efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk …

19
EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK PASIEN PENGGUNA ASKES – JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO, JAKARTA Annarizky Putri, Eva Andayani Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai keefektivitasan pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan kesehatan rawat inap di RSUD Pasar Rebo sudah berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan – tujuan yang hendak dicapai program JAMKESMAS. Meskipun demikian, masih diperlukan perbaikan pada beberapa aspek terkait seperti aspek kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap agar dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan rawat inap. Kata Kunci : Efektivitas; Pelayanan Publik; Pelayanan Kesehatan; JAMKESMAS ABSTRACT This undergraduate thesis is studying about the effectiveness of inpatient health services for patients on health insurance – JAMKESMAS at Pasar Rebo Regional General Hospital, Jakarta. This research is a quantitative research with descriptive design. The result of this research declared that the inpatient health services at Pasar Rebo Hospital is already operating effectively in accordance with the goals that JAMKESMAS programs should be achieved. Even so, it still need an improvements on some aspects such as the presence of specialist doctors, doctors visiting schedule, patient comfort, strategic hospital location from patient’s house, loading costs, and administrative inpatient process in order to continuously improve the inpatient health services. Keywords: Effectiveness; Public Services; Health Services; JAMKESMAS. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan atau hak masyarakat sebagai warga negara. Terdapat berbagai macam pelayanan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat ditemukan di rumah sakit yang menyediakan pelayanan kesehatan untuk rawat inap. Pelayanan rawat inap di rumah sakit telah dikenal luas sebagai suatu layanan yang paling menghabiskan biaya besar. Hal ini disebabkan dalam pelayanan rawar inap terdapat biaya-biaya tambahan seperti biaya akomodasi, visite dokter, konsultasi per harinya, biaya obat-obatan, dan rujukan tambahan. Hal tersebut menjadi Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK PASIEN PENGGUNA ASKES – JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO, JAKARTA

Annarizky Putri, Eva Andayani Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Indonesia

ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai keefektivitasan pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan kesehatan rawat inap di RSUD Pasar Rebo sudah berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan – tujuan yang hendak dicapai program JAMKESMAS. Meskipun demikian, masih diperlukan perbaikan pada beberapa aspek terkait seperti aspek kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap agar dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan rawat inap. Kata Kunci : Efektivitas; Pelayanan Publik; Pelayanan Kesehatan; JAMKESMAS

ABSTRACT This undergraduate thesis is studying about the effectiveness of inpatient health services for patients on health insurance – JAMKESMAS at Pasar Rebo Regional General Hospital, Jakarta. This research is a quantitative research with descriptive design. The result of this research declared that the inpatient health services at Pasar Rebo Hospital is already operating effectively in accordance with the goals that JAMKESMAS programs should be achieved. Even so, it still need an improvements on some aspects such as the presence of specialist doctors, doctors visiting schedule, patient comfort, strategic hospital location from patient’s house, loading costs, and administrative inpatient process in order to continuously improve the inpatient health services. Keywords: Effectiveness; Public Services; Health Services; JAMKESMAS. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan atau hak

masyarakat sebagai warga negara. Terdapat berbagai macam pelayanan, salah satunya adalah

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat ditemukan di rumah sakit yang menyediakan

pelayanan kesehatan untuk rawat inap. Pelayanan rawat inap di rumah sakit telah dikenal luas

sebagai suatu layanan yang paling menghabiskan biaya besar. Hal ini disebabkan dalam

pelayanan rawar inap terdapat biaya-biaya tambahan seperti biaya akomodasi, visite dokter,

konsultasi per harinya, biaya obat-obatan, dan rujukan tambahan. Hal tersebut menjadi

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 2: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

persoalan tersendiri bagi masyarakat yang berasal dari kalangan kurang mampu. Masyarakat

yang berasal dari kalangan kurang mampu ini akan kesulitan dalam membiayai pelayanan

rawat inap yang diperlukan. Padahal masyarakat tersebut sangat rentan terkena penyakit,

khususnya penyakit yang membutuhkan perawatan khusus (rawat inap). Hal itu diperkuat

dengan data empiris yang dikemukakan oleh Departemen kesehatan

(http://www.ppjk.depkes.go.id). Data tersebut mengatakan bahwa kemiskinan mempengaruhi

kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit karena

mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan kurang,

perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman buruk, dan biaya kesehatan tidak tersedia.

Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

kurang mampu adalah dengan mengeluarkan kartu ASKES - JAMKESMAS. Program ini

kemudian dikembangkan dengan adanya jaminan persalinan yang memberi pelayanan kepada

seluruh ibu hamil yang melahirkan dan jaminan pelayanan pengobatan pada penderita

thalassaemia mayor yang diberikan kepada pasien yang telah ditegakkan diagnosis secara

pasti sebagai penderita thalassaemia mayor (www.jdih.bpk.go.id). Terdapat beberapa rumah

sakit yang menangani pasien JAMKESMAS. Dalam laporan penyelenggaraan pemerintahan

daerah DKI Jakarta akhir masa jabatan tahun 2007 – 2012, terdapat dua Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) yang ada di wilayah Jakarta Timur yaitu RSUD Budi Asih dan RSUD Pasar

Rebo. Berdasarkan data rekapitulasi laporan pertanggungjawaban dana luncuran

JAMKESMAS 2012 (November 2012), RSUD Pasar Rebo tercatat lebih banyak mendapat

saluran dana JAMKESMAS sebanyak Rp.4.902.796.000,- dibandingkan dengan RSUD Budi

Asih yang hanya mendapat Rp.1.008.788.000,-. Dari dana tersebut RSUD Pasar Rebo telah

melaporkan setidaknya Rp.4.073.361.791,-.

Pelayanan kesehatan rawat inap yang dilakukan oleh RSUD Pasar Rebo melalui program

ASKES-JAMKESMAS ini merupakan salah satu jenis pelayanan publik. Hal ini disebabkan

pada pelayanan kesehatan tersebut terdapat kepentingan umum dalam masyarakat yang

dilayani (pasien rawat inap). Kepentingan umum yang ada dalam masyarakat tersebut

merupakan sasaran utama dari penyelenggaraan suatu pelayanan publik. Pencapaian sasaran

tersebut lah yang dinamakan Efektivitas. Departemen Kesehatan RI pada tahun 1993

mengemukakan bahwa kondisi yang menunjukkan masalah keefektifitasan dalam Rumah

Sakit adalah adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pengguna pelayanan (Harmiati,

2011). Memandang hal tersebut, terdapat beberapa keluhan dalam pelayanan JAMKESMAS,

seperti masih adanya peserta JAMKESMAS yang dikenakan iuran biaya dalam mendapatkan

obat atau alat medis habis Pakai (AMHP). Hal tersebut dikemukakan dalam laporan hasil

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 3: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

BPK pada tanggal 19 Maret 2013 (http://nasional.kontan.co.id). Keadaan serupa dapat terlihat

dari hasil penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap program JAMKESMAS.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa masih terdapat peserta yang mengeluarkan biaya

pengobatan dan kepesetaan JAMKESMAS masih belum sempurna sehingga menggangu

proses administrasinya (http://megapolitan.kompas.com).

B. Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti

mengidentifikasi permasalahan mengenai “Bagaimana efektivitas pelayanan kesehatan rawat

inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelayanan kesehatan rawat

inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta.

II. TINJAUAN TEORITIS

Menurut James L. Gibson, efektivitas adalah pencapaian sasaran dari upaya bersama

(Pasolong, 2007: 4). Menurut H. Emerson, efektivitas adalah pengukuran dalam arti

tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Hikmawati, 2009: 41-42).

Efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap merupakan efektivitas dalam bidang jasa yang

berorientasi pada kepentingan publik. Penelitian ini didasarkan pada salah satu diantara empat

model yang dikemukakan oleh Ricky W. Griffin. Keempat metode tersebut adalah pendekatan

sumber sistem, pendekatan tujuan, pendekatan proses internal, dan pendekatan strategis

konstituensi (Griffin, 1990: 101-102). Penelitian ini akan menggunakan model Pendekatan

Tujuan. Hal ini disebabkan pendekatan tersebut dianggap mampu merepresentasikan

efektivitas karena efektivitas merupakan pengukuran pencapaian sasaran atau tujuan yang

telah ditentukan. Pemilihan pendekatan tujuan ini diperkuat oleh perbandingan pendekatan-

pendekatan efektivitas yang dikemukakan oleh Steven P. Robbins (Robbins, 1994: 84).

Contohnya seperti pada saat Robbins mengatakan bahwa pendekatan konstituensi strategis

melakukan pengukuran yang paling tidak mencakup keinginan semua konstituensi strategis

terpenuhi. Hal tersebut akan sulit tercapai karena konstituensi strategis terdiri dari pemilik,

pegawai, pelanggan, pemasok, kreditur, serikat buruh, pejabat masyarakat lokal, beserta

lembaga pemerintahan yang memiliki keinginan yang berbeda-beda antara satu dengan yang

lainnya.

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 4: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Dalam melakukan pengukuran efektivitas dengan pendekatan tujuan, penelitian ini

menggunakan dimensi yang dikemukakan oleh Azrul Azwar mengenai syarat-syarat utama

pencapaian tujuan. Dimensi ini terdiri dari 8 dimensi yaitu tersedia, wajar, berkesinambungan,

dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu (Azwar,1996: 1). Hal ini

sebagai upaya agar semakin tercermin bahwa penelitian ini menyoroti pelayanan kesehatan

rawat inap, maka indikator diambil dari beberapa poin rawat inap yang relevan dengan

penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mencoba

menemukan suatu pemahaman akan interpretasi atau makna terhadap suatu gejala. Penelitian

ini mendasarkan pada suatu teori yang kemudian dituangkan dalam suatu operasional konsep

sebagai acuan penelitian. Fokus yang akan diteliti adalah efektivitas pelayanan kesehatan

rawat inap.

