pengaruh kewajiban kepemilikan npwp dan penagihan … · kepemilikan npwp dan penagihan pajak...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NPWP DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA
SKRISPI
Oleh
WIDYA HASTUTI THAMRIN
NIM 105731125816
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NPWP DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA
Oleh
WIDYA HASTUTI THAMRIN
NIM 105731125816
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Muh Thamrin dan Ibunda Hadijah, yang
telah memberikan semangat dan doa yang tulus sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi ini.
2. Tante dan Sepupu-sepupu saya yang telah memberikan dukungan untuk
proses penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus dan
ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntut dan memberi arahan dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
4. Sahabat dan Teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan memberi
semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
Selalu mengawali dengan Ucapan “Bismillahirrahmanirrohim”, dan selalu
mengakhiri dengan Ucapan “Alhamdulillahirahmaniorrahim”
iv
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Alllah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “ “Pengaruh Kewajiban
Kepemilikan NPWP dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Muh Thamirn dan ibu Hadijah yang senantiasa
memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih saying doa tulus dan doa tulus
tak pamrih. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan doa
restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya
penerang kehidupan di dunia dan di akhrirat,
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula pengargaan yang
setinggi-setingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada:
x
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badhollahi, SE, M.Si, Ak, CA. CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Samsul Risal, SE, MM. selaku penasehat akademik yang senantiasa
memberikan bimbingan kepada peneliti.
5. Bapak Dr. Muchran BL, SE.,MS, selaku pembimbing I yang senantiasa
mengarahkan penulis sehingga skripsi dapat selesai dengan baik.
6. Bapak Andi. Arman, SE, M.Si, Ak.CA, selaku pembimbing II atas bimbingan
dan arahan yang diberikan selama proses penyususnan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
ilmu kepada penulis.
8. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammdiyah Makassar.
9. Segenap staf dan karyawan Kantor Pelayanan pajak Pratama Makassar
Utara yang telah memberikan bantuan dalam proses penelitian.
10. Terima kasih kepada Andi Ahmad Yani selaku ketua tingkat Sri Wahyuni,
Rosalina, dan Nur Afdalina yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
11. Terima kasih kepada sahabat dari kelas Akuntansi 16.G yang selalu
memberikan bantuan serta semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
xi
xii
ABSTRAK
Widya Hastuti Thamrin, 2020. “ Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara”. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Muchran BL dan Andi Arman.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kewajiban kepemilikan
NPWP dan Penagihan Pajak terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Skala pengukuran data dengan skala Likert. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS versi 24.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kewajiban Kepemilikan NPWP
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak, dengan nilai t-hitung 4,272 lebih besar dari nilai t-tabel 1,69726 Sehingga dapat diartikan bahwa variabel Kewajiban Kepemilikan NPWP (x1) menerima hipotesis 1 dan menolak hipotesis 0 (2) Penagihan Pajak berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak, dengan nilai t-hitung sebesar 8,037 yang lebih besar dari nilai t-tabel 1,69726. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel x2 Penagihan Pajak menerima Hipotesis 2 dan menolak hipotesis 0.
Kata Kunci: Kewajiban Kepemilikan NPWP, Penagihan Pajak, Penerimaan Pajak.
xiii
ABSTRACT
Widya Hastuti Thamrin, 2020. "The Effect of NPWP Ownership Obligation and Tax Collection on Tax Revenues at the North Makassar Pratama Tax Service Office". Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business. Supervised by Muchran BL and Andi Arman.
The purpose of this study was to determine the effect of NPWP ownership obligations and tax collection on tax revenue at the North Makassar Pratama Tax Office. In this study using a quantitative approach with data collection techniques using a questionnaire. Data measurement scale with a Likert scale. Data were analyzed using multiple regression analysis with the help of the SPSS program version 24.0.
The results of this study indicate that (1) the NPWP Ownership Obligation has a positive and significant effect on tax revenue, with a t-count value of 4.272 greater than the t-table value of 1.69726 so that it means that the NPWP Ownership Obligation variable (x1) accepts hypothesis 1 and reject hypothesis 0 (2) Tax collection has a positive and significant effect on tax revenue, with a t-count value of 8.037 which is greater than the t-table value of 1.69726. So it can be interpreted that the variable x2 Tax Collection accepts Hypothesis 2 and rejects Hypothesis 0.
Keywords: Obligation of NPWP Ownership, Tax Billing, Tax Receipts.
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................ x
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ................................................................ xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II TINJAUAAN PUSTAKA ................................................................ 9
A. Tinjauan Teori ................................................................................. 9
1. Pengertian Pajak ....................................................................... 9
2. Kewajiban Kepemilikan NPWP ................................................... 13
3. Penagihan Pajak ....................................................................... 15
B. Tinjauan Empiris .............................................................................. 19
xv
C. Kerangka Konsep ............................................................................ 23
D. Hipotesis.......................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 25
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran................................. 25
D. Populasi dan Sampel ........................................................................ 28
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29
F. Teknik Analisis ................................................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 33
A. Gambaran umum objek penelitian ................................................... 33
a. Profil singkat KPP Pratama Makassar Utara ............................... 33
b. Wajib Pajak orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunan secara
e-Filling ....................................................................................... 40
c. Target dan Realisasi pajak di KPP Pratama Makassar Utara ..... 41
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................... 41
1. Definisi Statistik .......................................................................... 41
2. Uji Kualitas Data ......................................................................... 47
3. Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 49
4. Uji Hipotesis................................................................................ 51
Uji T (Parsial) ............................................................................. 51
5. Pembahasan .............................................................................. 52
BAB V PENUTUP .................................................................................... 54
A. Kesimpulan Penelitian ...................................................................... 54
xvi
B. Saran Penelitian .............................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 56
BIOGRAFI ................................................................................................ 72
xvii
DAFTAR TABEL
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 19
3.1. Variabel indikator dan pengukuran ............................................................. 26
3.2. Daftar Sampel ............................................................................................ 28
3.3 Kriteria Penentuan Sampel ......................................................................... 29
4.1. Target Wajib Pajak orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunan secara e-
Filling ............................................................................................................... 40
4.2 Target dan Realisasi pajak di KPP Pratama Makassar Utara ....................... 41
4.3 Data Penyebaran Kuesioner ........................................................................ 42
4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 42
4.5 Karakteristik Responden berdasarkan usia ................................................. 43
4.6 Karakteristik Responden berdasarkan masa kerja ...................................... 43
4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ...................................... 44
4.8 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan ............................................ 45
4.9 Deskribtive Statistik Variabel Penelitian ...................................................... 45
4.10 Hasil Uji Validitas ....................................................................................... 47
4.11 Hasil Uji Reabilitas ................................................................................... 49
4.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .............................................................. 50
4.13 Hasil Uji T Parsial....................................................................................... 51
xviii
DAFTAR GAMBAR
2.2. Kerangka Konsep ............................................................................. ….. 23
4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara ............................. .. 36
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 HASIL PLAGIAT ......................................................................... 59
LAMPIRAN 2 KUESIONER ............................................................................... 60
LAMPIRAN 3 DATA RESPONDEN ................................................................... 64
LAMPIRAN 4 HASIL OUTPUT SPSS ............................................................... 68
LAMPIRAN 5 SURAT PENELITIAN ................................................................. 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam proses
pembangunan suatu negara, terlebih bagi negara-negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Pajak secara sederhana merupakan iuran wajib
yang diberikan oleh rakyat kepada negara yang telah diatur oleh pemerintah dan
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
digunakan untuk kepentingan negara demi kesejahteraan rakyat. Pemerintah
mengharapkan penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahunnya semakin
meningkat mengingat bahwa pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi
negara Indonesia. Menurut (Siti Resmi, 2014) Pajak adalah peralihan kekayaan
dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
“surplus” nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
untuk membiayai public Investment. Oleh sebab itu pajak harus terus di
tingkatkan penerimaannya untuk mendukung penerimaan negara tetapi sebelum
itu harus dipahami dulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan
pajak agar setiap kebijakan yang di terapkan dapat efektif dan efisien.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak ialah Kepatuhan
Wajib Pajak dalam melaporkan surat pemberitahuan SPT, untuk mengetahui
jumlah wajib pajak yang patuh dapat dilihat dari berapa banyak Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama, menurut (Diana dan Setiawati, 2009) WP yang sudah
memenuhi syarat subjektif dan objektif sesuai aturan perundangan perpajakan
melalui self assessment, harus mendaftarkan diri di KPP Pratama agar tercatat
2
sebagai WP dan sekaligus guna memperoleh NPWP. Syarat objektif ialah syarat
untuk wajib pajak yang memperoleh atau mendapatkan penghasilan yang
diharuskan dipotong/dipungut sesuai dengan Aturan Perundangan Pajak
Penghasilan Tahun 1984 serta segala perubahannya. Maka dari itu untuk
mengetahui jumlah wajib pajak yang terdaftar dapat dilihat dari jumlah orang
yang menyetorkan nama sebagai wajib pajak dan mendapatkan NPWP yang
tentunya hal ini dapat di jadikan sebagai penyebaran penerimaan pajak disuatu
daerah.
Selain mewajibkan masyarakat sebagai wajib pajak untuk memiliki
NPWP, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan penegakan hukum lain
sebagai pelengkap dan bentuk dukungan terhadap sistem self-assessment yang
telah diterapkan karena masih banyak wajib pajak yang dengan/tanpa sengaja
tidak melaporkan kewajiban perpajakannya serta kurangnya atau minimnya
kesadaran perpajakan wajib pajakPenegakan hukum ini dapat dilakukan melalui
pemeriksaan dan penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan untuk lebih
mengoptimalkan penerimaan pajak. Penagihan pajak dilakukan karena masih
banyaknya wajib pajak terdaftar yang tidak melunasi hutang pajaknya sehingga
diperlukan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan hukum yang bersifat
mengikat dan memaksa. Maka dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat,
pemerintah mengeluarkan UU nomor 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak
dengan Surat Paksa. Dengan dikeluarkannya undang-undang tentang penagihan
pajak tersebut, wajib pajak diharapkan lebih termotivasi untuk membayar
tunggakan pajaknya sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak.
Masyarakat yang mandiri dan peduli, diharapkan mempunyai kesadaran
yang tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagai warga negara untuk
3
membantu bangsanya dalam mewujudkan tujuan mulia. Direktorat Jenderal
Pajak sebagai pengayom perpajakan di Indonesia dengan program-programnya
sudah berusaha untuk menekan sekecil mungkin tunggakan pajak. Pelayanan
yang lebih baik, pembinaan, penyuluhan, sosialisasi, pengawasan, bahkan
sanksi-sanksi perpajakan telah diterapkan guna meminimalisasi tunggakan pajak
dan diharapkan wajib pajak lebih patuh. Tetapi pada kenyataannya masih saja
ada penyimpangan yang dilakukan wajib pajak untuk menghindari kewajiban
perpajakannya. Adanya penyimpangan berupa pelanggaran yang dilakukan
wajib pajak tersebut itulah yang menyebabkan tunggakan pajak terus meningkat.
