skripsi - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/bab i...

142
1 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN DAN MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V DI MI ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : NIESAA FADLILAH YUSUF NIM: 115-14-131 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 13-Aug-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

1

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK

DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN DAN

MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V DI MI ASAS

ISLAM

KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NIESAA FADLILAH YUSUF

NIM: 115-14-131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM SALATIGA

2018

Page 2: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

2

Page 3: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

3

Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

Nota Pembimbing Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudara Niesaa Fadlilah Yusuf

Kepada

Yth. Dekan FTIK IAIN

Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi Saudara :

Nama : Niesaa Fadlilah Yusuf

NIM : 115 14 131

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Desimal dan Persen

Dengan Metode Latihan dan Model Make A Match pada

Siswa Kelas V MI Asas Islam Kalibening Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Salatiga, 24 Agustus 2018

Pembimbing

Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd

NIP. 197305261999031004

Page 4: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

4

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga

Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN

METODE LATIHAN DAN MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V

DI MI ASAS ISLAM KALIBENING

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DISUSUN

NIESAA FADLILAH YUSUF

NIM 115-14-131

Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 September 2018 dan telah dinyatakan

memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd. ____________________

Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. ____________________

Penguji I : Dr. Maslikhah, S.Ag.,Msi. ____________________

Penguji II : Dra. Siti Farikhah, M.Pd. ____________________

Salatiga, 1

Oktober 2018

Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd

NIP. 19670121 199903 1 002

Page 5: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

5

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Niesaa Fadlilah Yusuf

NIM : 115 14 131

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK

DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN DAN

MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V DI MI ASAS

ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Menyatakan bahwa ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan untuk

dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya

saya ini bukan karya sendiri. Maka saya sanggup menanggung semua

konsekuensinya.

Salatiga, 13 Agustus 2018

Yang menyatakan,

Niesaa Fadlilah Yusuf

NIM. 115 14 131

Page 6: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

6

MOTTO

MATEMATIKA HIDUP UNTUK MENGHIDUPKAN ILMU LAINNYA

(Prof. Dr. Zulkarnadi, M.I.Komp, M.Sc)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Keluargaku tercinta, yang tanpa mereka penulis bukanlah apa-apa. Kepada

orang tuaku, Bapak Sonni dan Ibu Sartini, kedua adikku Rizki dan Nabila.

2. Tante Tuti Setiani dan Om Agus yang selalu memberikan bantuan dan

semangat kepada penulis.

3. Sayyid Muhammad Ridlo, yang selalu memberikan bantuan dan semangat

kepada penulis.

4. Sahabat-sahabatku khususnya Norma Pratiwi, Siska Novitasari dan Putri Sari

yang selalu memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.

5. Teman-teman se-angkatan, yaitu PGMI 2014 yang senantiasa menghiasi

rutinitas di kampus menjadi menyenangkan.

6. Seluruh warga Dusun Dawung, Desa Jumo, Kecamatan Kedungjati,

Kabupaten Grobogan dan seluruh teman-teman penulis selama KKN, Mas

Yuli, Mas Amrin, Mas Irfan, Ikoh, Dewi, Ety, Bunga dan Okta.

Page 7: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

7

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas

karuniaNya, pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Mengubah Pecahan

Biasa ke Bentuk Desimal dan Persen Dengan Metode Latihan dan Model Make A

Match Pada Siswa Kelas V di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018” ini merupakan tugas dan syarat wajib yang

harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat di jagat raya ini.

Beliau adalah pembawa dan penyampai risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, yang dapat menjadi bekal hidup

manusia didunia dan diakhirat kelak.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,

bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan

ucapak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,

khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah.

Page 8: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

8

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan saran, bimbingan dan arahan serta keikhlasan dan

kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

memberikan bimbingan pada penulisan skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Staff Karyawan FTIK IAIN Salatiga.

6. Ibu Asa Anfaida Maslina, S.Pd, selaku Kepala MI Asas Islam

Kalibening, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Ibu Tika Laraswati, S.Pd, selaku Wali Kelas VA yang telah memberi

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas tersebut.

8. Ibu Febrina Yuani Pamelang, S.Pd, selaku Guru mata pelajaran

Matematika yang menjadi narasumber utama dan membantu penulis

selama melakukan penulisan.

9. Segenap Guru serta Staff Karyawan MI Asas Islam Kalibening yang

telah membantu penulis selama melakukan penulisan.

10. Sahabat seperjuangan PGMI yang telah berjuang bersama.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon do‟a semoga amal

mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik

di dunia maupun diakhirat. Penulis dalam hal ini mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya

Page 9: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

9

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca.

Salatiga, 13 Agustus 2017

Penulis

Page 10: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

10

ABSTRAK

Yusuf, Niesaa Fadlilah. 2018. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Materi Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Desimal dan Persen

Dengan Metode latihan dan Model Make A Match Pada Siswa Kelas

V di MI Asas Islam Kalibening Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.

IAIN Salatiga. Pembimbing : Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode latihan dan Model Make A Match.

Penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui hasil belajar Matematika

materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan metode

latihan dan model pembelajaran Make A Match pada siswa kelas V MI Asas Islam

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah melalui

metode latihan dan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil

belajar Matematika materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen

pada siswa kelas V MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

Tahun Pelajaran 2017/2018 ?.

Peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes dan

dokumentasi. Untuk analisis data dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan

kualitatif.

Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa metode dan model pembelajaran

sangat penting digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat terbantu

dalam memahami materi pelajaran terutama pada mata pelajaran Matematika

materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen. Hasil penelitian

menunjukkan: hasil belajar siswa fase pra siklus yaitu diperoleh data siswa yang

tuntas dengan KKM 60 sebanyak 8 siswa dari 29 siswa atau 27% dan rata-rata nilai

kelasnya 41,3. Kemudian pada siklus I yaitu siklus yang mulai menggunakan

metode latihan dan model pembelajaran Make A Match, siswa yang tuntas sebanyak

21 siswa atau 72% dengan rata-rata nilai siswa 73,4. Walaupun pada siklus I terjadi

peningkatan, namun hasil tersebut belum mencapai ketuntasan 85% dari jumlah

siswa dan proses pembelajaran belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Kemudian

peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II. Pada siklus ini, siswa yang tuntas

sebanyak 25 siswa atau 86% dengan rata-rata nilai siswa 83,1. Hal tersebut

membuktikan hasil nilai siswa pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai

lebih dari 85% dari jumlah siswa dan proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

Maka peneliti menghentikan penelitian, karena hasil penelitian sudah mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh ketentuan dalam PTK.

Page 11: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO. ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

D. Kegunaan Penelitian............................................................................ 7

1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 7

2. Manfaat Prastis ........................................................................ 8

E. Hipotesis Tindakan.............................................................................. 9

1. Hipotesis Tindakan.................................................................... 9

2. Indikator Keberhasilan .............................................................. 9

Page 12: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

12

F. Metode Penelitian................................................................................ 10

1. Rancangan Penelitian .............................................................. 10

2. Subjek Penelitian ..................................................................... 10

3. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 11

4. Pelaksanaan dan Kolaborator .................................................. 11

G. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 11

1. Pra Siklus ................................................................................ 13

2. Siklus I .................................................................................... 13

3. Siklus II ................................................................................... 15

H. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 16

1. Metode Observasi.................................................................... 17

2. Metode Wawancara ................................................................. 17

3. Metode Dokumentasi .............................................................. 18

I. Instrumen Penelitian............................................................................ 18

1. Tes ........................................................................................... 19

2. Lembar Observasi ................................................................... 19

J. Analisis Data ....................................................................................... 20

K. Sistematika Penulisan.......................................................................... 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 24

A. Hasil Belajar ....................................................................................... 24

1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 24

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 25

3. Penilaian Hasil Belajar ............................................................ 28

B. Pembelajaran Matematika ................................................................... 29

1. Definisi Pembelajaran Matematika di SD/MI ......................... 29

2. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD/MI ................. 30

C. Materi Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Persen................ 30

Page 13: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

13

D. Metode Latihan ................................................................................... 34

1. Definisi Metode Latihan ......................................................... 34

2. Tujuan Metode Latihan ........................................................... 35

3. Langkah-langkah Metode Latihan .......................................... 35

4. Kelebihan Metode Latihan ...................................................... 37

5. Kelemahan Metode Latihan .................................................... 37

E. Model Make A Match ......................................................................... 38

1. Definisi Make A Match ........................................................... 38

2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Make A Match ......... 38

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Make A Match .................. 40

F. Keterkaitan Antara Metode Latihan dan Model Make A Match ......... 42

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 43

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ................................. 43

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 42

2. Subyek Penelitian .................................................................... 48

B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 50

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................. 50

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................ 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 58

A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 58

1. Deskripsi Hasil Pra Siklus ......................................................... 58

2. Deskripsi Hasil Siklus I ............................................................ 61

3. Deskripsi Hasil Siklus II .......................................................... 72

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 84

Page 14: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

14

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 87

A. Kesimpulan .......................................................................................... 87

B. Saran ...................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 89

Page 15: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

15

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Formasi MI Asas Islam Kalibening ......................................................45

Tabel 3.2 Jumlah Siswa MI Asas Islam Kalibening .............................................47

Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa Kelas VA MI Asas Islam Kalibening ...................48

Tabel 4.1 Hasil Nilai Post-test Pra Siklus .............................................................59

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus I .......................................63

Tabel 4.3 Tabel Observasi Siswa Siklus I ............................................................ 65

Tabel 4.4 Tabel Observasi Guru Siklus I ..............................................................68

Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus II ..................................... 74

Tabel 4.6 Tabel Observasi Siswa Siklus II .......................................................... 77

Tabel 4.7 Tabel Observasi Guru Siklus II .............................................................80

Tabel 4.8 Rekapitulasi Perolehan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II .................................................................................................84

Page 16: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

16

DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ......85

Grafik 4.2 Nilai Hasil Belajar ...............................................................................86

Page 17: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Pra Siklus

Lampiran 4 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I

Lampiran 5 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus

Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Siklus I

Lampiran 11 Rekapitulasi Nilai Siklus II

Lampiran 12 Dokumentasi

Lampiran 13 Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 15 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 16 Daftar SKK

Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup

Page 18: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika dipelajari disetiap jenjang pendidikan. Ini merupakan

wujud dari pengakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam

pengembangan pengetahuan dan kehidupan sehari-hari. Namun dalam

sebuah pembelajaran matematika sering kita dengar siswa malas, ngantuk di

kelas, dan bosan menerima pelajaran. Kebanyakan siswa menganggap

pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan,

menjemukan, dan sangat tidak menyenangkan. Persepsi ini ada pada setiap

jenjang pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas guru dalam

mengelola pembelajaran guna menghilangkan persepsi negatif tersebut dan

agar menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa .

Sebuah pembelajaran akan terasa nyaman dan menyenangkan

apabila dalam pembelajaran tersebut terdapat kerjasama yang baik antara

guru dan siswa.Dan apabila pembelajaran telah menjadi menyenangkan

maka untuk mencapai keberhasilan dari pembelajaran tersebut akan menjadi

lebih mudah. Untuk mencapai hal tersebut harus selalu diadakan

pembaharuan pendidikan yang melibatkan bukan hanya guru tetapi semua

unsur pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dicapai dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Page 19: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

19

Dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar yang dicapai siswa ada

yang sudah memenuhi passing grade (batas ketuntasan), tetapi juga ada

yang belum dapat mencapainya. Hal ini dikarenakan setiap siswa

mempunyai kemampuan yang berbeda, artinya daya tangkap dan daya serap

masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran yang disampaikan

oleh guru. Hasil belajar menurut Suprijono seperti yang dikutip oleh Desi

(2012 : 1) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di sekolah siswa dituntut

mempunyai hasil belajar yang baik dalam semua mata pelajaran dan salah

satu mata pelajaran yang diharapkan mempunyai hasil yang baik adalah

Matematika.

Dalam proses pembelajaran matematika materi mengubah pecahan

biasa ke bentuk desimal dan persen pada siswa kelas V di MI Asas Islam

Kalibening menemui kesulitan penyampaian materi dan membangkitkan

minat siswa untuk mengikuti proses pembelajarannya. Hal ini dapat

ditunjukkan berdasarkan hasil pengamatan awal di MI Asas Islam

Kalibening pada tanggal 07 November 2017 perolehan nilai matematika

siswa kelas V rata-rata 70 % masih di bawah standar, sebanyak 21 siswa

tidak tuntas dan 8 siswa lainnya tuntas dari jumlah siswa yaitu 29 orang.

Adapun nilai KKM yang ditetapkan di MI tersebut adalah 60. Rendahnya

hasil belajar ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan

masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan persepsi negatif siswa

Page 20: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

20

tentang matematika sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar

matematika rendah. Maka dari itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran

dengan memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar siswa

tertarik terhadap pelajaran matematika. Sehingga hasil belajar siswa

maksimal dan pembelajaran matematika dapat memberikan pengalaman

yang lebih bermakna dan utuh bagi siswa.

Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan

memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan

belajar mengajar, guru menggunakan model pembelajaraan yang Inovatif

yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu model yang inovatif

adalah Model Pembelajaran Kooperatif. Muhamad Nur (2005:1-2)

memberikan pendapatnya bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

strategi pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil yang beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya, jenis

kelamin bahkan latar belakangnya untuk membantu belajar satu sama

lainnya sebagai sebuah tim. Semua anggota kelompok saling membantu

anggota yang lain dalam kelompok yang sama dan bergantung satu sama

lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok

kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam

menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai

tujuan bersama. Muslimin Ibrahim, dkk (2000:7-10) terdapat tiga tujuan

instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif

Page 21: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

21

yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan

pengembangan keterampilan sosial. Beberapa ahli berpendapat bahwa

model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang

sulit. Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah Make A Match

(mencari pasangan). Tehnik Make A Match atau mencari pasangan

dikembangkan oleh Lorn Curran (1994). Ciri utama model pembelajaran

Make A Match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang

merupakan jawaban dari soal dalam waktu tertentu. Salah satu keunggulan

tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik dalam suasana yang me nyenangkan.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tehnik

Make A Match secara sistematis yaitu guna menyiapkan kartu yang berisi

soal dan kartu yang berisi jawabannya, siswa mencari dan mendapatkan

pasangan kartu yang tepat dari soal atau jawaban yang mereka dapat. Siswa

yang dapat menemukan pasanganya sebelum waktu yang ditentukan dan

benar mendapat nilai-reward. Setiap langkah-langkah tersebut memiliki

tujuan yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kooperatif.

Selain model pembelajaran, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa diperlukan metode

pembelajaran yang tepat agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana

secara efektif, satu metode yang bisa memaksimalkan waktu yang tersedia

serta mampu “memaksa” siswa terus belajar walaupun dalam proses

pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu dengan menerapkan Metode

Page 22: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

22

Latihan sebagai langkah alternatif dalam rangkan mengefesienkan proses

pembelajaran.

Menurut Nurjanah (2014:14) Metode Latihan adalah cara yang

dilakukan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan guru. Dalam

strategi tersebut dilakukan bimbingan dan latihan terus menerus. Kardi dan

Nur seperti yang dikutip oleh Trianto (2009:50) ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan yaitu :

menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna, memberikan

pelatihan pada siswa sampai benar-benar menguasai konsep keterampilan

yang dipelajari, hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan

yang dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan

kejenuhan pada siswa dan memberikan tahap-tahap awal pelatihan, yang

mungkin saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau

bahkan salah tanpa disadari.

Pendapat diatas menunjukkan bahwa Metode Latihan adalah suatu

cara mengajar yang baik dengan memberikan bimbingan dan latihan secara

terus menerus sehingga menghasilkan kemandirian dalam menyelesaikan

persoalan baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Langkah-

langkah dalam menggunakan Metode Latihan yaitu; memberikan latihan

kepada siswa baik individu maupun kelompok, memberikan waktu kepada

siswa untuk mengerjakan latihan, memberikan bimbingan kepada siswa

yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan, dan memperhatikan

Page 23: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

23

kebutuhan dari masing-masing siswa khususnya kesulitan dalam

mengerjakan latihan.

Dari uraian yang telah disebutkan diatas, maka penerapan Metode

Latihan dan model pembelajaran Make A Match dalam proses pembelajaran

matematika dirasa cocok untuk digunakan pada materi mengubah pecahan

ke bentuk desimal dan persen. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran

matematika membutuhkan latihan terus menerus dengan disertai bimbingan

dari guru dan pembelajaran matematika harus menyenangkan, sehingga

siswa dapat aktif dan memahami serta dapat mengerjakan soal-soal dengan

cepat juga tepat. Jadi pada kesempatan kali ini, penulis tertarik untuk

menyelesaikan permasalahan mengenai hasil belajar matematika pada

materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen yang dilakukan

melalui kegiatan PTK yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGUBAH PECAHAN KE

BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN

DAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA

KELAS V DI MI ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN

TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Page 24: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

24

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan Metode Latihan dan

model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen pada

siswa kelas V di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pada penelitian ini

untuk mengetahui hasil belajar matematika setelah menggunakan Metode

Latihan dan model pembelajaran Make A Match dalam materi mengubah

pecahan ke bentuk desimal dan persen pada siswa kelas V di MI Asas Islam

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Manfaat Teoritis

a. Dari penelitian ini, diharapkan menghasilkan sebuah informasi

pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

menggunakan metode belajar dan model pembelajaran yang efektif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini

dikhususkan pada mata pelajaran Matematika materi mengubah

pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen di Madrasah Ibtidaiyah.

Page 25: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

25

b. Sebagai bahan rujukan peneliti-peneliti yang lain di masa mendatang

yang ingin melakukan penelitian serupa.

2. Manfaat Praksis

a. Bagi Siswa

1) Dapat memperoleh bimbingan dari guru dan suasana belajar

yang menyenangkan serta motivasi belajar agar hasil belajar

matematika dapat meningkat.

2) Membuang persepsi negatif siswa terhadap mata pelajaran

matematika.

3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika.

b. Bagi Guru

1) Dapat memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar.

2) Dapat menciptakan inovasi baru dalam proses mengajar.

3) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

4) Memberikan kemudahan dalam penanaman konsep

pembelajaran pada siswa terhadap materi mengubah pecahan

biasa ke bentuk desimal dan persen.

c. Bagi Madrasah

Page 26: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

26

Sebagai masukan serta sumbangan yang baik pada madrasah

dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran serta meningkatkan

mutu pendidikan dan menumbuhkan iklim pembelajaran siswa aktif

di Madrasah sehingga dapat mengantarkan peserta didik ke arah

yang diharapkan.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang

diduga dapat mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan pada latar

belakangpenelitian sebelumnya. Hipotesis dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match

dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi mengubah pecahan

ke bentuk desimal dan persen pada siswa kelas V di MI Asas Islam

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match

dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

Adapun indikator dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar

Matematika materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen

setelah menggunakan Metode Latihan dan model pembelajaran Make A

Match dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60, dan

banyaknya siswa memperoleh nilai 60 ke atas minimal 85% (Trianto,

Page 27: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

27

2010:241). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai formatif tiap akhir

siklus, dan apabila 85% dari jumlah siswa sudah mencapai KKM maka

penelitian ini akan dihentikan.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran

di kelas. Arikunto (2006:104) berpendapat bahwa penelitian tindakan

kelas terdapat empat tahap utama kegiatan yaitu, Perencanaan tindakan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation),

dan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau

peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan)

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu siswa kelas V MI Asas Islam

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah 29 orang

siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 14 perempuan.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MI Asas Islam

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Sedangkan waktu

Page 28: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

28

penelitian pada bulan Januari pada semester genap tahun ajaran

2017/2018.

4. Pelaksanaan dan Kolaborator

Pelaksanaan ini dilaksanakan oleh Ibu Febrina Yuani Pamela selaku

guru mata pelajaran matematika kelas V di MI Asas Islam Kalibening

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan

kolaboratornya adalah Niesaa Fadlilah Yusuf NIM 11514131.

G. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya metode dan

model pembelajaran yang sudah digunakan untuk menyampaikan materi

Matematika di kelas. Data tersebut di amati melalui beberapa tahapan dalam

siklus-siklus tindakan.

Dalam pelaksanaanya peneliti bekerjasama dengan guru kelas.

Dalam hal ini pengampu mata pelajaran Matematika yaitu Ibu FebrinaYuani

Pamela. Peneliti sebagai kolaborator, sedangkan guru kelas bertindak

sebagai pelaksana. Pada pelaksanaanya terdapat beberapa kegiatan yang

terangkum dalam beberapa siklus.

Pelaksanaan penelitian ini menganut model yang dibuat oleh John

Elliot (Subyantoro, 2009: 10) sebagaimana yang disajikan dalam bagan

dibawah ini :

PELAKSANAAN

Page 29: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

29

Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan model yang dibuat oleh John Elliot diatas, penelitian ini

sudah dirancang dalam tiga tahap, yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II.

Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi setiap akhir pelaksanaan tindakan dengan diberi post test untuk

mengetahui perkembangan kemampuan siswa.

1. Pra Siklus

Tahap pra siklus ini peneliti lakukan dengan cara melihat secara

langsung pembelajaran yang ada di kelas V MI Asas Islam Kalibening

PENGAMATAN PERENCANAAN SIKLUS 1

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN PERENCANAAN SIKLUS 2

REFLEKSI

Page 30: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

30

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Di akhir pembelajaran peneliti

memberikan tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap

materi yang sudah dipelajari.

2. Siklus I

a. Perencanaan

1) Perencanaan scenario pembelajaran dengan menggunakan

Metode Latihandan model pembelajaran Make A Match yang

akan diterapkan dalam pembelajaran Matematika. Penekanan

perencanaan disini adalah menyiapkan siswa berada pada

suasana penyadaran diri untuk termotivasi belajar dengan

menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan

berada pada konsentrasi terhadap materi pembelajaran

Matematika yang sedang dibahas.

2) Menentukan pokok bahasanya itu mengubah pecahan ke bentuk

desimal dan persen.

3) Menyusun RPP dengan pokok bahasa nmengubah pecahan ke

bentuk desimal dan persen yang di dalamnya kegiatan siswa,

lembar observasi untuk guru pengampu, dan lembar catatan

selama aktivitas pembelajaran Matematika berlangsung.

4) Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran dengan

Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match,

bertujuan agar siswa siap mengikuti proses pembelajaran yang

Page 31: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

31

sesuai dengan indikator pencapaian dalam pembelajaran

tersebut.

b. Pelaksanaan

Pada tahap tindakan ini pembelajaran dilaksanakan dengan Metode

Latihan dan model pembelajaran Make A Match dengan materi

pokok mengubah pecahan ke bentuk decimal dan persen sesuai

dengan scenario pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan

dengan guru kelas (Pelaksana).

c. Pengamatan

Pada tahap ini penelitidan guru kelas melakukan pengamatan

pelaksanaan tindakan kelas untuk mengetahui tingkah laku dan sikap

siswa dan seberapa jauh efek kemajuan tindakan ketika mengikuti

pembelajaran matematika dengan menerapkan Metode Latihan dan

model pembelajaran Make A Match. Pengamatan dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan lembar observasi

yang telah dibuat. Hasil dari analisis data pada tahap ini akan

dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. Juga

diperhatikan kendala yang terjadi pada saat diterapkannya model

pembelajaran tersebut.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisa hasil

observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama

diterapkannya pembelajaran dengan Metode Latihan dan model

Page 32: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

32

pembelajaran Make A Match, apakah berhasil atau tidak tindakan

yang diberikan. Apabila pelaksanaan siklus I belum tuntas

berdasarkan indikator keberhasilan, maka akan dilaksanakan siklus

berikutnya sampai indikator keberhasilan tercapai.

3. Siklus II

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif masalah

berdasarkan refleksi siklus pertama.

2) Pengembangan scenario pembelajaran dengan Metode

Latihan dan model pembelajaran Make A Match sebagai

upaya peningkatan hasil belajar Matematika.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan II sebagai upaya penyempurn akan Metode

Latihan dan model pembelajaran Make A Match berdasarkan

hasil refleksi siklus pertama.

c. Pengamatan

Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui berapa

jauh kemajuan tindakan kedua dengan Metode Latihan dan

model pembelajaran Make A Match. Pengamatan dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan menggunakan lembar

observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi

Page 33: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

33

Hasil dari tahap observasi pada tindakan kedua meliputi

aktivitas, sikap atau perilaku siswa selama mengikuti

pembelajaran yang berlangsung di kelas, cara mengajar, serta

kendala yang ditemui ketika pembelajaran. Hal apa yang perlu

diperbaiki dan apa saja yang perlu menjadi perhatian pada

tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa cukup, dalam arti

setelah dilakukan tes formatif pada akhir tindakan kedua ini dan

hasilnya sesuai dengan indikator keberhasilan yakni rata-rata

nilai siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 60 sudah

mencapai batas minimal yaitu 75% dari jumlah siswa, maka

tindakan ini sudah dihentikan.

H. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara peneliti dengan

guru, kepala sekolah, maupun peserta didik dalam proses pembelajaran

Matematika. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode berikut

ini :

1. Metode Observasi

Menurut Fita (2017:84) Observasi merupakan upaya untuk merekam

segala peristiwa atau kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan

itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Sehingga metode

observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.

Page 34: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

34

Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek ditempat

kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada

bersama bersama obyek yang diteliti atau diselidiki (Margono,

2000:158).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data

yang berupa pedoman pengamatan dan observasi partisipasi dengan

tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran

Matematika di kelas V MI Asas Islam Kalibening. Adapun cara yang

digunakan adalah mengadakan observasi secara langsung pembelajaran

Matematika di kelas V, dengan cara melihat, mendengar dan

penginderaan lainnya.

Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dibantu oleh Ibu Febrina

Yuani Pamela selaku guru mata pelajaran Matematika kelas V di MI

Asas Islam Kalibening sekaligus pelaksana penelitian.

2. Metode Wawancara

Penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tidak

terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar

yang akan ditanyakan. Oleh karena itu, penulis harus mampu

mengarahkan subyek penelitian terhadap pembicaraan tentang data yang

diharapkan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau

kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan. Wawancara

dilakukan dengan kepala sekolah, guru dan siswa.

Page 35: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

35

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006:202), “yaitu metode

pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan , transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat, agenda dan sebagainya”. Metode dokumentasi ini

digunakan sebagai penguat dan pelengkap data yang tidak diperoleh dari

wawancara dan observasi.

Adapun metode dokumentasi yang digunakan berupa tugas siswa,

daftar nilai siswa. Selain itu dokumentasi yang digunakan yaitu hasil

kerja siswa, baik dalam tugas individu maupun kelompok, dan hasil tes

formatif siswa pada tiap siklus.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tes

Menurut syah yang dikutip oleh desi (2012:30) “tes adalah alat ukur

yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah

proses belajar mengajar atau menentukan taraf keberhasilan sebuah

program pengajaran”. Sedangkan menurut Arikunto (2006:150) tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

Page 36: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

36

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan penelitian tindakan

kelas. Tes hasil belajar dilakuakan disetiap akhir pertemuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi mengubah

pecahan ke bentuk desimal dan persen. Tes yang diberikan dalam

penelitian ini kepada siswa kelas V MI Asas Islam Kalibening, yakni tes

tertulis.