Jenis penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tiga bagian, yaitu tujuan, manfaat, dan

waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah lebih menggambarkan fenomena sosial yang terjadi.

fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan

dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. Manfaat penelitian

ini termasuk ke dalam penelitian murni. Hal tersebut disebabkan penelitian mengenai

efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien ASKES JAMKESMAS di RSUD

Pasar Rebo, Jakarta ini berorientasi akademis dan berusaha menjelaskan pengetahuan

mengenai kehidupan sosial dengan cara menganalisis efektivitasnya. Dilihat dari jenis

penelitian berdasarkan waktu, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian cross

sectional.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data kuantitatif yang

digunakan dalam dua studi yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Studi lapangan

penelitian ini dilakukan dengan metode survey melalui instrumen berupa kuesioner. Penelitian

ini juga melakukan wawancara singkat kepada pihak terkait seperti responden dan petugas

kesehatan guna mendapat data pendukung dan memperjelas data yang telah didapatkan dari

kuesioner. Untuk studi kepustakaan, penelitian ini mengumpulkan data-data rumah sakit

beserta pedoman dan peraturan yang digunakan untuk memperkuat data yang didapat dari

hasil pengisian kuesioner.

Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berada di RSUD Pasar Rebo,

Jakarta. Namun, tidak semua pasien rawat inap tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian,

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 5: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

melainkan hanya pasien rawat inap yang menggunakan ASKES-JAMKESMAS. Penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Total sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang meliputi keseluruhan unsur populasi (Sarwono, 2010: 36). Dengan

demikian, sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap JAMKESMAS di RSUD

Pasar Rebo selama periode 11 Mei 2013 – 11 Juni 2013 khusus ruangan Melati (701),

Cempaka (503), serta Delima (303 dan 304). Dari 161 orang pasien, total responden yang

didapat berjumlah 112 orang. Hal ini disebabkan kendala terbesar dimana reponden dalam

penelitian ini adalah pasien yang sedang sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Hal ini

membuat beberapa dari responden tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner penelitian.

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dengan jenis

ukuran pemusatan (Central Tendency). Skala yang digunakan adalah skala Likert yang

merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok

orang tentang suatu gejala (Djaali dan Muljono, 2007). Bentuk jawaban penelitian ini berupa

sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Untuk menentukan nilai range kelas untuk setiap kategori, digunakan rumus panjang

interval, sebagai berikut (Supranto, 2000 : 64) :

Keterangan:

C = perkiraan besarnya kelas

k = banyaknya kelas

Xn = Nilai observasi terbesar

X1 = Nilai observasi terkecil

Dengan demikian, untuk perhitungan hasil akhir penelitian ini, terdapat tiga kategori yang

digunakan yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif. Ketiga kategori ini ditentukan dengan

range, sebagai berikut :

C = (135-27) : 3 = 36

C =

27 – 62 : Tidak Efektif

63 – 98 : Cukup Efektif

99 – 135 : Efektif

C = (Xn – X1)

k

 

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 6: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

IV. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini terdiri dari terdiri dari dua tahapan yaitu analisis mengenai identitas

responden yang berisi tentang jenis kelamin, usia, lama hari di rawat, serta penyakit yang

diderita. Bagian kedua adalah analisis efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap. Dalam

analisis ini terdapat delapan dimensi yaitu tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima,

dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu. Kedelapan dimensi ini merupakan upaya

untuk mengambarkan efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien ASKES –

JAMKESMAS melalui pendekatan tujuannya.

A. Identitas Responden

Dari 112 responden, didapatkan bahwa 95,5% pasien berjenis kelamin perempuan. Hal ini

disebabkan pelayanan Jamkesmas untuk rawat inap di RSUD Pasar Rebo lebih banyak berasal

dari Pasien yang menjalani persalinan. Untuk kategori usia pasien dapat dikatakan bahwa

pasien terbanyak adalah berumur 21 – 32 tahun dengan jumlah 61 orang. Pada kategori

lamanya hari rawat pasien, mayoritas responden menjawab kurang dari 3 hari dengan

presentase 72,3%. Mayoritas responden merupakan pasien melahirkan yaitu sebesar 82,1%.

B. Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

Bagian ini merupakan tampilan hasil yang didapat dari kedelapan dimensi yang digunakan

untuk menggambarkan efektivitas pelayanan rawat inap untuk pasien ASKES –

JAMKESMAS melalui pendekatan tujuan. Kategorisasi akan dihitung setiap dimensi yang

disesuaikan dengan jumlah indikator yang diuji pada setiap dimensi. Perhitungan kategori ini

dilakukan dengan menggunakan rumus Supranto (2000).

a) Kategorisasi Untuk Dimensi Tersedia:

C =

5 – 11 : Tidak Efektif

12 - 18 : Cukup Efektif

19 – 25 : Efektif

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 7: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Tabel 1 Frekuensi Dimensi Tersedia

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Kelengkapan Obat-

Obatan Selama

Menjalani Perawatan

16

(14,3%)

80

(71,4%)

14

(12,5%)

2

(1,8%)

0

(0%)

Kehadiran Dokter

Spesialis Pada Saat

Dibutuhkan

20

(17,9%)

62

(55,4%)

18

(16,1%)

12

(10,7%)

0

(0%)

Fasilitas Memadai 17

(15%)

70

(62,5%)

15

(13,4%)

6

(5,4%)

4

(3,6%)

Kelengkapan Alat

Pengobatan

21

(18,8%)

83

(74,1%)

6

(5,4%)

2

(1,8%)

0

(0%)

Catatan Medis yang

Lengkap

26

(23,2%)

81

(72,3%)

3

(2,7%)

1

(0,9%)

1

(0.9%)

Total 100 376 56 23 5

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap dimensi Tersedia, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar jawaban responden berada pada pilihan Setuju dengan hasil total 376

dan total nilai modus 20. Hal ini berarti dimensi ketersediaan telah dilakukan secara efektif di

unit rawat inap RSUD Pasar Rebo, Jakarta. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kelima

indikator, antara lain:

1. Obat-obatan untuk pasien rawat inap sudah tersedia dengan lengkap.

2. Dokter - dokter spesialis yang ditugaskan untuk menangani pasien tersebut hadir pada saat

dibutuhkan seperti operasi dan beberapa pemeriksaan khusus. Meskipun begitu, masih

terdapat beberapa pasien yang mengakui bahwa mereka belum bertemu dengan dokter

spesialis atau hanya pernah bertemu pada saat pemeriksaan awal.

3. Fasilitas rawat inap khususnya untuk kelas III pasien JAMKESMAS ini sudah lengkap,

seperti laci kecil, tempat tidur, serta keranjang bayi (untuk pasien melahirkan).

4. Tidak ada kesulitan dalam mendapatkan alat-alat pengobatan yang dibutuhkan karena

alat-alat tersebut sudah tersedia dengan lengkap di unit rawat inap RSUD Pasar Rebo

5. Pasien memiliki catatan medis yang lengkap sehingga dokter serta pasien secara pribadi

sendiri tidak kesulitan dalam mengetahui kondisi pasien terkini.

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 8: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

b) Kategorisasi Untuk Dimensi Wajar:

C =

3 – 6 : Tidak Efektif

7 – 10 : Cukup Efektif

11 – 15 : Efektif

Tabel 2 Frekuensi Dimensi Wajar

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Kesesuaian Prosedur

Pelayanan Kesehatan

dengan

Pelaksanaannya

30

(26,8%)

68

(60,7%)

11

(9,8%)

3

(2,7%)

0

(0%)

Perlakuan yang Sama

dari Petugas

Kesehatan Kepada

Pasien

67

(59,8%)

32

(28,6%)

9

(8,0%)

3

(2,7%)

1

(0,9%)

Pelayanan yang

Layak Untuk Seluruh

Pasien

32

(28%)

66

(58%)

11

(9,8%)

3

(2,7%)

0

(0%)

Total 129 166 31 9 1

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap dimensi pelayanan yang Wajar didapatkan

bahwa mayoritas jawaban responden dari 3 indikator yang berada di dalam dimensi ini adalah

setuju dengan jumlah jawaban sebesar 166. Total nilai modus yang didapat yaitu 13,

menunjukan bahwa pelayanan rawat inap yang wajar sudah berjalan dengan efektif. Hal ini

dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain:

1. Pelayanan kesehatan rawat inap telah dilakukan sesuai dengan prosedurnya.

2. Petugas kesehatan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada sesama pasien

JAMKESMAS dimana para petugas kesehatan (khususnya perawat rawat inap) bersikap

ramah dan baik hati terhadap semua pasien di ruangan tempat mereka di rawat.

3. Pelayanan yang diberikan sudah layak bagi pasien rawat inap.

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 9: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

c) Kategorisasi Untuk Dimensi Berkesinambungan:

C =

4 – 9 : Tidak Efektif

10 – 15 : Cukup Efektif

16 - 20 : Efektif

Tabel 3 Frekuensi Dimensi Berkesinambungan

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Kunjungan Dokter

Penanggung Jawab

Secara Rutin

28

(25%)

43

(38,4%)

28

(25%)

11

(9,8%)

2

(1,8%)

Pengecekkan Dosis

Obat yang Diberikan

Secara Rutin

47

(42%)

62

(55,4%)

1

(9%)

2

(1,8%)

0

(0%)

Pemeriksaan Rutin

Dilakukan Oleh

Petugas Kesehatan

55

(49,1%)

55

(49,1%)

2

(1,8%)

0

(0%)

0

(0%)