Sehubungan dengan hal itu, tindakan penagihan pun dilakukan. Tindakan
penagihan pajak didasari oleh adanya Surat Ketetapan Pajak, yaitu seperti: Surat
Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan, serta
Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah
pajak yang harus dibayar ditambah. Oleh karenanya harus dilakukan tindakan
penagihan yang mempunyai kekuatan hukum memaksa. Salah satu wujud
tindakan penagihan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000
tentang penagihan pajak dengan surat paksa adalah dengan diterbitkan dan
disampaikannya surat paksa, yang bersifat parate eksekusi, yang memiliki
kekuatan eksekutorial (executorial title) dan mempunyai kekuatan hukum yang
pasti sehingga dapat langsung dilaksanakan tanpa melalui proses pengadilan.
Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung
pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur
atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
4
penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita
(Suandy, 2008). Tindakan tersebut berupa penagihan pajak pasif melalui
himbauan dengan menggunakan surat tagihan atau surat ketetapan pajak. Dan
selanjutnya berupa penagihan pajak aktif yang meliputi penerbitan surat teguran,
pemberitahuan surat paksa, melaksanakan penyitaan, serta menjual barang
yang telah disita berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 19 tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
Undang-undang penagihan pajak ini diharapkan dapat memberikan kepastian
hukum dan keadilan serta dapat mengurangi tunggakan pajak yang terjadi.
Dengan dilaksanakannya tindakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
diharapkan Wajib Pajak menjadi lebih patuh dan tunggakan pajak dapat
berkurang sehingga penerimaan negara dari sektor pajak diharapkan mencapai
target bahkan surplus, agar pembangunan nasional berjalan lancar. Dalam
pelaksanaannya, penagihan pajak dengan surat paksa terdapat banyak kendala
sehingga penerimaan negara dari sektor pajak tidak bisa secara mudah masuk
ke kas negara begitu saja.
Pada tahun 2019 diKota Makassar Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
mencatat terdapat 18,3 juta wajib pajak terdaftar. ditahun 2019, wajib pajak (WP)
yang wajib melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunannya mengalami
peningkatan akan tetapi dari segi pelaporan dan pembayaran pajak masih
kurang di tandai dengan wajib pajak yang wajib menyampaikan SPT tahunan
hanya mencapai angka 17,65 juta. Menurut Kepala Bidang Penyuluhan,
Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas) DJP Sulselbartra, Eko
Pandoyo mengatakan, jumlah yang menyetorkan nama sebagai wajib pajak
5
tahun 2019 ada sekitar 1,86 juta WP. Jumlah ini terus meningkat, walaupun
belum mengcover dari jumlah WP yang terhitung sebanyak 18,3 juta. Namun ia
menuturkan jumlah yang terdata tahun ini ada kenaikan dibanding tahun
sebelumnya, (2018) yang hanya 738 ribu WP yang wajib menyampaikan SPT.
Artinya, terjadi peningkatan sebesar 60,32 persen atau penambahan sekitar 1,12
juta WP. Jumlah peningkatan terjadi dikarenakan adanya WP yang baru terdaftar
ditahun ini. Ini tak termasuk WP yang penghasilannya di bawah penghasilan
tidak kena pajak (PTKP). Tahun 2019 ada kenaikan walaupun sidikit. Ada juga
yang wajib pajak yang tahun lalu dimasukkan wajib SPT tahunan, ternyata
penghasilannya di bawah PTKP, sehingga dikeluarkan dari daftar untuk tahun ini,
Hingga 25 Februari 2019 , WP Badan terdaftar berjumlah 163 ribu, sementara
WP Orang Pribadi (OP) sebesar 1,697 juta WP. Beda lagi dengan WP efektif.
WP Badan 102 ribu dan WP OP 1,167 juta. Jumlahnya 1,270 juta. SPT yang
masuk per 25 Februari untuk WP Badan 6.083 atau 5,95 persen. Sedangkan WP
OP 137 ribu atau 11,73 persen. Artinya dapat dilihat tingkat kepatuhan baru
mencapai 11,26 persen dengan 143 ribu WP yang melaporkan surat
pemberitahuan tahunannya. Berdasarkan data tersebut dapat di artikan
pertumbuhan jumlah wajib pajak di DJP Sulselbarta bertambah yang merupakan
hal baik bagi penerimaan pajak yang dapat dipungut.
(beritakotamakassar.fajar.co.id Maret 2019).
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara merupakan unit
kerja dari Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan pelayanan di bidang
perpajakan kepada masyarakat baik yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak
maupun belum, didalam lingkup wilayah kerja Direktorat Jenderal Pajak dalam
meningkatkan penerimaan pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
6
Makassar Utara menggandeng UPT PLUT Sulsel menyelenggarakan sosialisasi
sekaligus bimbingan teknis penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi tahun
pajak 2019 yang di harapkan dengan seringnya diadakan kegiatan sosialiasi
akan meningkatkan penerimaan pajak. (terkini.id,makassar Maret 2020). Adapun
hasil pencapaiaan KPP Pratama Makassar Utara, mengalami peningkatan dan
penurunan. Target penerimaan tertinggi berada pada tahun 2018 sebesar Rp
1,222,519,202,000 dan yang terendah pada tahun 2017 sebesar Rp.
1,133,051,469,321. Kemudian Realisasi Penerimaan Pajak tertinggi pada tahun
2019 Rp. 1,102,363,507,830 dan yang terendah pada tahun 2018 sebesar Rp.
933,487,488,350 capaiaan Kinerja KPP Pratama Makassar Utara mengalami
fluktuasi dan KPP Pratama makassar Utara akan terus memaksimalkan kinerja
untuk mencapai target yang optimal.
Terdapat beberapa penelitian yang meneliti mengenai Pengaruh
kepemilikan NPWP dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak,
diantaranya penelitian oleh Bella Gabrina di tahun 2020 yang berjudul pengaruh
kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap
penerimaan pajak pada KPP Pratama Banda Aceh, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kepemilikan NPWP berpengaruh positif terhadap
kepemilikan pajak sedangkan penagihan pajak berpengaruh negatif terhadap
penerimaan pajak. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Irena Ariyanti, 2017
berjudul Pengaruh kepemilikan NPWP dan pemeriksaan pajak terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Prama Majalaya, hasil
penelitiannya menunjukkan kepemilikan NPWP dan pemeriksaan pajak
berpengaruh positif terhadap peningkatan penerimaan pajak.
7
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dipahami bahwa
pentingnya penerimaan pajak bagi negara sebagai fungsi stabilitas di mana ia
memiliki peranan penting dalam menentukan kestabilan ekonomi suatu negara
serta sumber pendapatan terbesar negara untuk membiayai berbagai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah, di mana untuk mendukung penerimaan
pajak bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kepemilikan NPWP dan
penagihan pajak sehingga penulis berinisiatif untuk melakukan Penelitian
pengaruh kepemilikan NPWP dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak
dimana penelitian ini akan dilaksanakan pada kantor pelayanan pajak yang ada
di Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, Maka masalah penelitian yang
akan dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Kewajiban Kepemilikan NPWP berpengatuh Terhadap
Penerimaan Pajak di KPP Pratama Makassar Utara ?
2. Apakah Penagihan Pajak berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak di
KPP Pratama Makassar Utara ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP Terhadap
Penerimaan Pajak di KPP Pratama Makassar Utara
2. Untuk mengetahui Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan
Pajak di KPP Pratama Makassar Utara
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian bagi berbagai pihak adalah sebagai berikut :
8
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kewajiban kepemilikan NPWP dan penagihan pajak terhadap penerimaan
pajak.
2. Manfaat praktis
a. Bagi wajib pajak
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi wajib pajak dan
menjadi informasi agar wajib pajak dapat membayar pajak dan
menambah penerimaan pajak.
b. Bagi kantor pelayanan pajak
Memeberikan evaluasi dan masukan yang berguna mengenai
bagaimana pengaruh kewajiban kepemilikan NPW dan penagihan pajak
terhadap penerimaan pajak.
c. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai aspek-aspek
dalam perpajakan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Pajak
Secara umum pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh
pemerintah kepada orang pribadi atau badan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum
pemerintah yang balas jasanya tidak langsung dirasakan oleh rakyat. Di samping
itu ada beberapa definisi pajak menurut undang-undang dan dari beberapa ahli
di bidang perpajakan yang pada dasarnya memiliki inti yang sama, pengertian
pajak yang dimaksud antaranya.
Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan ke
empat atas Undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan
tata cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
“Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat”.
Menurut Rochmat Soemitro yang di kutip oleh (Mardiasmo, 2016) Pajak
adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksa) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontrapertasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak merupakan iuran yang harus dibayarkan oleh masyarakat, yang
bersifat memaksa. Di mana hasil pembayaran dari pajak tersebut tidak diberikan
10
untuk kepentingan pribadi melainkan untuk kepentingan umum yang dirasakan
oleh semua masyarakat.
a. Pengertian Penerimaan Pajak
Pengertian penerimaan pajak menurut (John Hutagaol, 2007) yaitu
sebagai sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan
dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintahan serta
kondisi masyarakat
b. Faktor yang mempegaruhi Penerimaan Pajak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak menurut (Siti Kurnia
Rahayu, 2010) dalam Winarata Saragih yaitu:
a. Kejelasan, kepastian, dan kesederhanaan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Undang-undang yang jelas dan mudah dimengerti akan memberikan
penafsiran yang sama bagi wajib pajak dan fiskus. Adanya kepastian
hukum dan kejelasan undang-undang tidak akan menimbulkan salah
interpretasi, selanjutnnya akan menimbulkan motivasi pemenuhan
kewajiban perpajakan sebagai mana mestinya. Ketentuan perpajakan
dibuat sempurna agar mudah dipahami tentunya hak dan kewajiban
perpajakan wajib perpajakan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
b. Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan undang-undang
perpajakan.
Kebijakan pemerintah dalam implementasi undang-undang perpajakan
merupakan cara atau alat yang dikeluarkan pemerintah pada bidang
perpajakan yang memiliki suatu sasaran tertentu atau untuk mencapai
11
suatu tujuan dibidang sosial dan ekonomi. Kebijakan dalam hal ini
merupakan keputusan menteri keuangan maupun surat edaran dari DJP
untuk hal-hal tertentu dalam perpajakan yang tidak dijelaskan secara rinci
dalam perundang-undangan. Pemerintah diberikan asas Freies Ermessen
(kebebasan Bertindak) dalam bentuk tertulis yang berupa peraturan
kebijaksanaan, berupa peraturan lain yang menjelaskan petunjuk
pelaksanaan perundang-undangan.
c. Sistem administrasi perpajakan yang tepat.
