efektivitas pembelajaran kimia menggunakan …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfmateri...

77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Divisions) DILENGKAPI MODUL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Oleh: Wagiyo NIM : K3304057 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: haduong

Post on 28-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Divisions) DILENGKAPI MODUL

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

MATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X

SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Oleh:

Wagiyo NIM : K3304057

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan mahasiswa Tim

Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dengan judul:

“Efektivitas Pembelajaran Kimia Mengunakan Metode Pembelajaran Kooperatif STAD

(Student Team Achievement Divisions) Dilengkapi Modul Untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Materi Pokok Perhitungan Kimia Kelas X Semester 1 MAN Karanganyar

Tahun Ajaran 2008/2009”.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs.Bakti Mulyani M.Si NIP.131 472 285

Pembimbing II

Drs.H Sugiharto,Apt.M.S. NIP. 19490317 197603 1002

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Wagiyo. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Divisions) DILENGKAPI MODUL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMERTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Agustus 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kimia

menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain dari rancangan

Randomized Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas X semester I MAN Karanganyar tahun pelajaran 2008/2009. Pengambilan sampel

dilakukan dengan random sampling dengan sampel penelitian kelas X1 sebagai kelas

eksperimen, pembelajaran kimia dilakukan dengan menggunakan metode kooperatif

STAD (Student Team Achievement Division) dilengkapi modul, sedangkan kelas X2

sebagai kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Pengumpulan data dengan

menggunakan metode tes untuk variabel prestasi belajar aspek kognitif dan angket

untuk hasil belajar aspek afektif. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t-pihak

kanan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia

menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul efektif meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek kognitif

maupun aspek afektif. Hal ini dapat dilihat dari uji-t pihak kanan pada taraf signifikansi

5% yang menunjukkan harga uji-t dari selisih nilai aspek kognitif yaitu: thitung = 2,3682

lebih besar dari ttabel=1,67, sedangkan harga uji-t dari nilai aspek afektif yaitu: thitung=

4,2475 lebih besar dari ttabel= 1,67.

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Wagiyo. THE EFFECTIVENESS OF CHEMISTRY LEARNING WITH USING COOPERATIVE METHOD OF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) WHICH IS ACCOMPANIED BY MODUL TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT FOR THE STUDENT OF CLASS X SEMESTER 1 MAN OF KARANGANYAR, IN THE EDUCATION YEAR 2008/2009, ON THE CHEMISTRY CULCULATE MATERIAL Thesis.Surakarta:Teaching Training and Education Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, August, 2009.

This research aims is to know the efectivity with using cooperative learning

method of STAD (Student Team Achievement Divisions) which is accompanied by

modul.

This research uses experiment research of method with design for research from

the arrangement of Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Population in

this research are student of class X semester 1 MAN of Karanganyar in the education

year of 2008/2009. Sample taking is done with random sampling with research sample

of class X1 as experiment class, chemistry learning is done with using cooperative

learning method of STAD (Student Team Achievement Divisions) which is

accompanied by modul, while class X2 as control class with using explanatory method .

Data collecting method which is test method for achievement variable of cognitive

aspect and questioner for learning result of affective aspect. Data analyze technique is

right–t test.

From the result of the research can be concluded that using cooperative learning

method of STAD (Student Team Achievement Divisions) which is accompanied by

modul efective to increasing learning achievement for the student coverages cognitive

and affective aspect. It can be seen from the result of analyze with right t-test that

showed the value of tcalculation gained. For cognitive capability tcalculation = 2,3682 > ttable

=1,67 and affective capability tcalculation = 4,2475 > ttable =1,67 with significance level 5

%.

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO Hidup adalah perjuangan, dan setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan.

(Penulis)

Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rosululloh Saw, dan jadikan hari-hari senantiasa berharap

hidup dibawah naungan ”Cahaya Sunnah”

(penulis)

”....Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui?.....”

(Az-zumar: 9)

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk:

Bapak dan Ibu tercinta atas segalanya.

Keluarga besar Eyang soikromo Raharjo atas dukungan dan

doanya.

Buat kakakku yang senantisa Memberikan do’a dan

bantuannya

Herna-1 n Ma-1 atas kerjasama dan fasilitasnya

Ikhwan2ku Dirumah atas persahabatannya.n dukungannya

Temen2 Pendidikan Kimia Angkatan 2004

Almamaterku.

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kasih

sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis guna

memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana Pendidikan pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan ijin penelitian kepada penulis.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S., selaku Ketua Program Pendidikan Kimia FKIP UNS

yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini dan sekaligus penguji I.

4. Ibu Endang Susilowati, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak membantu dam memberikan arahan dalam permasalahan akademis.

5. Ibu Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. H. Sugiharto, Apt, M.S, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Sri Retno Dwi Ariani, S.Si, M.Si selaku penguji II.

8. Bapak H.M Malzum Adnan,S.Pd.,MM selaku kepala MAN Karangayar yang telah

memberikan ijin kepada penulis

9. Ibu Sri Hartatik, S.Pd,M.Pd selaku Guru kimia MAN Karangayar yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu dalam kegiatan penelitian

ini.

10. Siswa-siswi kelas X1 dan X2 MAN Karangayar yang telah membantu dalam proses

penelitian.

11. Teman-teman Kimia 2004, thanks for all.

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

12. Bapak, Ibu, semua kakakku, dan semua keponakanku yang senantiasa mendoakan,

membantu dan memberikan dukungannya

13. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah dibarikan dengan

balasan yang lebih baik.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sangat

memerlukan kritik dan saran yang membangun, salah satunya dengan melakukan

penelitian lanjutan dari penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan.

Surakarta, Agustus 2009

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii,ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 8

1. Belajar dan Pembelajaran ............................................ 8

a. Pengertian Belajar .................................................. 8

b. Pengertian pembelajaran ........................................ 10

2. Efektivitas Pembelajaran ............................................. 11

3. Metode pembelajaran kooperatif ................................. 11

a. Metode pembelajaran ............................................. 11

b. Pembelajaran Kooperatif ....................................... 12

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................... 16

4. Modul ........................................................................... 20

5. Prestasi belajar ............................................................. 21

6. Perhitungan Kimia ....................................................... 23

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 33

C. Hipotesis Tindakan ............................................................. 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 38

B. Metode Penelitian ............................................................... 38

C. Variabel Penelitian .............................................................. 39

D. Prosedur Penelitian ............................................................ 40

E. Populasi dan Sampel ........................................................... 40

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 41

B. Teknik Analisa Data ............................................................ 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................. 52

A. Deskripsi Data ..................................................................... 52

B. Uji Prasyarat analisis ......................................................... 55

1. Uji Normalitas ............................................................. 55

2. Uji Homogenitas .......................................................... 55

C. hasil Pengujian Hipotesis ................................................... 56

D. Pembahasan ....................................................................... 58

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 62

A. Simpulan ................................................................................... 64

B. Implikasi ................................................................................... 64

C. Saran ......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 64

LAMPIRAN ........................................................................................... 66

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Nomor Halaman

Tabel 1 : Desain Penelitian .................................................................................... 39

Tabel 2 : Rangkuman validitas instrumen penilaian kognitif ................................ 42

Tabel 3 : Rangkuman reabilitas instrumen penilaian kognitif ............................... 43

Tabel 4 : Rangkuman taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif .............. 44

Tabel 5 : Rangkuman daya pembeda instrumen penilaian kognitif ....................... 45

Tabel 6 : Kriteria skor aspek afektif ....................................................................... 46

Tabel 7 : Rangkuman validitas instrumen penilaian afektif .................................. 47

Tabel 8 : Rangkuman reabilitas instrumen penilaian afektif ................................. 48

Tabel 9 : Rangkuman deskripsi data penelitian ..................................................... 52

Tabel 10 : Distribusi frekuensi perbandingan selisih nilai kognitif

siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen .............................................. 53

Tabel 11 : Distribusi frekuensi perbandingan nilai afektif

siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................................... 54

Tabel 12 : Ringkasan hasil uji normalitas selisih nilai kognitif .............................. 55

Tabel 13 : Ringkasan hasil uji normalitas nilai afektif ........................................... 55

Tabel 14 : Ringkasan hasil uji homogenitas varian prestasi belajar kognitif

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

materi pokok perhitungan kimia .......................................................... 56

Tabel 15 : Ringkasan hasil uji homogenitas varian prestasi belajar afektif

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

materi pokok perhitungan kimia ......................................................... 56

Tabel 16 : Ringkasan hasil uji-t pihak kanan selisih nilai kognitif

kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................................................... 57

Tabel 17 : Ringkasan hasil uji-t pihak kanan nilai afektif

kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................................................... 57

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Nomor Halaman

Gambar 1 : Unsur- unsur belajar ........................................................................ 9

Gambar 2 : Bagian Kerangka Pemikiran ............................................................ 36

Gambar 3 : Histogram perbandingan selisih nilai kogntif siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol ........................................................ 53

Gambar 4 : Histogram perbandingan nilai afektif siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol ........................................................ 54

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus dan Sistem Penilaian ................................................... 67

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 70

Lampiran 3. Modul Pembelajaran Kimia ..................................................... 80

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Kognif ...................................................... 100

Lampiran 5. Soal-soal Tes Uji Coba Instrumen Kognitif Materi

Perhitungan Kimia .................................................................... 103

Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Try-out Aspek Kognitif .......................... 113

Lampiran 7. Lembar Jawaban ....................................................................... 114

Lampiran 8. Soal Tes-tes Instrumen Kognitif .............................................. 115

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal ................................................................. 120

Lampiran 10. Kisi-kisi instrumen Uji Coba Dan Tes Angket Afektif ............ 121

Lampiran 11. Angket Afektif ......................................................................... 122

Lampiran 12. Kriteria Skor Aspek Afektif ..................................................... 124

Lampiran 13. Tes Angket Afektif .................................................................. 125

Lampiran 14. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan

Tingkat Kesukaran Soal Penilaian Kognitif ............................. 127

Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas Prestasi Belajar Afektif ................... 130

Lampiran 16. Data Induk Penelitian ................................................................ 135

Lampiran 17. Uji Normalitas Pretes Kognitif Kelas Eksperimen .................. 136

Lampiran 18. Uji Normalitas Postes Kognitif Kelas Eksperimen ................. 137

Lampiran 19. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas Eksperimen ............... 138

Lampiran 20. Uji Normalitas Pretes Kognitif Kelas Kontrol ......................... 139

Lampiran 21. Uji Normalitas Postes Kognitif Kelas Kontrol.......................... 140

Lampiran 22. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas Kontrol ....................... 141

Lampiran 23. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Eksperimen ................... 142

Lampiran 24. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Kontrol ......................... 143

Lampiran 25. Uji Homogenitas Pretes Kognitif ............................................. 144

Lampiran 26. Uji Homogenitas Postes Kognitif ............................................ 145

Lampiran 27. Uji Homogenitas Prestasi Kognitif .......................................... 146

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Lampiran 28. Uji Homogenitas Prestasi Afektif ............................................ 147

Lampiran 29. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Kognitif ......................................... 148

Lampiran 30. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Afektif ........................................... 149

Lampiran 31. Daftar Nilai Siswa .................................................................... 150

Lampiran 32. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ......................................... 151

Lampiran 33. Surat Keputusan Dekan Ijin Menyusun Skripsi ....................... 152

Lampiran 34. Surat Ijin Pembimbing Skripsi ................................................. 153

Lampiran 34. Surat Keterangan Penelitian Di Sekolah .................................. 154

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu

bangsa. Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini menjadi perhatian yang serius

bagi bangsa Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan termasuk salah satu bidang

yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan

masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggungjawab atas keberhasilan

dan kemajuan pendidikan di Indonesia, akan tetapi semua pihak baik guru, orang

tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggungjawab. Peningkatan ini bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri

dengan perkembangan zaman.

Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan. Perbaikan ini dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan

perkembangan zaman. Beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

diantaranya perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar, peningkatan

kualitas guru, penyempurnaan sistem penilaian, dan usaha - usaha lain yang

tercakup dalam komponen pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah dengan perbaikan kurikulum pendidikan di semua jenjang

pendidikan. Pada kurikulum yang diterapkan saat ini, tidak lagi menggunakan

pendekatan dalam pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered), tetapi

guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek didik sehingga dalam

kurikulum ini diterapkannya penggunaan proses pembelajaran yang lebih berpusat

pada siswa (student centered).

Dengan adanya perombakan dan pembaharuan kurikulum yang

berkesinambungan, mulai dari kurikulum 1968 sampai kurikulum 2004.

Kurikulum yang saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan oleh pemerintah

adalah Kurikulum Tingkat satuan Pendiddikan (KTSP) sebagai pengembangan

dari kurikulum 2004. Prinsip yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah

1

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

serta lingkungannya. Pada KTSP ini, guru diberi kesempatan untuk

mengembangkan indikator pembelajarannya sendiri sehingga guru dituntut untuk

kreatif dalam memilih serta mengembangkan materi pembelajaran yang akan

disampaikan di sekolah. Materi yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan serta

tingkat kemampuan masing – masing sekolah.

Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang pada hakekatnya

merupakan pengetahuan yang berdasar pada fakta, hasil pemikiran dan produk

hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Ilmu kimia sifatnya selalu

berkembang, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam perkembangannya, ilmu kimia diarahkan pada produk ilmiah, metode

ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa dengan tujuan akhirnya adalah

peningkatan prestasi belajar siswa.

Mata pelajaran kimia merupakan pelajaran wajib bagi siswa Sekolah

Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Sebagian siswa tersebut masih

menganggap bahwa mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit,

menakutkan, dan membosankan sehingga siswa kurang tertarik dalam memahami

dan menguasai konsep – konsep dasar pada materi kimia.

Menurut Mulyati Arifin (1995:220), kesulitan siswa dalam mempelajari

ilmu kimia dapat bersumber pada :

1. Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena

kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan

benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia.

2. Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep

dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan

konsep atau materi yang berupa abstrak dan kompleks sehingga siswa

dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan

mendalam.

3. Kesulitan perhitungan. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami

rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak

mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik.

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Karanganyar merupakan lembaga

pendidikan yang berbasis agama islam yang berada di kabupaten Karanganyar

yang setara dengan SMA lainnya. Selanjutnya melihat kondisi proses Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) di dalam pembelajarannya masih terlihat menggunakan

metode konvensional (ceramah) dalam penyampaian meteri kimia, siswa

dijelaskan materinya oleh guru, kemudian setelah penyampaian materi, guru

memberikan soal latihan dan sekaligus tugas untuk dikerjakan di rumah, sehingga

dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam proses pembelajarannya dan akibatnya

siswa cenderung pasif serta berefek pada prestasi belajar siswa yang rendah,

maka dalam hal ini dipandang bahwa metode pembelajaran yang dilakukan tidak

efektif. Hal ini dapat dilihat dari data hasil uji kompetensi dasar yang menyatakan

bahwa hanya 40% siswa yang mencapai ketuntasan (batas tuntas yang dipakai 60)

(Daftar nilai ulangan harian siswa kelas X semester 1 tahun 2007/2008), di sini

guru hanya memberikan penjelasan kepada siswa tanpa memperhatikan tingkat

pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan. Sehingga perlu menggunakan

suatu metode pembelajaran yang banyak melibatkan siswa menjadi aktif, maka

penerapan metode pembelajaran kooperatif dipandang sangatlah penting untuk

mengatasi berbagai masalah pembelajaran tersebut. Karena metode pembelajaran

kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran yang di dalamnya

para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu

sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para

siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing siswa. Siswa-siswa

dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa

tiap orang dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah

dipikirkan.

Materi perhitungan kimia berisi hukum-hukum dasar kimia, konsep-

konsep, dan rumus- rumus dengan berbagai hubungan serta reaksi - reaksi kima,

sehingga perlu banyak latihan dalam mempelajarinya. Dalam mempelajari materi

tersebut sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

soal-soal hitungan kimia, maka berkaitan dengan materi pelajaran tersebut

penyampaiannya tidak cukup hanya dengan metode konvensional saja, sehingga

dianggap perlu materi tersebut dikemas dalam bentuk pembelajaran kooperatif

agar siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompok, saling berargumen dalam

memecahkan konsep materinya bersama siswa yang lain dalam kelompoknya, hal

ini diharapkan untuk menbantu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif untuk permasalahan-

permasalahan tersebut di atas, maka dipilihlah suatu bentuk metode pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions), dimana ini merupakan

salah satu bentuk metode pembelajaran Kooperatif yang menekankan pada

keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target hanya dapat dicapai

jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang menjadi bahasan

(Slavin, 2008:143). Metode pembelajaran kooperatif STAD akan memotivasi

siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya dalam menguasai konsep

materi tersebut sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih

mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Dengan

metode pembelajaran kooperatif STAD ini, diharapkan siswa dapat saling

membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi khususnya

tentang perhitungan kimia yang memerlukan konsep pada materi sebelumnya.

Disisi lain, metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran kooperatif

yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi.

Metode pembelajaran kooperatif STAD di dalam komponen utamanya

yaitu adanya presentasi kelas, presentasi ini dalam metode pembelajaran

kooperatif STAD berbeda dengan pembelajaran pada umumnya karena dalam

STAD hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja. Kemudian siswa harus

mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok. Maka untuk menunjang

dalam proses metode pembelajaran kooperatif STAD ini diperlukan suatu bentuk

media yang dapat membantu siswa belajar dalam kelompoknya sekaligus siswa

dapat belajar secara mandiri ketika berada diluar kelas. Maka dari itu pada metode

pembelajaran kooperatif STAD di sini dilengkapi media berupa modul. Modul

dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution,

1982 : 205). Sehingga diharapkan siswa dalam proses pembelajarannya menjadi

aktif dan mudah untuk memahami konsep-konsep pada materi tersebut di atas

serta prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka Peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul ”Efektivitas Pembelajaran Kimia Mengunakan Metode

Pembelajaran Kooperatif STAD Dilengkapi Modul Untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Materi Pokok Perhitungan Kimia Kelas X Semester 1 MAN

Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, terdapat

beberapa masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran termasuk

penggunaan metode:

1. Apakah pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran

kooperatif STAD dilengkapi modul dapat digunakan untuk menyampaikan

pada materi pokok perhitungan kimia?

2. Apakah pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran

kooperatif STAD dilengkapi modul pada materi pokok perhitungan kimia

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

3. Apakah pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran

kooperatif dilengkapi modul, efektif untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada materi pokok perhitungan kimia?

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pada penelitian ini akan

dibatasi pada masalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar adalah pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran

kooperatif STAD dilengkapi modul.

2. Materi pokok yang akan diteliti adalah perhitungan kimia untuk siswa

MAN Karanganyar kelas X semester ganjil.

3. Sistem penilaian yang digunakan dalam metode pembelajaran ini meliputi

aspek kognitif dan aspek afektif.

4. Metode konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pembelajaran kimia menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan

metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi modul.

5. Efektif yang dimaksud dalam pembelajaran ini adalah hasil rata-rata nilai

siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol.

6. Pada penelitian ini modul pembelajaran disiapkan oleh Penulis.

D. Perumusan masalah

Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahannya

yaitu:

“Apakah pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran

kooperatif STAD dilengkapi modul efektif untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada materi pokok perhitungan kimia kelas X semester 1 MAN

Karanganyar tahun ajaran 2008/2009?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk:

Mengetahui efektivitas pembelajaran kimia menggunakan metode

pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi modul.

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi pengetahuan lebih tentang penggunaan metode pembelajaran

kooperatif STAD yang dilengkapi modul.

b. Dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD yang

dilengkapi modul diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami

mata pelajaran kimia khususnya pada materi perhitungan kimia.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan bagi peneliti untuk mengembangkan penggunaan

metode pembelajaran kooperatif STAD yang dilengkapi modul untuk

pembelajaran kimia pada pokok materi yang lain.

b. Memberi sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka

perbaikan dan peningkatan prestasi belajar siswa.

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Dalam perkembangan proses pengajaran banyak ditemukan definisi

terkait apa yang dimaksud dengan belajar. Hal yang demikian ini disebabkan oleh

banyaknya perbuatan-perbuatan yang dapat disebut sebagai perbuatan belajar.

Menurut Howard Kingsley, belajar diartikan sebagai proses tingkah laku dalam

arti luas yang diubah melalui praktek atau latihan (H.J.Gino dkk, 1998: 6).

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulan dan

respon. Stimulan yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar

seperti pikiran, perasaan atau hal – hal lain yang dapat ditangkap melalui panca

indera, sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika

belajar, yang dapat juga berupa pikiran, perasaan atau tindakan/gerakan. (M.

Saekhan M, 2007: 51).

Dari berbagai pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah

laku yang relatif konstan, proses memperoleh motivasi maupun penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan dari hasil pengalaman maupun hasil interaksi

dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan

kebiasaan, kecakapan-kecakapan dalam ketiga aspek yaitu aspek pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik).

Teori belajar yang banyak berpengaruh pada sistem instruksional dewasa

ini adalah teori belajar menurut David Ausubel dan Pieget.

1) Teori Belajar Menurut D. Ausubel

Menurut teori belajar Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 111),

belajar bermakna menyebabkan informasi yang diterima siswa dapat bertahan

lama, apabila informasi yang disimpan dalam otak disimpan kedalam sistem

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

syaraf-syaraf otak dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu proses belajar

dengan keterlibatan siswa dalam menemukan konsep akan lebih bermakna, karena

siswa menyaksikan langsung proses yang ada bahkan terlibat didalamnya untuk

menemukan konsep tersebut. Jadi dalam belajar bermakna, informasi baru

diasimilasikan pada konsep yang relevan yang telah ada dalam struktur kognitif.

2) Teori Belajar Menurut Piaget

Menurut Piaget dalam M. Saekhan Muchith (2007: 60-64) perkembangan

kognitif merupakan proses genetik, artinya proses yang didasarkan atas

mekanisme biologi yakni perkembangan sistem syaraf. Dengan makin

bertambahnya umur seseorang, maka semakin komplek susunan sel syaraf dan

makin meningkat pula kemampuannya.

