skripsi - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4166/1/bab i...
TRANSCRIPT
1
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK
DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN DAN
MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V DI MI ASAS
ISLAM
KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NIESAA FADLILAH YUSUF
NIM: 115-14-131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM SALATIGA
2018
2
3
Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara Niesaa Fadlilah Yusuf
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN
Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi Saudara :
Nama : Niesaa Fadlilah Yusuf
NIM : 115 14 131
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Desimal dan Persen
Dengan Metode Latihan dan Model Make A Match pada
Siswa Kelas V MI Asas Islam Kalibening Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Salatiga, 24 Agustus 2018
Pembimbing
Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd
NIP. 197305261999031004
4
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN
METODE LATIHAN DAN MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V
DI MI ASAS ISLAM KALIBENING
KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DISUSUN
NIESAA FADLILAH YUSUF
NIM 115-14-131
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 September 2018 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd. ____________________
Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. ____________________
Penguji I : Dr. Maslikhah, S.Ag.,Msi. ____________________
Penguji II : Dra. Siti Farikhah, M.Pd. ____________________
Salatiga, 1
Oktober 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1 002
5
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Niesaa Fadlilah Yusuf
NIM : 115 14 131
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK
DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN DAN
MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V DI MI ASAS
ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Menyatakan bahwa ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan untuk
dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya
saya ini bukan karya sendiri. Maka saya sanggup menanggung semua
konsekuensinya.
Salatiga, 13 Agustus 2018
Yang menyatakan,
Niesaa Fadlilah Yusuf
NIM. 115 14 131
6
MOTTO
MATEMATIKA HIDUP UNTUK MENGHIDUPKAN ILMU LAINNYA
(Prof. Dr. Zulkarnadi, M.I.Komp, M.Sc)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Keluargaku tercinta, yang tanpa mereka penulis bukanlah apa-apa. Kepada
orang tuaku, Bapak Sonni dan Ibu Sartini, kedua adikku Rizki dan Nabila.
2. Tante Tuti Setiani dan Om Agus yang selalu memberikan bantuan dan
semangat kepada penulis.
3. Sayyid Muhammad Ridlo, yang selalu memberikan bantuan dan semangat
kepada penulis.
4. Sahabat-sahabatku khususnya Norma Pratiwi, Siska Novitasari dan Putri Sari
yang selalu memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.
5. Teman-teman se-angkatan, yaitu PGMI 2014 yang senantiasa menghiasi
rutinitas di kampus menjadi menyenangkan.
6. Seluruh warga Dusun Dawung, Desa Jumo, Kecamatan Kedungjati,
Kabupaten Grobogan dan seluruh teman-teman penulis selama KKN, Mas
Yuli, Mas Amrin, Mas Irfan, Ikoh, Dewi, Ety, Bunga dan Okta.
7
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas
karuniaNya, pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Mengubah Pecahan
Biasa ke Bentuk Desimal dan Persen Dengan Metode Latihan dan Model Make A
Match Pada Siswa Kelas V di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018” ini merupakan tugas dan syarat wajib yang
harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat di jagat raya ini.
Beliau adalah pembawa dan penyampai risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, yang dapat menjadi bekal hidup
manusia didunia dan diakhirat kelak.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,
bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan
ucapak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,
khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
8
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran, bimbingan dan arahan serta keikhlasan dan
kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan pada penulisan skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Staff Karyawan FTIK IAIN Salatiga.
6. Ibu Asa Anfaida Maslina, S.Pd, selaku Kepala MI Asas Islam
Kalibening, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Ibu Tika Laraswati, S.Pd, selaku Wali Kelas VA yang telah memberi
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas tersebut.
8. Ibu Febrina Yuani Pamelang, S.Pd, selaku Guru mata pelajaran
Matematika yang menjadi narasumber utama dan membantu penulis
selama melakukan penulisan.
9. Segenap Guru serta Staff Karyawan MI Asas Islam Kalibening yang
telah membantu penulis selama melakukan penulisan.
10. Sahabat seperjuangan PGMI yang telah berjuang bersama.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon do‟a semoga amal
mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik
di dunia maupun diakhirat. Penulis dalam hal ini mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya
9
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Salatiga, 13 Agustus 2017
Penulis
10
ABSTRAK
Yusuf, Niesaa Fadlilah. 2018. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Desimal dan Persen
Dengan Metode latihan dan Model Make A Match Pada Siswa Kelas
V di MI Asas Islam Kalibening Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.
IAIN Salatiga. Pembimbing : Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode latihan dan Model Make A Match.
Penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui hasil belajar Matematika
materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen dengan metode
latihan dan model pembelajaran Make A Match pada siswa kelas V MI Asas Islam
Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah melalui
metode latihan dan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen
pada siswa kelas V MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2017/2018 ?.
Peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes dan
dokumentasi. Untuk analisis data dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa metode dan model pembelajaran
sangat penting digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat terbantu
dalam memahami materi pelajaran terutama pada mata pelajaran Matematika
materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen. Hasil penelitian
menunjukkan: hasil belajar siswa fase pra siklus yaitu diperoleh data siswa yang
tuntas dengan KKM 60 sebanyak 8 siswa dari 29 siswa atau 27% dan rata-rata nilai
kelasnya 41,3. Kemudian pada siklus I yaitu siklus yang mulai menggunakan
metode latihan dan model pembelajaran Make A Match, siswa yang tuntas sebanyak
21 siswa atau 72% dengan rata-rata nilai siswa 73,4. Walaupun pada siklus I terjadi
peningkatan, namun hasil tersebut belum mencapai ketuntasan 85% dari jumlah
siswa dan proses pembelajaran belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Kemudian
peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II. Pada siklus ini, siswa yang tuntas
sebanyak 25 siswa atau 86% dengan rata-rata nilai siswa 83,1. Hal tersebut
membuktikan hasil nilai siswa pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai
lebih dari 85% dari jumlah siswa dan proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
Maka peneliti menghentikan penelitian, karena hasil penelitian sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh ketentuan dalam PTK.
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO. ........................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Kegunaan Penelitian............................................................................ 7
1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 7
2. Manfaat Prastis ........................................................................ 8
E. Hipotesis Tindakan.............................................................................. 9
1. Hipotesis Tindakan.................................................................... 9
2. Indikator Keberhasilan .............................................................. 9
12
F. Metode Penelitian................................................................................ 10
1. Rancangan Penelitian .............................................................. 10
2. Subjek Penelitian ..................................................................... 10
3. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 11
4. Pelaksanaan dan Kolaborator .................................................. 11
G. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 11
1. Pra Siklus ................................................................................ 13
2. Siklus I .................................................................................... 13
3. Siklus II ................................................................................... 15
H. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 16
1. Metode Observasi.................................................................... 17
2. Metode Wawancara ................................................................. 17
3. Metode Dokumentasi .............................................................. 18
I. Instrumen Penelitian............................................................................ 18
1. Tes ........................................................................................... 19
2. Lembar Observasi ................................................................... 19
J. Analisis Data ....................................................................................... 20
K. Sistematika Penulisan.......................................................................... 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 24
A. Hasil Belajar ....................................................................................... 24
1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 24
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 25
3. Penilaian Hasil Belajar ............................................................ 28
B. Pembelajaran Matematika ................................................................... 29
1. Definisi Pembelajaran Matematika di SD/MI ......................... 29
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD/MI ................. 30
C. Materi Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Persen................ 30
13
D. Metode Latihan ................................................................................... 34
1. Definisi Metode Latihan ......................................................... 34
2. Tujuan Metode Latihan ........................................................... 35
3. Langkah-langkah Metode Latihan .......................................... 35
4. Kelebihan Metode Latihan ...................................................... 37
5. Kelemahan Metode Latihan .................................................... 37
E. Model Make A Match ......................................................................... 38
1. Definisi Make A Match ........................................................... 38
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Make A Match ......... 38
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Make A Match .................. 40
F. Keterkaitan Antara Metode Latihan dan Model Make A Match ......... 42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 43
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ................................. 43
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 42
2. Subyek Penelitian .................................................................... 48
B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 50
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................. 50
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 58
A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 58
1. Deskripsi Hasil Pra Siklus ......................................................... 58
2. Deskripsi Hasil Siklus I ............................................................ 61
3. Deskripsi Hasil Siklus II .......................................................... 72
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 84
14
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 87
A. Kesimpulan .......................................................................................... 87
B. Saran ...................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 89
15
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Formasi MI Asas Islam Kalibening ......................................................45
Tabel 3.2 Jumlah Siswa MI Asas Islam Kalibening .............................................47
Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa Kelas VA MI Asas Islam Kalibening ...................48
Tabel 4.1 Hasil Nilai Post-test Pra Siklus .............................................................59
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus I .......................................63
Tabel 4.3 Tabel Observasi Siswa Siklus I ............................................................ 65
Tabel 4.4 Tabel Observasi Guru Siklus I ..............................................................68
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus II ..................................... 74
Tabel 4.6 Tabel Observasi Siswa Siklus II .......................................................... 77
Tabel 4.7 Tabel Observasi Guru Siklus II .............................................................80
Tabel 4.8 Rekapitulasi Perolehan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II .................................................................................................84
16
DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ......85
Grafik 4.2 Nilai Hasil Belajar ...............................................................................86
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Pra Siklus
Lampiran 4 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 5 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus
Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Siklus I
Lampiran 11 Rekapitulasi Nilai Siklus II
Lampiran 12 Dokumentasi
Lampiran 13 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 16 Daftar SKK
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika dipelajari disetiap jenjang pendidikan. Ini merupakan
wujud dari pengakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam
pengembangan pengetahuan dan kehidupan sehari-hari. Namun dalam
sebuah pembelajaran matematika sering kita dengar siswa malas, ngantuk di
kelas, dan bosan menerima pelajaran. Kebanyakan siswa menganggap
pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan,
menjemukan, dan sangat tidak menyenangkan. Persepsi ini ada pada setiap
jenjang pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas guru dalam
mengelola pembelajaran guna menghilangkan persepsi negatif tersebut dan
agar menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa .
Sebuah pembelajaran akan terasa nyaman dan menyenangkan
apabila dalam pembelajaran tersebut terdapat kerjasama yang baik antara
guru dan siswa.Dan apabila pembelajaran telah menjadi menyenangkan
maka untuk mencapai keberhasilan dari pembelajaran tersebut akan menjadi
lebih mudah. Untuk mencapai hal tersebut harus selalu diadakan
pembaharuan pendidikan yang melibatkan bukan hanya guru tetapi semua
unsur pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dicapai dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
19
Dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar yang dicapai siswa ada
yang sudah memenuhi passing grade (batas ketuntasan), tetapi juga ada
yang belum dapat mencapainya. Hal ini dikarenakan setiap siswa
mempunyai kemampuan yang berbeda, artinya daya tangkap dan daya serap
masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Hasil belajar menurut Suprijono seperti yang dikutip oleh Desi
(2012 : 1) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di sekolah siswa dituntut
mempunyai hasil belajar yang baik dalam semua mata pelajaran dan salah
satu mata pelajaran yang diharapkan mempunyai hasil yang baik adalah
Matematika.
Dalam proses pembelajaran matematika materi mengubah pecahan
biasa ke bentuk desimal dan persen pada siswa kelas V di MI Asas Islam
Kalibening menemui kesulitan penyampaian materi dan membangkitkan
minat siswa untuk mengikuti proses pembelajarannya. Hal ini dapat
ditunjukkan berdasarkan hasil pengamatan awal di MI Asas Islam
Kalibening pada tanggal 07 November 2017 perolehan nilai matematika
siswa kelas V rata-rata 70 % masih di bawah standar, sebanyak 21 siswa
tidak tuntas dan 8 siswa lainnya tuntas dari jumlah siswa yaitu 29 orang.
Adapun nilai KKM yang ditetapkan di MI tersebut adalah 60. Rendahnya
hasil belajar ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan
masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan persepsi negatif siswa
20
tentang matematika sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar
matematika rendah. Maka dari itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran
dengan memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar siswa
tertarik terhadap pelajaran matematika. Sehingga hasil belajar siswa
maksimal dan pembelajaran matematika dapat memberikan pengalaman
yang lebih bermakna dan utuh bagi siswa.
Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan
memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan
belajar mengajar, guru menggunakan model pembelajaraan yang Inovatif
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu model yang inovatif
adalah Model Pembelajaran Kooperatif. Muhamad Nur (2005:1-2)
memberikan pendapatnya bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya, jenis
kelamin bahkan latar belakangnya untuk membantu belajar satu sama
lainnya sebagai sebuah tim. Semua anggota kelompok saling membantu
anggota yang lain dalam kelompok yang sama dan bergantung satu sama
lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok
kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam
menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama. Muslimin Ibrahim, dkk (2000:7-10) terdapat tiga tujuan
instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif
21
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit. Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah Make A Match
(mencari pasangan). Tehnik Make A Match atau mencari pasangan
dikembangkan oleh Lorn Curran (1994). Ciri utama model pembelajaran
Make A Match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban dari soal dalam waktu tertentu. Salah satu keunggulan
tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana yang me nyenangkan.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tehnik
Make A Match secara sistematis yaitu guna menyiapkan kartu yang berisi
soal dan kartu yang berisi jawabannya, siswa mencari dan mendapatkan
pasangan kartu yang tepat dari soal atau jawaban yang mereka dapat. Siswa
yang dapat menemukan pasanganya sebelum waktu yang ditentukan dan
benar mendapat nilai-reward. Setiap langkah-langkah tersebut memiliki
tujuan yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kooperatif.