Pemberian Semangat

dan Pesan Kesehatan

Dari Petugas

Kesehatan

53

(47%)

49

(43,8)

6

(5,4%)

4

(3,6%)

0

(0%)

Total 183 209 37 17 2

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa mayoritas menjawab

setuju terhadap setiap indikator yang terdapat di dalam dimensi berkesinambungan dengan

jumlah 209. Selain itu jumlah total nilai modus 16/17 menunjukan bahwa pelayanan rawat

inap di RSUD Pasar Rebo yang berkesinambungan sudah berjalan dengan efektif. Hal ini

dapat terlihat dari hasil dari keempat indikator, antara lain:

1. Kunjungan dokter penanggung jawab pasien dilakukan secara rutin. Akan tetapi, jumlah

pasien yang menjawab netral cukup signifikan. Hal ini disebabkan pada saat mengisi

kuesioner beberapa dari pasien merasa belum mendapatkan kunjungan, tetapi pasien yakin

dikarenakan hari libur atau pasien baru menempati ruang rawat inap. Adapun responden

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 10: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

yang mengakui bahwa mereka belum mendapat kunjungan dari dokter penanggungjawab.

Petugas kesehatan memberi alasan bahwa beberapa dokter sudah memantau

perkembangan pasien melalui komunikasi dengan perawat via telepon.

2. Petugas kesehatan secara rutin melakukan pengecekkan obat yang diberikan kepada

pasien seperti infus dan obat-obatan habis pakai lainnya.

3. Petugas kesehatan yang bertugas telah secara rutin melakukan pemeriksaan kepada pasien.

Pemeriksaan tersebut dapat berupa pengecekkan tensi dan ambil darah. Selain itu, terdapat

pengecekkan berkala untuk bayi dalam kandungan. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap

pergantian shift perawat.

4. Petugas kesehatan memberikan semangat dan pesan-pesan yang membantu kesembuhan

pasien.

d) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Diterima:

C =

3 – 6 : Tidak Efektif

7 – 10 : Cukup Efektif

11 – 15 : Efektif

Tabel 4 Frekuensi Dimensi Dapat Diterima

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Kenyamanan Pasien

Selama Berada di

Ruang Rawat Inap

35

(31,3%)

54

(48%)

12

(10,7%)

11

(9,8%)

0

(0%)

Kelancaran Interaksi

Antara Petugas

Kesehatan dengan

Pasien

41

(36,6%)

63

(56%)

7

(6,3%)

1

(0,9%)

0

(0%)

Pemberian Penjelasan

pada Saat Melakukan

Tindakan Kepada

Pasien

50

(44,6%)

49

(43,8%)

6

(5,4%)

6

(5,4%)

1

(0,9%)

Total 126 166 25 18 1

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 11: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Berdasarkan hasil jawaban terbanyak dari responden untuk dimensi Dapat Diterima yaitu

jawaban setuju dan jumlah total nilai modus dimensi ini yaitu 13 maka pelayanan kesehatan

rawat inap yang dapat diterima ini sudah berjalan dengan efektif di antara pasien-pasiennya.

Hal ini dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain:

1. Kenyaman pasien selama berada di ruang rawat inap sudah baik. Meskipun begitu,

terdapat beberapa pasien yang tidak sependapat dengan hal tersebut. Berdasarkan

pengakuan beberapa pasien pada saat mengisi kuesioner, ketidaknyamanan tersebut dapat

berasal dari panasnya ruang rawat inap serta sering terjadi kebisingan pada saat jam

besuk.

2. Hubungan berupa interaksi yang dilakukan petugas kesehatan pada saat menangani

pasien, baik secara medis maupun secara mental berjalan dengan lancar.

3. Petugas kesehatan selalu memberikan penjelasan pada saat melakukan tindakan baik

medis maupun non medis kepada pasien seperti penggunaan obat, pengambilan darah,

atau pun pengecekan obat selama berada di ruang rawat inap.

e) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Dicapai:

C =

2 – 4 : Tidak Efektif

5 – 7 : Cukup Efektif

8 – 10 : Efektif

Tabel 5 Frekuensi Dimensi Dapat Dicapai

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Kestrategisan Lokasi

RSUD dengan

Tempat tinggal

25

(22,3%)

52

(46%)

10

(8,9%)

21

(18,8%)

4

(3,6%)

Akses antar Ruang

Rawat Inap dengan

Ruang Pendukung

Tidak Jauh

25

(22,3%)

67

(59,8%)

12

(10,7%)

8

(7,1%)

0

(0%)

Total 50 119 22 29 4

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 12: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Berdasarkan jawaban terbanyak responden untuk dimensi Dapat Dicapai yaitu setuju dan

dengan melihat total nilai modus dari dimensi ini yaitu 8, maka dapat disimpulkan dimensi ini

termasuk ke dalam kategori efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kedua indikator,

antara lain:

1. Letak RSUD Pasar Rebo sudah strategis yang berarti rumah sakit ini terletak tidak jauh

dari pasien serta banyak akses jalanan yang mempermudah mereka dalam menuju rumah

sakit ini. Meskipun begitu, masih banyak pasien yang tidak setuju terhadap kestrategisan

rumah sakit ini. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh rujukan pasien dari

puskesmas atau rumah sakit luar daerah jakarta.