Administrasi perpajakan merupakan prioritas tertinggi karena kemampuan
pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara efektif bergantung
kepada jumlah uang yang diperoleh melalui pemungutan pajak. Unit-unti
penting sebagai kunci strategi dalam organisasi pengadministrasian
(Kantor Pelayanan Pajak) sebagai Operating Arms dari pemerintah harus
memiliki sistem administrasi pajak yang tepat.
d. Pelayanan
Kualitas pelayanan yang dilakukan pemerintah beserta aparat perpajakan
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya optimalisasi
penerimaan pajak. Kualitas pelayanan yang dimaksud merupakan
memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak dalam mengoptimalkan
penerimaan negara.
e. Kesadaran dan pemahaman warga negara.
Rasa nasionalisme tinggi, kepedulian kepada bangsa dan negara serta
tingkat pengetahuan perpajakan masyarakat yang memadai, maka akan
makin mudah bagi wajib pajak untuk patuh kepada peraturan perpajakan.
f. Kualitas petugas pajak (intelektual, keterampilan, integritas, moral tinggi)
12
Kualitas petugas sangat menentukan efektifitas undang-undang dan
peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik
sepanjang yang menyangkut kecakapan teknis, efisien dan efektif dalam
hal kecepatan, tepat dan keputusan yang adil. Petugas pajak
berhubungan dengan masyarakat pembayaran pajak harus memiliki
intelektualitas yang tinggi, terlatih baik, digaji baik dan bermoral tinggi.
c. Fungsi pajak
Menurut (Mardiasmo, 2016) Pajak mempunyai peran yang penting dalam
kehidupan bernegara, khususnya didalam pelaksanaan pembangunan karena
pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Maka dari itu fungsi pajak
ada dua yaitu:
a). Fungsi anggaran (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran.
b). Fungsi mengatur (Cregulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
d. Sistem Pemungutan Pajak
Ada tiga sistem pemungutan pajak uang diterapkan di indonesia menurut
undang-undang pajak (Mardiasmo, 2016) yaitu:
a. Official Assessment System (Sistem Penilaian): suatu sistem pemungutan
pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
memberikan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
13
b. Self Assessment System (Sistem Penilaian Diri): suatu sistem
pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak
untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c. With Holding System: sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada pihak ketiga bukan pemerintah (fiskus) atau wajib
pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.
2. Kewajiban Kepemilikan NPWP
a. Pengertian Kewajiban Kepemilikan NPWP
Menurut (Mardiasmo, 2012) Nomor pokok wajib pajak (NPWP) adalah
nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Menurut (Resmi, 2013) menyatakan bahwa nomor pokok wajib pajak
merupakan suatu sarana dalam adminisrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak.
Nomor Pokok Wajib Pajak menurut (Waluyo, 2012) yaitu nomor yang
diberikan Direktorat Jenderal Pajak kepada wajib pajak sebagai sarana
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Menurut pendapat ahli (Resmi, 2014, suandy, 2014) NPWP yaitu nomor
yang diberikan kepada wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan yang
digunakan untuk sarana administrasi perpajakan atas identitas wajib pajak.
b. Fungsi NPWP
Menurut (Mardiasmo, 2012), fungsi NPWP yaitu:
14
a. Sarana dalam administrasi perpajakan.
b. Tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan.
c. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.
d. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan
administrasi perpajakan.
c. Format NPWP
NPWP terdiri dari 15 digit, 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak yang
mengindikasikan apakah wajib pajak yang di maksud adalah orang pribadi atau
badan atau pemungut bendaharawan, sedangkan 6 digit berikutnya merupakan
kode administrasi perpajakan.
d. Tata cara pendaftaran NPWP
Pendaftaran NPWP dilakukan oleh Wajib Pajak dengan mengisi formulir
permohonan pendaftaran Wajib Pajak secara lengkap dan jelas dan di tanda
tangani oleh wajib pajak atau kuasanya dalam menyerahkanya kepada petugas
pendaftaran wajib pajak. Jika permohonan di tanda tangani oleh orang lain maka
harus memiliki surat kuasa khusus.
Berikut dokumen-dokumen yang harus disiapkan untuk melakukan
permohonan pendaftaran NPWP:
1. Untuk Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas perlu menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi penduduk
indonesia, atau paspor bagi orang asing.
2. Untuk Wajib Pajak Badan
a) Jika berbentuk usaha tetap perlu menyiapkan Akte pendirian dan
perubahan atau surat keterangan penunjukkan dari kantor pusat.
15
b) NPWP pimpinan atau penanggung jawab Badan.
c) Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk indonesia atau paspor bagi
orang asing sebagai penanggung jawab.
3. Untuk bendahara sebagai pemungut atau pemotong.
a) Surat penunjukkan sebagai Bendahara.
b) Kartu Tanda Penduduk Bendahara.
4. Untuk Join Operation sebagai Wajib Pajak Pemungutan atau
pemotongan.
a) Perjanjian Kerja sama atau Akte pendirian sebagai Join Operation.
b) Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi
orang asing sebagai penanggung jawab.
c) NPWP Pimpinan/penanggung Jawab Join Operation.
e. Indikator kepemilikan NPWP
Menurut (Sri Pudyatmoko, 2009) Dalam Irena Ariyanti (2017) yang
dijadikan sebagai indikator yaitu ketentuan kewajiban setiap wajib pajak untuk
mendaftar NPWP. Hal ini sangat penting selain untuk memudahkan pemenuhan
administrasi perpajakan, dapat juga digunanakan sebagai identitas wajib pajak
yang bersangkutan dan semakin bertambah jumlah kepemilikan NPWP maka
penerimaan pajak juga akan bertambah.
3. Penagihan Pajak
Pengertian penagihan pajak menurut (Erly Suandy, 2011) yaitu
serangkaiaan tindakan agar penanggung jawab melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan
16
pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang-barang yang telah disita.
Penagihan pajak menurut (Haularosdiana dan Edi Slamet, 2011)
mengatakan penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar
penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita.
Penagihan pajak menurut (Rochmat Soemitro dalam Trinanda
Simagungsong, 2010) yaitu salah satu elemen dari law enforcement (penegakan
hukum) di bidang perpajakan yang di mana tujuan penagihan itu sendiri yaitu
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang tentu saja dengan kepatuhan
tersebut diharapkan dapat mengamankan atau terlebih dapat meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak.
Penagihan pajak Menurut (Waluyo, 2009) menyatakan bahwa penagihan
pajak behubungan terhadap penerimaan pajak yaitu perkebangan jumlah
tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukkan jumlah yang sangat besar,
peningkatan jumlah tunggangan pajak belum diimbangi dan kegiatan
pencairannya, namun secara umum penerimaan pajak dibidang perpajakan
semakin meningkat terhadap tunggakan pajak maka perlu dilaksanakan
penagihan.
a. Dasar Hukum Penagihan Pajak
Dasar hukum melakukan penagihan pajak adalah Undang-Undang No.19
Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa. Undang-Undang ini
berlaku tanggal 23 Mei 1997, kemudian diubah menjadi Undang-Undang No.19
Tahun 2000 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011.
17
b. Dasar Penagihan Pajak
Dasar penagihan pajak menurut (Erly Suandy, 2011) dalam Bella Gebrina
(2020):
1. Pajak pusat
Pajak pusat diantaranya sebagai berikut:
a. Pajak penghasilan (PPH)
b. Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
(PPN dan PPnBM).
c. Pajak bumi dan bangunan (PBB)
d. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
e. Bea masuk
f. Cukai
2. Pajak Daerah
Pajak daerah provinsi antara lain sebagai berikut:
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.
c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan.
3. Pajak daerah kabupaten/kota.
Pajak daerah kabupaten atau kota terbagi menjadi:
a. Pajak hotel
b. Pajak restoran
18
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
e. Pajak penerangan jalan
f. Pajak pengambilan bahan galian golongan c
g. Pajak parker”
c. Jenis penagihan pajak
Dalam melakukan penagihan pajak ada 3 yang harus diketahui
diantaranya:
a. Penagihan pasif
Dalam melakukan penagihan pajak pasif, DJP hanya akan menerbitkan
Surat Tagihan Pajak (SPT), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),
SK Pembetulan, SK Keberatan dan putusan banding yang
menyebabkan pajak terutang lebih besar. Penagihan pajak pasif fiskus
hanya memberitahukan kepada wajib pajak bahwa terdapat utang pajak
yang harus dibayar. Jika dalam waktu satu bulan sejak di terbitkanya
SPT wajib pajak tidak melunasi utang pajaknya maka fiskus akan
melakukan tindakan penagihan aktif.
b. Penagihan aktif
c. Dalam penagihan aktif fiskus bersama juru sita akan bertindak dalam
pengambilan sita dan lelang.
d. Penagihan seketika dan sekaligus
Dalam penagihan ini yaitu penagihan yang dilakukan oleh fiskus atau
juru sita pajak kepada pihak wajib pajak tanpa menunggu jatuh tempo
pembayaran pajak. Tujuan dari penagihan ini untuk mencegah
19
terjadinya utang pajak yang tidak bisa ditagih lagi. Jika pada saat
melakukan penagihan sekaligus wajib pajak belum membayarnya, maka
juru sita akan menunggu hingga tanggal jatuh tempo yang telah di
tentukan.
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
No Nama/ Judul/
Tahun
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
1
Trinanda Simagunsong
(2016) Pengaruh
Kepmeilikan NPWP dan
Penagihan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak (study Kasus pada
Kantor Pelayanan Pajak
Sumedang periode 2013-
2015
Kepemilikan NPWP
(X1), Penagihan
Pajak (X2),
Penerimaan Pajak
(Y)
Hasil penilitian ini menjelaskan bahwa
kepemilikan NPWP tinggi dan penerimaan
pajak rendah karena pengaruh
kepemilikan NPWP terhadap penerimaan
pajak hanya 53,1% artinya penerimaan
pajak tidak 100% dipengaruhi oleh
kepemilikan NPWP dan masih ada 46,9%.
Dan hasil penagihan pajak tinggi dan
penerimaan pajak rendah, karna pengaruh
penagihan pajak terhadap penerimaan
pajak hanya 12,5% artinya penerimaan
pajak tidak 100% dipengarui oleh
penagihan pajak dan masih ada 87,5%.
2
Bella Gebrina (2020).
Pengaruh kewajiban
kepemilikan NPWP,
pemeriksaan pajak dan
penagihan pajak terhadap
penerimaan pajak pada KPP Pratama Banda
Aceh tahun 2016-2018
Kewajiban
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2),
Penagihan Pajak
(X3), Penerimaan
pajak (Y).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara uji simultan antara variabel kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Banda Aceh. Sedangkan secara parsial kewajiban kepemilikan NPWP berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Banda Aceh. Penagihan Pajak berpengaruh Negatif terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Banda Aceh.
Irena Ariyanti (2017).
Kewajiban Dari hasil uji hipotesis secara parsial (uji t)
20
3
Pengaruh kepemilikan NPWP dan
pemeriksaan pajak terhadap
penerimaan pajak
penghasilan badan (Survei
pada KPP Pratama
Majalaya tahun 2011-2015)
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2),
Penerimaan pajak
(Y).
menunjukan bahwa variabel kepemilikan
NPWP mempunyai pengaruh terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan dan
variabel pemeriksaan pajak (SKPKB)
mempunyai pengaruh positif terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi linier berganda
dengan uji t.