Selain model pembelajaran, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa diperlukan metode
pembelajaran yang tepat agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana
secara efektif, satu metode yang bisa memaksimalkan waktu yang tersedia
serta mampu “memaksa” siswa terus belajar walaupun dalam proses
pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu dengan menerapkan Metode
22
Latihan sebagai langkah alternatif dalam rangkan mengefesienkan proses
pembelajaran.
Menurut Nurjanah (2014:14) Metode Latihan adalah cara yang
dilakukan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan guru. Dalam
strategi tersebut dilakukan bimbingan dan latihan terus menerus. Kardi dan
Nur seperti yang dikutip oleh Trianto (2009:50) ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan yaitu :
menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna, memberikan
pelatihan pada siswa sampai benar-benar menguasai konsep keterampilan
yang dipelajari, hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan
yang dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
kejenuhan pada siswa dan memberikan tahap-tahap awal pelatihan, yang
mungkin saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau
bahkan salah tanpa disadari.
Pendapat diatas menunjukkan bahwa Metode Latihan adalah suatu
cara mengajar yang baik dengan memberikan bimbingan dan latihan secara
terus menerus sehingga menghasilkan kemandirian dalam menyelesaikan
persoalan baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Langkah-
langkah dalam menggunakan Metode Latihan yaitu; memberikan latihan
kepada siswa baik individu maupun kelompok, memberikan waktu kepada
siswa untuk mengerjakan latihan, memberikan bimbingan kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan, dan memperhatikan
23
kebutuhan dari masing-masing siswa khususnya kesulitan dalam
mengerjakan latihan.
Dari uraian yang telah disebutkan diatas, maka penerapan Metode
Latihan dan model pembelajaran Make A Match dalam proses pembelajaran
matematika dirasa cocok untuk digunakan pada materi mengubah pecahan
ke bentuk desimal dan persen. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran
matematika membutuhkan latihan terus menerus dengan disertai bimbingan
dari guru dan pembelajaran matematika harus menyenangkan, sehingga
siswa dapat aktif dan memahami serta dapat mengerjakan soal-soal dengan
cepat juga tepat. Jadi pada kesempatan kali ini, penulis tertarik untuk
menyelesaikan permasalahan mengenai hasil belajar matematika pada
materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen yang dilakukan
melalui kegiatan PTK yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGUBAH PECAHAN KE
BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE LATIHAN
DAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA
KELAS V DI MI ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN
TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
24
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan Metode Latihan dan
model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen pada
siswa kelas V di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pada penelitian ini
untuk mengetahui hasil belajar matematika setelah menggunakan Metode
Latihan dan model pembelajaran Make A Match dalam materi mengubah
pecahan ke bentuk desimal dan persen pada siswa kelas V di MI Asas Islam
Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Dari penelitian ini, diharapkan menghasilkan sebuah informasi
pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
menggunakan metode belajar dan model pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini
dikhususkan pada mata pelajaran Matematika materi mengubah
pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen di Madrasah Ibtidaiyah.
25
b. Sebagai bahan rujukan peneliti-peneliti yang lain di masa mendatang
yang ingin melakukan penelitian serupa.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
1) Dapat memperoleh bimbingan dari guru dan suasana belajar
yang menyenangkan serta motivasi belajar agar hasil belajar
matematika dapat meningkat.
2) Membuang persepsi negatif siswa terhadap mata pelajaran
matematika.
3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika.
b. Bagi Guru
1) Dapat memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
2) Dapat menciptakan inovasi baru dalam proses mengajar.
3) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
4) Memberikan kemudahan dalam penanaman konsep
pembelajaran pada siswa terhadap materi mengubah pecahan
biasa ke bentuk desimal dan persen.
c. Bagi Madrasah
26
Sebagai masukan serta sumbangan yang baik pada madrasah
dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran serta meningkatkan
mutu pendidikan dan menumbuhkan iklim pembelajaran siswa aktif
di Madrasah sehingga dapat mengantarkan peserta didik ke arah
yang diharapkan.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang
diduga dapat mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan pada latar
belakangpenelitian sebelumnya. Hipotesis dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi mengubah pecahan
ke bentuk desimal dan persen pada siswa kelas V di MI Asas Islam
Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match
dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun indikator dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar
Matematika materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen
setelah menggunakan Metode Latihan dan model pembelajaran Make A
Match dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60, dan
banyaknya siswa memperoleh nilai 60 ke atas minimal 85% (Trianto,
27
2010:241). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai formatif tiap akhir
siklus, dan apabila 85% dari jumlah siswa sudah mencapai KKM maka
penelitian ini akan dihentikan.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran
di kelas. Arikunto (2006:104) berpendapat bahwa penelitian tindakan
kelas terdapat empat tahap utama kegiatan yaitu, Perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation),
dan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan)
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu siswa kelas V MI Asas Islam
Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah 29 orang
siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 14 perempuan.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MI Asas Islam
Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Sedangkan waktu
28
penelitian pada bulan Januari pada semester genap tahun ajaran
2017/2018.
4. Pelaksanaan dan Kolaborator
Pelaksanaan ini dilaksanakan oleh Ibu Febrina Yuani Pamela selaku
guru mata pelajaran matematika kelas V di MI Asas Islam Kalibening
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan
kolaboratornya adalah Niesaa Fadlilah Yusuf NIM 11514131.
G. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya metode dan
model pembelajaran yang sudah digunakan untuk menyampaikan materi
Matematika di kelas. Data tersebut di amati melalui beberapa tahapan dalam
siklus-siklus tindakan.
Dalam pelaksanaanya peneliti bekerjasama dengan guru kelas.
Dalam hal ini pengampu mata pelajaran Matematika yaitu Ibu FebrinaYuani
Pamela. Peneliti sebagai kolaborator, sedangkan guru kelas bertindak
sebagai pelaksana. Pada pelaksanaanya terdapat beberapa kegiatan yang
terangkum dalam beberapa siklus.
Pelaksanaan penelitian ini menganut model yang dibuat oleh John
Elliot (Subyantoro, 2009: 10) sebagaimana yang disajikan dalam bagan
dibawah ini :
PELAKSANAAN
29
Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan model yang dibuat oleh John Elliot diatas, penelitian ini
sudah dirancang dalam tiga tahap, yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi setiap akhir pelaksanaan tindakan dengan diberi post test untuk
mengetahui perkembangan kemampuan siswa.
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini peneliti lakukan dengan cara melihat secara
langsung pembelajaran yang ada di kelas V MI Asas Islam Kalibening
PENGAMATAN PERENCANAAN SIKLUS 1
REFLEKSI
PELAKSANAAN
PENGAMATAN PERENCANAAN SIKLUS 2
REFLEKSI
30
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Di akhir pembelajaran peneliti
memberikan tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi yang sudah dipelajari.
2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Perencanaan scenario pembelajaran dengan menggunakan
Metode Latihandan model pembelajaran Make A Match yang
akan diterapkan dalam pembelajaran Matematika. Penekanan
perencanaan disini adalah menyiapkan siswa berada pada
suasana penyadaran diri untuk termotivasi belajar dengan
menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
berada pada konsentrasi terhadap materi pembelajaran
Matematika yang sedang dibahas.
2) Menentukan pokok bahasanya itu mengubah pecahan ke bentuk
desimal dan persen.
3) Menyusun RPP dengan pokok bahasa nmengubah pecahan ke
bentuk desimal dan persen yang di dalamnya kegiatan siswa,
lembar observasi untuk guru pengampu, dan lembar catatan
selama aktivitas pembelajaran Matematika berlangsung.
4) Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran dengan
Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match,
bertujuan agar siswa siap mengikuti proses pembelajaran yang
31
sesuai dengan indikator pencapaian dalam pembelajaran
tersebut.
b. Pelaksanaan
Pada tahap tindakan ini pembelajaran dilaksanakan dengan Metode
Latihan dan model pembelajaran Make A Match dengan materi
pokok mengubah pecahan ke bentuk decimal dan persen sesuai
dengan scenario pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan
dengan guru kelas (Pelaksana).
c. Pengamatan
Pada tahap ini penelitidan guru kelas melakukan pengamatan
pelaksanaan tindakan kelas untuk mengetahui tingkah laku dan sikap
siswa dan seberapa jauh efek kemajuan tindakan ketika mengikuti
pembelajaran matematika dengan menerapkan Metode Latihan dan
model pembelajaran Make A Match. Pengamatan dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan lembar observasi
yang telah dibuat. Hasil dari analisis data pada tahap ini akan
dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. Juga
diperhatikan kendala yang terjadi pada saat diterapkannya model
pembelajaran tersebut.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisa hasil
observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama
diterapkannya pembelajaran dengan Metode Latihan dan model
32
pembelajaran Make A Match, apakah berhasil atau tidak tindakan
yang diberikan. Apabila pelaksanaan siklus I belum tuntas
berdasarkan indikator keberhasilan, maka akan dilaksanakan siklus
berikutnya sampai indikator keberhasilan tercapai.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif masalah
berdasarkan refleksi siklus pertama.
2) Pengembangan scenario pembelajaran dengan Metode
Latihan dan model pembelajaran Make A Match sebagai
upaya peningkatan hasil belajar Matematika.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan II sebagai upaya penyempurn akan Metode
Latihan dan model pembelajaran Make A Match berdasarkan
hasil refleksi siklus pertama.
c. Pengamatan
Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui berapa
jauh kemajuan tindakan kedua dengan Metode Latihan dan
model pembelajaran Make A Match. Pengamatan dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
33
Hasil dari tahap observasi pada tindakan kedua meliputi
aktivitas, sikap atau perilaku siswa selama mengikuti
pembelajaran yang berlangsung di kelas, cara mengajar, serta
kendala yang ditemui ketika pembelajaran. Hal apa yang perlu
diperbaiki dan apa saja yang perlu menjadi perhatian pada
tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa cukup, dalam arti
setelah dilakukan tes formatif pada akhir tindakan kedua ini dan
hasilnya sesuai dengan indikator keberhasilan yakni rata-rata
nilai siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 60 sudah
mencapai batas minimal yaitu 75% dari jumlah siswa, maka
tindakan ini sudah dihentikan.
H. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara peneliti dengan
guru, kepala sekolah, maupun peserta didik dalam proses pembelajaran
Matematika. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode berikut
ini :
1. Metode Observasi
Menurut Fita (2017:84) Observasi merupakan upaya untuk merekam
segala peristiwa atau kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan
itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Sehingga metode
observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.
34
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek ditempat
kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada
bersama bersama obyek yang diteliti atau diselidiki (Margono,
2000:158).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data
yang berupa pedoman pengamatan dan observasi partisipasi dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Matematika di kelas V MI Asas Islam Kalibening. Adapun cara yang
digunakan adalah mengadakan observasi secara langsung pembelajaran
Matematika di kelas V, dengan cara melihat, mendengar dan
penginderaan lainnya.
Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dibantu oleh Ibu Febrina
Yuani Pamela selaku guru mata pelajaran Matematika kelas V di MI
Asas Islam Kalibening sekaligus pelaksana penelitian.
2. Metode Wawancara
Penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tidak
terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan. Oleh karena itu, penulis harus mampu
mengarahkan subyek penelitian terhadap pembicaraan tentang data yang
diharapkan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang
perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau
kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan. Wawancara
dilakukan dengan kepala sekolah, guru dan siswa.
35
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006:202), “yaitu metode
pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan , transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, agenda dan sebagainya”. Metode dokumentasi ini
digunakan sebagai penguat dan pelengkap data yang tidak diperoleh dari
wawancara dan observasi.
Adapun metode dokumentasi yang digunakan berupa tugas siswa,
daftar nilai siswa. Selain itu dokumentasi yang digunakan yaitu hasil
kerja siswa, baik dalam tugas individu maupun kelompok, dan hasil tes
formatif siswa pada tiap siklus.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tes
Menurut syah yang dikutip oleh desi (2012:30) “tes adalah alat ukur
yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah
proses belajar mengajar atau menentukan taraf keberhasilan sebuah
program pengajaran”. Sedangkan menurut Arikunto (2006:150) tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
36
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan penelitian tindakan
kelas. Tes hasil belajar dilakuakan disetiap akhir pertemuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi mengubah
pecahan ke bentuk desimal dan persen. Tes yang diberikan dalam
penelitian ini kepada siswa kelas V MI Asas Islam Kalibening, yakni tes
tertulis.
2. Lembar Observasi
Pendapat Sugiyono yang dikutip oleh Desi (2012:29) menyatakan
“in participant observation, the researcher observes what people do,
listent to what they say, and participantes in their activies”. Dalam
observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam
aktifitas mereka.