2. Akses antara ruang rawat inap dengan ruang pendukung seperti ruang perawat, apotik, dan

ruang operasi tidak jauh. Hal ini berarti tidak membutuhkan waktu yang lama bagi

petugas-petugas kesehatan dapat mengontrol pasien setiap saat serta mendapatkan

penanganan langsung.

f) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Dijangkau:

C =

2 – 4 : Tidak Efektif

5 – 7 : Cukup Efektif

8 – 10 : Efektif

Tabel 6 Frekuensi Dimensi Dapat Dijangkau

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Kesesuaian Biaya

yang Ditanggung

oleh Program

JAMKESMAS

31

(27,7%)

62

(55,4%)

14

(12,5%)

5

(4,5%)

0

(0%)

Tidak Dikenakan

Pembebanan Biaya

Tambahan Untuk

Pasien

JAMKESMAS

40

(35,7%)

33

(29,5%)

16

(14,3%)

21

(18,8%)

2

(1,8%)

Total 71 95 30 26 2

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 13: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Berdasarkan hasil jawaban responden untuk dimensi Dapat Dijangkau, mayoritas jawaban

terbanyak adalah setuju dan nilai total modus dimensi ini adalah 9, maka kondisi tersebut

menunjukan bahwa keterjangkauan biaya ini sudah berjalan dengan efektif. Hal ini didukung

oleh program JAMKESMAS yang membantu masyarakat kurang mampu agar dapat

menerima pelayanan kesehatan yang baik. Kondisi tersebut dapat terlihat dari hasil dari kedua

indikator, antara lain :

1. Biaya yang dicantumkan ke dalam rincian yang akan dibayarkan oleh pemerintah sudah

sesuai dengan yang diterima oleh pasien yang bersangkutan. Beberapa responden memilih

menjawab netral dikarenakan mereka belum mendapatkan konfirmasi terhadap biaya yang

ditanggung.

2. Tidak ada pembebanan biaya tambahan yang dikenakan kepada pasien yang tidak sesuai

dengan prosedur JAMKESMAS. Akan tetapi, masih terdapat beberapa responden yang

dikenakan biaya tambahan seperti masih dikenakannya biaya administrasi sebesar

Rp.150.000,- atau biaya kebutuhan obat yang terlalu mahal.

g) Kategorisasi Untuk Dimensi Efisien:

C =

3 – 6 : Tidak Efektif

7 – 10 : Cukup Efektif

11 – 15 : Efektif

Tabel 7 Frekuensi Dimensi Efisien

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Cepat Tanggap

Petugas dalam

Menangani Pasien

38

(33,9%)

67

(59%)

5

(4,5%)

2

(1,8%)

0

(0%)

Kemudahan dan

Kepraktisan Proses

Administrasi Rawat

Inap

45

(40,2%)

39

(34,8%)

9

(8,0%)

16

(14,3%)

3

(2,7%)

 

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 14: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Obat yang Digunakan

Sesuai Pembiayaan

JAMKESMAS

36

(32,1%)

53

(4,3%)

19

(17,0%)

4

(3,6%)

0

(0%)

Total 119 159 33 22 3

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak dari responden untuk dimensi efisien yaitu setuju

dan dengan melihat total nilai modus mencapai 14, dapat disimpulkan bahwa pelayanan

kesehatan rawat inap ini sudah efektif berjalan secara efisien. Hal ini dapat terlihat dari hasil

dari ketiga indikator, antara lain:

1. Sikap petugas kesehatan cepat tanggap dalam menangani pasiennya

2. Kemudahan dan kepraktisan proses administrasi rawat inap. Berdasarkan pernyataan

pasien pada saat mengisi kuesioner, penanganan dilakukan lebih dulu meskipun surat-

surat yang diperlukan belum memenuhi persyaratan. Hal tersebut tentu saja tergantung

pada tingkat kebutuhan pasien. Meskipun begitu, terdapat beberapa pasien yang tidak

sependapat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap berkas-berkas yang

diperlukan membuat pasien dan keluarganya merasa kerepotan karena diminta terus-

menerus melengkapi berkas yang dibutuhkan.