Piaget berpendapat ada empat tahap perkembangan kognitif seseorang,

yaitu:

a) Tahap sensori motor (0-2 tahun)

Tahap ini adalah kegiatan motorik dan persepsi yang sangat sederhana antara

lain; melakukan rangsangan, memperhatikan sesuatu, mendefinisikan, selalu

ingin atau segala objek sehingga kecenderungan untuk melakukan perubahan.

b) Tahap pra operasional (2-7/8 tahun)

Tahap ini lebih ditandai dengan penggunaan simbol atau bahasa tanda. Tahap

ini juga dimulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.

c) Tahap operasional konkret (8-11 tahun)

Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan menggunakan aturan-aturan

yang sistematis, logis, dan empiris. Melakukan transformasi informasi ke

dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif.

d) Tahap operasional formal (11 tahun keatas)

Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan anak dalam berfikir abstrak dan

logis, serta kemampuan menggunakan pola berfikir”kemungkinan” mampu

berfikir ilmiah dengan pendekatan hipotesis dedukif dan induktif.

b. Pengertian Pembelajaran

Beberapa definisi yang berhubungan dengan pembelajaran yang

dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

a. Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern dan intern dalam

kegiatan belajar mengajar (H.J.Gino, 1998: 32).

b. Menurut Alvin W. Howard, pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk

mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,

mengubah atau mengembangkan ketrampilan, sikap, cita-cita,

penghargaan dan pengetahuan (Slameto, 2003: 32).

c. Pembelajaran adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang

ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa

melakukan kegiatan belajar (Nana Sudjana, 1996: 7).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah usaha sadar dan aktif dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu

terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri

pebelajar. Dengan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan belajar-

mengajar melibatkan beberapa komponen antara lain:

a. Siswa, yaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan

penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya

kegiatan tersebut lebih efektif.

c. Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang perubahan perilaku yang

diinginkan terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan perilaku

tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor.

d. Materi pelajaran, yaitu segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep

yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

e. Metode pembelajaran adalah cara yang tersedia untuk memberikan

kesempatan pada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka

untuk mencapai tujuan.

f. Media pembelajaran, yaitu bahan pelajaran dengan atau tanpa peralatan

digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat

mencapai tujuan.

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

g. Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk suatu proses dan hasilnya.

(Gino, dkk, 1998: 30-31)

Jadi, dari beberapa uraian di atas kegiatan pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang sangat komplek pada pelaksanaan proses pembelajaranya.

2. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Peter Salim dan Yenny Salim (1991:376), efektif adalah ada

pengaruhnya, akibatnya dan sebagainya; dapat menghasilkan atau membawa

hasil, sedangkan efektivitas adalah bentuk kata benda dari kata efektif. Sedangkan

menurut Margono (1998:45), efektif berarti semua potensi dapat dimanfaatkan

dan semua tujuan dapat tercapai.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu

memanfaatkan semua potensi yang mendorong tercapainya tujuan. Metode yang

tepat adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan sedangkan

metode yang efektif adalah metode yang memanfaatkan semua potensi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar dan mengajar guru

dituntut harus memiliki pengetahuan bidang studi yang cukup, mengetahui cara

mengajar yang efektif dan efisien, memiliki sifat yang terbuka agar proses belajar

mengajar pada dirisiswa dapat berlangsung, serta dapat mengatur kondisi ruang

kelas dan mengambil keputusan yang bijaksana.

3. Metode Pembelajaran Kooperatif

a. Metode Pembelajaran

Menurut Poerwodarminto (2003: 652), ”Metode adalah cara yang teratur

dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan atau cara

kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan”.

Ada beberapa pendapat lain mengenai pengertian metode. Metode

merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran

yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar

dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Mulyani Sumantri, 2001:

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

114). Menurut Winarno Surakhmad (1986: 96) berpendapat bahwa “metode

pembelajaran adalah cara yang merupakan alat untuk menyajikan materi pelajaran

guna mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan menurut Mulyati Arifin (1995:

107) metode mengajar menyangkut permasalahan fisik apa yang harus diberikan

kepada siswa, sehingga kemampuan intelektualnya dapat berkembang dan belajar

dapat berjalan dengan efisien dan bermakna bagi siswa.

Untuk mencapai hal-hal tersebut maka guru harus dapat memilih dan

mengembangkan metode mengajar yang tepat, efisien dan efektif sesuai dengan

apa yang diajarkan. Dengan pemilihan metode yang tepat, maka akan

mempengaruhi belajar siswa dengan baik sehingga siswa benar-benar memahami

materi yang diberikan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan pengertian metode pembelajaran

adalah cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pengajaran

yang benar-benar menyenangkan dan membuat kemampuan intelektual

berkembang, sehingga belajar dapat berjalan secara efisien dan bermakna bagi

siswa atau dapat dikatakan suatu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk mencapaai tujuan.

b. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalaam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran (Slavin,

2008: 4). Tujuan yang paling penting dalam pembelajaran kooperatif adalah untuk

memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang

dibutuhkan oleh siswa (Slavin, 2008: 33). Pembelajaran koopertif merupakan

strategi belajar dengan jumlah kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda dan dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap siswa anggota

kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memamahi

materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran

(Isjoni,2007: 12).

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

The widespread use of cooperative learning is due to multiple factors. Three of the most important are that cooperative learning is based solidly on a variety of theories in anthropology, sociology, economics, political science, psychology, and other social sciences. Second, the amount, generalizability, breath, and applicability of the research on cooperative, competitive, and individualistic efforts provides considerable validation of the use of cooperative learning, perhaps more than most other instructional methods. The third factor is the variety of cooperative learning methods available for teacher use, ranging from very concrete and prescribed to very conceptual and flexible. Cooperative learning is actually a generic term that refers to numerous methods for organizing and conducting classroom instruction ( David W. Johnson,2006).

Dalam pembelajaran kooperatif para peserta didik dikelompokkan secara

arif dan proporsional. Pengelompokan peserta didik dalam suatu kelompok dapat

didasarkan pada: fasilitas yang tersedia, perbedaan individu dalam minat belajar

dan kemampuan belajar, jenis pekerjaan yang diberikan, wilayah tempat tinggal

peserta didik, jenis kelamin, dan berdasarkan lotre atau random. Dalam

pembagian kelompok ini, kelompok dibagi secara heterogen baik dari segi

kemampuan belajar maupun jenis kelamin agar terjadi dinamika kegiatan belajar

yang lebih baik dari kelompok, sehingga tidak terkesan ada kelompok yang kuat

dan ada kelompok yang lemah (Mulyani Sumantri, 2001: 127-128).

Menurut Slavin (2008: 11), lima prinsip metode belajar kooperatif yang

dikembangkan dan terus dilakukan serta diperbaiki antara lain:

a. STAD (Student Teams Achievement Divisions);

b. TGT (Teams Games Tournament);

c. Jigsaw;

d. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition);

e. TAI (Team Assisted Individualization).

Selain itu ada juga metode belajar lain masih juga dikembangkan dan

dipelajari yaitu:

a. Group Investigation;

b. Learning Together;

c. Complex Instruction;

d. Structural Dyadic Methods. (Slavin, 2008: 24-25).

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Metode kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan

metode lain, yaitu:

a. Meningkatkan kemampuan siswa;

b. Meningkatkan rasa percaya diri;

c. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan;

d. Memperbaiki hubungan antar kelompok.

Disamping itu ada juga kelemahannya, yaitu:

a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;

b. Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya akan buruk.

Keberhasilan dari proses belajar kooperatif adalah karena ada 5 prinsip,

yaitu:

a. Adanya Sumbangan dari Ketua Kelompok

Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan

pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah

seseorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang

lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan,

mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada

anggota kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan

oleh anggota yang lain.

b. Keheterogenan Kelompok

Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok

yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun

tingkat kecerdasan.

c. Ketergantungan Pribadi yang Positif

Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu

sama lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap

individu karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya

sendiri terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Ketrampilan Bekerja Sama

Dalam proses bekerja sama perlu adanya ketrampilan khusus sehingga

kelompok tersebut dapat berhasil membawa nama kelompoknya. Proses yang

dibutuhkan di sini adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota kelompok.

e. Otonomi Kelompok

Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama

kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan

dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok, maka

mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.

Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu

sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan

mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa

dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa

dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini

akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan

ketrampilannya.

Menurut Bennet (1995) dalam Isjoni (2007: 41-43) menyatakan ada lima

unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja

kelompok, yaitu:

1. Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari

adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok

dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula

atau sebaliknya.

2. Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi diantara

siswa tanpa adanya perantara dimana hubungan timbal balik yang bersifat

positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena

tujuannya adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih

kuat pribadinya.

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4. Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,

mengembangkan kemamapuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja

yang efektif.

5. Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok), yaitu siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan para

siswa mengetahui tingkat keberhasilan dan efektivitas kerjasama yang

telah dilakukan.

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD (Student Team Achievement Division) dikembangkan oleh Robert

E. Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkin, yang merupakan

pendekatan pembelajaran kooperatif paling sederhana.

STAD was the most successful cooperative learning technique at increasing student academic achievement, but the bulk of the research on STAD had been conducted at the elementary level and in subject areas other than social studies. STAD consistently had positive effects on learning. Generally, STAD positively affected (a) cross race relations, (b) attitude toward school and class, (c) peer support, (d) locus of control, (e) time on task, (f) peer relationships and, (g) cooperation. However, few studies examined the effects of STAD on the 7-12 grade levels (Armstrong,2008 ).

E. Slavin (2008: 143) menyatakan bahwa metode STAD adalah metode

yang berdasarkan pada pembelajaran kooperatif, dimana siswa dibagi menjadi

kelompok untuk bekerjasama dalam tim kelompoknya dalam melaksanakan tugas

yang akan diberikan. Dalam metode STAD dibutuhkan hubungan kerja yang baik

dan ketrampilan siswa dalam kelompoknya, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

Secara umum terdiri dari 5 komponen utama, yaitu:

a. Presentasi Kelas

Materi pokok dalam STAD adalah pengenalan awal dalam presentasi

kelas. Presentasi kelas bisa dilakukan melalui pengajaran secara langsung atau

pengajaran diskusi dengan guru, tetapi bisa juga presentasi menggunakan audio

visual. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dengan pengajaran pada umumnya

karena dalam STAD hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja. Kemudian siswa

harus mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok. Dengan demikian,

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

siswa dituntut untuk bersunguh-sungguh dalam memperhatikan materi yang

diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena hal tersebut juga akan

membantu mereka dalam mengerjakan kuis yang nantinya juga akan

mempengaruhi skor dari tim mereka.

b. Tim atau Kelompok

Tim atau kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, baik dalam penguasaan materi,

jenis kelamin, maupun suku. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa

semua anggota tim telah menguasai materi yang diberikan dan juga untuk

mempersiapkan anggota tim dalam menghadapi kuis, sehingga semua anggota tim

dapat mengerjakan dengan baik.

Sesudah guru mempresentasikan materi, anggota tim secara bersama-

sama mempelajari lembar kerja atau materi lain yang diberikan guru. Dalam hal

ini siswa mendiskusikan masalah atau kesulian yang ada, membandingkan

jawaban dari masing-masing anggota tim, dan membetulkan kesalahan konsep

dari anggota tim.

Tim merupakan hal penting yang harus ditonjolkan dalam STAD. Dalam

setiap langkah, titik beratnya terletak pada ingatan anggota tim agar bisa bekerja

yang terbaik demi timnya dan cara yang terbaik dalam tim adalah bekerjasama

dengan baik.

c. Kuis

Setelah satu atau dua kali pertemuan guru mempresentasikan materi di

kelas dan setelah satu atau dua kali tim melakukan latihan dalam kelompoknya,

siswa diberi kuis secara individu. Jadi setiap siswa bertanggung jawab secara

individu dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Hasil selanjutnya

diberi skor. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman materi setiap

individu.

d. Skor Perkembangan Individu

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nilai pada setiap siswa jika

mereka mengerjakan dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor ”cukup” yang

berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan nilai,

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkatan nilai dari skor kuis dan

berusaha untuk melampaui skor cukup.

Dibalik ide skor perkembangan individu adalah untuk menyampaikan

tujuan presentasi masing-masing siswa yang dapat dicapai jika siswa bekerja lebih

keras dan lebih baik daripada materi yang telah lampau. Keadaannya mungkin

siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun.

e. Pengakuan / Penghargaan Tim

Tim akan mendapatkan penghargaan atau hadiah jika dapat melampaui

kriteria yang telah ditentukan. Skor tim siswa akan digunakan untuk menentukan

tingkatan pemahaman siswa. Tim yang paling baik akan diberi penghargaan oleh

guru, sehingga akan memacu semangat para anggota tim untuk melakukan yang

sebaik-baiknya.

Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran kooperatif STAD

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahap Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini, bahan atau materi pelajaran kimia diperkenalkan melalui

pengajaran secara langsung. Dalam penyajian ini, maka perlu ditekankan pada:

1) Pendahuluan

Dalam pendahuluan guru menekankan pada apa yang akan dipelajari

peserta didik (siswa) dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk

memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang telah diajarkan.

2) Pengembangan

a) Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai

b) Pembelejaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami

makna dan bukan hafalan.

c) Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau

salah.

d) Beralih pada konsep yang lain jika siswa menguasai pakok masalahnya.

3) Praktek Terkendali

a) Menyuruh siswa mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan.

b) Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan soal.

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c) Pemberian tugas kelas.

b. Kegiatan Kelompok

Selama kegiatan kelompok masing-masing siswa bertugas mempelajari

materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok untuk

menguasai materi pelajaran tersebut. Guru memberikan lembar kegiatan dan

kemudian siswa mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling

mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila diantara teman

sekelompok tersebut ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang

lain membantunya.

Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk

diisi atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai suatu

permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya

kemudian kalau tidak mampu baru ditanyakan pada gurunya.

c. Kuis (individu)

Kuis dilaksanakan secara individu. Siswa tidak diijinkan meminta atau

memberi bantuan kepada siswa lain dalam mengerjakan kuis. Hal ini untuk

mengetahui pemahaman materi setiap individu dan selanjutnya akan diadakan

perbaikan skor dimana pemberian skor didasarkan skor pretes dan postes.

(Slavin, 2008: 144)

4. Modul

Modul merupakan alat bantu atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya (Depdiknas, 2003: 4).

Menurut E. Mulyasa (2003: 98) menyatakan bahwa pada umumnya modul

terdiri dari beberapa komponen, yaitu lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci

lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban, dan kunci jawaban. Tugas utama guru

kimia dalam sistem modul adalah mengorganisasikan dan mengatur proses

pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Persiapan, yaitu menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif;

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Pelaksanaan, yaitu proses interaksi antara guru dan siswa, yang diwujudkan

siswa belajar sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuannya, sedangkan

guru membantu siswa yang kesulitan dalam memahami isi modul atau

pelaksanaan tugas;

3) Evaluasi, yaitu berupa pelaksanaan penelitian terhadap setiap peserta didik

sampai dengan penentuan siswa yang telah mencapai taraf belajar tuntas.

Definisi lain dikatakan bahwa, modul adalah suatu unit lengkap yang

berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk

membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan

jelas (Nasution, 1982: 205). Pembelajaran dengan modul akan memberikan

kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing karena setiap

siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk memecahkan masalah tertentu

berdasarkan latar belakang dan kebiasaan masing-masing.

Beberapa hal melalui sistem pengajaran modul sangat dimungkinkan:

4) Adanya motivasi belajar secara maksimal.

5) Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan sarananya

6) Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.

7) Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi. (Cece Wijaya, 1985:

128)

5. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu usaha dalam

mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat ditentukan dengan

memberikan test pada akhir pendidikan. Kedudukan siswa dalam kelas dapat

diketahui melalui prestasi belajar yaitu siswa tersebut termasuk pandai, sedang

atau kurang. Dengan demikian prestasi belajar mempunyai fungsi yang penting

disamping sebagai indikator keberhasilan belajar dalam mata pelajaran tertentu,

juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Prestasi belajar terdiri dari kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut Zainal

Arifin (1991: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”,

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.

Dalam kamus bahasa Indonesia, arti dari prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Menurut Winkel W. S. (1991: 52) bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan yang

dicapai. Jadi, hasil prestasi belajar menunjukkan tingkat keberhasilan seorang

siswa dalam proses belajar. Hasil belajar merupakan hal penting dalam proses

belajar mengajar, karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang telah

dilaksanakan. Suharsimi Arikunto (1995: 112) mengemukakan bahwa prestasi

belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

a. Kemampuan kognitif.

Menurut Perdy Karuru (2006:10) kemampuan kognitif adalah kegiatan

mental yang terkait dalam proses memperoleh, menyimpulkan, menyimpulkan

kembali (retrive) dan memanfaatkan berbagai pengetahuan.

Tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir mencakup

kemampuan intelektual yang sederhana, yaitu mengingat sampai pada

kemampuan memecahkan masalah yang menurut siswa untuk menghubungkan

dan mengembangkan gagasan, metode/prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk

memecahkan masalah tersebut.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah dengan melakukan test

atau tujuan terhadap aspek-aspek yang akan dinilai. Nilai hasil test atau nilai hasil

ujian tersebut disebut sebagai prestasi belajar siswa. Kemampuan kognitif siswa

adalah nilai hasil test atau nilai hasil ujian terhadap aspek kognitif siswa.

b. Kemampuan afektif

E. Mulyasa (2002: 232) berpendapat bahwa kemampuan afektif dapat

dilihat melalui cara berfikir dan bertindak yang mengacu pada nilai-nilai

kesopanan, seperti kemampuan dalam menempatkan diri secara tepat pada situasi

yang berbeda, dan respon terhadap berbagai fenomena yang terjadi.

W.Gulo (2002:147) berpendapat kemampuan afektif adalah suatu

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kemampuan yang berhubungan dengan value (nilai), yaitu suatu konsep yang

tidak berada didalam dunia empiris, tetapi dalam pikiran manusia. Nilai

merupakan seperangkat sikap yang dijadikan dasar pertimbangan, standar atau

prinsip sebagai ukuran bagi kelakuan. Jika selalu berkenaan dengan suatu obyek,

yang disertai perasaan positif dan negatif.

Menurut Nana Sudjana (2002:30) ada berbagai jenis tingkatan kemampuan

afektif antara lain:

1) Receiving/attending

2) Responding/jawaban

3) Valuing/penilaian

4) Organisasi

5) Karakteristik nilai/internalisasi

c. Kemampuan psikomotor.

E. Mulyasa (2002: 232) berpendapat bahwa kemampuan psikomotorik

mencakup ketrampilan akademis dan sosial. Ketrampilan akademis sifatnya

berjenjang mulai dari mengingat, menafsirkan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, sampai menilai. Ketrampilan sosial dapat dilihat dari cara

berkomunikasi dalam pergaulan, berhubungan dengan orang lain, memecahkan

masalah, mengambil keputusan, bekerjasama, dan kemampuan kepemimpinan.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau

penilaian hasil belajar. Penilaian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan

berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses

belajar dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar

mengajar. Evaluasi hasil belajar mengajar siswa bermakna bagi semua komponen

dalam proses pengajaran terutama siswa, guru dan orang tua.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang diperoleh dari serangkaian usaha individu dalam rangka untuk memperoleh

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil dari aktivitas belajar dan

interaksi dengan lingkungan. Prestasi belajar sebagai hasil belajar dapat diketahui

saat dilakukan penilaian. Penilaian digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa dan berbagai hal yang pernah diajarkan sehingga dapat

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

diperoleh gambaran tentang pencapaian program pendidikan. Jadi fungsi prestasi

belajar sangat penting bagi anak didik baik sebagai indikator kualitas pendidikan

dan berfungsi sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar. Dalam hal ini, prestasi belajar dilihat dari aspek kognitif dan aspek

afektif.

6. Perhitungan Kimia

Perhitungan kimia sering disebut dengan istilah stokiometri. Kata

stoikiometri sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu stoishion yang berarti unsur

dan metron berarti mengukur. Jadi, pengertian stoikiometri adalah ilmu yang

mempelajari pengukuran unsur.

A. Massa Atom Relatif

Massa atom relatif yang menjadi acuan adalah massa atom isotop

karbon-12. Penetapan massa atom isotop karbon-12 sebagai acuan merupakan

suatu konvensi yang dibakukan oleh IUPAC dengan alasan bahwa atom isostop

karbon-12 isotop yang paling stabil. Untuk mempermudah perhitung massa

partikel 1 sma (satuan massa atom) setara dengan massa 1 atom hidrogen yaitu

1,67 x 10-27 Kg. Atom-atom yang sama tidak selalu memiliki massa yang sama.

Ini disebut sebagai isotop.cara membandingkan massa atom yang akan ditentukan

dengan massa atom isotop karbon-12. Secara sistematis, massa atom relatif dapat

dirumuskan melalui persamaan:

dimana:

ArX = massa atom relatif X

Massa 1 atom karbon-12 = 12 sma.

Kemudian untuk massa atom relatif dan massa atom molekul dirumuskan sebagai

berikut:

“Massa molekul dapat

dihitung dengan

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menjumlahkan Ar dari atom-atom pembentuk molekul tersebut”

Mr = S Ar

Contoh Soal :

Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai berikut :

....Ca = 40, ....O = 16, ....H = 1

Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2?

Penyelesaian :

Satu molekul Ca(OH)2 mengandung 1 atom Ca, 2 atom O, dan 2 atom H

....Mr Ca(OH)2 = Ar Ca + ( 2 Ar O ) + ( 2 Ar H )

.... .... .... ...... = 40 + ( 2 x 16 ) + ( 2 x 1 )

.... .... .... ...... = 40 + 32 + 2= 74

B. Konsep Mol

Apabila kita mereaksikan satu atom Karbon (C) dengan satu molekul

Oksigen (O2), maka akan terbentuk satu molekul CO2. Tetapi sebenarnya yang

kita reaksikan bukan satu atom Karbon dengan satu molekul Oksigen, melainkan

sejumlah besar atom Karbon dan sejumlah besar molekul Oksigen. Oleh karena

itu jumlah atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya, maka untuk

menyatakannya, para ahli kimia menggunakan “ mol “ sebagai satuan jumlah

partikel (molekul, atom, atau ion).

“Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung

partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom

Karbon – 12”.

6,022 x 10 23 partikel 1 mol zat mengandung

Jadi mol zat adalah banyaknya zat tersebut yang mengandung 6,02 ×

1023 partikel. Bilangan 6,02 × 1023 disebut bilangan Avogadro (L).

1. Hubungan mol dengan jumlah partikel

1 mol karbon mengandung 6,02 × 1023 atom C

1 mol besi mengandung 6,02 × 1023 atom Fe

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1 mol air mengandung 6,02 × 1023 atom H2O

Jumlah partikel = mol × L

mol = Lpartikeljumlah

Contoh soal:

Hitunglah jumlah atom yang terkandung dalam 0,5 mol tembaga!

Jawab:

Jumlah atom = mol × L

= 0,5 × 6,02 × 1023

=3,01 × 1023 atom Cu

2. Hubungan mol dengan massa (gram)

Massa satu mol zat yang dinyatakan dalam gram disebut massa molar.

Contoh:

1. Massa atom (Ar) Fe = 56

Massa molar Fe = 56 gram

(1 mol Fe memiliki massa 56 gram)

gram = mol × Ar atau Mr

Ar atau Mr = mol

gram

mol = MratauAr

gram

MratauArgram

Lpartikeljumlah

=

2. Berapa gram massa dari 3,01 × 1023 molekul CH4 (Ar C = 12, H = 1)?

Jawab:

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mol = Lpartikeljumlah

= 23

23

1002,61001,3´´

= 0,5 mol

massa = mol × Mr CH4

= 0,5 × 16= 8 gram

3. Keadaan standar

Setiap 1 mol gas apa saja pada suhu 00C dan tekanan 1 atm memiliki

volume 22,4 liter (22,4 dm3). Suhu 00C dan tekanan 1 atm dikenal sebagai

keadaan standar atau STP (Standard Temperature and Pressure).