4
Ade Putra (2018).
Pengaruh kewajiban
kepemilikan NPWP,
pemeriksaan pajak, dan
penagihan pajak terhadap
penerimaan pajak (pada KPP
Pratama di wilayah
Pekanbaru.
Kewajiban
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2),
Penagihan Pajak
(X3), Penerimaan
pajak (Y).
Hasil penelitian ini menunjukkan kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan pajak. Variabel yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap penerimaan pajak adalah kewajiban kepemilikan NPWP dengan nilai beta yang paling besar diantaranya variabel indevenden lainnya sebesar (0,594). Penelitian ini bertujuan mendukung penlitian yang dilakukan oleh Andi wijayanto (2012), Trinanda Simangungsng (2015), dan Irna Febriyanti (2013).
5
Wiranata Saragih (2017).
Pengaruh kepemilikan NPWP dan
pemeriksaan pajak terhadap
penerimaan pajak. (studi
kasus pada KPP Pratama Majalaya
periode 2011-2015)
Kewajiban
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2),
Penerimaan pajak
(Y).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemilikan NPWP berpengaruh positif
terhadap penerimaan pajak dan
pemeriksaan pajak memengaruhi
penerimaan pajak di KPP Pratama
Majalaya.
6
Satria Pamber
(2016)
Pengaruh kepemilikan
NPWP, pemeriksaan
pajak dan
Kewajiban
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2),
Penagihan Pajak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewajiban kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak tidak berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap penerimaan pajak. Secara parsial, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan masing-masing variabel lebih
21
penagihan pajak terhadap
penerimaan pajak (pada
Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pekanbaru Tampan)
(X3), Penerimaan
pajak (Y).
besar dari 0,05. Secara simultan, dapat dilihat dari nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas (p-value) 0.05 (0.527 > 0.05). Variabel yang mempunyai pengaruh terdekat secara parsial terhadap penerimaan pajak adalah pemeriksaan pajak dengan nilai beta yang paling besar di antara variabel independen lainnya sebesar (0,065).
7
Vini Mei Ayuni
(2019)
Pengaruh
Kepemilikan
NPWP,
Pemeriksaan
Pajak dan
Penagihan Pajak
terhadap
penerimaan
Pajak dengan
sistem informasi
Perpajakan
sebagai Variabel
Pemoderasi
studi empiris
pada kpp
pratama pondok
aren)
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
(X2),
Penagihan(X3),
Penerimaan
Pajak(X4), Sistem
Informasi
Perpajakan (Y).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, Pemeriksaan pajak, dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak dengan sistem informasi perpajakan sebagai variabel pemoderasi. Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penerimaan pajak dan variabel moderator yang digunakan adalah sistem informasi perpajakan sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah Penerimaan Pajak. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai pajak di KPP Pratama Pondok Aren. Metode penentuan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh, dan metode pengolahan data yang digunakan adalah metide deskriftif dan kuantitatif. Hasil uji ststistik t menunjukan, bahwa kepemilikan NPWP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak sedangkan pemeriksaan pajak tidak berpangaruh signifikan terhadap penerimaan pajak dan penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Untuk hasil uji MRA kepemilikan NPWP yang dimoderasi dengan sistem informasi perpajakan ditolak atau tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak sedangkan untuk Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak yang dimoderasi dengan sistem informasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan pajak.
22
8
Ciptahening budi
satria, arya
(2016) Pengaruh
Kewajiban
Kepemilikan
NPWP,
Kepatuhan
Wajib Pajak,
Pemeriksaan
Pajak,
Penagihan Pajak
Terhadap
Penerimaan
Pajak: Ditinjau
Dari Persepsi
Fiskus (Pada
Kantor
Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi
Utara)
Kewajiban
kepemilikan NPWP
(X1), kepatuhan
wajib pajak (X2),
pemeriksaan pajak
(X3), penagihan
pajak(X4), dan
penerimaan pajak
(Y).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai pajak (fiskus) di KPP Pratama Bekasi Utara. Jumlah pegawai pajak yang menjadi sampel penelitian ini adalah 42 pegawai pajak dari Kantor Pelayanan Pratama Bekasi Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variaabel kewajiban kepemilikan NPWP, kepatuhan wajib pajak dan penagihan pajak tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak, sedangkan variabel pemeriksaan pajak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak.
9
Rizzky Amelia
(2014) Pengaruh
Kewajiban
Kepemilikan
NPWP
Pemeriksaan
Pajak, Dan
Penagihan Pajak
Terhadap
Penerimaan
Pajak Pada
Kantor
Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta
Tanah Abang
Satu Jakarta
Pusat
Kewajiban
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2),
Penagihan Pajak
(X3), Penerimaan
Pajak (Y)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang satu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kewajiban Kepemilikan NPWP (X1), Pemeriksaan Pajak (X2), Penagihan Pajak (X3), sedangkan Penerimaan Pajak (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan data primer dengan penentuan sampel menggunakan metode Accidental sampling dengan melakukan penelitian langsung di lapangan yaitu pada KPP Pratama Jakarta tanah Abang satu Jakarta Pusat melalui pengisian kuesioner kepada 40 responden dan responden dalam penelitian ini adalah para petugas pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kewajiban Kepemilikan NPWP berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak. Sedangkan variabel Pemeriksaan Pajak ,dan Penagihan Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak.
23
C. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang
dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Kerangka
penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah dan memperlihatkan hubungan
antar variabel dalam proses analisisnya.
Gambar 2.2
10 Selvia Andriyani
(2017) Pengaruh
Kewajiban
Kepemilikan
NPWP,
Pemeriksaan
Pajak Dan
Penagihan Pajak
Terhadap
Penerimaan
Pajak
(Pada Kantor
Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta
Kembangan)
Kewajiban
Kepemilikan NPWP
(X1), Pemeriksaan
Pajak (X2) Dan
Penagihan Pajak
(X3) Penerimaan
Pajak (Y)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Kembangan untuk tahun pajak 2012 sampai dengan 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh sebanyak 48 unit. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, parsial (t) dan simultan (f). Penelitian ini membuktikan bahwa pengujian secara parsial kewajiban kepemilikan NPWP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, untuk pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak dan penagihan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Sedangkan dari pengujian simultan kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak dan penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
Kewajiban Kepemilikan NPWP
(X1) Penerimaan Pajak
(Y) Penagihan Pajak
(X2)
24
KERANGKA KONSEP
D. Hipotesis
Hipotesis berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan kerangka pikir yang telah di jelaskan sebelumnya. Hipotesis
penelitian ini sebagai berikut:
H1: Kewajiban Kepemilikan NPWP berpengaruh positif terhadap Penerimaan
Pajak.
H2: Penagihan Pajak berpengaruh positif terhadap Penerimaan Pajak.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan
menggunakan metode survey yang dilakukan dengan pengumpulan data
menggunakan kuesioner.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Makassar Utara. yang beralamat di Jalan Urip Sumoharjo Makassar. Waktu
penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, terhitung mulai bulan Juli sampai
Agustus 2020.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Definisi Operasionalisasi Variabel atau operasional suatu variabel
menurut (Sugiyono 2010) sebagai berikut: “Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.”
1. Variabel Bebas / Independent (Variabel X1 dan X2)
Definisi Variabel Bebas menurut (Sugiyono 2010) adalah sebagai berikut:
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya terikat (dependen)”.
26
2. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y)
Definisi Variabel Terikat menurut (Sugiyono 2010) adalah sebagai berikut:
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Definisi operasional variabel yang digunakan
pada penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Kepemilikan NPWP (X1) adalah kekuasaan yang diberikan oleh Wajib
Pajak, yang berfungsi sebagai identitas atau tanda pengenal untuk
melaksanakan kewajiban di bidang perpajakan.
2. Penagihan Pajak (X2) adalah Tindakan yang dilakukan oleh penagi pajak,
agar penanggung pajak melunasi utang pajaknya. Dengan cara menegur
atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual
barang yang telah disita.
3. Penerimaan pajak (Y) adalah penghasilan yang diperoleh oleh pemerintah
yang bersumber dari rakyat secara terus menerus yang dikembangkan dan
diolah sesuai kebutuhan pemerintah dan masyarakat.
Tabel 3.1
VARIABEL INDIKATOR DAN PENGUKURAN
No Jenis-jenis dan Pengertian Variabel
Indikator Pengukuran/ Skala
1 Kepemilikan NPWP
(X1)
Nomor Pokok Wajib
Pajak menurut
Mardiasmo, 2011
“Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor
1. NPWP berfungsi sebagai
identitas Wajib Pajak
2. NPWP memberikan
kemudahan dalam mengurus
segala jenis perpajakan
Likert
27
yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
3. Jumlah NPWP yang terdaftar
semakin meningkatkan jumlah
penerimaan yang masuk
4. NPWP membantu aspek
Perpajakan
2 Penagihan Pajak (X2)
Penagihan Pajak
adalah serangkaian
tindakan agar
penanggung pajak
melunasi utang pajak
dan biaya penagihan
pajak dengan menegur
atau memperingatkan,
melaksanakan
penagihan seketika dan
sekaligus
memberitahukan Surat
Paksa, mengusulkan
pencegahan,
melaksanakan
1. Penagihan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (SPT), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat keputusan pembetulan, dan surat keputusan keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar.
2. Fiskus mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetap diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.
3. Surat teguran dilayangkan pada Wajib Pajak sampai tanggal jatuh tempo.
4. Surat teguran tidak perlu diterbitkan bila Wajib pajak menyetujui pembayaran secara angsuran.
5. Penerbitan Surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajak.
6. Pemberitahuan surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
7. Penagihan seketika dan sekaligus penagihan pajak dilakukan tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun
Likert
28
penyitaan,
melaksanakan
penyitaan,
melaksanakan
penyanderaan dan
menjual barang yang
telah disita.
pajak. 8. Penyitaan barang milik Wajib
Pajak sesuai dengan peraturan penyitaan yang diterbitkan pejabat setempat.
9. Penyitaan tambahan dikarenakan barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.
10. Pencabutan sita dilakukan apabila penanggung pajak telah melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.
3 Penerimaan pajak (Y)
adalah semua
penerimaan negara
yang terdiri atas pajak
dalam negara dan pajak
perdagangan
internasional.
1. Perhitungan jumlah pajak terutang dilakukan dengan jujur dan benar sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku.
2. Pembayaran pajak terutang oleh wajib pajak tepat pada waktunya.
Likert
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara.
