penagihan pajak

26
PENAGIHAN PAJAK Pembimbing : Sri Zuliarni S.Sos., MBA. oleh: ROSLIANA SILALI (1201112476) ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU 2013 1

Upload: rosliana-silali

Post on 12-Jun-2015

2.903 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penagihan pajak

PENAGIHAN PAJAK

Pembimbing :

Sri Zuliarni S.Sos., MBA.

oleh:

ROSLIANA SILALI

(1201112476)

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2013

1

Page 2: Penagihan pajak

DAFTAR ISI

Pendahuluan 3

Hak Wajib Pajak/ Penanggung Pajak 3

Kewajiban Wajib Pajak 3

Daluwarsa Penagihan 4

Daluwarsa Tindakan Panagihan Pajak 5

Tindakan Penagihan Pajak 7

Pelaksanaan Penagihan 9

Jangka Waktu Pelaksanaan Penagihan 10

Jenis-Jenis Penagihan 11

Dasar Penagihan Pajak 11

Bunga Penagihan Pajak 15

Ketentuan Pidana 16

Kesimpulan 17

2

Page 3: Penagihan pajak

PENAGIHAN PAJAK

PENDAHULUAN

Penagihan pajak adalah tindakan penagihan terhadap wajib pajak (WP) apabila utang

pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi atau serangkaian

tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan

menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,

melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Hak Wajib Pajak/Penanggung Pajak

Wajib Pajak/Penanggung Pajak berhak untuk:

1. Meminta Jurusita Pajak memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Jurusita Pajak.

2. Menerima Salinan Surat Paksa dan Salinan Berita Acara Penyitaan.

3. Menentukan urutan barang yang akan dilelang.

4. untuk melunasi Diberi kesempatan terakhir sebelum pelaksanaan lelang utang pajak

termasuk biaya penyitaan, iklan, dan biaya pembatalan lelang, dan melaporkan

pelunasan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang bersangkutan.

5. Lelang tidak dilaksanakan apabila Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya

penagihan pajak sebelum pelaksanaan lelang.

3

Page 4: Penagihan pajak

Kewajiban Wajib Pajak/Penanggung Pajak

1. Membantu Jurusita Pajak dalam melaksanakan tugasnya:

o Memperbolehkan Jurusita Pajak memasuki ruangan, tempat usaha/tempat

tinggal Wajib Pajak/Penanggung Pajak;

o Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan.

2. Barang yang disita dilarang dipindahtangankan, dihipotikkan atau disewakan.

Daluwarsa Penagihan

1. Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya

penagihan pajak, daluwarsa (daluarsa) setelah lampau waktu lima tahun terhitung

sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding Pajak, serta Putusan Peninjauan Kembali.

2. Daluwarsa penagihan pajak tertangguh (tertunda) apabila:

1. Diterbitkan Surat Paksa;

2. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak

langsung;

3. Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan karena Wajib Pajak setelah jangka waktu lima tahun

tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau

tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada Pendapatan

Negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap.

4. Dilakukan penyidikan pajak.

4

Page 5: Penagihan pajak

Daluwarsa Tindakan Penagihan Pajak

       Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga,

denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu 10 tahun terhitung

sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak

yang bersangkutan.

Penagihan pajak dapat dilakukan setelah melampaui 10 tahun dengan syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa. Kadaluwarsa dihitung sejak tangal

penyampaian surat paksa tersebut.

2. Adanya pengakuan utang dari Wajib Pajak, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Hal ini dikarenakan sebagai berikut:

a. Adanya permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak sebelum

jatuh tempo pembayaran. Untuk daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal

surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima.

b.Adanya permohonan keberatan. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak

tanggal surat permohonan keberatan diterima.

Wajib Pajak melaksanakan pembayaran sebagian utang pajaknya. Untuk daluwarsa ini

penagihan pajak dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak tersebut.

Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan tindakan penagihan pajak, apabila jumlah pajak

yang terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

5

Page 6: Penagihan pajak

(SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan

Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,

yang tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan

dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

Peraturan perundang-undangan perpajakan menetapkan bahwa STP, SKPKB, serta SKPKBT

dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta

Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar

bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan,

kecuali untuk WP usaha kecil dan WP di daerah tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, jangka waktu pelunasan dapat diperpanjang menjadi paling

lama 2 (dua) bulan.

Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan (STPPBB), Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar (SKBKB), Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (STB), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Keberatan, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali, yang

menyebabkan jumlah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang harus dibayar

bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterima oleh WP.

Dalam hal WP keberatan atas SKPKB atau SKPKBT, jangka waktu pelunasan pajak untuk

jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan sebesar pajak yang tidak

disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, tertangguh sampai dengan satu bulan

sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. Dalam hal WP mengajukan banding

atas Surat Keputusan Keberatan sehubungan dengan SKPKB atau SKPKBT, jangka waktu

6

Page 7: Penagihan pajak

pelunasan pajak tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan

Banding.

Tindakan Penagihan Pajak

Apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi, akan

dilakukan tindakan penagihan pajak sebagai berikut:

1. Surat Teguran

a. Dalam hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruhnya jumlah pajak yang masih harus

dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan WP tidak mengajukan keberatan atas

SKPKB atau SKPKBT, kepada WP disampaikan Surat Teguran setelah lewat tujuh hari sejak

saat jatuh tempo pengajuan keberatan;

b. Dalam hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang masih harus

dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan WP mengajukan permohonan

banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan SKPKB atau SKPKBT, kepada WP

disampaikan Surat teguran setelah tujuh hari sejak saat jatuh tempo pengajuan banding;

c. Dalam hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang masih dibayar

dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan mengajukan permohonan banding atas

keputusan keberatan sehubungan dengan SKPKB atau SKPKBT, kepada WP disampaikan

Surat teguran setelah tujuh hari sejak saat jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harus

dibayar berdasarkan Putusan Banding;

d. Dalam hal WP menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam

pembahasan akhir hasil pemeriksaan, kepada WP disampaikan Surat Teguran setelah tujuh

hari sejak saat jatuh tempo pelunasan;

e. Dalam hal WP mencabut pengajuan keberatan atas SKPKB atau SKPKBT setelah tanggal

7

Page 8: Penagihan pajak

jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum tanggal diterima Surat Pemberitahuan Untuk Hadir

oleh WP, kepada WP disampaikan Surat Teguran setelah tujuh hari sejak tanggal pencabutan

pengajuan keberatan tersebut; dan

f. Dalam rangka Penagihan Pajak atas utang Bumi dan Bangunan dan/atau Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan Bangunan yang tercantum dalam STPPBB, SKBKB, SKBKBT, STB

atau Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, yang

menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, kepada WP disampaikan Surat

teguran setelah tujuh hari sejak tanggal jatuh tempo pelunasan. Penyampaian Surat Teguran

dapat dilakukan secara langsung, melalui pos atau melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir

dengan bukti pengiriman surat.

2. Surat Paksa Utang pajak setelah lewat dua puluh satu hari dari tanggal Surat Teguran tidak

dilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan dibebani

biaya penagihan pajak dengan Surat Paksa sebesar Rp50.000,00. Utang pajak harus dilunasi

dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak.

3. Surat Sita Utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan

oleh Jurusita Pajak tidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan penyitaan, dengan

dibebani biaya pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan sebesar Rp 100.000,00.

4. Lelang Dalam jangka waktu paling singkat empat belas hari setelah tindakan penyitaan,

utang pajak belum juga dilunasi akan dilanjutkan dengan pengumuman lelang melalui media

massa. Pengumuman lelang untuk barang bergerak dilakukan satu kali dan untuk barang

tidak bergerak dilakukan dua kali. Penjualan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara

terhadap barang yang disita, dilaksanakan paling singkat empat belas hari setelah

8

Page 9: Penagihan pajak

pengumuman lelang. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum

dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang

dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan. Catatan Barang dengan nilai paling

banyak Rp.20.000.000,- tidak harus diumumkan melalui media massa.

PELAKSANAAN PENAGIHAN

  Tindakan pelaksanaan penagihan diawali dengan pengeluaran Surat

teguran sampai pelaksanaan lelang.

  Namun demikian, dalam rangka memberikan pelayanan kepada

masyarakat Wajib Pajak, pemberitahuan melalui telepon, surat atau cara

lain sebelum lewat saat jatuh tempo pembayaran hendaknya dilakukan.