2. Lembar Observasi

Pendapat Sugiyono yang dikutip oleh Desi (2012:29) menyatakan

“in participant observation, the researcher observes what people do,

listent to what they say, and participantes in their activies”. Dalam

observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam

aktifitas mereka.

Lembar observasi merupakan lembar yang berisi pedoman dalam

melaksanakan pengamatan di dalam kelas, terdiri dari beberapa butir

yang digunakan pengamat untuk menilai proses pembelajaran. selain itu

lembar observasi ini digunakan untuk monitoring dan evaluasi setiap

tindakan agar kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks

permasalahan dan tujuan penelitian.

Page 37: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

37

J. Analisis Data

Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari data dan informasi

yang kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka

menyajikan gambaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan

Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match dalam upaya

meningkatkan hasil belajar matematika pada materi mengubah pecahan

kebentuk desimal dan persen di kelas V MI Asas Islam Kalibening

KecamatanTingkir Kota Salatiga.

Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Data kualitatif berupa catatan lapangan dan tugas siswa. Sedangkan data

kuantitatif adalah hasil tes siswa selama kegiatan belajar mengajar dan

setelah selesai materi diajarkan (pre test-post test).

Pre-test adalah suatu test yang dilaksanakan oleh pendidik terhadap

warga didik sebelum seluruh rangkaian penelitian tindakan penelitian

dimulai, sedangkan yang dimaksud dengan Post-test adalah suatu test yang

dilaksanakan oleh pendidik terhadap siswa setelah seluruh rangkaian

pelatihan berakhir. Pertanyaan yang berada dalam Pre-test adalah sama

dengan pertanyaan yang terdapat pada Post-test. Tujuannya adalah untuk

mengetahui tingkat penyerapan informasi dari siswa selama proses

pembelajaran.

Untuk data kualitatif, analisis yang digunakan adalah analisis

diskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang diwujudkan bukan dalam

bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian diskriptif

Page 38: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

38

(Lexy, 2000:5). Analisis ini menggunakan analisis deskriptif yaitu

mendeskriptifkan hasil belajar Matematika kelas V MI Asas Islam

Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada semester II tahun

pelajaran 2017/2018.

Analisis data untuk tujuan tindakan dilakukan dengan

membandingkan isi catatan yang dilakukan kolaborator (peneliti) dan

pelaksana (guru kelas) dengan harapan unsure subyektifitas dapat dikurangi

.Sedangkan data kuantitatif, analisisnya menggunkan statistik deskriptif

dengan penyimpulan lebih mendasar pada nilai rata-rata (mean). Mean

didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= ∑

Keterangan :

= Rata-rata hasil belajar

∑ = Jumlah seluruh nilai tes

= Jumlah peserta didik

K. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi tentang “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Materi Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Persen dengan Metode

Latihan dan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas V di MI

Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran

Page 39: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

39

2017/2018”, secara keseluruhan terdiri dari lima bab, masing-masing bab

disusun secara rinci dan sistematis. Adapun sistematika pembahasan dan

penulisannya sebagai berikut :

BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis

tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian, langkah-langkah

penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data

dan sistematika penulisan.

BAB II : Dalam bab ini, penulis mengemukakakan Kajian Teori dan

Kajian Pustaka dari tiap-tiap variabel penelitian.

BAB III : Dalam bab ini berisikan pelaksanaan penelitian berisikan

Profil Madrasah yang meliputi : Gambaran umum MI Asas Islam

Kalibening, terdiri dari : Visi dan Misi Madrasah, Struktur Madrasah,

Tenaga Pendidik, Peserta Didik, Sarana dan Prasarana, selain berisikan

profil madrasah dalam bab ini juga berisikan Deskripsi Pelaksanaan

Tindakan.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari :

Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi) dan Pembahasan hasil

penelitian.

BAB V : Dalam bab ini berisikan Penutup yang terdiri dari :

Kesimpulan dan Saran-saran dari hasil penelitian.

Page 40: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

40

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan setiap

individu. Setiap waktu individu dapat individu dapat mengalami proses

Page 41: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

41

belajar. Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang

aktivitas manusia dalam kehidupan ini karena dimana ada kehidupan

disanalah ada peristiwa belajar, dan sebaliknya. Peristiwa belajar

muncul bersamaan dengan hadirnya manusia dimuka bumi. Life is study

and study is life. Menurut Kamus Psikologi yang dikutip oleh Sriyanti

(2014: 14) memiliki dua definisi, pertama : “the process of acquiring

knowledge”. Kedua : “a relatively permanent change potentiality whivh

occurs as a result of reinforced practic”. Pengertian pertama yaitu

belajar memiliki arti suatu proses untuk memperoleh pengetahuan.

Pengerttian kedua, belajar berarti suatu perubahan kemampuan untuk

bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologi, belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “.

Dari pemaparan diatas mengenai pengertian belajar, Sam‟s

(2010:33) berpendapat bahwa Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu

kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat

dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.

Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa

seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan

yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan

yang mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan

kemampuannya (Sam‟s, 2010:34).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Page 42: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

42

Suryabrata (2004) dalam Lilik (2013:22) yang menyatakan bahwa

keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara

umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan

internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar

diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal

berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor

eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu

yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.

Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada

dilingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat.

Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah sekolah,

sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis

sekolah dan rumah dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa

dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman

pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,

Page 43: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

43

kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan

antar personil sekolah dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam

diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari :

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada dalam

diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.

Keadaan Tonus jasmani secara umum ini, misalnya

tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila

badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka

akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan

individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat

akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah

keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu.

Page 44: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

44

Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya

pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam

diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan

mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses

dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat

banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar. Bakat

dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong

seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar,

tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal

belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak

dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik

(Lilik, 2013:22-24).

3. Penilaian Hasil Belajar

Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit

ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata

pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun

penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktik lebih menekankan

Page 45: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

45

pada ranah psikomotorik, sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep

lebih menekankan pada ranah kognitif (Ellis, 2015:57).

a. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang

pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan

otot dan kekuatan fisik. Ranah Psikomotorik adalah ranah yang

berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul,

melompat dan sebagainya.

b. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir,

termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

c. Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat,

konsep diri, nilai dan moral (Ellis, 2015:58).

B. Pembelajaran Matematika

1. Definisi Pembelajaran Matematika di SD/MI

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang didalam

kurikulum pendidikan nasional. Matematika mendasari perkembangan

teknologi modern, dan memiliki peranan penting dalam berbagai

disiplin ilmu. Ilmu pengetahuan pesat pada saat sekarang ini dipengaruhi

Page 46: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

46

juga oleh perkembangan manusia. Untuk menguasai dan menciptakan

teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat

sejak dini (Depdiknas, 2007: 11).

Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah

dasar. Mata Pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak dini. Secara

rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk

mata pelajaran Matematika SD/MI menyatakan bahwa tujuan

pembelajaran Matematika di SD adalah :

a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

b. Mengembangkan aktivitas kreatif.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan.

2. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD/MI

Karakteristik pembelajaran Matematika siswa SD/MI menurut

Rosma (2010: 29-30) yaitu dalam proses pembelajaran suatu mata

pelajaran akan efektif bagi siswa jika guru memiliki pengetahuan

tentang objek yang akan diajarkannya supaya dalam menyampaikan

materi tersebut penuh dengan dinamika dan inovatif. Demikian juga

dengan pembelajaran Matematika di sekolah dasar, guru SD/MI harus

mengetahui bagaimana karakteristik Matematika. Para ahli sepakat

bahwa sasaran dalam pembelajaran Matematika adalah abstrak.

Page 47: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

47

Pada hakekatnya Matematika adalah belajar konsep, strukturnya,

dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas

Matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru

sehingga mereka dapat membelajarkan Matematika dengan tepat mulai

dari konsep yang sederhana sampai yang kompleks.

C. Materi Mengubah Pecahan Ke Bentuk Desimal dan Persen

Matematika adalah bahasa universal ilmu pengetahuan, Allah telah

mendeskripsikan matematika dalam Al-Qur‟an dengan angka-angka yang

memiliki keterkaitan erat dengan penciptaan dan kehidupan. Sebagaimana

pandangan Al-Qur‟an mengenai Matematika materi pecahan dalam QS. An-

Nisa‟ ayat 11 ;

Artinya :

“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-

anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua

Page 48: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

48

orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari

dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak

perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk

dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang

ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang

meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja),

maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai

beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-

pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)

sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu

tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)

manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

1. Pecahan biasa menjadi pecahan desimal

1,234

Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, yaitu

dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, atau

seterusnya.

Nilai tempat

perseribuan

Nilai tempat

perseratusan

Nilai tempat

persepuluhan

Nilai tempat satuan

Page 49: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

49

Contoh :

a.

=

x

=

= 0,6

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,

persepuluhan berarti satu angka dibelakang koma )

b.

=

x

=

= 0,25

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,

perseratusan berarti dua angka di belakang koma )

2. Pecahan desimal menjadi pecahan biasa

Cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, yaitu

mengubah pecahan desimal menjadi pecahan dengan penyebut 10, 100,

1000 atau seterusnya, dengan aturan sebagai berikut.

a. Pecahan dengan 1 angka dibelakang koma dijadikan pecahan

dengan penyebut 10.

b. Pecahan dengan 2 angka di belakang koma dijadikan pecahan

dengan penyebut 100

c. Pecahan dengan 3 angka dibelakang koma dijadikan pecahan

dengan penyebut 1.000, dan seterusnya.

d. Lalu, sederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana.

3. Pecahan biasa menjadi persen

Cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen, yaitu

dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 100

Contoh :

a.

=

x

=

= 50 %

Page 50: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

50

( pembilang dan penyebut dikali angka yang sama yaitu 25 )

b.

=

x

=

= 75 %

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama

yaitu 25 )

4. Persen menjadi pecahan biasa

Cara mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa, yaitu

mengubah bentuk persen menjadi pecahan berpenyebut 100, kemudian

sederhanakan.

Contoh :

a. 25% =

=

:

=

(Pembilang dan penyebut dibagi

25)

b. 40% =

=

:

=

(Pembilang dan penyebut dibagi

20)

D. Metode Latihan

1. Definisi Metode Latihan

Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi,

agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada

tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu

ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut

metode mengajar. Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau

keterampilan dalam kegiatan belajar matematika. Roestiyah (2012 :

125) salah satu metode pembelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut

Page 51: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

51

ialah metode latihan atau drill. Ialah suatu metode dimana siswa

melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki

ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah

dipelajari. Syaiful (2017:217) berpendapat bahwa metode latihan (drill)

atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan

keterampilan. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah

dipelajari.

2. Tujuan Metode Latihan

Metode latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :

a. Memiliki keterampilan motoris atau gerak ; seperti menghafalkan

kata-kata, menulis, mempergunakan alat/ membuat suatu benda;

melaksanakan gerak dalam olahraga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan,

menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung

mencongkak. Mengenal benda/ bentuk dalam pelajaran

matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya

(Roestiyah, 2012 : 125).

3. Langkah-langkah Metode Latihan

Page 52: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

52

Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur

atau guru memperhatikan langkah-langkah atau prosedur yang disusun

demikian :

a. Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.

b. Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan

permulaan belum bisa mengharapkan siswa mendapatkan

keterampilan yang sempurna.

c. Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa

yang berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan

penyempunaan kecakapan siswa.

d. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak

meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan

response siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan

cepat.

e. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara

bertanya kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan

mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa

gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang

baik.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses

yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak

diperlukan.

Page 53: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

53

g. guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga

kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.

Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan

betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu.

Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi

penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di

sekolah (Roestiyah, 2012 : 127-129).

4. Kelebihan Metode Latihan

Metode latihan mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain adalah :

a. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan metode ini akan

menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

b. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak

konsentrasi dalam pelaksanaanya

c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,

rumit menjadi otomatis, habitation makes complex movement more

automatic (Syaiful, 2017 : 217-218).

5. Kelemahan-kelemahan Metode Latihan

Adapun kelemahan-kelemahan metode ini antara lain :

a. Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena

siswa lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan

kepada unformitas

b. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton, mudah membosankan

Page 54: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

54

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena siswa banyak ditujukan

untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon yang secara

otomatis tanpa menggunakan intelegensia

d. Dapat menimbulkan verbalisme karena siswa-siswa lebih banyak

dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis

(Syaiful, 2017: 218).

E. Model Pembelajaran Make A Match

1. Definisi Make A Match

Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran, strategi

Make a Match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam ruang

kelas. Tujuan dari strategi ini diantara lain : 1) pendalaman materi; 2)

penggalian materi; dan 3) edutainment (Huda , 2016 : 251).

Banyak temuan dalam penerapan model pembelajaran Make a

Match, dimana bisa memupuk kerja sama siswa dalam menjawab

pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada di tangan, proses

pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih

antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak

sekali pada saat mencari kartunya masing-masing. Hal ini merupakan

suatu ciri dari pembelajaran kooperatif dimana “Pembelajaran

Page 55: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

55

kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong

dan kerjasama kelompok” (Kurniasih, 2017: 55-56)

2. Langkah- langkah pembelajaran dengan Make A Match

Tata laksananya cukup mudah, tetapi guru perlu melakukan beberpa

persiapan khusus sebelum menerapkan strategi ini. Beberapa persiapan

antara lain :

a. Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang

dipelajari (jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian

menulisnya dalam kartu pertanyaan.

b. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih

baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna.

c. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang

berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (disini, guru dapat

membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).

d. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan- pasangan yang

berhasil sekaligus untuk penskoran sekaligus presentasi (Huda ,

2016 : 251-252).