Lembar observasi merupakan lembar yang berisi pedoman dalam
melaksanakan pengamatan di dalam kelas, terdiri dari beberapa butir
yang digunakan pengamat untuk menilai proses pembelajaran. selain itu
lembar observasi ini digunakan untuk monitoring dan evaluasi setiap
tindakan agar kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks
permasalahan dan tujuan penelitian.
37
J. Analisis Data
Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari data dan informasi
yang kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka
menyajikan gambaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan
Metode Latihan dan model pembelajaran Make A Match dalam upaya
meningkatkan hasil belajar matematika pada materi mengubah pecahan
kebentuk desimal dan persen di kelas V MI Asas Islam Kalibening
KecamatanTingkir Kota Salatiga.
Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Data kualitatif berupa catatan lapangan dan tugas siswa. Sedangkan data
kuantitatif adalah hasil tes siswa selama kegiatan belajar mengajar dan
setelah selesai materi diajarkan (pre test-post test).
Pre-test adalah suatu test yang dilaksanakan oleh pendidik terhadap
warga didik sebelum seluruh rangkaian penelitian tindakan penelitian
dimulai, sedangkan yang dimaksud dengan Post-test adalah suatu test yang
dilaksanakan oleh pendidik terhadap siswa setelah seluruh rangkaian
pelatihan berakhir. Pertanyaan yang berada dalam Pre-test adalah sama
dengan pertanyaan yang terdapat pada Post-test. Tujuannya adalah untuk
mengetahui tingkat penyerapan informasi dari siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk data kualitatif, analisis yang digunakan adalah analisis
diskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang diwujudkan bukan dalam
bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian diskriptif
38
(Lexy, 2000:5). Analisis ini menggunakan analisis deskriptif yaitu
mendeskriptifkan hasil belajar Matematika kelas V MI Asas Islam
Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada semester II tahun
pelajaran 2017/2018.
Analisis data untuk tujuan tindakan dilakukan dengan
membandingkan isi catatan yang dilakukan kolaborator (peneliti) dan
pelaksana (guru kelas) dengan harapan unsure subyektifitas dapat dikurangi
.Sedangkan data kuantitatif, analisisnya menggunkan statistik deskriptif
dengan penyimpulan lebih mendasar pada nilai rata-rata (mean). Mean
didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= ∑
Keterangan :
= Rata-rata hasil belajar
∑ = Jumlah seluruh nilai tes
= Jumlah peserta didik
K. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tentang “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Persen dengan Metode
Latihan dan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas V di MI
Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran
39
2017/2018”, secara keseluruhan terdiri dari lima bab, masing-masing bab
disusun secara rinci dan sistematis. Adapun sistematika pembahasan dan
penulisannya sebagai berikut :
BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian, langkah-langkah
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data
dan sistematika penulisan.
BAB II : Dalam bab ini, penulis mengemukakakan Kajian Teori dan
Kajian Pustaka dari tiap-tiap variabel penelitian.
BAB III : Dalam bab ini berisikan pelaksanaan penelitian berisikan
Profil Madrasah yang meliputi : Gambaran umum MI Asas Islam
Kalibening, terdiri dari : Visi dan Misi Madrasah, Struktur Madrasah,
Tenaga Pendidik, Peserta Didik, Sarana dan Prasarana, selain berisikan
profil madrasah dalam bab ini juga berisikan Deskripsi Pelaksanaan
Tindakan.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari :
Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi) dan Pembahasan hasil
penelitian.
BAB V : Dalam bab ini berisikan Penutup yang terdiri dari :
Kesimpulan dan Saran-saran dari hasil penelitian.
40
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan setiap
individu. Setiap waktu individu dapat individu dapat mengalami proses
41
belajar. Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang
aktivitas manusia dalam kehidupan ini karena dimana ada kehidupan
disanalah ada peristiwa belajar, dan sebaliknya. Peristiwa belajar
muncul bersamaan dengan hadirnya manusia dimuka bumi. Life is study
and study is life. Menurut Kamus Psikologi yang dikutip oleh Sriyanti
(2014: 14) memiliki dua definisi, pertama : “the process of acquiring
knowledge”. Kedua : “a relatively permanent change potentiality whivh
occurs as a result of reinforced practic”. Pengertian pertama yaitu
belajar memiliki arti suatu proses untuk memperoleh pengetahuan.
Pengerttian kedua, belajar berarti suatu perubahan kemampuan untuk
bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologi, belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “.
Dari pemaparan diatas mengenai pengertian belajar, Sam‟s
(2010:33) berpendapat bahwa Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat
dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa
seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan
yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan
yang mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan
kemampuannya (Sam‟s, 2010:34).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
42
Suryabrata (2004) dalam Lilik (2013:22) yang menyatakan bahwa
keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara
umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor
eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada
dilingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat.
Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah sekolah,
sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis
sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman
pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
43
kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan
antar personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari :
a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada dalam
diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
Keadaan Tonus jasmani secara umum ini, misalnya
tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila
badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka
akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan
individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat
akan menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah
keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu.
44
Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya
pengetahuan dalam diri individu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam
diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan
mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat
banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar. Bakat
dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong
seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar,
tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal
belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak
dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik
(Lilik, 2013:22-24).
3. Penilaian Hasil Belajar
Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit
ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata
pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun
penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktik lebih menekankan
45
pada ranah psikomotorik, sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep
lebih menekankan pada ranah kognitif (Ellis, 2015:57).
a. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik. Ranah Psikomotorik adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul,
melompat dan sebagainya.
b. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir,
termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
c. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral (Ellis, 2015:58).
B. Pembelajaran Matematika
1. Definisi Pembelajaran Matematika di SD/MI
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang didalam
kurikulum pendidikan nasional. Matematika mendasari perkembangan
teknologi modern, dan memiliki peranan penting dalam berbagai
disiplin ilmu. Ilmu pengetahuan pesat pada saat sekarang ini dipengaruhi
46
juga oleh perkembangan manusia. Untuk menguasai dan menciptakan
teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat
sejak dini (Depdiknas, 2007: 11).
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah
dasar. Mata Pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak dini. Secara
rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
mata pelajaran Matematika SD/MI menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran Matematika di SD adalah :
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
b. Mengembangkan aktivitas kreatif.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan.
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD/MI
Karakteristik pembelajaran Matematika siswa SD/MI menurut
Rosma (2010: 29-30) yaitu dalam proses pembelajaran suatu mata
pelajaran akan efektif bagi siswa jika guru memiliki pengetahuan
tentang objek yang akan diajarkannya supaya dalam menyampaikan
materi tersebut penuh dengan dinamika dan inovatif. Demikian juga
dengan pembelajaran Matematika di sekolah dasar, guru SD/MI harus
mengetahui bagaimana karakteristik Matematika. Para ahli sepakat
bahwa sasaran dalam pembelajaran Matematika adalah abstrak.
47
Pada hakekatnya Matematika adalah belajar konsep, strukturnya,
dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas
Matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru
sehingga mereka dapat membelajarkan Matematika dengan tepat mulai
dari konsep yang sederhana sampai yang kompleks.
C. Materi Mengubah Pecahan Ke Bentuk Desimal dan Persen
Matematika adalah bahasa universal ilmu pengetahuan, Allah telah
mendeskripsikan matematika dalam Al-Qur‟an dengan angka-angka yang
memiliki keterkaitan erat dengan penciptaan dan kehidupan. Sebagaimana
pandangan Al-Qur‟an mengenai Matematika materi pecahan dalam QS. An-
Nisa‟ ayat 11 ;
Artinya :
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-
anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua
48
orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari
dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak
perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk
dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja),
maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu
tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
1. Pecahan biasa menjadi pecahan desimal
1,234
Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, yaitu
dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, atau
seterusnya.
Nilai tempat
perseribuan
Nilai tempat
perseratusan
Nilai tempat
persepuluhan
Nilai tempat satuan
49
Contoh :
a.
=
x
=
= 0,6
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,
persepuluhan berarti satu angka dibelakang koma )
b.
=
x
=
= 0,25
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,
perseratusan berarti dua angka di belakang koma )
2. Pecahan desimal menjadi pecahan biasa
Cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, yaitu
mengubah pecahan desimal menjadi pecahan dengan penyebut 10, 100,
1000 atau seterusnya, dengan aturan sebagai berikut.
a. Pecahan dengan 1 angka dibelakang koma dijadikan pecahan
dengan penyebut 10.
b. Pecahan dengan 2 angka di belakang koma dijadikan pecahan
dengan penyebut 100
c. Pecahan dengan 3 angka dibelakang koma dijadikan pecahan
dengan penyebut 1.000, dan seterusnya.
d. Lalu, sederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana.
3. Pecahan biasa menjadi persen
Cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen, yaitu
dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 100
Contoh :
a.
=
x
=
= 50 %
50
( pembilang dan penyebut dikali angka yang sama yaitu 25 )
b.
=
x
=
= 75 %
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama
yaitu 25 )
4. Persen menjadi pecahan biasa
Cara mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa, yaitu
mengubah bentuk persen menjadi pecahan berpenyebut 100, kemudian
sederhanakan.
Contoh :
a. 25% =
=
:
=
(Pembilang dan penyebut dibagi
25)
b. 40% =
=
:
=
(Pembilang dan penyebut dibagi
20)
D. Metode Latihan
1. Definisi Metode Latihan
Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi,
agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada
tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut
metode mengajar. Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau
keterampilan dalam kegiatan belajar matematika. Roestiyah (2012 :
125) salah satu metode pembelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut
51
ialah metode latihan atau drill. Ialah suatu metode dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari. Syaiful (2017:217) berpendapat bahwa metode latihan (drill)
atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah
dipelajari.
2. Tujuan Metode Latihan
Metode latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :
a. Memiliki keterampilan motoris atau gerak ; seperti menghafalkan
kata-kata, menulis, mempergunakan alat/ membuat suatu benda;
melaksanakan gerak dalam olahraga.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung
mencongkak. Mengenal benda/ bentuk dalam pelajaran
matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya
(Roestiyah, 2012 : 125).
3. Langkah-langkah Metode Latihan
52
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur
atau guru memperhatikan langkah-langkah atau prosedur yang disusun
demikian :
a. Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.
b. Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan
permulaan belum bisa mengharapkan siswa mendapatkan
keterampilan yang sempurna.
c. Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa
yang berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan
penyempunaan kecakapan siswa.
d. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak
meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan
response siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan
cepat.
e. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara
bertanya kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan
mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa
gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang
baik.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses
yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak
diperlukan.
53
g. guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga
kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.
Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan
betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu.
Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi
penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di
sekolah (Roestiyah, 2012 : 127-129).
4. Kelebihan Metode Latihan
Metode latihan mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain adalah :
a. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan metode ini akan
menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaanya
c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit menjadi otomatis, habitation makes complex movement more
automatic (Syaiful, 2017 : 217-218).
5. Kelemahan-kelemahan Metode Latihan
Adapun kelemahan-kelemahan metode ini antara lain :
a. Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena
siswa lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan
kepada unformitas
b. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
54
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena siswa banyak ditujukan
untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon yang secara
otomatis tanpa menggunakan intelegensia
d. Dapat menimbulkan verbalisme karena siswa-siswa lebih banyak
dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis
(Syaiful, 2017: 218).
E. Model Pembelajaran Make A Match
1. Definisi Make A Match
Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran, strategi
Make a Match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam ruang
kelas. Tujuan dari strategi ini diantara lain : 1) pendalaman materi; 2)
penggalian materi; dan 3) edutainment (Huda , 2016 : 251).
Banyak temuan dalam penerapan model pembelajaran Make a
Match, dimana bisa memupuk kerja sama siswa dalam menjawab
pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada di tangan, proses
pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih
antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak
sekali pada saat mencari kartunya masing-masing. Hal ini merupakan
suatu ciri dari pembelajaran kooperatif dimana “Pembelajaran
55
kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong
dan kerjasama kelompok” (Kurniasih, 2017: 55-56)
2. Langkah- langkah pembelajaran dengan Make A Match
Tata laksananya cukup mudah, tetapi guru perlu melakukan beberpa
persiapan khusus sebelum menerapkan strategi ini. Beberapa persiapan
antara lain :
a. Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
dipelajari (jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian
menulisnya dalam kartu pertanyaan.
b. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih
baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna.
c. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang
berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (disini, guru dapat
membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).
d. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan- pasangan yang
berhasil sekaligus untuk penskoran sekaligus presentasi (Huda ,
2016 : 251-252).
Adapun teknis pelaksanaan model pembelajaran ini adalah sebagai
berikut :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
56
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau
jawaban.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan
“kepercayaan pada Tuhan” akan berpasangan dengan kartu yang
bertuliskan “UUD 45”
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran (Kurniasih, 2017: 57-58).
3. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Make A Match
a. Kelebihan
Pembelajaran kooperatif model Make A Match memberikan manfaat
bagi siswa, diantaranya sebagai berikut :
57
1) Mampu menjelaskan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik
perhatian siswa
3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar secara klasikal
4) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
5) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis
6) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh
siswa
b. Kelemahan
Disamping manfaat yang dirasakan oleh siswa, model pembelajaran
Make A Match mempunyai sedikit kelemahan yaitu :
1) Sangat memerlukan bimbingan dari guru untuk melakukan
kegiatan
2) Waktu yang tersedia perlu dibatasi karena besar kemungkinan
siswa bisa banyak bermain-main dalam proses pembelajaran
3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
4) Pada kelas dengan murid yang banyak (<30 siswa / kelas) jika
kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti
pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.
5) Bisa menganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya
(Kurniasih, 2017: 56-57).
58
F. Keterkaitan antara Metode Latihan dan Model Pembelajaran Make A
Match
Penggunaan metode dan model pembelajaran sangat penting untuk
keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, dengan adanya
metode dan model pembelajaran siswa akan terbantu dalam memahami
mata pelajaran terutama mata pelajaran matematika materi mengubah
pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen. Untuk itu peneliti
menggunakan metode latihan dan model pembelajaran Make A Match guna
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di MI Asas Islam Kalibening.
Metode Latihan adalah metode dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan yang
lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah, 2012:125). Metode
latihan sangat relevan dengan model pembelajaran Make A Match, karena
dalam metode latihan menitikberatkan pada kegiatan latihan yang
dilaksanakan berulang-ulang dan model pembelajaran Make A Match
merupakan suatu pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong
dan kerjasama kelompok. Sehingga selain mendorong keberhasilan siswa
dalam memahami materi, langkah ini juga dapat membuat siswa menjadi
aktif dan siswa dapat mengembangkan rasa tanggung jawab serta sosialnya.
59
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Letak geografis sekolah
MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
adalah salah satu dari beberapa madrasah ibtidaiyah yang terletak di
Kecamatan Tingkir. Terletak di desa Kalibening, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Penthur, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Kalilondo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Klumpit, dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Krasak. Jarak tempuh dari
pusat kantor kelurahan menuju MI Asas Islam ini kurang lebih 1,5
Km. Sedangkan jarak tempuh dari pusat pemerintahan Kecamatan
menuju MI Asas Islam kurang lebih 500 m. Sedangkan jarak tempuh
dai pusat pemerintahan Kecamatan sampai pusat pemerintahan
Kelurahan kurang lebih 2 Km.
Di Desa Kalibening terdapat beberapa sekolah diantaranya,
taman kanak-kanak (TK) yang terletak disebelah barat MI Asas
60
Islam Kalibening yang bernama TK Masyithoh dan terdapat sekolah
menengah kejuruan (SMK) yang terletak di sebelah barat TK
Masyithoh yaitu SMK N 03 Salatiga, serta MI Asas Islam
Kalibening yang menjadi subjek penelitian.
b. Profil sekolah
Madrasah Ibtidaiyah yang terletak di Jalan Ja‟far Shodiq
Nomor 17, Desa Kalibening Kecamatan Tingkir ini memiliki luas
tanah 3135 m2
dengan luas bangunan 875 m2. Bangunan terdiri dari
15 ruang kelas (kelas I-VI), satu ruang kepala sekolah dan satu ruang
guru, satu ruang sebagai tempat beribadah, satu ruang UKS, tujuh
jamban , satu lapangan upacara dan satu gudang.
c. Visi dan misi sekolah
1) Visi
Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening sebagai lembaga
pendidikan menengah yang berciri khas Islam perlu
mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua peserta
didik, lembaga pengguna lulusan Madrasah dan masyarakat
dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
Kalibening juga diharapkan merespon perkembangan dan
tantangan masa depan dalam ilmu pegetahuan dan teknologi
yang sangat pesat. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening
ingin mewujudkan harapan dan respon visi sebagai berikut :
61
“Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
amanat agama, Pancasila dan UUD 1945”
2) Misi
a) Menumbuhkan pengkajian agama Islam secara komprehensif
melalui pembinaan keimanan, keislaman dan akhlaqul
karimah.
b) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
c) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
d) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dengan
manajemen partisipatif.
d. Formasi sekolah
Formasi kepegawaian di MI Asas Islam Kalibening terdiri dari 1
orang Kepala Sekolah, 19 orang guru mata pelajaran dan 1 orang
penjaga madrasah.
Tabel 3.1
Formasi MI Asas Islam Kalibening
No Nama L/P Status Jabatan Pend.
62
Terakhir
1. Asa Anfaida Maslina P GTY Ka. MIS S1
2. Zulfa Anturida L PNS Guru S1
3. S. Miskiyah P PNS Guru S1
Bersambung .....
Selanjutnya .....
4. Siti Khairiyah P PNS Guru S1
5. Purwati P PNS Guru S1
6. Yuli Arifah P GTY Guru S1
7. Eka Santi Budiharni P GTY Guru S1
8. Atina Amalia S P GTY Guru S1
9. Sa‟adatul Mutamimah P GTY Guru S1
10. Febrina Yuani P P GTY Guru S1
11. Syarifatul Umami P GTY Guru S1
12. Sulis Setyowati P GTY Guru S1
13. Betty Widya Asri P GTY Guru S1
14. Gatran Catur SW L GTY Guru S1
15. Ernawati P GTY Guru S1
16. Nurul Fadlilah P GTY Guru S1
17. Tika Laraswati P GTY Guru S1
18. Rini Riftiyani P GTY Guru S1
19. Da‟i Sholih L GTY Guru S1
63
20. Sulhan Hadi L PTY Penjaga SLTA
e. Kesiswaan
Berikut adalah data peserta didik tahun pelajaran 2017 / 2018 MI
Asas Islam Kalibening :
Tabel 3.2
Jumlah peserta didik setiap kelas MI Asas Islam Kalibening
Tahun Ajaran 2017/2018
No. Kelas Banyaknya Siswa Jumlah Ruang
Kelas
1. I 90 3
2. II 74 3
3. III 82 3
4. IV 59 2
5. V 59 2
6. VI 50 2
Jumlah 412 15
Berdasarkan tabel diatas jumlah peserta didik di MI Asas Islam
Kalibening, diketahui bahwa :
1) Jumlah siswa pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 412 siswa
dan memiliki jumlah ruang kelas sebanyak 15 ruang.
64
2. Subyek penelitian
a. Jumlah peserta didik
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA MI Asas
Islam Kalibening Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan tabel 3.2 tentang jumlah siswa. Jumlah siswa kelas V
keseluruhan adalah 59 siswa sedangkan untuk jumlah subyek yang
diteliti yaitu kelas VA adalah 29. Terdiri dari 15 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan.
Tabel 3.3
Daftar nama siswa kelas VA MI Asas Islam Kalibening
Tahun Ajaran 2017/2018
No. Nama L/P
1. Siswa 1 P
2. Siswa 2 L
3. Siswa 3 P
4. Siswa 4 P
5. Siswa 5 L
65
6. Siswa 6 P
7. Siswa 7 L
8. Siswa 8 L
9. Siswa 9 L
Bersambung.....
Selanjutnya .....
10. Siswa 10 L
11. Siswa 11 L
12. Siswa 12 P
13. Siswa 13 P
14. Siwa 14 P
15. Siswa 15 P
16. Siswa 16 P
17. Siswa 17 L
18. Siswa 18 L
19. Siswa 19 L
20. Siswa 20 L
21. Siswa 21 L
22. Siswa 22 P
23. Siswa 23 P
24. Siswa 24 P
25. Siswa 25 L
66
26. Siswa 26 P
27. Siswa 27 L
28. Siswa 28 P
29. Siswa 29 L
B. Pelaksanaan Penelitian
Sudah disampaikan di muka bahwa secara garis besar penelitian
tindakan kelas dilaksanakan dalam empat tahap yaitu rencana, pelaksanaan,
pengamatan / pengumpulan data dan refleksi. Adapun lebih rincinya
tahapan-tahapan tersebut akan disampaikan dibawah ini, sedangkan data
dan pembahasannya akan disampaikan pada Bab IV
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2018 dengan
materi pokok mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut
a. Siklus I
1) Perencanaan
a) Membuat RPP.
b) Peneliti menyiapkan instrumen penilaian untuk guru dan
siswa.
c) Peneliti menyiapkan sumber belajar berupa buku paket
matematika.
67
d) Peneliti menyiapkan kartu tanya jawab.
e) Menyusun lembar evaluasi pre-test atau post-test.
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan awal
a) Guru mengucap salam.
b) Guru mengajak siswa berdo‟a bersama dan absensi.
c) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada anak-anak
dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai materi
yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
a) Guru mengadakan pre-test.
b) Guru menjelaskan apa itu pecahan biasa, pecahan desimal
dan persen.
c) Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan dan
memberikan contoh dari pecahan biasa, pecahan desimal dan
persen dengan menuliskannya di papan tulis.
d) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu
mengenai mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal dan persen.
e) Guru menjelaskan cara mengubah bentuk pecahan biasa ke
bentuk pecahan desimal dan persen.
f) Guru menyiapkan beberapa kartu soal jawab.
68
g) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A
membawa kartu berisi soal dan kelompok B membawa kartu
berisi jawaban.
h) Guru membagikan kartu ke masing-masing siswa.
i) Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu yang
mereka pegangnya.
j) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang
sesuai dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.
k) Setiap siswa menuliskan soal beserta jawaban di papan tulis
guna dikoreksi bersama.
l) Setelah semua siswa menuliskan di papan tulis, kartu
dikumpulkan kembali.
m) Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi
persen dan sebaliknya.
n) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok seperti yang
sudah dilakukan sebelumnya.
o) Untuk babak selanjutnya siswa diberi kartu yang berbeda,
kelompok A mendapatkan kartu berupa jawaban dan
kelompok B mendapatkan kartu berupa soal.
p) Guru meminta setiap siswa kelompok B menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu yang
mereka pegangnya.
69
q) Guru meminta siswa menuliskan soal dan jawaban di papan,
kemudian kartu dikumpulkan kembali.
r) Guru memberikan lembar soal pada masing-masing siswa.
s) Guru mengadakan tes ulangan.
3) Pengamatan
Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat
pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan
menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan
siswa.
4) Refleksi
a) Pada siklus I terlihat beberapa siswa belum mengerti
mengenai kartu soal jawab sehingga kegiatan pembelajaran
belum sepenuhnya berjalan dengan lancar.
b) Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia
dengan tepat dalam mengerjakan soal post-test.
c) Pada saat mencari pasangan dalam kartu soal jawab semua
siswa menemukan pasangan, hanya saja sebagian siswa
membutuhkan waktu untuk menemukan pasangan dari kartu
tersebut.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at, 13 April 2018 dengan
materi pokok mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.
70
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut.
a. Siklus II
1) Perencanaan
a) Membuat RPP.
b) Peneliti menyiapkan instrumen penilaian untuk guru dan
siswa.
c) Peneliti menyiapkan sumber belajar.
d) Peneliti menyiapkan kartu soal jawab.
e) Menyusun lembar evaluasi pre-test atau post-test.
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan awal
a) Guru memberikan salam pembuka.
b) Mengajak siswa berdo‟a bersama dan absensi.
c) Apersepsi dan motivasi dengan tanya jawab materi
mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen
materi yang sudah dipelajari kemarin.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
a) Guru mengadakan pre-test.
b) Guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan contoh
pecahan biasa, pecahan desimal dan bentuk persen seperti
yang dilakukan sebelumnya.
71
c) Guru menuliskan beberapa soal mengenai cara mengubah
pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen di papan tulis.
d) Guru menunjuk beberapa siswa yang nilainya belum
memenuhi KKM pada kegiatan siklus I untuk mengerjakan
soal di papan tulis.
e) Guru menyiapkan kartu soal jawab.
f) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A
membawa kartu berupa soal dan kelompok B membawa
kartu berupa jawaban.
g) Guru membagikan kartu pada masing-masing siswa.
h) Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu
miliknya.
i) Guru meminta setiap siswa dari kelompok B menganalisis
jawaban untuk menemukan pertanyaan atas jawaban yang
tertera pada kartu miliknya.
j) Guru meminta siswa dari kelompok A menyebutkan soal
yang dipegangnya dan meminta siswa dari kelompok B
untuk menjawab dengan menyebutkan jawaban dari kartu
yang dipegangnya.
k) Kartu dikumpulkan kembali kepada guru.
l) Guru membagi kartu soal jawab lagi, kelompok A membawa
kartu berisi jawaban dan kelompok B membawa kartu berisi
72
soal mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk persen
dan sebaliknya.
m) Guru meminta setiap siswa kelompok B menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal yang tertera dalam kartu
miliknya.
n) Guru meminta setiap siswa dari kelompok A menganalisis
jawaban untuk menemukan pertanyaan atas jawaban yang
tertera pada kartu miliknya.
o) Guru meminta siswa dari kelompok B menyebutkan soal
yang dipegangnya dan meminta siswa dari kelompok A
untuk menjawab dengan menyebutkan jawaban dari kartu
yang dipegangnya.
p) Kartu dikumpulkan kembali kepada guru.
q) Guru memberikan hadiah untuk siswa yang aktif selama
KBM
r) Guru mengadakan tes ulangan.
3) Pengamatan
Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat
pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan
menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan
siswa.