Pada keadaan standar (00C dan 1 atm), berlaku hubungan:

Liter STP = mol × 22,4

mol = 4,22

STPliter

Rumus tersebut hanya berlaku pada STP (suhu 00C dan tekanan1 atm).

Jika suhu bukan 00C dan tekanan bukan 1 atm, gunakan hukum Avogadro

untuk mengubah mol menjadi volume atau sebaliknya.

Contoh soal:

Berapa liter volume dari 11 gram gas CO2 (Ar C = 12 O = 16) bila diukur

pada suhu 00C dan tekanan 1 atm?

Jawab:

mol = Mr

massa

= 4411

= 0,25 mol

v = mol × 22,4

= 0,25 × 22,4= 5,6 liter

4. Keadaan tidak standar

Perhitungan volume pada keadaan tidak standar, bukan keadaan 00C dan 1

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

atmosfer didasarkan pada rumus garis ideal.

PV = n.R.T

P = tekanan dalam atmosfer

V = volume dalam liter

n = mol gas

R = tetapan gas

= 0,082 lt.atm/mol0K

T = suhu dalam 0K

= t + 273

t = suhu dalam 0C

Dari hukum Gay Lussac diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan

volume sesuai dengan perbandingan koefisien. Kita tahu perbadingan

koefisien sesuai perbandingan mol, maka diperoleh lagi kesimpulan:

“Perbadingan volume sesuai perbandingan mol”

atau:

2

1

2

1

n

n

v

v=

v = volume

n = mol

Rumusan di atas hanya berlaku untuk gas dan hanya diukur pada keadaan

suhu dan tekanan yang sama.

C. Rumus Empiris dan Rumus Molekul

Rumus empiris adalah rumus sederhana yang menyatakan perbandingan

terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa, sedangkan rumus

molekul adalah rumus yamg menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur

yang menyusun satu molekul senyawa.

1. Menentukan rumus empiris suatu senyawa

a. Hitung gram atau % masing-masing unsur penyusun dalam senyawa!

b. Angka tersebut dibagi Ar masing-masing

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Diperoleh perbandingan mol yang terkecil dari unsur penyusun

senyawa.

Contoh soal:

a. Suatu senyawa mengandung 32,4% natrium, 22,6% belerang, dan

sisanya oksigen

Ar Na = 23, S = 32, O = 16. Tentukan rumus empiris senyawa

tersebut!

Jawab:

Na = 32,4%

S = 22,6%

O = 100 – (32,4 + 22,6) = 45%

mol Na : mol S : mol O

= 1645

:32

6,22:

234,32

= 1,4 : 0,7 : 2,8

= 2 : 1 : 4

Rumus empiris senyawanya adalah Na2SO4

b. Kristal CuSO4 mengandung 36% air (Ar Cu = 64,S = 32,O = 16, H

= 1). Tentukan rumus kristal tersebut!

CuSO4 = 65% mol CuSO4 : H2O

H2O = 36% 1836

:16064

→ 0,4 : 2 → 1 : 5

Rumus kristal CuSO4.5H2O

2. Rumus molekul merupakan kelipatan dari rumus empiris

Menentukan rumus molekul, dua hal yang harus diketahui yaitu rumus

empiris senyawa dan Mr senyawa.

Contoh soal:

Sebanyak 11 gram senyawa organik dibakar menghasilkan 22 gram CO2

dan 9 gram H2O (C = 12; O = 16; H = 1). Jika Mr senyawa 88. tentukan

rumus molekulnya!

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Berat C = ´4412

22 gram = 6 gram

Berat H = ´1812

9 gram = 1 gram

Berat O = 11 – (6 + 1) = 4 gram

mol C : mol H : mol O

164

:11

:126

2 : 4 : 1

(C2H4O)n = 88

44n = 88

n = 2

Rumus molekul C4H8O2

D. Air Kristal dan Kadar Zat

1. Air kristal/hidrat

Air kristal/hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air

sebagai bahan dari struktur kristalnya.

Contoh:

CuSO4.5H2O → terusi /tembaga (II) sulfat pentahidrat

CuSO4.2H2O → gipsum /kalsium sulfat dihidrat

MgSO4.7H2O → garam inggris /magnesium sulfat heptahidra

Menentukan molekul air kristal dari suatu hidrat!

Contoh soal:

Sebanyak 10 gram hidrat besi (II) sulfat dipanaskan, sehingga semua air

kristal menguap. Massa zat padat yang tersisa adalah 5,47 gram.

Tentukan rumus hidrat tersebut!

(Ar H = 1, O = 16, S = 32, Fe = 56)

Jawab:

Air kristal dimisalkan x, sehingga rumus senyawanya FeSO4.xH2O

Maka massa FeSO4 adalah 5,47 gram dan massa air = 10 – 5,47 = 4,53

gram

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Reaksi: FeSO4.xH2O(s) → FeSO4(aq) + xH2O(g)

10 gram 5,47 gram 4,53 gram

mol FeSO4 = 152

47,5 = 0,036 mol

mol H2O = 1853,4

= 0,252 mol

mol FeSO4 : mol H2O = 0,036 : 0,252 = 1 : 7

Rumus hidrat → FeSO4.7H2O

2. Kadar unsur dalam senyawa

kadar = ´´

senyawaMrunsurAr.

100%

x = jumlah atom unsur dalam senyawa

Contoh soal:

a. Berapakah kadar C dan N dalam urea CO(NH2)2?

(Ar H = 1, C = 12, O = 16)

Jawab:

Kadar C = ´6012

100 % = 20%

Kadar N = ´6028

100% = 46,67%

b. 640 gram suatu cuplikan mengandung belerang, dibakar sempurna

sehingga diperoleh 480 gram SO3. Ar S = 32, Ar O = 16

Hitung kadar belerang dalam cuplikan?

Jawab:

Berat S dalam SO3 = ´8032

480 gram = 192 gram

Kadar S dalam cuplikan = ´cuplikanberat

Sberat100%

= ´640192

100%= 30%

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

E. Hitungan Kimia Pada Persamaan Reaksi

Dengan memahami konsep mol, kita dapat menghitung zat-zat yang

terlibat dalam suatu reaksi dengan memanfaatkan fungsi koefisien reaksi.

Dalam persamaan reaksi yang setara, koefisien reaksi menyatakan

perbandingan mol, volume gas, dan jumlah partikel.

Dengan menggunakan fungsi koefisien reaksi tersebut kita dapat

menyusun langkah-langkah perhitungan kimia pada persamaan reaksi sebsgai

berikut:

1. Menuliskan persamaan reaksi yang setara;

2. Menghitung mol yang diketahui;

3. Menghitung mol zat yang ditanyakan (menggunakan fungsi koefisien

reaksi)

mol A = BkoefisienAkoefisien

× mol B

4. Mengubah satuan mol menjadi satuan yang sesuai dengan pertanyaan.

Contoh soal:

12 gram logam magnesium (Ar Mg = 24) direaksikan dengan larutan asam

klorida menghasilkan larutan magnesium klorida dan gas hydrogen. Berapa

liter gas hydrogen yang dihasilkan pada STP?

Jawab:

Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Mol Mg = 2412

Armassa

= = 0,5 mol

Mol H2 = ´11

mol Mg = ´11

0,5 = 0,5 mol

Volume H2 = mol × 22,4

= 0,5 × 22,4

= 11,2 liter

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

F. Pereaksi Batas

Pereaksi batas adalah pereaksi yang membatasi suatu reaksi karena habis

lebih dulu dibanding pereaksi yang lain. Bial zat-zat yang direaksikan dalam

jumlah tertentu, maka perlu ditentukan pereaksi batasnya sebagai pembanding

zat-zat lain.

Contoh soal:

12 gram logam Mg direaksikan dengan 0,5 mol HCl menurut reaksi:

Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2 (Ar Mg = 24)

Berapa liter gas hidrogen yang dihasilkan pada STP dan senyawa apa yang

sebagai pereaksi pembatas?

Jawab:

mol Mg = Ar

massa

= 2412

= 0,5 mol

Persamaan reaksi; Mg + 2HCl → MgCl2 + H2

mula-mula : 0,5 0,5

bereaksi : 0,25 0,5 0,25 0,25

setimbang : 0,25 - 0,25 0,25

Ø VH2 = mol × 22,4

= 0,25 × 22,4

= 5,6 liter

Ø Dari reaksi di atas maka yang bertindak sebagai pereaksi pembatas

adalah senyawa HCl.

B. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja

serta terorganisasi dengan baik. Kenyataan di lapangan adalah masih jarangnya

penanganan kesulitan belajar siswa melalui suatu pengajaran yang terencana

untuk memberikan bantuan kepada siswa.

Penentuan dalam memilih metode pembelajaran sangat menentukan

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kejelasan penyampaian pelajaran kepada siswa sehingga pelajaran tersebut dapat

ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik, untuk itu dalam

memilih metode pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi

pengajaran, dan bentuk pengajaran. Pada dasarnya tidak ada metode mengajar

yang paling ampuh untuk semua materi pelajaran, sebab setiap metode mengajar

mempunyai kelebihan maupun kekurangan.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Karanganyar merupakan lembaga

pendidikan yang berbasis agama islam yang berada di kabupaten Karanganyar

yang setara dengan SMA lainnya didalam pembelajarannya masih terlihat

mengunggunakan metode konvensional (ceramah) dalam penyampaian meteri

kimia, siswa dijelaskan materinya oleh guru, kemudian setelah penyampaian

materi, guru memberikan soal latihan dan sekaligus tugas untuk dikerjakan di

rumah, sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam proses

pembelajarannya dan akibatnya siswa cenderung pasif serta berefek pada prestasi

belajar siswa yang rendah, maka dalam hal ini dipandang bahwa metode

pembelajaran yang dilakukan tidak efektif. karena di sini guru hanya memberikan

penjelasan kepada siswa tanpa memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap

konsep yang diberikan. Sehingga perlu menggunakan suatu metode pembelajaran

yang banyak melibatkan siswa menjadi aktif, maka penerapan metode

pembelajaran kooperatif dipandang sangatlah penting untuk mengatasi berbagai

masalah pembelajaran tersebut. Karena metode pembelajaran kooperatif merujuk

pada berbagai macam metode yang di dalamnya siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari

materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing siswa. Siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan

belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok

tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan.

Materi perhitungan kimia berisi hukum-hukum dasar kimia, konsep-

konsep, dan rumus- rumus dengan berbagai hubungan serta reaksi - reaksi kima,

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sehingga perlu banyak latihan dalam mempelajarinya. Dalam mempelajari materi

tersebut sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

soal-soal hitungan kimia, maka berkaitan dengan materi pelajaran tersebut

penyampaiannya tidak cukup hanya dengan metode konvensional saja, sehingga

dianggap perlu materi tersebut dikemas dalam bentuk pembelajaran kooperatif

agar siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompok, saling berargumen dalam

memecahkan konsep materinya bersama siswa yang lain dalam kelompoknya, hal

ini diharapkan untuk menbantu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipilihlah suatu bentuk metode

pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions), metode

ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran Kooperatif yang

menekankan pada keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target

hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang

menjadi bahasan. Metode penbelajaran kooperatif STAD akan memotivasi siswa

untuk saling membantu anggota kelompoknya dalam menguasai konsep materi

tersebut sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih

mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Dengan

metode pembelajaran STAD ini, diharapkan siswa dapat saling membantu dalam

kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi khususnya tentang

perhitungan kimia yang memerlukan konsep pada materi sebelumnya. Disisi lain,

metode pembelajaran koperatif STAD ini merupakan metode pembelajaran

kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi.