Adapun teknis pelaksanaan model pembelajaran ini adalah sebagai

berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian

lainnya kartu jawaban.

Page 56: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

56

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau

jawaban.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang

dipegang.

d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan

“kepercayaan pada Tuhan” akan berpasangan dengan kartu yang

bertuliskan “UUD 45”

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin.

f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu

temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok.

i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran (Kurniasih, 2017: 57-58).

3. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Make A Match

a. Kelebihan

Pembelajaran kooperatif model Make A Match memberikan manfaat

bagi siswa, diantaranya sebagai berikut :

Page 57: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

57

1) Mampu menjelaskan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik

perhatian siswa

3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar secara klasikal

4) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

5) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis

6) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh

siswa

b. Kelemahan

Disamping manfaat yang dirasakan oleh siswa, model pembelajaran

Make A Match mempunyai sedikit kelemahan yaitu :

1) Sangat memerlukan bimbingan dari guru untuk melakukan

kegiatan

2) Waktu yang tersedia perlu dibatasi karena besar kemungkinan

siswa bisa banyak bermain-main dalam proses pembelajaran

3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai

4) Pada kelas dengan murid yang banyak (<30 siswa / kelas) jika

kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti

pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.

5) Bisa menganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya

(Kurniasih, 2017: 56-57).

Page 58: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

58

F. Keterkaitan antara Metode Latihan dan Model Pembelajaran Make A

Match

Penggunaan metode dan model pembelajaran sangat penting untuk

keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, dengan adanya

metode dan model pembelajaran siswa akan terbantu dalam memahami

mata pelajaran terutama mata pelajaran matematika materi mengubah

pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen. Untuk itu peneliti

menggunakan metode latihan dan model pembelajaran Make A Match guna

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di MI Asas Islam Kalibening.

Metode Latihan adalah metode dimana siswa melaksanakan kegiatan-

kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan yang

lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah, 2012:125). Metode

latihan sangat relevan dengan model pembelajaran Make A Match, karena

dalam metode latihan menitikberatkan pada kegiatan latihan yang

dilaksanakan berulang-ulang dan model pembelajaran Make A Match

merupakan suatu pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong

dan kerjasama kelompok. Sehingga selain mendorong keberhasilan siswa

dalam memahami materi, langkah ini juga dapat membuat siswa menjadi

aktif dan siswa dapat mengembangkan rasa tanggung jawab serta sosialnya.

Page 59: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

59

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Letak geografis sekolah

MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

adalah salah satu dari beberapa madrasah ibtidaiyah yang terletak di

Kecamatan Tingkir. Terletak di desa Kalibening, sebelah timur

berbatasan dengan Desa Penthur, sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Kalilondo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Klumpit, dan

sebelah barat berbatasan dengan Desa Krasak. Jarak tempuh dari

pusat kantor kelurahan menuju MI Asas Islam ini kurang lebih 1,5

Km. Sedangkan jarak tempuh dari pusat pemerintahan Kecamatan

menuju MI Asas Islam kurang lebih 500 m. Sedangkan jarak tempuh

dai pusat pemerintahan Kecamatan sampai pusat pemerintahan

Kelurahan kurang lebih 2 Km.

Di Desa Kalibening terdapat beberapa sekolah diantaranya,

taman kanak-kanak (TK) yang terletak disebelah barat MI Asas

Page 60: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

60

Islam Kalibening yang bernama TK Masyithoh dan terdapat sekolah

menengah kejuruan (SMK) yang terletak di sebelah barat TK

Masyithoh yaitu SMK N 03 Salatiga, serta MI Asas Islam

Kalibening yang menjadi subjek penelitian.

b. Profil sekolah

Madrasah Ibtidaiyah yang terletak di Jalan Ja‟far Shodiq

Nomor 17, Desa Kalibening Kecamatan Tingkir ini memiliki luas

tanah 3135 m2

dengan luas bangunan 875 m2. Bangunan terdiri dari

15 ruang kelas (kelas I-VI), satu ruang kepala sekolah dan satu ruang

guru, satu ruang sebagai tempat beribadah, satu ruang UKS, tujuh

jamban , satu lapangan upacara dan satu gudang.

c. Visi dan misi sekolah

1) Visi

Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening sebagai lembaga

pendidikan menengah yang berciri khas Islam perlu

mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua peserta

didik, lembaga pengguna lulusan Madrasah dan masyarakat

dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam

Kalibening juga diharapkan merespon perkembangan dan

tantangan masa depan dalam ilmu pegetahuan dan teknologi

yang sangat pesat. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening

ingin mewujudkan harapan dan respon visi sebagai berikut :

Page 61: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

61

“Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan

amanat agama, Pancasila dan UUD 1945”

2) Misi

a) Menumbuhkan pengkajian agama Islam secara komprehensif

melalui pembinaan keimanan, keislaman dan akhlaqul

karimah.

b) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

c) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan

masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

d) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dengan

manajemen partisipatif.

d. Formasi sekolah

Formasi kepegawaian di MI Asas Islam Kalibening terdiri dari 1

orang Kepala Sekolah, 19 orang guru mata pelajaran dan 1 orang

penjaga madrasah.

Tabel 3.1

Formasi MI Asas Islam Kalibening

No Nama L/P Status Jabatan Pend.

Page 62: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

62

Terakhir

1. Asa Anfaida Maslina P GTY Ka. MIS S1

2. Zulfa Anturida L PNS Guru S1

3. S. Miskiyah P PNS Guru S1

Bersambung .....

Selanjutnya .....

4. Siti Khairiyah P PNS Guru S1

5. Purwati P PNS Guru S1

6. Yuli Arifah P GTY Guru S1

7. Eka Santi Budiharni P GTY Guru S1

8. Atina Amalia S P GTY Guru S1

9. Sa‟adatul Mutamimah P GTY Guru S1

10. Febrina Yuani P P GTY Guru S1

11. Syarifatul Umami P GTY Guru S1

12. Sulis Setyowati P GTY Guru S1

13. Betty Widya Asri P GTY Guru S1

14. Gatran Catur SW L GTY Guru S1

15. Ernawati P GTY Guru S1

16. Nurul Fadlilah P GTY Guru S1

17. Tika Laraswati P GTY Guru S1

18. Rini Riftiyani P GTY Guru S1

19. Da‟i Sholih L GTY Guru S1

Page 63: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

63

20. Sulhan Hadi L PTY Penjaga SLTA

e. Kesiswaan

Berikut adalah data peserta didik tahun pelajaran 2017 / 2018 MI

Asas Islam Kalibening :

Tabel 3.2

Jumlah peserta didik setiap kelas MI Asas Islam Kalibening

Tahun Ajaran 2017/2018

No. Kelas Banyaknya Siswa Jumlah Ruang

Kelas

1. I 90 3

2. II 74 3

3. III 82 3

4. IV 59 2

5. V 59 2

6. VI 50 2

Jumlah 412 15

Berdasarkan tabel diatas jumlah peserta didik di MI Asas Islam

Kalibening, diketahui bahwa :

1) Jumlah siswa pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 412 siswa

dan memiliki jumlah ruang kelas sebanyak 15 ruang.

Page 64: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

64

2. Subyek penelitian

a. Jumlah peserta didik

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA MI Asas

Islam Kalibening Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2017/2018.

Berdasarkan tabel 3.2 tentang jumlah siswa. Jumlah siswa kelas V

keseluruhan adalah 59 siswa sedangkan untuk jumlah subyek yang

diteliti yaitu kelas VA adalah 29. Terdiri dari 15 siswa laki-laki dan

14 siswa perempuan.

Tabel 3.3

Daftar nama siswa kelas VA MI Asas Islam Kalibening

Tahun Ajaran 2017/2018

No. Nama L/P

1. Siswa 1 P

2. Siswa 2 L

3. Siswa 3 P

4. Siswa 4 P

5. Siswa 5 L

Page 65: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

65

6. Siswa 6 P

7. Siswa 7 L

8. Siswa 8 L

9. Siswa 9 L

Bersambung.....

Selanjutnya .....

10. Siswa 10 L

11. Siswa 11 L

12. Siswa 12 P

13. Siswa 13 P

14. Siwa 14 P

15. Siswa 15 P

16. Siswa 16 P

17. Siswa 17 L

18. Siswa 18 L

19. Siswa 19 L

20. Siswa 20 L

21. Siswa 21 L

22. Siswa 22 P

23. Siswa 23 P

24. Siswa 24 P

25. Siswa 25 L

Page 66: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

66

26. Siswa 26 P

27. Siswa 27 L

28. Siswa 28 P

29. Siswa 29 L

B. Pelaksanaan Penelitian

Sudah disampaikan di muka bahwa secara garis besar penelitian

tindakan kelas dilaksanakan dalam empat tahap yaitu rencana, pelaksanaan,

pengamatan / pengumpulan data dan refleksi. Adapun lebih rincinya

tahapan-tahapan tersebut akan disampaikan dibawah ini, sedangkan data

dan pembahasannya akan disampaikan pada Bab IV

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2018 dengan

materi pokok mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.

Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Membuat RPP.

b) Peneliti menyiapkan instrumen penilaian untuk guru dan

siswa.

c) Peneliti menyiapkan sumber belajar berupa buku paket

matematika.

Page 67: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

67

d) Peneliti menyiapkan kartu tanya jawab.

e) Menyusun lembar evaluasi pre-test atau post-test.

2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan awal

a) Guru mengucap salam.

b) Guru mengajak siswa berdo‟a bersama dan absensi.

c) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada anak-anak

dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai materi

yang akan dipelajari.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti

a) Guru mengadakan pre-test.

b) Guru menjelaskan apa itu pecahan biasa, pecahan desimal

dan persen.

c) Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan dan

memberikan contoh dari pecahan biasa, pecahan desimal dan

persen dengan menuliskannya di papan tulis.

d) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu

mengenai mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk

pecahan desimal dan persen.

e) Guru menjelaskan cara mengubah bentuk pecahan biasa ke

bentuk pecahan desimal dan persen.

f) Guru menyiapkan beberapa kartu soal jawab.

Page 68: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

68

g) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A

membawa kartu berisi soal dan kelompok B membawa kartu

berisi jawaban.

h) Guru membagikan kartu ke masing-masing siswa.

i) Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu yang

mereka pegangnya.

j) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang

sesuai dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.

k) Setiap siswa menuliskan soal beserta jawaban di papan tulis

guna dikoreksi bersama.

l) Setelah semua siswa menuliskan di papan tulis, kartu

dikumpulkan kembali.

m) Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi

persen dan sebaliknya.

n) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok seperti yang

sudah dilakukan sebelumnya.

o) Untuk babak selanjutnya siswa diberi kartu yang berbeda,

kelompok A mendapatkan kartu berupa jawaban dan

kelompok B mendapatkan kartu berupa soal.

p) Guru meminta setiap siswa kelompok B menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu yang

mereka pegangnya.

Page 69: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

69

q) Guru meminta siswa menuliskan soal dan jawaban di papan,

kemudian kartu dikumpulkan kembali.

r) Guru memberikan lembar soal pada masing-masing siswa.

s) Guru mengadakan tes ulangan.

3) Pengamatan

Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat

pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan

menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan

siswa.

4) Refleksi

a) Pada siklus I terlihat beberapa siswa belum mengerti

mengenai kartu soal jawab sehingga kegiatan pembelajaran

belum sepenuhnya berjalan dengan lancar.

b) Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia

dengan tepat dalam mengerjakan soal post-test.

c) Pada saat mencari pasangan dalam kartu soal jawab semua

siswa menemukan pasangan, hanya saja sebagian siswa

membutuhkan waktu untuk menemukan pasangan dari kartu

tersebut.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at, 13 April 2018 dengan

materi pokok mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.

Page 70: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

70

Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut.

a. Siklus II

1) Perencanaan

a) Membuat RPP.

b) Peneliti menyiapkan instrumen penilaian untuk guru dan

siswa.

c) Peneliti menyiapkan sumber belajar.

d) Peneliti menyiapkan kartu soal jawab.

e) Menyusun lembar evaluasi pre-test atau post-test.

2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan awal

a) Guru memberikan salam pembuka.

b) Mengajak siswa berdo‟a bersama dan absensi.

c) Apersepsi dan motivasi dengan tanya jawab materi

mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen

materi yang sudah dipelajari kemarin.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti

a) Guru mengadakan pre-test.

b) Guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan contoh

pecahan biasa, pecahan desimal dan bentuk persen seperti

yang dilakukan sebelumnya.

Page 71: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

71

c) Guru menuliskan beberapa soal mengenai cara mengubah

pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen di papan tulis.

d) Guru menunjuk beberapa siswa yang nilainya belum

memenuhi KKM pada kegiatan siklus I untuk mengerjakan

soal di papan tulis.

e) Guru menyiapkan kartu soal jawab.

f) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A

membawa kartu berupa soal dan kelompok B membawa

kartu berupa jawaban.

g) Guru membagikan kartu pada masing-masing siswa.

h) Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu

miliknya.

i) Guru meminta setiap siswa dari kelompok B menganalisis

jawaban untuk menemukan pertanyaan atas jawaban yang

tertera pada kartu miliknya.

j) Guru meminta siswa dari kelompok A menyebutkan soal

yang dipegangnya dan meminta siswa dari kelompok B

untuk menjawab dengan menyebutkan jawaban dari kartu

yang dipegangnya.

k) Kartu dikumpulkan kembali kepada guru.

l) Guru membagi kartu soal jawab lagi, kelompok A membawa

kartu berisi jawaban dan kelompok B membawa kartu berisi

Page 72: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

72

soal mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk persen

dan sebaliknya.

m) Guru meminta setiap siswa kelompok B menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu

miliknya.

n) Guru meminta setiap siswa dari kelompok A menganalisis

jawaban untuk menemukan pertanyaan atas jawaban yang

tertera pada kartu miliknya.

o) Guru meminta siswa dari kelompok B menyebutkan soal

yang dipegangnya dan meminta siswa dari kelompok A

untuk menjawab dengan menyebutkan jawaban dari kartu

yang dipegangnya.

p) Kartu dikumpulkan kembali kepada guru.

q) Guru memberikan hadiah untuk siswa yang aktif selama

KBM

r) Guru mengadakan tes ulangan.