Tabel 3.2
DAFTAR SAMPEL
No Nama Bidang Jumlah Sampel
1 Seksi Penagih 7
2 Seksi Pemeriksaan 8
29
Menurut (Sugiyono 2017) Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. sampel pada penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang berada di KPP Pratama Makassar Utara yang terdiri dari:
Tabel 3.3
KRITERIA PENENTUAN SAMPEL
Keterangan Jumlah
Jenis Kelamin (N=30) Laki-laki Perempuan
14 16
Pendidikan (N=30) D3 S1
6 24
Lama bekerja (N=30) Usia 21-30 Tahun Usia 31-40 Tahun Usia 41-50 Tahun
10 13 7
Jabatan (N30) Seksi Penagih Seksi Pemeriksaan Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Seksi Pelayanan
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,
dengan instrumennya berupa skala likert yang menggunakan lima tingkatan
penilaiaan berupa pertanyaan. Pernyataan pada bagian ini dikembangkan
dengan menggunakan skala likert yang masing-masing buat pertanyaan dan
diberi skor 1 sampai 5 : Skor 1 Sangat Tidak Setuju (SST), skor 2 Tidak Setuju
(TS), skor 3 Netral (N), skor 4 Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
F. Teknik Analisis Data
3 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan 11
4 Seksi Pelayanan 4
Total 30
30
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness (kemenangan distribusi) (Imam Ghazali,
2016).
2. Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat
di evaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji tersebut masing-masing untuk
mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan
instrumen.
Uji data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah
dipahami. Untuk menguji data dalam penelitian ini digunakan analisis sebagai
berikut:
a. Uji Validitas
Menurut (Sugiyono 2015) “instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid’. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pengujian validitas tiap butir menggunakan analisis
item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah dari keseluruhan skor tiap butir. Untuk menguji tingkat
validitas data menggunakan program dengan menggunakan korelasi
Bivariate Pearson. Pengujian validitas ini menggunakan pearson
corelation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila pearson corelation yang
31
didapat memiliki nilai dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah
valid.
b. Uji Reliabilitas
Menurut (Sugiyono 2015), “Instrumen yang reliable adalah instrument
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen
dilakukan dengan program SPSS dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach’s > 0,60 maka hasil tersebut reabel.
3. Uji Regresi Linier berganda
Metode regresi linier berganda (multiple linier regression methode)
digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas
(indevenden) terhadap satu variabel terikat (dependen).
Persamaan regresi berganda dalam penilitian dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
Ῠ = α+ . + . +e
Keterangan:
Ῠ = Penerimaan Pajak
α = Konstanta
= Koefisien regresi
= Kewajiban Kepemilikan NPWP
= Penagihan Pajak
e = Error
32
4. Uji Hipotesis
Uji parsial (Uji T)
Uji dikenal dengan uji parsial yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap
variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan T hitung dengan T
tabel.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Profil singkat KPP Pratama Makassar Utara
KPP Pratama Makassar Utara merupakan salah satu KPP Pratama yang
berada di bawah koordinasi Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat dan
Tenggara Wilayah kerjanya tersebar di enam kecamatan yang mencakup 63
kelurahan di kota Makassar.Jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai 130
ribu Wajib Pajak. Sektor perekonomian yang dominan adalah perdagangan dan
industri mengingat di Makassar terdapat pelabuhan dan kawasan industry
KPP Pratama Makassar Utara melewati sejarah perjalanan yang panjang
seiring dengan transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
94/KMK.01/1994, di Makassar hanya terdapat satu kantor pajak di kota Makassar
yaitu Kantor Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang berada di bawah Kantor
Wilayah XII Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Karena laju perekonomian
Kota Makassar yang sangat tinggi, maka pada tahun 2001 KPP Ujung Pandang
dipecah menjadi KPP Makassar Utara dan KPP Makassar Selatan melalui
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/ KMK.01/2001.
KPP Makassar Utara ini yang kemudian bertransformasi menjadi KPP
Pratama Makassar Utara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor
PMK-67/ PMK.01/2008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Perubahan ini merupakan bagian dari
34
reformasi dan modernisasi perpajakan yang dicanangkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak
Semangat reformasi dan modernisasi ini yang kemudian membawa KPP
Pratama Makassar Utara senantiasa memberikan kontribusi positif bagi
penerimaan negara serta terus meningkatkan kualitas layanan yang diberikan
kepada wajib pajak, Semangat ini juga yang membawa KPP Pratama Makassar
Utara mampu meraih berbagai prestasi termasuk menjadi Kantor Pelayanan
Pajak Percontohan di lingkungan Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan
Tenggara
Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas melaksanakan
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
KPP Pratama menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya
4. Penyuluhan perpajakan
5. Pelayanan perpajakan
6. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak
7. Pelaksanaan ekstensifikasi
35
8. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
9. Pelaksanaan pemeriksaan pajak
10. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak
11. Pelaksanaan konsultasi perpajakan
12. Pembetulan ketetapan pajak
13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan
14. Pelaksanaan administrasi kantor.
Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak
Visi Direktorat Jenderal Pajak: Menjadi institusi penghimpun penerimaan
Negara yang terbaik demi menjamin kedaulatan dan kemandirian Negara.
Misi Direktorat Jenderal Pajak: Menjamin penyelenggaraan Negara yang
berdaulat dan mandiri dengan:
1. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang
tinggi dan penegakan hukum yang adil
2. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan
3. Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan professional
4. Kompensasi yang kompetitif berbasis system manajemen kinerja.
Visi dan Misi KPP Pratama Makassar Utara
Visi KPP Pratama Makassar Utara: Menjadi model layanan publik terbaik
di Kota Makassar.
Misi KPP Pratama Makassar Utara: Memberi layanan prima, mengawasi
kepatuhan Wajib Pajak dan mengamankan penerimaan Negara.
36
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA MAKASSAR UTARA TAHUN 2020
Tugas masing-masing Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara
1. Sub Bagian Umum Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai
tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga,
dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern,
pemantauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik
dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan
rekomendasi perbaikan proses bisnis.
2. Seksi Pengolahan data dan informasi KPP Pratama Makassar Utara di
bawah kepemimpinan Bapak Sutrisno bertugas melakukan pengumpulan,
pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian
informasi perpajakan, perekamandokumen perpajakan, urusan tata usaha
penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan,
SYAMSINAR KEPALA KANTOR
Nur Taqwa Supervisor
Mahmud Hidayat Supervisor Endang Soediatuti
Kepala Sub Bagian Umum
Tjahja Dwi Wurjanto Kepala Seksi PDI dan Plt. Kepala seksi Pelayanan
Sirajuddin Kepala Seksi Pemeriksaan
Timon Pieter Kepala Seksi Penagihan
Yermia Pamentang Kepala Seksi Ekstensifikasi
Dan Penyuluhan
Yohanes Aryo Wijanarko Kepala Seksi Waskom I
Furqonuddino Kepala Seksi Waskom II
Budi Hartono Kepala Seksi Waskom III
M. Rais Somang Kepala Seksi Waskom IV
37
pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-
Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja organisasi.
Kinerja terbaik dapat dicapai berkat sinergi kepala seksi bersama pelaksana
PDI yang terdiri dari 5 (lima) orang, satu diantaranya menjalankan tugas
sebagai Operator Consol.
Kinerja Seksi Pengolahan Data dan Informasi ini dapat dilihat dari banyaknya
data alket yang dikirim ke seksi terkait, akurasi data perekaman dan tingkat
penyelesaian perekaman yang baik serta kelancaran sistem informasi
3. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta
penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak.
4. Seksi penagihan mempunyai tugas penatausahaan piutang pajak,
penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan
penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan. Di bawah bimbingan Bapak Timon Pieter, Seksi Penagihan KPP
Pratama Makassar Utara mampu menorehkan prestasi. Hal ini tidak terlepas
dari keaktifan tiga orang pelaksana yang diangkat sebagai Juru Sita serta
dukungan administrasi piutang pajak yang dilaksanakan oleh dua orang
pelaksana.
5. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,
pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru,
serta penyuluhan perpajakan.
38
6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan proses
penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak,
bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak, serta
usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II yang dipimpin oleh Bapak Surdiyono
mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan
himbauan kepada Wajib Pajak yang ada di wilayah kewenangannya.
Seksi ini mengawasi seluruh Wajib Pajak Bendahara yang ada di wilayah
kerja KPP Pratama Makassar Utara ditambah Wajib Pajak di Kecamatan
Bontoala dan Ujung Tanah, serta beberapa kelurahan di Kecamatan Tallo
dan Tamalanrea.Untuk mengawasi wilayah tersebut,
Seksi Waskon II disokong dengan sembilan orang Account Representative.
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III mempunyai tugas melakukan
pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan
profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak
dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak
yang ada di wilayah kewenangannya.
Seksi yang dipimpin oleh Bapak Aden Setiawan ini mengawasi Wajib Pajak di
Kecamatan Biringkanaya serta beberapa kelurahan di Kecamatan Tallo dan
Tamalanrea.Untuk mengawasi wilayah tersebut, Seksi Waskon III
mengandalkan Account Representative sebanyak sembilan orang
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, mempunyai tugas yang Sama seperti
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II dan III, yaitu melakukan pengawasan
39
kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib
Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam
rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak yang ada
di wilayah kewenangannya.
Dalam mengawasi di Kecamatan Wajo serta beberapa kelurahan di
Kecamatan Tallo dan Tamalanrea, Salah seorang Account
Representativenya juga terpilih sebagai Account Representative Terbaik
III Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara Tahun 2014 Dalam
pelaksanaan pengawasan wilayah kerjanya, Seksi Waskon IV juga
mengandalkan sembilan orang Account Representativenya.
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan,
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksa
pajak yang ditunjuk kepala kantor.
10. Seksi Pemeriksaan berfungsi mendukung administrasi pemeriksaan yang
dijalankan oleh Fungsional Pemeriksa Pajak.Dikepalai oleh Bapak Sirajuddin,
Seksi Pemeriksaan KPP Pratama Makassar Utara mampu memberikan
dukungan optimal bagi para fungsional pemeriksa pajak sehingga
administrasi pemeriksaan berjalan baik.
Kinerja ini merupakan kerja keras dua orang pelaksana yang ditempatkan di
seksi ini, Kinerja optimal Seksi Pemeriksaan akan membantu mewujudkan
penyelesaian pemeriksaan, Bahkan tingkat penyelesaian pemeriksaan tepat
waktu juga ikut naik berkat dukungan dari Seksi Pemeriksaan.
40
11. Dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak, KPP Pratama Makassar Utara
memiliki 12 (dua belas) orang pejabat fungsional pemeriksa pajak di
bawah koordinasi dari Bapak Mahmud Hidayat sebagai supervisor. Para
pejabat fungsional pemeriksa pajak mempunyai tugas melakukan
pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pejabat fungsional pemeriksa pajak KPP Pratama Makassar Utara
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Kementerian Keuangan dan
memegang teguh kode etik untuk menjamin pelaksanaan pemeriksaan pajak
yang berkualitas dan berkontribusi maksimal dalam mengamankan
penerimaan pajak.
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan secara e-
Filling.