3. Obat yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan, dimana sebagian besar obat-obatan

yang digunakan merupakan obat generik.

h) Kategorisasi Untuk Dimensi Bermutu:

C =

5 – 11 : Tidak Efektif

12 – 18 : Cukup Efektif

19 - 25 : Efektif

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 15: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Tabel 8 Frekuensi Dimensi Bermutu

Pernyataan Penilaian Responden

SS S N TS STS

Petugas Kesehatan

Terampil dalam

Menangani Pasien

31

(27,7%)

73

(65,2%)

8

(7,1%)

0

(0%)

0

(0%)

Pengetahuan Dokter

dalam Menetapkan

Diagnosis untuk

Pasien

37

(33,0%)

66

(58,9%)

5

(4,5%)

4

(3,6%)

0

(0%)

Kebersihan Fasilitas

Pengobatan di Ruang

Rawat Inap

30

(26,8%)

70

(62,5%)

8

(7,1%)

4

(3,6%)

0

(0%)

Keamanan Tindakan

Medis yang Dilakukan

Petugas Kesehatan

30

(26,8%)

76

(67,9%)

6

(5,4%)

0

(0%)

0

(0%)

Obat-Obatan yang

diberikan berkualitas

baik

29

(25,9%)

68

(60,7%)

14

(12,5%)

1

(0.9%)

0

(0%)

Total 157 353 41 9 0

Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013  

Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak responden pada dimensi bermutu yaitu setuju

serta melihat total nilai modus dimensi ini adalah 20, maka dapat disimpulkan bahwa mutu

dari pelayanan kesehatan di rawat inap sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat terlihat

dari hasil dari kelima indikator, antara lain:

1. Petugas kesehatan rawat inap sudah memiliki tenaga yang terampil dalam menangani

pasien-pasiennya.

2. Dokter mampu menyampaikan diagnosisnya dengan baik kepada para pasien.

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 16: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

3. Ruang rawat inap sudah bersih. Meskipun begitu, terdapat pasien yang memilih tidak

setuju karena berpendapat bahwa kebersihan ruang rawat inap masih kurang dimana

perabotan masih terlihat kotor.

4. Pasien merasa aman terhadap tindakan yang petugas kesehatan lakukan terhadap mereka.

Namun, terdapat beberapa pasien yang memilih untuk netral dalam hal ini. Kondisi

tersebut disebabkan adanya kekhawatiran terhadap mahasiswa perawat yang sedang

melakukan praktik kerja.

5. Pasien menganggap bahwa kualitas obat-obatan yang diberikan kepada mereka sudah baik

seperti tidak menimbulkan efek samping yang dapat mengurangi kesehatan mereka.

V. PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk

pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, dapat terlihat

bahwa pelayanan kesehatan rawat inap untuk Pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS ini

sudah berjalan dengan efektif. Sejalan dengan teori Griffin dan Azwar yang mengukur

efektivitas dengan menggunakan pendekatan tujuan, hasil penelitian ini sudah dapat

menunjukan perwujudan tujuan-tujuan program JAMKESMAS yang diselenggarakan di

RSUD Pasar Rebo. Perwujudan tujuan program tersebut dapat terlihat dari delapan dimensi

yang telah dijabarkan. Kedelapan dimensi tersebut antara lain dimensi tersedia, wajar,

berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu.

Tabel 9 Hasil Analisis Efektivitas Pelayan Kesehatan Rawat Inap

Dimensi Nilai Total Modus Keterangan

Tersedia 20 Efektif

Wajar 13 Efektif

Berkesinambungan 17 Efektif

Dapat Diterima 13 Efektif

Dapat Dicapai 8 Efektif

Dapat Dijangkau 9 Efektif

Efisien 14 Efektif

Bermutu 20 Efektif

Total 114 Efektif

Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2013  

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 17: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

Tujuan program JAMKESMAS dalam meningkatnya akses pelayanan kesehatan terhadap

seluruh masyarakat miskin dapat terlihat dari dimensi tersedia dan dimensi dapat dicapai.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai total dimensi tersedia adalah 20 yang masuk ke

dalam kategori efektif, sedangkan untuk total nilai modus untuk dimensi dapat dicapai adalah

8 yang masuk ke dalam kategori efektif. Hal ini tentu saja didukung oleh lokasi RSUD yang

strategis dan kelengkapan ketersediaan pelayanan yang dibutuhkan seorang pasien.

Tujuan program JAMKESMAS dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien dapat dilihat melalui dimensi bermutu dan

efisien. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa total nilai dimensi bermutu adalah 20. Nilai

tersebut masuk ke dalam kategori efektif. Untuk dimensi efisien, total nilai modus adalah 14

yang masuk ke dalam kategori efektif. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan

kesehatan sudah baik dan efisiensi pelayanan kesehatan berjalan dengan efektif.

Tujuan program JAMKESMAS lainnya yaitu dalam meningkatnya cakupan masyarakat

miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya

dan di Rumah Sakit dapat dilihat dari dimensi wajar, berkesinambungan, dan dapat diterima.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa total nilai dimensi wajar adalah 13 yang masuk ke

dalam kategori efektif. Untuk dimensi berkesinambungan total nilai modus adalah 17. Nilai

tersebut masuk ke dalam kategori efektif. Selain itu, untuk dimensi dapat diterima. Hasil

penelitian ini menunjukan nilai total dimensi ini adalah 13 yang termasuk ke dalam kategori

efektif. Dengan demikian, dengan adanya program JAMKESMAS maka semakin banyak

masyarakat miskin yang mudah mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit karena ada

rujukan dari puskesmas. Pelayanan yang didapatkan merupakan pelayanan yang wajar,

berkesinambungan, serta dapat diterima oleh yang bersangkutan.