3) Pengamatan

Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat

pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan

menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan

siswa.

4) Refleksi

Page 73: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

73

a) Pada siklus II terlihat semua siswa sudah mengerti mengenai

kartu soal jawab sehingga kegiatan pembelajaran berjalan

dengan lancar.

b) Sebagian siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu

yang tersedia dengan baik dalam mengerjakan soal post-test.

c) Pada saat mencari pasangan dalam kartu soal jawab semua

siswa menemukan pasangan sesuai waktu yang ditentukan

guru.

Page 74: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari tiap-tiap siklus

yang meliputi : hasil observasi, kegiatan siswa saat KBM, hasil ulangan sebelum

dan setiap akhir siklus.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pra Siklus

Kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian memang

pembelajaran Matematika materi mengubah pecahan ke bentuk desimal

dan persen di MI Asas Islam Kalibening menurut peneliti sudah berjalan

dengan baik dan kondusif. Guru mapel menurut peneliti juga sudah

menjelaskan materi dengan padat dan jelas tentang materi mengubah

pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen. Perhatian guru terhadap

siswa ketika pembelajaran juga sudah baik. Siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik meskipun ada beberapa siswa yang belum

fokus terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru. Akan tetapi ketika

peneliti memberikan ulangan di akhir pembelajaran atau post test.

Page 75: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

75

Sebagian besar siswa di kelas tersebut masih belum tuntas, seperti tabel

nilai dibawah ini :

Tabel 4.1

Hasil Nilai Post-test Pra Siklus

No. Nama Nilai Hasil

1. Siswa 1 30 Tidak Tuntas

2. Siswa 2 30 Tidak Tuntas

3. Siswa 3 50 Tidak Tuntas

4. Siswa 4 50 Tidak Tuntas

5. Siswa 5 55 Tidak Tuntas

6. Siswa 6 65 Tuntas

7. Siswa 7 55 Tidak Tuntas

8. Siswa 8 30 Tidak Tuntas

9. Siswa 9 80 Tuntas

10. Siswa 10 0 Tidak Tuntas

11. Siswa 11 85 Tuntas

12. Siswa 12 65 Tuntas

13. Siswa 13 30 Tidak Tuntas

Page 76: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

76

14. Siswa 14 75 Tuntas

15. Siswa 15 70 Tuntas

16. Siswa 16 25 Tidak Tuntas

17. Siswa 17 35 Tidak Tuntas

18. Siswa 18 25 Tidak Tuntas

Bersambung .....

Selanjutnya .....

19. Siswa 19 15 Tidak Tuntas

20. Siswa 20 0 Tidak Tuntas

21. Siswa 21 30 Tidak Tuntas

22. Siswa 22 55 Tidak Tuntas

23. Siswa 23 20 Tidak Tuntas

24. Siswa 24 15 Tidak Tuntas

25. Siswa 25 35 Tidak Tuntas

26. Siswa 26 85 Tuntas

27. Siswa 27 0 Tidak Tuntas

28. Siswa 28 75 Tuntas

29. Siswa 29 15 Tidak Tuntas

Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas 41,3. Siswa

yang tuntas sebanyak 8 orang sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 21

orang.

Page 77: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

77

Setelah peneliti melakukan perenungan kembali terhadap proses

pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan meminta masukan kepada

guru serta kepada siswa kelas VA, maka dapat penulis identifikasi

penyebab rendahnya hasil belajar tersebut berasal dari siswa dan guru itu

sendiri. Dari beberapa siswa yang peneliti tanya mengenai kesulitan apa

yang terjadi pada pembelajaran. Para siswa menjawab bahwa

kesulitannya yaitu memahami konsep dari materi yang disampaikan oleh

guru dikarenakan hanya menggunakan metode ceramah. Ketika guru

menjelaskan para siswa paham, namun ketika mengingat kembali konsep

dari materi yang disampaikan siswa kesulitan. Oleh karena itu peneliti

menyimpulkan bahwa perlunya diadakan perbaikan tindakan dalam

kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode latihan

terbimbing dan model pembelajaran Make A Match.

2. Deskripsi Hasil Siklus I

Pada siklus I peneliti mencoba menggunakan metode latihan

terbimbing dan model pembelajaran Make A Match pada proses

pembelajaran Matematika materi mengubah pecahan biasa ke bentuk

desimal dan persen yang dilaksanakan pada hari kamis 12 April 2018.

Beberapa pelaksanaannya adalah sebagai berikut ; dalam perencanaan

tindakan kelas peneliti telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), kemudian membuat instrumen penilaian untuk guru dan siswa.

Selain itu peneliti juga menyiapkan materi pembelajaran berupa

Page 78: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

78

fotokopian materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen

dan membuat lembar observasi berupa soal-soal.

Selanjutnya, guru masuk kelas dengan mengucap salam dan tak lupa

mengajak siswanya untuk berdo‟a bersama serta absensi siswa. Kemudian

guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi kepada siswa,

selain itu guru juga melakukan tanya jawab mengenai materi mengubah

pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.

Setelah melakukan apersepsi, guru mengadakan pre-test guna

mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Kemudian guru

menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah

jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan

terbimbing dan model pembelajaran Make A Match. Setelah menjelaskan

tujuan dan langkah-langkah, guru menjelaskan kembali mengenai materi

mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal. Langkah selanjutnya yaitu

guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A memegang

kartu berisi soal dan kelompok B memegang kartu jawab mengenai

mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal yang telah diberikan guru.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari pasangan dari

masing-masing kartu yang dibawanya.

Setelah 15 menit kegiatan mencari pasangan dari kartu soal jawab

selesai dan setiap kelompok diminta menulis soal beserta jawabannya di

papan tulis guna dikoreksi bersama. Kemudian guru menjelaskan materi

mengubah pecahan biasa ke bentuk persen. Guru membagi lagi siswa

Page 79: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

79

menjadi dua kelompok, kelompok A memegang kartu berisi jawab dan

kelompok B memegang kartu soal mengenai mengubah pecahan biasa ke

bentuk persen yang telah diberikan guru. Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk mencari pasangan dari masing-masing kartu yang

dibawanya. Setelah masing-masing siswa menemukan pasangan dari

kartu yang dibawanya, guru memanggil masing-masing siswa untuk maju

ke depan dan menuliskan soal berserta jawaban di papan tulis.

Selanjutnya guru mengadakan tes ulangan. Dan hasil evaluasi dari siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Pada saat yang sama, kolaborator melakukan pengamatan dengan

mengisi instrumen yang disiapkan oleh peneliti. Instrumen tersebut

meliputi : pengamatan kegiatan guru, siswa saat kegiatan belajar

mengajar. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.2

Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus I

No

.

Nama Nilai Hasil

Pre-test Post-test

1. Siswa 1 95 100 Tuntas

2. Siswa 2 15 55 Tidak Tuntas

3. Siswa 3 80 80 Tuntas

4. Siswa 4 90 95 Tuntas

5. Siswa 5 35 70 Tidak Tuntas

Page 80: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

80

6. Siswa 6 45 55 Tidak Tuntas

7. Siswa 7 75 75 Tuntas

8. Siswa 8 95 100 Tuntas

9. Siswa 9 95 95 Tuntas

10. Siswa 10 35 25 Tidak Tuntas

Bersambung .....

Selanjutnya .....

11. Siswa 11 0 0 Tidak Tuntas

12. Siswa 12 35 70 Tidak Tuntas

13. Siswa 13 100 100 Tuntas

14. Siswa 14 55 80 Tuntas

15. Siswa 15 90 90 Tuntas

16. Siswa 16 65 70 Tuntas

17. Siswa 17 85 100 Tuntas

18. Siswa 18 65 70 Tuntas

19. Siswa 19 10 30 Tidak Tuntas

20. Siswa 20 45 70 Tidak Tuntas

21. Siswa 21 35 55 Tidak Tuntas

22. Siswa 22 80 90 Tuntas

23. Siswa 23 70 90 Tuntas

24. Siswa 24 100 100 Tuntas

25. Siswa 25 95 95 Tuntas

Page 81: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

81

26. Siswa 26 85 90 Tuntas

27. Siswa 27 20 35 Tuntas

28. Siswa 28 100 100 Tuntas

29. Siswa 29 25 45 Tidak Tuntas

Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas pada pre-test

60,6 dan terjadi kenaikan menjadi 73,4. Siswa yang tuntas sebanyak 19

orang sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 10 orang. Akan tetapi hal ini

belum mencapai kriteria yang diinginkan yaitu siswa yang memperoleh

nilai diatas KKM yakni 60 sebanyak 85%.

Tabel 4.3

Tabel Observasi Siswa Siklus I

No. Kegiatan / aspek

yang dinilai

Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

sekali

1. Antusias siswa

dalam mengikuti

KBM

2 Keaktifan siswa

dalam mencari

pasangan kartu

Page 82: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

82

soal jawab

Bersambung .....

Selanjutnya .....

3 Ketelitian siswa

dalam

mengerjakan soal

di papan tulis

4 Keaktifan siswa

dalam bertanya

5 Keaktifan siswa

dalam menjawab

pertanyaan

Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan kurang,

perlu adanya kriteria. Dibawah ini adalah kriteria masing-masing aspek

yang dinilai.

a. Antusias siswa dalam mengikuti KBM : Baik sekali, jika siswa

melaksanakan tugas yang diberikan guru, jika siswa bisa

Page 83: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

83

melaksanakan arahan yang diperintah oleh guru, siswa fokus dalam

belajar. Baik, jika siswa sudah fokus dalam belajar tapi belum begitu

aktif dalam melaksanakan arahan yang diperintah guru. Cukup, jika

siswa sudah fokus dengan pelajaran, akan tetapi perhatian beralih

kepada yang lain. Kurang, jika siswa tidak fokus dengan pelajaran.

b. Keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartu : Baik sekali, jika

semua siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu dan

mencari pasangan dari kartu tersebut. Baik, jika sebagian besar siswa

aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan mencari

pasangan dari kartu tersebut. Cukup, jika sebagian kecil siswa aktif

mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan mencari

pasangan dari kartu tersebut. Kurang, jika hanya beberapa siswa

yang aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan

mencari pasangan dari kartu tersebut.

c. Ketelitian siswa dalam mengerjakan soal di papan tulis : Baik sekali,

jika siswa dapat mengerjakan soal dengan benar dan tepat sesuai

konsep yang diajarkan oleh guru. Baik, jika siswa dapat mengerjakan

soal dengan benar tetapi kurang sesuai konsep yang diajarkan oleh

guru. Cukup, jika siswa dapat mengerjakan soal dengan konsepnya

sendiri dan tidak sesuai dengan konsep yang diajarkan oleh guru.

Kurang, jika siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar.

d. Keaktifan dalam bertanya : Baik sekali, jika sebagian besar siswa

yang bertanya sesuai materi. Baik, jika sebagian kecil siswa yang

Page 84: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

84

bertanya sesuai materi dan sebagian besar hanya pasif

mendengarkan. Cukup, jika hanya beberapa siswa bertanya sesuai

materi. Kurang, jika tidak ada satu pun siswa yang bertanya

mengenai materi yang sedang diajarkan.

e. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan : Baik sekali, jika

siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru maupun teman

sekelasnya. Baik, jika sebagian dari siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dari guru maupun teman sekelasnya. Cukup, jika hanya

beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun

teman sekelasnya setelah ditunjuk oleh guru terlebih dahulu. Kurang,

jika tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun

teman sekelasnya.

Tabel 4.4

Tabel Observasi Guru Siklus I

No. Kegiatan / aspek

yang di amati

Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

1. Kesesuaian RPP √

2. Penyampaian

materi jelas

3. Penggunaan waktu

sesuai rencana

4. Penggunaan √

Page 85: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

85

metode

pembelajaran

Bersambung .....

Selanjutnya .....

5. Penggunaan model

pembelajaran

6. Perhatian terhadap

siswa

7. Memberi motivasi

kepada siswa

Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan

kurang, perlu adanya kriteria. Di bawah ini adalah kriteria masing-

masing aspek yang dinilai.

a. Kesesuaian RPP : Baik sekali, jika pembelajaran berjalan sesuai

yang direncanakan. Baik, jika ada beberapa langkah dalam RPP

yang tidak dilaksanakan. Cukup, jika hanya beberapa langkah

dalam pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Kurang, jika

pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan yang direncakan.

Page 86: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

86

b. Penyampaian materi jelas : Baik sekali, jika guru menyampaikan

materi dengan padat dan jelas sesuai dengan disertai konsep dari

materi yang dibahas. Baik, jika guru menyampaikan materi

dengan padat dan jelas. Cukup, jika guru menyampaikan materi

dengan kata-kata yang panjang sehingga sulit dimengerti siswa.

Kurang, jika yang guru sampaikan tidak sesuai dengan materi.

c. Penggunaan waktu sesuai rencana : Baik sekali, jika guru masuk

kelas tepat dan jalannya pembelajaran hingga selesai tepat waktu.