Tabel 4.1
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MELAPORKAN SPT TAHUNAN SECARA
E-FILLING DI KPP PRATAMA MAKASSAR UTARA
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
36.050 39.764 36.869
Sumber: Laporan (KPP) Pratama Makassar Utara Tahun 2017-2019
Berdasarkan tabel 4.1 Wajib Pajak Orang Pribadi Melaporkan SPT
Tahunan secara e-Filling di KPP Pratama Makassar Utara mengalami
peningkatan dan penurunan, yang melaporan SPT Tahunan secara e-Filling
tertinggi berada pada tahun 2018 sebesar 39.764 Wajib Pajak dan Yang
terendah pada tahun 2017 sebesar 36.050 Wajib Pajak. Capaiaan pelaporan SPT
tahunan secara e-Filling di KPP Pratama Makassar Utara mengalami fluktuasi.
41
c. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Makassar Utara
pada Tahun 2017 s.d 2019
Tabel 4.2
TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA
MAKASSAR UTARA
2017 2018 2019
Presentase
Capaiaan
87,8% 76,3% 96,5%
Target 1,133,051,469,321 1,222,519,202,000 1,141,478,552,000
Realisasi
Penerimaan
994,826,693,119 933,487,488,350 1,102,363,507,830
Sumber: Laporan Target dan Realisasi KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2017-2019
Pada tabel 4.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama
Makassar Utara, mengalami peningkatan dan penurunan. Target penerimaan
tertinggi berada pada tahun 2018 sebesar Rp 1,222,519,202,000 dan yang
terendah pada tahun 2017 sebesar Rp. 1,133,051,469,321. Kemudian Realisasi
Penerimaan Pajak tertinggi pada tahun 2019 Rp. 1,102,363,507,830 dan yang
terendah pada tahun 2018 sebesar Rp. 933,487,488,350 capaiaan Kinerja KPP
Pratama Makassar Utara mengalami fluktuasi dan KPP Pratama makassar Utara
akan terus memaksimalkan kinerja untuk mencapai target yang optimal.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Deskripsi Statistik
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar
Utara. Data yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh dari penyebaran
kuisioner kemudian data sekunder berupa dokumen yang diberikan oleh KPP
Pratama Makassar Utara. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam
42
penelitian ini yaitu kuisioner yang di bagikan berjumlah 35 rangkap yang di sebar
dan yang Kembali sebanyak 30 rangkap.
Table 4.3
DATA PENYEBARAN KUESIONER
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang di sebar 35 100,0%
Kuesioner yang Kembali 30 100,0%
Kuesioner yang dapat di olah 30 100,0%
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2020
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
karateristik responden dalam penelitian ini di klasifikasikan menjadi beberapa
kelompok yaitu; menurut jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan terakhir dan
jabatan adapun rinciannya sebagai berikut.
1. Jumlah sampel berdasarkan Jenis kelamin
Tabel 4.4
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki
14 46,7%
Perempuan
16 53,3%
Total 30 100,0%
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik responden laki-laki berjumlah 14
dengan persentase 46,7% dan responden perempuan berjumlah 16 dengan
persentasi 53,3%. Dimana jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan responden laki-laki.
43
2. Jumlah berdasarkan Usia
Tabel 4.5
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Usia Frekuensi Persentase
Usia 21-30 Tahun
10 33,3%
Usia 31-40 Tahun 13 43,4%
Usia 41-50 Tahun 7 23,3%
Total 30 100,0%
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2020
Berdasarkan table 4.5 Karakteristik responden yang berusia antara 21
hingga 30 tahun berjumlah 10 responden dengan persentase 33,3% , responden
yang berusia 31 hingga 40 tahun berjumlah 13 responden dengan persentase
43,4%, kemudian responden yang berusia 41 hingga 50 tahun berjumlah 7
responden dengan persentase 23,3%. Dari data tersebut menunjukkan
komposisi usia pegawai sebagian besar berada pada usia tidak produktif.
3. Jumlah berdasarkan masa kerja
Tabel 4.6
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA.
Usia Frekuensi Persentase
Usia 1-5Tahun
8 26,7%
Usia 6-10Tahun 5 16,7%
Usia 11-15 Tahun 5 16,7%
Usia 16-20 tahun 8 26,7%
Usia 21-25 tahun 2 6,6%
Diatas 26 tahun 2 6,6%
Total 30 100,0%
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2020
44
Berdasarkan tabel 4.6 karateristik responden yang memiliki masa kerja
antara 1 hingga 5 tahun berjumlah 8 dengan persentase 26,7%, 6 hingga 10
tahun berjumlah 5 atau 16,7%, kemudian responden yang memiliki masa kerja
11 hingga 15 tahun berjumlah 5 dengan persentase 16,7%, 16 hingga 20 ada 8
responden atau 26,7% , responden yang memiliki masa kerja di atas 21 hingga
25 tahun ada 2 responden dengan persentasi 6,6% dan diatas 26 tahun ada 2
responden dengan presentase 6,6%. Dari data tersebut yang mendominasi
berdasarkan masa kerja berada pada masa kerja usia 1-5 tahun dan usia 16-20
tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki
pengalaman kerja yang baik dan memadai.
4. Jumlah Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.7
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
D3 6 20,0%
S1 24 80,0%
Total 30 100,0%
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.7 karakteristik responden yang memiliki pendidikan
terakhir D3 memiliki 6 responden atau 20,0% dan S1 berjumlah 24 responden
atau 80% . Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pegawai di KPP Pratama Makassar Utara baik, karna menunjukkan tingkat
Pendidikan S1 sebanyak 24 responden Hal ini menunjukkan semakin tingginya
kesadaran pegawai tentang pentingnya pendidikan untuk meningkatkan
kinerjanya.
45
5. Jumlah berdasarkan Jabatan responden
Tabel 4.8
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JABATAN
Bidang Jabatan Frekuensi Persentase
Seksi Penagih 7 23,3%
Seksi Pemeriksaan 8 26,7%
Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan 11 36,7%
Seksi Pelayanan 4 13,3%
Total 30 100,0%
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.8 di atas responden yang memiliki jabatan Seksi
Penagihan berjumlah 7 responden dengan presentasi 23,3%, Seksi
Pemeriksaan berjumlah 8 responden dengan presentasi 26,7%, Seksi
ekstensifikasi dan penyuluhan berjumlah 11 responden dengan presentasi
36,7%, dan seksi Pelayanan berjumlah 4 responden dengan presentasi 13,3%.
Sehingga dapat disimpulkan responden dalam penelitian ini sesuai dengan
bidang yang di teliti.
Hasil Uji Statistik Diskriptif
46
Tabel 4.9
DESCRIPTIVE STATISTICS VARIABEL PENELITIAN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kewajiban Kepemilikan
NPWP (X.1)
30 40.00 50.00 45.0333 3.54754
Penagihan Pajak (X.2 30 44.00 55.00 49.9667 4.53708
Penerimaan Pajak (Y) 30 24.00 30.00 27.1333 2.51524
Valid N (listwise) 30
Sumber: SPSS 24. Olah data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan diatas dapat didiketahui bahwa n
atau jumlah data pada setiap variabel yaitu 30. Masing-masing variabel akan
dijabarkan sebagai berikut:
a. Kewajiban Kepemilikan NPWP
Variabel Kewajiban Kepemilikan NPWP memiliki nilai minimum 40.00, nilai
maksimum 50,00, rata-rata 45.0333 dan standar deviasi 3.54754. Berdasarkan
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa nilai mean memiliki nilai yang lebih
besar dari nilai standar deviasi, sehingga mengindikasikan hal yang cukup baik di
sebabkan oleh standar deviasi merupakan pemaparan rendah atau tingginya
penyimpangan data. Sehingga dapat disimpulkan penyebaran data menunjukkan
hasil yang normal dan tidak bias. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa
data yang terkumpul untuk variabel Kewajiban Kepemilikan NPWP representative
terhadap situasi yang sebenarnya.
b. Penagihan Pajak
Variabel Penagihan Pajak memiliki total nilai minimum 44.00, nilai
maksimum 50.00, rata-rata 49,9667 dan standar deviasi 4.53708. Dari
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa nilai mean memiliki nilai yang lebih
47
besar dari nilai standar deviasi, sehingga mengindikasikan hal yang cukup baik di
sebabkan oleh standar deviasi merupakan cerminan rendah atau tingginya
penyimpangan data. Sehingga dapat disimpulkan penyebaran data menunjukkan
hasil yang normal dan tidak bias. Dengan demikian dapat diartikan bahwa data
yang terkumpul untuk variabel Penagihan Pajak bersifat representative dan
sesuai dengan keadaan yang terjadi dilapangan.
c. Penerimaan Pajak
Variabel terikat Penerimaan Pajak memiliki nilai minimum 24.00 nilai
maksimum 30.00, rata-rata 27.1333 dan standar deviasi 2.51524. nilai standar
deviasi 2.51524 lebih kecil dari nilai mean 27.1333 . Sehingga dapat diartikan
bahwa untuk variabel Penerimaan Pajak, memiliki penyebaran data yang normal
dan tidak terjadi bias maka dari itu dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
adalah data yang representative.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 24
dengan teknik pengujian pearson product moment. Responden yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berjumlah (n) = 30 responden dengan r tabel > 0,3494
dengan taraf signifikansi 5% pernyataan atau pertanyaan dalam kuisioner dapat
dikatakan valid apabila r hitung bernilai positif dan lebih besar dari r tabel.
Tabel 4.10
HASIL UJI VALIDITAS
Variabel Item
pernyataan
R Hitung
(Pearson
R Tabel
N (df) 30. Sig. Keterangan
48
Correlation) 0,05
Kewajiban
Kepemilikan
NPWP
x1.1 ,664** 0,3494 Valid
x1.2 ,793** 0,3494 Valid
x1.3 ,927** 0,3494 Valid
x1.4 ,840** 0,3494 Valid
x1.5 ,838** 0,3494 Valid
x1.6 ,703** 0,3494 Valid
x1.7 ,831** 0,3494 Valid
x1.8 ,532** 0,3494 Valid
x1.9 ,476** 0,3494 Valid
x1.10 ,429* 0,3494 Valid
Penagihan
Pajak
x2.1 ,687** 0,3494 Valid
x2.2 ,740** 0,3494 Valid
x2.3 ,949** 0,3494 Valid
x2.4 ,836** 0,3494 Valid
x2.5 ,808** 0,3494 Valid
x2.6 ,853** 0,3494 Valid
x2.7 ,904** 0,3494 Valid
x2.8 ,785** 0,3494 Valid
x2.9 ,877** 0,3494 Valid
x2.10 ,879** 0,3494 Valid
x2.11 ,687** 0,3494 Valid
Penerimaan
Pajak
Y.1 ,700** 0,3494 Valid
Y.2 ,809** 0,3494 Valid
Y.3 ,970** 0,3494 Valid
Y.4 ,878** 0,3494 Valid
Y.5 ,863** 0,3494 Valid
Y.6 ,754** 0,3494 Valid
Sumber: Olah data primer 2020, SPSS.24
49
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan
kuisioner pada variabel Kewajiban Kepemilikan NPWP, Penagihan Pajak dan
Penerimaan Pajak menunjukkan r hitung yang lebih besar dari r tabel (0,3494)
sehingga dapat disimpulkan seluruh item pernyataan dan pertanyaan variabel
dinyatakan valid dan data yang di kumpulkan dapat memberikan hasil yang baik.
b. Uji Reliabilitas
Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
realibilitas menggunakan Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60
Tabel 4.11
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Kewajiban Kepemilikan NPWP (x1) ,770 10
Penagihan Pajak (x2) ,781 11
Penerimaan Pajak(y) ,804 6
Sumber: Olah data primer 2020, SPSS.24
Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai
Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60 variabel Kewajiban Kepemilikan
NPWP (x1) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,770, variabel Penagihan Pajak (x2)
0,781, untuk variabel Penerimaan Pajak (y) 0,804. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data
yang konsisten, sehingga apabila pernyataan ini diajukan kembali maka akan
diperoleh jawaban yang relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan
item pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel.