Untuk tujuan program JAMKESMAS lainnya seperti terselenggaranya pengelolaan

keuangan yang transparan dan akuntabel dapat terlihat dari dimensi dapat dijangkau.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa total nilai modus dari dimensi dapat

dijangkau adalah 9. Nilai ini termasuk ke dalam kategori efektif. Hal ini tentu saja didukung

oleh kesediaan pihak rumah sakit yang membangun kepercayaan kepada pasien dengan

menginformasikan seluruh biaya perawatan selama dia berada di ruang rawat inap dan

membantu penanggungan biaya tersebut melalui dana dari pihak pemerintah.

Meskipun demikian, kondisi pelayanan efektif ini harus terus ditingkatkan demi

mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh kalangan masyarakat nasional. Dari

27 indikator yang diteliti, terdapat beberapa indikator yang masih memerlukan peningkatan

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 18: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

yaitu indikator-indikator yang memiliki tingkat jawaban negatif (tidak setuju / sangat tidak

setuju) cukup tinggi seperti pada indikator kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter

penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat

tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian analisis yang telah dijelaskan, maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini, sebagai berikut:

“Pelayanan kesehatan rawat inap untuk Pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di

Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo ini sudah berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat

terlihat dari perwujudan tujuan-tujuan program JAMKESMAS yang telah dirasakan oleh

pasien penggunanya. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa aspek yang perlu

ditingkatkan lebih baik yaitu yang berada pada indikator kehadiran dokter spesialis,

kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit

dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya tambahan, serta proses administrasi rawat

inap.”

VII. SARAN

Meskipun pelayanan kesehatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar

Rebo telah dianggap efektif oleh para penggunanya, tetapi masih terdapat hal-hal kecil yang

terkadang luput dari peninjauan. Oleh sebab itu penulis memberi saran-saran sebagai berikut :

1. Melakukan peningkatan terhadap komitmen untuk menjalankan jadwal kunjungan

dokter penanggungjawab dengan tepat waktu dan lamanya waktu kunjungan untuk

setiap pasien.

2. Meningkatkan kehadiran dokter spesialis lain yang terkait sebagai pelayanan

penunjang sesuai dengan kebutuhan pasien.

3. Melakukan peningkatan sarana ruang rawat inap kelas III

4. Melakukan koordinasi dengan PT. ASKES selaku pengelola program JAMKESMAS

agar dapat memberikan akses terbaik terhadap pasien dari luar daerah sehingga dapat

mencapai lokasi Rumah Sakit dengan mudah.

5. Melakukan upaya pemberian informasi secara jelas mengenai ketentuan berkas –

berkas yang dibutuhkan, alur proses administrasi, serta prosedur dalam mendapatkan

pelayanan JAMKESMAS.

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013

Page 19: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK …

6. Melakukan sosialisasi terhadap petugas kesehatan khususnya para dokter dan residen

(calon dokter) untuk memberikan resep sesuai dengan formularium obat yang telah

ditetapkan Peraturan Pemerintah serta menekankan terhadap unit terkait bahwa pasien

JAMKESMAS tidak dikenakan biaya. Selain itu, perlu dilakukan keterbukaan

terhadap peraturan pembiayaan pasien JAMKESMAS yang ditanggung oleh

pemerintah.

VIII. KEPUSTAKAAN

Azwar, Azrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Djaali dan Muljono, Pudji. (2007) Pengukurang Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Grasindo.

Griffin, Ricky W. (1990). Management. Boston: Houghton Mifflin.

Hikmawati, Eny et. all. (2009). Pengkajian Efektivitas Asuransi Kesejahteraan Sosial.

Yogyakarta: B2P3KS Press.

Pasolong, Harbani. (2007). Teori Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P. (2005) Organizational behavior. New Jersey: Education inc.

Sarwono, Jonathan. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah – Kunci sukses dalam menulis

ilmiah. Yogyakarta: ANDI.

Supranto, J. (2000). Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Harmiyati, Ayu Hilfrida. (2011). Mutu Pelayanan di RSUD Ruteng Kabupaten Manggarai

Khususnya Bagian Rawat Inap. http://repository.unhas.ac.id.

Zatnika, Asep Munazat. (2013). Ini dia masalah yang menghantui Jamkesmas.

http://nasional.kontan.co.id.

Enam Masalah dalam Program Jamkesmas. (2009). http://megapolitan.kompas.com.

Pemanfaatan Dana Jamkesmas & Jampersal. http://www.ppjk.depkes.go.id.

Tentang Jaminan Kesehatan. (2013). http://www.ppjk.depkes.go.id.

Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013