Baik, jika ada keterlambatan sedikit sehingga tidak sesuai dengan

waktu yang direncanakan. Cukup, jika ada keterlambatan yang

cukup lama dari waktu yang direncanakan. Kurang, jika guru

masuk kelas sudah terlambat, jalannya pembelajaran hingga

selesai tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.

d. Penggunaan metode : Baik sekali, jika guru melaksanakan

metode sesuai dengan urutan yang direncanakan dan penggunaan

metode sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Baik, jika

sudah sesuai dengan urutan yang direncanakan tetapi masih ada

sedikit kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah pelaksanaan

metode tidak berurutan dan pembagian alokasi waktu yang

kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan metode yang

direncanakan.

e. Penggunaan model pembelajaran : Baik sekali, jika guru

melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan urutan yang

Page 87: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

87

direncanakan dan penggunaan model pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang tersedia. Baik, jika sudah sesuai

dengan urutan yang direncanakan tetapi masih ada sedikit

kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah pelaksanaan model

pembelajaran tidak berurutan dan pembagian alokasi waktu yang

kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan model

pembelajaran yang direncanakan.

f. Perhatian terhadap siswa : Baik sekali, jika guru menegur siswa

yang mengobrol dengan temannya, menegur siswa yang tidak

sesuai yang tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran,

mengelilingi siswa, dan menanyakan kesulitan siswa. Baik, jika

guru mengelilingi kelas dan menegur siswa yang tidak fokus

dalam kegiatan pembelajaran. Cukup, jika guru hanya

mengelilingi kelas. Kurang, jika guru hanya berdiam diri di meja

guru.

g. Memberi motivasi kepada siswa : Baik sekali, jika guru

memotivasi agar bersungguh-sungguh dalam mencari pasangan

kartu soal jawab dan mengerjakan soal agar mendapat nilai baik.

Baik, jika guru memberi motivasi untuk bersungguh-sungguh

dalam mengerjakan soal. Cukup, jika guru memotivasi untuk

mendapat nilai baik. Kurang, jika guru tidak memberi motivasi.

Melihat dari hasil pengamatan pada tabel 4.3 keaktifan

mencari pasangan untuk kartu soal jawab baik, ketelitian siswa

Page 88: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

88

dalam mengerjakan soal di papan tulis baik, keaktifan siswa

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan kurang. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan karena belum

terbiasa menggunakan metode latihan terbimbing dan model

Make A Match.

Dengan demikian, pada siklus II perlu adanya motivasi yang

dapat mendorong siswa lebih berkompeten dengan memberikan

hadiah berupa bolpoin pada siswa yang aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

3. Deskripsi Hasil Siklus II

Pada siklus II peneliti mencoba menggunakan metode latihan dan

model Make A Match pada proses pembelajaran matematika materi

mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen, yang

dilaksanakan pada hari Jum‟at 13 April 2018. Beberapa tahap

pelaksanaannya adalah sebagai berikut, dalam perencanaan tindakan kelas

ini peneliti telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kemudian

membuat instrumen penilaian untuk guru dan siswa. Selain itu peneliti

juga menyiapkan materi pembelajaran berupa fotokopian materi dan soal-

soal serta menyiapkan kartu soal jawab.

Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan tahap ini guru

masuk kelas dengan mengucap salam dan mengajak siswa untuk berdo‟a

bersama serta mengabsen siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi

untuk memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu, guru juga

Page 89: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

89

melakukan tanya jawab mengenai materi mengubah pecahan biasa ke

bentuk desimal dan persen. Setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa.

Selanjutnya, guru mengadakan pre-test untuk mengetahui

kemampuan awal yang dimiliki siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan,

guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan contoh bentuk pecahan

biasa, desimal dan persen. Kemudian guru menuliskan beberapa soal

mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen untuk

dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas pada siklus I. Setelah beberapa

siswa mengerjakan soal di papan tulis, guru menjelaskan langkah-langkah

jalannya pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dan model

pembelajaran Make A Match.

Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu A dan

B. Kelompok A memegang kartu berisi soal dan kelompok B memegang

kartu jawab mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal yang

telah diberikan guru. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menganalisis jawaban dan mencari pasangan dari masing-masing kartu

yang dibawanya. Setelah semua siswa menemukan pasangan dari kartu

tersebut, guru meminta setiap siswa dari kelompok A menyebutkan soal

yang dipegang dan kelompok B menyebutkan jawaban dari soal tersebut.

Selanjutnya guru membagi kartu soal jawab kembali kepada masing-

masing kelompok mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk persen.

Kelompok A mendapatkan kartu jawaban sedangkan kelompok B

Page 90: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

90

mendapatkan kartu soal, kemudian guru meminta masing-masing siswa

menganalisis soal dan jawaban serta mencari pasangan dari kartu yang

dibawa masing-masing siswa. Langkah selanjutnya yaitu guru meminta

masing-masing siswa dari kelompok B menyebutkan soal dari kartu yang

dibawanya dan kelompok A menyebutkan jawaban dari soal yang telah

disampaikan oleh kelompok B. Setelah selesai, kartu dikumpulkan

kembali kepada guru. Selanjutnya siswa dipersilahkan duduk kembali dan

guru mengumumkan nama-nama siswa yang aktif selama KBM untuk

diberikan reward atau hadiah berupa bolpoin. Kemudian guru

mengadakan tes ulangan. Dan hasil dari evaluasi dari tindakan siklus II

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Pada saat yang sama, kolaborator melakukan pengamatan dengan

mengisi instrumen yang sudah disiapkan, meliputi : pengamatan kegiatan

guru dan siswa selama KBM. Dan hasil dari pengamatan tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.5

Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus II

No

.

Nama Nilai Hasil

Pre-test Post-test

1. Siswa 1 95 100 Tuntas

2. Siswa 2 61 60 Tuntas

3. Siswa 3 90 92 Tuntas

Bersambung .....

Page 91: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

91

Selanjutnya .....

4. Siswa 4 98 100 Tuntas

5. Siswa 5 66 75 Tuntas

6. Siswa 6 50 55 Tidak Tuntas

7. Siswa 7 65 71 Tuntas

8. Siswa 8 90 92 Tuntas

9. Siswa 9 83 82 Tuntas

10. Siswa 10 39 57 Tidak Tuntas

11. Siswa 11 93 100 Tuntas

12. Siswa 12 86 88 Tuntas

13. Siswa 13 96 96 Tuntas

14. Siswa 14 100 100 Tuntas

15. Siswa 15 91 98 Tuntas

16. Siswa 16 71 75 Tuntas

17. Siswa 17 85 78 Tuntas

18. Siswa 18 86 87 Tuntas

19. Siswa 19 60 70 Tuntas

20. Siswa 20 90 90 Tuntas

21. Siswa 21 73 82 Tuntas

22. Siswa 22 51 53 Tidak Tuntas

23. Siswa 23 78 89 Tuntas

Bersambung .....

Page 92: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

92

Selanjutnya .....

24. Siswa 24 100 100 Tuntas

25. Siswa 25 86 87 Tuntas

26. Siswa 26 88 90 Tuntas

27. Siswa 27 88 93 Tuntas

28. Siswa 28 98 100 Tuntas

29. Siswa 29 58 50 Tidak Tuntas

Dari data diatas dapat diiketahui bahwa rata-rata kelas pada pre-test

76,6 dan terjadi kenaikan menjadi 83,1. Siswa yang tuntas sebanyak 25

orang sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 4 orang. Akan tetapi hal ini

sudah mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan yaitu siswa yang

memperoleh nilai diatas KKM yakni 60 sebanyak 86%.

Page 93: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

93

Tabel 4.6

Tabel Observasi Siswa Siklus II

No. Kegiatan / aspek

yang dinilai

Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

sekali

1. Antusias siswa

dalam mengikuti

KBM

2 Keaktifan siswa

dalam mencari

pasangan kartu

soal jawab

3 Ketelitian siswa

dalam

mengerjakan soal

di papan tulis

4 Keaktifan siswa

dalam bertanya

5 Keaktifan siswa

dalam menjawab

pertanyaan

Page 94: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

94

Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan kurang, perlu

adanya kriteria. Dibawah ini adalah kriteria masing-masing aspek yang

dinilai.

a. Antusias siswa dalam mengikuti KBM : Baik sekali, jika siswa

melaksanakan tugas yang diberikan guru, jika siswa bisa

melaksanakan arahan yang diperintah oleh guru, siswa fokus dalam

belajar. Baik, jika siswa sudah fokus dalam belajar tapi belum

begitu aktif dalam melaksanakan arahan yang diperintah guru.

Cukup, jika siswa sudah fokus dengan pelajaran, akan tetapi

perhatian beralih kepada yang lain. Kurang, jika siswa tidak fokus

dengan pelajaran.

b. Keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartu : Baik sekali, jika

semua siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu dan

mencari pasangan dari kartu tersebut. Baik, jika sebagian besar

siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan

mencari pasangan dari kartu tersebut. Cukup, jika sebagian kecil

siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan

mencari pasangan dari kartu tersebut. Kurang, jika hanya beberapa

siswa yang aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal

dan mencari pasangan dari kartu tersebut.

c. Ketelitian siswa dalam mengerjakan soal di papan tulis : Baik

sekali, jika siswa dapat mengerjakan soal dengan benar dan tepat

sesuai konsep yang diajarkan oleh guru. Baik, jika siswa dapat

Page 95: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

95

mengerjakan soal dengan benar tetapi kurang sesuai konsep yang

diajarkan oleh guru. Cukup, jika siswa dapat mengerjakan soal

dengan konsepnya sendiri dan tidak sesuai dengan konsep yang

diajarkan oleh guru. Kurang, jika siswa tidak dapat mengerjakan

soal dengan benar.

d. Keaktifan dalam bertanya : Baik sekali, jika sebagian besar siswa

yang bertanya sesuai materi. Baik, jika sebagian kecil siswa yang

bertanya sesuai materi dan sebagian besar hanya pasif

mendengarkan. Cukup, jika hanya beberapa siswa bertanya sesuai

materi. Kurang, jika tidak ada satu pun siswa yang bertanya

mengenai materi yang sedang diajarkan.

e. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan : Baik sekali, jika

siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru maupun teman

sekelasnya. Baik, jika sebagian dari siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dari guru maupun teman sekelasnya. Cukup, jika hanya

beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun

teman sekelasnya setelah ditunjuk oleh guru terlebih dahulu.

Kurang, jika tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan dari guru

maupun teman sekelasnya.

Page 96: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

96

Tabel 4.7

Tabel Observasi Guru Siklus II

No. Kegiatan / aspek

yang di amati

Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

1. Kesesuaian RPP √

2. Penyampaian

materi jelas

3. Penggunaan waktu

sesuai rencana

4. Penggunaan

metode

pembelajaran

5. Penggunaan model

pembelajaran

6. Perhatian terhadap

siswa

7. Memberi motivasi

kepada siswa

Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan kurang,

perlu adanya kriteria. Di bawah ini adalah kriteria masing-masing

aspek yang dinilai.

Page 97: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

97

a. Kesesuaian RPP : Baik sekali, jika pembelajaran berjalan sesuai

yang direncanakan. Baik, jika ada beberapa langkah dalam RPP

yang tidak dilaksanakan. Cukup, jika hanya beberapa langkah

dalam pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Kurang, jika

pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan yang direncakan.

b. Penyampaian materi jelas : Baik sekali, jika guru menyampaikan

materi dengan padat dan jelas sesuai dengan disertai konsep dari

materi yang dibahas. Baik, jika guru menyampaikan materi

dengan padat dan jelas. Cukup, jika guru menyampaikan materi

dengan kata-kata yang panjang sehingga sulit dimengerti siswa.

Kurang, jika yang guru sampaikan tidak sesuai dengan materi.

c. Penggunaan waktu sesuai rencana : Baik sekali, jika guru masuk

kelas tepat dan jalannya pembelajaran hingga selesai tepat

waktu. Baik, jika ada keterlambatan sedikit sehingga tidak

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Cukup, jika ada

keterlambatan yang cukup lama dari waktu yang direncanakan.

Kurang, jika guru masuk kelas sudah terlambat, jalannya

pembelajaran hingga selesai tidak sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

d. Penggunaan metode : Baik sekali, jika guru melaksanakan

metode sesuai dengan urutan yang direncanakan dan

penggunaan metode sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

Baik, jika sudah sesuai dengan urutan yang direncanakan tetapi

Page 98: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

98

masih ada sedikit kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah

pelaksanaan metode tidak berurutan dan pembagian alokasi

waktu yang kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan

metode yang direncanakan.

e. Penggunaan model pembelajaran : Baik sekali, jika guru

melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan urutan yang

direncanakan dan penggunaan model pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang tersedia. Baik, jika sudah sesuai

dengan urutan yang direncanakan tetapi masih ada sedikit

kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah pelaksanaan model

pembelajaran tidak berurutan dan pembagian alokasi waktu

yang kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan model

pembelajaran yang direncanakan.

f. Perhatian terhadap siswa : Baik sekali, jika guru menegur siswa

yang mengobrol dengan temannya, menegur siswa yang tidak

sesuai yang tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran,

mengelilingi siswa, dan menanyakan kesulitan siswa. Baik, jika

guru mengelilingi kelas dan menegur siswa yang tidak fokus

dalam kegiatan pembelajaran. Cukup, jika guru hanya

mengelilingi kelas. Kurang, jika guru hanya berdiam diri di meja

guru.

g. Memberi motivasi kepada siswa : Baik sekali, jika guru

memotivasi agar bersungguh-sungguh dalam mencari pasangan

Page 99: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

99

kartu soal jawab dan mengerjakan soal agar mendapat nilai baik.