Sehingga diharapkan siswa dalam proses pembelajarannnya menjadi aktif dan

mudah untuk memahami konsep pada materi perhitungan kimia serta diharapkan

prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Dalam metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achievement Divisions), di dalam komponen utamanya yaitu adanya presentasi

kelas, presentasi ini dalam metode pembelajaran kooperatif STAD berbeda

dengan pembelajaran pada umumnya karena dalam STAD hanya ditekankan pada

hal-hal pokok saja. Kemudian siswa harus mendalaminya melalui pembelajaran

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dalam kelompok. Maka dari itu untuk menunjang dalam proses metode

pembelajaran kooperatif STAD ini diperlukan suatu bentuk media yang dapat

membantu siswa belajar dalam kelompoknya sekaligus siswa dapat belajar secara

mandiri. Maka dalam metode pembelajaran kooperatif STAD di sini dilengkapi

media berupa modul. Modul merupakan salah satu jenis media (termasuk media

cetak) yang memuat unit pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sendiri.

Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan

terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution,

1984 : 2005).

Adapun alur pemikiran pada penelitian ini di sajikan dalam bentuk bagan

adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran

Pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional (ceramah)

Pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) dilengkapi modul.

Prestasi belajar rendah (Pembelajaran tidak efektif)

Prestasi belajar meningkat (Pembelajaran yang efektif)

1. Kondisi siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajarannya.

2. Siswa sulit untuk memahami konsep pada materi perhitungan kimia.

1. Kondisi siswa menjadi aktif dalam proses pembelajarannya.

2. Siswa mudah untuk memahami konsep pada materi perhitungan kimia.

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat

dikemukakan hipotesis adalah ”Pembelajaran kimia menggunakan metode

kooperatif STAD (student Team Achievement Divisions) dilengkapi modul efektif

meningkatkan prestasi belajar siswa MAN Karanganyar kelas X semester 1”.

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar

dengan subyek penelitian siswa-siswa kelas X semester ganjil tahun ajaran

2008/2009

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2008 sampai Februari

2009 dengan rincian tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, permohonan

ijin penelitian, konsultasi instrumen penelitian. Tahap ini dilaksanakan bulan

September sampai dengan Oktober 2008

b. Tahap Penelitian

Tahap ini meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan mengajar dan

pengambilan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan November sampai

dengan Desember 2008

c. Tahap Penyelesaian

Tahap ini meliputi analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Februari

2009.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk

memperoleh informasi yang diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam

keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua

variabel yang relevan. Data penelitian berupa nilai prestasi belajar yang diperoleh

dari selisih nilai post test dikurangi pretest.

Rancangan yang digunakan adalah randomized control-group pretest-

postest design. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subyek, satu

38

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kelompok sebagai kelompok kontrol, dan kelompok lain sebagai kelompok

eksperimen. Pertama-tama dilakukan pengukuran berupa pretest. Lalu dikenakan

perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk

kedua kalinya berupa postest.

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Treatment Post test Kontrol Eksperimen

T1 T1

X1 Χ2

T2 T2

Keterangan :

T1 = test sebelum dikenai perlakuan (pretest)

T2 = test setelah dikenai perlakuan (postest)

X1 = perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah)

X2 = perlakuan dengan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student

Team Achievement Divisions) dilengkapi modul

C. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang

lain (Suharsimi Arikunto, 1998:101). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar pada materi pokok perhitungan kimia. Definisi operasional

prestasi belajar adalah skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal pretest

dan postest pada materi pokok perhitungan kimia.

2. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Variabel ini dipilih dari banyak variabel yang mempengaruhi variabel terikat

(Suharsimi Arikunto, 1998:101). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pembelajaran kimia dengan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student

Team Achievement Divisions) dilengkapi modul.

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.

Tahap- tahap tersebut adalah :

1. Penyusunan proposal penelitian (skripsi)

2. Seminar proposal skripsi.

3. Menyusun dan konsultasi skripsi bab 1-3.

4. Observasi ke sekolah yang digunakan sebagai penelitian.

5. Menentukan kelas yang digunakan sebagai penelitian dan kelas untuk uji

coba.

6. Mengadakan uji coba instrumen penelitian dan mengolah data.

7. Mengenakan perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu pemberian

materi pokok perhitungan kimia dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul.

8. Menggunakan T1 sebagai pretest dan T2 sebagai postest, untuk mengukur

kemampuan rata-rata setelah perlakuan.

9. Melakukan pengolahan dan analisa data.

10. Menarik kesimpulan penelitian.

E. Populasi dan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,

1998: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester 1 MAN

(Madrasah Aliyah Negeri) Karanganyar.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1998: 84), “Sampel adalah bagian

dari populasi yang mempunyai sifat karakter yang sama sehingga betul-betul

mewakili populasinya”. Sampel penelitian diambil secara acak (random)

sebanyak 2 kelas eksperimen. Dengan perincian satu kelas sebagai kelas kontrol

dan satu kelas sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random.

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, adanya hasil atau skor

yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal pretest dan postest.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes. Instrumen ini mengukur

keberhasilan penguasaan materi pokok bahasan perhitungan kimia. Instrumen

tersebut berupa tes obyektif dengan 5 jawaban dan berupa angket untuk penilaian

afektif siswa. Instrumen tes untuk try out sama dengan tes untuk tes prestasi,

dikurangi soal yang tidak valid.

3. Uji Coba Instrumen

a. Instrumen Penelitian Aspek Kognitif

Sebelum instrumen digunakan sebagai intrumen penelitian, soal–soal

distandarisasi, dengan menggunakan uji coba (try out), dan dilakukan analisis

validitas, reabilitas, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran.

1). Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

suatu instrumen. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas item

atau validitas butir. Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang

dimiliki oleh sebutir item. Dalam penelitian ini salah satu bentuk soal yang

digunakan adalah bentuk soal pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini

skor terhadap jawaban setiap soal atau item hanya terdiri atas angka 1 dan angka

0. menjelaskan bahwa, dalam kasus yang salah satu variabelnya hanya terdiri dari

dua macam, yaitu 1 dan 0, perhitungan koefisien korelasinya dilakukan dengan

komputasi koefisien korelasi point biserial atau koefisien korelasi biserial.

Sehingga rumus perhitungan koefisien korelasi biserial yang dapat digunakan

adalah sebagai berikut :

qp

S

MM

t

tppbi

-=g

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Keterangan :

pbiγ = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya.

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

p = siswaseluruh jumlah

benar menjawab yang siswa banyaknya

q = proporsi siswa yang menjawab salah

q = 1 – p

Koefisien korelasi biserial ( pbiγ ) menunjukkan validitas item dari tes

bentuk pilihan ganda yang selanjutnya disebut sebagai rhitung. Taraf signifikan

yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria validitas suatu tes (rhitung)

sebagai berikut:

0,91 – 1,00 = sangat tinggi

0,71 – 0,90 = tinggi

0,41 – 0,70 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

negatif – 0,20 = sangat rendah (Masidjo, 1995: 243).

Item dikatakan valid bila harga rhitung > rtabel yang dikonsultasikan dengan r tabel

hasil korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 2002: 145).

Hasil validitas instrumen kognitif secara lengkap dapat dilihat dalam

lampiran . Untuk rangkuman hasil validitas dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman validitas instrumen penilaian kognitif

Jenis Penilaian Jumlah soal Tidak valid Valid

Kognitif 32 4 28

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2). Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen dapat digunakan rumus

Kuder-Richardson 20 (K-R 20), yaitu :

÷÷ø

öççè

æ -÷øö

çèæ= å

2

2

11 S

pqS

1 -n n

r (Suharsimi Arikunto, 2002: 98)

dimana : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

kriteria reliabilitasnya adalah :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah (Masidjo, 1995: 209).

r11 > rtabel = soal dinyatakan reliabel pada taraf signifikan 5%

Hasil reliabilitas instrumen kognitif dapat dilihat dalam lampiran . Untuk

rangkuman reliabilitas dari instrumen kognitif dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman reliabilitas instrumen penilaian kognitif

Jenis Penilaian Jumlah soal Harga r11 Kriteria

Kognitif 32 0,83813 Reliabilitas tinggi

3). Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga

tidak terlalu sukar atau bisa dikatakan bahwa soal yang baik adalah soal dengan

kategori sedang. Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan

rumus :

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sJB

P = (Suharsimi Arikunto, 2002 : 212)

dimana : P = tingkat kesukaran item soal

B = jumlah siswa yang menjawab benar

Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

kriteria tingkat kesukaran soal :

0,81 – 1,00 = item soal mudah sekali (MS)

0,61 – 0,80 = item soal mudah (Md)

0,41 – 0,60 = item soal sedang / cukup (Sd)

0,21 – 0,40 = item soal sukar (S)

0,00 – 0,20 = item soal sukar sekali (SS)

Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen kognitif dapat dilihat dalam

lampiran . Untuk rangkuman uji taraf kesukaran soal dari instrumen kognitif dapat

dilihat dalam tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif

Tipe Soal

Jumlah soal

Sukar Sedang Mudah Mudah sekali

Sukar sekali

Obyektif 32 7 21 4 - -

4). Daya Pembeda Suatu Item

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal yang

mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut dapat

membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus yang

digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah :

B

B

A

A

J

B

J

B D -= (Suharsimi Arikunto, 2002: 218)

dimana : D = daya pembeda

BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah siswa kelompok atas

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

JB = jumlah siswa kelompok bawah

kriteria daya pembeda :

0,80 – 1,00 = sangat membedakan (SM)

0,60 – 0,79 = lebih membedakan (LM)

0,40 – 0,59 = cukup membedakan (CM)

0,20 – 0,39 = kurang membedakan (KM)

0,00 – 0,19 = sangat kurang membedakan (SKM)

Hasil daya pembeda instrumen kognitif dapat dilihat dalam lampiran

Untuk rangkuman daya pembeda instrumen kognitif dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 5. Rangkuman daya pembeda instrumen penilaian kognitif

Tipe Soal Jumlah soal SM LM CM KM SKM

Kognitif 32 - 1 9 13 9

b. Instrumen Penelitian Aspek Afektif

Sedangkan instrumen penilaian penilaian aspek afektif berupa angket. Jenis

angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan

alternatif jawaban. Responden/ siswa memberikan jawaban dengan memilih

salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Sebelum menyusun angket

terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori.

Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam

variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak

dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun

item-item angket.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, responden/ siswa hanya dibenarkan

dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 6. Kriteria Skor Aspek Afektif. 1) Sikap positif

Skore untuk aspek yang dinilai Nilai SL = Selalu (Selalu dilakukan) SR = Sering (Lebih banyak dilakukan dari pada tidak) KD= Kadang-kadang (Sama banyaknya antara dilakukan

dengan tidak). J = Jarang (Banyak tidak dilakukan) TP = Tidak pernah (Sama sekali tidak pernah dilakukan)

5 4 3 2 1

2) Sikap Negatif

Skore untuk aspek yang dinilai Nilai SL = Selalu (Selalu dilakukan) SR = Sering (Lebih banyak dilakukan dari pada tidak) KD= Kadang-kadang (Sama banyaknya antara dilakukan

dengan tidak). J = Jarang (Banyak tidak dilakukan) TP = Tidak pernah (Sama sekali tidak pernah dilakukan)

1 2 3 4 5

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrunen tersebut

diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket. 1) Uji Validitas

Validitas dari angket ini adalah validitas konstruksi atau konsep. Validitas

konstruksi adalah validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau

alat pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau

alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes

atau alat pengukur tersebut. Validitas konstruksi inipun akan mudah ditentukan

pada tes hasil belajar yang sungguh-sungguh direncanakan dengan baik oleh

seorang guru, khususnya apabila ditaati langkah perumusan tujuan instruksional

dan visualisasi kisi-kisi sebagai langkah-langkah perencanaan tes buatan guru.