  Tindakan pelaksanaan penagihan harus dilaksanakan sampai tuntas,

dengan hasil akhir berupa pelunasan hutang pajak.

  Urutan Pelaksanaan Penagihan :

 - Penerbitan surat teguran;

 - Penerbitan surat paksa;

 - Penerbitan surat perintah melakukan penyitaan;

 - Pelaksanaan penyitaan;

 - Pengajuan/permintaan jadwal waktu dan tempat pelelangan;

 - Pengumuman lelang;

 -Pelaksanaan lelang

Catatan :

9

Page 10: Penagihan pajak

a. Apabila wajib pajak melunasi hutang pajaknya sebelum pelaksanaan penyitaan, maka

surat perintah melakukan penyitaan tersebut dicabut.

b. Apabila wajib pajak melunasi hutang pajaknya serta biaya-biaya lainnya sebelum

pelaksanaan lelang, maka Pengumuman Lelang tersebut dibatalkan.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PENAGIHAN

Kegiatan tindakan pelaksanaan penagihan sejak tanggal jatuh tempo pembayaran

sampai dengan pengajuan permintaan penetapan tanggal dan tempat pelelangan

meliputi jangka waktu paling cepat 39 hari. Penentuan jangka waktu tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Penerbitan Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak

dikeluarkan segera setelah tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran dari jumlah

pajak yang masih harus dibayar dalam STP;

Apabila Surat Tegoran tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak/Penanggung Pajak, maka

diterbitkan Surat Paksa. Jangka waktu penerbitan Surat Paksa paling lambat 21 hari

sejak tanggal Pengeluaran Surat Teguran.

Surat Paksa memuat perintah kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk melunasi

hutang pajaknya dalam waktu 1 x 24 jam sejak tanggal pemberitahuan Surat Paksa.

Jika dalam jangka waktu tersebut hutang pajak tidak dilunasi oleh Wajib

Pajak/Penanggung Pajak maka diterbitkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan.

Pengajuan permintaan penetapan tanggal dan tempat pelaksanaan lelang dilakukan

paling cepat 10 sejak tanggal pelaksanaan penyitaan. Dalam jangka waktu tersebut

dilakukan persiapan-persiapan yang menyangkut kelengkapan-kelengkapan :

- dokumen-dokumen piutang pajak (tindakan STP);

- dokumen-dokumen yang menyangkut tindakan pelaksanaan penagihan (Surat

10

Page 11: Penagihan pajak

Tegoran, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Berita Acara Penyitaan

dan lain-lain).

JENIS-JENIS PENAGIHAN

Ada dua jenis penagihan pajak:

a. Penagihan Pajak Pasif

Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakna Surat Tagihan Pajak (STP),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar Tambahan(SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak

terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak

terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak

terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka

tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang

dimulai dengan menerbitkan surat teguran.

b. Penagihan Pajak Aktif

Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana

dalam upaya penagihan pajak ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya

mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan

tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

Dasar Penagihan Pajak

Dasar penagihan pajak, antara lain:

dimaksud dalam pasal 13 (5), SKPKBT sebagaimana dimaksud dalam pasal

11

Page 12: Penagihan pajak

15 (4), atau d. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.”

Pasal 18 UU KUP, “Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta

Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih

harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak”.

Pasal 19 UU KUP, (1) “Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan

Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus

dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang 

dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh

masa yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal

pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan”. (2) “Dalam hal wajib pajak

diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga dikenai

sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah

pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1

(satu)”. (3) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan menunda penyampaian

SPT dan ternyata perhitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya

terutang atas pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar 2% (dua

persen) per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu

penyampaian SPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (3) huruf b dan c,

12

Page 13: Penagihan pajak

sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan

bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.”