Baik, jika guru memberi motivasi untuk bersungguh-sungguh

dalam mengerjakan soal. Cukup, jika guru memotivasi untuk

mendapat nilai baik. Kurang, jika guru tidak memberi motivasi.

Melihat hasil pengamatan pada tabel 4.6, keaktifan mencari

pasangan kartu soal jawab baik sekali, ketelitian dalam mengerjakan

soal di papan tulis baik, keaktifan dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan cukup. Artinya menunjukkan kenaikan dari sebelumnya

pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dan model

pembelajaran Make A Match. Selain itu tabel observasi guru

menunjukkan peningkatan dari yang sebelumnya masih terdapat nilai

yang kurang, pada siklus II tidak lagi terdapat nilai yang kurang.

Dengan demikian, pada siklus II kegiatan sudah dipandang cukup dan

tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Karena dari lembar observasi

guru dan siswa menunjukkan peningkatan, selain itu hasil evaluasi

siswa juga menunjukkan kenaikan dari pra siklus hingga siklus II dan

sudah memenuhi indikator keberhasilan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dilihat dari hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan telah

mengalami kenaikan disetiap siklusnya, dimana jumlah ketuntasan

Page 100: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

100

terjadi kenaikan dari pra siklus, siklus I dan siklus I sedangkan jumlah

siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan. Prosentase ketuntasan

pra siklus 27%, pada siklus I 65%. Pada siklus II prosentase ketuntasan

86%. Untuk mengetahui peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Perolehan Hasil Belajar

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Aspek yang

dibandingkan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes

1. Jumlah nilai - 1200 1760 2130 2222 2410

2. Rata-rata nilai - 41,3 60,6 73,4 76,6 83,1

3. Nilai tertinggi - 85 100 100 100 100

4. Nilai terendah - 0 0 0 39 50

5. Jumlah tuntas - 8 17 21 25 25

6. Jumlah tidak

tuntas

- 21 12 8 4 4

Bersambung .....

Selanjutnya .....

7. Prosentase

ketuntasan

- 27% 59% 72% 86% 86%

Page 101: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

101

8. Prosentase

ketidaktuntasan

- 73% 41% 28% 14% 14%

Dilihat dari jumlah ketuntasan terjadi kenaikan dari pra siklus

hingga siklus II, sedangkan jumlah tidak tuntas mengalami penurunan.

Kenaikan dan penurunan ini bila digambarkan dalam grafik tampak

seperti dibawah ini.

Grafik 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar

Dilihat dari nilai perolehan nilai tertinggi evaluasi siswa pra siklus

hingga siklus II juga mengalami kenaikan. Dari perolehan pada pra siklus

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

Page 102: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

102

85 hingga siklus II 100. Nilai terendah juga mengalami kenaikan. Dari

nilai 0 hingga 50 dapat dilihat dari grafik 4.2.

Grafik 4.2

Nilai Hasil Belajar

BAB V

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Page 103: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

103

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode latihan terbimbing dan model pembelajaran Make A Match

yang diterapkan pada siswa kelas VA MI Asas Islam Kalibening pada mata

pelajaran Matematika materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal

dan persen dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Dari hasil evaluasi

yang dilakukan menunjukkan peningkatan yang signifikan, mula-mula pada

pra siklus diperoleh data 27% dari jumlah siswa keseluruhan yang mencapai

nilai diatas KKM yakni 60, pada siklus I mengalami peningkatan sebanyak

45% yang semula 27% menjadi 72%, namun masih terdapat kekurangan

yaitu sebagian siswa belum menemukan pasangan sesuai waktu yang

ditentukan dan guru masih kebingungan mengatasi keaktifan siswa karena

belum terbiasa menggunakan metode dan model tersebut sehingga proses

pembelajaran belum berjalan dengan lancar. Kemudian pada siklus II

mengalami peningkatan kembali menjadi 86%.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta

simpulan, maka peneliti akan menuliskan beberapa saran yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru ketika melaksanakan

pembelajaran dikelas :

Page 104: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

104

1. Inovasi pembelajaran yang mengacu pembelajaran berbasis siswa

hendaknya perlu untuk dikembangkan guna meningkatan kegiatan

belajar mengajar.

2. Sebaiknya guru perlu mencoba metode-metode dan model

pembelajaran yang lain karena jika guru hanya menggunakan metode

ceramah maka akan banyak siswa yang kurang paham dan hal tersebut

akan berdampak pada hasil belajar siswa.

3. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi

kepada siswa sehingga terbentuk rasa percaya diri.

Page 105: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

105

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Bumi Aksara.

Hartiny Sam‟s, Rosma. 2010 . Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Yogyakarta: Sukses Offset

Huda, Miftakhul. 2016. Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta

: Pustaka Pelajar

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas

Negeri Surabaya

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif . Yogyakarta : Ar Ruzz Media

Kurniasih, Imas, dkk. 2017. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. KATA

PENA.

Moleong, Lexy.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung

:RemajaRosdakarya.

N.K, Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nur Arifah, Fita. 2017. Panduan Menulis Penelitian Tindakan Kelas & Karya Tulis

Ilmiah untuk Guru. Yogyakarta : Araska.

Nur, Muhamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Pusat Sains dan

Matematika UNESA

Page 106: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

106

Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta

: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Mata Pelajaran

Matematika. Jakarta

Ratnawulan, Ellis, dkk.2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Rohani, Desi. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Bilangan Pecahan

Melalui Model Make A Match Pada Siswa Kelas V SD N Weru 01 Weru

Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Surakarta : Universitas Sebelas

Maret.

S. Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2017 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit

Alfabeta.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : CV. Widya Karya.

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta : Kencana

Wahyudi, Esa Nur dan Baharuddin. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Page 107: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

107

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

SIKLUS I

Sekolah : MI Asas Islam Kalibening

Mata Pelajaran : Matematika

Materi : Mengubah Bentuk Pecahan

Kelas / Semester : VA ( Lima A ) / II (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.

C. Indikator

1. Mengubah pecahan biasa menjadi desimal.

2. Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.

3. Mengubah pecahan ke bentuk persen.

4. Mengubah bentuk persen ke bentuk biasa.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat

membedakan antara pecahan biasa, pecahan desimal dan persen

dengan baik dan benar.

2. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu

tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi pecahan

desimal dan sebaliknya dengan baik dan benar.

3. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu

tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi persen

dan sebaliknya dengan baik dan benar.

Page 108: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

108

E. Materi Pembelajaran

1. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan

sebaliknya

a. Pecahan biasa menjadi pecahan desimal

1,234

Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, yaitu

dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, atau

seterusnya.

Contoh :

1)

=

x

=

= 0,6

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,

persepuluhan berarti satu angka dibelakang koma )

2)

=

x

=

= 0,25

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,

perseratusan berarti dua angka di belakang koma )

b. Pecahan desimal menjadi pecahan biasa

Cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, yaitu

mengubah pecahan desimal menjadi pecahan dengan penyebut

10, 100, 1000 atau seterusnya, dengan aturan sebagai berikut.

e. Pecahan dengan 1 angka dibelakang koma dijadikan

pecahan dengan penyebut 10.

f. Pecahan dengan 2 angka di belakang koma dijadikan

pecahan dengan penyebut 100

g. Pecahan dengan 3 angka dibelakang koma dijadikan

pecahan dengan penyebut 1.000, dan seterusnya.

Nilai tempat perseribuan

Nilai tempat perseratusan

Nilai tempat persepuluhan

Nilai tempat satuan

Page 109: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

109

h. Lalu, sederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana.

2. Mengubah pecahan biasa menjadi persen dan sebaliknya

a. Pecahan biasa menjadi persen

Cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen, yaitu

dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 100

Contoh :

1)

=

x

=

= 50 %

( pembilang dan penyebut dikali angka yang sama yaitu 25 )

2)

=

x

=

= 75 %

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama

yaitu 25 )

b. Persen menjadi pecahan biasa

Cara mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa, yaitu

mengubah bentuk persen menjadi pecahan berpenyebut 100,

kemudian sederhanakan.

Contoh :

c. 25% =

=

:

=

( Pembilang dan penyebut dibagi 25

)

d. 40% =

=

:

=

( Pembilang dan penyebut dibagi 20

)

F. Strategi Pembelajaran

1. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.

Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Latihan Terbimbing.

2. Media dan Alat Pembelajaran

a. Whiteboard

b. Board Marker

c. Media Kartu

3. Sumber Belajar

a. Buku Paket : Terampil Matematika 5 untuk Kelas 5 SD, Tri

Handoko , Jakarta : Yudhistira

b. Buku Paket : Terampil Berhitung Matematika untuk SD

kelas V, Sudwiyanto dkk, Jakarta : Erlangga

c. Buku Paket : ESPS untuk SD/MI Kelas V , Gunanto dkk,

Jakarta : Erlangga

Page 110: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

110

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis.

1) Guru memberikan salam pembuka di awal pembelajaran

2) Guru mengajak siswa berdo‟a bersama dengan khidmat

b. Memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran.

c. Guru memberikan apersepsi dan motivasikepada anak-anak

dengan memberikan beberapa pertanyaan.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru memberi lembar kerja pre-test pada setiap siswa.

b. Guru menjelaskan apa itu pecahan biasa, pecahan desimal dan

persen

c. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan dan

memberikan contoh dari pecahan biasa, pecahan desimal dan

persen.

d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu

mengenai mengubah bentuk pecahan.

e. Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi

pecahan desimal dan sebaliknya.

f. Guru menyiapkan beberapa kartu dan lembar kerja untuk siswa.

g. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A

sebagai pertanyaan dan kelompok B sebagai jawaban.

h. Guru membagikan kartu ke masing-masing siswa.

i. Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal didalam kartu yang dipegangnya.

j. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang sesuai

dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.

k. Setiap siswa menuliskan soal beserta jawaban di papan tulis

guna dikoreksi bersama

l. Setelah semua siswa menuliskan di papan tulis , kartu

dikumpulkan kembali.

m. Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi persen

dan sebaliknya.

n. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok seperti yang sudah

dilakukan sebelumnya.

o. Untuk babak selanjutnya siswa diberi kartu yang berbeda

,kelompok A mendapat kartu jawaban dan kelompok B

mendapat kartu soal

Page 111: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

111

p. Guru meminta siswa menuliskan soal beserta jawaban guna

dikoreksi bersama.

q. Setelah semua siswa menuliskan soal dan jawaban di papan tulis,

kartu dikumpulkan kembali.

r. Guru memberikan lembar soal pada siswa.

s. Setelah semua siswa selesai , lembar soal dikumpulkan kepada

guru.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi

yang sudah dipelajari.

b. Guru memberi tahu mengenai materi apa yang akan dipelajari di

pertemuan selanjutnya.

c. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca do‟a

dan mengucapkan salam.

H. Penilaian

Tes Tertulis : Skor

Dinilai dengan angka ( skoring )

Menyelesaikan soal pecahan biasa yang diubah menjadi pecahan

desimal dan persen dalam lembar kerja siswa

Jumlah soal : 20butir

Skor maksimal : 100

Skor setiap jawaban : 5

Menyetujui,

Kepala Madrasah

Asa Anfaida Maslina, S.Pd

Salatiga, 12 April 2018

Mengetahui,

Guru Matematika

Febrina Yuani Pamelang, S.Pd

Page 112: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

112

................................................

NIP.

...............................................

NIP.

Observer,

Tika Laraswati, S.Pd

................................................

NIP.

Peneliti,

Niesaa Fadlilah Yusuf

...............................................

Nim. 115-14-131

Page 113: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

SIKLUS II

Sekolah : MI Asas Islam Kalibening

Mata Pelajaran : Matematika

Materi : Mengubah Bentuk Pecahan

Kelas / Semester : VA ( Lima A ) / II (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

J. Kompetensi Dasar

5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.

K. Indikator

5. Mengubah pecahan biasa menjadi desimal.

6. Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.

7. Mengubah pecahan ke bentuk persen.

8. Mengubah bentuk persen ke bentuk biasa.

L. Tujuan Pembelajaran

4. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat

membedakan antara pecahan biasa, pecahan desimal dan persen

dengan baik dan benar.

5. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu

tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi pecahan

desimal dan sebaliknya dengan baik dan benar.

6. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu

tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi persen

dan sebaliknya dengan baik dan benar.

Page 114: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

114

M. Materi Pembelajaran

3. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan

sebaliknya

c. Pecahan biasa menjadi pecahan desimal

1,234

Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, yaitu

dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, atau

seterusnya.

Contoh :

3)

=

x

=

= 0,6

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,

persepuluhan berarti satu angka dibelakang koma )

4)

=

x

=

= 0,25

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,

perseratusan berarti dua angka di belakang koma )

d. Pecahan desimal menjadi pecahan biasa

Cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, yaitu

mengubah pecahan desimal menjadi pecahan dengan penyebut

10, 100, 1000 atau seterusnya, dengan aturan sebagai berikut.

i. Pecahan dengan 1 angka dibelakang koma dijadikan

pecahan dengan penyebut 10.

j. Pecahan dengan 2 angka di belakang koma dijadikan

pecahan dengan penyebut 100

Nilai tempat perseribuan

Nilai tempat perseratusan

Nilai tempat persepuluhan

Nilai tempat satuan

Page 115: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

115

k. Pecahan dengan 3 angka dibelakang koma dijadikan

pecahan dengan penyebut 1.000, dan seterusnya.

l. Lalu, sederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana.

4. Mengubah pecahan biasa menjadi persen dan sebaliknya

c. Pecahan biasa menjadi persen

Cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen, yaitu

dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 100

Contoh :

3)

=

x

=

= 50 %

( pembilang dan penyebut dikali angka yang sama yaitu 25 )

4)

=

x

=

= 75 %

( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama

yaitu 25 )

d. Persen menjadi pecahan biasa

Cara mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa, yaitu

mengubah bentuk persen menjadi pecahan berpenyebut 100,

kemudian sederhanakan.