3. Uji regresi Linear Berganda
50
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas dua variabel
independen dan satu variabel dependen. Untuk mengetahui pola hubungan antar
variabel, maka akan diuji tiga hipotesis yang telah diajukan sbelumnya
menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dengan persamaan regresi Ῠ = α+ . + . +e Hipotesis dalam
penelitian ini dinyatakan dalam sebagai berikut:
H1:Kewajiban Kepemilikan NPWP berpengaruh positif terhadap Penerimaan
Pajak
H2: Penagihan Pajak berpengaruh positif terhadap Penerimaan Pajak
Tabel 4.12
HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Co
Efficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,147 ,974 -2.203 ,036
Kewajiban Kepemilikan
NPWP( x1)
,247 ,058 ,348 4.272 ,000
Penagihan Pajak (x2) ,363 ,045 ,655 8.037 ,000
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak Sumber: SPSS 24. Olah data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.12 Hasil uji regresi linear berganda dapat di analisis
model estimasi sebagai berikut:
Y= -2.147 + 0,247 (x1) + 0,363 (x2)
Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel 4.12 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Koefisien Konstanta sebesar -2,147 dengan nilai negative.
51
2) Variabel Kewajiban Kepemilikan NPWP (x1) memiliki nilai koefisien
regresi positif sebesar 0,247. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu persen variabel Kewajiban Kepemilikan
NPWP, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan
Penerimaan Pajak sebesar, 0,247 atau 24,7%.
3) Variabel Penagihan Pajak (x2) memiliki nilai koefisien regresi positif
sebesar 0,363. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu persen variabel Penagihan Pajak, dengan asumsi variabel
lain tetap maka akan meningkatkan Penerimaan Pajak sebesar, 0,363
atau 36,3%.
4. Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji T)
Uji ini digunakan untuk meneliti pengaruh apakah Kewajiban Kepemilikan
NPWP (x1), Penagihan Pajak (x2), secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Makassar Utara yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, sedangkan jika nilai probability t
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak (Ghazali, 2016).
Tabel 4.13
HASIL UJI T PARSIAL
Coefficientsa
Model
Unstandardized Co
Efficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,147 ,974 -2.203 ,036
Kewajiban Kepemilikan
NPWP (x1)
,247 ,058 ,348 4,272 ,000
52
Penagihan Pajak (x2) ,363 ,045 ,655 8,037 ,000
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak (Y)
Sumber: SPSS 24. Olah data primer 2020
1. Uji Hipotesis 1
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel Kewajiban
Kepemilikan NPWP (x1) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai
sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung 4,272 lebih besar dari nilai t-
tabel 1,69726. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel Kewajiban
Kepemilikan NPWP (x1) menerima hipotesis 1 dan menolak hipotesis 0 yang
berarti Kewajiban Kepemilikan NPWP berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Penerimaan Pajak.
2. Uji Hipotesis 2
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel Penagihan Pajak
(X.2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai sig 0,000 lebih kecil
dari 0,05 dan memiliki nilai t-hitung 8,037 yang lebih besar dari nilai t-tabel
1,69726. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel x2
Penagihan Pajak menerima Hipotesis 2 dan menolak hipotesis 0 sehingga
dapat diartikan bahwa Penagihan Pajak memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Penerimaan Pajak.
5. Pembahasan
a. Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP terhadap Penerimaan pajak
Kewajiban kepemilikan NPWP menurut Mardiasmo 2012 adalah nomor
yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
53
Penelitian ini menemukan bahwa Kewajiban Kepemilikan NPWP
berpengaruh positif terhadap Penerimaan Pajak, dengan nilai t-hitung 4,272 lebih
besar dari nilai t-tabel 1,69726 Sehingga dapat diartikan bahwa variabel
Kewajiban Kepemilikan NPWP (x1) menerima hipotesis 1 dan menolak hipotesis
0. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin banyak yang melaporkan Kewajiban
Kepemilikan NPWP maka akan semakin meningkatkan Penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bella Gebrina
tahun (2020) yang menyatakan bahwa kewajiban kepemilikan NPWP secara
parsial berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama
Banda Aceh. Kemudian penelitian Wiranata Saragih tahun (2017) pernyataan ini
menyatakan bahwa kepemilikan NPWP berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak.
b. Penagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak
Penagihan Pajak adalah suatu kegiatan perpajakan yang dilakukan oleh
penagih pajak dalam melakukan penagihan pajak yang telah diatur oleh Undang-
Undang No.19 tahun 2000 tentang serangkaiaan Tindakan agar penanggung
pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan pelaksanaan seketika dan sekaligus,
memberitahu surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
penyanderaan dan menjual barang yang telah disita.
Penelitian ini menemukan bahwa Penagihan Pajak berpengaruh positif
terhadap Penerimaan Pajak, yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Nilai sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan memiliki nilai t-hitung sebesar 8,037 yang
lebih besar dari nilai t-tabel 1,69726. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel x2
Penagihan Pajak menerima Hipotesis 2 dan menolak hipotesis 0. Hasil ini
54
mengindikasikan bahwa semakin sering dilakukan penagihan pajak maka akan
semakin meningkatkan penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bella
Gebrina (2020) yang menyatakan bahwa penagihan pajak berpengaruh negatif
terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Banda Aceh.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kewajiban Kepemilikan NPWP berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Penerimaan Pajak. Berdasarkan hasil tersebut dapat
mengindikasikan bahwa semakin meningkat Kewajiban Kepemilikan NPWP
maka akan meningkatkan Penerimaan Pajak.
2. Penagihan Pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Penerimaan Pajak. Berdasarkan Hal tersebut dapat diartikan bahwa
semakin sering dilakukan Penagihan Pajak maka akan semakin meningkat
Penerimaan Pajak sehingga dapat disimpulkan bahwa Penagihan Pajak
memiliki kontribusi besar terhadap Penerimaan Pajak.
B. Saran Penelitian
Penelitian kedepannya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas, berikut beberapa masukan yang disarankan oleh peneliti bagi
instansi terkait dan penelitian selanjutnya.
1. Saran Akademik
a. Peneliti selanjutnya dapat menambah atau mencoba variabel lain yang
lebih relevan terkait dengan Penerimaan Pajak.
b. Selain menggunakan kuisioner atau pendekatan kuantitatif penelitian
selanjutnya bisa menggunakan metode kualitatif atau wawancara secara
55
langsung dengan tujuan agar responden dapat memahami pertanyaan
dalam kuisioner sehingga hasil yang didapatkan pun lebih akurat.
2. Saran Operasional
a. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara diharapkan dapat
memaksimalkan Penagihan Pajak agar dapat meningkatkan Penerimaan
Pajak.
b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara diharapkan dapat
melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak agar meningkatkan penerimaan Pajak.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni Vini M, 2019 “ Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak dan
Penagihan Pajak terhadap penerimaan Pajak dengan sistem informasi
Perpajakan sebagai Variabel Pemoderasi studi empiris pada kpp pratama
pondok aren” Skripsi. Universitas Pamulang
Amelia, Rizzky (2014) “Pengaruh Kewajiban Kepemilikan Npwp, Pemeriksaan
Pajak, Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Satu Jakarta Pusat”
Skripsi. Universitas Mercu Buana
Adriyani Selvia 2017, “Pengaruh Kewajiban Kepemilikan Npwp, Pemeriksaan
Pajak Dan Penagihan Pajakterhadap Penerimaan Pajak (Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan)” Skripsi. Universitas
Pamulung
Ciptahening Budi Satria, Arya. “Pengaruh Kewajiban Kepemilikan Npwp,
Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak: Ditinjau Dari Persepsi Fiskus (Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara” Skripsi. UPN Veteran Yogyakarta
Dasar Penagihan Pajak adalah Undang-Undang No.19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak dengan surat paksa. Undang-Undang ini berlaku tanggal 23 Mei 1997, kemudian diubah menjadi Undang-Undang No.19 Tahun 2000 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011
Djaman F, 2020. Gandeng PLUT Sulsel, KPP Pratama Makassar Utara Gelar Bimtek SPT Tahunan. http://makassar.terkini.id, (Online). Di akses 07 juli 2020
Diana.. et al., 2009. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gebrina, B. 2020 “Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak
dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Banda Aceh tahu n 2016-2018” Skripsi. Universitas banda Aceh
Irena, A. 2017. ”Pengaruh Kepemilikan NPWP dan Pemeriksaan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di KPP Prama Majalaya”. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia
John, H. 2007. Perpajakan : Isu isu Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu
57
Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi 2011 .Yogyakarta: Penerbit Andi. 2011. Mardiasmo. 2012. Perpajakan. Edisi Revisi.Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2016. Yogyakarta:Penerbit
Andi Pamber, Satria. 2016. “Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak dan
Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak (Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan)” Jurnal. Universitas Pasir Pegaraiaan Rokanhulu.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2009 tentang Perubahan ke empat atas
Undang-Undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1.
Pudyatmoko. 2009. Pengantar Hukum Perpajakan, Yogyakarta: CV. Andi 2009. Putra Ade. 2018. “Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak,
dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak (Pada KPP Pratama di Wilaya Pekanbaru”. Skripsi. Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau
Resmi Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Resmi Siti. 2014. Perpajakan Teor dan Kasus Edisi 4, Jakarta : Salemba Empat Ronalyw. 2019. 2019 Jumlah WP diSulsel Meningkat. https://beritakotamakassar
.fajar.co.id/berita/2019/03/19/2019-jumlah-wp-sulsel-meningkat/, (Online), Di akses 25 Juni 2020
Saragih Wiranata. 2017. “Pengaruh Kepemilikan NPWP dan Pemeriksaan Pajak
terhadap Penerimaan Pajak. (studi kasus pada KPP Pratama Majalaya periode 2011-2015)”. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia
Siti Kurnia Rahayu. 2010 .PERPAJAKAN INDONESIA : Konsep dan Aspek
Formal, Yogyakarta : Graha Ilmu. Singgih, S. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta. Simangunsong T. 2016. “Pengaruh Kepemilikan NPWP dan Penagihan Pajak
Terhadap Penerimaan Pajak (study Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Sumedang periode 2013-2015)” Skripsi. Universitas Komputer Indonesia
Soemitro Rochmat. 2016. Perpajakan. Edisi Terbaru 2016. Penerbit Andi Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit
Alfabeta: Bandung. Suandy,E. 2008. Hukum Pajak, Edisi Kedua, Jakarta : Salemba Empat.