4) Refleksi
73
a) Pada siklus II terlihat semua siswa sudah mengerti mengenai
kartu soal jawab sehingga kegiatan pembelajaran berjalan
dengan lancar.
b) Sebagian siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu
yang tersedia dengan baik dalam mengerjakan soal post-test.
c) Pada saat mencari pasangan dalam kartu soal jawab semua
siswa menemukan pasangan sesuai waktu yang ditentukan
guru.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari tiap-tiap siklus
yang meliputi : hasil observasi, kegiatan siswa saat KBM, hasil ulangan sebelum
dan setiap akhir siklus.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pra Siklus
Kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian memang
pembelajaran Matematika materi mengubah pecahan ke bentuk desimal
dan persen di MI Asas Islam Kalibening menurut peneliti sudah berjalan
dengan baik dan kondusif. Guru mapel menurut peneliti juga sudah
menjelaskan materi dengan padat dan jelas tentang materi mengubah
pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen. Perhatian guru terhadap
siswa ketika pembelajaran juga sudah baik. Siswa mengikuti
pembelajaran dengan baik meskipun ada beberapa siswa yang belum
fokus terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru. Akan tetapi ketika
peneliti memberikan ulangan di akhir pembelajaran atau post test.
75
Sebagian besar siswa di kelas tersebut masih belum tuntas, seperti tabel
nilai dibawah ini :
Tabel 4.1
Hasil Nilai Post-test Pra Siklus
No. Nama Nilai Hasil
1. Siswa 1 30 Tidak Tuntas
2. Siswa 2 30 Tidak Tuntas
3. Siswa 3 50 Tidak Tuntas
4. Siswa 4 50 Tidak Tuntas
5. Siswa 5 55 Tidak Tuntas
6. Siswa 6 65 Tuntas
7. Siswa 7 55 Tidak Tuntas
8. Siswa 8 30 Tidak Tuntas
9. Siswa 9 80 Tuntas
10. Siswa 10 0 Tidak Tuntas
11. Siswa 11 85 Tuntas
12. Siswa 12 65 Tuntas
13. Siswa 13 30 Tidak Tuntas
76
14. Siswa 14 75 Tuntas
15. Siswa 15 70 Tuntas
16. Siswa 16 25 Tidak Tuntas
17. Siswa 17 35 Tidak Tuntas
18. Siswa 18 25 Tidak Tuntas
Bersambung .....
Selanjutnya .....
19. Siswa 19 15 Tidak Tuntas
20. Siswa 20 0 Tidak Tuntas
21. Siswa 21 30 Tidak Tuntas
22. Siswa 22 55 Tidak Tuntas
23. Siswa 23 20 Tidak Tuntas
24. Siswa 24 15 Tidak Tuntas
25. Siswa 25 35 Tidak Tuntas
26. Siswa 26 85 Tuntas
27. Siswa 27 0 Tidak Tuntas
28. Siswa 28 75 Tuntas
29. Siswa 29 15 Tidak Tuntas
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas 41,3. Siswa
yang tuntas sebanyak 8 orang sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 21
orang.
77
Setelah peneliti melakukan perenungan kembali terhadap proses
pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan meminta masukan kepada
guru serta kepada siswa kelas VA, maka dapat penulis identifikasi
penyebab rendahnya hasil belajar tersebut berasal dari siswa dan guru itu
sendiri. Dari beberapa siswa yang peneliti tanya mengenai kesulitan apa
yang terjadi pada pembelajaran. Para siswa menjawab bahwa
kesulitannya yaitu memahami konsep dari materi yang disampaikan oleh
guru dikarenakan hanya menggunakan metode ceramah. Ketika guru
menjelaskan para siswa paham, namun ketika mengingat kembali konsep
dari materi yang disampaikan siswa kesulitan. Oleh karena itu peneliti
menyimpulkan bahwa perlunya diadakan perbaikan tindakan dalam
kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode latihan
terbimbing dan model pembelajaran Make A Match.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I peneliti mencoba menggunakan metode latihan
terbimbing dan model pembelajaran Make A Match pada proses
pembelajaran Matematika materi mengubah pecahan biasa ke bentuk
desimal dan persen yang dilaksanakan pada hari kamis 12 April 2018.
Beberapa pelaksanaannya adalah sebagai berikut ; dalam perencanaan
tindakan kelas peneliti telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), kemudian membuat instrumen penilaian untuk guru dan siswa.
Selain itu peneliti juga menyiapkan materi pembelajaran berupa
78
fotokopian materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen
dan membuat lembar observasi berupa soal-soal.
Selanjutnya, guru masuk kelas dengan mengucap salam dan tak lupa
mengajak siswanya untuk berdo‟a bersama serta absensi siswa. Kemudian
guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi kepada siswa,
selain itu guru juga melakukan tanya jawab mengenai materi mengubah
pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.
Setelah melakukan apersepsi, guru mengadakan pre-test guna
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Kemudian guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah
jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan
terbimbing dan model pembelajaran Make A Match. Setelah menjelaskan
tujuan dan langkah-langkah, guru menjelaskan kembali mengenai materi
mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal. Langkah selanjutnya yaitu
guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A memegang
kartu berisi soal dan kelompok B memegang kartu jawab mengenai
mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal yang telah diberikan guru.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari pasangan dari
masing-masing kartu yang dibawanya.
Setelah 15 menit kegiatan mencari pasangan dari kartu soal jawab
selesai dan setiap kelompok diminta menulis soal beserta jawabannya di
papan tulis guna dikoreksi bersama. Kemudian guru menjelaskan materi
mengubah pecahan biasa ke bentuk persen. Guru membagi lagi siswa
79
menjadi dua kelompok, kelompok A memegang kartu berisi jawab dan
kelompok B memegang kartu soal mengenai mengubah pecahan biasa ke
bentuk persen yang telah diberikan guru. Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk mencari pasangan dari masing-masing kartu yang
dibawanya. Setelah masing-masing siswa menemukan pasangan dari
kartu yang dibawanya, guru memanggil masing-masing siswa untuk maju
ke depan dan menuliskan soal berserta jawaban di papan tulis.
Selanjutnya guru mengadakan tes ulangan. Dan hasil evaluasi dari siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Pada saat yang sama, kolaborator melakukan pengamatan dengan
mengisi instrumen yang disiapkan oleh peneliti. Instrumen tersebut
meliputi : pengamatan kegiatan guru, siswa saat kegiatan belajar
mengajar. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus I
No
.
Nama Nilai Hasil
Pre-test Post-test
1. Siswa 1 95 100 Tuntas
2. Siswa 2 15 55 Tidak Tuntas
3. Siswa 3 80 80 Tuntas
4. Siswa 4 90 95 Tuntas
5. Siswa 5 35 70 Tidak Tuntas
80
6. Siswa 6 45 55 Tidak Tuntas
7. Siswa 7 75 75 Tuntas
8. Siswa 8 95 100 Tuntas
9. Siswa 9 95 95 Tuntas
10. Siswa 10 35 25 Tidak Tuntas
Bersambung .....
Selanjutnya .....
11. Siswa 11 0 0 Tidak Tuntas
12. Siswa 12 35 70 Tidak Tuntas
13. Siswa 13 100 100 Tuntas
14. Siswa 14 55 80 Tuntas
15. Siswa 15 90 90 Tuntas
16. Siswa 16 65 70 Tuntas
17. Siswa 17 85 100 Tuntas
18. Siswa 18 65 70 Tuntas
19. Siswa 19 10 30 Tidak Tuntas
20. Siswa 20 45 70 Tidak Tuntas
21. Siswa 21 35 55 Tidak Tuntas
22. Siswa 22 80 90 Tuntas
23. Siswa 23 70 90 Tuntas
24. Siswa 24 100 100 Tuntas
25. Siswa 25 95 95 Tuntas
81
26. Siswa 26 85 90 Tuntas
27. Siswa 27 20 35 Tuntas
28. Siswa 28 100 100 Tuntas
29. Siswa 29 25 45 Tidak Tuntas
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas pada pre-test
60,6 dan terjadi kenaikan menjadi 73,4. Siswa yang tuntas sebanyak 19
orang sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 10 orang. Akan tetapi hal ini
belum mencapai kriteria yang diinginkan yaitu siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM yakni 60 sebanyak 85%.
Tabel 4.3
Tabel Observasi Siswa Siklus I
No. Kegiatan / aspek
yang dinilai
Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
sekali
1. Antusias siswa
dalam mengikuti
KBM
√
2 Keaktifan siswa
dalam mencari
pasangan kartu
√
82
soal jawab
Bersambung .....
Selanjutnya .....
3 Ketelitian siswa
dalam
mengerjakan soal
di papan tulis
√
4 Keaktifan siswa
dalam bertanya
√
5 Keaktifan siswa
dalam menjawab
pertanyaan
√
Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan kurang,
perlu adanya kriteria. Dibawah ini adalah kriteria masing-masing aspek
yang dinilai.
a. Antusias siswa dalam mengikuti KBM : Baik sekali, jika siswa
melaksanakan tugas yang diberikan guru, jika siswa bisa
83
melaksanakan arahan yang diperintah oleh guru, siswa fokus dalam
belajar. Baik, jika siswa sudah fokus dalam belajar tapi belum begitu
aktif dalam melaksanakan arahan yang diperintah guru. Cukup, jika
siswa sudah fokus dengan pelajaran, akan tetapi perhatian beralih
kepada yang lain. Kurang, jika siswa tidak fokus dengan pelajaran.
b. Keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartu : Baik sekali, jika
semua siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu dan
mencari pasangan dari kartu tersebut. Baik, jika sebagian besar siswa
aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan mencari
pasangan dari kartu tersebut. Cukup, jika sebagian kecil siswa aktif
mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan mencari
pasangan dari kartu tersebut. Kurang, jika hanya beberapa siswa
yang aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan
mencari pasangan dari kartu tersebut.
c. Ketelitian siswa dalam mengerjakan soal di papan tulis : Baik sekali,
jika siswa dapat mengerjakan soal dengan benar dan tepat sesuai
konsep yang diajarkan oleh guru. Baik, jika siswa dapat mengerjakan
soal dengan benar tetapi kurang sesuai konsep yang diajarkan oleh
guru. Cukup, jika siswa dapat mengerjakan soal dengan konsepnya
sendiri dan tidak sesuai dengan konsep yang diajarkan oleh guru.
Kurang, jika siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar.
d. Keaktifan dalam bertanya : Baik sekali, jika sebagian besar siswa
yang bertanya sesuai materi. Baik, jika sebagian kecil siswa yang
84
bertanya sesuai materi dan sebagian besar hanya pasif
mendengarkan. Cukup, jika hanya beberapa siswa bertanya sesuai
materi. Kurang, jika tidak ada satu pun siswa yang bertanya
mengenai materi yang sedang diajarkan.
e. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan : Baik sekali, jika
siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru maupun teman
sekelasnya. Baik, jika sebagian dari siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dari guru maupun teman sekelasnya. Cukup, jika hanya
beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun
teman sekelasnya setelah ditunjuk oleh guru terlebih dahulu. Kurang,
jika tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun
teman sekelasnya.
Tabel 4.4
Tabel Observasi Guru Siklus I
No. Kegiatan / aspek
yang di amati
Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
1. Kesesuaian RPP √
2. Penyampaian
materi jelas
√
3. Penggunaan waktu
sesuai rencana
√
4. Penggunaan √
85
metode
pembelajaran
Bersambung .....
Selanjutnya .....
5. Penggunaan model
pembelajaran
√
6. Perhatian terhadap
siswa
√
7. Memberi motivasi
kepada siswa
√
Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan
kurang, perlu adanya kriteria. Di bawah ini adalah kriteria masing-
masing aspek yang dinilai.
a. Kesesuaian RPP : Baik sekali, jika pembelajaran berjalan sesuai
yang direncanakan. Baik, jika ada beberapa langkah dalam RPP
yang tidak dilaksanakan. Cukup, jika hanya beberapa langkah
dalam pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Kurang, jika
pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan yang direncakan.
86
b. Penyampaian materi jelas : Baik sekali, jika guru menyampaikan
materi dengan padat dan jelas sesuai dengan disertai konsep dari
materi yang dibahas. Baik, jika guru menyampaikan materi
dengan padat dan jelas. Cukup, jika guru menyampaikan materi
dengan kata-kata yang panjang sehingga sulit dimengerti siswa.
Kurang, jika yang guru sampaikan tidak sesuai dengan materi.
c. Penggunaan waktu sesuai rencana : Baik sekali, jika guru masuk
kelas tepat dan jalannya pembelajaran hingga selesai tepat waktu.