Apabila item-item yang merupakan suatu kesatuan suatu tes benar-benar sesuai

dengan suatu konsep atau konstruksi yang seharusnya menjadi isinya, maka

dikatakan tes tersebut memiliki validitas konstruksi yang tinggi (Masidjo,1995:

224).

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Untuk menghitung validitas butir soal angket ini digunakan rumus

sebagai berikut:

( ){ }å å å åå å å=

2222hitung

Y - YN}X)( - X{N

Y)X)(( - XY)N( r

di mana :

rhitung = koefisien korelasi

ΣX = jumlah skor item

ΣY = jumlah skor total (seluruh item)

N = jumlah responden

taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria validitas

suatu tes (rxy), sebagai berikut :

0,91 – 1,00 = sangat tinggi

0,71 – 0,90 = tinggi

0,41 – 0,70 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

negatif – 0,20 = sangat rendah (Masidjo, 1995: 243).

kriteria item soal dinyatakan valid jika rxy ≥ rtabel. Sedangkan kriteria item

dinyatakan tidak valid jika rxy < rtabel.

Hasil rangkuman validitas skala sikap untuk instrument penilaian afektif

dapat dilihat dalam tabel 7. Untuk hasil yang lebih lengkap dapat dilihat dalam

lampiran .

Tabel 7. Rangkuman validitas instrumen penilaian afektif

Jenis Penilaian Jumlah soal Tidak valid Valid

Afektif 50 13 37

2) Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen dapat digunakan rumus

Kuder-Richardson 20 (K-R 20), yaitu :

÷÷ø

öççè

æ -÷øö

çèæ= å

2

2

11 S

pqS

1 -n n

r (Suharsimi Arikunto, 2002: 98)

Page 62: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dimana : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

kriteria reliabilitasnya adalah :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah (Masidjo, 1995: 209).

r11 > rtabel = soal dinyatakan reliabel pada taraf signifikan 5%

Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen penilaian afektif dapat

dilihat dalam tabel 8.

Tabel 8. Rangkuman reliabilitas instrumen penilaian afektif

Jenis Penilaian Jumlah soal Harga r11 Kriteria

Afektif 50 0.90809 Reliabilitas sangat tinggi

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji sampel penelitian berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Statistik uji yang digunakan

adalah Uji Lilliefors dengan rumus :

Lo =│F (Zi) – S (Zi)│, i = 1, 2, 3, ….

dimana : Lo = koefisien Lilliefors pengamatan

Zi = skor standar

S(Zi) = banyaknya Z1, Z2,…, Zn < Zi dibagi n

F(Zi) = P(Z ≤ Zi)

Page 63: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Adapun langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan terhadap X1, X2, …, Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, …, Zn

dengan menggunakan rumus :

( )SD

XXZ i

i

-= , dengan X merupakan rata-rata dan SD adalah simpangan

baku yang dihitung dengan rumus : SD = 1) -(n -n

)X( - Xn 2i

2iå å .

2. Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai yang

tertinggi.

3. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

dihitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi).

4. Menghitung perbandingan antara nomor subjek (i) dengan jumlah subjek (n)

atau S (Zi) = i / n

5. Mencari selisih antara F (Zi) – S (Zi) dan menentukan harga mutlaknya.

Mengambil harga terbesar diantara harga mutlaknya dan disebut Lo, dengan

rumus : Lo =│F (Zi) – S (Zi)│ (Sudjana, 2005 : 466 – 469)

kriteria :

Lo ≥ Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Lo < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui cacah kelompok populasi yang mempunyai variansi

sama digunakan uji homogenitas variansi populasi. Uji homogenitas bertujuan

untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal dari populasi yang homogen

atau tidak. Harga varians antar kelompok pada penelitian ini tidak dapat diketahui,

maka uji homogenitasnya menggunakan uji Bartlett, yaitu;

χ2= ( ln 10) {B-∑.(ni-1) log Si2

Dimana :

S2 = åå

-

-

)1(

)1( 2

ni

Sini

Page 64: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B = (log S2) ∑(ni-1)

Keterangan :

N = Banyaknya sampel tiap kleompok

S2 = Variansi hipotesis

Ho = σ2i2=σ2=.........= σk2

Hi = paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Kriteria :

Tolak Ho jika χ2hitung < χ2 (1-α)(k-1)di dapat dari daftar distribusi t dengan

peluang (1-α) dan dk=(k-1) (Sudjana, 2005:243)

2. Uji Hipotesis

Pengujian kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan uji pihak kanan,

dimana yang diuji adalah Ho:µ1=µ2

Hi :µ1>µ2

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian uji t-test pihak

kanan. Dengan syarat data harus terdistribusi normal dan variansi dengan

populasi homogen.

÷÷ø

öççè

æ+

-=

(2)(1)

(2)(1)

n1

n1

XX

s

t

Keterangan

x = mean prestasi kelompok

S = simpangan

n = jumlah sampel kelompok eksperimen

Dengan simpangan baku gabungan:

S2 = 2

)1()1(

21

222

21

-+-+-

nnsnsin

Page 65: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Keterangan:

Xi dan 2X : rata-rata nilai postest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

n1 dan n2 :jumlah sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

S12 dan S2

2 : variansi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

S2 : Simpangan baku gabungan

kriteria pengujian : thitung < ttabel, maka hipotesis nol diterima

thitung ≥ ttabel, maka hipotesis nol ditolak

(Sudjana, 2005 : 239)

Page 66: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang dihasilkan akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data

nilai pretes dan prestasi belajar siswa pada pelajaran Kimia materi pokok

perhitungan kimia. Prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif dan aspek

afektif. Data-data tersebut diambil dari satu kelompok eksperimen yang diajar

dengan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Divisions) dilengkapi modul dan satu kelompok kontrol yang diajar dengan

metode konvensional (ceramah). Jumlah siswa yang dilibatkan dalam penelitian

ini adalah 76 siswa dari kelas X1 dan X2 Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Karanganyar tahun ajaran 2008/2009. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan

deskripsi data penelitian masing-masing variabel.

1. Prestasi Belajar Materi Pokok Perhitungan Kimia Kelas Eksperimen

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan

afektif siswa pada pokok bahasan Perhitungan Kimia. Sampel berjumlah 38

siswa yang berasal dari kelas X1. Data selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran. Sedangkan deskripsi data penelitian secara ringkas dapat dilihat

pada tabel 9.

2. Prestasi Belajar materi Pokok perhitungan Kimia Kelas Kontrol

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan

afektif siswa pada pokok bahasan Perhitungan Kimia. Sampel berjumlah 38

siswa yang berasal dari kelas X2. Data selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran. Sedangkan deskripsi data penelitian secara ringkas dapat dilihat

pada tabel 9.

Tabel 9. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

Uraian Eksperimen Kontrol Rata-rata Pretes Kognitif Rata-rata Postest Kognitif Rata-rata Selisih Nilai Kognitif Rata-rata Nilai Afektif

41,68 71,68 30,00 124,9

39,47 63,79 24,32 114,3

52

Page 67: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Data penelitian berikut dinyatakan dengan set distribusi untuk

mempermudah pengamatan hasil penelitian.

1. Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Distribusi frekuensi perbandingan selisih nilai kognitif siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok Perhitungan Kimia disajikan

dalam tabel 10 dan histogramnya dapat dilihat pada gambar 3.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Siswa

Kelas Eksperimen dan Siswa Kelas Kontrol

No Kelas

Interval Nilai

Tengah Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

F mutlak F Relatif (%) F mutlak F Relatif (%)

1 4.0 - 10.0 7.0 1 2.63% 2 5.26% 2 10.1 - 16.1 13.1 7 18.42% 8 21.05% 3 16.2 - 22.2 19.2 3 7.89% 7 18.42% 4 22.3 - 28.3 25.3 4 10.53% 11 28.95% 5 28.4 - 34.4 31.4 7 18.42% 4 10.53% 6 34.5 - 40.5 37.5 13 34.21% 3 7.89% 7 40.6 - 46.6 43.6 2 5.26% 1 2.63% 8 46.7 - 52.7 49.7 1 2.63% 2 5.26%

Jumlah 38 100.00% 38 100.00%

12

7

8

3

7

4

11

74

13

3

2 1 12

0

5

10

15

Fre

kuen

si

7,0 13,1 19,2 25,3 31,4 37,5 43,6 49,7

Nilai Tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 3. Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Siswa Kelas

Eksperimen dan Siswa Kelas Kontrol.

Page 68: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Perbandingan Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Distribusi frekuensi perbandingan nilai afektif siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 11 dan histogramnya dapat dilihat

pada gambar 4.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Perbandingan Nilai Afekitif Siswa Kelas

Eksperimen Dan Siswa Kelas Kontrol

No Kelas Interval

Nilai Tengah

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol F mutlak F Relatif (%) F mutlak F Relatif (%)

1 100.0 – 105.8 102.9 2 5.26% 10 26.32%

2 105.9 - 111.7 108.8 4 10.53% 7 18.42%

3 111.8 – 117.6 114.7 4 10.53% 10 26.32%

4 117.7 – 123.5 120.6 7 18.42% 4 10.53%

5 123.6 – 129.4 126.5 7 18.42% 2 5.26%

6 129.5 – 135.3 132.4 7 18.42% 4 10.53%

7 135.4 – 141.2 138.3 5 13.16% 1 2.63%

8 141.3 – 147.1 144.2 2 5.26% 0 0.00%

Jumlah 38 100.00% 38 100.00%

2

10

4

7

4

10

7

4

7

2

7

4 5

12

00

5

10

Fre

kuen

si

102,9 108,8 114,7 120,6 126,5 132,4 138,3 144,2

Nilai Tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 4. Histogram Perbandingan Nilai Afekitif Siswa Kelas Eksperimen Dan

Siswa Kelas Kontrol.

Page 69: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melaksanakan analisis uji-t pihak kanan untuk menguji

hipotesis penelitian perlu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan

uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Teknik uji normalitas yang digunakan adalah teknik uji

normalitas Lilliefors. Sampel yang diuji dibedakan menjadi dua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif

No Kelompok

Siswa Jumlah Harga L Kesimpulan

Berdistribusi Hitung Tabel 1 2

Eksperimen Kontrol

38 38

0,1217 0,1172

0,1437 0,1437

Normal Normal

Hasil selengkapnya ada di lampiran

Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Afektif

No Kelompok

Siswa Jumlah Harga L Kesimpulan

Berdistribusi Hitung Tabel 1 2

Eksperimen Kontrol

38 38

0,0612 0,1234

0,1437 0,1437

Normal Normal

Hasil selengkapnya ada di lampiran.

Dari tabel nilai kritik L dengan taraf signifikansi 5 % dan nilai N = 38

didapatkan harga L tabel = 0,1437. Dari tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa

harga statistik uji Lhitung kurang dari L tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas metode Bartlett

pada taraf signifikansi 5% seperti tertera dalam lampiran. Hasil uji homogenitas

terangkum pada tabel berikut:

Page 70: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 14. Ringkasan hasil Uji Homogenitas Varian Prestasi Belajar Kognitif pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada Materi Pokok Perhitungan

Jumlah Sampel

Derajat Kebebasan

Harga X2 Kesimpulan

Hitung Tabel

2 74 0,0076 3,84 Varian Homogen Hasil selengkapnya ada di lampiran. Tabel 15. Ringkasan hasil Uji Homogenitas Varian Prestasi Belajar Afektif pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada Materi Pokok Perhitungan Kimia

Jumlah Sampel

Derajat Kebebasan

Harga X2 Kesimpulan

Hitung Tabel

2 74 0, 0350 3,84 Varian Homogen Hasil selengkapnya ada di lampiran

Dari tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa harga X2 hitung kurang dari

X2 tabel atau berada diluar daerah kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data kuantitatif atau

angka-angka, sehingga dalam menganalisisis data digunakan uji statistik. Adapun

pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan uji beda rerata (uji-t pihak

kanan) pada taraf signifikansi 5%.