Pasal 20 UU KUP, (1) “Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang

berdasarkan STP, SKPKB, serta SKPKBT, dan SKPembetulan,

SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang

menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Penanggung

Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 (3)

atau (3a), dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.” (2) “Dikecualikan

dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 (1), penagihan seketika

dan sekaligus dilakukan apabila; a. Penanggung pajak akan meninggalkan

Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu. b. Penaggung pajak

memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka

menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang

dilakukannya di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak

akan membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan

usaha atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya,

atau melakukan perubahan bentuk lainnya. d. Badan usaha akan dibubarkan

oleh negara. e. Terjadi penyitaan atasbarang penanggung pajak oleh pihak

ketiga atau terdapat tanda-tanda kepalitan. (3) “Penagihan pajak dengan

Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan”.

Pasal 21 UU KUP, (1) “Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang

pajak atas barang-barang milik penanggung pajak.” (2) “Ketentuan tentang

hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada pasal 21 (1) meliputi pokok

13

Page 14: Penagihan pajak

pajak, sanksi administrasi beerupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya

penagihan pajak.” (3) “Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala

hak mendahulu lainnya, kecuali; a. Biaya perkarayang hanya disebabkan

oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergeerak dan/ataau

barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk

menyelamatkan barang dimaksud, dan/atau c. Biaya perkara, yang hanya

disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.” (4) “Hak

mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal

diterbitkan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembeulan, SKKeberatan, Putusan

Banding, Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak

yang harus dibayar bertambah.” (5) “Perhitungan jangka waktu hak

mendahulu ditetapkan sebagai berikut; a. Dalam hal Surat Paksa untuk

membayar diberitahukan secara resmi, maka jangka waktu 5 (lima) tahun

sebagaimana dimaksud diatas dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa,

atau b. Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan

angsuran pembayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung

sejak batas akhir penundaan diberikan.”

Pasal 22 UU KUP, (1) “Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga,

denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa, setelah melampaui waktu 5

(tahun) terhitung sejak penerbitan STP,  SKPKB, SKPKBT, SKPembetulan,

SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.” (2)

“Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud diatas tertangguh apabila; a.

Diterbitkan Surat Paksa. b. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung

maupun tidak langsung. c. Diterbitkan SKPKB sebagaimana Pasal 23 UU KUP, (1)

dihapus. (2) “Gugatan WP atau penanggung pajak terhadap; a. Pelaksanaan Surat

14

Page 15: Penagihan pajak

Paksa, Surat Perintah Melaksanakn Penyitaan, atau Pengumuman Lelang. b.

Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak. c. Keputusan yang berkaitan

dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam pasal 25

(1) dan 26, atau d. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam

penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam

ketentuan perundang-undangan perpajakan.” (3) dihapus.

Pasal 24 UU KUP, “Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan

besarnya penghapusan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.”

Bunga Penagihan Pajak

Menurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut:

Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang

harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau

kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar itu, dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,) sebulan untuk seluruh

masa, yang dihitung dari tanggaljatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran

atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung

penuh 1 (satu,) bulan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000, 2001:15) .

15

Page 16: Penagihan pajak

Ketentuan Pidana

Ketentuan-ketentuan pidana antar lain:

1. Penanggung pajak yang memindahkan hak, memindahtangankan, menyewakan,

meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, atau merusak barang yang telah

disita dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6bulan dan paling lambat 4

tahun, dan denda paling seikit Rp 1.500.000 dan paling banyak 12.000.000 .

2. Apabila pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengalihkan atau menjual barang

sitaan (sesuai UU PPSP Pasal 25 ayat (3) huruf b,c,d,e) tidak melaksanakan

kewajibannya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 minggu dan paling

lama 4 bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp 500.000 dan paling banyak Rp

10.000.000 .

3. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang, atau dengan sengaja mencegah, menghalang-

halangi, atau menggagalkan tindakan dalam melaksanakan ketentuan undang-

undang yang dilakukan oleh juru sita pajak, dipidana dengan pidana penjara paling

singkat 1 minggu dan paling lam 4 bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp

500.000 dan paling banyak 10.000.000 .

16

Page 17: Penagihan pajak

Kesimpulan

Penagihan pajak tindakan penagihan terhadap wajib pajak (WP) apabila utang pajak

sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi.

Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya

penagihan pajak, daluwarsa (daluarsa) setelah lampau waktu lima tahun terhitung

sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat

Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Keberatan, Putusan Banding Pajak, serta Putusan Peninjauan Kembali.

Apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum

dilunasi, akan dilakukan tindakan penagihan pajak.

17