Baik, jika ada keterlambatan sedikit sehingga tidak sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Cukup, jika ada keterlambatan yang
cukup lama dari waktu yang direncanakan. Kurang, jika guru
masuk kelas sudah terlambat, jalannya pembelajaran hingga
selesai tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan.
d. Penggunaan metode : Baik sekali, jika guru melaksanakan
metode sesuai dengan urutan yang direncanakan dan penggunaan
metode sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Baik, jika
sudah sesuai dengan urutan yang direncanakan tetapi masih ada
sedikit kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah pelaksanaan
metode tidak berurutan dan pembagian alokasi waktu yang
kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan metode yang
direncanakan.
e. Penggunaan model pembelajaran : Baik sekali, jika guru
melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan urutan yang
87
direncanakan dan penggunaan model pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang tersedia. Baik, jika sudah sesuai
dengan urutan yang direncanakan tetapi masih ada sedikit
kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah pelaksanaan model
pembelajaran tidak berurutan dan pembagian alokasi waktu yang
kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan model
pembelajaran yang direncanakan.
f. Perhatian terhadap siswa : Baik sekali, jika guru menegur siswa
yang mengobrol dengan temannya, menegur siswa yang tidak
sesuai yang tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran,
mengelilingi siswa, dan menanyakan kesulitan siswa. Baik, jika
guru mengelilingi kelas dan menegur siswa yang tidak fokus
dalam kegiatan pembelajaran. Cukup, jika guru hanya
mengelilingi kelas. Kurang, jika guru hanya berdiam diri di meja
guru.
g. Memberi motivasi kepada siswa : Baik sekali, jika guru
memotivasi agar bersungguh-sungguh dalam mencari pasangan
kartu soal jawab dan mengerjakan soal agar mendapat nilai baik.
Baik, jika guru memberi motivasi untuk bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal. Cukup, jika guru memotivasi untuk
mendapat nilai baik. Kurang, jika guru tidak memberi motivasi.
Melihat dari hasil pengamatan pada tabel 4.3 keaktifan
mencari pasangan untuk kartu soal jawab baik, ketelitian siswa
88
dalam mengerjakan soal di papan tulis baik, keaktifan siswa
dalam bertanya dan menjawab pertanyaan kurang. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan karena belum
terbiasa menggunakan metode latihan terbimbing dan model
Make A Match.
Dengan demikian, pada siklus II perlu adanya motivasi yang
dapat mendorong siswa lebih berkompeten dengan memberikan
hadiah berupa bolpoin pada siswa yang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
Pada siklus II peneliti mencoba menggunakan metode latihan dan
model Make A Match pada proses pembelajaran matematika materi
mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen, yang
dilaksanakan pada hari Jum‟at 13 April 2018. Beberapa tahap
pelaksanaannya adalah sebagai berikut, dalam perencanaan tindakan kelas
ini peneliti telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kemudian
membuat instrumen penilaian untuk guru dan siswa. Selain itu peneliti
juga menyiapkan materi pembelajaran berupa fotokopian materi dan soal-
soal serta menyiapkan kartu soal jawab.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan tahap ini guru
masuk kelas dengan mengucap salam dan mengajak siswa untuk berdo‟a
bersama serta mengabsen siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi
untuk memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu, guru juga
89
melakukan tanya jawab mengenai materi mengubah pecahan biasa ke
bentuk desimal dan persen. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa.
Selanjutnya, guru mengadakan pre-test untuk mengetahui
kemampuan awal yang dimiliki siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan,
guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan contoh bentuk pecahan
biasa, desimal dan persen. Kemudian guru menuliskan beberapa soal
mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen untuk
dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas pada siklus I. Setelah beberapa
siswa mengerjakan soal di papan tulis, guru menjelaskan langkah-langkah
jalannya pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dan model
pembelajaran Make A Match.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu A dan
B. Kelompok A memegang kartu berisi soal dan kelompok B memegang
kartu jawab mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal yang
telah diberikan guru. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menganalisis jawaban dan mencari pasangan dari masing-masing kartu
yang dibawanya. Setelah semua siswa menemukan pasangan dari kartu
tersebut, guru meminta setiap siswa dari kelompok A menyebutkan soal
yang dipegang dan kelompok B menyebutkan jawaban dari soal tersebut.
Selanjutnya guru membagi kartu soal jawab kembali kepada masing-
masing kelompok mengenai mengubah pecahan biasa ke bentuk persen.
Kelompok A mendapatkan kartu jawaban sedangkan kelompok B
90
mendapatkan kartu soal, kemudian guru meminta masing-masing siswa
menganalisis soal dan jawaban serta mencari pasangan dari kartu yang
dibawa masing-masing siswa. Langkah selanjutnya yaitu guru meminta
masing-masing siswa dari kelompok B menyebutkan soal dari kartu yang
dibawanya dan kelompok A menyebutkan jawaban dari soal yang telah
disampaikan oleh kelompok B. Setelah selesai, kartu dikumpulkan
kembali kepada guru. Selanjutnya siswa dipersilahkan duduk kembali dan
guru mengumumkan nama-nama siswa yang aktif selama KBM untuk
diberikan reward atau hadiah berupa bolpoin. Kemudian guru
mengadakan tes ulangan. Dan hasil dari evaluasi dari tindakan siklus II
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Pada saat yang sama, kolaborator melakukan pengamatan dengan
mengisi instrumen yang sudah disiapkan, meliputi : pengamatan kegiatan
guru dan siswa selama KBM. Dan hasil dari pengamatan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.5
Hasil Evaluasi Pre-test dan Post-test Siklus II
No
.
Nama Nilai Hasil
Pre-test Post-test
1. Siswa 1 95 100 Tuntas
2. Siswa 2 61 60 Tuntas
3. Siswa 3 90 92 Tuntas
Bersambung .....
91
Selanjutnya .....
4. Siswa 4 98 100 Tuntas
5. Siswa 5 66 75 Tuntas
6. Siswa 6 50 55 Tidak Tuntas
7. Siswa 7 65 71 Tuntas
8. Siswa 8 90 92 Tuntas
9. Siswa 9 83 82 Tuntas
10. Siswa 10 39 57 Tidak Tuntas
11. Siswa 11 93 100 Tuntas
12. Siswa 12 86 88 Tuntas
13. Siswa 13 96 96 Tuntas
14. Siswa 14 100 100 Tuntas
15. Siswa 15 91 98 Tuntas
16. Siswa 16 71 75 Tuntas
17. Siswa 17 85 78 Tuntas
18. Siswa 18 86 87 Tuntas
19. Siswa 19 60 70 Tuntas
20. Siswa 20 90 90 Tuntas
21. Siswa 21 73 82 Tuntas
22. Siswa 22 51 53 Tidak Tuntas
23. Siswa 23 78 89 Tuntas
Bersambung .....
92
Selanjutnya .....
24. Siswa 24 100 100 Tuntas
25. Siswa 25 86 87 Tuntas
26. Siswa 26 88 90 Tuntas
27. Siswa 27 88 93 Tuntas
28. Siswa 28 98 100 Tuntas
29. Siswa 29 58 50 Tidak Tuntas
Dari data diatas dapat diiketahui bahwa rata-rata kelas pada pre-test
76,6 dan terjadi kenaikan menjadi 83,1. Siswa yang tuntas sebanyak 25
orang sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 4 orang. Akan tetapi hal ini
sudah mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan yaitu siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM yakni 60 sebanyak 86%.
93
Tabel 4.6
Tabel Observasi Siswa Siklus II
No. Kegiatan / aspek
yang dinilai
Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
sekali
1. Antusias siswa
dalam mengikuti
KBM
√
2 Keaktifan siswa
dalam mencari
pasangan kartu
soal jawab
√
3 Ketelitian siswa
dalam
mengerjakan soal
di papan tulis
√
4 Keaktifan siswa
dalam bertanya
√
5 Keaktifan siswa
dalam menjawab
pertanyaan
√
94
Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan kurang, perlu
adanya kriteria. Dibawah ini adalah kriteria masing-masing aspek yang
dinilai.
a. Antusias siswa dalam mengikuti KBM : Baik sekali, jika siswa
melaksanakan tugas yang diberikan guru, jika siswa bisa
melaksanakan arahan yang diperintah oleh guru, siswa fokus dalam
belajar. Baik, jika siswa sudah fokus dalam belajar tapi belum
begitu aktif dalam melaksanakan arahan yang diperintah guru.
Cukup, jika siswa sudah fokus dengan pelajaran, akan tetapi
perhatian beralih kepada yang lain. Kurang, jika siswa tidak fokus
dengan pelajaran.
b. Keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartu : Baik sekali, jika
semua siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu dan
mencari pasangan dari kartu tersebut. Baik, jika sebagian besar
siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan
mencari pasangan dari kartu tersebut. Cukup, jika sebagian kecil
siswa aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal dan
mencari pasangan dari kartu tersebut. Kurang, jika hanya beberapa
siswa yang aktif mengerjakan soal yang tertera dalam kartu soal
dan mencari pasangan dari kartu tersebut.
c. Ketelitian siswa dalam mengerjakan soal di papan tulis : Baik
sekali, jika siswa dapat mengerjakan soal dengan benar dan tepat
sesuai konsep yang diajarkan oleh guru. Baik, jika siswa dapat
95
mengerjakan soal dengan benar tetapi kurang sesuai konsep yang
diajarkan oleh guru. Cukup, jika siswa dapat mengerjakan soal
dengan konsepnya sendiri dan tidak sesuai dengan konsep yang
diajarkan oleh guru. Kurang, jika siswa tidak dapat mengerjakan
soal dengan benar.
d. Keaktifan dalam bertanya : Baik sekali, jika sebagian besar siswa
yang bertanya sesuai materi. Baik, jika sebagian kecil siswa yang
bertanya sesuai materi dan sebagian besar hanya pasif
mendengarkan. Cukup, jika hanya beberapa siswa bertanya sesuai
materi. Kurang, jika tidak ada satu pun siswa yang bertanya
mengenai materi yang sedang diajarkan.
e. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan : Baik sekali, jika
siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru maupun teman
sekelasnya. Baik, jika sebagian dari siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dari guru maupun teman sekelasnya. Cukup, jika hanya
beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru maupun
teman sekelasnya setelah ditunjuk oleh guru terlebih dahulu.
Kurang, jika tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan dari guru
maupun teman sekelasnya.
96
Tabel 4.7
Tabel Observasi Guru Siklus II
No. Kegiatan / aspek
yang di amati
Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
1. Kesesuaian RPP √
2. Penyampaian
materi jelas
√
3. Penggunaan waktu
sesuai rencana
√
4. Penggunaan
metode
pembelajaran
√
5. Penggunaan model
pembelajaran
√
6. Perhatian terhadap
siswa
√
7. Memberi motivasi
kepada siswa
√
Untuk memahami keterangan baik sekali, baik, cukup dan kurang,
perlu adanya kriteria. Di bawah ini adalah kriteria masing-masing
aspek yang dinilai.
97
a. Kesesuaian RPP : Baik sekali, jika pembelajaran berjalan sesuai
yang direncanakan. Baik, jika ada beberapa langkah dalam RPP
yang tidak dilaksanakan. Cukup, jika hanya beberapa langkah
dalam pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Kurang, jika
pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan yang direncakan.
b. Penyampaian materi jelas : Baik sekali, jika guru menyampaikan
materi dengan padat dan jelas sesuai dengan disertai konsep dari
materi yang dibahas. Baik, jika guru menyampaikan materi
dengan padat dan jelas. Cukup, jika guru menyampaikan materi
dengan kata-kata yang panjang sehingga sulit dimengerti siswa.
Kurang, jika yang guru sampaikan tidak sesuai dengan materi.
c. Penggunaan waktu sesuai rencana : Baik sekali, jika guru masuk
kelas tepat dan jalannya pembelajaran hingga selesai tepat
waktu. Baik, jika ada keterlambatan sedikit sehingga tidak
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Cukup, jika ada
keterlambatan yang cukup lama dari waktu yang direncanakan.
Kurang, jika guru masuk kelas sudah terlambat, jalannya
pembelajaran hingga selesai tidak sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
d. Penggunaan metode : Baik sekali, jika guru melaksanakan
metode sesuai dengan urutan yang direncanakan dan
penggunaan metode sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
Baik, jika sudah sesuai dengan urutan yang direncanakan tetapi
98
masih ada sedikit kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah
pelaksanaan metode tidak berurutan dan pembagian alokasi
waktu yang kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan
metode yang direncanakan.
e. Penggunaan model pembelajaran : Baik sekali, jika guru
melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan urutan yang
direncanakan dan penggunaan model pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang tersedia. Baik, jika sudah sesuai
dengan urutan yang direncanakan tetapi masih ada sedikit
kekurangan. Cukup, jika langkah-langkah pelaksanaan model
pembelajaran tidak berurutan dan pembagian alokasi waktu
yang kurang tepat. Kurang, jika tidak sesuai dengan model
pembelajaran yang direncanakan.
f. Perhatian terhadap siswa : Baik sekali, jika guru menegur siswa
yang mengobrol dengan temannya, menegur siswa yang tidak
sesuai yang tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran,
mengelilingi siswa, dan menanyakan kesulitan siswa. Baik, jika
guru mengelilingi kelas dan menegur siswa yang tidak fokus
dalam kegiatan pembelajaran. Cukup, jika guru hanya
mengelilingi kelas. Kurang, jika guru hanya berdiam diri di meja
guru.
g. Memberi motivasi kepada siswa : Baik sekali, jika guru
memotivasi agar bersungguh-sungguh dalam mencari pasangan
99
kartu soal jawab dan mengerjakan soal agar mendapat nilai baik.