1. Uji Hipotesis untuk selisih nilai kognitif antara kelas eksperimen kelas

kontrol. H0 : µ1 < µ2, rata-rata nilai prestasi kognitif kelas eksperimen lebih rendah

atau sama dengan kelas kontrol.

H0 : µ1 > µ2, rata-rata nilai prestasi kognitif kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol.

Page 71: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan perhitungan dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji-t Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelompok Sampel n Rata-rata Variansi t

Kelompok Eksperimen

Kelompok kontrol

38

38

30,00

24,32

107,89

111,03 2,3682

Hasil selengkapnya ada di lampiran Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,3682 setelah dikonsultasikan

dengan tabel distribusi t pada taraf signifikan 0,05 didapat harga t tabel = 1,67.

Jadi, keputusan uji : t hitung > t tabel (2,3682 > 1,67). Kesimpulan : Hipotesis nol

(Ho) ditolak. Dengan demikian rata-rata nilai kognitif siswa kelas eksperimen

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achievement Divisions) dilengkapi modul lebih tinggi dari pada nilai rata-rata

siswa kelas kontrol.

2. Uji Hipotesis untuk nilai afektif antara kelas eksperimen kelas kontrol.

H0 : µ1 < µ2, rata-rata nilai prestasi afektif kelas eksperimen lebih rendah

atau sama dengan kelas kontrol.

H0 : µ1 > µ2, rata-rata nilai prestasi afektif kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol Kelompok Sampel n Rata-rata Variansi t

Kelompok Eksperimen

Kelompok kontrol

38

38

124,95

114,37

120,92

113,70 4,2575

Hasil selengkapnya ada di lampiran.

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 4,2575 setelah dikonsultasikan

dengan tabel distribusi t pada taraf signifikan 0,05 didapat harga t tabel = 1,67.

Jadi, keputusan uji : t hitung > t tabel (4,2575> 1,67). Kesimpulan : Hipotesis nol

(Ho) ditolak. Dengan demikian rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Page 72: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Achievement Divisions) dilengkapi modul lebih tinggi dari pada nilai rata-rata

siswa kelas kontrol.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kimia

menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul siswa MAN Karanganyar kelas X semester I tahun ajaran

2008/2009. Prestasi belajar siswa dalam hal ini meliputi prestasi belajar aspek

kognitif dan aspek afektif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol

yang diperoleh dengan teknik random sampling. Adapun rata-rata nilai pretes

siswa kelas X1 adalah 41,68 dan kelas X2 adalah 39,47. Berdasarkan hasil uji

prasyarat analisis menunjukkan bahwa kedua sampel setara. Nilai pretest

digunakan sebagai dasar dalam pembentukan kelompok agar kelompok bersifat

heterogen. Setelah pembelajaran selesai dilakukan postest untuk mengukur

aspek kognitif siswa dan mengisi angket kecakapan hidup untuk aspek afektif.

Setelah dilakukan uji hipotesis diketahui bahwa pembelajaran kimia

menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achievement Divisions) dilengkapi modul dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada materi pokok perhitungan kimia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

menggunakan analisis uji-t pihak kanan, dimana harga t hitung lebih besar

daripada harga t tabel (t hitung yaitu 2,3682 dan t tabel 1,67. Dengan banyak siswa

masing-masing 38 siswa).

Materi perhitungan kimia berisi hukum-hukum dasar kimia, konsep-

konsep, dan rumus- rumus dengan berbagai hubungan serta reaksi - reaksi kimia,

sehingga perlu banyak latihan dalam mempelajarinya. Dalam mempelajari materi

tersebut sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

soal-soal hitungan kimia, sehingga materi pelajaran tersebut penyampaiannya

tidak cukup hanya dengan metode konvensional saja, maka perlu materi tersebut

dikemas dalam bentuk metode pembelajaran kooperatif agar siswa dapat saling

berdiskusi dalam kelompok, saling berargumen dalam memecahkan konsep

Page 73: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

materinya bersama siswa yang lain dalam kelompoknya, hal ini diharapkan untuk

menbantu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Dari metode

pembelajaran kooperatif yang telah banyak dikembangkan dalam penelitian

berkesimpulan bahwa metode ini dapat memberikan hasil prestasi balajar yang

baik. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan penelitian ini yang menggunakan

metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul didapatkan hasil belajar siswa untuk aspek kognitif banyak

ditemukan siswa yang tuntas (kelas eksperimen) dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan metode pembelajaran konvensional (kelas kontrol), dengan rara-

rata kelas yang banyak melampaui batas tuntasnya yaitu rata-rata kelas 71,68,

sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata 63,79. Dan juga pada aspek afektifnya

nilai rata-rata lebih tinggi untuk kelas eksperimen daripada kelas kontrol tersebut.

Metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Divisions) merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran Kooperatif yang

menekankan pada keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target

hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang

menjadi bahasannya, dimana metode pembelajaran kooperatif STAD (Student

Team Achievement Divisions) ini memotivasi siswa untuk saling membantu

anggota kelompoknya dalam menguasai konsep materi tersebut sehingga tercipta

semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu

tanpa mengorbankan aspek kooperatif, hal tersebut terlihat dalam proses

pembelajarannya yang berlangsung di kelas, dalam proses pembelajarannya

menjadi aktif dan mudah untuk memahami konsep-konsep pada materi tersebut

Selanjutnya untuk menunjang dalam proses metode pembelajaran kooperatif

STAD ini juga siswa diberikan bentuk media yang berupa modul yang membantu

siswa belajar dalam kelompoknya sekaligus siswa dapat belajar secara mandiri

ketika berada diluar kelas. Maka dari itu pada metode pembelajaran kooperatif

STAD ini yang dilengkapi modul diperoleh hasil prestasi belajar yang meningkat

sesuai dengan tujuan dalam penelitian, baik dari aspek kognitif maupun aspek

afektifnya diperoleh hasil rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi.

Page 74: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pada pembelajaran dengan metode konvensional yang diterapkan pada

kelas kontrol hanya menjadikan siswa menjadi pendengar dan pencatat yang

baik. Siswa akan merasa bosan dan berkurang konsentrasinya, karena

penyampaian materi bersifat verbal. Siswa kurang terpacu mempelajari materi

pelajaran secara mendalam karena mereka terbiasa hanya menerima apa yang

disampaikan guru. Berdasarkan pengamatan peneliti pada kelas kontrol, tampak

bahwa siswa mengerjakan soal-soal tersebut kurang bersemangat dan hanya

menjalankan rutinitas belajar sehari-hari. Munculnya sikap tersebut mungkin

karena siswa menganggap bahwa guru akan menyampaikan semua materi yang

mereka butuhkan. Dengan demikian, metode konvensional membuat siswa

tidak mandiri dalam belajar, hal ini tidak ditemui pada kelas eksperimen yang

mendapat pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD

(Student Team Achievement Divisions)dilengkapi modul. Merujuk pada hasil

pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode tersebut telah mampu mengaktifkan siswa untuk belajar.

Berdasarkan kendala yang muncul pada saat proses belajar mengajar,

kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas menjadi faktor penting lainnya

yang menentukan keberhasilan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

sebagai metode pembelajaran. Kendala utama yang dihadapi guru dalam

melaksanakan pembelajaran adalah menggerakkan seluruh siswa untuk aktif

berpartisipasi dalam kerja kelompok pada proses belajar mengajar. Pada

penelitian dijumpai beberapa siswa kurang aktif mengikuti proses belajar

mengajar, terutama ketika berdiskusi untuk menyumbangkan ide dalam

menjawab pertanyaan. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengingatkan bahwa

perhatian dan partisipasi aktif seluruh siswa dalam menjawab pertanyaan yang

membuat mereka terlatih menyelesaikan soal-soal yang akan berimbas pada

kemampuan mereka menjawab soal-soal evaluasi belajarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu:

e. Meningkatkan kemampuan siswa;

f. Meningkatkan rasa percaya diri;

Page 75: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

g. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan;

h. Memperbaiki hubungan antar kelompok.

Disamping itu ada juga kelemahannya, yaitu:

a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;

b. Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya akan buruk.

Dari hasil analisis uji-t pihak kanan, prestasi belajar siswa untuk aspek

afektif pada pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) dilengkapi modul

diperoleh harga t hitung yaitu 4,2575 lebih besar dari pada harga t tabel yaitu 1,67.

Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran kimia menggunakan

metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul efektif meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek

kognitif maupun aspek afektifnya

Aspek afektif dalam pembelajaran ini mencakup watak perilaku seperti

sikap, minat, konsep diri, moral dan nilai. Seorang siswa akan sulit mencapai

keberhasilan studi secara optimal apabila siswa tersebut tidak memiliki minat

pada pelajaran tertentu, dalam hal ini adalah pelajaran kimia. Pengembangan

aspek afektif dalam pembelajaran ini lebih diarahkan pada pengembangan sikap

ilmiah siswa yang meliputi sikap, minat, konsep diri, moral dan nilai kearah

yang lebih baik.

Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achievement Divisions) dilengkapi modul dapat menjadikan siswa lebih aktif

dalam proses pembelajarannya dan siswa mudah untuk memahami konsep pada

materi perhitungan kimia yang dipecahkan dalam kerja kelompok untuk

menguasai konsep sendiri dari materi yang dipelajari, sehingga akan lebih

mudah diingat, serta membantu dalam mengerjakan soal sebagai proses

evaluasi belajarnya. Oleh karena itu pembelajaran kimia menggunakan metode

pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) dilengkapi

modul efektif meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek kognitif

maupun afektif.

Page 76: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia

menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achievement Divisions) dilengkapi modul efektif meningkatkan prestasi belajar

siswa baik dari aspek kognitif maupun afektif. Hal ini dapat dilihat dari uji–t

pihak kanan pada taraf signifikansi 5 % yang menunjukkan harga uji-t dari selisih

nilai aspek kognitif yaitu : t hitung = 2,3682 lebih besar dari t tabel= 1,67,

sedangkan harga uji-t dari nilai aspek afektif yaitu :t hitung = 4,2575 lebih besar

dari t tabel = 1,67.

B. Implikasi Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menimbulkan suatu pemikiran

agar dalam proses pembelajaran, guru dapat memilih metode pembelajaran serta

media pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan potensi siswa agar

dapat menemukan dan memahami konsep yang ada dalam pembelajaran

khususnya dalam materi perhitungan kimia. Untuk itu metode pembelajaran

kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) dilengkapi modul dapat

digunakan sebagai suatu alternatif bagi pendidik untuk membantu dalam proses

mengembangkan potensi siswa kearah pembelajaran yang lebih baik.

C. Saran-saran

Pada kesempatan ini penulis ingin mengajukan saran-saran yang

sekiranya dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi dunia pendidikan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

1. Penerapan metode pembelajaran dengan penggunaan metode

pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi modul dalam pembelajaran kimia seperti diuraikan dalam

penelitian ini, hendaknya dapat dijadikan salah satu alternatif untuk

meningkatkan prestasi dan motivasi belajar kimia bagi siswa.

2. Penulis berharap kepada peneliti-peneliti yang lain untuk mencobakan

62

Page 77: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/4218/1/192771511201109591.pdfMATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 MAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

hal serupa pada populasi yang lebih besar atau pada mata pelajaran yang

lain. 3. Kepada guru disarankan agar dalam pembelajaran di kelas selalu

mengupayakan penggunaan media atau metode yang menarik bagi siswa

sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian, dan motivasi siswa untuk

memahami materi yang diajarkan.