Contoh :

e. 25% =

=

:

=

( Pembilang dan penyebut dibagi 25

)

f. 40% =

=

:

=

( Pembilang dan penyebut dibagi 20

)

N. Strategi Pembelajaran

4. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.

Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Latihan Terbimbing.

5. Media dan Alat Pembelajaran

d. Whiteboard

e. Board Marker

f. Media Kartu

6. Sumber Belajar

d. Buku Paket : Terampil Matematika 5 untuk Kelas 5 SD, Tri

Handoko , Jakarta : Yudhistira

e. Buku Paket : Terampil Berhitung Matematika untuk SD

kelas V, Sudwiyanto dkk, Jakarta : Erlangga

f. Buku Paket : ESPS untuk SD/MI Kelas V , Gunanto dkk,

Jakarta : Erlangga

O. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Page 116: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

116

4. Kegiatan Awal

e. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis.

3) Guru memberikan salam pembuka di awal pembelajaran

4) Guru mengajak siswa berdo‟a bersama dengan khidmat

f. Memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran.

g. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada anak-anak

dengan memberikan beberapa pertanyaan.

h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5. Kegiatan Inti

t. Guru memberi lembar kerja pre-test pada setiap siswa.

u. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan dan

memberikan contoh dari pecahan biasa, pecahan desimal dan

persen.

v. Guru menuliskan beberapa soal di papan tulis mengenai

mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.

w. Guru menunjuk siswa yang nilainya belum mencapai KKM pada

kegiatan siklus I.

x. Guru menyiapkan beberapa kartu dan lembar kerja untuk siswa.

y. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A

sebagai pertanyaan dan kelompok B sebagai jawaban.

z. Guru membagikan kartu ke masing-masing siswa.

aa. Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal didalam kartu yang dipegangnya.

bb. Guru meminta setiap siswa dari kelompok B juga menganalisis

soal atas jawaban pada kartu yang dipegangnya.

cc. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang sesuai

dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.

dd. Guru meminta masing-masing siswa dari kelompok A

menyebutkan soal pada kartu yang dibawanya dan kelompok B

menjawab soal tersebut.

ee. Kartu dikumpulkan

ff. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok seperti yang sudah

dilakukan sebelumnya.

gg. Untuk babak selanjutnya siswa diberi kartu yang berbeda

,kelompok A mendapat kartu jawaban dan kelompok B

mendapat kartu soal

hh. Guru meminta setiap siswa kelompok B menganalisis untuk

menemukan jawaban atas soal didalam kartu yang dipegangnya.

ii. Guru meminta setiap siswa dari kelompok A menganalisis soal

atas jawaban pada kartu yang dipegangnya.

Page 117: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

117

jj. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang sesuai

dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.

kk. Guru meminta masing-masing siswa dari kelompok B

menyebutkan soal pada kartu yang dibawanya dan kelompok A

menjawab soal tersebut.

ll. Kartu dikumpulkan

mm. Guru mengumumkan nama-nama siswa yang aktif dalam

semua aspek.

nn. Guru meminta setiap siswa yang disebut namanya oleg guru

maju kedepan.

oo. Guru memberi reward atau hadiah berupa bolpoin kepada siswa

yang aktif dalam semua aspek.

pp. Guru memberikan lembar soal pada siswa.

qq. Setelah semua siswa selesai , lembar soal dikumpulkan kepada

guru.

6. Kegiatan Akhir

d. Guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi

yang sudah dipelajari.

e. Guru memberi tahu mengenai materi apa yang akan dipelajari di

pertemuan selanjutnya.

f. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca do‟a

dan mengucapkan salam.

P. Penilaian

Tes Tertulis : Skor

Dinilai dengan angka ( skoring )

Menyelesaikan soal pecahan biasa yang diubah menjadi pecahan

desimal dan persen dalam lembar kerja siswa

Jumlah soal : 20butir

Skor maksimal : 100

Skor setiap jawaban : 5

Salatiga, 13 April 2018

Page 118: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

118

Menyetujui,

Kepala Madrasah

Asa Anfaida Maslina, S.Pd

................................................

NIP.

Mengetahui,

Guru Matematika

Febrina Yuani Pamelang, S.Pd

...............................................

NIP.

Observer,

Tika Laraswati, S.Pd

................................................

NIP.

Peneliti,

Niesaa Fadlilah Yusuf

...............................................

Nim. 115-14-131

Page 119: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

119

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :

Kelas :

No. Absen :

LATIHAN

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar dan tepat !

1. Tentukan bentuk desimal dari pecahan berikut.

a.

= .....

b.

= .....

c.

= .....

d.

= .....

e.

= .....

2. Tentukan pecahan biasa dari bentuk desimal berikut.

a. 0,6 = .....

b. 0,8 = .....

c. O,45 = .....

d. 0,70 = .....

e. O,125 = .....

3. Tentukan bentuk persen dari pecahan berikut.

a.

= .....

b.

= .....

c.

= .....

d.

= .....

e.

= .....

Page 120: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

120

4. Tentukan bentuk pecahan paling sederhana dari bentuk persen

berikut.

a. 25% = .....

b. 40% = .....

c. 65% = .....

d. 72% = .....

e. 75% = .....

Page 121: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

121

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar dan tepat !

A. Ubahlah pecahan biasa berikut ini menjadi persen !

1.

=

x

=

= ..... %

2.

=

x

=

= ..... %

3.

=

x

=

= ..... %

4.

=

x

=

= ..... %

5.

=

x

=

= ..... %

B. Ubahlah bentuk persen berikut ini menjadi bentuk pecahan biasa

!

1. 75 % =

:

=

2. 20 % =

:

=

3. 10 % =

:

=

4. 25 % =

:

=

5. 30 % =

:

=

Page 122: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

122

C. Ubahlah pecahan biasa berikut ini menjadi bentuk desimal !

1.

= .....

2.

= .....

3.

= .....

4.

= .....

5.

= .....

D. Ubahlah bentuk desimal berikut ini menjadi pecahan biasa !

1. 0,5 = .....

2. 0,7 = .....

3. 0,65 = .....

4. 1,3 = .....

5. 6,189 = .....

Page 123: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

123

Lembar Observasi Siswa Siklus I

No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

sekali

1. Antusias siswa dalam mengikuti

KBM

2. Keaktifan siswa dalam bertanya

3. Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

4. Keaktifan siswa dalam

menjodohkan kartu tanya jawab

5. Ketelitian siswa dalam

menjodohkan kartu tanya jawab

Page 124: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

124

Lembar Observasi Siswa Siklus II

No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

sekali

1. Antusias siswa dalam mengikuti

KBM

2. Keaktifan siswa dalam bertanya

3. Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

4. Keaktifan siswa dalam

menjodohkan kartu tanya jawab

5. Ketelitian siswa dalam

menjodohkan kartu tanya jawab

Kolaborator

Niesaa Fadlilah Yusuf

NIM : 115-14-131

Page 125: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

125

Lembar Observasi Guru Siklus I

No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

1. Kesesuaian RPP

2. Penyampaian materi yang jelas

3. Penggunaan waktu sesuai rencana

4. Penggunaan metode

5. Perhatian terhadap peserta didik

6. Memberi motivasi pada peserta

didik

Lembar Observasi Guru Siklus II

No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

1. Kesesuaian RPP

2. Penyampaian materi yang jelas

3. Penggunaan waktu sesuai rencana

4. Penggunaan metode

Page 126: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

126

5. Perhatian terhadap peserta didik

6. Memberi motivasi pada peserta

didik

Kolaborator

Niesaa Fadlilah Yusuf

NIM : 115-14-131

Page 127: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

127

DOKUMENTASI

Foto Pra Siklus

Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa

Peneliti membagikan soal post test kepada siswa

Page 128: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

128

Kegiatan Belajar Siklus I

Guru membagikan soal pre test kepada siswa

Guru menjelaskan materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.

Page 129: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

129

Guru membagikan kartu soal jawab kepada siswa

Guru membagikan kartu soal jawab kepada siswa

Page 130: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

130

Masing-masing siswa menulis soal dan jawaban di papan tulis

Siswa mengerjakan soal post test

Page 131: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

131

Kegiatan Belajar Siklus II

Siswa mengerjakan pre test

Guru menunjuk siswa yang nilainya belum mencapai KKM untuk mengerjakan soal

di papan tulis

Page 132: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

132

Masing-masing siswa mencari pasangan dari kartu yang dibawanya

Siswa mendapatkan pasangan dari kartu yang dibawanya

Page 133: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

133

Masing-masing siswa mencari pasangan dari kartu yang dibawanya

Foto bersama kolaborator, siswa dan peneliti

Page 134: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

134

Page 135: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

135

Page 136: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

136

Page 137: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

137

Page 138: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

138

SATUAN KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Niesaa Fadlilah Y Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

Nim : 115-14-131 Dosen Pembimbing Akademik : Eva

Palupi, S.Psi

N No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1 Sertifikat OPAK STAIN

SALATIGA 2014 oleh Dema

18–19 Agustus

2014

Peserta 3

2 Sertifikat OPAK TARBIYAH

2014 oleh HMJ Tarbiyah

20–21 Agustus

2014

Peserta 3

3 Setifikat ODK “Pemahaman Islam

Rahmatan Lil „Alamin Sebagai

Langkah Awal Menjadi

Mahasiswa Berkarakter” oleh

LDK Darul Amal & Itaqqo

21 Agustus 2014 Peserta 2

4 Sertifikat seminar “Dengan AMT

Semangat Menyongsong Prestasi”

oleh CEC dan JQH STAIN

SALATIGA

23 Agustus 2014 Peserta 2

5 Sertifikat Pengakraban Mahasiswa

Baru PGMI

27 Agustus 2014 Peserta 2

6 Sertifikat Library User Education

oleh UPT Perpustakaan

28 Agustus 2014 Peserta 2

7 Sertifikat Workshop

Entrepreneurship “Optimalisasi

Peran Mahasiswa dalam

Berwirausaha untuk Kemajuan

13-14 September

2014

Peserta 2

Page 139: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

139

Perekonomian Indonesia” oleh

KSEI

8 Sertifikat Talk Show “Ciptakan

Karakter Mahasiswa Religius dan

Berakhlak Mulia” oleh Al-

Khidmah Kampus

19 September 2014 Peserta 2

9 Sertifikat PLCPP oleh Racana

Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi

26–29 September

2014

Peserta 6

10 Sertifikat Seminar Nasional

Entrepreneurship oleh Racana

Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi

16 November 2014 Peserta 8

11 Sertifikat seminar “Mempertegas

Peran Pendidikan dalam

Mencerahkan Masa Depan Anak

Bangsa” oleh HMI

19 November 2014 Peserta 2

12 Sertifikat Seminar Nasional

“Penguatan Wawasan Kebangsaan

dan Nasional” oleh Dema

28 April 2016 Peserta 8

13 Sertifikat Dialog Interaktif “Peran

UU Sisdiknas dan Permendikbud

Dalam Penerapan Kurikulum

2013” oleh Senat

02 Mei 2016 Peserta 2

14 Sertifikat Seminar Nasional

“Esensi Dakwah Kontemporer”

oleh LDK

21 Mei 2016 Pesera 8

15 Sertifikat Seminar Nasional

“Khilafah; Tinjauan Akidah dan

Syariah”

25 Mei 2016 Peserta 8

16 Sertifikat Seminar Nasional

“Indonesia Budayaku Indonesia

02 Juni 2016 Peserta 8

Page 140: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

140

Warisanku” oleh HMJ

17 Sertifikat Latihan Kader Dasar

(LDK) Angkatan I oleh Fatayat

NU cabang Salatiga

8-9 Oktober 2016 Peserta 3

18 Sertifikat Seminar Nasional dan

Launching majalah LPM

Dinamika oleh LPM Dinamika

04 Maret 2017 Peserta 8

19 Sertifikat Seminar Internasional

“Menjadi Mobilepreneur Dalam

Era E-commerce” oleh Country

Director

25 April 2017 Peserta 8

20 Sertifikat Terapi Hati “Menjemput

Kebahagiaan dalam Cinta dan

Syukur” oleh PIK SAHAJASA

20 Mei 2017 Peserta 2

21 Setifikat Jalan Sehat Semarak

Festifal Hari Jadi PGMI ke 10

oleh HMJ

15 November 2017 Peserta 2

22 Sertifikat Acara Sosialisasi

Kepemimpinan Manajemen

Organisasi (KMO)

11 Febuari 2018 Panitia 4

23 Sertifikat Acara Pengajian Akbar

Dalam Rangka Perpisahan KKN

IAIN Salatiga

18 Febuari 2018 Panitia 4

Page 141: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

141

24 Sertifikat Sosialisasi Prinsip-

prinsip Pemahaman Perkoperasian

oleh Dinas Koperasi UKM Kota

Salatiga

30 Agustus 2018 Peserta 2

Jumlah 101

Salatiga, 03 September 2018

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum, Perencanaan dan Keuangan

Dr. Fatchurrohman, S. Ag., M.Pd

NIP. 19710309 200003 1 001

Narahubung: 082226188883 (VIKTOR)

Page 142: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/BAB I (Pendahuluan).pdfmateri mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan

142

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Niesaa Fadlilah Yusuf

NIM : 115-14-131

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 15 September 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Argotunggal, RT 03/RW 07, Ledok, Kec. Argomulyo,

Kel. Ledok, Salatiga.

Riwayat Pendidikan : SDN 01 Salatiga, Lulus Tahun 2008

MTsN Salatiga, Lulus Tahun 2011

SMA Islam Plus Bina Insani, Lulus Tahun 2014