indeks.

Suandy Erly. 2011. Perencanaan pajak. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.

Susanto, M. 2009. “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak,

dan Jumlah Pemeriksaan terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan

di KPP Mataram”. Unpublished Undergraduate Thesis. Universitas

Kristen Petra, Surabaya.

Syahab, Zakiyah M. dan Gisijanto, Hantoro Arief. 2008. Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak. Jurnal Ekonomi Akuntansi

Pajak.

Page 56: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xiv

Tarjo dan Indra Kusumawati. 2006. Analisis Prilaku Wajib Pajak Orang Pribadi

terhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Studi Kasus Di Bangklan.

JAAI.

Hutagaol, John. 2010. Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Page 57: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi wawancara

Page 58: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xvi

Page 59: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xvii

Page 60: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xviii

Page 61: EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN TERHADAP …

xix

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan

masalah pada penelitian yang berjudul “Efektivitas Pemeriksaan Dan

Penagihan Terhadap Penerimaan Pph Badan”. Berikut daftar pertanyaan

wawancara untuk menjawab rumusan masalah.

Daftar pertanyaan :

PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA PIHAK FISKUS

1. Apa yang menjadi kendala dalam hal pencapaian target realisasi

penerimaan pajak ?

2. Adakah sistem atau prosedur baru yang dilakukan dalam

meningkatkan penerimaan pajak ?

3. Apakah pemeriksaan dan penagihan saat ini sudah efektif dalam

merealisasikan target penerimaan pajak ?