Baik, jika guru memberi motivasi untuk bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal. Cukup, jika guru memotivasi untuk
mendapat nilai baik. Kurang, jika guru tidak memberi motivasi.
Melihat hasil pengamatan pada tabel 4.6, keaktifan mencari
pasangan kartu soal jawab baik sekali, ketelitian dalam mengerjakan
soal di papan tulis baik, keaktifan dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan cukup. Artinya menunjukkan kenaikan dari sebelumnya
pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dan model
pembelajaran Make A Match. Selain itu tabel observasi guru
menunjukkan peningkatan dari yang sebelumnya masih terdapat nilai
yang kurang, pada siklus II tidak lagi terdapat nilai yang kurang.
Dengan demikian, pada siklus II kegiatan sudah dipandang cukup dan
tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Karena dari lembar observasi
guru dan siswa menunjukkan peningkatan, selain itu hasil evaluasi
siswa juga menunjukkan kenaikan dari pra siklus hingga siklus II dan
sudah memenuhi indikator keberhasilan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dilihat dari hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan telah
mengalami kenaikan disetiap siklusnya, dimana jumlah ketuntasan
100
terjadi kenaikan dari pra siklus, siklus I dan siklus I sedangkan jumlah
siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan. Prosentase ketuntasan
pra siklus 27%, pada siklus I 65%. Pada siklus II prosentase ketuntasan
86%. Untuk mengetahui peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Perolehan Hasil Belajar
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. Aspek yang
dibandingkan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes
1. Jumlah nilai - 1200 1760 2130 2222 2410
2. Rata-rata nilai - 41,3 60,6 73,4 76,6 83,1
3. Nilai tertinggi - 85 100 100 100 100
4. Nilai terendah - 0 0 0 39 50
5. Jumlah tuntas - 8 17 21 25 25
6. Jumlah tidak
tuntas
- 21 12 8 4 4
Bersambung .....
Selanjutnya .....
7. Prosentase
ketuntasan
- 27% 59% 72% 86% 86%
101
8. Prosentase
ketidaktuntasan
- 73% 41% 28% 14% 14%
Dilihat dari jumlah ketuntasan terjadi kenaikan dari pra siklus
hingga siklus II, sedangkan jumlah tidak tuntas mengalami penurunan.
Kenaikan dan penurunan ini bila digambarkan dalam grafik tampak
seperti dibawah ini.
Grafik 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar
Dilihat dari nilai perolehan nilai tertinggi evaluasi siswa pra siklus
hingga siklus II juga mengalami kenaikan. Dari perolehan pada pra siklus
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
102
85 hingga siklus II 100. Nilai terendah juga mengalami kenaikan. Dari
nilai 0 hingga 50 dapat dilihat dari grafik 4.2.
Grafik 4.2
Nilai Hasil Belajar
BAB V
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Pra Siklus Siklus I Siklus II
103
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode latihan terbimbing dan model pembelajaran Make A Match
yang diterapkan pada siswa kelas VA MI Asas Islam Kalibening pada mata
pelajaran Matematika materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal
dan persen dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Dari hasil evaluasi
yang dilakukan menunjukkan peningkatan yang signifikan, mula-mula pada
pra siklus diperoleh data 27% dari jumlah siswa keseluruhan yang mencapai
nilai diatas KKM yakni 60, pada siklus I mengalami peningkatan sebanyak
45% yang semula 27% menjadi 72%, namun masih terdapat kekurangan
yaitu sebagian siswa belum menemukan pasangan sesuai waktu yang
ditentukan dan guru masih kebingungan mengatasi keaktifan siswa karena
belum terbiasa menggunakan metode dan model tersebut sehingga proses
pembelajaran belum berjalan dengan lancar. Kemudian pada siklus II
mengalami peningkatan kembali menjadi 86%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta
simpulan, maka peneliti akan menuliskan beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru ketika melaksanakan
pembelajaran dikelas :
104
1. Inovasi pembelajaran yang mengacu pembelajaran berbasis siswa
hendaknya perlu untuk dikembangkan guna meningkatan kegiatan
belajar mengajar.
2. Sebaiknya guru perlu mencoba metode-metode dan model
pembelajaran yang lain karena jika guru hanya menggunakan metode
ceramah maka akan banyak siswa yang kurang paham dan hal tersebut
akan berdampak pada hasil belajar siswa.
3. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi
kepada siswa sehingga terbentuk rasa percaya diri.
105
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara.
Hartiny Sam‟s, Rosma. 2010 . Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Sukses Offset
Huda, Miftakhul. 2016. Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif . Yogyakarta : Ar Ruzz Media
Kurniasih, Imas, dkk. 2017. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. KATA
PENA.
Moleong, Lexy.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung
:RemajaRosdakarya.
N.K, Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Nur Arifah, Fita. 2017. Panduan Menulis Penelitian Tindakan Kelas & Karya Tulis
Ilmiah untuk Guru. Yogyakarta : Araska.
Nur, Muhamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Pusat Sains dan
Matematika UNESA
106
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta
: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Mata Pelajaran
Matematika. Jakarta
Ratnawulan, Ellis, dkk.2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Rohani, Desi. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Bilangan Pecahan
Melalui Model Make A Match Pada Siswa Kelas V SD N Weru 01 Weru
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
S. Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2017 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : CV. Widya Karya.
Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta : Kencana
Wahyudi, Esa Nur dan Baharuddin. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar Ruzz Media
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
Sekolah : MI Asas Islam Kalibening
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Mengubah Bentuk Pecahan
Kelas / Semester : VA ( Lima A ) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.
C. Indikator
1. Mengubah pecahan biasa menjadi desimal.
2. Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.
3. Mengubah pecahan ke bentuk persen.
4. Mengubah bentuk persen ke bentuk biasa.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat
membedakan antara pecahan biasa, pecahan desimal dan persen
dengan baik dan benar.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu
tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi pecahan
desimal dan sebaliknya dengan baik dan benar.
3. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu
tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi persen
dan sebaliknya dengan baik dan benar.
108
E. Materi Pembelajaran
1. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan
sebaliknya
a. Pecahan biasa menjadi pecahan desimal
1,234
Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, yaitu
dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, atau
seterusnya.
Contoh :
1)
=
x
=
= 0,6
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,
persepuluhan berarti satu angka dibelakang koma )
2)
=
x
=
= 0,25
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,
perseratusan berarti dua angka di belakang koma )
b. Pecahan desimal menjadi pecahan biasa
Cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, yaitu
mengubah pecahan desimal menjadi pecahan dengan penyebut
10, 100, 1000 atau seterusnya, dengan aturan sebagai berikut.
e. Pecahan dengan 1 angka dibelakang koma dijadikan
pecahan dengan penyebut 10.
f. Pecahan dengan 2 angka di belakang koma dijadikan
pecahan dengan penyebut 100
g. Pecahan dengan 3 angka dibelakang koma dijadikan
pecahan dengan penyebut 1.000, dan seterusnya.
Nilai tempat perseribuan
Nilai tempat perseratusan
Nilai tempat persepuluhan
Nilai tempat satuan
109
h. Lalu, sederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana.
2. Mengubah pecahan biasa menjadi persen dan sebaliknya
a. Pecahan biasa menjadi persen
Cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen, yaitu
dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 100
Contoh :
1)
=
x
=
= 50 %
( pembilang dan penyebut dikali angka yang sama yaitu 25 )
2)
=
x
=
= 75 %
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama
yaitu 25 )
b. Persen menjadi pecahan biasa
Cara mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa, yaitu
mengubah bentuk persen menjadi pecahan berpenyebut 100,
kemudian sederhanakan.
Contoh :
c. 25% =
=
:
=
( Pembilang dan penyebut dibagi 25
)
d. 40% =
=
:
=
( Pembilang dan penyebut dibagi 20
)
F. Strategi Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Latihan Terbimbing.
2. Media dan Alat Pembelajaran
a. Whiteboard
b. Board Marker
c. Media Kartu
3. Sumber Belajar
a. Buku Paket : Terampil Matematika 5 untuk Kelas 5 SD, Tri
Handoko , Jakarta : Yudhistira
b. Buku Paket : Terampil Berhitung Matematika untuk SD
kelas V, Sudwiyanto dkk, Jakarta : Erlangga
c. Buku Paket : ESPS untuk SD/MI Kelas V , Gunanto dkk,
Jakarta : Erlangga
110
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis.
1) Guru memberikan salam pembuka di awal pembelajaran
2) Guru mengajak siswa berdo‟a bersama dengan khidmat
b. Memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran.
c. Guru memberikan apersepsi dan motivasikepada anak-anak
dengan memberikan beberapa pertanyaan.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberi lembar kerja pre-test pada setiap siswa.
b. Guru menjelaskan apa itu pecahan biasa, pecahan desimal dan
persen
c. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan dan
memberikan contoh dari pecahan biasa, pecahan desimal dan
persen.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu
mengenai mengubah bentuk pecahan.
e. Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi
pecahan desimal dan sebaliknya.
f. Guru menyiapkan beberapa kartu dan lembar kerja untuk siswa.
g. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A
sebagai pertanyaan dan kelompok B sebagai jawaban.
h. Guru membagikan kartu ke masing-masing siswa.
i. Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal didalam kartu yang dipegangnya.
j. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang sesuai
dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.
k. Setiap siswa menuliskan soal beserta jawaban di papan tulis
guna dikoreksi bersama
l. Setelah semua siswa menuliskan di papan tulis , kartu
dikumpulkan kembali.
m. Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa menjadi persen
dan sebaliknya.
n. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya.
o. Untuk babak selanjutnya siswa diberi kartu yang berbeda
,kelompok A mendapat kartu jawaban dan kelompok B
mendapat kartu soal
111
p. Guru meminta siswa menuliskan soal beserta jawaban guna
dikoreksi bersama.
q. Setelah semua siswa menuliskan soal dan jawaban di papan tulis,
kartu dikumpulkan kembali.
r. Guru memberikan lembar soal pada siswa.
s. Setelah semua siswa selesai , lembar soal dikumpulkan kepada
guru.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi
yang sudah dipelajari.
b. Guru memberi tahu mengenai materi apa yang akan dipelajari di
pertemuan selanjutnya.
c. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca do‟a
dan mengucapkan salam.
H. Penilaian
Tes Tertulis : Skor
Dinilai dengan angka ( skoring )
Menyelesaikan soal pecahan biasa yang diubah menjadi pecahan
desimal dan persen dalam lembar kerja siswa
Jumlah soal : 20butir
Skor maksimal : 100
Skor setiap jawaban : 5
Menyetujui,
Kepala Madrasah
Asa Anfaida Maslina, S.Pd
Salatiga, 12 April 2018
Mengetahui,
Guru Matematika
Febrina Yuani Pamelang, S.Pd
112
................................................
NIP.
...............................................
NIP.
Observer,
Tika Laraswati, S.Pd
................................................
NIP.
Peneliti,
Niesaa Fadlilah Yusuf
...............................................
Nim. 115-14-131
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
Sekolah : MI Asas Islam Kalibening
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Mengubah Bentuk Pecahan
Kelas / Semester : VA ( Lima A ) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
J. Kompetensi Dasar
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.
K. Indikator
5. Mengubah pecahan biasa menjadi desimal.
6. Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.
7. Mengubah pecahan ke bentuk persen.
8. Mengubah bentuk persen ke bentuk biasa.
L. Tujuan Pembelajaran
4. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat
membedakan antara pecahan biasa, pecahan desimal dan persen
dengan baik dan benar.
5. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu
tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi pecahan
desimal dan sebaliknya dengan baik dan benar.
6. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan menjodohkan kartu
tanya jawab, siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi persen
dan sebaliknya dengan baik dan benar.
114
M. Materi Pembelajaran
3. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan
sebaliknya
c. Pecahan biasa menjadi pecahan desimal
1,234
Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal, yaitu
dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000, atau
seterusnya.
Contoh :
3)
=
x
=
= 0,6
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,
persepuluhan berarti satu angka dibelakang koma )
4)
=
x
=
= 0,25
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama,
perseratusan berarti dua angka di belakang koma )
d. Pecahan desimal menjadi pecahan biasa
Cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, yaitu
mengubah pecahan desimal menjadi pecahan dengan penyebut
10, 100, 1000 atau seterusnya, dengan aturan sebagai berikut.
i. Pecahan dengan 1 angka dibelakang koma dijadikan
pecahan dengan penyebut 10.
j. Pecahan dengan 2 angka di belakang koma dijadikan
pecahan dengan penyebut 100
Nilai tempat perseribuan
Nilai tempat perseratusan
Nilai tempat persepuluhan
Nilai tempat satuan
115
k. Pecahan dengan 3 angka dibelakang koma dijadikan
pecahan dengan penyebut 1.000, dan seterusnya.
l. Lalu, sederhanakan pecahan ke bentuk paling sederhana.
4. Mengubah pecahan biasa menjadi persen dan sebaliknya
c. Pecahan biasa menjadi persen
Cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen, yaitu
dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 100
Contoh :
3)
=
x
=
= 50 %
( pembilang dan penyebut dikali angka yang sama yaitu 25 )
4)
=
x
=
= 75 %
( pembilang dan penyebut dikali dengan angka yang sama
yaitu 25 )
d. Persen menjadi pecahan biasa
Cara mengubah bentuk persen ke bentuk pecahan biasa, yaitu
mengubah bentuk persen menjadi pecahan berpenyebut 100,
kemudian sederhanakan.