58
Suandy, E. 2011. Hukum Pajak, Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat. Soemitro Rochmat. 2009. Asas dan Dasar Perpajakan 2. Penerbit PT. Eresco.
Bandung Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penellitian. Bandung: Alfabeta Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
Waluyo. 2009 . Akuntansi Pajak . Jakarta . Penerbit : Salemba Empat Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta
59
LAMPIRAN 1
HASIL PLAGIAT
60
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Pendahuluan
Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Daftar
pertanyaan berikut dibuat dengan maksud mengumpulkan data dalam rangka
penyusunan Skripsi yang berjudul : Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP
dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Makassar Utara.
Identitas Responden
Nama Responden : ...................................................
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Usia : ...................................................
Masa Kerja : ...................................................
Jabatan/Bidang : ...................................................
Pendidikan Terakhir : ...................................................
No Hp : ...................................................
Pertanyaan
Lingkarilah salah satu pilihan yang dianggap paling tepat, dengan petunjuk
sebagai berikut:
61
Kewajiban Kepemilikan NPWP (X1)
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
1
NPWP dapat memberikan informasi
tentang identitas Wajib Pajak yang
sebenarnya
STS TS N S SS
2
NPWP merupakan syarat yang harus
dipenuhidalam pembuatan rekening
koran di Bank-Bank
STS TS N S SS
3
NPWP merupakan salah satu syarat
Ketika akan melakukan pengurusan Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi
Wajib Pajak yang ingin membuka usaha.
STS TS N S SS
4 NPWP dapat menjaga ketertiban dalam
hal pembayaran pajak. STS TS N S SS
5
NPWP diterbitkan jika Wajib Pajak telah
memenuhi persyaratan objektif dan
subjektifnya.
STS TS N S SS
6
Penghapusan NPWP dilakukan jika WP
tidak memenuhi syarat objektif dan
subjektifnya
STS TS N S SS
7
Wajib Pajak yang sengaja tidak
mendaftarkan diri akan dikenakan sanksi
pidana paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 6 (enam) tahun, Wajib pajak
juga dikenakan denda paling sedikit 2 kali
jumlah pajak terutang dan paling banyak
4 kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang bayar.
STS TS N S SS
8
NPWP dapat memudahkan petugas
dalam menentukan Wajib Pajak yang
akan diperiksa.
STS TS N S SS
9
Penghapusan NPWP dilakukan apabila
terjadi pembubaran karena penghentian
atau penggabungan usaha bagi Wajib
Pajak badan.
STS TS N S SS
62
10
Pengaruh NPWP dilakukan apabila
terjadi pembubaran karna penghentian
atau penggabungan usaha bagi wajib
pajak badan
STS TS N S SS
Penagihan Pajak (X2)
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
1
Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya
STS TS N S SS
2
Penagihan Seketika dan Sekaligus dilakukan tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak dan Tahun Pajak
STS TS N S SS
3 Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan sebelum penerbitan Surat Paksa
STS TS N S SS
4 Surat Paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak dapat melunasi utang pajaknya
STS TS N S SS
5
Pelaksanaan Surat Paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan sebelum lewat waktu 2 kali 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan.
STS TS N S SS
6
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dilakukan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dalam jangka waktu yang telah ditentukan
STS TS N S SS
7 Penyitaan tambahan dilakukan apabila barang yang disita nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak
STS TS N S SS
8 Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak
STS TS N S SS
9 Surat teguran dilayangkan pada Wajib Pajak sampai tanggal jatuh tempo.
STS TS N S SS
10 Surat teguran tidak perlu diterbitkan bila Wajib Pajak menyetujui pembayaran secara angsuran.
STS TS N S SS
11 Penyitaan barang milik Wajib Pajak sesuai dengan peraturan penyitaan yang diterbitkan oleh pejabat setempat.
STS TS N S SS
63
Penerimaan Pajak (Y)
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
1 Peran penerimaan pajak sangat penting
bagi kemandirian pembangunan Negara STS TS N S SS
2
Peningkatan penerimaan pajak memegang
peranan strategis karena akan
meningkatkan kemandirian pembiayaan
pemerintah.
STS TS N S SS
3 Pajak sebagai sumber penerimaan
terbesar Negara. STS TS N S SS
4
Dengan adanya kewajiban kepemilikan
NPWP, Pemeriksaan dan Penagihan
pajak, penerimaan pajak semakin
meningkat.
STS TS N S SS
5
Kerjasama antara fiskus dan wajib pajak
diperlukan dalam meningkatkan
penerimaan pajak dimasa depan.
STS TS N S SS
6
Penagihan pajak akan mendorong
tercapainnya realisasi pajak dari target
penerimaan pajak.
STS TS N S SS
64
LAMPIRAN 3
DATA RESPONDEN
No Responden
Jabatan Jenis
Kelamin Usia
(Tahun) Masa kerja
(tahun) Pendidikan
Terakhir
1 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 42 23 S.1
2 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 27 3 D.3
3 Seksi Pemeriksa Perempuan 26 2 S.1
4 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Laki-laki 42 17 S.1
5 Seksi Pemeriksa Perempuan 43 18 S.1
6 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 32 9 S.1
7 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Laki-laki 35 17 S.1
8 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Laki-laki 35 18 S.1
9 Seksi Pelayanan Perempuan 30 5 D.3
10 Seksi Pelayanan Perempuan 45 15 S.1
11 Seksi Pemeriksa Perempuan 44 15 S.1
12 Seksi Penagihan Laki-laki 35 13 D.3
13 Seksi Penagihan Laki-laki 30 12 S.1
14 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 39 15 S.1
15 Seksi Pelayanan Perempuan 29 4 S.1
16 Seksi Pelayanan Perempuan 45 22 S.1
17 Seksi Pemeriksa Laki-laki 30 7 D.3
18 Seksi Pemeriksa Laki-laki 29 5 S.1
19 Seksi Penagihan Laki-laki 41 15 S.1
20 Seksi Pemeriksa Perempuan 50 20 S.1
21 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 35 14 S.1
22 Seksi Penagihan Laki-laki 41 14 S.1
23 Seksi Penagihan Laki-laki 42 20 S.1
24 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 29 7 D.3
25 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Laki-laki 42 20 S.1
26 Seksi Pemeriksa Laki-laki 31 8 S.1
27 Seksi Penagihan Laki-laki 31 8 D.3
28 Seksi Penagihan Laki-laki 29 7 S.1
29 Seksi Pemeriksa Perempuan 31 5 S.1
30 Seksi ekstensifikasi dan penyuluhan Perempuan 29 5 S.1
65
Jawaban Responden
Kewajiban Kepemilikan NPWP (X1)
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 Total
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 47
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 42
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
Penerimaan Pajak (Y)
No Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Total
1 5 5 5 5 5 5 30
2 4 4 4 4 4 4 24
3 5 5 5 4 5 5 29
4 4 4 4 4 5 4 25
5 4 4 4 4 4 5 25
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 4 4 4 4 4 24
8 5 5 5 5 5 5 30
9 4 4 4 4 4 4 24
10 4 5 5 5 5 5 29
11 5 4 5 5 5 5 29
12 5 5 4 4 4 4 26
13 5 5 5 5 5 5 30
14 5 4 4 4 4 4 25
15 4 4 4 4 4 5 25
16 5 5 5 5 5 4 29
17 5 5 5 5 5 5 30
18 4 4 4 4 4 4 24
19 5 5 5 4 5 5 29
20 4 4 4 4 5 4 25
21 4 4 4 4 4 5 25
22 5 5 5 5 5 5 30
23 4 4 4 4 4 4 24
24 5 5 5 5 5 5 30
25 4 4 4 4 4 4 24
26 4 5 5 5 5 5 29
27 5 4 5 5 5 5 29
28 5 5 4 4 4 4 26
29 5 5 5 5 5 5 30
30 5 4 4 4 4 4 25
66
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 47
11 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
12 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 45
13 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
14 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
15 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
16 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 47
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
19 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 48
20 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 43
21 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 42
22 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
23 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43
24 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
25 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
26 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
27 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 46
28 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 43
29 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
30 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42
Penagihan Pajak (X2)
No X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 Total
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 54
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 45
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 48
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 55
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 44
10 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 53
11 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 54
12 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 47
13 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 55
14 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 47
15 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 48
16 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 51
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 55
67
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 44
19 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 54
20 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 45
21 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 48
22 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 55
23 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 44
24 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 55
25 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 44
26 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 53
27 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 54
28 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 47
29 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 55
30 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 47
68
LAMPIRAN 4
HASIL UJI OUTPUT SPSS
Hasil Uji Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kewajiban Kepemilikan
NPWP (X.1)
30 40.00 50.00 45.0333 3.54754
Penagihan Pajak (X.2) 30 44.00 55.00 49.9667 4.53708
Penerimaan Pajak (Y) 30 24.00 30.00 27.1333 2.51524
Valid N (listwise) 30
Hasil Uji Validitas
69
70
Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cron,bach's
Alpha N of Items
.770 11
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.781 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.804 7
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Penerimaan Pajak (Y) 27.1333 2.51524 30
Kewajiban Kepemilikan
NPWP (X.1)
45.0333 3.54754 30
Penagihan Pajak (X.2) 49.9667 4.53708 30
Hasil Uji Hipotesis
Uji T (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.147 .974 -2.203 .036
Kewajiban Kepemilikan
NPWP (X.1)
.247 .058 .348 4.272 .000
Penagihan Pajak (X.2) .363 .045 .655 8.037 .000
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
71
LAMPIRAN 5
SURAT IZIN PENELITIAN
72
BIOGRAFI PENULIS
Widya Hastuti Thamrin panggilan Widya lahir di Boepinang
pada tanggal 17 September 1998 dari pasangan suami istri
Bapak Muh.Thamrin dan Ibu Hadijah. Peneliti merupakan
anak Tunggal sekarang bertempat tinggal di Tomampu Timur
desa Pallimae Kecematan Poleang Kab Bombana
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu TK Harapan Pallimae lulus
tahun 2004, SD Negeri 1 Pallimae lulus tahun 2010. MTS Negeri 1 Poleang
tahun 2013, SMA Negeri 01 Bombana lulus tahun 2016, dan mulai tahun 2016
mengikuti Program S1 Akuntansi Kampus Universitas Muhammdiyah Makassar
sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih
terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Akuntansi Kampus Universitas
Muhammdiyah Makassar.