Contoh :
e. 25% =
=
:
=
( Pembilang dan penyebut dibagi 25
)
f. 40% =
=
:
=
( Pembilang dan penyebut dibagi 20
)
N. Strategi Pembelajaran
4. Model : Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Latihan Terbimbing.
5. Media dan Alat Pembelajaran
d. Whiteboard
e. Board Marker
f. Media Kartu
6. Sumber Belajar
d. Buku Paket : Terampil Matematika 5 untuk Kelas 5 SD, Tri
Handoko , Jakarta : Yudhistira
e. Buku Paket : Terampil Berhitung Matematika untuk SD
kelas V, Sudwiyanto dkk, Jakarta : Erlangga
f. Buku Paket : ESPS untuk SD/MI Kelas V , Gunanto dkk,
Jakarta : Erlangga
O. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
116
4. Kegiatan Awal
e. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis.
3) Guru memberikan salam pembuka di awal pembelajaran
4) Guru mengajak siswa berdo‟a bersama dengan khidmat
f. Memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran.
g. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada anak-anak
dengan memberikan beberapa pertanyaan.
h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Kegiatan Inti
t. Guru memberi lembar kerja pre-test pada setiap siswa.
u. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan dan
memberikan contoh dari pecahan biasa, pecahan desimal dan
persen.
v. Guru menuliskan beberapa soal di papan tulis mengenai
mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.
w. Guru menunjuk siswa yang nilainya belum mencapai KKM pada
kegiatan siklus I.
x. Guru menyiapkan beberapa kartu dan lembar kerja untuk siswa.
y. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok A
sebagai pertanyaan dan kelompok B sebagai jawaban.
z. Guru membagikan kartu ke masing-masing siswa.
aa. Guru meminta setiap siswa kelompok A menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal didalam kartu yang dipegangnya.
bb. Guru meminta setiap siswa dari kelompok B juga menganalisis
soal atas jawaban pada kartu yang dipegangnya.
cc. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang sesuai
dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.
dd. Guru meminta masing-masing siswa dari kelompok A
menyebutkan soal pada kartu yang dibawanya dan kelompok B
menjawab soal tersebut.
ee. Kartu dikumpulkan
ff. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya.
gg. Untuk babak selanjutnya siswa diberi kartu yang berbeda
,kelompok A mendapat kartu jawaban dan kelompok B
mendapat kartu soal
hh. Guru meminta setiap siswa kelompok B menganalisis untuk
menemukan jawaban atas soal didalam kartu yang dipegangnya.
ii. Guru meminta setiap siswa dari kelompok A menganalisis soal
atas jawaban pada kartu yang dipegangnya.
117
jj. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang mereka pegang sesuai
dengan jawaban yang telah mereka kerjakan.
kk. Guru meminta masing-masing siswa dari kelompok B
menyebutkan soal pada kartu yang dibawanya dan kelompok A
menjawab soal tersebut.
ll. Kartu dikumpulkan
mm. Guru mengumumkan nama-nama siswa yang aktif dalam
semua aspek.
nn. Guru meminta setiap siswa yang disebut namanya oleg guru
maju kedepan.
oo. Guru memberi reward atau hadiah berupa bolpoin kepada siswa
yang aktif dalam semua aspek.
pp. Guru memberikan lembar soal pada siswa.
qq. Setelah semua siswa selesai , lembar soal dikumpulkan kepada
guru.
6. Kegiatan Akhir
d. Guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi
yang sudah dipelajari.
e. Guru memberi tahu mengenai materi apa yang akan dipelajari di
pertemuan selanjutnya.
f. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca do‟a
dan mengucapkan salam.
P. Penilaian
Tes Tertulis : Skor
Dinilai dengan angka ( skoring )
Menyelesaikan soal pecahan biasa yang diubah menjadi pecahan
desimal dan persen dalam lembar kerja siswa
Jumlah soal : 20butir
Skor maksimal : 100
Skor setiap jawaban : 5
Salatiga, 13 April 2018
118
Menyetujui,
Kepala Madrasah
Asa Anfaida Maslina, S.Pd
................................................
NIP.
Mengetahui,
Guru Matematika
Febrina Yuani Pamelang, S.Pd
...............................................
NIP.
Observer,
Tika Laraswati, S.Pd
................................................
NIP.
Peneliti,
Niesaa Fadlilah Yusuf
...............................................
Nim. 115-14-131
119
LEMBAR KERJA SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
LATIHAN
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar dan tepat !
1. Tentukan bentuk desimal dari pecahan berikut.
a.
= .....
b.
= .....
c.
= .....
d.
= .....
e.
= .....
2. Tentukan pecahan biasa dari bentuk desimal berikut.
a. 0,6 = .....
b. 0,8 = .....
c. O,45 = .....
d. 0,70 = .....
e. O,125 = .....
3. Tentukan bentuk persen dari pecahan berikut.
a.
= .....
b.
= .....
c.
= .....
d.
= .....
e.
= .....
120
4. Tentukan bentuk pecahan paling sederhana dari bentuk persen
berikut.
a. 25% = .....
b. 40% = .....
c. 65% = .....
d. 72% = .....
e. 75% = .....
121
LEMBAR KERJA SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar dan tepat !
A. Ubahlah pecahan biasa berikut ini menjadi persen !
1.
=
x
=
= ..... %
2.
=
x
=
= ..... %
3.
=
x
=
= ..... %
4.
=
x
=
= ..... %
5.
=
x
=
= ..... %
B. Ubahlah bentuk persen berikut ini menjadi bentuk pecahan biasa
!
1. 75 % =
:
=
2. 20 % =
:
=
3. 10 % =
:
=
4. 25 % =
:
=
5. 30 % =
:
=
122
C. Ubahlah pecahan biasa berikut ini menjadi bentuk desimal !
1.
= .....
2.
= .....
3.
= .....
4.
= .....
5.
= .....
D. Ubahlah bentuk desimal berikut ini menjadi pecahan biasa !
1. 0,5 = .....
2. 0,7 = .....
3. 0,65 = .....
4. 1,3 = .....
5. 6,189 = .....
123
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
sekali
1. Antusias siswa dalam mengikuti
KBM
2. Keaktifan siswa dalam bertanya
3. Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
4. Keaktifan siswa dalam
menjodohkan kartu tanya jawab
5. Ketelitian siswa dalam
menjodohkan kartu tanya jawab
124
Lembar Observasi Siswa Siklus II
No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
sekali
1. Antusias siswa dalam mengikuti
KBM
2. Keaktifan siswa dalam bertanya
3. Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
4. Keaktifan siswa dalam
menjodohkan kartu tanya jawab
5. Ketelitian siswa dalam
menjodohkan kartu tanya jawab
Kolaborator
Niesaa Fadlilah Yusuf
NIM : 115-14-131
125
Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
1. Kesesuaian RPP
2. Penyampaian materi yang jelas
3. Penggunaan waktu sesuai rencana
4. Penggunaan metode
5. Perhatian terhadap peserta didik
6. Memberi motivasi pada peserta
didik
Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Kegiatan / aspek yang diamati Keterangan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
1. Kesesuaian RPP
2. Penyampaian materi yang jelas
3. Penggunaan waktu sesuai rencana
4. Penggunaan metode
126
5. Perhatian terhadap peserta didik
6. Memberi motivasi pada peserta
didik
Kolaborator
Niesaa Fadlilah Yusuf
NIM : 115-14-131
127
DOKUMENTASI
Foto Pra Siklus
Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
Peneliti membagikan soal post test kepada siswa
128
Kegiatan Belajar Siklus I
Guru membagikan soal pre test kepada siswa
Guru menjelaskan materi mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen.
129
Guru membagikan kartu soal jawab kepada siswa
Guru membagikan kartu soal jawab kepada siswa
130
Masing-masing siswa menulis soal dan jawaban di papan tulis
Siswa mengerjakan soal post test
131
Kegiatan Belajar Siklus II
Siswa mengerjakan pre test
Guru menunjuk siswa yang nilainya belum mencapai KKM untuk mengerjakan soal
di papan tulis
132
Masing-masing siswa mencari pasangan dari kartu yang dibawanya
Siswa mendapatkan pasangan dari kartu yang dibawanya
133
Masing-masing siswa mencari pasangan dari kartu yang dibawanya
Foto bersama kolaborator, siswa dan peneliti
134
135
136
137
138
SATUAN KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Niesaa Fadlilah Y Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah
Nim : 115-14-131 Dosen Pembimbing Akademik : Eva
Palupi, S.Psi
N No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1 Sertifikat OPAK STAIN
SALATIGA 2014 oleh Dema
18–19 Agustus
2014
Peserta 3
2 Sertifikat OPAK TARBIYAH
2014 oleh HMJ Tarbiyah
20–21 Agustus
2014
Peserta 3
3 Setifikat ODK “Pemahaman Islam
Rahmatan Lil „Alamin Sebagai
Langkah Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter” oleh
LDK Darul Amal & Itaqqo
21 Agustus 2014 Peserta 2
4 Sertifikat seminar “Dengan AMT
Semangat Menyongsong Prestasi”
oleh CEC dan JQH STAIN
SALATIGA
23 Agustus 2014 Peserta 2
5 Sertifikat Pengakraban Mahasiswa
Baru PGMI
27 Agustus 2014 Peserta 2
6 Sertifikat Library User Education
oleh UPT Perpustakaan
28 Agustus 2014 Peserta 2
7 Sertifikat Workshop
Entrepreneurship “Optimalisasi
Peran Mahasiswa dalam
Berwirausaha untuk Kemajuan
13-14 September
2014
Peserta 2
139
Perekonomian Indonesia” oleh
KSEI
8 Sertifikat Talk Show “Ciptakan
Karakter Mahasiswa Religius dan
Berakhlak Mulia” oleh Al-
Khidmah Kampus
19 September 2014 Peserta 2
9 Sertifikat PLCPP oleh Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi
26–29 September
2014
Peserta 6
10 Sertifikat Seminar Nasional
Entrepreneurship oleh Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi
16 November 2014 Peserta 8
11 Sertifikat seminar “Mempertegas
Peran Pendidikan dalam
Mencerahkan Masa Depan Anak
Bangsa” oleh HMI
19 November 2014 Peserta 2
12 Sertifikat Seminar Nasional
“Penguatan Wawasan Kebangsaan
dan Nasional” oleh Dema
28 April 2016 Peserta 8
13 Sertifikat Dialog Interaktif “Peran
UU Sisdiknas dan Permendikbud
Dalam Penerapan Kurikulum
2013” oleh Senat
02 Mei 2016 Peserta 2
14 Sertifikat Seminar Nasional
“Esensi Dakwah Kontemporer”
oleh LDK
21 Mei 2016 Pesera 8
15 Sertifikat Seminar Nasional
“Khilafah; Tinjauan Akidah dan
Syariah”
25 Mei 2016 Peserta 8
16 Sertifikat Seminar Nasional
“Indonesia Budayaku Indonesia
02 Juni 2016 Peserta 8
140
Warisanku” oleh HMJ
17 Sertifikat Latihan Kader Dasar
(LDK) Angkatan I oleh Fatayat
NU cabang Salatiga
8-9 Oktober 2016 Peserta 3
18 Sertifikat Seminar Nasional dan
Launching majalah LPM
Dinamika oleh LPM Dinamika
04 Maret 2017 Peserta 8
19 Sertifikat Seminar Internasional
“Menjadi Mobilepreneur Dalam
Era E-commerce” oleh Country
Director
25 April 2017 Peserta 8
20 Sertifikat Terapi Hati “Menjemput
Kebahagiaan dalam Cinta dan
Syukur” oleh PIK SAHAJASA
20 Mei 2017 Peserta 2
21 Setifikat Jalan Sehat Semarak
Festifal Hari Jadi PGMI ke 10
oleh HMJ
15 November 2017 Peserta 2
22 Sertifikat Acara Sosialisasi
Kepemimpinan Manajemen
Organisasi (KMO)
11 Febuari 2018 Panitia 4
23 Sertifikat Acara Pengajian Akbar
Dalam Rangka Perpisahan KKN
IAIN Salatiga
18 Febuari 2018 Panitia 4
141
24 Sertifikat Sosialisasi Prinsip-
prinsip Pemahaman Perkoperasian
oleh Dinas Koperasi UKM Kota
Salatiga
30 Agustus 2018 Peserta 2
Jumlah 101
Salatiga, 03 September 2018
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan
Dr. Fatchurrohman, S. Ag., M.Pd
NIP. 19710309 200003 1 001
Narahubung: 082226188883 (VIKTOR)
142
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Niesaa Fadlilah Yusuf
NIM : 115-14-131
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 15 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Argotunggal, RT 03/RW 07, Ledok, Kec. Argomulyo,
Kel. Ledok, Salatiga.
Riwayat Pendidikan : SDN 01 Salatiga, Lulus Tahun 2008
MTsN Salatiga, Lulus Tahun 2011
SMA Islam Plus Bina Insani, Lulus Tahun 2014